bab ii dasar teori -...

34
19 BAB II DASAR TEORI A. PENGERTIAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) Abad 21 adalah abad pengetahuan yang akan berdampak pada perubahan paradigma pendidikan dan aspek-aspek kehidupan manusia (Trilling & Hood 1999). Trilling & Hood menyatakan sebagai berikut: Abad pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Abad pengetahuan merupakan suatu era dengan tuntutan yang lebih rumit dan menantang. Suatu era dengan spesifikasi tertentu yang sangat besar pengaruhnya terhadap dunia pendidikan dan lapangan kerja. Perubahan-perubahan yang terjadi selain karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh perkembangan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai budaya. Dampaknya adalah perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang terhadap pendidikan, perubahan peran orang tua/guru/dosen, serta perubahan pola hubungan antar mereka. Perhatian utama pendidikan di abad 21 adalah untuk mempersiapkan hidup dan kerja bagi masyarakat. Hal yang menjadi pertimbangan adalah perubahann arah dan sudut pandang yang lebih luas mengenai peran utama pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat yang berbasis pengetahuan. (Trilling & Hood, 1999: 5 -18) Reformasi Sekolah adalah sebuah jawaban terhadap kebutuhan yang dirasakan untuk merubah sistem pendidikan dari model sistem industri yang

Upload: doandieu

Post on 08-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

19

BAB II

DASAR TEORI

A. PENGERTIAN KELOMPOK KERJA GURU

(KKG)

Abad 21 adalah abad pengetahuan yang akan

berdampak pada perubahan paradigma pendidikan dan

aspek-aspek kehidupan manusia (Trilling & Hood

1999). Trilling & Hood menyatakan sebagai berikut:

Abad pengetahuan akan menjadi landasan utama segala

aspek kehidupan. Abad pengetahuan merupakan suatu era

dengan tuntutan yang lebih rumit dan menantang. Suatu

era dengan spesifikasi tertentu yang sangat besar pengaruhnya terhadap dunia pendidikan dan lapangan

kerja. Perubahan-perubahan yang terjadi selain karena

perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga

diakibatkan oleh perkembangan yang luar biasa dalam

ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai budaya. Dampaknya adalah perubahan cara pandang

manusia terhadap manusia, cara pandang terhadap

pendidikan, perubahan peran orang tua/guru/dosen, serta

perubahan pola hubungan antar mereka. Perhatian utama

pendidikan di abad 21 adalah untuk mempersiapkan hidup

dan kerja bagi masyarakat. Hal yang menjadi pertimbangan adalah perubahann arah dan sudut pandang yang lebih

luas mengenai peran utama pendidikan dan pengajaran

dalam masyarakat yang berbasis pengetahuan. (Trilling &

Hood, 1999: 5 -18)

Reformasi Sekolah adalah sebuah jawaban

terhadap kebutuhan yang dirasakan untuk merubah

sistem pendidikan dari model sistem industri yang

Page 2: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

20

"teacher centered"/berpusat pada guru dalam mendidik

anak-anak, ke sistem pembelajaran yang berpusat

kepada siswa/student centered, sistem pembelajan

yang berbasis pada pemecahan masalah, dan sistem

pembelajaran yang berbasis pada pemahaman. (Fullan

& Hargreaves, 1991). Johnson (1998) menyatakan

bahwa reformasi sekolah juga didasarkan pada

kebutuhan untuk merubah profesi guru dari isolasi

"peti telur" ke suasana yang lebih kolaboratif dan

berbagi, salah satu yang akan mendukung dan

mendorong guru dalam menghadapi tuntutan adalah

dengan meningkatkan profesi mereka (Johnson, 1998 ).

Adanya perubahan paradigma pendidikan di sekolah

dan pembelajaran memerlukan perubahan peran guru

dalam pembelajaran dan peningkatan profesionalisme

guru. Metode untuk mencapai perubahan otonomi

pendidikan dan peningkatan profesionalisme guru ini

adalah melalui pengembangan profesional. (Fullan &

Hargeaves, 1991).

Relevansi antara perubahan paradigma

pendidikan menuntut adanya perubahan dan

peningkatan profesionalisme guru dinyatakan oleh

Fullan 1995 (dalam Amalia 2011) yang menyatakan

bahwa tuntutan pengembangan profesional

dikarenakan adanya perubahan yang bersifat dinamis

Page 3: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

21

dan kompleks. Fullan 1995 (dalam Amalia 2011)

mendifinisikan pengembangan profesional adalah "total

akumulasi pembelajaran yang diperoleh dan dialami

guru dalam lingkungan belajar yang menarik baik

formal maupun informal dalam kondisi perubahan

yang kompleks dan dinamik" (Fullan, 1995).

Hari (1999) lebih menekankan bahwa

pengembangan profesional lebih diarahkan pada

pribadi guru sebagai agen perubahan. Hari (1999)

mendefinisikan istilah pengembangan profesional ini

sebagai berikut:

"Proses dimana, guru mereview, memperbaharui dan

memperluas komitmen moral mereka sebagai agen

perubahan baik secara individu maupun dengan orang lain

untuk tujuan mengajar, dimana mereka memperoleh dan mengembangkan pengetahuan kritis, keterampilan,

perencanaan dan berlatih dengan anak-anak, orang muda

dan rekan melalui setiap fase kehidupan mengajar mereka”

Definisi Hari (1999), menyiratkan bahwa

pengembangan kompetensi dan peningkatan

profesional guru menjadi sangat penting tidak hanya

untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar

tetapi juga untuk guru itu sendiri sebagai agen

perubahan. Guru perlu untuk memperkuat basis

pengetahuan untuk mencapai tugas dan tanggung

jawab mereka terhadap pendidikan, terutama dalam

Page 4: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

22

memenuhi tuntutan dan kebutuhan pendidikan di

abad pengetahuan.

Baedhowi (2010) lebih menekankan pada

pentingnya lembaga sekolah dan tugas guru dalam

menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang

lebih berkualitas pada abad pengetahuan. Baedhowi

(2010) menyatakan sebagai berikut:

Institusi pendidikan formal mengemban tugas penting

untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia

berkualitas di masa depan. Di lingkungan pendidikan

persekolahan (education as schooling) ini, guru profesional memegang kunci utama bagi peningkatan mutu SDM masa

depan itu. Guru merupakan tenaga profesional yang

melakukan tugas pokok dan fungsi meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik

sebagai aset manusia Indonesia masa depan.

Untuk mencapai pendidikan di era global,

UNESCO menetapkan dasar-dasar yang harus

dijadikan pijakan bagi semua bangsa. Dalam uraian

yang bertajuk Learning Treasure Within (1996) UNESCO

menetapkan The Four Pillars (empat pilar pendidikan)

sebagai landasan pendidikan di era global sebagai

berikut:

1) learning to know, yaitu pembelajaran tidak hanya

sekedar mempelajari materi pembelajaran tetapi yang lebih

penting adalah mengenal cara memahami dan mengkomunikasikannya. 2) learning to do, pembelajaran

dengan menumbuhkan semangat kreatifitas, produktivitas,

ketangguhan, menguasai kompetensi secara profesional,

dan siap menghadapi situasi yang senantiasa berubah. 3) learning to be, pembelajaran yang bertujuan pada

Page 5: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

23

pengembangan potensi diri yang meliputi kemandirian,

kemampuan bernalar, imajinasi, keadaran estetik, disiplin, dan tanggung jawab. 4) learning to live together,

pembelajaran yang bertujuan pada pemahaman hidup selaras, dan seimbang dengan mengormati nilai spiritual

dan kebhinekaan.

Beberapa kebijakan yang digariskan pemerintah

untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya

dan meningkatkan mutu guru khususnya, antara lain

adalah dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor

14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yng

mengarahkan pada peningkatan kompetensi dan

profesionalisme guru. Hal ini mengingatkan guru yang

harus dimiliki karakteristik tertentu, yang dapat

mengarahkan peserta didik pada empat pilar

pendidikan. Dalam kaitan ini karakter guru yang

diperlukan adalah: 1) memahami profesi guru sebagai

panggilan hidup sejati (genuineness). 2) selama proses

pembelajaran mengupayakan positive reward, sehingga

siswa mampu melakukan self-reward. 3) sikap guru

tidak hanya simpatik , tetapi juga haru berempatik. 4)

menyadari bahwa sebagai guru di era global hendaknya

memiliki “ability to be a learner (long life learning)” dan

bukan hanya berprofesi yang ambivalen (Widayati,

2002).

Pengembangan profesionalitas dan kompetensi

guru dapat dilakukan melalui kegiatan pre-service and

Page 6: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

24

in-service training secara bersama-sama dalam satu

wadah/organisasi profesi. Dengan kata lain bahwa

wadah atau organisasi ini dapat dimanfaatkan oleh

masing-masing anggotanya dalam mencapai tujuan

pengembangan profesionalitas guru secara bersama.

Rogoff (1994) dalam Coburn dan Stein (2004)

menyatakan bahwa:

In contrast to conventional views of learning as an individual of pschychological process, social-cultural theorists argue that learning as individual participate, in the social and cultural activities of their communities

Menurut Rogoff (1994), bahwa pembelajaran bagi

seorang guru dapat dilaksanakan dalam komunitas

kelompok atau organisasi dengan memberikan

kesempatan kepada setiap guru untuk berpartisipasi

dalam setiap kegiatan kelompok atau organisasi

tersebut. Dengan adanya partisipasi dan aktivitas guru

dalam kelompok tersebut diharapkan profesionalitas

dan kompetensi guru dapat berkembang.

Pengembangan profesional juga dapat dilakukan

melalui kerjasama pengembangan dalam kelompok

seperti yang disampaikan Glatorn (1987) dalam Aberg

(2006), An encouraging development in instructional

development is the wide spread interest in peer-centered

options such as cooperative development. (Glathorn,

Page 7: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

25

1987). Lebih lanjut Glathorn (1987) dalam Aberg (2006)

menjelaskan yang dimaksud dengan cooperative

professional development “A process by which small

team of theacher work together, using a variety of

method and structures, for their own professional

growth. (Glatthorn, 1987)

Berkenaan dengan dampak yang diharapkan

dengan adanya peningkatan kompetensi dan

profesionalitas guru, Stevenson dan Stingler (1992)

dalam Danim (2000) menyatakan sebagai berikut:

Professional have longer and more specialized training greater freedom to organize their time, greater personal responsibility for directing their own work, and respect that come from uniqueness and quality of their contribution

Berdasarkan pendapat Stevenson dan Stingler

seperti tersebut di atas, dapat diambil suatu

pemahaman bahwa pengembangan profesionalitas guru

akan berkontibusi terhadap kualitas dan tanggung

jawab guru dalam menunjang keberhasilan

peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sangat

dimungkinkan apabila seorang guru tersebut dapat

mengikuti dan terlibat dalam kegiatan organisasi

profesi seperti KKG.

Pemerintah telah melakukan langkah-langkah

strategis dalam kerangka peningkatan kualifikasi,

Page 8: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

26

kompetensi, dan profesionalisme bagi guru. Langkah-

langkah strategis yang diambil adalah melalui

Peningkatan Kualifikasi Akademik (PKA) Guru Berbasis

Kelompok Kerja Guru (KKG). (Baedhowi, 2010). Surat

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah Nomor 079/C/K/I/93 menjelaskan bahwa

KKG sebagai salah satu sistem pembinaan

profesionalisme guru merupakan wadah pengembangan

sistem pembinaan profesional guru (SPP-Guru) yang

dibentuk oleh pemerintah terutama untuk

meningkatkan kemampuan profesional dalam

melaksanakan dan mengelola pembelajaran di Sekolah

Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah di tingkat gugus atau

kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dari

beberapa sekolah. Sistem pembinaan profesional guru

(SPP-Guru) ini menekankan bantuan pelayanan profesi

berdasarkan kebutuhan guru dilapangan dalam rangka

peningkatan mutu pendidikan. (Dikdasmen, 1993)

Pengertian Kelompok Kerja Guru (KKG) menurut

Direktorat Profesi Pendidik (2010) adalah

wadah kegiatan profesional bagi guru SD/MI/SDLB di

tingkat kecamatan yang terdiri dari sejumlah guru dari sejumlah sekolah. (Direktorat Profesi Pendidik, 2010)

Page 9: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

27

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

Kalimantan Timur (LPMP) memberikan beberapa

definisi tentang Kelompok Kerja Guru yaitu:

a. KKG adalah Suatu forum atau wadah profesional guru

(kelas/mata pelajaran) yang berada pada suatu wilayah

Kabupaten/ Kota/ Kecamatan/ sanggar/ gugus sekolah, yang prinsip kerjanya adalah cerminan kegiatan dari,

oleh dan untuk guru dari semua sekolah.

b. KKG adalah Suatu organisasi nonstruktural yang

bersifat mandiri, berasaskan kekeluargaan, dan tidak

mempunyai hubungan hirarkis dengan lembaga lain.

Pengertian lain yang menyangkut fungsi

organisasi bahwa KKG merupakan lembaga/organisasi

dimana sistem pembinaan profesional guru

dilaksanakan dikelola dengan baik dan dikembangkan

terus pertumbuhannya sehingga berfungsi secara

efektif. KKG sebagai sebuah organisasi yang lebih

menekankan pada pendekatan tujuan bahwa KKG

berorientasi kepada peningkatan kualitas pengetahuan,

penguasaan materi, teknik mengajar, interaksi guru

dengan siswa, metode mengajar dan lain-lain yang

berfokus pada kegiatan belajar mengajar (KBM) yang

aktif. Dilihat dari segi manfaatnya, KKG adalah wadah

pembinaan profesional yang dapat dimanfaatkan untuk

melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi dan

simulasi dalam pembelajaran (Julia, 1998). Sedangkan

menurut (Wahyudin, 1995) KKG merupakan wadah

profesional guru yang aktif, kompak dan akrab. Di

Page 10: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

28

dalam wadah ini para guru dapat membahas

permasalahan dari mereka dan untuk mereka. Dari

beberapa pengertian di atas dapat diambil suatu

pemahaman bahwa Kelompok Kerja Guru adalah

sebuah forum/ organisasi atau perkumpulan guru-

guru sekolah dasar yang mempunyai kegiatan

pembinaan dan pengembangan serta pemberian

informasi–informasi di bidang pendidikan dalam rangka

meningkatkan kualitas dan profesionalitas pribadi guru

dalam proses belajar mengajar guna menyesuaikan

tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi

dan seni.

B. UPAYA PENGEMBANGAN KKG

KKG sebagai wadah pembinaan dan

pengembangan kompetennsi dan profesionalitas guru

diharapkan bahwa upaya pengembangan KKG dapat

mendukung secara optimal peningkatan kemampuan

profesionalitas guru. Menurut Katz (1972) dalam Stroot

dkk (2008) dalam Developmental Stage of Teacher

mengidentifikasikan empat tahapan pengembangan

guru. Empat tahapan dalam pengembangan tersebut

meliputi survival, consolidation, renewal, dan maturity.

Page 11: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

29

Pada tahap survival guru masih membutuhkan

bimbingan secara khusus tentang pengetahuan,

konsep, dan ketrampilan mengajar. Guru pada tahap

consolidation sudah bisa berkonsultasi dan bertukar

pikiran dengan rekan-rekan guru lain, serta bisa

berperan sebagai fasilitator dalam bidang keahlian

yang sama. Dalam tahap renewal guru sudah memiliki

kemampuan mengajar dan berusaha untuk terus

meningkatkan kemampuan kualitas pembelajaran

mereka dengan menambah dan mencoba metode-

metode pembelajaran yang baru kepada siswa. Pada

tahap maturity (kematangan) guru lebih menekankan

pada penggalian ide-ide baru mengenai peran dan

filosofi, serta dampak pembelajaran terhadap

perubahan sekolah maupun masyarakat demi

memperdalam dan memantapkan kembali kompetensi

dan keyakinannya sebagai guru.

Keempat tahap pengembangan guru tersebut

hendaknya dapat dijadikan dasar pengembangan KKG,

sehingga tujuan KKG sebagai wadah pembinaan dan

pengembangan guru dapat menjamin adanya

peningkatan mutu kompetensi dan profesionalitas

anggotanya.

Landasan hukum tentang tujuan dan misi utama

kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat

Page 12: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

30

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar

dan Menengah Nomor 079/C/K/I/93 tentang pedoman

pelaksanaan sistem pembinaan profesional guru

melalui pembentukan gugus sekolah di sekolah dasar.

Pertama, gugus sekolah dasar dapat dimanfaatkan

sebagai prasarana pembinaan kemampuan profesional

tenaga kependidikan, sehingga mereka menjadi betul-

betul mampu melaksanakan tugas-tugasnya sebagai

pendidik. Kedua, gugus sekolah dapat dimanfaatkan

sebagai wahana penyebaran informasi dan inovasi

dalam bidang pendidikan bagi tenaga kependidikan,

sehingga mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi pendidikan. Ketiga, gugus

sekolah dasar dapat difungsikan sebagai wahana

menumbuhkan semangat kerjasama dan kompetisi

dikalangan anggota gugus sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan. Keempat, gugus

sekolah dasar dapat difungsikan sebagai wadah

penyemaian jiwa persatuan dan kesatuan serta

menumbuhkan rasa percaya diri guru dalam

menyelesaikan tugas. Kelima, gugus sekolah dasar

dijadikan wadah koordinasi peningkatan partisipasi

masyarakat.

Berdasarkan teori Katz dan landasan hukum

KKG di atas, maka dapat dipahami bahwa misi dan

Page 13: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

31

tujuan KKG adalah untuk melaksanakan pembinaan

profesionalisme guru secara berkelanjutan. Untuk itu,

upaya pengembangannya KKG sebagai wadah

pembinaan profesional guru diarahkan pada

peningkatan kompetensi profesional guru.

Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi profesional menunjuk pada

kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas

dan mendalam yang mencakup penguasaan materi

kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi

keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan

terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya.

Kompetensi profesional bagi seorang pendidik adalah

kemampuan untuk melaksanakan pendidikan,

pengajaran dan pelatihan yang efektif dan efisien, serta

mampu memotivasi siswa untuk mengoptimalkan

potensinya dalam kerangka pencapaian standar

pendidikan yang ditetapkan.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru, bahwa Kompetensi

profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki

oleh guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses

pembelajaran yang meliputi:

Page 14: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

32

(1) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang

diampu; (2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar

mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu;

(3) mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif;

(4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan

dengan melakukan tindakan reflektif; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Usman (2004) dalam Sagala (2009) menjelaskan

bahwa kompetensi profesional meliputi (1) penguasaan

terhadap landasan kependidikan dalam kompetensi ini

termasuk (a) memahami tujuan pendidikan, (b)

mengetahui fungsi sekolah di masyarakat, (c) mengenal

prinsip-prinsip psikologi pendidikan; (2) menguasai

bahan pengajaran, artinya guru harus memahami

dengan baik materi pelajaran yang diajarkan.

Penguasaan terhadap materi pokok yang ada pada

kurikulum maupun bahan pengayaan; (3) kemampuan

menyusun program pengajaran, mencakup

kemampuan menetapkan kompetensi belajar,

mengembangkan bahan pelajaran dan mengembangkan

strategi pembelajaran; (4) kemampuan menyusun

perangkat penilaian hasil belajar dan proses

pembelajaran. (Usman, 2004)

KKG sebagai wadah pembinaan profesional bagi

para guru menjadi sangat penting karena guru

merupakan salah satu komponen pendidikan di

Page 15: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

33

sekolah yang memiliki peran penting dan strategis.

Guru memiliki tugas dan peran bukan hanya

memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan

teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa

yang mampu bertahan dalam era global. Tugas guru

adalah memberdayakan dan membantu peserta didik

agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai

tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang

dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi

aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual,

sosial, emosional, dan keterampilan.

C. TUJUAN KKG

Tujuan KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat

Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional

(Ditjen PMPTK 2008) diantaranya:

(1) Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, khususnya penguasaan substansi materi

pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan

bahan-bahan pembelajaran, strategi pembelajaran,

metode pembelajaran, memaksimalkan pemakaian

sarana/prasarana belajar, memanfaatkan sumber belajar;

(2) Memberi kesempatan kepada anggota kelompok kerja

atau musyawarah kerja untuk berbagi pengalaman

serta saling memberikan bantuan dan umpan balik;

(3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta

mengadopsi pendekatan pembaharuan dalam pembelajaran yang lebih profesional bagi peserta

kelompok kerja atau musyawarah kerja;

Page 16: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

34

(4) Memberdayakan dan membantu anggota kelompok kerja

dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di

sekolah; (5) Mengubah budaya kerja anggota kelompok kerja atau

musyawarah kerja (meningkatkan pengetahuan,

kompetensi dan kinerja) dan mengembangkan

profesionalisme guru melalui kegiatan-kegiatan

pengembangan profesionalisme di tingkat KKG;

(6) Meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari peningkatan hasil

belajar peserta didik;

(7) Meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan-

kegiatan di tingkat KKG.

Dari hal tersebut jelas bahwa arah dari KKG

adalah mewujudkan profesionalisme guru melalui

berbagai kegiatan yang ada di dalamnya melalui

pendekatan tujuan individu dalam kelompok. Secara

garis besar bahwa KKG merupakan wadah kegiatan

guru yang pada dasarnya bertujuan menanggapi

perkembangan iptek yang menuntut penyesuaian dan

pengembangan profesional guru. Secara teknis

kegiatan dari para guru dalam wadah ini adalah

berkomunikasi, berkonsultasi, dan saling berbagi

informasi serta pengalaman.

Sopyan (2010) menyatakan bahwa KKG memiliki

fungsi dan manfaat. Fungsi KKG diantaranya sebagai

berikut:

(1) memfasilitasi kegiatan yang dilakukan di pusat kegiatan

guru berdasarkan masalah dan kesulitan yang dihadapi

guru,

Page 17: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

35

(2) memberikan bantuan profesional kepada para guru kelas

dan mata pelajaran di sekolah,

(3) meningkatkan pemahaman, keilmuan, keterampilan serta pengembangan sikap profesional berdasarkan

kekeluargaan dan saling mengisi (sharing),

(4) meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran yang aktif,

kreatif, dan menyenangkan (Pakem).

Sedangkan manfaat KKG diantaranya sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

Kegiatan yang dilaksanakan antara lain :

a. Diskusi tentang satuan pelajaran.

b. Diskusi tentang substansi meteri pelajaran.

c. Diskusi pelaksanaan proses belajar mengajar termasuk evaluasi pengajaran.

d. Melaksanakan observasi aktivitas rekan sejawat di kelas.

e. Mengembangkan evaluasi penampilan guru oleh peserta

didik.

f. Mengkaji hasil evaluasi penampilan guru oleh peserta

didik sebagai feedback bagi anggota kelompok. 2. Meningkatkan penguasaan dan pengembangan keilmuan,

khususnya bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya.

Kegiatan yang dilaksanakan antara lain :

a. Kajian jurnal dan buku baru.

b. Mengikuti jalur pendidikan formal yang lebih tinggi. c. Mengikuti seminar-seminar dan penataran-penataran.

d. Menyampaikan pengalaman penataran dan seminar

kepada anggota kelompok.

e. Melaksanakan penelitian.

3. Meningkatkan kemampuan untuk mengkomunikasikan

masalah akademis. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain:

a. Menulis artikel.

b. Menyusun laporan penelitian.

c. Menyusun makalah.

d.Menyusun laporan dan review buku. http://www.pikiran-rakyat.com/ Wawan Sopyan)

Berdasarkan pendapat diatas, bahwa tujuan

fungsi, dan manfaat KKG adalah meningkatkan

kompetensi dan profesionalitas guru, baik kompetensi

pengetahuan pembelajaran, proses pembelajaran,

Page 18: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

36

pengembangan keilmuan dan pengembangan

kemampuan akademik serta memfasilitasi kegiatan

yang berpusat pada pemecahan masalah pembelajaran

dan peningkatan kompetensi maupun profesi guru.

D. KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI

MELALUI KKG PAB

Kegiatan pengembangan kompetensi dan profesi

guru, pada dasarnya merupakan suatu bagian yang

integral dari manajemen dalam upaya untuk

meningkatkan kualitas guru dalam mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan sehingga pada

gilirannya diharapkan para guru dapat memperoleh

keunggulan kompetitif dan dapat memberikan

pelayanan yang sebaik-baiknya kepada peserta didik

maupun kepada masyarakat. Dalam hal ini kegiatan

pengembangan kompetensi dan profesional guru

menjadi penting karena dengan meningkatnya kualitas

dan kompetensi guru secara individu diharapkan akan

dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas

serta kompetensi lulusan peserta didik. Usaha

meningkatkan kompetensi dan profesioanlisme guru

dapat dirancang melalui program pelatihan (training)

baik dalam bentuk on the job training maupun

inservice training. Program ini tidak hanya pada

Page 19: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

37

wilayah prinsip-prinsip pendidikan (pengajaran),

melainkan juga pada wilayah teknis pragmatis dan

aktivitas pengajaran sehari-hari. Artinya, bahwa dalam

hal ini guru dituntut untuk selalu meningkatkan

kompetensi dan profesionalismenya melalui belajar,

membaca, serta memburu ilmu-ilmu pendidikan yang

setiap saat berkembang untuk kemudian diterapkan

dalam pelaksanaan pengajaran sehari-hari.

Kegiatan pengembangan kompetensi dan

profesionalisme guru seperti yang tertuang dalam

standar program pengembangan kkg bertujuan untuk

memberikan wawasan kepada guru tentang kebijakan-

kebijakan pendidikan dan pengembangan

profesionalisme guru serta program yang bertujuan

untuk meningkatkan kualitas kompetensi dan

profesionalisme guru. Dalam Penilaian Kinerja Guru

(PKG) disebutkan bahwa pengembangan keprofesian

guru mencakup kegiatan sebagai berikut:

1. Pengembangan Diri:

Pengembangan diri adalah upaya untuk

meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki

kompetensi yang sesuai dengan peraturan

perundangan agar mampu melaksanakan tugas pokok

dan kewajibannya dalam pembelajaran termasuk

Page 20: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

38

tugas-tugas tambahan yang relevan dengan fungsi

sekolah. Kegiatan pengembangan diri terdiri dari diklat

fungsional dan pengembangan kurikulum serta

kegiatan kolektif guru.

a. Diklat Fungsional

Diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam

mengikuti pendidikan dan latihan yang bertujuan

untuk mencapai standar kompetensi profesi yang

ditetapkan atau kegiatan pendidikan dan latihan

dengan tujuan meningkatkan keprofesian untuk

memiliki kompetensi di atas standar kompetensi profesi

dalam kurun waktu tertentu. Diklat fungsional adalah

pendidikan dan pelatihan guru yang disesuaikan

dengan tugas pokok dan fungsi serta peran dan

tanggung jawab guru dalam penyelenggaraan

pendidikan di lembaga sekolah maupun lingkungan

masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan

kompetensi dan profesionalitas guru. Pendidikan dan

pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan yang

mengacu pada kompetensi yang akan dicapai dan

diperlukan oleh peserta didik sehingga isi atau materi

pelatihan merupakan gabungan bidang-bidang ilmu

atau sumber bahan pelatihan yang secara utuh

diperlukan untuk mencapai kompetensi dan

profesionalitas guru atau yang dikenal dengan

Page 21: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

39

pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi. Materi

tersebut bisa gabungan antara materi pokok yang

langsung mengarah pada profesionalitas guru dan

materi penunjang tentang wawasan kependidikan

secara umum, kebijakan tentang pendidikan, jabatan

fungsional dan jenjang karir, serta kode etik yang

mengarah pada pembentukan etos kerja guru.

Pengembangan kurikulum sebagai salah satu

materi pokok dalam pelatihan terintegrasi harus

dipahami bahwa dalam pendidikan dan latihan

tersebut guru dibekali dengan berbagai pengetahuan

dan ketrampilan terutama yang berkaitan dengan

pemahaman kurikulum dan penerapaanya dalam

proses belajar mengajar. Pendidikan dan latihan

mengenai pengembangan kurikulum itu tidak hanya

meliputi konsep dan pendekatannya, melainkan juga

menyangkut penjabaran dan implementasi kurikulum

yang menggambarkan keterkaitan antara peningkatan

kualitas pembelajaran itu sendiri, proses pembelajaran,

tujuan pembelajaran, isi, kejelasan teori belajar,

keterkaitan dengan social budaya, teknologi,

ketersediaan fasilitas, peran guru dan peserta didik

serta evaluasi dan umpan balik. Implementasi

kurikulum itu kemudian dapat dituangkan dalam

bentuk program pengajaran dan persiapan mengajar

Page 22: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

40

harian, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,

penilaian hasil belajar peserta didik, serta pembuatan

media pembelajaran secara sederhana. Dengan adanya

berbagai penataran dan latihan tersebut, para guru

sangat terbantu pengetahuan dan wawasannya

terutama menyangkut pengelolaan proses belajar

mengajar, mulai dari perencanaan pengajaran,

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, sampai pada

penilaian hasil belajar peserta didik.

b. Kegiatan Kolektif Guru

Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru

dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau

kegiatan bersama yang bertujuan untuk mencapai

standar atau diatas standar kompetensi profesi yang

telah ditetapkan. Kegiatan kolektif guru yang

dimaksudkan adalah kegiatan pengembangan

kompetensi dan profesioanalitas guru yang dilakukan

secara bersama untuk saling berbagi pengalaman dan

pemecahan masalah yang terjadi dalam proses

pembelajaran melalui upaya-upaya kreatif yang

disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran

masing-masing, kondisi sekolah, dan lingkungan.

Kegiatan kolektif guru mencakup seninar dan

lokakarya, diskusi panel atau bentuk pertemuan ilmiah

lain yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.

Page 23: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

41

Kegiatan kolektif guru juga merupakan media atau

ajang kompetisi antar guru dalam menampilkan guru-

guru yang berprestasi dalam berbagai bidang, seperti

dalam penggunaan metode pembelajaran, hasil

penelitian, dan penulisan karya ilmiah.

Kegiatan pertemuan ilmiah seperti kuliah umum

atau presentasi ilmiah yang bertujuan menyajikan

berbagai informasi dan inovasi terbaru dalam bidang

pendidikian memberikan makna penting bagi guru

untuk menjaga kemutakhiran hal-hal yang berkaitan

dengan profesi guru. Hal ini akan memberikan

kontribusi yang berharga dalam mengembangkan

kompetensi dan profesionalitas guru dalam

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

Pemberian kesempatan kepada guru untuk memimpin

atau menjadi presenter dalam penyampaian makalah,

kegiatan diskusi kelompok kecil, pameran ilmiah,

pertemuan untuk bertukar pikiran atau ide-ide baru

dapat menjaga keaktifan pikiran dan membuka

wawasan yang memungkinkan guru untuk terus

memperoleh informasi yang diperlukan sekaligus

membuat perencanaan untuk medapatkannya.

Sehingga dengan demikian diharapkan guru akan

semakin termotivasi untuk mengembangkan

kompetensi dan profesionalitasnya.( Sa’ud, 2009)

Page 24: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

42

c. Lesson Study

Kegiatan Lesson Study menekankan pada

bagaimana mengembangkan dan mendorong

peningkatan kompetensi dan professional guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran melalui forum

teman sejawat. Pihak yang paling mungkin dilibatkan

adalah teman sesama guru karena merekalah yang

dianggap lebih dapat memahami bagaimana situasi dan

posisi guru dalam pembelajaran. Melalui kegiatan

Lesson Study, para guru akan diarahkan pada kegiatan

pengembangan kompetensi guru yang lebih operasional

dan nyata. Kegiatan Lesson Study mengajak guru

untuk mengembangkan model pembelajaran yang

didahului dengan identifikasi masalah yang sering

ditemukan pada saat melaksanakan pembelajaran,

membuat skala prioritas masalah mana yang akan

dibahas dan diselesaikan bersama. Masalah akan

dipecahkan melalui penyusunan model pembelajaran

yang mudah untuk dilaksanakan, mudah untuk

mendapatkan media pembelajarannya, membuat

peserta didik aktif, dan berupaya untuk memperbaiki

cara mengelola penguatan konsep setelah kegiatan

percobaan metode penugasan. Diharapkan selama

dalam kegiatan ini guru dapat mengembangkan

kompetensi dan profesionalitasnya dalam melakukan

Page 25: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

43

berbagai macam pengelolaan pembelajaran,

penguasaan konsep dan materi pembelajaran, serta

kemampuan kemampuan memahami peserta didik

secara merata dan menyeluruh.(Anon, 2006)

2. Publikasi Ilmiah

Publikasi Ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang

telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai

bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas

proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan

dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah terdiri

dari presentasi pada forum ilmiah (seminar, lokakarya,

dan diskusi ilmiah), penulisan karya ilmiah dan

penelitian.

a. Presentasi pada forum ilmiah (seminar, lokakarya,

dan diskusi ilmiah)

Penyampaian makalah dalam forum ilmiah

seperti seminar, lokakarya dan diskusi ilmiah akan

memberikan kesempatan kepada guru untuk

berinteraksi dengan guru yang lain secara ilmiah.

Penyampaian suatu konsep gagasan atau ide ide yang

berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dalam bidang

pengajaran merupakan sarana yang tepat bagi guru

untuk mengembangkan kemampuan kompetensi

Page 26: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

44

pedagogic dan profesional khususnya tentang strategi

berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun dalam

bentuk lisan maupun tulisan dalam suasana dialogis

dan interaktif.

b. Penulisan Karya Ilmiah dan Penerbitan Jurnal

Membaca dan menulis jurnal atau makalah

ilmiah adalah salah satu kegiatan yang dapat

dilakukan untuk pengembangan kompetensi dan

profesi. Karena kunci pengembangan pengetahuan dan

teknologi terutama yang menyangkut kompetensi dan

profesioanlitas guru terletak pada aktivitas membaca.

Dengan membaca karya ilmiah yang terdapat

diberbagai pusat sumber belajar seperti perpustakaan,

internet, dan sebagainya dapat mengarahkan pada

konsep-konsep dan gagasanatau pandangan baru. Oleh

karena itu, dengan membaca dan memahami banyak

journal dan makalah ilmiah dalam bidang pendidikan

yang terkait dengan profesi guru, maka guru dengan

sendirinya dapat mengembangkan profesionalitas

dirinya. Selanjutnya dengan meningkatnya

pengetahuan seiring dengan bertambahnya konsep-

konsep gagasan dan pengalaman baru tersebut, guru

akan dapat membangun konsep gagasan inovatif dan

pengalaman yang baru dengan menyusun karya ilmiah

tentang pembelajaran, keterampilan khusus dalam

Page 27: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

45

pembelajaran, menciptakan alatatau media

pembelajaran yang merupakan bentuk kontribusi

pengembangan profesional guru yang sangat

bermanfaat bagi guru yang bersangkutan maupun

orang lain.(Sa’ud, 2009)

c. Penelitian Ilmiah

Penelitian ilmiah dalam bidang pendidikan yang

terkait dengan konteks pengembangan kompetensi dan

profesional guru lebih difokuskan pada permasalahan

yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran.

Penelitian ilmiah ini bertujuan melahirkan inovasi

dalam bidang teknologi pembelajaran yang mencakup

proses, sumber, maupun system pembelajaran yang

berdampak langsung pada praktek pembelajaran yang

dilakukan. Dalam kaitan dengan proses pembelajaran,

penelitian ilmiah yang mungkin dapat dilakukan

adalah kajian yang berhubungan dengan penerapan

rancangan pembelajaran melalui pengembangan dan

pemanfaatan media, rancangan evaluasi dan penilaian

pembelajaran melalui penerapan teknik-teknik

penilaian, dan penyajian atau penyampaian materi

melalui penerapan model-model pembelajaran guna

menunjang keefektifan dalam penggunaan media,

pengelolaan kelas dan pencapaian tujuan

pembelajaran. (Sa’ud, 2006)

Page 28: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

46

E. HASIL KAJIAN PENELITIAN KKG

Penelitian yang dilakukan oleh Suwarno pada

tahun 2009 tentang Peranan Pusat Kegiatan Guru

(PKG) SD dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru

pada Pembelajaran IPS Sejarah (Studi kasus PKG di

Kabupaten Kudus) tesis.

Pelaksanaan kegiatan penigkatan profesionalisme guru

pada pembelajaran IPS Sejarah di Pusat Kegiatan Guru

(PKG) SD tersebut mempunyai manfaat yang sangat

penting bagi para guru yang jarang atau tidak pernah mengikuti penataran dan seminar, begitu juga bagi para

guru baru atau yang pengalaman kerjanya baru sedikit,

bahkan para guru senior yang jarang mendapatkan

sosialisasi kurikulum. Dimana para guru biasanya masih

banyak mengalami kesulitan-kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, baik dalam pembuatan

administrasi maupun dalam penguasaan materi yang akan

disampaikan kepada para siswanya. Demikian pula bagi

para guru yang mengajar IPS Sejarah dengan latar

belakang pendidikan yang beragam, bukan berasal dari

ilmu pendidikan sejarah, mengalami banyak kesulitan dan untuk itulah kegiatan PKG SD sangat dibutuhkan, karena

dengan mengikuti kegiatan peningkatan profesionalisme

guru SD pada pembelajaran IPS Sejarah, para guru bisa

menguasai dan mengetahui materi apa yang akan dan

harus diajarkan kepada peserta didiknya, serta dapat

mempergunakan media dan sumber pembelajaran yang tepat kepada para siswanya.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Pusat Kegiatan Guru

(PKG) SD mempunyai peranan yang cukup penting dalam

peningkatan profesionalisme guru pada pembelajaran IPS Sejarah pada khususnya dan peningkatan kualitas

pembelajaran pada umumnya di UPT Pendidikan

Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, walaupun dalam

pelaksanaanya kurang optimal. Peranan Pusat Kegiatan

Guru (PKG) menjadi cukup penting dalam peningkatan

profesionalisme guru pada pembelajaran IPS Sejarah, karena dalam kegiatan tersebut para guru telah dilatih

Page 29: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

47

tentang inovasi pembelajaran IPS Sejarah, dan dididik

berbagai kegiatan seperti membuat program tahunan,

program semester, silabus, analisis materi pelajaran, criteria ketuntasan minimal, rencana pembelajaran,

rencana pelaksanaan pembelaharan, membuat alat

evaluasi, sistim penilaian, perbaikan dan pengayaan.

Disamping hal tersebut dengan mengikuti kegiatan PKG SD

ini, para guru bisa mendapatkan pengetahuan baru melalui

para pengawas TK/SD/SDLB, pemandu mata pelajaran maupun informasi pembelajaran IPS Sejarah dari para

tutor.

Pusat Kegiatan Guru (PKG) SD mempunyai

peranan yang cukup penting dalam peningkatan

profesionalisme dan peningkatan kualitas pembelajaran

bagi guru mata pelajaran apabila dalam kegiatan

tersebut guru dilatih bidang kegiatan yang menunjang

tugas-tugas profesionalitas guru maupun informasi

penunjang pembelajaran dan pendalaman materi

pembelajaran dari para tutor maupun guru pemandu.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitrianti

Wulandari pada tahun 2008 tentang Pembinaan

Profesional Melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) di

Gugus Ki Hajar Dewantara UPTD Pendidikan Dasar

Tegowano Grobongan (tesis).

1. Organisasi KKG Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan

Tegowanu Grobogan Kegiatan pengorganisasian yang dilakukan adalah

penyusunan struktur organisasi, penentuan personil,

penjelasan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing

pengurus.

2. Kerja organisasi KKG di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tegowanu Grobogan

Page 30: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

48

Pada dasarnya kerja KKG dipengaruhi oleh tiga tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Ketiga hal

tersebut menjadikan kerja KKG lebih hidup dan memberikan manfaat bagi anggota secara keseluruhan.

Anggota dihadapkan pada pola pikir yang terstruktur dan

terencana, sehingga akan meningkatkan kualitas bagi

anggota.

3. Pengambilan keputusan program pembinaan profesional

guru di gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tegowanu Grobogan

Ada beberapa faktor dalam pengambilan keputusan: (a)

melihat jauh ke depan, (b) dapat memahami masalah, (c)

bertanggung jawab atas apa yang terjadi, (d) ikut

partisipasi, (e) menambah input pengetahuan, (f) menekankan perubahan arah dan inovasi, (g) supervisi

terhadap keputusan pembelajaran.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kegiatan

KKG dengan struktur organisasi yang jelas, pengelolaan

organisasi KKG yang terstruktur dengan baik yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, serta

pengambilan keputusan mengenai program pembinaan

profesional yang tepat bagi guru akan memberikan

dampak positif dalam membimbing dan meningkatkan

kualitas pola pikir yang terstruktur dan terencana pada

anggotanya, sehingga akan mempengaruhi juga pada

peningkatan kualitasnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Trimo pada tahun

2006 tentang Studi Kasus Pelaksanaan Kelompok Kerja

Guru (KKG) di Gugus Inti I Kecamatan Kaliwungu

Kabupaten Kendal Tahun 2006/2007 (tesis).

Berdasarkan informasi dan data yang terkumpul diperoleh

simpulan bahwa pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG)

Page 31: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

49

di Gugus Inti I Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal, belum

dilaksanakan secara efektif. Hal tersebut terlihat dalam proses pembelajaran KKG yang cenderung pasif dan

terpusat pada pemandu. Penyusunan program kegiatan

KKG sudah mengungkap dan memenuhi kebutuhan guru,

dalam mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan,

sehingga guru-guru mampu menguasai kompetensi

personal, profesional, dan kemasyarakatan. Namun demikian pelaksanaan program kegiatan KKG belum dapat

terlaksana sesuai dengan harapan, karena ada benturan

kepentingan dinas sehingga penyelesaian program kegiatan

tidak bisa tepat waktu. Tingkat kedisiplinan guru dalam

mengikuti KKG belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Hal ini dapat terlihat dari kedatangan guru dalam

kegiatan KKG yang lebih lambat dari jadwal dimulainya

pelaksanaan KKG. Pemandu/tutor dalam KKG di Gugus

Inti I Cabang Dinas P dan K Kaliwungu sudah mumpuni

dalam penguasaan materi, namun dalam penyajiannya

kurang mampu mengelola proses pembelajaran secara efektif. Hal ini ditandai suasana proses pembelajaran yang

kurang menarik, dan berpusat pada pemandu.

Penelitian ini menggambarkan realita

pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai

wadah pembinaan profesionalisme guru di lapangan

yang menunjukkan bahwa penyususnan program

kegiatan sudah sesuai dengan prosedur dalam arti

bahwa program yang disusun sudah sesuai dengan

kebutuhan guru. Dalam pelaksanaan perlu adanya

sinkronisasi dalam hal sistim pembinaan peningkatan

profesionalisme guru antara stickholder dalam hal ini

dinas pendidikan dengan KKG supaya tidak terjadi

benturan kepentingan. Dalam penelitian ini juga

menggambarkan masih perlu adanya pemahaman yang

lebih jelas dari para pemendu tentang peran dan

Page 32: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

50

fungsinya dalam pembinaan profesionalisme guru

melalui wadah KKG.

Penelitian yang dilakukan oleh Mijahamuddin

Alwi pada tahun 2009 “Peran Kelompok Kerja Guru

(KKG) dalam Meningkatkan Profesional Guru sains

Sekolah Dasar Kecamatan Seberang Ulu Palembang”.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Peran

Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai wadah pembinaan professional guru, Peran Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam

meningkatkan profesionalisme guru sains.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah , observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek

penelitiannya adalah ketua KKG, Kepala Sekolah, Guru dan Siswa. Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian

ini, digunakan langkah pengujian diantaranya, melakukan

observasi yang seksama, triangulasi, dan kecukupan

referensi.

Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa peran KKG sebagai salah satu wadah dalam pembinaan profesional

guru dilaksanakan satu kali dalam seminggu yang

mayoritas peserta hadir sesuai dengan jadwal kegiatan yang

telah ditentukan sebelumnya. Dalam melaksanakan

perannya KKG berperan aktif dalam menanggapi dan

memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh guru yang ada dibawah gugus 3 dan peserta cukup berpartisipasi

dan aktif dalam mengikuti kegiatan dalam memecahkan

berbagai persoalan pembelajaran yang mereka hadapi.

selain itu aspek peran KKG dalam meningkatkan

profesionalisme guru sains yang ada digugus 3 dan menjadi fokus utama dalam kegiatan KKG ini adalah aspek-aspek

yang bekaitan langsung dengan peningkatan mutu

pembelajaran seperti, aspek penguasaan kurikulum,

penguasaan materi, penggunaan alat peraga, penggunaan

metoda dan teknik evaluasi. Sedangkan aspek yang

menyangkut pembinaan kepribadian guru seperti disiplin dalam arti luas dan komitmen terhadap tugas tidak terlalu

menjadi fokus utama dalam kegiatan KKG.

Page 33: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

51

http://pps.uny.ac.id/index.php?pilih=pustaka&mod=yes&aksi=lihat&id=39

Peran KKG sebagai wadah pembinaan profesional

guru telah dilaksanakan, terutama dalam menanggapi

dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi

oleh guru dalam kegiatan pembelajaran, aspek

peningkatan mutu pembelajaran, penguasaan

kurikulum, penguasaan materi, penggunaan alat

peraga, penggunaan metode dan teknik evaluasi. Fokus

kegiatan yang menyangkut pembinaan keperibadian

maupun social yang mennyangkut kedisiplinan dan

komitmen terhadap tugas perlu dirumuskan dalam

program kegiatan KKG.

Penelitian yang dilakukan oleh Wantoro (2007)

tentang Peran Gugus Rajawali Kecamatan Bulakamba

Kabupaten Brebes, Sebagai Wadah Pengembangan

Guru Profesional.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) peran

Gugus Rajawali dalam pelaksanaan KKG dan KKKS sangat

efektif sebagai upaya pengembangan guru profesional, (2)

peran Gugus Rajawali sebagai tempat penataran dan pelatihan Guru berjalan dengan baik dengan menerapkan

beberapa sistem, (3) peran Gugus Rajawali sebagai tempat

pembinaan guru oleh atasan dilakukan secara rutin dan

terprogram dengan baik, (4) peran Gugus Rajawali sebagai

tempat studi banding bagi pengembangan guru profesional,

sangat efektif bagi guru-guru untuk menimba ilmu dan pengalaman untuk pengembangan profesionalisme guru. http//pps.unnes.ac.id/pps1/files/abstrak/mp/64.%20Wantoro.pdf)

Page 34: BAB II DASAR TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/3/T2_942009125_BAB II.pdf · kehadiran Kelompok Kerja Guru sebagaimana amanat . 30 Surat Keputusan

52

Gugus Sekolah sebagai sistim pembinaan

profesional guru melalui KKG sebagai wadah

pelaksanaan pembinaannya telah dikasanakan

terutama dalam kegiatan diklat, pengawasan, dan studi

banding. Belum semua KKG yang ada menjalankan

perannya sebagai wadah pelaksaan pembinaan

profesionalisme guru secara efektif.

Dari kajian penelitian mengenai Peranan

Kelompok Kerja Guru dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru seperti yang disampaikan di atas,

menunjukkan bahwa peran KKG sebagai wadah

pembinaan profesionalisme guru keefektifannya masih

sangat bervariatif.