bab ii gambaran umum wilayah surakartaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c0511026_bab2.pdf · 16...

14

Click here to load reader

Upload: vuque

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

16

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA

A. Deskripsi Kota Surakarta

1. Letak kota Surakarta

Secara Geografis, Kota Surakarta berada diantara dataran rendah dan

terletak diantara beberapa sungai kecil seperti Kalianyar, Kalipepe, kali Janes

dan Bengawan Solo dengan ketinggian diantara ±92 m di atas permukaan air

laut. Kota Surakarta terletak antara 110º 45' 15' sampai 110º 45' 35' BT serta

antara 7º 36' dan 7º 56' LS. Surakarta merupakan kota yang strategis di Jawa

Tengah yang menunjang kota kota lainnya, seperti Semarang dan Yogyakarta.

Wilayah Surakarta berbatasan langsung dengan daerah-daerah seperti

Kab. Karanganyar dan Kab. Boyolali di sebelah Utara, Kab. Sukoharjo di

sebelah Selatan, Kab. Karanganyar dan Kab. Sukoharjo di sebelah Barat, serta

Kab. Sukoharjo dan Kab. Karanganyar di sebelah Timur. Luas wilayah

Surakarta ialah ± 4,404,05 Ha yang terbagi untuk pemukiman 2674,25 m; jasa

422,60 m; perusahaan 282,12 m; industri 101,42 m; tegalan 99,98 m; sawah

190,87 m; dan sisanya untuk sarana hiburan dan lapangan olah raga.1

Secara administratif wilayah kotamadya Surakarta dibagi menjadi 5

kecamatan, 51 Kelurrahan, 589 RW, dan 2616 RT pada tahun 1980. Dengan

pembagian wilayah sebagai berikut:

1. Badan Pusat Statistik, Surakarta dalam Angka 2000.

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

17

1. Kecamatan Laweyan, yang terbagi atas 11 Kelurahan, yaitu

Karangasem, Jajar, Kerten, Purwosari, Sondakan, Pajang,

Laweyan, Bumi, Penumping, Sriwedari dan Panularan.

2. Kecamatan Serengan, yang terbagi menjadi 7 Kelurahan, yaitu

Joyotakan, Danukusuman, Tipes, Kratonan, Jayengan, Kemlayan,

dan Serengan.

3. Kecamatan Pasar Kliwon, yang terbagi menjadi 9 Kelurahan, yaitu

Kampung Baru, Kauman, Kedung lumbu, Sangkrah, Joyosuran,

Semanggi, Pasar Kliwon dan Baluwarti.

4. Kecamatan Jebres yang terbagi atas 11 Kelurahan, yaitu

Mojosongo, Jebres, Jagalan, Pucang sawit, Kepatihan kulon,

Kepatihan wetan, Tegalharjo, Sudiroprajan, Gandekan, Sewu dan

Purwodinigratan.

5. Kecamatan Banjarsari yang terbagi atas 13 Kelurahan, yaitu

Kadipiro, Nusukan, Gilingan, Stabelan, Kestalan, Keprabon,

Timuran, Ketelan, Punggawan, Mangkubumen, Manahan, Sumber

dan Banyuanyar.

2. Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian

Kepadatan Penduduk di Pulau Jawa cukup tinggi, karena sebagian

besar penduduk Indonesia bermukim di Jawa, terutama di daerah

pedesaan. Berdasarkan data penduduk tahun 2000, kota Surakarta

mengalami pertumbuhan penduduk rata-rata 0,62% yang berarti kepadatan

penduduk sebesar 4908 jiwa per km2. Berikut adalah tabel jumlah

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

18

penduduk, luas wilayah, dan tingkat kepadatan penduduk di Surakarta

pada tahun 2000.

Tabel 1

Jumlah Penduduk, Luas Wilayah,

dan Tingkat Kepadatan Penduduk di Surakarta Tahun 1980

Kecamatan Jumlah

Penduduk

Luas Wilayah (Km2) Tingkat

Kepadatan

Laweyan

Serengan

Pasar Kliwon

Jebres

Banjarsari

88.436

43.786

66.202

117.064

143.769

8,638

3,194

4,815

12,582

14,811

10,201

17,344

15,470

8,667

8,867

Jumlah 459.257 44,040 10,327

Sumber: Surakarta Dalam Angka 2000.

Tabel 2

Jumlah Penduduk, Luas Wilayah,

dan Tingkat Kepadatan Penduduk di Surakarta Tahun 2000

Kecamatan Jumlah

Penduduk

Luas Wilayah (Km2) Tingkat

Kepadatan

Laweyan

Serengan

Pasar Kliwon

Jebres

Banjarsari

106.436

61.786

84.536

135.764

161.769

8,638

3,194

4,815

12,582

14,811

12,201

19,344

17,470

10,667

10,867

Jumlah 550.251 44,040 12,408

Sumber: Surakarta Dalam Angka 2000.

Kepadatan Penduduk yang paling tinggi ada di Kecamatan Serengan dengan

luas wilayah yang paling kecil, apabila dibandingkan dengan Kecamatan Kecamatan

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

19

lainnya di Surakarta. Banjarsari merupakan Kecamatan yang memiliki wilayah paling

luas di Surakarta, tingkat kepadatannya relatif lebih rendah walaupun jumlah

penduduknya paling banyak.

Tabel 3

Jumlah penduduk Kota Surakarta tahun 1980-2000

Tahun Jumlah Penduduk

1980

1985

1990

1995

2000

459.257

502.156

516.967

533.628

550.251

Sumber: Surakarta Dalam Angka 2000.

Kenaikan jumlah penduduk di Surakarta dari Tahun 1980 sampai tahun 2000

sebesar 19.82%. Selain karena faktor alami yaitu perbandingan antara jumlah

kelahiran dan jumlah kematian, faktor urbanisasi telah mempengaruhi tingkat

kepadatan penduduk di Surakarta. Fenomena ini sering dijumpai di kota-kota yang

menjadi pusat perekonomian masyarakat, baik yang ada di dalam kota maupun dari

wilayah sekitarnya. Masyarakat pendatang di kota Surakarta sebagian besar berasal

dari wilayah-wilayah pendukungnya, seperti Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Sragen,

maupun Karanganyar. Masyarakat saling berinteraksi karena kepentingan-

kepentingan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik.

Mata pencaharian penduduk Surakarta bervariasi jenisnya. Sebagian besar

bekerja sebagai buruh industri maupun buruh bangunan, sedangkan pekerjaan sebagai

petani dan buruh tani hanya sebagian kecil saja karena wilayah Surakarta bukanlah

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

20

daerah agraris melainkan daerah industri. Berikut ini adalah tabel mengenai mata

pencaharian penduduk kota Surakarta tahun 2000.

Tabel 4

Mata Pencaharian Penduduk Kota Surakarta Tahun 2000

Mata Pencaharian Jumlah Penduduk

Petani

Buruh tani

Nelayan

Pengusaha

Buruh industri

Buruh bangunan

Pedagang

Pengangkutan

PNS/ABRI

Pensiunan

Dll

350

394

-

6.679

64.571

60.764

22.079

15.858

24.654

16.235

164.548

Sumber: Surakarta Dalam Angka 2000.

B. Sarana dan Prasarana Transportasi

1. Sarana Transportasi

Sarana Transportasi memiliki fungsi untuk mempercepat laju

perkembangan ekonomi dan menambah dinamika masyarakat, masyarakat

kota tentu sangat membutuhkan dalam berinteraksi.2 Kebutuhan akan

pelayanan transportasi bersifat sangat kualitatif dan mempunyai cara yang

berbeda-beda sebagai fungsi dari waktu, tujuan, perjalanan, frekuensi, jenis

kargo (muatan) yang diangkut, dan lain-lain. Hal ini tidak dapat dipungkiri

2. Sarana Transportasi: alat pengangkutan yang merupakan hasil produksi

dalam bentuk jasa yang merupakan kegiatan untuk memindahkan barang maupun

orang dari satu tempat ke tempat asal ke tempat tujuan. Lihat M.D. Sutrisno.1985.

Manajemen Pengangkutan. Bandung: Alumni, hlm 5.

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

21

mengingat kota merupakan tempat bermukim warga kota, tempat bekerja,

tempat hidup dan tempat berekreasi.3 Jangkauan pelayanan di bidang

transportasi diperluas merupakan realisasi dari pemerintah di bidang

perhubungan karena tidak hanya mempermudah interaksi masyarakat dalam

kota, sarana trasnportasi akan mempermudah mobilitas penduduk dari daerah

pinggiran dengan kota induk.

Pengangkutan orang dengan kendaraan umum dilakukan dengan

menggunakan mobil bus atau dengan mobil penumpang. Adapun pelayanan

dengan kendaraan umum di kota Surakarta adalah sebagai berikut:

a. Kendaraan umum dalam trayek teratur

Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek

tetap dan teratur, dilakukan dalam jaringan trayek. Berikut adalah

trayek yang berlaku di wilayah kota Surakarta:

1) Angkutan kota.

Berkembangnya pemukiman di wilayah pinggiran kota

Surakarta lengkap dengan jalan-jalan baru telah meningkatkan

kebutuhan angkutan umum khususnya angkuta yang melayani

jalur-jalur samping kota.4

2) Bus kota.

3. N. Daldjoeni, Geografi Kota dan Desa, (Bandung:Alumni, 1998), hlm 42.

4 . Angkutan umum, setiap kendaraan yang biasanya disediakan untuk

dipergunakan oleh umum dengan pembayaran sebagai imbalannya. Lihat Undang-

Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya No.3 tahun 1965, pasal 1.

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

22

Lalu lintas dan angkutan kota merupakan suatu unsur yang

sangat penting dan mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam

pembentukan lingkungan kota yang produktif sekaligus merupakan

suatu aspek dari suatu kehidupan kota.5

Selain angkuta, bus kota merupakan salah satu angkutan umum

yang biasa dan sering digunakan oleh warga kota Surakarta untuk

menunjang kegiatan mereka sehari-hari. Bagaimanapun, kapan

pun, dan dimana pun juga, pengangkutan memberi kegunaan

dalam bentuk dan waktu. Dimana barang yang dibutuhkan

konsumen senantiasa harus tersedia pada waktu dan tempat yang

dimaksud oleh konsumen tersebut.

b. Kendaraan umum tidak dalam trayek

Pengangkutan orang dengan kendaraan umum tidak dalam trayek

di kota Surakarta, meliputi sebagai berikut:

1) Taksi.

Sarana transportasi alternatif lain adalah taksi. Taksi

merupakan sarana transportasi mewah yang mengutamakan

kenyamanan dan ketepatan waktu bagi penggunanya, dan apabila

diperlukan calon penumpang dapat menghubungi dengan

menggunakan sarana telepon untuk memanggil melalui operator

taksi.

5. Departemen Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Darat No.

006/LLAJR/152/1982/tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kota.

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

23

2) Becak.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang

memiliki ciri transportasi yang bersifat dualistik, selain alat

transportasi modern beroperasi pula alat transportasi tradisional

baik di kota maupun pedesaan. Becak adalah alat transportasi

tradisional yang masih digemari dan popular di seluruh kota di

Indonesia termasuk kota Surakarta, menurut Sartono Kartodirdjo,

ada 3 hal yang menjadikan becak sangat popular di kalangan

masyarakat, yaitu:6

a) Becak melayani penumpang atau pengguna dari pintu ke

pintu, dapat memuat 2 atau 3 orang atau jenis muatan lainnya.

b) Bentuknya sederhana dan menggunakannya mudah.

c) Untuk mengemudi becak tidak perlu mempunyai

ketrampilan khusus.

3) Ojek.

Sarana transportasi jarak dekat selain becak adalah ojek. Salah

satu jenis angkutan informal, yang melayani rute menurut

kesepakatan penumpang pada kawasan strategis baik di dalam

maupun di pinggiran kota.7 Ojek banyak ditemui di daerah-daerah

menuju perkampungan ataupun perumahan-perumahan tempat

6. Sartono Kartodirdjo, The Pedicab in Yogyakarta: A Study of Low Cost

Transportation and Poverty Problem, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

1978), hlm 1-2. 7. Yulia Listyaningsih, Transpotasi Bus Kota di Surakarta Tahun 1980-2000,

(Surakarta: FSSR UNS, 2003), hlm 27.

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

24

mangkal para tukang ojek biasanya di tempat penurunan

penumpang dari angkutan formal, yang mengambil tempat di

trotoar atau pun di lahan kosong yang dipangkal untuk berteduh.8

2. Prasarana Transportasi

Selain mengembangkan sarana transportasi, pemerintah kota juga

membangun berbagai prasarana transportasi sebagai penunjang transportasi

angkutan kota untuk kelancaran di berbagai bidang dan keperluan lain, yang

membutuhkan waktu yang lebih cepat.

a. Jalan

Jalan adalah suatu kebutuhan yang paling esensial dalam transportasi.

Jalan disediakan sebagai basis alat angkutan untuk bergerak dari suatu tempat

ke tempat tujuannya sehingga jalan merupakan suatu kebutuhan yang paling

esensial dalam transportasi dan tanpa adanya jalan tidak akan mungkin

disediakan jasa transpor.9 Jaringan jalan raya pertama dibangun pada jaman

kerajaan Mataram oleh Sultan Agung, kemudian pada tahun 1811, Daendles

membuka jalan raya dari Banten sampai Banyuwangi (Anyer-Panarukan).10

Secara umum, jalan dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan

penting menurut fungsinya, yaitu

8. Jefta Leibo, Pelayanan Angkutan Ojek Bagi Masyarakat Pinggiran Kota

Yogyakarta, (Surakarta: FISIP UNS, 2000), hlm 13. 9. Rustian Kamaluddin, Ekonomi Transportasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

1987), hlm 19. 10

. Kristiani, Manajemen Transportasi. (Surakarta: UNS Press, 2005), hlm 34.

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

25

1) Jalan utama, yaitu jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi

antara kota-kota yang penting dan melayani lalu lintas yang cepat

dan berat.

2) Jalan Sekunder, yaitu jalan raya yang melayani lalu lintas yang

cukup tinggi antara kota-kota penting dan kota yang lebih kecil di

sekitarnya.

3) Jalan Penghubung, yaitu jalan-jalan untuk keperluan aktifitas

daerah dan jalan yang menghubungkan antara jalan dari golongan

yang sama dan golongan berlainan.

Jenis-jenis jalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Jalan Negara, yaitu jalan yang merupakan jalan umum yang dibina

dan dibiayai pemeliharaannya oleh pemerintah pusat.

2) Jalan Propinsi, adalah jalan umum yang dibina dan dibiayai

pemeliharaannya oleh Pemerintah Daerah Tingkat I (Propinsi).

3) Jalan Kabupaten/Kotamadya, merupakan jalan umum yang dibina

dan dibiayai pemeliharaannya oleh Pemerintah Daerah Tingkat II

(Kabupaten/Kotamadya).

4) Jalan Desa, adalah jalan umum yang dibina dan dibiayai

pemeliharaannnya oleh pemerintah desa.11

Di samping berbagai jenis jalan tersebut juga terdapat jalan khusus,

yaitu jalan yang dibina atau dibiayai pemeliharaannya oleh organisasi/badan

hukum tertentu karena berhubungan dengan kegiatannya memerlukan jalan

11

. Ibid, hlm 36.

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

26

khusus, di luar jalan umum seperti jalan perkebunan, jalan kehutanan, jalan

kompleks, dan sebagainya.

Di Indonesia terdapat pengklasifikasian jalan yang didasarkan pada

kriteria tekanan gandar atau sumbu kendaraan, yaitu jalan kelas I dapat

menahan tekanan sumbu 7 ton, kelas II yaitu 5 ton, kelas III yaitu 3,5 ton.

Apabila didasarkan pada daerah lokasinya, jalan dapat diklasifikasikan atas

jalan desa dan jalan kota. Sedangkan di Indonesia diklasifikasikan atas jalan

negara, jalan propinsi, jalan kabupaten, dan jalan desa. Biasanya

pengklasifikasian jalan ini didasarkan atas tanggung jawab dalam pembuatan,

pemeliharaan, dan pengelolaanya.12

Tabel 5

Kelas Jalan di Surakarta

Status Jalan Kelas Jalan Panjang Jalan

(Km2)

Jalan

Kabupaten/Kotamadya

Jalan Propinsi

Jalan Negara

I

II

III

IIIA

IV

V

Tidak terperinci

I

I

14,000

50,750

86,980

-

40,570

384,310

411,370

3,140

13,250

Sumber: Surakarta Dalam Angka 2000.

12

. Ibid, hlm 53.

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

27

b. Terminal

Prasarana transportasi yang salah satunya menjadi unsur terpenting

dalam hal pengadaan transportasi adalah terminal. Muchtaruddin Siregar

menjelaskan bahwa terminal adalah sebagai tempat untuk memberikan

pelayanan kepada penumpang dalam perjalanan, barang dalam pengiriman

dan kendaraan sebelum dan sesudah melakukan operasinya. Terminal

dibangun di tempat asal, di tempat tujuan dan diantara tempat asal dan

tujuan.13

Terdapat dua jenis terminal angkutan umum di Surakarta, yaitu

terminal induk dan sub terminal.14

1) Terminal Induk

Terminal induk yang ada di Surakarta adalah Terminal Tirtonadi.

Tirtonadi mulai digunakan sejak tahun 1975. Saat itu di Timur taman

Tirtonadi merupakan pemukiman penduduk dan sebuah lapangan. Lokasi

tersebut dijadikan terminal bus menggantikan terminal bus Harjodaksino yang

kondisinya sudah tidak memungkinkan dikembangkan lagi. Pemilihan lahan

di tempat itu dikarenakan dekat dengan jalan antar provinsi Solo bagian Utara.

Terminal ini tidak mempunyai pangkalan khusus untuk angkutan perkotaan

dan hanya berfungsi sebagai pangkalan bus-bus antar kota baik dengan tujuan

13

. Muchtaruddin Siregar, Beberapa Masalah Ekonomi dan Manajemen

Pengangkutan, (Jakarta: Lembaga Penerbitan UI, 1990), hlm 6. 14

. DLLAJ Kota Surakarta.

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

28

akhir Solo maupun yang hanya transit saja. Angkutan perkotaan seperti

angkuta, bus kota, dan taksi mempunyai pangkalan di luar terminal tepatnya

di sekililing terminal. Rencananya lokasi terminal akan dipindahkan ke daerah

utara kota Surakarta mengingat telah dibukanya jalur ring road utara yang

menghubungkan kota Surakarta dengan jalan propinsi di Kabupaten

Karanganyar.

2) Sub Terminal

Sub terminal berfungsi untuk melengkapi keberadaan terminal induk.

Sub terminal merupakan aset yang mampu menarik Pendapatan Asli Daerah

(PAD) karena digunakan untuk tempat pemberhentian angkuta dan bus kota.

Di kota Surakarta terdapat lima sub terminal yaitu di Jongke, Gading, Kerten,

Kadipiro, dan Jurug.15

Kondisi kelima sub terminal tersebut kini sangat

memprihatinkan. Sub terminal Jongke dan Gading sekarang berubah menjadi

pasar, sub terminal Jurug sudah tidak berfungsi, sub terminal Kadipiro sudah

rusak dan sub terminal Kerten sekarang beralih fungsi menjadi Tempat

Penarikan Retribusi (TPR) Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Disfungsi

dari sub terminal tersebut tentunya juga mempengaruhi Pendapatan Asli

15

. Suara Merdeka. “Sub Terminal Jadi Pasar”. Tanggal 13 Oktober 2001.

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTAabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0511026_bab2.pdf · 16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta

29

Daerah (PAD) dari retribusi yang masuk serta dalam hal pemenuhan sarana

dan prasarana transportasi kota Surakarta.16

16

. Terminal dan sub terminal termasuk dalam empat unsur penting

transportasi selain kendaraan/alat angkutan, tenaga penggerak dan jalan. Lihat:

Kristiani. 2005. Manajemen Transportasi. Surakarta: UNS Press, hlm 1.