bab ii a. 1. pengertian metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. kelas...

24
6 BAB II LANDASAN TEORETIS A. Metode Tutorial 1. Pengertian Metode Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan sistemik yang sangat kompleks. Untuk mendapatkan suatu hasil pembelajaran yang baik perlu disusun suatu metode yang efektif dan efisien. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Pengertian metode yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan Surakhmad (1986: 75) yang menjelaskan bahwa metode adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Pendapat di atas sesuai dengan yang disampaikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008), yang menjelaskan bahwa metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan, ditemukan kata kunci yang menjadi prinsip mendasar dari metode, yaitu ‘cara’, ‘sistem’ dan ‘tujuan’.

Upload: buiminh

Post on 30-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

6

BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Metode Tutorial

1. Pengertian Metode

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan sistemik yang sangat

kompleks. Untuk mendapatkan suatu hasil pembelajaran yang baik perlu disusun

suatu metode yang efektif dan efisien. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu

kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Pengertian metode yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan Surakhmad

(1986: 75) yang menjelaskan bahwa metode adalah cara, yang di dalam

fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.

Pendapat di atas sesuai dengan yang disampaikan Direktorat Jenderal

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan

Nasional (2008), yang menjelaskan bahwa metode merupakan upaya untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar

tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan, ditemukan kata kunci

yang menjadi prinsip mendasar dari metode, yaitu ‘cara’, ‘sistem’ dan ‘tujuan’.

Page 2: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

7

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pada prinsipnya yaitu suatu

cara yang dijalankan secara sistemik untuk mencapai suatu tujuan.

Ahmadi (1997: 52) menyatakan:

“metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik”

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai

media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini

mendorong seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian

materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif

sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar.

2. Pengertian Tutorial

Dasar pemikiran tentang tutorial adalah siswa yang pandai memberikan

bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat

dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah atau di luar sekolah/di luar

jam mata pelajaran (Semiawan, 1985: 94).

Sama hal nya dengan Semiawan, Ischak dan Warji (2003: 82)

mengemukakan bahwa: ”tutorial adalah sekelompok siswa yang telah tuntas

terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami

kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.”

Page 3: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

8

Ketuntasan dalan belajar tidak selalu berarti telah menyelesaikan tingkatan

atau kelas tertentu, tetapi lebih mengarah kepada ketuntasan pada bidang atau sub

pelajaran tertentu dengan hasil evaluasi yang cukup memuaskan, sehingga siswa

yang telah tuntas tersebut bisa membantu siswa lainnya.

Pendapat yang lebih rinci disampaikan oleh Ahmadi (1997: 73), yang

berpendapat bahwa tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk

pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk arahan dan motivasi agar para siswa

belajar secara efisien dan efektif.

Selanjutnya, Ahmadi menjabarkan apa yang dimaksud dengan bimbingan,

bantuan, petunjuk/arahan, dan motivasi dalam tutorial sebagai berikut:

a. Bimbingan berarti membantu para siswa memecahkan masalah-masalah belajar,

b. Pemberian bantuan berarti membantu siswa dalam mempelajari materi modul,

c. Petunjuk berarti memberikan penjelasan tentang cara belajar secara efektif dan efisien,

d. Arahan berarti mengarahkan para siswa dalam mempelajari masing-masing modul,

e. Motivasi berarti menggerakan kegiatan para siswa dalam mempelajari modul-modul, mengerjakan tugas-tugas dan mengikuti penilaian.

3. Ciri-Ciri Metode Tutorial

Suhito (1984: 64) menjelaskan bahwa dalam model pembelajaran tutorial

terdapat ciri-ciri yang menjadi kekhasan dari model pembelajaran ini. Ciri-ciri itu

antara lain sebagai berikut:

Page 4: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

9

a. Tujuan pengajaran dari model pembelajaran tutorial ini adalah

memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan

kemampuan memecahkan masalah secara rasional, mengembangkan

sikap sosial dan semangat gotong royong dalam kehidupan,

mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap

anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung

jawab, mengembangkan kemampuan kepemimpinan ketrampilan

pada tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok.

b. Siswa dalam pembelajaran ini memiliki ciri – ciri :

• Tiap siswa merasa sadar diri sebagai anggota kelompok

• Tiap siswa merasa sadar diri memiliki tujuan bersama berupa

tujuan kelompok

• Memiliki rasa saling membutuhkan dan tergantung

• Interaksi dan komunikasi antar anggota

• Ada tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab

kelompok

c. Guru berperan dalam pembentukan kelompok, perencanaan tugas

kelompok, pelaksanaan, dan tahap evaluasi hasil belajar kelompok.

Dalam tahap pembentukan kelompok dipertimbangkan antara lain

tujuan yang akan diperoleh siswa dalam kelompok (latihan

bergotong-royong, peningkatan kecepatan dan ketepatan kerja, dan

lain-lain), latar belakang pengalaman siswa, minat / pusat perhatian

Page 5: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

10

siswa. Dalam tahap perencanaan tugas kelompok, guru

memperhatikan jenis tugas yang diberikan apakah tugas paralel

ataukah tugas komplementer. Tugas paralel artinya semua kelompok

mendapat tugas yang sama, tugas komplementer artinya kelompok

saling melengkapi pemecahan masalah. Dalam tahap pelaksanaan

mengajar guru berperan antara lain pemberi informasi umum tentang

proses belajar kelompok, guru sebagai fasilitator pembimbing dan

pengendali ketertiban kelompok.

4. Pelaksanaan Metode Tutorial

Menurut Suherman dalam Supriyadi (2003: 17) pada praktiknya, tutorial

dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

“tutorial tidak sebaya/tutor kakak, dan tutorial teman sebaya. Pada tutorial tidak sebaya/tutor kakak tutor berasal dari kelas yang lebih tinggi, sedangkan pada tutorial teman sebaya tutor adalah teman sebaya yang lebih pandai atau setidaknya telah menuntaskan pembelajaran dengan hasil yang cukup memuaskan.”

Branley dalam Suherman yang dikutip Supriyadi, (2003 : 22)

menggambarkan hubungan antara tutor dengan siswa lain yang dibimbingnya

dalam tutorial sebaya dengan bagan sebagai berikut:

studentnnnnn tutor

student

studenttnt

studentt

studentttnt

Page 6: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

11

Pelaksanaan model pembelajaran tutorial yang diberikan kepada teman

sekelas di sekolah dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Beberapa siswa pandai yang akan dijadikan tutor disuruh mempelajari suatu topik. Dalam hal ini Supriyadi (Suherman, 2003) menguraikan cara memilih tutor yang baik, perlu diperhatikan syarat-syarat siswa yang ditunjuk sebagai tutor dalam model pembelajaran tutor sebaya agar berjalan efisien adalah sebagai berikut: 1) Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan

bimbingan yaitu dapat menerangan pelajaran kepada temannya. 2) Dapat diterima anggota kelompok, sehingga siswa tidak merasa

takut atau enggan untuk bertanya. 3) Dapat menjelaskan pelajaran yang diperlukan oleh siswa.

b. Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahas c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 –

6 orang siswa dan diusahakan kelompok yang dibentuk tersebut adalah kelompok yang heterogen.

d. Siswa yang pandai (para tutor) disebar ke setiap kelompok untuk memberikan bantuannya.

e. Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus f. Jika ada masalah siswa yang lebih paham memberi tahu siswa yang

kurang paham dan jika ada masalah yang tidak dapat terpecahkan, siswa meminta bantuan kepada guru

g. Guru mengadakan evaluasi

B. Adjektivedeklination (Deklinasi Adjektif)

1. Hakikat Adjektif

Dalam sebuah bahasa adjektif memegang peranan yang penting. Seperti

halnya jenis kata yang lain, adjektif memiliki ciri khas tersendiri serta fungsi

tertentu. Menurut Jung (1971:302) “Das Adjektiv ist die wichtige Wortart, die

Merkmale, vor allem Eigenschaften bezeichnet”, Dikatakannya bahwa adjektif

merupakan jenis kata yang penting yang menunjukan ciri terutama sifat.

Page 7: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

12

Pendapat berbeda dikemukakan oleh Kürschner (2004:32) yang

memberikan batasan tentang kata sifat, sbb:

,,Adjektive sind auf Substantiv oder Verben bezogene Wörter, die entweder attributive (der schöne Tag) oder prädikativ (Der Tag ist schön) oder adverbial als Umstandsbestimmung (Er singt schön) stehen können. Sie bezeichnen Merkmale oder Eigenschaften der vom Substantiv benannten Gröβe oder des vom Verb benannten Geschehens.”

Menurutnya adjektif adalah kata-kata yang mengacu pada kata benda atau

kata benda yang dapat berfungsi atributif, predikatif atau adverbial. Adjektif

menunjukan ciri-ciri atau sifat-sifat dari besaran (ukuran) yang di tunjukkan oleh

kata benda atau kejadian yang ditunjukan oleh kata kerja.

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa adjektif adalah kata yang

mengacu pada kata benda atau kata kerja. Kata-kata sifat ini dapat bertindak

sebagai atribut, predikat dan adverb dan menunjukkan sifat-sifat atau ciri-ciri dari

sebuah kata benda atau kata kerja.

Penjelasan yang hampir sama mengenai adjektif diberikan oleh Engel

(1996:556) ,, dass Adjektive Wörter ohne konstantes Genus, die zwischen

Determinativ und Nomen stehen können”. Menurutnya adjektif adalah kata yang

tidak memiliki jenis (artikel) yang tetap Adjektif ini dapat diletakkan di antara

determinatif dan kata benda.

Contoh:

• die schöne Frau

• ein toller Mann

Page 8: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

13

• der tolle Bruder

• mein teures Buch

Konsep serupa juga disampaikan oleh Griesbach (1960:25) yang

mengemukakan bahwa: ,, Das Adjektive ist eine Wortart, die als attributiv ein

Nomen oder Pronomen beschreibt oder näher kennzeichnet, wobei es sich seiner

Deklinationsform nach dem Nomen oder Pronomen richtet” Definisi tersebut

menjelaskan adjektif adalah jenis kata yang apabila berfungsi atributif

menggambarkan atau menunjukkan sebuah verba atau kata ganti dimana bentuk

deklinasi adjektif ini mengacu pada verba dan kata ganti tersebut. Dengan kata

lain dapat dikatakan bahwa adjektif adalah sebuah kelas kata yang berfungsi

atributif.

Senada dengan Griesbach, Götz (1997:24) menjelaskan pengertian adjektif

sebagai berikut:

,,Das Adjektiv ist ein Wort, das man deklinieren und moisten auch steigern

kann, das im Deutschen entweder beim Verb (Prädikativ oder Adverb) vor

dem Substantiv (Atributif) steht und diesem eine bestimmte Eigenschaft ode

rein Merkmal zuschreibt.”

Menurutnya adjektif adalah sebuah kata yang dapat di deklinasi pada

umumnya mempunyai bentuk perbandingan. Jika adjektif berfungsi sebagai

atributif maka diletakkan di depan kata benda, namun jika sebagai predikatif atau

adverb maka diletakkan dekat dengan kata kerja. Adjektif tersebut

menggambarkan sebuah sifat atau ciri tertentu dari suatu kata benda atau kata

Page 9: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

14

kerja. Contoh : „Das kleine Kind ist krank“ Dalam kalimat tersebut terdapat dua

buah adjektif yakni klein dan krank. Adjektif klein mendapat akhiran e karena

dalam kalimat tersebut kata sifat ini berfungsi atributif sedangkan adjektif krank

tidak mendapat penambahan akhiran karena berfungsi predikatif.

Dari contoh diatas tampak bahwa sebagai atribut adjektif merupakan kelas

kata yang mengalami perubahan akhiran dan diletakkan di depan sebuah kata

benda. Selain itu kata sifat juga dapat berdiri sendiri dan juga dapat diletakkan

setelah kata kerja. Hal ini dimungkinkan juga kata sifat tersebut bertindak sebagai

predikatif atau adverbial.

Dari penjelasan-penjelasan mengenai adjektif seperti yang diuraikan di atas

dapat disimpulkan bahwa adjektif dalam bahasa Jerman adalah kelas kata yang

menunjukan ciri khas atau sifat. Sebuah adjektif tidak memiliki jenis artikel dapat

berfungsi atributif dan predikatif

2. Penggunaan kata Sifat

Engel (1996:556) secara umum mengkasifikasikan adjektif berdasarkan

penggunaannya menjadi enam kelompok, yakni:

a. Adjektif yang hanya dapat digunakan sebagai atribut

Dalam kelompok ini termasuk semua adjektif yang merincikan kelas,

tempat atau waktu ke kata benda yang memegang peranan.

Contoh:

Page 10: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

15

• ärztlich : der ärztliche Rat

• parlamentarisch : ein parlamentarischer Staatsekretär

b. Adjektif yang hanya dapat digunakan sebagai atribut dan keterangan

Adjektif seperti täglich, tatsächlich dan juga adjektif yang menyatakan

kualifikasi yang tidak hanya menentukan ukuran namun juga suatu kejadian.

Contoh:

• sein täglicher Spaziergang ( sebagai atribut)

• Nehmen Sie dieses Mittel täglich ein (sebagai kalimat keterangan)

c. Adjektiv yang hanya dapat digunakan sebagai atribut, apposisi dan

adjunkt

Dalam kelompok ini termasuk sebagian besar partizipien I dan II yakni kata

kerja yang berfungsi seperti kata sifat contoh: geöffnet ‘terbuka’, weinend ‘yang

menangis’.

Contoh:

• alle noch geöffneten Bäckerein (sebagai atribut)

• Alle Bäckereien, teilweise sonntags geöffnet,…….(apposisi)

• Er hatte die Bäckerei geöffnet gesehen. (sebagai adjunkt)

• Ein schimmernder Teich (atribut)

• Ein Teich, schimmernd in der Herbstsonne,…..(apposisi)

Page 11: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

16

• Der Teich lag schimmernd da. (adjunkt)

d. Adjektif yang hanya dapat digunakan sebagai atribut, apposisi,

adjunkt dan pelengkap

Kedalam kelompok ini termasuk kata sifat ansässig ‚bertempat tinggal di‘,

tätig ‚sibuk‘.

Contoh:

• sein in Heppenheim tätiger Bruder (atribut)

• sein Brüder, in Heppenheim tätig,…..(apposisi)

• Ich habe ihr in Heppenheim tätig gesehen. (adjunkt)

• Sein Brüder war in Heppenheim tätig . (pelengkap)

e. Adjektif yang hanya dapat digunakan sebagai atribut, apposisi,

pelengkap dan keterangan

Yang termasuk ke dalam kelompok ini hanya sebagian kecil kata sifat

seperti erheblich ‚cukup besar‘, gleichzeitig ‚dalam waktu bersamaan‘,

wahrscheinlich ‚kemungkinan‘.

Contoh:

• eine erhebliche Differenze (atribut)

• diese Differenze, erhebliche im Hinblick auf seine Einkünfte

(apposisi)

• Diese beiden Vorgänge erfolgen gleichzeitig. (pelengkap)

Page 12: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

17

• Beide fingen gleichzeitig zu reden an. (keterangan

f. Adjektif yang kemungkinan digunakan dalam setiap kelas kata

Ke dalam kelompok ini termasuk adjektif yang bersifat qualifikatif.

Contoh:

• Ein zuverlässiger Partner (atribut)

• Unser Vorsitzender, zuverlässig wie immer,…(apposisi)

• Rifki ist zuverlässig. (pelengkap)

• Sie wird zuverlässig kontrollieren. (adjunkt)

• Die Sache wird zuverlässig erledigt werden. (keterangan)

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak semua kata

sifat dapat digunakan dalam kelima fungsi yang disebutkan diatas secara

menyeluruh.

3. Deklinasi Adjektif

a. Hakikat Deklinasi

Selama adjektif itu dapat dideklinasikan, maka adjektif tersebut

dideklinasikan berdasarkan genus, kasus dan jumlah. Namun hal tersebut hanya

pada penggunaan atributif. dan jika kata benda memiliki beberapa adjektif, maka

semua kata sifat tersebut dideklinasikan sama.

Page 13: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

18

Heringer (1989:) menyatakan: “Flektierte Adjektive in dem Rachmen

zwischen Artikel und Substantiv stehen”. Definisi tersebut menjelaskan, bahwa

adjektif yang dideklinasikan ditempatkan diantara kata benda dan artikel.

Pendapat senada dikemukakan oleh Steinmann (1988) :

“Die Endung eines Adjektives vom Nomen abhängt zu dem es gehört. Das Adjektive hat denselben Kasus (Nominativ, genitive, Dativ oder akkusativ), denselben Numerus (Singular oder plural) und dasselbe genus (Feminin, Maskulin und Neutral). Das heiβt dass das Adjektiv mit dem Nomen congruent ist.

Pendapat di atas mengungkapkan bahwa akhiran sebuah adjektif itu

bergantung pada kata benda. Adjektif itu memiliki kesamaan kasus (Nominatif,

genitif, datif dan akkusatif), jumlah (singular atau jamak) dan Genus (Feminim,

maskulin dan neutral) seperti kata benda. Ini berarti bahwa adjektif itu sesuai

dengan kata benda.

Berdasarkan hal tersebut Steinmann (2003) juga menjelaskan bahwa

terdapat 2 kategori dari akhiran adjektif yakni:

• Wenn das Artikelwort kein Kasussignal hat (oder vor dem Adjektiv kein Artikelwort ist), steht das kasussugnal am Adjektiv, zum Beispiel: ein heiβer Kaffee, ein ruhiges Zimmer

• Wenn das Artikelwort ein Kasussignal hat (oder wenn ein neutrales oder maskulines Nomen im Genitiv Singular steht),hat das Adjektiv die Endung-e oder –en, wie zum beispiel: Wegen des kalten Wassers

Page 14: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

19

Penjelasan di atas menyatakan:

• Jika artikel tidak memiliki signal kasus (atau sebelum adjektif tidak

terdapat artikel) maka signal kasus terletak pada adjektif,

Contoh: : ein heiβer Kaffee, ein ruhiges Zimmer

• Jika artikel memiliki signal kasus (atau jika sebuah kata benda

berjenis neutrum atau maskulin terletak dalam kasus genitif

singular), maka akhiran dari adjektif tersebut yakni –e atau –en

Contoh: Wegen des kalten Wassers

Berbeda dengan pendapat Steinmann, Homberger dan Madsen (1988)

menjelaskan: “die Deklination des attributtiven Adjektivs nach drei Bedigungen

richtet:

1. Das Adjektiv wird in Genus, Numerus und Kasus entsprechend dem zugehörigen Nomen dekliniert (dies nennt man: gramatische Komgruenz): ich bemerkte eine geöffnete Tür. (feminininum Singular, Akkusativ)

2. Wenn dem Adjektive ein Artikel vorageht, wird es schwach dekliniert: in der Küche duftete es nach einem frischen Fisch

3. Wenn das Adjektiv allein, ohne Artikel, vor dem Nomen steht, wird es stark dekliniert: in der Küche duftete es nach frischem Brot.

Penjelasan di atas dapat dipahami yakni: “deklinasi adjektif sebagai atribut

mengacu pada tiga syarat, yakni:

Page 15: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

20

1. Adjektif di deklinasikan berdasarkan genus, jumlah dan kasus yang

disesuaikan dengan kata benda (hal tersebut dikenal sebagai

kesesuaian Grammatik/ tata bahasa)

Contoh : Ich bemerkte eine geöffnete Tür (feminimum, Singular,

Akkusativ)

2. Jika sebuah artikel terletak di depan adjektif, maka adjektif tersebut di

deklinasikan lemah.

Contoh : In der Küche duftete es nach einem frischen Fisch

3. Jika adjektif tidak disertai artikel dan terletak di depan kata benda,

maka adjektif tersebut dideklinasikan kuat.

Contoh : :Iin der Küche duftete es nach frischem Brot.

b. Deklinasi Kata Sifat

Setiap adjektif atributif tidak langsung terikat oleh kata benda, melainkan

oleh satu dari 3 jenis artikel (kata sandang) atau sebuah determinatif. Berikut ini

adalah deklinasi artikel (kata sandang) tentu dan tanpa artikel (nol artikel)

menurut Klinger (2002) :

1. Adjektive mit dem bestimmten Artikel (Schwahe Deklination)

Dalam artikel (kata sandang) tentu hanya terdapat 2 akhiran adjektif

yang berbeda, yakni:

Page 16: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

21

-e : dalam kasus nominativ (mask/fem/neut)

dalam kasus akkusatif singular (fem + neutr)

-en: dalam jumlah jamak

dalam kasus dativ dan genitif jumlah singular

dalam kasus akkusatif jumlah singular tetapi berbentuk maskulin

Maskulin

Sing. NOM der alte Bruder

AKK den alten Bruder

DAT dem alten Bruder

GEN des alten Bruders

Plural NOM die alten Brüder

AKK die alten Brüder

DAT den alten Brüdern*

GEN der alten Brüder

Neutrum

Sing NOM das kleine Kind

AKK das kleine Kind

DAT dem kleinen Kind

GEN des kleinen Kindes

Page 17: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

22

Plural NOM die kleinen Kinder

AKK die kleinen Kinder

DAT den kleinen Kindern*

GEN der kleinen Kinder

Feminin

Sing NOM die junge Mutter

AKK die junge Mutter

DAT der jungen Mutter

GEN der jungen Mutter

Plural NOM die jungen Mütter

AKK die jungen Mütter

DAT den jungen Müttern*

GEN der jungen Mütter

Adjektive nach dieser/diese/dieses und anderen Artikelwörtern

Maskulin

Sing NOM dieser junge Bruder

AKK diesen jungen Bruder

DAT diesem jungen Bruder

GEN dieses jungen Bruders

Plural NOM diese jungen Brüder

Page 18: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

23

AKK diese jungen Brüder

DAT diesen jungen Brüdern*

GEN dieser jungen Brüder

Neutrum

Sing NOM jedes kleine Kind

AKK jedes kleine Kind

DAT jedem kleinen Kind

GEN jedes kleinen Kindes

Plural NOM alle kleine Kinder

AKK alle kleine Kinder

DAT allen kleinen Kindern*

GEN aller kleinen Kinder

Feminin

Sing NOM dieselbe junge Mutter

AKK dieselbe junge Mutter

DAT derselben jungen Mutter

GEN derselben jungen Mutter

Plural NOM dieselben jungen Mütter

AKK dieselben jungen Mütter

DAT denselben jungen Müttern*

GEN derselben jungen Mütter

Page 19: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

24

2. Adjektive nach unbestimmten Artikel

(Gemischte Deklination)

Maskulin

Sing. NOM ein junge Bruder

AKK einen jungen Bruder

DAT einem jungen Bruder

GEN eines jungen Bruders

Neutrum

Sing NOM ein kleines Kind

AKK ein kleines Kind

DAT einem kleinen Kind

GEN eines kleinen Kindes

Feminin

Sing NOM eine junge Mutter

AKK eine junge Mutter

DAT einer jungen Mutter

GEN einer jungen Mutter

Adjektiv mit Possessivartikel

Maskulin

Sing NOM sein alter Freund

AKK seinen alten Freund

Page 20: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

25

DAT seinem alten Freund

GEN seines alten Freundes

Plural NOM seine alten Freunde

AKK seine alten Freunde

DAT seinen alten Freunden*

GEN seiner alten Freunde

Neutrum

Sing NOM ihr altes Haus

AKK ihr altes Haus

DAT ihrem alten Haus

GEN ihres alten Hauses

Plural NOM ihre altes Häuser

AKK ihre altes Häuser

DAT ihren alten Häusern*

GEN ihres alten Häuser

Feminin

Sing NOM unsere alte Freundin

AKK unsere alte Freundin

DAT unserer alten Freundin

GEN unserer alten Freundin

Plural NOM unsere alten Freundinnen

AKK unsere alten Freundinnen

Page 21: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

26

DAT unserer alten Freundinnen

GEN unserer alten Freundinnen

3 Adjektive Ohne Artikel

Maskulin

Sing NOM guter Wein

AKK guten Wein

DAT gutem Wein

GEN guten Weines

Sing NOM gute Weine

AKK gute Weine

DAT guten Weinen*

GEN guter Weinen

Neutrum

Sing NOM reines Wasser

AKK reines Wasser

DAT reinem Wasser

GEN reinen Wassers

Plural NOM kleine Kinder

AKK kleine Kinder

DAT kleinen Kindern*

GEN kleiner Kinder

Page 22: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

27

Feminin

Sing NOM klare Luft

AKK klare Luft

DAT klarer Luft

GEN klarer Luft

Plural NOM junge Frauen

AKK junge Frauen

DAT junge Frauen

GEN junge Frauen

C. Kerangka Berpikir

Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal perlu diperhatikan

beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor dari dalam dan faktor dari

luar siswa tersebut. Adapun faktor dari luar diantaranya adalah kurikulum,

program, sarana dan fasilitas serta guru atau tenaga pendidik. Oleh karena itu

keberadaaan model dan strategi pembelajaran sangatlah mendukung dalam proses

belajar mengajar untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan menyeluruh.

Sejauh ini diketahui bahwa pengajaran yang dilakukan guru kebanyakan

menggunakan metode pengajaran konvensional, sehingga anak lebih bersifat

pasif. Kebanyakan siswa akan merasa malu atau takut untuk aktif bertanya

langsung dengan gurunya apabila dia mengalami kesulitan dalam belajar, selain

itu kendala lain yang menyebabkan pasifnya siswa dalam mengajukan suatu

Page 23: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

28

pertanyaan adalah bahasa apa yang sesuai untuk mengungkapkan maksud yang

ingin mereka sampaikan.

Melalui model pembelajaran tutor / teman sebaya siswa kecakapan

komunikasi siswa akan terlatih, karena dengan model pembelajaran ini siswa

akan lebih leluasa untuk bertanya tanpa ada perasaan malu, takut, ataupun

kesulitan dalam penyampaian maksud yang ingin mereka sampaikan, karena

dalam hal ini guru mereka tak lain adalah teman mereka sendiri, sehingga tidak

akan timbul perasaan canggung. Dengan meningkatnya kecakapan komunikasi

siswa maka dapat membawa siswa pada pemahaman yang lebih mendalam

tentang suatu hal.

Hal tersebut senada dengan pendapat Suherman (2003), yang

mengungkapkan bahwa bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan

kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan

teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga

diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan

kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.

Sementara itu, bagi tutor sendiri yang memberikan bimbingan dan bantuan

kepada siswa lainnya, pembelajaran dengan metode ini memberikan manfaat bagi

pengembangan karakter dan pengalaman. Tugas sebagai tutor merupakan

kegiatan yang kaya akan pengalaman dan sebenarnya merupakan kebutuhan anak

itu sendiri. Dalam model pembelajaran tutorial ini, mereka (para tutor) harus

berusaha mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang mantap dengan teman

Page 24: BAB II A. 1. Pengertian Metodea-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_055616_bab_2.pdf · c. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa dan

29

sebaya, mencari perannya sendiri, mengembangkan kecakapan intelektual dan

sosial. Dengan demikian, beban yang diberikan kepada mereka akan memberi

kesempatan untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang–orang lain, dan

bahkan mendapatkan pengetahuan serta pengalaman.

Metode tutorial sangat sesuai digunakan dalam pembelajaran bahasa

terutama dalam upaya pemerolehan bahasa (kosa kata) maupun pemahaman

grammatik. Dengan model pembelajaran teman sebaya, maka tidak ada batasan

bagi tiap siswa untuk lebih terbuka dan saling berkomunikasi antara satu dengan

yang lainnya sehingga diharapkan dapat melatih kecakapan komunikasi siswa.

Melalui komunikasi, siswa dapat mengorganisasi dan mengkonsolidasi berpikir

logisnya, dan siswa dapat meng’explore’ ide-ide mereka.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis

penelitian pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Penggunaan

metode tutorial dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

penggunaan grammatik pada materi pokok Adjektivdeklination im Akkusativ”