bab ii kajian pusatakaeprints.umm.ac.id/58486/3/bab ii.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana...

23
8 BAB II KAJIAN PUSATAKA A. Obyektifitas Definisi tentang objektivitas dalam surat kabar online sangatlah beragam, namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan yang menyajikan fakta dan tidak memiliki keberpihakan atas suatu pemberitaa, serta tidak melibatkan opini wartawan (Agus dan Zuhri, 2015:34). Morisan (2013:52) misalnya mengartikan objektifitas sebagai suata tindakan- tindakan atau sikap tertentu untuk mengumpulkan, mengolah serta menyebarluaskan suatu informasi secara menyeluruh. Secara khusus, objektifitas hanya melaporkan sesuatu yang bersifat informatif untuk dikatakan, namun umumnya kurang menghiraukan tentang sebab musababnya suatu fenomena. Objektifitas juga merupakan cita-cita yang diterapkan secara prinsipil dan secara utuh (McQuali, 1994:130). Pada system media massa yang memiliki keanekaragaman eksternal, terbuka kesempatan untuk penyajian informasi yang memihak, meski sumber tersebut harus bersaingan dengan sumber informasi lainnya yang menyatakan dirinya objektif (Agus dan Zuhri, 2015). Oleh karena itu, berbagai media dengan kuantitas yang tinggi acapkali mendapatkan tuduhan sebagai media yang tidak memiliki objektifitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa objektifitas memiliki arti bahwa suatu media massa atau surat kabar online dalam pemberitaannya tidak menambahkan pendapat,

Upload: others

Post on 09-Mar-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

8

BAB II

KAJIAN PUSATAKA

A. Obyektifitas

Definisi tentang objektivitas dalam surat kabar online sangatlah beragam,

namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang

objektif adalah pemberitaan yang menyajikan fakta dan tidak memiliki keberpihakan

atas suatu pemberitaa, serta tidak melibatkan opini wartawan (Agus dan Zuhri,

2015:34). Morisan (2013:52) misalnya mengartikan objektifitas sebagai suata tindakan-

tindakan atau sikap tertentu untuk mengumpulkan, mengolah serta menyebarluaskan

suatu informasi secara menyeluruh.

Secara khusus, objektifitas hanya melaporkan sesuatu yang bersifat informatif

untuk dikatakan, namun umumnya kurang menghiraukan tentang sebab musababnya

suatu fenomena. Objektifitas juga merupakan cita-cita yang diterapkan secara prinsipil

dan secara utuh (McQuali, 1994:130). Pada system media massa yang memiliki

keanekaragaman eksternal, terbuka kesempatan untuk penyajian informasi yang

memihak, meski sumber tersebut harus bersaingan dengan sumber informasi lainnya

yang menyatakan dirinya objektif (Agus dan Zuhri, 2015). Oleh karena itu, berbagai

media dengan kuantitas yang tinggi acapkali mendapatkan tuduhan sebagai media yang

tidak memiliki objektifitas.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa objektifitas memiliki arti bahwa suatu media

massa atau surat kabar online dalam pemberitaannya tidak menambahkan pendapat,

Page 2: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

9

suatu fenomena yang tidak terjadi maka tidak di muat didalam berita, pandangan

pembuat berita tidak boleh subyektif, jujur, realis, serta seimbang terhadap semua

pihak. Artinya, jika digamabrkan posisinya, yakni objektifitas pemberitaan harus berada

pada posisi sentral.

Pada dasarnya, tidaklah mudah untuk membuat kriteria mengenai pemberitaan

yang bersifat objektif atau sebaliknya. Salah satu penelitian yang dilakukan Westerstahl

(1983:117) dalam McQuali (2000)msialnya, Ia melakukan penelitian di Swedia dengan

mengemukakan kriteria objektifi dalam upayanaya terhadap pengukuran derajat

objektifitas media masa di negara tersebut. Adapun kriteria yang digunakan yakni,

bahwa suatu berita harus bersifat factual, yang berarti berita di tulis berdasarkan fakta

(factuality) dan tidak berpihak (impartiality). Sbeagaimana dapat digambarkan pada

gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1 Komponen Kriteria Objektifitas (Westerstahl, 1983)

Sumber: Denis McQuali, Mass Communication Theory, 4th

Edition, London: Sage

Publication 2000, Hal. 173.

OBJEKTIFITAS

FAKTUALIT

AS

TIDAK

BERPIHAK

Kebenara

n

Informati

f

Netralita

s

Keseimbang

an

Netralita

s

Page 3: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

10

Berdasarkan hal tersebut, secara konseptual, objektifitas dikembangkan atas dua

dimensi. Dimensi pertama yakni factuality – dimensi kognitif atau kualitas informasi

pemberitaan, dan impartiality – dimensi evaluative pemberitaan dihubungkan dengan

sikap netral wartawan terhadap objektifitas pemberitaan, menyangkut kualitas

penanganan aspek penilaian, opini, interpretasi subjektif, dan sebgainya. Sub-dimensi

truth didefiniskan sebagai tingkat kebenaran atau keterandalan (reliabilitas) fakta yang

disajikan, ditentukan oleh factualness (pemisahan yang jelas antara fakta dan opini),

accuracy (ketepatan data yang diberitakan seperti jumlah, tempat, waktu, nama dan

sebagainya), dan completeness (menjawab pertanyaan apakah semua fakta dan

peristiwa telah diberitakan seluruhnya dengan memenuhi unsur 5W+1H). Sedangkan

sub-dimensi relevance mensyaratkan perlu adanya seleksi menurut prinsip kegunaan

yang jelas, demi kepentingan khalayak. Relevansi mencakup nilai berita seperti

proximity, timeliness, significance, prominence dan magnitude (Kriyantono, 2010:37).

Dimensi kedua adalah impartiality. Dimensi ini memiliki dua sub-dimensi yakni

(1) neutrality yang berkaitan dengan sangkut paut dengan penyajian, ditentukan oleh

penyaki yang bersifat non-evaluatif (tidak memiliki percampuran fakta/opini dari

wartawan). Sedangkan penyajiannya adalah bersifat non-sensasional (tidak adanya

dramatisasi dan kesesuaian antara judul dan ini berita). Sedangkan (2) balance

berkaitan dengan proses seleksi dan mengharuskan adanya peroses seleksi yang

memberikan equal access (pemberian akses, kesempatan dan perhatian yang sama)

terhadap para pelaku penting dalam berita; dan even handled yang diartikan sebagai

Page 4: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

11

pemeilihan penilaian positif dan negative yang berimbang pada setiap pihak yang

diberitakan.

Dalam mengukur objektifitas suatu pemberitaan pada surat kabar online maupun

pemberitaan pada umumnya. Maka,oleh Kriyantono (2010:44) memberikan gambaran

dan penjelasan terhadap beberapa bebrapa indikator yang dapat di manfaatkan untuk

mengukur objektifitas pada suatu surat kabar online itu sendiri. Berikut indikator yang

dimaksuddijelasakan secara lebih spesifik:

1. Dimensi faktualitas (factuality)

Dimensi faktualitasacapkali disebut sebagai dimensi kognitif atau kualitas

pemberitaan. Secara umum faktualitas terbagi kedalam dua (2) sub-dimensi, yakni

truth dan relevance.

a. Truth, adalah tingkatan kebenaran atau keterandalan (reabilitas) fakta yang

disajikan dalam berita.

1) Sifat fakta yang dimaksudkan yakni sifat dari bahan baku suatu berita yang

mana terdiri dari fakta sosiologis dan fakta psikologis. Fakta sosiologis adalah

dakta yang berupa peristiwa/kejadian nyata/factual. Sedamgkan fakta

psikologis adalah fakta yang berupa interpretasi subjektif (pernyataan opini)

terhadap fakta kejadian atau gagasan.

2) Akurasi (accuracy) kecermatan atau ketepatan fakta yang diberitakan.

Indikator yang digunakan adalah check dan recheck yakni mengkonfirmasi

Page 5: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

12

atau menguji kebenaran dan ketepatan fakta kepada subjek, objek atau saksi

berita sebelum disajikan.

3) Kelengkapan (completeness) yaitu menjawab pertanyaan apakah semua fakta

dan peristiwa telah diberitakan seluruhnya, dengan mencakup unsur 5W+1H

(what, where, when, where, why, who dan how).

b. Relevance secara umum di artikan sebagai peristiwa yang dianggap memiliki nilai

berita (relevan) atau yang mengandung satu atau beberapa unsur seperti pada

berikut ini:

1) Significance (kepentingan) Kejadian yang mungkin akan memberi pengaruh

pada kehidupan orang banyak atau kejadian yang memiliki akibat terhadap

kehidupan penonton.

2) Timeliness (waktu) Kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi atau

baru dikemukakan.

3) Magnitude (besaran) Kejadian yang menyangkut angka-angka yang berarti

bagi kehidupan orang banyak atau akibat dari kejadian yang bisa dijumlahkan

hingga menarik bagi penonton.

4) Proximity (kedekatan) Kejadian yang dekat bagi penonton, bisa bersifat

geografis (bersifat kedaerahan) maupun emosional (ada ikatan darah).

5) Prominence (keterkenlan) Menyangkut hal-hal yang terkenal atau dikenal

seperti orang atau tempat

2. Dimensi ketidakberpihakan (impartality)

Page 6: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

13

Imparsialitas atau ketidakberpihakan adalah suatu tingkatan-tingkatan yang

berhubungan dengan sejauh mana evaluasi subjektivitas (penilaian, interpretasi, dan

opini pribadi) wartawan yang tidak memiliki keterlibatan dalam memproses fakta

menjadi berita. Indikatoryang digunakan pada dimensi ini adalah:

a. Neutrality adalah suatu tingkatan yang menguur sejauh mana sikap tak memihak

wartawan dalam menyajikan berita. Adapun netralitas dapat diukur Degnan

memanfaatkan indikator sebagai berikut:

1) Percampuran fakta dengan opini dari wartawan masuk ke dalam berita yang

disajikan.

2) Kesesuaian berita dengan isi atau tubuh berita.

3) Dramatisasi penyajian fakta tidak secara proporsional sehingga menimbulkan

kesan berlebihan (menimbulkan kesan ngeri, jengkel, senang, simpati,

antipasti dan lainnya).

b. Balance adalah keseimbangan dalam penyajian dalam aspek-aspek evaluatif

(pendapat, komentar, penafsiran fakta oleh pihak-pihak tertentu) dalam

pemberitaan. Adapun terdapat beberapa indikator balance sebagai berikut:

1) Cover both sides adalah menyajikan dua atau lebih gagasan atau tokoh atau

pihak-pihak yang berlawanan secara bersamaan dan proporsional.

2) Nilai imbang (even handled) adalah menyajikan evaluasi dua sisi (aspek

positif dan negatif) terhadap fakta maupun pihak-pihak yang menjadi berita

secara bersamaan dan proporsional.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

14

B. Komunikasi

1. Komunikasi

Komunikasi adalah proses menghubungan pesan-pesan dan informasi agar

menjadi pengertian. Tujuannya tidak lain adalah untuk meraih kebaikan bersama

dan menciptakan ketentraman, keadilan, keharmonisan hubungan, serta kedamaian

hidup yang abadi dan sejati. Berbagai sumber menyebutkan nahwa kata

“komunikasi” berasal dari bahasa latin, communis, yang berarti membuat atau

membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. (Soyomukti, 2012:2). Kata

communis menjadi istilah yang kerap digunakan sebagai asal usul kata komunikasi

yang merupakan akar dari sejumlah kata latin lainnya yang semakna. Dalam hal ini,

komunikasi menyarankan bahwa suatu pemikiran, makna, atau suatu pesan dianut

secara sama (Mulyana, 2005:4). Sedangkan menurut Vardiansyah, dalam buku

Pengantar Ilmu Komunikasi (Wiryanto, 2004:3), kata “komunikasi” berasal dari

bahasa Latin, communis, yang berarti membuat kebersamaan atau membanagun

kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.

Untuk memudahkan kita mendefinisikan dan memahami tentang

komunikasi, maka kita harus mengerti hakekat komunikasi. Selanjutnya

mengidentifikasi apakah suatu peristiwa atau gejala dapat kita sebut sebagai

kounikasi atau bukan, satu hal yang kita lakukan adalah mengambil unsur atau

elemen yang selalu ada ketika kita membicarakan tentang komunikasi. Seseorang

yang berkomunikasi selalu memiliki tujuan, setidaknya orang selalu sadar baha

mereka sedang menyampaikan pesan kepada oran lain.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

15

Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of

Communication in Society (Effendy, 2005: 10), mengatakan bahwa cara yang baik

untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: “Who

Says What in Which Channel toWhom With What Effect” atau “Siapa yang

menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui apa, kepada siapa, dan apa

pengaruhnya”.

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima

unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

a. Pengirim Pesan atau Komunikator (Communicator, Source, sender)

b. Pesan (message)

c. Media (channel)

d. Penerima Pesan atau Komunikan (Communicant, Communicate, Receiver,

Recipient)

e. Efek atau Umpan Balik (Effect, Impact, Influence, Feedback)

Berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi dapat disimpulkan sebagai

sebuah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui

media yang menimbulkan efek tertentu. Sehingga secara sigkat dapat pola

komunikasi yang dimaksud secara uum digambarkan sebagai berikut:

Page 9: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

16

Gambar 2.2. Unsur menurut Harold Laswell

a. Sumber adalah pengirim, penyandi, atau komunikator, dimana sumber adalah

orang yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.

Sumber sendiri bisa dilakukan oleh sesorang, kelompok, organisasi,

perusahaan, maupun suatu negara. Sumber biasa juga disebut sebagai

komunikator. Komunikator harus mampu merubah sebuah perasaan atau

pikiran kedalam seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang idealnya

dipahami oleh penerima pesan.

b. Pesan adalah sebuah perasaan atau pikiran dari sumber atau komunikator baik

secara verbal atau nonverbal kepada penerima pesan. Dalam pesan kata-kata

(bahasa) adalah simbol terpenting yang dapat mempresentasikan objek

(benda), gagasan dan perasaan baik ucapan ataupun tulisan. Sedangkan secara

nonverbal bisa dilihat dari tindakan atau isyarat angota tubuh seperti acungan

jempol, anggukan kepala, senyuman dan gerakan tubuh lainnya. Pesan

nonverbal juga bisa melalui lukisan, patung, tarian dan sebagainya.

Penerima Sumber Pesan Media Efek

Umpan Balik Lingkungan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

17

c. Saluran atau media merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan

pesan dari sumber ke penerima. Media yang digunakan bisa menyesuaikan dari

bentuk pesan, bisa berupa media verbal atau nonverbal.

d. Penerima atau biasa disebut dengan komunikan, komunikan yang dimaksud

adalah orang yang menerima pesan dari sumber. Komunikan inilah yang akan

mengartikan pesan verbal atau nonverbal.

e. Efek adalah dampak atau suatu hal yang terjadi kepada komunikan setelah

menerima pesan dari komunikator. Dari efek inilah dapat dilihat apakah pesan

yang disampaikan oleh komunikator bisa dimengerti oleh komunikan (terjadi

perubahan).

2. Komunikasi Massa

a. Pengertian Komunikasi Massa

Banyak pengertian komunikasi massa didapat dari beberapa ahli, dari sekian

banyak pengertian tentang komunikasi massa tetap saja ada kesamaan dari

pengertian satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi

melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya

saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass

communication (media komunikasi massa).

Media massa bentuknya antara lain media elektronik (televisi, radio), media

cetak (surat kabar majalah, tabloid), buku, dan film. Dalam perkembangan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

18

komunikasi massa yang sudah sangat modern dewasa ini, ada satu perkembangan

tentang media massa, yakni ditemukannnya internet (Nurudin, 2011 : 4-5).

1. Komunikator dalam komunkasi massa mengandalkan peralatan modern

untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada

khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media

modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan

di antara media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam

menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian

dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama

lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang

membedakan pula dengan jenis komunikasi lain. Bahkan pengirim dan

penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.

2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan

pesanpesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan

orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas

audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan

jenis komunikasi lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling

mengenal satu sama lain.

3. 3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan

diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik. 4. Sebagai

sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan,

ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal

dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

19

pada keuntungan, bukan organisasi sukarela atau nirbala. 5. Komunikasi

massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan

yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam

lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda

dengan komunikasi antar pribadi, kelompok atau publik di mana yang

mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam

komunikasi massa itu ikut berperan dalammembatasi, memperluas pesan

yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga

rubrik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai

gatekeeper. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda.

Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung.

Misalnya, dalam komunikasi antarpersonal. Dalam komunikasi ini umpan

balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat

kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed).

b.Elemen Elemen Komunikasi Massa

Massa Menurut Nurudin (2011 : 96-135), elemen-elemen komunikasi massa

antaralain :

a. Komunikator Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan

komunikator dalam bentuk komunikasi lain. Komunikator di sini meliputi

jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah

acara televisi. Jadi, komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu

dalam sebuah lembaga media massa.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

20

b. Isi

Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam

pengelolaan isinya. Sebab, masing-masing media melayani masyarakat yang

beragam juga menyangkut individu atau kelomok sosial. Bagi Ray Eldon Hiebert

dkk (1985) isi media setidak-tidaknya bisa dibagi ke dalam lima kategori yakni; 1)

berita dan informasi, 2) analisis dan interpretasi, 3) pendidikan dan sosialisasi, 4)

hubungan masyarakat dan persuasi, 5) iklan dan bentuk penjualan lain, dan 6)

hiburan.

c. Audience

Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan

penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal ilmiah.

Masing-masing audience berbeda satu sama lain di antaranya dalam hal

berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan

orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling mereaksi

pesan yang diterimanya.

d. Umpan Balik

Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung

(immediated feedback) dan tidak langsung (delayed feedbanck). Di dalam

komunikasi massa umpan balik biasanya terjadi tidak secara langsung. Artinya

antara komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi

kontak langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu

sama lain.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

21

e. Gangguan

1. Gangguan saluran Di dalam media gangguan berupa sesuatu hal, seperti

kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat kabar.

Hal itu juga termasuk gambar tidak jelas di pesawat televisi, gangguan gelombang

radio, baterai yang sudah aus, atau langganan majalah yang tidak datang.

2. Gangguan semantik Gangguan semantik berarti gangguan yang

berhubungan dengan bahasa. Bisa dikatakan, gangguan semantik adalah gangguan

dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu

sendiri.

f. Gatekeeper

Semua saluran media massa mempunyai sejumlah gatekeeper. Mereka

memainkan peranan dalam beberapa fungsi. Mereka dapat menghapus pesan atau

mereka bahkan bisa memodifikasi dan menambah pesan yang akan disebarkan.

Mereka pun bisa menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu

gerbang” (gate) bagi keluarnya informasi yang lain.

g. Pengatur

Yang dimaksud pengatur dalam media massa adalah mereka yang secara tidak

langsung iku tmemengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur ini tidak

berasal dari dalam media tersebut, tetapi di luar media. Pengatur tersebut antara

lain pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi profesional, dan kelompok

penekan, termasuk narasumber, dan pengiklan. Semua itu berfungsi sebagai

pengatur. h. Filter Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima

Page 15: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

22

pesan. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata tempat audience bisa melihat dunia.

Hal ini berarti dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari

bingkai tersebut. Ada beberapa filter, antara lain fisik, psikologis, budaya, dan

yang berkaitan dengan informasi.

Dengan demikian elemen komunikasi adalah komunikator adalah komunikator,

isi, audience, umpan balik, gangguan (gangguan saluran dan gangguan

penyampaian pesan), gatekeeper, dan pengaturan.

3. Komunikasi Politik

Komunikasi polititik merupakan gabungan atau persilangan antara ilmu

komunikasi dan ilmu politik. Dalam hal ini proses penyampaian pesan bisa melalui

media yang politis. Sama seperti pesan, media dan saluran politik formal seperti

Negara dan lembaga-lembaga politik lainnya juga memiliki kekuatan politik.

Komunikasi politik adalah suatu gejala yang tak terhindarkan, bahkan semakin

diyakin nyata. Contoh yang paling mudah dan jelas terlihat dari gejala komunikasi

politik adalah adanya pertarungan antar berbagai kepentingan yang muncul dalam

tindakan politik. Tindakan politik merupakan tindakan penyampaikan pesan dan

memilih media yang tepat agar pesan yang disampaikan tersebut efektif dan

mengena (Soyomukti, 2012:1).

Soyomukti (2012) melanjutkan pernyataan bahwa komunikasi politik adalah

adanya pertarungan antar pertarungan berbagai kepentingan yang muncul dalam

tindakan politik. Tindakan politik juga merupakan tindakan menyampaikan pesan

dan memilih media yang tepat agar pesan ayng disampikan tersebut efektif dan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

23

mengena. Dalam situasi politik formal, tindakan tersebut salah satunya tercermin

dari kegiatan kempanye politik, kegiatan pencitraan, serta kegiatan yang berkaitan

dengan aktivitas politik yang dilaksanakan pada agenda politik.

C. Surat Kabar Online Sebagai Media Massa

Ardianto dan Erdinaya (2005) mengungkapkan bahwa surat kabar adalah media

massa yang dapat dianggap memiliku umur yang cukup tua dibandingkan dengan

beberapa jenis media massa lainnya saat ini. Secara umum, media masa memiliki fungsi

sebagai pemberi informasi. Secara historis, keberadaan surat kabar dan aktivitasnya

dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh salahs seorang dari jerman yakni Johann

Gutenberg. Sedangkan di Indonesia, kemunculan surat kabar ditandai dengan

perjalanan panjang melalui lima periode. Adapun periode yang dimaksud yakni periode

masa penjajahan Belanda, periode masa penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan

dan awal kemerdekaan, zaman orde lama serta orde baru.

D. Berita Politik dalam Surat Kabar

Menurut Djuraid (2006:11) berita merupakan sebuah laporan atau pemberitahuan

mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja

terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa. Faktor peristiwa atau keadaan

menjadi pemicu utama terjadinya sebuah berita. Dengan kata lain, peristiwa dan

keadaan itu merupakan fakta atau kondisi sesungguhnya yang tejadi, bukan rekaan atau

fiksi penulisnya. Lebih lanjut Djuraid menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia

modern, bidang politik paling banyak menimbulkan pertentangan. Perebutan

kekuasaan dipemerintahan, di partai politik dan lembaga lain selalu menimbulkan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

24

konflik yang tak ada habisnya. Bisa dipahami kalau berita politik mendominasi

pemberitaan di berbagai media, baik nasional maupun internasional. Dengan begitu,

membuat berita politik menjadi posisi pertama yag banyak diminati pembaca.

Berita politik menurut Djuraid (2006) adalah berita mengenai berbagai macam

aktifitas politik yang dilakukan para pelaku politik di partai politik, lembaga legislatif,

pemerintahan dan masyarakat umum. Selain itu Barus (2010:41) juga turut

menjelaskan bahwa berita politik adalah berita yang menyangkut kegiatan politik atau

peristiwa di sekitar masalah-masalah ketatanegaraan dan segala hal yang berhubungan

dengan urusan pemerintahan dan negara. Lebih lanjut, Barus mengatakan bahwa berita

politik menjadi menu pokok isi media karena memiliki pengaruh cukup luas dan

mendalam bagi kehidupan rakyat sehari-hari.

1. Fungsi Media Massa

Harold Laswell dan Charles Wright merupakan salah satu pakar media masa yang

serius dalam mempertimbangkan fungsi dan peran media massa(Severin dan Tankard,

2009:386). Wright secara umum membagi media komunikasi berdasarkan sifat dasar

pemirsa, sifat dasar pengalaman komunikasi dan sifat dasar dari pemberi informasi.

Pemirsa diartikan sebagai sasaran media masa.Terdapat 3 fungsi media massa ayng

dikemukakan oleh Laswell yakni; pengamatan lingkungan, korelasi bagian-bagian

dalam masyarakat untuk merespon lingkungan, dan penyampaian warisan masyarakat

dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Sering perkembangannya jaman, fungsi

media masa berkembang dan dikembangkan oleh Wright yang mngatakan bahwa

fungsi keempat dari media masa yakni fungsi hiburan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

25

Melihat pandangan terhadap media masa tersebut, sehingga fungsi media massa

juga turut diterangkan dan dirangkum oleh Dominick dalam Ardianto dan Erdinaya

(2005) yang menyatakan bahwamedia massa memiliki 5 fungsi yang terdiri dari; fungsi

pengawasan, fungsi penafsiran, fungsi pertalian, fungsi penyebaran nilai-nilai dan

fungsi hiburan. Melalui berbagai pandangan tersebut, maka berikut dijelasakan secara

rinci fungsi media masa:

a. Fungsi Pengawasan (Surveillance)

Fungsi pengawasan umumnya dapat dibagi kedalam beberapa bentuk, yalni

bentuk utama: (1) warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); (2)

instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi warning or beware

surveillance ini biasanya dekat dengan fungsi peringatan yang dapat terjadi ketika

media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung

merapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan

militer. Secara esensial, peringata tersebut dengan serta merta dapat menjadi ancaman.

Sedangkan fungsi instrumental surveillance diartikan sebagai penyampaian atau

distribusi informasi yang mempunyai manfaat atau kegunaandan dapat membantu

masyarakat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Contoh fungsi instrumental

surveillance adalah fungsi tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop,

bagaimana harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang

mode, resep masakan dan sebagainya.

b. Penafsiran (Interpretation)

Fungsi penafsiran memiliki kemiripan dengan fungsi pengawasan

(Surveillance). Media massa tidak hanya memuat fakta dan data, tetapi juga

Page 19: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

26

memberikan penafsiran terkait dengan kejadian-kejadian yang bersifat penting. Industri

media ataupun suatu organisasi dapat memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa

yang dimuat atau ditayangkan. Penafsiran yang dimaksud berbentuk tajuk komentar

dan opini yang ditujukan kepasa khalayak pembaca, serta dilengkapi perspektif atau

sudut pandang terhadap berita yang disajikan pada halaman lainnya.

c. Pertalian (Linkage)

Media massa dapat menyatukan berbagai anggota masyarakat yang memiliki

sifat keberagaman, sehingga membentuk linkage (pertalian) yang didasarkan pada

kepentingan dan minat yang sama terhadap sesuatu pemberitaan. Pada fungsi ini,

masyarakat yang terlibat dalam pertalian ini secara jelas memiliki kepentingan yang

sama. Namun secara geografis memiliki posisi yang terpisah yang di hubungkan

dengan pertalian media.

d. Penyebaran Nilai-nilai (Transmission of values)

Fungsi ini juga disebut sosialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu pada

cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang

mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibawa. Media massa

memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan

mereka. Dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita

amati dan harapan untuk menirunya.

e. Hiburan (Entertainment)

Fungsi dari media massa menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk

mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

27

atau melihat tayangan hiburan di media massa dapat membuat pikiran khalayak segar

kembali.

E. Tindak Pidana Korupsi

Melihat dari definisi, tindak pidana korupsi memiliki beragam definisi. Berbagai

ahli memiliki pandangan yang berbeda terhadap pengertian tindak pidana korupsi atau

korupsi itu sendiri. Secara umum misalnya, pengertian korupsi didefinisikan adalah

perbuatan yang buruk atau penyelewengan uang negara atau perushaan dari tempat

seseorang bekerja untuk kepentingan pribadi atau orang lain (Maulidi dalam website

kanal pengetahun, 2017).

Secara etimologis, korupsi berasal dari bahasa Latin yaitu corruption atau

corruptus, dan istilah bahasa Latin yang lebih tua dipakai istilah corumpere. Dari

bahasa Latin itulah turun keberbagai bahasa bangsa-bangsa di Eropa seperti Inggris:

corruption, Prancis: corruption, dan Belanda corruptive dan korruptie, yang kemudian

turun kedalam bahasa Indonesia menjadi Korupsi. Arti harafiah dari kata itu ialah

kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidak jujuran, dapat disuap, tidak bermoral,

penyimpangan dari kesucian (Hamzah, 1991).

Korupsi selalu mendapat perhatian yang lebih di bandingkan dengan tindak

pidana lainnya. Fenomena ini dapat dimaklumi mengingat dampak negatif yang

ditimbulkan oleh tindak pidana ini. Dampak yang ditimbulkan dapat menyentuh

berbagai bidang kehidupan. Korupsi merupakan masalah serius, tindak pidana ini dapat

membahayakan stabilitas dan keamanan masyarakat, membahayakan pembangunan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

28

sosial, ekonomi, dan juga politik, serta dapat merusak nilai-nilai demokrasi dan

moralitas karena lambat laun perbuatan ini seakan menjadi sebuah budaya. Korupsi

merupakan ancaman terhadap cita-cita menuju masyarakat adil dan makmur.

Sedangkan Pengertian Korupsi menurut pendapat Gurnar Myrdal di dalam

bukunya yang berjudul Asian Drama volume 2, Korupsi tersebut dapat meliputi

kegiatan-kegiatan tidak patut yang berkaitan dengan kekuasaan, aktivitas-aktivitas

pemerintahan atau usaha-usaha tertentu untuk memperoleh kedudukan secara tidak

patut, serta kegiatan lainnya seperti penyogokan.

Dalam penjelasan UU No 7 Tahun 2006 tentang pengesahan united convention

against corruption, 2003, pengertian tindak pidana korupsi adalah ancaman terhadap

prinsip-prinsip demokrasi yang menjunjung tinggi transparansi, integritas dan

akuntabilitas, serta keamanan dan strabilitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu, maka

korupsi merupakan tindak pidana yang bersifat sistematik dan merugikan langkah-

langkah pencegahan tingkat nasional maupun tingkat internasional. Dalam pelaksanaan

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi yang efisien dan efektif

diperlukan dukungan manajemen tata pemerintahan yang baik dan kerja sama

internasional, termasuk di dalamnya pengembalian aset-aset yang berasal dari tindak

pidana korupsi tersebut.

Selain dijelaskan mengenai definisi tindak pidana korupsi, berikut terdapat

beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya; Memberi atau menerima

hadiah atau janji (penyuapan); Penggelapan dalam jabatan; Pemerasan dalam jabatan;

Page 22: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

29

Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara); Menerima

gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

1. Ciri-ciri Analisis Isi Menurut Eriyanto

a. Objektif

Salah satu ciri paling penting dari analisis isi adalah objektif. Pnelitian

dilakukan untuk mendapatkan gambar dari suatu isi secara apa adanya, tanpa

adanya campur tangan dari peneliti. Peneliti mgnhilangkan bias, keberpihakan,

kecenderungan, tertentu dari peneliti. Dua aspek dari objektifitas yaitu validasi

dan realibilitas.

b. Sistematis

Analisis isi selain objektif juga harus sistematis. Sistematis ini bermakna, semua

tahapan dan proses penelitian telah dirumuskan secara jelas, dan

sistematis(Riffe, Lacy dan Faco, 1998:20). Kategori diturunkan dari variable,

variable diturunkan berdasarkan teori, pengujian dibuat berdasarkan hipotesis.

Masing-masing bagian dari penelitian saling berkaitan, misalnya variable

tertentu yang dipakai dapat dilacak dari teori yang digunakan. Sistematis ini jua

berarti setiap kategori yang dipakai menggunakan suatu definisi tertentu, dan

semua bahan dianalisis dengan menggunakan kategori dan definisi yang sama.

c. Replikabel

Salah satu ciri pentingdari analisis isi yaitu harus replikabel. Penelitian dengan

temuan tertentu dapat diulang dengan menghasilkan temuan yang sama pula.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSATAKAeprints.umm.ac.id/58486/3/BAB II.pdf · 2020-01-24 · namun secara sederhana dapat di jelaskan bahwa pemberitaan surat kabar online yang objektif adalah pemberitaan

30

Hasil dari analisis isi seanjang menggunakan bahan dan teknik yang sama,

harusnya juga menghasilkan temuan yang sama.

d. Isi yang Tampak Sama

Diantara para ahli, ada perbedaan dalam melihat apakah analisis isi ini hanya

melihat isi tampak (manifest) ataukah juga dapat dipakai untuk melihat isi yang

tidak tampak (latent). Analisis isi tidak dapat dipakai untuk melihat isi yang

tidak tampak. Sementara pada saat tahap analisis data, eneliti hanya dapat

memasukan penafsiran akan aspek-aspek dari isi yang tidak terlihat.