bab i2

8
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini sering kita dengar terjadinya penganiayaan/perlakuan salah terhadap anak, baik yang dilakukan oleh keluarga ataupun oleh pihak-pihak lain. Dalam bidang kedokteran sendiri, child abuse ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1860, di Perancis. Dimana 320 orang anak meninggal dengan kecurigaan akibat perlakuan yang salah. Memang sangat sukar kita percayai bahwa seseorang anak yang seharusnya menjadi tempat curahan kasih sayang dari orang tua dan keluarganya, malah mendapatkan penganiayaan sampai harus dirawat di Rumah Sakit ataupun sampai meninggal dunia. Setiap negara bagian mempunyai undang-undang yang menjelaskan tanggung jawab legal untuk melaporkan jika terdapat kecurigaan penganiayaan anak. Kecurigaan penganiayaan anak harus dilaporkan ke lembaga layanan perlindungan anak setempat. Pelapor yang diberi mandat untuk melapor adalah perawat, dokter, dokter gigi, dokter anak, psikologi dan ahli terapi wicara, peneliti sebab kematian, dokter, karyawan lembaga penitipan anak, pekerja layanan anak-anak, pekerja sosial, guru sekolah. Kegagalan seseorang untuk melaporkan orang tersebut didenda atau diberi hukuman lain, sesuai dengan status masing-masing. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu : 1. Apa definisi child abuse dan klasifikasinya ? 2. Apa sajakah faktor resiko dari child abuse ?

Upload: dezuka-sary

Post on 17-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGDewasa ini sering kita dengar terjadinya penganiayaan/perlakuan salah terhadap anak, baik yang dilakukan oleh keluarga ataupun oleh pihak-pihak lain. Dalam bidang kedokteran sendiri, child abuse ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1860, di Perancis. Dimana 320 orang anak meninggal dengan kecurigaan akibat perlakuan yang salah. Memang sangat sukar kita percayai bahwa seseorang anak yang seharusnya menjadi tempat curahan kasih sayang dari orang tua dan keluarganya, malah mendapatkan penganiayaan sampai harus dirawat di Rumah Sakit ataupun sampai meninggal dunia. Setiap negara bagian mempunyai undang-undang yang menjelaskan tanggung jawab legal untuk melaporkan jika terdapat kecurigaan penganiayaan anak. Kecurigaan penganiayaan anak harus dilaporkan ke lembaga layanan perlindungan anak setempat. Pelapor yang diberi mandat untuk melapor adalah perawat, dokter, dokter gigi, dokter anak, psikologi dan ahli terapi wicara, peneliti sebab kematian, dokter, karyawan lembaga penitipan anak, pekerja layanan anak-anak, pekerja sosial, guru sekolah. Kegagalan seseorang untuk melaporkan orang tersebut didenda atau diberi hukuman lain, sesuai dengan status masing-masing.

B. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu :1. Apa definisi child abuse dan klasifikasinya ?2. Apa sajakah faktor resiko dari child abuse ?3. Bagaimana akibat dari child abuse ?4. Apakah contoh nyata dari perlakuan salah pada anak (child abuse) ?

C. TUJUANAdapun tujuan dari makalah ini, adalah :1. Untuk mengetahui definisi dan klasifikasi child abuse.2. Untuk mengetahui dan bisa menyebutkan faktor dari child abuse.3. Untuk mengetahui akibat dari child abuse.4. Untuk mengetahui contoh nyata dari perlakuan salah pada anak (child abuse).

BAB IIPEMBAHASAN

A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI CHILD ABUSE1. Definisi Child Abuse

Child Abuse didefinisikan sebagai tindakan mencederai oleh seseorang terhadap orang lain. Child abuse dapat menimbulkan akibat yang panjang, seorang anak yang pernah mengalami kekerasan, dapat menjadi orang tua yang memperlakukan anaknya dengan cara yang sama.Child abuse adalah suatu kelalaian tindakan atau perbuatan orangtua atau orang yang merawat anak yang mengakibatkan anak menjadi terganggu mental maupun fisik, perkembangan emosional, dan perkembangan anak secara umum.Sementara menurut U.S Departement of Health, Education and Wolfare memberikan definisi Child abuse sebagai kekerasan fisik atau mental, kekerasan seksual dan penelantaran terhadap anak dibawah usia 18 tahun yang dilakukan oleh orang yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kesejahteraan anak, sehingga keselamatan dan kesejahteraan anak terancam. Child Abuse meupakan tindakan yang mempengaruhi perkembangan anak sehingga tidak optimal lagi (David Gill, 1973). Child Abuse merupakan perlakuan salah terhadap fisik dan emosi anak, menelantarkan pendidikan dan kesehatannya dan juga penyalahgunaan seksual (Synder, 1983).Child Abuse adalah penganiayaan, penelantaran dan eksploitasi terhadap anak, dimana ini adalah hasil dari perilaku manusia yang keliru terhadap anak.

2. Klasifikasi Child Abuse

a. Emotional AbusePerlakuan yang dilakukan oleh orang tua seperti menolak anak, meneror, mengabaikan anak, atau mengisolasi anak. Hal tersebut akan membuat anak merasa dirinya tidak dicintai, atau merasa buruk atau tidak bernilai. Hal ini akan menyebabkan kerusakan mental fisik, sosial, mental dan emosional anak.Indikator fisik kelainan bicara, gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan. Indikator perilaku kelainan keiasaan (menghisap, mengigit, atau memukul-mukul)b. Physical AbuseCedera yang dialami oleh seorang anak bukan karena kecelakaan atau tindakan yang dapat menyebabkan cedera serius pada anak, atau dapat juga diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh pengasuh sehingga mencederai anak. Biasanya berupa luka memar, luka bakar atau cedera di kepala atau lengan.Indikator fisik luka memar, gigitan manusia, patah tulang, rambut yang tercabut, cakaran. Indikator perilaku waspada saat bertemu degan orang dewasa, berperilaku ekstrem seerti agresif atau menyendiri, takut pada orang tua, takut untuk pulang ke rumah, menipu, berbohong, mencuri.c. NeglectKegagalan orang tua untuk memberikan kebutuhan yang sesuai bagi anak, seperti tidak memberikan rumah yang aman, makanan, pakaian, pengobatan, atau meninggalkan anak sendirian atau dengan seseorang yang tidak dapat merawatnya.Indikator fisik kelaparan, kebersihan diri yang rendah, selalu mengantuk, kurangnya perhatian, masalah kesehatan yang tidak ditangani.Indikator kebiasaan meminta atau mencuri makanan, sering tidur, kurangnya perhatian pada masalah kesehatan, masalah kesehatan yang tidak ditangani, pakaian yang kurang memadai (pada musim dingin), ditinggalkan.d. Sexual AbuseTermasuk menggunakan anak untuk tindakan sexual, mengambil gambar pornografi anak-anak, atau aktifitas sexual lainnya kepada anak.Indikator fisik kesulitan untuk berjalan atau duduk, adanya noda atau darah di baju dalam, nyeri atau gatal di area genital, memar atau perdarahan di area genital/ rektal, berpenyakit kelamin. Indikator kebiasaan pengetahuan tentang seksual atau sentuhan seksual yang tidak sesuai dengan usia, perubahan pada penampilan, kurang bergaul dengan teman sebaya, tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan fisik, berperilaku permisif/ berperilaku yang menggairahkan, penurunan keinginan untuk sekolah, gangguan tidur, perilaku regressif (misal: ngompol).

B. FAKTOR RESIKO DARI CHILD ABUSEMenurut Helfer dan Kempe dalam Pillitery ada 3 faktor yang menyebabkan child abuse empat , yaitu :1. Orang tua memiliki potensi untuk melukai anak-anak. Orang tua yang memiliki kelainan mental, atau kurang kontrol diri daripada orang lain, atau orang tua tidak memahami tumbuh kembang anak, sehingga mereka memiliki harapan yang tidak sesuai dengan keadaan anak. Dapat juga orang tua terisolasi dari keluarga yang lain, bisa isolasi sosial atau karena letak rumah yang saling berjauhan dari rumah lain, sehingga tidak ada orang lain yang dapat memberikan support kepadanya.2. Menurut pandangan orang tua anak terlihat berbeda dari anak lain. Hal ini dapat terjadi pada anak yang tidak diinginkan atau anak yang tidak direncanakan, anak yang cacat, hiperaktif, cengeng, anak dari orang lain yang tidak disukai, misalnya anak mantan suami/istri, anak tiri, serta anak dengan berat lahir rendah(BBLR). Pada anak BBLR saat bayi dilahirkan, mereka harus berpisah untuk beberapa lama, padahal pada beberapa hari inilah normal bonding akan terjalin.3. Adanya kejadian khusus : Stress. Stressor yang terjadi bisa jadi tidak terlalu berpengaruh jika hal tersebut terjadi pada orang lain. Kejadian yag sering terjadi misalnya adanya tagihan, kehilangan pekerjaan, adanya anak yang sakit, adanya tagihan, dll. Kejadian tersebut akan membawa pengaruh yang lebih besar bila tidak ada orang lain yang menguatkan dirinya di sekitarnya Karena stress dapat terjadi pada siapa saja, baik yang mempunyai tingkat sosial ekonomi yag tinggi maupun rendah, maka child abuse dapat terjadi pada semua tingkatan.

Menurut Rusel dan Margolin, wanita lebih banyak melakukan kekerasan pada anak, karena wanita merupakan pemberi perawatan anak yang utama. Sedangkan laki-laki lebih banyak melakukan sex abuse, ayah tiri mempunyai kemungkinan 5 sampai 8 kali lebih besar untuk melakukannya daripada ayah kandung (Smith dan Maurer).

C. AKIBAT DARI CHILD ABUSE

Adapun akibat atau dampak yang ditimbulkan dari child abuse yaitu :1. Fisik, seperti : luka memar dan bilur , luka bakar, kerusakan mata, laserasi dan abrasi, fraktur, trauma abdomen/toraks, keracunan. Asfiksia, trauma sistem saraf pusat, syndrome munchausen. 2. Sexual, seperti : kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular seksual, gangguan organ reproduksi lanjut.3. Prilaku/emosi : gangguan konsep diri, hiper aktif, gangguan somatic, deteriorasi, gangguan makanan, depresi, ansietas, penyalah gunaan obat/alcohol.4. Jangka panjang, seperti : gangguan perkembangan, disabilitas, gangguan makan, gangguan tidur, penyalahgunaan obat/alcohol, disfungsi seksual, infertilitas, kemungkinan menjadi orang tua yang salah, perilaku eresika, gangguan kesehatan reproduksi jangka panjang.5. Fatal, seperti : meninggal, benuh diri, infantisid, HIV/AIDS, aborsi, kematian akibat gangguan lanjut kesehatan reproduksi.

Anak yangmengalami kekerasan/ penganiayaan akan berakibat panjang. Mereka akan mengalamigangguan belajar, retardasi mental, gangguan perkembangan temasuk perkembangan bahasa, bicara, motorik halusnya. Dalam penelitian juga diperoleh bahwa IQ anak yang mengalami kekerasan/penganiayaan akan rendah daripada yang tidak. Mereka juga mengalami gangguan dalam konsep diri dan hubungan sosial. Teman-teman menganggap mereka sebagai anak yang suka menyendiri atau pembuat onar. Hal ini akan berlanjut hingga dewasa, dalam memilih pasangan hidup.

D. CONTOH NYATA CHILD ABUSE

Nursecerdas. 2009. Child Abuse. http://nursecerdas.wordpress.com/2009/02/16/child-abuse/. 13 Maret 2013Hendra, Dwi. 2012. Askep Kekerasan Pada Anak. http://dwihandra089.blogspot.com/2012/11/askep-kekerasan-pada-anak.html. 13 Maret 2013Nurs, Akatsuki. 2011. Askep Child Abuse. http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/askep-anak-dengan-child-abuse.html. 13 Maret 2013Sedana, Adi. 2012. Perlakuan Child Abuse dan Penyimpangan Pada Anak. http://adisedana.blogspot.com/2012/03/perlakuan-child-abuse-dan-penyimpangan.html. 13 Maret 2013