bab ii kajian historis dan analisis repertoar a. gitar di ... · keluarga bach sejak abad ke-16...

24
1 BAB II KAJIAN HISTORIS DAN ANALISIS REPERTOAR A. Gitar Di Abad Ke-16 1. Lute Gitar memiliki perjalanan panjang dalam sejarahnya dari mulai hanya 4 senar hingga bisa menjadi 6 senar seperti yang sering dipakai saat ini. Ada banyak instrumen lain yang dianggap masih bersaudara dengan gitar, Carl Sachs menyebutkan di dalam bukunya Systematik der Musikinstrumente bahwa gitar merupakan termasuk instrumen chordophones yaitu instrumen yang menghasilkan suara melalui getaran dari satu atau dua senar secara bersamaan. Contoh instrumen plucked chordophone adalah gitar, lute, harpa, dll, sedangkan bowed chordophones adalah violin, cello dan lainnya. Terdapat tiga instrumen chordophones yang dipakai pada abad ke- 16 yaitu lute, vihuela, dan gitar empat senar. Lute sudah dikenal sejak zaman Mesir kuno dan berkembang di Eropa. Instrumen ini memiliki keunikan dengan bagian belakangnya berbentuk bulat keluar. Banyak komposer besar yang membuat karya untuk lute termasuk Johann Sebastian Bach dan Antonio Vivaldi. Pembuat lute disebut sebagai luthier. Sebutan ini dibawa terus sampai sekarang sehingga pembuat gitar juga mendapat nama yang sama. 2. Gitar Klasik/Gitar Enam-Senar Pada pertengahan abad ke-18 muncul lagi salah satu tipe gitar baru yaitu gitar enam-senar yang dikenal dengan sebutan ‘classical guitaratau classic guitar’. Masyarakat mulai meninggalkan gaya menggandakan senar dan gitar enam-senar tanpa penggandaan menjadi ketertarikan baru dan menggambarkan gitar pada pertengahan abad ke- 18.

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB II

    KAJIAN HISTORIS DAN ANALISIS REPERTOAR

    A. Gitar Di Abad Ke-16

    1. Lute

    Gitar memiliki perjalanan panjang dalam sejarahnya dari mulai

    hanya 4 senar hingga bisa menjadi 6 senar seperti yang sering dipakai

    saat ini. Ada banyak instrumen lain yang dianggap masih bersaudara

    dengan gitar, Carl Sachs menyebutkan di dalam bukunya Systematik der

    Musikinstrumente bahwa gitar merupakan termasuk instrumen

    chordophones yaitu instrumen yang menghasilkan suara melalui getaran

    dari satu atau dua senar secara bersamaan. Contoh instrumen plucked

    chordophone adalah gitar, lute, harpa, dll, sedangkan bowed

    chordophones adalah violin, cello dan lainnya.

    Terdapat tiga instrumen chordophones yang dipakai pada abad ke-

    16 yaitu lute, vihuela, dan gitar empat senar. Lute sudah dikenal sejak

    zaman Mesir kuno dan berkembang di Eropa. Instrumen ini memiliki

    keunikan dengan bagian belakangnya berbentuk bulat keluar. Banyak

    komposer besar yang membuat karya untuk lute termasuk Johann

    Sebastian Bach dan Antonio Vivaldi. Pembuat lute disebut sebagai

    luthier. Sebutan ini dibawa terus sampai sekarang sehingga pembuat gitar

    juga mendapat nama yang sama.

    2. Gitar Klasik/Gitar Enam-Senar

    Pada pertengahan abad ke-18 muncul lagi salah satu tipe gitar baru

    yaitu gitar enam-senar yang dikenal dengan sebutan ‘classical guitar’

    atau ‘classic guitar’. Masyarakat mulai meninggalkan gaya

    menggandakan senar dan gitar enam-senar tanpa penggandaan menjadi

    ketertarikan baru dan menggambarkan gitar pada pertengahan abad ke-

    18.

  • 2

    Kepopuleran gitar yang menurun membuat para ahli pengrajin gitar

    mulai banyak meninggalkan pembuatan gitar, namun ini ternyata menjadi

    keuntungan sendiri bagi masyarakat biasa yang ingin membuat gitar

    dengan pengetahuan seadanya. Pengrajin pada era ini banyak melakukan

    inovasi-inovasi baru dalam membuat gitar, mengingat mereka hanya

    menggunakan bahan yang murah sehingga bisa bebas dalam berinovasi.

    Di era inilah terdapat salah satu inovasi terbesar bagi sejarah gitar yaitu

    penggunaan sistem fan-strutting, hal ini bisa dilihat dari gitar-gitar buatan

    Francisco Sanguino, seorang ahli gitar pada era ini.

    Perkembangan gitar mulai terasa di awal abad ke-19, baik dari segi

    pemainnya maupun repertoar untuk gitar. Gitaris dari awal abad ke-19

    tidak hanya berasal dari negara yang mendominasi sebelumnya seperti

    Spanyol, Perancis, Italia, dan Inggris namun juga dari Russia dan

    Hungaria. Pada awal abad ke-19 gitaris-gitaris memberikan kontribusi

    sangat besar untuk instrumen ini seperti Ferdinando Carulli, Matteo

    Carcassi, Dionisio Aguado, Luigi Legnani, Mauro Giuliani, dan Fernando

    Sor melalui metode-metode pembelajaran untuk gitar. Dua nama terakhir

    bahkan memiliki rovalitas yang tinggi di era itu.1

    A. Sejarah Periode

    1. Barok

    Barok merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk

    menunjukkan sebuah periode atau gaya musik khususnya di Eropa dalam

    kurun waktu tertentu, yaitu mulai pada 1600-1750. Barok berasal dari

    bahasa Portugis yaitu barroco, yang berarti sebuah mutiara tak beraturan

    yang bulat.2 Gaya musik Barok merupakan perkembangan dari periode

    sebelumnya yakni Renaisans. Pada gaya musik Barok mulai bermunculan

    pergerakan harmoni yang disonan, perubahan tanda kunci dan tempo,

    1 Graham Wade, 1972, A Concise History of Classical Guitar, Missouri, Mel Bay

    Publications, halaman 20& 87 2 Randel. Don Michael. “Baroque” The Harvard Concise Dictionary of Music and

    Musicians, ed. Don Michael Randel, 53. Edisi ke-2. London: Macmillan Publishers Limited

  • 3

    terdapat banyak ornamentasi, serta musik bergerak secara dinamis.

    Tujuan perkembangan gaya musik pada periode ini adalah untuk

    menunjukkan ekspresi yang lebih dibandingkan dengan periode

    sebelumnya, sehingga musik tersebut bisa berdampak dan lebih dapat

    dinikmati.

    Beberapa komponis yang hidup pada periode ini, antara lain:

    Johann Sebastian Bach, Giacomo Carissimi, Henry Purcell, Antonio

    Caldara, Antonio Vivaldi, George Frideric Handel, dan sebagainya. Pada

    resital ini, penulis membawakan satu buah karya periode Barok, yaitu:

    “Prelude, Fugue and Allegro BWV 998” karya dari Johann Sebastian

    Bach.

    2. Biografi Johann Sebastian Bach

    Johann Sebastian Bach adalah anak terakhir dari delapan

    bersaudara. Ia lahir pada tanggal 21 Maret 1685 di Kota Eisenach,

    Jerman. Ayahnya bernama Johann Ambrosius Bach dan bekerja sebagai

    pemain terompet dan dirigen orkes Kota Eisenach. Keluarga Bach sejak

    abad ke-16 sampai abad ke-19 telah menghasilkan banyak musisi yang

    berkualitas. Bach memulai pendidikan pada sekolah yang dikelola gereja

    Lutheran di Eisenach. Pada tahun 1694 kedua orang tua Bach telah

    meninggal sehingga ia berpindah ke Ohrdruf dimana Bach diasuh oleh

    kakaknya, Johann Christoph Bach. Di Ohrdruf ia melanjutkan sekolah di

    Lyceum dan mendapat pelajaran bermain organ dari kakaknya yang

    merupakan seorang organis. Bach juga belajar komposisi sendiri dari

    buku musik Froberger, Kerl, dan Pachelbel. Ketika Bach berusia 15

    tahun, rumah Johann Cristoph Bach menjadi semakin penuh seiring

    dengan bertambahnya anggota keluarga sehingga Bach harus pindah.

    Melalui perantaraan pemimpin musik di sekolah Lyceum, Bach mendapat

    tempat sebagai penyanyi di gereja St. Mikael di Kota Luneburg, Jerman

    Utara. Bach mendapat sambutan hangat karena suara soprannya yang

    bagus. Setelah suaranya berubah dewasa, ia memulai tugas lain sebagai

    organis atau biolis. Ada kemungkinan pada masa itu Bach bertemu

  • 4

    dengan komposer besar George Boehm dan belajar komposisi dari

    Boehm. Bach juga melakukan kunjungan ke Kota Hamburg untuk

    mendengar serta mempelajari permainan organ J.A. Reinecken di gereja

    St. Katarina.

    Pada tahun 1702, Bach pergi dari Luneberg untuk mencari

    pekerjaan. Ia memenangi perlombaan di kota Sangerhausen dan berhak

    atas posisi sebagai organis gereja. Namun karena pangeran setempat tidak

    setuju, maka ditunjuklah orang yang lebih tua untuk mengambil posisi

    ini. Bach mendapat tugas memainkan musik untuk pangeran yang

    merupakan wakil pimpinan Kota Weimar pada tahun 1703 dan pada

    tahun yang sama mendapat posisi sebagai organis di Kota Arn. Karya-

    karya awal Bach diciptakan di kota ini. Selama bekerja di Kota Arn, Bach

    mendapatkan beberapa pengalaman yang kurang menyenangkan.

    Beberapa diantaranya yaitu ketika ia terlibat konflik dengan pemain

    fagot, berselisih paham dengan anggota paduan suara, dan ditegur oleh

    dewan gereja. Datangnya teguran dari dewan gereja bermula dari

    keterlambatan Bach kembali dari masa cutinya di tahun 1705. Ketika itu

    Bach diizinkan cuti untuk mendengar karya Buxtehude di Kota Lubeck.

    Ia kembali setelah tiga bulan, terlambat dari waktu cuti yang telah

    ditentukan. Selain itu dewan gereja juga menganggap iringan koral yang

    diciptakannya terlalu rumit sehingga sulit untuk diikuti jemaat.

    Pada tahun 1707, Bach memenangkan perlombaan untuk menjadi

    organis gereja St. Blasius yang terletak di Kota Mulhausen. Setelah

    memenangkan jabatan baru tersebut, Bach menikah dengan sepupunya

    yang bernama Maria Barbara Bach dan dikaruniai delapan anak. Jabatan

    tersebut tidak dipertahankan oleh Bach karena ia hanya diperbolehkan

    memainkan lagu yang sangat sederhana dalam ibadah. Bach lebih

    memilih menerima undangan sebagai organis istana untuk Pangeran

    Wilhelm Ernst, pangeran utama Kota Weimar pada tahun 1708.

    Pada masa jabatannya di Weimar sampai tahun 1717, Bach banyak

    menciptakan komposisi atas dorongan Pangeran Wilhelm. Ia menggubah

  • 5

    prelude dan fuga, toccata dan fuga, dan koral prelude. Tugas-tugas Bach

    di Weimar termasuk menciptakan karya dan bermain organ, mengajar

    organ, membuat komposisi, mengatur konstruksi organ dan harpsichord,

    memperbaiki alat musik istana, dan menjadi konsultan organ-organ baru

    bagi kota-kota sekitar. Pada tahun 1713, jabatan Bach dinaikkan menjadi

    konzertmeister agar tidak berpindah ke tempat lain. Pada akhir tahun

    1716, kapelmeister meninggal dan Bach berharap agar jabatan tersebut

    diberikan kepadanya. Akhirnya jabatan tersebut diberikan kepada

    Telemann sehingga Bach kecewa dan meminta berhenti agar dapat

    menerima tawaran sebagai Kapelmeister Pangeran Leopold di Kota

    Cothen. Permohonan Bach untuk berhenti tidak dihiraukan sehingga

    sekali lagi Bach meminta dengan cara yang dianggap kasar. Atas

    perbuatannya ini Bach diberhentikan secara tidak hormat setelah sebulan

    dimasukkan ke dalam penjara. Pada masa jabatannya di Cothen, Bach

    lebih banyak menggubah lagu hiburan untuk pangeran. Kebanyakan

    karyanya adalah lagu-lagu untuk keyboard, biola, dan konserto-konserto

    termasuk konserto Brandenburg yang sangat terkenal. Istri pertama Bach

    meninggal dunia tahun 1720 ketika Bach sedang melakukan perjalanan

    bersama pangeran. Bach kemudin menikah lagi dengan Anna Magdalena

    dan menciptakan beberapa buku musik khusus untuk istrinya. Pada tahun

    yang sama dengan pernikahan kedua Bach, Pangeran Leopold juga

    menikah. Istri pangeran tidak tertarik pada musik sehingga sejak saat itu

    Bach tidak dianggap terlalu penting lagi di istana.

    Pada tahun 1723, Bach mendapat posisi sebagai cantor atau ketua

    musik di Sekolah Santo Thomas, Leipzig. Tugasnya adalah memimpin

    kegiatan musik untuk Kota Leipzig, bertanggung jawab untuk musik di

    empat gereja yang berpusat di Leipzig, dan mengajar di kelas. Pada masa

    ini Bach sangat aktif membuat komposisi, terutama kantata-kantata untuk

    seluruh tahun gerejawi. Masa jabatan Bach di Leipzig berlangsung dari

    tahun 1723-1750. Masa ini diwarnai dengan banyak perselisihan paham

    antara Bach, para pejabat gereja, dan kepala sekolah yang tidak mengerti

  • 6

    keinginan Bach untuk memajukan musik. Hubungannya dengan dewan

    kota cukup baik. Ia juga mengadakan kegiatan musik di luar gereja

    seperti mengadakan makan malam musik di rumahnya. Bach juga

    menjadi guru privat, menulis empat buku musik untuk organ dan

    harpsichord yang berisi koral prelude, suita-suita, dan lagu untuk

    harpsichord. Ia juga memimpin perhimpunan musik Collegium Musicum

    di Leipzig dari tahun 1729 sampai 1741.

    Perjalanan untuk sebagai konsultan organ dan mengadakan konser

    organ masih dilakukannya. Tahun 1747 Bach diundang ke Berlin tempat

    anaknya, Carl Phillipp Emanuel Bach, bekerja sebagai pemain keyboard

    istana untuk Raja Frederick dari Prussia. Raja Frederick adalah seorang

    komposer yang baik dan juga pemain flute. Raja sangat terkesan dengan

    kemampuan Bach dalam melakukan improvisasi dan memberi Bach

    sebuah tema untuk fuga yang secara spontan diimprovisasikan Bach pada

    piano. Bach terkesan dengan koleksi piano Raja Frederick. Pada waktu

    Bach kembali ke Leipzig, ia menggubah satu kumpulan lagu berdasar

    tema yang diberikan Raja Frederick berisi kanon-kanon, sebuah fuga, dan

    dua trio yang diberi judul Musikalische Opfer.

    Menjelang akhir hidupnya, kesehatan mata Bach menurun sampai ia

    buta total di tahun 1749. Dua kali operasi mata yang dijalani Bach gagal.

    Bach meninggal tahun 28 Juli 1750 akibat serangan otak.3

    3. Analisis Struktural Prelude, Fugue and Allegro BWV 998

    Prelude merupakan sebuah repertoar pembuka yang menghantarkan

    ke karya selanjutnya, dalam hal ini, adalah Fugue dan ditutup oleh

    Allegro. Karya ini berstruktur polifoni tiga suara. Prelude ini diawali oleh

    tanda sukat 12/8 yang dimainkan dalam tangga nada D mayor. Birama 1-

    5 terdapat tema dalam tonalitas D mayor lalu pengulangan pada

    dominannya di A mayor pada birama 6 dan pengulangan lagi pada birama

    3 Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 1 (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1998), hlm.

    290-297

  • 7

    14 tetapi kali ini di relatif minornya di tonalitas B minor. Adanya

    perpindahan frase dalam F# minor pada birama 17-19, E minor pada

    birama 21 ke A mayor pada birama 22 dan kembali ke D mayor pada

    birama 23. Pada ketukan ke 7 di birama 23, tonalitas modulasi ke C

    mayor dan ke dominannya G mayor pada birama 25. Pada birama 30

    kembali ke tonalitas awal yaitu D mayor dengan pola ritmik yang sama

    pada birama 31-32 dan masuk ke pedal bas pada birama 33-35. Pada

    birama 36, dalam D mayor terdapat introduksi bentuk akor hingga

    birama 37 dan fermata pada birama 40.Tema melodi dimainkan kembali

    pada birama 42-44 dari titik ini melodi mengalir hingga suspensi akor di

    D mayor pada birama 48.

    Gambar 2. 1 Birama 1-3 Tema Prelude

    Tabel 2. 1 Analisis struktural Prelude

    Prelude

    A

    Eksposisi

    B

    Pengembangan Tema

    A’

    Rekapitulasi

    Birama/ ketukan

    1-5 6-41 42-48

    Keterangan Tonalitas mulai dalam D mayor

    Tonalitas mulai dalam dominannya di A

    mayor

    Tonalitas kembali ke D mayor ditutup

    oleh suspensi akor

    Fugue ini berstrukstur polifoni tiga suara, bersukat 4/4, subjek

    utamanya pada tonalitas D mayor pada birama 1 hingga birama 3 ketukan

    pertama dan dijawab pada suara kedua di dominannya di tonalitas A

  • 8

    mayor pada suara tengah di birama ke 3 ketukan kedua sampai birama 5

    ketukan pertama. Suara ketiga muncul pada suara bas di birama 7

    ketukan kedua hingga birama 9 ketukan pertama.

    Gambar 2. 2 Birama 1-3 Subjek di suara atas (suara 1)

    Gambar 2. 3 Birama 3-5 Subjek di suara tengah (suara 2)

    Gambar 2. 4 Birama 7-9 Subjek di suara bawah (suara 3)

    Tabel 2. 2 Analisis struktural Fugue

    Fugue

    A

    Eksposisi

    B

    Pengembangan

    A

    Pengulangan

    Birama / ketukan

    1-17/1 17/2-29/1 29/2-77/2 77/3-103

    Keterangan

    Pada birama1-9 terdapat

    polifoni tema tiga suara

    Tonalitas mulai dalam

    D mayor

    Muncul motif ritme baru.

    Interaksi tiap suara menjadi semakin intens dalam tonalitas

    D mayor

    Bagian tanpa permunculan

    tema. Menggunakan kontrapung not

    seperenambelas. Tonalitas mulai dalam D mayor

    Tema utama muncul kembali

  • 9

    Allegro menggunakan sukat 3/8, tonalitas mulai dalam D mayor dan

    dimainkan arrpegio dalam not seperenambelasan dengan tempo allegro.

    Dalam Allegro ini terdapat dua bagian dan tiap bagiannya diulang dua

    kali.

    Bagian pertama dari birama 1-32, pada birama 1-18 dimulai dari

    suara atas dalam tonalitas D mayor dan modulasi ke A mayor pada

    birama 19-23. Pada birama 24-26 kembali ke D mayor, ke A mayor lagi

    di birama 27, dan sampai pada kadens sempurna di birama 31-32 dalam

    tonalitas A mayor.

    Bagian kedua dari birama 33-96 di mulai di dominannya yaitu A

    mayor dan kembali ke tonika D mayor pada birama 36, pada ketukan

    ketiga di birama 37 di modulasi ke subdominant nya di G mayor. Terjadi

    modulasi ke relatif minornya ke E minor di birama 41-56 dan E minor ini

    di modulasi ke paralel mayornya di E mayor di birama 57 dan kembali ke

    dominan dari D mayor yaitu A mayor di birama 60 agar dapat kembali ke

    tonika D mayor pada birama 64 ditutup oleh kadens sempurna dari akor

    V- I pada birama 95-96.

    Gambar 2.5 Bentuk arpeggio seperenambelasan

    Tabel 2.3 Analisis struktural Allegro

    Allegro

    Birama / ketukan 1-32 33-96

    Keterangan

    Dimulai dari tonalitas D

    mayor dan modulasi dan

    ditutup kadens di A

    mayor

    Dimulai dari dominan A

    mayor dan ditutup kadens

    sempurna di D mayor

  • 10

    4. Analisis teknik Prelude, Fugue and Allegro BWV 998

    Komposisi ini memiliki gaya barok yang berati dimainkan ringan,

    dengan ornamentasi khas tanpa rubato dan vibrato yang berlebihan. Pada

    bagian Fugue memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dibandingkan

    dengan Prelude dan Allegro. Kesulitannya ialah memilah melodi utama

    yaitu subjek yang harus terdengar kontras dibandingkan konter-

    subjeknya, dengan begitu kerja jari-jari tangan kanan perlu kerja ekstra

    untuk memilahnya. Sementara pada Allegro selain tempo yang cepat

    yang menjadi perhatian ialah posisi jari tangan kiri yang membutuhkan

    perenggangan ekstra untuk mencapai nada-nada dengan posisi yang

    susah.Penalaan senar keenam untuk karya ini, dari E diturunkan ke D.

    C. Sejarah Periode

    1. Klasik

    Periode Klasik berlangsung antara 1720-1800, dalam jeda waktu 70

    tahun dalam periode ini membuat banyak perubahan besar dalam musik,

    seperti ekspresi melodi dan warna instrumental.4 Karakter utama yang

    menjadi ciri khas periode klasik adalah: kesederhanaan, bentuk yang

    simetris, musik yang anggun, ornamentasi teratur, dan kejernihan suara

    yang tinggi. Musik pada periode ini lebih bersifat universal. Pada periode

    Klasik ini praktik moral dianggap lebih penting dibandingkan dengan hal-

    hal yang bersifat ketuhannan, sikap natural dalam perilaku sosial lebih

    dihargai daripada kemewahan atau perilaku formal yang megah. Musik

    pada periode klasik tidak dibatasi oleh ras atau kenegaraan. Pada periode

    ini orang-orang lebih menyukai musik alamiah, ekspresif dan sifatnya

    menghibur.

    2. Biografi Fernando Sor

    Josep Ferrando Sor adalah seorang komposer dan gitaris klasik

    Spanyol pada era klasik pada tahun 1778 - 1839. Sementara ia terkenal

    4 Joseph Kerman, Gary Tomlison, dan Vivian Kerman, Listen: Brief Fourth Edition

    (Boston: Bedford/St.Martins 2000), hlm 224 - 225

  • 11

    karena komposisi gitarnya, ia juga menggubah musik untuk berbagai

    genre, termasuk opera, orkestra, kuartet string, piano, suara, dan

    balet.keseriusan Sor dalam instrument gitar dimulai pada saat ia berada di

    Barcelona. Ia terinspirasi oleh Frederico Morreti yang juga merupakan

    seorang komposer dan gitaris yang bertugas di Royal “Walloon Guards of

    The Queen of Spain”. Dengan pengaruhnya Morreti, Komponis –gitaris

    berikutnya seperti Sor, Dinisio Aguado dan Mauro Giula sangat ingin

    meningkatkan instrument gitar sebagai instrument solo. Pengaruh

    musikalitas Morreti terhadap Sor, juga mempengaruhi komponis-gitaris

    Itali dalam memandang Morreti sebagai “Obor yang meyakinkan

    langkah para gitaris lainnya”.

    3. Analisis Struktural Grand Solo op.14

    Newman berpendapat bahwa Sor hanya menulis tiga sonata antara

    lain Sonata Prima atau Grand Solo, op. 14, Sonata Seconda in C mayor

    (Sonate, op 15b) dan Grande Sonata in C mayor, op .22. Brian Jeffery

    yang adalah seorang Komposer dan Gitaris (1994) mengatakan dalam

    bukunya Grand Solo Op. 14 ini merupakan "fantasi bebas dimana tema

    muncul kembali”. Grand Solo Op.14 adalah karya tunggal/Single

    movement yang merupakan contoh atau gambaran setelah pembukaan

    opera Italia pada 1780- 90’an. Gaya ini paling banyak diwakili pada saat

    itu oleh tokoh-tokoh seperti Spontini, Paisiello dan komponis lainnya di

    era klasik.

    Tabel 2.4 Analisis struktural Grand Solo

    T

    Grand Solo Op.14

    Introduksi Eksposisi Codeta Development Rekapitulasi

    Birama / ketukan

    1-25 26-102 103-121 125-169 171-238

    Keterangan Introduksi dimulai dalam

    tonalitas D minor.

    Dengan tempo

    Tonalitas mulai

    dalam D mayor

    Dengan tempo

    Allegro

    Tonalitas mulai

    dalam A mayor

    Tonalitas dimulai dalam F mayor 7

    Tonalitas mulai dalam

    D mayor

  • 12

    abel 2.5

    Gambar 2.6 Main Theme

    Pada tema utama terdiri dari 2 frase yang ketika dipilah terdapat 4

    semi frase. Frase ini ditandai dua percakapan dramatis yang kuat dan

    dibangkitkan dengan acelaration/percepatan dengan irama yang kontras

    dan juga merupakan ciri khas di era klasik. Pada birama ke 41 diakhiri

    oleh half cadence.

    Bridge

    Gambar 2.7 Bridge

    Bridge/Jembatan pada gambar diatas tidak menghasilkan modulasi

    yang efektif yang hanya merupakan pengulangan.

    Grand Solo Op.14

    Codeta Coda

    Birama /

    ketukan 239-262 263-268

    Keteranga

    n Tonalitas dalam D mayor Tonalitas dalam D mayor

  • 13

    Gambar 2.8 Transisi

    Birama 59-78 merupakan transisi yang dimulai dengan A mayor.

    Gambar 2.9 Italianate Passagework

    Dalam gaya khas overture, proses ini melalui beberapa bagian yang

    termasuk didalamnya yaitu ritme yang tinggi dan mudah diikuti.

    Gambar 2.10 Codeta

    Birama 103-121 Merupakan codetta sebagai penutup yang juga

    merupakan pengembangan dari tema A.

    Gambar 2.11. Development

    Pengembangan/Development dengan tonika sebagai Des Mayor.

    Gambar 2.12 Rekapitulasi

    Tema utama muncul lagi pada birama ke 171

  • 14

    4. Analisis teknik Grand Solo Op.14

    Ciri dari musik klasik antara lain adalah beberapa elemen yang

    kontras, akselerasi, deselerasi, stabilitas dan ketegangan yang ditujukan

    sebagai dasar dalam memahami setiap frase pada suatu karya. Hubungan

    tonal dan kontrasnya sebuah ritme adalah kekuatan utama dari suatu

    karya yang tidak dapat diabaikan. Beberapa perubahan tekstur atau

    kejutan tonalitas, kepadatan, kriteria warna, fleksibilitas dalam perubahan

    tempo dan karakter musik pada Grand Solo Op.14 menggambarkan

    sebuah karya yang cukup sulit untuk dimainkan, karena kecepatan dan

    kestabilan yang dibutuhkan memerlukan pelatihan yang seimbang pada

    penjarian tangan kiri dan kanan.

    D. Sejarah Periode

    1. Romantik

    Awal mula munculnya periode Romantik berkisar 1800-1900.

    Prinsip utama musik instrumental pada jaman romantik adalah: musik

    dapat menyampaikan emosi yang jelas tanpa menggunakan kata-kata.

    Musik pada periode romantik, lebih berkesan ekspresif dan personal.

    Struktural, bentuk dan tonalitas yang dulunya dianggap masuk akal dan

    baku, di periode ini batasan-batasannya menjadi tidak jelas dan meluas.

    Contoh nyata perkembangan musik pada periode Romantik ini adalah

    harmoni yang semakin kaya, perkembangan alat musik yang semakin

    beragam, banyaknya karya-karya solo untuk instrumen, dan banyaknya

    karya orkestra dengan komposisi instrumen yang lebih luas dan variatif

    dibandingkan dengan periode sebelumnya.

    Komponis periode Romantik yang karyanya dipilih penulis untuk

    dibawakan dalam resital ini, yaitu: Isaac Albeniz dengan kedua karyanya

    “Sevilla (Sevillanas) no. 3 aus Suite Espanola dan Cadiz”.

    2. Biografi Isaac Albeniz

    Isaac Albeniz lahir di Barcelona pada tahun 1860 dan wafat 1909.

    Albeniz adalah anak yang jenius dimana saat usianya yang keempat, ia

    sudah bermain dalam konser piano pertamanya yang membuat para

  • 15

    penontonnya takjub. Talenta berharga Albeniz ini membawa perjalanan

    hidupnya untuk belajar di Madrid Conservatory.5 Keinginannya yang

    mendalam untuk bermain dalam konser musik membuatnya kabur dari

    rumah dan melakukan perjalanan konser ke Argentina, Uruguay, Brasil,

    Kuba, Puerto Rico, Amerika Serikat, Inggris, Wiemar, Paraguay, Vienna,

    Budapest dan Brussels.

    Sekitar tahun 1890 Albeniz mundur dari konser dan fokus dalam

    mengkomposisi karya. Ia belajar di Paris dan bertemu teman-temannya

    Paul Abraham Dukas, Faure dan Debussy. Ketika kematian ibu

    kandungnya pada 1900, Albeniz kembali ke Barcelona dan membuat

    opera Merlin disana. Pada akhir masa hidupnya, ia mengerjakan karya

    pianonya seperti Suite Iberia, Zarzuelas dan karya lainya. Sungguh ironis

    bahwa pada masa itu transkripsi karya gitarnya kurang terkenal

    dibandingkan dengan karya pianonya, dimungkinkan karena karya

    gitarnya tidak dimainkan didepan umum pada semasa hidupnya.6

    3. Historis dan analisis Struktural Sevilla (Sevillanas) no.3 aus Suite

    Espanola

    Disepanjang masa hidupnya sebagai komponis, Albeniz memulai

    komposisinya dengan ide-ide musik Spanyol yang luas, memiliki budaya

    dan musik yang kuat. Teknik bermain pianonnya yang luar biasa

    memungkinkan dia untuk menciptakan efek-efek suara yang meniru

    permainan gitar atau kastanyet.

    Di Sevilla ini dapat terdengar ritmik dansa asal kota Andalucia,

    sebuah provinsi yang dikenal dari agrikulturnya, pertarungan banteng,

    iklim yang hangat dan kultural yang beragam. Karya ini memiliki

    gambaran suasana kota Seville, Ibu kota Andalucia yang kontras, tertulis

    dalam bentuk ABA yang merupakan tipikal dari gaya nasionalistik

    5 Elias Barreiro, 4, Sevilla arranged for four guitars(United States of America: Mel Bay

    Publications, 1999). 6 Claude v. Palisca.1995.The New Grove Dictionary of Music and Musicians, ed. Stanley

    Sadie, 751. Edisi ke-2. Jilid 1. London: Macmillan Publishers Limited

  • 16

    Spanyol milik Albeniz. Perlu digaris bawahi yaitu ritme pada bagian A

    yang riang dan pada bagian B yang melankolis, karya ini bersukat ¾.

    Gambar 2.13 Tema bagian A

    Tabel 2.6 Sevilla (Sevillanas) no.3 aus Suite Espanola

    Sevilla (Sevillanas) no.3 aus Suite Espanola

    A B A

    Birama/ ketukan 1-52 53-92 2-23, 93-95

    Keterangan

    Tonalitas mulai dalam G mayor

    Dengan tempo Vivo Energico

    Tonalitas mulai dalam C minor

    Pengulangan bagian A hingga coda

    4. Analisis Teknik Sevilla (Sevillanas) no.3 aus Suite Espanola

    Komposisi ini memiliki gaya bermain Flamenco, menghindari

    penggunaan rubato yang berlebihan (khususnya pada bagian A). Bagian

    A dimainkan dalam tempo cepat dan dinamikanya forte. Bagian B

    dimainkan agak sedikit lambat, dinamika piano dan legato. Penalaan

    senar kelima dari A diturunkan ke G dan senar keenam dari E diturunkan

    ke D.

    5. Kajian Historis dan analisis Struktural Cadiz

    Cadiz merupakan salah satu bagian karya dari Suite Espanola.

    Karya ini menrcirikan patriotisme, serta mempertahankan gaya musik

    Eropa dari penggunaan melodi dan lirik yang rumit. Dengan sukat ¾

    allegro ma non toppo. Introduksi dimulai pada birama 1-4. Frase

    Anteseden terdapat pada birama 5-12 dan frase konsekuen pada birama

  • 17

    13-28. Pengulangan motif triul seperenambelas selalu terdengar dan

    berulang yang dikontraskan pada tangan kiri. Subordinat terdapat pada

    birama 29-36 dan diakhiri dengan pengulangan introduksi. Karya ini

    berstruktur ABA dan menampilkan bentuk pertama Rondo.

    Tabel 2.7 analisis struktural Cadiz

    Cadiz no.4 aus Suite Espanola

    A B A

    Birama/ ketukan

    5-28 41-56 1-40, 73-76

    Keterangan

    Tonalitas dimulai dalam A mayor

    Dengan tempo Allegro ma non

    troppo

    Tonalitas dalam A minor

    Pengulangan bagian A dan

    diakhiri dengan coda

    Gambar 2.14.Tema

    Subjek melodi berada pada suara sopran dan diselingi pola triul

    yang berulang.

    Gambar 2.15.Transisi

  • 18

    Pada birama 29-36 terjadi perpindahan tonalitas ke C Mayor dan

    dilanjutkan pada birama berikutnya dengan kembali pada tonalitas A

    mayor dan di akhiri dengan half cadence.

    Gambar 2.16 Tema B

    Tema B dimulai dengan relatif minor dari tonalitas tema A dan

    menggunakan motif yang sama. Pada birama ke 57, terjadi

    pengembangan tema yang dimulai dengan E mayor dan diakhiri oleh

    Codeta pada birama 68-72.

    Gambar 2.17 Coda

    Setelah tema B diakhiri dengan codetta, tema A diulang kembali

    hingga birama ke 40 dan diakhiri dengan coda.

    6. Analisis teknik Cadiz

    Teknik yang dibutuhkan pada karya ini adalah pelatihan slur tangan

    kiri, karena motif dan tema pada karya ini selalu berulang dan harus

    dikontraskan pada penjarian tangan kiri. Melodi, ritme serta dinamika

    juga menuntut kerja keras penjarian tangan kanan dengan teknik

    arpeggio, sehingga alur frase tanya dan jawab dapat dibedakan

  • 19

    E. Periode Abad XX

    1. Sekilas mengenai Periode Abad XX

    Pada periode musik abad XX para seniman atau komponis-

    komponis mengembangkan dan menerapkan berbagai macam idiomatika

    baru dalam karya-karya mereka. Karya komponis di periode ini sudah

    tidak terikat lagi dengan pemahaman dan struktur bentuk seni yang baku.

    Dalam bidang musik para komponis abad XX awal mengembangkan

    pemahaman yang berbeda-beda tentang hubungan antara nada ke nada

    satunya yang pada periode-periode sebelumnya komponis dituntut untuk

    memenuhi apa yang ingin didengar para pendengarnya, maka pada abad

    XX awal justru sebaliknya7.

    2. Biografi Komponis

    2.1 Biografi Heitor Villa-Lobos

    Heitor Villa-Lobos lahir pada 5 Maret 1887 dan wafat pada 17

    November 1959 di Rio de Janeiro, Brasil. Villa-Lobos ialah seorang

    komponis asal Brasil yang digambarkan sebagai sosok yang kreatif

    dan paling menonjol pada Abad ke-20 dalam perkembangan musik

    Brasil. Ia juga seorang komponis yang sangat produktif, banyak

    karyanya untuk orkestra, musik kamar, instrumental dan vokal,

    hingga lebih dari 2000 karya sebelum tutup usia. Musiknya

    dipengaruhi oleh musik rakyat Brasil dan gaya musik Eropa lama.

    Seperti Bachianas Brasileiras dan Prelude-preludenya untuk

    perbendaharaan karya untuk instrumen gitar.

    Pada masa tumbuh kembang Villa-Lobos, Brasil sedang

    menjalani masa revolusi sosial dan modernisasi, penghapusan

    perbudakan, dan turunnya kekaisaran pada tahun 1889. Masa

    perkembangan Brasil terlihat jelas dalam kehidupan musik dan

    7Andik Sutanto. (2012). Musik Abad Modern. (Online). Tersedia:

    http://www.majalahpraise.com/musik-abad-modern-%281900-2000%29-517.html.(12 Desember 2012)

  • 20

    karya-karyanya. Ia sempat mengikuti kursus pelajaran musik

    tradisional dan harmoni di Conservatorio de Musica. Villa-lobos

    menguasai instrumen cello, gitar dan klarinet.

    Masa mudanya berubah ketika ayah kandungnya meninggal

    dunia pada 1899 dan ia menjadi tulang punggung keluarganya

    dengan menjadi pemain musik di teater orkestra di Rio, selain itu ia

    juga bergabung dengan musik jalanan lokal di Brasil. Tanpa

    disadari dari sanalah ia mulai memutuskan untuk serius

    mengkomposisi karya-karyanya.

    2.2 Biografi Roland Dyens

    Roland Dyens adalah seorang gitaris dan komposer asal

    Prancis yang lahir di Tunis, ibukota Tunisia, pada 19 Oktober 1955.

    Pada tahun 1961, Dyens mulai bermain gitar pada usia sembilan

    tahun.Empat tahun kemudian, mulai belajar klasik dengan gitaris

    Spanyol Alberto Ponce di l'Ecole Normale de Musique di Paris.

    Dyens menerima gelar “Licence de Concert” pada tahun 1976 dari

    l'Ecole Normale. Ia belajar komposisi, konduktor, dan orkestrasi

    dengan Desire Dondeyne. Ia juga mendapatkan penghargaan khusus

    dalam kompetisi “Allesandria” dan penghargaan dari “Chareles-

    Cros Academia” untuk rekamannya dalam penghormatan karya-

    karya Villa Lobos. Selain menjadi seorang pemenang dari Beracasa

    dan Yayasan Menuhin (1980), Dyens juga dihormati pada tahun

    1988 oleh Majalah Gitar sebagai salah satu dari 100 gitaris

    kontemporer terbaik dalam setiap gaya. Sejak Oktober 1998 sampai

    Juni 2000, Dyens mengajar kelas gitar klasik, jazz dan rock di

    sekolah “l'Ecole”, dan di Conservatoire “National Supérieur de

    Paris”, dimana ia mulai mengajar pada bulan Juni tahun 2000

    setelah pensiun dari gurunya, Alberto Ponce. Roland Dyens

    mengaransemen dan merekam 12 album yang didalamanya terdapat

    berbagai komposisi yang berbeda seperti Heitor Villa Lobos,

    Fernando Sor, Joaquin Rodrigo, Frederic Chopin, Erik Satie, and

  • 21

    Maurice Ravel, Django Reinhardt and Thelonius Monk.

    komposisinya seperti Libra Sonatine, Tango en Sky, dan The Trois

    Saudades telah menjadi kebutuhan pokok dari repertoar konser di

    era modern. Dalam komposisinya, ia memulai hal dengan pemilihan

    akord dan memutuskan apakah ia akan menggunakan scordatura

    tuning. Pilihan utama dan scordatura sering dirancang untuk

    menempatkan akord tonika dan dominan pada Open stirng dan

    bertujuan menampilkan suatu karakter atau warna pada gitar untuk

    menyoroti aspek-aspek yang menarik.8

    3. Analisis Struktural

    3.1 Analisis Struktural Etude No.11

    Gambar.28 Analisis Struktural Etude No.11

    Etude No. 11

    Tema A B C

    Birama/

    Ketukan 1-14 12-45 46-64

    Keterangan

    Tema A dimulai dengan A minor.

    sukat 4/4 dan bertempo Lento

    Tema B dimulai dengan tonalitas C

    Mayor, dengan sukat 2/2

    Tema C dimulai

    dengan akord E minor

    dengan tempo poco meno.

    Tema A dibuka dengan tempo lambat/lento, dengan panduan

    dinamika “Bien chante et tres expressif dans la cored” yang berarti

    bernyanyi dengan baik dan sangat ekspresif. Pada birama ke 15

    terjadi perpindahan tonalitas dari G Mayor ke C Mayor dan

    bertempo “anime” yang berarti “hidup”, kemudian tempo mulai

    bergerak semakin cepat hingga memasuki tema B pada birama ke

    8 Beavers, Sean. “Homage in the Solo Guitar Music of Roland

    Dyens.” A Treatise submitted to theCollege of Musicin partial fulfillment of therequirements for the degree ofDoctor of Music. Florida, 2006.

  • 22

    17. Pengembangan pada tema B terjadi di birama 34 dan diselingi

    dinamika (Sfz, p) dan aksen. Pada birama ke 43-45 merupakan

    penutup/codetta dari tema B. Bagian ke tiga atau tema C dimulai

    pada birama 46 dengan sukat 4/4 dan not seperenembelasan. Tema

    B kembali muncul pada birama ke 66-76. Penutup tema C dimulai

    dari birama 77-82 dan diakhiri dengan Coda pada birama 93.

    Gambar 2.18 Tema A

    Gambar 2.19 Tema B

    Gambar 2.20 Tema C

    Gambar 2.21 Closing section Tema C

    Gambar 2.22 A’

  • 23

    Gambar 2.23 Coda

    3.2 Analisis Struktural Saudade No. 3 (Fantasia)

    Saudade No.3 ( Fantasia )

    Introduksi A B A’

    Birama/

    ketukan Ad Libitum 5-51 52-85 87-94

    Keterangan

    Introduksi diawali dengan

    permainan bebas dari penyaji.

    Tonalitas dimulai pada

    D Mayor.

    Sukat 2/4

    Tema B dimulai

    dengan akord A minor.

    Sukat ¾ dan 3/16

    Rekapitulasi dimulai

    dengan D Mayor.

    Pada introduksi, penyaji menampilkan keahlian teknik

    kecepatan serta dinamika. Bagian A dimulai dengan tonalitas D

    Mayor dengan iringan melodi atau motif pada senar bas yang

    diulang-ulang. Pada birama 24, terjadi pemakian teknik

    tambura/teknik memukul badan gitar dan memasuki sebagian

    pengulangan yang sama pada tema A. Bridge/jembatan dimulai

    pada birama 33-38 dan melodi berada pada senar bas. Sebagai

    penutup tema A, codetta dimulai pada birama 39-51 dengan teknik

    penjarian slur dan diakhiri dengan perdendonsi/lambat.

    Tema B dimulai dengan tempo 70 dengan not 1/16 dan 1/32.

    Sukat yang digunakan adalah ¾ + 3/16, dengan kombinasi dinamika

    Forte dan piano subito. Transisi pada tema B dimulai pada birama

    55-58 dan memasuki tema kedua. Untuk menutupi Secondary theme

    B, terjadi melodi tunggal pada senar bass yang dimulai pada birama

    80-85.

  • 24

    Rekapitulasi dimulai pada birama berikutnya yaitu 86-94 dan

    bertempo largo. Coda dimulai pada birama 95 dengan sebagian

    pengulangan dari tema A dan menutupi karya ini dengan teknik

    arpeggio pada nada Dm+11.

    4. Analisis Teknik

    4.1 Analisis Teknik Etude No.11

    Etude No 11 Villa Lobos ini melatih beberapa teknik

    penjarian pada tangan kanan dan tangan kiri. Teknik-teknik ini

    dilatih untuk menegaskan setiap dinamika, seperti sfz, sffz, p serta

    aksen. Tema B dalam karya ini melatih penjarian tangan kanan

    untuk mengkontraskan aksen serta dinamika. Tema C melatih kedua

    tangan kanan dan kiri, antara lain merenggangkan tangan kiri serta

    ketahanan jari jempol. Pada tangan kanan melatih kestabilan teknik

    arpeggio dengan not seperenambelasan, dan juga melatih jari

    jempol dalam memetik tiga senar bas sekaligus.

    4.2 Analisis Teknik Saudade No. 3 (Fantasia)

    Karya ini memberikan dan meningkatkan skill seorang

    performa dalam interpretasi. Beberapa teknik yang ada pada karya

    ini antara lain, accelerando/kecepatan, melatih dinamika, melatih

    kekuatan jari tangan kiri dalam memainkan melodi tanpa dipetik,

    teknik memukul badan gitar sebagai ritme/tambura, serta teknik

    pizzicato pada tangan kanan.

    BAB II2. Biografi Johann Sebastian BachJohann Sebastian Bach adalah anak terakhir dari delapan bersaudara. Ia lahir pada tanggal 21 Maret 1685 di Kota Eisenach, Jerman. Ayahnya bernama Johann Ambrosius Bach dan bekerja sebagai pemain terompet dan dirigen orkes Kota Eisenach. Keluarga Bach sejak abad ke-16 sampai abad ke-19 telah menghasilkan banyak musisi yang berkualitas. Bach memulai pendidikan pada sekolah yang dikelola gereja Lutheran di Eisenach. Pada tahun 1694 kedua orang tua Bach telah meninggal sehingga ia berpindah ke Ohrdruf dimana Bach diasuh oleh kakaknya, Johann Christoph Bach. Di Ohrdruf ia melanjutkan sekolah di Lyceum dan mendapat pelajaran bermain organ dari kakaknya yang merupakan seorang organis. Bach juga belajar komposisi sendiri dari buku musik Froberger, Kerl, dan Pachelbel. Ketika Bach berusia 15 tahun, rumah Johann Cristoph Bach menjadi semakin penuh seiring dengan bertambahnya anggota keluarga sehingga Bach harus pindah. Melalui perantaraan pemimpin musik di sekolah Lyceum, Bach mendapat tempat sebagai penyanyi di gereja St. Mikael di Kota Luneburg, Jerman Utara. Bach mendapat sambutan hangat karena suara soprannya yang bagus. Setelah suaranya berubah dewasa, ia memulai tugas lain sebagai organis atau biolis. Ada kemungkinan pada masa itu Bach bertemu dengan komposer besar George Boehm dan belajar komposisi dari Boehm. Bach juga melakukan kunjungan ke Kota Hamburg untuk mendengar serta mempelajari permainan organ J.A. Reinecken di gereja St. Katarina. Pada tahun 1702, Bach pergi dari Luneberg untuk mencari pekerjaan. Ia memenangi perlombaan di kota Sangerhausen dan berhak atas posisi sebagai organis gereja. Namun karena pangeran setempat tidak setuju, maka ditunjuklah orang yang lebih tua untuk mengambil posisi ini. Bach mendapat tugas memainkan musik untuk pangeran yang merupakan wakil pimpinan Kota Weimar pada tahun 1703 dan pada tahun yang sama mendapat posisi sebagai organis di Kota Arn. Karya-karya awal Bach diciptakan di kota ini. Selama bekerja di Kota Arn, Bach mendapatkan beberapa pengalaman yang kurang menyenangkan. Beberapa diantaranya yaitu ketika ia terlibat konflik dengan pemain fagot, berselisih paham dengan anggota paduan suara, dan ditegur oleh dewan gereja. Datangnya teguran dari dewan gereja bermula dari keterlambatan Bach kembali dari masa cutinya di tahun 1705. Ketika itu Bach diizinkan cuti untuk mendengar karya Buxtehude di Kota Lubeck. Ia kembali setelah tiga bulan, terlambat dari waktu cuti yang telah ditentukan. Selain itu dewan gereja juga menganggap iringan koral yang diciptakannya terlalu rumit sehingga sulit untuk diikuti jemaat.Pada tahun 1707, Bach memenangkan perlombaan untuk menjadi organis gereja St. Blasius yang terletak di Kota Mulhausen. Setelah memenangkan jabatan baru tersebut, Bach menikah dengan sepupunya yang bernama Maria Barbara Bach dan dikaruniai delapan anak. Jabatan tersebut tidak dipertahankan oleh Bach karena ia hanya diperbolehkan memainkan lagu yang sangat sederhana dalam ibadah. Bach lebih memilih menerima undangan sebagai organis istana untuk Pangeran Wilhelm Ernst, pangeran utama Kota Weimar pada tahun 1708.Pada masa jabatannya di Weimar sampai tahun 1717, Bach banyak menciptakan komposisi atas dorongan Pangeran Wilhelm. Ia menggubah prelude dan fuga, toccata dan fuga, dan koral prelude. Tugas-tugas Bach di Weimar termasuk menciptakan karya dan bermain organ, mengajar organ, membuat komposisi, mengatur konstruksi organ dan harpsichord, memperbaiki alat musik istana, dan menjadi konsultan organ-organ baru bagi kota-kota sekitar. Pada tahun 1713, jabatan Bach dinaikkan menjadi konzertmeister agar tidak berpindah ke tempat lain. Pada akhir tahun 1716, kapelmeister meninggal dan Bach berharap agar jabatan tersebut diberikan kepadanya. Akhirnya jabatan tersebut diberikan kepada Telemann sehingga Bach kecewa dan meminta berhenti agar dapat menerima tawaran sebagai Kapelmeister Pangeran Leopold di Kota Cothen. Permohonan Bach untuk berhenti tidak dihiraukan sehingga sekali lagi Bach meminta dengan cara yang dianggap kasar. Atas perbuatannya ini Bach diberhentikan secara tidak hormat setelah sebulan dimasukkan ke dalam penjara. Pada masa jabatannya di Cothen, Bach lebih banyak menggubah lagu hiburan untuk pangeran. Kebanyakan karyanya adalah lagu-lagu untuk keyboard, biola, dan konserto-konserto termasuk konserto Brandenburg yang sangat terkenal. Istri pertama Bach meninggal dunia tahun 1720 ketika Bach sedang melakukan perjalanan bersama pangeran. Bach kemudin menikah lagi dengan Anna Magdalena dan menciptakan beberapa buku musik khusus untuk istrinya. Pada tahun yang sama dengan pernikahan kedua Bach, Pangeran Leopold juga menikah. Istri pangeran tidak tertarik pada musik sehingga sejak saat itu Bach tidak dianggap terlalu penting lagi di istana.Pada tahun 1723, Bach mendapat posisi sebagai cantor atau ketua musik di Sekolah Santo Thomas, Leipzig. Tugasnya adalah memimpin kegiatan musik untuk Kota Leipzig, bertanggung jawab untuk musik di empat gereja yang berpusat di Leipzig, dan mengajar di kelas. Pada masa ini Bach sangat aktif membuat komposisi, terutama kantata-kantata untuk seluruh tahun gerejawi. Masa jabatan Bach di Leipzig berlangsung dari tahun 1723-1750. Masa ini diwarnai dengan banyak perselisihan paham antara Bach, para pejabat gereja, dan kepala sekolah yang tidak mengerti keinginan Bach untuk memajukan musik. Hubungannya dengan dewan kota cukup baik. Ia juga mengadakan kegiatan musik di luar gereja seperti mengadakan makan malam musik di rumahnya. Bach juga menjadi guru privat, menulis empat buku musik untuk organ dan harpsichord yang berisi koral prelude, suita-suita, dan lagu untuk harpsichord. Ia juga memimpin perhimpunan musik Collegium Musicum di Leipzig dari tahun 1729 sampai 1741.Perjalanan untuk sebagai konsultan organ dan mengadakan konser organ masih dilakukannya. Tahun 1747 Bach diundang ke Berlin tempat anaknya, Carl Phillipp Emanuel Bach, bekerja sebagai pemain keyboard istana untuk Raja Frederick dari Prussia. Raja Frederick adalah seorang komposer yang baik dan juga pemain flute. Raja sangat terkesan dengan kemampuan Bach dalam melakukan improvisasi dan memberi Bach sebuah tema untuk fuga yang secara spontan diimprovisasikan Bach pada piano. Bach terkesan dengan koleksi piano Raja Frederick. Pada waktu Bach kembali ke Leipzig, ia menggubah satu kumpulan lagu berdasar tema yang diberikan Raja Frederick berisi kanon-kanon, sebuah fuga, dan dua trio yang diberi judul Musikalische Opfer.Menjelang akhir hidupnya, kesehatan mata Bach menurun sampai ia buta total di tahun 1749. Dua kali operasi mata yang dijalani Bach gagal. Bach meninggal tahun 28 Juli 1750 akibat serangan otak.�3. Analisis Struktural Prelude, Fugue and Allegro BWV 998Gambar 2. 1 Birama 1-3 Tema Prelude3. Analisis Struktural Grand Solo op.14Newman berpendapat bahwa Sor hanya menulis tiga sonata antara lain Sonata Prima atau Grand Solo, op. 14, Sonata Seconda in C mayor (Sonate, op 15b) dan Grande Sonata in C mayor, op .22. Brian Jeffery yang adalah seorang Komposer dan Gitaris (1994) mengatakan dalam bukunya Grand Solo Op. 14 ini merupakan "fantasi bebas dimana tema muncul kembali”. Grand Solo Op.14 adalah karya tunggal/Single movement yang merupakan contoh atau gambaran setelah pembukaan opera Italia pada 1780- 90’an. Gaya ini paling banyak diwakili pada saat itu oleh tokoh-tokoh seperti Spontini, Paisiello dan komponis lainnya di era klasik.Tabel 2.4 Analisis struktural Grand SoloTabel 2.5Gambar 2.6 Main ThemePada tema utama terdiri dari 2 frase yang ketika dipilah terdapat 4 semi frase. Frase ini ditandai dua percakapan dramatis yang kuat dan dibangkitkan dengan acelaration/percepatan dengan irama yang kontras dan juga merupakan ciri khas di era klasik. Pada birama ke 41 diakhiri oleh half cadence.Bridge Gambar 2.7 BridgeBridge/Jembatan pada gambar diatas tidak menghasilkan modulasi yang efektif yang hanya merupakan pengulangan.Gambar 2.8 TransisiBirama 59-78 merupakan transisi yang dimulai dengan A mayor.Gambar 2.9 Italianate PassageworkDalam gaya khas overture, proses ini melalui beberapa bagian yang termasuk didalamnya yaitu ritme yang tinggi dan mudah diikuti.Gambar 2.10 CodetaBirama 103-121 Merupakan codetta sebagai penutup yang juga merupakan pengembangan dari tema A.Gambar 2.11. DevelopmentPengembangan/Development dengan tonika sebagai Des Mayor.Gambar 2.12 RekapitulasiTema utama muncul lagi pada birama ke 1714. Analisis teknik Grand Solo Op.14Ciri dari musik klasik antara lain adalah beberapa elemen yang kontras, akselerasi, deselerasi, stabilitas dan ketegangan yang ditujukan sebagai dasar dalam memahami setiap frase pada suatu karya. Hubungan tonal dan kontrasnya sebuah ritme adalah kekuatan utama dari suatu karya yang tidak dapat diabaikan. Beberapa perubahan tekstur atau kejutan tonalitas, kepadatan, kriteria warna, fleksibilitas dalam perubahan tempo dan karakter musik pada Grand Solo Op.14 menggambarkan sebuah karya yang cukup sulit untuk dimainkan, karena kecepatan dan kestabilan yang dibutuhkan memerlukan pelatihan yang seimbang pada penjarian tangan kiri dan kanan.D. Sejarah Periode1. RomantikAwal mula munculnya periode Romantik berkisar 1800-1900. Prinsip utama musik instrumental pada jaman romantik adalah: musik dapat menyampaikan emosi yang jelas tanpa menggunakan kata-kata. Musik pada periode romantik, lebih berkesan ekspresif dan personal. Struktural, bentuk dan tonalitas yang dulunya dianggap masuk akal dan baku, di periode ini batasan-batasannya menjadi tidak jelas dan meluas. Contoh nyata perkembangan musik pada periode Romantik ini adalah harmoni yang semakin kaya, perkembangan alat musik yang semakin beragam, banyaknya karya-karya solo untuk instrumen, dan banyaknya karya orkestra dengan komposisi instrumen yang lebih luas dan variatif dibandingkan dengan periode sebelumnya.Komponis periode Romantik yang karyanya dipilih penulis untuk dibawakan dalam resital ini, yaitu: Isaac Albeniz dengan kedua karyanya “Sevilla (Sevillanas) no. 3 aus Suite Espanola dan Cadiz”.Gambar 2.13 Tema bagian AKomposisi ini memiliki gaya bermain Flamenco, menghindari penggunaan rubato yang berlebihan (khususnya pada bagian A). Bagian A dimainkan dalam tempo cepat dan dinamikanya forte. Bagian B dimainkan agak sedikit lambat, dinamika piano dan legato. Penalaan senar kelima dari A diturunkan ke G dan senar keenam dari E diturunkan ke D.5. Kajian Historis dan analisis Struktural CadizCadiz merupakan salah satu bagian karya dari Suite Espanola. Karya ini menrcirikan patriotisme, serta mempertahankan gaya musik Eropa dari penggunaan melodi dan lirik yang rumit. Dengan sukat ¾ allegro ma non toppo. Introduksi dimulai pada birama 1-4. Frase Anteseden terdapat pada birama 5-12 dan frase konsekuen pada birama 13-28. Pengulangan motif triul seperenambelas selalu terdengar dan berulang yang dikontraskan pada tangan kiri. Subordinat terdapat pada birama 29-36 dan diakhiri dengan pengulangan introduksi. Karya ini berstruktur ABA dan menampilkan bentuk pertama Rondo. Tabel 2.7 analisis struktural Cadiz Gambar 2.14.TemaSubjek melodi berada pada suara sopran dan diselingi pola triul yang berulang.Gambar 2.15.TransisiPada birama 29-36 terjadi perpindahan tonalitas ke C Mayor dan dilanjutkan pada birama berikutnya dengan kembali pada tonalitas A mayor dan di akhiri dengan half cadence.Gambar 2.16 Tema BTema B dimulai dengan relatif minor dari tonalitas tema A dan menggunakan motif yang sama. Pada birama ke 57, terjadi pengembangan tema yang dimulai dengan E mayor dan diakhiri oleh Codeta pada birama 68-72.Gambar 2.17 CodaSetelah tema B diakhiri dengan codetta, tema A diulang kembali hingga birama ke 40 dan diakhiri dengan coda.6. Analisis teknik CadizTeknik yang dibutuhkan pada karya ini adalah pelatihan slur tangan kiri, karena motif dan tema pada karya ini selalu berulang dan harus dikontraskan pada penjarian tangan kiri. Melodi, ritme serta dinamika juga menuntut kerja keras penjarian tangan kanan dengan teknik arpeggio, sehingga alur frase tanya dan jawab dapat dibedakanGambar 2.20 Tema CGambar 2.21 Closing section Tema CGambar 2.22 A’Gambar 2.23 Coda