bab i v batuan metamorf

16
BAB IV BATUAN METAMORF A.Pengertian Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur dan tekanan. Metamorfisme terjadi pada keadaan padat (padat ke padat) meliputi proses kristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral- mineral baru serta terjadi dalam lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan batuan asalnya terbentuk. Banyak mineral yang mempunyai batas-batas kestabilan tertentu yang jika dikenakan tekanan dan temperatur yang melebihi batas tersebut maka akan terjadi penyesuaian dalam batuan dengan membentuk mineral-mineral baru yang stabil. Disamping karena pengaruh tekanan dan temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh fluida, dimana fluida (H 2 O) dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau pori- pori batuan yang pada umumnya mengandung ion terlarut akan mempercepat proses metamorfisme. Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf ) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. 24

Upload: temmy-surya

Post on 14-Feb-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

info tentang batu metamorf

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I v Batuan Metamorf

BAB IV BATUAN METAMORF

A. Pengertian

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme batuan-

batuan sebelumnya karena perubahan temperatur dan tekanan. Metamorfisme

terjadi pada keadaan padat (padat ke padat) meliputi proses kristalisasi, reorientasi

dan pembentukan mineral-mineral baru serta terjadi dalam lingkungan yang sama

sekali berbeda dengan lingkungan batuan asalnya terbentuk. Banyak mineral yang

mempunyai batas-batas kestabilan tertentu yang jika dikenakan tekanan dan

temperatur yang melebihi batas tersebut maka akan terjadi penyesuaian dalam

batuan dengan membentuk mineral-mineral baru yang stabil. Disamping karena

pengaruh tekanan dan temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh fluida,

dimana fluida (H2O) dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau pori-

pori batuan yang pada umumnya mengandung ion terlarut akan mempercepat

proses metamorfisme.

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan

berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka

terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan

diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu

lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak

antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.

Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi

dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai

suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi

24

Page 2: BAB I v Batuan Metamorf

Gambar 1.4 Contoh Batu Metamorf

Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan tersebut ;

-          Komposisi mineral batuan asal

-          Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme

-          Pengaruh gaya tektonik

-          Pengaruh fluida

Pada pengklasifikasiannya berdasarkan struktur, batuan metamorf diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu :

Foliasi, struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari

pengaruh tekanan diferensial (berbeda) pada saat proses metamorfisme.

Non foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan

penjajaran mineral-mineral dalam batuan tersebut.

25

Page 3: BAB I v Batuan Metamorf

B. Jenis-jenis Metamorfisme

1 Metamorfisme kontak/termal : Metamorfisme oleh temperatur tinggi pada

intrusi magma atau ekstrusi lava.

2 Metamorfisme regional : Metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan

temperatur yang sedang, dan terjadi pada

daerah yang luas.

3 Metamorfisme Dinamik : Metamorfisme akibat tekanan diferensial

yang tinggi akibat pergerakan patahan

lempeng.

C. Facies Metamorfisme

Facies merupakan suatu pengelompokkan mineral-mineral metamorfik

berdasarkan tekanan dan temperatur dalam pembentukannya pada batuan

metamorf. Setiap facies pada batuan metamorf pada umumnya dinamakan

berdasarkan jenis batuan (kumpulan mineral), kesamaan sifat-sifat fisik atau

kimia.Dalam hubungannya, tekstur dan struktur batuan metamorf sangat

dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur dalam proses metamorfisme. Dan dalam

facies metamorfisme, tekanan dan temperatur merupakan faktor dominan, dimana

semakin tinggi derajat metamorfisme (facies berkembang), struktur akan semakin

berfoliasi dan mineral-mineral metamorfik akan semakin tampak kasar dan besar.

26

Page 4: BAB I v Batuan Metamorf

D. Macam-macam Batuan Metamorfisme

1. Slate

Gambar 1.5 Slate

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan

sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang

rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir

yang sangat halus (very fine grained).

Asal                             : Metamorfisme Shale dan Mudstone

Warna                          : Abu-abu, hitam, hijau, merah

Ukuran butir                : Very fine grained

Struktur                       : Foliated (Slaty Cleavage)

Komposisi                   : Quartz, Muscovite, Illite

Derajat metamorfisme : Rendah

Ciri khas                      : Mudah membelah menjadi lembaran tipis

27

Page 5: BAB I v Batuan Metamorf

2. Filit

Gambar 1.6 Filit

Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica

dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.

Asal                             : Metamorfisme Shale

Warna                          : Merah, kehijauan

Ukuran butir                : Halus

Stuktur                        : Foliated (Slaty-Schistose)

Komposisi                   : Mika, kuarsa

Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate

Ciri khas                      : Membelah mengikuti permukaan gelombang

3. Gneiss

Gambar 1.7 Gneiss

28

Page 6: BAB I v Batuan Metamorf

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam

temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi

dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.

Asal                                   : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit

Warna                                : Abu-abu

Ukuran butir                      : Medium – Coarse grained

Struktur                             : Foliated (Gneissic)

Komposisi                         : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika

Derajat metamorfisme       : Tinggi

Ciri khas                            : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan

lapisan tipis kaya amphibole dan mika.

4. Sekis

Gambar 1.8 Sekis

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit,

horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas

bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

Asal                             : Metamorfisme siltstone, shale, basalt

29

Page 7: BAB I v Batuan Metamorf

Warna                          : Hitam, hijau, ungu

Ukuran butir                : Fine – Medium Coarse

Struktur                       : Foliated (Schistose)

Komposisi                   : Mika, grafit, hornblende

Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi

Ciri khas                      : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat

kristal garnet

5. Marmer

Gambar 1.9 Marmer

Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami

perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat.

Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.

Asal                             : Metamorfisme batu gamping, dolostone

Warna                          : Bervariasi

Ukuran butir                : Medium – Coarse Grained

Struktur                       : Non foliasi

30

Page 8: BAB I v Batuan Metamorf

Komposisi                   : Kalsit atau Dolomit

Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi

Ciri khas                       : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat

fosil, bereaksi dengan HCl.

6. Kuarsit

Gambar 2.0 Kuarsit

Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika

batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika

batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami

rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh

proses metamorfosis .

Asal                             : Metamorfisme sandstone (batupasir)

Warna                          : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah

Ukuran butir                : Medium coarse

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kuarsa

Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi

Ciri khas                      : Lebih keras dibanding glass

31

Page 9: BAB I v Batuan Metamorf

7. Milonit

Gambar 2.1 Milonit

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi

dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-

butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.

Asal                             : Metamorfisme dinamik

Warna                          : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru

Ukuran butir                : Fine grained

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan

Derajat metamorfisme : Tinggi

Ciri khas                      : Dapat dibelah-belah

8. Filonit

Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate.

Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip

dengan milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding

milonit dan tidak memiliki orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang

kaya akan filosilikat (klorit atau mika)

32

Page 10: BAB I v Batuan Metamorf

Asal                             : Metamorfisme Shale, Mudstone

Warna                          : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman

Ukuran butir                : Medium – Coarse grained

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Beragam (kuarsa, mika, dll)

Derajat metamorfisme : Tinggi

Ciri khas                      : Permukaan terlihat berkilau

9. Serpetinit

Gambar 2.2 Serpetinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana

mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi

adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan

dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize

dengan air menjadi serpentinit.

Asal               : Batuan beku basa

Warna            : Hijau terang / gelap

Ukuran butir  : Medium grained

Struktur         : Non foliasi

33

Page 11: BAB I v Batuan Metamorf

Komposisi     : Serpentine

Ciri khas        : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

10. Hornfels

Gambar 2.3 Hornfels

Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh

temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur

magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.

Asal                             : Metamorfisme kontak shale dan claystone

Warna                          : Abu-abu, biru kehitaman, hitam

Ukuran butir                : Fine grained

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kuarsa, mika

Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak

Ciri khas                      : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata

34