bab ii gametogenesis

24
Pengertian gametogenesis Proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan sel dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa. Proses pembentukan gamet ( sel kelamin ) yang terjadi melalui pembelahan meiosis atau mitosis di dalam kelenjar kelamin ( kelenjar gonad )

Upload: yrosalina93

Post on 02-Jan-2016

77 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gametogenesis

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Gametogenesis

Pengertian gametogenesis• Proses diploid dan haploid yang

mengalami pembelahan sel dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa.

• Proses pembentukan gamet ( sel kelamin ) yang terjadi melalui pembelahan meiosis atau mitosis di dalam kelenjar kelamin ( kelenjar gonad )

Page 2: BAB II Gametogenesis

Macam pembentukan gamet :

A.Spermatogenesis / pembentukan sperma ;

Mrp pembentukan sel kelamin jantan ( sel sperma ) Tempat terjadi di epididimis,tempat menyimpan

sperma sementara di vas diferens di dalam testis terdapat tubulus seminiferus yang

terdiri dari jaringan ikat dan epitel, pd jaringan epitel terdapat sel2 spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi pada spermatozoa

Diatur oleh hormon gonadtropin dan testosteron

Page 3: BAB II Gametogenesis
Page 4: BAB II Gametogenesis
Page 5: BAB II Gametogenesis
Page 6: BAB II Gametogenesis

Proses spermatogenesisdi masa pubertas, spermatogonia

membelah diri secara mitosis , shg menghasilkan lebih banyak spermatogonia

Proses spermatogenesis terjadi setiap hari,terus berlangsung sepanjang hidup

Page 7: BAB II Gametogenesis

Tahapan Pembentukan Sperma:di masa pubertas, spermatogonia membelah diri secara

mitosis , shg menghasilkan lebih banyak spermatogonia, Spermatogonia (46 kromosom diploid, pd manusia)

berkembang menjadi spermatosit primer(46 kromosom)yang mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya, spermatocytogenesis –mitosis (pembelahan salah satu induk yang menghasilkan dua sel anak tanpa mengalami perubahan jumlah kromosom)

Sel2 spermatosit primer, membelah secara meiosis menjadi 2 spermatosit sekunder (msg 23 kromosom haploid )

meiosis I Sel spermatosid sekunder membelah lg secara meiosis mjd

4 spermatid meiosis IIMasing2 spermatid berdiferensi menjadi sel kelamin

dewasa/ masak ( spermatozoa/sperma)

Page 8: BAB II Gametogenesis

Bagian-bagian sperma

Page 9: BAB II Gametogenesis
Page 10: BAB II Gametogenesis

Sperma dewasa terdiri dari 3 bagian :1.Kepala / caput: mengandung nukleus, ujung

kepala mengandung akrosom yang menghasilkan enzim hialuronidase (fs: menembus lapisan-lapisan sel telur pada waktu fertilisasi)

2.Leher / servix : menghubungkan kepala dg badan.

3.Tengah : mengandung mitokondria yang menghasilkan ATP sbg sumber energi untuk pergerakan sperma

4.Ekor : sebagai alat gerak

Page 11: BAB II Gametogenesis

B. Oogenesis/ Sel Telur / OvumMrp pembentukan sel kelamin betinaPembentukan sel telur terjadi setiap bulan atau 28 hr Oogenesis hanya berlangsung hingga wanita

berumur 45 – 50 tahun, masa menopause

Page 12: BAB II Gametogenesis

Pd masa pubertas,, Oosit primer mengadakan pembelahan meiosis I yang

menghasilkan 1 sel oosit sekunder yang besar dan satu sel badan kutub pertama ( polar body primer ) yang lebih kecil

Perbedaan bentuk ini disebabkan sel oosit sekunder mengandung hampir semua sitoplasma dan kuning telur, sdgkn sel badan kutub pertama hanya terdiri dari nucleus ( meiosis I )

Oosit sekunder membelah diri menghasilkan satu sel ootid yang besar dan satu badan kutub kedua ( polar body sekunder ) ( meiosis II )

pada saat yang sama, badan kutub pertama membelah diri menjadi 2 kutub, selanjutnya ootid tumbuh menjadi sel telur ( ovum ) yg punya 23 kromosom haploid

Page 13: BAB II Gametogenesis
Page 14: BAB II Gametogenesis
Page 15: BAB II Gametogenesis

Siklus menstruasiMenstruasi : pendarahan yang terjadi akibat luruhnya

dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah

Page 16: BAB II Gametogenesis
Page 17: BAB II Gametogenesis
Page 18: BAB II Gametogenesis

Fase menstruasiterjadi jika ovum tidak dibuahi sperma,

sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. (berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter).

Page 19: BAB II Gametogenesis

Fase pra-ovulasi/fase poliferasi. Hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan

hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH ( folikel stimulating hormon). FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.

Page 20: BAB II Gametogenesis

Fase ovulasiJika siklus menstruasi seorang perempuan 28

hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (luternizing hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi

Page 21: BAB II Gametogenesis

Fase pasca ovulasiFase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi

berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi berbedabeda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.

Page 22: BAB II Gametogenesis

Siklus reproduksi pd hewan

Page 23: BAB II Gametogenesis

Siklus Estrus pada Mencit : 1. Fase proestrus

Proestrus merupakan periode persiapan yang ditandai dengan pemacuan pertumbuhan folikel oleh FSH sehingga folikel tumbuh dengan cepat. Proestrus berlangsung selama 2-3 hari. Pada fase kandungan air pada uterus meningkat dan mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar-kelenjar endometrial mengalami hipertrofi.

2. Fase estrusEstrus adalah masa keinginan kawin yang ditandai dengan keadaaan tikus tidak tenang, keluar lendir dari dalam vulva, pada fase ini pertumbuhan folikel meningkat dengan cepat, uterus mengalami vaskularisasi dengan maksimal, ovulasi terjadi dengan cepat, dan sel-sel epitelnya mengalami akhir perkembangan/terjadi dengan cepat.

3. Fase metaestrusMetaestrus ditandai dengan terhentinya birahi, ovulasi terjadi dengan pecahnya folikel, rongga folikel secara berangsur-ansur mengecil,dan pengeluaran lendir terhenti. Selain itu terjadi penurunan pada ukuran dan vaskularitas.

4. Fase diestrusDiestrus adalah periode terakhir dari estrus, pada fase ini corpus luteum berkembang dengan sempurna dan efek yang dihasilkan dari progesteron (hormon yang dihasilkan dari corpus luteum) tampak dengan jelas pada dinding uterus serta folikel-folikel kecil dengan korpora lutea pada vagina lebih besar dari ovulasi sebelumnya.

Page 24: BAB II Gametogenesis

Hormon Pengendali Siklus Estrus pada MencitRegulasi pada siklus estrus melibatkan interaksi resiprokal antara hormon reproduksi dari hypothalamus, anterior pituitry, dan sel-sel telur. Interaksi antara uterus dengan sel-sel telur juga penting. PGF2 dari uterus merupakan luteolysin alami yang menyebabkan regresi corpus luteum dan penghentian produksi progesteron.

Progesteron memiliki peranan dominan dalam meregulasi siklus estrus. Selama fase diestrus corpus luteum yang bekerja dengan optimal, konsentrasi progesteron yang tinggi menghambat pelepasan FSH dan LH melalui kontorl umpan balik negatif dari hypothalamus dan anterior pituitary. Progesteron juga menghambat perilaku estrus. Diharapkan pada kondisi kehamilan , konsentrasi progesterone yang tinggi menghambat pelepasan hormon gonadotropin sebaik menghambat perilaku estrus penigkatan kecil pada LH yang terjadi selama fase diestrus merupakan faktor untuk mempertahankan fungsi corpus luteum. Pada pertengahan fase diestrus meningkatkan pertumbuhan folikel dan estrogen, yang dididahului dengan menigkatnya FSH, yang sebenarnya merupakan perubahan kecil jika dibandingkan pada perubahan yang terjadi selama fase estrus. Jika betina tidak mengalami kehamilan selama fase awal estrus, PGF2 akan dilepaskan dari uterus dan dibawa menuju ovary.