bab i - akmal89.files.wordpress.com€¦ · web view1.1. latar belakang ... dengan memasukkan...
TRANSCRIPT
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam makalah ini akan saya awali terleih dahulu dengan ’ordo-liberal’
maka kita akan mundur sejenak sekitar ± 75 tahun lalu, dimana istilah neo-
liberal itu muncul. Kisahnya tidak muncul dari chilie atau amerika latin, tetapi
di jerman pada dasawarsa 1930-an.
Dimana pada awal dasawarsa 1930an, jerman mulai diburu hantu
fascisme yang membawa suasana ganjil. dalam suasana itulah, sekawanan ahli
ekonomi dan hukum yang terkait dengan universitas freiburg mulai
mengembangkan suatu gagasan ekonomi-politik liberal yang kemudian
disebut ‘mazhab freiburg’. Penyebaran gagasan mereka dilakukan melalui
jurnal Ordo (kurang lebih berarti ‘tatanan’), yang diterbitkan dari kota
Düsseldorf. Itulah mengapa gagasan mereka kemudian disebut ‘Mazhab
Ordo-Liberal’. Ordo-Liberal sering kali juga disebut ‘Neo-Liberal’, tetapi
dalam pengertian sangat berbeda dari arti ‘neo-liberal’ dewasa ini. Awalan
‘neo’ (baru) dipakai untuk membedakan diri dari liberalisme abad ke-18 dan
ke-19, dengan memasukkan kritik dari gagasan sosialisme. pemikiran mazhab
ordo-liberal menjadi cikal-bakal desain ‘ekonomi pasar-sosial’ (soziale
marktwirtschaft) yang kemudian melandasi pembangunan ekonomi jerman
barat setelah perang dunia II. Singkat cerita, hasilnya adalah filsafat ‘ekonomi
pasar sosial’.
1
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
Pertama, di jantung filsafat Ordo-Liberal adalah gagasan anti-
naturalistik tentang ekonomi pasar. artinya ‘pasar’ (market) bukan peristiwa
alami seperti musim semi atau tsunami, tetapi satu dari beragam relasi yang
diciptakan manusia. Karena itu, pasar dapat dibentuk, dihancurkan, dan
diubah menurut desain kita. Intinya bukan berarti pasar bebas atau tidak
bebas, akan tetapi kinerja pasar selalu butuh apa yang di sebut dengan
vitalpolitik yaitu tindakan politik membentuk nilai-nilai moral dan kultural
bagi pengadaan barang/jasa ekonomi, dan sekaligus untuk mencegah
kolonisasi prinsip ekonomi pasar atas bidang-bidang moral dan kultural.
1.2. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah pada poin sebelumnya, maka saya
menarik beberapa pertanyaan konkret yang di jadikan sebagai pokok
permasalahan dalam makalah ini.
1. Apakah Indonesia telah pulih dari krisis ekonomi.?
2. Benarkah Indonesia di cengkram neoliberalisme.?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Penelusuran singkat tentang sejarah munculnya ‘neo-liberal’ dalam
upaya menciptakan kebebasan dalam tatanan suatu Negara.
2. Sebagai bahan persyaratan untuk mengikuti ujian semester V (ganjil)
pada matakuliah Ekonomi Internasional.
2
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
3. Sebuah refleksi singkat mengenai benarkah Indonesia di cengkeram
neoliberalisme.?
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adlaah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan referensi untuk mengetahui kondisi kebebasan
ekonomi dalam tatanan demokratis Negara Indonesia
2. Dapat di jadikan bahan bacaan para mahasiswa/i dalam mengikuti
mata kuliah Ekonomi Internasional.
3
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
2.1. Landasan Teori
Neoliberalisme adalah : sebuah filosofi ekonomi – politik yang
mengurangi atau menolak campurtangan pemerintah dalam ekonomi
domestik. di mana kebebasan individu berjalan sepenuhnya dengan campur
tangan sesedikit mungkin dari pemerintah dalam kehidupan ekonomi, dan
yang menjadi penentu utama dalam kehidupan ekonomi adalah mekanisme
pasar, bukan pemerintah.
Vitalpolitik adalah : tindakan politik membentuk nilai-nilai moral dan
kultural bagi pengadaan barang/jasa ekonomi, dan sekaligus untuk mencegah
kolonisasi prinsip ekonomi pasar atas bidang-bidang moral dan kultural.
Homo ekonomicus atau manusia ekonomi adalah : Agen individual yang
berada di pusat teori ekonomi neoklasik, (yang menitik pusatkan pada diri
sendiri, yang rasionalis dan beretika individualis). Ia egois, rasional, berupaya
untuk mencapai utilitas secara maksimum. Bertindak secara independent
sebagai atom sosial yang terisolasi tanpa mempunyai naluri akan masyarakat
sekitarnya, dan perilakunya dimotivasi semata-mata oleh kepentingan-diri
pribadi secara sempit. Ia bersifat materialistik tanpa emosi samasekali dan
merupakan manusia yang membuat perhitungan dengan kepala dingin: ia
seorang 'egois yang rasional’. “M. Teresa Lunati" (1997)
4
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
Ordo-Liberal adalah: gagasan anti-naturalistik tentang ekonomi pasar,
yang menitik beratkan bahwa pasar berasal dari beragam relasi yang yang di
ciptakan manusia, bukan sebuah peristiwa atau fenomena alam.
“ekonomi memberikan semesta pendekatan paling komprehensif untuk
memahami semua perilaku manusia....” (Gary Becker dalam Mahzab
Chicago)
Neoliberalisme juga berarti “finansialisasi segalanya” (David Harvey)
“self-fulfilling prophecy” adalah: kemungkinan dan ketidakmungkinan
terjadinya sangat tergantung pada kepercayaan kita.
“konflik antara hak-hak yang sama atas kebebasan” “kekuasaanlah yang
menentukan” ( David Harvey)
Arti Makroekonomi menurut Text Book: Sebenarnya, makroekonomi
adalah istilah yang bersifat teknis
dalam lingkup ilmu ekonomi. Ada persoalan ekonomi yang dicakup
istilah tersebut, dan ada banyak teori tentangnya. Urgensi persoalan serta
pesatnya perkembangan teori yang terkait, bahkan telah melahirkan cabang
ilmu ekonomi tersendiri, yaitu ilmu makroekonomi (macroeconomics).
Sementara itu, ilmu ekonomi terus dipelajari karena dianggap berguna untuk
memberikan petunjukpetunjuk mengenai kebijakan apa yang bisa diambil
untuk menanggulangi berbagai permasalahan ekonomi. Macroeconomics
dipercayai bisa menjadi dasar kebijakan makroekonomi.
5
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tujuan Vitalpolitk
Tujuan vitalpolitik yang pertama adalah menciptakan sederetan
kondisi bagi kinerja pasar secara adil. Namun itu juga berarti pemisahan tegas
antara ‘ekonomi’ dan ‘politik’ yang merupakan ilusi.
Kedua, karena pasar merupakan salah satu relasi yang diciptakan
untuk membantu pengadaan kebutuhan barang/jasa bagi hidup-bersama,
dinamika perubahan sosial tidak dapat diserahkan kepada kinerja pasar tanpa
kerangka tata-sosial. Itulah mengapa Ordo-Liberal menolak determinisme
perubahan. Bagi Ordo-Liberal, fokus perdebatan tentang perubahan bukan
terletak dalam pertanyaan sejauh mana bidang/relasi sosial-politik-kultural
digerakkan oleh ekonomi pasar (seperti dalam neo-liberalisme sekarang),
tetapi sejauh mana kinerja pasar membantu terjadinya ‘kontrak sosial’. Dalam
hal ini, premis Ordo-Liberal tentang manusia bukanlah homo oeconomicus,
tetapi homo socialis.
Ketiga, berdasarkan premis itu, agenda transformasi ekonomi terletak
dalam upaya mengubah kapitalisme secara terus-menerus menurut visi
‘kontrak sosial’. Gagasan Ordo-Liberal berjalan dalam tegangan antara
individualitas kebebasan dan sosialitas tatanan. Tugas tata-pemerintahan
melalui berbagai kebijakan adalah menjaga tegangan itu, dan bukan
menghapus salah satu kutub dengan menerapkan komando sentral ataupun
menyerahkan pembentukan tatanan sosial kepada kinerja pasar. Sentralisme
6
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
bukanlah akibat alami dari utopia sosialitas tatanan, dan gejala konsentrasi
kekuasaan bisnis di tangan perusahaan-perusahaan raksasa, juga bukan nasib
alami kinerja pasar. Keduanya adalah produk strategi ekonomi-politik yang
gagal.
Pokok – pokok di atas berkaitan dengan soal neo-liberalisme
dalampengertian dewasa ini. Ringkasnya, sebagaimana dari kesemua mahzab,
tidak berisi keseragaman gagasan, begitu pula di dalam jaringan Ordo-Liberal
terdapat beberapa sekte pemikiran. Dalam perkembangan selanjutnya,
keragaman pemikiran mereka terbelah ke dalam sekurangnya tiga aliran
ekonomi. Sekte pertama biasanya disebut kaum ‘liberal sosial’ (social
liberals), berkumpul di sekitar pemikir Karl Schiller. Mereka percaya bahwa
ekonomi pasar harus dijalankan untuk pengadaan berbagai barang/jasa,
meskipun tidak semua. Tetapi mereka juga punya kecurigaan mendalam
terhadap kecenderungan perluasan prinsip pasar ke bidang-bidang lain. Maka
mereka menggagas, kompetisi ekonomi harus dijalankan sejauh mungkin,
tetapi bila kompetisi membawa konsentrasi kekuasaan dan marginalisasi,
intervensi harus dilakukan melalui regulasi. Bagi anggota kelompok ini,
sistem ekonomi yang baik adalah ekonomi-pasar yang dikawal regulasi
(regulated market economy).
Sekte kedua terdiri dari para pemikir inti ordo-liberal seperti eucken dan
böhm. mereka menaruh kecurigaan ganda baik terhadap intervensi lewat
regulasi, maupun pada ciri alami kompetisi pasar. antara intervensi-regulasi
dan kompetisi-alami, mazhab ini menggagas ekonomi pasar bukan sebagai
7
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
relasi yang terpisah dari semesta relasi politik, kultural dan sosial, melainkan
“tertanam” dalam semesta relasi-relasi itu. kunci pendekatan ekonomi bukan
terletak dalam ‘regulasi’, dan juga bukan pada ‘tangan tak kelihatan pasar’,
tetapi dalam kerangka institusional yang membuat relasi-relasi ekonomi,
kultural, politik, hukum serta moral terjalin erat satu sama lain sebagai tatanan
social. Ekonomi yang baik adalah ‘ekonomi pasar sosial’ (social market
economy).
Sekte ketiga terdiri dari para pemikir ekonomi mazhab austria (seperti
friedrich von hayek) dan mazhab chicago (seperti milton friedman) yang
berjaring dengan mazhab freiburg. inilah mazhab yang kemudian disebut
kaum ‘libertarian’. mereka mulai dari premis bahwa semua bentuk tatanan
yang baik terbentuk secara spontan dari prinsip kebebasan, dan kebebasan itu
hanya terlaksana dalam tatanan yang terbentuk dari relasi-relasi spontan.
ekonomi pasar-bebas adalah locus dan model spontanitas serta kebebasan itu,
dan semua bentuk ekonomi planning adalah “jalan menuju perbudakan”. oleh
karena itu, segala batasan politik, kultural, sosial, dan hukum serta regulasi
pemerintah harus se-minimal mungkin. andaipun dilakukan, aturan hanya
boleh bersifat ‘negatif’. artinya, “jangan campurtangan”. hak atas hidup,
misalnya, diartikan sebagai hak untuk tidak dibunuh, dan bukan hak atas
pangan. sistem ekonomi yang baik adalah ‘ekonomi pasar bebas’ (free market
economy).
Dari gagasan mazhab libertarian inilah kemudian berkembang arti
neo-liberalisme dalam pengertian seperti sekarang. penggerak utamanya
8
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
adalah para ekonom yang terkait dengan Universitas Chicago setelah Perang
Dunia II, seperti Milton Friedman, Friedrich von Hayek, Gary Becker, George
Stigler. keterkaitan awal mereka dengan para pemikir Ordo-Liberal – yang
juga sering diberi nama ‘Neo-Liberal’ – membuat mereka kemudian disebut
‘kaum neo-liberal mazhab Chicago’. itulah yang rupanya membuat para
pejuang demokrasi di Amerika Latin lalu menyebut para “Chicago boys” ini
sebagai kaum neo-liberal. begitulah metamorfosis istilah dalam kekusutan
kisah sejarah.
Kontroversi tentulah bukan soal peristilahan, tetapi gagasan mazhab
ini yang kemudian menyusup ke dalam berbagai kebijakan. dengan itu kita
sampai pada inti dari apa yang dimaksud neo-liberalisme dewasa ini.
3.2. Perentangan Homo oekonomicus
Neo-liberalisme pertama-tama bukan urusan ekonomi, tetapi suatu
proyek filosofis yang beraspirasi menjadi teori komprehensif tentang manusia
dan tatanan masyarakat. Menurut saya gagasan Neo-liberalisme dapat di
ringkas seperti “ragam relasi manusia yang disebut ‘kultural, politik, legal,
sosial, psikologis, estetik, spiritual’ dan seterusnya”. Namun pabila harus di
jelaskan secara lugas, beragam relasi itu dipandu oleh prinsip transaksi laba-
rugi yang berlaku dalam kinerja ekonomi pasar. Akan tetapi bukankah dengan
itu, Neo-liberalisme menyingkirkan prinsip “kebebasan” yang merupakan
wasiat dari Liberalisme.? Jawabannya tidak..! karena para pemikir Neo-
9
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
liberalisme tetap merawat akar dari kebebasan. Akan tetapi, soal kebebasan
bukanlah perkara metafisik. melainkan ia bergeser pada persoalan
menemukan wujud konkret yang menunjukan spontanitas dan kesukarelaan
yang di emban oleh gagasan kebebasan itu sendiri.
Akan tetapi bagi para kaum libertarian yang egois, tidak ada
spontanitas dan kesukarelaan yang lebih sempurna dari pada relasi daripasar
bebas. corak spontanitas dan kesukarelaan dalam transaksi ekonomi pasar
adalah model kebebasan sejati. manusia tentu seperti taman keragaman: ia
homo culturalis, homo politicus, homo legalis, homo spiritualis, dan
seterusnya. Akan tetapi, di kedalaman sana ia pertama-tama adalah homo
oeconomicus. dalam bahasa Gary Becker, salah seorang ekonom Mazhab
Chicago, “ekonomi memberikan semesta pendekatan paling
komprehensif untuk memahami semua perilaku manusia....”
Sehingga yang kemudian berkembang adalah determinisme
ontologism, yang terjalin satu dengan determinisme epistemology
(sumber/dasar pengetahuan atau cara berfikir). Jadi, pada mulanya adalah
agenda untuk menemukan wujud sempurna relasi spontanitas dan
kesukarelaan dari kebebasan. Tatkala spontanitas dan kesukarelaan itu
bersemayam di dalam model kebebasan transaksi ekonomi pasar. berkembang
pula patokan tentang siapa manusia, bagaimana ia harus menjadi, bagaimana
ia harus berpikir serta dipikirkan, dan tentu saja bagaimana ia harus bertindak
serta berelasi. neo-liberalisme berisi proyek normatif tentang bagaimana
10
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
manusia dan tata masyarakat harus menjadi. Dan homo oeconomicus adalah
model manusia sejati. neo-liberalisme bukan terletak dalam gagasan ekonomi,
yang sesungguhnya hanya radikalisasi prinsip pasar menuju konsekuensi
terjauhnya. apa yang menggetarkan adalah bahwa neo-liberalisme merupakan
proyek normatif mengorganisir tata masyarakat menurut prinsip pasar-bebas.
jika proyek liberalisme ekonomi bergerak dengan prinsip bahwa alokasi
banyak barang/jasa harus ditentukan oleh kinerja pasar, neo-liberalisme
melakukan radikalisasi dengan menggagas “semua relasi manusia ditentukan
oleh kinerja pasar” dan menuntut “prinsip pasar diterapkan bukan hanya pada
alokasi barang/jasa”. jika dalam liberalisme ekonomi abad ke-19, prinsip
pasar diterapkan dalam pengadaan barang seperti misalnya, pakaian dan
perhiasan, dalam proyek neo-liberalisme prinsip itu diterapkan juga untuk
pengadaan pendidikan dan kesehatan. Hal – hal yang mereka tempuh adalah
sebagai berikut:
1. dengan proyek normatif memandang semua relasi manusia sebagai
relasi pasar, neo-liberalisme mengajukan homo oeconomicus sebagai
teori kodrat manusia yang diterapkan dalam bidang politik, hukum,
sosiologi, psikologi, sejarah, kriminologi, dan seluruh ilmu-ilmu
manusia serta humaniora. karena penjelmaan paling sempurna homo
oeconomicus adalah pelaku bisnis, model cara-berpikir dan cara-
11
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
bertindak adalah sosok pengusaha. pengusaha adalah model manusia
sejati, dan karena itu juga punya status istimewa dalam proyek neo-
liberal. itulah yang menjelaskan mengapa para eksekutif perusahaan,
“yang pada masa lalu dipandang dengan sebelah mata, tiba-tiba kini
seperti para pangeran yang gagah dengan kuda putihnya”.
2. karena model manusia sejati adalah pengusaha, setiap orang perlu
melihat dan mengubah dirinya sesuai ide bisnis dan pasar. artinya, apa
saja yang ada padanya, dari uang sampai tanah, dan dari kecantikan
sampai ijazah, adalah modal (capital) yang mesti diubah menjadi laba,
sama seperti cara-berpikir dan bertindak sang pengusaha kayu yang
mengubah hijau hutan menjadi kayu tebangan dalam rangka
mendapatkan laba yang sebanyak - banyaknya. ringkasnya, “seluruh
gugus relasi kehidupan adalah perusahaan”. dengan demikian
berkembanglah iklim kapitalisasi kehidupan.
3. Karena setiap orang adalah pengusaha swasta, apabila ia jatuh
menganggur atau miskin, itu disebabkan kesalahannya sendiri.
kemiskinan dan pengangguran bukan masalah sosial, melainkan
kegagalan mereka dalam mengubah aset-diri menjadi laba. Dengan
begitu jaminan social kehilangan alasan adanya. Meskipun neo-
liberalisme tidak identik dengan privatisasi, kita segera mengerti apa
yang terjadi di balik gelombang privatisasi bidang-bidang seperti
pendidikan dan kesehatan. Tidak ada kesehatan, tetapi bisnis rumah-
sakit; tak ada pendidikan, tapi bisnis sekolah. Bukan pasien, melainkan
konsumen pengobatan; bukan guru, melainkan penjual pelajaran. pada
12
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
akhirnya tak ada lagi perbedaan antara ‘ekonomi pasar’ (market
economy) dan ‘masyarakat pasar’ (market society), karena seluruh
relasi yang membentuk ‘masyarakat’ telah diubah menjadi relasi
pasar.
4. Dari situlah kita hanya butuh langkah kecil untuk melihat implikasinya
bagi tata-negara. sesudah homo oeconomicus menjadi model perilaku
manusia (dan logika pasar menjadi prinsip koordinasi masyarakat),
‘pemerintah’ (government) menjadi pemerintah ekonomi (economic
government). Dan menyebut “Negara sebagai perusahan” adalah ide
khas dari Neo-liberal, bukan liberal. para pejabat pemerintah adalah
“pengusaha” yang menjual kota, wilayah, atau sumberdaya apa saja
yang bisa ditawarkan kepada investor. Baik dalam pertanian, sekolah,
maupun rumah sakit. dan pada akhirnya prinsip pasar tampil sebagai
hakim yang mengadili apakah kebijakan disebut sukses atau gagal.
5. Perentangan prinsip pasar tidak hanya dilakukan ke bidang-bidang
yang secara tradisional bukan wilayah ekonomi, tetapi juga dijalankan
dengan menciptakan cabang serta ranting transaksi baru dari transaksi-
transaksi yang sudah ada. dalam transaksi pasar antara si A dan B
misalnya, diciptakan sekian banyak sub-transaksi turunannya. dengan
itu terjadilah ledakan transaksi pasar, ledakan proses kapitalisasi, dan
laba diciptakan dari relasi-relasi yang pada awalnya tidak dianggap
13
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
menghasilkan laba. dengan begitu David Harvey, mengemukakan
bahwa “neoliberalisme juga berarti finansialisasi segalanya”.
Jelasnya, dalam proyek neo-liberalisme, “tidaklah cukup prinsip pasar
diterapkan pada barang/jasa ekonomi; tapi harus diterapkan di bidang lain.
tidaklah cukup ada pasar, tetapi tidak boleh ada yang lain selain pasar”.
berbeda dengan peristiwa alam seperti tsunami atau gempa bumi, apa yang
menggelisahkan tentang proyek neo-liberalisme adalah bahwa ia bergerak
menurut dalil self-fulfilling prophecy. artinya, kemungkinan dan
ketidakmungkinan terjadinya sangat tergantung pada kepercayaan kita.
semakin kita percaya kemungkinan proyek neo-liberalisme, semakin ia akan
terjadi dan sebaliknya.
3.3. Neoliberalisme terlalu kerdil untuk kebebasan
Dengan proyek neo-liberal, tiba-tiba berkembang semacam revolusi
yang digerakkan oleh kompetisi. gerbang penciptaan laba dibuka bagi siapa
saja yang berpikir dan bertindak sebagai homo oeconomicus, karena jenis
relasi yang dapat diubah menjadi transaksi pasar ada di mana-mana. tidak ada
sultan, tidak ada orang pinggiran, sebab pintu dibuka secara sama untuk
semua orang. seperti dalam setiap kompetisi, kita bisa ikut, minggir, atau kena
libas. kebebasan adalah kesamaan kesempatan.
14
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
Tidak perlu ilmu khusus untuk mengenali apa yang ganjil dalam
gagasan neo-liberal tentang kebebasan. sesudah homo oeconomicus dipatok
sebagai teori kodrat dan perilaku manusia, keragaman perilaku dan dimensi
manusia dibentuk dengan normatif homo oeconomicus pula. maka relasi-relasi
dengan orang lain (yang juga dilihat sebagai homo oeconomicus) hanya
mungkin dimengerti. Dan ide oeconomicus adalah prinsip pasar. Karena apa
yang disebut ‘masyarakat’ terbentuk dari berbagai relasi antara orang-orang
itu, padahal orang-orang itu dilihat sebagai para ‘makhluk ekonomi’, dalil
pasar pula yang harus digunakan sebagai prinsip koordinasi masyarakat.
Bukan visi politik atau sosiologi yang memandu penataan masyarakat, tetapi
ekonomi; tentu saja ‘ekonomi’ menurut visi proyek neo-liberal.
Dalam prinsip pasar, kebebasan adalah kebebasan memilih menurut
selera pribadi, atau “preferensi” dalam terminologi ekonomi: eligo ergo sum
(saya memilih maka saya ada). Akan tetapi, homo oeconomicus tidak pernah
tahan dengan kegelapan metafisika, juga seandainya tentang kebebasan. Maka
terjadi siasat bahwa akses pada ‘kebebasan preferensi’ tentu bukan kebebasan
preferensi sendiri, lalu apa? Jawabannya sederhana: ‘daya beli’ Maka
15
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
mulailah sihir-metafisika jatuh ke dalam materialitas-gejala. Bagaimana
mungkin punya kebebasan preferensi jika tidak mempunyai daya beli?
Jadi, bila dilacak mundur, kebebasan ditempuh lewat rute-rute berikut
ini: kebebasan mensyaratkan kebebasan preferensi, kebebasan preferensi
mensyaratkan daya beli, daya beli mensyaratkan pemilikan pundi-pundi. Lalu
apa jalan menuju pemilikan pundi-pundi? Dalam proyek neo-liberal,
pemilikan uang hanya dapat terjadi bila kita (persis seperti sang pengusaha)
mempekerjakan apa saja dalam diri kita sebagai ‘modal’ (capital) yang secara
abadi harus dikembang-biakkan menjadi ‘laba’ (profit). Itulah mengapa pilar
utama proyek neo-liberal adalah kapitalisasi semua relasi. Itu pula yang
menjelaskan ekspansi proses komersialisasi ke semakin banyak aspek
kehidupan – dari warna rambut sampai pengetahuan, dari biji padi sampai
jabatan.
3.4. Kebebasan terlalu besar untuk neo-liberalisme
di jantung ‘kebebasan’ adalah gagasan tidak-adanya pembatasan pada
seseorang. mengapa tiadanya pembatasan sentral bagi kebebasan.? karena
kebebasan menyangkut tindakan, dan kebebasan tindakan dibatasi oleh
rintangan yang timbul dari tindakan orang lain, juga seandainya tidak
disengaja. tetapi, mengapa pembatasan yang timbul dari tindakan orang lain
meniadakan/mengurangi kebebasan? karena ada-tidaknya pembatasan
menentukan ada-tidaknya alternatif tindakan. jadi, pada akhirnya kebebasan
16
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
menyangkut ‘tindakan’ (action) dan ‘pilihan’ (choice). kebebasan tergantung
bukan hanya dari tidak-adanya pembatasan, tetapi juga dari tersedianya sarana
untuk melakukan pilihan tindakan. namun itu juga berarti, tanpa adanya
sarana, orang tak bebas bertindak, meskipun ia tidak dibatasi oleh siapapun.
dalam arti ini, makanan dan pakaian pastilah prasyarat paling mendasar untuk
kebebasan bertindak. kebebasan berbicara, misalnya, tak hanya mensyaratkan
tidak-adanya batasan, tapi juga mensyaratkan adanya sarana (misalnya, dalam
seminggu terakhir ia makan sehingga dapat berbicara). segera muncul soal
besar. jika intinya memang “kebebasan bertindak dan kebebasan memilih
yang dianggap bernilai”, padahal apa yang bernilai belum ditetapkan,
kebebasan lalu ibarat jalan kosong dan rata, lantaran semua jenis tindakan
serta pilihan sejajar dan sama.
Ambillah kebebasan berbicara sebagai contoh. kalau kebebasan
berbicara begitu penting, dari mana pentingnya kebebasan berbicara.? dari
pentingnya kebebasan, ataukah dari pentingnya berbicara.? pengejaran seperti
ini mungkin terdengar mengada-ada, tetapi bukannya tidak diperlukan. jika
kebebasan memang menyangkut tindakan dan pilihan, pentingnya kebebasan
berbicara tentu diturunkan dari pentingnya ‘berbicara’, dan bukan dari
pentingnya ‘kebebasan’. karena tindakan berbicara (dan memilih berbicara
17
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
perihal x atau y) amat penting, kita membutuhkan kebebasan. ‘kebebasan
bekerja’ bukan datang dari pentingnya ‘kebebasan’, tetapi dari pentingnya
‘bekerja’. begitu pula ‘kekebasan berkumpul’, ‘kebebasan beragama’, dan
seterusnya. ‘kebebasan modal’ (free movement of capital) bukan datang dari
‘kebebasan’, tetapi dari pentingnya ‘gerak modal’.
Dari pemaparan di atas tampak bahwa selama belum terjadi penetapan
bahwa suatu tindakan/pilihan dianggap lebih penting dibanding
tindakan/pilihan lainnya, ‘kebebasan’ tetap berupa metafisika yang rata. akan
tetapi, menjelmakan sihir-metafisik kebebasan ke dalam materialitas-gejala
juga berisiko membuat konsep ‘kebebasan’ kehilangan isi yang mau diemban,
yaitu ‘kesamaan’ . maka kita terdampar di belantara dilema. Dan bagaimana
jika terjadikonflik antara ‘kebebasan modal’ dan ‘kebebasan untuk bekerja’.?
Yang secara terang-terangan melibatkan para infestor untuk dating dan pergi.
Sedangkan di sisi lain menyangkut hak para buruh pekerja upahan. Intinya
apayang dibahas dalam makalah ini adalah proses publik menetapkan
tindakan/pilihan mana yang lebih penting dibanding tindakan/pilihan lain itu
telah menjadi penentu jalannya kisah ‘kebebasan’. apa yang menggetarkan
dari proyek neo-liberalisme bukan bahwa ia mengemban ‘kebebasan’ atau
tidak-mengemban ‘kebebasan’, tapi bahwa neo-liberalisme memakai cara
yang menakutkan dalam menetapkan secara publik bagaimana kebebasan
tindakan/pilihan yang satu lebih penting dibandingkan kebebasan
tindakan/pilihan lain. Konflok antara penentuan hak-hak atas kebebasan
semata mata di tentukan oleh kekuasaan menurut Harvey.
18
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
Soal ini membawa kita kembali ke jantung gagasan neo-liberalisme.
sebagaimana telah disebut di jantung neo-liberalisme adalah gagasan bahwa
suatu tindakan disebut lebih bernilai dibanding tindakan lain apabila tindakan
itu menghasilkan laba lebih besar dalam ekonomi. itu ungkapan lain dari
pernyataan bahwa jenis kebebasan tindakan yang lebih bernilai dibanding
kebebasan-kebebasan lain adalah jenis kebebasan tindakan yang
menghasilkan daya beli lebih tinggi dalam kinerja pasar. dari situ lahir norma
begini: pelaku yang mempunyai daya beli lebih tinggi ditetapkan lebih
bernilai dibanding pelaku yang berdaya beli lebih rendah. karena dalam
ekonomi pasar berlaku, semakin tinggi daya beli, semakin tinggi pula
nilainya. itulah mengapa, meskipun dalilnya setiap orang adalah “pengusaha
swasta”, proyek neo-liberal memberikan perlakuan amat istimewa kepada
perusahaan-perusahaan raksasa. dan bukan usaha mikro atau kecil. itu pula
mengapa konflik ‘kebebasan modal’ dan ‘kebebasan untuk bekerja’ berakhir
dengan prioritas ‘kebebasan modal’ – investor ditetapkan lebih bernilai
daripada buruh. apa yang ditempuh proyek neo-liberal adalah “menyempitkan
atau bahkan meremuk konsep kebebasan dengan menetapkannya sebagai
kebebasan bisnis”. dan karena proyek normatif neo-liberal berisi perentangan
aplikasi prinsip pasar ke semua relasi kehidupan, pola itu juga berlaku apabila
terjadi konflik, misalnya, antara ‘kebebasan modal’ dan ‘kebebasan
berkumpul’, ‘kebebasan pers’, ‘kebebasan ekspresi’, ‘kebebasan beragama’,
dan seterusnya. tak ada liberalisme yang tidak mengemban kebebasan. tetapi
dalam proyek neo-liberal, kesamaan yang diemban kebebasan itu
19
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
terperangkap dalam persyaratannya sendiri, yaitu ‘daya-beli’. bukan karena
ada pasar, bukan juga karena ada uang atau daya-beli – uang, laba, pasar, dan
daya-beli sudah ada sejak dahulu kala –, tapi karena proyek totalisasi prinsip
pasar ke semua sudut kehidupan telah membawa konsekuensi bahwa akses
pada kebebasan ditentukan oleh daya-beli. ‘kesamaan’ dalam metafisika
kebebasan telah menjelma ke dalam sejarah gejala, namun cara ia menjelma
ditetapkan menurut ketidaksamaan.
seperti yang terjadi dalam setiap proyek, neo-liberalisme juga penuh
dengan korupsi, kontradiksi, penggelapan dan penyimpangan dari
rancangannya sendiri. proyek neo-liberal mencanangkan kesamaan, tetapi
segera membatalkannya dengan ketidaksamaan daya-beli. proyek neo-liberal
menetapkan semua orang sebagai “pengusaha swasta” yang bila jatuh harus
menanggung risikonya sendiri, tetapi langsung mengharuskan kita semua
memikul beban ketika para bank besar dihajar krisis finansial, seperti yang
jelas-jelas terjadi dalam skandal BLBI (bantuan likuiditas bank indonesia).
Tentu, terjadinya penyimpangan dan kontradiksi itu sama sekali tidak
berarti bahwa ‘kebebasan’ adalah cita-cita yang tak perlu di jelmakan. kisah
tentang ‘kebebasan’ adalah kisah menghidupi keluh-kesah sejarah. apa yang
ideal bukan lagi menjadi obyek buruan kebijaksanaan, melainkan gema yang
memburu jerih-payah kehendak. seperti setiap jerih-payah, ia berisi cacat dan
kefanaan. dan yang pasti hanya satu: beberapa jenis cacat dan kontradiksi
20
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
lebih mampu kita tanggung daripada cacat dan kontradiksi lainnya. Namun
akan saya tegaskan dalam maalah ini bahwa sesungguhnya semua kekusutan
itu bukan perkara baru. dalam sungai sejarah, amat sering klaim atas
penemuan kebebasan telah membawa kita ke dalam perangkap baru.
3.5. Sistem Neo-Liberalisme di Indonesia
Indonesia telah masuk dalam cengkeraman kerakusan kaum modal.
Semua pemerintahan yang berkuasa dari masa Soeharto hingga masa sekarang
adalah pemerintahan nasional yang menjadi agen kepentingan kaum modal.
Situasi politik pasca reformasi 1998 boleh jadi sangat hiruk pikuk dengan
pertarungan politik, pemerintahan telah berganti-ganti, tetapi hiruk-pikuk
politik tersebut tidaklah berarti menganggu kepentingan kaum modal di
Indonesia, yang artinya adalah bahwa para elite tersebut bertarung tetapi
mereka semuanya tunduk kepada tuan yang sama yaitu para pemilik modal.
Dibawah pimpinan elit yang berkuasa selama ini Indonesia berjalan
dengan pasti menuju jurang neoliberalisme. Semua agenda kaum modal
diimplementasikan dengan cukup baik dan sigap oleh pemerintahan selama
ini, termasuk juga kebijakan yang di negara asalnya sendiripun.
hal tersebut masih enggan dilaksanakan oleh mereka (liberalisasi
pertanian). Agenda-Agenda Neoliberal seperti: Privatisasi BUMN telah
dilakukan dan mayoritas BUMN yang sebenarnya secara ekonomi sangat
menguntungakan (misalnya indosat) telah dikuasai oleh modal asing,
Pencabutan Subsidi secara pasti dilakukan oleh seluruh pemerintahan
yang berkuasa pasca reformasi, dan akibatnya adalah melonjaknya angka
21
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
kemiskinan di Indonesia. Program-program yang dibuat untuk mengantisipasi
dampak pencabutan subsidi tersebut terbukti gagal mengatasi dampaknya.
Liberalisasi pasar dilakukan dengan bangga oleh pemerintahan yang
ada, kesulitan petani dalam berproduksi dan memasarkan hasil pertaniannya
tidak pernah menjadi perhatian, impor beras menjadi kebijakan
membanggakan mereka. Lemahnya infrastrutur industri tekstil Indonesia juga
tidak menjadi perhatian pemerintah dalam membuka Indonesia menjadi pasar
tekstil.
Penguasaan sumber daya alam Indonesia oleh asing, pemerintahan
nasional tidak punya kemauan untuk mengambil keuntungan yang lebih besar
dari hasil tambang yang Indonesia miliki, pemerintahan kita lebih konsen
untuk membuat investor tersebut nyaman mengeruk hasil bumi Indonesia
tanpa ada manfaatnya bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Saat ini hampir
tiap bulan pasti ada pembukaan tambang batu-bara baru untuk wilayah
indonesia dan semuanya itu untuk kesejahteraan kaum modal semata, dan
rente bagi penguasa yang ada.
Utang luar negeri yang telah menjadi alat untuk melemahkan, ternyata
tidak berani dipegang oleh pemerintahan selama ini, bahkan untuk meminta
pengurangan utang pun mereka tidak berani, akhirnya dana rakyatlah yang
dikuras untuk membayar utang tersebut, rencana penghapusan utang luar
negeri bukan berarti pemerinthan sekarang ini dan mungkin pemerintahan
yang akan datang akan berhenti berutang, karena bisikan kaum ekonom
neoliberal akan selalu merayu untuk Indonesia selalu hidaup dalam jeratan
utang.
22
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
Regulasi investasi, yaitu membuat peraturan yang membuat investor
nyaman berinvestasi seperti intensif pajak, membangun iklim investasi yang
kondusif yang berarti keamanan yang terjamin, serikat buruh yang "ramah"
serta sistem tenaga kerja yang fleksibel.
Dari hal-hal tersebut tidak ada bukti lain yang membuat kita ragu bahwa
pemerintahan yang telah berkuasa selama ini adalah pemerintahan yang
semata-mata tunduk pada kepentingan kaum modal serta menjalankan agenda
neoliberal di Indonesia.
23
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
4.1. Benarkah indonesia telah pulih dari krisis Ekonomi
Para ekonom pada umumnya mengatakan bahwa perekonomian
Indonesia memang sangat terpuruk ketika terjadi krisis tahun 1997 dan
beberapa tahun setelahnya. Dikemukakan berbagai indikator ekonomi pada
saat itu, yang menampilkan angka-angka yang amat buruk. Indikator ekonomi
yang dimaksud antara lain adalah: pendapatan nasional (PDB), pertumbuhan
ekonomi, kurs rupiah, cadangan devisa, tingkat investasi, IHSG, dan
sebagainya. Sebagian angkanya banyak yang mendekati level pada masa awal
Orde baru, seolah mengeliminasi seluruh prestasi pembangunan
ekonomi yang telah dicapai puluhan tahun sebelumnya. Akan tetapi, para ahli
ekonomi yang beraliran mainstreams (arus utama) tersebut juga menganggap
sudah ada perbaikan yang amat memadai dalam beberapa tahun terakhir.
Perbaikan itu dinilai
sebagai hasil dari berbagai upaya reformasi ekonomi. Sebagaimana
umum diketahui, pemerintahan pasca Soeharto menjalankan serangkaian
program stabilisasi makroekonomi melalui kebijakan
24
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
moneter dan fiskal. Hampir semua isi paket program reformasi ekonomi
itu menuruti rekomendasi dari International Monetary Funds (IMF).
Rekomendasi berupa paket program itu dikemas dalam
kesepakatan IMF dan Pemerintah Indonesia (biasa dikenal dengan Letter
of Intent), yang pada dasarnya menjadi syarat bagi bantuan likuiditas yang
diberikan IMF. Program awal difokuskan untuk mengatasi permasalahan yang
sangat mendesak pada saat krisis, yaitu: meredam tekanan laju inflasi dan
gejolak nilai tukar. Mereka berupaya agar keadaan moneter menjadi stabil
dengan pertanda suku bunga yang normal dan nilai tukar rupiah yang realistis,
sehingga dapat membantu kebangkitan kembali dunia usaha. Secara
bersamaan, pemerintah melakukan berbagai langkah konsolidasi di bidang
fiskal melalui peningkatan disiplin anggaran dengan melakukan penghematan
atas berbagai pengeluaran pemerintah. Pemerintah juga terpaksa melakukan
penjadwalan dan penyesuaian terhadap beberapa proyek pembangunan.
Dalam keseluruhan langkah tersebut, upaya restrukturisasi dan penyehatan
perbankan menjadi prioritas yang sangat penting. Pengeluaran biaya yang
amat besar untuk itu juga dianggap wajar (termasuk BLBI yang mulai
dikucurkan pada penghujung era pemerintahan Seharto). Pertimbangan
utamanya, stabilitas moneter
menjadi prasyarat bagi pemulihan ekonomi, dan itu memerlukan
stabilitas sistem keuangan. Stabilitas sistem keuangan mensyaratkan
pembenahan sektor perbankan, termasuk BI sebagai bank sentral.
4.2. Pulihnya keadaan menurut pemerintah dan bank Indonesia
25
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
Keadaan perekonomian Indonesia selama tiga tahun terakhir ini dinilai
oleh Pemerintah dan Bank Indonesia telah membaik. Bahkan, beberapa
aspeknya (seperti ketahanan sektor moneter dan keuangan) dianggap telah
melebihi kondisi sebelum krisis. Yang dianggap sebagai pertanda adalah
indikator ekonomi (lebih tepatnya
adalah indikator makroekonomi) tadi lagi, yang memang terlihat
membaik. Penalaran dengan mengedepankan indikator makroekonomi
mendasari semua penjelasan pemerintah tentang kebijakan apa yang tengah
dan akan terus mereka jalankan. Dengan kata lain, bagi mereka, Indonesia
sudah on the right track (di jalan yang benar) dalam upaya pemulihan keadaan
ekonomi, hanya belum sampai ke tujuan. Pandangan serupa dikemukan pula
oleh para ekonom mainstreams. Kita kutipkan pernyataan pemerintahan Mega
tentang hal ini (yang mestinya berasal dari para ekonomnya), dalam Nota
Keuangan dan RAPBN 2005 berikut : Manajemen ekonomi makro yang sehat
dan kemajuan yang dicapai dalam reformasi struktural telah menghasilkan
perbaikan kinerja ekonomi secara mantap. Dalam beberapa tahun terakhir,
PDB riil telah melampaui tingkat sebelum krisis, nilai tukar relatif stabil,
inflasi terkendali pada tingkat yang cukup rendah, serta aktivitas eksternal
telah mulai pulih Perhatikan cara berfikir serupa pada pernyataan
pemerintahan SBY dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2006, pada saat umur
pemerintahan belum genap setahun sehingga belum bisa menonjolkan
prestasi, melainkan prospek, berikut ini: Dalam tahun 2006, prospek
perekonomian Indonesia masih menjanjikan, yang didorong oleh permintaan
konsumsi yang masih kuat, peningkatan ekspor dan investasi yang semakin
26
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
besar seiring dengan membaiknya kepercayaan masyarakat dalam dan luar
negeri. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai sekitar 6,2 persen, lebih
tinggi dari perkiraan tahun 2005 sebesar 6,0 persen. Pertumbuhan ekonomi
tersebut didukung oleh intermediasi sektor keuangan yang progresif dan
stabilitas ekonomi makro yang terjaga Ketika ada tanda-tanda bahwa target
sulit tercapai, pemerintahan SBY dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2007,
masih tetap member penjelasan yang senada, seperti kutipan berikut : Dari
gambaran di atas, pertumbuhan ekonomi dalam paroh pertama tahun 2006
diperkirakan akan mengalami perlambatan disbanding periode yang sama
tahun sebelumnya. Namun, sejalan dengan terkendalinya stabilitas ekonomi
secara umum, kemajuan dalam realisasi percepatan pembangunan
infrastruktur dan pembinaan sektor riil serta pengaruh stimulus fiskal yang
lebih besar, prospek ekonomi Indonesia dalam paruh kedua tahun 2006
diperkirakan akan membaik.
Meskipun pertumbuhan ekonomi masih relatif terbatas, stabilitas
perekonomian sudah mulai membaik dan diperkirakan akan terus berlangsung
sampai akhir tahun 2006. Hal ini tercermin dari pergerakan nilai tukar yang
cenderung menguat dan stabil serta laju inflasi yang terkendali dan tingkat
bunga yang mulai menurun. Pemerintah kembali mengumbar rasa optimis
ketika mengajukan Nota Keuangan dan RAPBN 2008 (yang diajukan kepada
DPR pada pertengahan Agustus 2007). Penyebabnya adalah perkembangan
indicator makroekonomi yang membaik secara signifikan pada triwulan akhir
2006 dan semester awal 2007. Dikatakan dalam Nota Keuangan dan RAPBN
2008 bahwa : Kinerja perekonomian Indonesia dalam tahun 2007
27
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
diperkirakan akan semakin membaik dengan akselerasi pertumbuhan yang
lebih tinggi dengan tetap terpeliharanya stabilitas ekonomi makro. Perbaikan
kinerja ekonomi ini didukung oleh faktor-faktor eksternal dan internal.
Sementara dari sisi internal, perbaikan kinerja ekonomi Indonesia didukung
oleh rendahnya suku bunga, nilai tukar yang stabil, serta pulih dan
menguatnya daya beli masyarakat. Kondisi ini juga didukung oleh terjaganya
koordinasi bauran kebijakan (policy mix) yang ditempuh pemerintah di bidang
fiskal, moneter, dan sektor riil. (halaman II – 15). Dalam tahun 2008, sasaran
pertumbuhan ekonomi ditetapkan sebesar 6,8 persen. Optimisme pencapaian
sasaran yang cukup tinggi tersebut diharapkan mampu menurunkan tingkat
pengangguran. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi mencerminkan adanya
peningkatan aktivitas sektor riil yang pada gilirannya akan memberikan
peluang yang lebih besar bagi angkatan kerja (halaman II-23). Belum genap
dua bulan APBN 2008 dilaksanakan, pemerintah telah mengajukan revisi
kepada DPR. Pemerintah memang memiliki hak untuk mengajukan RAPBN-
Perubahan, yang biasanya dilakukan setelah dijalankan sekitar satu semester.
Pengajuan yang dipercepat ini terutama sekali karena naiknya harga minyak
dunia secara dramatis, jauh melampaui yang diasumsikan dalam APBN 2008.
Meskipun meralat sebagian asumsinya, pemerintah tampak masih cukup
percaya diri dan mentargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 %
(sebelumnya 6,8 %). Perhatikan kutipan dari NK/RAPBNP 2008 berikut ini :
Pelemahan ekonomi global diperkirakan akan berdampak pada perkembangan
ekonomi nasional 2008 terutama pada penurunan perkiraan pertumbuhan
neraca perdagangan Indonesia dan investasi, sementara konsumsi domestik
28
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
diperkirakan masih cukup kuat. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi di
2008 diperkirakan masih cukup tinggi,
meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan perkiraan dalam APBN
2008 (halaman I-9). Bank Indonesia sebagai otoritas moneter satu-satunya dan
memiliki posisi yang independen terhadap pemerintah (setelah ditetapkannya
UU No.23/1999) pun memiliki penjelasan yang senada dalam hal kondisi
perekonomian dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai contoh untuk
perbandingan dengan pernyataan pemerintah di atas, kita kutipkan pernyataan
dalam Laporan Perekonomian Indonesia dari Bank Indonesia (LPI-BI) tahun
2005, berikut ini: Secara umum, kondisi perekonomian Indonesia tahun 2004
mengalami perkembangan yang menggembirakan, bahkan lebih baik daripada
perkiraan awal tahun. Kegiatan ekonomi mencatat pertumbuhan tertinggi
pascakrisis ekonomi, yaitu sebesar 5,1%, yang diikuti dengan perbaikan pola
ekspansi. Konsumsi mengalami pertumbuhan yang relative stabil, sementara
kegiatan investasi meningkat tajam, setelah dalam tiga tahun terakhir
mengalami pertumbuhan yang rendah. Demikian pula, pertumbuhan ekspor
barang dan jasa terus meningkat, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan
volume perdagangan dunia yang diikuti dengan melonjaknya harga-harga
komoditi minyak dan gas bumi (migas) serta nonmigas. Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi tersebut didukung dan dicapai dengan stabilitas
makroekonomi yang terjaga. Publikasi LPI-BI setiap tahunnya dikeluarkan
sekitar bulan Maret atau April, memuat penjelasan keadaan perekonomian
tahun lalu dan proyeksi (BI menggunakan istilah prakiraan) tahun yang sudah
mulai berjalan. Wajar jika dalam LPI-BI 2007 (dipublikasikan April 2008),
29
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
telah mulai ada nada kehati-hatian mengenai kondisi yang dihadapi, serta
tidak seoptimis Nota Keuangan dan RAPBN 2008 yang ditulis pada bulan
Agustus 2007. Namun, secara umum tetap ada kepercayaan atas kondisi
perekonomian Indonesia yang masih amat baik. Perhatikan kutipan berikut:
Perekonomian Indonesia pada tahun 2007 mencatat beberapa
pencapaian pokok yang menggembirakan meskipun mendapat tekanan
terutama dari sisi eksternal. Untuk pertama kali sejak krisis, pertumbuhan
ekonomi Indonesia berada di atas angka 6% dengan stabilitas yang tetap
terjaga baik. Neraca Pembayaran Indonesia mencatat surplus, cadangan devisa
meningkat, nilai tukar menguat, pertumbuhan kredit melampaui target, dan
laju inflasi sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Tingginya harga komoditas
internasional, terutama harga minyak mentah, dan merambatnya krisis
subprime mortgage adalah beberapa
faktor yang menorehkan tantangan dan ujian pada perekonomian
Indonesia pada tahun 2007. Dalam menghadapi deretan ujian tersebut,
perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang lebih baik dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi. Di tengah gejolak yang mewarnai
perekonomian global, tantangan eksternal akan memberikan tekanan berat
pada kinerja dan stabilitas makroekonomi dalam negeri. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada tahun 2008 diprakirakan melambat dibandingkan
dengan tahun 2007. Inflasi diprakirakan akan melampaui sasaran yang telah
ditetapkan, sedangkan nilai tukar rupiah diprakirakan relatif stabil.
4.3. Kepulihan Yang Belum Memadai
30
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
Sementara itu, dalam kehidupan ekonomi sehari-hari yang nyata,
kebanyakan orang merasakan “nuansa” yang berbeda dari pandangan
Pemerintah dan Bank Indonesia. Banyak dari mereka atau keluarga mereka
yang menganggur atau kesulitan untuk mendapat pekerjaan. Penghasilan riil,
yang diukur dari kapasitas pendapatan untuk membeli barang dan jasa
kebutuhan sehari-hari mereka telah menurun drastis. Mereka harus
mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit atau dengan kualitas yanglebih
rendah. Mereka harus “betul betul sakit” untuk bisa pergi ke dokter, karena
mempertimbangkan biayanya. Keputusan untuk meneruskan ke sekolah
menengah, apalagi ke perguruan tinggi, harus diperhitungkan secara matang
oleh seluruh anggota keluarga. Rekreasi atau hiburan yang sifatnya
memerlukan biaya ekstra, mulai menjadi barang mewah bagi banyak keluarga.
Di daerah Jawa Tengah dan DIY, jika ada tetangga atau kerabat yang punya
hajatan, mulai disikapi sebagai beban tambahan. Dan yang sangat
mengejutkan adalah sudah mulai ada beberapa anak SD yang bunuh diri
karena kemiskinan, menyusul fenomena bunuh diri para orang dewasa.
Kriminalitas dan kerawanan sosial, dengan alasan ekonomi, mulai menjadi
gejala di masyarakat yang sebetulnya sangat ramah dan santun. Terlampau
banyak “bukti” bagi keadaan umum tersebut. Ada
banyak survei sektoral atau berfokus golongan masyarakat tertentu, yang
telah dipublikasikan. Data berbagai survei menunjukkan bahwa masyarakat
merasa kondisi ekonomi kian memburuk. Kesimpulan serupa akan didapat
melalui pengamatan langsung kehidupan rakyat banyak, seperti: buruh,
pekerja kantoran biasa, petani, pedagang, dan sebagainya. Media masa, cetak
31
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
dan elektronik, selalu memberitakan kesulitan ekonomi rakyat dari berbagai
sisi. Sebagai contoh, pedagang kaki lima tampak bereaksi amat keras ketika
terjadi penertiban atau penggusuran, karena memang masalah hidup dan mati
bagi mereka. Begitu pula dengan para petani yang lahannya tergusur (terlepas
dari soal hak menurut hukum) telah berani menentang aparat yang jelas-jelas
membawa senjata api.Tentu saja harus diakui bahwa memang ada aspek
perekonomian yang membaik dalam beberapa tahun terakhir ini. Namun
perbaikan dari kondisi yang sempat amat parah tersebut sangat tidak
memadai. Ibarat nilai ujian suatu pelajaran, nilai 3 adalah perbaikan 50 persen
dari nilai 2. Padahal masih jauh dari batas nilai yang wajar, misalnya nilai 6.
Pandangan semacam ini yang pada umumnya disuarakan oleh ekonom yang
mengatakan bahwa makroekonomi membaik, namun mikroekonomi justeru
banyak yang memburuk. Juga para ekonom yang mengkritik pertumbuhan
ekonomi yang terjadi sebagai tidak berkualitas. Jika pencermatan dilakukan
secara lebih teliti, sebenarnya tidak seluruh indikator makroekonomi
memperlihatkan angka-angka yang menggembirakan. Angka tingkat
pengangguran, misalnya, belum berhasil ditekan secara berarti. Jumlah orang
yang menganggur masih sangat besar, sebanyak 10 juta orang pada tahun
2007 (sekitar 9,1 % dari jumlah seluruh angkatan kerja). Bahkan, angka
pengangguran ini diperparah oleh masalah setengah pengangguran dan
buruknya upah riil yang mereka terima. Padahal, masalah pengangguran ini
bisa dikatakan sebagai induk dari masalah kemiskinan. Nantinya kita akan
melihat pula bahwa angka kemiskinan masih amat tinggi, dan jumlah
penduduk miskin belum berkurang secara berarti. Dalam pernyataan politik
32
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
resmi, pemerintah memang merumuskan bahwa mengatasi masalah
pengangguran dan kemiskinan adalah target utama kebijakan dan berbagai
program kerja mereka. Dinyatakan oleh pemerintahan Mega, maupun oleh
pemerintahan SBY. Perhatikan pernyataan pemerintahan Mega dalam Nota
Keuangan dan RABN 2005 berikut:
Secara umum, sesuai kesepakatan antara Pemerintah dan DPR RI,
APBN 2005 diarahkan agar tetap mampu menjadi jangkar dalam menjaga
stabilitas ekonomi makro, serta memberikan stimulus secara terbatas sesuai
dengan kemampuan keuangan negara untuk mendukung akselerasi
pertumbuhan ekonomi nasional, dalam upaya mengatasi masalah
pengangguran dan kemiskinan.
Pemerintahan SBY bahkan dengan optimis menetapkan sasaran yang
ambisius mengenai hal ini, seperti dalam kutipan Nota Keuangan dan RAPBN
2006 berikut:
Kerangka ekonomi makro dan kebijakan fiskal 2006 diarahkan untuk
menjamin pancapaian tiga agenda utama Pemerintahan Kabinet Indonesia
Bersatu yaitu: (i) menciptakan Indonesia yang aman dan damai; (ii)
menciptakan Indonesia yang adil dan demokratis; serta (iii) meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Ketiga agenda tersebut perlu dikelola secara
bertahap, berimbang, dan berkelanjutan. Beberapa sasaran utama dari agenda
tersebut yaitu menurunkan angka kemiskinan dari 16,6 persen menjadi 8,2
persen dan pengangguran dari 9,9 persen menjadi 5,1 persen dalam periode
2004-2009. (halaman 4) Setahun kemudian, pemerintahan SBY mulai
33
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
“berkelit” dengan menyodorkan bahwa pemerintah “hanya” memainkan peran
tidak
langsungnya dalam perekonomian, sebagaimana tersirat dari kutipan
Nota Keuangan dan RAPBN 2007 berikut:
Seperti juga yang terjadi di negara-negara lain, saat ini peran kebijakan
fiskal masih sangat penting, namun perannya sebagai pendorong pertumbuhan
(source of growth) cenderung berkurang dibandingkan dengan
peran sektor swasta yang memang diharapkan akan semakin meningkat.
“Peran pemerintah lebih difokuskan kepada fungsi regulator dan pengaturan
mekanisme redistribusi melalui alokasi anggaran guna penanggulangan
kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.”
Pada Nota Keuangan dan RAPBN 2008, komitmen Pemerintah terhadap
kemiskinan meningkat kembali. Baik dalam artian banyaknya pernyataan
bernada demikian, maupun peningkatan alokasi anggaran yang diklaim
sebagai untuk program pengentasan kemiskinan. Terlepas dari komitmen
yang dinyatakan, angka kemiskinan selama pemerintahan SBY berfluktuasi
dan pada tahun 2007 tercatat setara dengan periode awalnya, yakni: 16,66 %
(2004), 15,97% (2005), 17,75 %(2006), dan 16,58 % (2007). Jauh dari angka
yang ditargetkan pemerintah. Bahkan, karena jumlah penduduk yang terus
meningkat, maka angka itu berarti jumlah penduduk yang miskin justru
bertambah banyak yaitu dari: 36,15 juta jiwa menjadi 37,13 juta jiwa(2007).
4.4. Neo-liberalisme: Bentuk Mutakhir Kapitalisme Internasional
34
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
Semua penjelasan tentang krisis 1997 dan upaya pemulihannya pada
akhirnya berujung kepada harus dijalankannya agenda neo- liberalisme di
Indonesia. Agenda serupa telah berjalan terlebih dahulu di banyak negara lain,
serta menjadi sangat dominan dalam kebijakan di negara-negara induk
kapitalisme. Pandangan dan kebijakan tersebut dikenal pula dengan istilah
konsensus Washington (Washington Consensus), merujuk kepada Amerika
Serikat sebagai negara induk pembuat konsep. Belakangan, ada beberapa
perubahan
pada isi konsensus Washington, namun secara substansi masih bisa
disebut sebagai agenda neoliberalisme.
Sebagaimana perkembangannya di seluruh dunia, agenda neoliberalisme
di Indonesia hanya merupakan suatu tahap saja dari kapitalisme.
Neoliberalisme adalah konsep paling mutakhir dari kapitalisme, dalam arti
yang mendominasi perwujudannya saat ini. Sebagai suatu aliran pemikiran,
neoliberalisme memiliki akar pada gagasan kaptalisme yang awal. Sebagai
suatu agenda (terutama dalam mekanisme dan sistem ekonomi),
neoliberalisme baru dominan sekitar dua dekade terakhir ini.
Dengan demikian, kita harus memahami dominasi agenda
neoliberalisme di seluruh dunia (khususnya di negara berkembang) dalam
konteks sejarah kapitalisme. Dalam kasus Indonesia, kapitalisme
dahulu pernah mengambil bentuk penjajahan fisik pada era VOC dan
pemerintah Belanda. Indonesia membutuhkan waktu sangat lama untuk bisa
mengusir kolonialisme yang pada waktu itu secara kasat mata telah
mengakibatkan penderitaan langsung rakyat banyak. Bahkan sebenarnya
35
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
akibat dari kolonialisme itu masih didera sampai saat ini, diantaranya
berkenaan dengan struktur ekonomi dualistis dan struktur ketergantungan
ekonomi. Kapitalisme juga yang “menyusup” dalam ideologi
pembangunanisme Orde Baru, yang dampak buruknya justeru semakin
dirasakan pada era ini. Faham pembangunan adalah versi Negara Dunia
Ketiga (termasuk Indonesia) dari faham negara kesejahteraan atau
Keynesianisme. Formulasi faham tersebut pada dasarnya dibuat bagi
kepentingan kapitalisme internasional.
Penjelasan tentang berbagai hal yang dinilai sebagai penyebab krisis
seperti adanya KKN yang parah, porsi negara yang terlalu besar dalam
perekonomian, adanya kesalahan strategi pembangunan ekonomi Orde Baru,
peran negara, dan semacamnya patut diwaspadai sebagai bagian dari
propaganda agenda neoliberalisme. Perhatikan bahwa dalam hampir semua
rekomendasi atau solusi yang ditawarkan pandangan semacam itu adalah
bersesuaian dengan kelancaran (kebutuhan) mekanisme kapitalisme
internasional.
Wajar jika timbul kecurigaan atas hasil diagnosa kebanyakan ekonom
mainstreams tentang kehancuran perekonomian Indonesia di penghujung era
Orde Baru. Alih-alih menganggap penyebab krisis adalah terlampau
terintegrasinya perekonomian Indonesia kepada tatanan kapitalisme dunia,
malah hasil analisis yang disodorkan adalah karena Perekonomian Indonesia
kurang kapitalis. Solusinya, ekonomi kita harus lebih pasar oriented, serta
lebih terbuka dengan pihak asing, dalam semua aspek perekonomian. Tidak
36
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
cukup hanya terbuka dalam ekspor impor, melainkan juga dalam hal arus
keluar masuk modal.
Selain itu, buku ini berpandangan bahwa kita tidak bisa mencukupkan
diri dengan penjelasan tentang krisis 1997 yang hanya menganalisis faktor-
faktor yang terlihat pada saat itu saja. Penjelasan harus diperluas sehingga
mencakup analisis tentang keadaan perekonomian Indonesia secara
keseluruhan sejak dahulu, sejak zaman kolonialisme. Bisa dipastikan pula
bahwa akan ada penjelasan teknis baru lagi, jika kembali terjadi krisis
ekonomi yang akut. Sementara itu, tidak ada krisis baru pun, kehidupan rakyat
kebanyakan sudah susah. Bisa dikatakan bahwa cara pengelolaan
perekonomian seperti yang dijalankan sekarang tidak member harapan baru
bagi perbaikan kehidupan mereka.
4.5. Arti Makroekonomi menurut Text Book
Sebenarnya, makroekonomi adalah istilah yang bersifat teknis dalam
lingkup ilmu ekonomi. Ada persoalan ekonomi yang dicakup istilah tersebut,
dan ada banyak teori tentangnya. Urgensi persoalan serta pesatnya
perkembangan teori yang terkait, bahkan telah melahirkan cabang ilmu
ekonomi tersendiri, yaitu ilmu makroekonomi (macroeconomics). Sementara
itu, ilmu ekonomi terus dipelajari karena dianggap berguna untuk memberikan
petunjukpetunjuk mengenai kebijakan apa yang bisa diambil untuk
menanggulangi berbagai permasalahan ekonomi. Macroeconomics dipercayai
bisa menjadi dasar kebijakan makroekonomi.
Satuan atau unit analisa macroeconomics adalah perekonomian nasional
suatu Negara. Logika analisisnya kurang lebih sebagai berikut: adanya
37
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
permasalahan, adanya tujuan, tersedianya teori-teori, serta
direkomendasikannya beberapa instrumen kebijakan makroekonomi.
Kebanyakan textbook macroeconomics mengemukakan tiga pokok
permasalahan makroekonomi yang penanganannya menjadi tujuan utama dari
berbagai instrumen kebijakan yang dipilih. Permasalahan pokok tersebut
adalah tentang: output, penggunaan tenaga kerja, dan harga. Disebutkan,
tujuan umum dari penanganan masalah output adalah bagaimana mencapai
tingkat produksi yang tinggi. Tingkat pencapaian itu diinginkan tumbuh
dengan cepat dari tahun ke tahun, serta berlangsung secara terus menerus.
Tujuan umum penanganan masalah penggunaan tenaga kerja adalah mencapai
tingkat pengerjaan yang tinggi, atau penggunaan tenaga kerja sebanyak-
banyaknya dalam perekonomian nasional. Ini sama artinya dengan pencapaian
tingkat pengangguran yang rendah. Selain itu, diharapkan pula terbentuk
tingkat upah yang layak bagi para pekerja. Sedangkan tujuan penanganan
masalah harga adalah tercapainya tingkat harga umum (inflasi) yang stabil.
38
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berangkat dari apa yang menjadipembahasan kita pada beb sebelumnya
maka penulis akan mencoba mengambil satu kesimpulan dari pembahasan
tersebut di atas. Hari ini kita telah membahas satu istilah yang mungkin sudah
tidak terdengar asing di lapisan masyarakat social.
Indonesia sampai hari ini masih di kuasai oleh para tuan pemodal,
pemerintahan yang hari ini memegang kuasa, adalah pemerintahan nasional
yang menjadi agen kepentingan kaum pemodal. dibawah pimpinan elit yang
berkuasa selama ini Indonesia berjalan dengan pasti menuju jurang
neoliberalisme. Semua agenda kaum modal diimplementasikan dengan cukup
baik dan sigap oleh pemerintahan selama ini, Liberalisasi pasar dilakukan
dengan bangga oleh pemerintahan yang ada, kesulitan petani dalam
berproduksi dan memasarkan hasil pertaniannya tidak pernah menjadi
39
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
perhatian, impor beras menjadi kebijakan membanggakan mereka. dengan
begitu sikap kritis dan tegas terhadapneoliberalisme adalah sebuah keharusan.
Konsekwensi logis dari apa yang di uraikan diatas sudah cukup jelas
bahwa kita, bangsa dan rakyat Indonesia, seharusnya menolak agenda
neoliberalisme yang akan dan sedang dilaksanakan di negeri ini. Tingkat
penolakan mestinya ditampilkan dalam bentuk yang maksmimal, yakni
perlawanan. Baik berupa perlawanan konseptual maupun yang bersifat aksi;
individual maupun komunitas; perlawanan rakyat maupun perlawanan negara.
Sikap tegas dan berpihak kepada kepentingan bangsa (rakyat banyak)
seharusnya diperlihatkan oleh para pemimpin dan intelektual.
Mustinya, semua perlawanan itu bisa dilakukan sesuai dengan
mekanisme politik yang ada, secara demokratis dan tanpa kekerasan. Namun,
karena prosedur perjuangan parlementer sering tidak bisa diandalkan, maka
yang bersifat ekstra parlementer pun patut dipertimbangkan.
Pertimbangannya, mekanisme politik itu sendiri sebagiannya sudah
direkayasa bagi kepentingan status quo dominasi kapitalisme di seluruh dunia.
Permasalahan saat ini adalah agenda neoliberalisme sudah berjalan
sangat jauh, dan telah hampir sepenuhnya mencengkeran perekonomian
Indonesia. Cengkeraman ini pada dasarnya ditopang oleh infrastruktur
kapitalisme yang telah berhasil dibangun sejak masa kolonialisme. Selain
berupa komponen dan mekanisme kenegaraan yang telah disinggung tadi, ada
pula sebagian kelompok domestik yang secara sangat sadar berpihak kepada
neoliberalisme. Keberpihakan yang paling merintangi perlawanan adalah dari
40
Makalah Neoliberalisme Dan Kebebasan
mereka yang menikmati sejumlah besar bagian surplus ekonomi dari tatanan
yang tercipta.
5.2. Saran
Berdasarkan atas apa yang telah di tuliskan dalam makalah ini, maka
kita bangsa dan rakyat Indonesia berhak dan sudah merupakan kewajiban
untuk menolak agenda neoliberalisme. Hal itu bisa kita perkuat dengan
alassan agenda neoliberalisme di Indonesia hanya merupakan bentuk mutakhir
dari kapitalisme, yang dahulu pernah berwujud penjajahan fisik
(kolonialisme). Indonesia membutuhkan waktu sangat lama untuk bisa
mengusir kolonialisme yang telah mengakibatkan penderitaan langsung bagi
rakyat banyak. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua Amin.
41