manual handling - uin

85
34 GAMBARAN AKTIVITAS MANUAL HANDLING DI PT DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (KRAFT PROJECT) TAHUN 2010 LAPORAN MAGANG OLEH : ANDRI CAHYADI NIM : 106101003278 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H

Upload: fatimah-tul-munawaroh

Post on 18-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

MH

TRANSCRIPT

Page 1: Manual Handling - Uin

34

GAMBARAN AKTIVITAS MANUAL HANDLING

DI PT DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (KRAFT PROJECT)

TAHUN 2010

LAPORAN MAGANG

OLEH :

ANDRI CAHYADI

NIM : 106101003278

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1431 H

Page 2: Manual Handling - Uin

35

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Magang, Maret 2010

Andri Cahyadi , NIM : 106101003278

Gambaran Aktivitas Manual Handling di PT. DHL Exel Supply Chain (Kraft

Project) Cikarang Tahun 2010

xiii + 68 Halaman, 6 Tabel, 10 Gambar, 9 Lampiran

ABSTRAK

Aktivitas manual handling adalah aktivitas yang paling banyak dilakukankan

dalam kegiatan pemindahan barang. Hal itu merupakan kegiatan utama operasional

sehari-hari yang dilakukan PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia (Kraft Project).

Aktivitas manual handling memiliki dampak risiko kesehatan yang dapat ditimbul

karena pekerja tidak melakukan teknik manual handling dengan benar. Oleh karena itu,

diperlukan suatu penggambaran aktivitas manual handling, sehingga dapat mengetahui

karakteristik pekerjaan fisik, karakteristik lingkungan kerja, karakteristik objek dan

karakteristik kemampuan pekerja dalam melakukan manual handling.

Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui gambaran aktivitas manual

handling di PT DHL. Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT. DHL yang dimulai pada

tanggal 15 Februari 2010 sampai dengan tanggal 15 Maret 2010 dengan pengambilan

data primer dengan observasi dan wawancarara mendalam dan data sekunder berupa

profil perusahaan, data-data perusahaan baik pada bidang Safety Health and

Environment (SH&E).

Pada karakteristik pekerjaan fisik diketahui postur tubuh pekerja dibagi menjadi

dua, yaitu postur diam (statis) dan postur bergerak (dinamis). Pada postur diam (statis)

sudah sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) untuk aktifitas manual

handling postur tubuh diam (statis). Sedangkan dalam postur tubuh bergerak (dinamis)

sudah sesuai dengan pedoman handling dalam buku International Encyclopedia of

ergonomics and human factors (2001). Pada karakteristik lingkungan kerja diketahui

suhu di area gudang rata-rata berkisar pada 29oC – 30

oC, hal ini sudah sesuai dengan

Keputusan Menteri Kesehatan No. 405 Tahun 2002. Sedangkan tingkat kelembaban,

kebisingan, getaran maksimum dan pencahayaan diarea gudang belum dilakukan

Page 3: Manual Handling - Uin

36

pengukuran. Pada karakteristik objek diketahui berat objek yang dipindahkan kurang

dari 25 Kg (< 25 Kg), hal ini sudah sesuai dengan standar yang ada. Sedangkan bentuk

objek yang dipindahkan berupa kotak (box) yang memiliki lebar objek kurang dari 400

mm, panjang objek kurang 350 mm dan tinggi objek kurang dari 450 mm, hal ini sudah

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh International Labour Organization

(1998). Pada karakteristik kemampuan kerja diketahui gangguan kesehatan yang sering

dialami pekerja terjadi pada bagian punggung, lengan dan pinggang dan perusahaan juga

telah melakukan pelatihan tentang aktifitas manual handling, walaupun materi pelatihan

belum yang mengupas manual handling secara keseluruhan

Adapun saran yang dapat diberikan agar perusahaan dapat mengetahui bahaya

yang ditimbulkan dan meminimalkan kejadian kecelakaan kerja dari aktifitas manual

handling butuh dilakukannya pengukuran tingkat kelembaban, kebisingan, getaran

maksimum dan pencahayaan agar dapat menciptakankan lingkungan kerja di area

gudang aman dan nyaman bagi pekerja, serta melakukan pelatihan tersendiri tentang

aktifitas manual handling yang lengkap, diantaranya ditambahkan materi tentang

pengantar risiko ergonomi bagi kesehatan dan keselamatan dalam proses manual

handling, gambaran dampak potensial dari aktifitas manual handling bagi tubuh

manusia, faktor risiko individu dan pekerjaan yang berhubungan dengan kecelakaan

kerja akibat aktifitas manual handling, strategi pengendalian tempat kerja dan

penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan aktifitas manual handling.

Daftar bacaan : 14 (1989-2009)

Page 4: Manual Handling - Uin

37

PERNYATAN PERSETUJUAN

Laporan Magang dengan Judul

Gambaran Aktivitas Manual Handling

di PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia (Kraft Project) Tahun 2010

Oleh :

ANDRI CAHYADI

NIM. 106101003278

Telah distujui, diperiksa, dan dipertahankan Tim Penguji Magang Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, April 2010

Page 5: Manual Handling - Uin

38

Pembimbing Fakultas

Dr. Yuli P. Satar MARS

Pembimbing Lapangan

Intan Ramadhany Gustika S,S.E.

PANITIA SIDANG UJIAN MAGANG

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, April 2010

Penguji I,

Dr. Yuli P. Satar MARS

Penguji II,

Page 6: Manual Handling - Uin

39

Iting Shofwati ST. MKKK

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Andri Cahyadi

Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 05 September 1988

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. H. Niing No.58 RT 03/04 Kel. Duren Mekar

Sawangan, Depok

Email : [email protected]

Telp : 085694637575

Riwayat pendidikan

TK Aisyah 01 Pademangan Barat : 1993-1994

Page 7: Manual Handling - Uin

40

SDN 02 Binong Permai, Tangerang : 1994-2000

SLTPN 1 Curug, Tangerang : 2000-2003

SMAN 1 Parung, Kab. Bogor : 2003-2006

S-1 Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2006-Sekarang

KATA PENGANTAR

حين لر ا لرحمن ا هلل ا بسن

ته كا بر و هلل ا ورحمة عليكن م اسال

Segala puji kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan kenikmatan yang tak

terhingga kepada kita semua. Dengan memanjat rasa syukur atas segala nikmat dan

rahmat-Nya hingga laporan magang yang berjudul ”Gambaran Aktivitas Manual

Handling di PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia (Kraft Project) Tahun 2010” ini

dapat tersusun. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Baginda Besar Nabi

Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya menuju pintu pencerahan.

Penyusunan Laporan magang ini dapat diselesaikan dan disajikan agar

bermanfaat dalam menambah referensi teman-teman serta adik-adik kelas untuk

melaksanakan kegiatan yang sama.

Page 8: Manual Handling - Uin

41

Laporan magang ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis, melainkan

banyak pihak yang memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dan petunjuk. Sekiranya

patutlah bagi penulis untuk berterima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan apa yang ku butuhkan dan untuk semua

nikmat-Nya yang tak terhingga.

2. Kelurga besar. Ayah dan Ibu, terima kasih atas doa, motivasi dan kesabaran yang

tulus mengiringi langkahku. Adik-adikku, saudara-saudaraku terima kasih telah

memberikan semangat untuk terus kuliah, terima kasih untuk segala doa, motivasi

dan semua kemudahan yang diberikan.

3. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And, Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak dr. Yuli P.Satar, MARS, selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

(PSKM) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekaligus dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya dan mencurahkan pikirannya untuk membimbing penulis

dalam menyusun laporan magang ini.

5. Ibu Iting Shofwati, ST, MKKK, selaku dosen Penanggungjawab peminatan

Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) yang telah banyak memberikan ilmu dan

pengetahuan tentang K3.

6. Ibu Raihana Alkaff, M.MA selaku dosen yang telah banyak meluangkan waktu

dan ilmunya dalam membimbing sehingga selesainya laporan magang ini.

7. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang selama perjalanan menuntut ilmu penulis telah

mencurahkan ilmu yang begitu luas dan bermanfaat bagi penulis, serta tak lupa

kepada Bapak Gozali yang telah membantu kelancaran seluruh mahasiswa.

8. Bapak Deddy M. Bardjah, Operation Manager PT. PT Exel DHL Supply Chain

Kraft Project yang telah menerima untuk melakukan magang.

Page 9: Manual Handling - Uin

42

9. Kakak Intan Ramadhany Gustika S, Selaku Pembimbing lapangan yang selalu

memberikan masukan dan arahan selama magang

10. Sahabat-sahabatku tersayang JNC dan KITA yang selalu memberikan dukungan,

pemikiran, perbuatan dan sikap dalam menghadapi segala permasalahan.

11. Teman-teman Kesehatan Masyarakat ’06 K3 dan Gizi FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

kesempurnaan laporan ini, karena kekurangan ini datangnya dari penulis dan

kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis berharap

semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca

lain.

ته كا بر و هلل ا ورحمة عليكن م لسال ا و

Jakarta, April 2010

Andri Cahyadi

DAFTAR ISI

ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

LEMBAR PERSETUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

LEMBAR PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix

DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xii

DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiii

Page 10: Manual Handling - Uin

43

BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

1.1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

1.2. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

1.2.1. Tujuan Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

1.2.2. Tujuan Khusus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

1.3. Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

1.3.1. Bagi Perusahaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

1.3.2. Bagi Prodi Kesmas UIN Jakarta . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

1.3.3. Bagi Mahasiswa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

2.1. Ergonomi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

2.2. Manual Handling . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

2.2.1. Jenis Aktifitas Manual Handling . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

2.2.2. Teknik Manual Handling . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

2.3. Faktor Risiko Ergonomi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

2.3.1. Karakteristik Pekerjaan Fisik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

2.3.2. Karakteristik Lingkungan Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

2.3.3. Karakteristik Objek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25

2.3.4. Karakteristik Kemampuan Pekerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27

BAB III LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34

3.1. Tahap Persiapan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34

3.2. Topik Magang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34

3.3 Lokasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34

3.4 Waktu Pelaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34

3.5 Nara Sumber . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35

3.6 Alur Magang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35

3.7 Jadwal Kegiatan Magang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36

Page 11: Manual Handling - Uin

44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38

4.1. Profil Perusahaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38

4.1.1. Sejarah Perusahaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43

4.1.4. Gambaran HS&E Perusahaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44

4.1.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45

4.1.6. Kebijakan K3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45

4.1.7. Kebijakan Mutu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46

4.1.8. Quality Assurence . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47

4.1.9. Sasaran Mutu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47

4.2. Gambaran Jenis Aktivitas Manual Handling . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48

4.3. Gambaran Karakteristik Pekerjaan Fisik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49

4.3.1. Postur Tubuh Pekerja Posisi Diam (Statis) . . . . . . . . . . . . . . 49

4.3.2. Postur Tubuh Pekerja Posisi Bergerak (Dinamis) . . . . . . . . . 53

4.4. Gambaran Karakteristik Lingkungan Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55

4.4.1 Suhu dan Kelembapan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55

4.4.2. Kebisingan dan Getaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57

4.4.3. Pencahayaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57

4.5. Gambaran Karakteristik Objek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58

4.5.1 Berat dan Bentuk Objek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58

4.6. Gambaran Karakteristik Kemampuan Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62

4.6.1. Gangguan Kesehatan Pekerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62

4.6.2. Pelatihan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66

5.1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66

5.2. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: Manual Handling - Uin

45

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Postur janggal dan alokasi kemungkinan terjadinya sakit . . . . . . . . 16

Page 13: Manual Handling - Uin

46

Tabel 2.2 Faktor yang mempengarui postur tubuh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

Tabel 2.3 Tingkat Getaran Di Tempat Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20

Tabel 2.4 Intensitas Pencahayaan di Tempat Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21

Tabel 2.5 Tingkat Kebisingan di Tempat Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23

Tabel 4.1 Berat dan produk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Posisi mengangkat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

Page 14: Manual Handling - Uin

47

Gambar 2.2 Cara mengangkat beban . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

Gambar 2.3 Faktor yang mempengaruhi postur tubuh dalam bekerja . . . . . 17

Gambar 3.1 Alur Magang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43

Gambar 4.2 Struktur Organisasi SHE (Safety Health And Environment) . . . . 44

Gambar 4.3 Alur aktivitas manual handling pada postur diam (statis) . . . . . . 50

Gambar 4.4 Alur aktivitas manual handling pada postur bergerak (dinamis) . 53

Gambar 4.5 Termometer ruangan dan lembar pencatatan suhu . . . . . . . . . . . . 56

Gambar 4.6 Pencahayaan di area gudang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58

BAB I

PENDAHULUAN

Page 15: Manual Handling - Uin

48

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi telah terjadi perkembangan di berbagai aspek kehidupan

yang bisa memberikan pengaruh dan dampak penting terhadap kehidupan manusia.

Perkembangan sektor industri yang diharapkan untuk meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan manusia juga dapat memberikan kerugian bagi manusia dan lingkungan

jika tidak dikelola dan dijaga dengan baik.

Dalam perkembangannya, sektor industri merupakan bentuk perkembangan

teknologi yang semakin lama semakin canggih, tetapi dalam pelaksanaannya industri

tetap saja memerlukan tenaga pekerja sebagai pangguna dan pengelolaanya. Beberapa

industri di negara kita masih menggunakan tenaga manusia dalam melakukan proses

produksi yang salah satunya dalam proses pengangkutan dan pemindahan barang hasil

produksi. Dalam pekerjaan tersebut, pekerja diharapkan dapat bekerja dengan baik dan

aman, serta mempertimbangkan aspek kesehatan keselamatan pekerja.

Untuk menciptakan kondisi yang diinginkan, maka diperlukan suatu interaksi

yang harmonis antara manusia, mesin dan lingkungan kerja yang merupakan komponen-

komponen dalam kegiatan produksi. Interaksi antara manusia, mesin dan lingkungan

kerja lebih dikenal dengan istilah ergonomi, yaitu suatu ilmu yang mempelajari antara

kesesuaian alat, pekerjaan dan lingkungan terhadap manusia agar menghindari manusia

dari faktor yang tidak diinginkan yaitu penyakit akibat kerja ataupun kecelakaan kerja

sehingga dengan interaksi yang harmonis ini dapat meningkatkan produktivitas setiap

Page 16: Manual Handling - Uin

49

pekerja dalam bekerja. Kaitan antara aktivitas manual handling seperti mengangkat

(lifting), mendorong (pushing), menarik (pulling), membawa (carrying), memegang

(holding) merupakan hal yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit akibat kerja

ataupun kecelakaan kerja (Bridger, 1995).

Berdasarkan penelitian Enviromental Health Science dari University of

Minnesota di Amerika Serikat ditemukan bahwa satu juta pekerja setiap tahunnya

mengalami low back pain yang menyebabkan kehilangan waktu kerja dikarenakan

pekerjaan manual handling (mengangkat, membawa, mendorong, menarik dan lain-lain)

yang tidak sesuai. Pada tahun 1998 juga diketahui lebih dari 440.00 orang kehilangan

waktu kerja karena cidera punggung, serta terjadi cidera musculoskleletal sebesar 21%

dari total pekerja tersebut yang menyebabkan kehilangan waktu kerja pada perusahaan

manufacturing dan sektor pelayanan jasa.

(www.enhs.umn.edu/2004injury/back/backinjury.html)

Data dari National For Ocupational Safety and Health (NIOSH) tahun 1981

menyebutkan sekitar 500.000 pekerja menderita cidera akibat penggunaan tenaga yang

berlebih, sebanyak 60% disebabkan karena aktivitas mengangkat, 20% karena proses

mendorong dan menarik. Didapatkan juga data bahwa aktivitas manual handling yang

paling sering menyebabkan cedera adalah mengangkat (lifting) dan membawa (carrying)

objek sebesar 61,3% dan 60% dari jumlah tersebut menderita nyeri punggung (Bridger,

1995)

Page 17: Manual Handling - Uin

50

Hasil studi Laboratorium Pusat studi Kesehatan dan Ergonomi ITB pada tahun

2006-2007 diperoleh data bahwa sebanyak 40-80% pekerja melaporkan keluhan pada

muskuloskeletal sesudah melakukan aktivitas manual handling. Dengan memahami

pentingnya aspek ergonomi ini, setiap perusahaan sudah seharusnya melakukan evaluasi

secara integratif untuk menilai sejauh mana kecocokan rancangan sistem kerja yang ada

dengan para pekerjanya (Yassierili, 2009)

PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia (Kraft Project) merupakan perusahaan

penyimpanan dan pengiriman barang yang memiliki proses kerja yang banyak

melakukan aktifitas manual handling. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah

barang yang dipindahkan oleh pekerja dalam sehari sekitar tiga ribu dus barang yang

harus dipindahkan oleh sekitar tiga puluh orang pekerja. Oleh karena itu dengan melihat

frekuensi perpindahan barang yang tinggi, penyusun melakukan observasi guna

mendapatkan gambaran aktivitas manual handling yang dilakukan pekerja selama

bekerja.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Didapatkannya gambaran tentang aktivitas manual handling di areal gudang PT.

DHL Exel Supply Chain Indonesia (Kraft Project) Cikarang Jawa Barat.

1.2.2 Tujuan Khusus

Page 18: Manual Handling - Uin

51

a. Didapatkannya informasi tentang profil perusahaan PT. DHL Exel Supply Chain

Indonesia (Kraft Project) Cikarang Jawa Barat

b. Didapatkannya informasi tentang gambaran jenis manual handling yang

dilakukan pekerja selama kegiatan manual handling di PT. DHL Exel Supply

Chain Indonesia (Kraft Project) Cikarang Jawa Barat

c. Didapatkannya informasi tentang gambaran karakteristik pekerjaan fisik selama

kegiatan manual handling di PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia (Kraft

Project) Cikarang Jawa Barat

d. Didapatkannya informasi tentang gambaran karakeristik lingkungan kerja di area

gudang di PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia (Kraft Project) Cikarang Jawa

Barat

e. Didapatkannya informasi tentang gambaran karakteristik objek yang akan

dipindahkan di area gudang di PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia (Kraft

Project) Cikarang Jawa Barat

f. Didapatkannya informasi tentang gambaran karakteristik kemampuan pekerja

bagi pekerja di area gudang di PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia (Kraft

Project) Cikarang Jawa Barat.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Perusahaan

Page 19: Manual Handling - Uin

52

a. Perusahaan akan mendapatkan informasi tentang gambaran pelaksanaan manual

handling yang ada di tempat kerja PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia (Kraft

Project) Cikarang Jawa Barat pada tahun 2010.

b. Gambaran pelaksanaan manual handling yang diperoleh dapat digunakan untuk

meningkatkan tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya gangguan

kesehatan pada pekerja

c. Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan studi kepustakaan PT. DHL Exel

Supply Chain Indonesia (Kraft Project) Cikarang Jawa Barat

1.3.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta

a. Dapat dijadikan sebagai relasi dunia pendidikan dan dunia pekerjaan yang

menyangkut kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

1.3.3 Bagi Mahasiswa

a. Mengaplikasikan teori yang didapat dalam perkuliahan ke dalam prakteknya di

perusahaan

b. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam melihat aktivitas manual handling

di area pergudangan.

Page 20: Manual Handling - Uin

53

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ERGONOMI

Asal kata ergonomi adalah ergon yang berarti kerja dan nomos yang

berarti hukum/aturan, dimana kedua kata tersebut berasal dari Yunani yang dapat

disimpulkan definisi melalui kata-kata tersebut ialah aturan atau hukum yang

berhubungan dengan kerja. Sejarah mengatakan bahwa kata ergonomi ditetapkan

pada tanggal 16 Februari 1950. Kemudian seiring dengan perkembangan jaman

maka arti ergonomi semakin berkembang.

Page 21: Manual Handling - Uin

54

Seorang pakar keselamatan dan kesehatan kerja Indonesia Bapak

suma’mur, 1989 mengatakan bahwa ergonomi adalah : Ilmu yang penerapannya

berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau

yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal-

optimalnya, hal ini meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara

timbal balik untuk efesiensi dan kenyamanan kerja. Selain itu, suatu badan asosiasi

ergonomi Internasional atau disebut juga International ergonomic Association

(IEA) menyebutkan bahwa ergonomi adalah Ilmu yang mempelajari anatomi dan

aspek psikologi dari manusia dalam lingkungan kerja, dimana hal tersebut

bertujuan untuk mendapatkan efesiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan

untuk orang baik saat bekerja, saat di rumah ataupun saat bermain. Secara garis

besar, ilmu ini mempelajari interaksi antara manusia, mesin dan lingkungan

kerja.

Peneliti berdasarkan informasi dari buku-buku, artikel-artikel, bahan

kuliah menyimpulkan bahwa ergonomi adalah suatu ilmu aplikasi yang

mempelajari tentang kesesuaian peralatan kerja, lingkungan kerja dan pekerjaan

dengan pekerjanya. Fokus utama ilmu ergonomi ini adalah manusia. Dalam

pelaksnaannya ergonomi memandang penting keserasian antara ketiga unsur ini,

yaitu : manusia, lingkungan dan mesin.

Adapun tujuan penerapan ilmu ergonomi adalah didapatkannya efesiensi

kerja manusia yang maksimal, peningkatan terhadap kenyamanan dan kepercayaan

pekerja yang mempengaruhi peningkatan pada produktifitas kerja, selain itu tujuan

Page 22: Manual Handling - Uin

55

pelaksanaan ergonomi adalah untuk meningkatkan derajat keselamatan dan

kesehatan pekerja. Oleh karenanya seorang ahli K3 perlu untuk mengidentifikasi

kemudian menetapkan keterbatasan dari pekerja, dan berdasarkan hasil tersebut

seorang ahli ergonomi akan dapat membuat suatu sistim kerja (lingkungan kerja,

pekerjaan dan peralatan kerja) yang sesuai dengan kemampuan pekerja.

Agar mampu dalam melakukan identifikasi dan implementasi terhadap

keberadaan ergonomi maka perlu dipahami ketiga ilmu yang merupakan ruang

lingkup dari ilmu ergonomi itu sendiri, yang diantaranya adalah :

a. Ilmu faal, anatomi tubuh memberikan gambaran bentuk tubuh manusia,

kemampuan tubuh/anggota gerak untuk mengangkat atau ketahanannya

terhadap suatu gaya yang diterimanya.

b. Psikologi faali memberikan gambaran terhadap fungsi otak dan sistim

persarafan dalam kaitannya dengan tingkah laku.

c. Ilmu fisika dan tehnik memberikan informasi yang sama untuk mesin dan

lingkungan dimana terlibat didalamnya.

Selain perlunya pengertian akan ketiga ilmu diatas, kita juga perlu

mengetahui faktor-faktor yang menjadi resiko dalam ergonomi.

Karakteristik tempat kerja dibentuk oleh interaksi antara parameter –

parameter berikut ini :

Page 23: Manual Handling - Uin

56

a. Pekerja dengan perbedaan ukuran (berat badan dan tinggi badan),

kekuatan, berbagai pergerakan, intelektual, pendidikan, perkecualian dan

kapasitas fisik/mental lainnya.

b. Latar belakang tempat kerja berkaitan dengan bagian, peralatan, furnitur,

panel, control/display dan obyek fisik lainnya.

c. Lingkungan kerja yang terbentuk dari iklim, pencahayaan, vibrasi dan

kualitas atmosfir lainnya.

2.2. Manual Handling

Manual Handling didefinisikan sebagai seluruh kegiatan yang

menggunakan pengerahan tenaga manusia untuk mengangkat, menurunkan,

mengangkut, mendorong, menarik bahkan memindahkan, menggenggam dan

menahan benda hidup atau benda mati (National Occupational Health and

Safety Commision, 1990)

Ketidaksesuaiaan yang dilakukan pekerja dalam menangani

beban dengan cara manual, yang dapat mengakibatkan terjadinya cidera

ataupun penyakit akibat kerja bisa disebabkan karena memindahkan objek

yang terlalu berat, postur yang salah (postur janggal) dalam manangani beban,

cara angkat yang salah, menggunakan tenaga berlebihan saat bekerja dan

pergerakan berulang yang cepat.

Page 24: Manual Handling - Uin

57

2.2.1. Jenis Aktifitas Manual Handling

Di dalam buku International Encyclopedia of ergonomics and human

factors (2001), dijelaskan bahwa jenis aktifitas manual handling terdiri dari :

1. Mengangkat/menurunkan (Lifting/Lowering)

Mengangkat adalah menaikan dari level bawah ke level yang lebih tinggi.

Jarak pengangkatan bisa dari bawah hingga setinggi tangan untuk meraih.

Sedangkan menurunkan adalah aktifitas menurunkan dari level yang lebih

tinggi ke level bawah.

2. Mendorong/menarik (Pushing/Pulling)

Mendorong adalah menekan dengan tenaga berlawanan dengan objek

bergerak dan lawannya adalah menarik

3. Memutar (Twisting)

Memutar adalah kegiatan menggerakan tubuh bagian atas ke satu sisi atau

sisi yang lainnya ketika tubuh bagian bawah berada pada posisi tetap.

4. Membawa (Carrying)

Membawa adalah memegang objek atau mengambil objek ketika ada

kegiatan memindahkan berat objek menjadi bagian dari total berat orang

tersebut ketika sedang bekerja.

5. Menggenggam (Holding)

Menggenggam adalah memegang objek ketika posisi tubuh dalam keadaan

statis.

2.2.2 Teknik Manual Handling

Page 25: Manual Handling - Uin

58

Pada pekerjaan memindahkan barang atau beban, bentuk, volume berat

dan sifat beban yang akan dipindahkan sangat menentukan cara-cara pelaksanaan

pemindahan tersebut baik mengangkat maupun meletakkan kembali beban.

Kegiatan mengangkat dan mengangkut ini banyak melibatkan kerja otot dan

tumpuan pada kerja tulang belakang, oleh karena itulah dibutuhkan teknik yang

benar. Dalam buku pedoman manual handling Queensland (1991) dijelaskan

bahwa teknik manual handling yang benar, yaitu sebagai berikut :

a. Membuat perencanaan dengan menilai beban dan mementukan

bagaimana menanganinya, sebagai suatu cara untuk menghindari cidera

akibat pengerahan tenaga yang berlebih.

b. Menentukan teknik terbaik dengan menghindari postur membungkuk,

memuntir, dan menjangkau yang tidak diperlukan.

c. Menggenggam objek dengan pegangan yang kuat dan menggunakan

seluruh jemari dari kedua tanggan dalam menganggat barang.

d. Dorong beban sedekat mungkin dengan badan untuk mencegah stress

yang berlebihan di punggung.

e. Variasikan penanganan tugas berat dengan yang ringan

f. Periksakan material dari permukaan yang bergerigi, susut yang runcng

dan tajam atau licin.

g. Menghilangkan minyak, air atau objek yang kotor sebelum mencoba

untuk menanganinya.

2.3 FAKTOR RISIKO ERGONOMI

Page 26: Manual Handling - Uin

59

Di dalam buku International Encyclopedia of ergonomics and human

factors (2001), disebutkan yang menjadi faktor-faktor risiko ergonomi dalam

aktifitas manual handling, diantaranya :

2.3.1 Karakteristik Pekerjaan Fisik

A. Postur

Kata postur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti : bentuk

tubuh, keadaan tubuh, perawakan tubuh. Postur tubuh dalam ergonomi

diartikan sebagai posisi tubuh saat melaksanakan pekerjaan. Dengan kata

lain, postur tubuh dipengaruhi oleh pergerakan. Secara garis besar pergerakan

bergantung pada tipe pekerjaan yang terbagi dalam dua jenis pekerjaan (ILO,

1998) :

a. Pekerjaan statis

Permasalahan dalam pekerjaan statis dapat timbul

dikarenakan postur yang tidak sesuai, atau menahan dalam jangka

waktu yang lama ataupun ketika kegiatan kerja dengan postur yang

janggal yang dapat menyebabkan bagian tubuh merasakan stress.

Perlu kita sadari bersama, melakukan pekerjaan dengan postur

Page 27: Manual Handling - Uin

60

apapun pada jangka waktu yang lama dapat menyebabkan ketidak

efektifan pekerjaan, sakit atau nyeri pada pekerja setelah bekerja dan

dapat membawa pekerja dalam masalah kesehatan yang

berkepanjangan. Sakit pada otot yang berhubungan dengan pekerjaan

statis dapat menjadi bahan indentifikasi kerendahan tingkat

permintaan pekerjaan dengan kapasitas pekerja. Kesalahan dalam

mengangkat beban dapat menyebabkan terjadinya suatu gangguan

pada bagian-bagian tubuh tertentu.

Adapun postur statis yang benar dan salah ketika mengangkat

beban adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1.

Posisi Mengangkat

b. Pekerjaan dinamis

Meskipun pergerakan sangat penting untuk mencegah masalah

pekerjaan statis, khususnya dalam menangani beban yang berat, ternyata

hal tersebut juga memberi masalah pada kesehatan dan kinerja kerja,

Page 28: Manual Handling - Uin

61

seperti saat mengangkat, membawa, mendorong dan menarik beban.

Masalah pada pekerjaan dinamis dapat terjadi karena dua hal yaitu :

Penggunaan energi secara berlebih

Pekerjaan mengangkat dan menangani beban

Cara yang benar dalam menangani beban adalah sebagai berikut

yang ditunjukkan pada gambar berikut ini :

Gambar 2.2.

Cara mengangkat Beban

Berdasarkan gambar diatas, cara yang benar ketika mengangkat

dan membawa objek adalah sebagai berikut :

Jongkok ke bawah, bengkokkan hanya pangkal paha dan lutut.

Jika dibutuhkan, taruh salah satu lutut di lantai dan panjangkan lutut

lainnya didepan anda, berlutut pada sudut yang tepat (setengah

berlutut). Tekan dada anda tegak kedepan. Hal ini menjaga bagian

punggung tetap tegak, sejajar dengan pusar anda. Gunakan kaki anda

untuk merubah arah, ambil langkah-langkah pendek. Arahkan dengan

Page 29: Manual Handling - Uin

62

pangkal paha setiap anda berganti arah. Jaga bahu anda tetap dalam

posisi sejajar dengan pangkal paha ketika anda berpindah lalu letakkan

beban anda hati-hati.

Langkah – langkah yang perlu diperhatikan :

a. Pada posisi awal

Pertimbangkan ketika akan mengangkat objek

Pertimbangkan posisi terbaik

Berdirilah dengan posisi yang benar

Cobalah terlebih dahulu posisi tersebut sebelum mengangkat

b. Pada langkah kedua tentukan postur tubuh yang tepat

Letakkan tangan pada posisi dibawah beban

Bengkokan lutut

Usahakan punggung tetap dalam posisi lurus

Jangan membungkuk atau menunduk

c. Pada langkah ketiga memegang objek

Letakkan tangan dibawah sudut, hindari sudut tajam dan daerah

yang mudah lepas

Cobalah pegangan tersebut sebelum mengangkat

Page 30: Manual Handling - Uin

63

Periksa kemungkinan rusak atau sobek

d. Pada langkah kelima pada tahap mengangkat

Otot kaki merupakan otot terkuat diseluruh tubuh gunakan otot

kaki untuk melindungi punggung

Tekuk lutut dan angkat

e. Pada langkah keenam pegang objek sedekat mungkin dengan tubuh

Semakin dekat objek dengan tubuh maka semakin kecil tekanan

yang terjadi pada punggung

Adapun postur-postur yang dapat menyebabkan masalah pada Kesehatan

(Van Wely dalam ILO,1998) adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1.

Postur Janggal dan Alokasi Kemungkinan Terjadinya Sakit

Postur Janggal

Alokasi kemungkinan terjadinya

sakit atau gejala lainnya

Berdiri Pada kaki, regio lumbal

Duduk tanpa dukungan lumbar Pada regio lumbal

Duduk tanpa dukungan punggung Pada otot-otot punggung

Duduk tanpa footrest (tumpuan kaki)

yang baik dengan ketinggian yang

sesuai

Pada lutut, kaki dan regio lumbal

Duduk dengan mengistirahatkan bahu

pada permukaan alat kerja yang

terlalu tinggi

Pada bahu dan otot – otot leher

Tangan bagian atas terangkat tanpa Pada bahu dan lengan bagian atas

Page 31: Manual Handling - Uin

64

dukungan dari alas vertikal

Tangan meraih sesuatu yang sulit

terjangkau (jauh/tinggi)

Pada bahu dan lengan bagian atas

Kepala mendongkak Pada regio leher

Posisi membungkuk, punggung yang

mengarah ke depan

Pada regio lumbal, otot-otot

punggung

Membawa beban berat dengan cara

memenggul atau memikul

Pada regio lumbal, otot-otot

punggung

Semua posisi tegang Pada semua otot (karena semua otot-

otot terlibat)

Posisi ekstrim yang harus terus

menerus pada setiap sendi

Pada semua sendi (karena semua

sendi terlibat)

Menurut Phesant (1991), postur yang baik dalam bekerja adalah postur

yang mengandung tenaga otot statis yang paling minimum, atau secara umum

dapat dikatakan bahwa variasi dari postur saat bekerja lebih baik dibandingkan

dengan satu postur saja saat bekerja. Kenyamanan melakukan postur yang janggal

saat bekerja dapat benjadi suatu kebiasaan yang dapat berdampak pada

penggeseran atau pemendekan jaringan lunak dan otot (Ramazani dslam Pheasant,

1991)

Menurut Bridger (1995) hal-hal yang dapat mempengaruhi postur tubuh

ketika bekerja adalah karakteristik pekerjaan (kebutuhan pekerjaan, disain tempat

kerja dan faktor personal pekerja) seperti yang ditunjukan pada bagan berikut ini :

Task Requirements

Working Posture

Workspace Design Personal Factor

Page 32: Manual Handling - Uin

65

Gambar 2.3.

Faktor yang mempengaruhi postur tubuh dalam bekerja

Tabel 2.2.

Faktor yang mempengaruhi Postur tubuh (Bridger, 1995)

NO FAKTOR CONTOH

1. Karakteristik Pengguna (faktor

Personal)

Umur

Antropometri

Berat badan

Kebugaran (olah raga)

Pergerakan sendi (banyaknya gerakan)

Masalah muskuletal terbaru

Cidera atau operasi awal

Handedness

Kegemukan

2. Kebutuhan pekerja/kegiatan Kebutuhan visual

Kebutuhan manual (posisi tenaga)

Masa Waktu

Periode istirahat

Pekerjaan yang mobile/tidak atau

Page 33: Manual Handling - Uin

66

kecepatan dalam bekerja

3.

Disain tempat kerja

Dimensi Tempat duduk

Dimensi permukaan tempat kerja

Dimensi tempat duduk

Dimensi ruang kerja (ruang untuk

kepala, ruang untuk kaki)

Keleluasaan pribadi

Kualitas dan tingkat iluminasi

Dalam buku NEBOSH (National Examination Board in Occupational Safety and

Health) RRC (Rapid and Results College) Business Training dijelaskan bahwa untuk

meminimalkan risiko dari kegiatan manual handling pada karakteristik pekerjaan fisik

dapat dilakukan dengan cara :

a. Menyesuaikan rangkaian pekerjaan untuk meminimalisir langkah-kangkah

pekerjaan termasuk membawa dan mengangkat beban.

b. Pekerjaan rutin dengan mengurangi pengulangan pekerjaan dengan menambahkan

variasi pergerakan dan postur dalam bekerja, contohnya dengan istirahat, rotasi

kerja, menyediakan SOP untuk memudahkan ruang gerak pekerja dalam bekerja.

c. Membuat tim kerja dengan membagi beban kerja kepada beberapa orang pekerja,

contohnya mengkhususkan beberapa pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan

tersendiri dengan tetap mengkoordinasikan pekerja dalam proses memindahkan

barang.

2.3.2. Karateristik Lingkungan Kerja

Page 34: Manual Handling - Uin

67

A. Suhu dan Kelembaban

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 405 Tahun 2002 Tentang

Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja

Industri yang mengatur suhu dan kelembaban ditempat kerja, menyebutkan suhu

yang baik berkisar antara 18 – 30 o

C, sedangkan kelembaban berada pada

kisaran 65 % - 95 %.

B. Getaran (vibrasi)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 405 Tahun 2002 Tentang

Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja

Industri yang mengatur tingkat getaran maksimal untuk kenyamanan dan

kesehatan di tempat kerja sebagai berikut :

Tabel 2.3.

Tingkat Getaran di Tempat Kerja

No. FREKUENSI TINGKAT GETARAN MAKSIMAL (10 - 6 mM)

1. 4 < 100

2. 5 < 80

3. 6.3 < 70

4. 8 < 50

5. 10 < 37

6. 12.5 < 32

7. 16 < 25

Page 35: Manual Handling - Uin

68

8. 20 < 20

9. 25 < 17

10. 31.5 < 12

11. 40 < 9

12. 50 < 8

13. 63 < 6

Agar getaran tidak menggangu kesehatan atau membahayakan perlu diambil

tindakan sebagai berikut :

a. Melengkapi ruang kerja dengan peredam getar

b. Memperbaiki/memelihara sistem penahan getaran

c. Mengurangi getaran pada sumber, misalnya dengan memberikan bantalan

pada sumber getaran

C. Pencahayaan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 405 Tahun 2002 Tentang

Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja

Industri yang mengatur intensitas Cahaya di tempat kerja sebagai berikut :

Tabel 2.4.

Intensitas Pencahayaan di Tempat Kerja

JENIS

KEGIATAN

TINGKAT

PENCAHAYAAN

MINIMAL (LUX)

KETERANGAN

Page 36: Manual Handling - Uin

69

Pekerjaan kasar

dan tidak terus

menerus

100

Ruang penyimpanan & ruang

peralatan/instalasi yang memerlukan

pekerjaan yang kontinyu

Pekerjaan kasar

& terus menerus 200

Pekerjaan dengan mesin dan

perakitan kasar

Pekerjaan rutin

300

Ruang administrasi, ruang kontrol,

pekerjaan mesin &

perakitan/penyusunan

Pekerjan agak

halus

500

Pembuatan gambar atau bekerja

dengan mesin kantor pekerja

pemeriksaan atau pekerjaan dengan

mesin

Pekerjaan halus

1000

Pemilihan warna, pemprosesan

tekstil, pekerjaan mesin halus &

perakitan halus

Pekerjaan amat

halus

1500

Tidak menimbulkan

bayangan

Pemeriksaan dengan tangan,

pemeriksaan pekerjaan mesin dengan

perakitan yang

Page 37: Manual Handling - Uin

70

Pekerjaan terinci 3000

Tidak menimbulkan

bayangan

Pemeriksaan pekerjaan, perakitan

sangat halus

Agar pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan tindakan

sebagai berikut :

a. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan

kesilauan dan memiliki intensitas sesuai dengan peruntukan.

b. Kontras sesuai kebutuhan, hindarkan terjadinya kesilauan atau bayangan

c. Untuk ruangan kerja yang menggunakan peralatan berputar dianjurkan untuk

tidak menggunakan lampu neon.

d. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan

bola lampu sering dibersihkan

e. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti

D. Kebisingan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 405 Tahun 2002 Tentang

Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja

Industri yang mengatur tingkat kebisingan di tempat kerja sebagai berikut :

Tabel 2.5.

Tingkat Kebisingan di Tempat Kerja

No. TINGKAT KEBISINGAN (dBA) PEMAPARAN HARIAN

Page 38: Manual Handling - Uin

71

1. 85 8 jam

2. 88 4 jam

3. 91 2 jam

4. 94 1 jam

5. 97 30 menit

6. 100 15 menit

Agar kebisingan tidak menggangu kesehatan atau membahayakan perlu diambil

tindakan sebagai berikut :

a. Pengaturan tata letak ruang harus sedemikian rupa agar terhindar dari

kebisingan

b. Sumber kebisingan dapat dikendalikan dengan beberapa cara diantaranya

dengan meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon,

peninggian tembok, membuat bukit buatan, dan lain-lain

c. Rekayasa peralatan (engineering control).

Dalam buku NEBOSH (National Examination Board in Occupational Safety and

Health) RRC (Rapid and Results College) Business Training dijelaskan bahwa untuk

meminimalkan risiko dari kegiatan manual handling pada karakteristik lingkungan kerja

dapat dilakukan dengan cara :

a. Merubah disain tempat kerja agar memudahkan pekerja dalam melakukan pekerjaan

sehingga pekerja merasa nyaman

Page 39: Manual Handling - Uin

72

b. Kondisi lantai harus bebas dari halangan, adanya lubang, tonjolan permukaan dan

material-material lain yang dapat menyebabkan pekerja terjatuh, tersandung atau

bahkan kehilangan keseimbangan dalam berpijak. Oleh karena itu harus ada

langkah-langkah untuk membersihkan lantai agar dapat dipastikan tidak ada

material-material lain yang jatuh pada saat dibawa.

c. Merubah tingkat ketinggian dengan tidak menggunakan tangga karena dapat

menggangu dalam proses membawa barang.

d. Kondisi udara, suhu dan ventilasi harus disesuaikan sehingga kondisi pada saat

bekerja merasa nyaman dan tidak menyebabkan kelelahan. Tingkat pencahayaan

harus cukup disemua bagian tempat kerja sehingga pekerja dapat melihat seluruh

permukaan lantai dan bagian dari beban yang mereka bawa.

e. Alat pelindung diri (APD), pekerja harus dilengkapi dengan beberapa peralatan

yang dibutuhkan untuk melindungi diri mereka dari bahaya atau kerusakan,

contohnya adalah sarung tangan, safety shoes, dll dengan pertimbangan tingkat

risiko yang ada di tempat kerja.

2.3.3. Karakteristik Objek

A. Berat objek

Menurut International Labour Organization (ILO, 1998), beban

maksimum yang diperbolehkan untuk diangkat oleh seseorang adalah 23-25 Kg.

Mengangkat beban yang terlalu berat akan mengakibatkan tekanan pada dictus

pada tulang belakang (deformitas dictus). Deformitas dictus menyebabkan

Page 40: Manual Handling - Uin

73

derajat kurvatur lumbar lordosis berkurang sehingga pada akhirnya

megakibatkan tekanan pada jaringan lunak. Selain itu, beban yang berat juga

dapat menyebabkan kelelahan karena dipicu peningkatan tekanan pada dictus

intervertebra (Bridger, 1995). Ditambahkan dalam buku Pedoman Manual

Handling Queensland (1991) jarak pemindahan barang secara vertikal dan

horizontal harus kurang dari 25 cm.

B. Bentuk benda

Bentuk objek juga ikut mempengaruhi terjadinya gangguan otot rangka.

Ukuran objek harus cukup kecil agar dapat diletakkan sedikit mungkin dari

tubuh. Lebar objek yang besar dapat membebani otot pundak atau bahu lebih dari

300-400 mm, panjang lebih dari 350 mm dengan ketinggian lebih dari 450 mm.

Sedangkan bentuk objek yang baik harus memiliki pegangan, tidak ada sudut

tajam dan tidak dingin atau panas saat diangkat. Mengangkat objek tidak boleh

hanya dengan mengandalkan kekuatan jari, karena kemampuan otot jari terbatas

sehingga dapat cidera pada jari (Kumar, 1999)

Dalam buku NEBOSH (National Examination Board in Occupational Safety and

Health) RRC (Rapid and Results College) Business Training dijelaskan bahwa untuk

meminimalkan risiko dari kegiatan manual handling pada karakteristik objek dapat

dilakukan dengan cara :

a. Meringankan beban yang dibawa dan memperkecil ukuran jika memungkinkan

sehingga memudahkan pekerja dalam memindahkan barang

Page 41: Manual Handling - Uin

74

b. Membuat barang mudah untuk digenggam dengan membuat pegangan pada benda.

c. Membuat beban lebih stabil dengan memperhatikan pembungkus dan isi dari barang

agar mudah dibawa ketempat yang jauh

2.3.4. Karakteristik Kemampuan Pekerja

A. Gangguan Kesehatan

Kesalahan posisi dalam bekerja ketika menangani beban akan

dapat berdampak menyebabkan cidera ataupun penyakit-penyakit

musculoskeletal, contohnya :

a. Muskuloskeletal disoders

Manual handling dapat menyebabkan terjadinya cidera yang dapat

berkembang menjadi ganguan musculoskeletal (sistim rangka)

muskuloskeletal disorders atau biasa disingkat MSDs adalah suatu kondisi

yg mengambarkan terjadinya cidera yang berpengaruh pada tulang dan

struktur jaringan lunar (berbeda dgn organ) dari tubuh yang disebabkan

oleh manual handling saat berkerja. contohnya yang melibatkan terkilir

atau tegang nya otot ataupun sendi, cidera pada bagian belakang

(pungung\pinggang), sendi, tulang atau dan hernia. MSDs meliputi RSI

(Repetitive strain injury) atau Occupational overuse syndrome (OOS).

Page 42: Manual Handling - Uin

75

MSDs dapat timbul secara tiba-tiba dari satu kejadian pengeluaran

berlebih, contohnya ketegangan yang terjadi pada otot belakang ketika

mendorong troli yang bermuatan berat atau ketegangan pada otot bahu

ketika mengangkat beban yang berat. Pada umumnya, MSDs berkembang

dari ketegangan ringan dan penggunaan terus menerus sitim rangka dan

oto. Oleh karena ketegangan minor ini dan kebiasaan dalam menggunakan

tidak menimbulkan sakit, maka kegiatan manual handling dianggap tidak

mengakibatkan suatu risiko, padahal hal tersebut adalah kebalikannya.

Beberapa faktor yang berkontribusi dalam menyebabkan

seseorang berisiko terhadap MSDs. Faktor individual termasuk postur,

tenaga yang dikeluarkan, pengulangan (pergerakan berulang-frekuesnsi)

dan kecepatan untuk gerakan yang diperlukan, vibrasi dan waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan (durasi). Keseluruhan faktor

risiko personal dapat dipengaruhi oleh disain dan bentuk dari tempat kerja

serta area kerja seseorang, lingkungan kerja dan karakteristik atau lokasi

benda-benda dan bagaimana pekerjaan berorganisasi dengan sistim kerja

didalam suatu kempat.(www.csu.edu.au)

b. Low Back Pain (LBP)

Low Back Pain adalah gangguan muskuloskeletal yang paling

sering terjadi. Peristiwa terjadinya LBP relatif dalam jangka waktu yang

pendek. Gejala biasanya dirasakan selama beberapa minggu, meskipun

Page 43: Manual Handling - Uin

76

dalam kasus-kasus tertentu dapat terjadi dalam waktu yang panjang. Pada

salah satu peninjauan studi kasus tentang penderitaan LBP ditemui bahwa

serangan sakit pinggang ditemukan lebih 60% terjadi serangan berulang

dalam waktu 1 tahun (Biering-Sorensen, 1983)

Salah satu hal yang menjadikan LBP gangguan yang perlu

dihindari dikarenakan dampak dari timbulnya penyakit ini adalah angka

absensi sakit yang meningkat. Penyebab terjadinya LBP sering kali

dikaitkan dengan kegiatan manual handling dan faktor risiko pekerjaan

diantaranya karakteristik lingkungan, pekerjaan dan faktor personal

pekerja.

c. Cumulative Trauma Disorders (CTDs)

Cumulative Trauma Disorders adalah cidera pada sistim rangka

dan sistim saraf yang disebabkan karena pergerakan berulang, penggunaan

tenaga berlebih vibrasi, tekanan mekanis (tekanan terhadap permukaan

keras), atau posisi menopang/menahan dan posisi janggal. CTDs juga

disebut sebagai Repetitive Motion Disorders (RMDs), sindrom overuse,

regional muskkuloskletal disorders, repetitive motion injuries atau

repetitive strain injuries. Sakit yang dirasakan terkadang menyebabkan

gangguan kelumpuhan yang biasanya berkembang selama periode waktu

berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Page 44: Manual Handling - Uin

77

Gejala terjadinya CTDs antara lain : mati rasa/kaku, kelambanan

gerakan tulang sendi, tekukan hebat, luka bakar, sakit nyeri, kemerahan,

kelelahan, kejanggalan, pecah atau mengembangkan sendi. Gejala-gejala

diatas melibatkan pinggang, bahu, siku, pergelangan atau jari-jari. Perlu

dicurigai bila gejala timbul minimal 1 kali dalam satu minggu atau

seringkali muncul setiap minggunya. (www.state.nj.us)

d. Repetitive Strain Injury

Gangguan ini terjadi pada bagian leher, bahu dan upper limb.

Istilah Repetitive Strain Injuries berasal dari negara Inggris, sedangkan di

Amerika penyakit ini disebut dengan Cumulative Trauma Disorders. Hal

ini sering terjadi pada industri assembling atau manufacturing, faktor

kausatif penyebab penyakit ini adalah postur kerja yang tidak sesuai,

pergerakan berulang dan stress psikologis.

e. Gangguan-gangguan lainya :

1. Carpal Tunner Syndrome tekanan pasa saraf di pergelangan tangan

yang dapat menyebabkan penutup sendi/urat ataupun urat sendi

mengalami iritasi

2. Tendinitis adalah peradangan hebat atau iritasi pada urat/sendi yang

berkembang ketika otot secara nerulang-ulang terpajan oleh

Page 45: Manual Handling - Uin

78

penggunaan berlebih dan kejanggalan penggunaan tangan,

pergelangan, lengan atau bahu.

3. Tenosynovitis adalah peradanagan hebat atau iritasi dari penutup

urat/sendi yang berhubungan dengan gerakan flextion dan ekstention

dari pergelangan tangan.

4. Synovitis adalah peradangan atau iritasi lapisan synovial (lapisan

tulang sendi)

5. DeQuervain’a disease adalah tipe synovitis yang terjadi pada ibu jari

kaki

6. Bursitisis adalah peradangan atau iritasi yang terjadi pada jaringan

penyambung di sekitar sendi yang biasanya terjadi pada bahu

7. Epicondylitis adalah sakit pada siku yang berhubungan dengan rotasi

berlebihan dari lengan bawah atau membengkokkan pergelangan

tangan secara berlebihan. Kondisi ini juga disebut dengan siku tenis

atau siku pegolf

8. Thoracic Outlet Syndrom adalah tekanan pada sistim saraf pada leher

9. Ulnar Nerve Entrapment adalah tekanan pada saraf ulnar pada

pergelangan.

B. Pelatihan

Page 46: Manual Handling - Uin

79

Pelatihan merupakan bagian dari pembinaan sumber daya manusia.

Setiap individu memerlukan pelatihan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu

untuk mencapai sasaran tertentu. Fungsi suatu sistem pelatihan adalah

memproses individu dengan prilaku tertentu agar berprilaku sesuai dengan yang

telah ditentukan sebelumnya sebagai produk akhir dari pelatihan (Syukri, 1997).

Ditambahkan bahwa dalam pengembangan suatu pelatihan harus mengadopsi

sebuah proses yang sistemik dan objektif yang mencakup delapan kegiatan,

yaitu:

1. Tentukan kebutuhan pelatihan

2. Tetapkan prioritas pelatihan

3. Tentukan tujuan pelatihan

4. Pilih dan urukan silabus kursus

5. Pilih strategi dan metode instruksional

6. Jamin dan atau kembangkan program pelatihan

7. Kembangkan materi pelatihan

8. Pilih dan Siapkan alat bantu pelatihan

Keuntungan pelatihan bagi pekerja baru adalah dapat ditamamkan

kebiasaan dan tingkah laku yang aman dalam bekerja. Kebiasaan ini akan

terbawa seterusnya sehingga dapat mendukung upaya pencegahan kecelakaan di

tempat kerja. Ada beberapa hal penyebab pekerja melakukan perbuatan yang

berbahaya, diantaranya :

a. Tidak tahu telah melakukan pekerjaan yang salah

Page 47: Manual Handling - Uin

80

b. Salah memahami perintah kerja

c. Berfikir bahwa perintah kerja tidak penting

d. Belum menerima petunjuk berkaitan dengan tugasnya

e. Lupa cara melakukan pekerjaan yang benar

f. Sulit mengikuti instriksi

g. Secara sengaja tidak mengikuti perintah kerja

h. Tidak bisa merubah kebiasaan buruk dalam bekerja seperti yang

diperintahkan

Dalam Buku Pedoman Manual Handling Queensland (1991) dijelaskan

bahwa pekerja harus diberikan pelatihan tentang tehnik manual handling yang

benar, agar dapat mencegah dari kesakitan dari aktifitas manual handling melalui

pendekatan dasar dari penilaian dan identifikasi resiko dan pengendalian utama

dari disain kerja dan pekerjaan. Materi program pelatihan seharusnya disesuaikan

dengan kebutuhan yang spesifik dari kelompok yang akan diberikan pelatihan.

Materi-materi pelatihan program manual handling dapat berisi tentang :

a. Pengantar risiko ergonomi bagi kesehatan dan keselamatan dalam proses

manual handling

b. Gambaran dampak potensial dari aktifitas manual handling bagi tubuh

manusia

c. Faktor risiko individu dan pekerjaan yang berhubungan dengan kecelakaan

kerja akibat aktifitas manual handling

d. Strategi pengendalian tempat kerja

Page 48: Manual Handling - Uin

81

e. Teknik manual handling yang aman

f. Penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan aktifitas manual

handling

BAB III

LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN

Page 49: Manual Handling - Uin

82

3.1 Tahap Persiapan

Kegiatan magang dilakukan selama 4 minggu (minimal 26 hari kerja),

dilaksanakan mulai tanggal 15 Februari sampai dengan 15 Maret 2010. Dalam tahap

perencanaan kegiatan yang dilakukan meliputi pengurusan perizinan dan pengumpulan

bahan teori.

3.2 Topik Magang

Untuk magang yang dilakukan akan lebih difokuskan pada gambaran aktifitas

manual handling yang dilakukan pekerja, khususnya pada bagian yang terdapat banyak

kegiatan yang memindahkan barang.

3.3 Lokasi

Kegiatan magang akan dilaksanakan di PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia

(Kraft Project) yang berlokasi di kecamatan Cikarang Kab Bekasi Provinsi Jawa Barat.

3.4 Waktu Pelaksanaan

Kegiatan magang akan dilaksanakan selama satu bulan, pada hari kerja mulai pada

tanggal 15 Februari 2010 hingga 15 Maret 2010 antara jam 08.00-15.00 WIB.

3.5 Nara Sumber

Narasumber pada kegiatan magang kali ini adalah orang-orang yang mempunyai

pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kerjanya masing-masing serta paham

Page 50: Manual Handling - Uin

83

terhadap aktifitas manual handling yang ditunjuk oleh perusahaan untuk memberikan

informasi kepada mahasiswa.

3.6 Alur Magang

Gambar 3.1.

Alur Magang

PENGAJUAN MAGANG

SURAT PENGANTAR

PT. DHL CIKARANG

TURUT SERTA

DALAM KEGIATAN

K3 DI PERUSAHAAN

SOSIALISASI DENGAN PIHAK

PERUSAHAAN

SOSIALISASI DENGAN TEAM

SH & E

PENGUMPULAN

DATA DAN

INFORMASI

PEMBUATAN LAPORAN

HASIL MAGANG

Page 51: Manual Handling - Uin

38

3.7 Jadwal Kegiatan Magang

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan

NO RENCANA KEGIATAN

FEBRUARI MARET

Minggu

Ke - 3

Minggu

Ke - 4

Minggu Ke

- 1

Minggu

Ke - 2

1. Perkenalan dengan

pembimbing Lapangan

2. Pengarahan oleh

Manajemen Personalia

3. Pengarahan oleh

pembimbing Lapangan

4. Mempelajari gambaran

Umum perusahaan

5. Memperlajari gambaran

umum K3 Perusahaan

6. Memperlajari struktur

organisasi Perusahaan

7. Observasi ke area gudang

untuk melihat aktifitas

pemindahan barang

8. Observasi dan wawancara

ke pekerja

9. Mempelajari dan

menganalisa seluruh

Page 52: Manual Handling - Uin

39

aktifitas manual handling

di perusahaan

10. Tahap Penyelesaian

magang

11. Perpisahan dengan

perusahaan

12. Penyusunan Laporan √

Page 53: Manual Handling - Uin

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan

4.1.1 Sejarah PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia (Kraft Project)

Nama DHL berasal dari nama belakang pendiri perusahaan, Adrian Dalsey,

Larry Hillblom dan Robert Lynn. DHL dibentuk di tahun 1969, sebagai pionir di

industri kiriman kilat udara dengan rute pertamanya dari San Francisco ke

Honolulu dengan menggunakan pesawat kargo bewarna merah putih yang mereka

beli. Kesuksesan perusahaan ini bermula dari ide inovatifnya untuk mengirimkan

segala dokumentasi sebelum kargo tiba, sehingga mempercepat proses impor

barang-barang. Jaringan DHL berkembang dengan sangat pesat. Deutsche Post

World Net melihat potensi yang dimiliki DHL dan membeli sebagian saham

mereka untuk dikembangkan keberbagai negara, pada awal tahun 2002 Deutsche

Page 54: Manual Handling - Uin

41

Post World Net menjadi pemegang saham utama hingga akhir tahun 2002 DHL

menjadi milik Deutsche Post World Net sepenuhnya.

Tahun 2003 Deutsche Post World Net menggabungkan semua aktifitas

logistik dan ekspres dibawah satu perusahaan. Deutsche Post Euro Express

beropresi sejak tahun 1997, DHL menjadi perusahaan jasa yang bergerak di bagian

pengiriman paket dan pelayanan cepat no. 1 di lebih dari 20 negara di Eropa

dengan melalui pertumbuhan internal dan penanaman investasi di perusahaan-

perusahaan besar di Eropa sehingga jaringan DHL berkembang dengan sangat

pesat. Perusahaan ini kemudian berkembang ke bagian barat dari Hawaii ke

Bagian Timur Jauh dan kawasan Pasifik, kemudian Timur Tengah, Afrika dan

Eropa. Di tahun 1988, DHL telah ada di 170 negara dan memiliki 16.000 pegawai.

Setelah Deutsche Post World Net memiliki secara penuh DHL pada akhir

tahun 2002. Dengan akusisi Exel plc di December 2005, Deutsche Post World Net

selanjutnya memantapkan kekuatan logistiknya. Dengan demikian, DHL kini

sudah dapat melayani dengan dua jenis logistik yang baru: DHL Exel Supply

Chain dan DHL Global Forwarding. Agar dapat melayani kebutuhan konsumen,

DHL memiliki lima spesialis divisi sebagai berikut :

a) DHL Ekspress

DHL Ekspres adalah mitra yang tepat untuk seluruh kebutuhan kiriman

kilat dan paket ke seluruh dunia. Jaringan DHL mencakup lebih dari 4000 kantor

dan lebih dari 120.000 tujuan di seluruh dunia. DHL Ekspres adalah hasil

Page 55: Manual Handling - Uin

42

konsolidasi dari bisnis milik DHL Worldwide Express dengan bisnis paket

Deutsche Post Euro Express dan menawarkan layanan Same Day (Hari Yang

Sama), Express (Kilat), Parcel (Paket) dan Kiriman.

b) DHL Freight Forwarder

DHL Freight forwarder menawarkan solusi transport internasional dan

nasional untuk muatan penuh sebagian dan penuh (part and full load) di Eropa.

DHL mengekspedisi barang-barang melalui darat, kereta api atau gabungan

keduanya. DHL Freight menjangkau bisnis non-dokumen dan non-paket dan juga

bisnis transport darat dari Danzas Eurocargo road transport business.

c) DHL Global Forwarding

DHL Global Forwarding adalah pemimpin pasar di udara dan di

ekspedisi laut dan sebagai penyedia layanan logistik proyek untuk seluruh dunia..

Suatu layanan dengan nilai tambah dalam produk dan layanan portofolio, yang

memberikan posisi pasar yang memuaskan dan memberikan pelayanan bagi

pelanggan dalam skala global.

d) DHL Exel Supply Chain

Tanpa melihat apakah konsumen bekerja dibagian layanan kesehatan,

teknologi, dirgantara, industri atau otomotif maupun di sektor busana, pelanggan

Page 56: Manual Handling - Uin

43

atau eceran, DHL dapat melayani semua tugas logistik global anda yang rumit.

DHL Exel Supply Chain membantu konsumen dengan solusi berbasiskan IT

dengan cakupan jaringan yang ada, logistik pengadaan inti, pergudangan dan

pengoperasian logistik penjualan. DHL menawarkan layanan nilai tambah dalam

tingkat papan atas misalnya perampungan, kemas, pemberian label harga, pesanan,

proses order dan semua layanan keuangan dan promosi penjualan.

e) DHL Global Mail

DHL Global Mail menawarkan jasa pengiriman surat bertaraf

Internasional dan menjadi pelopor dalam bidang pelayanan pemasaran dan solusi

publikasi di berbagai negara.

DHL di Indonesia memiliki tiga divisi yaitu :

1. Expres

DHL Express terletak di Pancoran Jakarta Selatan bergerak di bidang jasa

pengiriman paket pintu ke pintu.

2. Supply chain

DHL supply chain terletak di Menara Jamsostek Gatot Subroto Jakarta

Selatan bergerak di bidang pergudangan penyimpanan barang. DHL supply chain

Indonesia merupakan cabang dari DHL supply chain negara Singapura untuk

wilayah Asia Pasifik.

Page 57: Manual Handling - Uin

44

3. Global Forward.

DHL Forward terletak di Bandara Sukarno Hatta Tangerang bergerak di

bidang pelayanan pengiriman barang export impor.

4.1.2 VISI dan MISI

a. Visi DHL

Pada tahun 2010, DHL Logistik akan memimpin industri logistik dalam

hal inovasi, kualitas, produktifitas, kesempatan, karyawan dan tanggung jawab

sosial. disebut dengan “World Class Logistic for the 21st Century.

b. Misi DHL

1. Membuat yang terbaik dari semangat, pengalaman, dan skala bersama.

2. Membangun perusahaan logistik terbaik di dunia

3. Menjadi pilihan pertama customer dan pegawai di seluruh dunia.

Untuk mencapai visi dan misi DHL maka dibuat 7 langkah strategis

Focusing closer on customer (First Choice), yaitu :

1. Tanpa menyerah selalu meningkatkan efisiensi

2. Memperluas kemampuan

Page 58: Manual Handling - Uin

45

3. Tanggung jawab sosial yang proaktif

4. Menarik, mempertahankan dan membangun bakat, secara global

5. Pelayanan kosisten secara global

6. Customer focus yang semakin besar

7. World Class Logistic for the 21st century

4.1.3 Struktur Organisasi

PT. DHL Exel Supply Chain Kraft Project merupakan salah satu anak

perusahaan PT. DHL Tbk. Perusahaan ini bergerak dalam penyimpanan dan

pengiriman barang Kraft. PT. DHL Exel Supply Chain Kraft Project dipimpin oleh

Operation Manager yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap direksi PT.

DHL Tbk. Secara rinci struktur organisasi PT. DHL Exel Supply Chain Kraft

Project.

Page 59: Manual Handling - Uin

46

Gambar 4.1.

Struktur Organisasi Perusahaan

4.1.4 Gambaran Safety Health and Environment (SH&E)

Bagian SH & E (Safety Health And Environment) PT. DHL Exel Supply

Chain Kraft Project merupakan HS & E Representatif dari perusahaan PT. DHL

Tbk. (Safety Health And Environment) PT. DHL Exel Supply Chain Kraft Project

dipimpin oleh Komandan (Commander) yang bertanggung jawab sepenuhnya

terhadap direksi PT. DHL Tbk. Secara rinci struktur SH & E PT. DHL Exel

Supply Chain Kraft Project.

Page 60: Manual Handling - Uin

47

Gambar 4.2.

Struktur Organisasi SH & E (Safety Health And Environment)

4.1.5 Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Berdasarkan data dari bagian Finance & HR SPV diketahui bahwa jumlah

karyawan PT. DHL Exel Supply Chain Kraft Project sampai dengan bulan

Februari 2010 berjumlah 38 (tiga puluh delapan) orang. Jam kerja di PT. DHL

Exel Supply Chain Kraft Project dibagi dua shift dan hari kerja dimulai dari hari

senin sampai dengan hari sabtu. Shift 1 dimulai dari jam 07.00 - 15.00 WIB

Page 61: Manual Handling - Uin

48

dengan waktu istirahat jam 12.00 - 13.00, sedangkan untuk shift 2 dimulai dari jam

15.00-23.00 WIB dan waktu istirahat 18.00 - 19.00 WIB.

4.1.6 Kebijakan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)

Komitmen kami :

Menyediakan dan mengatur tempat kerja yang aman dan sehat untuk

semua karyawan dan relasi, dan melaksanakan bisnis dalam keselarasan dengan

masyarakat dimana kita beroprasi.

Mengutamakan :

A. Pendekatan sistem

Kami berusaha untuk menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen

K3 guna menjamin semua kebijakan, prosedur, pengukuran dan tinjauan benar-

benar dilaksanakan di tempat kerja dengan memperhatikan kepentingan bisnis

dan keperdulian terhadap karyawan dan relasi kami.

B. Keterlibatan

Semua karyawan harus bertanggungjawab terhadap K3 dan berusaha

untuk memperkuat bisnis dengan menjadikan K3 sebagai bagian integral dalam

aktivitasnya

C. Pencegahan Kecelakaan

Page 62: Manual Handling - Uin

49

Kami berusaha untuk mencegah kecelakaan, bahaya, dan memperkecil

resiko yang bisa menyebabkankaryawan terluka atau dampak buruk bagi

pekerja dan mewujudkan angka kecelakaan Nol

D. Kepatuhan

Kami berusaha untuk memetuhi semua hukum dan peraturan K3 yang

berlaku di negara dimana kami beroprasi

E. Perbaikan Terus Menerus

Kami berusaha untuk melakukan Perbaikan terus menerus terhadap

pelaksanaan K3 yang mengacu pada pengertian terbaru tentang K3

4.1.7 Kebijakan Mutu

Performance : memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dan

organisasi tentang kinerja

Process : proses yang konsisten, efektif dan efisien

People : menjadi perusahaan pilihan menarik dan

mempertahankan orang- yang berkualitas tinggi,

bersemangat dan terampil

Policies dan Procedues : setiap orang pekerja DHL Exel Suplly Chain

diharapkan untuk mematuhi semua kebijakan,

prosedur dan instruksi

Page 63: Manual Handling - Uin

50

Continual Improvement : selalu mengembangkan secara terus menerus dari dan

kinerja perusahaan

Customer Satisfaction : mencapai tingkat kepuasan pelanggan

4.1.8 Quality Assurance

PT. DHL Exel Supply Chain Kraft Project telah melakukan audit sistem

manajemen mutu, ISO 9001:2000 Certification yang dilakukan oleh SGS.

4.1.9 Sasaran Mutu

1. Memenuhi atau melebihi semua persyaratan pelanggan

2. Memenuhi atau melebihi Sasaran Kinerja Operasional

3. Memenuhi semua persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku

4. Memenuhi atau melebihi proses pengembangan sasaran

5. Memenuhi atau melebihi persyaratan Jaminan Mutu “Level 1” di semua lokasi.

4.2. Gambaran Jenis Aktifitas Manual Handling

Di dalam buku International Encyclopedia of ergonomics and human

factors (2001), dijelaskan bahwa jenis aktifitas manual handling terdiri dari

mengangkat (lifting), menurunkan (lowering), mendorong (pushing), menarik

(pulling), memutar (twisting), membawa (carrying), menggenggam (holding).

Page 64: Manual Handling - Uin

51

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada pekerja diketahui

aktifitas manual handling yang sering dilakukan pekerja adalah sebagai berikut :

a. Menggengam (holding)

Aktivitas ini merupakan langkah awal yang dilakukan pekerja untuk

memindahkan barang.

b. Mengangkat (lifting)

Aktivitas ini dilakukan oleh pekerja pada saat pekerja sudah memegang barang

yang akan dipindahkan dengan cara menaikan level tinggi barang ke posisi

yang sesuai dengan postur tubuh.

c. Membawa (carrying)

Aktivitasi ini dilakukan oleh pekerja pada saat barang yang akan dipindahkan

sudah di angkat dengan cara memindahkan posisi barang dari satu tempat ke

tempat lain.

d. Memutar (twisting)

Aktivitasi ini biasa dilakukan oleh pekerja pada saat pekerja melakukan

pemindahan barang dengan postur dinamis, sehingga pekerja harus

menggerakan tubuh bagian atas ke satu sisi atau sisi lainnya ketika tubuh

bagian bawah berada pada posisi tetap. Aktivitas ini biasanya dilakukan.

e. Menurunkan (Lowering)

Aktivitasi ini merupakan langkah akhir yang dilakukan oleh pekerja pada saat

barang yang akan dipindahkan sudah berada pada posisi tempat yang

diinginkan untuk memindahkan barang.

Page 65: Manual Handling - Uin

52

4.3. Gambaran Karakteristik Pekerjaan Fisik

Di dalam buku International Encyclopedia of ergonomics and human factor

(2001), diketahui karakteristik pekerjaan fisik terjadi karena adanya interaksi

antara pekerja dengan tempat. Pekerjaan fisik yang dilakukan ditempat kerja

berhubungan dengan kapasitas otot pada tubuh pekerja dan kerja otot bergantung

dari jenis pekerjaan yang dilakukan. Menurut International Labour Organization

(1998), secara garis besar pergerakan bergantung pada tipe pekerjaan yang terbagi

dalam dua jenis pekerjaan.

4.3.1. Postur Tubuh Pekerja Posisi Diam (Statis)

Dari hasil Observasi di area gudang diketahui dalam proses pemindahan barang

yang tidak terlalu jauh, pekerja melakukan aktifitas manual handling dengan posisi

diam (statis) yang terdiri dari langkah-langkah berikut ini :

Page 66: Manual Handling - Uin

50

Gambar 4.3.

Alur Aktifitas Manual Handling Pada Postur Diam (Statis)

Langkah Pertama :

Amati dan perhatikan

bentuk, tipe,

karakteristik, bahan dan

berat benda yang akan

diangkat

Langkah Kelima :

Angkat barang

dengan cara

memiringkan barang

tersebut kearah depan,

lalu selipkan jari dari

bawah untuk

mencengkramnya

Langkah Kedua :

Pasang Kuda-kuda

dengan melebarkan

jarak kedua kaki

selebar bahu

Langkah Keenam :

Angkat barang tersebut

ke atas paha serta

dekatkan ke arah dada,

pastikan barang tersebut

aman, dalam posisi

tangan tetap memegang

barang tersebut

Langkah Keempat :

Jongkok dan

dekatkan barang

yang akan diangkat

kearah lutut

Langkah Ketiga :

Buka Punggung

dengan benar

Langkah Ketujuh :

Berdiri perlahan dengan

tangan tetap memegang

barang yang tetap

didekatkan ke arah dada

sambil meluruskan tubuh

Page 67: Manual Handling - Uin

51

Secara keseluruhan bahwa proses aktifitas manual handling yang dilakukan

pekerja dengan postur badan statis (diam) hanyalah termasuk kedalam jenis aktifitas

manual handling mengangkat, membawa, menggenggam dan menurunkan barang.

Langkah-langkah diatas sudah sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) PT.

DHL Exel Supply Chain Indonesia untuk aktifitas manual handling, seperti :

1. Periksa berat beban dan perhatikan sekeliling

2. Jangan mengangkat beban melebihi 25 Kg.

3. Berdiri sejajar dengan barang dan posisi badan tegap

4. Arahkan pandangan kedepan

5. Tekuk lutut bukan pinggang. Hal ini untuk memantau menjaga keseimbangan dan

kekuatan otot pada waktu mengangkat barang

6. Cobalah untuk menahan barang yang diangkat sedekat mungkin di badan dan secara

perlahan-lahan memperkuat lengan pada saat posisi berdiri

7. Angkat beban dengan posisi punggung lurus

8. Jalan dengan memperhatikan sekeliling dengan posisi tubuh lurus

9. Jaga agar lengan tangan berada didepan badan

10. Hindari memutar balik, karena akan menyulitkan dan dapat mengakibatkan cidera

Maka dapat dikatakan bahwa tahapan-tahapan pemindahan barang diatas sudah

sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) perusahaan untuk aktifitas manual

handling. Tetapi berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada pekerja didapatkan

informasi bahwa langkah-langkah tersebut dianggap terlalu lama dan tidak efisien, karena

pekerja sudah terbiasa melakukan pemindahan barang dan pekerja juga telah melakukan

cara-cara yang sudah disesuaikan dengan kondisi di area kerja. Diantaranya dengan

Page 68: Manual Handling - Uin

52

langsung mengadakan pengangkatan barang tanpa harus selalu mengamati objek,

melebarkan kedua kaki dan punggung. Oleh karena itu diharapkan perusahaan dapat

membuat Standart Operational Procedure (SOP) untuk aktifitas manual handling lebih

ringkas seperti membuka kaki dan punggung dengan benar sambil mengamati dan

memperhatikan barang yang akan dipindahkan.

Permasalahan dalam pekerjaan statis dapat timbul dikarenakan postur yang tidak

sesuai atau posisi diam/tetap dalam jangka waktu yang lama, hal ini dapat menyebabkan

bagian tubuh merasakan stres. Karena melakukan pekerjaan dengan postur apapun pada

jangka waktu yang lama dapat menyebabkan ketidak efektifan dalam melakukan

pekerjaan, tetapi jika dilakukan sesuai dengan pedoman pelaksanaan manual handling.

Tiga puluh tiga studi dilakukan di beberapa industri untuk mencari hubungan antara

aktifitas manual handling dalam postur statis dengan kejadian musculoskeletal disorders

(MSDs) leher dan bahu dan terdapat 27 (dua puluh tujuh) studi yang menyatakan bahwa

postur statis dan MSDs leher/bahu mempunyai hubungan yang signifikan (Bernard et al,

1997)

4.3.2. Postur Tubuh Pekerja Posisi Bergerak (Dinamis)

Dari hasil Observasi di area gudang diketahui dalam proses pemindahan barang yang

jauh, pekerja melakukan aktifitas manual handling dengan postur bergerak (dinamis)

yang terdiri dari langkah-langkah berikut ini :

Langkah Pertama :

Dekati barang yang

mau diangkat, lalu

jongkok dan angkat

perlahan barang

Langkah Kedua :

Berdiri perlahan sambil

mengangkat barang dan

gerakan salah satu kaki

ke arah tempat barang

Langkah Ketiga :

Putarkan badan bagian

atas sambil memegang

erat barang tersebut

hingga sejajar dengan

Page 69: Manual Handling - Uin

53

Gambar 4.4.

Alur Aktifitas Manual Handling Pada Postur Bergerak (Dinamis)

Secara keseluruhan bahwa proses aktifitas manual handling yang dilakukan

pekerja dengan postur badan dinamis, termasuk kedalam jenis aktifitas manual handling

mengangkat, memutar, membawa, menggengam, dan menurunkan barang. Dari hasil

wawancara yang dilakukan kepada pekerja diketahui bahwa langkah-langkah tersebut

cukup efisien dan ringkas. Langkah-langkah pemindahan barang dengan postur dinamis

Page 70: Manual Handling - Uin

54

dapat dikatakn sudah sesuai dengan pedoman handling dalam buku International

Encyclopedia of ergonomics and human factors (2001), seperti :

f. Pada posisi awal

Pertimbangkan ketika akan mengangkat objek

Pertimbangkan posisi terbaik

Berdirilah dengan posisi yang benar

Cobalah terlebih dahulu posisi tersebut sebelum mengangkat

g. Pada langkah kedua tentukan postur tubuh yang tepat

Letakkan tangan pada posisi dibawah beban

Bengkokan lutut

Usahakan punggung tetap dalam posisi lurus

Jangan membungkuk atau menunduk

h. Pada langkah ketiga memegang objek

Letakkan tangan dibawah sudut, hindari sudut tajam dan daerah yang mudah

lepas

Cobalah pegangan tersebut sebelum mengangkat

Periksa kemungkinan rusak atau sobek

i. Pada langkah kelima pada tahap mengangkat

Otot kaki merupakan otot terkuat diseluruh tubuh gunakan otot kaki untuk

melindungi punggung

Tekuk lutut dan angkat

Page 71: Manual Handling - Uin

55

j. Pada langkah keenam pegang objek sedekat mungkin dengan tubuh

Semakin dekat objek dengan tubuh maka semakin kecil tekanan yang terjadi

pada punggung

4.4. Gambaran Karakteristik Lingkungan Kerja

Di dalam buku International Encyclopedia of ergonomics and human factors

(2001), diketahui bahwa karakteristik lingkungan juga berpengaruh dalam melaksanakan

aktifitas manual handling. Karakteristik lingkungan tersebut adalah suhu, kelembaban,

getaran, kebisingan, dan pencahayaan.

4.4.1. Suhu dan Kelembaban Lingkungan Kerja

Dari hasil observasi dan pengukuran, didapatkan informasi tentang suhu di area

gudang PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia rata-rata berkisar pada 29oC – 30

oC,

pengukuran suhu area gudang dilakukan setiap hari dengan menggunakan termometer

ruangan yang terpasang di area gudang (Gambar 4.5), lalu hasilnya dicatat di lembar

pencatatan yang sudah disediakan (terlampir). Sedangkan tingkat kelembaban di area

gudang tidak diukur, hal ini diakrenakan perusahaan tidak mendapatkan permintaan dari

pelanggan (costumers) untuk menjaga tingkat kelembaban di tempat penyimpanan

barang. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 405 Tahun 2002 Tentang Persyaratan

dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri yang mengatur

suhu ditempat kerja, menyebutkan suhu yang baik berkisar antara 18 – 30 o

C, sedangkan

tingkat kelembaban berkisar antara 30% – 50%. Hal ini berarti suhu yang ada di area

gudang telah sesuai dengan peraturan yang berlaku, sedangkan tingkat kelembaban area

gudang belum diketahui kesesuaiannya dengan peraturan tersebut, dikarenakan belum

adanya pengukuran tingkat kelembaban. Oleh karena itu sebaiknya pihak perusahaan

Page 72: Manual Handling - Uin

56

melakukan pengukuran tingkat kelembaban di area kerja agar pekerja nyaman bekerja

didalamnya dan barang-barang yang disimpan tetap dalam kondisi yang baik.

Gambar 4.5.

Termometer ruangan dan lembar pencatatan suhu

4.4.2. Kebisingan dan Getaran di Lingkungan Kerja.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada anggota SH&E (Safety Health And

Environment) perusahaan, didapatkan informasi bahwa perusahaan belum pernah

mengadakan pengukuran tingkat kebisingan dan getaran di lingkungan kerja industri. Hal

ini dikarenakan kegiatan oprasional di area gudang tidak terlalu menimbulkan getaran

dan kebisingan melebihi 85 dBA dikarenakan dalam kegiatan oprasional di area gudang

tidak banyak menggunakan mesin atau alat-alat yang dapat menimbulkan getaran dan

kebisingan. Sehingga tidak bisa dibandingkan dengan peraturan tentang persyaratan dan

tata cara penyelenggaraan kesehatan lingkungan kerja industri yang mengatur tingkat

getaran maksimal dan kebisingan di tempat kerja.

Page 73: Manual Handling - Uin

57

4.4.3. Pencahayaan di Lingkungan Kerja

Pada karakteristik lingkungan tentang pencahayaan di area kerja, di dapatkan

informasi dari observasi yang dilakukan di area gudang PT. DHL Exel Supply Chain

Indonesia, bahwa pencahayaan di area gudang cukup terang, hal ini dapat dilihat pada

gambar (4.6). Tetapi bagian Safety Health and Environment (SH&E) perusahaan belum

pernah melalukan pengukuran intensitas pencahayaan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 405 Tahun 2002 Tentang

Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri yang

mengatur intensitas Cahaya di ruang penyimpanan sebesar 100 LUX, dan berdasarkan

wawancara dengan anggota Safety Health and Environment (SH&E) tingkat pencahayaan

minimal di area gudang sudah melebihi dari Keputusan Menteri Kesehatan No. 405

Tahun 2002 tersebut. Oleh karena itu untuk benar-benar mendapatkan tingkat

pencahayaan yang akurat diperlukanlah pengukuran intensitas pencahayaan, agar dapat

menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi pekerja dalam beraktifitas.

Gambar 4.6

Pencahayaan di area gudang

4.5. Gambaran Karakteristik Objek

Di dalam buku International Encyclopedia of ergonomics and human factor (2001),

diketahui bahwa karakteristik objek juga merpengaruhi kesehatan dan keselamatan

Page 74: Manual Handling - Uin

58

pekerja dalam melakukan aktifitas manual handling. Karakteristik objek tersebut adalah

berat dan bentuk objek.

4.5.1. Berat dan Bentuk Objek

Dari hasil observasi dan pencatatan, didapatkan informasi tentang berat dan bentuk objek

di area gudang PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

Tabel 4.1

Berat dan bentuk produk

NO NAMA OBJEK BERAT BENTUK

1.

Kraft Cheddar

48 × 180 g Persegi panjang

2.

Kraft Oreo

12 × 29.4 g Kotak Persegi

3. Kraft RITZ 24 × 118 g Kotak Persegi

Page 75: Manual Handling - Uin

59

4.

Kraft Singeles

48 × 100 g Persegi Panjang

5.

Kraft Cheddar

8 × 2 Kg Persegi Panjang

6.

Kraft Jacobs Weetamal

24 × 108 g Persegi Panjang

7. Kraft Biskuat Bolu 24 × 16 g Kotak Persegi

Page 76: Manual Handling - Uin

60

8.

Kraft Biskuat Energi

65 pack × 65.5 g Kotak Persegi

Dari tabel diatas dapat diketahui berat rata-rata objek yang dipindahkan pekerja

dalam aktifitas manual handling di PT. DHL Exel Supply Chain Indonesia (Kraft Project)

dalam sekali angkat kurang dari 25 Kg/unit. Ditambahkan dari hasil wawancara kepada

pekerja dalam melakukan pemindahan barang hanya mengangkat paling banyak 2-4

kotak/box sekali pemindahan barang dan pekerja mampu memindahkan barang rata-rata

sebanyak delapan puluh dus sampai seratus dus dalam sehari kerja. Menurut International

Labour Organization (1998), beban maksimum yang diperbolehkan untuk diangkat oleh

seseorang adalah 23-25 Kg. Maka dapat dikatakan bahwa berat objek yang diangkat

pekerja dibawah ketentuan yang ditetapkan.

Karena jika pekerja mengangkat benda/objek yang melebihi dari 25 Kg dapat

menyebabkan tekanan pada dictus pada tulang belakang (deformitas dictus). Selain itu,

beban yang berat juga dapat menyebabkan kelelahan karena dipicu peningkatan tekanan

pada dictus intervertebra (Bridger, 1995), ditambahkan dalam buku Pedoman Manual

Page 77: Manual Handling - Uin

61

Handling Queensland jarak pemindahan barang secara vertikal dan horizontal harus kurang

dari 25 cm agar tidak menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.

Selain berat benda, bentuk benda/objek juga mempengaruhi aktifitas manual

handling yang dilakukan oleh pekerja. Dari tabel diatas dapat diketahui bentuk benda yang

dipindahkan dalam aktifitas manual handling rata-rata berbentuk kotak/box, lebar objek

kurang dari 400 mm, panjang objek kurang 350 mm dan tinggi objek kurang dari 450 mm.

Jika pekerja mengangkat objek yang memiliki lebar lebih dari 400 mm, panjang lebih dari

350 mm dan tinggi lebih dari 450 mm dapat mempengaruhi terjdinya gangguan otot

rangka. Seharusnya memiliki pegangan, tidak ada sudut tajam dan tidak dingin atau panas

saat diangkat dan dalam mengangkat objek tidak boleh hanya dengan mengandalkan

kekuatan jari, karena kemampuan otot jari terbatas sehingga dapat cidera pada jari.

(Kumar. 1999).

4.6. Gambaran Karakteristik Kemampuan Pekerja

Di dalam buku International Encyclopedia of ergonomics and human factors (2001),

diketahui bahwa karakteristik kemampuan pekerja juga berpengaruh dalam melaksanakan

aktifitas manual handling. Karakteristik lingkungan tersebut adalah gangguan kesehatan

dan pelatihan yang diberikan perusahaan.

4.6.1. Gangguan Kesehatan Pekerja

Dari hasil wawancara kepada anggota Safety Health and Environment (SH&E) diketahui

bahwa perusahaan belum pernah mengadakan pemeriksaan kesehatan kepada pekerja,

sedangkan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pekerja, didapatkan informasi

Page 78: Manual Handling - Uin

62

tentang gangguan kesehatan yang sering dialami oleh pekerja terjadi pada bagian

punggung, lengan, dan pinggang.

Kesalahan posisi dalam bekerja ketika menangani beban akan dapat berdampak

menyebabkan cidera yang dapat berkembang menjadi gangguan musculoskeletal. Dilihat

dari bagian tubuh pekerja yang sering mengalami gangguan kesehatan, pekerja memiliki

resiko untuk mengalami gangguann pada musculoskeletal (sistim rangka)

muskuloskeletal disorders atau biasa disingkat MSDs adalah suatu kondisi yg

mengambarkan terjadinya cidera yang berpengaruh pada tulang.

Beberapa faktor yang berkontribusi dalam menyebabkan seseorang berisiko terhadap

MSDs, keseluruhan faktor risiko personal dapat dipengaruhi oleh disain dan bentuk dari

tempat kerja serta area kerja seseorang, lingkungan kerja dan karakteristik atau lokasi

benda-benda dan bagaimana pekerjaan berorganisasi dengan sistim kerja didalam suatu

kempat.(www.csu.edu.au)

Selain itu gangguan muskuloskeletal yang mungkin terjadi adalah Low Back Pain (LBP),

karena studi kasus tentang penderitaan LBP ditemui bahwa serangan sakit pinggang

ditemukan lebih 60% terjadi serangan berulang dalam waktu 1 tahun (Biering-Sorensen,

1983). Masih ada kemungkinan beberapa penyakit lain bisa diderita oleh pekerja baik

sadar ataupun tidak. Oleh karena itu sebaiknya perusahaan segera melakukan

pemeriksaan kesehatan pekerja untuk mendapatkan data yang akurat tentang kondisi

kesehatan pekerja.

4.6.2. Pelatihan

Page 79: Manual Handling - Uin

63

Pada karakteristik kemampuan pekerja juga dipengaruhi oleh pelatihan yang

diberikan perusahaan kepada pekerja tentang teknik manual handling yang benar. Fungsi

suatu sistem pelatihan adalah memproses individu dengan prilaku tertentu agar berprilaku

sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya sebagai produk akhir dari pelatihan

(Syukri, 1997).

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada anggota Safety Health and

Environment (SH&E) diketahui bahwa perusahaan sudah melakukan pelatihan

(Warehouse Practice) tentang manual handling yang dilakukan setahun sekali yang

diikuti oleh seluruh pekerja gudang. Materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut

diantaranya: manajemen pergudangan, aktifitas pergudangan (pengiriman dan

penerimaan barang), serta teknik-teknik manual handling yang benar (SOP Manual

Handling PT. DHL).

Menurut Buku Pedoman Manual Handling Queensland (1991) dijelaskan bahwa

pekerja harus diberikan pelatihan tentang tehnik manual handling yang benar, agar dapat

mencegah dari kesakitan dari aktifitas manual handling melalui pendekatan dasar dari

penilaian dan identifikasi resiko dan pengendalian utama dari disain kerja dan pekerjaan.

Materi-materi pelatihan program manual handling dapat berisi tentang :

a. Pengantar risiko ergonomi bagi kesehatan dan keselamatan dalam proses manual

handling

b. Gambaran dampak potensial dari aktifitas manual handling bagi tubuh manusia

c. Faktor risiko individu dan pekerjaan yang berhubungan dengan kecelakaan kerja akibat

aktifitas manual handling

d. Strategi pengendalian tempat kerja

Page 80: Manual Handling - Uin

64

e. Teknik manual handling yang aman

f. Penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan aktifitas manual handling

Jika dibandingkan dengan materi pelatihan yang sudah dilaksanakan perusahaan

dengan materi pelatihan yang ada dalam buku Pedoman Manual Handling Queensland,

dapat dilihat ada beberapa isi pelatihan yang belum diberikan kepada pekerja, diantaranya

adalah pengantar risiko ergonomi bagi kesehatan dan keselamatan dalam proses manual

handling, gambaran dampak potensial dari aktifitas manual handling bagi tubuh manusia,

faktor risiko individu dan pekerjaan yang berhubungan dengan kecelakaan kerja akibat

aktifitas manual handling, strategi pengendalian tempat kerja dan penggunaan alat

pelindung diri (APD) dalam melakukan aktifitas manual handling. Oleh karena itu

diharapkann perusahaan dapat lebih memberikan pelatihan manual handling yang

menyeluruh kepada pekerja agar dapat meningkatkan kemampuan pekerja dalam

menjalankan aktifitas manual handling yang dilakukan.

Page 81: Manual Handling - Uin

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil magang dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. PT. DHL EXEL SUPPLY CHAIN INDONESIA (Kraft Project) merupakan salah satu

anak perusahaan PT. DHL. Perusahaan ini bergerak dalam penyimpanan dan

pengiriman barang Kraft. Dipimpin oleh Operation Manager yang bertanggung jawab

sepenuhnya terhadap direksi PT. DHL.

2. Gambaran jenis aktivitas manual handling yang dilakukan pekerja dalam

memindahkan barang terdiri dari menggenggam (Holding), mengangkat (Lifting),

membawa (carrying), memutar (twisting) dan menurunkan (lowering).

3. Gambaran karakteristik pekerjaan fisik di area gudang diketahui postur yang dilakukan

pekerja ada dua jenis postur dalam melakukan pemindahan barang yaitu postur diam

(statis) dan bergerak (dinamis), dan dalam jenis aktifitas manual handling yang

dilakukan adalah mengangkat, memutar, membawa, menggenggam dan menurunkan

barang.

4. Gambaran karakteristik lingkungan kerja di area gudang diketahui suhu di area kerja

sudah sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No. 405 Tahun 2002, yaitu berkisar antara

18 – 30 o

C. Sedangkan untuk getaran, kelembaban dan pencahayaan di area gudang

belum pernah diadakan pengukuran tentang getaran, kelembaban dan pencahayaan

gudang.

Page 82: Manual Handling - Uin

66

5. Gambaran karakteristik objek, dalam karakteristik ini diketahui berat objek yang

dipindahkan kurang dari 25 Kg (< 25 Kg), hal ini sudah sesuai dengan standar yang

ada. Sedangkan bentuk objek yang dipindahkan berupa kotak (box) yang memiliki

lebar objek kurang dari 400 mm, panjang objek kurang 350 mm dan tinggi objek

kurang dari 450 mm, hal ini sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

6. Karakteristik kemampuan pekerja, dalam karakteristik ini diketahui gangguan

kesehatan yang sering dialami pekerja terjadi pada bagian punggung, lengan dan

pinggang. Perusahaan juga telah melakukan pelatihan tentang aktifitas manual

handling, walaupun materi pelatihan belum yang mengupas manual handling secara

keseluruhan.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil magang yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut :

1. Perusahaan dapat membuat Standart Operational Procedure (SOP) untuk aktifitas

manual handling pada postur diam (statis) secara lebih ringkas guna lebih

memudahkan pekerja dalam melakukan aktivitas manual handling

2. Melakukan pengukuran tingkat getaran maksimal, intensitas pencahayaan dan tingkat

kelembaban di tempat kerja, agar lebih memastikan kondisi lingkungan kerja diarea

gudang sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku agar dapat menciptakan

lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

3. Untuk melakukan pemindahan barang, sebaiknya diberikan pengangan tambahan yang

memudahkan pekerja dalam mengangkat dan memindahkan barang.

Page 83: Manual Handling - Uin

67

4. Melakukan pelatihan tersendiri tentang aktifitas manual handling yang lengkap,

diantaranya ditambahkan materi tentang pengantar risiko ergonomi bagi kesehatan dan

keselamatan dalam proses manual handling, gambaran dampak potensial dari aktifitas

manual handling bagi tubuh manusia, faktor risiko individu dan pekerjaan yang

berhubungan dengan kecelakaan kerja akibat aktifitas manual handlings, strategi

pengendalian tempat kerja dan penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam

melakukan aktifitas manual handling.

Page 84: Manual Handling - Uin

68

DAFTAR PUSTAKA

Bridger, R.S Introduction to Ergonomics. International editions. Singapore: Mc graw-Hill Book

Co. 1995

Division Workplace, Health and Safety. Code Of Practice For Manual Handling. Queensland

Goverment, 1991

ILO (International Labour Office). Work Organization and Ergonomics, Geneva, 1998

Journal Of Occupation Health (1999) : 41-183-190. Postural Analysis of Four Jobs Two Building

Construction Sites.

Karwowski. Waldemar. International Encyclopedia of Ergonomics and Human Factors (Volume

3). Taylor and Francis Publisher. 2001

Keputusan Menteri Kesehatan No. 405 Tahun 2002 Tentang Persyaratan dan Tata Cara

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri

Kumar, S. Biomechanics in Ergomonics, Tailor& Francis, Unaited Kingdom.1999

NEBOSH. International General Cerficate in Occupational Safety dan Health : RRC business

Training. London

NIOSH. Worker Health Chartbook “Fatal Injury”. Cincinati: NIOSH Publication

Dissemination. 1990

Page 85: Manual Handling - Uin

69

Pheasent, Stepehen, PhD, FergS.Ergonomics, Work and Health, Aspenn Publishers, Inc.

Gaithersburg, Maryland, 1991

Suma’mur. P.K., Rd., Msc. Ergonomi Untuk Produktifitas Kerja. Jakarta: CV. Haji Masagung.

1989

Syukri, Sahab. Tehnik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta, 1997

Yassierili, 2009. Peningkatan Kinerja K3 dengan Ergonomi, (Online),

(http://www.ergoinstitude.com/index.php)