bab ii kajian pustaka 2.1. kajian teori · 2012. 11. 27. · periode yang mungkin berlangsung...

19
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Prestasi Belajar 2.1.1.1. Pengertian Prestasi Untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar seorang pendidik biasanya menggunakan suatu tes atau alat evaluasi sebagai alat pengukur. Dengan demikian seorang pendidik dapat mengetahui prestasi yang telah dicapai oleh anak didik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata prestasi mempunyai pengertian "Hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)". Sedangkan Winkel mengatakan bahwa 2 "Prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai". Di dalam pengertian ini prestasi merupakan suatu usaha yang telah dilaksanakan menurut batas kemampuan dari pelaksana usaha tersebut. Prestasi merupakan akhir dari sesuatu yang melalui proses pendidikan dan latihan tertentu yang telah dicapainya. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai prestasi yaitu bukti atau hasil yang telah dicapai setelah melaksanakan usaha sebaik- baiknya. 1 Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (http://www.scribd.com/doc/23735462/pengertian-prestasi ), Diakses 5 Februari 2012. 2 Indonesia, Winkel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (http://www.scribd.com/doc/23735462/pengertian-prestasi ), Diakses 5 Februari 2012.

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1. Kajian Teori

    2.1.1. Prestasi Belajar

    2.1.1.1. Pengertian Prestasi

    Untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar seorang

    pendidik biasanya menggunakan suatu tes atau alat evaluasi sebagai alat

    pengukur. Dengan demikian seorang pendidik dapat mengetahui prestasi yang

    telah dicapai oleh anak didik.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,1 kata prestasi mempunyai

    pengertian "Hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan

    sebagainya)". Sedangkan Winkel mengatakan bahwa2 "Prestasi adalah bukti usaha

    yang telah dicapai". Di dalam pengertian ini prestasi merupakan suatu usaha yang

    telah dilaksanakan menurut batas kemampuan dari pelaksana usaha tersebut.

    Prestasi merupakan akhir dari sesuatu yang melalui proses pendidikan dan latihan

    tertentu yang telah dicapainya.

    Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai prestasi

    yaitu bukti atau hasil yang telah dicapai setelah melaksanakan usaha sebaik-

    baiknya.

    1 Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (http://www.scribd.com/doc/23735462/pengertian-prestasi), Diakses 5 Februari 2012.

    2 Indonesia, Winkel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (http://www.scribd.com/doc/23735462/pengertian-prestasi), Diakses 5 Februari 2012.

  • 8

    2.1.1.2. Pengertian Belajar

    Keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan

    kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

    pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami

    oleh siswa sebagai anak didik. Kamus Besar Bahasa Indonesia3 menyebutkan

    bahwa “belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih;

    berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.

    Sementara itu menurut pengertian secara secara psikologi,4 “Belajar merupakan

    suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

    dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-

    perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku”.

    Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:

    “5Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

    memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

    hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

    Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun

    jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang

    merupakan perubahan dalam arti belajar.

    Selain itu, belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku

    pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan

    3 Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

    (http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/04/pengertian-prestasi.html), Diakses 5 Februari 2012.

    4 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Cet.5, (Rineka Cipta, Jakarta, 2010), hlm 2.

    5 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Cet.5, (Rineka Cipta, Jakarta, 2010), hlm 2.

  • 9

    lingkungannya. Burton dalam buku Menjadi Guru Profesional6 menyatakan

    “Learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his

    environment, wich fells a need and makes him more capable of dealing adequately

    with his environment”. Menurut pengertian ini terdapat kata change atau

    “perubahan” yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan

    mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, ketrampilannya,

    maupun aspek sikapnya.

    Beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian belajar, diantaranya

    adalah:

    1. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, dimana perubahan

    itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik tetapi juga ada

    kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

    2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

    pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

    pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar,

    seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

    3. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relative mantap:

    harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup

    panjang. Berapa lama periode itu berlangsung sulit ditentukan dengan

    pasti tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu

    6 Usman Moh User, Menjadi Guru Profesional, Cet.26, (Remaja Rosdakarya, Bandung,

    2011), hlm 5.

  • 10

    periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan,

    ataupun bertahun-tahun.

    4. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut

    berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti:

    perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir,

    keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.

    Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

    suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu

    perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman

    individu itu sendiri atau dari interaksi dengan lingkungan. Perubahan ini meliputi

    berbagai aspek baik fisik maupun psikis.

    2.1.1.3. Pengertian Prestasi Belajar

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia7, "Prestasi belajar adalah

    penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

    pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes/angka nilai yang diberikan oleh

    guru". Belajar dikatakan sempurna bila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif,

    afektif, dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika

    seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

    Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar

    merupakan tingkat kemanusiaan yang dimilikki siswa dalam menerima, menolak,

    7 Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

    (http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/04/pengertian-prestasi), Diakses 5 Februari 2012.

  • 11

    dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.

    Prestasi belajar siswa ini dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbol

    pada tiap-tiap periode tertentu yang diwujudkan dalam bentuk rapot.

    Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi

    belajar adalah hasil usaha siswa dalam proses belajar yang dinyatakan dalam

    simbol, angka, atau huruf yang menyatakan hasil yang sudah dicapai oleh siswa

    pada periode tertentu.

    Prestasi belajar semakin terasa penting karena mempunyai beberapa fungsi

    utama sebagai berikut.

    1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

    yang telah dikuasai peserta didik;

    2. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

    Asumsinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi

    peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan

    berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan;

    3. Prestasi belajar sebagai indikator daya serap peserta didik.

    2.1.2. Keaktifan siswa

    Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti8 “giat (bekerja atau

    berusaha), sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa

    dapat aktif”. Keaktifan siswa dalam belajar matematika tampak dalam kegiatan

    berbuat sesuatu untuk memahami mata pelajaran.

    8 Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (www.scribd.com/doc/51704402/4/C-Keaktifan-Siswa), Diakses 5 Februari 2012.

  • 12

    Menurut Moh User Usman cara yang dapat dilakukan guru untuk memperbaiki

    keterlibatan siswa antara lain sebagai berikut :9 “

    a. Tingkatkan persepsi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar

    mengajar yang membuat respon aktif dari siswa.

    b. Masa transisi antara kegiatan dalam mengajar hendaknya dilakukan

    secara cepat dan luwes.

    c. Berikan pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan

    mengajar yang akan dicapai.

    d. Usahakan agar pengajaran dapat lebih memacu minat siswa”.

    Menurut Lidgren (Menjadi Guru Profesional) 10terdapat empat jenis

    interaksi dalam kegiatan belajar mengajar. Diantaranya adalah :

    G

    S S S

    Gambar 1a

    Komunikasi satu arah

    G

    S S S

    Gambar 1b

    Ada balikan bagi guru, tidak ada

    interaksi diantara siswa

    9 User Moh Usman, Menjadi Guru Profesional, Cet.26, (Remaja Rosdakarya, Bandung,

    2011), hlm 26. 10Lidgren dalam User Moh Usman, Menjadi Guru Profesional, Cet.26, (Remaja

    Rosdakarya, Bandung, 2011), hlm 27.

  • 13

    G

    S S S

    Gambar 1c

    Ada balikan bagi guru, ada interaksi

    diantara siswa

    G

    S S S

    Gambar 1d

    Interaksi optimal antara guru dengan

    siswa dan antara siswa dengan siswa

    lainnya

    Komunikasi satu arah (gb.1a) merupakan komunikasi yang hanya

    dilakukan oleh guru terhadap siswa, sementara siswa hanya pasif sebatas

    mendengarkan komunikasi dari guru. Komunikasi dari guru sudah mendapat

    respon balik dari siswa, tetapi tidak ada interaksi antar siswa . interaksi yang

    terjadi hanya antara guru dan siswa selama pembelajaran (gb.1b). komunikasi dari

    guru sudah mendapat respon balik dari siswa dan ada interaksi diantara siswa,

    tetapi belum keseluruhan siswa yang melakukan interaksi balik dengan guru

    maupun siswa lain (gb.1c). komunikasi sudah berjalan baik antara guru dengan

    siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya. Dalam hal ini interaksi sudah

    optimal selama proses pembelajaran (gb.1d).

    Jenis-jenis interaksi pembelajaran yang telah dijelaskan menunjukkan

    derajat keaktifan siswa. Anak panah menunjukkan arah komunikasi sehingga

  • 14

    semakin banyak ruas garis berarah menunjukkan semakin tinggi interaksi siswa.

    Interaksi lebih tinggi ini diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan bersama.

    Keaktifan siswa merupakan suatu keadaan dimana siswa berpartisipasi secara

    aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini keaktifan siswa terlihat dari merespon

    pertanyaan atau perintah dari guru, mendengarkan dan memperhatikan penjelasan

    dari guru.

    2.1.3. Pengertian Matematika

    Ada beberapa pengertian mengenai matematika, salah satu diantaranya

    yang diberikan oleh Ruseffendi11 menyatakan bahwa, “Matematika adalah bahasa

    simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu

    tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang

    tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan

    akhirnya ke dalil”.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia12 “Matematika adalah ilmu

    tentang bilangan-bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam

    penyelesaian masalah mengenai bilangan”.

    Di bawah ini diberikan beberapa pengertian tentang matematika, antara

    lain:

    11 Rusfendi dalam Heruman, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar,

    (Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991), hlm 1. 12 Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

    (http://www.maswins.com/2010/06/pengertian-matematika.html), Diakses 5 Februari 2012.

  • 15

    1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir

    secara sistematik.

    2. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

    3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan

    berhubungan dengan bilangan.

    4. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan

    masalah tentang ruang dan bentuk.

    5. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.

    6. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

    Dari definisi yang saling berbeda itu, dapat terlihat adanya ciri-ciri khusus

    atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum.

    Beberapa karakteristik itu adalah:

    a. Memiliki objek kajian abstrak.

    b. Bertumpu pada kesepakatan.

    c. Berpola pikir deduktif.

    d. Memiliki simbol yang kosong dari arti.

    e. Memperhatikan semesta pembicaraan.

    f. Konsisten dalam sistemnya.

    Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa

    perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori

    siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya.

    2.1.3.1. Prinsip dan Tujuan Pembelajaran Matematika

    Prinsip-prinsip Piaget dalam pengajaran, diterapkan dalam program-

  • 16

    program yang menekankan pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman-

    pengalaman nyata dan pemanipulasian alat, bahan, atau media belajar yang lain

    serta peranan guru sebagai fasilitator yang mempersiapkan lingkungan dan

    memungkinkan peserta didik dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar.

    Pendapat Piaget 13mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah

    sebagai berikut:

    1. “Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang

    dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil,

    mereka memiliki cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan

    untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan

    tersendiri dalam belajar.

    2. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu,

    menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.

    3. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui

    suatu urutan tertentu tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap

    ke gtahap yang lain tidaklah selalu sama pada tiap anak.

    4. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:

    kemasakan, pengalaman, interaksi sosial, dan equilibration (proses

    dari ketiga faktor diatas bersama-sama untuk membangun dan

    memperbaiki struktur mental).

    5. Ada tiga tahap perkembangan, yaitu: berfikir secara intuitif, beroperasi

    13 Piaget dalam Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Rineka

    Cipta, Jakarta, 2010), hlm 12.

  • 17

    secara konkrit, dan beroperasi secara formal”.

    Pembelajaran Matematika juga memiliki beberapa tujuan pembelajaran

    bagi peserta didik, adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

    berikut:

    1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep

    dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

    efisien dan tepat, dalam pemecahan masalah.

    2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

    matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

    menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

    3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

    merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

    solusi yang diperoleh.

    4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

    media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

    5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

    yaitu memeliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

    mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

    pemecahan masalah.

    Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa diharapkan dapat menguasai

    konsep dasar matematika secara benar sehingga dapat menerapkannya dalam

    kehidupan sehari-hari maupun dalam mempelajari matematika dijenjang sekolah

    selanjutnya. Lebih jauh pembelajaran matematika di sekolah dasar diharapkan

  • 18

    dapat mengembangkan kemampuan berhitung, meningkatkan kemampuan

    bermatematika, dan membentuk sikap kritis, kreatif, jujur, disiplin, efisien dan

    efektif. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu harapan yang ingin dicapai dalam

    pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar bagi para siswa adalah

    dimilikinya kemampuan berfikir matematik yang memadai, karena siswa harus

    dipersiapkan sikap dan mentalnya untuk menghadapi situasi dan kondisi

    perkembangan globalisasi dunia dan transfer ilmu, teknologi dan informasi

    dimasa depan.

    2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

    pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

    saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam

    kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling

    mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka

    kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Cara

    belajar kooperatif jarang sekali menggantikan pengajaran yang diberikan oleh

    guru, tetapi lebih seringnya menggantikan pengaturan tempat duduk yang

    individual, cara belajar individual, dan dorongan yang individual. Apabila diatur

    dengan baik, siswa-siswa dalam kelompok kooperatif akan belajar satu sama lain

    untuk memastikan bahwa tiap orang dalam kelompok telah menguasai konsep-

    konsep yang telah dipikirkan. Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran

    kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah

  • 19

    berdasarkan penelitian dasar yang mendukung penggunaan pembelajaran

    kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat–

    akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok,

    penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan

    meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain adalah tumbuhnya kesadaran bahwa

    para siswa perlu belajar untuk berfikir, menyelesaikan masalah, dan

    mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka,

    dan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sarana yang sangat baik untuk

    mencapai hal-hal semacam itu. Pembelajaran kooperatif dapat membantu

    membuat perbedaan menjadi bahan pembelajaran dan bukannya menjadi masalah.

    Lebih jauh lagi, pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan yang sangat besar

    untuk mengembangkan hubungan antar siswa dari latar belakang etnik yang

    berbeda dan antar siswa-siswa pendidikan khusus terbelakang secara akademik

    dengan teman sekelas mereka, ini jelas melengkapi alasan pentingnya untuk

    menggunakan pembelajaran kooperatif dalam kelas-kelas berbeda.

    Salah satu alasan terpenting mengapa pembelajaran kooperatif

    dikembangkan adalah bahwa para pendidik dan ilmuan sosial telah lama

    mengetahui tentang pengaruh yang merusak dari persaingan yang sering

    digunakan didalam kelas. Inti dari pembelajaran koopertif, dalam metode

    pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompok ynag

    beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang diberikan oleh guru.

    Semuametode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang

    bekerjasama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya

  • 20

    mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya. Penelitan mengenai metode

    pembelajaran kooperatif telah mengindikasikan bahwa penghargaan tim dan

    tanggung jawab individual sangat penting untuk meningkatkan prestasi

    kemampuan dasar.

    2.1.4.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    Beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh beberapa

    ahli antara lain Slavin, Lazarowitz, atau Sharan adalah tipe Jigsaw, tipe NHT

    (Number Heads Together), tipe TAI (Team Assited Individualization), dan tipe

    STAD (Student Teams Achievement Divisions). Pembelajaran kooperatif tipe

    STAD14 merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan

    merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru

    menggunakan pendekatan kooperatif. STAD telah digunakan dalam berbagai

    macam pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan

    ilmu sosial dan ilmu pengetahuan ilmiah lain. Selain itu, dapat digunakan untuk

    memberikan pemahaman konsep materi yang sulit kepada siswa dimana materi

    tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat

    pembelajaran yang lain.

    Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling

    membantu dan mendukung satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang

    diajarkan guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Slavin

    14 Robert E Slavin, Cooperatif Learning, Cet.15, (Nusa Media, Bandung, 2005), hlm 143.

  • 21

    dkk.

    Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

    a. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai

    kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan

    dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa. Misal, antara lain

    dengan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak

    harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.

    b. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu

    sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.

    c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari

    4 – 5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang

    berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok

    berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan

    jender.

    d. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi

    yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu

    antaranggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan

    utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep

    dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi

    dasar yang diharapkan dapat dicapai.

    e. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu

    f. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan,

    dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

  • 22

    g. Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan

    perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai awal ke nilai kuis

    berikutnya.

    2.2. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

    Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

    dilakukan Tintin Prihatiningsih pada tahun 2006 tentang “Peningkatan keaktifan

    siswa dalam pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran kooperatif

    tipe STAD pada pokok bahasan bilangan bulat kelas VII A SMP Negeri 5 Depok

    Yogyakarta”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dengan penerapan model

    pembelajran kooperatif tipe STAD keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

    pada pokok bahasan bilangan bulat dapat meningkat.

    Penelitian lain yang dilakukan oleh Sony Irianto, tentang “ Pengaruh

    pembelajaran kooperatif tipe STAD (student teams achievement division) dan

    TGT (teams game tournaments). Analisis data menunjukkan hasil : 1) tidak ada

    perbedaan yang signifikan mengenai prestasi belajar matematika yang disebabkan

    oleh pembelajaran kooperatif tipe STAD, TGT, dan pembelajaran konvensional,

    2) tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai prestasi belajar matematika oleh

    perbedaan tingkat kreativitas,3) tidak ada interaksi pengaruh yang signifikan

    mengenai prestasi belajar matematika yang disebabkan oleh pembelajaran

    kooperatuf tipe STAD, TGT, pembelajaran konvesional, dan tingkat kreativitas.

  • 23

    2.3. Kerangka Berpikir

    Upaya yang diperlukan untuk mendorong siswa aktif dalam kegiatan

    belajar dikelas selalu bergantung pada guru. Keaktifan siswa belum berkembang

    selama proses pembelajaran yang berdampak pada prestasi belajar siswa masih

    rendah dalam mempelajari mata pelajaran matematika. Hal ini yang menjadi

    indikator perlunya upaya untuk membantu siswa agar dapat mempelajari

    matematika dengan lebih baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

    Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih mendorong

    kemandirian, keaktifan, kreativitas dan tanggung jawab dalam diri siswa. Dalam

    pembelajaran ini siswa lebih banyak berperan selama kegiatan berlangsung.

    Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diharapkan

    dapat meningkatkan ketrampilan sosial, toleransi dan prestasi belajar siswa dalam

    mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri Jebengsari.

    Berdasarkan paparan diatas, maka kerangka penelitian tindakan kelas ini dapat

    digambarkan sebagai berikut :

    Keadaan Awal Tindakan Hasil Akhir

    Model pembelajaran

    masih berorientasi

    pada guru, sehingga

    siswa kurang aktif

    dalam kegiatan

    pembelajaran.

    Penjelasan tentang

    penerapan model

    pembelajaran

    kooperatif tipe STAD

    Penerapan model

    pembelajaran

    Peningkatan

    keaktifan belajar

    siswa dilihat dari

    aktifitas belajar

    selama kegiatan

    belajar mengajar

  • 24

    Akibatnya prestasi

    siswa masih rendah.

    kooperatif tipe STAD

    Refleksi dari hasil

    siklus mengenai

    penerapan model

    pembelajaran

    kooperatif tipe STAD

    berlangsung (proses

    belajar)

    Peningkatan prestasi

    belajar siswa dilihat

    dari hasil belajar

    siswa

    Evaluasi Awal Evaluasi Efek Evaluasi Akhir

    Hubungan Pembelajaran menggunakan Metode Kooperatif tipe STAD

    dengan Prestasi Belajar Siswa.

    2.4. Hipotesis Tindakan

    Setelah mengetahui dari kajian pustaka maka peneliti mengambil hipotesis

    tindakan sebagai berikut: model pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran

    matematika di kelas IV SD Negeri Jebengsari masih menggunakan metode

    teacher center, atau pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga siswa kurang

    aktif dan tidak dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran, hal itu

    mengakibatkan prestasi siswa menjadi rendah. Untuk meningkatkan ketrampilan

    sosial, toleransi, dan prestasi belajar siswa, perlu digunakan metode pembelajaran

    yang ikut melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, yaitu dengan metode

    pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari penggunaan model pembelajaran

  • 25

    kooperatif tipe STAD ini, peningkatan ketrampilan sosial dilihat dari aktifitas

    belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, sedangkan toleransi

    dilihat dari kegiatan kelompok siswa dan peningkatan prestasi belajar siswa

    dilihat dari hasil belajar siswa.