bab ii kajian pustaka a. 1. kurikulum 2013 a. pengertian...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kurikulum 2013
a. Pengertian Kurikulum 2013
Dilihat dari sisi sejarah, istilah kurikulum (curriculum) adalah
suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani. Pada awalnya istilah ini
digunakan untuk dunia olah raga, yaitu berupa jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari. Pada masa Yunani dahulu istilah
kurikulum digunakan untuk menunjukkan tahapan-tahapan yang
dilalui atau ditempuh oleh seorang pelari dalam perlombaan lari estafet
yang dikenal dalam dunia atletik. Dalam proses lebih lanjut istilah ini
ternyata mengalami perkembangan, sehingga penggunaan istilah ini
meluas dan merambah kedunia pendidikan (Hamalik, 2010).
Kurikulum 2013 menjadi penyempurnaan kurikulum
Tingkat Satuan pendidikan tahun 2006. UU No. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional yang mengatakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan-
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum sebagai rencana digunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar oleh guru.
Kurikulum sebagai pengaturan tujuan, isi, dan cara
pelaksanaanya digunakan sebagai upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
9
Perubahan kurikulum 2013 berwujud pada : a) kompetensi lulusan,
b) isi, c) proses, dan d) penilaian. Perubahan kurikulum 2013 pada
kompetensi lulusan sesuai dengan Permendikbud No 20 Tahun 2016
tentang Standar Kelulusaan Pendidikan Dasar dan Menengah
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar
proses, standar sarana dan prasarana, standar penilaian dan standar
pengelolaan. Perubahan kurikulum 2013 pada isi sesuai dengan
Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah memuat tentang : a) tingkat kompetensi dan
kompetensi inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu, b)
kompetensi inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan, c) ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata
pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan
Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Perubahan kurikulum 2013 pada proses sesuai dengan
Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah berisi kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan dan pendidikan menengah untuk
mencapai kompetensi lulusan. Perubahan kurikulum 2013 pada
penilaian sesuai dengan Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah berisi mengenai
lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen
10
penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar
penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kurikulum 2013 adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban dunia (Kemendikbud 2013). Dengan
demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa, kurikulum 2013 bertujuan
dapat membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia sebagai
model pembangunan bangsa dan negara Indonesia serta meningkatkan
persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai. Karena sekolah diberikan keleluasaan
untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai kondisi satuan
pendidikan, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.
c. Karakteristik Kurikulum 2013
Setiap kurikulum memiliki karakteristik masing-masing, demikian
halnya Kurikulum 2013 yang dirancang oleh pemerintah. Adapun
11
kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut
( Kemendikbud, 2013) :
1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar
matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari
kurikulum 2013 ini lebih menekankan pada pengembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. Sehingga dapat
menciptakan sumber daya manusia yang dapat mengahadapi
persoalan-persoalan yang menimpa bangsa ini.
12
d. Kurikulum 2013 Revisi
Terjadinya perkembangan pendidikan di Indonesia merupakan
tuntutan yang mau tidak mau tetap dilakukan, berkembangnya
kesadaran semua pihak tentang pendidikan di Indonesia, tentu
melahirkan banyak hal positif, termasuk dengan berlakunya kembali
kurikulum 2013 secara nasional atau seluruh Indonesia mulai tahun
ajaran 2016/2017. Kurikulum 2013 yang diberlakukan secara nasional
pada tahun ajaran atau TA 2016/2017 bukanlah kurikulum 2013 lalu,
melainkan kurikulum 2013 yang telah direvisi oleh Kemendikbud.
Kurikulum 2013 yang lalu dinilai memberatkan kini telah diervisi oleh
Kemendikbud sehingga diharapkan tidak lagi memberatkan dan setiap
sekolah dapat menerapkan kurikulum 2013 revisi pada TA 2016/2017.
Perubahan atau direvisinya kurikulum 2013 tidak merubah
namanya, ada beberapa poin perubahan atau revisi kurikulum 2013
termasuk dalam aspek penilaian yaitu:
1. Nama Kurikulum tidak berubah menjadi Kurikulum Nasional
tetapi menggunakan nama Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang
berlaku secara Nasional
2. Penyederhanaan aspek penilaian siswa oleh guru
Pada kurikulum 2013 yang baru, penilaian aspek sosial dan
keagamaan siswa hanya dilakukan oleh guru PPKn dan guru
pendidikan agama atau budi pekerti.
13
3. Tidak adanya pembatasan pada proses berpikir siswa
Kurikulum 2013 yang baru semua jenjang pendidikan baik SD,
SMP dan SMA dapat belajar tahap memahami sampai
mencipta. Sehingga anak SD pun boleh mencipta walaupun
kadar ciptaannya atau produknya sesuai dengan usianya, hal ini
untuk membiasakan anak berpikir ilmiah sejak SD.
4. Penerapan teori jenjang 5M
Pada kurikulum 2013 yang baru ini, guru dituntut untuk
menerapkan teori yang ada di dalam pembelajarannya,
sehingga guru tidak sekedar berteori saja. Namun dapat
mempraktekannya. Adapun teori jenjang tersebut adalah
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mencipta.
5. Struktur mata pelajaran dan lama belajar di sekolah tidak
diubah.
6. Menggunakan metode pembelajaran aktif
Metode pembelajaran aktif adalah metode yang membuat
siswa menjadi pemeran utama dalam setiap proses
pembelajaran, guru hanya berperan sebagai fasilitator saja.
7. Meningkatkan hubungan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD)
8. Penilaian sikap KI 1 & KI 2 sudah ditiadakan disetiap mata
pelajaran hanya agama dan PPKn namun Kompetensi Inti (KI)
14
tetap dicantumkan dalam penulisan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
9. Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan
dalam bentuk predikat dan deskripsi.
10. Remidial diberikan untuk yang kurang, namun sebelumnya
siswa diberikan pembelajaran ulang. Nilai Remidi inilah yang
dicantumkan dalam hasil ( Kurniasih & Sani, 2016).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 revisi
merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya, dengan sejalan
perekembangan zaman yang menuntut perubahan kurikulum terjadi.
Perubahan kurikulum 2013 tidak mengubah namanya, terdapat 10
perubahan yang menjadi poin dalam kurikulum 2013 revisi, termasuk
perubahan dalam pelaksanaan penilaian.
e. Konsep dan Strategi Penilaian Kurikulum 2013 Revisi
Penilaian merupakan salah satu bagian dari pembelajaran yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran. Menurut Permendikbud No. 23
tentang standar penilaian pendidikan, penilaian hasil belajar peserta
didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada
prinsip-prinsip antara lain: (1) sahih berarti penilaian diambil dari data
yang mencerminkan kemampuan yang diukur. (2) objektif berarti
penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
15
subjektivitas penilai. (3) adil berarti penilaian tidak menguntungkan
atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta
perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat, istiadat, status
sosial, ekonomi dan gender. (4) terpadu berarti penilaian merupakan
salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran. (5) terbuka berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian,
dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan. (6) menyeluruh dan berkesinambungan, berarti
penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau dan menilai
perkembangan kemampuan peserta didik. (7) sistematis berarti
penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku. (8) beracuan kriteria berarti penilaian
didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. (9)
akuntabel berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.
Kurikulum 2013 revisi terdapat tiga ranah yang dinilai yaitu
penilaian sikap dan perilaku ( attitude and behavior pembiasaan dan
pembudayaan), pengetahuan dan keterampilan. Proses penilaian lebih
sederhana, mudah untuk dilakukan bagi guru dan tetap mengutamakan
prinsip dan kaidah penilaian. Penilaian yang dilakukan tidak hanya
penilaian atas pembelajaran (assessment of learning), melainkan juga
penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) dan penilaian
16
sebagai pembelajaran (assement as learning). Sebagai gambarannya
dapat diperhatikan melalui tabel berikut (Kurniasih, 2016) :
Tabel 2.1 Penilaian Untuk, Sebagai dan Atas Pembelajaran
Penilaian Untuk, Sebagai dan Atas Pembelajaran
Diagnostic Assessment Assement for Learning
Penilaian untuk mengetahui kesulitan
belajar siswa sebagai dasar untuk
melakukan perbaikan
Memungkinkan guru menggunakan
informasi kondisi siswa untuk
pembelajaran
Formative Assessment Assessment As Learning
Fokus pada pemantauan untuk
meningkatkan pembelajaran siswa
Memungkinkan siswa untuk
bercermin pada pencapaian dan
kemajuan belajarnya sendiri serta menentukan target belajarnya
Summative Assessment Assessment Of Learning
Menggambarkan capaian yang telah
dicapai terhadap acuan standar
Membantu guru untuk mengukur
capaian siswa terhadap tujuan
kompetensi dan standar yang ada
Instrumen penilaian kurikulum 2013 revisi dalam Peremendikbud No.
23 dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1) Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam
bentuk penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan,
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan
peserta didik.
2) Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan
dalam bentuk penilaian akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah
memenuhi persayaratan substansi, kontruksi, dan bahasa, serta
memiliki bukti validitas empirik.
3) Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam
bentuk UN memenuhi persayaratan substansi, konstruksi,
bahasa, dan memiliki bukti validias empirik serta
menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah,
antardaerah, dan antartahun.
17
Jadi dapat disimpulkan konsep dan strategi penilaian dalam kurikulum
2013 revisi yaitu dalam kurikulum 2013 terdapat tiga komponen utama
yaitu penilaian sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian tersebut
dilakukan tidak hanya penilaian atas pembelajaran, melainkan juga
penilaian untuk pembelajaran dan penilaian sebagai pembelajaran dengan
memperhatikan prinsip, instrumen serta mekanisme prosedur penilaian
dalam kurikulum 2013 revisi.
2. Pengertian Standar Penilaian Pendidikan
Standar penilaian pendidikan dalam kurikulum 2013 sebagaimana
disebutkan dalam permendikbud No 23 Tahun 2016, pasal 1 angka 1
menyatakan bahwa Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan data dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah
(Permendikbud, 2016).
Lingkup penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah sebagaimana dijelaskan pada Permendikbud No 23 Tahun 2016
terdiri dari:
18
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan.
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu.
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan menjelaskan bahwa “penilaian hasil belajar peserta didik pada
pendidikaan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan”. Dijelaskan sebagai berikut :
a) Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta
didik;
b) Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik;
c) Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan
dalam melakukan tugas tertentu; dan
d) Penilaian pengetahuan dan keterampilan dilakukan oleh pendidik,
satuan pendidik, dan/ atau Pemerintah.
Kurikulum 2013 revisi lebih menekankan untuk tercapainya
kompetensi sikap, pengetahuan dan keteramapilan. Dan dalam
pelaksanaan penilaian hasil belajar mengacu pada tiga komponen
kompetensi di atas yaitu penilaian sikap, penilaian kompetensi sikap
melalui cara observasi, penilaian diri, penilaian antar teman oleh
peserta didik dan jurnal. Penilaian kompetensi pengetahuan melalui
cara tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Dan penilaian kompetensi
19
keterampilan melalui penilaian kinerja, tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa standar penilaian
pendidikan adalah standar yang mengatur tentang berbagai kegiatan
pendidik, satuan pendidik, dan pemerintah dalam menilai hasil belajar
peserta didik. Dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada
Kurikulum 2013 revisi terdapat tiga aspek yaitu aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
3. Tujuan Penilaian
Menurut Permendikbud (2016) Penilaian adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk
memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan
hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Prinsip-prinsip
penilaian hasil belajar berdasarkan Permendikbud No. 23 tentang standar
penilaian pendidikan meliputi:
a) Sahih, berarti penilaian didasrkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur;
b) Objektif berarti penilaian didasrkan pada prosedur dan kriteria
yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
dan gender;
d) Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang
tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
20
e) Terbuka, berarti prosedur penilaian, criteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan;
f) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan
kemampuan peserta didik;
g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku;
h) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan
i) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam
melaksanaan penilaian dalam kurikulum 2013 revisi terdapat beberapa
prinsip yang sudah diatur dalam permendikbud.
4. Mekanisme pelaksanan penilaian dalam kurikulum 2013
Mekanisme dan prosedur penilaian dalam kurikulum 2013 revisi
adalah penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidik, Pemerintah
dan/atau lembaga mandiri. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian
mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah dan ujian nasional (Permendikbud,
2016).
Permendikbud No. 53 Tahun 2015 tentang pelaksanaan penilaian hasil
belajar oleh Pendidikan dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah diketahui bahwa:
21
1) Menyusun perencanaan penilaian tingkat satuan pendidikan
2) KKM yang harus dicapai oleh peserta didik ditetapkan oleh
satuan pendidikan
3) Penilaian dilakukan dalam bentuk penilaian akhir dan Ujian
sekolah/madrasah
4) Penilaian akhir meliputi penilian akhir semester dan
penilaian tahun
5) Hasil penilaian sikap dilaporkan dalam bentuk predikat
dan/atau deskripsi
6) Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan
dalam bentuk nilai, predikat dan deskripsi pencapaian
kompetensi mata pelajaran
7) Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester ,dan
akhir tahun ditetapkan dalam rapat dewan guru berdasar
hasil penilaian oleh pendidik dan hasil penilaian oleh
Satuan Pendidikan; dan kenaikan kelas dan/atau kelulusan
peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru.
Mekanisme penilaian dalam kurikulum 2013 pada dasarnya
merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan penilaian. langkah-langkah penilaian dalam kurikulum
2013 yaitu dilaksankan melalui tahap perencanaan, penentuan KKm,
penilaian akhir. Hasil belajar peserta didik meliputi penilaian sikap
dilaporkan dalam bentuk deskripsi sedangkan penilaian pengetahuan
dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk nilai , predikat dan
deskripsi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan mekanisme
pelaksanaan penilaian kurikulum 2013 dilaksanaka oleh pendidik,
satuan pendidik, Pemerintah dan/atau lembaga mandiri. Dan
melaksankan langkah-langkah yang sudah diatur dalam Permendikbud.
22
5. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa
setelah menjalani proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2010) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari
luar diri siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari
pengetahuan tentang konsep, maka kemampuan yang diperoleh adalah
berupa penguasaan konsep (Slameto, 2003). Hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotoris yang berorientasi pada proses belajar yang dialami siswa.
Namun tidak semua perubahan merupakan hasil belajar (Sudjana,
2005).
Perubahan itu akan merupakan hasil belajar bila memiliki ciri-ciri
berikut menurut (Slameto, 2010) :
a. Perubahan terjadi secara sadar, artinya seseorang yang belajar akan
menyadari adanya suatu perubahan.
b. Perubahan bersifat berkesinambungan dan fungsional.
c. Perubahan bersifat positif dan aktif.
d. Perubahan yang terjadi bukan bersifat sementara.
e. Perubahan dalam belajar mempunyai tujuan dan arah tertentu.
23
Pada prinsipnya belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara
sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada
dirinya, baik dalam bentuk sikap dan nilai yang positif maupun
pengetahuan yang baru.
6. Pembelajaran Tematik di SD
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, pembelajaran untuk
tingkat SD/MI sederajat melaksanakan pembelajaran tematik terpadu.
Sebagaimana tercantum dalam salinan lampiran Permendikbud No. 65
tahun 2013 tentang standar proses bahwa pembelajran teamatik
terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa.
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang
dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya
tema itu ditinjau dan berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema
“Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan
matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidamg studi
lain, sperti IPS, bahasa, dan seni. Pembelajaran tematik menyediakan
keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan
kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan
dinamika dalam pembelajaran (Trianto, 2010).
Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk
salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah
24
pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa (Depdiknas, 2006). Dengan demikian dapat disimpulkan
pengertian pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang dirancang
berdasarkan tema-tema tertentu dan pembelajaran tematik sebagai
model pembelajaran yang mengkaitkan beberapa matapelajaran.
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu
Menurut Daryanto (2014), pembelajaran tematik memiliki ciri-
ciri atau karakteristik sebagai berikut :
(1) Berpusat pada siswa (2) Memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (direct experiences). (3) Pemisahan mata pelajaran
tidak begitu jelas, fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan
kehidupan siswa. (4) Menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran. (5) Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel). (6)
Hasil pembelajaran sesuai dengan minat kebutuhan siswa. (7)
Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Diterapkannya pembelajaran tematik menjadi suatu model
pembelajaran di sekolah dasar yang memiliki karakteristik yang
disesuaikan dengan perkembangan pendidikan pada saat ini. Sesuai
dengan ciri-ciri atau karakteristik yang ada diatas karakteristik
pembelajaran tematik yang berpusat pada siswa disesuaikan dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih banyak penerapannya
25
sebagai fasilitator untuk memberikan kemudahan-kemudahan bagi
siswa dalam aktivitas belajar.
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa, dengan memberikan pengalaman langsung terhadap
siswa dalam proses pembelajaran sehari-hari siswa dapat dihadapakan
pada sesuatu yang nyata (konkrit) untuk lebih memahami hal-hal yang
abstarak. Dalam pembelajaran tematik pemisahan mata pelajaran tidak
begitu jelas hal ini bertujuan untuk memfokuskan siswa dalam proses
pembelajaran dan membahas tema-tema yang paling dekat dengan
kehidupan siswa.
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian,
membantu siswa dalam mengahadapi dan memecahkan masalah-
masalah yang akan ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pembelajaran tematik bersifat fleksibel guru dapat mengkaitakan
bahan ajar satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya,
dengan begitu bahan ajar yang digunakan oleh guru lebih efesien.
Hasil belajar sesuai dengan minat kebutuhan siswa pada
pembelajaran tematik guru dapat mengoptimalkan potensi yang
dimiliki siswa sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Prinsip
belajar sambil bermain dan menyenangkan dalam pembelajaran
tematik siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran dengan
26
menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan
bagi siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan karakteristik
pembelajaran tematik yang berpusat pada siswa dan memberikan
pengalaman langsung terhadap siswa untuk dihadapkan terhadap suatu
yang nyata. Dan menyajikan konsep dari berbagi matapelajaran agar
mengefesiensikan bahan ajar yang digunakan guru. Dan menggunakan
prinsip belajar sambil bermain dan menyenangakan agar siswa tidak
mudah merasa bosan.
c. Keunggulan dan Manfaat Model Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran tematik sebagai bagian dari pembelajaran
terpadu memiliki banyak keuntungan yang dapat dicapai yakni :
1) Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tertentu.
2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema
yang sama.
3) Pemahaman materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan
mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi
siswa.
5) Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas.
6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam
suatu mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata
pelajaran lain.
7) Guru dapat menghemat waktu, sebab mata pelajaran yang
disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus, dan
diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, dan waktu selebihnya
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau
pengayaan materi (Trianto, 2011).
27
Keunggulan pada pembelajaran tematik yang telah disebutkan
diatas dapat ditinjau dari aspek guru dan siswa keunggulan
pembelajaran tematik bagi guru yaitu, guru memiliki lebih banyak
waktu dalam proses pembelajaran sebab mata pelajaran yang disajikan
secara tematik, materi pembelajaran tidak dibatasi oleh jam, melainkan
dapat dilanjutkan sepanjang jam sekolah. Dalam proses pembelajaran
mata pelajaran dan topik yang diajarkan secara logis dan alami karena
materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas dan berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari.
Keunggulan pembelajaran tematik pada siswa yaitu, siswa lebih
memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar karena
siswa lebih bergairah belajar dan dapat berkomunikasi dalam situasi
nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata
pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain.
Menurut Daryanto (2014), ada beberapa manfaat yang dapat
dipetik dari pelaksanaan pembelajaran tematik, yaitu:
1) Dengan menggambungkan beberapa kompetensi dasar dan
indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan,
karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan
dihilangkan;
2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna
sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana
atau alat bukan tujuan akhir;
3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat
pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-
pecah;
4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka
penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
28
Dengan demikian dapat disimpulkan keunggulan dan manfaat pada
pembelajaran tematik yaitu, dalam keunggulan pembelajaran tematik
dapat ditinjau dari aspek guru dan siswa, guru lebih memiliki banyak
waktu dalam proses pembelajaran sedangkan siswa mampu fokus
dalam proses belajar. Dan manfaat dari pembelajaran tematik
pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian
mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Peneliti bukanlah satu-satunya orang yang meneliti masalah tersebut
karena telah ada penelitian terdahulu yang membahas tentang pelaksanaan
penilaian dalam kurikulum 2013. Hasil penelitian terdahulu digunakan
sebagai referensi bagi peneliti untuk mendukung penelitian yang akan
dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pelaksanaan penilaian
Pembelajaran Tematik Di SD Purwantoro 1 Kota Malang dan Mi Nurul islam
tajinan Kabupaten Malang” tahun 2014 ( Ekowati, 2014) dan “Analisis
Penilaian Autentik Menurut Pembelajaran Kurikulum 2013 pada kelas IV SD
No. 4 Banyusari” tahun 2015 ( Merta, dkk, 2015) diketahui bahwa
pelaksanaan penilaian autentik pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri berada pada
kategori amat baik dengan nilai yang diperoleh sebesar 93,75. Penilaian yang
dilaksanakan guru sudah berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat.
29
Penilaian yang dilakukan sudah mampu mengukur kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan siswa, meskipun perencanaan dan pelaksanaan
penilaian autentik berjalan dengan baik, tetapi masih ada hambatan yang
dialami guru, yaitu banyaknya jumlah peserta didik, banyaknya penilaian
yang harus dilakukan, dan ketersediaan waktu dalam melakukan penilaian.
Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan
adalah subjek dan objek penelitiannya. Penelitian terdahulu melakukan
analisis pelaksanaan penilaian pembelajaran tematik di SDN Purwantoro 1
Malang, dan pada SD No. 4 Banyusari, namun pembahasannya pelaksanaan
penilaian kurikulum yang lama. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan,
memiliki fokus penelitian yaitu melakukan analisis pelaksanaan penilaian
hasil belajar tematik dalam kurikulum 2013 revisi pada kelas I dan IV di SDN
Rowogempol I Pasuruan. Persamaan penelitian yang akan dilakukan peneliti
dengan penelitian terdahulu, sama-sama meneliti pelaksanaan penilaian hasil
pembelajaran tematik, pemahaman guru dalam pelaksanaan penilaian
pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013.
30
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir pada penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk
bagan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Pelaksanaan
penilaian
kurikulum 2013
revisi
Kurikulum 2013
revisi
Pelaksanaan penilaian hasil
belajar tematik dalam
kurikulum 2013 revisi
Hasil
Deskripsi pelaksanaan penilaian hasil belajar tematik dalam
kurikulum 2013 revisi
Kendala
pelaksanaan
penilaian
kurikulum 2013
revisi
Upaya
pelaksanaan
penilaian
kurikulum
2013 revisi