bab i pr - digilib.uns.ac.id/peran... · sedangkan corporate public relations ... (maintain good...

77
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat pesat dewasa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan aktivitas organisasi. Setiap organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta selalu berusaha untuk meningkatkan produktivitasnya dengan menggunakan teknologi yang tersedia. Usaha-usaha organisasi tersebut dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berhubungan erat dengan globalisasi. Dan dalam globalisasi ini tidak dapat dipungkiri akan mempengaruhi dalam meningkatnya persaingan di semua bidang usaha. Persaingan ini tidak lagi sebatas kemampuan perusahaan dalam membuat suatu produk yang istimewa, tetapi juga kemampuan lain, seperti jangkauan penjualan produk di pasar dunia, standarisasi produk, dan strategi pemasaran produk, hingga perolehan keuntungan atas penjualan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu perusahaan. Kemajuan di bidang ekonomi ini mendorong tumbuhnya bisnis baru yang menjamur dan berkembang pesat di pasaran sesuai dengan selera dan keinginan dari para konsumen. Salah satu usaha yang berkembang dengan pesat adalah usaha di bidang tekstil. Tidak dapat dipungkiri bahwa tekstil adalah bahan baku dalam pembuatan pakaian yang merupakan kebutuhan primer dari manusia sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial. Dan berdasarkan hal ini tentu saja konsumen di usaha ini sangatlah besar karena setiap orang akan membutuhkan produk tersebut. Salah satu perusahaan tekstil yang tetap dapat eksis dan berkembang pesat adalah PT. Batik Danarhadi. Berdasarkan hal tersebut, sudah seharusnya perusahaan-perusahaan tersebut dapat menentukan manajemen maupun strategi yang tepat demi

Upload: buidat

Post on 26-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat

pesat dewasa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan aktivitas organisasi.

Setiap organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta selalu berusaha

untuk meningkatkan produktivitasnya dengan menggunakan teknologi yang

tersedia. Usaha-usaha organisasi tersebut dilaksanakan dalam rangka mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berhubungan erat

dengan globalisasi. Dan dalam globalisasi ini tidak dapat dipungkiri akan

mempengaruhi dalam meningkatnya persaingan di semua bidang usaha.

Persaingan ini tidak lagi sebatas kemampuan perusahaan dalam membuat suatu

produk yang istimewa, tetapi juga kemampuan lain, seperti jangkauan penjualan

produk di pasar dunia, standarisasi produk, dan strategi pemasaran produk, hingga

perolehan keuntungan atas penjualan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu

perusahaan.

Kemajuan di bidang ekonomi ini mendorong tumbuhnya bisnis baru yang

menjamur dan berkembang pesat di pasaran sesuai dengan selera dan keinginan

dari para konsumen. Salah satu usaha yang berkembang dengan pesat adalah

usaha di bidang tekstil. Tidak dapat dipungkiri bahwa tekstil adalah bahan baku

dalam pembuatan pakaian yang merupakan kebutuhan primer dari manusia

sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial. Dan berdasarkan hal ini tentu saja

konsumen di usaha ini sangatlah besar karena setiap orang akan membutuhkan

produk tersebut. Salah satu perusahaan tekstil yang tetap dapat eksis dan

berkembang pesat adalah PT. Batik Danarhadi.

Berdasarkan hal tersebut, sudah seharusnya perusahaan-perusahaan

tersebut dapat menentukan manajemen maupun strategi yang tepat demi

2

mempertahankan, menjaga dan meningkatkan taraf hidup perusahaannya. Suatu

perusahaan dalam melaksanakan aktivitas marketingnya memerlukan suatu media

promosi dan kegiatan lain yang mendukung untuk mengenalkan produk yang

dihasilkan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan diperlukannya suatu

bagian/departemen yang harus dapat bekerja sama dengan pihak lain yang terkait

dalam mengkomunikasikan produk, sehingga dapat melaksanakan peranan dan

tugas-tugasnya. Peranan komunikasi timbal balik tersebut dalam suatu aktivitas

manajemen organisasi atau lembaga masyarakat kini diserahkan atau dilaksanakan

oleh pihak Public Relations/Humas.

Peranan Public Relations berpengaruh besar dalam menentukan

perkembangan dan kemajuan organisasi atau perusahaan. Public Relations

memiliki peran menciptakan hubungan internal yang kondusif dan menjaga

hubungan karyawan yang harmonis. Di sisi lain Public Relations juga mencakup

hubungan eksternal, dimana Public Relations harus dapat membangun dan

mempertahankan citra positif perusahaan serta membina hubungan baik dengan

media dan menjalin hubungan yang harmonis dengan customer agar perusahaan

yang bersangkutan mendapatkan citra yang baik di mata masyarakat.

Di masa sekarang public relations di bagi menjadi dua yaitu Marketing

Public Relations (MPR) atau Humas Pemasaran dan Corporate Public Relations

(CPR) atau Humas Perusahaan. Pada saat ini program Marketing Public Relations

adalah mendefinisikan segmen pasar dan secara strategis merencanakan

penguasaan pasar. Sedangkan Corporate Public Relations berfungsi untuk

menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan

barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa, baik kepada para

konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Pemasaran adalah salah satu

kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan di dalam menjalankan perusahaan

untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan

Pemasaran suatu perusahaan, apalagi perusahaan yang sudah ternama dan

mempunyai produk-produk yang akrab di telinga masyarakat harus mampu

3

memberikan pengetahuan akan produk yang jelas bagi konsumen. Kegiatan dan

upaya pemasaran yang menarik akan menambah minat konsumen akan produk

tersebut dengan melalui media-media yang ada.

Di era persaingan bebas Public Relations harus bekerja keras untuk dapat

menjaga citra positif perusahaan sehingga para konsumen merasa yakin akan

program dan produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Sehingga para

konsumen menjadi loyal kepada perusahaan. Namun kini kegiatan Public

Relations tidak hanya mencakup menjaga hubungan internal dan eksternal

perusahaan. Hal yang menarik di PT. Batik Danarhadi adalah peran Public

Relations yang besar terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan dan ini di

laksanakan oleh bagian pemasaran atau dapat disebut sebagai Marketing Public

Relations(MPR).

Kegiatan pemasaran di masa sekarang merupakan kegiatan yang sangat

berpengaruh bagi keberlangsungan hidup perusahaaan, karena pemasaran

berhubungan langsung dengan keberhasilan dalam penjualan yang dilakukan. Dan

hasil dari pemasaran ini mengarah pada pembelian yang berulang,

perekomendasian kepada pihak lain serta pembelian atau konsumsi yang

meningkat. Dengan semakin meningkatnya jumlah pelanggan maka akan semakin

memantapkan laju pertumbuhan perusahaan dan membantu tercapainya tujuan

perusahaan.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua bentuk pemasaran yang

telah diberikan suatu perusahaan akan mendapat keberhasilan. Hambatan yang

terjadi dan yang dialami Marketing Public Relations dalam pelaksanaan

pemasaran akan memberikannya suatu pengalaman dan pengetahuan lebih di

bidang pemasaran. Dengan kemampuan yang dimiliki maka tujuan perusahaan

dapat perlahan-lahan diwujudkan.

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti

tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “ PERAN MARKETING

PUBLIC RELATIONS DALAM PELAKSANAAN PEMASARAN DI PT.

BATIK DANARHADI SURAKARTA

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di

PT. Batik Danarhadi Surakarta ?

2. Apa saja hambatan yang dihadapi Marketing Public Relations dalam

pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta ?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan Marketing Public Relations untuk mengatasi

hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi

Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan

pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.

2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi Marketing Public

Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Marketing Public Relations untuk

mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik

Danarhadi Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan Public Relations.

b. Sebagai usaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

khususnya di bidang Public Relations.

5

2. Manfaat Praktis

a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi instansi pemerintah maupun swasta dalam pelaksanaan peran Public

Relations di perusahaan pada umumnya dan di PT Batik Danarhadi

Surakarta pada khususnya.

b. Sebagai acuan pelaksanaan penelitian sejenis secara mendalam oleh peneliti

lain.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Public Relations

a. Pengertian Public Relations

Menurut Cutlip, Center dan Glen M. Broom dalam Onong Uchjana

Effendy (1993:116) “Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai

sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau

organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu

program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan public”.

Dalam Kongres I Asosiasi PR sedunia dikutip dalam Yosal Iriantara

(2004: 5-6) “Public Relations sebagai seni dan ilmu sosial yang menganalisis

kecenderungan, memperkirakan konsekuensi-konsekuensi kecenderungan itu,

memberi saran pada pimpinan organisasi dan mengimplementasikan program

aksi yang terencana demi kepentingan organisasi dan kepentingan public”.

Selain itu menurut Frank Jefkins (1996:9) “Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.

Dari definisi dan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat di

simpulkan bahwa Public Relations merupakan salah satu usaha perusahaan

dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi itu

6

dengan publiknya, baik itu kedalam maupun keluar, dengan melalui program

kerja yang terencana.

b. Fungsi Public Relations

Menurut Direktorat Pembinaan Hubungan Masyarakat dan Departemen

Penerangan RI dalam Onong Uchjana Effendy (1993:111-112) merumuskan

fungsi Public Relations sebagai berikut :

1) Melaksanakan hubungan ke dalam, yaitu pemberian pengertian tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “Internal Public” yaitu para karyawan;

2) Melakukan hubungan keluar, yaitu pemberian informasi tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “Exsternal Public” yaitu masyarakat pada umumnya;

3) Melakukan penelaahan serta pembinaan Pendapat Umum melalui hubungan-hubungan khusus dengan unsur-unsur Lembaga Masyarakat;

4) Melakukan pembinaan serta bimbingan untuk mengembangkan Kehumasan sebagai medium penerangan;

5) Menyelenggarakan Koordinasi Integrasi dan Sinkronisasi serta kerjasama kegiatan Hubungan Masyarakat untuk penyempurnaan pelayanan penerangan terhadap umum.

Menurut Bertrand R. Carfield dalam Onong Uchjana Effendy (1993: 137)

mengemukakan tiga fungsi Public Relations yakni:

1) Mengabdi kepada kepentingan umum ( It should serve the public’s interest)

2) Memelihara komunikasi yang baik (Maintain good communication)

3) Menitik-beratkan moral dan tingkah laku yang baik (stress good morals

and manners)

Sedangkan menurut Cutlip dan Centre, and Canfield dalam Rosady Ruslan

(2005: 19) fungsi public relations dapat dirumuskan, sebagai berikut:

1) Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama . 2) Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan

publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3) Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini,

persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.

4) Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.

5) Menciptakan komunikasi dua arah timbale balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.

7

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi Public

Relations adalah:

1) Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan

publiknya, baik keluar maupun kedalam.

2) Melayani kepentingan public dengan baik.

3) Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik.

c. Tugas Public Relations

Menurut Djoko Santoso (2004: 6-7) tugas khusus Public Relations

Manajer adalah :

1) Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas organisasinya.

2) Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi dan kepentingan organisasi dan menyampaikan setiap informasi yang penting pada pihak manajemen.

3) Memberi nasihat pada pihak manajemen mengenai masalah komunikasi. 4) Menyediakan informasi kepada khalayak perihal organisasinya.

Selain itu menurut Oxley dalam Yosal Iriantara (2004: 6-7) tugas-tugas

Public Relations mencakup:

1) Memberikan saran kepada manajemen tentang semua perkembangan internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik-publiknya.

2) Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap publik-publik utama pada saat ini atau antisipasi sikap publik-publik utama terhadap organisasi.

3) Bekerja sebagai penghubung (liaison) antara manajemen dan publik-publiknya; dan

4) Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan yang mempengaruhi hubungan public dan organisasi.

Dari uraian di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil mengenai tugas

Public Relations adalah:

a) Membantu kegiatan manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan.

b) Membentuk dan memelihara citra yang baik bagi perusahaan.

c) Memantau pendapat public mengenai segala sesuatu yang berhubungan

dengan perusahaan/organisasi.

d. Tujuan PR

8

Menurut M. Linggar Anggoro (2005: 3) “tujuan Public Relations adalah

penyajian berbagai informasi dan pendidikan atau penyuluhan untuk

menciptakan saling pemahaman”.

Menurut Tony Greener (2002: 4) tujuan Public Relations adalah:

1) Menciptakan reputasi bagi perusahaan-perusahaan dan organisasi-organisasi.

2) Menciptakan reputasi para individual sebagai ahli di bidang yang dipilihnya.

3) Meningkatkan kesadaran terhadap produk dan layanan dan pada organisasi yang mengadakan mereka.

4) Mempertinggi nama baik dari suatu kedudukan masyarakat atau nama baik perusahaan.

5) Menyelenggarakan kampanye untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Djoko Santoso (2004: 14) berpendapat dari sekian

banyak tujuan Public Relations yang pokok adalah :

1) Mengubah citra umum dengan adanya kegiatan-kegiatan baru perusahaan.

2) Meningkatkan kualitas calon pegawai. 3) Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat dan membuka pasar

baru. 4) Memperbaiki hubungan antara perusahaan dengan khalayaknya. 5) Mendidik para konsumen agar lebih efektif dalam memanfaatkan produk

perusahaan. 6) Menyebarluaskan informasi mengenai aktifitas dan partisipatori

pimpinan perusahaan dalam kehidupan social. 7) Mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor acara. 8) Menyebarluaskan riset yang dilakukan perusahaan.

Selain itu menurut Rachmat Krisyantono (2008:5-17) tujuan Public

Relations antara lain:

1) Menciptakan pemahaman (mutual Understanding) antara perusahaan dan publiknya.

2) Membangun Citra Korporat (Corporate Image). 3) Membentuk opini public yang favorable (mendukung). 4) Membentuk good will dan kerja sama.

Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan

Public Relations adalah:

1) Menciptakan, menjaga dan meningkatkan citra baik perusahaan.

2) Melakukan kegiatan yang mengarah kepada pembentukan citra yang

positif.

3) Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat.

9

e. Aktivitas Public Realtions

Aktivitas Public Relations menurut Rachmat Kriyantono (2008:20-21)

antara lain:

1) Publication & Publicity, yaitu memperkenalkan perusahaan kepada public. Misalnya membuat tulisan yang disebarkan ke media.

2) Events, mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra. Misalnya stasiun televisi SCTV mengadakan acara SCTV Award.

3) News, seorang public relations dituntut menguasai teknik-teknik menulis sehingga dapat menghasilkan produk-produk tulisan (Public Relations Writing), seperti press release, newsletter, berita dan lain-lain.

4) Community Involvelment, public relations mesti membuat program-program yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat disekitarnya. Misalnya Hotel Santika setiap memperingati HUT RI mengadakan perlombaan yang juga di ikuti masyarakat sekitar hotel.

5) Identity Media, merupakan pekerjaan public relations dalam membina hubungan dengan media (pers). Sangat penting untuk memperoleh publisitas media. Media adalah mitra kerja abadi public relations. Media butuh public relations sebagai sumber berita dan public relations butuh media sebagai sarana penyebar informasi serta pembentuk opini public.

6) Lobbying, public relations dituntut mempunyai keahlian persuasi dan negosiasi dengan berbagai pihak. Keahlian ini tampak dibutuhkan misalnya, pada saat terjadi krisis manajemen untuk mencapai kata sepakat di antara pihak yang bertikai.

7) Social Investment, pekerjaan public relations untuk membuat program-program yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan social. Contoh: program public relations “Trans TV Peduli Aceh” yang memberikan bantuan dana dan pembuatan rumah bagi korban bencan Tsunami akhir tahun 2004 lalu.

Selain itu, aktivitas PR menurut H. Fayol dalam Rosady Ruslan (2005:23-

24) adalah sebagai berikut:

1) Membangun identitas dan citra perusahaan yang positif dan mendukung kegiatan komunikasi dua arah dengan berbagai pihak.

2) Menghadapi krisis, menangani keluhan yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan berusaha untuk memperbaiki lost of image and damage.

3) Mempromosikan aspek kemasyarakatan atau public dan mendukung kegiatan kampanye sosial.

f. Peranan Public Relations

10

Menurut Dozier & Broom dalam Rosady Ruslan (2005: 20-21) peranan

Public Relations dapat dibedakan menjadi empat kategori, yaitu:

1) Penasehat Ahli (Expert Prescriber) Seorang praktisi PR yang berpengalaman dan memiliki kemampuan

tinggi untuk dapat membantu mencarikan solusi yang tepat atas masalah hubungan dengan public (public relationship) yang sedang atau akan dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan.

2) Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator) Praktisi PR harus dapat berperan sebagai komunikator atau mediator

untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang menjadi harapan serta keinginan publiknya dan sebaliknya, sehingga dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.

3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)

Di sini, peran PR adalah untuk membantu pimpinan perusahaan baik sebagai Penasehat (adviser) hingga dalam proses pengambilan keputusan/tindakan eksekusi dalam mengatasi persoalan yang terjadi secara rasional dan professional.

4) Teknisi Komunikasi (Communications Technician) Peranan ini menjadi PR sebagai journalist in resident yang hanya

menyediakan layanan teknis komunikasi atau biasa dikenal dengan method of communications in organizations.

Menurut Kotler dalam Rosady Ruslan (2005: 248-249) peranan Public

Relations adalah:

1) Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk yang tengah diluncurkan itu.

2) Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan/digunakan

3) Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk.

4) Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya.

5) Komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan (complain handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggan.

6) Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus merencanakan perubahan posisi produk yang lama.

7) Mengkomunikasikan terus-menerus melalui media PR (House PR Journal) tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan lingkungan hidup, agar tercipta publikasi yang positif di mata masyarakat/public.

11

8) Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumennya.

9) Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul di masa mendatang, misalnya terjadinya krisis kepercayaan, menurunnya citra perusahaan hingga risiko terjadinya krisis manajemen, krisis moneter, krisis multidimensional dan lain sebagainya.

Dari uraian di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil mengenai peran

Public Relations yaitu:

1) Public Relations berperan dalam menciptakan dan membangun citra

positif perusahaan yang diwakilinya di mata public intern dan ekstern.

2) Public Relations berperan sebagai penghubung antara pihak manajemen

dengan public.

3) Public Relations membantu manajemen dalam memberikan solusi atas

masalah yang sedang maupun yang akan timbul di perusahaan.

g. Media Public Relations

Dalam Frank Jefkins(1996:61-62) media-media yang utama bagi kegiatan

humas (Public Relations) adalah :

1) Media pers (press): media ini terdiri dari berbagai macam Koran yang beredar di masyarakat secara umum, baik yang berskala regional maupun nasional atau bahkan internasional; Koran-koran gratis; majalah-majalah, yang diterbitkan secara umum maupun hanya dalam jumlah terbatas untuk kalangan tertentu; buku-buku petunjuk khusus; buku-buku tahunan dan laporan-laporan tahunan dari berbagai lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum.

2) Audio visual: media ini terdiri dari slide dan kaset video, atau bisa juga film-film dokumenter.

3) Radio: kategori ini meliputi semmua jenis radio, mulai dari yang berskala lokal, nasional hingga internasional baik yang dipancarkan secara luas maupun yang dikemas secara khusus.

4) Televisi: sama halnya dengan radio, televisi yang sering digolongkan sebagai media humas tidak hanya televisi nasional atau regional tapi juga televisi internasional , termasuk pula sistem-sistem teletex seperti Prestel, oracle, dan ceefax, yakni suatu perangkat yang memungkinkan pemakainya memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan melalui siaran televisi terbatas.

5) Pameran (exhibition): dalam melaksanakan suatu program atau kampanye humas, para praktisi humas juga sering memanfaatkan acara eksibisi atau pameran.

12

6) Bahan-bahan cetakan (printed material) yakni berbagai macam bahan cetakan yang bersifat mendidik, informative, dan menghibur yang disebarkan dalam berbagai bentuk guna mencapai tujuan humas tersebut.

7) Penerbitan buku khusus (sponsored books) isi buku ini bisa bermacam-macam, misalnya saja mengenai seluk-beluk organisasi, petunjuk lengkap mengenai cara penggunaan produk-produknya atau bisa juga mengenai keterangan tentang berbagai aspek yang berkenaan dengan produk atau organisasi itu sendiri.

Klasifikasi media massa dalam Rosady Ruslan (2005: 188-189) adalah:

1) Media cetak yang bersifat komersial, misalnya surat kabar harian, tabloid, majalah berita, atau hiburan yang terbitannya secara berkala tersebar luas dan dibaca oleh masyarakat umum. a) Kelebihan media berita adalah harganya relatif murah, berita lebih

menyeluruh, lengkap dan dapat menyebar dengan cepat dan efektif, memiliki jangkauan yang luas.

b) Kekurangannya adalah hanya terjadi komunikasi satu arah, umur atau jangka waktu berlakunya relatif pendek (short life span).

2) Media elektronik (broadcast media), seperti radio,televisi (milik pemerintah maupun swasta). a) Kelebihannya adalah bahwa pesannya mudah diterima dan diingat

pemirsanya (visual lebih hidup), serta kecepatan penyampaian berita dan daya pengaruhnya cukup tinggi.

b) Kekurangannya adalah harga lebih mahal, pengaruhnya langsung dan dapat bersifat negatif, penyampaian berita atau pesan tidak menyeluruh karena jam siarannya harus menghemat waktu.

Media yang digunakan oleh Public Relations dalam menyampaikan pesan

kepada publiknya menurut Rosady Ruslan (2005:211-213) adalah:

1) House Journal Biasanya digunakan oleh Public Relations untuk keperluan publikasi atau

sebagai sarana komunikasi yang bertujuan pada kalangan terbatas seperti karyawan, relasi bisnis, nasabah atau konsumen. Biasanya dapat berbentuk news letter, magazine, tabloid, bulletin, company profile, annual report, prospectus dan lain sebagainya.

2) Printed Material Biasanya dapat berbentuk brochure, leaflet, booklet, kop surat, kartu

nama, kartu ucapan selamat, (supplement) kalender dan lain sebagainya. 3) Event (media pertemuan) Media pertemuan secara langsung dengan para audiencenya melalui tatap

muka langsung (face to face), misalnya presentasi, diskusi panel, seminar, pameran, dan lain sebagainya.

4) Broadcasting Media dan Internet Publikasi yang disiarkan melalui siaran radio maupun televisi komersial

milik pemerintah maupun milik swasta termasuk media elektronik dan komputer serta internet (email) yang dimanfaatkan sebagai media publikasi dan komunikasi Publik Relations.

13

5) Media Sarana Humas/Public Relations Yaitu media yang berkaitan dengan penampilan identitas perusahaan

(corporate identity) yang merupakan symbol perusahaan, logo, warna standar perusahaan dan kemasan produk, penampilan dan citra lobby kantor (front office lobby), pakaian seragam (uniform) hingga model huruf atau logo perusahaan (style of identity mark) sebagai pembeda dengan kompetitor lainnya.

6) Media Personal Yaitu media yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengadakan

pertemuan secara langsung (face to face contact) dengan maksud mengadakan pendekatan personal atau melobi dan kemudian bernegosiasi sehingga dapat terjadi perundangan untuk mencapai kesepakatan bersama.

h. Hambatan-hambatan Public Relations

Menurut Kustadi Suhandang (2004:57-59) hambatan terhadap usaha

persuasi Public Relations dapat berupa:

1) Faktor kebisingan (noise factor), hambatan yang berupa suara-suara yang mengganggu jalannya komunikasi sehingga pesan komunikasi tidak bisa diterima sebagaimana mestinya.

2) Faktor Semantik, hambatan yang berupa pemakaian kata atau istilah yang menimbulkan salah paham atau pengertian.

3) Faktor Interes (kepentingan), hambatan yang berupa kepentingan yang berbeda-beda yang dapat membuat seseorang atau orang banyak lebih bersikap selektif dalam hal penghayatan atau tanggapan.

4) Faktor motivasi, hambatan ini berupa motivasi yang berbeda-beda yang dapat mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya.

5) Faktor Prasangka, hambatan terhadap berlangsungnya komunikasi sebab orang yang memiliki prasangka belum apa-apa sudah bersikap was-was dan menentang komunikator atau pembicaranya yang hendak melancarkan komunikasi.

Selain itu beberapa hambatan yang perlu menjadi program pemikiran PR

menurut Kustadi Suhandang (2004:238), antara lain:

1. Ke dalam a) Meningkatkan efisien tenaga buruh atau pegawai sebagai sumber daya

manusia. b) Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan buruh atau pegawai. c) Memelihara kekompakan kerja serta menyalurkan kreatifitas pegawai. d) Ikut mengawasi dan menjaga perusahaan dari gangguan-gangguan

penyelewengan.

14

e) Menggerakkan para pegawai agar memberikan pelayanan kepada public dengan sebaik-baiknya.

2. Ke luar: a) Memelihara hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat

(public), terutama dengan publik di sekitar perusahaan berada. b) Mengajak masyarakat untuk mau menjadi minded terhadap hasil

produksi perusahaan. c) Memperluas pasaran hasil produksi perusahaan. d) Membina kepercayaan dan simpati masyarakat terhadap kegiatan

perusahaan (publisitas, propaganda atau periklanan).

i. Kriteria Yang dimiliki Public Relations Officer (PRO)

Dalam Frank Jefkins (1996:21) Ada 6 kriteria seorang praktisi PR yang

baik, terlepas dari latar belakang pribadinya:

1) Mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik.

2) Mampu berkomunikasi dengan baik. 3) Pandai mengorganisir segala sesuatu. Hal ini menuntut suatu kemampuan

perencanaan yang prima. 4) Memiliki integritas personal, baik dalam profesi maupun dalam

kehidupan pribadinya. 5) Punya imajinasi. Artinya daya kreatifnya cukup baik sehingga ia mampu

membuat jurnal internal, menulis naskah untuk film atau video, menyusun rencana kampanye PR yang rinci dan jelas, serta mampu mencari dan menemukan cara-cara yang semula tak terbayangkan guna memecahkan berbagai masalah.

6) Serba tahu. Seorang praktisi PR dituntut untuk memiliki akses informasi yang seluas-luasnya. Dalam hal ini, mau tidak mau iamemang dituntut untuk menjadi seorang dewa.

Sedangkan menurut Rosady Ruslan (2005:122) PR dituntut untuk

memiliki empat kemampuan yaitu:

1) Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan

berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja, komunikasi, dan

mampu mengevaluasi suatu problematik yang dihadapinya.

2) Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan

publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis, dan menarik bagi publiknya

sebagai target sasarannya.

3) Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, melalui kekuatan

publik relations(power of the PR) dalam merekayasa pandangan atau

opini publik (crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan

15

organisasi/instansi yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling

menguntungkan.

4) Kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya, toleransi,

saling menghargai, good will, dan lain sebagainya dengan berbagai

pihak, baik publik internal maupun eksternal.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang praktisi Public Relations harus

memiliki beberapa kriteria berikut:

1) Seorang praktisi PR harus memiliki keterampilan dalam bidang jurnalistik.

2) Seorang PR harus berpengetahuan dan berwawasan luas serta pola

berfikirnya berorientasi ke masa depan.

3) Memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum dan mampu

menarik perhatian.

4) Harus dapat dipercaya, jujur dalam memberikan informasi atau keterangan

kepada public.

5) Mampu berkomunikasi dengan baik.

2.Tinjauan Tentang Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Dalam Anne Gregory (2008:17) menurut Chartered Institute of Marketing

di Inggris mendefinisikan pemasaran sebagai “suatu proses manajemen yang

bertanggung jawab atas pengidentifikasian, pengantisipasian, dan pemenuhan

kebutuhan pelanggan yang menguntungkan perusahaan”.

Menurut William J. Stanton (1991:7-8) “Pemasaran adalah suatu system total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah usaha

yang dilakukan perusahaan di mulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan

dan keinginan konsumen, menentukan produk yang akan di produksi,

menentukan harga, kemudian menentukan cara-cara berpromosi dan

mendistribusikan produk tersebut pada konsumen.

16

b. Bauran Pemasaran/Marketing Mix

Menurut William J. Stanton dalam Basu Swastha DH. (1984:42)

“marketing mix adalah kombinasi dari empat variable atau kegiatan yang

merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, struktur harga,

kegiatan promosi, dan sistem distribusi”.

Selanjutnya menurut William J. Stanton dalam Basu Swastha DH.

(1984:43-44) Marketing Mix dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Produk Dalam pengelolaan produk termasuk pula perencanaan dan

pengembangan produk dan/ jasa yang baik untuk dipasarkan oleh perusahaan. Perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah produk yang ada, menambah produk baru, atau mengambil tindakan lain yang dpat mempengaruhi kebijaksanaan dalam penentuan produk. Selain itu, keputusan-keputusan juga perlu diambil menyangkut masalah pemberian merk, pembungkusan, warna, dan bentuk produk lainnya.

2) Harga Dalam kebijaksanaan harga, manajemen harus menentukan harga dasar

dari produknya, kemudian menentukan kebijaksanaan menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos kirim dan hal-hal lain yang berhubungan dengan harga.

3) Promosi Promosi ini merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahu dan

mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan. Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah: periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas, hubungan masyarakat.

4) Distribusi Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan

digunakan dalam saluran distribusi, serta mengembangkan system distribusi yang secara fisik menangani dan mengangkut produk melalui saluran tersebut. Ini dimaksudkan agar produknya dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya.

c. Pengertian Marketing Public Relations

Menurut Thomas L. Harris dalam Rosady Ruslan (2005:239) “Marketing Public Relations adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut di lakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan”. Sedangkan menurut Rosady Ruslan (2005:239-240) “Marketing Public Relations merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang dapat di

17

percaya dan melalui kesan-kesan positif yang di timbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaann atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya”.

d. Aktivitas Marketing Public Relations

Dalam Rosady Ruslan (2005:247) program kerja/aktivitas dari Marketing

Public Relations adalah:

1) Peluncuran dan publikasi produk.

2) Iklan layanan masyarakat.

3) Advetorial (artikel sponsor).

4) Special events: promotions & publications programs.

5) Road show, and business presentations, etc.

e. Peranan Marketing Public Relations

Menurut Philip Kotler dalam Rosady Ruslan (2007:139) peranan

Marketing Public Relations adalah sebagai berikut:

1) Membangun kesadaran konsumen Public Relations dapat menyusun cerita menarik (story board) atas

produk, jasa, organisasi, atau gagasan cemerlang sehingga konsumen atau sasaran khalayak (pull strategy) menjadi tertarik.

2) Membangun kredibilitas (kepercayaan) Upaya Public Relations adalah bagaimana membangun suatu kredibilitas

korporasi (corporate credibility image) melalui teknik publikasi bekerja sama dengan pihak media atau pers (editorial contacts) yang terus-menerus.

3) Merangsang wiraniaga dan penyalur Public Relations dapat membantu program kerja wiraniaga dan

antisiasme penyalur, yaitu mempublikasikan tentang suatu produk atau jasa yang akan siluncurkan sebelum dipasarkan (push strategy) melalui kekuatan (power) public relations approach

4) Menekan anggaran promosi Keuntungan lain dengan memanfaatkan kekuatan public relations dalam

penyampaian pesan suatu produk atau jasa lewat publikasi positif dan biayanya lebih murah jika berpromosi melalui iklan komersial tv atau media cetak.

5) Menjembatani konsumen yang tidak suka iklan

18

Tidak semua konsumen senang melihat iklan, maka untuk mengatasi orang yang tidak senang iklan tersebut, Public Relations akan menggantikannya melalui publikasi, pembuatan press release, artikel atau features tentang story board dalam advertorial mengenai produk atau jasa yang akan di pasarkan sehingga semua informasi atau pengenalan tentang produk yang diluncurkan akan sampai ke konsumen secara optimalisasi, efektif, dan efisien dalam menggunakan dana promosi.

Sedangkan menurut Rhenald Kasali (1992:13) ruang lingkup pekerjaan

Marketing Public Relations adalah:

1) Memposisikan perusahaan sebagai “leader” dan “expert”. 2) Membangun kepercayaan (confidence and trust) konsumen. 3) Memperkenalkan produk baru. 4) Menghapus, meluncurkan kembali (relaunch) produk-produk yang

sudah dewasa (mature). 5) Mengkomunikasikan keuntungan-keuntungan produk lama. 6) Mempromosikan cara-cara pemakaian baru atas produk yang sudah

dikenal. 7) Melibatkan/menggerakkan masyarakat terhadap produk kita. 8) Menjangkau “secondary markets” 9) Menekan pasar yang lemah. 10) Memperluas jangkauan iklan. 11) Menyebarkan berita sebelum beriklan. 12) Membuat iklan lebih berbunyi (menjadi bahan pembicaraan). 13) Menjelaskan “product story” dengan lebih detail. 14) Memperoleh publisitas atas produk-produk yang tidak boleh di

iklankan. 15) Memperoleh pemberitaan televisi atas produk-produk yang tabu di

iklankan di TV. 16) Mengetes konsep pemasaran. 17) Mengidentifikasikan produk (merk) dengan nama perusahaan. 18) Mendapatkan dukungan konsumen dengan menjelaskan misi

perusahaan. 19) Mendorong motivasi tenaga-tenaga penjual (sales force). 20) Memperoleh dukungan dari para penyalur (pengecer).

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur berpikir yang dipergunakan dalam

penelitian, yang diilustrasikan secara menyeluruh dan sistematis setelah memiliki

teori yang mendukung proses penelitian.

Dalam menghadapi era globalisasi yang semakin mendorong timbulnya

kemajuan di semua bidang usaha terutama di bidang perekonomian. Hal ini

19

membuat laju pertumbuhan ekonomi meningkat cepat dan menumbuhkan bnyak

pasar baru yang sesuai dengan selera dan keinginan dari konsumen. Salah satu

usaha yang berkembang pesat adalah di bidang tekstil.

Dalam setiap persaingan yang dihadapi, perusahaan berupaya melakukan

yang terbaik agar mampu bertahan. Salah satu stategi yang di miliki adalah

dengan meningkatkan peran Public Relations. Tidak dapat dipungkiri bahwa

Public Relations memiliki peran besar dalam maju tidaknya suatu perusahaan.

Untuk itulah perusahaan yang bergerak di bidang bisnis komersial sangat

perlu memiliki Public Relations yang membantu dalam melaksanakan kegiatan

manajemen perusahaan. Dan kini Public Relations yang di miliki perusahaan

terdiri dari Marketing Public Relations (MPR) dan Corporate Public Relations

(CPR).

Dalam perusahaan yang digunakan sebagai obyek ini penulis melihat

adanya pengaruh yang besar Marketing Public Relations yang mendorong minat

bagi penulis untuk mengkaji lebih dalam. Peran public relations dalam bauran

pemasaran adalah mengkomunikasikan pesan-pesan kunci kepada

masyarakat/konsumen yang menjadi target dalam mata rantai pemasaran untuk

mempengaruhi perilaku pembelian.

Dalam Marketing Public Relation yang di lakukan tidak dapat dipungkiri

bahwa dalam setiap pencapaian tujuan tersebut akan ada hambatan yang di alami,

dan sudah menjadi tugas bagi Marketing Public Relations untuk mencari solusi

yang tepat dalam permasalahan yang dihadapinya. Dan sebagai hasil dari

kegiatan tersebut adalah perusahaan dapat terus mempertahankan eksistensinya

dan mencapai keberhasilan dalam melakukan penjualan produk yang dimilikinya,

sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai.

Berdasarkan teori diatas penelitian mengenai peran Marketing Public

Relations dalam Pelaksanaan Pemasaran dapat dilihat melalui skema di bawah ini:

20

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

BAB III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam memperoleh data untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian,

peneliti melaksanakan penelitiannya di PT. BATIK DANARHADI Surakarta, yang terletak di

Corporate PublicRelations

Marketing Public Relations

PERUSAHAAN

Public Relations

Pemasaran Hambatan

Solusi

Tujuan Perusahaan

tercapai

21

Jalan Dr. Rajiman No. 164 Singosaren, Kemlayan, Serengan, Surakarta,

Telp.(0271)644126, PO BOX 110

Penetapan lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu :

a. Adanya permasalahan yang terkait dengan topik penelitian tersebut di PT. Batik

Danarhadi Surakarta.

b. Tersedia data yang diperlukan oleh peneliti dan lokasi mudah dijangkau.

c. Belum pernah dilaksanakan penelitian dengan permasalahan yang serupa, dan

adanya keterbukaan dari pihak PT. Batik Danarhadi Surakarta sehingga

memudahkan di dalam melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan

permasalahan yang dihadapi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari pembuatan proposal sampai dengan

selesainya laporan dalam bentuk skripsi. Diperkirakan dalam jangka waktu selama 5

(lima) bulan yaitu mulai bulan April 2009 sampai Agustus 2009.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Atas dasar telaah teori yang telah disusun dan melihat permasalahan yang ada

dalam penelitian ini, maka peneliti memilih penelitian kualitatif.

Menurut Lexy J. Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah :

“Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.

Riset kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme (natural setting) artinya

bahwa realitas yang muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian ini. Hal tersebut

22

22

sesuai dengan pendapat HB Sutopo (2002:35) yang menyatakan bahwa “Pada penelitian

kualitatif peneliti berusaha menganalisis data dengan semua kekayaan wataknya yang

penuh nuansa, sedekat mungkin dengan bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat”.

Kemudian Van Mannen dalam HB Sutopo (2002:34) menambahkan bahwa

“Penelitian kualitatif kepentingan pokoknya terletak pada peristiwa nyata dalam dunia

aslinya, bukan sekedar pada laporan yang ada”.

Karakteristik penelitian kualitatif antara lain : latar alamiah, manusia sebagai alat

(instrumen),metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded

theory), deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya batas yang

ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahanan data, desain yang

bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Dalam penelitian kualitatif ada tiga macam strategi pendekatan yang digunakan,

yaitu eksplanatif, eksploratif dan deskriptif. Penelitian eksplanatif bertujuan untuk

menjelaskan suatu pegangan atau patokan untuk pembuktian suatu pendapat,

penelitian eksploratif bertujuan untuk menentukan hal-hal yang baru, sedangkan

penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata-kata atau

uraian dan penjelasan.

Berdasarkan masalah yang disajikan dalam penelitian ini yang lebih menekankan

masalah proses dan makna (persepsi dan artisipasi), maka jenis penelitian dengan

strateginya yang terbaik adalah penelitian kualitatif deskriptif. Jenis penelitian ini akan

mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh

nuansa yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi

dalam bentuk angka.

Menurut Mardalis (2007:26), ”Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

bertujuan mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku”. Didalamnya terdapat upaya

mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang

sekarang terjadi atau ada. Dengan kata lain, penelitian deskriptif bertujuan untuk

memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara

variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak

23

menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai

dengan variabel-variabel yang diteliti.

2. Strategi Penelitian

Menurut HB Sutopo (2002:11): ”...dalam penelitian kualitatif dikenal juga

adanya studi kasus tunggal dan studi kasus ganda”. Di bagian lain HB Sutopo (2002:112)

juga menjelaskan bahwa: ”Secara lebih khusus baik studi kasus tunggal ataupun studi

kasus ganda, masih dibedakan adanya jenis penelitian terpancang ataupun holistik

penuh...”. Hal-hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Studi Kasus Tunggal Studi penelitian disebut sebagai studi kasus tunggal, bilamana penelitian

tersebut hanya dilakukan pada satu kasus tunggal, bilamana penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu karakteristik. Artinya, penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi atau satu subyek).

b. Studi Kasus Ganda Penelitian ini mempergunakan adanya sasaran (lokasi studi) lebih dari satu

yang memiliki perbedaan karakteristik.

c. Terpancang Dalam penelitian terpancang, peneliti sudah memiliki dan menentukan

variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan studinya.

d. Holistik Penuh Dalam penelitian holistik penuh, peneliti sudah memilih dan menentukan fokus

sebelum peneliti terjun ke lapangan studinya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan strategi studi kasus tunggal

terpancang, tunggal karena peneliti hanya mengarahkan kegiatan riset pada satu kasus

atau lokasi studi, dalam hal ini peneliti menetapkan objek yang sudah jelas hanya satu

yaitu PT. Batik Danarhadi Surakarta. Sedangkan terpancang karena peneliti terfokus

pada satu pokok permasalahan.

24

C. Sumber Data

Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena

ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan

kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti

harus benar-benar berfikir mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang akan

dikumpulkan dan juga validitasnya.

Menurut Lofland yang di kutip Lexy J. Moleong (2006:157), “ Sumber data utama

penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain”. Sedangkan menurut HB Sutopo (2002:50-54) “Sumber

data penelitian kualitatif dapat berupa nara sumber (informan), peristiwa atau aktivitas,

tempat atau lokasi, benda, beragam gambar, dokumen dan arsip”.

Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Narasumber (Informan)

Adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang

diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. Menurut HB Sutopo

(2002:50) “Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (nara sumber) sangat

penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya”. Peneliti dan

narasumber memiliki posisi yang sama, narasumber bukan hanya sekedar memberikan

tanggapan pada apa yang diminta peneliti, tetapi bisa lebih memilih arah dan selera

dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi ini sumber data yang berupa

manusia dalam penelitian kualitatif disebut informan.

Informan pada penelitian ini adalah :

a. Kepala Bagian Marketing Public Relations

b. Pegawai bagian Marketing Public Relations

c. Customer/pelanggan

25

2. Peristiwa atau Aktivitas

Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau

perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Dari

pengamatan dan peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana

sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa

sebagai sumber beragam dari berbagai peristiwa baik yang terjadi secara sengaja

ataupun tidak.

Data atau informasi pada penelitian ini didapat dari pelaksanaan kegiatan

pemasaran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta.

3. Tempat atau Lokasi

Tempat atau lokasi berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga

merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti. Informasi

mengenai lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali sumber lokasinya baik yang

merupakan tempat maupun lingkungannya.

Tempat atau lokasi dalam penelitian ini adalah lingkungan PT. Batik Danarhadi

Surakarta.

4. Dokumen atau Arsip

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 66) arsip adalah ”dokumen tertulis (surat, akta, dan sebagainya), lisan (pidato, ceramah, dan sebagainya), atau bergambar (foto, film, dan sebagainya), dari waktu yang lampau, disimpan dalam media tulis (kertas), elektronik (pita kaset,pita video, disket komputer, dan sebagainya), biasanya dikeluarkan oleh instansi resmi, di simpan dan di pelihara di tempat khusus untuk referensi”.

Sedangkan dokumen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 272)

adalah ” Surat yang tertulis atau tercetak yang dapat di pakai sebagai bukti keterangan

(seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian); barang cetakan atau naskah yang

26

di kirim melalui pos; rekaman suara, gambar di film, dan sebagainya yang dapat di

jadikan bukti keterangan”.

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data penelitian meliputi segala

bentuk literatur/ pustaka/ arsip dan dokumen operasional yang relevan dengan objek

penelitian.

D. Teknik Sampling (Cuplikan)

Dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor

kontekstual, jadi maksud sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi

dari berbagai macam sumber. Tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada

dalam ramuan konteks yang unik. Maksud kedua dari sampling ialah menggali informasi

yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Lexy J. Moleong

(2006:224) berpendapat “Pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel

bertujuan (purposive sample)”.

Oleh karena itu dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah

purposive sampling, yaitu bentuk penelitian yang pengambilan sampelnya digunakan

untuk menyeleksi atau memfokuskan permasalahan agar pemilihan sampel lebih

mengarah pada tujuan penelitian.

Ciri-ciri sampel bertujuan menurut Lexy J. Moleong (2006:224-225):

1. Rancangan sampel yang muncul : sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.

2. Pemilihan sampel secara berurutan : tujuan memperoleh variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis.

3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel : pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunaannya, namun sesudah makin banyaknya informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, maka sampel dipilih atas dasar fokus penelitian.

4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan : pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas informasi dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring maka penarikan sampel dapat diakhiri. Jadi,kuncinya di sini ialah jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan.

27

Peneliti juga menggunakan teknik snowball sampling (bola salju). Menurut

Suharsimi Arikunto (2006:17) teknik snowball sampling adalah :

“Peneliti memilih responden secara berantai. Jika pengumpulan data dari responden ke-1 sudah selesai, peneliti minta agar responden tersebut memberikan rekomendasi untuk responden ke-2, lalu yang ke-2 juga memberikan rekomendasi untuk responden ke-3, dan selanjutnya. Proses bola salju ini berlangsung terus sampai peneliti memperoleh data yang cukup sesuai kebutuhan”.

Pada teknik ini peneliti menentukan beberapa informan pokok yang peneliti

pandang mengetahui tentang permasalahan yang diteliti. Selanjutnya jumlah informan

semakin lama semakin bertambah, sesuai dengan yang ditunjuk oleh informan pokok

tersebut. Jadi di dalam menghadapi subjek yang diteliti peneliti tidak memandangnya

sebagai responden tetapi sebagai informan karena yang terpenting adalah informasi

yang diberikan oleh informan (nara sumber), orang yang ditunjuk sebagai sampling di

dalam penelitian kualitatif bisa saja diganti sesuai dengan kebutuhan yang didasarkan

pada kenyataan di lapangan penelitiannya. Perlu diperhatikan disini, bahwa jumlah

sampling tidak ditentukan sebab yang penting bukan jumlahnya, tetapi kelengkapan &

kedalaman informasi yang bisa digali.

E. Teknik Pengumpulan Data

Agar suatu masalah dapat terpecahkan secara tuntas maka diperlukan data yang

valid. Untuk mendapatkan data tersebut diperlukan suatu teknik pengumpulan data

yang tepat. Teknik pengumpulan data adalah suatu cara khusus yang digunakan untuk

memperoleh data dalam penelitian. Kesalahan dalam menentukan teknik pengumpulan

data akan berakibat data yang diperoleh menjadi kurang valid.

Data sangat penting dan diperlukan dalam penelitian untuk membuktikan

kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan. Oleh karena itu dalam penelitian

memerlukan data yang objektif. Untuk memperoleh data yang objektif perlu

28

diperhatikan cara atau teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat

pengumpulan data.

Seperti pendapat dari Suharsimi Arikunto (2006:223) bahwa ”......maka

mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti”. Hal ini

dikarenakan jika ada kesalahan dalam pengumpulan data maka akan sangat

berpengaruh terhadap hasil penelitian. Maka data yang dikehendaki dalam setiap

penelitian adalah data yang benar-benar dapat dipercaya dan objektif.

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Sumber data yang penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia

yang berada dalam posisi sebagai narasumber. Lexy J. Moleong (2006:186) menyatakan

pengertian “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Burhan Bungin

(2003:108) menjelaskan pengertian wawancara sebagai berikut : “ Wawancara adalah

proses percakapan yang dimaksud untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian

kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya, yang dilakukan dua pihak yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang di wawancarai

(intervewee)”.

Menurut pendapat Guba dan Lincoln yang dikutip oleh Lexy J. Moleong

(2006:188-190), pembagian jenis wawancara adalah :

a. Wawancara oleh Tim atau Panel

b. Wawancara Tertutup dan Wawancara Terbuka

c. Wawancara Riwayat Secara Lisan

d. Wawancara Terstruktur dan Wawancara TidakTerstrukur

Wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara terfokus. Dalam

wawancara ini masalah ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara berlangsung.

Pertanyaannya telah diformulasikan dan disusun dengan ketat dan diharapkan

responden menjawab sesuai dengan kerangka kerja pewawancara dan definisi

permasalahan. Biasanya wawancara ini dilakukan dalam situasi yang formal. Jenis ini

dilakukan pada situasi jika semua sampel yang representatif ditanyai dengan

29

pertanyaan yang sama dan semua subjek dipandang mempunyai kesempatan yang sama

untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Pokok-pokok yang dijadikan dasar

pertanyaan diatur secara sangat terstruktur. Keuntungan wawancara terstruktur ialah

jarang mengadakan pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan yang

diwawancarai agar jangan sampai berdusta. Lexy J. Moleong (2006:190).

Wawancara tidak terstruktur karena peneliti merasa tidak tahu apa yang tidak

diketahuinya. Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang

bukan baku atau informasi tunggal. Hasil wawancara semacam ini menekankan

kekecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali,

pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif tunggal. Pertanyaan biasanya tidak

disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari

responden. Pelaksanaan tanya-jawab mengalir seperti dalam percakapn sehari-hari.

Wawancara biasanya berjalan lama dan sering kali dilanjutkan pada kesempatan

beikutnya.

Sehingga dalam penelitian ini peneliti sebagai pewawancara menggunakan

wawancara dengan teknik terstuktur dan tidak terstruktur, yaitu teknik wawancara yang

pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang di

ajukan, di buat kerangka dan garis besarnya sebelum berada di lapangan penelitian,

sehingga pertanyaan yang diberikan akan lebih terarah. Tetapi pertanyaan yang

diberikan dapat berkembang sesuai kebutuhan data meskipun pertanyaan tersebut

tidak ada dalam pedoman wawancara. Dan wawancara ini dapat dilakukan beberapa kali

sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan

masalah yang sedang dijelajahi.

2. Observasi

Menurut Kartini Kartono dalam buku Pengantar Metodologi Riset Sosial

(1996:157) “Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena

sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Teknik

observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa,

30

tempat atau lokasi, benda serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara

langsung maupun tidak langsung. (H B. Sutopo, 2002:65).

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia

seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang

lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode lain.

Pendapat Kartini Kartono (1996:162) menurut cara pelaksanaannya dan tujuan teknik

observasi dapat dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu :

a. Observasi Partisipasi Yaitu teknik observasi dimana pengamat benar-benar ikut mengambil bagian

(ikut berpartisipasi) dalam kegiatan yang dilakukan oleh para subjek yang diobservasi.

b. Observasi Sistematis / berstruktur Yaitu teknik observasi yang mempunyai struktur atau kerangka yang jelas, di

dalamnya berisikan semua faktor yang diperlukan dan sudah dikelompokkan dalam kategori dan tabulasi tertentu.

c. Observasi Eksperimental Yaitu teknik observasi yang dilakukan secara non partisipatif, namun

berstuktur dan sistematis untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan, timbulnya variabel-variabel dan gejala-gejala kelainan sebagai satu situasi eksperimental yang sengaja diadakan untuk bisa diteliti.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi sistematis/berstruktur

dimana peneliti menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Menurut

Burhan Bungin (2005:134-135) menyatakan bahwa dalam penelitian berstruktur,

peneliti telah mengetahui aspek atau aktivitas apa yang ingin diamati, yang relevan

dengan masalah dan tujuan penelitian karena pada pengamatan, peneliti telah terlebih

dulu mempersiapkan materi pengamatan dan instrumen yang akan digunakan.

Di samping observasi berstuktuk/sistematis, peneliti juga menggunakan

observasi dengan tidak berpartisipasi (nonparticipant observation), sesuai dengan

pendapat Rosady Ruslan (2003:36) bahwa “dalam pengamatan nonpartisipasi, peneliti

melakukan observasi pengumpulan data dan informasi tanpa melibatkan diri, atau tidak

menjadi bagian dari lingkungan sosial/organisasi yang diamati”

.

31

3. Dokumen

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis

Suharsimi Arikunto( 2006:158). Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis sepert buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.

Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi

penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar

belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang berkaitan dengan

peristiwa masa kini yang sedang diteliti (H B. Sutopo, 2002:69).

4. Studi Kepustakaan

Menurut Mestika Zed (2004:3) berpendapat bahwa “Riset kepustakaan atau

sering juga disebut studi pustaka, ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan

metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan

penelitian”

Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh data dengan cara

membaca, mempelajari, dan menganalisa isi pustaka yang berhubungan dengan

permasalahan dalam penelitian ini.

F. Validitas Data

Guna menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data

didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Sedangkan dalam penelitian ini teknik

pemeriksaan data yang dilakukan adalah dengan triangulasi. Menurut Patton dalam

bukunya Lexy J. Moleong (2006:330) ditegaskan bahwa “Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

32

Dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, HB Sutopo (2002:78-82)

menyebutkan bahwa ada empat macam triangulasi, yaitu :

1) Triangulasi data atau triangulasi sumber, yaitu penelitian dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data sejenis.

2) Triangulasi metode yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data yang sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda.

3) Triangulasi peneliti, yaitu cara yang mana hasil penelitian baik data ataupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhan diuji validitasnya dari beberapa peneliti.

4) Triangulasi teori, yaitu triangulasi yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Sedangkan menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2006:330) mengemukakan

bahwa teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui

sumber lainnya. Empat macam triangulasi tersebut adalah sebagai berikut :

1) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber 2) Yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

3) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan metode 4) Dalam teknik pemeriksaan ini terdapat 2 strategi yaitu : 1) Pengecekan derajat

kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data. 2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

5) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan penyidik 6) Teknik ini dengan jalan memanfaatkan peneliti / pengamat lainnya untuk

keperluan pengecekan kembai derajat kepercayaan data. 7) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan teori

Menurut Lincoln dan Guba teknik ini berdasarkan anggapan bahwa fakta

tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.

Sedangkan dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data yang digunakan adalah

dengan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber dan metode.

Menurut pendapat Lexy J. Moleong (2006:330) hal tersebut dapat dicapai

dengan jalan :

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

33

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannyasecara pribadi.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Disamping menggunakan cara triangulasi data tersebut, penelitian ini juga

menggunakan teknik informan review. Review informan sebagai langkah penting dalam

penelitian ini, yakni responden diminta untuk meneliti dan mengontrol pembenaran

hasil wawancara dengan maksud agar responden bisa memperbaiki apabila terdapat

kesalahan dan menambah bila ada yang kurang.

Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian

harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan data dengan

beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang benar-

benar diperlukan bagi penelitiannya. Ketepatan data tersebut tidak hanya tergantung

pada ketepatan memilih sumber dan teknik pengumpulannya tetapi juga diperlukan

teknik pengembangan validitas data. Validitas data dalam penelitian menggunakan

triangulasi sumber dan triangulasi metode serta review informan.

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan data ke

dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis. Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif yaitu tiap

komponen analisis, aktivitasnya dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponen

maupun dengan proses pengumpulan data dalam proses yang berbentuk siklus.

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan

proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari field note. Reduksi

data acapkali tampak pada saat sebelum peneliti memutuskan kerangka konseptual

34

wilayah penelitian, permasalahan penelitian dan pengumpulan data yang mana yang

dipilihnya, dan tahap ini berlangsung terus sampai laporan akhir lengkap tersusun.

Sebagai bagian dari analisis, maka proses menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data merupakan hal yang sangat

penting dilakukan, sehingga akan mempermudah dalam menarik dan memverifikasikan

kesimpulan final.

2. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam

bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Dengan

penyajian ini dapat membantu peneliti dalam memahami apa yang sedang terjadi dan

apa yang seharusnya dilakukan. Penyajian informasi ini dapat berbentuk matriks, grafik,

jaringan dan bagan yang tersusun secara terpadu sehingga memudahkan peneliti dalam

menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Kegiatan penyajian data

disamping sebagai kegiatan analisis juga merupakan kegiatan reduksi data.

3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi

Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa

dipertanggungjawabkan, sedangkan verifikasi juga dapat berupa kegiatan yang

dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian (H B. Sutopo, 2002:91-93).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema analisis interaktif berikut ini :

Pengumpulan Data

Sajian Data

Reduksi Data

35

Gambar 2 : Skema Model Analisis Data Interaktif

(Sumber: Miles & Huberman, 1992:20)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini berupa tahap – tahap sebagai berikut :

1. Tahap Pra Lapangan

Ada enam tahap kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini

ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian

lapangan. Kegiatan dan pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Menyusun rancangan penelitian

b) Memilih lapangan penelitian

c) Mengurus perijinan

d) Menjajaki dan menilai lapangan

e) Memilih dan memanfaatkan informan

f) Menyiapkan perlengkapan penelitian (Lexy J. Moleong, 2006 : 127-133).

2. Tahap Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian :

a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri

1) Pembahasan latar penelitian

2) Penampilan

3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan

Kesimpulan/verifikasi

36

4) Jumlah waktu studi

b) Memasuki lapangan

1) Keakraban hubungan

2) Mempelajari bahasa

3) Peranan peneliti

c) Berperan serta sambil mengumpulkan data

1) Pengarahan batas studi

2) Mencatat data

3) Petunjuk tentang cara mengingat data

4) Kejenuhan, keletihan dan istirahat

5) Meneliti suatu latar yang di dalamnya terdapat pertentangan

3. Tahap Analisis Data

Analisis awal penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data di lapangan,

sedang analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup mendukung

maksud dan tujuan penelitian. Tahap ini merupakan tahapan dalam menarik

kesimpulan.

4. Tahap Penulisan Laporan Penelitian

Tahap ini merupakan tahap akhir dimana peneliti mulai menyusun hasil laporan

yang telah disusun secara rapi dilanjutkan dengan penggandaan laporan sesuai dengan

jumlah yang dibutuhkan.

Pengumpulan

Persiapan Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Awal

Pembuatan Proposal

Penelitian dan Perijinan

Analisis Data Akhir

Penarikan Kesimpulan

Pembuatan dan Penggandaan Laporan

37

Gambar 3. Prosedur Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan PT. Batik Danarhadi Surakarta

Berdasarkan Company Profile terbaru dari PT. Batik Danarhadi (2005),

status PT. Batik Danarhadi pada awal berdiri masih berbentuk sebuah industri

batik rumah tangga dan dikenal dengan nama Batik Wongso. Nama tersebut

diambil dari identitas sang pemilik yakni H. Wongsodinomo. Sebagai salah satu

industri batik tertua di Kota Surakarta, keberadaan Batik Wongso menjadi pelopor

bagi industri batik rumah tangga yang lain.

Saat masih berbentuk industri kecil, proses produksi hanya sebatas pada

penyediaan bahan baku dan bahan pengolah batik saja, seperti kain dan obat-

obatan. Sedangkan proses pembuatannya dilakukan dirumah masing-masing

pekerja yang umumnya berasal dari daerah sekitar.

Setelah sekian lama mampu mempertahankan eksistensinya,

kepemimpinan dan kepemilikan perusahaan kemudian diserahkan kepada sang

cucu bernama R. H. Santosa yakni pada tahun 1967. Di bawah kepemimpinan R.

H. Santosa inilah laju perekonomian perusahaan kian meningkat dan sebagai

wujud kemajuannya, status usahapun berubah menjadi industri perorangan.

Kemudian tahun 1984 pihaknya baru mendapatkan pengakuan hukum

resmi dari pemerintah dan diberikan nama PT. Batik Danarhadi. Mengenai asal

usul nama perusahaan tersebut, nama Danarhadi diambil dari panggilan istri R. H.

Santosa yakni Hj. Danarsih yang digabung bersama nama sang mertua yakni Hadi

Priyono.

38

PT. Batik Danarhadi merupakan sebuah perusahaan yang bersifat tertutup

yakni dimana semua saham yang dimiliki perusahaan adalah tidak untuk

diperjualbelikan kepada pihak luar.

Kesuksesan yang diraih PT. Batik Danarhadi sampai sekarang ini

menjadikannya sebagai perusahaan besar yang mampu memiliki 15 cabang di

Indonesia antara lain Surakarta, Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Bali,

Padang, Medan, Kediri, Bogor, Cirebon, Ujung Pandang, Bandung dan Batam..

Cabang-cabang perusahaan tersebut hanya berperan sebagai tim pelaksana bidang

akuntansi saja yang berlandaskan pada sistem sentralisasi. Selain penjualan di

rumah-rumah batik, PT. Batik Danarhadi juga melakukan penjualan di luar rumah

batik, antara lain di toko dan supermarket: Matahari, Golden Trully, Sarinah, Sogo

Plaza Indonesia, Bandung Indah Plaza, Bali Plaza Kuta, Galeria Mall, dan lain-

lain. PT. Batik Danarhadi juga telah mengeksport produknya sampai ke luar

negeri. Pemasaran produk ke luar negeri melalui internet. Ekspor yang di lakukan

PT. Batik Danarhadi sudah sampai ke Eropa, Asia, Australia, dan lain-lain.

Sedangkan di Surakarta sendiri, cabang PT. Batik Danarhadi juga tersebar

di beberapa tempat, terdiri dari Ratu Batik Solo dan Danadi Fashion Muslim,

namun induk dari segala cabang perusahaan terletak di Jl. Radjiman No. 164

Surakarta

2. Tujuan Pendirian Perusahaan

Tujuan yang ingin dicapai PT Batik Danrhadi, mencakup :

a) Pelestarian budaya bangsa Indonesia, yakni pihaknya selalu berupaya

memelihara sebuah tradisi agar senantiasa hidup sepanjang masa, dan hal ini

sesuai dengan penerapan motto “Tradisi Batik Asli”.

b) Pendapatan keuntungan sesuai dengan barang dan jasa yang dihasilkan.

c) Penyejahteraan anggota dan karyawan perusahaan beserta keluarga.

d) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sosial antara lain dengan mengurangi

jumlah penggangguran di Indonesia, mencukupi kebutuhan khalayak internal

maupun eksternal, serta tugas-tugas mulia yang lain.

e) Menjadi pelopor dan pemimpin bagi industri batik yang ada di tanah air.

39

3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi perusahaan diwujudkan oleh suatu pernyataan formal mengenai apa

yang ingin dicapai perusahaan sebagai acuan dalam penciptaan formula strategi

bagi misi perusahaan. Adapun visi PT. Batik Danarhadi adalah “Senantiasa

berupaya untuk menjadi sebuah perusahaan yang ramah terhadap lingkungan, dan

professional di bidangnya sebagai sentral mode industri batik tradisional dalam

mempertahankan kelestarian produk budaya nasional.”

Kemantapan visi PT. Batik Danarhadi di dukung oleh slogan perusahaan

berupa “Tradisi Batik Asli”. Hal ini tersirat makna bahwa dimana perusahaan

ingin menunjukkan kesungguhan untuk menjadi sentral mode dalam industri

batik, sekaligus sebagai perusahaan yang peduli terhadap kelestarian budaya

bangsa. Dan pernyataan tersebut dapat dibuktikan oleh PT. Batik Danarhadi

dengan melalui produk-produk yang telah dihasilkannya, antara lain yakni

pihaknya mampu memproduksi 30% batik tradisional, dan sisanya merupakan

batik-batik kontemporer.

Sedangkan misi perusahaan itu sendiri adalah bagaimana senantiasa

memperhatikan dalam memenuhi dan mengutamakan kepentingan stakeholders.

Bagi sebuah organisasi, keberadaan misi ini sangatlah penting guna memberikan

arah dan kefokusan pada strategi perusahaan. Pada umumnya suatu misi

merupakan wujud penjelasan arti bisnis, visi, tujuan, serta filosofi dalam sebuah

organisasi. Misi bisa juga dikategorikan sebagai visi manajemen yakni mengenai

apa yang ingin di lakukan sebuah organisasi dalam menggapai prospek gemilang

di masa yang akan datang.

Misi PT. Batik Danarhadi belum dapat dinyatakan dengan secara jelas,

namun hal tersebut terlihat pada strategi yang telah dilaksanakan beserta hasil

yang dicapainya. Sehingga dapat diperkirakan bahwa misi perusahaan adalah

“Menjadi produsen batik dan sebagai pelaku bisnis dalam kancah perdagangan

tekstil khususnya kain batik untuk selalu berupaya memberikan kesempatan

40

kepada masyarakat agar dapat memiliki dan berbusana batik yang berkualitas

serta modern”.

Adapun manfaat sebuah misi dibuat adalah untuk mengarahkan strategi

yang diterapkan agar dapat mencapai tujuan seperti yang dicitakan perusahaan,

dan menambah kemampuan daya saing perusahaan. Melalui misi tersebut,

menjadikan PT. Batik Danarhadi semakin terdorong dalam mendekatkan diri

kepada konsumen, antara lain dengan menyediakan rumah-rumah mode (show

room) batik dan outlet-outlet semakin diperbanyak agar masyarakat domestik

maupun manca Negara dapat ikut merasa bangga akan pelestarian budaya

tradisional khususnya kain batik.

4. Struktur Organisasi dalam Perusahaan

Adapun struktur organisasi yang diterapkan PT. Batik Danarhadi adalah

menganut struktur organisasi fungsional. Hal tersebut menjelaskan bahwa dimana

keberadaan Direktur Utama langsung membawahi bagian-bagian yang di

pimpinnya dan mengenai pelaksanaan tugas pada setiap bagian di perusahaan

telah diatur berdasar pembedaan wewenang. Untuk mengetahui lebih jelas

mengenai hak dan tanggung jawab masing-masing bagian, hal tersebut telah

tergambar dengan rinci pada bagan struktur organisasi di dalam perusahaan.

Mekanisme dan kinerja PT. Batik Danarhadi sangat dipengaruhi oleh

pelaksanaan tugas serta tanggungjawab masing-masing bagian di perusahaan,

antara lain meliputi:

a) Direktur Utama

Merupakan pemimpin tertinggi dalam perusahaan yang bertanggungjawab

atas kelangsungan dan kelancaran perusahaan, serta mengawasi keseluruhan

aktivitas yang terjadi dalam perusahaan. Dengan kata lain bahwa Dirut harus

bertanggungjawab atas maju dan mundurnya perusahaan yang dipimpinnya.

b) Wakil Direktur

Bertugas sebagai pendamping Dirut dan memonitoring segala aktivitas

pekerjaan manager perusahaan hingga terbentuk sebuah laporan yang dapat

dipertanggungjawabkan langsung kepada Dirut dan memberikan beberapa

41

rekomendasi hasil pekerjaan dari masing-masing bagian keuangan maupun

manager.

c) Seksi Sosial

Seksi sosial merupakan salah satu departemen yang dimiliki PT. Batik

Danarhadi yang bertugas menangani berbagai urusan sosial, antara lain

pemberian bantuan sosial, penerimaan permintaan sumbangan dan lain-lain.

Tujuan utama depertemen sosial ini semata-mata untuk memenuhi keinginan

ppemilik PT. Batik Danarhadi untuk memberikan kontribusi sosial kepada

masyarakat Surakarta khususnya yang membutuhkan.

d) Direktur Keuangan

Bertugas menerima, menyimpan, dan mengeluarkan uang untuk

kepentingan perusahaan, serta mengurusi pembagian gaji karyawan menurut

sistem yang dipakai dan menyejahterakan karyawan. Dan bertanggungjawab

atas segala masalah keuangan perusahaan dengan diwujudkan dalam sebuah

benttuk laporan keuangan.

e) Direktur Operasional

Tugas-tugas direktur operasional:

1) Mengatur pelaksanaan proses operasional dari perusahaan.

2) Mengontrol serta mengawasi pelaksanaan kerja agar sesuai dengan yang

telah di tetapkan.

f) Administrasi

Bertanggungjawab menganalisa keuangan perusahaan dalam data

pembukuan keuangan perusahaan kemudian hasilnya dilaporkan ke Presiden

Direktur. Dan berhak menerima maupun menolak suatu kredit guna

menstabilkan kondisi keuangan perusahaan, dan mencatat kekayaan

perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk pembuatan grafik keuangan

perusahaan.

g) Staff Ahli

Bagian ini terdiri dari karyawan yang mempunyai keahlian-keahlian

khusus, seperti karyawan bagian Research and Development yang menangani

tentang desain produk dan corak produk yang di sukai konsumen. Karyawan

42

lain yang termasuk staff ahli, seperti keahlian khusus dalam bidang

perpajakan, kepersonaliaan, dan bidang lain yang membutuhkan keahlian

khusus.

h) Logistik/Pengadaan

Bertanggungjawab atas tersedianya hasil produksi yang telah disesuaikan

dengan motif pesanan, dan memelihara persediaan hasil produksi maupun

terhadap perangkat produksi itu sendiri. Kemudian membuat laporan keuangan

berdasarkan faktor pemenuhan barang ataupun bahan yang dibutuhkan pada

waktu proses produksi.

i) Produksi

Bertanggungjawab atas terlaksanannya proses produksi baik secara

kualitas maupun kuantitas hasil produksi, dan menangani masalah

penyimpanan dan pemeliharaan hasil produksi serta alat-alat produksi. Selain

itu bertugas melaporkan hasil produksi dan mendistribusikannya ke bagian

pemasaran.

j) Penjualan (Sales & Marketing)

Bertanggungjawab mengurusi penjualan dan pemasaran hasil produksi

serta pendistribusiannya ke seluruh cabang atau outlet-outlet yang dimiliki.

Dan bertanggung jawab mengurusi alat-alat dan bahan baku harus sesuai

dengan order bagian pengadaan, dan memeriksa barang-barang yang baru

datang dari pemasok.

Dalam bagian ini terdiri dari bagian :

1) Marketing Public Relations

Marketing Public Relations memiliki 4 orang staff dalam lingkup

pekerjaannya. Memiliki kantor di lantai 2 pada kantor PT. Batik Danarhadi

Surakarta di Jl. Radjiman 164.

2) Rumah-rumah Batik Danarhadi (Showroom)

Untuk di kawasan Solo Batik Danarhadi memiliki 4 buah Rumah Batik

yaitu: Jalan. Dr. Rajiman 164, Jl. Slamet Riyadi 205, Jl. Gatot Subroto 5,

Jl. Honggowongso 78A. karyawan yang di miliki di Showroom kurang

43

lebih berjumlah 30 orang dengan memiliki bagian sebagai pimpinan

showroom, pramuniaga, bagian akuntansi, dll.

3) Departemen Store Counter

Untuk Counter yang ada bisa di bilang hampir di seluruh Departemen

Store di Indonesia PT. Batik Danarhadi telah memilikinya.

4) Distributor

Para distributor dari berbagai daerah yang kemudian akan mengirimkan

pesanan ke daerah pasaran produk Batik Danarhadi.

5) Exsport Departement

Untuk bagian eksport Departement berada di Jl. Slamet Riyadi 205

6) Consignment (konsiliasi)

Yang ini adalah kerjasama Batik Danarhadi dengan berbagai perusahaan

batik yang ada,di Indonesia yang kemudian di distribusikan oleh Batik

Danarhadi yang sudah melalui tahap penyeleksian.

k) Umum dan Personalia

Mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan kantor serta

menyiapkan hal yang dibutuhkan setiap bagian, serta menjamin agar setiap

keperluan kantor dapat terpenuhi pada waktu yang telah ditetapkan.

Menentukan jumlah dan mutu karyawan yang dibutuhkan, menyeleksi

karyawan yang akan diterima, membayar gaji karyawan, mengatur kenaikan

pangkat, memberikan motivasi dan memahami keinginan dan gejolak

karyawan.

5. Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi

a) Kedudukannya dalam Perusahaan

Dalam kedudukan struktur organisasi, posisi Marketing Public Relations

PT. Batik Danarhadi tepat berada di bawah Departemen Penjualan

(Sales&Marketing). Keberadaan Marketing Public Relations bertugas

memonitor dan mengevaluasi program promosi agar dapat berjalan secara

sistematis dan terencana dalam mendukung Departemen Pemasaran dalam

mengejar target penjualan.

44

b) Tujuan Komunikasi yang Dilakukan

Tujuan kegiatan yang dilakukan Marketing Public Relations PT. Batik

Danarhadi :

1) Memposisikan merek Batik Danarhadi sebagai produk unggulan di dunia

mode industri khusus batik.

2) Meningkatkan kebanggaan masyarakat akan produk warisan budaya nenek

moyang bangsa Jawa.

3) Mempertahankan kualitas dan menambah kuantitas peranan beserta

keberadaan rumah-rumah (show room) batik juga outlet-outlet yang

berada di seluruh pelosok Indonesia maupun di manca Negara.

4) Memperkokoh citra perusahaan di benak para konsumen maupun

masyarakat pada umumnya.

c) Khalayak Sasaran Kegiatan

Khalayak sasaran kegiatan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi :

1) Publik Internal

Yakni meliputi seluruh staf, karyawan, dewan direksi, dan pemilik PT.

Batik Danarhadi.

2) Publik Eksternal

a) Masyarakat luas pada umumnya, khususnya masyarakat yang

bermukim di daerah yang terdapat rumah-rumah batik maupun kantor

cabang PT. Batik Danarhadi.

b) Para konsumen beserta partner dari PT. Batik Danarhadi yang telah

ada, baik yang berupa perorangan maupun yang berbentuk departemen

atau perusahaan swasta dan juga para calon konsumen.

c) Kalangan media massa (media cetak daerah, media cetak pusat, radio

dan televisi).

d) Kalangan pemerintah setempat.

45

d) Strategi Komunikasi yang Digunakan

Untuk memfokuskan arah kegiatan dan pembagian tugas dengan baik,

maka Public Relations di PT. Batik Danarhadi di bagi menjadi 2 (dua) bagian,

yaitu:

1) Marketing Public Relations yang mempunyai program dan kegiatan guna

mengoptimalkan tujuan komunikasi dan membantu bagian pemasaran dalam

penjualan.

2) Community Public Relations yang bertujuan untuk memperkokoh citra

bahwa PT. Batik Danarhadi memiliki rasa kepedulian sosial terhadap

masyarakat.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang peneliti kaji yaitu mengenai pelaksanaan

pemasaran yang dilakukan oleh Public Relations maka sebelum melakukan

analisis, peneliti memberikan gambaran mengenai data yang dirumuskan sebagai

berikut:

1. Peran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta

Marketing Public Relations dalam melaksanakan peranannya dalam

pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta memiliki peran yang penting karena

dapat mempengaruhi tumbuh kembang perusahaan yang bersangkutan. Dalam

pelaksanaan segala kegiatan pemasaran, Marketing Public Relations tidak bekerja

sendirian karena di PT. Batik Danarhadi Marketing Public Relations berada di

bawah pengawasan secara langsung oleh bagian Penjualan (sales & marketing).

Dan kegiatan Marketing Public Relations yang ada dilaksanakan secara

terkoordinir dari Marketing Public Relations pusat yang ada di Solo, dan diikuti

oleh Marketing Public Relations di cabang-cabang perusahaan PT. Batik

Danarhadi lainnya.

46

a) Peran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta antara

lain:

1) Membangun citra perusahaan

Marketing Public Relations dapat menyusun cerita menarik (story

board) atas produk, jasa, organisasi, atau gagasan cemerlang sehingga

konsumen atau sasaran menjadi tertarik. Di sinilah Marketing Public

Relations memiliki peran besar dalam menciptakan dan membangun hal

tersebut. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh informan I pada wawancara

tanggal 11 Juni 2009, sebagai berikut:

“Memang salah satu peran kami adalah memberikan suatu kesan yang baik di mata masyarakat. Dengan salah satu cara adalah memberikan kualitas akan produk yang kami hasilkan, dan dari kegiatan tersebut tentu saja akan memberikan image tersendiri bahwa Batik Danarhadi adalah batik yang memiliki kualitas yang baik. Dan kami terus berupaya menjaga image yang sudah ada dengan terus melakukan publikasi di media cetak maupun elektronik. Tujuan yang ada adalah terus mengingatkan masyarakat akan brand Batik Danarhadi”.

Sedangkan dalam wawancara dengan informan V pada wawancara

tanggal 12 Juni 2009, mengungkapkan sebagai berikut:

“Saya sudah lama menjadi pelanggan di sini karena saya sudah mengenal merk Danarhadi sudah dari dulu, dan menurut saya walaupun Danarhadi memiliki harga yang lebih tinggi di bandingkan dengan batik yang lain, namun saya mendapatkan produk yang memiliki merk dan kualitas yang terjamin. Jadi saya sudah merasa cocok dengan Batik Danarhadi”.

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa Marketing

Public Relations Batik Danarhadi berupaya membangun citra perusahaan

dengan terus melakukan kegiatan pengiklanan produk yang sudah di

lakukan sejak awal dan kini sudah terbentuk image dari hasil publikasi yang

di lakukan.

Salah satu bukti dalam membangun citra perusahaan akan produk

Batik Danarhadi yang berkualitas adalah dengan adanya kunjungan dari

Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di House of Danar Hadi yang

berada di Jl. Slamet Riyadi no.205 beberapa waktu lalu.

47

2) Membangun kredibilitas (kepercayaan)

Upaya Marketing Public Relations adalah bagaimana membangun

suatu kepercayaan melalui teknik publikasi bekerja sama dengan pihak

media atau pers yang terus-menerus. Dan di PT. Batik Danarhadi telah

menjalin kerjasama yang baik di bidang publikasi di media cetak maupun

di media elektronik. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh informan II

pada wawancara tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut:

“Kami sudah berkecimpung di dunia bisnis ini sudah cukup lama mbak, jadi dalam pembangunan suatu kepercayaan dari masyarakat internal dan eksternal tentu saja di bantu oleh media-media yang ada. Seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi, juga iklan di Billboard. Dan dalam proses ini kami terus menjalin kerjasama yang baik. Contohnya dengan TATV, kami menjadi sponsor untuk pakaian yang digunakan oleh Presenter Berita, ataupun waktu kita menjadi sponsor di Solo Batik Fashion beberapa waktu lalu, media pers di Solo melakukan peliputan dan mengangkat nama Batik Danar Hadi sebagai salah satu sponsornya. Dari hal-hal seperti itulah kami menjalin kerjasama yang baik dengan media atau pers”.

Sedangkan dalam wawancara dengan informan III pada wawancara

tanggal 17 Juni 2009, mengungkapkan sebagai berikut:

“Kalau dengan media dan pers yang ada, alhamdulillah hubungan pihak Danarhadi tidak mengalami hambatan, kami selalu mengadakan upaya untuk menjalin kerjasama yang baik dan menguntungkan kedua belah pihak, jadi bila kami membutuhkan bantuan maka pers akan bersedia membantu. Contohnya dengan Solopos, bila kami akan mengadakan event Fashion misalnya, kami akan menghubungi pihak Solopos untuk meminta di lakukan peliputan kegiatan. Keuntungannya kami dapat melakukan publikasi gratis dan Solopos mendapatkan berita”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa

Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi dalam segala aktivitasnya

terus berupaya menjalin kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak

Danarhadi dengan pers yang bersangkutan.

Salah satu bukti dari kerjasama baik yang terjalin antara pihak Batik

Danarhadi dengan media pers adalah pemberian penghargaan kepada PT.

48

Batik Danarhadi dari pihak Solopos sebanyak 2 kali pada tahun 2004 dan

2009 atas keikut sertaannya menjadi sponsor untuk “Solo Best Brand Index”

yang merupakan sebuah agenda survey pasar tahunan serta pemberian

penghargaan terhadap komoditi terbaik di Solo.

3) Membantu wiraniaga dan penyalur dalam meningkatkan penjualan

Marketing Public Relations dapat membantu program kerja wiraniaga

dan antisiasme penyalur, yaitu dengan mempublikasikan tentang suatu

produk atau jasa yang akan diluncurkan sebelum dipasarkan. Hal ini juga di

laksanakan oleh Marketing Public Relations dari PT. Batik Danarhadi. Hal

ini seperti yang di ungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 11

Juni 2009, sebagai berikut:

“Iya mbak, sebelum kami me-launching (meluncurkan) produk, sebelumnya kami pasti melakukan suatu pengenalan produk, baik dengan pemasangan iklan/press release di media maupun dengan melakukan kegiatan fashion show. Jadi untuk para wiraniaga dan penyalur produk kami tentu saja kan membantu mereka dalam mengenal produk yang mereka jual”.

Sedangkan dalam wawancara dengan informan III pada wawancara

tanggal 17 Juni 2009, mengungkapkan sebagai berikut:

“Kalau untuk produk baru kami selalu melakukan launching produk untuk memperkenalkan produk tersebut ke pelanggan/konsumen /masyarakat umum, sehingga produk yang kami luncurkan akan mampu mendapat tempat di hati para pelanggan/konsumen/masyarakat umum yang melihatnya. Dan hal ini juga akan membantu kerja wiraniaga dan penyalur produk yang kami miliki dalam meningkatkan penjualan”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa

Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi memiliki aktivitas yang

berupa release produk di media, launching produk, fashion show, dll.

Berfungsi untuk membantu program kerja dari wiraniaga dan penyalur guna

mewujudkan target penjualan yang di tentukan. Salah satu kegiatan dari

Marketing Public Relations adalah fashion show yang menampilkan

rancangan-rancangan dari perancang yang sudah ternama, salah satunya

adalah perancang Danny Wirawan yang di percaya untuk merancang design

49

produk batik Danarhadi. Kemudian kegiatan yang lain adalah memberikan

diskon kepada pemegang kartu kredit Danamon dan BII sebesar 10%-15%

saat melakukan transaksi pembelian produk Batik Danarhadi

4) Menekan anggaran promosi

Dalam pelaksanaan kegiatan publikasinya pihak PT. Batik Danarhadi

tidak selalu menggunakan media cetak maupun elektronik. Keuntungan lain

dengan memanfaatkan kekuatan marketing public relations dalam

penyampaian pesan suatu produk atau jasa lewat publikasi positif dan

biayanya lebih murah di bandingkan jika berpromosi melalui iklan

komersial tv atau media cetak. Hal tersebut dikemukakan oleh informan II

pada wawancara tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut:

“Untuk publikasi yang kami lakukan di luar publikasi iklan komersil dan mampu menekan anggaran promosi adalah dengan mengikuti/menjadi sponsor dalam event-event yang ada. Misalnya untuk Solo Batik Festival kemarin, tanpa kami mengeluarkan biaya untuk berpromosi dan hanya dengan membantu mensponsori pakaian yang di gunakan untuk fashion tersebut, kami sudah mendapatkan publikasi yang baik untuk masyarakat di Solo dan sekitarnya yang menyaksikan”.

Hal senada juga disampaikan oleh informan III pada wawancara

tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut:

“Kalo publikasi yang mampu menekan anggaran biasanya kami melakukan saat melaksanakan fashion dengan menyediakan leaflet, memasang x-banner di area fashion, dll. Jadi dengan sendirinya para pengunjung akan mengetahui dan mengingat brand Batik Danarhadi tanpa kami melakukan promosi dengan harga yang tinggi. Kami juga menyediakan brosur-brosur dari produk yang kami hasilkan yang tersedia di showroom-showroom Batik Danarhadi. Salah satu kegiatan promosi kami yang ringan dalam dana namun memiliki daya tarik yang tinggi, yaitu adanya House Of Danarhadi yang berupa museum batik, tempat pembuatan batik tulis, showroom, dan tempat untuk belajar membatik. House Of Danarhadi di buka untuk umum, dengan biaya Rp. 15.000,- untuk pelajar/mahasiswa dan Rp. 25.000,- untuk masyarakat umum. Di sini akan dapat di lihat proses pembuatan batik tulis dan dapat berjalan-jalan mengunjungi museum batik yang dimiliki Batik Danarhadi”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas disimpulkan bahwa kegiatan

yang di lakukan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi dalam

50

menekan anggaran promosi adalah dengan menjadi sponsor dalam events

yang ada,menyediakan leaflet, memasang x-banner, menyediakan brosur-

brosur dari produk Batik Danarhadi dan juga dengan adanya House Of

Danarhadi di Jalan Slamet Riyadi 205.

5) Menjembatani konsumen yang tidak suka iklan

Dikarenakan selera dan keinginan dari konsumen yang berbeda-beda

dan tidak semua konsumen senang melihat iklan, maka untuk mengatasi

orang yang tidak senang iklan tersebut, Marketing Public Relations akan

menggantikannya melalui publikasi, pembuatan press release, artikel atau

features tentang story board mengenai produk atau jasa yang akan di

pasarkan sehingga semua informasi atau pengenalan tentang produk yang

diluncurkan akan sampai ke konsumen secara optimalisasi, efektif, dan

efisien dalam menggunakan dana promosi. Seperti diungkapkan oleh

Informan I pada wawancara tanggal 11 Juni 2009, sebagai berikut :

“Seperti yang saya ungkapkan tadi mbak, bahwa selain menghemat biaya promosi, kami juga mengantisipasi dari konsumen-konsumen yang memang tidak membutuhkan iklan dalam pelaksanaan pembelian. Contohnya untuk suatu instansi perusahaan yang menginginkan pemesanan dalam jumlah banyak, kami akam melakukan promosi lebih detail dan langsung mengenai ragam produk yang kami miliki dan kami tawarkan. Dan dalam pembelian dengan jumlah besar akan ada perbedaan harga yang diberikan”.

Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh informan III pada

wawancara tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut:

“Untuk konsumen yang tidak suka iklan, biasanya pelanggan tersebut akan datang langsung ke showroom yang kami miliki dan bertanya tentang produk-produk yang ada dan kami juga menyediakan buku panduan maupun leaflet untuk produk yang kami hasilkan”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa Marketing

Public Relations PT. Batik Danarhadi telah menyiapkan upaya berupa

penyediaan buku panduan, leaflet, maupun pelayanan secara personal

kepada para pelanggan yang tidak menyukai iklan media cetak maupun

media elektronik.

51

b) Aktivitas Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi Surakarta

1) Peluncuran dan publikasi produk.

Dalam dunia usaha yang penuh persaingan, salah satu cara yang di

lakukan oleh Marketing Public Relations adalah dengan terus berupaya

mempublikasikan produk yang di hasilkan agar dapat di kenal dan mampu

membentuk image yang baik untuk perusahaan.

Hal tersebut seperti yang di ungkapkan oleh informan II pada tanggal

12 Juni 2009, sebagai berikut:

“Salah satu kegiatan dari Marketing Public Relations perusahaan kami adalah peluncuran dan publikasi produk. Hal ini minimal kami laksanakan setidak-tidaknya 3 bulan sekali dan dapat terus bertambah sesuai dengan event-event yang ada. Untuk kegiatan launching dan publikasi produk biasanya kami mengundang para pelanggan kami dan juga media pers untuk melakukan peliputan”.

Hal yang senada juga di sampaikan oleh informan IV pada tanggal 18

Juni 2009, sebagai berikut:

“Iya mbak launching (peluncuran) dan publikasi produk memang aktivitas utama kami, karena salah satu peranan kami di sini adalah membangun suatu kepercayaan dari para konsumen dan dalam upaya tersebut kami terus melakukan publikasi, baik di media cetak maupun elektronik yang berfungsi untuk mengingatkan masyarakat akan brand Batik Danarhadi”.

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa aktivitas

Marketing Public Relations salah satunya adalah dengan launching produk

dengan mengadakan fashion show maupun dengan melakukan release ke

media cetak dan elektronik.

2) Iklan layanan masyarakat

Iklan layanan masyarakat tentu berguna untuk menimbulkan image di

masyarakat bahwa Batik Danarhadi peduli dengan keadaan sosial yang ada

di lingkungannya. Salah satunya adalah dengan memberikan ucapan selamat

atas suatu event, contohnya: Batik Danarhadi memasang ucapan Selamat

52

Hari Raya Idul Fitri pada saat lebaran tanpa berupaya berpromosi mengenai

produknya.

Namun di akui oleh pihak Danarhadi bahwa Batik Danarhadi belum

aktif dalam pemberian iklan layanan masyarakat. Hal ini seperti yang di

ungkapkan oleh Informan I pada wawancara tanggal 11 Juni 2009, sebagai

berikut:

“Untuk iklan layanan masyarakat, kami memang belum berpartisipasi aktif karena kegiatan social masyarakat tersebut sudah ada bagian tersendiri yang menangani dan dari pihak pimpinan dalam melaksanakan kegiatan social tersebuttidak menampilkan embel-embel PT. Batik Danarhadi, jadi kegiatan social yang di laksanakan murni tanpa mengaharapkan apapun. Contohnya adalah kegiatan pembagian zakat, penyantunan yayasan, dll”.

3) Special events: promotion & publications programs

Dalam mendukung aktivitas dari bagian penjualan, aktivitas yang di

lakukan dari Marketing Public Relations adalah dengan melakukan kegiatan

promosi produk dan publikasi produk yang di hasilkan. Hal ini seperti yang

di ungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 17 Juni 2009,

sebagai berikut:

“Kegiatan utama kami memang untuk mempromosikan produk yang di hasilkan oleh Batik Danarhadi, baik dengan media cetak dan elektronik, maupun dengan pelaksanaan kegiatan rutin kami maupun special events, contohnya kami menjadi salah satu sponsor tetap dalam pelaksanaan events Pemilihan Putra-Putri Solo”.

Hal yang senada di sampaikan oleh Informan IV pada wawancara

tanggal 18 Juni 2009, sebagai berikut:

“Kegiatan promosi kami merupakan kegiatan utama dari Marketing Public Relations, dan pelaksanaannya dengan di bantu oleh berbagai media cetak dan elektronik yang ada dan yang sudah kami jalin kerjasama yang baik. Selain itu kami juga melaksanakan kegiatan khusus dalam pelaksanaan promosi seperti menjadi sponsor untuk Solo Batik Festival beberapa waktu yang lalu”.

53

Dari hasil wawancara di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa

Marketing Public Relations juga melaksanakan promosi dengan mengikuti

event-event khusus.

c) Media yang digunakan untuk Pelaksanaan Pemasaran oleh Marketing Public

Relations PT. Batik Danarhadi Surakarta

Dalam melaksanakan berbagai peran serta aktivitasnya Marketing Public

Relations menggunakan beberapa media untuk mendukung kelancaran

kerjanya. Di samping untuk mempermudah pekerjaan, kerjasama ini juga

sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang PT. Batik Danarhadi kepada

instansi-instansi relasi serta sejauh mana keprofesionalan Marketing Public

Relations dalam bekerja. Beberapa media yang di gunakan Marketing Public

Relations dalam melaksanakan aktivitasnya dan perannya di PT. Batik

Danarhadi melalui media cetak, media elektronik .

Hal tersebut seperti yang di ungkapkan oleh informan I pada tanggal 11

Juni 2009 sebagai berikut:

“Media yang di gunakan sebagai sarana promosi di sini banyak seperti lewat surat kabat Solopos, majalah, brosur, leaflet, spanduk, baliho, press release, dll. Lalu untuk media elektronik, meliputi radio Solopos FM dan Metta FM, untuk televisi lokal kita dengan TATV dan internet untuk publikasi secara untuk luar negeri. Dan kami sejauh ini belum mengalami kendala yang berarti”.

Hal senada juga di uraikan oleh informan III pada wawancara tanggal 17

Juni 2009 sebagai berikut:

“Kebetulan untuk media yang di gunakan kami tidak memiliki kendala yang cukup berarti karena kami telah menjalin kerjasama yang lama dan dalam jangkauan yang lebih luas kami juga menggunakan surat kabar nasional seperti Kompas dan Televisi-televisi swasta Nasional yang ada”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa Marketing Public

Relations PT. Batik Danarhadi menggunakan berbagai media mulai dari media

cetak hingga media elektronik, dan jaringan dan hubungan yang luas tidak

terbatas pada media lokal saja namun juga nasional bahkan internasional.

54

b) Hambatan Yang Dihadapi Marketing Public Relations Dalam Pelaksanaan

Pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.

Terdapat 2(dua) macam kendala yang dihadapi oleh PT. Batik Danarhadi

Surakarta dalam pelaksanaan pemasaran, yaitu hambatan ke dalam (intern) dan

hambatan keluar (ekstern).

a. Hambatan ke dalam (intern)

Yaitu hambatan yang berasal dari dalam perusahaan. Hambatan intern yang

dihadapi oleh PT. Batik Danarhadi Surakarta adalah:

1) Faktor Sumber Daya Manusia

Hambatan yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia ini

terletak pada kurang optimalnya kualitas Sumber Daya Manusia yang ada

dalam melaksanakan kegitan promosi kepada masyarakat serta minimnya

kemampuan dalam penguasaan design visual. Sedangkan kunci utama

keberhasilan dalam bidang usaha terletak pada bagaimana bentuk

promosi/iklan yang dilaksanakan. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh

informan I, pada wawancara tangggal 11 Juni 2009, sebagai berikut:

“Kalau secara pembagian tugas sudah terkoordinir dengan baik namun masih ada kekurangan dalam kemampuan dari Sumber Daya Manusia dalam menggunakan computer untuk design visual, sehingga tugas perancangan secara visual hanya di serahkan pada satu orang saja dan sebenarnya juga memiliki tanggung jawab di tugas yang lain. Dapat dikatakan kami juga kekurangan anggota yang khusus menanggani design visual”.

Hal yang lain juga di ungkapkan oleh informan II, pada wawancara

tanggal 12 Juni, sebagai berikut:

“Hambatan yang ada juga kadang-kadang karena kurangnya kesiapan dari bagian tertentu, contohnya saat akan launching produk tertentu dari bahan A, namun karena bahan A belum siap maka terjadi penundaan launching produk”.

55

Berdasarkan wawancara di atas di ketahui bahwa salah satu hambatan

yang ada adalah kurangnya kemampuan penggunaan komputer dan kesiapan

dari faktor Sumber Daya Manusia yang ada.

2) Faktor Budgeting

Pada pembiayaan/ pendanaan untuk kegiatan pemasaran khususnya

promosi memang mendapatkan perhatian dan dana tersendiri dari

perusahaan. Namun tetap saja tidak dapat dipungkiri keterbatasan

pendanaan yang ada akan berpengaruh pada kegiatan pemasaran yang

dilaksanakan.

Hal tersebut seperti dikatakan oleh informan III , pada wawancara

tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut:

“Hambatan yang lain adalah masalah dana, terkadang saat kami memiliki ide tentang kegiatan tertentu dari pihak pimpinan menolak dan meminta penundaan kegiatan dengan alasan penghematan dana”.

Hal yang hampir serupa juga diungkapkan oleh informan IV, pada

wawancara tanggal 18 Juni 2009, sebagai berikut:

“Iya mbak, kadang-kadang alasannnya adalah karena promosi yang dilakukan hanya akan membuang-buang uang saja, padahal memang kegiatannya seperti itu, karena tugas kita adalah menggunakan media yang ada untuk menciptakan dan membentuk image brand agar dapat di ingat oleh masyarakat”.

Dari uraian di atas, Public Relations Batik Danarhadi mempunyai

hambatan dan keterbatasan budget dalam merealisasikan program dan

kegiatan yang akan di lakukan.

b. Hambatan ekstern (keluar)

Yaitu hambatan yang berasal dari luar perusahaan. Hambatan ekstern yang

dihadapi oleh PT. Batik Danarhadi Surakarta, meliputi:

1) Faktor persaingan harga (Price war)

Berada dalam bidang usaha apapun tidak akan terlepas dari suatu

persaingan dimana kepuasan pelanggan menjadi faktor utama. Saat ini

56

industri batik tanah air sedang mengalami perkembangan yang pesat dan

usaha ini semakin menjamur di kalangan masyarakat. Hal tersebut juga

terlihat dari semakin banyaknya penawaran yang di berikan oleh perusahaan

batik selain PT. Batik Danarhadi. Mulai dari harga yang murah hingga motif

dan design yang lebih beragam.

Hasil wawancara dengan informan II, pada tanggal 12 Juni 2009,

sebagai berikut:

“Sekarang di Indonesia, terutama di Solo sedang booming batik, karena

itu banyak perusahaan batik baru yang bermunculan dan memberikan

penawaran harga yang lebih rendah”.

Hal tersebut juga disampaikan oleh informan IV, pada wawancara

tanggal 18 Juni 2009, sebagai berikut:

“Dulu batik memang tidak digunakan oleh semua orang, tetapi sekarang penggunaan batik tidak lagi di batasi dan dapat digunakan oleh semua golongan masyarakat dan usia, apalagi tahun kemarin batik booming, jadi banyak pesaing yang menurunkan harga maupun memberikan kelebihan yang lainnya untuk mendapatkan target penjualan atau bahkan melebihi target penjualan biasanya”.

Berdasarkan data di atas di ketahui bahwa hambatan dari persaingan

harga dengan perusahaan batik lain adalah yang cukup berarti dalam

pelaksanaan peran Public Relations PT. Batik Danarhadi dalam rangka

menarik minat pelanggan lebih banyak sekaligus meningkatkan penjualan

yang ada.

2) Faktor kebutuhan Pelanggan yang berbeda-beda

Semua pelanggan memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda antara

satu dengan yang lain. Faktor kebutuhan yang beragam inilah yang

senantiasa berusaha untuk di penuhi oleh PT. Batik Danarhadi, dengan cara

meningkatkan mutu pelayanan dan produk yang dihasilkan serta

menunjukkan kepada para pelanggan bahwa PT. Batik Danarhadi akan

selalu berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi apa yang menjadi

kebutuhan mereka sehingga para pelanggan dapat merasa puas.

57

Hal tersebut seperti yang diuraikan oleh informan I, pada wawancara

tanggal 11 Juni 2009, yaitu:

“Setiap pelanggan memiliki keinginan yang berbeda-beda dan mereka ingin dipenuhi segala keinginannya, dan tentu saja kami akan berusaha keras memberikan keyakinan pada para pelanggan bahwa PT. Batik Danarhadi mampu wewujudkan keinginan dari para pelanggan. Serta dengan pembuktian akan produk yang kami hasilkan, sehingga dapat membuat pelanggan yakin dan akan tetap setia”.

Hal serupa di ungkapkan oleh informan III, pada wawancara tanggal

17 Juni 2009 , sebagai berikut:

“Karena pengguna batik sekarang bukan hanya orang tua dan untuk acara

kondangan atau resmi, maka banyak pelangggan yang menginginkan

kami untuk menciptakan design baru sesuai dengan kebutuhan dan selera

pelanggan”.

Berdasarkan uraian di atas, di simpulkan bahwa kegiatan memuaskan

pelanggan adalah prioritas utama dan pelanggan merupakan komponen

utama untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Karena itulah PT. Batik

Danarhadi sebisa mungkin berupaya mewujudkan apa yang menjadi

keinginan dari para pelanggannya.

3) Faktor dari “pihak ketiga”

Kegiatan promosi yang dilakukan dalam rangka memperkenalkan

produk-produk PT. Batik Danarhadi sekaligus membentuk image brand oleh

PR Batik Danarhadi tidak hanya di lakukan sendiri, tetapi juga menjalin

kerjasama dengan beberapa instansi lain yang bergerak di bidang periklanan

seperti televisi, radio, surat kabar, usaha membuat billboard, dll. Masalah

terbesar yang dihadapi adalah sulitnya ijin untuk memasang iklan di tempat

umum maupun permintaan harga dari pihak advertising yang tinggi.

Hal tersebut seperti diungkapkan oleh informan I, pada tanggal 11

Juni 2009, sebagai berikut:

“Sekarang ini di Solo sudah mulai sulit untuk memasang iklan di tempat-tempat umum, karena dari pihak Pemkot sudah melakukan penertiban teerhadap tata kota yang kemudian berdampak pada minimnya tempat-

58

tempat yang dapat digunakan untuk memasang iklan, terutama untuk iklan billboard. Dengan begitu persaingan untuk mendapatkan tempat iklan semakin tinggi dan yang berani memberikan harga tertinggi yang akan mendapatkan lokasi tersebut”.

Hal serupa juga di katakan oleh informan II, pada wawancara tanggal

12 Juni 2009, sebagai berikut:

“Kalau untuk media cetak dan elektronik di Solo kita sudah menjalin kerjasama yang baik dan untuk masalah dana yang dibutuhkan tidak menjadi kendala. Tapi untuk iklan di jalan dan tempat umum itu lah yang susah, mesti ijin sana-sini dan negosiasi yang lama”.

Dari hasil wawancara di atas salah satu kerjasama yang agak

bermasalah adalah dalam persaingan harga untuk mendapatkan lokasi iklan.

Contohnya: untuk pemasangan billboard di Bandara dibutuhkan negosiasi

harga dengan pihak advertising terlebih dahulu dan dari pesaing-pesaing

yang lain akan di pilih pihak advertising siapa yang berani memnawarkan

harga paling tinggi.

c) Upaya yang dilakukan oleh Marketing Public Relations Dalam Mengatasi

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Pemasaran di PT. Batik

Danarhadi

Berdasarkan data yang di peroleh peneliti di lapangan, terdapat 2 (dua)

upaya yang di lakukan PT. Batik Danarhadi Surakarta untuk menangani hambatan

yang di hadapi dalam usaha membangun citra perusahaan, yaitu:

a. Upaya untuk mengatasi hambatan intern (ke dalam)

1) Faktor Sumber Daya Manusia

Hambatan yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia adalah

bagaimana meningkatkan kualitas serta mengatur karyawan untuk

melakukan kegiatan kerjanya semaksimal mungkin. Usaha yang dilakukan

oleh pihak Batik Danarhadi untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain

dengan penjadwalan dalam proses produksi dan memberikan pelatihan-

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksaanakan

tugas.

59

Seperti yang di ungkapkan oleh informan I, pada wawancara tanggal

11 Juni 2009, sebagai berikut:

“Usaha yang di lakukan dari kami adalah kita lebih ketat lagi dalam memberikan deadline untuk pembuatan produk yang akan di gunakan, sehingga tidak ada keterlambatan yang mengakibatkan ketertundaan dalm pelaksanaan kegiatan perusahaan”.

Hal serupa juga di ungkapkan oleh informan II, pada wawancara

tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut:

“Kalau menghadapi masalah kemampuan mengoperasikan komputer untuk visual kami mengadakan berbagai pelathan dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung peningkatan kemampuan para karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka”.

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa upaya yang di lakukan

pihak PT. Batik Danarhadi dalam meningkatkan kualitas dan kemampuan

dari para karyawan adalah dengan memberikan jadwal deadline yang ketat

dalam produksi dan memberikan pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang dapat

meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawab mereka.

2) Faktor Budgeting

Masalah budget merupakan masalah yang vital karena tanpa adanya

budget yang mencukupi , maka segala kegiatan seperti promosi dan

pengadaan latihan bagi karyawan jadi terhambat. Dan cara untuk mengatasi

masalah keterbatasan budget tidaklah mudah.

Seperti yang di ungkapkan informan II, pada wawancara tanggal 12

Juni 2009, sebagai berikut:

“Kalau untuk promosi memang sudah disiapkan anggaran tersendiri, hanya saja ketika kegiatan yang di ajukan di tolak oleh pimpinan hal yang bisa di lakuakan hanyalah mengundur dan mencari waktu pengganti yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan tersebut”.

Hal senada juga di sampaikan oleh informan III, pada wawancara

tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut:

“Untuk kami bagian Marketing Public Relations sebelum mengajukan usulan kepada pimpinan, kami sudah menyiapkan Plan A dan Plan B dan hal inilah yang akan di sampaikan kepada pimpinan dan manakah yang di

60

anggap patut dalam pengganggaran dan juga dapat memenuhi keinginan dari pimpinan”.

b. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan ekstern(keluar), meliputi:

1) Faktor persaingan Harga (Price War)

Hambatan dari persaingan harga, muncul dari perusahaan-perusahaan

Batik yang mulai tumbuh sekarang ini yang berani menawarkan harga yang

lebih rendah dan macam produk yang lebih beragam. Untuk mengatasi

masalah tersebut PT. Batik Danarhadi menawarkan harga tertentu pada

event-event tertentu.

Hal tersebut di ungkapkan oleh Informan I, pada wawancara tanggal

11 Juni 2009, sebagai berikut:

“Untuk mengatasi persaingan harga, kami bisa memberikan harga-harga tertentu pada situasi dan kondisi tertentu, misalnya saat hari-hari besar keagamaan dan pada event-event tertentu agar pelangggan tertarik dan membeli produk yang ditawarkan. Contohnya pada saat Lebaran Batik Danarhadi memberikan diskon 10%-50% kepada konsumen”.

Hal yang senada juga di ungkapkan oleh informan V, pada wawancara

tanggal 12 Juli 2009, sebagai berikut:

“Iya mbak, setiap musim liburan atau Lebaran Danarhadi banyak

memberikan diskon. Lumayan lah mbak,dengan kualitas yang bagus

dapat diskon pula”.

Dengan strategi promosi yang dilakukan di harapkan dapat

meningkatkan jumalah pelanggan pada event tertentu. Selain itu usaha

tersebut di maksudkan agar para pelanggan puas dan tetap setia kepada

brand Batik Danarhadi.

Beberapa cara Batik Danarhadi dalam membina hubungan baik

dengan para pelanggan adalah dengan memberikan voucher Rp 150.000,-

sampai dengan Rp. 500.000,- untuk pelanggan tertentu yang membeli dalam

jumlah besar, pemberian diskon 10%-50%, peragaan busana Batik

Danarhadi dengan menampilkan koleksi-koleksi terbaru dan berkualitas dan

biasanya dilakukan minimal 3x dalam setahun, dan juga bonus pembelian

61

saat pelanggan membeli dalam jumlah tertentu, contoh bonus yang di

berikan adalah payung Batik Danarhadi, mug Batik Danarhadi, dan lain-

lain.

2) Faktor kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda

Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda ketika membeli

suatu produk batik, yang menjadi kendala adalah bagaimana Batik

Danarhadi mampu meyakinkan para pelanggan bahwa Batik Danarhadi

mampu memenuhi apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan setiap

pelanggan. Hal seperti itu juga di sampaikan oleh informan II, pada

wawancara tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut:

“Kami di sini beserta seluruh karyawan dari Batik Danarhadi berupaya memenuhi keinginan dan kebutuhan dari para pelanggan. Setiap kebutuhan pelanggan akan kami usahakan untuk dipenuhi sesuai dengan selera dan harga yang pelanggan sediakan. Dan kami selalu berupaya memberikan rancangan baru dalam motif maupun design”.

Hal serupa juga di sampaikan oleh informan VI, pada wawancara

tanggal 17 Juni 2009, sebagai berikut:

“Kalau masalah motif dan design saya senang dengan produk yang di tawarkan oleh Batik Danarhadi karena selalu mengikuti trend yang ada. Walaupun untuk harga memang tergolong mahal, tetapi saya puas dengan kualitas yang sebanding”.

Seluruh karyawan dari Batik Danarhadi selalu melakukan upaya-

upaya pemberian pelayanan sebaik mungkin bagi para pelanggan. Dengan

terus memberikan inovasi produk batik, baik dari segi motif maupun design

beragam yang di tawarkan yang akan menjadi pilihan dengan apa yang di

inginkan oleh para pelanggan.

Selain usaha-usaha di atas, Batik Danarhadi juga berupaya menjalin

hubungan yang baik dengan para pelanggannya. Batik Danarhadi selalu

berusaha untuk memberikan kepuasan bagi para pelanggan, serta berusaha

membuat inovasi baru dalam berbagai macam kreasi produk batik yang

dihasilkan., sehingga berbeda dan memiliki ciri tersendiri dan berbeda dari

para pesaingnya.

62

3) Faktor dari “Pihak Ketiga”

Hambatan kerjasama dari pihak ketiga dalam hal pemesanan tempat

iklan seperti billboard memang harus di pikirkan dengan matang-matang

oleh bagian Marketing Public Relations. Untuk itu pihak PT. Batik

Danarhadi telah mencari solusi yaitu dengan instansi yang benar-benar

professional dalam bekerja dan mampu menjalankan program promosi yang

di miliki oleh PT. Batik Danarhadi dengan sebaik-baiknya.

Hal seperti itupun di sampaikan oleh informan II, pada wawancara

tanggal 12 Juni 2009, sebagai berikut:

“Dulu untuk negosiasi tempat pemasangan billboard dapat di lakukan antara pihak terkait dengan kami sendiri, namun sekarang para pihak terkait sudah mulai menyerahkan wewenang mereka kepada pihak advertising yang di tunjuk. Untuk itu kami berupaya menjalin hubungan yang baik dengan berbagai pihak advertising maupun media periklanan lainnya. Karena mau tidak mau kita saling membutuhkan”.

Dari hasil wawancara di atas upaya yang di tempuh dari Public

Relations dalam menghadapi masalah dengan pihak ketiga adalah dengan

terus menjalin kerjasama dan negosiasi dengan baik.

C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori

Dalam sub Bab ini, peneliti menganalisa data yang berhasil di kumpulkan

di lapangan sesuai dengan rumusan permasalahan selanjutnya. Di hubungkan

dengan teori yang sudah ada. Perumusan masalah dalam penelitian ini meliputi (1)

Peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di perusahaan,

(2) Hambatan apa saja yang dihadapi Marketing Public Relations dalam

pelaksanaan pemasaran di Perusahaan (3) Upaya yang di lakukan oleh Marketing

Public Relations dalam mengatasi hambatan pelaksanaan pemasaran di

Perusahaan. Berikut ini peneliti akan menganalisa peran Marketing Public

Relations dalam pelaksanaan pemasaran di Perusahaan, khususnya di PT. Batik

Danarhadi Surakarta.

63

1. Peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT.

Batik Danarhadi Surakarta.

a) Peran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta antara

lain:

1) Membangun citra perusahaan

Seperti yang di uraikan oleh Philip Kotler dalam Rosady Ruslan

(2007:139-140), bahwa salah satu peran Marketing Public Relations adalah

membangun kesadaran konsumen (citra perusahaan) di mana Marketing

Public Relations berperan untuk terus memberikan kesadaran kepada

konsumen akan produk yang di milikinya.

Hal yang hampir sama juga di sampaikan oleh Rhenald Kasali

(1992:13) bahwa salah satu peran Marketing Public Relations adalah

membangun kepercayaan (confidence and trust) konsumen.

Hal seperti ini terlihat dalam pelaksanaan kegiatan Marketing Public

Relations PT. Batik Danarhadi yang terus-menerus menampilkan dan

memberikan kualitas yang terbaik dari produk yang di hasilkan Batik

Danarhadi dan juga terus berupaya untuk memberikan pelayanan kepada

para pelanggan dengan semaksimal mungkin dan terus di dukung oleh

kegiatan publikasi di media cetak dan elektronik yang terus-menerus

sehingga akan menjadi pengingat bagi para konsumen/ pelanggan/

masyarakat akan brand Batik Danarhadi dan terus berupaya membentuk

image yang baik.

2) Membangun kredibilitas (kepercayaan)

PT. Batik Danarhadi dalam membangun suatu kepercayaan dari

pelanggan di mulai dari awal Batik Danarhadai berdiri, dengan terus

menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat

local, nasional, maupun internasional. Hal ini juga di dukung kerjasama

yang baik dari media dan pers karena terus menampilkan berbagai kegiatan

yang positif dari pelaksanaan kegiatan PT. Batik Danarhadi, sehingga

terbentuk image yang baik di mata masyarakat.

64

Hal ini seperti yang di sampaikan oleh Rusady Ruslan (2007:139-140)

bahwa salah satu peran Marketing Public Relations adalah membangun

kredibilitas.

3) Membantu wiraniaga dan penyalur dalam meningkatkan penjualan

Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi selalu melakukan

publikasi produk yang baru di luncurkan sebelum di pasarkan dengan

melakukan press release maupun fashion show. Jadi hal ini akan membantu

para wiraniaga dan penyalur produk Batik Danrhadi dalam

memperkenalkan produk yang baru di luncurkan, seperti pengenalan akan

bahan yang di gunakan, corak dan warna yang disediakan, dsb.

Seperti pendapat dari Rhenald Kasali (1992:13) bahwa peran

Marketing Public Relations adalah menyebarkan berita sebelum beriklan

dan mendorong motivasi tenaga-tenaga penjual (sales force).

4) Menekan Anggaran Promosi

Kegiatan promosi yang di lakukan dari pihak Batik Danarhadi tidak

sepenuhnya hanya dengan menggunakan media cetak dan elektronik yang

ada, namun juga ada kegiatan lain yang dilakukan, seperti dengan

mengadakan fashion show rutin di showroom yang di miliki, mengikuti

event-event special seperti; SBC (Solo Batik Carnival), SBF (Solo Batik

Festival), dsb.

Untuk publikasi yang lain dilakukan dengan memasang x-banner di

Rumah-rumah Batik Danarhadi ataupun saat melakukan pameran. Selain x-

banner juga di sediakan leaflet atau brosur bagi para pengunjung.

5) Menjembatani konsumen yang tidak suka iklan.

Karena selera dan kebutuhan yang berbeda-beda dari masing-masing

pelanggan, maka dalam publikasi yang di lakukan pun ada yang di lakukan

berbeda. Salah satunya adalah ketika Marketing Public Relations Batik

Danarhadi dihadapkan pada customer yang menginginkan pengetahuan

akan produk yang di miliki secara lebih detail untuk membeli dalam jumlah

yang banyak dan khusus, maka Marketing Public Relations akan

65

memberikan pelayanan khusus untuk memenuhi keinginan dari customer

tersebut.

b) Aktivitas Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi Surakarta

1) Peluncuran dan publikasi produk

Salah satu kegiatan utama dari Marketing Public Relations PT. Batik

Danarhadi adalah launching (peluncuran) dan publikasi produk ke

pelanggan/ konsumen/ masyarakat. Kegiatan ini adalah untuk

mengenalakan produk yang baru di hasilkan PT. Batik Danarhadi dan

publikasi juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk terus

mengingatkan masyarakat akan brand (merk) dari Batik Danarhadi,

sehingga brand ini akan terus di ingat sepanjang masa dan dari generasi ke

generasi.

2) Iklan Layanan Masyarakat

Untuk hal yang satu ini diakui dari pihak Danarhadi belum melakukan

secara aktif, namun PT. Batik Danarhadi telah memiliki bagian tersendiri

yaitu seksi social yang mengurus segala kegiatan secara langsung dan

mendetail tentang kegiatan social di masyarakat. Dan dalam pelaksanaan

kegiatan social tersebut dari pihak Danarhadi sama sekali tidak

memberikan embel-embel promosi dalam pelaksanaan kegiatan sosialnya.

Hal ini di tujukan semata-mata sebagai bentuk kepedulian PT. Batik

Danarhadi kepada lingkungan dan masyarakat, khususnya di wilayah

Surakarta.

3) Special events; promotions & publications events

Kegiatan utama dari Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi

adalah promosi, dan dalam kegiatan promosi dan publikasi ini tidak

monoton dengan selalu menggunakan media cetak dan media elektronik

yang ada, namun hal ini juga dilakukan dengan mengikuti special event

yang ada.

Contoh kegiatan special events yang di ikuti adalah; Solo Batik

Carnival (SBC), Solo Batik Festival (SBF), dan Pemilihan Putra-Putri Solo.

Dan untuk bulan Juli ini events yang di ikuti adalah pameran di Singapura

66

dan Inggris, sesuai dengan permintaan dari Kedubes di sana untuk

mengirimkan produk dan staff yang dimilikinya untuk mengikuti event

tersebut.

c) Media yang digunakan Marketing Public Relations dalam pelaksanaan

pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.

Dalam melaksanakan aktivitasnya Marketing Public Relations PT.

Batik Danarhadi menggunakan berbagai media yang ada untuk mendukung

kelancaran kerjanya. Selain memberikan kemudahan dalam pelaksanaan

aktivitasnya, penggunaan media yang di gunakan juga memberikan

gambaran kepada instansi-instansi relasi tentang sejauh mana

keprofesionalan Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi.

Beberapa media yang digunakan Marketing Public Relations PT.

Batik Danarhadi seperti yang di ungkapkan oleh Frank Jefkins (1996:61-

62) yaitu; media pers seperti Koran-koran, majalah-majalah, surat kabar,

dsb. Kemudian radio yang di gunakan adalah Metta FM dan Solopos FM,

Televisi lokal yang di gunakan adalah TATV, dan penggunaan Televisi

Nasional di lakukan untuk event/ promosi yang serempak dilakukan

bersama dari seluruh Rumah Batik Danarhadi di Tanah air. Kemudian

pameran yang dilakukan dari berbagai event di daerah, nasional, maupun

internasional. Selanjutnya juga ada bahan cetakan (printed material) berupa

brosur, leaflet, kalender, dsb.

2. Kendala-kendala yang dihadapi Marketing Public Relations dalam

pelaksanaan Pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta

Seperti yang telah di uraikan dalam Deskripsi permasalahan, terdapat 2

(dua) macam kendala yang dihadapi oleh Marketing Public Relations dalam

pelaksanaan pemasaran Perusahaan, yaitu:

a. Hambatan intern (ke dalam)

Yaitu hambatan yang berasal dari dalam perusahaan. Hambatan intern

yang dihadapi oleh PT. Batik Danarhadi Surakarta adalah:

67

1) Faktor Sumber Daya Manusia

Hambatan kurang optimalnya kualitas Sumber Daya Manusia yang ada

dalam melaksanakan kegitan promosi kepada masyarakat serta minimnya

kemampuan dalam penguasaan design visual sebenarnya dapat teratasi sejak

awal perekrutan pihak perusahaan agar selalu memberikan motivasi pada

para karyawan agar terus meningkatkan kemampuan yang di milikinya agar

dapat di gunakan secara optimal dalam pelaksanaan pekerjaannya. Juga

memberikan latihan-latihan untuk peningkatan kemampuan serta

pengembangan kepribadian dan secara tidak langsung akan mempengaruhi

dalam pola berpikir karyawan dalam bekerja.

Seperti yang di uraikan oleh Kustadi Suhandang (2004:59) tentang

motivasi sebagai salah satu hambatan bagi Public Relations. “Hambatan

yang ada adalah berupa motivasi yang berbeda-beda yang dapat mendorong

seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan

kekurangannya”.

Selain itu hambatan ke dalam menurut Kustadi Suhandang (2004:238),

salah satunya adalah dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan

buruh atau pegawai.

2) Faktor Budgeting

PT. Batik Danarhadi merupakan salah satu Perusahaan Batik Nasional

yang telah berdiri cukup lama dan tetap mampu eksis dalam tingginya

persaingan yang terjadi. Untuk pendanaan dalam kegiatan pemasaran tentu

saja telah ada penganggaran tersendiri yang di tujukan khusus untuk

membantu kegiatan pemasaran. Salah satu kegiatan pemasaran yang penting

adalah Promosi yang dilakukan. Walaupun dengan pendanaan tersendiri dan

sudah tersedia, tetap saja pembatasan dana yang ada akan menjadi faktor

yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Promosi.

Hambatan yang terjadi adalah dari pimpinan yang menginginkan

pengeluaran dana seminim mungkin dalam pelaksanaan Promosi yang di

68

lakukan. Sedangkan hambatan yang lain adalah di butuhkannya dana yang

besar dan cukup mahal untuk pemasangan iklan di tempat-tempat umum.

Solusi yang di lakukan bagi pihak Public Relations adalah dengan

meminimalkan pengeluaran dana dan melaksanakan sesuai apa yang di

inginkan oleh pimpinan. Dan untuk permasalahan dalam pemasangan iklan,

Public Relations Batik Danarhadi berupaya untuk terus menjalin hubungan

yang harmonis kepada berbagai pihak media yang berubungan dengan

pelaksanaan promosi yang di lakukan.

b. Hambatan ekstern (keluar)

Yaitu hambatan yang berasal dari luar perusahaan. Hambatan ekstern yang

di hadapi oleh PT. Batik Danarhadi Surakarta, meliputi:

1) Faktor Persaingan Harga

Hambatan dari persaingan harga dirasakan tidak terlalu berpengaruh di

PT. Batik Danarhadi. Karena pada dasarnya PT. Batik Danarhadi telah

memiliki jangkauan pasar tersendiri yang terus setia menggunakan produk

Batik Danarhadi yang di hasilkan. Walaupun tidak dapat di pungkiri bahwa

persaingan harga yang terjadi juga berpengaruh pada penjualan produksi

Batik Danarhadi, karena ada pelanggan yang memilih berpindah ke brand

yang lain karena brand tersebut mampu memberikan harga yang lebih

rendah di bandingkan dengan Batik Danarhadi.

Untuk menghadapi persaingan bisnis tersebut PT. Batik Danarhadi

melakukan kegiatan promosi berupa pemberian voucher diskon, diskon,

hingga pemberian bonus pembelian. Di harapkan dengan strategi promosi

yang di gunakan akan meningkatkan jumlah penjualan serta menjadi salah

satu upaya dalam mengantisipasi pelanggan pindah ke pesaing yang lain.

2) Faktor Kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda.

Setiap pelanggan yang membeli produk Batik Danarhadi tentu

memiliki tujuan serta kebutuhan yang berbeda-beda, mulai dari tujuan untuk

membeli pakaian untuk pesta, ke kantor, maupun tujuan yang lain. menurut

69

Kustadi Suhandang (2004:58), salah satu hambatan Public Relations adalah

Faktor Interes (kepentingan), hambatan yang berupa kepentingan yang

berbeda-beda yang dapat membuat seseorang atau orang banyak lebih

bersikap selektif dalam hal penghayatan atau tanggapan.

Selain itu untuk memenuhi segala keinginan dan kebutuhan dari

pelanggan maka masalah inovasi dan keragaman produk yang di tawarkan

juga harus diperhatikan karena jika kualitas yang di berikan baik, maka

kepuasan pelanggan pun tercapai.

Banyaknya kepentingan dan kebutuhan pelanggan yang harus di

wujudkan oleh pihak Batik Danarhadi menjadi salah satu hambatan yang di

miliki. Namun hambatan yang ada semakin membuat PT. Batik Danarhadi

terus berupaya keras agar para pelanggan yang ada yakin bahwa PT. Batik

Danarhadi mampu mewujudkan harapan pelanggan.

3) Faktor dari “pihak ketiga”

Salah satu alternatif yang digunakan dalam mensosialisasikan

program-program yang telah di susun kepada para pelanggan, relasi, hingga

masyarakat luas adalah dengan melalui iklan dengan berbagai media yang

ada, seperti: televisi, radio, surat kabar, pamflet, billboard, dan lain-lain.

Cara ini di gunakan untuk dengan tujuan menumbuhkan citra positif

perusahaan terhadap public eksternal dan masyarakat luas, serta upaya untuk

terus mengingatkan generasi mendatang akan brand PT. Batik Danarhadi,

tidak lupa pula hal ini di lakukan untuk menjalin kerjasama yang harmonis

dengan instansi yang bergerak di bidang periklanan.

Namun terkadang sulit untuk membuat suatu kesepakatan apabila ada

salah satu pihak yang berbelit-belit dan mengharapkan keuntungan besar

dalam kegiatan promosi yang akan di lakukan. Seperti dalam proses

penentuan tempat dan harga dari tempat pemasangan iklan yang di inginkan.

Hingga saat ini PT. Batik Danarhadi masih terus menjalin hubungan yang

harmonis dengan seluruh pihak yang berkepentingan dalam proses promosi

70

yang di laksanakan, sehingga tidak menghambat proses kerjasama yang

berlangsung.

3. Upaya Yang Dilakukan Oleh Marketing Public Relations dalam mengatasi

hambatan dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.

Deskripsi permasalahan ini terdapat 2 (dua) hambatan, yaitu hambatan

internal dan eksternal yang di hadapi oleh Marketing Public Relations dalam

pelaksanaan pemasaran :

a. Upaya untuk mengatasi hambatan intern, meliputi:

1) Faktor Sumber Daya Manusia

Usaha yang di lakukan untuk memotivasi para karyawan agar terus

memperbaiki kurang optimalnya kualitas Sumber Daya Manusia yang ada

dalam melaksanakan kegitan promosi kepada masyarakat serta minimnya

kemampuan dalam penguasaan design visual adalah dengan cara pihak

perusahaan agar selalu memberikan motivasi pada para karyawan agar terus

meningkatkan kemampuan yang di milikinya agar dapat di gunakan secara

optimal dalam pelaksanaan pekerjaannya. Juga memberikan latihan-latihan

untuk peningkatan kemampuan serta pengembangan kepribadian dan secara

tidak langsung akan mempengaruhi dalam pola berpikir karyawan dalam

bekerja.

2) Faktor Budgeting

Faktor budget salah satu alasan yang menjadi hambatan bagi

pelaksanaan program kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Pada

PT. Batik Danarhadi dengan keterbatasan dana yang ada tentu saja akan

menghambat upaya Public Relations dalam kegiatan promosi. Untuk

mengatasi hambatan tersebut Public Relations tidak dapat melakukan

banyak hal dan hanya bisa mencari cara lain yaitu dengan meminimkan

pengeluaran yang ada dan di anggap patut.

Seperti pendapat Philip Kotler tentang peranan Marketing Public

Relations dalam Rosady Ruslan (2007:140) adalah menekan biaya promosi

71

iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan

sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya.

b. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan ekstern, meliputi:

1) Faktor persaingan harga (Price War)

Untuk menghadapi persaingan bisnis tersebut PT. Batik Danarhadi

melakukan kegiatan promosi berupa pemberian voucher diskon, diskon,

hingga pemberian bonus pembelian. Di harapkan dengan strategi promosi

yang digunakan akan meningkatkan jumlah penjualan serta menjadi salah

satu upaya dalam mengantisipasi pelanggan pindah ke pesaing yang lain.

Dan juga PT. Batik Danarhadi terus berupaya dalam meningkatkan

ragam produk yang dihasilkannya dan juga juga memberikan inovasi dalam

motif dan design Batik yang di milikinya. Hal ini bertujuan agar para

pelanggan yakin bahwa Batik Danarhadi mampu memenuhi apa yang

menjadi keinginan dan harapan mereka.

Hal ini seperti pendapat Rosady Ruslan tentang sarana mencapai

tujuan pemasaran berdasarkan Marketing Mix, yaitu menentukan harga

produk yang rasional dan kompetitif.

2) Faktor kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda

Menurut Wyckop dalam Rosady Ruslan (2005:276) bahwa tingkat

keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan

tersebut adalah untuk memenuhi keinginan pelanggan. Fokus dari hubungan

untuk berbisnis adalah memandang pelanggan sebagai aset jangka panjang

yang akan memberikan masukan terus-menerus selama kebutuhan mereka

terpuaskan.

Usaha tekstil merupakan usaha yang di tuntut untuk dapat memahami

harapan dan keinginan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan semakin

meningkat. Peningkatan dalam penyediaan ragam produk yang beragam

serta design yang terus mengikuti perkembangan adalah salah satu usaha

72

PT. Batik Danarhadi dalam meyakinkan para pelanggan, bahwa segala

keinginan dan kebutuhan mereka yang beragam dapat terpenuhi.

3) Faktor dari “Pihak Ketiga”

Menjalin kerjasama dalam hal apapun terlebih yang menyangkut

masalah bisnis memang harus dipikirkan secara matang mulai dari lokasi

instansi relasi, biaya yang akan di keluarkan setiap kali mengadakan

transaksi kerjasama, hingga pencapaian kesepakatan antara kedua belah

pihak. Sehingga tidak akan terjadi penyelewengan ataupun pelanggaran atas

perjanjian kerjasama yang telah di buat.

Hal yang kini menjadi masalah bagi pihak Marketing Public Relations

PT. Batik Danarhadi adalah sulitnya negosiasi untuk penetapan lokasi iklan

dan dalam penggeluaran dana yang di butuhkan bagi pelaksanaan kegiatan

promosi tersebut. Hingga saat ini pihak PT. Batik Danarhadi terus berupaya

bernegosiasi untuk tempat dan harga yang di keluarkan untuk melakukan

pemasangan iklan billboard di area yang sudah ditentukan.

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pada data yang telah di kumpulkan dan di analisis, maka dapat di ambil kesimpulan yang sekaligus merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah di ajukan, sebagai berikut:

1. Peran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta dalam pelaksanaan pemasaran adalah sebagai berikut :

a) Peran Marketing Public Relations adalah:

1) Membangun citra perusahaan

Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi yang terus-

menerus menampilkan dan memberikan kualitas yang terbaik dari

73

produk yang di hasilkan Batik Danarhadi dan juga terus berupaya untuk

memberikan pelayanan kepada para pelanggan dengan semaksimal

mungkin

2) Membangun kredibilitas (kepercayaan)

PT. Batik Danarhadi dalam membangun suatu kepercayaan dari

pelanggan di mulai dari awal Batik Danarhadai berdiri, dengan terus

menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan mampu bersaing di

tingkat local, nasional, maupun internasional.

3) Membantu wiraniaga dan penyalur dalam meningkatkan penjualan

Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi selalu melakukan

publikasi produk yang baru di luncurkan sebelum di pasarkan dengan

melakukan press release maupun fashion show.

4) Menekan anggaran promosi

Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi dalam menekan

anggaran promosi adalah dengan menjadi sponsor dalam events yang

ada, menyediakan leaflet, memasang x-banner, menyediakan brosur-

brosur dari produk Batik Danarhadi

5) Menjembatani konsumen yang tidak suka iklan

Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi telah menyiapkan

upaya berupa penyediaan buku panduan, leaflet, maupun pelayanan

secara personal kepada para pelanggan yang tidak menyukai iklan

media cetak maupun media elektronik.

b) Aktivitas Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi Surakarta:

1) Launching dan publikasi publik : launching produk dengan

mengadakan fashion show maupun dengan melakukan release ke

media cetak dan elektronik. Hal ini berguna untuk mengingatkan

masyarakat akan brand (merk) dari Batik Danarhadi, sehingga brand

ini akan terus di ingat sepanjang masa dan dari generasi ke generasi.

2) Iklan layanan masyarakat: berguna untuk menimbulkan image di

masyarakat bahwa Batik Danarhadi peduli dengan keadaan social yang

ada di lingkungannya.

74

74

3) Special events: Marketing Public Relations juga melaksanakan

promosi dengan mengikuti event-event khusus.

c) Media yang di gunakan Marketing Public Relations di PT. Batik

Danarhadi Surakarta:

Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi menggunakan

berbagai media mulai dari media cetak hingga media elektronik, dan

jaringan dan hubungan yang luas tidak terbatas pada media lokal saja

namun juga nasional bahkan internasional. Seperti Koran, majalah, surat

kabar, televisi, radio, dan pelaksanaan event bertaraf nasional maupun

internasional.

2. Beberapa faktor yang dapat menghambat upaya Public Relations dalam

pelaksanaan pemasaran di PT Batik Danarhadi ada 2 (dua) macam yaitu:

a) Hambatan intern :

1) Faktor Sumber Daya Manusia yang kurang dalam penguasaan

penggunaan komputer dan kesiapan dalam pelaksanaan tugas.

2) Faktor terbatasnya budgeting yang membuat beberapa upaya

pelaksanaan kegiatan pemasaran Public Relations menjadi kurang

maksimal seperti pelaksanaan fashion show, penyewaan lokasi

pemasangan iklan, dll.

b) Hambatan ekstern :

1) Adanya hambatan dalam hal persaingan harga (price war).

2) Faktor kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda, sedangkan setiap

pelanggan mengharapkan agar segala kebutuhannya terpenuhi.

3) Faktor dari “pihak ketiga” yang kurang mendukung dalam pelaksanaan

kegiatan pemasaran dan promosi di PT. Batik Danarhadi Surakarta.

3. Beberapa upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam rangka

pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.

75

a) Upaya untuk mengatasi hambatan intern:

1) Faktor Sumber Daya Manusia

Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui

penjadwalan dalam proses produksi dan memberikan pelatihan-

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam

melaksanakan tugas.

2) Faktor terbatasnya Budgeting

Dengan meminimalkan pengeluaran dana dan melaksanakan sesuai apa

yang di inginkan oleh pimpinan.

b) Upaya untuk mengatasi hambatan ekstern:

1) Melakukan kegiatan promosi berupa pemberian voucher diskon, diskon,

hingga pemberian bonus pembelian.

2) Pelaksanaan inovasi dan penambahan keragaman produk yang di

tawarkan yang terus mengikuti perkembangan mode, serta terus

memberikan kualitas hasil produksi yang baik.

3) Menjalin hubungan yang harmonis dengan seluruh pihak yang

berkepentingan dalam proses promosi yang di laksanakan, sehingga

tidak menghambat proses kerjasama yang berlangsung.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas serta beberapa temuan studi dalam penelitian selama ini, maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut:

1. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa peran Marketing Public

Relations dalam mendukung kerja bagian marketing telah berjalan dengan

baik. Bentuk peranan bagian Marketing Public Relations adalah membangun

citra perusahaan. Selain itu Marketing Public Relations juga membangun

kredibilitas, membantu wiraniaga dan penyalur dalam meningkatkan

penjualannya.

2. Menimbulkan sedikit inspirasi bagi bagian marketing yang bekerja sama

dengan Marketing Public Relations sebagai departemen yang bertanggung

76

jawab dalam pelaksanaan kegiatan promosi di PT. Batik Danarhadi Surakarta

agar lebih baik lagi dalam rangka pelaksanaan Marketing.

3. Menimbulkan inspirasi bagi perusahaan untuk lebih giat lagi dalam memahami

kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga dapat memberikan kepuasan

kepada pelanggan sekaligus sebagai jalan untuk membangun citra positif

perusahaan di mata public.

C. Saran

Berdasarkan pada simpulan dari hasil penelitian yang di kemukakan pada

bagian terdahulu, maka peneliti mengemukakan saran yang di harapkan dapat

berguna bagi kemajuan Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta.

Adapun saran-saran yang di sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Kepada Pimpinan Bagian Public Relations

a) Dalam menangani kurang optimalnya sumber daya manusia yang ada, maka

pihak perusahaan dapat memberikan pelatihan dalam penggunaan komputer

untuk meningkatkan kemampuan dalam design visual.

b) Untuk peningkatan mutu kerja karyawan yang terkadang terlambat dan tidak

tepat waktu, pihak perusahaan haruslah terus memberikan motivasi,

pembinaan dan pengawasan agar para karyawan dapt menjalankan tugas dan

kewajibannya secara maksimal.

c) Alangkah baiknya PT. Batik Danarhadi menambah jumlah karyawan bagian

Marketing Public Relations agar karyawan yang ada tidak terlalu banyak

merangkap dalam pekerjaannya. Sehingga pekerjaan yang di lakukan juga

dapat di laksanakan sesuai rencana dan waktu yang di tentukan.

2. Kepada Marketing Public Relations PT. Batik Danarhadi Surkarta

a) Alangkah baiknya Public Relations mengefisiensikan anggarannya agar

program-program yang di rencanakan dapat terealisasikan. Misalnya untuk

pemasangan billboard di daerah yang strategis, di upayakan negosiasi

semaksimal mungkin untuk menekan biaya yang di keluarkan.

77

b) Public Relations dalam melakukan kegiatan mempromosikan produk Batik

Danarhadi pada event-event tertentu tidak hanya kepada pelanggan yang

sudah ada, tapi juga dapat memberikan potongan harga dari koran-koran

maupun majalah yang tentu akan menarik minat pengunjung dan juga

membuka peluang baru untuk mendapatkan calon pelanggan.

3. Kepada karyawan PT. Batik Danarhadi Surakarta

a) Setiap karyawan harus memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung

jawabnya, selain itu para karyawan juga harus selalu berusaha untuk

mengembangkan kemampuan dan ketrampilan melalui berbagai pelatihan,

baik yang di selenggarakan oleh perusahaan maupun dengan usaha sendiri.

b) Membantu kegiatan Public Relations dalam memberikan informasi-

informasi penting mengenai produk dari Batik Danarhadi kepada

masyarakat atau informasi mengenai untuk menjalin kerjasama dengan

pihak perusahaan dengan lebih terbuka dan ramah.