bab ii gambaran umum kondisi daerah 2.1 aspek … filegambaran umum kondisi daerah 2.1 aspek...
TRANSCRIPT
18 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
BABII
GAMBARANUMUMKONDISIDAERAH
2.1 ASPEKGEOGRAFIDANDEMOGRAFIa. KarakteristikLokasidanWilayah
KabupatenPonorogoadalahsalahsatudiantara38Kabupaten/Kota
yangadadiJawaTimur.LuaswilayahKabupatenPonorogoadalah1.371,78
km², atau menempati sekitar 3,5% (tiga setengah persen) luas wilayah
ProvinsiJawaTimur.Secaraadministratif,KabupatenPonorogoterdiridari
21kecamatan,yangmeliputi307desa/kelurahan,1.002dusun/lingkungan,
2.274RukunWarga(RW)dan6.869RukunTetangga(RT).
PetaKabupatenPonorogotersajidalamgambarberikut:
Gambar2.1PetaWilayahAdministrasiKabupatenPonorogo
Sumber:BappedaKabupatenPonorogo,2015
BataswilayahadministrasiKabupatenPonorogoadalah:
1. SebelahUtara : Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun
danKabupatenNganjuk
19 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
2. SebelahTimur : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten
Trenggalek
3. SebelahSelatan: KabupatenPacitan
4. SebelahBarat : KabupatenPacitandanKabupatenWonogiri
Luasan wilayah kecamatan dan jumlah desa/dusun pada masing-
masingkecamatantersajidalamtabelberikut:
Tabel2.1LuasWilayahKabupatenPonorogoMenurutKecamatan
No. Kecamatan Luas(Km²) JumlahDesa/
Kelurahan
JumlahDusun RW RT
1 Siman 37,95 18 45 95 2892 Ponorogo 22,31 19 44 119 4053 Babadan 43,93 15 56 123 4804 Jenangan 59,44 17 60 120 4025 Bungkal 54,01 19 63 129 3406 Sambit 59,83 16 46 93 3027 Sawo 124,71 14 54 160 4908 Mlarak 37,20 15 49 104 2679 Jetis 22,41 14 41 81 21610 Sooko 55,33 6 27 106 25711 Pudak 48,92 6 19 31 7912 Pulung 127,55 18 67 165 46513 Ngebel 59,50 8 31 67 16514 Kauman 36,61 16 54 113 30315 Jambon 57,48 13 44 76 27816 Badegan 52,35 10 34 45 22917 Sampung 80,61 12 44 88 32018 Sukorejo 59,58 18 58 139 38819 Ngrayun 148,76 11 40 145 43920 Slahung 90,34 22 61 154 41321 Balong 56,96 20 65 121 342
Jumlah 1.371.780 307 1.002 2.274 6.869Sumberdata:BappedaKabupatenPonorogo,2016
Berdasarkan data tersebut Kecamatan Ngrayun merupakan
kecamatan yang memiliki wilayah paling luas mencapai 148,76 Km².
Kecamatan yangmemiliki jumlah desa terbanyak adalah Slahung dengan
total 22 Desa. Untuk kecamatan yang memiliki jumlah dusun terbanyak
adalah KecamatanBalongdengan total65dusun.SedangkanKecamatan
20 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Ponorogo dengan luas
wilayah 22,31. Kecamatan dengan jumlah desa paling sedikit adalah
Kecamatan Sooko dan Pudak masing-masing memiliki 6 desa. Untuk
kecamatandenganjumlahdusunpalingsedikitadalahKecamatanPudak.
HidrogeologiwilayahKabupatenPonorogosangatdipengaruhioleh
sebaran litologi, topografi dan struktur geologi. Pembagian wilayah
hidrogeologi secara umum tercermin dari kondisi satuan-satuan
morfologinya.Kondisitopografiyangkhas,dimanadaerahPonorogosecara
umummerupakan lembah antar bukit (intermountain basin) yang dapat
digunakan sebagai dasar perkiraan, bahwa aliran air bawah tanah akan
mengalir dari perbukitan vulkan ke arah utara dan dari perbukitan
strukturalkearahselatan.
1. PosisiGeografis
Secara geografis, Kabupaten Ponorogomemiliki letak yang sangat
strategis, karena berada pada perlintasan jalur arteri primer jalur lintas
selatan dan jalan provinsi Madiun-Ponorogo-Pacitan. Ibukota Kabupaten
Ponorogo berjarak 198 km dari Surabaya, Ibukota Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten Ponorogo terletak Terletak pada 111’7’ hingga 111’52’ Bujur
Timurdan7’49hingga8’20’LintangSelatan.
2. Topografi
Dilihat dari keadaan geografisnya, Kabupaten Ponorogo dibagi
menjadi 2 sub area, yaitu area dataran tinggi yang meliputi Kecamatan
Ngrayun, Sooko, Pulung, danNgebel sisanyamerupakan dataran rendah.
Berdasarkanketinggianwilayahdaripermukaanlautdapatdikelompokkan
245 desa/kelurahan berada pada ketinggian dibawah 500 m di atas
permukaanlaut,44desaberadapada500-700mdiataspermukaanlaut;
dan18desaberadadiketinggianlebihdari700mdiataspermukaanlaut.
3. Iklim
Curahhujandihitungberdasarkan jumlahharidalamsatubulandi
Kabupaten Ponorogo pada tahun 2015 paling tinggi terjadi pada bulan
21 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Januari.Wilayah yang paling tinggi curah hujannya adalah lokasi penakar
hujan Ngebel, Badegan dan Sewatu yang mencapai 24 hari dalam satu
bulan.
Jumlah hari hujan tiap bulan pada tahun 2015 di Kabupaten
Ponorogotersajidalamtabeldibawahini:
Tabel2.2JumlahhariHujanTiapBulanMenurutStasiunPenakarHujanTahun2015
Lokasi
BULANPenakarHujan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Ponorogo 18 16 23 13 7 0 0 1 0 0 10 20
2. Babadan 10 12 18 14 4 1 0 0 0 0 4 14
3. Kesugihan 15 16 16 11 2 4 0 0 0 0 11 21
4. Pulung 16 17 19 12 5 3 0 0 0 0 15 22
5. Pudak 16 18 19 16 6 6 0 0 0 0 12 15
6. Sooko 14 20 23 19 9 3 0 0 0 0 15 21
7. Sawoo 17 19 21 17 4 0 0 0 0 0 6 16
8. Slahung 15 15 22 18 7 1 0 0 0 0 9 15
9. Balong 14 15 19 15 4 1 0 0 0 0 10 14
10. Sungkur 13 19 23 13 3 0 0 0 0 0 2 17
11. Semorobangun 15 15 21 19 5 0 0 0 0 0 2 7
12. Ngebel 16 21 21 20 5 3 0 0 0 1 10 24
13. Talun 18 20 22 19 3 3 0 0 0 1 9 21
14. Bollu 14 14 17 15 3 1 0 0 0 0 8 16
15. Wilangan 16 15 21 15 5 1 0 0 0 0 5 16
16. Ngilo-ilo 14 15 21 15 6 1 0 0 0 0 10 14
17. Somoroto 12 14 16 5 1 0 0 0 0 0 2 13
18. Badegan 15 19 24 15 3 0 0 0 0 0 2 15
19. Pohijo 5 12 14 13 2 0 0 0 0 0 1 10
20. Ngrayun 12 14 19 21 5 1 0 0 0 0 7 12
21. Kori 16 13 21 14 5 1 0 0 0 0 5 15
22. Sewatu 18 15 24 16 6 1 0 0 0 0 10 17
Rata-rata 17 22 16 21 10 10 0 11 0 22 25 17Sumberdata:DinasPUKabupatenPonorogo,2016
22 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Sedangkan curah hujan di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2015
dihitung berdasarkan bulan, paling tinggi terjadi pada bulanMaret yang
mencapai 149 mm. Untuk curah hujan yang paling rendah terjadi pada
bulanAgustusyanghanyamencapai11mm.
DatamengenaikeadaancurahhujandiKabupatenPonorogopada
tahun2015dihitungberdasarkanbulantersajidalamtabeldibawahini:
Tabel2.3KeadaanCurahHujanKabupatenPonorogoTiapBulanTahun2015
Rata-rata Rata-rata Curah Curah harihujan curahhujan Hujan Hujan
NO Bulan perbulan perbulan Terkecil Terbesar (mm)
1 Januari 14 17 1 94
2 Pebruari 15 22 1 120
3 Maret 20 16 1 149
4 April 15 21 1 142
5 Mei 5 10 5 62
6 Juni 1 10 - 35
7 Juli - - - -
8 Agustus - 11 - 11
9 September - - - -
10 Oktober - 22 - 41
11 Nopember 7 25 37 115
12 Desember 16 17 22 89
Sumberdata:BappedaKab.Ponorogo,2016.
4. Hidrologi
Kabupaten Ponorogo memiliki sungai 17 sungai yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber irigasi. Karena mata pencaharian utama
masyarakat adalah petani maka irigasi manjadi hal yang penting dalam
meningkatkan produktifitas petani. Adapun sungai yang paling panjang
adalah sungai Sungkur yang panjangnya mencapai 58,10 Km, sedangkan
yangpalingpendekadalahsungaiBedinginyangpanjangnyahanya4Km.
23 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Sedangkandiantara sungai yangadadiKabupatenPonorogo, SungaiAsin
mampumengairi sawah paling tinggi mencapai 5.656 hektar, sedangkan
yangpalingrendahadalahSungaiGonggangyanghanyamampumengairi
sawah sebanyak 25 hektar. Adapun nama sungai, panjang dan manfaat
untukirigasitersajipadatabeldibawahini:
Tabel2.4NamaSungai,PanjangdanManfaatnyaUntukIrigasi
NamaSungai AsalSumberAir PanjangSungai ManfaatIrigasi
Origin (Km) (Ha.)
1. Asin Tempuran 36,80 5.656
2. Cemer Nglegok 36,00 5.295
3. Gendol Kedungpring 33,20 376
4. Keyang Cawet 49,00 5.071
5. Bedingin Cangkring 4,00 170
6. Nambang Dukung 6,00 248
7. Slahung Mati 35,90 4.154
8. Mayong Ciwung 13,70 789
9. Pelem Pelem 18,00 726
10. Munggu Munggu 7,70 576
11. Domas Klitik 12,40 590
12. Ireng TambuUmbul 7,00 174
13. Sungkur Kresek 58,10 4.945
14. Galok Gebang 29,70 2.980
15. Gonggang Gonggang 36,00 25
16. Pucang Pucang 15,00 198
17. Nglorok - - 644
SumberData:DinasPUKabupatenPonorogo,2016
5. PenggunaanLahan
PenggunaanlahandiKabupatenPonorogomeliputilahanpertanian
dan lahanbukanpertanian.Lahanpertanianterklasifikasikanmenjadidua
jenis yaitu lahan sawah dan lahan bukan sawah. Total lahan pertanian
mencapai 870,95 Km2, yang terbagi dari lahan sawah mencapai 346,38
Km2 dan lahan bukan sawah yang mencapai 524,57 Km2. Sedangkan
cakupanlahanbukanpertanianmencapai500,83Km2.
24 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Adapunpembagianlahanbukanpertanianadalahpekarangandan
bangunanmencapai86,18Km2,hutannegaramencapai382,59Km2dan
lainya mencapai 32,06 Km2. Adapun luas wilayah menurut kecamatan
berdasarkanpenggunaannyatersajipadatabeldibawahini:
Tabel2.5LuasWilayahMenurutKecamatanBerdasarkanPenggunaannya
Tahun2015
LahanPertanian(km2) LahanBukanPertanian(km2)
Kecamatan LahanSawah LahanBukan
SawahPekarangan&Bangunan
HutanNegara Lainnya Keseluruhan
1 2 3 4 5 6 71. Ngrayun 13,17 77,92 3,22 87,76 2,69 184,762. Slahung 21,66 37,62 2,86 25,39 2,81 90,343. Bungkal 17,12 20,50 4,45 10,78 1,16 54,014. Sambit 11,20 24,21 3,13 20,93 0,36 59,835. Sawoo 13,44 60,36 4,67 44,21 2,03 124,716. Sooko 10,55 21,26 1,90 21,07 0,55 55,337. Pudak 2,13 16,55 0,65 29,21 0,38 48,928. Pulung 23,92 70,14 2,87 29,93 0,69 127,559. Mlarak 13,61 16,44 3,43 2,46 1,26 37,2010. Siman 15,62 10,64 2,13 8,74 0,82 37,9511. Jetis 14,29 1,26 2,40 - 4,46 22,4112. Balong 24,02 16,12 5,98 10,14 0,70 56,9613. Kauman 21,05 10,41 3,78 - 1,37 36,6114. Jambon 14,13 28,25 5,28 8,58 1,24 57,4815. Badegan 8,91 20,43 3,33 17,19 2,49 52,3516. Sampung 19,10 19,70 6,37 34,89 0,55 80,6117. Sukorejo 33,96 13,44 7,06 2,71 2,41 59,5818. Ponorogo 8,10 2,96 10,70 - 0,55 22,3119. Babadan 30,60 7,52 3,99 - 1,82 43,9320. Jenangan 27,14 22,25 5,65 2,27 2,13 59,4421. Ngebel 2,66 26,59 2,33 26,33 1,59 59,50
Jumlah 346,38 524,57 86,18 382,59 32,06 1.371,78Sumberdata:BPSKabupatenPonorogo,2016
b. PotensiPengembanganWilayah
Potensi pengembangan wilayah Kabupaten Ponorogo diarahkan
pada penguatan 5 (lima) sektor unggulan, yaitu: pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan dan peternakan. Arah kebijakan pengembangan
wilayahberdasarkanRencanaTataRuangWilayahPonorogomenetapkan
kawasanstrategis:
25 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
1. Demografi
BerdasarkanhasilproyeksiBadanPusatStatistik (BPS)tahun2015,
jumlahpendudukKabupatenPonorogosebesar867.393 jiwa,yang terdiri
dari 433.504 jiwa penduduk laki-laki dan 433.889 jiwa penduduk
perempuan dengan kepadatan penduduk mencapai 631 jiwa/km2.
Komposisi penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Ponorogo
hampir seimbang. Tercatat rasio jenis kelamin (Sex Ratio) sebesar 99,91
yangberartibahwasecararata-ratapadasetiap100pendudukperempuan
terdapat99penduduklaki-laki.
Tabel2.6JumlahPendudukKabupatenPonorogoMenurutKecamatanTahun2015
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah SexRatio1 Ngrayun 28.166 28.207 56.373 99,852 Slahung 24.269 25.155 49.424 96,473 Bungkal 17.013 17.577 34.590 96,794 Sambit 17.688 17.996 35.684 98,295 Sawoo 26.575 27.561 54.136 96,436 Sooko 10.883 11.091 21.974 98,127 Pudak 4.643 4.735 9.378 98,068 Pulung 23.332 23.349 46.681 99,939 Mlarak 20.645 16.184 36.829 127,5610 Siman 21.803 21.283 42.870 102,4411 Jetis 14.132 14.898 29.030 94,8612 Balong 20.343 21.283 41.628 95,5813 Kauman 19.437 19.829 39.266 98,0214 Jambon 19.261 19.880 39.141 96,8915 Badegan 14.627 14.750 29.377 99,1616 Sampung 17.612 18.005 35.617 97,8217 Sukorejo 25.710 25.032 50.742 102,7118 Ponorogo 38.040 38.745 76.785 98,1819 Babadan 32.831 32.621 65.452 100,6420 Jenangan 26.611 26.345 52.956 101,0121 Ngebel 9.881 9.579 19.460 103,15
Jumlah 433.504 433.889 867.393 99,91
Sumberdata:BPSKabupatenPonorogo,2016
26 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Ponorogo, Kecamatan
Ponorogomerupakankecamatandenganjumlahpendudukterbesar,yaitu
76.785 jiwadengankepadatanpenduduk sebesar3.441 jiwa/Km2,diikuti
oleh Kecamatan Babadan 65.452 jiwa (1.489 jiwa/Km2) dan Kecamatan
Ngrayun56.373jiwa(305jiwa/Km2).Sementarakecamatandenganjumlah
penduduk paling sedikit sekaligus tingkat kepadatan terendah adalah
KecamatanPudak9.378jiwadengantingkatkepadatan191jiwa/Km2.
2. KawasanStrategisCepatTumbuh
Wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi
daerahcepattumbuhterdapatdiKecamatanPudakyangterdapatpada6
desa.
27 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Tabel2.7PotensiKecamatanPudakKabupatenPonorogo
Kecamatan Desa Potensi
Pudak Banjarejo SektorTanamanPangan:JagungdanUbi SektorPerkebunan:Cengkehdantanamannonkebun Sektor Tanaman Holtikultuta: Sayuran dan buah-
buahan(jeruk,manggis,klengkeng,duku) SektorPeternakan:sapipotongdansapiperah Sektor Kelembagaan: kelompok tani, gabungan
kelompoktanidankoperasi PudakWetan SektorTanamanPangan:jagungdanubikayu SektorPerkebunan:cengkeh Sektor Tanaman Holtikultura: sayuran dan buah-
buahan(jeruk,manggis,lengkeng,duku) SektorPeternakan:sapipotongdansapiperah Sektor Kelembagaan: kelompok tani, gabungan
kelompoktanidankoperasi Desa
TambangSektorTanamanPangan:jagungdanubikayu
SektorPerkebunan:cengkehdankopiarabika Sektor Tanaman Holtikultura: sayuran dan buah-
buahan(jeruk,manggis,lengkeng,duku) SektorPeternakan:sapipotongdansapiperah Sektor Kelembagaan: kelompok tani, gabungan
kelompoktanidankoperasi DesaBareng SektorTanamanPangan:jabungdanubikayu SektorPerkebunan:cengkeh,kelapa,kapukrandu Sektor Tanaman Holtikultura: sayuran dan buah-
buahan(jeruk,manggis,lengkeng,duku) SektorPeternakan:sapipotongdansapiperah Sektor Kelembagaan: kelompok tani, gabungan
kelompoktanidankoperasi DesaKrisik SektorTanamanPangan:jagungdanubikayu SektorPerkebunan:cengkeh Sektor Tanaman Holtikultura: sayuran dan buah-
buahan(jeruk,manggis,lengkeng,duku) SektorPeternakan:sapipotongdansapiperah Sektor Kelembagaan: kelompok tani, gabungan
kelompoktanidankoperasi
28 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Kecamatan Desa Potensi
Desa PudakKulon
SektorTanamanPangan:jagungdanubikayu
SektorPerkebunan:cengkeh Sektor Tanaman Holtikultura: sayuran dan buah-
buahan(jeruk,manggis,lengkeng,duku) SektorPeternakan:sapipotongdansapiperah Sektor Kelembagaan: kelompok tani, gabungan
kelompoktanidankoperasiSumberdata:BappedaKabupatenPonorogo,2016
3. KawasanPengembanganAgropolitan
Penentuan wilayah sebagai kawasan agropolitan didasari dengan
berbagai pertimbangan diantaranya memiliki ketersediaan sarana
prasarana yangmemadai, produktivitas tinggi danmemiliki potensi yang
dapatdikembangkandanbernilaiekonomitinggi.Adapunkecamatanyang
dapatdikembangkansebagaikawasanagropolitanadalahsebagaiberikut:
1) KecamatanPudak
Sebagaiwilayahyangberadadipegunungan,KecamatanPudakcocok
untuk budidaya tanaman holtikultura (buah dan sayur). Kondisi
tersebutditunjangdenganketersediaanairyangmelimpahdankontur
tanah yang berbukit-bukit. Selain itu wilayah ini cocok untuk
perkebunanseperticengkeh,kapukrandu,kopidanmelinjo.
2) KecamatanNgebel.
WilayahKecamatanNgebelberadapada lerenggunungdan terdapat
waduk. Untuk itu wilayah ini cocok untuk dijadikan potensi
pengembanganperikanankerambahairtawar.Pengelolaanperikanan
air tawar dapat dilakukan dengan sistim kerambah. Selain itu untuk
perkebunan seperti cengkeh, kopi danmelinjo dapat dikembangkan.
Saatiniprodukandalanyangmulaiberkembangdanmemilikipotensi
tinggiadalahbuahduriandanmanggis.
29 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
3) KecamatanBabadan
KecamatanyangberadadibagiantimurkotaPonorogoinicocokuntuk
dikembangkan tanamanpadi.Adapundesayangdapatditanamipadi
meliputi: Desa Kertosari, Cekok, Patihan Wetan, Kadipaten, Japan,
Gupolo, Polorejo, Bareng, Ngunut, Sukosari, Lembah, Pondok,
Babadan,PurwosaridanTrisno.
c. WilayahRawanBencana
Kabupaten Ponorogo merupakan wilayah yang memiliki potensi
rawan bencana. Sebagai wilayah yang memiliki topografi dengan
perbukitan,potensiterjadinyabencanaalamsangatdimungkinkan.Adapun
bencana yang sering terjadi di kabupaten Ponorogo adalah banjir dan
kebakaran. Adanya banjir disertai tanah longsor menjadi ancaman
tersendiribagimasyarakatKabupatenPonorogo.Kerusakanalammenjadi
salah satu penyumbang besar dalam bencana banjir dan tanah longsor.
Pembalakan hutan secara masif akan mempengaruhi kekuatan tanah
sehingga apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi maka besar
kemungkinanterjadilongsor.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Ponorogo, potensi bencana yang terjadi di wilayah Ponorogo
adalah:kebakaran,anginpuyuh, longsordangempabumi.Untukwilayah
perbukitan potensi terjadi kebakaran hutan sangat tinggi, apabila
memasuki musim kemarau. Adapun peta rawan bencana untuk wilayah
Kabupaten Ponorogo berdasarkan kecamatan tersaji pada gambar di
bawahini
30 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Gambar2.2PetaRawanBencanaKabupatenPonorogo
Sumber:BPBDKabupatenPonorogo,2016
Berdasarkan peta tersebut potensi rawan bencana berdasarkan
wilayahKabupatenPonorogo,sebagaiberikut:
Tabel2.8PotensiBencanaBerdasarkanWilayahKabupatenPonorogo
No Kecamatan PotensiRawanBencana
1. Sampung Longsor, Angin, Banjir, Kekeringan, Kebakaran dan tanahretak
2. Badegan Longsor,Angin,Banjir,Kekeringan&Kebakaran
3. Balong Longsor,Angin,Banjir,Kekeringan&Kebakaran
4. Slahung Longsor,Angin,Banjir,KekeringandanTanahretak
5. Ponorogo Angin,BanjirdanKebakaran
6. Babadan Angin,Banjir
7. Jenangan Angin,Banjir,KekeringandanKebakaran
31 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
No Kecamatan PotensiRawanBencana
8. Ngebel Longsor,Angin,Banjir,KebakarandanTanahRetak
9. Pudak Longsor,AngindanKebakaran
10 Pulung Longsor,Angin,KekeringandanKebakaran
11 Siman Longsor,BanjirdanKebakaran
12 Sooko Longsor,Angin,BanjirdanKebakaran
13 Sawoo Longsor,Angin,Banjir,KekeringandanKebakaran
14 Ngrayun Longsor,Angin,Banjir,KekeringandanKebakaran
15 Jetis AngindanBanjir
16 Sambit Longsor,Angin,BanjirdanKebakaran
17 Mlarak Longsor,AngindanBanjir
18 Kauman AngindanBanjir
19 Bungkal Longsor,Banjir,danKebakaran
20 Jambon Angin,KekeringandanKebakaran
21 Sukorejo Longsor,AnginPuyuh,Banjir,danKebakaran
Sumberdata:BPBDKabupatenPonorogo,2016
2.2 ASPEKKESEJAHTERAANMASYARAKAT
a. FokusKesejahteraandanPemerataanEkonomi
Kesejahteraandanpemerataanekonomimerupakansyaratmutlak
dalam rangka membangun pemerintahan yang ideal. Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan berkelanjutanmerupakan suatu keharusan bagi
kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan.
Untuk itu pemerintah dituntut agar mampu meningkatan pendapatan
perkapita, dalam rangka mencapai pendapatan perkapita maka tingkat
pertumbuhan ekonomi haruslah lebih besar daripada laju pertumbuhan
penduduk. Selain itu menurut beberapa ahli menyatakan bahwa
perekonomiandaerahdapatdilihatdaripertumbuhanekonomidaerahdan
32 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
penciptaan lapangan kerja. Untuk mengetahui besarnya pertumbuhan
ekonomi dapat diketahui dari nilai PDRB setiap tahunnya. Sedangkan
penciptaanlapangankerjadapatdilakukansetelahterjadiakumulasialiran
modal. Dengan terjadi peningkatan aliran modal maka berdampak pada
pembukaanlapangankerja.
PertumbuhanPDRBKabupatenPonorogopadakurunwaktu2011-
2015 selaludalam trendyangpositif dan terusnaik.Membaiknya kinerja
lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan; dan tumbuhnya
lapanganusahakonstruksi;sertaPerdaganganbesardaneceran,Reparasi
mobil dan sepeda motor; merupakan faktor pendorong percepatan
pertumbuhanPDRBKabupatenPonorogo.
UntukmengetahuipertumbuhanPDRBKabupatenPonorogomulai
tahun2011-2015tersajipadagrafikdibawahini:
Tabel2.9PerkembanganPDRBKabupatenPonorogoTahun2011-2015(JutaRupiah)
AtasDasarHargaBerlaku(ADHB)AtasDasarHargaKonstan(ADHK)TahunDasar2010
-
5,000,000.00
10,000,000.00
15,000,000.00
ADHB
ADHK
ADHB
ADHK
ADHB
ADHK
ADHB
ADHK
ADHB
ADHK
2011 2012 2013 2014 2015
9,960,335.26
9,472,172.99
11,047,555.97
10,038,389.12
12,150,334.21
10,557,313.65
13,441,459.80
11,114,271.08
14,815,513.60
11,654,096.80 Series1
33 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Tabel2.10LajuPertumbuhanEkonomiKab.PonorogodanJawaTimur
Tahun2011-2015(%)
Sumberdata:BPSKabupatenPonorogo,2016
Selain faktor pertambahan produk riil yang dihasilkan, faktor
kenaikan harga di tingkat produsen atau yang biasa disebut laju implisit
PDRB juga sangat berpengaruh dalam kenaikan nilai nominal PDRB atas
dasar harga berlaku yang dihasilkan. Laju pertumbuhan ekonomi
KabupatenPonorogopadatahun2015tercatatsebesar5,24%.Biladilihat
menurutpenciptaansumberpertumbuhanekonominya,dipicuolehsektor
Informasi dan Komunikasi 8,09%, Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minumsebesar8,02%,PerdaganganBesardanEceran;ReparasiMobildan
SepedaMotorsebesar7,63%.
Sementara untuk Provinsi Jawa Timur laju pertumbuhan PDRB
sebesar 5,44%, dipicu oleh sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minumsebesar7,91%,diikuti sektor JasaKeuangandanAsuransi sebesar
7,19%. Selanjutnya sektor Transportasi dan Pergudangan sebesar 6,56%.
Hal ini menandakan bahwa karakteristik perkembangan ekonomi Jawa
TimurdanKabupatenPonorogoberbeda.
Berbeda dengan kondisi Jawa Timur yang berbasis industri,
perekonomian Kabupaten Ponorogo saat ini masih berbasis pertanian.
Hampir di seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Ponorogo merupakan
daerahpenghasilprodukpertanian,kecuali ibukotaKabupatenyangtelah
5.7 5.985.17 5.28 5.24
6.44 6.646.08 5.86
5.44
0
1
2
3
4
5
6
7
2011 2012 2013 2014 2015
Kab.Ponorogo
Prov.JawaTimurProyeksiangkatahun2015sdhadanamungrafikdisampingperludisesuaikan…,sdhdicobanamunhasilnyakurangsempurna(grafikdibawahnya)
34 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
menjelmamenjadipusatperdagangandanjasa.Produkdominanpertanian
yangmenjadi unggulan Kabupaten Ponorogo adalah komoditas tanaman
hortikultura. Kondisi geografis wilayah yang subur dan iklim yang sesuai
untuk kegiatan pertanian membuat sektor pertanian masih menjadi
andalandalamperekonomianKabupatenPonorogo.
Walaupun berbasis pertanian, namun dari tahun ke tahun
kontribusinya cenderung menurun dan beralih ke Informasi dan
komunikasi. Faktor tingkat kesuburan lahan yang semakinmenurun serta
perubahaniklimyangkurangmendukungkegiatanpertanianmenyebabkan
kontribusi pertanian semakinmenurun.Meskipundari sisi produksi tetap
meningkat namun pertumbuhan peningkatannya kalah cepat dengan
pertumbuhansektorlainnya.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju dan dapat
dirasakan oleh seluruh kalanganmasyarakatmampumempengaruhi pola
konsumsi masyarakat. Konsumsi masyarakat terhadap barang-barang
impor baik yang berasal dari luar daerah maupun luar negeri menjadi
semakin besar. Hal ini mendorong meningkatnya kinerja sektor
perdagangan.Bahkanusahaperdagangan lewat jaluronline saat ini telah
lazimdilakukan.
Dalam kegiatan ekonomi, perkembangan yang terjadi di suatu
sektor ekonomi akanberdampak terhadapperkembangan sektor lainnya.
Perkembangan sektor perdagangan juga berpengaruh secara langsung
maupun tidak langsung terhadap sektor lainnya. Meningkatnya kinerja
perdagangan berdampak pada kegiatan transportasi. Distribusi barang-
barang perdagangan sangat membutuhkan sarana transportasi yang
memadai. Selain transportasi, penyediaan akomodasi,makanminumdan
jasa keuangan juga bergerak seiring dengan perkembangan kinerja
perdagangan.Biasanyasejalandenganmunculnyapusatperdaganganbaru
makadisekitarnyaakanbermunculanusahapenyediaanakomodasiuntuk
tempatmenginappekerjadanusahapenyediaanmakananminumanuntuk
memenuhikonsumsipengunjungpusatperdaganganmaupunpekerja.Jasa
35 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
keuangan juga turut berkembang karena dengan meningkatnya kinerja
produktif akan membutuhkan modal yang dipenuhi oleh sektor jasa
keuangan.
Tabel2.11SumberPertumbuhanEkonomiKabupatenPonorogo
Tahun2015
Kategori Uraian Pertumbuhan(%)
A Pertanian,Kehutanan,danPerikanan 2,95B PertambangandanPenggalian 1,02C IndustriPengolahan 6,00D PengadaanListrikdanGas 1,27E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
danDaurUlang3,14
F Konstruksi 3,10G Perdagangan Besar dan Eceran; ReparasiMobil
danSepedaMotor7,63
H TransportasidanPergudangan 7,15I PenyediaanAkomodasidanMakanMinum 8,02J InformasidanKomunikasi 8,09K JasaKeuangandanAsuransi 6,85L RealEstate 5,93
M,N JasaPerusahaan 6,00O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
JaminanSosialWajib5,31
P JasaPendidikan 6,99Q JasaKesehatandanKegiatanSosial 1,45
R,S,T,U JasaLainnya 4,17 PertumbuhanTotal 5,24
Sumberdata:BappedaKabupatenPonorogo,2016
36 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Tabel2.12
DistribusiPDRBatasdasarhargaberlakuKabupatenPonorogoTahun2011-2015(%)
Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
A Pertanian, Kehutanan, danPerikanan
32,63 32,35 31,70 31,59 31,65
B PertambangandanPenggalian 2,73 2,51 2,39 2,39 2,30
C IndustriPengolahan 6,76 6,74 6,73 6,77 6,69
D PengadaanListrikdanGas 0,09 0,08 0,07 0,07 0,07
E Pengadaan Air, PengelolaanSampah, Limbah dan DaurUlang
0,11 0,10 0,10 0,09 0,09
F Konstruksi 9,12 9,17 9,19 9,45 9,20
G PerdaganganBesardanEceran;Reparasi Mobil dan SepedaMotor
15,48 15,63 16,05 15,92 16,18
H TransportasidanPergudangan 1,45 1,41 1,46 1,54 1,57
I Penyediaan Akomodasi danMakanMinum
2,55 2,60 2,66 2,81 2,89
J InformasidanKomunikasi 6,76 6,76 6,89 6,87 6,83
K JasaKeuangandanAsuransi 2,71 2,90 3,08 3,18 3,19
L RealEstate 2,42 2,37 2,43 2,34 2,44
M,N JasaPerusahaanAdministrasi 0,43 0,42 0,43 0,43 0,43
O Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan SosialWajib
6,17 6,10 5,75 5,32 5,22
P JasaPendidikan 7,68 8,08 8,34 8,47 8,45
Q Jasa Kesehatan dan KegiatanSosial
0,75 0,77 0,79 0,82 0,86
R,S,T,U JasaLainnya 2,16 2,00 1,93 1,94 1,95
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumberdata:BappedaKabupatenPonorogo,2016
b. FokusKesejahteraanSosial
1. IndeksPembangunanManusia
IndeksPembangunanManusia(IPM)adalahvariabeltakbebasyang
bersifat state, yaitu suatu variabel yang perubahannya berlangsung
37 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
lambat dan akan meningkat/menurun sedikit demi sedikit sebagai
responterhadapperubahanberbagaikondisifisik,sosial,ekonomi,dan
lingkungan. Agar mudah dipahami, maka variabel-variabel sosial dan
ekonomi tersebut disusun menjadi indeks komposit yang digabung
menjadiindekstunggal.
Angka IPM sangat penting untuk melihat sampai seberapa jauh
pertumbuhandanpemerataanhasilpembangunanmampusecaranyata
Data IPM digunakan sebagai rujukan dalam berbagai kebijakan
pemerintah. Salah satunya adalah kebijakan penentuan dana
perimbangan daerah melalui DAU. IPM juga dapat digunakan untuk
menilaikeberhasilankinerjapembangunanmanusiayangterkaitdengan
peningkatan kapasitas dasar penduduk yang mencakup aspek
kesehatan, pendidikan, serta ekonomi. Untuk itu, pemerintah sangat
berkepentingandengandataIPMsebagaibahanperencanaan,evaluasi,
danmonitoring.
Berdasarkan skala internasional, capaian IPM dapat dikategorikan
menjadiempatkategoriyaitukategori sangat tinggi (IPM≥80),kategori
tinggi (70≤IPM<80),kategorisedang(60≤IPM<70),dankategori rendah
(IPM<60). Jika diukur berdasarkan skala internasional, maka selama
tahun 2011-2015 IPM Kabupaten Ponorogo masuk dalam kategori
sedang.
Grafik2.1
PerkembanganIPMKabupatenPonorogoTahun2011-2015
T
Sumberdata:BappedaKabupatenPonorogo,2016
65.28 66.16 67.03 67.4 67.75
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2011 2012 2013 2014 2015
IPM
38 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Dari grafik di atas diketahui bahwa Indeks PembangunanManusia
(IPM) Kabupaten Ponorogo selama tahun 2011-2015 terusmengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 IPM Kabupaten
Ponorogosebesar65,28,tahun2012sebesar66,16,tahun2013sebesar
67,03, tahun 2014 sebesar 67,4, tahun 2015 naik hingga mencapai
67,75 atau rata-rata tumbuh 0,49 persen per tahun. Secara umum
dapatdikatakanbahwakenaikanangkaIPMmenandakanpembangunan
manusia di Kabupaten Ponorogo mengalami kemajuan ke arah yang
lebihbaik.
Meskipunmenunjukkantrenyangterusmeningkatsetiaptahunnya,
namunangkaIPMKabupatenPonorogomasihrendahbiladibandingkan
denganangkaIPMProvinsiJawaTimur.Biladibandingkandenganangka
IPM se-Karesidenan Madiun, angka IPM Kabupaten Ponorogo
menempati posisi ke lima setelah Kota Madiun, Kabupaten Magetan,
KabupatenMadiundanKabupatenNgawi.
IndikatorPendukungIndeksPembangunanManusia(IPM)
1. AngkaHarapanLamaSekolah
AngkaHarapanLamaSekolahmerupakansalahsatubagiandari
Indeks PembangunanManusia (IPM), yakni pada komponen indeks
pendidikan bersama dengan angka rata-rata lama sekolah. IPM
adalahsalahsatu indikatoryangdigunakanuntukmengukur tingkat
keberhasilanPemerintahKabupatenPonorogodalammeningkatkan
kesejahteraan penduduknya. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS)
adalah angka yang menunjukkan tingkat harapan penduduk untuk
melanjutkan proses pendidikan hingga tinggkat akhir. Tingkat
HarapanLamaSekolahdihitunguntukpendudukberusia7tahunke
atas. Hal tersebut dikondisikan dengan program wajib belajar 9
tahun.
39 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Grafik2.2PerkembanganAngkaHarapanLamaSekolahKabupatenPonorogo
Tahun2011-2015
Sumberdata:DinasPendidikanKab.Ponorogo,2016
Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten Ponorogomengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 angka harapan
lamasekolahtercatat12,33tahun.Tahun2012mengalamikenaikan
menjadi 12,56 tahun. Pada tahun 2013 tercatat 12,8, tahun 2014
tercatat 13,04 dan tahun 2015 tercatat 13,3. Hal ini berarti bahwa
tahun 2015 penduduk memiliki harapan untuk melanjutkan
pendidikanyahinggamencapaitingkatperguruantinggi.Akantetapi
apabiladibandingkandenganangkaidealuntukangkaharapanlama
sekolah,angkauntukKabupatenPonorogomasihdibawahstandart
internasional atau selisih 4,90 tahun. Standar angka harapan lama
sekolahyang idealadalah18 tahun (tamatStrata1padaperguruan
tinggi).
11.8
12
12.2
12.4
12.6
12.8
13
13.2
13.4
2011 2012 2013 2014 2015
12.33
12.56
12.8
13.04
13.3
40 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
2. Rata-RataLamaSekolah
Rata-rataLamaSekolahmenggambarkanrata-ratajumlahtahun
yang dijalani oleh penduduk berumur 25 tahun ke atas dalam
menempuh semua jenis pendidikan formal. Pada usia 25 tahun
diasumsikanprosespendidikansudahberakhir.
Grafik2.3PerkembanganRata-rataLamaSekolahKabupatenPonorogo
Tahun2011-2015
Sumberdata:DinasPendidikanKab.Ponorogo,2016
Dari grafik diatas diketahui bahwa rata-rata lama sekolah di
Kabupaten Ponorogo periode 2011-2015 mengalami peningkatanwalaupundalamskalayangcukupkecilyaitu6,45tahunpadatahun
2011 hingga 6,96 tahun pada tahun 2015. Hal ini dapat dikatakan
bahwa secara rata-rata tingkat pendidikanpenduduk yangberumur
25tahunkeatasdiKabupatenPonorogoadalahselama7tahunatau
hampirsetaradengankelassatusekolahmenengahpertama.Kondisi
inimasihbelumsejalandenganprogramwajibbelajar9tahunyangtelahdicanangkanolehpemerintah.Bahkanangka inimasihsangat
jauhdibawahstandarrata-ratalamasekolahinternasionalyaitu15
tahun. Oleh sebab itumasih diperlukan kerja keras dan komitmendari semua pihak akan pentingnya meningkatkan rata-rata lama
sekolah di Kabupaten Ponorogo guna pembentukan sumber daya
6.16.26.36.46.56.66.76.86.97
2011 2012 2013 2014 2015
6.456.57
6.68
6.91 6.96
41 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
manusia yang berkualitas yang nantinya akan membangun dan
meningkatkankesejahteraanpendudukdiKabupatenPonorogo.
3. AngkaHarapanHidupAngka harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama
hidup rata-ratapendudukdenganasumsi tidak adaperubahanpola
mortalitas menurut umur.Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan
alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraanpendudukpadaumumnya,danmeningkatkanderajat
kesehatan pada khususnya. Dalam usdaha meningkatkan niulai
indeks kesehatan ini, pemerintah daerah perlu mengupayakan
kemudahan bagi masyarakat untuk dapat mengakses sarana
kesehatan.
Selain itu diperlukan peningkatan kualitas dan pembangunan
saranakesehatanyangmemadai,sertaaktifmemberikanpembinaan
kepada masyarakat untuk selalu menerapkan pola hidup sehat.
Capaian komponen angka harapan hidup Kabupaten Ponorogo
selama periode 2011-2015 mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun,meskitidakterlalusignifikan.
Perkembangan angka harapan hidup selama 5 tahun terakhir
mengalamipeningkatansebesar0,20tahun,darisebesar71,70tahun
pada tahun 2011 menjadi 71,90 tahun pada tahun 2015, sehingga
rata-rata peningkatan per tahun sebesar 0,04 tahun. Peningkatan
tersebut bisa merupakan dampak dari peningkatan kesejahteraan
masyarakatsertameningkatnyaderajatkesehatanmasyarakat.
Perkembangan angka harapan hidup tahun 2011-2015 seperti
digambarkanpadagrafiksebagaiberikut:
42 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Grafik2.4PerkembanganAngkaHarapanHidupKabupatenPonorogo
Tahun2011-2015
Sumberdata:BappedaKabupatenPonorogo,2016
4. IndeksDayaBeli
Indeks daya beli disusun berdasarkan komponen pengeluaran
perkapitariilyangdisesuaikan.Secaraumumbanyakindicatoryang
dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kesejahteraan
masyarakat di suatu daerah. Salah satu indikator yang sering
digunakan untukmelihat daya beli masyarakat adalah pengeluaran
riilperkapita.Rata-ratapengeluaranriilmerupakankomponendalam
penyusunanIndeksStandarHidup.
Daya beli merupakan kemampuan masyarakat dalam
membelanjakan uangnyauntuk
barangdanjasa.Kemampuaninisangatdipengaruhiolehharga-
hargariilantarwilayahkarena
nlaitukaryangdigunakandapatmenaikkanatau
menurunkannilaidayabeli.Dengandemikian,kemampuandayabelimasy
arakatsatuwilayahakanberbedadenganwilayahlainnya.
Perkembangan daya beli masyarakat selama 5 tahun terakhir
mengalami peningkatan sebesar Rp338,45, dari sebesar Rp7.849,45
pada tahun 2011 menjadi Rp8.187,90 pada tahun 2012 kemudian
71.7
71.78
71.8571.88
71.9
71.6
71.65
71.7
71.75
71.8
71.85
71.9
71.95
2011 2012 2013 2014 2015
43 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
meningkat lagimenjadiRp8.354,33pada tahun2013.Capaianpada
tahun 2013mengalami peningkatan kembali sebesar Rp28,47 pada
tahun2014,sehinggamenjadiRp8.382,80.Terakhirpadatahun2015
kembalimeningkatsebesarRp125,2daritahunsebelumnyamenjadi
Rp8.508,00. Peningkatan tersebut bisa merupakan dampak dari
peningkatankesejahteraanmasyarakatsertameningkatnyadayabeli
masyarakat.
Perkembangan daya beli masyarakat tahun 2011-2015 seperti
digambarkanpadagrafiksebagaiberikut:
Grafik2.5PerkembanganDayaBeliMasyarakatKabupatenPonorogo
Tahun2011-2015
Sumberdata:BappedaKabupatenPonorogo,2016
c. FokusSeniBudayadanOlahraga
1. SeniBudaya
Untuk menopang pelestarian seni dan budaya daerah diperlukan
adanyaupayauntukmenjagaeksistensikelompoksenidanbudayayang
ada dimasyarakat. Kelompok seni dan budaya yang berperan sebagai
penyelenggarakesenianmemberikandukungandalampelestarian seni
7,849.45
8,187.90
8,354.33 8,382.80
8,508.00
7,400.00
7,600.00
7,800.00
8,000.00
8,200.00
8,400.00
8,600.00
2011 2012 2013 2014 2015
44 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
dan budaya. Perkembangan jumlah kelompok kesenian pada kurun
waktu terakhir ini terusmengalami fluktuatif.Pada tahun2011 jumlah
grup kesenian ada di Kabupaten Ponorogo sebanyak 601 kelompok,
pada tahun 2012 terjadi peningkatan sebanyak 91 kelompok sehingga
totalmenjadi692kelompok,namunpadatahun2013terjadipenurunan
20kelompoksehinggahanyamencapai672kelompokdanpada tahun
2015meningkatkembalimenjadi950kelompok.
Untuk mengetahui kondisi terakhir jumlah organisasi seni yang
masihdiakuikeberadaaanyadapatdilihatpadatabeldibawahini:
Tabel2.13JumlahOrganisasiKesenianMenurutJenisnyaTahun2015
No Uraian 2011 2012 2013 2014 20151 ReogDadak 157 157 157 157 2592 ReogMini 4 4 4 4 43 ReogPegon 10 10 10 10 104 ReokThek 26 26 26 26 365 Karawitan 218 218 218 218 2186 Gajah-gajahan 41 41 41 41 567 Jaranan/KudaLumping 9 9 9 9 108 SeniUnto 3 3 3 3 39 OrkesM/Dangdut 32 32 32 32 3210 Elektone 20 20 20 20 1011 CampurSari 52 52 52 52 4712 Ketoprak 10 10 10 10 1013 Ludruk 3 3 3 3 314 Kentrung 1 1 1 1 215 ThekTur 2 2 2 2 116 Coke’an 2 2 2 2 217 GongGumbeng 1 1 1 1 118 Kongkil 1 1 1 1 119 MusikOdrot 5 5 5 5 520 WayangOrang 2 2 2 2 221 SanggarTari 5 5 5 5 2422 Kelling 1 1 1 1 123 MusikBand 3 3 3 3 324 SeniBarongUlar 1 1 1 1 125 SeniTayub 1 1 1 1 126 Qosidah 16 16 16 16 1627 Kompang 4 4 4 4 4
45 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
No Uraian 2011 2012 2013 2014 201528 MusikTerbang 9 9 9 9 929 Berjanjen 1 1 1 1 131 Sholawatan 63 63 63 63 6332 Hadroh/Kontemporer 115 115 115 115 115
Jumlah 818 818 818 818 950Sumberdata:DinasKebudayaan,Pariwisata,PemudadanOlahRaga,2016
2. OlahRaga
Pembangunandibidangolahragadiarahkankepadapeningkatan
prestasiolahragadisekolah-sekolahdanperguruantinggimaupundi
lingkungan masyarakat luas. Selain itu pembangunan olahraga
ditujukan untukmeningkatkan kondisi fisik danmentalmasyarakat,
memajukan olahraga dengan meningkatkan mutu prestasi
keolahragaan di Kabupaten Ponorogo, memasyarakatkan olahraga
danmengolahragakanmasyarakat.
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah masih kurangnya
fasilitas olahraga yang memenuhi standar sehingga perlu
peningkatan. Kekurangan fasilitas olah raga tersebut sangat
mempengaruhi prestasi olah raga di Kabupaten Ponorogo, artinya
belum semua cabang olahraga terfasilitasi dengan baik, sehingga
sangat sulit untuk mengembangkan prestasi. Oleh karena itu
Pemerintah Kabupaten Ponorogo secara bertahap dan
berkesinambungan berupaya untuk memenuhi fasilitas yang
dibutuhkan dan penyediaan anggaran bagi cabang olahragamelalui
KomiteOlahRagaNasionalIndonesi(KONI)Ponorogo.
46 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
2.3 ASPEKPELAYANANUMUM
a. FokusLayananUrusanWajib
1. UrusanPendidikan
a. AngkaPartisipasiSekolah
AngkaPartisipasiSekolah(APS)merupakanukurandayaserap
sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka
tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk
terutama usia muda. APS adalah jumlah murid kelompok usia
pendidikan dasar (7-12 tahun dan 13-15 tahun) yang masih
menempuh pendidikan per jumlah penduduk usia pendidikan
dasar. Perkembangan APS di Kabupaten Ponorogo dapat dilihat
dalamduatabelsebagaiberikut:
Tabel2.14
PerkembanganAngkaPartisipasiSekolahKabupatenPonorogoTahun2011-2015
No. JenjangPendidikan 2011 2012 2013 2014 2015
1 SD/MI 1.1 APSSD/MI 97,31% 104,01% 106,65% 102,34% 102,57%2 SMP/MTs 2.1 APSSMP/MTs 99,24% 99,69% 96,18% 102,86% 102,86%3 SMA/MA/SMK 3.1 APSSMA/MA/SMK 69,82% 69,99% 72,19% 71,65% 71,65%
Sumberdata:DinasPendidikankabupatenPonorogo,2016
Dari tabel di atas dapat dilihat perkembangan angka
partisipasi sekolahpendidikan dasar untuk SD/MI cenderung
fluktuasi.Memperhatikan perkembanganmulai tahun 2011 yang
sebesar 97,31%, tahun 2012 sebesar 104,01% dan menjadi
106,65% tahun 2013, akan tetapi di tahun 2014 ada penurunan
signifikan menjadi 102,34% dan pada tahun 2015 meningkat
menjadi102,60%.
47 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
UntuktingkatSMP/MTsjugamengalamiperkembanganyang
fluktuasi,yaknidarisebesar99,24%padatahun2011,naiksedikit
menjadi sebesar 99,69% pada tahun 2012 dan pada tahun 2013
mengalami penurunan menjadi 96,18%, namun kemudian
mengalami kenaikan menjadi 102,86% padatahun2014 dan
menurunkembalimenjadi101,20%padatahun2015.
Selanjutnya perkembangan angka partisipasi sekolah tingkat
SMA/MA/SMK setiap tahunmengalami fluktuatif juga, yakni dari
69,82%padatahun2011,naiksedikitmenjadi69,99%dan72,19%
di tahun 2012 dan 2013, kemudian mengalami penurunan
menjadu71,65%di tahun2014danpada tahun2015meningkat
menjadi73,25%.
b. AngkaPartisipasiKasar
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah perbandingan jumlah
pendudukyangsedangbersekolahpadasuatujenjangpendidikan
(berapapuusianya) terhadap jumlahpendudukusiasekolahyang
sesuaidenganjenjangpendidikantersebut.
Perkembangan angka partisipasi kasar pada lima tahun
terakhirmenunjukkan:
- TingkatSD/MIdanSMA/MA/SMKmengalamipeningkatandari
tahun2011ketahun2015,dari98,54%menjadi107,50%untuk
SD/MIdan69,82%menjadi80,50%untukSMA/MA/SMK.
- Tingkat SMP/MTs mengalami fluktuatuatif yaitu pada tahun
2011 sebesar 97,31%, tahun 2012 turun menjadi 96,80 dan
pada tahun 2013 sampai dengan 2015 terus mengalami
peningkatan dari 99,80% di tahun 2013 menjadi 103,68% di
tahun2015.
48 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Untuk mengetahui perkembangan angka partisipasi kasar di
KabupatenPonorogolimatahunterakhirdapatdilihatpadatabel
dibawahini:
Tabel2.15AngkaPartisipasiKasarKabupatenPonorogo
Tahun2011-2015
No. JenjangPendidikan 2011 2012 2013 2014 2015
1 SD/MI 1.1 APKSD/MI 98,54% 100,26% 106,39% 107,02% 105,58%2 SMP/MTs 2.1 APKSMP/MTs 97,31% 96,80% 99,80% 102,20% 103,68%3 SMA/MA/SMK 3.1 APKSMA/MA/SMK 69,82% 69,99% 72,19% 80,63% 84,27%
Sumberdata:DinasPendidikanKab.Ponorogo,2016
c. AngkaPartisipasiMurni
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan
penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah
pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah
pendudukberusia7hingga18tahun.
Perkembangan angka partisipasi murni pada lima tahun
terakhirmenunjukkanangkafluktuatif:
- TingkatSD/MIpada tahun2011sebesar95,21%,pada tahun
2012 turun menjadi 94,19 dan pada tahun 2013 sampai
dengan tahun 2015 mengalami peningkatan dari 95,60% di
tahun2013menjadi94,44%padatahun2015.
- Tingkat SMP/MTs dari tahun 2011 sampai dengan 2013
mengalami penurunan dari 83,97% di tahun 2011 menjadi
81,29% di tahun 2013, sedang pada tahun 2014 dan 2015
meningkatmenjadi83,30%dan83,35%.
- Tingkat SMA//MA/SMK pada tahun 2011 sebesar 54,15%,
pada tahun 2012 meningkat menjadi 68,43%, namun pada
tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 56,51%. Sedang
49 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
pada tahun selanjutnya mengalami peningkatan kembali
menjadi57,60%ditahun2014dan58,50%ditahun2015.
Untuk mengetahui angka partisipasi murni di Kabupaten
Ponorogo pada lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di
bawahini:
Tabel2.16AngkaPartisipasiMurniKabupatenPonorogo
Tahun2011-2015
No. JenjangPendidikan 2011 2012 2013 2014 2015
1 SD/MI 1.1 APMSD/MI 95,21% 94,19% 95,69% 96,33% 94,44%2 SMP/MTs 2.1 APMSMP/MTs 83,97% 83,41% 81,29% 83,30% 83,35%3 SMA/MA/SMK 3.1 APMSMA/MA/SMK 54,15% 68,43% 56,51% 57,60% 58,50%
Sumberdata:DinasPendidikanKabupatenPonorogo,2016
d. RasioKecukupanRuangKelas/PendudukUsiaSekolah
Rasio kecukupan ruang kelas adalah jumlah ruang kelas
tingkatpendidikanSD/Mi,SMP/MtsdanSMA/MA/SMKperjumlah
penduduk usia pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA dan
SMK. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung
perkelassemuapendudukusiapendidikanSD/MI,SMP/MTsdan
SMA/MA/SMK.
Untuk mengetahui rasio kecukupan ruang kelas/penduduk
usiasekolahtersajipadatabelsebagaiberikut:
50 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Tabel2.17
KecukupanRuangKelasdanPendudukUsiaSekolahKabupatenPonorogoTahun2015
No. JenjangPendidikan 2015
1 SD/MI 1.1 Rasio 1:16,552 SMP/MTs 2.1 Rasio 1:27,643 SMA/MA/SMK 3.1 Rasio 1:28,60
Sumberdata:DinasPendidikanKabupatenPonorogo,2016
Dari tabel diatas dapat dilihat fasilitas pendidikan
khususnyajumlah ruang kelas dibanding penduduk usia sekolah
SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK pada tahun 2015
menunjukkan bahwa ruang kelas di Kabupaten Ponorogo pada
tahun2015cukupmemadai.Kondisitersebutmasihmasukdalam
intervalstandarpesertadidikbahwasatukelasidealnyauntuk20-
36pesertadidik.
e. RasioGuru/Murid
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat
pendidikanSD/MI,SMP/MTsdanSMA/MA/SMKperjumlahmurid
pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK. Rasio ini
mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar, disamping juga
untukmengukurjumlahidealmuriduntuksatuguruagartercapai
mutu pengajaran. Perkembangan rasio guru terhadap murid di
Kabupaten Ponorogo pada periode tahun 2011 sampai dengan
tahun2015tersajipadatabelberikut:
51 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Tabel2.18RasioGurudanMuridSemuaJenjangPendidikanTahun2011-2015
No. JenjangPendidikan 2011 2012 2013 2014 20151 SD/MI 1.1 Rasio 10,01 9,99 9,87 11,62 9,972 SMP/MTs 2.1 Rasio 10,68 10,46 10,50 10,32 10,323 SMA/MA/SMK 3.1 Rasio 9,81 9,76 9,12 9,31 9,31
Sumberdata:DinasPendidikanKabupatenPonorogo,2016
Dari tabel diatas dapat dilihat kecenderungan rasio jumlah
guru dan murid menunjukkan tren yang relatif stabil dalam
periode5tahunterakhir,baikuntuktingkatSDmaupunSMP.Hal
ini menunjukkan tetap terjaganya perbandingan jumlah ideal
antara guru dan murid di Kabupaten Ponorogo, sehingga mutu
pengajaran tetap terjaga. Rasio jumlah guru dan murid tidak
terpengaruh oleh kondisi wilayah kecamatan di perkotaan
ataupun di pinggiran, karena bisa jadi yang di pinggiran lebih
rendahrasionya.
f. FasilitasPendidikan
Dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan terbaik
kepadamasyarakatdiperlukansaranadanprasaranasekolahyang
memadai. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Ponorogo bersama
seluruh stakeholder yang ada berupaya menjamin ketersediaan
bangunan sekolahdalamkondisi baik.Dalamkurunwaktu 2011-
2015 Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah berupaya untuk
meningkatkanketersediaanbangunansekolah.Haltersebutdapat
diketahui dari jumlah bangunan Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN), tahun 2011 jumlah SMPN sebanyak 55 unit
kemudianmeningkatmenjadi56unitdi tahun2015.Akan tetapi
kondisi tersebutberbedadenganSekolahMenengahAtasNegeri
52 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
(SMAN),tahun2011totalSMANdiKabupatenPonorogomencapai
17unitsedangkanpadatahun2015justruturunmenjadi16unit.
Untuk jumlah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) tidak
mengalami perubahan jumlah mulai tahun 2011 hingga 2015
sebanyak7unit.
JumlahSMPNdiKabupatenPonorogoditahun2015tersebar
diseluruh kecamatan, sedangkan untuk SMAN masih terdapat
beberapakecamatanyangmasihbelummemilikibangunanSMAN
yaitu Sawoo, Pudak, Mlarak, Badegan, Sukorejo dan Ngebel.
SedangkanuntukSMKNdiKabupatenPonorogopadayahun2015
hanya ada di 6 kecamatan yaitu, Slahung, Sawoo, Mlarak,
Badegan, Ponorogo (2 SMKN), dan Jenangan. Untukmengetahui
jumlah sekolah dan persebarannya di kecamatan Kabupaten
ponorogodapatdilihatpadatabeldibawahini:
Tabel2.19JumlahSekolahMenurutJenisSekolahdiKabupatenPonorogo
Tahun2011-2015
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1. TK 645 415 415 435 464
2. SDNegeri 587 588 586 586 586
3. SDSwasta 14 14 15 17 17
4. SMPNegeri 55 56 56 56 56
5. SMPSwasta 34 33 32 33 33
6. SMANegeri 17 16 16 16 16
7. SMASwasta 10 10 11 10 10
8. SMKNegeri 7 7 7 7 7
9. SMKSwasta 25 27 31 35 35
Sumberdata:DinasPendidikanKabupatenPonorogo,2016
53 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
g. PendidikdanProgrammelekHuruf
JumlahpendidikdiKabupatenPonorogoyangmenilikisertifikatpendidikdanjumlahpendudukyangberusiadiataslima
belastahundansudahmelekhuruf(tidakbutaaksara)datanya
dalamlimatahunyanglalu,sebagaiberikut:
Tabel2.20PendidikBersertifikatdanPendudukMelekHurufTahun2011-2015
No UraianTahun
2011 2012 2013 2014 20151. Pendidikyangmemiliki
sertifikatpendidik(%)- - 41,72 49,68 49,34
2. Pendudukyangmelekhuruf(jiwa)
- 9261 9223 9356 9237
Sumberdata:DinasPendidikanKab.Ponorogo,2016
h. UrusanKesehatan
1. AngkaKematianBayi(AKB)per1.000KelahiranHidup
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat
setelahbayi lahirsampaibayibelumberusiatepatsatutahun.
Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan banyaknya
kematianbayiberusiadibawahsatutahunper1000kelahiran
hiduppadatahuntertentu.
Perkembangan angka kematian bayi di Kabupaten
Ponorogo menunjukkan angka yang kurang stabil setiap
tahunnya.Daridatayangtersediapadatahun2012mengalami
peningkatanyangcukupsignifikansebesar9,71, dari27,32di
tahun 2011 menjadi 37,03 pada tahun 2012. Peningkatan
drastis tersebut memberikan tekanan tersendiri bagi
Pemerintah Kabupaten Ponorogo pada umumnya dan Dinas
Kesehatanpadakhususnya.Denganberbagai langkahstrategis
pada tahun 2013 angka kematianbayi akhirnya dapat
diturunkankembalipadaangka25,83.
54 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Pada tahun 2015 terjadi penurunan kembali dari 24,14
tahun2014menjadi14,60atauterjadipenurunansebesar9,54
dari tahun sebelumnya. Upayamenekan angka kematian bayi
ditempuhmelalui peningkatan pelayanan terhadap kesehatan
bayi. Upaya tersebut dilaksanakan dengan pemeriksaan
kesehatan dan penimbangan berat badan secara rutin, dan
pemberian makanan tambahan di Posyandu. Keberhasilan
dalampenurunanangkakematianbayiseharusnyaterusdijaga
agar angka kematian bayi dapat terus ditekan pada tahun-
tahunberikutnya.
Berikut grafik angka kematian bayi di Kabupaten
PonorogoTahun2011-2015:
Grafik2.6
AngkaKematianBayiper1.000KelahiranHidupKabupatenPonorogoTahun2011-2015
Sumberdata:DinasKesehatanKabupatenPonorogo,2016
2. AngkaKematianIbu(AKI)per100.000KelahiranHidup
Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Ponorogo dari
tahun2011-2015 cenderung fluktuatif, hal itu bisa dilihat dari
angkakematianibupadatahun2011sebesar105,20menurun
menjadi 98,82 pada tahun 2012 dan di tahun 2013 justru
27.32
37.03
25.83 24.86
14.6
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2011 2012 2013 2014 2015
55 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
mengalami peningkatan menjadi 102,03 dan kembali
mengalami peningkatan secara drastis di tahun 2014 menjad
127,00.Namunpadatahun2015dapatditurunkandari127,00
di tahun 2014 menjadi 91,6 atau terjadi penurunan sebesar
35,4.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menekan AKI,
diantaranyamelaluipeningkatanmonitoringselamakehamilan
(ANC) yang lebih optimal dan melakukan konsultasi sedini
mungkin setiap kelainan yang ditemukan di luar kasus Obgyn
kepada dokter spesialis terkait, serta minimal satu kali
konsultasi ke dokter umum selama kehamilan. Lebih
lengkapnya berikut data angka kematian ibu Kabupaten
Ponorogo.
Grafik2.7AngkaKematianIbu(AKI)per100.000KelahiranKabupatenPonorogo
Tahun2011-2015
Sumberdata:DinasKesehatanKabupatenPonorogo,2016
105.298.82 102.03
127
91.6
0
20
40
60
80
100
120
140
2011 2012 2013 2014 2015
56 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
3. FasilitasKesehatan
BerdasarkandataDinasKesehatanKabupatenPonorogo
menyebutkanbahwafasilitaskesehatantotalrumahsakityang
tersebar di wilayah Kabupaten Ponorogo hingga tahun 2015
mencapai 6 unit yang kesemuanya berlokasi di Kecamatan
Ponorogo. Untuk Puskemas tersebar di seluruh kecamatan
KabupatenPonorogo,dengantotalmencapai31unit,artinyadi
beberapa kecamatan terdapat 2 unit Puskesmas. Sedangkan
untukpuskesmaspembantumencapai57unit,klinikkesehatan
mencapai 34 unit yang sebagian besar tersebar di Kecamatan
Ponorogosebanyak17unit.Kepercayaandankepuasanpublik
terhadappelayananrumahsakitdanpuskesmasmenyebabkan
BalaiKesehatan IbudanAnak (BKIA) tidak terlaludiminati lagi
oleh masyarakat Ponorogo. Hal tersebut dapat dilihat dari
jumlah BKIA yang sempat mencapai 7 unit pada tahun 2011,
kemudian meningkat menjadi 9 unit pada tahun 2012,
kemudian hanya tinggal 1 unit saja di tahun 2014 dan 2015.
Untuk mengetahui jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten
Ponorogopadatahun2015tersajipadatabeldibawahini:
Tabel2.21
JumlahFasilitasKesehatandiKabupatenPonorogoTahun2011-2015
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1. RumahSakit 6 6 6 6 62. Puskesmas 31 31 31 31 313. PuskesmasPembantu 56 57 57 57 574. PuskesmasKeliling 47 46 46 45 465. BalaiPengobatan 19 20 26 31 366. BKIA 7 9 1 1 17. KlinikKB - 1 - - -
Sumberdata:DinasKesehatanKab.Ponorogo,2016
57 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Adapundatayangterkaitrasiocakupanpuskesmasterhadap
pendudukdanpuskesmasterakreditasi,sebagaitabelberikut:
Tabel2.22
RasioCakupanPuskesmasdanPuskesmasTerakreditasi
No UraianTahun
2011 2012 2013 2014 20151. RasioCakupan
PuskesmasterhadapPenduduk
1:27.637 1:27.665 1:27.698 1:27.730 1:28.000
2 JumlahPuskesmasTerakreditasi
0 0 0 0 0
Sumberdata:DinasKesehatanKab.Ponorogo,2016
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa cakupan
puskesmas terhadap penduduk dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk,
sementara itu tidak ada penambahan pembangunan puskesmas
baru. Sedangkan untuk puskesmas terakreditasi di Kabupaten
Ponorogobelumada.
Untuk data rasio kecukupan dokter dan prevalensi
kekurangangizidiKabupatenPonorogo,sebagaitabelberikut:
Tabel2.23
RasioKecukupanDokterdanPrevalensiKekuranganGiziTahun2011-2015
No Uraian Tahun2011 2012 2013 2014 2015
1 RasioKecukupanDokter
10:117.350 10;104.588 10:104.711 10:100.000 10:100.000
2 PrevalensiKekuranganGizi
- - - - 12,9%
Sumberdata:DinasKesehatanKab.Ponorogo,2016
Untuk layanan kesehatan terhadapmasyarakat Ponorogo
dariRSUDyangdimilikiolehPemerintahKabupatenPonorogo
yangkinerjanyaterukurdari:
a. NilaiakreditasiyangdiperolehrumahsakitRSUD;
58 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
b. Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan rumah
sakitRSUD;
c. RasiokecukupantenagamedisRSUD;
d. PresentasependudukmiskinyangterlayaniRSUD.
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Dr. Harjono
KabupatenPonorogokinerjapelayananRSUDtersebut,sebagai
berikut:
Tabel2.24KinerjaPelayananRSUDKabupatenPonorogoTahun2011-2015
No Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014 20151. Nilaiakreditasi
- - - - paripurna
2 Indekskepuasanmasyarakatterhadappelayananrumahsakit
- - 74 74 76
3. Rasiokecukupantenagamedis
53,10 51,10 53,90 53,90 59,80
4. Presentasependudukmiskinyangterlayani
- - - - 24,5
Sumberdata:DinasKesehatanKab.Ponorogo,2016
i. UrusanPekerjaanUmum
1. Jalan
Jaringan jalan kabupaten di Kabupaten Ponorogo dari tahun
2011 sampai dengan tahun 2015 sepanjang 916.110 Km. Pada
tahun2015kondisi jalanyang“baik”sepanjang469.235Kmatau
51,22 %, kondisi jalan “sedang” sepanjang 208.444 Km atau
22,75%,sedangsisanyasepanjang238.431kmdalamkondisirusak
danrusakberat.
Selanjutnya diperlukan perhatian dan penanganan dari
pemerintah Kabupaten Ponorogo agar kondisi jalan yang baik
tetap terpelihara sehingga memudahkan akses bagi warga serta
memberikan keuntungan dan kemudahan bagi pengangkutan
hasil– hasil produksi di wilayah Kabupaten Ponorogo menuju
59 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
pasar–pasar potensial dan memberikan daya tarik bagi investor
untukmenanamkanmodalnyadiKabupatenPonorogo.
Tabel2.25
PanjangdanKondisiJalanDiKabupatenPonorogoTahun2011-2015(km)
No. KONDISI 2011 2012 2013 2014 2015 2015(%)
1 Baik 421.998 440.005 442.205 460.000 469.235 51,222 Sedang 212.844 230.745 228.445 212.378 208.444 22,753 Rusak 150.794 147.670 153.120 157.555 163.295 17,824 Rusak
Berat130.474 97.690 92.340 86.177 75.136 8,20
Jumlah 916.110 916.110 916.110 916.110 916.110 100SumberData:DinasPUKabupatenPonorogo,2016
2. Sanitasi
Salah satu aspek yang penting dalam menjaga kualitas
lingkunganadalahdenganmenjagakondisisanitasimasyarakat.
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo rumah
tangga dengan akses sanitasi layak, yang ditinjau dari
kepemilikanjambansehat,mengalamipeningkatandari58,68%
rumahtanggapadatahun2014,menjadi67,76%rumahtangga
padatahun2015.
Terkaitdenganpenanganansanitasilingkungan,khususnya
drainaselingkunganuntukwilayahperkotaanPonorogo,bahwa
dengan semakin meningkatnya perkembangan kawasan
pemukiman mengakibatkan sering terjadinya genangan di
beberapalokasidenganluasanmencapai3.500m²padatahun
2015.
3. AirBersih
Untuk memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari
masyarakat di Kabupaten Ponorogo memperoleh air dari
berbagai sumberbaikdenganmenggunakan sistemperpipaan
60 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
maupun sistem non perpipaan. Sarana air bersih perpipaan
diperolehdariPDAMdannonPDAMyangdikelolamasyarakat.
Sistem air minum non perpipaan menggunakan sumur gali,
penangkap air hujan serta dari mobil tangki. Penggunaan
penangkap air hujan sebagai sumber air bersih terutama
dilakukan oleh masyarakat yang kesulitan mendapatkan
sumber airminum,dimanaalternatif sumber air lainnyabaik
sistemperpipaanmaupunsistem lain tidakmemungkinkan.Di
Kabupaten Ponorogo penduduk dengan akses air minum
”Aman”sebesar92,72%penduduk.
DiKabupatenPonorogosecaragarisbesar,terdapat2jenis
kebutuhan air, yaitu untuk memenuhi kebutuhan domestik
(rumah tangga) dan kebutuhan non domestik (memenuhi
kebutuhan non rumah tangga), kebutuhan air bersih untuk
kebutuhan domestik (rumah tangga) merupakan kebutuhan
penduduk untuk masak, mandi, cuci dan kakus. Besarnya
pemakaianuntukkeperluaninibervariasiuntuksetiapwilayah.
Standartyangbiasadigunakansebagaidasarperkiraanadalah
“KategoriKotadanStandarkebutuhanAirBersihUntukRumah
Tangga”yangdikeluarkanolehDitjenCiptaKarya,Kementerian
Pekerjan Umum. Selain dari standar tersebut, kebutuhan air
bersihjugadapatdiambilberdasarpemakaiankonsumenyang
tercatatdalamrekeningbulananPDAM.
Sedangkankebutuhanairnondomestikadalahkebutuhan
airuntukmemenuhikebutuhannonrumahtangga,yaituuntuk
kegiatan ekonomi dan perkotaan misalnya untuk industri,
perkantoran, pertokoan, hotel, penginapan, rumah makan,
rumah sakit, puskesmas, sekolah, rumah ibadah,dan lain-lain.
Perhitungansecarapastiuntukmengetahuikebutuhanairjenis
ini sangat sulit dilakukan, karena beragamnya jenis fasilitas
serta setiap sambungan akan memerlukan air yang berbeda
61 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
dengan sambungan lainnya.Untukmemperkirakan kebutuhan
non domestik, dilakukan dengan mengambil prosentase dari
kebutuhandomestik.
Berdasar data pemakaian air di PDAM Kabupaten
Ponorogo, jumlah pemakaian air non domestik Kabupaten
Ponorogo pada tahun 2015 sebanyak 264.323 m3. Jika
dibandingkan dengan jumlah pemakaian total, konsumsi air
non domestik ini sekitar 9,01% dari total konsumsi air di
Kabupaten Ponorogo. Dalam penyusunan rencana induk,
direncanakankebutuhanairnondomestikdialokasikansebesar
15 % dari kebutuhan domestik. Angka 15% ini tetap sampai
dengan akhir perencanaan dengan asumsi bahwa
perkembangankebutuhanairnondomestiksebandingdengan
peningkatankebutuhanairdomestik.
Disamping itu untuk pembangunan dan penyediaan air
bersih diarahkan pada daerah-daerah yang masuk kategori
rawan air bersih, dengan harapan masyarakat dapat
memperoleh kebutuhan air bersih yang cukup sesuai baku
mutu air dan memenuhi syarat kesehatan, karena dengan
semakinbanyakmasyarakatyangmemperolehairbersihmaka
akan semakin baik kondisi kesehatannya, memperhatikan hal
tersebut ukuran air bersih dikatakan sehat apabilamemenuhi
kelayakansecarafisik,kimiadanbakteriologis.
j. UrusanPenanamanModal
1. JumlahInvestorBerskalaNasional(PMDN/PMA)
Perkembangan jumlah investasi daerah di Kabupaten
Ponorogo dalam periode tahun 2011 sampai dengan tahun
2015menunjukkanbahwasebagianbesarinvestasiyangadadi
Kabupaten Ponorogo adalah investasi/penanaman modal
dalam negeri dan hanya pada tahun 2013 saja yang tercatat
62 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
adainvestorasing(PMA/NonPMDN)yangmasukdiKabupaten
Ponorogo.
2. JumlahNilaiInvestasiBerskalaNasional(PMDN/PMA)
Berdasarkan data realisasi investasi daerah PMDN
Kabupaten Ponorogo tahun 2011 sampai dengan 2015 adalah
sebagaiberikut:
Tabel2.26PerkembanganInvestasiDiKabupatenPonorogo
Tahun2011-2015
No. TAHUNJUMLAHUNIT
USAHAJUMLAHINVESTASI
(Rp)KETERANGAN
1 2011 1.321 346.719.545.062,00 -2 2012 3.298 786.579.617.256,00 -3 2013 2.040 694.450.719.604,00 -4 2014 1.323 350.890.412.617,00 -5 2015 1.838 1.463.909.736.548,00 -
Sumberdata:KPPTKabupatenPonorogo,2016
Sedangkan untuk data investasi penanaman modal asing
hanyapadatahun2013senilaiRp2.679.390.000,00.
k. UrusanKoperasidanUsahaKecilDanMenengah
1. MeningkatnyaPersentaseKoperasiSehat
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorangataubadanhukumyangkegiatannyaberdasarkanatas
asas kekeluargaangunamencapai tujuanuntukmeningkatkan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.Padadasarnyakoperasimerupakanorganisasiyang
menyisyaratkan kemandirian yaitu koperasi akan berkembang
dalam suasana kemandirian. Artinya, berkembang atau
tidaknya koperasi sangat tergantung seberapa kuat fundamen
internal mendukung ketercapaian tujuan berkoperasi. Adanya
kesamaan kepentingan ekonomi dari para anggota-
63 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
anggotanya,adanyapengurus yangmemilikimotivasi kuatdan
sanggup amanah serta tersedianya manajemen yang
profesional merupakan kunci keberhasilan pembangunan
koperasi.
Pengelolaan koperasi sebaiknya berpedoman pada Tiga
Sehat, yaitu sehat organisasi, sehat usaha, dan sehatmental.
Pembinaan koperasi dengan berpedoman pada Tiga Sehat
tersebut diharapkan jumlah koperasi sehat di Kabupaten
Ponorogo meningkatkan dan memberikan dampak positif
terhadap kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Dinas
Koperasi dan UMKM menunjukkan bahwa dalam limatahun
terakhir terjadi fluktuasi baik jumlah koperasi maupun
prosentase koperasi aktif di Kabupaten Ponorogo. Hasil
pengembangankinerjakoperasi ,UKM,danBPRdiKabupaten
Ponorogotahun2011sampaidengantahun2015sebagaimana
tabelberikut:
Tabel2.27PerkembanganKelembagaanKoperasi,UKM,danBPRTahun2011-2015
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1 ProsentaseKoperasiAktif 89,27% 95,27% 92,29% 89,85% 85,64%
2 JumlahUKMnonBPR/LKMUKM
23.120 23.958 27.058 27.463 28.252
3 JumlahBPR/LKM 2 2 2 2 2
4 ProsentaseUsahanMikrodanKecil
99,27% 99,26% 99,12% 99,10% 99,09%
Sumberdata:DinasIndakopdanUKMKab.Ponorogo,2016
Jika dilihat dari tabel dan gambar diatas, menunjukkan
bahwa jumlah BPR tetap, sedangkan UKM non BPR/LKMUKM
mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari tahun 2011
berjumlah 23.120 unitmenjadi 28.252 unit pada tahun 2015.
64 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Sementara itu untuk perkembangan Usaha Mikro dan Kecil
(UKM) relatif tetap. Berbeda dengan kondisi perkembangan
Koperasi Aktif di Kabupaten Ponorogo yang masih fluktuatif,
tetapi pada dasarnya jumlahnya terus meningkat. Terdapat
beberapa hal yang menjadi kendala pokok yang dihadapi
koperasidiKabupatenPonorogoyaitu:
a. Kurangadanyadukunganmodalusahayangkuat;
b. Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi
kurangbisamendukungjalannyakoperasi;
c. Managemen koperasi yang belum profesional, ini banyak
terjadi di koperasi-koperasi yang anggota dan pengurusnya
memilikitingkatpendidikanyangrendah;
d. Banyaknya koperasi yang ada di Kabupaten Ponorogo
menyebabkanpersainganyangketatdanmenuntutkoperasi
untukbertahan.
Masihrendahnyaprogrespeningkatanprosentasekoperasi
aktif tersebut menunjukan masih banyak koperasi yang
membutuhkan pendampingan baik dari segi manajerial,
pengelolaankeuangan,hinggapenyusunanlaporanpembukuan
menujuterlaksananaRapatAnggotaTahunan(RAT)yangtepat
waktu.
2. PersentaseKoperasiWanitaAktif
Dari jumlah koperasi sebanyak 940 unit di Kabupaten
Ponorogo tersebut terdapat 305 unit KoperasiWanita di 307
desa/kelurahan sebagai bentuk revitalisasi lembaga keuangan
mikroditingkatdesa/kelurahandandiharapkandapatmenjadi
wadah pengembangan ekonomi lokal berbasis pada usaha
rumah tangga yang banyak dikelola oleh kaumwanita. Selain
itu,jugasebagaiupayamengurangiketergantunganmasyarakat
65 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
perdesaan khususnya pelaku usaha mikro terhadap rentenir
danatauusahasimpanpinjam/koperasisimpanpinjamliar.
Berkembangnya koperasi wanita tersebut diharapkan
bukan saja memotong jalur kemiskinan di lingkungan wanita
saja,namun jugauntukmenanamkan jiwawirausahadannilai-
nilai berkoperasi di lingkungan generasi yang akan datang
melaluimediakeluarga.
l. UrusanKependudukanDanCatatanSipil
1. CakupanPenerbitanKKdanKTP
Pelayanan kependudukan yang telah dilakukan sepanjang
tahun 2011-2014meliputi pelayanan KTP, KK, dan mutasi
kependudukan. Capaian ini didorong oleh meningkatnya
kesadaranmasyarakatterhadappentingnyatertibadministrasi
kependudukan dan banyaknya kemudahan bagi masyarakat
yangmengurusKTPdanKK.CakupankepemilikandokumenKK
danKTPTahun2011-2015sebagaiberikut:
Tabel2.28CakupankepemilikandokumenKKdanKTPTahun2011-2015
Tahun
JenisLayananKartuKeluarga KTP
JumlahKK
KepemilikanKK % Wajib
KTP/jiwaKepemilikan
KTP %
2011 308.206 308.206 100 797.109 480.898 60,332012 320.587 320.587 100 811.666 518.128 63,842013 365.531 365.531 100 637.395 586.859 92,072014 315.586 315.586 100 695.409 632.089 90,892015 311.857 311.857 100 725.119 658.098 90,88
Sumberdata:DinasDukcapilKab.Ponorogo,2016
2. CakupanPenerbitanAktePencatatanSipil
Akta Kelahiran adalah Bukti Sah mengenai Status dan
Peristiwa Kelahiran Seseorang yang dikeluarkan oleh Dinas
66 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Kependudukan dan Catatan Sipil. Bayi yang dilaporkan
kelahirannya akan terdaftar dalam Kartu Keluarga dan diberi
Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai dasar untuk
memperolehpelayananmasyarakatLainnya.
Pelayanan akta pencatatan sipil bertujuan untuk
memberikan kepastian hukum terhadap setiap warga negara
khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Ponorogo.
Pelayanan dokumen akte kelahiran dan cakupan kepemilikan
akte kelahiran usia <18 tahun di Kabupaten Ponorogo selama
limatahunyanglalu,sebagaiberikut:
Tabel2.29PelayananDokumenAkteKelahirandanCakupanKepemilikanAkteKelahiran
Usia<18TahundiKabupatenPonorogoTahun2011-2015
Tahun JumlahPenduduk
PelayananAkta
Kelahiran%
JumlahPendudukUsia<18tahun
CakupanKemelikan
Aktekelahiran<18tahun
%
2011 1.011.571 54.575 5,4 227.927 64.573 28,332012 1.028.306 11.272 1,1 244.487 119.708 48,962013 833.146 16.550 1,99 221.389 120.570 54,462014 894.238 14.035 1,57 224.383 130.715. 58,262015 915.864 12.850 1,40 213.458 141.263 66,18Jumlah 109.282 576.829
Sumberdata:DinasDukcapilKab.Ponorogo,2016
m. UrusanKetenagakerjaan
PengangguranTerbukamerupakanbagiandariangkatankerja
yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi
mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang
sudahpenahberkerja),atausedangmempersiapkansuatuusaha,
mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin untukmendapatkan pekerjaan danmereka yang sudah
memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Proporsi atau
jumlah pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna
sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru.
67 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Disampingitu,trendindikatoriniakanmenunjukkankeberhasilan
progamketenagakerjaandaritahunketahun.
Tabel2.30PerkembanganAngkatanKerjaPonorogoTahun2011-2015
Tahun AngkatanKerja PendudukyangBekerja
PengangguranTerbuka
2011 73,52% 71,06% 3,35%
2012 73,41% 72,15% 3,26%
2013 71,75% 69,82% 3,28%
2014 72,31% 71,44% 3,66%
2015 81,94% 72,56% 3,22%
Sumberdata:DinsosnakertransKab.Ponorogo,2016
TingkatpengangguranterbukadiKabupatenPonorogoselama
tahun2011-2015mengalami fluktuatif.Pada tahun2011 sebesar
3,35% mengalami penurunan menjadi 3,26 di tahun 2012.
Selanjutnya mengalami peningkatan di tahun 2013 dan tahun
2014masing-masingmenjadi3,28%dan3,66%.Padatahun2015
tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan menjadi
3,22%. Kondisi tersebut menunjukkan upaya yang dilaksanakan
pada tahun2015dapatmenekantingkatpenggangguran terbuka
sebesar0,44%daritahunsebelumnya.
Adapun untuk urusan kinerja tenaga kerja dan transmigrasi
dapat diketahui dari data persentase penurunan perkara
perselisian hubungan industrial, jumlah perusahaan yang
menerapkan jamsostek, jumlah penurunan TKI bermasalah,
persentase jumlah TKI bermasalah yang tertangani, jumlah
transmigrasi yang diberangkatkan, dan jumlah transmigrasi yang
berhasil,sebagaimanatabelberikut:
68 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Tabel2.31KinerjaUrusanTenagaKerjaDanTransmigrasiTahun2011-2015
No Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014 20151 JumlahPerusahaanyang
MenerapkanJamsostek56 142 142 110 110
2 JumlahTKIBermasalah 9 67 74 50 143 Persentase Jumlah TKI
Bermasalah yangTertangani
100% 100% 100% 100% 100%
4 Jumlah TransmigrasiyangDiberangkatkan
20KK 25KK 25KK 25KK 10KK
Sumberdata:DinsosnakertransKab.Ponorogo,2016
n. KetahananPangan
1. PencapaianSkorPolaPanganHarapan(PPH)
Penyelenggaraan urusan pangan di Indonesia diatur
melalui Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012
pengganti Undang-Undang Pangan Nomor 7 Tahun 1996.
Dalam Undang-Undang Pangan ini ditekankan pemenuhan
kebutuhan pangan di tingkat perorangan, dengan
memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial,
ekonomidankearifanlokalsecarabermanfaat.
Dewasa ini situasi kualitas konsumsi pangan masyarakat
masihdirasakankurangberagamdanbergiziseimbang.Padahal
konsumsipangandengangizicukupdanseimbangmerupakan
salah satu faktor penting yangmenentukan tingkat kesehatan
dan intelegensia manusia. Volume dan kualitas komsumsi
pangandangizididalamrumah tangga jugadipengaruhioleh
kondisi ekonomi, pengetahuan dan budaya masyarakat.
Indikator kualitas komsumsipanganditunjukanoleh skorPola
PanganHarapan (PPH) yang dipengaruhi oleh keragaman dan
keseimbangankonsumsiantarkelompokmakanan.
69 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) adalah komposisi
kelompokpanganutamayangbiladikonsumsidapatmemenuhi
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya dan menggambarkan
keragaman ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk.
Semakin tinggi skor PPH semakin beragam pangan yang
dikonsumsi dan semakin baik zat gizi yang diperoleh. PPH
biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan
danpenyediaanpanganyangidealdisuatuwilayah.
Diversifikasipanganmenjadisalahsatupilarutamadalam
mewujudkanketahananpangan.Diversifikasikonsumsipangan
tidak hanya sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada
beras, tetapi juga upaya peningkatan perbaikan gizi untuk
mendapatkan manusia yang berkualitas dan mampu berdaya
saingdalampercaturanglobalisasi.
2. MenurunnyaJumlahDaerahRawanPangan
Penanganan kerawanan pangan adalah penanganan
kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami daerah,
masyarakat, atau rumah tangga, pada waktu tertentu untuk
memenuhi standar kebutuhan fisiologi bagi pertumbuhandan
kesehatanmasyarakat.Kerawananpangan sangatdipengaruhi
oleh daya beli masyarakat yang ditentukan oleh tingkat
pendapatannya, rendahnya tingkat pendapatanmemperburuk
konsumsienergidanprotein.
Diversifikasi pangan saat ini adalah kunci keberhasilan
dalam mempertahankan ketahanan pangan. Program
DiversifikasiPanganinimerupakanlangkahjituuntukmeredam
gejolak pangan dunia dan nasional ditengah ancaman
perubahan iklim. Selain itu, diversifikasi pangan menjadi cara
mengembangkankearifanlokalmelaluipengoptimalansumber
daya yang ada. Implementasi diversifikasi pangan berbasis
70 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
kearifan lokal memerlukan strategi dan komitmen yang kuat
dari pemerintah, petani, pengusaha, dan masyarakat.
Keberhasilan program ini memerlukan kerjasama dan
koordinasi yang dikuat dari berbagai pemangku kepentingan.
Dimana pemerintah memegang peranan penting dalam
membuatkebijakanyangpropertanianlokal.
Untukkinerjaurusanketahananpanganselamalimatahun
ini,dapatdilihatdaripersentasedaerahrawangizi,persentase
kualitas gizi pangan daerah dan index pola pangan harapan
sebagaiberikut:
Tabel2.32KinerjaKetahananPanganKabupatenPonorogoTahun2011-2015
No. UraianTahun
2011 2012 2013 2014 20151. Persentasedaerahrawangizi - - - - 852. Persentasekualitasgizi
pangandaerah- - - - 48,44
3. Indekspolapanganharapan 69,4 71,9 71,2 74,8 78,7Sumberdata:KantorKetahananPangan,2016
o.UrusanLingkunganHidup
Seiring dengan proses pembangunan dan perkembangan
jaman maka biasanya akan diikuti dengan munculnya
permasalahan lingkungan hidup. Permasalahan-permasalahan
lingkungan hidup terjadi diberbagai sektor beserta segala
kompleksitaspenyebabdanakibatnyamasing-masing.
Permasalahan tersebut anatara lain permasalahan air,
sampah,limbahdanpermasalahanekosistempantai/laut.
Dari kondisi tersebut maka menunjukkan bahwa urusan
Lingkungan Hidup juga merupakan urusan yang harus
mendapatkanprioritasdalampelaksanaankegiatanpembangunan
sekarangmaupunyangakandatang.
71 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Kinerja urusan lingkungan hidup di Kabupaten Ponorogo
dalam5tahunyanglaludapatdilihatdaridatasebagaimanatabel
berikut:
Tabel2.33KinerjaUrusanLingkunganHidupDiKabupatenPonorogoDalam5Tahun
No Uraian SatuanTAHUN
2011 2012 2013 2014 20151 Jumlah
industry/perusahaan/badanusahayangmenyusunAMDAL(termasukdokumenlingkunganyanglainyaituUKL,UPL,SPPL,DPPLH)
Unit 5 9 69 72 119
2 Pelayananpencegahanpencemaranair(prosentasejumlahusahadanataukegiatanmentaatipersyaratanadministrasidanteknispengendalianpencemaranair)
% 60 80 100 33,33 100
3 Prosentaseusahadanataukegiatansumbertidakbergerakyangmemenuhipersyaratanadministrasidanteknispengendalianpencemaranudara
% 100 100 100 100 100
4 Prosentaseluaslahanyangdiinformasikanstatuskerusakanlahan/tanahuntukproduksibiomasa
% - - - 28,46 54,45
5 Prosentasejumlahpengaduanyangditindaklanjuti
% - 1006lap
1002lap
1008lap
1003lap
6 AngkaIndeksKualitasLingkunganHidup(IKLH)
- - - - - 67,28
Sumberdata:KantorLingkunganHidup,2016
o. UrusanPemberdayaanPerempuandanPerlindunganAnak
Masih banyaknya kejadian kekerasan terhadap perempuan
dananakyangterjadimenunjukkanbahwakesadaranmasyarakat
untuk melaporkan tindak kekerasan yang terjadi semakin
meningkat. Selain itu juga menunjukkan bahwa KPPA yang
dibentuk telah menjadi lembaga rujukan yang mendapat
kepercayaan tinggi dari masyarakat. Bahkan tren yang terjadi
adalahselalunaiksetiaptahunnya.
Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak,
selamakurunwaktu2011-2015sebagaimanatabelberikut:
72 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Tabel2.34KasusKekerasanTerhadapPerempuandanAnakdiKabupatenPonorogo
Tahun2011-2015
NO INDIKATORCAPAIAN
2011 2012 2013 2014 20151. Jumlahkejadian
(kasus)17 19 32 40 41
Sumberdata:KPPPAKab.Ponorogo,2016
p. UrusanKeluargaBerencanaDanKeluargaSejahtera
Laju pertumbuhan penduduk (LPP) adalah angka yang
menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam
jangkawaktutertentu.LajupertumbuhanpendudukdiKabupaten
Ponorogosepanjangtahun2011-2015mengalamipenurunanyang
sangat signifikan, yaitu dari sebesar 0,47% pada tahun 2011
menjadi0,29ditahun2012.Padatahun2013sampaidengan2015
juga mengalami penurunan masing-masing menjadi 0,25 pada
tahun2013,0,22padatahun2014dansebesar0,17%padatahun
2015.
Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten
Ponorogosebagaimanagrafikberikut:
Grafik.2.8
LajuPertumbuhanPendudukKabupatenPonorogoTahun2011-2015
0.47%
0.29%0.25%
0.22%0.17%
0.1%
0.2%
0.3%
0.4%
0.5%
2011% 2012% 2013% 2014% 2015%
Sumberdata:BadanKBKabupatenPonorogo,2016
73 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang
dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan perpindahan
penduduk (migrasi). Pertumbuhan penduduk terdiri atas dua
macam,yaitusebagaiberikut:
1) Pertumbuhanpendudukalami,yaitupertumbuhanpenduduk
yangdipengaruhiolehkelahirandankematian.
2) Pertumbuhanpenduduk total, yaitu pertumbuhanpenduduk
yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, imigrasi, dan
emigrasi.
Salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
adalah Kelahiran (natalitas/fertilitas): Kelahiran adalah
kemampuan seorang wanita melahirkan yang tercermin dalam
jumlah bayi yang dilahirkan. Angka kelahiran ialah rata-rata
banyaknyabayiyang lahirdari tiap1.000orangpendudukdalam
satutahun.Angkakelahirandibagimenjadidua,yaitu:
1) Angkakelahirankasar:Angkakelahirankasaradalah jumlah
tiap kelahiran 1.000 orang penduduk pada suatu daerah
dalamwaktusatutahun.
2) Angka kelahiran khusus :Angka kelahiran khusus adalah
angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran hidup dari
1.000 wanita usia tertentu dalam waktu satu tahun. Yang
dimaksudusiatertentu,misalnya:padausia20-24tahun,25-
29tahun,30-39tahun,danseterusnya.
Untuk mengetahui tingkat angka kelahiran kasar Kabupaten
Ponorogomulaitahun2011sampaidengan2015dapatdiketahui
melaluigrafikdibawahini:
74 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Grafik2.9AngkaKelahiranKasarKabupatenPonorogoTahun2011-2015
Sumberdata:DinasKesehatanKabupatenPonorogo,2016
Upayapemerintahdalam rangkamenekan jumlahpenduduk
adalah dengan melakukan kampanye keluarga berencana (KB).
Program tersebut disosialisasikan ke masyarakat mulai dari
kecamatan hingga desa bahkan dusun. Keberhasilan pemerintah
dalam rangka menekan jumlah penduduk melalui kampanye KB
dapatdilihatdarijumlahakseptorKBdiKabupatenPonorogoyang
awalnya pada tahun 2011 hanya mencapai 141.180 menjadi
143.746 di tahun 2012. Pada tahun 2013 terjadi penurunan
sebanyak 541 menjadi 143.205, kemudian pada tahun 2014
kembali mengalami penurunan menjadi 139,484. Sedang pada
tahun2015mengalamipeningkatanmenjadi145.415akseptor.
Untuk mengetahui perkembangan pengguna akseptor KB di
KabupatenPonorogotersajipadagrafikdibawahini:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
2011 2012 2013 2014 2015
14.43 14.32
11.85 12.84 12.69
AngkaKelahiranKasar
75 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Tabel2.35JumlahAkseptorKeluargaBerencanaMenurutMetodePenggunaannya
diKabupatenPonorogoTahun2011-2015
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1) IUD 58.246 58.537 58.231 54.050 55,058
2) MO 8.627 8.971 9.295 9.464 9.578
3) Implant 9.349 10.468 11.512 11.326 12.508
4) PIL 11.415 11.973 11.775 11.325 12.078
5) Suntik 49.333 48.865 47.506 49.069 51.679
6) Kondom 4.210 4.982 4.886 4.250 4.514
Jumlah 141.180 143.746 143.205 139.484 145.415
Sumberdata:BadanKeluargaBerencanaKabupatenPonorogo,2016.
q. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan
Persandian
Tatapemerintahanyangbaikmerupakan tindakanatau tingkah
laku yang didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan,
mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik untuk
mewujudkannilai-nilaiitudalamtindakandankehidupankeseharian.
Indikator pemerintahan yang baik adalah jika produktif dan
memperlihatkanhasildengan indikatorkemampuanekonomirakyat
meningkat dalam aspek produktifitas maupun dalam daya belinya,
kesejahteraanspiritualitasnyaterusmeningkatdenganindikatorrasa
aman, tenang dan bahagia sertasense of nationalityyang baik.
Prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik adalah partisipasi,
penegakan hukum, transparasi, responsif, orientasi kesepakatan,
keadilan,efektifitasdanefisiensi,akuntabilitas,visistrategis.
Berdasarkan data Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Ponorogo, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di Kabupaten
Ponorogo pada tahun 2015 mencapai 12.138 pegawai dengan
76 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
komposisi6.607pegawaipriadan5.531pegawaiwanita.JumlahASN
2015 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan jumlah ASN
tahun2014yangmencapai12.550pegawai.
Grafik2.10
AparaturSipilNegaraMenurutGolonganKepangkatandiKabupatenPonorogoTahun2015
Sumber:BKDKabupatenPonorogo,2016
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa jumlah ASN
terbanyak adalah golongan IV dengan jumlah sebanyak 4.702
orang terdiri 2.458 pegawai pria dan 2.244 pegawai wanita,
sedangkan untuk golongan III mencapai 4.425 terdiri dari 2.258
pegawai pria dan 2.167 pegawai wanita, untuk golongan II
mencapai2.771terdiridari1.659pegawaipriadan1.112pegawai
wanitadanyangterakhiradalahgolonganIsebanyak240pegawai
terdiridari232pegawaipriadan8pegawaiwanita.
Pada periode pemerintahan sebelumnya tata pemerintahan
Kabupaten Ponorogo beberapa kali berhadapan dengan kasus
hukum terkait korupsi. Dengan adanya berbagai kasus tersebut
mencerminkanbahwapersoalantatapemerintahanmasihbelum
0
500
1000
1500
2000
2500
GolonganI GolonganII GolonganIII GolonanIV
232
1659
22582458
8
1112
2167 2244
Pria
Wanita
77 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
berjalandenganbaik.Untukitukedepanpersoalantersebutakan
menjadi fokus pemerintahan saat ini dalam rangkamewujudkan
tatapemerintahanyangbersihdarikorupsi.
Pelayananpublikolehaparaturpemerintahdewasainimasih
banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi
kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan
masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan
melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang
kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi
utamapemerintahadalahmelayanimasyarakatmakapemerintah
perluterusberupayameningkatkankualitaspelayanan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik,sebagaimanadiamanatkandalamUndang-undangRepublik
IndonesiaNomor25Tahun2000tentangProgramPembangunan
Nasional (PROPENAS),perludisusun indekskepuasanmasyarakat
sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di
sampingitudataindekskepuasanmasyarakatakandapatmenjadi
bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perfu
perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara
pelayananuntukmeningkatkankualitaspelayanannya.
Kinerja pelayanan Pemerintah Kabupaten Ponorogo kepada
masyarakat dinilai menggunakan indikator Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM). IKMdiukurpadaPDpenyelenggarapelayanan
masyarakat dan urusan pemerintahan yang penilaiannya
berdasarkan 14 unsur pelayanan. Semakin tinggi IKM
menunjukkansemakinbaiknyapencapaiansasaranmeningkatnya
aksesibilitasmasyarakatterhadappelayananpemerintahdaerah.
Namun dalam perjalanan 5 tahun terakhir belum ada data
yang menunjukkan angka indeks kepuasan masyarakat, karena
belumpernahdilakukanolehPemerintahKabupatenPonorogo.
78 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
r. UrusanSosial
JumlahPMKSdiKabupatenPonorogoyangterdiridari28jenis
PMKS selama tahun2011-2015mengalamipenurunan sebanyak
31.405orangyaitudarisebanyak262.906orangpadatahun2011
menjadi sebanyak 231.501 orang pada tahun 2015. Untuk lebih
jelasnya berikut gambaran jumlah PMKS di Kabupaten Ponorogo
yangtergambardalamgrafik:
Grafik2.11JumlahPMKSKabupatenPonorogoTahun2011-2015
Sumberdata:DinsosnakertransKab.Ponorogo,2016
s. UrusanKearsipan
Untuk lebih meningkatkan informasi pembangunan yang
berkualitas maka salah satu perangkat yang dibutuhkan adalah
sistem kearsipan yang baik. Berkaitan dengan hal tersebut,
PemerintahKabupatenPonorogomelaksanakanpengadaanarana
pengolahan dan penyimpanan arsip berupa boks arsip, mesin
penghancurkertas,rakarsip,yangdibutuhkanolehseluruhPDse-
Kabupaten Ponorogo sertamelakukan pembinaan (perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pertanggungjawaban, pelaporan,
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
2011 2012 2013 2014 2015
262,906290,630
326,652290,631
231,501
79 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
monitoring dan evaluasi) kepada arsiparis (pengelola arsip)
terutamadidesa.
Sampai dengan tahun 2015, seluruh PD telah dapat
melaksanakan tertibadministrasikearsipandenganbaik.Capaian
inididorongolehmeningkatnyakapasitaspengelolakearsipandan
meningkatnyapemahamantentangpentingnyanilaiarsipbagiPD
tersebut. Pengelolaan Sistem kearsipan yang baik ini ditunjang
olehkelengkapanalatkearsipanyangmemadaidiseluruhPDserta
dukunganTimPemilahArsipyangtelahdibentuk.
Aspek daya dukung pengelolaan arsip di Kecamatan
mempengaruhi kinerja Kecamatandalammemberikanpelayanan
kepada masyarakat. Pemerintah Kabupaten Ponorogo menaruh
perhatian khusus atas aspek tersebut. Dari jumlah seluruh
Kecamatan yang ada, pada tahun 2011 sampai dengan tahun
2015, seluruhnya sebanyak 21 Kecamatan telah memenuhi
ketentuanpenyimpananarsipdaerahsecarabaikatau100%.
t. UrusanPerpustakaan
Pada zamanglobal sekarang,pendidikanmerupakan sesuatu
hal yang penting. Karena pendidikan merupakan akar dari
peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi
kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa
menjawab tantangankehidupan.Untukmemperolehpendidikan,
banyak cara yang dapat tercapai, diantaranya melalui
perpustakaan.Karenadiperpustakaanberbagaisumberinformasi
bisa diperoleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat
diperoleh melalui perpustakaan. Dalam arti tradisional,
perpustakaanadalahsebuahkoleksibukudanmajalah.Walaupun
dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun
perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar
yangdibiayaidandioperasikanolehsebuahkotaatauinstitusi,dan
80 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu
membelisekianbanyakbukuatasbiayasendiri.
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan
informasi yangbersifat ilmupengetahuan,hiburan, rekreasi, dan
ibadah yangmerupakan kebutuhan hakikimanusia. Oleh karena
itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai
tempatuntukmengaksesinformasidalamformatapapun,apakah
informasi itudisimpandalamgedungperpustakaantersebutatau
tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku
tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan
digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan
komputer).
KeberadaanPerpustakaantentunyasangatbermanfaatunutk
perkembangankeilmuandisuatudaerah.Dengansemboyanbuku
adalah jendela dunia tentunya sudah sewajarnya perpustakaan
menjadi tempat yang menarik untuk di kunjungi. Pengunjung
perpustakaan adalah pemakai perpustakaan yang berkunjung ke
perpustakaanuntukmencaribahanpustakadalamsatu(1)tahun.
Selama kurun waktu tahun 2009-2012 perkembangan jumlah
pengunjungperpustakaanmilikPemerintahKabupatenPonorogo
sangat menggembirakan. Pada tahun 2011 jumlah pengunjung
mencapai 14.690 pengunjung, tahun 2012 mencapai 13.569
pengunjung, tahun 2013 mencapai 12.597 pengunjung, tahun
2014 mencapai 11.601 pengunjung, dan pada tahun 2015
mencapai 15.472 pengunjung. Perkembangan pengunjung
perpustakaan selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan
pengunjungsebesar5,32%.
Perkembangan jumlah pengunjung perpustakaan pemda
selama5tahunterakhirsebagaimanaterlihatpadagrafikberikut:
81 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Grafik2.12JumlahPengunjungPerpustakaanKabupatenPonorogo
Tahun2011-2015
Sumberdata:KantorPerpustakaanDaerahKab.Ponorogo,2016b. FokusLayananUrusanPilihan
1. UrusanKelautandanPerikanan
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan dimulai
dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran
yang dilaksanakan dalam suatu sistembisnis perikanan ataudisebut
sebagai usaha agribisnis. Pada umumnya usaha perikanan
dimaksudkanuntukkepentinganpenyediaanpanganbagimanusia.
DiKabupatenPonorogoyangtidakmemilikiwilayahperairanlaut
hanya mengandalkan hasil perikanan air tawar. Perkembangan
capaian kinerja produksi perikanan selama tahun 2011–2015
menunjukan trend yang fluktuatif sebagaimana terlihat pada grafik
berikut:
14.69013569
12.597
11.601
15.472
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
2011 2012 2013 2014 2015
82 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Grafik2.13PerkembanganJumlahProduksiPerikananTahun2011-2015
Sumberdata:DinasPertanianKabupatenPonorogo,2016
Perkembanganproduksiperikanantahun2011-2015turunrata-
rata 4.40% per tahun dari sebesar 2.340,39 ton pada tahun 2011
menjadisebesar2.237,46tonpadatahun2015.Namundemikianada
pencapaian target produksi tersebut antara lain ditentukan oleh
keberhasilan intensifikasi program perikanan budidaya, adanya
program restocking ikan yaitu penebaran benih ikan di perairan
umum seperti embung, serta peningkatan pengetahuan dan
keterampilan petani ikan dalam teknis budidaya ikan sehingga
kematianikandapatditekandanakhirnyaproduksidapatmeningkat.
Sedangkanuntukkonsumsi ikanperkapitapertahunpenduduk
KabupatenPonorogo,datanyasebagaiberikut:
Series1Column1Column2
1950200020502100215022002250230023502400
2011 2012 2013 2014 2015
2340.39 2357.75 2367
2114.99
2237.46
83 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Grafik2.14TingkatKonsumsiIkanPendudukKabupatenPonorogoTahun2011-2015
Sumberdata:DinasPertanianKabupatenPonorogo,2016
Dari data tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsumsi ikan
penduduk Kabupaten Ponorogomasih rendah, yaitu berkisar 12,15
kg/orang/tahun pada tahun 2011 dan meningkat sedikit menjadi
12,50kg/orang/tahunpadatahun2015.
2. UrusanPertanian
Subsektor tanaman pangan sebagai bagian dari sektor
pertanianmemilikiperananyangsangatpentingdalamketahanan
nasional, baik dikala kondisi ekonomi normal maupun saat
menghadapi krisis. Tanaman pangan sangat relevan untuk di
jadikanpilarekonomididaerah,mengingatsumberdayaekonomi
yang dimiliki setiap daerah yang siap didayagunakan untuk
membangun ekonomi adalah sumber daya pertanian tanaman
pangan. Begitu juga halnya di Kabupaten Ponorogo,dengan
produksi tanaman pangan dijadikan andalan daerah, sehingga
peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan harus
menjadiprioritasutama.
11.912
12.112.212.312.412.5
KonsumsiIkan
12.15 12.2
12.35 12.412.5
2011 2012 2013 2014 2015
84 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Tabel2.36ProduksiTanamanPanganKabupatenPonorogoTahun2011-2015
No Komoditi Produksi(Ton)
2011 2012 2013 2014 201512345
PadiJagungKedelaiKacangTanahUbiKayu
326.668176.05930.9533.499
564.594
427.652241.33022.2544.879
681.779
426.800256.54016.0234.808
536.007
441.919197.06223.2212.440
582.873
468.594245.66328.1483.098
416.652Sumberdata:DinasPertanianKabupatenPonorogo,2016
Tabel2.37
ProduktivitasTanamanPanganKabupatenPonorogoTahun2011-2015
No Komoditi Produktivitas(Ku/Ha)2011 2012 2013 2014 2015
12345
PadiJagungKedelaiKacangTanahUbiKayu
50,8351,3215,0515,13233,13
64,1968,5516,5224,12282,99
60,8871,8816,7831,34239,15
63,5860,0819,9715,35
258,08
64,6069,2316,2418,49191,16
Sumberdata:DinasPertanianKabupatenPonorogo,2016
Dari dua tabel tersebut, produksi tanaman pangan berupa
padi dan jagung mengalami peningkatan, sedangkan produksi
tanaman kedelai, kacang tanah dan ubi kayu relatif mengalami
penurunan.
Untukproduktivitas tanamanpanganperhektar, dari empat
komoditas berupa padi, jagung, kedelai, dan kacang tanah
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini karena
penerapan teknologi di dalam pelaksanaan budidaya tanaman
tersebut, sehinggameningkatkanproduktifitasnya.Sementara itu
untukubikayumengalamipenurunanproduktifitaskarenabelum
berkembangnyateknologibudidayatanamantersebut.
UntukdataproduksitanamanpadiorganikbelumadadiDinas
PertanianKabupatenPonorogokarenabudadayatanamanorganik
inibelummemasyarakatdanmasihdalamtahapdemoplot.
PotensitanamanhortikulturatahunandiKabupatenPonorogo
lebih dominan dari pada tanaman hortikultura semusim.
85 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Komoditinya yang potensial antara lain pisang, mangga, durian,
jeruk, jahe, cabe rawit dan petai. Seluruh komoditas potensial
tersebut mengalami peningkatan produksi pada tahun 2015.
Bahkan untuk komoditas durian, petai, mangga dan cabe rawit
produksinya meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun
sebelumnya. Namun demikian pada saat hasil panen melimpah
harga justruanjloksepertiyangdialamiolehkomoditicaberawit
sehinggapetani tidakmerasakanpeningkatankeuntunganterkait
hasilpanenyangmelimpah.
Untuk kinerja urusan peternakan dapat dilihat dari
perkembangan jumlah produksi peternakan yang terdiri dari
dagingtelurdansusu,dengandatasebagaiberikut:
Tabel2.38ProduksiPeternakanKabupatenPonorogotahun2011-2015
No Komoditas SatuanRealisasi
2011 2012 2013 2014 2015
1. Daging Kg 1.659.188 1.569.240 1.577.352 1.570.279 1.528.250
2. Susu Liter 2.355.428 2.454.680 2.171.932 1.268.885 2.178.564
3. Telur Kg 1.813.016 1.574.468 1.522.216 1.996.512 1.663.797
Sumberdata:DinasPertanianKabupatenPonorogo,2016
Produksi daging, susu, dan telur relatif fluktuatif, bahkan
cenderung menurun meskipun penurunannya relatif sedikit. Hal
ini disebabkan untuk konsumsi ketiga komoditas ini ada bahan
makanan sumber protein hewani yang bersifat subtitusi, yaitu
produk-produkikanyangharganyadibandingdagingrelatifmasih
lebih murah. Sementara untuk konsumsi susu memang belum
memasyarakatdiKabupatenPonorogo.
Untuk kinerja/produksi tanaman perkebunan di Kabupaten
Ponorogodatanyasebagaiberikut:
86 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Tabel2.39ProduksiTanamanPerkebunanKabupatenPonorogoTahun2011-2015
No KomoditiProduksi(Ton)
2011 2012 2013 2014 20151 Tebu 9.133,22 13.939,40 9.610,40 10.288,25 5.017,38
2 TembakauVirginia
73,41 85,40 68,30 5,92 796,87
3 TembakauJawa
568,09 109,56 94,29 203,07 241,37
4 TembakauRam
200,04 514,84 513,85 341,95 0
5 Janggelan 111,90 124,64 208,64 217,87 06 Kelapa 2.999,33 6.484,94 4.463,43 6.170,09 5.373,117 KopiArabika 35,74 35,49 59,62 56,21 55,708 Kopi
Robusta123,09 103,30 122,87 131,60 137,16
9 Cengkeh 236,04 317,24 206,79 200,99 186,3410 JambuMete 173,88 170,87 190,28 229,77 276,0711 Kapuk
Randu283,15 187,65 141,00 174,84 171,84
12 Kakao 390,45 496,22 520,31 593,70 661,22Sumberdata:DinasPertanianKabupatenPonorogo,2016
TanamanperkebunanyangadadiKabupatenPonorogoyang
utama produksinya adalah tebu, tembakau virginia, tembakau
jawa, kelapa, kopi robusta, cengkeh, jambu mete dan kakau.
Produksi per tahun bersifat fluktuatif, dimana produksinya naik
dan turun, sebagaimana terlihat dari data produksi lima tahun
yanglalu.
Untuk kinerja urusan kehutanan di Kabupaten Ponorogo
dalam periode lima tahun yang lalu, dapat diketahui dari
pelaksanaankegiatanrehabilitasihutandanlahandiluarkawasan,
sebagaimanadataberikut:
87 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Tabel2.40RehabilitasihutandanlahandiluarkawasanTahun2011-2015
KabupatenPonorogo
Tahun
Vegetatif(Ha) BangunanKonservasiTanah(Unit)
Hutan
Rakyat
Pengkayaan
Tana
man
Dam
Pengen
dali
Dam
Pena
han
Sumur
Resapa
n
GulyyPlug
Embu
ng
Rorak
2011 175 450 - 14 30 4 - -2012 1.950 150 - 18 20 - - -2013 800 150 - 11 25 - - -2014 50 170 - 8 35 - - -
2015 335 150 - - - - - -Jumlah 3310 1070 0 51 110 4 0 0
Sumberdata:DinasPertanianKabupatenPonorogo,2016
Dari kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan tersebut yang
utama dilakukan adalah kegiatan hutan rakyat dengan total luas
penanganan3310Ha, pengkayaan tanaman seluas 1070Ha, dan
pembuatansumurresapan110unitdanDampenahan51unit.
3. UrusanPerindustrian
a. VolumeUsahaIndustriKecildanMenengah
Sebagian besar kegiatan industri kecil berlokasi di daerah
pedesaan dengan sifat dan metode pengusahaan yang
tradisional, dan masih sangat tergantung pada pasaran lokal.
Jenis industri kecil, menengah serta industri kerajinan rumah
tangga mendapatkan perhatian yang cukup besar dari
pemerintah sebagai salah satu alternative dalam
mengupayakan penciptaan dan perluasan tenaga kerja, serta
meningkatkan pendapatan seluruh rakyat, guna mewujudkan
suatumasyarakatadildanmakmur.
88 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Penciptaan dan perluasan tenaga kerja melalui
peningkatan persentase volume usaha industri kecil dan
menengah mulai digalakkan di Kabupaten Ponorogo. Hal
tersebut tergambar jelas dari data Dinas
Perindustrian,Perdagangan dan Pasar yang menggambarkan
trend positif perkembangan volume usaha industri kecil dan
menengah. Berikut ini adalah tabel perkembangan volume
usahaindustrikecildanmenengahselama5tahunterakhir:
Tabel2.41PerkembanganJumlahUsahaIndustriKecildanMenengah
Tahun2011–2015
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015Industriformal&Nonformal
21.789 21.857 21.872 19.685 19.705 19.740
IndustriBesardanSedang
45 42 47 24 25 30
Jumlah 21.834 21.899 21.919 19.709 19.730 19.770Perkembangan -- 65 20 -2.210 21 40
Sumberdata:DinasIndakopdanUKMKab.Ponorogo,2016
Pertumbuhan Industri di Kabupaten Ponorogo rata-rata
30 – 40 Industri setiap tahunnya,meliputi Industri besar dan
sedang, dan Industri formal dan informal. Pada tahun 2013,
pertumbuhan industri mengalami penurunan yang begitu
drastic. Penurunan jumlah tersebut dikarenakan diadakan
pendataanulangdanyangtermasukdalamkategoriindustri
b. RealisasiInvestasiDaerah
Perkembangan ekonomi Kabupaten Ponorogo terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut
dapatdilihatdarimeningkatnyanilai realisasi investasidaerah
nonPMA/PMDNtahun2011-2015.
89 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
c. Konstruksi
Kegiatan konstruksi di Kabupaten Ponorogo pada tahun
2015memberikankontribusi sebesar9,10%padaPDRBTahun
2015.Meningkat0,53%disbanding tahunsebelumnyasebesar
9,47% pada tahun 2014. Perkembangan kategori konstruksi
tidaklepasdaripengaruhberkembangnyakategori lainseperti
perdagangan, akomodasi & makan minum, maupun kategori
jasa. Dengan bertumbuhnya kegiatan ekonomi suatu wilayah
maka kebutuhan akan infrastruktur juga akan bertambah.
Pertambahanjumlahpendudukdanpeningkatankesejahteraan
masyarakat juga turut berpengaruh terhadap kategori
konstruksi.Denganbertambahnyapenduduk, kebutuhan akan
rumah tinggal juga semakin meningkat. Begitu pula semakin
sejahtera masyarakat maka keinginan untuk memiliki rumah
tinggalyanglebihbaikkualitasnyajugasemakinmeningkat.
Perkembangankonstruksitercerminmelaluipinjamanyang
diberikanbankumumdanBPRkepadapelakuusahadibidang
konstruksi.Berdasarkanpublikasiyangdikeluarkanolehkantor
perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, tercatat
pinjamanyangdiberikanuntukkegiatankonstruksipadatahun
2015 di Kabupaten Ponorogo mencapai 118,7 miliar rupiah,
meningkat 21,8persendari tahun sebelumnya sebesar 97, 47
miliarrupiah.
Tabel2.42LajuPertumbuhanKategoriKonstruksidiKabupatenPonorogodanJawaTimur
Tahun2011-2015
No DaerahLajuPertumbuhanKategoriKonstruksi
2011 2012 2013 2014 2015
1. KabupatenPonorogo(%) 9,12 9,17 9,19 9,42 9,10
2. ProvinsiJawaTimur(%) 9,04 9,18 9,22 9,47 9,50
Sumberdata:BPSKabupatenPonorogo,2016
90 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
4. UrusanPariwisata
Wisatabudaya, alamdan religimerupakan jeniswisata yang
menjadi andalan di Kabupaten Ponorogo. Keberadaan makam
TelagaNgebel, kesenian Reog Ponorogo dan berdirinya berbagai
Pondok Pesantren turut serta menyumbang kedatangan
wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Ponorogo. Jumlah
kunjunganwisatakeKabupatenPonorogosepanjangtahun2011-
2015mengalamipeningkatanyangsignifikan,yaitudarisebanyak
251.648orangpadatahun2011,menjadisebanyak396.991orang
wisatawanpadatahun2015.
Perkembangan kunjungan wisata ke Kabupaten Ponorogo
selama5tahunterakhirsebagaimanatabelberikut:
Tabel2.43
PerkembanganJumlahWisatawanTahun2011-2015
Tahun JumlahWisatawan(org) Pertumbuhan(%)2011 251.648 152012 288.648 182013 322.248 202014 331.959 212015 396.991 24
Sumberdata:DisbudparporaKab.Ponorogo,2016
2.4 ASPEKDAYASAINGDAERAHA. FokusFasilitasWilayah/Infrastruktur
1. PenataanRuang
a. KetaatanTerhadapRencanaTataRuangWilayah(RTRW)
BerdasarkanPeraturanDaerahKabupatenPonorogoNomor1
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Ponorogo Tahun 2012-2032, penggunaan lahan terbesar adalah
untuk kegiatan budidaya pertanian. Kawasan pertanian di
KabupatenPonorogosecarakeseluruhanseluas65.736Hadengan
rincian pertanian sawah seluas 34.572Ha, tegalan seluas 30.804
91 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Ha dan untuk kawasan ini keberadaanya tersebar diseluruh
kecamatandiKabupatenPonorogo. Berdasarkandata luas lahan
sawahyangada,berdasarkan jenispengairannya,makasawahdi
Kabupaten Ponorogo menggunakan system irigasi (95,40% dari
seluruh luasan sawah yang ada) sedangkan sebagian lagi
merupakansawahtadahhujanseluas4,6%daritotalluasansawah
yangada.
Untukmenjamin keberlangsungan produksi pertanian,maka
Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebagaimana tercantum dalam
RencanaTataRuangWilayahmembentukkawasanstrategisyang
diwujudkan dalam Kawasan Agropolitan Kabupaten Ponorogo.
Langkah lain yang ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten
Ponorogo untuk mengamankan produksi pertanian, khususnya
tanaman pangan, yaitu dengan mulai menginvetarisir lahan
pertanian tanamanpanganuntuk selanjutnyaditetapkan sebagai
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Hal ini selaras
dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang menerbitkan Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Lahan Pertanian Abadi.
Untuk mewujudkan kebijakan tersebut, Kabupaten Ponorogo
berencanamengalokasikan lahan seluas25.000Ha sebagai lahan
pertanianabadi.
1. LuasWilayahProduktif
Penggunaan lahan di Kabupaten Ponorogo meliputi
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung
adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Berdasarkan pola
ruang dalam RTRW Kabupaten Ponorogo, luas wilayah
produktif meliputi lahan pertanian, hortikultura, perkebunan
danbudidayaikanditargetselaus90.141Ha.
92 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
2. LuasWilayahIndustri
Pengembangan kawasan industri dimaksudkan untuk
mendorongpertumbuhansektorindustrilebihterarah,terpadu
dan memberikan hasil guna yang lebih optimal bagi daerah
dimana kawasan industry berlokasi. Beberapa konsep
pengembangan kawasan industry antara lain adalah efisiensi,
tata ruang dan lingkungan hidup. Berdasarkan RTRW
Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2030 Kawasan peruntukan
industridiKabupatenPonorogoditargetkan752.50Ha.
3. LuasWilayahKebanjiran
Pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang
tinggidiatasnormal,sehinggasistimpengaliranairyangterdiri
dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran
drainase dan kanal penampung banjir buatan yang ada tidak
mampumenampung akumulasi air hujan tersebut dan terjadi
luapan. Kemampuan/daya tampung sistem pengaliran air
dimaksud tidak selamanya sama, tetapi berubah akibat
sedimentasi,penyempitansungaiakibatphenomenaalamdan
ulah manusia, tersumbat sampah serta hambatan lainnya.
Penggundulanhutandidaerahtangkapanairhujan(catchment
area) juga menyebabkan peningkatan debit banjir karena
debit/pasokanair yangmasuk kedalam sistemaliranmenjadi
tinggi sehingga melampaui kapasitas pengaliran dan menjadi
pemicu terjadinyaerosipada lahancuramyangmenyebabkan
terjadinya sedimentasi di sistempengaliran air danwadah air
lainnya.
BerdasarkandatayangadauntukLuaswilayahkebanjiran
di KabupatenPonorogo tahun2015adalah199,5Ha.Wilayah
yang paling berpotensi terjadi banjir di Kabupaten Ponorogo
terdapat di Kecamatan Ponorogo, Kecamatan Bungkal,
93 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Kecamatan Jetis, Kecamatan Mlarak. Secara historis, hampir
50%dari jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Ponorogo
pernahmengalamibanjir.
4. LuasWilayahPerkotaan
KabupatenPonorogomemiliki letakyang sangat strategis,
karenaberadapadaperlintasanjalanpulaujawabagianselatan
yang menghubungkan Kabupaten Pacitan, Kabupaten
trenggalek,KabupatenMadiundanKabupatenWonogiri
Luas wilayah Kabupaten Ponorogo 1.371.780 km². Secara
administratif, Kabupaten Ponorogo terdiri dari 21 kecamatan,
yangmeliputi 307 desa/kelurahanDari 21 Kecamatan tersebut
terdapat beberapa kecamatan dengan wilayah perkotaan,
yaitu: Kecamatan Ponorogo (22,31 Km²), Kecamatan Siman
(37,95 Km²) Kecamatan Babadan (43,93 Km²), Kecamatan
Jenangan(59,44Km²).
B. KerjasamaAntarDaerah
Berdasarkan untuk mengoptimalkan potensi besar yang dimiliki
kawasan sekitar Gunung Wilis, maka Gunung Wilis akan dikelola oleh
enam daerah yang yang terletak disekitarnya. Enam daerah tersebut
yakni Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Nganjuk, Kediri,
dan Madiun.Pelaksanaan kerjasama tersebut diresmikan melalui
penandatanganan naskah Kerjasama Antar Daerah di Selingkar Gunung
Wilis”TUNGGAL ROGO MANDIRI” yang berlangsung di Pendopo
KabupatenTrenggalek,tahun2014yanglalu.
Langkah selanjutnya yang harus segera dilakukan adalah pemetaan
danmencari tahu apa saja potensi yang ada dimasing-masing daerah
atauwilayah.Barukemudianmembuatklastersekaligussolusiapayang
dibutuhkan di daerah itu dengan memperhatikan konsep kewilayahan,
konsep sektor dan konsep kelompok bawah.Hal lain yang perlu
94 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
diperhatikan adalah infrastrukturnya. Infrastruktur seperti jalan rusak
harussegeradiperbaiki.Iniagarmasyarakatpinggiranatauperbatasandi
masing-masing wilayah tidak terisoalasi dan dapat merasakan
pembangunanyangsekaligusmeningkatkankesejahteraannya.
Tabel2.44KawasanLingkarWilisdanPanjangTraseJalan
No Kabupaten Kecamatan Desa Panjang
Trase(Km)1 Tulungagung Kec.Sendang
Kec.PagerwojoDesaNyawanganDesaSidomulyo
29,394
2 Trenggalek Kec.Bendungan
DesaDepokDesaMasaran
18,950
3 Ponorogo Kec.NgebelKec.Sooko
DesaPupusDesaNgadirojo
38,400
4 Madiun Kec.GemarangKec.Kare
DesaDurenanDesaKepel
31,300
5 Nganjuk Kec.SawahanKec.Loceret
DesaBendoloDesaBajulan
34,855
6 Kediri Kec.MojoKec.Grogol
DesaPetungrojoDesaKalipang
57,952
Total 212.851Sumberdata:DinasPekerjaanUmumKab.Ponorogo,2016
C. DataAwalIndikatorKinerjaUtama
Berdasarkandata-datadiatas,makadataawal IKU(IndikatorKinerja
Utama) dalam lima tahun yang lalu dapat disajikan sebagaimana tabel
berikut:
95 RPJMDKABUPATENPONOROGOTAHUN2016–2021
BABII
Tabel2.45DataAwalIKU(IndeksKinerjaUtama)Tahun2011-2015
No Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
1 Pertumbuhanekonomi(%) 5,70 5,98 5,17 5,28 5,24
2 TingkatKemiskinan(%) 12,29 11,79 11,87 11,53 11,46
3 TingkatPengangguranTerbuka(%) 3,35 3,26 3,28 3,66 3,22
4 NilaiTukarPetani 112,53 115,79 101,69 103,21 104,75
5 IndeksPembangunanManusia 65,28 66,16 67,03 67,40 67,75
6 IndeksGini 0,29 0,31 0,34 0,31 0,30
7 InfrastrukturPublikKondisiBaik(%) 66,50 67,71 69,01 70,51 71,53
8 OpiniBPK WDP WTP WTP WTP WTP
Sumberdata:BappedaKabupatenPonorogotahun2016
DaridatadiatasmenunjukkanbahwauntukPertumbuhanEkonomi
danNilaiTukarPetaniangkanyarelatiffluktuatif(naikturun).Sedangkan
dataTingkatKemiskinandanPengangguranTerbuka,datamenunjukkan
penurunan yang cukup signifikan. Dengan kata lain tingkat kemiskinan
danpengangguranterbukadaritahunketahunsemakinmenurun.
Adapun data untuk Indek PembangunanManusia dan Infrastruktur
PublikDalamKondisi Baik, datamenunjukkan adanyapeningkatan yang
signifikan. Untuk nilai Indeks Gini Rasio, datamenunjukkan angka yang
relatif stabil. Sedangkan untukOpini BPK pada tahun 2011masihWDP,
tetapisetelahituWTPterusmenerus.
Untuk indikator infrastruktur public dalam kondisi baik tersebut
merupakandatarata-ratagabunganyangterdiridariinfrastruktursarana
prasarana sekolah, infrastruktur sarana prasarana kesehatan,
infrastrukturjalandanjembatansertainfrastrukturirigasi.