bab ii dasar teori - digilib.itb.ac.id · gambar ii-1 menunjukkan hubungan ... (file transfer...
TRANSCRIPT
7
BAB II DASAR TEORI
II.1 WWW (World Wide Web)
II.1.1 TCP, Router, dan Packet Loss
Internet merupakan jaringan komputer global yang saling berkomunikasi dengan
menggunakan protokol jaringan Internet Protocol (IP). Jaringan fisik akan
mentransmisi sinyal pesan antar dua titik jaringan. Router akan menentukan jalur
yang digunakan untuk menghubungkan antar sender dengan receiver. Di atas
protokol IP adalah TCP (Transmission Control Protocol). IP berfungsi sebagai
kontrol komunikasi pada jalur antar dua titik, sedangkan TCP mengontrol
komunikasi secara end to end. TCP bertanggung jawab dalam mendekomposisi
pesan ke dalam paket data jaringan, menggabungkannya kembali di sisi receiver,
dan memastikan pesan terkirim tanpa ada error.
Congestion terjadi ketika trafik paket data yang masuk ke sebuah router lebih
cepat daripada kemampuan router dalam memprosesnya, dan antrian router telah
penuh. Ketika antrian router mengalami overflow, paket data akan dibuang.
Router tidak akan menginformasikan ke sender ketika sebuah paket dibuang.
Satu-satunya mekanisme untuk mendeteksi packet loss adalah sedikitnya jumlah
acknowledgement dari receiver. Jika acknowledgment tidak diterima, TCP akan
mengirim ulang paket tersebut dan memperlambat laju pengiriman paket untuk
mengurangi congestion. Akibatnya, throughput koneksi akan berkurang beberapa
sebagai akibat dari pembuangan paket.
II.1.2 Protokol HTTP
WWW merupakan gabungan antara aplikasi client dan server di internet yang
saling berkomunikasi via Hyper Text Transport Protocol (HTTP). HTTP
diimplementasikan menggunakan TCP/IP. HTTP menspesifikan aturan
menginterpretasi dan menangani dokumen dan multimedia. Namun, HTTP
bergantung pada TCP untuk memastikan dokumen telah ditransimisikan secara
8
lengkap dan benar. Web client menginisiasi komunikasi dengan mengirimkan
HTTP request ke web server. Setelah menerima HTTP request, web server akan
menjawab dengan HTTP response header. Jika request berhasil, maka web server
akan mengirimkan objek yang diminta. Gambar II-1 menunjukkan hubungan
antara web server, web browser, dan layer dibawahnya yaitu protokol HTTP dan
TCP/IP.
Gambar II-1 Layer komunikasi jaringan antara web server dengan web client
(browser).
Meskipun HTTP merupakan protokol aplikasi yang dominan di internet, trafik
jaringan juga berisi protokol penting lainnya seperti SMTP (Simple Mail Transfer
Protocol) dan FTP (File Transfer Protocol). Trafik dari semua aplikasi tersebut,
berkompetisi di router dan berinterferensi satu sama lain pada saat beban trafik
besar.
II.1.3 Jalur Internet
Di internet, jalur antara web server dan browser biasanya terdiri atas 15-20 link
[CRO]. Masing-masing link tersebut memungkinkan terjadinya packet loss.
Contohnya pada gambar II-2 berikut menunjukkan link traversal antara jalur dari
client di ITB ke web server resmi MIT.
9
Gambar II-2 Jalur koneksi dari salah satu client di ITB menuju web server
www.mit.edu
Paket data berjalan melalui gateway LAN (Local Area Network) menuju ke
jaringan regional. Dari jaringan regional, paket data memasuki backbone internet.
Meskipun backbone internet memiliki bandwith terbesar, pada gateway router
antara jaringan regional dan backbone, dan router pada backbone, paling sering
terjadi congestion dan delay terbesar. Oleh karena itu, komunikasi antar jaringan
regional menjadi lebih kencang daripada komunikasi yang traversal melalui
backbone internet.
II.2 Web Cache
Cache diartikan sebagai tempat penyimpanan yang bersifat temporal, terletak di
dekat pengguna sehingga pengguna dapat dengan cepat mengaksesnya. Teknologi
caching berhasil karena pattern data menunjukkan locality of reference. Ada dua
jenis locality yaitu temporal dan spasial (Wessels, 2001). Temporal berarti suatu
data lebih populer dari data yang lain. Artinya dalam periode waktu tertentu, data
yang populer akan lebih sering diakses. Spasial artinya request terhadap beberapa
data tertentu, biasanya terjadi bersamaan dengan suatu request.
Request yang menunjukkan locality of reference akan sering mengakses data yang
sama atau mirip dalam interval waktu yang dekat. Locality memungkinkan
caching alogrithm untuk memprediksi referensi data di masa datang, dan
10
memindahkan data tersebut ke tempat penyimpan cache yang lebih cepat, pada
saat CPU sibuk. Dengan mengurangi komputasi dan transfer data, caching dapat
menyembunyikan latensi akses data dan meningkatkan kinerja sistem secara
keseluruhan.
II.2.1 Motivasi dan Tujuan
Tujuan dari web cache adalah untuk mempercepat akses pengguna ke sebuah
konten web, mengurangi network load, dan mengurangi server load tujuan
(Hoffman dan Beaumont, 2005). Jika obyek yang diinginkan tersimpan dalam
cache, maka akses terhadap sebuah konten dapat diakselerasi sehingga
mengurangi network load.
Kecepatan akses dan dampak trafik jaringan yang dihasilkan web cache
dipengaruhi oleh beberapa hal berikut:
a. Ukuran/kapasitas cache
b. Aturan cacheability
c. Kecepatan koneksi jaringan pada cache
d. Rata-rata transaksi maksimal cache
e. Lokasi cache
f. Karakteristik konten yang diakses pengguna
II.2.2 Operasi Dasar Web Cache
Ketika client mengirim request terhadap sebuah obyek, browser pertama kali
akan mengecek ketersediaannya pada cache yang ada di mesin client. Jika cache
pada browser tidak memiliki salinan dari objek yang diinginkan, browser akan
mengirimkan request ke cache server dalam jaringan lokal. Jika memiliki salinan
dari objek yang diinginkan, cache server mengirimkan objek tersebut ke client.
Sehingga, akan mengurangi delay panjang yang disebabkan oleh pengiriman
objek dari jaringan internet. Jika cache tidak memiliki salinan objek yang
diinginkan, maka cache akan mengambil objek langsung dari web server aslinya,
untuk kemudian disimpan ke dalam cache jika perlu. Operasi dasar tersebut dapat
dilihat pada gambar II-3.
11
Setiap request yang dapat dilayani oleh web cache akan menghasilkan cache hit
dan setiap request yang tidak dilayani oleh web cache akan menghasilkan cache
miss.
Gambar II-3 Operasi dasar web cache
12
II.2.3 Fungsi Dasar Web Cache
Web cache memiliki empat fungsi dasar yaitu (Wessels, 2001):
a. Discovery, berkaitan dengan bagaimana cache menemukan lokasi objek
yang diminta.
b. Dissemination, berkaitan dengan bagaimana objek yang diinginkan akan
dikirimkan ke web cache, dikirimkan ke client yang menginginkan objek
tersebut, dan diputuskan apakah akan disimpan dalam cache atau tidak.
c. Validation, merupakan metode untuk menjaga agar objek web yang ada di
cache tetap up to date.
d. Replacement, merupakan metode untuk memilih antara obyek yang lebih
populer dan kurang populer yang dilatarbelakangi oleh keterbatasan
kapasitas penyimpanan.
II.2.4 Penghitungan Kinerja
Berikut ini ada beberapa cara menghitung kinerja web cache (Hoffman dan
Beaumont, 2005):
a. Throughput (requests per second atau bytes per second), menghitung
jumlah total trafik yang dapat ditangani web cache.
Jika beban trafik melebihi kapasitas throughput dari cache, maka akan
terjadi bottleneck di jaringan. Nilai throughput dapat dipengaruhi oleh
bandwith jaringan koneksi. Semakin tinggi nilai throughput, semakin
tinggi pula kinerja cache.
b. Response time merupakan interval waktu dari request dikirimkan oleh
client sampai client menerima response dari web cache.
Jika terjadi hit, response time menggambarkan kecepatan web cache dalam
mengambil dan merespon objek. Jika terjadi miss, nilai response time
ditambahkan dengan waktu yang dibutuhkan web server untuk merespon
request. Semakin kecil nilai response time, semakin tinggi kinerja cache.
13
c. Hit ratio, menghitung trafik yang dapat dilayani oleh web cache. Hit ratio
dihitung dengan membandingkan antara jumlah request yang
menghasilkan hit dengan total request.
II.3 Cooperative
Cooperative didefinisikan sebagai paradigma yang memanfaatkan komunikasi
untuk membuat node bekerja sama. Proses komunikasi dilakukan secara
terdistribusi untuk memperoleh keuntungan bersama (Liu dkk., 2009).
Menurut (Auramaki dan Kovalainen, 2003), proses cooperative akan
menghasilkan knowledge baru, dan sharing interpretasi dan makna. Pada proses
cooperative, knowledge yang lama juga digunakan, dievaluasi, dan diperbaharui.
Menurut (Cabitza dkk., 2009), pada proses cooperative, dibutuhkan artifak yang
dapat digunakan oleh aktor yang kompeten/koordinator untuk mengetahui apa
yang telah dan apa yang sedang terjadi dalam proses cooperative. Selain itu
artifak tersebut juga dapat digunakan untuk melihat konteks cooperative terkait
dengan tujuan dan ekspektasi bersama. Artifak tersebut adalah:
a. Templates: properti hasil dari kerja cooperative.
b. Maps: spesifikasi interdependensi antar task maupun sumber daya dalam
skenario cooperative.
c. Scripts: spesifikasi protokol mengenai artikulasi sebuah task dan interaksi
sumber daya.
II.4 Cooperative Web Cache
II.4.1 Hirarki Web Cache
Beberapa web cache dapat bergabung membentuk sebuah hirarki. Web cache
yang terletak di level paling bawah akan meneruskan setiap cache miss ke level
atasnya sampai status cache hit diperoleh atau request terkirim ke web server
aslinya. Untuk menggambarkan hubungan antara dua buah web cache digunakan
istilah parent, child, and sibling. Child caches merupakan cache yang terletak satu
14
level di bawah parent cache. Sibling cache merupakan sesama cache yang terletak
satu level. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar II-4. Pada hubungan
sibling, sebuah web cache hanya boleh meminta objek yang telah disimpan oleh
sibling. Sedang pada hubungan parent, web cache dapat meminta objek apapun
kepada parent, baik sudah tersimpan dalam cache’s parent maupun tidak
(Wessels, 2001).
Gambar II-4. Hirarki web cache
II.4.2 Lingkup Cooperative Web Cache
Cooperative web cache merupakan mekanisme untuk berbagi dokumen antar
cache (Dykes dan Robins, 2001). Jika terjadi cache miss, proxy dapat memilih
untuk mengalihkan request menuju web cache lain yang berada pada satu level
yang sama, daripada menuju ke web cache lain yang berada pada level di atasnya
maupun web server original. Web cache dapat mempercepat penerimaan data
karena :
1. Kecepatan transfer pada jaringan lokal lebih cepat daripada kecepatan
transfer pada jaringan internet.
2. Dokumen web biasanya di-request ulang oleh user yang sama maupun
user yang berbeda, yang berada pada jaringan lokal yang sama.
Sibling Cache
15
Gambar II-5 menunjukkan lingkup bahasan antara hierarchical web cache dengan
cooperative web cache. Hierarchical web cache terjadi jika suatu request
diteruskan ke web cache lain yang berada pada satu level di atasnya. Cooperative
web cache terjadi jika suatu request diteruskan ke web cache lain yang berada
pada level yang sama.
Gambar II-5. Hierarchical Web Cache dan Cooperative Web Cache
II.4.3 Tujuan Cooperative Web Cache
Tujuan dari cooperative web cache adalah untuk meningkatkan hit rate dan
mengurangi duplikasi objek antar web cache. Hit rate dapat ditingkatkan dengan
asumsi bahwa setiap request yang menghasilkan cache miss di cache lokal,
mungkin menghasilkan cache hit dari web cache lain yang menjadi anggota
cooperative web cache.
Pada web cache yang tidak tergabung dalam cooperative web cache, masing-
masing web cache pasti akan berusaha untuk menyimpan seluruh objek, meskipun
objek tersebut juga ada di web cache yang lain. Dengan cooperative web cache,
objek cukup disimpan di salah satu web cache, dan dapat diakses oleh seluruh
anggota cooperative web cache.
16
II.4.4 Protokol Komunikasi ICP
Internet Cache Protocol (ICP) merupakan protokol tercepat untuk menentukan
sibling web cache yang memiliki objek web tertentu (Hoffman dan Beaumont,
2005). Web cache saling mempertukarkan pesan query dan reply ICP untuk
mengetahui web cache yang mana yang biasanya memiliki objek tertentu.
Selanjutnya, web cache akan mengirimkan request HTTP ke sibling web cache
terpilih untuk mengambil objek web yang diinginkan. Protokol ini
diimplementasikan dengan UDP untuk mempercepat proses query dan
meminimalkan trafik.
Gambar II-6. Penggunaan protokol ICP
Gambar II-6 mengilustrasikan bagaimana protokol ICP digunakan. Prosesnya
adalah sebagai berikut:
1. Client mengirimkan request HTTP ke sebuah web cache untuk
memperoleh objek tertentu. Pada kasus ini, web cache tidak memiliki
objek yang diinginkan.
17
2. Web cache mengirimkan pesan ICP_OP_QUERY ke seluruh sibling web
cache.
3. Setiap sibling web cache akan mengirimkan respond seperti pesan
ICP_OP_HIT, pesan ICP_OP_MISS, atau pesan error. Jika ada sibling
web cache yang mengirimkan pesan HIT, web cache akan mengirimkan
pesan request HTTP ke sibling web cache tersebut untuk mengambil objek
yang diinginkan. Sibling web cache yang dipilih adalah yang pertama kali
mengirimkan pesan HIT. Response yang tercepat menunjukkan bahwa
sibling web cache letaknya paling dekat, jalurnya tidak mengalami
congestion, dan cache tidak overloaded. Pada contoh ini, diasumsikan
bahwa tidak ada response yang mengembalikan HIT.
4. Karena objek web tidak ditemukan di sibling web cache, web cache akan
mengirimkan pesan request HTTP menuju parent web cache atau web
server aslinya.
5. Web server kemudian mengirimkan objek ke web cache dan kemudian
menyimpannya.
6. Web cache mengirimkan objek ke client.
II.5 Squid
Squid merupakan aplikasi web cache yang bersifat open source. Manfaat Squid
antara lain (Wessels, 2004):
a. Penghematan bandwith untuk akses internet.
b. Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengakses sebuah halaman
web.
c. Mengamankan host pada jaringan internal dengan melewatkan setiap trafik
web ke proxy.
d. Mengumpulkan statistik trafik web pada jaringan.
e. Mencegah pengguna mengunjungi web site yang tidak sesuai aturan
tertentu.
18
f. Memastikan bahwa hanya pengguna terdaftar yang dapat melakukan
koneksi ke internet.
g. Meningkatkan privacy pengguna dengan menyaring informasi dari web
request.
h. Mengurangi beban web server.
i. Konversi request terenkripsi Hyper Text Transfer Protocol Secure
(HTTPS) di satu sisi, menjadi request tak terenkripsi (HTTP) di sisi yang
lain.
Squid berfungsi sebagai proxy dan cache. Sebagai sebuah proxy, squid menjadi
media antara pada transaksi web. Squid menerima request dari client,
memprosesnya, dan meneruskan request ke web server aslinya. Request dapat
disimpan dalam log, ditolak, maupun dimodifikasi sebelum diteruskan.
Sebagai sebuah cache, Squid menyimpan konten web yang baru saja diakses,
untuk kemungkinan penggunaan ulang selanjutnya. Request selanjutnya untuk
konten yang sama mungkin diambil dari cache, daripada mengambil kembali
konten tersebut ke web server aslinya.
Gambar II-6 menunjukkan posisi Squid yang berada di antara client dan server.
Squid menerima request baik HTTP maupun HTTPS dari client, dan
berkomunikasi dengan beberapa protokol server yaitu server HTTP, FTP, dan
Gopher. Secara konsep, Squid memiliki dua sisi, yaitu sisi client yang
berkomunikasi dengan web client seperti browser, dan sisi server yang
berkomunikasi dengan web server. Server tersebut disebut sebagai web server
aslinya karena merupakan lokasi asli atas data yang diminta.
19
Gambar II-7. Fungsi Squid
II.6 Universitas Riset
II.6.1 Karakteristik Universitas Riset
Menurut (The Boyer Commission on Educating Undergraduates in the Research
University, 1998), universitas riset memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Mempunya komitmen untuk menciptakan pengetahuan baru.
b. Kemampuan penelitian digunakan sebagai dasar pengangkatan dan
promosi anggota fakultas.
c. Jumlah mahasiswa pasca sarjana jauh lebih banyak daripada jumlah
mahasiswa tingkat sarjana.
d. Memiliki lingkungan penelitian yang mendukung, yaitu perpustakaan yang
lengkap, laboratorium yang memadai, komputer yang canggih, dan
memiliki penerbit kampus.
e. Berorientasi internasional dengan menarik mahasiswa pasca sarjana dari
berbagai belahan dunia, sehingga terbentuk komunitas yang memiliki
keragaman dimensi, heterogen, multikultural, dan multietnik.
f. Mendukung kesenian, dengan menyediakan fasilitas seni yang memadai.
20
II.6.2 Tujuan Terwujudnya ITB sebagai Universitas Riset
Berdasarkan (Institut Teknologi Bandung, 2009), tujuan dari terwujudnya ITB
sebagai Universitas Riset Research University) adalah
a. Meningkatkan peran ITB dalam memecahkan masalah strategis nasional,
regional dan global melalui riset dalam bidang IPTEKS.
b. Mewujudkan ITB sebagai Universitas Riset berkelas dunia.
c. Menciptakan kesempatan yang lebih luas kepada setiap individu di ITB
untuk melakukan penelitian yang berdampak terhadap masyarakat dan
bangsa dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik.
d. Menciptakan suasana penelitian dan pengembangan yang makin kondusif
dan kreatif sehingga memperoleh hasil yang optimum.
e. Mendorong penelitian dan pengembangan dalam bentuk penelitian dasar
(long term), terapan, dan bersifat multi disiplin.
f. Mendorong pemaduan penelitian dan pengembangan dengan pendidikan
dan pengabdian masyarakat diantaranya mendiseminasikan hasil penelitian
berupa publikasi dan penyuluhan.
II.7 Strategi
Strategi merupakan sekumpulan aksi yang menawarkan keuntungan jangka
panjang bagi stakeholder organisasi (Ward dkk., 2004). Strategi harus
mengidentifikasi posisi organisasi saat ini dan posisi organisasi yang diinginkan di
masa datang, sehingga dapat menentukan cara terbaik untuk mencapai posisi yang
diinginkan.
Ada 3 macam strategi pada organisasi (Ward dan Peppard, 2002), yaitu
a. Strategi bisnis
Strategi bisnis merupakan keputusan bisnis yang ditetapkan oleh
organisasi mengenai sasaran, arahan, dan perubahan yang akan dilakukan
demi mencapai sasaran organisasi. Strategi bisnis menyatakan kemana
organisasi akan menuju dan mengapa keputusan tersebut diambil.
21
b. Strategi sistem informasi
Strategi sistem informasi menyatakan informasi dan sistem yang
dibutuhkan organisasi untuk mendukung strategi bisnis secara
keseluruhan.
c. Strategi teknologi informasi
Strategi teknologi informasi menyatakan bagaimana kebutuhan organisasi
akan informasi dan sistem dapat didukung oleh teknologi.
Gambar II-8. Hubungan antara strategi bisnis, strategi sistem informasi, dan
strategi teknologi informasi.
Gambar II-8 menyatakan hubungan antara strategi bisnis, strategi sistem
informasi, dan strategi teknologi informasi. Strategi sistem informasi diturunkan
dari strategi bisnis, sehingga strategi sistem informasi yang ditetapkan dapat
mendukung strategi bisnis. Strategi sistem informasi menyatakan kebutuhan dan
22
prioritas informasi dan sistem yang dibutuhkan untuk mendukung strategi bisnis.
Strategi teknologi informasi harus memenuhi kebutuhan strategi sistem informasi
melalui dukungan infrastruktur dan layanan.
II.8 Metode Eksperimen
Eksperimen dilakukan untuk menemukan sesuatu terkait dengan proses atau
sistem tertentu. Eksperimen dapat definisikan sebagai pengujian terhadap sebuah
sistem dengan merubah variabel input dari sebuah proses atau sistem sehingga
alasan terhadap perubahan output dapat diobservasi dan dan diidentifikasi. Untuk
melakukan eksperimen, (Montgomery, 1997) memberikan petunjuk sebagai
berikut:
a. Identifikasi dan pernyataan masalah.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan pernyataan atas masalah yang
beralasan. Pernyataan atas masalah tersebut berguna untuk membangun
ide terkait dengan sasaran eksperimen. Selain itu, pernyataan atas masalah
yang gamblang dapat memberikan pemahaman atas fenomena dan solusi
akhir atas permasalahan.
b. Pembatasan lingkup.
Faktor-faktor yang akan dipertimbangkan dalam eksperimen, nilai batas
atas dan batas bawah atas faktor dan level spesifik atas eksperimen yang
akan dilakukan. Selain itu, harus dijelaskan bagaimana faktor-faktor
tersebut dapat dikontrol pada nilai yang diinginkan dan bagaimana cara
mengukurnya.
c. Pemilihan variabel yang akan diamati.
Variabel yang akan diamati harus dipastikan memberikan informasi yang
berguna atas proses yang akan dipelajari. Pada umumnya, rata-rata
maupun standard deviasi atas karateristik yang diukur, akan menjadi
variabel yang harus diamati.
d. Pemilihan design experiment.
Tahap ini meliputi jumlah eksperimen yang akan dilakukan, pemilihan
urutan eksperimen, dan menentukan apakah ada batasan yang akan
diterapkan.
23
e. Menjalankan eksperimen.
f. Analisa statistik terhadap data.
Metode statistik harus digunakan untuk menganalisa data sehingga hasil
dan kesimpulannya bersifat objektif dan bukan merupakan anggapan.
g. Kesimpulan dan rekomendasi.
Setelah data dianalaisis, kesimpulan atas hasil dan rekomendasi harus
dibuat.