bab ii gambaran umum perusahaan manufaktur yang …eprints.undip.ac.id/75445/3/bab_ii.pdfkonsisten...
TRANSCRIPT
44
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) 2012-2016
2.1 Bursa Efek Indonesia (BEI)
Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan
dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang telah terdaftar di bursa.
Bursa efek bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama bagi
permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah. Secara historis, pasar modal
telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir
sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal
ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagimana mestinya.
45
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Sejarah
singkat, perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut :
a. Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerinta Hindia Belanda.
b. Tahun 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.
c. Tahun 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Burs
efek di Semarang dan Surabaya.
d. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang
di tutup.
e. Tahun 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta di tutup kembali selama Perang Dunia
II.
f. Tahun 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda, Bursa Efek semakin
tidak aktif.
g. Tahun 1956 – 1977 : Perdagangan di Burs Efek vakum.
h. Tanggal 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan
Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal
46
ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong
sebagai emiten pertama.
i. Tahun 1977 – 1987 : Perdangan di Burs Feel sangat lesu. Jumlah emiten hingga
1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih
instrument perbankan dibadingkan dengan instrument pasar
modal.
j. Tahun 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memeberikan kemudahan bagi perusahaan untuk
melakukan Penawaran Umum dan investor yang
menanamkan modal di Indonesia.
k. Tahun 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal
diluncurkan, pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas
bursa terlihat meingkat.
l. Tanggal 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),
sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
m. Pada Desember 1988 : Pemerinta mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES
88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go
public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi
pertumbuhan pasar modal.
47
n. Tanggal 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Burs Efek
Surabaya.
o. Tanggal 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai
HUT BEJ.
p. Tanggal 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi Perdagangan BEJ dilaksanakan dengan
system computer JATS (Jakarta Automated Trading
Systems).
q. Tanggal 10 Novermber 1995 : Pemerintah mengeluarkan UU No. 8 Tahun `1995
tentang Pasar Modal. UU ini mulai diberlakukan mulai
Januari 1996.
r. Tahun 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Burs Efek Surabaya.
s. Tahun 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
t. Tahun 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan system perdagangan jarak jauh (remote
trading).
48
u. Tahun 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI).
v. Tanggal 2 Maret 2009 : Peluncuran Perdana System Perdagangan Baru PT Bursa
Efek Indonesia: JATS-NextG.
2.1.1 Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia
Visi
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
Misi
Membangun bursa efek yang mudah diakses dan memfasilitasi mobilisasi
dana jangka panjang. untuk seluruh lini industri dan semua segala bisnis
perusahaan. Tidak hanya di Jakarta tapi di seluruh Indonesia. Tidak hanya
bagi institusi, tapi juga bagi individu yang memenuhi kualifikasi
mendapatkan pemerataan melalui pemilikan. Serta meningkatkan reputasi
Bursa Efek Indonesia, melalui pemberian layanan yang berkualitas dan
konsisten kepada seluruh stekeholders perusahaan.
2.2 Profil Perusahaan
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016. Selama periode tersebut,
jumlah populasi adalah sebanyak 151 perusahaan dari 19 subsektor perusahaan
49
manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia, namun perusahaan yang memenuhi
criteria dalam penelitian adalah 17 perusahaan. Berikut daftar perusahaan yang
digunakan sebagai sampel penelitian:
Tabel 2. 1
Daftar Perusahaan Sampel
NO Kode
Perusahaan
Nama Perusahaan Tanggal IPO
1 ASII PT Astra International Tbk 04 April 1990
2 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 15 Juni 1998
3 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 18 Maret 1991
4 EKAD PT Ekadharma International Tbk 14 Agustus 1990
5 GGRM PT Gudang Garam Tbk 27 Agustus 1990
6 HMSP PT HM Sampoerna Tbk 15 Agustus 1990
7 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 05 Desember 1989
8 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 14 Juli 1994
9 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 23 September 1993
10 MERK PT Merck Tbk 23 Juli 1981
11 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 17 Juni 1994
12 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 03 April 1990
13 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 09 September 1996
14 BATA PT Sepatu Bata Tbk 24 Maret 1982
15 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 30 Oktober 1990
16 TRIS PT Trisula International Tbk 28 Juni 2012
17 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 11 Januari 1982
50
2.2.1 PT Astra International Tbk (ASII)
PT Astra Intetnational Tbk di dirikan di Jakarta pada tanggal 20 Februari 1957
sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra Internationa Inc.
pada tahun 1990 , dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk,
dalam rangka Penawaran umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat..
Kantor pusat Astra terletak di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta,
Indonesia.
Pada tahun 1990, ASII memperoleh Pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ASII (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 30.000.000 saham dengan nominal Rp 1.000,- per saham, dengan Harga
Penawaran Perdana Rp 14.850,- per saham. Perseroan mulai mencatatkan sahamnya
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4 April 1990. Pemegang saham terbesar Astra
International Tbk adalah Jardine Cycle & Carriage Ltd sebesar 50.11%, perusahaan
yang didirikan di Singapura. Jardine Cycle & Carriage Ltd merupakan entitas anak
dari Jardine Matheson Holdings Ltd, perusahaan yang didirikan di Bermuda.
ASII bergerak di bidang otomotif, jasa keuangan, alat berat, konstruksi,
pertambangan, energy, agribisnis, infrastruktur dan logistik, teknologi informasi, dan
properti. Dalam industri otomotif, bisnis inti Astra International, perusahaan ini
menguasai pangsa pasar domestik antara 50 dan 60 persen. Melalui badan hukum
yang dikendalikan bersama (jointly-controlled entity)dengan Toyota Motor
Corporation, Astra memegang hak eksklusif untuk menjual kendaraan Toyota di
pasar Indonesia. Merek Toyota ini menjadi pemimpin dominan di pasar mobil grosir
51
di Indonesia. Astra juga bekerjasama dengan Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel,
Peugeot, BMW, dan sepeda motor Honda.
Astra menawarkan layanan konsultasi untuk pembelian mobil baru, serta
asuransi dan layanan pembiayaan untuk mendukung penjualan otomotif, sepeda
motor dan alat berat. Untuk pertambangan, perkebunan, konstruksi dan kehutanan,
Astra menjual alat berat, suku cadang terkait dan memberikan layanan purna jual.
Sektor lain yang mulai digeluti Astra melalui anak perusahaannya
adalah pertambangan batu bara, agribisnis (minyak sawit), teknologi informasi,
infrastruktur (jalan tol, penyediaan air di Jakarta dan terminal penimbunan minyak di
Gresik), serta layanan solusi TI.
2.2.2 PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)
PT Astra Otoparts Tbk adalah perusahaan komponen otomotif terkemuka
Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan suku cadang kendaraan
bermotor baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Sejarah Astra Otoparts
bermula dari didirikannya PT Alfa Delta Motor pada tahun 1976, yang bergerak di
perdagangan otomotif, perakitan mesin dan konstruksi. Pada tahun 1997 berganti
menjadi PT Astra Otoparts. Kantor pusat terletak di Jalan Raya Pegangsaan Dua
Km. 2,2, Kelapa Gading, Jakarta, Indonesia, dan pabrik berlokasi di Jakarta dan
Bogor.
Pada tanggal 29 Mei 1998, AUTO memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham AUTO (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 75.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500,- per
52
saham dan harga perdana sebesar Rp 575,- per saham. Pada tanggal 15 Juni 1998,
mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pemegang saham terbesar PT
Astra Otoparts Tbk adalah Astra International Tbk sebesar 80.00% dan 20.00% oleh
public.
Produk-produk suku cadang unggulan Astra Otoparts, antara lain Aki untuk
kendaraan roda dua dan roda empat (merek GS, Incoe, dan Aspira), ban untuk
kendaraan roda dua dan truk (Aspira dan Aspira Premio), suku cadang kendaraan
roda dua dan roda empat (Aspira, Federal, KYB, dan TDW) dan pelumas untuk
kendaraan roda empat dan industri (Shell Helix Astra dan HEO (Heavy Equipment
Oil).
AUTO bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan bermotor, baik
lokal maupun ekspor, dan manufaktur dalam bidang industri logam, plastik dan suku
cadang kendaraan bermotor. Suku cadang kendaraan bermotor produk AUTO
diserap pasar segmen pabrikan otomotif atau Original Equipment for Manufacturer
(OEM) dan segmen pasar suku cadang pengganti atau Replacement Market (REM).
Pelanggan AUTO di segmen OEM diantaranya adalah Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD
Trucks, Mitsubishi, Suzuki, Honda, Yamaha, Kawasaki, dan Hino. Sedangkan di
segmen REM, produk AUTO sudah didistribusikan ke seluruh pelosok nusantara,
melalui 68 main dealers dan 12.000 toko-toko spare parts.
2.2.3 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk adalah perusahaan berbasis agribisnis di
Indonesia. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk didirikan di Indonesia dengan nama
53
PT Charoen Pokphand Indonesia Animal Feedmill Co. Limited. Kantor pusat
terletak di Jl. Ancol VIII/1, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta
Utara, Indonesia.
Perseroan mulai mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 18 Maret 1991. Dengan penawaran umum perdana sebanyak 2.500.000
saham dengan nilai nominal Rp 1000 per saham. Induk usaha Pokphand adalah PT
Central Agromina dan sebagai pemegang saham terbesar Pokphand sebesar 55.53%
dan 44.47% oleh public.
Kegiatan utama yaitu industri makanan ternak, pembibitan dan budidaya ayam
ras serta pengolahannya, industri pengolahan makanan, pengawetan daging ayam
dan sapi, termasuk unit-unit cold storage. Selain itu, menjual makanan ternak, olahan
maknan, daging ayam dan sapi, bahan-bahan asal hewan di wilayah Republik
Indonesia, maupun ke luar negeri.
Produk utama perseroan yaitu pakan ternak berupa concentrate (konsentrat),
mash (tepung), pellet (butiran) atau crumble (butiran halus). Produk pakan ternak ini
diproduksi oleh 7 fasilitas produksi perseroan dan anak perusahaan yang berada di
Medan, Bandar Lampung, Tangerang, Semarang, Sidoarjo (2 unit), dan Makassar.
Ada pula Day Old Chicks (DOC) atau anak ayam usia sehari komersial. DOC
Perseroan diproduksi oleh oleh beberapa fasilitas pembibitan milik anak perusahaan
Perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Fasilitas pembibitan tersebut terletak di Sumatera Utara, Riau, Sumatera
Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
54
Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Papua. Produk
makanan olahan perseroan yang di produksi oleh beberapa pengolahan daging ayam
milik perseroan yang terletak di Cikande (Banten), Salatiga (Jawa Tengah), Medan
(Sumatra Utara), Sidoarjo (Jawa Timur), dan Mojokerto (Jawa Timur). Brand dari
produk olahan makanan ini meliputi Golden Fiesta, Fiesta, Champ, dan Okey.
2.2.4 PT Ekadharma International Tbk (EKAD)
PT Ekadharma International Tbk sebagai perusahaan publik yang bergerak
dalam bidang manufaktur berbagai macam Pita Perekat. Perusahaan ini didirikan
pada tahun 1981 dengan nama PT Ekadharma Widya Grafika, kemudian mengalami
beberapa perubahan nama yang pada akhirnya menjadi PT Ekadharma International
Tbk. Sejak tahun 1983, Perusahaan telah mulai mengembangkan bisnis di dunia
industri pita perekat untuk memenuhi permintaan pasar Indonesia. Kantor pusat
terletak di Galeri Niaga Mediterania 2 Blok L8 F-G, Pantai Indah Kapuk, Jakarta
Utara. Sedangkan pabrik berlokasi di Kawasan Industri Pasar Kemis Blok C-1,
Tangerang.
Pada tanggal 21 Juni 1990, EKAD memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham EKAD (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 1.000.000 dengan nilai nominal Rp 1.000,- per saham
dengan harga penawaran Rp 6.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Agustus 1990. Pemegang saham
55
utama EKAD yaitu PT Ekadharma Inti Perkasa dengan kepemilikan saham sebesar
75.45%. Sedangkan 24.55% dimiliki oleh masyarakat (public).
Seiring dengan pertumbuhan dan permintaan pasar Indonesia yang cepat sejak
tahun 1991, perusahaan telah mulai membuka cabang dan fasilitas pendukung
lainnya yang hingga kini memiliki 30 cabang di seluruh Indonesia. Produk utama
EKAD adalah pita perekat dan wrapping oil dengan merk Daimaru . Saat ini EKAD
telah menjadi salah satu produsen sekaligus pemimpin pasar tape terdepan di pasar
Indonesia. Daimaru merupakan brand unggulan Ekadharma yang telah terbukti akan
kualitas sekaligus popularitasnya di Indonesia dengan masuknya brand tersebut ke
dalam daftar TOP BRAND maupun SUPERBRANDS.
2.2.5 PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
PT Gudang Garam Tbk adalah salah satu industry rokok terkemuka di
Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur. Hingga
kini, Gudang Garam telah dikenal luas baik di dalam negeri maupun mancanegara
sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Kantor pusat Gudang Garam
beralamat di Jl. Semampir II / 1, Kediri, Jawa Timur, serta memiliki pabrik yang
berlokasi di Kediri, Gempol, Solo-Kartasura, Karanganyar dan Sumenep. Selain itu,
GGRM juga memiliki kantor perwakilan di Jl. Jenderal A. Yani 79, Jakarta dan Jl.
Pengenal 7 – 15, Surabaya – Jawa Timur.
Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM memperoleh izin Menteri Keuangan untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GGRM (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 57.807.800 dengan nilai nominal Rp 1.000,- per saham dengan harga
56
penawaran Rp 10.250,- per saham. Perusahaan mulai mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 27 Agustus 1990. Pemegang saham terbesar
GGRM adalah PT Suryaduta Investama sebesar 69.29%, PT Suryamitra Kusuma
sebesar 6.26%, dan public 31.45%. PT Suryaduta Investama merupakan induk usaha
dan induk usaha terakhir GGRM.
Produk dari GGRM meliputi sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek
linting-tangan (SKT), dan sigaret kretek linting-mesin (SKM). Dengan merek rokok
antara lain Klobot, Sriwedari, Djaja, Gudang Garam, Gudang Garam Merah, Gudang
Garam Gold, Surya, Surya Pro Mild dan GG Mild.
2.2.6 PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)
PT HM Sampoerna Tbk merupakan salah satu perusahaan rokok terkemuka di
Indonesia yang didirikan pada tanggal 27 Marey 1905. HMSP adalah anak
perusahaan dari PT Philip Morris Indonesia (PMID) dan afiliasi dari Philip Morris
International Inc., perusahaan rokok tembakau international terkemuka di dunia.
Kantor pusat terletak di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya.
Pada tahun 1990, HMSP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham HMSP (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 27.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan
harga penawaran Rp12.600,- per saham. Perusahaan mulai mencatatkan sahamya
pada tanggal 15 Agustus 1990 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemegang saham
mayoritas HMSP dimiliki oleh induk perusahaannya yakni Philip Morris
International Inc., sebesar 92.50%.
57
HMSP memproduksi, memasarkan, dan mendistribusikan rokok di Indonesia,
meliputi Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Untuk
pabrik SKT ada dua unit yakni berada di Pasuruan dan Karawang. Sedangkan pabrik
SKM ada lima unit yakni tiga di Surabaya, satu di Malang, dan satu di Probolinggo.
Merek-merek rokok HMSP yang diproduksi antara lain Dji Sam Soe, A Mild,
Sampoerna Kretek, dan U Mild. Selain itu, HMSP juga mendistribusikan produk
milik PT Philip Morris Indonesia (PMID) yakni Marlboro.
2.2.7 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan produsen semen terbesar
kedua di Indonesia. Indocement telah menjadi produsen semen terkemuka dan
berkualitas di Indonesia sejak tahun 1975. Pada 1989, PT Indocement Tunggal
Prakarsa melakukan Penawaran Umum Saham Perdana dan menjadi perusahaan
publik serta menyesuaikan namanya menjadi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Perseroan pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan kode “INTP” pada 5 Desember 1989. Kantor pusat Perseroan berlokasi di
Wisma Indocement, lantai 13, Jl. Jenderal Sudirman, Kav. 70-71, Jakarta Selatan.
Indocement memiliki 12 pabrik, 9 diantaranya berada di Citeureup, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Dua berada di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dan satu di
Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Kegiatan utama meliputi manufaktur semen
dan bahan bangunan, penambangan, konstruksi, dan perdagangan.
Produk utama Indocement adalah semen tipe Ordinary Portland Cement
(OPC) dan Pozzolan Portland Cement (PPC) yang kemudian digantikan oleh
58
Portland Composite Cement (PCC) sejak tahun 2005. Indocement juga
memproduksi semen jenis lain seperti Portland Cement Type I, type II, type V, serta
Oil Well Cement. Indocement merupakan satu-satunya produsen Semen Putih (White
Cement) di Indonesia. Selain memproduksi semen, Indocement juga memproduksi
beton siap-pakai, serta mengelola tambang agregat.
Pemegang saham utama dan pengendali Indocement adalah Birchwood Omnia
Ltd., yang merupakan entitas anak HeidelbergCement AG, berkedudukan di
Maidenhead, Inggris. Birchwood Omnia Ltd., memiliki 1.877.480.863 lembar saham
dengan nilai nominal Rp 938.740.431.500 di Indocement atau 51.00% dari total
saham yang sudah dikeluarkan Perseroan. Para pemegang saham lainnya adalah
masyarakat dengan jumlah persentase saham sebesar 49.00%.
HeidelbergCement AG berbasis di Jerman yang merupakan salah satu
perusahaan manufaktur bahan bangunan terintegerasi terbesar di dunia dan pemain
terkemuka di pasar agregat, semen dan beton siap-pakai., dan aktivitas hilir lainnya
yang menjadikan Perusahaan mempekerjakan sekitar 62.000 orang pegawai yang
tersebar di 3.000 lokasi di lebih dari 60 negara.
2.2.8 PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah perusahaan manufaktur yang
bergerak dibidang pengelolaan makanan dan minuman. Perusahaan ini didirikan
dengan nama PT Panganjaya Intikusuma pada tanggal 14 Agustus 1990, kemudian
pada tanggal 5 Februari 1994 berubah menjadi PT Indofoof Sukses Makmur. Kantor
pusat berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 21, Jl. Jend. Sudirman
59
Kav. 76 – 78, Jakarta, Indonesia. Sedangkan pabrik dan perkebunan INDF dan anak
usaha berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
dan Malaysia.
Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDF (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal Rp 1.000,- per saham dengan harga
penawaran Rp 6.200,- per saham. Perusahaan mulai mencatatkan sahamnya di Bursa
Efek Indonesia pada tanggal 14 Juli 1994. Pemegang saham terbesar PT Indofood
Sukses Makmur Tbk yaitu induk usaha CAB Holding Limited sebesar 50.07%,
sedangkan induk usaha terakhir dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah First
Pacific Company Limited (FP), Hong Kong.
Indofood telah memiliki produk-produk dengan merek yang telah dikenal
masyarakat, antara lain mi instan (Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop
Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam), dairy (Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi, Indomilk
Champ, Calci Skim, Orchid Butter dan Indoeskrim), makan ringan (Chitato, Lays,
Qtela, Cheetos dan JetZ), penyedap makan (Indofood, Piring Lombok, Indofood
Racik dan Maggi), nutrisi & makanan khusus (Promina, SUN, Govit dan Provita),
minuman (Ichi Ocha, Tekita, Caféla, Club, 7Up, Tropicana Twister, Fruitamin, dan
Indofood Freiss), tepung terigu & pasta (Cakra Kembar, Segitiga Biru, Kunci Biru,
Lencana Merah, Chesa, La Fonte), minyak goreng dan mentega (Bimoli dan
Palmia).
60
PT Indofood Sukses Makmur Tbk cabang Indofood Group yang bergerak
dibidang mie instan merupakan pelopor dalam industry makanan olahan di
Indonesia. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya
tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang,
Lampung, Pontianak, Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar,
Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo,
Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup
didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk dapat
diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta membantu program pemerintah
melalui pemerataan tenaga kerja lokal. Saat ini perusahaan menjadi perusahaan
pengolahan mie terdepan dan memegang market leader pada masing-
masing brand yang dimilikinya.
2.2.9 PT Mandom Indonesia Tbk
PT Mandom Indonesia Tbk adalah perusahaan bidang kosmetik terkemuka di
Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 5 November 1969 dengan nama PT
Tancho Indonesia, sebagai joint venture antara Mandom Corporation dan NV The
City Factory. Kantor pusat terletak di Kawasan Industri MM 2100, Jl. Irian Blok PP,
Bekasi. Sedangkan pabrik berlokasi di Sunter, Jakarta dan Kawasan Industri MM
2100, Cibitung, Jawa Barat.
Pada tanggal 28 Agustus 1993, TCID memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TCID (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 4.400.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per
61
saham dan harga penawaran Rp7.350,- per saham. Perusahaan mulai mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 September 1993.
Pemegang saham mayoritas TCID adalah Mndom Corporation sebesar 60.84% dan
PT Asia Jaya Paramita sebesar 11.42%.
TCID memproduksi produk perawatan rambut, perawatan kulit, make-up,
parfume atau pewangi, dan lain-lain. Dengan merek seperti Tancho, Mandom,
Spalding, Gatsby, Pixy, Pixy UV Withening, Pucelle, Oxxo, Loviella, Axya,
Miratone, Lucido-L, Johnny Andrean, Fresh n fresh, Style Up, Glazelle de Pucelle.
2.2.10 PT Merck Tbk (MERK)
PT Merck Tbk merupakan perusahaan multinational yang bergerak di bidang
farmasi dan kimia di Indonesia yang didirikan pada tanggal 14 Oktober 1970. Kantor
pusat terletak di Jl. T.B. Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia.
Pada tanggal 23 Juni 1981, MERK memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MERK (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 1.680.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran Rp1.900,- per saham. Perusahaan mulai mencatatkan
sahamnya pada tanggal 23 Juli 1981 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemegang
saham terbesar MERK dimiliki oleh Merck Holding GmbH, Jerman sebesar 73.99%,
dan Emedia Export Company mbH, Jerman sebesar 12.66%.
Kegiatan utama Merck saat ini adalah memasarkan produk-produk obat tanpa
resep dan obat peresepan. Produk utama Biopharma atau obat dengan resep antara
lain Concor® (bagian Kardiovaskular), Glucophage® (Metabolisme), Gonal F®
62
(Fertilitas), Hemobion® (kesehatan wanita), dan Erbitux® (Onkologi). Produk
utama kesehatan atau obat pribadi antara lain Sangobion®, Neurobion®,
Becombion®, Seven Seas Orange Syrup®, dan lainnya. Sedangkan, produk utama
kimia, MERK memasarkan berbagai jenis bahan kimia, zat warna, bioscience, serta
berbagai spesialisasi kimia lainnya.
2.2.11 PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri minuman bir di Indonesia. Sejarah panjang
perusahaan dimulai dengan didirikannya N.V Nederlandsch-Indische
Bierbrouwerijen di Medan pada tahun 1921. Brewery pertama berada di Surabaya
dan secara Resmi beroperasi secara komersial pada 21 November 1931. Pada tahun
1936, tempat kedudukan perusahaan dipindahkan dari Medan ke Surabaya dan
Heineken menjadi pemegang saham terbesar perusahaan dan berubah nama menjadi
N.V Heineken’s Nederlandsch-Indische Bierbrouweerijen Maatschappij. Lalu pada
tahun 1951, Perusahaan kembali berubah nama menjadi Heineken’s Indonesische
Bierbrouwerijen Maatschappij N.V.
Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan, brewery kedua
dibangun di Tangerang. Di tahun yang sama, perusahaan berganti nama menjadi PT
Perusahaan Bir Indonesia. Brewery kedua ini kemudian mulai beroperasi pada tahun
1973. Pada 1 January 1981, Perusahaan mengambil alih PT Brasseries de l'Indonesia
yang memproduksi bir dan minuman ringan di Medan. Untuk mencerminkan
peningkatan usaha dan aktifitas akuisisi ini, sejak tanggal 2 September 29181, nama
63
perusahaan menjadi PT Multi Bintang Indonesia dan tempat kedudukan kemudian
dipindahkan ke Jakarta. Perusahaan juga mencatatkan sahamnya di Bura Efek
Indonesia (BEI). Kantor pusat terletak di Talavera Office Park Lantai 20, Jl. Let.
Jend. TB. Simatupang Kav. 22-26, Jakarta, sedangkan pabrik berlokasi di Jln. Daan
Mogot Km.19, Tangerang dan Jl. Raya Mojosari – Pacet KM. 50, Sampang Agung,
Jawa Timur.
Pada tahun 1981, MLBI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MLBI (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 3.520.012 dengan nilai nominal Rp 1.000,- per saham dengan
harga penawaran Rp 1.570,- per saham. Perusahaan mulai mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 Desember 1981. Pemegang saham terbesar
dimiliki oleh Heineken International B.V sebesar 81.78%, dan 18.22% oleh public.
MLBI merupakan bagian dari Grup Asia Pacific Breweries dan Heineken
dimana pelaku utama dalam industry bir dan pusat regional dari Heineken di Asia
Pasifik. Pemegang saham utama adalah Fraser & Neave Ltd. (Asia Pacific
Breweries) dan Heineken N.V. (Heineken). Perusahaan pun identik dengan salah
satu produk unggulan yaitu Bir Bintang, sebuah merek ikonik dan telah dikenal luas
di Indonesia. MLBI juga memproduksi dan memasarkan bir premium internasional
dengan merek Heineken, kategori 0.0% alkohol atau minuman bebas alkohol
Bintang Zero dan Bintang Radler 0.0%, dan inovasi terbaru Bintang Radler yaitu
kombinasi unik Bir Bintang dengan jus lemon alami seperti Bintang Radler
64
Grapefruit dengan jus grapefruit alami, minuman fine soda merek Fayrouz,
minuman ringan Green Sands, dan merek cider nomor satu di dunia Strongbow.
2.2.12 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM)
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk merupakan pabrik yang memproduksi
kertas yang terbesar di Indonesia dengan produk utamanya adalah kertas. Salah satu
perusahaan manufaktur kertas (stationary) terbesar di dunia yang terintegrasis secara
vertikal. Didirikan pada tanggal 2 Oktober 1972 dengan nama PT Tjiwi Kimia.
Kantor pusat Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk berada di Sinar Mas Land Menara 2,
Lantai 7, Jalan M.H. Thamrin nomor 51, Kelurahan Gondangdia, Kecamatan
Menteng, adapun pabriknya berlokasi di Jalan Raya Surabaya Mojokerto, Sidoarjo,
Jawa Timur.
Pada tahun 1990, TKIM melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atas
9.300.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000,- per saham dengan harga
penawaran Rp 9.500 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 3 April 1990. Pemegang saham terbesar di TKIM adalah PT
Purinusa Ekapersada sebesar 59.61% yang merupakan bagian dari kelompok usaha
Sinarmas dan 40.39% oleh public.
Produk TKIM antara lain kertas, buku tulis, note pad, spiral book, loose leaf,
amplop, kertas komputer, shopping bag, produk fancy, kertas kado, dan note book.
Perseroan juga memproduksi produk-produk kemasan diantaranya karton (box
board) yang dipergunakan untuk kemasan industri. Adapun brand Asia Pulp &
Paper yang diproduksi dan dipasarkan oleh TKIM seperti Inspira, Enlivo, Sinar
65
Line, Sinar Dunia, Paperline, Paperline Gold, Paperline Plus, Paperline 2000,
Exkarro, ExcelPro, Enova, Foopak, Extra Print, Exceedo, Riviera, Integrite, Egis,
Ecto, Impression dan Ellustra.
Produk-produk perseroan telah dikenal luas di pasaran dunia terutama Negara-
negara di Asia, Australia, Amerika, Eropa, dan Timur Tengah. TKIM beroperasi
dibawah brand Asia Pulp & Paper dengan kegiatan utama di bidang industri kertas,
produk kertas, pengemas, dan lainnya.
2.2.13 PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM)
PT Selamat Sempurna Tbk merupakan perusahaan utama dari ADR Group
(Divisi Otomotif) dan saat ini merupakan salah satu produsen filter dan radiator
terbesar di wilayah. Didirikan pada tanggal 19 Januari 1976. Kantor pusat SMSM
berlokasi di Wisma ADR, Jalan Pluit Raya I No. 1, Jakarta Utara, Indonesia,
sedangkan pabrik Radiator terletak di Jakarta dan pabrik Filter di Tangerang.
Pada tanggal 13 Agustus 1996, SMSM memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SMSM (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 34.400.000 saham dengan nilai nominal Rp 500,- per
saham dan harga penawaran Rp 1.700,- per saham. Pada tanggal 9 September 1996
mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pemegang saham terbesar
SMSM adalah ADR Group sebesar 58.13% dan 41.87% dimiliki masyarakat
(public).
Perusahaan memproduksi filter, radiator, oil coolers, condensers, brake pipe,
fuel pipes, fuel tanks, exhaust systems, and press parts. Produk utama SMSM yaitu
66
produksi filter merek SAKURA dan radiator merek ADR. Merk dagang Sakura
Filter telah terdaftar lebih dari 90 negara. Dalam bisnis filter, Sakura memberikan
solusi untuk berbagai aplikasi untuk lebih dari 6,000 item yang mencakup sektor
Otomotif, Komersial, Alat Berat, Armada Laut dan Industri yang mencakup aplikasi
merek di Amerika, Eropa, dan Asia. ADR Radiator telah diekspor ke lebih dari 30
negara dan diproduksi dengan kualitas tertinggi.
Perseroan memproduksi produk selain filter dan radiator, yaitu seperti karet,
plastisol, pipa rem dan pipa bahan bakar, tangki bahan bakar, dan knalpot untuk
kendaraan. Produk pipa rem dan pipa bahan bakar, tangki bahan bakar dan knalpot
Perseroan dipergunakan sebagai OEM pada perakitan kendaraan bermotor di
Indonesia. Untuk produk pipa rem dan pipa bahan bakar, Perseroan mendapatkan
bantuan teknis dari Usui Kokusai Sangyo Kaisha Ltd., Jepang. Khusus untuk tangki
bahan bakar, Perseroan mendapatkan bantuan teknis dari Tokyo Radiator Mfg. Co.
Ltd., Jepang.
2.2.14 PT Sepatu Bata Tbk (BATA)
PT Sepatu Bata Tbk adalah produsen dan riteler produk alas kaki global untuk
keluarga dan aksesoris fashion. Didirikan pada 15 Oktober 1931 dengan nama
Nederlandsch-Indische Schoenhandel Maatschappij Bata, kemudian tanggal 29
Desembar 1931 berubah namanya menjadi PT Sepatu Bata. Perusahaan merupakan
anggota Bata Shoe Organization (BSO) yang memiliki kantor pusat di Lausanne,
Switzerland. BSO merupakan produsen terbesar penghasil sepatu di dunia yang
67
beroperasi di banyak negara. Kantor pusat BATA di Indonesia terletak di Jl. RA.
Kartini Kav. 28 Cilandak Barat, Jakarta Selatan, dan fasilitas produksi terletak di
Purwakarta.
Di Indonesia pengoperasian penjualan sepatu Bata dijalankan oleh PT Sepatu
Bata, Tbk. Pabrik perusahaan ini pertama kali berdiri pada tahun 1939, dan saat ini
berada di dua tempat, yaitu Kalibata dan Medan. Keduanya menghasilkan 7 juta
pasang alas kaki setahun yang terdiri dari 400 model sepatu, sepatu sandal, dan
sandal baik yang dibuat dari kulit, karet, maupun dan plastik. Sebelum tahun 1978,
status Bata di Indonesia adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA),
sehingga dilarang menjual langsung ke pasar. Bata menjual melalui para penyalur
khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Status para penyalur tersebut diubah dan
pada 1 Januari 1978, yaitu saat izin dagang Bata "dipindahkan" kepada mereka dan
PT Sepatu Bata menjadi perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Pada tanggal 06 Februari 1982, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif
dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
Perusahaan kepada masyarakat sebanyak 1.200.000 saham dengan nilai nominal Rp
1.000,- per saham serta harga penawaran Rp 1.250,- per saham. Pada tanggal 24
Maret 1982 perusahaan mulai mencatatakan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Pemegang saham terbesar dimiliki oleh induk usaha yaitu Bafin Naderland B V
sebesar 82.01%, BP2S Singapore sebesar 5.09%. Adapun induk usaha terakhir
BATA adalah Compass Limited, yang berkedudukan di Bermuda.
68
BATA bergerak di bidang usaha memproduksi sepatu kulit, sepatu dari kain,
sepatu santai dan olah raga, sandal serta sepatu khusus untuk industri, impor dan
distribusi sepatu serta aktif melakukan ekspor sepatu. Merek-merek utama yang
dimiliki BATA, diantaranya terdiri dari Bata, North Star, Power, Bubblegummers,
Marie Claire, dan Weinbrenner.
2.2.15 PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO)
PT Surya Toto Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1977, tepatnya 11 Juli 1977
dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) dan merupakan perusahaan patungan
(Joint Venture) dengan TOTO Ltd. Jepang. Kantor pusat terletak di Gedung Toto,
Jalan Tomang Raya No. 18, Jakarta Barat dan pabrik yang berlokasi di Tangerang,
Indonesia.
Pada tanggal 22 September 1990, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif
dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TOTO
kepada masyarakat sebanyak 2.687.500 saham dengan nilai nominal Rp 1.000,- per
saham dan harga penawaran Rp 14.300,- per saham. Sejak tanggal 30 Oktober 1990,
perusahaan mulai mencatatakan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini
memulai operasi komersil sejak Februari 1979. Pemegang saham terbesar PT Surya
Toto Indonesia Tbk adalah Toto Limited, Jepang sebesar 37.90%; PT Multifortuna
Asindo 29.46%, PT Suryapramitra Abadi 25.00%, dan public 7.64%.
TOTO bergerak di bidang industri saniter ware, fitting, peralatan sistem dapur,
serta produk-produk furniture dari kayu lainnya. Jenis produk yang dihasilkan
diantaranya closet, washtafel, urinal, bidet, kran air, shower, gantungan handuk,
69
serta peralatan sistem dapur dan vanity. Saat ini, TOTO memiliki beberapa pabrik
yang terbagi dalam 3 (tiga) lokasi dan ketiga lokasi tersebut berada di daerah Kota
Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang, yakni Serpong, Cikupa-Balaraja, serta
Pasar Kemis. Masing-masing Pabrik memiliki produksinya masing-masing, seperti
saniter ware di Cikupa, produk fitting di Serpong, serta peralatan sistem dapur dan
vanity di Pasar Kemis.
Untuk pemasaran, TOTO menjual kepada distributor tunggal yaitu PT Surya
Pertiwi untuk pasar domestik. Untuk pasar ekspor di distribusikan kepada 4
pelanggan utama, diantaranya adalah Toto Asia Oceania, Toto USA, W Atelier
SDN. BHD, dan Taiwan Toto.
2.2.16 PT Trisula International Tbk (TRIS)
PT Trisula International Tbk adalah perusahaan publik yang khusus dalam
pembuatan garmen dan pengelolaan merek pakaian ternama. PT Trisula
International Tbk sebelumnya dikenal dengan nama PT Trisula Global Fashion
sebagai pembuat tekstil berbagai merek, seperti Bellini dan Caterina. Kantor pusat
terletak di Gedung Trisula Center, Jln. Lingkar Luar Barat Blok A No. 1, Rawa
Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Indonesia.
Pada tanggal 15 Juni 2012, TRIS memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TRIS
(IPO) kepada masyarakat sebanyak 300.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham dengan harga penawaran Rp 300,- per saham dan disertai 75.000.000 Waran
seri I dan periode pelaksanaan mulai dari 28 Desember 2012 sampai dengan 28 Juni
70
2017 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 300,- per saham. Pada tanggal 28 Juni
2012 perusahaan mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pemegang
saham terbesar dimiliki oleh Induk perusahaan yaitu PT Trisula Insan Tiara sebesar
40.17%, PT Karya Dwimanunggal Sejahtera sebesar 28.78%, dan Interventures
Capital Pte Ltd sebesar 9.15%.
Perusahaan memperluas bisnisnya ke industri garmen pada tahun 1989 dengan
memproduksi pakaian bermerek dan mendistribusikan produk produknya hingga ke
Jepang, Amerika Serikat, Eropa, Australia, Malaysia, Singapura dan negara-negara
lain, selain pasar domestik yang besar dan berkembang dari indonesia.
Pada Tahun 1995 Trisula Internasional dimulai sebagai divisi dari Trisula
Corporation, tahun 1996 perusahaan Trisula semakin maju dengan operasi luar
negeri skala penuh dari mulai Singapura, Malaysia, Australia, Hongkong dan Afrika
Selatan. Tahun 1998 Trisula Corporation mendirikan 53 perusahaan Garments
(seragam) divisi dan mulai memproduksi seragam untuk Bank, Penerbangan
(Airline), Hotel, Resort dan Sektor Publik.
Kegiatan utama TRIS antara lain menjalankan usaha dalam bidang
perdagangan pakaian jadi (garmen), industri garmen, industri tekstil serta usaha
terkait lainnya. Trisula dan anak usahanya memproduksi pakaian jadi dan memiliki
gerai penjualan (sales outlet) milik sendiri dan secara konsinyasi melalui kerja sama
dengan retailer di beberapa pusat perbelanjaan yang tersebar di hampir seluruh kota
besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, dan
Balikpapan. Produk-produk pakaian jadi dipasarkan dengan berbagai merek, antara
71
lain: JOBB, Jack Nicklaus, UniAsia, Man Club, G2000, Hallmark dan BONDS.
Selain itu, Trisula dan anak usahanya juga memproduksi pakaian jadi untuk merek-
merek terkenal internasional yaitu Hush Puppies, Eminent, Mizuno, Dillards, Basic
House, dan lainnya.
2.2.17 PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
PT Unilever Indonesia Tbk tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan
untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia.
UNVR didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever ,
kemudian pada tahun 1980 nama perusahaan berganti menjadi PT Unilever
Indonesia. Kantor pusat terletak di Graha Unilever, BSD Green Office Park Kav. 3,
Jln BSD Boulevard Barat, BSD City, Tangerang, dan pabrik berlokasi di Jl.
Jababeka 9 Blok D, Jl. Jababeka Raya Blok O, Jl. Jababeka V Blok V No. 14-16,
Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, serta Jl. Rungkut Industri
IV No. 5-11, Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.
Pada tanggal 16 Nopember 1982, UNVR memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham UNVR (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 9.200.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran Rp3.175,- per saham. Perusahaan mulai mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Januari 1982. Pemegang saham
mayoritas UNVR adalah Unilever Indonesia Holding B.V. sebesar 84.99%.
Sedangkan induk usaha utama adalah Unilever N.V., Belanda.
72
Kegiatan utama UNVR meliputi bidang produksi, pemasaran, dan distribusi
barang-barang konsumsi seperti sabun, deterjen, shampoo, pasta gigi dan sikat gigi.
UNVR juga memproduksi margarine, makanan berinti susu, es krim, minuman
dengan bahan pokok teh, minuman sari buah, dan produk kosmetik. UNVR telah
membuat dan menjual lebih dari 400 brand diseluruh dunia. Produk-produk UNVR
dibagi menjadi tiga kategori yaitu Food and Drink, Home Care, dan Personal Care.
Dalam kategori Food and Drink, UNVR memiliki merek seperti Blue Band,
Lipton, Royco, Wall’s, Bango, Buavita, dan Sariwangi. Kategori Home Care dengan
merek Cif, Domestos, Surf, Rinso, Sunlight, Molto, Super Pell, Vixal, dan Wipol.
Sedangkan pada kategori personal care ada merek AXE, Close Up, Dove, Lifebuoy,
Lux, Pond’s, Rexona, Sunsilk, Tresemmĕ, Vaseline, Citra, Clear, Fair&Lovely,
Zwitsal, dan Lifebuoy Shampoo.