bab i.doc
DESCRIPTION
pendahuluanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk individu yang sekaligus juga sebagai
makhluk sosial.Sepanjang perjalanan hidupnya manusia tidak pernah lepas dari
kebutuhan. Seiring dengan kehidupan manusia yang terus berjalan, kebutuhan manusia
pun semakin bertambah. Semula hanya membutuhkan makanan dan minuman bertambah
dengan kebutuhan-kebutuhan lain, seperti pakaian, tempat tinggal, perabot rumah tangga,
kendaraan bermotor, dan rumah mewah. Setelah kebutuhan yang satu terpenuhi, maka
akan segera muncul kebutuhan yang lain.
Manusia semasa hidupnya memiliki sifat yang tidak pernah puas. Misalnya, setelah
memiliki sepeda motor ingin di ganti dengan mobil. Setelah memiliki satu buah mobil
ingin ditambah menjadi dua, dan seterusnya. Uraian diatas merupakan gambaran dari
salah satu sifat manusia sebagai makhluk ekonomi. Selain memiliki sifat tersebut,
manusa sebagai makhluk ekonomi juga mempunyai banyak keinginan dan kebutuhan. Di
samping itu, sebagai makhluk ekonomi manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan
selalu mempertimbangkan pengorbanan dan martabat dari tindakan yang dilakukannya.
Terkadang dalam upaya memenuhi berbagai keinginan tersebut manusia hanya
mementingkan dirinya sendiri tanpa menghiraukan kepentingan orang lain.
Selain dari hal tersebut diatas, manusia juga memiliki sifat ingin dihormati dan
menjadi yang terbaik. Namun, setelah menjadi orang dihormati dan dihargai tetap saja
akan timbul keinginan lainnya, yaitu menjadi orang berkuasa.
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan dengan masalah ekonomi,
paling tidak untuk mempertahankan hidup kita membutuhkan makan, pakaian, dan
rumah. Setiap kebutuhan tersebut ahrus dipenuhi. Selain itu, manusia dalam memenuhi
kebutuhannya selalu dihadapkan pada beberapa permasalahan, dimana manusia itu akan
betindak dengan dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan.
Kegiatan ekonomi dalam kegiatan sehari-hari dibagi menjadi tiga kegiatan pokok,
yaitu konsumsi, distribusi, dan produksi. Ketiga macam pokok ekonomi tersebut antara
satu dan yang lainnya saling berkaitan dan saling ketergantungan.
1
Kebutuhan yang beraneka ragam dan tak terbatas itu menuntut kita untuk berusaha
meenuhinya. Sebagai bagian dari rumah tangga keluarga yang menguasai sumber-sumber
ekonomi tentunya memungkinkan kita dapat membuku lapangan usaha untuk memenuhi
kebutuhan. Kegiatan mebuka usaha ini dilandasi dengan keinginan untuk
memaksimumkan laba.
Dari uraian di atas, tentu saja kita semua ingin mengetahui apakah ilmu ekonomi
itu? Masalah-masalah yang ada pada kegiatan ekonomi? Bagaimana cara
memaksimumkan laba perusahaan? Tentu saja kita semua ingin mendapatkan laba yang
semaksium mungkin dalam perusahaan yang kita kelola, bukan? Karya ilmiah ini akan
menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tersebut.
B. Ruang Lingkup Permasalahan dan Rumusan Masalah
Ruang lingkup permasalahan yang diambil penulis untuk bahan karya tulis ini
adalah:
1. Pengertian ilmu ekonomi, masalah-masalah ilmu ekonomi, dan ruang lingkup
ilmu ekonomi.
2. Perbedaan barang dan jasa serta jenis-jenis barang,.
3. Mekanisme dan jenis-jenis pasar.
4. Perilaku para pelaku ekonomi.
5. Cara memaksimumkan laba.
Rumusan masalah yang diambil dalam penulisan karya tulis ini adalah:
1. Apakah pengertian ilmu ekonomi dan bagaimana ruang lingkup ilmu ekonomi?
2. Apakah perbedaan dari barang dan jasa dan apa sajakah jenis-jenis barang?
3. Bagaimanakah mekanisme pasar dan apa saja jenis-jenis pasar?
4. Bagaimanakah perilaku para pelaku ekonomi?
5. Bagaimanakah caranya untuk memaksimumkan laba?
2
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah :
1. Melatih siswa dalam mengembangkan wawasan pengetahuan tentang ilmu
ekonomi khususnya ilmu ekonomi mikro.
2. Mengetahui pengertian ilmu ekonomi, masalah-masalah ilmu ekonomi, dan
ruang lingkup ilmu ekonomi.
3. Mengetahui perbedaan barang dan jasa serta jenis-jenis barang.
4. Mengetahui mekanisme pasar dan jenis-jenis pasar.
5. Mengetahui perilaku para pelaku ekonomi.
6. Mengetahui cara untuk memaksimumkan laba.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari studi ilmu ekonomi adalah sebagai berikut:
a. Memperbaiki cara berpikir yang membantu dalam pengambilan keputusan
Harta yang sangat berharga dalam diri manusia adalah pikiran. Dengan pikiran
kita mampu menganalisis, menilai benar-salah, baik-buruk dan menentukan pilihan.
Kemampuan ini memungkinkan manusia mempertahankan keberadaannya di bumi.
Kemampuan itu pula yang memungkinkan manusia terus-menerus meningkatkan
kualitas hidupnya. Metode-metode, teknik berpikir dalam ilmu ekonomi akan
meningkatkan kemampuan berpikir dan mengambil keputusan.
b. Membantu memahami masyarakat
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Kita tidak
pernah berhenti berinteraksi. Menurut ilmu ekonomi interaksi manusia terjadi lewat
pertukaran (pasar). Sejarah ekonomi mengajarkan bahwa melalui pertukaran itu
manusia berupaya mengatasi kelangkaan. Berdasarkan ini kita dapat memahami
terjadinya Revolusi Industri di Inggris, Revolusi Politik di Perancis dan peristiwa-
peristiwa bersejarah lainnya.
3
c. Membantu memahami masalah-masalah internasional (global)
Kelangkaan yang dihadapi terjadi pada setiap tingkatan hidup, mulai dari
individu keluarga, masyarakat desa, kota, negara, dan internasional. Di tingkat
internasional, interaksi antarindividu secara langsung demi kepentingan pribadi,
jarang terjadi. Individu-individu yang berinteraksi lebih mewakili kepentingan-
kepentingan kelompok (negara/ perusahaan). Yang mereka lakukan meskipun
tampaknya baik bagi kelompok/ negara lain, sebenarnya lebih mempertimbangkan
kepentingan kelompok/ negara mereka. Dengan belajar ilmu ekonomi, kita dapat
mengerti lebih pasti dan dalam, mangapa pada saat negara-negara Asia Tenggara
(Indonesia) mengalami krisis ekonomi tahun 1998, negara-negara maju (Eropa
Barat, Amerika Serikat dan Jepang), mau memberi bantuan melalui Dan Moneter
Internasional (IMF) dan atau Bank Dunia (World Bank).
d. Bermanfaat dalam membangun masyarakat demokrasi
Cita-cita terbentuknya masyarakat demokrasi bukan monopoli kaum politisi
saja. Ekonom pun mepunyai cita-cita yang sama, seperti yang disampaikan oleh
Kenneth Arrow. Ekonom memandang demokratisasi sangat penting dalam rangka
meperbaiki proses alokasi sumber daya, karena lebih mencerminkan aspirasi
masyarakat kebanyakan. Tidak mengherankan bila di masyarakat maju, para calon
pemimpin yang akan dipilih harus mampu menjabarkan program-program ekonomi
mereka.
E. Sumber Data
Sumber data yang ada di dalam karya tulis ini adalah berasal dari hasil wawancara
dengan pakar atau orang yang sudah ahli atau sudah mengetahui masalah tersebut
secara pasti. Nara sumber yang telah diwawancarai antara lain:
1. Bapak Drs. Albert Holly, B. Ac. sebagai ahli ilmu ekonomi dan perpajakan
Bapak Drs. Albert Holly, B. Ac. di pilih menjadi responden karena ia sudah
berpengalaman mengurus masalah-masalah dalam perusahaannya selama lebih
dari 30 tahun.
4
2. Bapak Frans Honga Halim sebagai dealer mobil suzuki
Bapak Frans Honga Halim di pilih sebagai respoden karena ia telah
berpengalaman dalam pendistribusian mobil.
3. Bapak Faust Frajen Halim, B. Sc. (Hons) sebagai wiraswasta
Bapak Faust Frajen Halim, B. Sc. (Hons) di pilih menjadi respoden karena ia
merupakan lulusan ilmu ekonomi dari Inggris yang baru-baru saja menyelesaikan
studinya pada tahun 2007.
F. Metodologi
Dalam penulisan karya tulis ini, metode yang digunakan adalah:
1. Metode Pengumpulan Data:
a. Interview atau wawancara, yaitu suatu metode atau cara untuk memperoleh data
atau informasi dalam rangka penelitian, yang mana pihak peneliti secara langsung
menanyakan (wawancara) dengan pihak yang mengetahui bidang yang akan
diteliti.
b. Studi pustaka, yaitu metode atau cara untuk memperoleh data atau informasi
dengan cara membaca buku-buku yang mengutip inti-inti yang ada hubungannya
dengan pokok permasalahan, kemudian menganalisanya.
2. Metode Penulisan:
Penulis menggunakan metode penulisan dengan mengumpulkan data-data melalui
interview dan studi pustaka, sehingga bahan-bahan yang diperoleh dianalisis dan
disajikan mealui penulisan yang berbentuk deskripsi dan analisis.
5
BAB II
PENGERTIAN ILMU EKONOMI, MASALAH-MASALAH ILMU
EKONOMI, DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI
A. Pengertian Ilmu Ekonomi
Pengertian dari ilmu ekonomi, selalu dimulai dengan pertanyaan tentang siapakah diri
kita (manusia)? Salah satu jawaban paling sering, kita adalah makhluk yang serba
terbatas. Tidak semua cita-cita atau keinginannya dapat tercapai. Karena itu manusia
harus berani menentukan pilihan. Keputusan dalam menentukan pilihan, bukanlah
pekerjaan yang mudah, sebab harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Karenanya manusia perlu belajar bagaimana menentukan pilihan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Ilmu ekonomi adalah:1 ilmu tentang produksi, distribusi, dan konsumsi barang, serta berbagai masalah yang
bersangkutan dengan itu, seperti tenaga kerja, pembiayaan dan keuangan.2 ilmu pengetahuan tentang kegiatan sosial manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya yang diperoleh dari lingkungannya
Menurut Bapak Frans Honga Halim:
Ilmu Ekonomi mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan
pilihan untuk menggunakan sumber daya –sumber daya yang langka (dengan dan
tanpa uang), dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya.
Menurut Bapak Drs. Albert Holly, B. Ac:
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara manusia
berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan mengorbankan hal-hal yang kecil
dan memperoleh hasil yang maksimal.
6
Menurut Bapak Faust Frajen Halim, B. Sc. (Hons):
Ilmu ekonomi adalah ilmu tentang cara-cara memperoleh kentungan yang sebesar-
besarnya dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam bidang yang
sama maupun berbeda.
B. Masalah-Masalah Ilmu Ekonomi
Masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumber daya yang langka. Ilmu
ekonomi akan senantiasa bermanfaat,selama masalah yang dihadapi adalah alokasi
sumber daya yang langka. Sumber daya yang tidak langka tidak perlu di bicarakan dalam
ilmu ekonomi. Udara segar dipedesaan, seperti dicontohkan tadi tidak perlu dibicarakan
dalam ilmu ekonomi. Udara segar belum menjadi barang ekonomi (economic good),
sebab untuk meperolehnya tidak dibutuhkan pengorbanan (biaya). Udara segar
dipedesaan adalah barang bebas (free goods). Sebaliknya udara segar di kota-kota
industri di Jepang telah menjadi barang ekonomi. Udara segar sudah langka, sehingga
untuk memperolehnya dibutuhkan pengorbanan. Pada saat itulah udara segar relavan
dibicarakan dalam ilmu ekonomi.
Namun sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu ekonomi hanyalah alat untuk
memahami dan menganalisis keadaan yang dihadapi. Karena realitasnya begitu
kompleks, maka perlu penyederhanaan. Dalam ilmu ekonomi, penyederhanaan itu terlihat
dari penyederhanaan masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.
a. Barang Apa Yang Harus Diproduksi dan Berapa Banyak?
Produksi berupa barang dan jasa adalah hasil transformasi berbagai faktor produksi.
Barang dan jasa meberikan kegunaan/manfaat bagi pemakai/konsumen. Pertanyakan
apa yang harus diproduksi bermakna barang apa yang harus disediakan? Berapa
banyak agar kesejahteraan masyarakat meningkat?
b. Bagaimana Cara Memproduksinya?
Setelah memutuskan barang dan jasa apa saja yang harus diproduksi,pertanyaan
berikut adalah, “Bagaimana memproduksinya?” Metode dan teknologi apa yang
digunakan dalam proses produksi? Ilmu ekonomi memandang teknologi sebagai
7
faktor penting dalam proses produksi. Namun manfaat teknologi tidak ditentukan
oleh tingkat kecanggihan. Teknologi tinggi bukan satu-satunya pilihan. Sebab banyak
faktor yang harus diperimbangkan, seperti skala produksi, kemampuan manajemen,
iklim, kemampuan finansial dan sikap mental. Pilihan teknologi yang digunakan
sebaiknya dikaitkan denganfaktor-faktor di atas. Agar teknologi yang dipilih
menghasilkan tingkat efisiensi paling besar.
c. Untuk Siapa Barang dan Jasa Diproduksi?
Pertanyaan ini berdimensi keadilan dan pemerataan. Sebab apa gunanya produksi
melimpah karena menggunakan teknologi tinggi, berskala besar dan efisien, bila
hanya dinikmati segelintir anggota masyarakat saja? Keputusan untuk siapa barang
dan jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat bersangkutan.
Bagi masyarakat egaliter, keadilan berarti setiap individu memperoleh jumlah yang
sama. Sedangkan masyarakat utilitarian tidak terlalu mementingkan keadilan dalam
jumlah. Jumlahnya silakan berbeda, yang penting apakah sesuai dengan kebutuhan
atau tidak.
C. Ruang Lingkup Ekonomi
Dari definisinya, daya aplikasi ilmu ekonomi sangat luas; Dimana ada masalah
kelangkaan, disitu ilmu ekonomi dapat diterapkan. Tidak berarti para ekonom harus
terlibat di segala bidang. Sebab masalah yang paling menjadi perhatian ekonom adalah
apakah memang sudah terjadi alokasi sumber daya yang efisien? Apa indikator-
indikatornya? Para ekonom melihat masalah di atas, baik secara individu maupun agrerat.
Proses alokasi sumber daya secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan
industri (kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang sejenis), dibahas dalam Teori
Ekonomi Mikro. Efisiensi di tingkat mikro belum tentu baik untuk keseluruhan (makro).
Misalnya, agar harga-harga produk industri murah, sebaiknya teknologi yang digunakan
padat modal. Tetapi pilihan ini menghilangkan kesempatan kerja sehingga menimbulkan
pengangguran. Jika tidak aada yang bekerja, pasaran lokal tidak ada karena tidak ada
daya beli. Ternyata pilihan teknologi padat modal, memungkinkan efisiensi di tingkat
industri (mikro), tetapi tidak secara keseluruhan (makro); Banyak sumber daya manusia
8
yang tidak teralokasi. Masalah-masalah ini dibahas dalam Teori Ekonomi Makro.
Indikator efisiensi makro lebih kompleks dibanding mikro. Ada empat ukuran efisiensi
yang biasa digunakan dalam buku teks ekonomi makro: Output (GNP) dan Pertumbuhan
(Growth). Kesempatan Kerja (Employment), Stabilitas Harga (Price Stability) dan
Stabilitas Kurs (Exchange Rate Stability).
a. Teori Ekonomi Mikro
Teori ekonomi mikro, sesuai dengan namanya (mikro), dapat diartikan sebagai
“Ilmu Ekonomi Kecil”. Berdasarkan pada corak dan ruang lingkup analisisnya, teori
ekonomi mikro diartikan sebagai “Bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis
mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian”.
Ada beberapa adpek yang dianalisis dari teori ekonomi mikro, tiga aspek penting
di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Interaksi di Pasar Barang
Dilihat dari pandangan ekonomi mikro, suatu perekonomian merupakan
penggabungan dari berbagai jenis pasar barang. Oleh sebab itu untuk mengenal corak
kegiatan suatu perekonomian kita antara lain perlu memperhatikan corak operasi
suatu pasar. Pasar dalam pengertian ekonomi tidak berwujud secara fiisik; pasar
merupakan pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply), atau
mempertemukan penjual dan pembeli suatu barang. Melalui interaksi di antara
penjual dan pembeli, pasar akan menentukan tingkat harga suatu barang dan jumlah
barang yang diperjualbelikan. Contohnya adalah pasar beras, pasar pakaian, pasar
komputer, pasar mobil. Teori ekonomi mikro tidak menerangkan operasi keseluruhan
pasar-pasar tersebut. Untuk menunjukkan bagaimana suatu pasar berfungsi dan
beroperasi, teori ekonomi mikro hanya menjelaskan tentang interaksi di antara
penjual dan pembeli di suatu pasar barang.
2. Tingkah Laku Pembeli dan Penjual
Dalam analisis ini teori ekonomi mikro bertitik tolak dari dua asumsi. Asumsi
pertama: para pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi mereka secara
9
rasional; kedua: para pembeli berusaha memaksimumkan keuntungan yang akan
diperolehnya dari kendala-kendala yang dimilikinya. Berdasarkan asumsi-asumsi
tersebut, teori ekonomi mikro menunjukkan (a) bagaimana seorang pembeli
menggunakan sejumlah pendapatan untuk membeli berbagai jenis barang yang
dibutuhkannya, dan (b) bagaimana seorang penjual atau produsen menentukan tingkat
produksi yang akan dilakukannya.
3. Interaksi di Pasar Faktor Produksi
Individu-individu dalam perekonomian adalah pemilik faktor-faktor produksi.
Mereka menawarkan faktor-faktor produksi tersebut untuk memperoleh pendapatan.
Pendapatan tersebut untuk selanjutnya akan digunakan guna membeli barang dan jasa
yang mereka butuhkan. Sebaliknya, penjual-penjual membutuhkan faktor-faktor
produksi untuk memproduksikan barang dan jasa. Oleh sebab itu mereka akan
menjadi pembeli faktor-faktor produksi. Interaksi diantara pembeli dan penjual
faktor-faktor produksi di berbagai pasar faktor produksi akan menentukan “harga”
suatu faktor produksi dan banyaknya jumlah faktor produksi tersebut akan digunakan.
Macam-macam faktor produksi dan “harganya” (balas jasa) adalah tenaga kerja
(labor) yang diberikan upah atau gaji (wages/salary), modal (capital) yang diberikan
bunga (interest) dan dividen, tanah (land) yang diberikan sewa (rent) dan
kewirausahaan (entrepreneurship) yang diberikan laba (profit).
b. Teori Ekonomi Makro
Sesuai dengan namanya pula, “makro” berarti besar. Dengan demikian, teori
ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian, bersifat global dan
tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unti kecil dalam
perekonomian. Dalam menganalisis mengenai kegiatan pembeli, misalnya yang
dianalisis bukanlah mengenai tingkah laku seorang pembeli, melainkan keseluruhan
pembeli yang ada di pasar. Kita juga tidak lagi memperhatikan permintaan dan
penawaran terhadap suatu barang (misalnya permintaan terhadap mobil, atau
penawaran kopi), melainkan permintaan dan penawaran barang-barang secara
keseluruhan (agregat).
10
Ada beberapa aspek yang dianalisis teori ekonomi makro, antara lain adalah
sebagai berikut.
1) Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara
Dalam hal ini teori ekonomi makro menganalisis mengenai sampai sejauh mana
suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa. Tingkat kegiatan
perekonomian ini ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian,
meliputi: (1) pengeluaran rumah tangga atau konsumsi rumah tangga, (2) pengeluaran
pemerintah, (3) pengeluaran perusahaan atau investasi, serta (4) ekspor dan impor.
Analisis dalam teori ekonomi makro juga memperhatikan perubahan harga-harga dan
pengaruh perubahan jumlah uang beredar terhadap pengeluaran agregat.
2) Pengeluaran Agregat
Masalah akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang ideal.
Idealnya, pengeluaran agregat mencapai tingkat yang diperlukan untuk mewujudkan
kesempatan kerja penuh (full employment) tanpa menimbulkan inflasi, meskipun
dalam praktiknya tujuan ini sulit dicapai.
3) Mengatasi Pengangguran dan Inflasi
Pereonomian tidak dapat secara otomatis mengatasi masalah pengangguran dan
inflasi. Tindakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi kedua masalah itu, yaitu
melalui serangkaian kebijakan, berupa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Kebijakn moneter adalah langkah-langkah pemerintah dalam mempengaruhi jumlah
uang beredar (money supply) dalam perekonomian atau mengubah suku bunga
dengan tujuan untuk menatasi masalah perekonomian yang dihadapi. Sedangkan
kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah mengubah struktur dan jumlah
pajak serta pengeluarannya dengan maksud untuk mepengaruhi tingkat kegiatan
perekonomian.
11
D. Metodologi Ekonomi
a. Teori Ekonomi
Ilmu ekonomi menaruh perhatian besar terhadap kemampuan memberi
penjelasan dan prediksi atas gejala-gejala yang diamati. Misalnya, bila harga suatu
barang naik, permintaan terhadapnya cenderung menurun. Selalukah demikian?
Penjelasan dan presiksi ini berdasarkan teori-teori tertentu. Teori adalah pernyataan
atau sekumpulan pertanyaan tentang sebab akibat, aksi-reaksi.
Daya guna dan validitas sebuah teori diukur dari kemampuan dan
keakuratannya mejelaskan dan memprediksi gejala-gejala yang diamati.
b. Model Ekonomi
Berdasarkan teori ekonomi, disusun model ekonomi yang merupakan
pernyataanformal sebuah teori. Model ekonomi juga dapat dipresentasikan secara
verbal (menggunakan kata-kata), diagramatis, dan matematis. Model yang baik
tidak harus sulit, yang hanya dimengerti para doktor/guru besar ekonomi. Model
yang baik dilihat dari variabel yang digunakan. Variabel adalah ukuran yang
nilainya dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari observasi ke observasi. Dalam
memilih variabel-variabel untuk model, kita harus memperhatikan prinsip Ockam
Razor, yaitu detail-detail yang tidak relevan sebaiknya dikeluarkan dari model.
c. Metode Deduktif dan Induktif
Dunia nyata marupakan titik awal analisis ekonomi. Ada dua metode analisis
untuk mengambil kesimpulan tentang dunia nyata, yaitu metode deduktif dan
metode induktif.
Metode deduktif adalah metode pengambilan kesimpulan untuk hal-hal khusus
berdasarkan kesimpulan yang bersifat umum. Misalnya secara umum disimpulkan
bila harga suatu barang meningkat, permintaan terhadapnya menurun. Jadi, bila
harga cabe meningkat maka permintaan terhadap cabe menurun. Pada awalnya
metodologi ilmu ekonomi adalah deduktif. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya
metode ini tidak mampu lagi menjelaskan fenomena-fenomena ekonomi. Misalnya,
berdasarkan teorinya Adam Smith (Klasik), perekonomian tidak akan pernah
12
mengalami masalah besar dan berlarut-larut, karena ampuhnya mekanisme pasar.
Tetapi Depresi Besar (Great Depression) yang melanda perekonomian dunia
selama 1929-1933 mengubah kepercayaan itu. Metode deduktif patut dipertanyakan
kembali. Sejak saat itu metode induktif (mengambil kesimpulan untuk hal-hal
umum dari hal khusus), berkembang. Salah seorang ekonom yang dianggap
merintis penggunaan metode induktif adalah John Maynard Keynes, ekonom
Inggris yang menjadi bapak ilmu ekonomi makro. Dampak positif dari metode
induktif adalah meningkatnya kegiatan penelitian ekonomi, yang telah
menghasilkan pemahaman-pemahaman baru dalam ilmu ekonomi, baik
mikroekonomi maupun makroekonomi.
d. Cateris Paribus dan Fallacy of Composition
Model ekonomi merupakan penyederhanaan realitas ekonomi, karenanya
memiliki keterbatasan. Ketrebatasan itu tercermin dalam istilah cateris paribus yang
bermakna faktor-faktor lain dianggap tetap. Maksudnya, dalam analisis ekonomi
(hubungan dua variabel), harus disadari bahwa kesimpulan yang ditarik berdasarkan
asumsi variabel-variabel lain dianggap tidak berubah. Misalnya, ketika
menyimpulkan bahwa permintaan terhadap jasa transportasi Bus Antar-Kota akan
turun jika harga tiketnya naik, didasarkan pada asumsi bahwa harga tiket jasa
transportasi alternatif (kereta api) tidak berubah. Bila harga tiket kereta api juga
naik, kesimpulannya belum tentu akan sama. Istilah fallacy of composition
memiliki pengertian apa yang baik dalam skala kecil belum tentu baik dalam skala
besar (keseluruhan). Misalnya hidup hemat sangat baik bagi individu, tetapi jika
seluruh individu hidup hemat, maka permintaan agregat rendah dan perumbuhan
ekonomi pun rendah.
e. Ekonomi Positif dan Ekonomi Normatif
Dalam menjalankan tugas keilmuannya, ekonom sering mebandingkan dunia
nyata dengan dunia ideal. Ketika mengamati kondisi nyata, pendekatan yang
dilakukan adalah ekonomi positif (positive economics). Pernyataan positif
menerangkan tentang hal-hal yang akan terjadi dalam ekonomi. Oleh karena itu
13
kebenaran pernyataan tersebut dapat dilihat dengan membandingkan isi pernyataan
itu dengan peristiwa yang sebenarnya terjadi. Pernyataan: “Apabila produksi semen
turun maka harganya akan naik” adalah contoh pernyataan positif.
Ekonom melihat apa yang terjadi dengan setiap kebijakan ekonomi yang
dijalankan. Misalnya, ketika pemerintah memutuskan untuk melindungi industri
mobil dalam negeri dengan penetapan tarif yang sangat tinggi, pemberian hak
monopoli dan pembebasan pajak, para ekonom dapat melihat dampak positif dan
dampoak negatifnya terhadap konsumen dalam negeri, penerimaan pemerintah dan
efisiensi industri mobil. Dalam membuat analisis tersebut ekonom tidak boleh
mengambil sikap memihak. Bila ekonom mulai bertanya, bagaimana yang terbaik
atau bagaimana yang seharusnya, maka yang digunakan adalah ekonomi normatif
(normative economics). Dengan demikian pernyataan normatif adalah suatu
pandangan subjektif atau suatu value judgment. Pernyataan itu bukan
mengemukakan pendapat mengenai keadaan yang akan terjadi tetapi mengenai apa
yang sebaiknya harus terjadi. Pernyataan “Usaha menaikkan kesejahteraan
masyarakat harus dilakukan dengan berusaha agar tambahan pendapatan dinikmati
secara merata oleh seluruh golongan penduduk” adalah contoh pernyataan normatif.
14
BAB III
PERBEDAAN BARANG DAN JASA DAN JENIS-JENIS BARANG
A. Perbedaan Barang dan Jasa
Barang adalah benda-benda berwujud, yang digunakan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Contoh barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat adalah beras, minuman, buku. Sedangkan contoh barang yang akan
digunakan untuk menghasilkan barang lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
adalah mesin-mesin, peralatan, bangunan pabrik. Barang-barang tersebut merupakan
contoh barang berwujud. Disamping itu ada pula barang yang tak berwujud, seperti udara
dan sinar matahari.
Jasa tidak dapat digolongkan sebagai suatu barang, karena tidak berwujud, tetapi
dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh jasa ialah
jasa perbankan, jasa bengkel, jasa dokter, dan pengajaran yang diberikan oleh guru.
B. Jenis-Jenis Barang
Barang ekonomi (economic good) adalah barang yang mempunyai kegunaan dan
langka, yaitu jumlah yang tersedia lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang
dibutuhkan masyarakat. Dan oleh karena itu barang ekonomi mempunyai harga. Dalam
terminologi ekonomi, kita menggunakan istilah langka, bukan sedikit, sebab perkataan
sedikit itu relatif. Jumlah 100 dapat kita katakan banyak, karena yang dibutuhkan hanya
40, sementara itu jumlah 100.000 termasuk sedikit bila dibandingkan kebutuhan
masyarakat sebanyak 250.000. Produksi barang ekonomi membutuhkan sumber daya
ekonomi yang terbatas jumlahnya, oleh karena itu, tidak dapat diperoleh atau diproduksi
dalam jumlah yang tidak terbatas.
Dengan demikian, barang ekonomi adalah barang yang terbatas jumlahnya (langka)
dan memerlukan pengorbanan untuk meperolehnya.
15
Udara sangat dibutuhkan manusia, dengan demikian sangat berguna. Tetapi karena
udara tersedia dalam jumlah yang melimpah, maka udara bukanlah barang ekonomi,
melainkan barang bebas (free good), yang untuk memperolehnya tidak diperlukan
pengorbanan. Oleh karena itu barang bebas tidak mempunyai “harga”. Udara, sinar
matahari, air di daerah pedesaan, dan air laut di daerah pantai adalah beberapa contoh
barang bebas. Batu meteor, sebaliknya, termasuk barang yang sangat langka, tetapi (bagi
kebanyakan orang) tidak mepunyai kegunaan. Itu sebabnya batu meteor juga tidak
termasuk barang ekonomi.
Dengan demikian, barang bebas adalah barang yang tersedia dalam jumlah
melimpah (tidak langka) dan tidak memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya.
Namun demikian, barang bebas dapat menjadi barang ekonomi. Begitu pula sinar
matahari menjadi barang ekonomi dalam musim dingin sehingga banyak wisatawan yang
bersedia membayar untuk datang ke daerah-daerah tropis.
Barang akhir (final good) adalah barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan
ekonomi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang akhir
dapat dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu:
● Barang tahan lama (durable good), mislanya televisi, mobil, lemari es,
perabot rumah tangga.
● Barang tudak tahan lama (non-durable good), misalnya makanan segar,
buah-buahan, sayur-sayuran.
Barang modal (capital good). Sebagian barang dihasilkan bukan untuk memenuhi
langsung kebutuhan konsumen, melainkan digunakan untuk menghasilkan barang-barang
lain. Contohnya adalah mesin-mesin traktor, bangunan pabrik.
Barang antara (intermediate good). Barang-barang yang belum menjadi barang
akhir dan masih akan diproses lagi sebelum dapat digunakan oleh konsumen dinamakan
barang antara. Contohnya adalah besi baja, tekstil.
Barang privat (private good). Barang-barang yang dikomsumsi sendiri oleh kita.
Contohnya softdrink.
Barang altruisme (altruism good) adalah barang yang ketersediaannya
berdasarkan suka rela karena rasa kemanusiaan. Contohnya adalah darah.
16
BAB IV
PASAR
A. Pengertian Pasar
Berdasarkan hubungannya, pasar diartikan sebagai tempat bertemunya penjual
dan pembeli untuk berjual-beli barang.
Menurut ilmu ekonomi, pasar lebih dihubungkan dengan kegiatan, bukan
tempat. Alasannya, temapt untuk bertemunya penjual dan pembeli bisa di mana
saja. Mereka bisa bertemu di toko, di dalam bus, di pinggir jalan, dan diwarung
makan. Berarti yang membedakan pasar dan bukan pasar adalah kegiatan yang
dilakukan. Kegiatan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli dalam pasar adalah
transaksi jual-beli.
Pengertian Pasar menurut ilmu ekonomi memperlihatkan bahwa pasar tidak
terikat pada tempat dan waktu tertentu. Pasar dapat terbentuk kapan saja dan
dimana saja. Bahkan transaksi jual-beli juga bisa terjadi melalui surat-menyurat,
telepon, ataupun internet.
B. Mekanisme Pasar: Permintaan dan Penawaran
● Permintaan
a. Pengertian Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai
tingkat harga selama periode waktu tertentu. Supaya lebih akurat kita memasukkan
dimensi geografis. Misalnya ketika berbicara tentang permintaan pakaian di Jakarta,
kita berbicara tentang berapa jumlah pakaian yang akan dibeli pada berbagai tingkat
harga dalam satu periode waktu tertentu, per bulan atau per tahun, di Jakarta.
17
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang,
yaitu :
1. Harga Barang Itu Sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu
bertambah. Begitu juga sebaliknya. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan,
yang menyatakan “Bila harga suatu barang naik, cateris paribus, maka jumlah barang
itu yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya.”
2. Harga Barang Lain yang Terkait
Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi
kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan . Keterkaitan dua macam
barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
Misalnya, barang substitusi dari daging ayam adalah daging sapi, ikan atau tempe.
Suatu barang menjadi substitusi lain bila terpenuhi paling tidak salah satu syarat dari
dua syarat: memiliki fungsi yang sama dan atau kandungan yang sama. Dalam hal ini
bila harga substitusi daging sapi (misalnya daging ayam) meningkat, harga relatif
daging sapi menjadi lebih murah, sehingga permintaan daging sapi meningkat.
Sedangkan kalau harga komplemen daging sapi (mislanya beras) turun, permintaan
terhadap beras meningkat, sehingga permintaan daging sapi mungkin meningkat pula.
Contoh lain dua macam barang yang mepunyai hubungan komplementer adalah BBM
dan mobil. Bila dua macam barang tidak mempunyai hubungan dekat (keterkaitan),
maka perubahan harga suatu barang tidak mempengaruhi permintaan akan barang
satunya lagi. Bila harga pensil naik, misalnya, tidak ada pengaruhnya terhadap
permintaan daging sapi, karena antara pensil dan daging sapi tidak berkorelasi, baik
sebagai barang substitusi maupun barang komplemen.
3. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi
tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang
meningkat.
18
4. Selera atau Kebiasaan
Selera atau kebiasaan juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang. Beras
misalnya. Walaupun harganya sama, permintaan beras per tahun di provinsi Maluku
lebih rendah dibanding dengan di Sumatra Utara. Mengapa? Karena orang-orang
Maluku lebih menyukai sagu (sejak kecil mereka maksn sagu). Sebaliknya di Sumatra
Utara, selain lebih menyukai beras, ada kebiasaan (adat) yang membutuhkan beras,
terutama di kalangan masyarakat Batak, pada saat acara pernikahan.
5. Jumlah Penduduk
Kita ambil contoh beras lagi. Sebagai makanan pokpk rakyat Indonesia, maka
permintaan akan beras berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Makin banyak
jumlah penduduk, permintaan beras makin banyak.
6. Perkiraan harga di Masa Mendatang
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik
membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk mebeli lebih banyak
saat ini guna menghemat belanja di masa mendatang.
7. Distribusi Pendapatan
Tingkat pendapatan per kapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila
distribusi pendapatan buruk. Artinya sebagian kecil kelompok masyarakat menguasai
begitu besar “kue” perekonomian. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli
secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
8. Usaha-usaha Produsen Meningkatkan Penjualan
Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli barang
besar sekali perannya dalam mempengaruhi masyarakat. Pengiklanan memungkinkan
masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau menimbulkan permintaan
terhadap barang tersebut. Di samping itu, untuk barang-barang yang sudah lama,
pengiklanan akan mengingatkan orang tentang adanya barang tersebut dan menarik
19
minat untuk pembeli. Usaha-usaha promosi penjualan lainnya, seperti pemerian
hadiah kepada pembeli apabila membeli suatu barang atau iklan pemberian potongan
harga, sering mendorong orang untuk membeli lebih banyak daripada biasa.
c. Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan
matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan,
maka kita dapat mengtahui hubungan antara variabel tidak bebas (dependent
variable) dan variabel-variabel bebas (independent variables).
Penjelasan di atas dapat ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang
menjelaskan hubungan antara tingkat permintaan dengan faktor-faktor yang
mepengaruhi permintaan.
- +/- + + + + + +
Dx = f (Px, Py, Y/cap, sel, pen, Pp, Ydist, prom)
Di mana : Dx = permintaan akan barang X
Px = harga X
Py = harga Y (barang subtitusi atau komplemen)
Y/ cap = pendapatan per kapita
sel = selera atau kebiasaan
pen = jumlah penduduk
Pp = perkiraan harga X periode mendatang
Ydist = distribusi pendapatan
prom = upaya produsen meningkatkan penjualan (promosi)
Dx adalah variabel tidak bebas (dependent variable), karena besar nilainya
ditentukan oleh variabel-variabel lain, yaitu berada di sisi kanan Persamaan Dx di
atas. Variabel-variabel ini disebut variabel bebas (independent variable), karena besar
nilainya tidak tergantung besarnya nilai variabel lain.
Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap permintaan akan barang X. Tanda positif menunjukkan hubungan
searah, sedangkan tanda negatif menunjukkan hubungan terbalik. Misalnya,
20
pertambahan jumlah penduduk (pen) akan meningkatkan permintaan akan barang X.
Sementara jika harga X (Px) naik, permintaan akan barang X turun.
Dalam analisis ekonomi tidak semua variabel diperhitungkan. Biasanya yang
diperhitungkan adalah yang pengaruhnya besar dan langsung. Dalam hal ini variabel
yang variabel dianggap mempengaruhi permintaan akan suatu barang adalah harga
barang itu sendiri, harga barang lain dan pendapatan.
Persamaan di atas dapat disusun dengan lebih sederhana menjadi persamaan
berikut.
- +/- +
Dx = f (Px,Py, Y/cap)
Tanda-tanda positif atau negatif dapat ditulis dalam persamaan matematis
1. Dx/Px < 0 (jika harga X naik, permintaan X akan turun, atau sebaliknya),
2. Dx/Py > 0 (Jika harga barang substitusi X naik, begitu sebaliknya),
3. Dx/I > 0 (jika pendapatan naik, permintaan X akan naik, dan sebaliknya).
Persamaaan-persamaan di atas menjelaskan hubungan-hubungan antarvariabel
dengan asumsi barang normal. Diluar asumsi itu akan terjadi penyimpangan pola
hubungan.
Dalam kasus barang inferior (inferior goods) Qd/I < 0; jika pendapatan naik
maka permintaan terhadap barang tersebut menurun. Selain barang inferior, kita juga
mengenal barang Giffen (Giffen Goods). Barang Giffen adalah juga barang inferior,
namun belum tentu barang inferior adalah barang Giffen. Seseorang, misalnya, yang
bekerja di Jakarta sedangkan keluarganya tinggal di Bandung, ia akan pulang
seminggu sekali (setiap hari Jumat sore). Dengan pendapatan Rp 1 Juta per bulan, ia
selalu menggunakan bus antarkota bila pulang ke Bandung. Jika penghasilannya naik
menjadi Rp 2 Juta per bulan, ia tidak lantas akan sering pulang ke Bandung (dengan
naik bus), tetap pulang seminggu sekali, tetapi ia kadang-kadang naik kereta api
Parahyangan. Kiata katankan bahwa bagi orang tadi jasa bus adalah barng inferior
dan jasa kereta api Parahyangan (pada saat itu) merupakan barang normal (normal
goods). Bila kelak penghasilannya naik lagi, mungkin baginya jasa kereta api
Parahyangan menjadi barang inferior, karena kadang-kadang ian akan naik mobil
pribadi ke Bandung. Jadi barang inferior tidak berlaku bagi semua (kebanyakan)
21
orang, melainkan hanya berlaku bagi suatu kelompok masyarakat berpenghasilan
tertentu saja. Apabila bagi semua orang (atau sebagian besar masyarakat) suatu
barang dianggap sebagai barang inferior, maka barang tersebut dinamakan barang
Giffen. Contoh barang Giffen adalah beras (nasi). Bagi kebanyakan orang Indonesia,
ada kecenderungan bahwa kalau penghasialnnya meningkat, konsumsinya terhadap
beras akan berkurang, karena mereka akan menambah lauknya (baik secara kuantitas
maupun secara kualitas). Kenyang bagi mereka sudah tidak lagi kenyang secara fisik,
melainkan kenyang secara gizi. Anda dapat membuktikan hal ini dengan cara
mengamati orang-orang yang makan di warung-warung dan di retoran, misalnya
Kentucky Fried Chicken, serta di restoran yang berada di hotel berbintang lima. Jika
diperhatikan, porsi nasi bagi konsumendi tiap-tiap rumah makan berbeda secara
nyata.
Gejala ini pertama kali ditemukan Sir Robert Giffen di Irlandia, yaitu
meningkatnya harga kentang menyebabkan jumlah yang dibeli meningkat, begitu
sebaliknya.
d. Skedul dan Kurva Permintaan
Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan
tingkat permintaan barang tersebut.
Misalnya, fungsi permintaan beras di kota Brebes per bulan merupakan fungsi
linear berikut ini,
Qd = 100 - 10P
Di mana : Qd = permintaan akan beras (dalam ribuan ton)
P = harag beras per kilogram (dalam rupiah)
Dari persamaan di atas kita menyimpulkan bahwa jika harga beras nol (gratis),
permintaan beras tidaklah tak terhingga, melainkan hanya 100.000 ton. Permintaan
beras akan menjadi nol kalau harga beras Rp 10.000,00 atau lebih per kilogram. Kira
dapat juga menentukan berapa jumlah permintaan beras pada berbagai tingkat harga
antara nol rupiah sampai Rp 10.000,00 per kilogram, seperti yang tertera dalam
skedul permintaan berikut ini.
22
Tabel
Skedul Permintaan Beras
Selanjutnya skedul permintaan di atas, dapat digambarkan dalam bentuk kurva
permintaan dua dimensi di bawah ini.
Diagram
Kurva Permintaan Beras
Harga beras per
kilogram (Rp)
Permintaan beras
per bulan (ribu ton)
0 100
2.000 80
4.000 60
6.000 40
8.000 20
10.000 0
23
Sudut (alfa) mempunyai derajat kemiringan (slope) sebesar Qd/P = -10 (minus
sepuluh), yang mempunyai arti jika harga beras berubah 1 unit maka permintaan akan
beras berubah 10 unit dengan arah yang berlawanan.
e. Perubahan Jumlah yang Diminta dan Perubahan Permintaan
Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama, yaitu perubahan harga dan
perubahan faktor cateris paribus, misalnya pendapatan, selera, dan sebagainya (faktor
non harga).
Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta, tetapi
perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama. Ini yang disebut pergerakan
permintaan sepanjang kurva permintaan (movement along demand curve). Bila
kurva permintaan di atas kita ambil sebagai contoh, berikut ini adalah pergerakan
permintaan sepanjang kurva permintaan.
Diagram
Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan Beras
Pada harga beras Rp 4.000,00 per kilogram, permintaan beras 60.000ton per
bulan. Jika harga naik menjadi Rp 6.000,00 per kilogram, permintaan turun menjadi
40.000 ton per blan. Seandainya harga beras turun kembali menjadi Rp 2.000,00 per
kilogram, permintaan beras meningkat kembali menjadi 80.000 ton per bulan. Jika
24
yang berubah adalah faktor cateris paribus, yaitu pendapatan, maka akan terjadi
pergeseran kurva permintaan (shifting). Jika pendapatan meningkat, kurva
permintaan bergeser sejajar ke kanan. Jika pendapatan menurun, kurva permintaan
bergeser sejajar ke kiri.
Diagram
Pergeseran Kurva Permintaan Beras
Jadi, jumlah barang yang diminta akan mengalami perubahan apabila terjadi
pengubahan harga (barang itu sendiri). Kenaikan harga akan menyebabkan jumlah
barang yang diminta berkurang dan bila harganya turun akan menambah jumlah yang
diminta. Sedangkan apabila faktor-faktor nonharga yang berubah, akan menyebabkan
perubahan dalam permintaan. Perubahan dalam permintaan ini ditunjukkan oleh
bergesernya kurva permintaan ke kanan atau ke kiri, yang memberikan makna bahwa
perubahan faktor nonharga (misalnya pendapatan konsumen naik, cateris paribus)
akan menyebabkan perubahan permintaan (menaikkan permintaan), yaitu pada
tingkat harga yang tetap jumlah barang yang diminta bertambah.
f. Kasus Pengecualian
Di atas telah dijelaskan tentang hukum permintaan. Adakalanya hukum
permintaan tidak berlaku, yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan
25
terhadap barang tersebut meningkat. Paling tidak ada tiga kelompok barang di mana
hukum permintaan tidak berlaku.
1) Barang yang Memiliki Unsur Spekulasi
Misalnya saja emas, saham, dan tanah (di kota). Barang-barang itu dapat
menyebabkan orang akan menambah pembeliannya pada saat harganya naik, karena
ada unsur spekulasi. Mereka mengharapkan harga naik lagi pada saat harga barang itu
naik, dengan demikian mereka mengharapkan akan memperoleh keuntungan.
2) Barang Prestise
Barang-barang yang dapat menambah prestise seseorang yang memilikinya
umumnya berharga mahal sekali. Kalau barang tersebut naik harganya, boleh jadi
menyebabkan permintaan terhadap barang itu meningkat, karena bagi orang yang
membeli berarti gengsinya naik. Contohnya adalah mobil mewah, lukisan dari pelukis
terkenal (apalagi pelukisnya sudah meninggal dunia), atau barang-barang antik.
3) Barang Giffen
Untuk barang Giffen (Giffen good), apabila harganya turun menyebabkan jumlah
barang yang diminta akan berkurang. Hal ini disebabkan efek pendapatan yang
negatif dari barang Giffen lebih besar daripada naiknay jumlah barang yang diminta
karena berlakunya efek substitusi yang selalu positif. Dalam hal ini, apabila suatu
barang harganya turun, cateris paribus, maka pendapatan nyata (real income)
konsumen bertambah. Untuk kasus barang Giffen, kenaikan poendapatan nyata
konsumen justru mengakibatkan permintaan terhadap barang tersebut menjadi
berkurang. (Pendapatan nyata adalah pendapatan yang berdasarkan daya beli, artinya
sudah memperhitungkan faktor kenaikan atau penurunan harga. Pendapatan yang
belum memperhatikan faktor perubahan harga dinamakan pendapatan nminal atau
money income).
26
● Penawaran
a. Pengertian Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada
berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu. Faktor-faktor yang menentukan
tingkat penawaran adalah harga jual barang yang bersangkutan, serta faktor-faktor
lainnya yang dapat disederhanakan sebagai faktor non harga.
b. Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Penawaran
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penawaran suatu barang, yaitu:
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah
jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini membawa kita ke hukum penawaran, yang
menjelaskan sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang
tersebut yang ditawarkan penjual. Hukum penawaran menyatakan “Semakin
tinggi harga suatu barang, cateris paribus, semakin banyak jumlah barang
tersebut yang ingin ditawarkan oeh penjual, dan sebaliknya.”
2. Harga barang lain yang terkait
Barang-barang substitusi dapat mempengaruhi penawaran suatu barang.
Misalnya, dikarenakan kenaikan biaya produksi diluar negeri, atau kenaikan tarif
impor, baju yang diimpor menjadi bertambah mahal harganya. Konsumen baju
impor sekarang lebih suka membeli baju buatan dalam negeri sehingga
permintaan terhadap baju produksi dalam negeri menjadi meningkat. Kenaikan
permintaan ini pada gilirannya akan mendorong para produsen dalam negeri
untuk meningkatkan hasil produksinya, sehingga penawaran baju meningkat.
Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila harga barang substitusi naik, maka
penawaran satu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk barang
komplemen, dapat kita nyatakan bahwa apabila harga barang komplemen naik,
maka penawaran suatu barang berkurang, dan sebaliknya.
27
3. Harga faktor produksi
Kenaikan harga faktor produksi, seperti tingkat upah yang lebih tinggi, harga
bahan baku yang meningkta, ataupun kenaikan tingkat bunga modal, akan
menyebabkan perusahaan memproduksi outputnya lebih sedikit dengan jumlah
anggaran yang tetap. Kenaikan harga faktor produksi ini juga akan mengurangi
laba perubahan. Apabila tingkat laba suatu industri tidak lagi menarik, mereka
akan pindah ke industri lain, dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya
penawaran barang.
4. Biaya produksi
Kenaikan harga input sebenarnya juga menyebabkan kenaikan biaya produksi.
Dengan demikian, bila biaya produksi meningkat (apakah dikarenakan kenaikan
harga faktor produksi atau penyebab lainnya), maka produsen akan mengurangi
hasil produksinya, berarti penawaran itu berkurang.
5. Teknologi produksi
Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan pada biaya produksi, dan
menciptakan barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu
barang, kemajuan teknologi menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.
6. Jumlah pedagang/penjual
Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka
penawaran barang tersebut akan berambah.
7. Tujuan perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba, bukan memaksimumkan
hasil produksinya. Akibatnya, tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan
kapasitas produksinya secara maksimum, tetapi akan menggunakannya pada
tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum.
28
Namun demikian, sering kita temui produsen yang mempunyai tujuan lain
dalam berproduksi. Misalnya, ada perusahaan yang tidak mau menanggung risiko;
mereka senderung melakukan kegiatan produksinya yang lebih “aman” meskipun
hal itu menyebabkan tingkat keuntungannya menjadi lebih sedikit. Sedangkan
BUMN, misalnya lebih mementingkan mencapai tingkat produksi yang
maksimum (agar tingkat kemakmuran masyarakat meningkat), dan bukan
keuntungan yang maksimum. Dengan demikian, penawaran suatu barang
dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai produsen.
8. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran suatu barang. Di
Indonesia, beras merupakan makanan utama. Kebijakan pemerintah untuk
mengurangi impor beras dan meningkatkan produksi dalam negeri guna
tercapainya swasembada beras, menyebabkan para petani menanam padi tertentu
yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas menambah
supply beras dan keperluan impor beras dapat dikurangi.
c. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan
matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penjelasan di atas dapat
ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara
tingkat penawaran dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran.
+ +/- - - + + +/- +
Sx = f( Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)
Di mana: Sx = penawaran akan barang X
Px = harga X
Py = harga Y (barang substitusi atau komplemen)
Pi = harga input
C = biaya produksi
tek = teknologi produksi
ped = jumlah pedagang/penjual
29
tuj = tujuan perusahaan
kebij = kebijakan pemerintah
Tanda positif (+) dan tanda negatif (-) menunjukkan pengaruh masing-masing
variabel bebas terhadap penawaran akan barang X.
Misal, fungsi penawaran mobil adalah :
Qs = -40 + 5P
Di mana: Qs = jumlah mobil yang ditawarkan (ribu unit) per tahun.
Ps = harga mobil per unit (puluh juta rupiah per unit)
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa bila harga mobil per unit
hanya Rp 80 juta atau kurang, produsen tidak mau menjual mobil. Setiap satu unit
kenaikan harga menyebabkan penawaran akan mobil meningkat lima unit. Jika
yang berubah adalah faktor non harga seperti teknologi, kurva penawaran
bergeser (shifting) dari S0 ke S1.
Diagram
Kurva Penawaran Mobil
d. Kasus Pengecualian
30
Kadang-kadang kita temui pula adanya kurva penawaran yang mempunyai
slope negatif. Contoh yang sering kita jumpai adalah kurva penawaran akan
tenaga kerja yang berbentuk melengkung membalik (backward bending labour
supply curve). Misalnya saja, seorang pekerja yang dibayar berdasarkan jumlah
jam kerjanya. Tabel berikut menunjukkan jumlah jam yang ingin ia gunakan
untuk bekerja (penawaran akan tenaga kerja) pada berbagai tingkat upah per jam
yang berbeda-beda.
Tabel
Penawaran Tenaga Kerja
Upah per jam
(dalam rupiah)
Jumlah jam kerja
per minggu
2.000 4
4.000 12
8.000 20
12.000 24
14.000 25
16.000 23
18.000 20
Dari data di atas dapat kita buat titik-titik antara kedua variabel serta
kemudian menghubungkan titik-titiknya yang mebentuk suatu garis sebagaimana
tampak dalam diagram di atas. Pada tingkat upah yang rendah (Rp 2.000,00
sampai Rp 14.000,00) adalah normal, diperoleh bentuk kurva penawaran yang
positif. Bagi pekerja tadi, akan meberikan manfaat dengan menambah jumlah jam
kerja bila tingkat upah naik pada saat itu. Pada tingkat upah yang lebih tinggi dari
Rp 14.000,00 per jamnya, ia cenderung akan mengurangi jumlah jam kerja yang
ditawarkan untuk bekerja. Ia ingin bisa lebih santai untuk menikmati hasil
kerjanya yang diperoleh selama masa sebelumnya, sedangkan pendapatan yang
diterimanya tetap atau bahkan masih bisa meningkat sedikit. Hal ini wajar, karena
31
pendapatannya sudah cukup tinggi, sehingga ia sudah memiliki rumah dan vila
yang bagus, mobil, dan barang-barang komsumsi lainnya, yang kesemuanya itu
membutuhkan waktu lebih banyak untuk bisa menikmatinya. Dengan demikian,
bentuk kurva penawaran akan tenaga kerjanya akan melengkung dan membalik ke
arah yang berlawanan, atau kurvanya mempunyai kemiringan negatif. Contoh
yang sering dikemukakan seperti ilustrasi di atas adalah dokter. Bagi seorang
dokter spesialis yang tarifnya sudah tinggi (misalnya Rp 80.000,00 untuk sekali
periksa pasien), ia cenderung akan mengurangi jam praktiknya, dan menambah
leisure time-nya.
● Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan adalah harga di mana baik konsumen maupun produsen
sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan
dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga di bawah harga
keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat,
dan penawaran menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga
keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat,
jumlah permintaan menurun.
Kasus Pasar Mobil Sedan
Permintaan : Qd = 200-10P
Penawaran : Qs = -40+5P
Di mana : Qd, Qs = ribu unit per tahun
P = puluh juta rupiah per unit
Keseimbangan Pasar:
Qd = Qs
200-10P = -40+5P
240 = 15P
P = 16
Qd = 200-10(16) = 40
Qs = -50+5(16) =40
32
Keseimbangan terjadi pada saat harga mobil Rp 160 juta per unit. Saat itu
jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran, yaitu 40.000 unit mobil per
tahun.
Jika harga mobil ditetapkan Rp 150 juta per unit (di bawah harga
keseimbangan), maka akan terjadi kelebihan permintaan sebanyak 15.000 unit
mobil per tahun. Jika harga mobil di tetapkan Rp 170 juta per unit (di atas harga
kesimbangan), terjadi kelebihan penawaran sebanyak 15.000 unit mobil per tahun.
● Kegagalan Pasar
Pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien, bila asumsi-asumsinya
terpenuhi, antara lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi sempurna, pasar
berbentuk persaingan sempurna dan barang bersifat privat. Proses pertukaran
(exchange) tidak terbatasi dimensi waktu dan tempat (timeless dan placeless).
Sayangnya, kenyataan tidak seperti dunia ideal. Banyak asumsi tidak cocok
dengan lapangan. Akibatnya, pasar gagal menjadi alat alokasi sumber daya yang
efisien (market failure).
a. Informasi Tidak Sempurna (incomplete Information)
Dalam kenyataan kita tidak pernah tahu persis tentang kualitas barang yang
digunakan. Misalnya ketika kita membeli mobil bekas. Untuk memperoleh
informasi tentang mobil itu, seringkali harus membayar. Misalnya dengan
menyewa montir mobil yang ahli mesin dan dapat dipercaya. Demikian juga
perusahaan-perusahaan yang ingin merekrut pegawai. Untuk mengetahui kualitas
calon pegawai, mereka terpaksa menggunakan konsultan, yang untuk menikmati
jasanya, perusahaan harus membayar.
b. Daya Monopoli (Monopoly Power)
Asumsi pasar persingan sempurna adlah produsen begitu banyak dan kecil-
kecil sehingga secara individu tidak mapu mempengaruhi pasar. Keputusn
produsen dalam memasok, bereferensi pada harga yang berlaku di pasar (price
33
taker). Dalam kenyataannya sering terjadi dalam pasar hanya ada satu (monopoli)
atau beberapa produsen (oligopoli) yang begitu kuat. Mereka mampu
mempengaruhi pasar dengan menentukan tingkat harga (price setter).
Kemampuan itu menyebabkan barang yang diproduksi lebih sedikit, harga yang
lebih tinggi, dibanding dalam pasar persaingan sempurna.
c. Eksternalitas (Externality)
Eksternalitas adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita
pelaku ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak
dapat dimasukkan dalam perhitungan biaya secara formal. Misalnya, di Provinsi
Lampung banyak pabrik tapioka yang mencemarkan lingkungan dengan
membuang limbahnya ke sungai. Kerugian yang di derita masyarakat sekitarnya
tidak masuk dalam perhitungan biaya produksi tapioka. Akibatnya, walaupun
secara finansial biaya produksi tapioka menjadi murah (tidak perlu investasi
fasilitas pengolahan limbah), secara ekonomis biayanya mahal; sebagian biaya itu
ditanggung masyarakat dalam bentuk biaya sosial (social cost).
d. Barang Publik
Asumsi dasar lain yang seringkali tidak relevan adalah barang yang
dipertukarkan bersifat private (rival dan eksklusif). Rival artinya, barang tidak
dapat dikonsumsi secara simultan (bersamaan) tanpa saling merugikan. Eksklusif
artinya siapa yang tidak mau membayar tidak dapat menikmati/
memanfaatkannya. Softdrink atau nasi , misalnya, merupakan barang privat
(private good). Bila satu kaleng softdrink sudah kita minum (konsumsi), maka
orang lain sudah tidak dapat mengomsumsi softdrink tersebut (barang yang sama).
Berarti untuk dapat mengomsumsi softdrink diperlukan rival (bersifat rivalry).
Selain bersifat rivalry, kita juga harus membeli (membayar untuk dapat
mengkomsumsinya). Dengan demikian diperlukan syarat untuk memperolehnya
(bersifat exclusive). Beberapa barang privat juga bisa “dipecah-pecah” atau
“dibagi-bagi” (bersifat divisible).
34
Dalam kenyataan ada barang yang bersifat non rivalry, noneksklusif (non
exclusive atau non excludable), dan non-divisible (tidak dapat dipecah-pecah)
seperti jalan raya, taman, jembatan, fasilitas pertahanan keamanan dan lain-lain
biasanya disebut barang publik. Oleh karena itu, biasanya barang-barang publik
disediakan oleh pemerintah, tetapi tidak semua barang publik bisa didefinisikan
sebagai barang yang disediakan oleh pemerintah.
Sifat non rivalry, non exclusive, dan non divisible ini sering menimbulkan
fenomena pendomplengan atau pembonceng gratis (free rider), yaitu mereka
menikmati manfaat dari barang publik tetapi tidak membayar pajak, misalnya
pajak penghasilan (barang publik tersebut dibuat oleh pemerintah, yang sumber
pembiayaannya antara lain berasal dari penerimaan pajak).
e. Barang Altruisme (Altruism Good)
Contoh barang altruisme adalah darah. Supply darah ada karena rasa
kemanusiaan (ingin membantu sesama manusia). Apabila untuk barang ini
diserahkan kepada mekanisme pasar, maka tidak akan terjadi pasar karena aspek
supply-nya bertentangan dengan ajaran agama (akan terjadi kegagalan pasar atau
market failures). Oleh karena itu, pemerintah menangani masalah demand dan
supply darah, dengan membentuk PMI (Palang Merah Indonesia).
C. Jenis-Jenis Pasar
Menurut Jenis Barang
● Pasar barang komsumsi: pasar yang memperjual-belikan barang-barang
kmsumsi. Misalnya, barang kebutuhan sehari-hari seperti perlengkapan mandi-
cuci, sayur-mayur, buah-buahan, dan bumbu masak.
● Pasar barang produksi: pasar yang memperdagangkan faktor-faktor produksi.
Barang produksi yang diperdagangkan antara lain mesin-mesin produksi, alat
pertanian, dan alat transportasi.
Menurut Luas Jaringan Distribusi
35
● Pasar Setempat: pasar yang hanya digunakan oleh anggota masyarakat yang
meliputi suatu daerah kecil tertentu. Barang-barang yang diperjualbelikan
biasanya hanya barang-barang untuk kebutuhan sehari-hari dan barang-barang
yang mudah rusak atau busuk. Misalnya, sayur-mayur, buah-buahan, beras, dan
ikan.
● Pasar Daerah: pasar ini meliputi daerah tertentu, misalnya pasar di kota-kota
kebupaten. Selain konsumen, di pasar ini banyak pedagang menengah yang
melayani pedagang pengecer atau pedagang kecil. Misalnya pasar Beringharjo di
Yogyakarta, Pasar Klewer Solo, Pasar Johar Semarang.
● Pasar Nasional: pasar ini meliputi wilayah suatu negara tertentu. Konsumen
barang-barang yang diperdagangkan dalam pasar nasional meliputi seluruh
wilayah negara. Misalnya, pasar uang dan pasar modal.
● Pasar Internasional: pasar ini memperdagangkan barang-barang yang penjual
dan pembelinya meliputi seluruh dunia. Misalnya, pasar tembakau di Bremen
(Jerman), pasar kopi di Santos (Brazil), pasar karet di New York (Amerika
Serikat), dan pasar intan di Amsterdam (Belanda).
Menurut Waktu Bertemunya Penjual dan Pembeli
● Pasar Harian: pasar yang berlangsung setiap hari sehingga penjual dan pembeli
dapat bertemu setiap hari. Barang yang diperdagangkan pada pasar harian
biasanya barang yang dibutuhkan masyarakat setiap hari.
● Pasar Mingguan: pasar yang berlangsung seminggu atau sepekan sekali sehingga
ada yang menyebutnya pekan. Pasar seperti ini sering terdapat pada daerah yang
penduduknya belum padat. Misalnya, di beberapa daerah pedesaan di Jawa masih
terdapat pasar mingguan seperti pasar wage, pon, dan legi.
● Pasar Bulanan: pasar yang berlangsung sebulan sekali. Biasanya barang-barang
tertentu saja yang diperjualbelikan dan pembelinya bukanlah konsumen saja
melainkan juga para pedagang.
● Pasar Tahunan: pasar yang berlangsung setahun sekli. Pasar ini ada yang bersifat
nasional, bahkan internasional. Misalnya Pasar Malam Sekaten di Yogyakarta
yang diselenggarakan setiap bulan Maulud, Pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair)
36
yang diselenggarakan setiap ulang tahun lahirnya kota Jakarta, Jakarta Book Fair
yang diselenggarakan sekitar bulan September, dan Pekan Raya Hannover di
Jerman yang bersifat internasional.
Menurut ada tidaknya tempat transaksi
● Pasar Konkret: merupakan pasar nyata dimana ditandai dengan adanya tempat
bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual-beli. Tempat
bertemunya pejual dan pembeli tersebut bisa di dalam gedung atau bangunan
ataupun di tempat terbuka. Pada saat penjual dan pembeli melakukan tawar-
menawar, barang yang diperjual-belikan dalam suatu tempat. Dalam bahasa
sehari-hari, sebutan “pasar” oleh masyarakat umum adalah pasar nyata seperti ini.
Contoh Pasar Konkret:
Pasar konkret tampil dalam berbagai bentuk seperti:
Berdasarkan manajemen pengelolaan:
- Pasar modern: pasar yang dibangun oleh pemerintah, swasta, atau
koperasi, dikelola secara modern, mengutamakan pelayanan kenyamanan
berbelanja, bermodal relatif kuat, dan dilengkapi label harga yang pasti.
- Pasar tradisional: pasar yang dibangun oleh pemerintah, swasta, koperasi,
atau swadaya masyarakat dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, atau
tenda, dikelola oleh pedagang kecil, menengah, dan koperasi, dengan
usaha skala kecil dan modal kecil, dan dengan proses jual beli melalui
tawar-menawar.
Berdasarkan ragam barang yang dijual:
- Toko khusus (special store): toko yang menjual hanya satu jenis barang.
- Toko satu jalur (single line store): toko yang menjual hanya satu
kelompok barang sejenis.
Berdasarkan banyak sedikitnya barang yang dijual:
- Toko serba ada (department store): toko pengecer yang besar dan
mempunyai banyak jenis produk. Sesuai dengan namanya “department
store” yang berarti department atau bagian, toko ini terbagi menjadi
37
beberapa bagian yang menawarkan barang dagangan tertentu. Misalnya,
bagian baju anak, bagian baju wanita dewasa, dan bagian mainan. Toko
serba ada dapat berupa toko dengan kepemilikan tunggal atau jaringan
toko yang tersebar di berbagai tempat. Toko yang mempunyai jaringan
toko disebut toko jaring (chain store). Contoh: Ramayana Department
store, Matahari Department Store.
- Toko swadaya (independent store): toko skala kecil dan menjual berbagai
macam barang yang dimiliki seorang individu sebagai pimpinanya.
- Pasar swalayan (supermarket): pasar berukuran besar yang menjual
bermacam-macam barang langsung kepada konsumen.
- Hipermarket: supermarket yang berukuran lebih besar dan menjual lebih
banyak ragam barang. Contoh: Carrefour.
Berdasarkan manajemen pelayanan:
- Mall/Supermall/Plaza: tempat atau bangunan (toko) dalam skala besar
yang dimiliki atau disewa perorangan, kelompok, pasar, atau koperasi
untuk usaha perdagangan berbagai barang dan jasa. Biasanya juga terdapat
sarana rekreasi, restoran, bioskop, dan sebagainya.
- Pertokoan (shopping centre): wilayah lingkungan pertokoan di mana
terdapat bangunan toko-toko sepanjang tepi jalan, yang dapat dijangkau
dengan mudah oleh transportasi dan masyarakat, dan ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah sebagai daerah pertokoan.
- Pasar swalayan (supermarket): pasar berukuran besar yang menjual
bermacam-macam barang langsung kepada konsumen. Ciri khas pasar
swalayan adalah teknik pelayanan “self service” atau konsumen melayani
diri sendiri. Pada awalnya, supermarket hanya bergerak pada kebutuhan
belanja sehari-hari, tetapi sekarang banyak supermarket yang menjual
produk lain seperti elektonik, dan cat. Contoh: Hero Supermarket.
Berdasarkan partai penjualan barang:
38
- Pasar grosir: pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan dalam partai
besar, misalnya dalam kodian dan lusinan. Biasanya, para pembeli adalah
pedagang eceran yang menjual barang dalam satuan. Contoh: Makro,
pasar Grosir Mangga Dua.
- Pasar eceran: pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan dalam partai
kecil. Contoh: toko-toko kelontong.
● Pasar Abstrak: merupakan pasar dimana transaksi jual beli antara penjual dan
pembeli hanya dilakukan dengan berkomunikasi melalui surat, telepon, dan dapat
juga melalui telegram/facsimile/internet.
Contoh Pasar Abstrak:
Pasar abstrak tampil dalam berbagai bentuk seperti:
- Pasar uang (Money Market): pasar yang terlibat dalam kegiatan jual beli
instrumen dana-dana jangka pendek atau kurang dari satu tahun antara
institusi keuangan, perusahaan, dan pemerintah. Instrumen ini berupa
surat-surat yang meliputi pinjaman sewaktu-waktu (call money), SPBU
(Surat Berharga Pasar Utang), dan SBI (Sertifikat Bank Indonesia).
- Bursa komoditi: pasar tempat transaksi komoditi-komoditi seperti teh,
tembakau, timah, dan sebagainya. Dalam bursa ini, yang ditunjukkan
adalah contoh komoditi, disertai dokumen tentang harga, kualitas, dan cara
pengiriman.
- Bursa valuta asing: tempat memperjualbelikan valuta asing. Dalam
perdagangn valuta asing, dikenal istilah kurs. Kurs adalah nilai mata uang
suatu negara yang dinyatakan dengan nilai mata uang negara lain.
- Pasar Modal (bursa efek): tempat atau kegiatan jual beli instrumen dana-
dana jangka panjang atau lebih dari satu tahun. Dana-dana yang
diperjualbelikan dapat berupa saham, obligasi, dan surat-surat berharga
lainnya.
Saham (stock) adalah surat yang menyatakan bahwa seseorang telah
menyerahkan sejumlah modal untuk ikut menjadi pemilik suatu
39
perusahaan. Obligasi adalah surat pernyataan pinjaman dengan bunga
tertentu dari pemerintah/perusahaan yang dapat diperjualbelikan.
Pelaksana perdagangan di bursa efek adalah haruslah anggota bursa yang
disebut sebagai pialang (broker). Pialang adalah perantara perdagangan
yang menghubungkan pedagang yang satu dengan yang lain, atau antara
penjual dan pembeli.
- Bursa tenaga kerja: tempat pertemuan antara pencari kerja dan pihak-
pihak yang membutuhkan tenaga kerja, baik tenaga kerja dalam negeri
maupun luar negeri. Bursa tenaga kerja berperan sebagai tempat untuk
meperoleh informasi lowongan pekerjaan dalam negeri maupun luar
negeri. Salah satu bursa tenaga kerja di Indonesia ditangani oleh
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Menurut Strukturnya
● Pasar Persaingan Sempurna, dengan ciri-cirinya:
- banyak terdapat penjual dan pembeli,
- barang yang diperjualbelikan sejenis (homogen),
- masing-masing produsen bebas untuk menutup maupun membuka
usahanya,
- semua faktor produksi bebas untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat
yang lain,
- pembeli dan penjual mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar.
Contoh pasar persaingan sempurna: pasar hasil-hasil pertanian seperti beras,
buah-buahan, dan sayur-mayur.
● Pasar monopoli, dengan ciri-ciri:
- hanya ada satu penjual (penjual tunggal),
- tidak ada penjual lain yang menjual barang yang dapat mengganti secara
sempurna barang yang dijual oleh penjual tunggal,
- ada rintangan (baik alami maupun buatan) bagi pengusaha baru untuk
menjual barang yang sama; misalnya, dalam bentuk pengusahaan bahan
baku, peraturan, dan perijinan.
40
Contoh pasar monopoli: pasar untuk perusahaan-perusahaan negara seperti PLN,
Perumka, Telkom.
● Pasar persaingan monopolistis, dengan ciri-ciri:
- terdapat banyak penjual macam barang tertentu,
- barang dari masing-masing penjual dibedakan satu sama lain, namun
masih dapat saling menggantikan,
- penjual bisa mengatur harga sampai pada batas terentu, alasannya, barang
mempunyai sedikit perbedaan dengan barang lain yang ada di pasar,
- tindakan seorang penjual bisa mempengaruhi keadaan pasar walaupun
sangat terbatas.
Persaingan monopolistis biasanya terjadi di sektor perdagangan eceran dan jasa
seperti pada pompa bensin, toko bahan pangan, dan lain-lain.
● Pasar ologopoli, pasar yang hanya terdapat beberapa penjual untuk suatu barang
tertentu, sehingga kegiatan dari penjual yang satu bisa mempengaruhi pemasaran
barang penjual yang lainnya.
Contohnya: perusahaan penjual motor (Suzuki, Kawasaki, Honda, Yamaha,
Vespa) atau perusahaan rokok (Gudang Garam, Sampoerna, Djarum).
D. Peranan Pasar dan Fungsi Pasar
Peranan Pasar
● Bagi konsumen, pasar memberikan kemudahan untuk meperoleh barang dan jasa
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya.
● Bagi produsen, pasar memberikan kemudahan untuk memperoleh bahan-bahan
yang diperlukan dalam proses produksi serta memberikan kemudahan untuk
menjual barang dan jasa hasil produksi.
● Bagi pemerintah, pasar juga memberikan kemudahan untuk memperoleh dan
menjual barang dan jasa yang diperlukan oleh pemerintah. Selain itu, dapat
menambah penerimaan pemerintah melalui penarikan pajak dan retribusi.
41
Fungsi Pasar
1. Fungsi Distribusi
Dalam fungsi distribusi, pasar berperan memperlancar penyaluran barang dan jasa
dari produsen ke konsumen. Melalui transaksi jual beli, produsen bisa memasarkan
barangnya, baik langsung kepada konsumen maupun melalui para perantara
(pedagang). Melalui transaksi jual beli itu pula, konsumen dapat memperoleh barang
atau jasa yang dibutuhkan secara mudah dan cepat.
Distribusi barang dan jasa yang lancar menunjukkan berfungsinya pasar.
Sebaliknya, distribusi barang dan jasa yang macet menunjukkan terganggunya pasar.
2. Fungsi Pembentukan Harga
Dalam fungsi pembentukan harga, pasar berperan mewujudkan kesapakatan harga
antara penjual dan pembeli. Melalui transaksi jual beli, penjual dan pembeli bisa
melakukan tawar-menawar. Tawar-menawar itu dimaksudkan untuk mencapai
kesepakatan harga barang atau jasa tertentu. Tawar-menawar akan terus berlangsung
sampai pada harga yang bisa diterima penjual dan pembeli.
Biasanya, haarga yang dikehendaki oleh penjual lebih tinggi daripada harga yang
diinginkan oleh pembeli. Hal itu terjadi karena ada perbedaan kepentingan antara
penjual dan pembeli. Dalam menentukan harga, penjual memperhitungkan laba yang
diinginkan, sedangkan pembeli memperhitungkan manfaat baranga atau jasa dan
keadaan keuangannya.
3. Fungsi Promosi
Dalam fungsi promosi, pasar berperan membangkitkan minat konsumen untuk
membeli barang atau jasa tertentu. Kadang-kadang setelah masuk pasar, seseorang
membeli barang yang semula tidak direncanakan. Hal itu terjadi karena barang yang
dipajang di pasar menarik perhatian dan mampu mebangkitkan minat pembeli.
Semakin maraknya persaingan antar produsen barang atau jasa sejenis membuat
fungsi promosi menjadi semakin penting. Hal itu tampak jelas pada bermunculannya
beragam bentuk pameran baik besar maupun kecil, seperti: pameran komputer,
42
pameran perangkat elektronika, dan pameran perumahan. Justru dalam kesempatan
pemeran seperti itu, transaksi jual beli sering terjadi.
E. Hubungan Pasar dengan Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjadi jembatan kegiatan produksi
dan konsumsi. Berkat distribusi, barang dan jasa dapat sampai dari tangan produsen
ke tangan konsumen. Bagi konsumen, distribusi memungkinkan konsumen untuk
memperoleh barang atau jasa yang diperlukannya. Bagi produsen, distribusi
memungkinkan produsen memasarkan atau menjual barang dan jasa hasil
produksinya.
Peranan Keterkaitan Pasar dan Distribusi
1. Mempermudah konsumen melakukan konsumsi
Dengan adanya pasar dan distribusi, barang atau jasa yang dihasilkan dalam
kegiatan produksi dapat dinikmati oleh konsumen. Adanya pasar tradisional maupun
modern, baik di kota maupun pelosok membuat konsumen akan lebih mudah
mendapatkan barang dan jasa kebutuhan sehari-hari. Kasus kebakaran pasar sering
kali berakibat sulitnya berakibat sulitnya konsumen memperoleh barang kebutuhan,
terutama sembako.
2. Membentuk terciptanya harga barang yang relatif stabil
Dengan adanya pasar dan distribusi, barang-barang dapat disalurkan ke konsumen
sesuai dengan kebutuhan konsumen tersebut. Proses penyaluran akan membuat harga-
harga relaitf stabil dan terkendali. Apabila barang-barang yang dibutuhkan konsumen
menumpuk di gudang-gudang produsen, maka konsumen akan kesulitan
mendapatkan barang yang ia butuhkan, hal ini tentu saja akan mebuat harga barang-
barang tersebut naik sehingga akan merugikan konsumen. Naiknya harga sembako,
misalnya, merupakan akibat langkanya persediaan bahan tersebut di pasar.
43
3. Produsen dapat mempertahankan penjualan produk dan keuntungannya
Bagi produsen, berlangsungnya kegiatan pasar dan distribusi yang sehat akan
dapat mempertahankan penjualan hasil produksinya dengan stabil. Hal ini tentu saja
menjamin keuntungan optimal yang diperolehnya setiap saat.
4. Meningkatkan penjualan dan meningkatkan efisiensi perusahaan
Bagi produsen, kegiatan pasar dan distribusi tentu saja akan menaikkan tingkat
penjualan hasil produksinya. Naiknya tingkat penjualan ini otomatis akan membuat
perusahaan terus berupaya memproduksi barang ataupun jasa yang menjadi
kebutuhan konsumen dengan lebih baik dan tepat waktu. Dengan kata lain, efisiens
perusahaan semakin baik pula.
Fungsi Keterkaitan Pasar dan Distribusi
1. Fungsi Pertukaran
Dalam fungsi ini, pasar dan distribusi berperan dalam memilih barang ataupun
jasa yang akan ditawarkan (dijual), agar penjualan nantinya dapat dilakukan dengan
harga, pelayanan, dan kualitas yang disenangi oleh konsumen. Fungsi pertukaran ini
termasuk juga mengurangi dan menghindari risiko dalam penjualan barang maupun
jasa.
2. Fungsi Penyediaan Fisik
Fungsi penyediaan fisik ini menyangkut pemindahan barang secara fisik dari
produsen ke konsumen akhir. Fungsi ini meliputi pengumpulan, penyimpanan,
pemilihan, dan pengangkutan barang.
3. Fungsi Penunjang
Fungsi ini membantu atau melengkapi fungsi pertukaran dan fungsi penyediaan
fisik agar terlaksana dengan baik. Kegiatan fungsi penunjang meliputi pelayanan
sesudah pembelian (pelayanan purna jual), penyebaran informasi agar barang atau
jasa lebih dikenal oleh masyarakat, dan juga masalah pembelanjaan (misalnya,
penjualan barang atau jasa dilakukan secara kredit).
44
BAB V
PERILAKU PARA PELAKU EKONOMI
BAB VI
CARA MEMAKSIMUMKAN LABA
Tujuan perusahaan dalam teori ekonomi mikro adalah mencari laba (profit)
45