bab i - zakat profesi

Download Bab I - Zakat Profesi

If you can't read please download the document

Upload: israfiladam

Post on 27-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

2

1RESPON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KALANGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA GORONTALO TENTANG ZAKAT PROFESI(STUDI DI SMK NEGERI 1 GORONTALO)

Latar Belakang MasalahZakat merupakan jenis ibadah yang memiliki arti penting dalam ajaran Islam, dan ia terkait dengan kesejahteraan umat. Zakat ini termasuk ibadah pokok, karena merupakan rukun Islam ketiga dalam Islam. Bagi mereka yang mampu dari segi ekonomi, namun enggan mengeluarkan zakat berarti belum menunaikan salah satu ajaran pokok dalam Islam.

Demikian pentingnya zakat dalam ajaran Islam, sehingga di dalam Alquran terdapat 27 ayat yang menyejajarkan kewajiban shalat dengan kewajiban zakat dalam berbagai bentuk kata.Muhammad Fuad Abd al-Baqi, Al-Mujam al-Mufahras Li Alfazh al-Quran al-Karim (Bairut: Dar al-Fikr, 1992), h. 420. Di dalam Alquran terdapat pula berbagai ayat yang memuji orang-orang yang secara sungguh-sungguh menunaikannya,Q.S. al-Taubah (9): 11. dan sebaliknya memberikan ancaman bagi orang yang sengaja mengabaikannya.Q.S. al-Taubah (9): 34-35. Di samping Alquran, di dalam hadis pun banyak ditemukan tema-tema yang berkenaan dengan zakat. Bahkan penjelasan tentang zakat dalam hadis sangat jelas dan terperinci. Di dalam Alquran, hadis dan secara teoritik dalam fikih klasik dikenal ada dua jenis zakat, yaitu zakat fitrah dan zakat mal (harta). Kedua jenis zakat inilah yang selama ini telah dipraktekkan oleh umat muslim di seluruh dunia yang merujuk pada kitab-kitab fikih klasik. Zakat fitrah adalah zakat yang secara khusus diwajibkan pada akhir bulan Ramadhan dan dilaksanakan paling lambat sampai pelaksanaan shalat hari raya Idul Fitri.Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, Ed. 1 (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2003), h. 51. Sedangkan zakat mal adalah zakat harta benda yang telah difardhukan Allah sejak permulaan Islam sebelum Nabi Muhammad saw. berhijrah ke kota Madinah.H. Syahrin Harahap, Islam Konsep dan Implementasi Pamberdayaan (Cet. I; Yokyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999), h. 11.Kaitannya dengan zakat mal (harta) di atas, pada zaman modern ini dikenal sebuah wacana zakat profesi, yaitu berupa upaya untuk mengembangkan jenis-jenis harta yang harus dikeluarkan zakatnya. Wacana zakat profesi tersebut merupakan ijtihad para ulama masa kini yang nampaknya berangkat dari ijtihad yang cukup memiliki alasan dan dasar yang juga cukup kuat, yaitu salah satu alasannya adalah rasa keadilan.Profesi atau pekerjaan adalah salah satu bagian dari beragam hal yang mendatangkan penghasilan. Hal ini sebagaimana yang diketahui dari defenisi penghasilan, yaitu: periodic (usually annual) receips from ones bussiness, lands, works, investments, etc.H. W. Fowler dan F. G. Fowler, The Concise Oxford Dictionary of Current English (London: Oxford, 1999), h. 603. Artinya: penerimaan-penerimaan yang diperoleh dari hasil, bisnis, tanah, pekerjaan/profesi, investasi dan sebagainya dalam waktu tertentu (biasanya dihitung per tahun). Profesi di sini mencakup juga profesi Pegawai Negeri Sipil atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, wiraswasta dan lain-lain.http://www.pkpu.or.id/Panduan.php?id=3, diakses pada tanggal 20 Nopember 2012. Jadi berdasar pada defenisi tersebut di atas, dapat dipahami bahwa profesi hanyalah merupakan salah satu bagian dari berbagai jenis bentuk-bentuk yang mendatangkan penghasilan dan mesti dikeluarkan zakatnya.Zakat profesi sebagai sebuah paket pembahasan khusus masalah fikih. Paling tidak, di dalam kitab-kitab fikih klasik yang menjadi rujukan umat ini, zakat profesi tidak tercantum. Wacana zakat profesi itu merupakan ijtihad para ulama di masa kini yang nampaknya berangkat dari ijtihad yang cukup memiliki alasan dan dasar yang juga cukup kuat. Inilah salah satu pemikiran yang mendasari ijtihad para ulama hari ini dalam menetapkan zakat profesi. Intinya adalah azas keadilan. Namun dengan tidak keluar dari mainframe zakat itu sendiri yang filosofinya adalah menyisihkan harta orang kaya untuk orang miskin. Buat mereka, yang berubah adalah fenomena sosial di masyarakat, sedangkan aturan dasar zakatnya adalah tetap. Karena secara umum yang wajib mengeluarkan zakat adalah mereka yang kaya dan telah memiliki kecukupan. Namun karena kriteria orang kaya itu setiap zaman berubah, maka bisa saja penentuannya berubah sesuai dengan fenomena sosialnya.Bentuk penghasilan yang paling mencolok pada zaman sekarang ini adalah apa yang diperoleh dari pekerjaan dan profesinya. Pekerjaan yang menghasilkan uang ada dua macam, yaitu: Pertama, adalah pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain, berkat kecekatan tangan ataupun otak. Penghasilan yang diperoleh dengan cara ini merupakan penghasilan profesional, seperti penghasilan seorang dokter, insinyur, advokat, seniman, penjahit, tukang kayu dan sebagainya; Kedua, adalah pekerjaan yang dikerjakan seseorang buat pihak lain, baik pemerintah, perusahaan maupun perorangan dengan memperoleh upah yang dikerjakan dengan tangan, otak ataupun kedua-duanya. Penghasilan dari pekerjaan seperti itu berupa gaji, upah ataupun honorarium.http://www.media.isnet.org/islam/Qardhawi/Zakat/Profesi/01.html#Pandangan, diakses pada tanggal 20 Nopember 2012. Bentuk pekerjaan ini termasuk profesi guru pada lembaga-lembaga pendidikan.Berdasarkan penelitian awal yang penulis lakukan diperoleh informasi bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo mayoritas beragama Islam, dan sudah tentu hal ini merupakan potensi yang cukup baik dalam hal pengumpulan zakat, khususnya zakat gaji para pegawai tersebut. Hal ini terkait pula dengan adanya edaran atau instruksi dari Walikota Gorontalo melalui Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 10 Tahun 2008 tentang pengelolaan zakat.Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kota Gorontalo sebagai salah satu sumber potensi zakat profesi atau zakat gaji dari para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungannya tentunya mempunyai potensi yang cukup lumayan dalam hal penerimaan zakat tersebut dan yang selama ini telah berjalan adalah dipotongnya masing-masing dari pegawai pada setiap bulannya dengan besaran pemotongan itu disamaratakan sebanyak 2,5 % dari gaji yang diterima. Mengenai batasan minimum seorang pegawai diwajibkan untuk mengelurkan zakat karena semuanya terkena kewajiban tanpa memandang jumlah gaji yang diperoleh.Sampai di sini ada yang patut untuk dicermati mengenai hal ihwal penarikan zakat terhadap gaji sebanyak 2,5 % itu, padahal gaji para pegawai satu dengan yang lainnya adalah berbeda sesuai dengan golongan dan jabatan masing-masing, sehingga berakibat adanya perbedaan penarikan zakat terhadap gaji yang mereka peroleh, karena salah satu syarat wajibnya mengeluarkan zakat itu adalah telah mencapai nisab, sebagaimana ketentuan yang ada dalam fiqh zakat. Begitu pula dengan haul terhadap zakat tersebut, karena gaji itu dikeluarkan zakatnya setiap kali menerima, yaitu sebulan sekali.Adanya ketentuan pemotongan gaji para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo memberikan suatu respon terhadap adanya ketentuan zakat profesu dan besaran yang wajib dikeluarkan oleh para pegawai tersebut. Dari latar belakang permasalahan inilah yang menjadi pemikiran penulis untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul Respon Pegawai Negeri Sipil di Kalangan Dinas Pendidikan Kota Gorontalo tentang Zakat Profesi (Studi di SMK Negeri 1 Gorontalo). Rumusan MasalahBerangkat dari latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu:

Bagaimana pemahaman Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada SMK Negeri 1 Kota Gorontalo tentang zakat profesi?Bagaimana tanggapan Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada SMK Negeri 1 Kota Gorontalo tentang zakat profesi?

Tujuan dan Kegunaan PenelitianTujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:Untuk mengetahui sejauhmana pemahaman Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada SMK Negeri 1 Kota Gorontalo tentang zakat profesi?Untuk mengetahui tanggapan Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada SMK Negeri 1 Kota Gorontalo tentang zakat profesi?

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:1.Sebagai sumbangsih ide dalam mengefektifkan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat di Kota Gorontalo, khususnya berkenaan dengan zakat profesi.

2.Sebagai bahan bacaan (literatur) bagi aktivis akademis pada khususnya dan masyarakat pada umumnya yang intens melakukan pengkajian keislaman.

3.Menambah khazanah ilmu pengetahuan Islam bagi masyarakat yang bergelut dalam studi-studi keislaman dan para praktisi hukum Islam (fikih).

4.Untuk kegunaan praktis dapat menambah khazanah kepustakaan mengenai pemberdayaan zakat serta dapat menjadi sumbangsih pemikiran kepada pemerintah untuk dijadikan acuan dalam menata dan menertibkan pengelolaan zakat di Kota Gorontalo, khususnya zakat profesi.

Telaah PustakaBerangkat dari penelitian dan kajian yang penulis lakukan terhadap zakat profesi telah banyak literatur yang membahasnya, namun pada penelitian yang dilakukan penulis dikhususkan pada zakat profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Adapun literatur yang membahasnya antara lain:

H. Nukthoh Arfawie Kurde dalam bukunya Memungut Zakat dan Infaq Profesi oleh Pemerintah Daerah (Bagi Pegawai Negeri dan Pegawai Perusahaan Daerah). Buku ini merupakan hasil penelitian di Kota Samarinda terhadap para PNS dan karyawan Perusda di daerahnya. Dalam buku itu dipaparkan landasan dasar wajib zakat, sumber-sumber dana sosial dalam Islam, macam-macam zakat, strategi dan teknik pengumpulan dan pengelolaan zakat serta pemanfaatan dari zakat dan infaq profesi.Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa setiap PNS dan karyawan Perusda yang memiliki penghasilan akhir (di akhir tahun), gaji dan pendapatan lain, bruto ataupun sesudah dipakai/dipotong biaya hidup yang tidak boros mencapai jumlah nisab (senilai 94 gram emas), maka pegawainya wajib dipungut zakat profesinya sebesar 2,5% dan dilakukan setiap bulan. Dalam hal pemungutan zakat dan infaq profesi, maka Kepala Daerah mendelegasikan tugas tersebut kepada seluruh Kepala Dinas, Kepala Badan, Direktur Perusda di lingkungan kantor pemerintah daerah. Selanjutnya dalam hal penyaluran/penggunaan dana zakat dan infaq profesi tersebut merupakan kewenangan Kepala Daerah yang muslim.Fakhruddin dalam bukunya Fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia. Dalam buku tersebut dijelaskan tentang makna zakat dalam harta seseorang muslim, sumber zakat konvensional, sumber-sumber zakat dalam perekonomian modern, tatacara pelaksanaan zakat, sejarah pengelolaan zakat, dan manajemen zakat di Indonesia. Salah satu pembahasannya adalah mengenai zakat profesi bahwa istilah tersebut muncul pada dewasa ini. Adapun istilah ulama salaf bagi zakat atas penghasilan atau profesi biasanya disebut dengan al-mal al-mustafad.Muhammad dalam bukunya Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fiqih Kontemporer. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa salah satu ajaran Rasulullah yang termasuk dalam rukun Islam adalah masalah zakat. Zakat merupakan ibadah maliyah dan ijtimaiyah (harta dan sosial), sehingga bagi umat muslim yang telah menunaikan zakat, berarti ia telah meningkatkan keimanannya dan berupaya meningkatkan kesejahteraan sesamanya. Dalam buku tersebut dipaparkan tinjauan umum zakat, lintasan perkembangan zakat, zakat profesi dalam konteks pemikiran hukum Islam, menghitung zakat sendiri dan akuntansi zakat serta efek zakat tehadap investasi.Nur Iman Ramadhona dalam skripsinya yang berjudul Analisa Yuridis tentang Zakat bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Ditinjau dari Perspektif Hukum Islam. Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) adalah institusi resmi dalam syariat Islam yang berhubungan dengan hak milik seseorang atau badan hukum yang bernilai ibadah sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang berguna bagi kesejahteraan umat manusia, memelihara keamanan dan keseimbangan sosial ekonomi, sekaligus meningkatkan pembangunan manusia dan masyarakat secara keseluruhan.Sudirman dalam bukunya Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas. Dalam buku tersebut dipaparkan rekonstruksi konsep zakat di era globalisasi, zakat dalam manajemen modern, titik temu zakat dan pajak, serta peran perguruan tinggi dalam pengembangan zakat. Salah satu pembahasan dalam buku tersebut bahwa ada beberapa aspek zakat yang perlu mendapat sentuhan ijtihad. Konsep muzakki misalnya tidak dibatasi bagi mereka yang memiliki kekayaan yang pada masa dulu dianggap ukuran standar, seperti memiliki kambing 40 ekor atau emas 96 gram. Saat ini kemajuan sains dan teknologi di era globalisasi memungkinkan seseorang untuk memiliki kekayaan model baru yang belum termasuk dalam daftar kekayaan masa lalu, misalnya berkecimpung dalam bidang investasi, baik saham maupun bangunan.Berdasarkan dari beberapa tinjauan kepustakaan tersebut dapat dijadikan acuan atau sumber data, sehingga nantinya penelitian ini memberikan warna baru dalam pengkajian dan pengembangan keilmuaan dewasa ini.Metode PenelitianLokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Gorontalo. Alasan dipilih sebagai lokasi penelitian karena sekolah ini merupakan lingkup dari Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Gorontalo. Sedangkan waktu penelitian diperkirakan dalam jangka waktu selama 3 (tiga) bulan. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif dilakukan karena peneliti ingin menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena-fenomena yang ada atau berlaku sekarang. Ini mencakup baik studi tentang fenomena sebagaimana adanya, maupun pengkajian hubungan-hubungan antara berbagai variabel dalam fenomena yang diteliti.Ine Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan Statistik Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 21.Dalam penelitian deskriptif ini digunakan pola case study. Pola ini digunakan untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang situasi tertentu.Ibid. Gambaran yang ingin peneliti gagas adalah respon Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada SMK Negeri 1 Gorontalo tentang zakat profesi.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Olehnya itu dalam penelitian ini membutuhkan dua jenis data sebagai berikut:Data primer, yaitu data empiris yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan para Pegawai Negeri Sipil di lingkungan SMK Negeri 1 Gorontalo. Melalui data primer ini diharapkan dapat ditemukan data tentang respon mereka terhadap zakat profesi.Data sekunder, yaitu merupakan data pendukung yang meliputi data yang diambil dari buku-buku fikih, buku-buku tentang ekonomi dan buku-buku lainnya yang mempunyai kaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

Populasi dan Sampel

Populasi

Menurut Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 130. Sedangkan menurut Hasan, populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian).M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 84.Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang menjadi pusat perhatian penelitian yang dilakukan dan dapat mewakili secara jelas dan lengkap. Adapun populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SMK Negeri 1 Gorontalo.Sampel

Menurut Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang sedang diteliti.Suharsini Arikunto, Prosedur ..., h. 131. Sedangkan menurut Hasan, sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.M. Iqbal Hasan, Pokok ..., h. 84. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian dan diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu, sehingga mampu mewakili seluruh populasi (representatif).Dalam penelitian ini digunakan teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Adapun jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 50 orang.

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu pendekatan syari dan pendekatan sosiologis. Pendekatan syari yaitu pendekatan yang meninjau persoalan yang dibahas dengan melihat dari sudut hukum, baik hukum agama maupun perundang-undangan. Sedangkan pendekatan sosiologis, yaitu pendekatan agama melalui ilmu-ilmu sosial kemasyarakatan.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dan metode penelitian lapangan (field research). Penelitian kepustakaan dengan menggunakan beberapa referensi yang berkaitan dengan judul penelitian. Sedangkan penelitian lapangan dengan teknik: Wawancara (interview), yaitu pengumpulan data dengan menemukan informasi dengan bertanya langsung kepada para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SMK Negeri 1 Gorontalo. Wawancara yang dilakukan sesuai dengan aturan atau pedoman wawancara sebagaimana yang telah menjadi acuan dalam setiap melakukan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan wawancara terpimpin (guided interview), yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan atau beberapa pertanyaan lengkap dan terperinci.Observasi, yaitu upaya peneliti untuk menjelajahi dan melacak sememadai mungkin realitas fenomena yang tengah diteliti. Dalam hal ini respon Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada SMK Negeri 1 Gorontalo tentang zakat profesi.Angket, yaitu mengedarkan daftar pertanyaan kepada pihak yang berkompeten dalam penelitian ini, yaitu para Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada SMK Negeri 1 Gorontalo.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis ini memberi gambaran tentang alur logika analisis data, sekaligus memberi masukan terhadap teknik analisis data kualitatif yang digunakan.Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. X; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), h. 3. Dalam teknik analisis data kualitatif yang dilakukan, peneliti juga menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari hasil penyebaran angket terhadap responden. Penggunaan data kuantitatif tersebut dimaksudkan untuk mempertajam dan sekaligus memperkaya analisis kualitatif itu sendiri.Lihat Burhan Bungin, "Teknik-teknik Analisis Kualitatif dalam Penelitian Sosial", dalam Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi (Cet. II; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), h. 83-84. Selanjutnya data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode:a.Induktif, yaitu menganalisis data dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus, selanjutnya mengambil kesimpulan yang bersifat umum.

b.Deduktif, yaitu menganalisis data dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat umum kemudian mengambil kesimpulan yang bersifat spesifik atau yang lebih khusus.

Selain hal di atas dalam menganalisis data, peneliti juga menggunakan display (tampilan) data melalui 3 (tiga) alur kegiatan, yaitu:Reduksi data (data reduction); dalam hal ini peneliti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dari catatan-catatan tertulis yang diperoleh di lapangan.Penyajian data (data display); setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data yang dilakukan peneliti adalah dalam bentuk uraian singkat, tabel dan gambar. Dalam hal ini yang paling sering digunakan untuk menyajikan data pada penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif (cerita).Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclucion drawing/verification); pada tahap ini, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan yang diambil pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan untuk menyimpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 92.

Sistematika PenulisanUntuk lebih terarahnya suatu penulisan atau pembahasan, maka penulis mengemukakan sistematika penulisan yang mencakup 5 (lima) bab dengan sub-sub pembahasan sebagai berikut:

Bab satu, yaitu bab pendahuluan yang mencakup: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka dan sistematika penulisan.Bab kedua, yaitu kajian pustaka yang mencakup konsep umum zakat dengan sub-sub pembahasan, antara lain: defenisi zakat, dasar hukum zakat, macam-macam zakat, pemikiran ulama tentang zakat profesi, nisab dan haul zakat profesi.Bab ketiga, yaitu metodologi penelitian yang mencakup: lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.Bab keempat, yaitu pembahasan yang mencakup: gambaran umum SMK Negeri 1 Gorontalo, paradigma zakat profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada SMK Negeri 1 Gorontalo dengan pembahasan: pemahaman Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada SMK Negeri 1 Gorontalo tentang zakat profesi dan tanggapan Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada SMK Negeri 1 Gorontalo tentang zakat profesi.Bab kelima, yaitu bab penutup yang mencakup kesimpulan dan implikasi penelitian.

17SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB IPENDAHULUANLatar Belakang MasalahRumusan MasalahTujuan dan Kegunaan PenulisanTelaah PustakaSistematika Penulisan

BAB IIKAJIAN TEORIDefenisi ZakatDasar Hukum ZakatMacam-Macam ZakatPemikiran Ulama tentang Zakat ProfesiNisab dan Haul Zakat Profesi

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANLokasi dan Waktu PenelitianJenis PenelitianJenis Sumber DataPopulasi dan SampelPendekatan PenelitianTeknik Pengumpulan DataTeknik Analisis Data

BAB IVHASIL PENELITIANGambaran Umum SMK Negeri 1 GorontaloParadigma Zakat Profesi Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada SMK Negeri 1 GorontaloPemahaman Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada SMK Negeri 1 Gorontalo tentang Zakat ProfesiTanggapan Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada SMK Negeri 1 Gorontalo tentang Zakat Profesi

BAB VPENUTUPKesimpulanImplikasi Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKAAl-Quran al-Karim.Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.Al-Baqi, Muhammad Fuad Abd. Al-Mujam al-Mufahras Li Alfazh al-Quran al-Karim. Bairut: Dar al-Fikr, 1992.Bungin, Burhan. "Teknik-teknik Analisis Kualitatif dalam Penelitian Sosial", dalam Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Cet. II; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003.Departemen Agama R.I., Al-Quran dan Terjemahnya. Semarang: PT. Toha Putra Semarang, 2002.Fakhruddin. Fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia. Cet. I; Malang: UIN Malang Press, 2008.Fowler, H. W., dan F. G. Fowler, The Concise Oxford Dictionary of Current English. London: Oxford, 1999.Harahap, H. Syahrin. Islam Konsep dan Implementasi Pamberdayaan. Cet. I; Yokyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999.Hasan, M. Iqbal. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.http://www.media.isnet.org/islam/Qardhawi/Zakat/Profesi/01.html#Pandangan, diakses pada tanggal 20 Nopember 2012.http://www.pkpu.or.id/Panduan.php?id=3, diakses pada tanggal 20 Nopember 2012.Kurde, H. Nukthoh Arfawie. Memungut Zakat & Infaq Profesi oleh Pemerintah Daerah (Bagi Pegawai Negeri dan Pegawai Perusahaan Daerah). Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. X; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999.Muhammad. Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fiqih Kontemporer. Ed. 1. Jakarta: Salemba Diniyah, 2002.Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Zakat.Ramulyo, Mohd. Idris. Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan Agama dan Zakat Menurut Hukum Islam. Cet. I; Jakarta: Sinar Grafika, 1995.Republik Indonesia. Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.Sudirman. Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas. Malang: UIN Malang Press, 2007.Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005.Syarifuddin, Amir. Garis-Garis Besar Fiqh, Ed. 1. Cet. I; Jakarta: Kencana, 2003.Yousda, Ine Amirman, dan Zainal Arifin. Penelitian dan Statistik Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1992.RESPON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KALANGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA GORONTALO TENTANG ZAKAT PROFESI(STUDI DI SMK NEGERI 1 GORONTALO)

Proposal SkripsiJurusan Ahwal Syakhshiyah

Oleh:

ISRAFIL ADAMNIM. 09201057

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAMINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SULTAN AMAI GORONTALO2012