bab ii kajian pustaka 2.1 pengertian risiko ii.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan...

41
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko Dalam konteks proyek, risiko adalah suatu kondisi atau peristiwa tidak pasti. Sebuah risiko mempunyai penyebab dan jika risiko itu terjadi, akan ada konsekuensi. Setiap kegiatan tidak terlepas dari adanya risiko, sehingga risiko yang telah dapat diidentifikasi harus dibuatkan suatu perencanaan yang baik bahkan bila perlu dibuat suatu sistem untuk dapat mengurangi menjadi seminimal mungkin sampai pada batas yang dapat diterima (Asiyanto, 2009). Menurut Wideman dalam Husen (2009), risiko proyek adalah efek akumulasi dari peluang kejadian yang tidak pasti yang mempengaruhi sasaran dan tujuan proyek. Bahwa risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk yang tak diinginkan atau ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko yang bersumber dari berbagai aktifitas dan akan mempengaruhi biaya, jadwal dan kualitas proyek. Terdapat pula beberapa definisi risiko yang dikemukakan oleh Vaughan (dalam Darmawi, 2014) yaitu : a. Risk is the chance of loss (Risiko adalah peluang terjadinya kerugian) Risiko seperti ini biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat keterbukaan terhadap kerugian atau suatu peluang kerugian.

Upload: truongxuyen

Post on 25-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Risiko

Dalam konteks proyek, risiko adalah suatu kondisi atau peristiwa tidak pasti.

Sebuah risiko mempunyai penyebab dan jika risiko itu terjadi, akan ada

konsekuensi. Setiap kegiatan tidak terlepas dari adanya risiko, sehingga risiko

yang telah dapat diidentifikasi harus dibuatkan suatu perencanaan yang baik

bahkan bila perlu dibuat suatu sistem untuk dapat mengurangi menjadi seminimal

mungkin sampai pada batas yang dapat diterima (Asiyanto, 2009).

Menurut Wideman dalam Husen (2009), risiko proyek adalah efek akumulasi

dari peluang kejadian yang tidak pasti yang mempengaruhi sasaran dan tujuan

proyek. Bahwa risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat

buruk yang tak diinginkan atau ketidakpastian itu merupakan kondisi yang

menyebabkan tumbuhnya risiko yang bersumber dari berbagai aktifitas dan akan

mempengaruhi biaya, jadwal dan kualitas proyek.

Terdapat pula beberapa definisi risiko yang dikemukakan oleh Vaughan

(dalam Darmawi, 2014) yaitu :

a. Risk is the chance of loss (Risiko adalah peluang terjadinya kerugian)

Risiko seperti ini biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu

keadaan dimana terdapat keterbukaan terhadap kerugian atau suatu

peluang kerugian.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

7

b. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian)

Risiko seperti diatas menunjukkan bahwa risiko menimbulkan kerugian

jika tidak segera diatasi.

c. Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian)

Dalam hal ini ada pemahaman bahwa risiko berhubungan dengan

ketidakpastian, adanya risiko disebabkan karena adanya ketidakpastian.

Secara umum risiko dapat berarti suatu potensi kejadian yang dapat

merugikan sehingga menyebabkan tidak tercapainya target yang diinginkan akibat

adanya ketidakpastian.

2.2 Manajemen Risiko

Manajemen risiko menurut Darmawi (2014) adalah suatu usaha untuk

mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan

perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih

tinggi. Manajemen risiko merupakan sebuah proses preventif yang dirancang

untuk memastikan bahwa kemungkinan kerugian dikurangi dan bahwa

konsekuensi negatif karena peristiwa yang tidak diinginkan diperkecil.

Manajemen risiko proyek memberi pengendalian yang lebih baik atas masa depan

dan dapat dengan signifikan meningkatkan peluang mencapai sasaran proyek.

Tujuan akhir manajemen risiko adalah memilih pengukuran peringanan risiko,

pemindahan risiko dan pemulihan risiko untuk mengoptimalkan kinerja

organisasi. Dan menurut Darmawi (2014) manajemen risiko dilaksanakan untuk

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

8

mengurangi, menghindari, mengakomodasi suatu risiko melalui sejumlah kegiatan

yang berurutan yaitu :

1. Identifikasi risiko, mengetahui adanya risiko, sifat risiko yang dihadapi

dan dampaknya.Identifikasi risiko merupakan proses penganalisisan untuk

menemukan secara sistematis risiko yang mungkin timbul.

2. Pengukuran risiko, menganalisa atau mengukur risiko yang mungkin

terjadi untuk menentukan prioritas risiko mana yang harus diselesaikan

terlebih dahulu dan metode yang digunakan untuk menyelesaikan atau

menguranginya.

3. Pengendalian risiko, dengan cara menghindari risiko, mengendalikan

kerugian, memisahkan kegiatan yang berisiko dan kombinasi dari ketiga

cara diatas serta pemindahan risiko.

Manajemen risiko harus didefinisikan dalam suatu rangkaian kegiatan yang

berhubungan dengan risiko, dimana didalamnya termasuk perencanaan

(planning), identifikasi (identification), penilaian (assesment), analisa (analysis),

penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan

dan Norman (1993) mengemukakan kerangka dasar manajemen risiko seperti

pada Gambar 2.1.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

9

Gambar 2.1 Kerangka Umum Manajemen Risiko

Sumber : (Flanagan dan Norman, 1993)

Kerangka kerja proses manajemen risiko seperti Gambar 2.1 memiliki tahapan

sebagai berikut :

a. Identifikasi risiko, yaitu melakukan identifikasi terhadap sumber dan jenis

risiko

b. Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis risiko dan efeknya

terhadap perseorangan maupun organisasi

c. Analisis risiko, yaitu mengevaluasi konsekuensi keterkaitan dengan jenis

risiko atau kombinasi risiko dengan menggunakan teknik analisis. Menilai

dampak dari risiko dengan menggunakan teknik pengukuran risiko

d. Menyikapi risiko, yaitu berbagai keputusan mengenai risiko akan terkait

dengan sikap perseorangan atau organisasi yang membuat kebijakan

Identifikasi Risiko

Klasifikasi Risiko

Analisis Risiko

Tanggapan Terhadap

Risiko

Menyikapi Risiko

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

10

e. Tanggapan terhadap risiko, yaitu mempertimbangkan bagaimana risiko

harus dikelola dengan mentransfernya pada kelompok lain atau

membiarkannya

Mengatasi risiko dan ketidakpastian merupakan suatu masalah yang sering

dihadapi oleh kontraktor dan pemilik proyek. Masalah ini dapat mengakibatkan

kerugian bagi kedua belah pihak. Sehingga perusahaan harus memiliki cara yang

baik dalam melakukan manajemen risiko. Secara garis besar manajemen risiko

untuk kontraktor dapat ditunjukkan dengan Gambar 2.2 dibawah ini :

Gambar 2.2 Manajemen Risiko Kontraktor

Sumber : (Asiyanto, 2009)

Respons

Risiko

Analisis

Risiko

Identifikasi

Risiko usaha

Ditolak

Pekerjaan tidak

diambil

Pekerjaan diambil tetapi

risiko diserahkan pada

owner

Dialihkan pada pihak

lain

Diterima dampaknya dan

dimasukkan anggaran

Dikendalikan sendiri /

diminimalkan Diambil

Didokumentasikan

(monitoring and control)

Feed Back

Str

ateg

i/ S

iste

m P

enan

gan

an R

isik

o

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

11

Konsep manajemen risiko pada gambar diatas terdiri dari :

- Identifikasi risiko, yang dapat dilihat dari sumber atau dari dampaknya

secara umum

- Analisis risiko, yaitu menilai level risiko yang telah diidentifikasi menjadi

beberapa level seperti high, significant, medium dan low melalui tahap

umum

- Respons risiko, yaitu menjelaskan beberapa jenis respons yang dapat

dipilih terhadap risiko yang telah ditetapkan levelnya dan belum dapat

merinci bentuknya.

- Monitoring dan kontrol, yaitu mengamati berlangsungnya proses dan

mengontrol sejauh mana risiko dapat dikendalikan

Dari ketiga konsep manajemen risiko diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

manajemen risiko memiliki tiga tahapan pokok yaitu identifikasi risiko, analisa

risiko dan penanganan risiko. Ketiga langkah pokok tersebut harus ditunjang oleh

data-data yang valid serta komunikasi yang baik dalam struktur organisasi agar

sistem manajemen risiko dapat berjalan baik sehingga risiko yang dianggap

merugikan dapat diminimalisir.

2.2.1 Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko merupakan tahapan awal dalam manajemen risiko yang

bertujuan untuk dapat menguraikan dan merinci jenis risiko yang mungkin terjadi

dari aktivitas atau kegiatan yang akan kita lakukan. Hal pertama yang harus

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

12

diketahui dengan jelas adalah sumber risiko (source), kejadiannya (event), dan

akibat dari risiko tersebut (effect). Sumber risiko adalah kondisi-kondisi yang

dapat memperbesar kemungkinan terjadinya risiko. Event adalah peristiwa yang

menimbulkan pengaruh (effect) yang sifatnya dapat merugikan dan

menguntungkan.

Tahap identifikasi risiko merupakan tahapan tersulit dan paling menentukan

dalam manajemen risiko. Kesulitan tersebut disebabkan adanya ketidakpastian

dari apa yang akan dihadapi. Oleh karena itu dalam menghadapi risiko tersebut

terlebih dahulu diupayakan untuk menentukan sumber risiko dan efek risiko itu

sendiri. Menurut Godfrey (1996) risiko dapat bersumber dari beberapa aktivitas

antara lain politis (political), lingkungan (environmental), perencanaan

(planning), pemasaran (market), ekonomi (economic), keuangan (finansial), alami

(natural), proyek (project), teknis (technical), manusiawi (human), kriminal

(criminal), dan keselamatan (safety). Uraian dari masing-masing sumber risiko

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Darmawi (2014), mengungkapkan bahwa dalam pengidentifikasian risiko

diperlukan :

1. Suatu checklist dari semua potensi kerugian yang mungkin dapat terjadi

pada umumnya.

2. Untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan sistematik

untuk menentukan mana dari potensi kerugian yang tercantum dalam

checklist itu dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

13

Identifikasi risiko dilakukan agar variabel risiko yang dinilai dan dievaluasi

dapat diketahui dan diidentifikasi dan ditangani, dengan metode sebagai berikut

(Husen, 2009) :

1. Check list , didasarkan atas pengalaman yang digunakan untuk situasi

proyek yang sama dengan kejadian yang berulang-ulang.

2. Thinking prompts, menggunakan data checklist kemudian diturunkan

menjadi lebih spesifik dengan risiko penting tidak dihilangkan.

3. HAZOP (Hazard and Operability) metode ini mengidentifikasi bahaya dan

masalah operasional yang timbul.

4. Past data, metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi kerugian yang

sering terjadi dengan menggunakan data masa lampau.

5. Audits, bertujuan memonitor sistem, dengan mengidentifikasi dan menguji

beberapa masalah, bukan mengidentifikasi risiko yang terjadi.

6. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), hampir sama seperti HAZOP

tetapi metode ini mengidentifikasi bagaimana kerugian bisa terjadi

bukannya apa yang terjadi jika ada kegagalan seperti metode HAZOP.

7. Critical Incident Analysis, dengan melakukan curah gagasan dalam tim

lalu mengidentifikasi dan mencegah masalah agar tidak menjadi lebih

rumit.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

14

Tabel 2.1

Sumber Risiko dan Penyebabnya

Sumber Risiko Perubahan dan Ketidakpastian karena :

Politik (Political) Kebijaksanaan pemerintah, pendapat publik, perubahan ideologi,

peraturan, kekacauan (perang, terorisme, kerusuhan)

Lingkungan

(Environmental)

Pencemaran, kebisingan, perijinan, opini publik, kebijakan

internal/perusahaan, perundangan yang berkaitan dengan

lingkungan, dampak lingkungan

Perencanaan (Planning) Persyaratan perijinan, kebijakan dan praktek, tata guna lahan,

dampak sosial dan ekonomi, opini publik

Pemasaran (market) Permintaan (perkiraan), persaingan, keusangan, kepuasan

pelanggan, mode

Ekonomi (economic) Kebijakan keuangan, perpajakan, inflasi, suku bunga, nilai tukar

Keuangan (financial) Kebangkrutan, keuntungan, asuransi, risk share

Alami (natural) Kondisi tanah diluar dugaan, cuaca, gempa, kebakaran dan

ledakan, temuan situs arkeologi

Proyek (Project) Definisi, strategi pengadaan, persyaratan unjuk kerja, standar,

kepemimpinan, organisasi (kedewasaan, komitmen, kompetensi

dan pengalaman), perencanaan dan pengendalian kualitas, rencana

kerja, tenaga kerja dan sumber daya, komunikasi dan budaya

Teknis (Technic) Kelengkapan desain, efisiensi operasional, keandalan

Manusia (Human) Kesalahan, tidak kompeten, kelalaian, kelelahan, kemampuan

berkomunikasi, budaya, bekerja dalam kondisi gelap atau malam

hari

Kriminal (Criminal) Kurang aman, perusakan, pencurian, penipuan, korupsi

Keselamatan (Safety) Peraturan (kesehatan dan keselamatan kerja), zat berbahaya,

bertabrakan, keruntuhan, kebanjiran, kebakaran dan ledakan

Sumber : (Godfrey, 1996)

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

15

Dalam melakukan kegiatan estimasi, seorang estimator harus memahami

proses konstruksi secara menyeluruh termasuk jenis dan kebutuhan alat, karena

faktor tersebut dapat mempengaruhi biaya konstruksi. Menurut Ervianto (2009),

terdapat faktor lain yang juga memberi kontribusi dalam pembuatan perkiraan

biaya, yaitu produktivitas tenaga kerja, ketersediaan material, ketersediaan

peralatan, cuaca, jenis kontrak, masalah kualitas, etika, sistem pengendalian dan

kemampuan manajemen.

Tingkat akurasi estimasi biaya proyek bergantung pada tersedianya data dan

informasi, teknik dan metode yang digunakan, kecakapan dan pengalaman

estimator, dan tujuan pemakaian perkiraan biaya. Menurut Buranda (2009)

variabel yang terkait risiko dalam proses estimasi adalah :

Tabel 2.2

Sumber Risiko Dalam Proses Estimasi

Variabel Deskripsi

Pemahaman dokumen Kompleksitas proyek, pemahaman terhadap

gambar dan spesifikasi.

Pelaksanaan survey Deskripsi proyek, site visit, penjelasan

tender

Perhitungan volume pekerjaan Penyusunan checklist dari gambar dan

spesifikasi, perhitungan quantity

Identifikasi kebutuhan sumber daya Sumber daya yang dibutuhkan pada saat

pelaksanaan proyek

Perencanaan asumsi-asumsi Antisipasi berdasarkan pengalaman proyek

sebelumnya dan informasi lainnya

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

16

Tabel 2.2

Sumber Risiko Dalam Proses Estimasi (Lanjutan)

Variabel Deskripsi

Perencanaan metode pelaksanaan Mengembangkan metode pelaksanaan

proyek

Perhitungan analisa teknik Analisa kapasitas dan koefisien

produksi sumber daya

Pengumpulan data harga satuan dasar

(upah, bahan dan alat)

Kelengkapan data (lesson learned dari

proyek sejenis)

Perhitungan analisa harga satuan

pekerjaan

Perhitungan unit price

Perencanaan schedule Time schedule fisik

Perhitungan biaya umum proyek Summarize

Perencanaan cash flow proyek Perencanaan cash flow proyek

Justifikasi/ finalisasi Mark up, pertimbangan nilai tukar mata

uang dan eskalasi, special condition,

strategi pasar, review kembali

keseluruhan item dalam estimasi

Estimator dan tim proyek Pengetahuan dan kemampuan,

pengalaman dalam proyek sejenis,

pemahaman tentang lingkup proyek,

komunikasi antar tim, kebijakan dalam

bidang procurement

Fasilitas pendukung Penggunaan software

Owner/ Client & Konsultan Kelengkapan data dan kerjasama yang

diberikan terhadap pihak kontraktor

Pihak subkontraktor Kapabilitas subkontraktor dalam

memberikan penawaran harga yang

tepat

Sumber : (Buranda, 2009)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

17

Menurut Sugiyono (2011), setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-

aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya

dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli dimintai pendapatnya tentang risiko-

risiko yang teridentifikasi dan yang telah disusun itu, apakah perlu diperbaiki atau

dirombak. Setelah diuji oleh para ahli, maka diteruskan dengan pengujian sampel

dari mana populasi diambil. Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah

dengan menghitung korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan

skor total , menggunakan rumus korelasi Product Moment.

Setelah diuji validitasnya, risiko-risiko yang telah teridentifikasi diuji

reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan

metode belah dua (Split Half Method) yang dianalisis dengan rumus Spearman

Brown. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada

sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang

sama besar (berdasarkan pemilihan belahan satu atau belahan dua) (Riduwan,

2009).

2.2.2 Klasifikasi Risiko

Menurut Godfrey (1996) bahwa nilai risiko ditentukan sebagai perkalian

antara kecenderungan/ frekuenasi dengan konsekuensi risiko. Kecenderungan

(likelihood) adalah peluang terjadinya kerugian yang merugikan, yang dinyatakan

dalam jumlah kejadian pertahun. Sedangkan konsekuensi (consequences)

merupakan besaran kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya suatu kejadian yang

merugikan yang dinyatakan dalam nilai uang.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

18

Secara umum berdasarkan kecenderungan peluang terjadinya risiko

(likehood) dan konsekuensi yang diakibatkan (consequences), risiko dapat

diklasifikasikan sebagai beikut:

1. Unacceptable, adalah risiko yang tidak dapat diterima dan harus

dihilangkan atau bila mungkin ditransfer kepada pihak lain

2. Undesirable, adalah risiko yang memerlukan penanganan/ mitigasi

risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima.

3. Acceptable, adalah risiko yang dapat diterima karena tidak mempunyai

dampak yang besar dan masih dalam batas yang dapat diterima.

4. Negligible, adalah risiko yang dampaknya sangat kecil sehingga dapat

diabaikan.

Risiko-risiko yang termasuk unacceptable dan undesirable merupakan jenis

risiko dengan kategori utama (major risk) yang memerlukan perhatian dan

penanganan yang khusus karena mempunyai dampak besar bila tidak dikurangi

atau bila perlu dihindari, sedangkan risiko yang termasuk dalam acceptable dan

negligible merupakan risiko dengan kategori minor (minor risk) yang tidak

mempunyai dampak berarti sehingga dapat diterima bahkan dapat diabaikan.

2.2.3 Analisis Risiko

Analisis risiko dimaksudkan untuk menentukan besarnya suatu risiko

dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dan besar akibat yang

ditimbulkannya. Berdasarkan hasil analisis dapat ditentukan peringkat risiko

sehingga dapat dilakukan pemilahan risiko yang memiliki dampak besar terhadap

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

19

perusahaan dan risiko ringan atau dapat diabaikan. Tujuan dari analisis risiko

adalah membantu menghindari kegagalan dan memberikan gambaran tentang apa

yang terjadi bila proyek yang dijalankan tidak sesuai dengan yang direncanakan.

Menurut Godfrey (1996) analisis risiko yang dilakukan secara sistematis

dapat membantu untuk :

1. Mengidentifikasi, menilai dan meranking risiko secara jelas

2. Memusatkan perhatian pada risiko utama (major risk)

3. Memperjelas keputusan tentang batasan kerugian

4. Meminimalkan potensi kerusakan apabila timbul keadaan yang paling

jelek

5. Mengontrol aspek ketidakpastian dalam proyek

6. Memperjelas dan menegaskan peran setiap orang/ badan yang terlibat

dalam manajemen risiko

Analisis risiko dapat dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif,

dimana sumber risiko harus diidentifikasi dan akibat harus dianalisis. Menurut

Thompson dan Perry (1991) bahwa analisis risiko secara kualitatif mempunyai

dua tujuan yaitu identifikasi risiko dan penilaian awal risiko, dimana sasarannya

adalah menyusun sumber risiko utama dan menggambarkan tingkat konsekuensi

yang sering terjadi termasuk perkiraan pada akibat yang potensial pada estimasi

biaya dan waktu sedangkan analisis kuantitatif terfokus pada evaluasi risiko. Ada

beberapa pertimbangan dalam memilih teknik analisis risiko antara lain :

a. Teknik yang digunakan sesuai dengan kondisi dan kompleksitas

fasilitas serta jenis bahaya yang ada dalam operasi

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

20

b. Teknik tersebut dapat membantu dalam menentukan pilihan cara

pengendalian risiko

c. Teknik tersebut dapat membantu membedakan tingkat bahaya secara

jelas sehingga memudahkan dalam menentukan prioritas langkah

pengendaliannya

d. Cara penerapannya terstruktur dan konsisten sehingga proses

manajemen risiko dapat berjalan berkesinambungan

Selanjutnya teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis risiko

kualitatif adalah :

1. Menentukan probabilitas dan pengaruh risiko

2. Probabilitas/ pengaruh risiko berdasarkan matrik

3. Melakukan test asumsi proyek

4. Melakukan ranking terhadap data yang sudah lengkap

Sedangkan hasil yang didapatkan melalui analisis risiko kualitatif adalah :

1. Ranking risiko secara keseluruhan pada suatu proyek

2. Daftar (list) pada risiko yang diprioritaskan

3. Daftar (list) risiko untuk tambahan analisis dan manajemen

4. Kecenderungan dalam hasil analisis risiko kualitatif

Menurut Godfrey dalam Suputra (2005) skala deskriptif yang digunakan

untuk menjelaskan besarnya kemungkinan dan konsekuensi kejadian terhadap

risiko seperti pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

21

Tabel 2.3

Skala Kemungkinan (Likelihood)

TINGKAT FREKUENSI SKALA

Sangat sering 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Jarang 2

Sangat jarang 1

Tabel 2.4

Skala Konsekuensi (Consequences)

TINGKAT FREKUENSI SKALA

Sangat besar 5

Besar 4

Sedang 3

Kecil 2

Sangat kecil 1

Dalam memberikan penilaian terhadap risiko Godfrey(1996) memberikan

pedoman seperti pada Tabel 2.5, terhadap frekuensi terjadinya risiko yang

digolongkan menjadi frequent (sering terjadi), probable (mungkin terjadi),

occasional (kadang-kadang terjadi), remote (sedikit terjadi) dan improbable (tidak

mungkin terjadi). Sedangkan untuk konsekuensi dari risiko digolongkan menjadi

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

22

cathastropic (bencana), critical (kritis), serious (mengkhawatirkan), marginal

(kecil) dan negligible (dapat diabaikan)

Tabel 2.5

Penilaian Tingkat Penerimaan Risiko (Assessment of Risk Acceptability)

Consequences

Likelihood

Catastropic

(5)

Critical

(4)

Serious

(3)

Marginal

(2)

Negligible

(1)

Frequent (5) Unacceptable

(25)

Unacceptable

(20)

Unacceptable

(15)

Undesirable

(10)

Undesirable

(5)

Probable (4) Unacceptable

(20)

Unacceptable

(16)

Undesirable

(12)

Undesirable

(8)

Acceptable

(4)

Occasional (3) Unacceptable

(15)

Undesirable

(12)

Undesirable

(9)

Undesirable

(6)

Acceptable

(3)

Remote (2) Undesirable

(10)

Undesirable

(8)

Undesirable

(6)

Acceptable

(4)

Negligible

(2)

Improbable (1) Undesirable

(5)

Acceptable

(4)

Acceptable

(3)

Negligible

(2)

Negligible

(1)

Sumber : Godfrey (1996)

Dengan tingkat penerimaan risiko dan dengan mempertimbangkan nilai risiko

yang diperoleh dari skala consequences dan skala likelihood seperti yang diatas,

maka dapat disusun skala penerimaan risiko (risk acceptability) seperti Tabel 2.6 :

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

23

Tabel 2.6

Skala Penerimaan Risiko

Penerimaan risiko Skala penerimaan

Unacceptable (tidak dapat diterima) X ≥ 15

Undesirable (tidak diharapkan) 5 ≤ X < 15

Acceptable (dapat diterima) 3 ≤ X < 5

Negligible (dapat diabaikan) X < 3

Sumber : Godfrey (1996)

Berdasarkan penerimaan risiko (risk acceptability) ini kemudian diadakan

evaluasi terhadap risiko yang teridentifikasi pada kuesioner yang memerlukan

tindakan mitigasi. Adapun kriteria risiko yang memerlukan tindakan mitigasi

adalah semua risiko yang unacceptable dan undesirable.

2.2.4 Penanganan Risiko

Menurut Husen (2009), penanganan risiko dimaksudkan agar jenis risiko

yang telah diketahui dapat dikelola atau ditangani sehingga solusi serta

penanggung jawab risikonya dapat ditentukan. Tindakan yang dilakukan untuk

mengurangi risiko yang muncul tersebut disebut tindakan mitigasi/ penanganan

risiko (risk mitigation). Risiko yang muncul kadang-kadang tidak dapat

dihilangkan sama sekali tetapi hanya dapat dikurangi sehingga akan timbul

residual risk (sisa risiko).

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

24

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menangani risiko, yaitu (Flanagan

dan Norman, 1993) :

1. Menahan Risiko (Risk Retention)

Sikap untuk menahan risiko sangat erat kaitannya dengan keuntungan

(gain) yang terdapat dalam suatu risiko. Tindakan untuk menerima/

menahan risiko ini karena dampak dari suatu kejadian yang merugikan

masih dapat diterima(acceptable).

2. Mengurangi Risiko (Risk Reduction)

Mengurangi risiko dilakukan dengan mempelajari secara mendalam risiko

itu sendiri, dan melakukan usaha-usaha pencegahan pada sumber risiko

atau mengkombinasikan usaha agar risiko yang diterima tidak terjadi

secara simultan. Dengan melakukan tindakan ini kadang-kadang masih ada

risiko sisa (residual risk) yang perlu dilakukan penilaian (assessment).

3. Memindahkan Risiko (Risk Transfer).

Sikap pemindahan risiko dilakukan dengan cara mengasuransikan risiko

yang dilakukan dengan memberikan sebagian atau seluruhnya kepada

pihak lain. Usaha atau pekerjaan yang risikonya tinggi dipindahkan kepada

pihak yang mempunyai kemampuan menangani dan mengendalikannya.

4. Menghindari Risiko (Risk Avoidance)

Biasanya dipilih untuk tipe risiko yang akan memberikan dampak yang

sangat besar. Sikap menghindari risiko adalah cara menghindari kerugian

dengan menghindari aktivitas yang tingkat kerugiannya tinggi.

Menghindari risiko dapat dilakukan dengan melakukan penolakan. Salah

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

25

satu contoh penghindaran risiko pada proyek konstruksi, adalah dengan

memutuskan hubungan kontrak (breach of contract).

2.3 Kontrak Konstruksi

Dalam proyek konstruksi, kontrak merupakan dokumen yang harus dipatuhi

dan dilaksanakan bersama antara pihak yang telah sepakat untuk saling terikat.

Segala hal terkait hak dan kewajiban antar pihak serta alokasi risiko diatur dalam

kontrak. Pemahaman kontrak mutlak diperlukan dalam menjalankan proyek agar

semua masalah dan risiko yang terkandung di dalamnya dapat diatasi dan sesuai

dengan kemampuan masing-masing pihak untuk mengatasinya.

Berdasarkan cara menghitung biaya pekerjaan atau harga borongan yang akan

dicantumkan dalam kontrak. Ada dua macam bentuk kontrak konstruksi yang

sering digunakan (Yasin, 2006) :

1. Fixed Lump Sum Price

a. Secara umum, kontrak Fixed Lump Sum Price adalah suatu kontrak dimana

volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak tidak boleh diukur ulang.

b. Peraturan Pemerintah (PP) No.29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa

kontruksi memberikan batasan/definisi bentuk kontrak kerja konstruksi

dengan bentuk imbalan Lump Sum sebagaimana tersebut dalam Pasal 21

ayat (6) sebagai berikut :

“Kontrak kerja konstruksi dengan bentuk imbalan lump sum sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf a angka 1 merupakan kontrak jasa

atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dengan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

26

jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua resiko yang mungkin terjadi

dalam proses penyelesaian pekerjaan yang sepenuhnya ditanggung oleh

Penyedia Jasa sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah”.

2. Unit Price

a. Secara umum, kontrak unit price adalah kontrak dimana volume pekerjaan

yang tercantum dalam kontrak hanya merupakan perkiraan dan akan diukur

ulang untuk menentukan volume pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan.

b. Peraturan Pemerintah (PP) No.29/2000 Pasal 21 ayat (2) mengatakan :

“Kontrak kerja konstruksi dengan bentuk imbalan harga satuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf a angka 2 merupakan

kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu

tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap

satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu yang volume

pekerjaannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume

pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakannya Penyedia Jasa”.

2.4 Estimasi Biaya Proyek

Pada tahap awal, penentuan biaya sangat diperlukan dalam mengambil

keputusan dengan estimator proyek. Pada tahap akhir, penentuan biaya diperlukan

untuk mengendalikan besarnya biaya proyek. Biaya yang disusun akan

memperhitungkan keseluruhan sumber daya yang dibutuhkan dalam sebuah

proyek, termasuk tenaga kerja, material, peralatan, jasa dan fasilitas dan beberapa

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

27

kategori spesial seperti faktor inflasi atau biaya contingency. Tujuan akhir dari

penentuan estimasi biaya yakni menyelesaikan proyek sesuai kualitas, pada

jadwal yang ditentukan didalam rencana anggaran.

2.4.1 Pengertian Estimasi

Estimasi, dalam arti umum merupakan usaha untuk memperkirakan suatu

nilai berdasarkan analisis perhitungan dan pengalaman. Begitu pula dengan

estimasi biaya dalam suatu proyek konstruksi, dimaksudkan untuk

memperkirakan biaya suatu proyek. Menurut Soeharto (2001), estimasi biaya

merupakan seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan

untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia waktu itu.

Estimasi merupakan dasar untuk membuat sistem pembiayaan dan jadwal

pelaksanaan konstruksi, untuk meramalkan kejadian pada proses pelaksanaan

serta memberi nilai pada masing-masing kejadian tersebut. Estimasi yang tidak

tepat akan memberikan harapan yang keliru dan ketidakpuasan pelanggan.

Estimasi biaya proyek menjadi sebuah tugas untuk menjaga keseimbangan antara

harapan stakeholder dan perlunya pengendalian selama pelaksanaan proyek.

Menurut Gray dan Larson (2006) estimasi perlu dilakukan antara lain untuk:

1. Mendukung keputusan yang baik

2. Menjadwalkan pekerjaan

3. Menentukan berapa lama proyek perlu dilakukan dan berapa biayanya

4. Menentukan apakah proyek layak dikerjakan

5. Mengembangkan kebutuhan arus kas

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

28

6. Menentukan seberapa baik kemajuan proyek

7. Menyusun anggaran time phased dan menetapkan baseline proyek

2.4.2 Jenis Estimasi Biaya

Menurut Ervianto (2009), estimasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :

1. Estimasi Kelayakan

Estimasi biaya diberikan untuk tujuan studi kelayakan, untuk menentukan

apakah bangunan layak dibangun. Biaya yang diperhitungkan dalam estimasi

ini mencakup biaya untuk akuisisi tanah, perancangan, depresiasi, pajak,

bunga modal, pemeliharaan dan perbaikan tahunan. Biaya tersebut dapat

diperkirakan berdasarkan pengalaman atau membandingkan dengan bangunan

yang identik.

2. Estimasi Konseptual

Estimasi yang dilakukan berdasarkan satuan volume bangunan atau faktor

yang lain dengan patokan harga yang didasarkan pada bangunan yang identik.

Pada estimasi konseptual telah tersedia gambar lengkap atau belum lengkap.

Beberapa jenis estimasi konseptual adalah :

a. Estimasi harga satuan fungsional

Perhitungan ini menggunakan fungsi dari fasilitas sebagai dasar penetapan

biaya.

b. Estimasi biaya satuan per meter persegi

Perhitungan ini mengandalkan data dari proyek sejenis yang pernah

dibangun. Tingkat ketelitian metode ini rendah.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

29

c. Estimasi biaya satuan per meter kubik

Jenis estimasi ini dapat digunakan pada bangunan yang mementingkan

volume. Metode ini hanya dapat diandalkan untuk fase awal perencanaan

dan perancangan.

d. Estimasi faktorial

Jenis estimasi ini dapat digunakan pada proyek bertipe sama, paling

berguna untuk proyek-proyek yang mempunyai komponen utama sama.

Biaya komponen utama ini akan berfungsi sebagai faktor dasar 1,00.

Semua komponen yang lain, harganya merupakan fungsi dari komponen

utama.

e. Metode Sistematis

Proyek dibagi atas sistem fungsionalnya kemudian harga satuan ditentukan

oleh penjumlahan tiap harga satuan elemen dalam setiap sistem atau

mengalikan dengan data faktor pengali yang ada.

3. Estimasi Detail

Estimasi detail adalah memperkirakan biaya konstruksi secara lebih terperinci

dengan berpedoman pada gambar rencana yang telah tersedia dan spesifikasi,

kemudian menyatukan dengan biaya material, tenaga kerja, peralatan,

subkontraktor, dan biaya lainnya seperti biaya overhead dan keuntungan. Atau

disebut dengan metode harga satuan dan volume pekerjaan (Quantity Take

Off).

4. Sistem Estimasi Subkontraktor

Dipakai pada bagian konstruksi khusus yang disubkontrakkan.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

30

5. Estimasi Pekerjaan Tambah Kurang

Estimasi ini dilakukan jika terdapat pekerjaan tambah kurang yang disebabkan

oleh keinginan pemilik (owner), kesalahan dalam dokumen kontrak atau

perubahan kondisi lokasi proyek.

6. Estimasi Kemajuan

Tujuan dibuatnya estimasi ini adalah sebagai dasar permintaan pembayaran

dan sebagai pembanding terhadap keuntungan dan kerugian yang telah

diramalkan sebelumnya.

2.4.3 Metode Estimasi Biaya

Konsep Pemilik Proyek

terhadap Proyek

Perancang

Studi Kelayakan

Estimasi Konseptual - Estimasi harga satuan fungsional

- Estimasi harga satuan per luas

- Estimasi harga satuan per kubik

- Estimasi faktorial

- Estimasi sistematis

Estimasi Detail

- Sistem estimasi subkontraktor

Estimasi Pekerjaan Tambah

Kurang

Estimasi Kemajuan

Pekerjaan untuk Pembayaran

Penyiapan Dokumen

Kontrak

Penawaran Proyek

kepada Kontraktor

Penyerahan Proyek

kepada Kontraktor

Penyelesaian Proyek

Gambar 2.3 Jenis-jenis Estimasi

Sumber : (Ervianto, 2009)

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

31

Sedangkan menurut Asiyanto (2005) dilihat dari kelengkapan datanya dan

terhadap tahapan proyek maka estimasi biaya dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Preliminary Estimate

Merupakan estimasi biaya pada tahap perencanaan. Pada tahap ini

proyek masih dalam bentuk gagasan. Estimasi biaya diperlukan untuk

keperluan studi kelayakan. Estimasi dihitung secara kasar berdasarkan

informasi harga dari proyek sejenis per satuan luasnya atau satuan

fungsinya.

2. Semi Detail Estimate

Estimasi ini ada pada tahap conceptual engineering. Estimasi biaya

sudah dapat dihitung secara detail karena basic design proyek sudah

ada. Hasil estimasi biaya pada tahap ini dapat digunakan sebagai dasar

pertimbangan untuk menyiapkan dana yang diperlukan bagi proyek

tersebut, karena itu sering disebut budget estimate bagi owner.

3. Definitive Estimate

Estimasi ini ada pada tahap detailed engineering, dimana semua

informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan sudah lengkap. Estimasi

biaya sudah dapat dihitung secara detail karena gambar konstruksi

sudah ada.

Setelah memperoleh data dan informasi dari suatu proyek secara lengkap,

maka proses estimasi dilanjutkan dengan pengolahan data tersebut. Dalam A

Guide to Project Management Body of Knowledge dikemukakan terdapat

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

32

beberapa metode yang digunakan dalam pengolahan data untuk menyusun suatu

estimasi biaya, yaitu :

1. Expert Judgment

Dari para ahli dapat diperoleh historis informasi berdasarkan

pengalaman mereka terutama bagi proyek-proyek sejenis. Dari para

ahli juga diperoleh pertimbangan untuk menggabungkan beberapa

metode dalam proses estimasi dan bagaimana menyelaraskan

perbedaan yang ada dalam metode tersebut.

2. Analogous Estimating

Menggunakan nilai dari sebuah parameter, seperti lingkup, biaya,

anggaran dan waktu maupun menggunakan skala perbandingan

terhadap ukuran, kompleksitas proyek sebelumnya yang dijadikan

dasar untuk menyusun estimasi proyek yang serupa.

3. Parametric Estimating

Digunakan sebagai statistik dari hubungan antara historis data dengan

variabel lainnya seperti luas area untuk menghitung estimasi beberapa

parameter seperti biaya, anggran dan masa pelaksanaan.

4. Bottom Up Estimating

Merupakan metode dalam mengestimasi komponen pekerjaan. Biaya

dan akurasi dari tipe ini dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas dari

aktifitas individual maupun paket pekerjaan.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

33

5. Three Point Estimates

Keakuratan dalam sebuah estimasi dapat ditingkatkan dengan

mempertimbangkan aspek ketidaktentuan dan risiko. Dalam Program

Evaluation and Review Techique (PERT) digunakan 3 estimasi untuk

memperkirakan biaya dari sebuah aktifitas, yaitu :

- Most Likely (Cm), biaya aktifitas berdasarkan penilaian usaha yang

realistik terhadap suatu pekerjaan.

- Optimistic (Co), biaya aktifitas berdasarkan pertimbangan yang

optimis untuk aktifitas tersebut.

- Pessimistic (Cp), biaya aktifitas berdasarkan pertimbangan pesimis

terhadap suatu aktifitas.

Metode ini digunakan untuk perkiraan biaya yang mengandung unsur

ketidakpastian seperti estimasi biaya penelitian karena mengandung

pertimbangan optimistik dan pesimistik.

6. Reserve Analysis

Estimasi biaya yang termasuk biaya tak terduga. Biaya tak terduga

tersebut dapat berupa prosentase dari nilai estimasi, nilai yang tetap

atau dapat dikembangkan dari metode analisa kuantitatif.

7. Cost of Quality

Menyangkut perhitungan seluruh biaya yang dipersiapkan untuk

mencegah adanya ketidakpuasan terhadap kualitas produk yang akan

mengakibatkan rework.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

34

8. Project Management Estimating Software

Beberapa program komputer dapat digunakan sebagai alat untuk

membantu dalam proses estimasi biaya.

9. Vendor Bid Analysis

Metode estimasi biaya termasuk analisa biaya dari sebuah proyek yang

dimenangkan tanpa melalui proses persaingan karena memperoleh

informasi dari rekanan yang tentunya akan diperlukan tambahan biaya.

2.4.3 Proses Estimasi Biaya

Keseluruhan proses dalam estimasi dimulai dari proses input data, teknik

yang digunakan dalam pengolahan data serta output yang dihasilkan dari sebuah

estimasi.

Pada Gambar 2.4 digambarkan alur setiap tahapan dalam proses estimasi

biaya mulai dari input ruang lingkup proyek, penjadwalan, perencanaan estimasi

Gambar 2.4 Proses Estimasi Biaya

Sumber : (PMBOK, 2008)

INPUTS

1. Scope baseline

2. Project schedule

3. Human resource plan

4. Risk register

5. Enterprise

environmental factors

6. Organizational

process assets

TOOLS & TECHNIQUES

1. Expert judgment

2. Analogous estimating

3. Parametric estimating

4. Bottom-up estimating

5. Three point estimates

6. Reserve analysis

7. Cost of quality

8. Project management

estimating software

9. Vendor bid analysis

OUTPUTS

1. Activity cost

estimates

2. Basis of estimates

3. Project document

updates

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

35

biaya hingga mengidentifikasi risiko. Kemudian dilakukan proses estimasi dengan

menggunakan metode yang tepat hingga dihasilkan suatu dokumen proyek.

Tahapan input dalam proses estimasi mencakup beberapa hal yang

diperlukan untuk mendukung proses pelaksanaan estimasi seperti :

1. Scope Baseline

Menggambarkan ruang lingkup pekerjaan seperti deskripsi produk,

kriteria yang dapat diterima, hasil yang diinginkan, batasan proyek dan

asumsi. Dalam scope baseline terdapat pula Work Breakdown

Structure (WBS) yang menggambarkan hubungan dari semua

komponen proyek.

2. Penjadwalan Proyek

Jenis dan jumlah sumber daya serta waktu yang diperlukan dalam

rangka penyelesaian proyek merupakan faktor penting dalam

menentukan biaya proyek.

3. Perencanaan Sumber Daya

Menentukan sumber daya (orang, peralatan, bahan) dan jumlah dari

masing-masing sumber daya yang harus digunakan dalam rangka

penyelesaian proyek merupakan faktor penting dalam menentukan

biaya proyek.

4. Penyusunan Daftar Risiko

Identifikasi risiko diperlukan untuk pengendalian biaya akibat

timbulnya risiko. Tim proyek mempertimbangkan informasi tentang

risiko ketika membuat perkiraan biaya, karena risiko bisa memiliki

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

36

dampak signifikan pada biaya. Tim proyek mempertimbangkan sejauh

mana pengaruh risiko termasuk dalam perkiraan biaya untuk setiap

aktifitas.

5. Pertimbangan Faktor Diluar Lingkungan Perusahaan

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi antara lain kondisi pasar dan

informasi komersial yang ada. Kondisi pasar yang dimaksud adalah

ketersediaan produk dan jasa yang diperlukan dalam penyelesaian

proyek. Sedangkan yang dimaksud informasi komersil adalah database

komersil yang memberikan data tentang keahlian dan upah dari sumber

daya, serta biaya standar untuk material dan peralatan.

6. Kebijakan Organisasi

Kebijakan organisasi yang berpengaruh terhadap estimasi biaya adalah

kebijakan perusahaan dalam estimasi, biaya itu sendiri, informasi

historikal serta pelajaran maupun pengalaman dari proyek sebelumnya.

2.4.4 Kualitas dan Keakurasian Estimasi Biaya

Faktor yang berhubungan dengan keunikan proyek sangat kuat pengaruhnya

terhadap akurasi estimasi. Proyek, sumber daya dan faktor eksternal perlu

dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas estimasi biaya proyek. Berikut ini

adalah beberapa dampak dari estimasi yang buruk (Asiyanto, 2005) :

1. Terjadi cost overrun (pembengkakan biaya) terhadap nilai estimasi

awal.

2. Terjadi hasil yang tidak konsisten.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

37

3. Estimasi biaya yang dihasilkan kurang detail.

4. Dokumentasi yang buruk atau lemah.

5. Tidak dapat diandalkan untuk alokasi dana.

6. Tidak dapat diandalkan untuk mengontrol biaya pada saat pelaksanaan

proyek.

Kualitas estimasi biaya berkaitan dengan tingkat akurasi dan kelengkapan

unsur-unsurnya. Menurut Soeharto (2001), tingkat akurasi estimasi biaya proyek

bergantung pada tersedianya data dan informasi, teknik dan metode yang

digunakan, kecakapan dan pengalaman estimator, dan tujuan pemakaian perkiraan

biaya.

Dalam melakukan estimasi, seorang estimator harus memahami proses

konstruksi secara menyeluruh, tidak hanya mampu melakukan kuantifikasi atau

semua yang tersaji dalam gambar kerja dan spesifikasi, tetapi juga harus mampu

mengantisipasi semua kegiatan konstruksi yang akan terjadi. Hal-hal yang harus

dikuasai seorang estimator adalah (Ervianto, 2009) :

1. Mampu membaca atau menginterpretasikan gambar dan spesifikasi.

2. Mampu memvisualisasikan bentuk tiga dimensi proyek dari gambar

desain.

3. Memahami hal-hal yang menyangkut produktivitas tenaga kerja dan

kinerja peralatan.

4. Kreatif dan mampu mencari alternatif metode konstruksi.

5. Mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik.

6. Sabar dan teliti dalam melakukan pekerjaan.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

38

7. Mempunyai pengetahuan matematika dasar.

8. Mempunyai pengetahuan tentang operasi dan prosedur lapangan.

9. Mampu mengidentifikasi dan menetralisir resiko.

10. Dapat berorganisasi dengan baik.

11. Mampu menyampaikan estimasi secara logis dan jelas.

12. Mampu membuat jadwal konstruksi.

13. Mampu menggunakan sistem biaya perusahaan.

14. Memahami hubungan kontraktual.

15. Mampu membangun strategi sukses dalam fase pelelangan dan negosiasi.

16. Mampu mengatasi batas waktu.

17. Mempunyai standar kode etik yang tinggi.

Selain itu terdapat juga beberapa karakteristik dasar yang berpengaruh

terhadap keakuratan dan reliabilitas dalam pengembangan estimasi biaya menurut

Garret (2005). Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi secara jelas terhadap tugas

Seorang estimator harus mengetahui tentang aturan dasar, asumsi dan

karakteristik teknik dari sebuah data proyek. Estimator harus memahami

batasan dan kondisi yang ada untuk menyiapkan suatu dokumen estimasi

yang baik.

2. Partisipasi dalam menyiapkan estimasi

Perlu melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam proyek tersebut

untuk memahami misi dan kebutuhan dari proyek. Data sebaiknya

diverifikasi untuk keakuratan, kelengkapan dan keandalannya.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

39

3. Ketersediaan data yang valid

Perlu mengetahui sumber yang dibutuhkan dalam mengestimasi baik itu

data historikal yang memiliki kemiripan dengan proyek yang baru maupun

yang memiliki hubungan.

4. Standarisasi dalam struktur estimasi

Sebuah standar WBS (Work Breakdown Structure) harus digunakan dalam

penyusunan estimasi. WBS membantu agar dalam suatu proses estimasi

tidak terdapat item yang terlupakan dan juga membantu untuk membuat

perbandingan dengan beberapa proyek.

5. Ketentuan-ketentuan dalam mengatasi ketidakpastian

Sebuah ketidakpastian harus dapat diidentifikasi dan harus diperhitungkan

dalam membuat estimasi biaya.

6. Pemahaman tentang inflasi

Estimator harus memastikan perubahan ekonomi seperti inflasi yang akan

berpengaruh terhadap life cycle estimasi biaya.

7. Pemahaman tentang biaya-biaya yang tidak termasuk dalam estimasi

Bila terdapat biaya yang tidak dimasukkan harus dapat dijelaskan dalam

kondisi estimasi serta diberikan alasan yang rasional.

8. Mereview estimasi oleh pihak lain secara independen

Dengan mereview estimasi secara independen dapat memberikan rasa

percaya terhadap hasil estimasi. Pihak independen akan memverifikasi,

modifikasi, dan mengkoreksi sebuah estimasi untuk memastikan bahwa

estimasi tersebut realistik, lengkap dan konsisten.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

40

9. Revisi estimasi bila terdapat perubahan yang signifikan

Estimasi harus diupdate untuk setiap perubahan yang ada misalnya

perubahan dalam desain.

Dalam estimasi biaya, seorang estimator harus berusaha mengidentifikasi

ketidakpastian yang berhubungan dengan proses estimasinya. Beberapa cara untuk

mengidentifikasi dalam proyek yaitu (Ervianto, 2009) :

a. Mempelajari semua dokumen yang berhubungan dengan proyek, termasuk

dokumen yang direferensikan dalam dokumen kontrak.

b. Melakukan tinjauan ke lokasi proyek sebelum penawaran.

c. Membuat jadwal konstruksi sebelum penawaran.

d. Menyelidiki kemampuan keuangan dan etika bisnis pemilik proyek.

e. Memilih subkontraktor dan supplier yang tepat.

f. Mengikuti rapat penjelasan pekerjaan.

g. Mengidentifikasi reaksi masyarakat terhadap proyek.

h. Mendapatkan kepastian bahwa sumber daya tersedia untuk pembangunan

proyek.

i. Membuat daftar hal-hal yang sesungguhnya tentang proyek.

j. Membuat strategi untuk mendapatkan proyek.

k. Mengidentifikasi dan memahami klausula-klausula dalam suplemen atau

kondisi khusus dalam spesifikasi yang memberikan risiko tambahan untuk

kontraktor.

l. Mengidentifikasi persyaratan-persyaratan pemerintah.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

41

m. Mengidentifikasi gangguan lingkungan yang berhubungan dengan proyek.

n. Mengkaji ulang pola musim daerah lokasi proyek.

o. Mengidentifikasi lokasi pembuangan.

p. Mengkaji ulang laporan penyelidikan tanah di lokasi proyek.

q. Mengkaji ulang proyek dan metode konstruksi.

r. Melakukan analisis pekerjaan-pekerjaan yang disubkontrakkan untuk

memastikan bahwa seluruh pekerjaan telah tercakup.

Seorang estimator tidak dapat mengendalikan semua hal yang akan terjadi

selama proses estimasi berlangsung. Hal yang perlu dilakukan adalah melakukan

antisipasi sebanyak mungkin sehingga risiko dapat diminimalkan. Menurut Latief

dalam Buranda (2009), cara meminimalkan risiko adalah sebagai berikut :

1. Membuat asumsi-asumsi risiko yang mungkin terjadi saat membuat

estimasi biaya.

2. Melakukan proses estimasi biaya dengan metode yang telah ada.

3. Mengambil keputusan yang terukur dan tepat.

2.4.5 Prosedur Kegiatan dalam Tahap Tender

Prosedur kegiatan dalam tahap tender juga merupakan bagian dari proses

estimasi. Terdapat beberapa proses kegiatan tender proyek yang mengacu pada

Keppres no. 54 tahun 2010 :

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

42

1. Dokumen pengadaan

Dokumen pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh ULP/

Pejabat Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus

ditaati oleh para pihak dalam proses pengadaan barang/jasa.

2. Penilaian Kualifikasi

Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan

usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia jasa.

Kualifikasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Prakualifikasi, merupakan proses penilaian kualifikasi yang

dilakukan sebelum pemasukan penawaran.

b. Pascakualifikasi, merupakan proses penilaian kualifikasi yang

dilakukan setelah pemasukan penawaran.

3. Tahap Undangan Tender

Dari peserta tender yang telah lulus pada tahap prakualifikasi akan

mendapatkan undangan tender.

4. Pemberian Penjelasan

Untuk memperjelas dokumen pengadaan/ tender, ULP mengadakan

pemberian penjelasan. Dalam tahap ini terdapat kesempatan bagi

peserta tender untuk menanyakan tentang ketentuan dalam dokumen

tender yang kurang jelas. ULP dapat memberikan penjelasan lanjutan

dengan cara melakukan peninjauan lapangan.

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

43

5. Pemasukan Penawaran

Penyedia jasa memasukkan dokumen penawaran dalam jangka waktu

dan sesuai persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen

pemilihan.

6. Pengumuman Pemilihan Penyedia Jasa

Pelaksanaan atas penetapan pemenang tender diumumkan secara

terbuka dengan mengumumkan secara luas melalui website dan papan

pengumuman resmi untuk masyarakat.

7. Penunjukan Penyedia Jasa

Dalam hal tidak terdapat sanggahan maka surat penunjukan penyedia

barang/ jasa harus diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah

pengumuman penetapan pemenang tender.

8. Penandatanganan Kontrak

Para pihak menandatangani kontrak setelah penyedia jasa

menyerahkan jaminan pelaksanaan dan paling lambat 14 (empat belas)

hari kerja terhitung sejak diterbitkannya surat penunjukan penyedia

barang/ jasa.

2.5 Kinerja Biaya

Pada pelaksanaan proyek konstruksi banyak dijumpai proyek yang mengalami

pembengkakan biaya. Pembengkakan biaya merupakan kelebihan dalam

pengeluaran biaya saat pelaksanaan dibandingkan dengan anggaran yang telah

direncanakan. Pembengkakan biaya pada tahap pelaksanaan proyek sangat

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

44

tergantung pada perencanaan, koordinasi dan pengendalian dari kontraktor dan

juga bergantung pada estimasi anggaran biaya.

Menurut Soeharto (2001), secara garis besar biaya proyek dapat dibagi

menjadi dua yaitu :

1. Biaya langsung (direct cost), adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan

menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Biaya langsung terdiri

dari biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi ataupun proyek

tertentu, antara lain :

a. Biaya bahan/material

b. Upah pekerja

c. Biaya peralatan

d. Biaya subkontraktor

2. Biaya Tak Langsung (indirect cost), adalah biaya yang tidak secara

langsung berhubungan dengan konstruksi tetapi harus ada dan tidak dapat

dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya tak langsung terdiri atas :

a. Biaya lapangan seperti biaya operasional kantor lapangan, keamanan.

b. Biaya overhead kantor pusat.

c. Biaya asuransi (Asuransi tenaga kerja).

d. Biaya provisi bank (jaminan tender, jaminan pelaksanaan, jaminan

uang muka, jaminan masa pemeliharaan)

Biaya langsung dan tidak langsung secara keseluruhan membentuk biaya

proyek, sehingga pada pengendalian dan estimasi biaya, kedua jenis biaya ini

perlu diperhatikan. Baik biaya langsung maupun biaya tak langsung akan berubah

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

45

sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan

dengan rumus tertentu, tapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka

makin tinggi kumulatif biaya tak langsung diperlukan (Soeharto, 2001)

2.6 Hubungan antara Risiko dalam Proses Estimasi Biaya

Menurut Garret (2005) terdapat 6 sumber ketidakpastian dan risiko dalam

estimasi biaya, yaitu :

1. Kelemahan kontraktor dalam memahami persyaratan yang diminta

2. Kekeliruan dalam menginterpretasikan bahasa dalam dokumen kontrak

3. Tidak konsisten terhadap isi kontrak, baik dari pihak owner maupun

kontraktor

4. Terlalu terburu-buru dalam proses kontrak sehingga banyak informasi

penting tentang proyek yang terlewatkan oleh masing-masing pihak

5. Kecurangan dalam usaha memenangkan kontrak, pada akhirnya akan

menimbulkan masalah antara kedua belah pihak

6. Estimasi biaya proyek yang kurang tepat akibat tidak memperhitungkan

historikal data, inflasi, tidak adanya tools dalam mengembangkan estimasi

parametrik, kurangnya pendidikan formal maupun training bagi para

estimator.

Estimasi biaya sangat penting untuk pengendalian, bertindak sebagai standar

untuk membandingkan antara kenyataan dan rencana selama proyek berlangsung.

Kinerja biaya proyek dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satu diantaranya

adalah faktor keakuratan dalam proses estimasi biaya. Untuk mencapai keakuratan

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Risiko II.pdf · penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) terhadap risiko. Flanagan ... Klasifikasi risiko, yaitu mempertimbangkan jenis

46

dalam estimasi biaya, maka perlu diidentifikasi dan diantisipasi risiko yang dapat

terjadi dalam prosedur estimasi biaya proyek. Dengan adanya identifikasi dan

antisipasi risiko dalam proses estimasi biaya maka diharapkan kinerja biaya

proyek menjadi lebih baik dan tidak terdapat cost overrun yang disebabkan oleh

tidak akuratnya estimasi biaya.