bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 pengertian...

28
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metode Metode atau yang sering disebut juga metoda , berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang mempunyai arti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Menurut Hamalik (2001) fungsi metode yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan. Menurut Sujana (1989) metode pengajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Seorang guru harus bisa memilih metode mana yang cocok dan sesuai digunakan dalam mengajar dengan memperhatikan sifat materi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa, sehingga materi yang disampaikan oleh guru dapat betul-betul dipahami dan dikuasai siswa. Menurut Sugihartono (2007:81) metode pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Dari pendapat diatas menitik beratkan metode pada cara yang dipergunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang diinginkan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud metode pembelajaran adalah keseluruhan cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, penggunaan metode yang tepat akan berpengaruh pada penerimaan materi pembelajaran oleh siswa.

Upload: nguyenkhanh

Post on 03-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Metode

Metode atau yang sering disebut juga metoda , berasal dari Bahasa

Yunani “Methodos’’ yang mempunyai arti cara atau jalan yang ditempuh.

Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara

kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan. Menurut Hamalik (2001) fungsi metode yaitu sebagai alat

untuk mencapai tujuan.

Menurut Sujana (1989) metode pengajaran adalah cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Seorang guru harus bisa memilih

metode mana yang cocok dan sesuai digunakan dalam mengajar dengan

memperhatikan sifat materi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai

siswa, sehingga materi yang disampaikan oleh guru dapat betul-betul

dipahami dan dikuasai siswa.

Menurut Sugihartono (2007:81) metode pembelajaran berarti cara

yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil

yang optimal.

Dari pendapat diatas menitik beratkan metode pada cara yang

dipergunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang

diinginkan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa

yang dimaksud metode pembelajaran adalah keseluruhan cara yang

digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada

siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, penggunaan

metode yang tepat akan berpengaruh pada penerimaan materi pembelajaran

oleh siswa.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

8

2.1.2 Pengertian Metode Eksperimen (Experimental Method)

Menurut Djamarah (2000) metode eksperimen adalah metode

pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk

dilatih melakukan suatu proses atau eksperimen.

Menurut Roestijah (2001:80) metode eksperimen adalah suatu cara

mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,

mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil

pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Menurut Sugihartono (2007:84) metode eksperimen merupakan

metode pembelajaran dalam bentuk pemberian kesempatan pada siswa

untuk melakukan suatu proses atau percobaan.

Metode eksperimen memberi kesempatan pada siswa untuk dapat

melakukan suatu proses percobaan, percobaan nantinya akan berkaitan

dengan materi, materi pada penelitian ini yaitu pesawat sederhana, dimana

siswa nantinya akan mencoba untuk menemukan sendiri apa kegunaan

pesawat sederhana.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

metode eksperimen adalah metode yang memberikan pengalaman belajar

secara langsung pada siswa dimana siswa diberi kesempatan untuk

melakukan suatu percobaan, kemudian melakukan pengamatan pada

percobaan yang dilakukan kemudian melaporkan hasil pengamatannya

tersebut. Metode eksperimen ini dapat mengembangkan fisik, mental dan

emosional siswa yang nantinya dapat menumbuhkan rasa percaya diri,

perilaku yang kreatif dan inovatif.

2.1.3 Tujuan Penggunaan Metode Eksperimen

Menurut Moedjiono (1991) dalam kegiatan belajar mengajar

penggunaan metode eksperimen bertujuan untuk:

a. Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta, informasi,

atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan terhadap

proses eksperimen.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

9

b. Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang terdapat pada

hasil eksperimen.

c. Melatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan

melaporkan percobaan.

d. Melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarik kesimpulan

dari fakta, informasi, atau data yang terkumpul melalui percobaan.

Tujuan dari dilakukan pembelajaran menggunakan metode

eksperimen dimana siswa dilatih untuk menarik kesimpulan dari fakta hasil

pengamatan maupun fakta dari hasil eksperimen, siswa mampu untuk

melakukan percobaan secara runtut, siswa terbiasa menggunakan logika

induktif dalam menarik kesimpulan.

Menurut Sumantri (2001) digunakannya metode eksperimen

mempunyai beberapa alasan diantarannya:

a. Metode eksperimen diberikan untuk memberikan kesempatan kepada

peserta didik agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri,

mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,

membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek,

keadaan atau proses sesuatu.

b. Metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan

ilmiah

Esensi dari metode ekperimen ini yaitu menyajikan bahan pelajaran

melalui percobaan atau mengamati suatu proses. Pengalaman yang

diperoleh adalah menguji sesuatu, menguji hipotesis, menemukan hasil

percobaan dan mengembangkan rasa siswa.

Menurut Sumantri (1998) dalam penggunaan metode eksperimen

agar dapat efektif dan efisien, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka

jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap

siswa.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

10

b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang

meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi

alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.

c. Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati

proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga

mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.

d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu

diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh

pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan

sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen

itu.

e. Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai

kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia.

Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga

masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Agar kegiatan eksperimen dapat berhasil seorang guru harus

memperhatikan beberapa hal diantaranya jumlah peralatan harus sesuai

dengan jumlah siswa, peralatan yang digunakan harus aman atau tidak

membahayakan siswa, membutuhkan ketelitian dan waktu yang lama,

petunjuk yang diberikan guru harus jelas, tidak semua masalah dapat

dieksperimenkan.

Menurut Fathurrahman (2008:84) hal-hal yang harus diperhatikan

dalam melakukan kegiatan eksperimen yaitu:

a. Persiapan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan

b. Usahakan siswa terlibat langsung ketika mengikuti kegiatan eksperimen.

c. Sebelum dilakukan kegiatan eksperimen siswa diberi pengarahan tentang

pertunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen yang akan

dilakukan.

d. Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan

percobaan yang telah direncanakan bila hasil belum memuaskan bisa

diulangi lagi untuk membuktikan kebenaran.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

11

e. Setiap individu atau kelompok harus melaporkan hasil secara tertulis.

Dalam melakukan kegiatan perlu diperhatikan beberapa hal

berikut yaitu peralatan harus dipersiapkan terlebih dahulu, siswa ikut

terlibat dalam percobaan, memberi petunjuk yang jelas dalam melakukan

kegiatan eksperimen, apabila hasil penelitian belum memuaskan bisa

diulangi lagi, hasil elsperimen harus dilaporkan secara tertulis.

Dari beberapa pendapat mengenai hal yang harus diperhatikan

pada saat kegiatan eksperiman penulis menyimpulkan bahwa peralatan

harus dipersiapakan terlebih dahulu, petunjuk yang diberikan harus jelas,

waktu yang dibutuhkan lama, dapat dilakukan pengulangan pada

percobaan, siswa melaporkan kegiatan eksperimen.

2.1.4 Prosedur Pelaksanaan Metode Eksperimen

Dalam melaksakan metode eksperimen ini ada beberapa prosedur

atau tata cara yang harus dilakukan. Menurut Roestijah (1989:81) beberapa

prosedur yang harus dilakukan adalah:

a. Memberi penjelasan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, dan siswa

harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.

b. Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan

yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol

dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.

c. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa.

Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang

kesempurnaan jalannya eksperimen.

d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian

siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya

jawab.

Sebelum memulai suatu percobaan hendaknya antara guru dan

siswa sama-sama mengetahui tujuan yang akan dicapai, tujuan ini yang

nantinya akan menjadi patokan berhasil atau tidaknya suatu percobaan.

Selain itu juga siswa harus memahami betul berbagai macam peralatan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

12

dan fungsinya dalam percobaan. Dalam melakukan percobaan siswa

memerlukan adanya suatu petunjuk baik itu secara tertulis yang tertuang

dalam LKS maupun secara lisan yang disampaikan oleh guru. Dalam

percobaan ini pengawasan seorang guru menjadi sangat penting sebagai

pemimpin diskusi dan membantu siswa dalam menarik suatu

kesimpulan.

Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam

menggunakan metode eksperimen perlu memperhatikan prosedur atau tata

cara secara sistematis dimulai dengan penyampaian tujuan dan

permasalahan yang akan dibuktikan, menyiapkan peralatan yang diperlukan,

memberikan pedoman pelaksanaan eksperimen, mengawasi jalannya

eksperimen atau percobaan, serta penarikan kesimpulan dari hasil

percobaan.

2.1.5 Langkah-langkah Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen

Menurut Sagala (2005) dalam melaksanakan pembelajaran

menggunakan metode eksperimen ada langkah-langkah yang harus

diperhatikan, diantaranya:

A. Kegiatan Persiapan

a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan

metode eksperimen.

b. Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui

eksperimen.

c. Menyiapkan alat, sarana dan bahan yang diperlukan dalam

eksperimen.

d. Menyiapkan panduan prosedur pelaksanaan eksperimen, termasuk

Lembar Kerja Siswa (LKS).

B. Kegiatan Pelaksanaan Eksperimen

a. Kegiatan Pembukaan

Menanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan minggu

lalu (apersepsi).

Memotivasi siswa dengan mengemukakan cerita anekdot yang

ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan

prosedur eksperimen yang akan dilakukan.

b. Kegiatan Inti

Membagi siswa dalam kelompok kecil.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

13

Siswa diminta membantu menyiapkan alat dan bahan yang akan

dipakai dalam eksperimen.

Guru memberikan contoh cara melakukan percobaan (percobaan

awal).

Siswa mengamati percobaan yang dilakukan oleh guru.

Siswa diminta untuk merumuskan hipotesis berdasarkan

pengamatan.

Siswa melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dan

LKS yang telah disiapkan guru secara berkelompok (verifikasi).

Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami

kesulitan.

Pelaporan hasil eksperimen dan diskusi balikan.

c. Kegiatan Penutup

Guru meminta siswa untuk merangkum hasil eksperimen.

Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan.

Guru mengadakan evaluasi hasil dan proses eksperimen.

Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai

materi eksperimen untuk mengulang lagi eksperimennya, dan

bagi yang sudah menguasai diberi tugas untuk pendalaman.

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

metode eksperimen ini ada beberapa langkah yang harus diperhatikan

diantarannya kegiatan persiapan, kegiatan pelaksanaan eksperimen dan

kegiatan penutup. Dalam penelitian ini kegiatan persiapan nantinya akan

mengacu pada penyampaian tujuan pembelajaran yang merupakan dasar

dilakukan percobaan sesuai dengan materi pesawat sederhana, untuk

kegiatan pelaksanaan eksperimen mengacu pada penyampaian permasalahan

melalui hipotesis awal yang dibuat siswa dan pelaksanaan percobaan untuk

membuktikan hipotesis, serta untuk kegiatan penutup akan mengacu pada

penarikan kesimpulan hasil percobaan.

Adapun langkah-langkah metode eksperimen menurut IGI Grobogan

(2011) sebagai berikut:

a. Menerangkan metode eksperimen.

b. Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang signifikasi atau yang

pantas untuk diangkat.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

14

c. Sebelum persiapan alat-alat percobaan, terlebih dahulu guru harus

menjelaskan hal-hal apa saja yang akan dilakukan selama percobaan dan

variabel-variabel apa saja yang akan dikontrol.

d. Setelah eksperimen dilakukan guru harus mengumpulkan laporan,

memproses kegiatan dan melakukan tes untuk menguji siswa.

Dari pendapat IGI Grobogan (2011) esensi dari langkah-langkah

pembelajaran menggunakan metode eksperimen bahwa sebelum memulai

percobaan guru terlebih dahulu harus menjelaskan apa itu metode

eksperimen, selanjutnya pemaparan permasalahan yang akan

dieksperimenkan, selanjutnya guru akan menjelaskan langkah-langkah

dalam mealakukan percobaan, kemudian pada tahap akhir guru harus

mengumpulkan laporan hasil eksperimen yang dilakukan siswa, dan

memberikan tes untuk mengetahui kemampuan siswa.

Pada dasarnya kedua pendapat diatas hampir sama, karena sama-sama

memuat penjelasan permasalahan, petunjuk melakukan eksperimen atau

percobaan, melaksanakan kegiatan eksperimen, sampai pada penarikan

kesimpulan dan pemberian evaluasi atau tes untuk menguji pemahaman

siswa.

Langkah-langkah pelaksanaan dengan menggunakan metode

eksperimen nantinya akan tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) pada lampiran , yang di dalamnya memuat kegiatan awal, kegiatan

inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi) dan kegiatan akhir, sampai pada

pemberian evaluasi.

Dari pendapat diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa langkah-

langkah dalam kegiatan eksperimen yaitu kegiatan persiapan

(menyampaiakn materi, alat dan bahan percobaan, persiapan LKS), kegiatan

pelaksanaan eksperimen mencakup kegaiatan pembukaan (apersepsi,

motivasi, penyampaian tujuan), kegiatan inti (pembagian kelompok,

melakukan percobaan awal, pengamatan, merumuskan hipotesis,

pelaksanaan eskperimen, pelaporan hasil eksperimen), kegiatan penutup

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

15

(merangkum, manarik kesimpulan, mengadakan evaluasi atau tes, tindak

lanjut).

2.1.6 Kelebihan Metode Eksperimen

Dalam menerapkan metode eksperimen mempunyai beberapa

kelebihan diantaranya (Roestijah, 1989:82):

a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih aktif berpikir dan berbuat

untuk dirinya sendiri.

b. Dengan menggunakan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode

ilmiah dalam menghadapi segala masalah.

c. Dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu

pengetahuan siswa juga menemukan pengalaman praktis serta

keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan.

d. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori,

sehingga akan merubah sikap mereka yang tahayul.

Dalam metode percobaan ini anak akan lebih aktif , mampu untuk

menghadapi permasalahan yang ada, mempunyai pengalaman dalam

menggunakan alat percobaan, dan anak akan membuktikan sendiri

kebenaran suatu permasalahan.

Beberapa kelebihan atau keuntungan metode eksperimen menurut

Tim IKIP Surabaya (1981:56-57) diantarannya:

a. Dengan menggunakan metode eksperimen siswa aktif mengambil

bagiannya sendiri artinya siswa tidak hanya melihat orang lain

melakukan percobaan tetapi juga bias ikut melakukan percobaan

tersebut.

b. Dengan metode eksperimen siswa mampu untuk melaksanakan langkah-

langkah berpikir ilmiah, menguji hipotesis, mengambil kesimpulan dari

hasil observasi.

Dengan menggunakan metode eksperimen siswa akan terlihat lebih

aktif karena siswa ikut terlibat dalam kegiatan percobaan yang dilakukan

dalam proses pembelajaran, siswa juga mampu untuk berpikir secara ilmiah.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

16

Dari beberapa pendapat diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa

kelebihan metode eksperimen adalah siswa menjadi lebih aktif dalam

pembelajaran karena siswa melakukan sendiri percobaannya, siswa

mempunyai pengalaman dalam menggunakan alat percobaan, siswa mampu

untuk membuktikan hipotesis dengan menggunakan cara berpikir ilmiah.

2.1.7 Kelemahan Metode Eksperimen

Selain memiliki kelebihan dalam penggunaannya, metode

eksperimen juga mempunyai beberapa kelemahan diantaranya Tim IKIP

Surabaya (1981:57):

a. Keterbatasan peralatan mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat

kesempatan untuk mengadakan eksperimen.

b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, siswa harus

menanti untuk melanjutkan pelajaran.

c. Kurangnya persiapan dan pengalaman dari siswa akan menimbulkan

kesulitan di dalam melakukan eksperimen.

Dalam percobaan terkadang peralatan yang diguunakan terbatas atau

sedikit sehingga siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mencoba

peralatan, waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan eksperimen cukup

lama, kurang matangnya persiapan yang dilakukan sebelum percobaan akan

menimbulkan kesulitan pada saat percobaan berlangsung.

Menurut Djamarah (2002:95) beberapa kelemahan penggunaan

metode eksperimen yaitu:

a. Metode eksperimen ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan

teknologi.

b. Metode eksperimen memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan

yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.

c. Metode eksperimen menuntun adanya ketelitian, keuletan, ketabahan.

d. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena

mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan

kemampuan atau pengendalaian.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

17

Dalam melaksanakan metode eksperimen terbatas pada bidang ilmu

sains saja, memerlukan berbagai macam peralatan dan fasilitas yang mahal,

ketelitian dalam percobaan harus diperhatikan, tingkat keberhasilan suatu

percobaan tergantung faktor-faktor kemampuan seseorang.

Berdasarkan paparan mengenai kelemahan metode eksperimen

diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam menggunakan metode

eksperimen memerlukan banyak alat atau perlengkapan, memerlukan waktu

yang lama, memerlukan ketelitian dalam melakukan percobaan agar tidak

terjadi kesalahan dalam penarikan kesimpulan, kurangnya persiapan dan

pengalaman dari guru dan siswa menghambat pelaksanaan eksperimen.

Cara untuk dapat mengatasi beberapa kelemahan dalam metode

eksperimen ada beberapa cara yang harus dilakukan diantaranya (Tim IKIP

Surabaya, 1981:57):

a. Guru harus menerangkann sejelas-jelasnya tujuan pembelajaran dengan

eksperimen.

b. Guru harus menjelaskan prosedur eksperimen, bahan-bahan eksperimen

diperlukan, peralatan yang diperlukan dan cara penggunaannya, variabel

yang perlu dikontrol, dan hal yang perlu dicatat selama eksperimen.

c. Membantu siswa untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan.

d. Meminta siswa melaporkan proses dan hasil eksperimennya,

membanding-bandingkannya dan mendiskusikannya, untuk mengetahui

kekurangan dan kekeliruan yang mungkin terjadi.

Dalam mengatasi kelemahan pada metode eksperimen guru harus

mampu untuk menjelaskan tujuan, peralatan yang digunakan, membantu

siswa selama percobaan berlangsung, berdiskusi mengenai hasil eksperimen

Menurut Sagala (2005:221) ada beberapa cara dalam mengatasi

kelemahan metode eksperimen yaitu:

a. Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin

dicapai sehingga mengetahui pertanyaan yang perlu dijawab dengan

eksperimen.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

18

b. Hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan siswa tentang

langkah yang dianggap baik untuk memecahkan masalah dalam

eksperimen serta bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang perlu

dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat.

c. Bila perlu guru menolong siswa untuk memperoleh bahan yang

diperlukan.

d. Guru perlu merangsang agar setelah eksperimen berakhir siswa dapat

membanding-bandingkan hasil eksperimen orang lain dan

mendiskusikan bila ada perbedaan atau kekeliruan.

Untuk dapat mengatasi kelemahan metode eksperimen terlebih

dahulu tujuan yang ingin dicapai harus dipaparkan secara jelas, langkah-

langkah eksperimen harus dibicarakan bersama siswa, menolong siswa

menemukan bahan yang diperlukan, membandingkan hasil penelitian

dengan penelitian orang lain kemudian dibandingkan.

Dari dua pendapat mengenai cara mengatasi metode eksperimen

penulis menarik kesimpulan bahwa tujuan pembelajaran eksperimen yang

hendak dicapai dalam kegiatan eksperimen harus dipaparkan secara jelas,

langkah-langkah eksperimen juga harus dipaparkan secara jelas, guru

membantu siswa saat melakukan eksperimen, pada akhir kegiatan

eksperimen dilakukan diskusi untuk membandingkan hasil penelitian orang

lain dan untuk mengidentifikasi adanya kesalahan atau kekeliruan dalam

kegiatan eksperimen.

2.1.8 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam, biasa disingkat IPA, adalah sebuah mata

pelajaran yang mempelajari ilmu alam untuk siswa sekolah dasar (SD), dan

sekolah menengah tingkat pertama (SMP/SLTP). Namun berbeda pada

istilah yang terdapat di sekolah menengah tingkat atas (SMA/SMU) dan

perguruan tinggi, kata IPA lebih dikenal sebagai salah satu penjurusan kelas

yang secara khusus lebih memfokuskan untuk membahas ilmu-ilmu eksakta.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

19

Menurut Depdiknas (2006) ilmu pengetahuan alam berhubungan

dengan cara mencari tahu alam secara sistematis. Sehingga IPA bukan hanya

pengetahuan pemahaman konsep, fakta dan prinsip tetapi juga merupakan

proses penemuan.

Dalam ilmu pengetahuan, istilah ilmu pengetahuan alam merujuk

kepada pendekatan logis untuk mempelajari alam semesta. Ilmu

pengetahuan alam mempelajari alam dengan menggunakan metode-metode

sains. Ilmu pengetahuan jenis ini berbeda dengan Ilmu Pengetahuan Sosial

yang menggunakan metode sains untuk mempelajari perilaku manusia dan

masyarakat, ataupun ilmu pengetahuan formal seperti matematika.

Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin

Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian

berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains.

Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh

para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari

penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan

data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa

karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam

dapat berbentuk kuantitas.

Penulis menyimpulkan bahwa IPA adalah mata pelajaran yang

mempelajari alam dan seluruh isinya, IPA identik dengan kegiatan

percobaan yang di dalamnya memuat aspek-aspek perumusan masalah,

perumusan hipotesis, merancang percobaan, pengumpulan data, dan tahap

penyimpulan. Dengan mempelajari mata pelajaran IPA ini siswa

diharapakan mampu untuk mengenal dan memahami kondisi alam semesta

dan isinya secara lebih mendalam, dan siswa juga lebih menjaga kelestarian

alam semesta dan isinya .

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

20

2.1.9 Tujuan Mata Pelajaran IPA

Dalam kurikulum 2006 mata pelajaran IPA mempunyai beberapa

tujuan yaitu:

a. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam semesta

ciptaannya.

b. Mengembangkan pemahaman mengenai berbagai macam gejala alam,

konsep, prinsip yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA , lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

d. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,

bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara alam, dan segala

keturunannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar

melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Tujuan mata pelajaran IPA secara umum yaitu menciptakan

ketaqwaan terhadap Tuhan sebagai pencipta alam semesta, memahami

berbagai macam gejala alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari,

mengembangkan rasa ingin tahu mengenai pengaruh IPA dengan

lingkungan, menumbuhkan kemampuan berpikir ilmiah, meningkatkan

kesadaran dalam menjaga lingkungan alam, meningkatkan keterampilan

untuk bekal pendidikan ke jenjang selanjutnya. Dalam penelitian ini tujuan

mata pelajaran IPA untuk melatih siswa berpikir dan bertindak secara

ilmiah.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

21

2.1.10 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA

Dalam kurikulum 2006 bahan kajian untuk mata pelajaran IPA di

Sekolah Dasar meliputi beberapa aspek yaitu:

a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya

Meliputi perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup.

b. Materi dan sifatnya

Meliputi materi benda padat, cair dan gas yang dilihat dari sifat

masing-masing materi.

c. Energi dan perubahannya

Meliputi berbagai macam jenis gaya, gerak, pesawat sedehana, cahaya.

d. Bumi dan alam semesta

Meliputi planet-planet, dan usaha manusia dalam menjaga bumi dan

alam semesta.

Dalam penelitian ini aspek IPA yang digunakan yaitu aspek energi

dan perubahannnya yang terfokus pada pesawat sederhana terutama tuas

atau pengungkit yang didalamnya memuat jenis-jenis pengungkit dan tujuan

penggunaan pengungkit.

2.1.11 Pengertian Kreativitas

Pengertian kreativitas mengandung beragam definisi di dalamnya.

Guilford dalam Munandar (1999:20) mengartikan kreativitas sebagai

kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat

kaitannya dengan bakat. Sedangkan Munandar (1999:48) berpendapat

bahwa kreativitas sebagi kemampuan berpikir divergen untuk menjajaki

berbagai macam jawaban dari suatu persoalan, berpikir divergen merupakan

kemampuan berpikir secara menyebar dimana orang bisa memandang suatu

stimulus bukan dari satu sudut panjang saja tetapi dari berbagai sudut

pandang. Menurut Slameto dalam Aryesnovianto (2004) kreativitas

merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah

maupun di luar sekolah. Dari tiga pendapat diatas terdapat persamaan bahwa

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

22

kreativitas melibatkan kemampuan berpikir manusia yang menghasilkan

suatu karya yang baru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan

bahwa kreativitas adalah suatu aktivitas yang melibatkan kemampuan

berpikir manusia secara unik yang menghasilkan suatu karya baru yang

orisinil atau belum pernah ada sebelumnya.

2.1.12 Ciri-ciri Kepribadian Kreatif

Menurut Munandar (1999:34) menyebutkan ciri-ciri kreativitas,

antara lain:

a. Dorongan ingin tahu besar

b. Sering mengajukan pertanyaan yang baik

c. Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah

d. Bebas dalam menyatakan pendapat

e. Mempunyai rasa keindahan

f. Menonjol dalam salah satu bidang seni

g. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak

mudah terpengaruh orang lain

h. Rasa humor tinggi

i. Daya imajinasi kuat

j. Keaslian tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan

sebagainya, dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara

orisinal, yang jarang diperlihatkan anak-anak lain).

k. Dapat bekerja sendiri

l. Senang mencoba hal-hal baru

m. Kemampuan mengembangkan atau memperinci suatu gagasan

(kemampuan elaborasi).

Esensi dari ciri anak kreatif menurut Munandar menunjukkan rasa

ingin tahu yang besar, daya imajinasi tinggi, menyukai humor dan kindahan,

mempunyai banyak gagasan.

Menurut Treffinger dalam Munandar (2004:35-36) ciri-ciri

kepribadian kreatif adalah:

a. Terorganisasi dalam tindakan

b. Memilki rencana yang matang dan pemikiran yang matang serta

inovatif.

c. Memiliki tingkat energi, spontanitas, dan petualangan yang luar biasa.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

23

d. Memiliki rasa humor yang tinggi

e. Mempunyai kemampuan melihat permasalahan dari berbagai sudut

pandang.

f. Memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep dan

kemungkinan-kemungkinan yang dikhayalkan.

g. Cepat dalam menanggapi masalah orang dewasa seperti politik,

ekonomi, kiriminalitas dan berbagai masalah lain

h. Tertarik pada hal-hal yang rumit dan misterius

Inti dari ciri anak kreatif menurut Treffinger lebih kepada memiliki

rasa humor yang tinggi, mempunyai kemampuan mengembangkan ide

menjadi sebuah khayalan, cepat tanggap terhadap suatu permasalahan.

Berdasarkan pendapat paparan diatas penulis mengambil kesimpulan

bahwa ciri-ciri kepribadian kreatif adalah memiliki daya imajinasi yang

tinggi, memilki rasa humor yang tinggi, mampu memandang dan

menyelesaikan permasalahan dengan cara yang berbeda, memiliki

semangat untuk berkarya tinggi, mempunyai nilai estetis atau keindahan

yang tinggi.

2.1.13 Pengertian Anak Kreatif

Anak kreatif yaitu anak yang mampu memperdayakan pikirannya

untuk menghasilkan gagasan baru, memecahkan masalah dan ide yang

mempunyai maksud dan tujuan yang di tentukan. Ketika anak

mengekspresikan pikirannya atau kegiatannya yang berdaya cipta,

berinisiatif sendiri, dengan cara-cara yang original, maka kita dapat

mengatakan bahwa mereka itu adalah anak yang kreatif (Suratno, 2005).

Anak kreatif memuaskan rasa keingintahuannya melalui berbagai

cara seperti bereksplorasi, bereksperimen dan banyak mengajukan

pertanyaan pada orang lain. Suratno (2005) menjelaskan anak kreatif dan

cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan

salah satunya dengan memberikan kegiatan yang dapat mengembangkan

kreativitas anak. Fenomena yang ada selama ini kreativitas yang dimiliki

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

24

oleh masyarakat pada umumnya masih rendah. Hal ini dapat diketahui

dengan masih banyaknya orang–orang yang belum mampu menghasilkan

karyanya sendiri, mereka masih meniru karya milik orang lain. Keadaan

tersebut di sebabkan karena kurangnya pengembangan kreativitas sejak

usia awal sekolah.

Berdasarkan pendapat diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa

anak kreatif adalah seseorang anak yang memilki rasa ingin tahu yang

besar, memilki kemampuan untuk dapat menemukan dan memecahkan

suatu masalah dengan cara yang berbeda dengan yang biasannya, dengan

mendapat bimbingan dari orang disekitarnya seperti orangtua dan guru.

2.1.14 Karakteristik Anak Kreatif

Paul Torrance dalam Suratno (2005) menyebutkan karakteristik

tindakan kreatif anak adalah sebagai berikut:

a. Anak kreatif belajar dengan cara-cara kreatif

Dalam proses pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan

pada anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi sehingga anak

memperoleh pengalaman yang berkesan dan menjadikan apa yang

dipelajari anak lebih lama di ingat. Melalui eksperimen, eksplorasi,

manipulasi dan permainan mereka sering mengajukan pertanyaan,

membuat tebakan, dan kemudian mereka menemukan, kadangkala cepat

dan emosional, sementara pada saat yang lain secara diam-diam saja.

Dengan melakukan percobaan atau eksperimen anak akan lebih tertantang

untuk belajar karena anak akan menemukan makna dari suatu

pembelajaran dimana anak akan mencoba suatu hal baru.

b. Anak kreatif memiliki rentang perhatian yang panjang terhadap hal yang

membutuhkan usaha kreatif

Anak kreatif memiliki rentang perhatian 15 menit lebih lama bahkan

lebih dalam hal mengeksplorasi, bereskperimen, memanipulasi dan

memainkan alat permainanya. Hal ini menunjukan anak yang kreatif tidak

mudah bosan seperti halnya anak yang kurang kreatif. Melalui kegiatan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

25

eksperimen ini guru dapat mengidentifikasi anak yang kreatif dilihat dari

cara anak tersebut mampu memecahkan masalah yang ada dalam percobaa

tersebut, yang tentunya cara itu berbeda dari cara yang sudah-sudah.

c. Anak kreatif memiliki kemampuan mengorganisasikan yang menakjubkan

Anak kreatif muncul sebagai pemimpin bagi kelompoknya karena itu

anak kreatif pada umumnya mampu mengorganisasikan teman-temannya

secara menakjukan. Jika anak mampu mengorganisasikan teman-temannya

maka anak akan memiliki kepercayan diri yang luar biasa. Melalui

kegiatan eksperimen anak belajar mengaitkan ide dan gagasan sebagai

bekal untuk melatih kepercayaan diri anak karena jika anak berhasil

mengaitkan ide atau gagasan maka akan muncul karya-karya yang original

sehingga kepercayaan diri anak akan muncul dan secara tidak langsung

anak termotivasi untuk mengekspresikannya didepan teman-teman.

d. Anak kreatif dapat kembali kepada sesuatu yang sudah dikenalnya dan

melihat dari cara yang berbeda

Anak kreatif merupakan anak yang suka belajar untuk memperoleh

pengalaman. Anak tidak lekas bosan untuk mendapatkan pengalaman yang

sama berkali-kali. Jika pengalaman pertama diperoleh mereka akan

mencoba dengan cara lain sehingga diperoleh pengalaman baru.

Melalui kegiatan eksperimen ini anak akan mampu membuktikan

hasil dari usaha pemecahan masalah dengan cara yang unik.

e. Anak kreatif belajar banyak melalui fantasi, dan memecahkan

permasalahan dengan menggunakan pengalamannya.

Anak kreatif akan selalu haus dengan pengalaman baru. Pengalaman

yang berkesan akan diperoleh secara langsung melalui eksperimen yang

dilakukan. Anak harus diberi banyak bekal pengalaman melalui

eksperimennya sendiri baik melalui kesenian, musik, drama kreatif atau

cerita, maupun menggunakan bahasa yang mengekspresikan kelucuan,

suasana, atau atmosfir persoalan yang bebas dan dapat diterima oleh anak.

Torrense dalam Bernand (1970) mengemukakan bahwa ciri atau

karakteristik anak adalah sebagai berikut:

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

26

a. Cenderung memiliki respon yang bebas

b. Cenderung menyampaikan sesuatu secara abstrak

c. Memiliki keinginan yang ideal

d. Suka humor atau bercanda

e. Suka melucu, bersikap santai

f. Menyukai perubahan

g. Tidak malu menyampaikan kebenaran

Karakteristik atau ciri anak yang kreatif cenderung lebih suka

menampilkan sikap bebas, senang akan sesuatu hal yang lucu, senang akan

sesuatu yang abstrak atau masih dalam khayalan.

Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa

karakteristik anak kreatif adalah lebih banyak aktif, memiliki imajinasi

yang tinggi, suka dengan adanya perubahan, pribadi yang asyik karena

suka humor.

2.1.15 Cara Mengukur Kreativitas Anak Usia Sekolah Dasar

Menurut Munandar, untuk menjadi individu kreatif, dibutuhkan

kemampuan berpikir yang mengalir lancar, bebas, dan ide yang orisinal

yang didapat dari alam pikirannya sendiri. Berpikir kreatif juga seorang

anak memiliki banyak gagasan. Agar anak bisa berpikir kreatif, ia haruslah

bisa bersikap terbuka dan fleksibel dalam mengemukakan gagasan. Makin

banyak ide yang dicetuskannya menandakan makin kreatif si anak.

Berdasarkan ide yang disampaikan penulis bahwa ciri anak kreatif

adalah lebih banyak aktif, memiliki imajinasi yang tinggi, suka dengan

adanya perubahan, pribadi yang asyik karena suka humor. Untuk

mengetahui sejauh mana tingkat kreativitas seorang anak, penulis

menggunakan tes kreativitas verbal. Tes kreativitas verbal dilakukan pada

anak berusia minimal 10 tahun karena dianggap sudah lancar menulis dan

kemampuan berbahasanya pun sudah berkembang. Adapun unsur

penilaian berpikir kreatif adalah sebagai berikut (Munandar, 2004:88-90):

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

27

1) Fleksibel

Anak mampu memberikan jawaban yang berbeda-beda, beragam

dan bervariasi. Dalam unsur berpikir kreatif pada penelitian ini

indikator dari fleksibel meliputi jawaban lebih dari satu, memiliki

banyak gagasan yang unik, mampu menjawab pertanyaan dari

berbagai sudut pandang.

2) Orisinalitas

Anak mampu memberikan jawaban yang jarang/langka dan

berbeda dengan jawaban anak lain pada umumnya. Dalam unsur

berpikir kreatif pada penelitian ini indikator dari orisinalitas dalam

penelitian ini yaitu anak mampu menjawab pertanyaan yang berbeda

dari jawaban yang sudah biasa, mampu berimajinasi dengan jawaban

yang dibuat.

3) Elaborasi

Anak mampu memberikan jawaban secara rinci sekaligus mampu

memperkaya dan mengembangkan jawaban tersebut. Dalam unsur

berpikir kreatif pada penelitian ini indikator dari elaborasi yaitu anak

mampu menjelaskan alasan dari setiap jawaban yang diberikan, anak

mampu mengaitkan jawabannya dengan ilmu lain atau dalam

kehidupan sehari-hari, anak mampu mencari saran dalam

permasalahan atau pertanyaan yang diajukan.

4) Keterampilan Memperinci

Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau

produk, serta menambah atau memperinci detail-detail dari suatu

objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. Dalam

hal ini anak dilatih untuk mencari arti yang lebih mendalam terhadap

jawaban atau pemecahan masalah. Dalam unsur berpikir kreatif pada

penelitian ini indikator dari keterampilan memperinci anak mampu

untuk mendeskripsikan suatau objek, anak juga mampu

mengembangkan jawaban secara lebih mendalam, anak mencari solusi

dari permasalahan yang diberikan.

5) Keterampilan menilai atau mengevaluasi

Dalam hal mengevaluasi anak diminta untuk menentukan

patokan penilaiannya sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan

benar. Sehingga anak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan

terhadap situasi yang terbuka. Dalam unsur berpikir kreatif pada

penelitian ini indikator dari keterampilan menilai anak mampu untuk

menentukan tingkat kebenaran dari jawaban yang diberikan.

Unsur penilaian berpikir kreatif mencakup fleksibel, orisinalitas,

elaborasi, keterampilan memperinci, dan keterampilan menilai. Dalam

penelitian kelima unsur penilaian tersebut akan digunakan semua dalam

mengukur seberapa besar tingkat kreativitas seorang anak. Kelima unsur

ini akan menjadi patokan dalam menilai.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

28

2.1.16 Pengertian Gender

Pengertian gender sering disalah artikan dengan jenis kelamin,

gender sering disamakan dengan sex (kelamin laki-laki dan perempuan)

hal ini disebabkan karena pembagian peran dan tanggung jawab terhadap

laki-laki dan perempuan telah berjalan bertahun-tahun sehingga sulit

dibedakan pengertian antara gender dan jenis kelamin.

Menurut Women Studies Ensiklopedia dalam Junaidi Blogspot

(2010) gender adalah suatu konsep kultural berupaya membuat perbedaan

(distriction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik

emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam

masyarakat. Sedangkan jenis kelamin menurut Fakih (1996:8) adalah

pensifatan atau pembagian jenis kelamin manusia yang ditentukan secara

biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu.

Menurut Annisa dalam Junaidi Blogspot (2010) gender lebih

mengacu pada dimensi sosial budaya seorang laki-laki dan perempuan

yang menghasilkan suatu peran serta harapan yang menetapkan bagaimana

seharusnya laki-laki berpikir, perperilaku dan berperasaan.

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia dalam Junaidi Blogspot (2010)

gender merupakan aspek hubungan sosial yang dikaitkan dengan

diferensiasi seksual pada manusia.

Berdasarkan pendapat diatas penulis mengambil kesimpulan yang

dimaksud dengan gender adalah pembedaan peran dan tanggung jawab

antara laki-laki dan perempuan bersifat sosial budaya yang didefinisikan

berdasarkan ciri-ciri fisik secara biologis. Pengertian gender yang akan

diangkat dalam penelitian ini lebih mengarah pada gender secara fisik saja

yaitu membedakan laki-laki dan perempuan.

2.1.17 Kesetraan Gender Dalam Pendidikan

Sesuai dengan pasal 31 UUD 1945 menjelaskan, setiap warga negara

berhak mendapat pengajaran. Di sana tampak jelas adanya kesetaraan

gender untuk memperoleh pendidikan, dimana dalam pendidikan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

29

memberikan kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan untuk

mencapai potensi dalam belajar.

Berdasarkan Sisdiknas no.20 tahun 2003 dan Renstra Depdiknas

2005-2009 serta tujuan pendidikan untuk 2015 yaitu:

1. Tujuan 2 : Menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak,

khususnya anak perempuan, anak-anak dalam keadaan yang sulit dan

mereka yang termasuk etnik minoritas, mempunyai akses pada dan

menyelesaikan pendidikan dasar yang wajib dengan kualitas yang

baik.

2. Tujuan 5: penghapusan kesenjangan gender pada pendidikan dasar dan

menengah pada tahun 2005 dan mencapai kesetaraan gender dalam

pendidikan pada tahun 2015 dengan fokus pada kepastian sepenuhnya

bagi anak perempuan pada akses dalam memperoleh pendidikan dasar

yg bermutu.

Menurut kesimpulan penulis kesamaan gender dalam dunia

pendidikan mengandung arti bahwa setiap manusia baik laki-laki dan

perempuan berhak untuk memperoleh pendidikan, jadi tidak ada

pembedaan pemberian pendidikan pada laki-laki dan perempuan, jadi

porsi pendidikan untuk laki-laki dan perempuan adalah sama.

2.1.18 Perbedaan Gender dan Prestasi Di kelas

Kelas merupakan tempat dimana anak belajar berperilaku yang

sesuai untuk anak laki-laki dan perempuan. Pembedaan perlakuan anak

laki-laki dan perempuan menimbulkan ketimpangan gender sehingga akan

menghalangi mereka untuk menemukan jati diri dan menggangu persiapan

mereka untuk masa depan. Menurut Gallagher dalam Sugihartono

(2007:37) laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam

perkembangan fisik, emosional dan intelektual. Perbedaan gender dalam

beberapa aspek terkait dengan kemampuan akademik dan sekolah terlihat

pada tabel berikut.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

30

Tabel 2.1. Perbedaan Gender dalam Kemampuan Akademik dan Sekolah

Menurut Elliot

Karakteristik Perbedaan Gender

Perbedaan Fisik Meskipun sebagian besar perempuan

matang lebih cepat dibanding laki-laki,

laki-laki lebih besar dan kuat

Sains Perbedaan gender terlihat lebih

meningkat, perempuan mengalami

kemunduran sementara prestasi laki-laki

meningkat

Sumber: Elliot dalam Sugihartono (2007:38)

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa antara laki-laki dan perempuan

mempunyai perbedaan fisik secara mencolok yakni laki-laki lebih kuat

dari pada perempuan meskipun kematangan perempuan lebih cepat

dibanding laki-laki. Dari mata pelajaran sains terlihat bahwa prestasi siswa

laki-laki meningkat dibanding dengan prestasi siswa perempuan yang

menurun.

Dari paparan yang telah disampaikan diatas penulis mengambil

kesimpulan bahwa dalam perbedaan gender (laki-laki dan perempuan)

secara fisik laki-laki lebih kuat. Di dalam kelas dalam pembelajaran sains

prestasi laki-laki lebih meningkat.

2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gimin dalam

Digilib.UNS.ac.id (2011) yang berjudul “Perbedaan Pegaruh Metode

Pembelajaran Eksperimen Model SEQIP Dan Konvensional Terhadap Hasil

Belajar IPA Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V

SD Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri ” menyimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang singnifikan antara pembelajaran metode eksperimen

model SEQIP terhadap kreativitas belajar hal ini terbukti dengan F hitung > F

tabel atau 5,18 > 4,02. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Gimin (2011) penggunaan metode eksperimen model SEQIP dalam

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

31

pembelajaran IPA dapat dikatakan mempunyai pengaruh terhadap kreativitas

karena f hitung lebih besar daripada f tabel, f hitung artinya temuan hasil

penelitian dan f tabel artinya patokan jadi hasil penelitiannya lebih

berpengaruh daripada patokannnya

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Risna Podungge

(2010:199) berjudul Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Jenis Kelamin

Terhadap Motivasi Belajar Penjasorkes Materi Atletik Nomor Lompat Jauh Di

Sekolah Dasar menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara metode

pembelajaran dengan jenis kelamin hal ini terbukti dengan oleh nilai F hitung

sebesar 3,034 < F tabel sebesar 3,94 artinya f hitung atau hasil penelitian yang

diperoleh lebih kecil daripada patokannya. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Risna Podungge (2010) penggunaan metode pembelajaran

dengan jenis kelamin siswa laki-laki dan perempuan tidak saling memberi

pengaruh.

Berdasarkan skripsi Melly (2008:52) yang berjudul Hubungan Antara

Kreativitas Dan Stress Pada Mahasiswa Tahun Pertama Jurusan Arsitektur

Dengan Variasi Jenis Kelamin, Asal SMA dan Usia yang menyimpulkan

bahwa tidak perbedaan yang signifikan antara kelompok jenis kelamin laki-

laki dan perempuan dalam skor kreativitas dibuktikan dengan angka sig

sebesar 0,356 (p>0,05). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Melly

(2008) perbedaan jenis kelamin tidak diikuti perbedaan signifikan skor

kreativitas

Skripsi yang dilakukan oleh Gimin mengkaji tentang penggunaan

metode eksperimen model SEQIP yang fokus pada kreativitas belajar. Skripsi

yang dilakukan oleh Risna Podungge fokus pada penggunaan metode

pembelajaran pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Skripsi yang

dilakukan oleh Melly mengkaji tentang kreativitas pada jenis kelamin laki-laki

dan perempuan

Penelitian diatas memiliki fokus kajian masing-masing mengenai

metode eksperimen model SEQIP dengan kreativitas, penggunaan metode

pembelajaran dengan jenis kelamin, dan juga kreativitas dengan jenis kelamin

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

32

akan tetapi penelitian diatas sudah mewakili kajian dari penelitian yang akan

dilakukan oleh penulis.

Berdasarkan tiga penelitian yang dilakukan Gimin (2011), Risna

Pondungge (2010) dan Melly (2008) berhubungan dengan penelitian ini

terutama untuk metode eksperimen, kreativitas dan gender. Dengan demikian

penelitian diatas mendukung penelitian ini. Penelitian ini menekankan pada

Metode Eksperimen Dalam Pengaruhnya Terhadap Kreativitas Belajar IPA

Siswa Kelas V Berdasarkan Pada Gender Di Gugus Bendera Kecamatan

Kaloran Kabupaten Temanggung.

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam mata pelajaran IPA identik dengan pembelajaran yang di

dalamnya memuat adannya percobaan atau eksperimen secara langsung

metode yang dapat digunakan yaitu metode eksperimen. Dalam metode

eksperimen siswa akan dilatih untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan

yang diberikan oleh guru, dengan cara melakukan sebuah percobaan atau

praktek langsung . Dalam menyelesaikan percobaan ini siswa diberi

kesempatan untuk dapat menyelesaikan sebuah masalah dengan cara mereka

sendiri, hal ini yang dapat menimbulkan kreativitas siswa muncul secara

spontan. Antara siswa laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan cara

dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Kreativitas ini tidak hanya dilihat

selama proses pembelajaran berlangsung akan tetapi, kreativitas ini dilihat

juga nanti setelah diadakan evaluasi berdasarkan pada percobaan yang

dilakukan. Kreativitas ini dirumuskan dengan gender yaitu siswa laki-laki dan

perempuan serta metode pembelajaran yaitu metode konvensional dan metode

eksperimen. Sesuai dengan tabel di bawah ini.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

33

Tabel 2.2. Data Kreativitas Berdasarkan Metode Pembelajaran dan Gender di

Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung

Tahun 2011/2012

Kre

ativ

itas

Gen

der

Pembelajaran

Konvensional

(K)

Ekspeimen

(E)

Laki-laki (L) KL EL

Perempuan (P) KP EP

Tabel 2.2 menunjukkan interaksi variabel y yaitu kreativitas siswa

berdasarkan penggunaan metode pembelajaran dan gender. Metode

pembelajaran yang digunakan yaitu metode konvensional dan metode

eksperimen, sedangkan gender yaitu laki-laki dan perempuan. Model

kerangka berpikir yang digunakan yaitu 2 kali 2 artinya ada dua macam jenis

metode pembelajaran dan ada 2 jenis kelamin. Metode konvensional

berinteraksi terhadap laki-laki dan perempuan, metode eksperimen juga

berinteraksi terhadap laki-laki dan perempuan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara yang dianggap dapat dijadikan

jawaban dari suatu permasalahan yang timbul. Hipotesis merupakan dugaan

sementara yang nilai kebenarannya masih diuji. Berdasarkan kerangka

berpikir diatas dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Hipotesis I

Ho : Tidak Adanya Perbedaan Pengaruh Penggunaan Metode

Eksperimen Terhadap Kreativitas Berdasarkan Gender Siswa Kelas V

Semester II di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung Tahun Pelajaran 2011 /2012.

Ha : Adanya Perbedaan Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen

Terhadapa Kreativitas Belajar IPA Berdasarkan Gender Siswa Kelas V

Semester II di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung Tahun Pelajaran 2011 /2012.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metoderepository.uksw.edu/bitstream/123456789/834/3/T1_292008075_BAB II.pdf · pengamatan itu di sampaikan ke kelas dan dievaluasi

34

Hipotesis II

Ho : Tidak Adanya Perbedaann Kreativitas Belajar IPA Kelompok

Kontrol dan Eksperimen di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran

Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2011 /2012.

Ha : Adanya Perbedaan Kreativitas Belajar IPA Kelompok Kontrol

dan Eksperimen di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung Tahun Pelajaran 2011 /2012.

Hipotesis III

Ho : Tidak Adanya Perbedaan Kreativitas Belajar IPA Antara Siswa

Laki-laki dan Perempuan di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran

Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2011 /2012”.

Ha : Adanya Perbedaan Kreativitas Belajar IPA Antara Siswa Laki-

laki dan Perempuan di Gugus Bendera Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung Tahun Pelajaran 2011 /2012”.