bab i2 pendahuluan sgd1 bms2
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sherwood (2011) menyebutkan bahwa manusia secara umum mengonsumsi tiga
kategori bahan makanan yang kaya energi yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Bahan
makanan tersebut merupakan molekul – molekul besar yang tidak dapat diserap dari
lumen saluran pencernaan kedalam darah makanan yang ditelan merupakan sumber
enregi atau bahan bakar yang esensial. Penguraian biokimiawi struktur kompleks tersebut
menjadi satuan – satuan yang brukuran lebih kecil dan dapat diserap yang dikenal sebagai
kata pencernaan (digestion). Proses pencernaan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu pencernaan
secara mekanik dan secara kimiawi sementara proses ini pun memiliki pencernaan 4
(empat) proses dasar yaitu motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan.
Sherwood (2011) menjelaskan lebih lanjut bahwa langkah pertama proses
pencernaan adalah mastikasi atau mengunyah yang termasuk dalam proses pencernaan
secara mekanik. Proses mengunyah merupakan proses motilitas mulut yang melibatkan
pengirisan, perobekan, dan penggilingan serta pencampuran oleh gigi yang juga dibantu
oleh struktur pada rongga mulut lainnya. Ginting (2008) menambakan bahwa proses
pengunyahan dapat dijelaskan pula sebagai kondisi dimana bolus makanan menjadi aspek
penting karena enzim – enzim pencernaan hanya bekerja pada partikel makanan dengan
ukuran tertentu dan kecepatan pencernaan sangat bergantung pada total area permukaan
yang terpapar sekresi usus. Proses ini berfungsi untuk memecah molekul makanan
menjadi molekul dengan ukuran yang lebih kecil dengan sehingga mudah ditelan dan
memperluas area permukaan paparan enzim, selain itu proses ini dapat mencampurkan
makanan dengan saliva serta merangsang kuncup kecap. Proses mengunyah ini
berlangsung secara volunteer namun dapat digambarkan pula sebagai refleks ritmik dari
pengaktifan otot rangka rahang, bibir, pipi, dan lidah.
Tamin dan Duhita (2011) menambahkan bahwa proses mengunyah dapat
menstimulasi saliva yang dihasilkan oleh glandula salivarius sebagai jenis rangsang
mekanis. Glandula salivarius pada manusia diklasifikasikan berdasar ukuran dan hasil
sekresinya. Klasifikasi glandula salivarius berdasar ukurannya terdiri dari glandula
salivarius major dan galndula salivarius minor. Glandula salivarius major sendiri
diketahui terbagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu glandula parotis, glandula submandibularis,
dan glandula sublingualis sementara glandula salivarius minor diketahui berjumlah
ratusan dengan area persebaran di daerah sekitar labium, bukal, palatum, dan lingual.
Tamin dan Duhita (2011) secara lebih lanjut menyebutkan klasifikasi glandula salivarius
berdasar hasil sekresinya terbagi menjadi serosa, mucus, dan campuran antara mukus dan
serosa. Serosa sendiri diketahui sebagai cairan yang menyerupai atau berkenaan dengan
serum sementara mukus dijelaskan sebagai lendir bebas pada membrane mukosa.
Proses menelan merupakan proses lanjutan dari proses pengunyahan dalam
rangka proses pencernaan makanan. Guyton dan Hall (2007) menjelaskan menelan
sebagai suatu mekanisme yang kompleks terutama karena melibatkan faring yang
membantu pula dalam proses pernapasan dan hanya dirubah selama beberapa detik ke
dalam traktus agar dapat mendorong makanan.. Sherwood (2011) menambahkan
penjelasan menelan sebagai suatu keseluruhan proses pemindahan makanan dari mulut
melalui esophagus hingga ke lambung. Proses ini dimulai ketika suatu bolus makanan
secara sengaja didorong oleh lidah ke again posterior mulut menuju faring yang
kemudian akan menimbulkan refleks faring. Proses menelan disebutkan dapat terganggu
seperti ketika menelan yang diiringi dengan berbicara yang mengakibatkan bolus
makanan menuju laring dan masuk ke dalam trakhea yang kemudian menimbulkan
refleks tersedak dan batuk sehingga poin penting dalam proses penelanan adalah proses
menelan tidak akan mengganggu proses respirasi yang terjadi.
Ginting (2008) menjelaskan lebih lanjut proses menelan terdiri dari pembentukan
bolus makanan dengan bentuk dan konsistensi yang baik, kemudian terdapat usaha
sfingter mencegah bolus makanan berhamburan pada proses menelan, adanya kerjasama
yang baik antar otot – otot di rongga mulut sehingga makanan dapat terdorong ke arah
lambung, lalu pencegahan masuknya bolus makanan ke dalam nasofaring dan laring,
percepatan masuknya bolus makanan ke dalam faring saat respirasi, dan usaha untuk
membersihkan kembali esofagus. Proses ini secara umum dibagi menjadi tiga fase yaitu
fase oral, fase faringeal, dan fase esofageal dimana pada setiap fasenya akan dibahas
secara lebih terperinci pada laporan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan proses pengunyahan ?
2. Apa saja organ yang terllibat dalam proses pengunyahan ?
3. Bagaimana fisiologi glandula salivarius ?
4. Bagaimana kontrol sekresi dari glandula salivarius ?
5. Bagaimana mekanisme dari proses pengunyahan ?
6. Apa yang dimaksud dengan proses penelanan ?
7. Apa saja organ yang terlibat dalam proses penelanan ?
8. Bagaimana mekanisme dari proses penelanan ?
DAPUS PENDAHULUAN
1. Sherwood, L, 2011, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Jakarta, EGC
2. Guyton, A.C, dan Hall, J.E, 2007, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, Jakarta,
EGC
3. Tamin, S, dan Duhita, Y, 2011, Penyakit Kelenjar Saliba dan Peran Sialoendoskopi untuk
Diagnostik dan Terapi, www.perhati.org/?page_id=777, diakses pada hari Sabtu, 3
November 2012 pukul 16.00 WIB
4. Ginting, A, 2008, Pengaturan Proses Sistem Gastrointestinal,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2001/1/08E00360.pdf, diakses pada hari
Rabu, 26 September 2012, pukul 16.30 WIB