bab i pendahuluanplid.purbalinggakab.go.id/wp-content/uploads/2014/06/bab-i-lppd... · peraturan...

18
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I I.1 BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 ini disusun berdasarkan pada : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam wilayah Propinsi Djawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42). 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali dirubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679). 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. 4. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Penetapan Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga (Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2008 Nomor 11). 5. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Purbalingga Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2009 Nomor 1). 6. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purbalingga Tahun 2011 2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2011 Nomor 5). 7. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2011 Nomor 6). 8. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 8 Tahun 2015 tentang Angaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2015 Nomor 8). 9. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 (Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 25).

Upload: trinhdiep

Post on 08-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga

Tahun 2016 ini disusun berdasarkan pada :

1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah-daerah

Kabupaten dalam wilayah Propinsi Djawa Tengah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 1950 Nomor 42).

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali dirubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5679).

3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan perwakilan Rakyat

Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

kepada Masyarakat.

4. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Penetapan Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga (Lembaran

Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2008 Nomor 11).

5. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 1 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Purbalingga

Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2009

Nomor 1).

6. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 5 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purbalingga Tahun 2011 – 2031

(Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2011 Nomor 5).

7. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purbalingga

Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2011

Nomor 6).

8. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 8 Tahun 2015 tentang

Angaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Purbalingga

Tahun 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2015 Nomor 8).

9. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016

(Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 25).

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.2

10. Peraturan Bupati Nomor 73 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah

Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 (Berita Daerah Kabupaten

Purbalingga Tahun 2015 Nomor 73).

11. Peraturan Bupati Nomor 110 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah

Kabupaten Purbalingga Tahun 2015 Nomor 110).

12. Peraturan Bupati Nomor 32 Tahun 2016 tentang Perubahan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 (Berita Daerah

Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Nomor 32).

13. Peraturan Bupati Purbalingga Nomor 38 Tahun 2016 tentang Penjabaran

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Purbalingga

Tahun Angaran 2016 (Berita Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016

Nomor 38).

B. Gambaran Umum Daerah

1. Kondisi Geografis Daerah

a. Luas Wilayah dan Batas Administrasi Daerah

Kabupaten Purbalingga memiliki wilayah seluas 77.764,122 ha atau

sekitar 2,39% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif

Kabupaten Purbalingga terdiri dari 18 kecamatan, 224 desa, 15 kelurahan,

886 dusun, 1.546 RW, dan 5.069 RT).

Kabupaten Purbalingga secara geografis terletak di bagian barat

daya wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan posisi pada 101011’ – 109035’

Bujur Timur dan 7010’ – 7029’ Lintang Selatan. Adapun batas wilayah

administrasi Kabupaten Purbalingga sebagai berikut:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Pemalang dan

Kabupaten Pekalongan.

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara.

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan

Kabupaten Banyumas.

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Banyumas.

Gambar 1.1 Peta Administratif Kabupaten Purbalingga

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.3

b. Kondisi Topografis

Secara fisiografis, Kabupaten Purbalingga terletak pada wilayah

perbatasan antara Zona Serayu Utara dan Zona Vulkanik Kwarter. Wilayah

Kabupaten Purbalingga memiliki ketinggian tempat antara 23 meter - 3.432

meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi topografi, wilayah

Kabupaten Purbalingga dibagi dalam dua kategori wilayah, yakni :

1) Bagian utara merupakan wilayah berbukit-bukit dengan kemiringan lebih

dari 40%. Wilayah ini meliputi Kecamatan Karangreja, Karangjambu,

Bobotsari, Karanganyar, Kertanegara, Karangmoncol, Rembang,

sebagian wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari, dan Mrebet.

2) Bagian selatan merupakan wilayah dengan tingkat kemiringan berkisar

antara 0-25%. Wilayah ini meliputi Kecamatan Kalimanah, Padamara,

Purbalingga, Kaligondang, Kemangkon, Bukateja, Kejobong,

Pengadegan, sebagian wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari, dan

Mrebet.

c. Kondisi Geologi

Berdasarkan kondisi geologi, wilayah Kabupaten Purbalingga terdiri

dari batuan sedimen klasik berupa batuan andesit, sirtu, batu pasir darat,

batu lempung, dan trass dengan persebaran sebagai berikut:

Tabel 1.1 Sebaran Sumber Daya Mineral Kabupaten Purbalingga

Menurut Kecamatan

Kecamatan

Sumber Daya Mineral

Andesit Batu Gamping

Batu Lempung

Batu Pasir

Lempung Tras Sirtu

1. Kemangkon √ √

2. Bukateja √ √

3. Kejobong √

4. Kaligondang √ √ √

5. Purbalingga √

6. Kalimanah √

7. Kutasari √

8. Mrebet √ √ √

9. Bobotsari √

10. Karangreja √

11. Karanganyar √ √

12. Karangmoncol √ √ √ √ √

13. Rembang √ √ √ √ √ √

14. Bojongsari √ √

15. Padamara

16. Pengadegan √

17. Karangjambu √ √ √

18. Kertanegara √ √

Sumber: Inventarisasi Geologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Mineral-BPPT

d. Kondisi Klimatologi

Wilayah Kabupaten Purbalingga sebagian wilayahnya terletak di

lereng bagian Selatan Gunung Slamet dengan rata-rata curah hujan 3.337

mm/tahun dan suhu udara berkisar antara 220C – 330C.

e. Kondisi Hidrologi

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.4

Kabupaten Purbalingga termasuk dalam Daerah Aliran Sungai

(DAS) Serayu, Sub-DAS Pekacangan dan Klawing dengan anak-anak

sungai sebagai berikut:

1. Sungai Ponggawa

2. Sungai Gemuruh

3. Sungai Kajar

4. Sungai Lemberang

5. Sungai Tlahab

6. Sungai Soso

7. Sungai Lebak

8. Sungai Tungtunggunung

9. Sungai Laban

10. Sungai Kuning

11. Sungai Wotan

12. Sungai Gintung

13. Sungai Tambra

14. Sungai Muli

2. Gambaran Umum Demografis

a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kabupaten Purbalingga menurut jenis kelamin

dan persebaran per kecamatan pada tahun 2015 dan 2016 adalah

sebagaimana tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2015-2016

No Kecamatan

Jumlah Penduduk Tahun 2015 Jumlah

Jumlah Penduduk Tahun 2016 Jumlah

L P L P

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Kemangkon 30.416 30.023 60.439 30,609 30,187 60,796

2 Bukateja 37.523 36.865 74.388 37,577 36,928 74,505

3 Kejobong 24.721 24.213 48.934 24,763 24,219 48,982

4 Kaligondang 31.290 30.920 62.210 31,415 31,030 62,445

5 Purbalingga 28.830 29.172 58.002 28,687 29,124 57,811

6 Kalimanah 27.471 26.826 54.297 27,395 26,835 54,230

7 Kutasari 30.592 29.336 59.928 30,689 29,368 60,057

8 Mrebet 37.480 36.071 73.551 37,587 36,096 73,683

9 Bobotsari 26.341 25.853 52.194 26,428 25,863 52,291

10 Karangreja 22.126 21.143 43.269 22,227 21,058 43,285

11 Karanganyar 19.460 18.564 38.024 19,870 18,827 38,697

12 Karangmoncol 28.879 27.373 56.252 29,109 27,534 56,643

13 Rembang 34.032 32.060 66.092 32,779 31,052 63,831

14 Bojongsari 26.721 26.045 52.766 27,618 26,844 54,462

15 Padamara 20.063 19.998 40.061 20,759 20,659 41,418

16 Pengadegan 17.692 17.720 35.412 18,577 18,397 36,974

17 Karangjambu 11.381 10.654 22.035 12,126 11,285 23,411

18 Kertanegara 16.833 16.442 33.275 17,368 16,869 34,237

J U M L A H 471.851 459.278 931.129 475,583 462,175 937,758

Sumber : Data Agregat Kependudukan Kecamatan (DAK2) Semester II Tahun 2015-2016

b. Penduduk Kabupaten Purbalingga Menurut Kelompok Umur

Jumlah penduduk Kabupaten Purbalingga menurut kelompok umur

pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut :

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.5

Tabel 1.3 Penduduk Kabupaten Purbalingga Menurut Kelompok Umur Tahun 2016

No Kelompok Umur Jumlah Persentase (%)

1 2 3 4

1 0 – 4 44.869 4,78

2 5 – 9 73.547 7,84

3 10 – 14 75.322 8,03

4 15 – 19 75.619 8,06

5 20 – 24 76.785 8,19

6 25 – 29 73.745 7,86

7 30 – 34 80.239 8,56

8 35 – 39 76.445 8,15

9 40 – 44 71.533 7,63

10 45 – 49 64.122 6,84

11 50 – 54 57.430 6,12

12 55 – 59 48.672 5,19

13 60 – 64 38.435 4,10

14 65 – 69 29.320 3,13

15 70 – 74 23.336 2,49

16 75 + 28.339 3,02

Jumlah / Total 937.758 100

Sumber : Data Agregat Kependudukan Kecamatan (DAK2) Semester II Tahun 2016

c. Penduduk Kabupaten Purbalingga Menurut Jenis Pekerjaan

Berdasarkan data Kabupaten Purbalingga Dalam Angka Tahun

2016 yang diambil dari kegiatan Survey Angkatan Kerja Nasional pada

Bulan Agustus Tahun 2015, terdapat sekitar 664.192 orang Purbalingga

usia 15 tahun ke atas, 64,75% diantaranya telah bekerja diberbagai sektor.

Sisanya yang merupakan pengangguran terbuka sebesar 3,29%, bukan

angkatan kerja karena sedang sekolah, mengurus rumah tangga atau faktor

lainnya sebesar 31,95%. Selengkapnya mengenai jumlah penduduk

berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan selama seminggu yang

lalu dan jenis kelamin di Kabupaten Purbalingga dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas

Menurut Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang lalu dan Jenis Kelamin di Kabupaten Purbalingga, 2015

No Kegiatan Utama Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Angkatan kerja 271.607 180.348 451.955

a. Bekerja 252.978 177.119 430.097

b. Pengangguran Terbuka 18.629 3.229 21.858

2 Bukan angkatan kerja 52.459 159.778 212.237

a. Sekolah 19.314 20.539 39.853

b. Mengurus rumah tangga 9.318 123.190 132.508

c. Lainnya 23.827 16.049 39.876

Jumlah 324.066 340.126 664.192

Sumber: Kabupaten Purbalingga Dalam Angka, 2016

d. Penduduk Kabupaten Purbalingga Menurut Tingkat Pendidikan

Berdasarkan Data Agregat Kependudukan Kecamatan (DAK2)

Semester II Tahun 2016, ditinjau dari tingkat pendidikan, sebagian besar

penduduk Purbalingga hanya berpendidikan tingkat dasar. Pada tahun

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.6

2016, dari seluruh penduduk sejumlah 937.758 orang, 40,09%

berpendidikan tingkat SD, 16,91% tamat SLTP dan 11,72% tamat SLTA.

Hanya 3,11% yang telah menempuh pendidikan tinggi baik tingkat diploma,

sarjana maupun pasca sarjana. Selengkapnya mengenai Persentase

Jumlah Penduduk Kabupaten Purbalingga Berdasarkan Pendidikan Akhir

Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 1.5 berikut :

Tabel 1.5 Persentase Jumlah Penduduk Kabupaten Purbalingga Berdasarkan Pendidikan Akhir

Tahun 2016

No Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak/belum sekolah 168.579 17,98

2 Belum tamat SD/sederajat 95.635 10,20

3 Tamat SD/sederajat 375.932 40,09

4 SLTP/sederajat 158.596 16,91

5 SLTA/sederajat 109.865 11,72

6 Diploma I/II 3.682 0,39

7 AKademi/Diploma III/Sarjana Muda 6.830 0,73

8 Diploma IV/Strata I 18.079 1,93

9 Strata II/III 560 0,06

Jumlah 937.758 100

Sumber : Data Agregat Kependudukan Kecamatan (DAK2) Semester II Tahun 2016

3. Kondisi Ekonomi

a. Potensi Unggulan Daerah

1) Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi pengembangan wilayah dapat diketahui dari potensi

kawasan budidaya sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Kabupaten

Purbalingga tahun 2011-2031. Kawasan budidaya terdiri atas: (1)

kawasan peruntukan hutan produksi; (2) kawasan hutan rakyat; (3)

kawasan peruntukan pertanian; (4) kawasan peruntukan perikanan; (5)

kawasan peruntukan pertambangan; (6) kawasan peruntukan industri;

(7) kawasan peruntukan pariwisata; (8) kawasan peruntukan

permukiman; dan (9) kawasan peruntukan lainnya.

Kawasan peruntukan hutan produksi meliputi hutan produksi dan

hutan produksi terbatas. Selengkapnya kawasan peruntukan hutan

produksi meliputi :

a) Kecamatan Bobotsari seluas kurang lebih 52 hektar;

b) Kecamatan Karanganyar seluas kurang lebih 44 hektar;

c) Kecamatan Karangjambu seluas kurang lebih 203 hektar;

d) Kecamatan Kertanegara seluas kurang lebih 218 hektar; dan

e) Kecamatan Karangreja seluas kurang lebih 23 hektar.

Adapun hutan produksi terbatas di Kabupaten Purbalingga

meliputi :

a) Kecamatan Bobotsari seluas kurang lebih 174 (seratus tujuh puluh

empat) hektar;

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.7

b) Kecamatan Karanganyar seluas kurang lebih 22 (dua puluh dua)

hektar;

c) Kecamatan Karangjambu seluas kurang lebih 1.629 (seribu enam

ratus dua puluh sembilan) hektar;

d) Kecamatan Karangmoncol seluas kurang lebih 590 (lima ratus

sembilan puluh) hektar;

e) Kecamatan Kertanegara seluas kurang lebih 507 (lima ratus tujuh)

hektar;

f) Kecamatan Kutasari seluas kurang lebih 13 (tiga belas) hektar;

g) Kecamatan Mrebet seluas kurang lebih 400 (empat ratus) hektar;

h) Kecamatan Karangreja seluas kurang lebih 1.393 (seribu tiga ratus

sembilan puluh tiga) hektar.

Untuk kawasan hutan rakyat di Kabupaten Purbalingga terdiri

dari :

a) Kecamatan Bobotsari seluas kurang lebih 1.527 hektar;

b) Kecamatan Bojongsari seluas kurang lebih 1.527 hektar;

c) Kecamatan Bukateja seluas kurang lebih 611 hektar;

d) Kecamatan Kaligondang seluas kurang lebih 1.527 hektar;

e) Kecamatan Karanganyar seluas kurang lebih 1.527 hektar;

f) Kecamatan Karangjambu seluas kurang lebih 4.580 hektar;

g) Kecamatan Karangmoncol seluas kurang lebih 1.527 hektar;

h) Kecamatan Karangreja seluas kurang lebih 4.580 hektar;

i) Kecamatan Kejobong seluas kurang lebih 2.290 hektar;

j) Kecamatan Kemangkon seluas kurang lebih 153 hektar;

k) Kecamatan Kertanegara seluas kurang lebih 1.527 hektar;

l) Kecamatan Kutasari seluas kurang lebih 2.290 hektar;

m) Kecamatan Mrebet seluas kurang lebih 2.290 hektar;

n) Kecamatan Pengadegan seluas kurang lebih 2.290 hektar; dan

o) Kecamatan Rembang seluas kurang lebih 2.290 hektar.

Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas pertanian tanaman

pangan, pertanian hortikultura, perkebunan dan peternakan dengan

rincian sebagai berikut :

a) Kecamatan Bobotsari seluas kurang lebih 1.437 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 910 hektar dan lahan kering seluas

kurang lebih 527 hektar;

b) Kecamatan Bojongsari seluas kurang lebih 1.352 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 1.086 hektar dan lahan kering

seluas kurang lebih 266 hektar;

c) Kecamatan Bukateja seluas kurang lebih 2.591 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 1.740 hektar dan lahan kering

seluas kurang lebih 851 hektar;

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.8

d) Kecamatan Kaligondang seluas kurang lebih 1.732 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 868 hektar dan lahan kering seluas

kurang lebih 864 hektar;

e) Kecamatan Kalimanah seluas kurang lebih 1.314 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 679 hektar dan lahan kering seluas

kurang lebih 635 hektar;

f) Kecamatan Karanganyar seluas kurang lebih 1.539 hektar terdiri

dari lahan basah seluas kurang lebih 268 hektar dan lahan kering

seluas kurang lebih 1.271 hektar;

g) Kecamatan Karangjambu seluas kurang lebih 794 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 319 hektar dan lahan kering seluas

kurang lebih 475 hektar;

h) Kecamatan Karangmoncol seluas kurang lebih 1.909 hektar terdiri

dari lahan basah seluas kurang lebih 1.235 hektar dan lahan kering

seluas kurang lebih 674 hektar;

i) Kecamatan Karangreja seluas kurang lebih 202 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 85 hektar dan lahan kering seluas

kurang lebih 117 hektar;

j) Kecamatan Kejobong seluas kurang lebih 474 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 382 hektar dan lahan kering seluas

kurang lebih 93 hektar;

k) Kecamatan Kemangkon seluas kurang lebih 2.883 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 1.938 hektar dan lahan kering

seluas kurang lebih 945 hektar;

l) Kecamatan Kertanegara seluas kurang lebih 1.215 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 1.122 hektar dan lahan kering

seluas kurang lebih 92 hektar;

m) Kecamatan Kutasari seluas kurang lebih 1.164 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 1.025 hektar dan lahan kering

seluas kurang lebih 139 hektar;

n) Kecamatan Mrebet seluas kurang lebih 2.032 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 1.997 hektar dan lahan kering

seluas kurang lebih 35 hektar;

o) Kecamaan Padamara seluas kurang lebih 1.233 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 720 hektar dan lahan kering seluas

kurang lebih 514 hektar;

p) Kecamatan Pengadegan seluas kurang lebih 154 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 55 hektar dan lahan kering seluas

kurang lebih 99 hektar;

q) Kecamatan Purbalingga seluas kurang lebih 714 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 259 hektar dan lahan kering seluas

kurang lebih 455 hektar; dan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.9

r) Kecamatan Rembang seluas kurang lebih 2.468 hektar terdiri dari

lahan basah seluas kurang lebih 832 hektar dan lahan kering seluas

kurang lebih 1.634 hektar.

Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan seluas kurang

lebih 22.616 hektar ditetapkan sebagai lahan pertanian tanaman

pangan berkelanjutan. Sementara kawasan pertanian hortikultura

seluas kurang lebih 172.887 hektar meliputi: Kecamatan Bojongsari;

Kecamatan Mrebet; Kecamatan Karangreja; Kecamatan Bukateja;

Kecamatan Kemangkon; Kecamatan Kaligondang; Kecamatan

Pengadegan; Kecamatan Rembang; Kecamatan Kertanegara;

Kecamatan Karangmoncol; Kecamatan Karanganyar; Kecamatan

Kutasari; Kecamatan Bobotsari; dan Kecamatan Padamara.

Kawasan perkebunan Kabupaten Purbalingga meliputi:

a) Kelapa deres, kelapa dalam, dan tebu seluas kurang lebih 29 hektar

berada di Kecamatan Kemangkon;

b) Kelapa dalam, kopi robusta, lada, kapulaga, mlinjo dan tebu seluas

kurang lebih 3.584 hektar berada di Kecamatan Kejobong;

c) Kelapa dalam, melati gambir, dan tebu seluas kurang lebih 22 hektar

berada di Kecamatan Bukateja;

d) Kelapa dalam, kopi robusta, lada, kapulaga, mlinjo, dan tebu seluas

kurang lebih 5.060 hektar berada di Kecamatan Pengadegan;

e) Kelapa deres, kopi robusta, glagah arjuna, nilam, teh, karet,

cengkeh, dan kapulaga seluas kurang lebih 194 hektar berada di

Kecamatan Karangmoncol;

f) Kelapa deres, kopi robusta, glagah arjuna, kapulaga, tebu, kakao,

cengkeh, mlinjo, dan nilam seluas kurang lebih 175 hektar berada di

Kecamatan Kertanegara;

g) Kelapa deres, kopi robusta, glagah arjuna, nilam, teh, kapulaga,

tebu, dan cengkeh seluas kurang lebih 404 hektar berada di

Kecamatan Karanganyar;

h) Kelapa dalam, kopi robusta, lada, mlinjo, dan tebu seluas kurang

lebih 830 hektar berada di Kecamatan Kaligondang;

i) Kelapa deres, kopi robusta, casieavera (kayu manis), nilam, teh,

pandan, lada, panili, kapuk randu, kapulaga, dan cengkeh seluas

kurang lebih 1.779 hektar berada di Kecamatan Rembang;

j) Kopi robusta, glagah arjuna, casieavera, teh, cengkeh, dan kapulaga

seluas kurang lebih 246 hektar berada di Kecamatan Karangreja;

k) Kelapa deres, kopi robusta, casieavera, nilam, pandan, lada,

kapulaga, mlinjo, tebu, dan kakao seluas kurang lebih 988 hektar

berada di Kecamatan Mrebet;

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.10

l) Kelapa deres, kopi robusta, casieavera, nilam, panili, mlinjo, dan

tebu seluas kurang lebih 555 hektar berada di Kecamatan

Bojongsari;

m) Kelapa dalam, kelapa deres, kopi robusta, casieavera, nilam, lada,

panili, kapulaga, mlinjo, tebu, dan cengkeh seluas kurang lebih 503

hektar berada di Kecamatan Bobotsari;

n) Glagah arjuna, casieavera, nilam, mlinjo, dan kopi robusta seluas

kurang lebih 69 hektar berada di Kecamatan Karangjambu; dan

o) Kelapa deres, kopi robusta, casieavera, nilam, teh, lada, mlinjo,

jarak pagar, dan cengkeh seluas kurang lebih 322 hektar berada di

Kecamatan Kutasari.

Kawasan Peruntukan Peternakan terdiri atas:

a) Ternak hewan besar berupa sapi, kerbau, dan kuda meliputi:

Kecamatan Bobotsari; Kecamatan Bojongsari; Kecamatan Bukateja;

Kecamatan Karangjambu; Kecamatan Karangmoncol; Kecamatan

Karangreja; Kecamatan Kejobong; Kecamatan Kemangkon;

Kecamatan Kutasari; Kecamatan Mrebet; Kecamatan Padamara;

dan Kecamatan Rembang;

b) Ternak hewan kecil berupa kambing dan domba meliputi:

Kecamatan Bobotsari; Kecamatan Bojongsari; Kecamatan Bukateja;

Kecamatan Kaligondang; Kecamatan Karangmoncol; Kecamatan

Karangreja; Kecamatan Kejobong; Kecamatan Kemangkon;

Kecamatan Kutasari; Kecamatan Mrebet; Kecamatan Padamara;

Kecamatan Pengadegan; dan Kecamatan Rembang;

c) Ternak unggas berupa ayam, itik, dan angsa meliputi: Kecamatan

Pengadegan; Kecamatan Kejobong; Kecamatan Bobotsari;

Kecamatan Bojongsari; Kecamatan Bukateja; Kecamatan

Kaligondang; Kecamatan Kalimanah; Kecamatan Karangmoncol;

Kecamatan Karangreja; Kecamatan Padamara; dan Kecamatan

Kutasari.

Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas: (1) kawasan

budidaya perikanan darat seluas kurang lebih 300 (tiga ratus) hektar

meliputi : kawasan pembenihan yang berada di Kecamatan Kutasari;

kawasan pembesaran yang berada di Kecamatan Kalimanah,

Kecamatan Mrebet, Kecamatan Bojongsari, dan Kecamatan Padamara;

kawasan pemasaran yang berada di Kecamatan Purbalingga dan

Kecamatan Kutasari; dan kawasan produksi pakan yang berada di

Kecamatan Purbalingga dan Kecamatan Kutasari. Sementara itu

kawasan pengolahan ikan berada di Kecamatan Purbalingga.

Kawasan peruntukan pertambangan berupa pertambangan

mineral non logam dan batuan seluas kurang lebih 15 hektar berada di

Desa Gunungwuled Kecamatan Rembang.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.11

Kawasan peruntukan industri seluas kurang lebih 298 hektar

meliputi: Desa Kebutuh Kecamatan Bukateja; Desa Kedungbenda

Kecamatan Kemangkon; Desa Majapura dan Desa Banjarsari

Kecamatan Bobotsari; Desa Jetis Kecamatan Kemangkon; Desa

Toyareka Kecamatan Kemangkon; Kelurahan Mewek Kecamatan

Kalimanah; Kelurahan Karangmanyar Kecamatan Kalimanah;

Kecamatan Karangmoncol; Kecamatan Karanganyar; Kecamatan

Karangreja; Kecamatan Kalimanah; Kecamatan Bojongsari; Kecamatan

Kaligondang; dan Kecamatan Padamara. Sementara itu industri kecil

dan mikro menyebar di kawasan permukiman.

Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas:

a. Pariwisata alam meliputi Pendakian Gunung Slamet, Goa Lawa,

Bumi Perkemahan Munjul Luhur, dan Agrowisata Serang.

b. Pariwisata budaya meliputi:

1) Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman berada di

Kecamatan Rembang;

2) Situs Bandagai yang berada di Kecamatan Karangjambu;

3) Situs Mujan yang berada di Kecamatan Bobotsari;

4) Wisata Batu Menhir yang berada di Kecamatan Karanganyar;

5) Wisata Batu Gilang yang berada di Kecamatan Kertanegara;

6) Museum Profesor Soegardha Poerbakawatja dan Masjid Agung

Darussalam yang berada di Kecamatan Purbalingga;

7) Wisata Batu Putin, Situs Onje, dan Situs Batu Tulis yang berada

di Kecamatan Mrebet; dan

8) Desa Wisata Karangbanjar yang berada di Kecamatan

Bojongsari.

c. Pariwisata buatan meliputi:

1) Obyek Wisata Air Bojongsari yang berada di Kecamatan

Bojongsari;

2) Kolam Renang Tirta Asri yang berada di Kecamatan Kutasari;

3) Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas yang berada di

Kecamatan Padamara; dan

4) Sanggaluri Park yang berada di Desa Kutasari Kecamatan

Kutasari.

d. Pariwisata Minat Khusus meliputi :

1) Desa Wisata Agropolitan Serang Kecamatan Karangreja

2) Desa Wisata Panusupan Kecamatan Rembang

3) Desa Wisata Tanalum Kecamatan Rembang

4) Desa Wisata Kedungbenda Kecamatan Kemangkon

2) Potensi Unggulan Lapangan Usaha

Potensi unggulan daerah dapat ditentukan dengan metode

Location Quotient (LQ) Index. Penggunaan Location Quotient (LQ)

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.12

Index pada data PDRB sektoral antar daerah dalam provinsi merupakan

salah satu cara untuk mengetahui sektor-sektor basis di masing-masing

daerah secara relatif dibandingkan dengan aktivitas sektor-sektor

tersebut pada level provinsi. Makna dari sektor basis mengindikasikan

bahwa peranan sektor tersebut di dalam suatu daerah lebih besar

dibandingkan rata-rata peranan sektor tersebut diantara daerah-daerah

lain dalam satu provinsi.

Berdasarkan pemetaan sektor-sektor basis yang dilakukan pada

data PDRB ADHK tahun 2015, pola sektor-sektor unggulan/sektor basis

Kabupaten Purbalingga memiliki tiga sektor basis yakni sektor

Pertanian, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang.

Tabel 1.6 PDRB ADHK dan Location Quotient (LQ) Index Kabupaten Purbalingga Tahun 2015

LAPANGAN USAHA

2015

2011 -2015

PDRB JAWA TENGAH

RATA2 JTG

PDRB PURBALINGGA

LQ PURBALINGGA

KONTRIBUSI LAP USAHA

PURBALINGGA

PERTUMBUHAN LAPANGAN

USAHA PURBALINGGA

PERUBAHAN KONTRIBUSI LAP USAHA

PURBALINGGA

Pertanian,Kehutanan dan Perikanan

157.498,10 4.499,95 5.532,7 1,2 29,79 47,18 (1,01)

Pertambangan dan Penggalian

23.019,68 657,71 944,4 1,4 5,08 64,51 0,38

Industri Pengolahan 357.508,67 10.214,53 4.774,9 0,5 25,71 61,91 1,54

Pengadaan Listrik dan Gas

814,90 23,28 8,2 0,4 0,04 18,45 (0,01)

Pengadaan Air,Pengelolaan Sampah,Limbah dan Daur Ulang

632,70 18,08 19,4 1,1 0,10 13,80 (0,04)

Kontruksi 103.406,45 2.954,47 1.054,5 0,4 5,68 52,20 0,00

Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

135.032,84 3.858,08 2.285,6 0,6 12,31 32,58 (1,82)

Transportasi dan Pergudangan

31.008,59 885,96 572,7 0,6 3,08 54,06 0,04

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

31.294,64 894,13 432,1 0,5 2,33 55,75 0,05

Informasi dan Komunikasi 30.511,26 871,75 288,7 0,3 1,55 44,19 (0,09)

Jasa Keuangan dan Asuransi

28.912,16 826,06 391,9 0,5 2,11 44,05 (0,12)

Real Estate 16.749,47 478,56 191,3 0,4 1,03 47,67 (0,03)

Jasa Perusahaan 3.498,01 99,94 30,5 0,3 0,16 77,93 0,02

Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

28.925,62 826,45 516,1 0,6 2,78 38,59 (0,27)

Jasa Pendidikan 42.198,73 1.205,68 1.022,4 0,8 5,50 100,18 1,32

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

8.425,87 240,74 183,2 0,8 0,99 76,76 0,14

Jasa Lainnya 14.636,52 418,19 325,4 0,8 1,75 43,23 (0,11)

Produk Domestik Regional Bruto

1.014.074,21 28.973,55 18.574,1

52,18

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Purbalingga, 2016

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.13

Selain dengan metode LQ, potensi daerah dapat dilihat melalui

persentase peran masing-masing sektor. Setor yang memiliki

keunggulan komparatif antara lain :

a. Pertanian, kehutanan, dan perikanan

b. Industri Pengolahan

c. Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan

sepeda motor

Kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang

30% dari total PDRB mencakup sub kategori usaha Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan yang terdiri atas tanaman pangan, tanaman

hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, dan jasa pertanian dan

perburuan, sub kategori usaha Kehutanan dan Penebangan Kayu, dan

subkategoriusaha Perikanan. Lapangan usaha ini masih menjadi

tumpuan dan harapan dalam penyerapan tenaga kerja.

Pada tahun 2015 lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan memberi kontribusi terhadap PDRB atas dasar harga berlaku

sebesar 29,79%. Kurun waktu 5 tahun terakhir lapangan usaha

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami penurunan kontribusi

sebesar 1,01%. Lapangan usaha tanaman hortikultura merupakan

penyumbang terbesar terhadap kategori Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan yaitu tercatat sebesar 29,60% dari seluruh nilai tambah

pertanian.

Pada kategori industri pengolahan, secara keseluruhan

memberikan andil sebesar 25,71% terhadap PDRB. Selama kurun

waktu lima tahun terakhir (2011-2015) peran lapangan usaha ini naik

sebesar 1,54% dan hanya lapangan usaha industri pengolahan dari 3

terbesar lapangan usaha yang memiliki perubahan positif dalam peran

PDRB. Sedangkan lapangan usaha yang menyumbang peranan

terbesar terhadap kategori industri pengolahan adalah industri makanan

dan minuman yaitu sebesar 50,45% pada tahun 2015.

Peranan terbesar berikutnya industri kimia, farmasi dan obat

tradisional 16,82% diikuti oleh industri pengolahan lainnya dan

pengolahan tembakau masing-masing sebesar 9,72% dan 9,08%.

Peranan terbesar berikutnya yaitu Industri kayu, barang dari kayu dan

gabus sebesar 8,68 persen, industri tekstil dan pakaian jadi sebesar

5,12%. Industri pengolahan lapangan usaha selain yang tersebut diatas

menyumbang peranan tidak mencapai 1%. Lapangan usaha yang

memberi peranan terkecil yaitu Industri karet, barang dari karet dan

plastik sebesar 0,02%.

Kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan

sepeda motor menyumbang di atas 12,31%. Namun demikian selama

lima tahun teakhir (2011-2015) terjadi penurunan peranan pada

lapangan usaha ini yakni sebesar 1,82%.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.14

b. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Pertumbuhan Ekonomi

Capaian PDRB di Kabupaten Purbalingga mengalami

peningkatan dalam kurun waktu 2013-2015. Kenaikan tersebut terjadi

baik kepada capaian PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas

Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2010. Struktur lapangan usaha

sebagian masyarakat Kabupaten Purbalingga telah bergeser dari

lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke lapangan

usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari penurunan peranan setiap

tahunnya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Purbalingga.

Walaupun demikian kategori Pertanian masih memegang peranan yang

cukup besar di Kabupaten Purbalingga, tercatat hingga 2015

peranannya masih bertengger di 29,79%. Peranan terbesar selanjutnya

di isi oleh industri pengolahan yang berada pada kisaran 25,71%.

Peranan terendah terjadi pada pengadaan listrik dan gas yang hingga

2015 hanya memberikan peran sebesar 0,04%. Perkembangan

peranan/sumbangan sektor PDRB Kabupaten Purbalingga secara rinci

dapat dilihat pada tabel 1.7 berikut :

Tabel 1.7 Distribusi PDRB ADHB Kabupaten Purbalingga Tahun 2013-2015

Sektor 2013 2014 2015

Rp % Rp % Rp %

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

4.412.817,3 29,8 4.982.940,5 29,7 5.532.716,3 29,79

Pertambangan dan Penggalian

684.351,6 4,6 814.425,8 4,9 944.402,9 5,08

Industri Pengolahan 3.669.710,7 24,8 4.276.079,9 25,5 4.774.915,7 25,71

Pengadaan Listrik dan Gas

7.734,6 0,1 8.034,8 0,0 8.164,6 0,04

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang

17.427,4 0,1 18.438,4 0,1 19.445,3 0,10

Konstruksi 846.169,4 5,7 951.737,4 5,7 1.054.505,2 5,68

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.962.626,4 13,3 2.111.459,7 12,6 2.285.564,9 12,31

Transportasi dan Pergudangan

440.399,8 3,0 508.132,9 3,0 572.680,4 3,08

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

327.288,9 2,2 373.044,7 2,2 423.066,2 2,33

Informasi dan Komunikasi 242.027,9 1,6 265.407,4 1,6 288.717,2 1,55

Jasa Keuangan dan Asuransi

332.320,5 2,2 360.184,8 2,1 391.919,8 2,11

Real Estate 154.099,3 1,0 173.280,5 1,0 191.346,4 1,03

Jasa Perusahaan 23.573,7 0,2 26.399,1 0,2 30.504,3 0,16

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

440.362,5 3,0 471.842,5 2,8 516.111,9 2,78

Jasa Pendidikan 823.902,3 5,6 945.800,7 5,6 1.022.437,0 5,50

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.15

Sektor 2013 2014 2015

Rp % Rp % Rp %

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

142.954,3 1,0 163.535,9 1,0 183.181,4 0,99

Jasa Lainnya 263.529,1 1,8 305.300,4 1,8 325.434,7 1,75

14.791.295,7 16.756.045,4 18.574.114,2

Sumber : BPS Kabupaten Purbalingga, 2016

Pertumbuhan ekonomi memberikan gambaran tingkat

perubahan ekonomi di suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dihitung

menggunakan rumusan pertumbuhan PDRB ADHK atas dasar tahun

2010. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purbalingga selama 5

(lima) tahun terakhir cenderung fluktuatif. Pada tahun 2011

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purbalingga sebesar 5,67% naik

menjadi 5,79% pada tahun 2012. Pada tahun 2012 mengalami

pertumbuhan sebesar 5,79%, namun pada tahun 2013 menurun

menjadi 5,27%, dan pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan lagi

sebesar 5,86%, sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan

kembali sehingga menjadi sebesar 5,39%.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purbalingga pada tahun

2011-2015 sudah berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional

bahkan pada tahun 2011-2014 pertumbuhan ekonomi Purbalingga juga

berada di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah.

Perbandingan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purbalingga dengan

Provinsi Jawa Tengah dan Nasional tersaji pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.2 Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Purbalingga Jawa Tengah dan Nasional

Sumber: BPS Kabupaten Purbalingga (PDA 2016)

2011 2012 2013 2014 2015

Nasional 5.3 5.34 5.14 5.42 4.79

Jawa Tengah 5.3 5.34 5.11 5.28 5.44

Purbalingga 5.67 5.79 5.27 5.86 5.39

5.3

5.34

5.14

5.42

4.79

5.3

5.34

5.11

5.28

5.44

5.675.79

5.27

5.86

5.39

4.54.64.74.84.9

55.15.25.35.45.55.65.75.85.9

6

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.16

2) PDRB Perkapita

PDRB ADHB per kapita Kabupaten Purbalingga pada kurun

waktu 2010-2015 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2010,

PDRB per kapita Kabupaten Purbalingga mencapai Rp.12.763.238,55

meningkat sebesar 60,90% menjadi Rp.20.663.951,83 pada tahun

2015. Selengkapnya PDRB per Kapita Menurut Lapangan Usaha Kurun

Waktu 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.8 PDRB per Kapita menurut Lapangan Usaha Kabupaten Purbalingga Tahun 2010-2015

Tahun

PDRB / Kapita

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

Pertahun Perbulan Pertahun Perbulan

2010 12.763.238,55 1.063.603,21 12.763.238,55 1.063.603,21

2011 14.182.449,02 1.181.870,75 13.332.877,71 1.111.073,14

2012 15.453.320,80 1.287.776,73 13.947.811,20 1.162.317,60

2013 16.810.582,97 1.400.881,91 14.522.788,60 1.210.232,38

2014 18.843.658,82 1.570.304,90 15.212.239,82 1.267.686,65

2015 20.663.951,83 1.721.995,99 15.867.613,16 1.322.301,10

Sumber : Bappeda Kabupaten Purbalingga, 2016

3) Rata-rata Pengeluaran Penduduk

Rata-rata pengeluaran penduduk per kapita sebulan dapat

dijadikan sebagai cermin tingkat pendapatan per kapita sebulan. Rata-

rata pengeluaran penduduk per kapita sebulan di Kabupaten

Purbalingga pada tahun 2015 adalah Rp.649.147,-. Angka ini lebih

tinggi dibandingkan tahun 2014 yang tercatat sebesar Rp.520.635,- per

kapita sebulan. Kenaikan ini dimungkinkan karena naiknya harga

berbagai jenis kebutuhan penduduk yang ditandai dengan adanya inflasi

yang terjadi sepanjang tahun 2015.

Tabel 1.9 Pengeluaran Rata-rata Perkapita Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran

Kabupaten Purbalingga, 2014-2015

Sumber : Susenas 2015

Rupiah Persentase Rupiah Persentase

(1) (2) (3) (4) (5)

Makanan 294.217 56,51 318.784 49,11

Bukan Makanan 226.418 43,49 330.363 50,89

Jumlah 520.635 100,00 649.147 100,00

Jenis Pengeluaran2014 2015

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.17

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2015, sebesar

49,11% (Rp.318.784,-) pengeluaran penduduk di Kabupaten

Purbalingga digunakan untuk kebutuhan makanan, sedangkan sisanya

sebesar 50,89% (Rp.330.363,-) dikeluarkan untuk kebutuhan bukan

makanan. Persentase pengeluaran untuk kebutuhan makanan selama

kurun waktu 2014-2015 mengalami penurunan dari 56,51% pada tahun

2014 menjadi 49,11% pada tahun 2015. Sebaliknya persentase

pengeluaran untuk kebutuhan bukan makanan meningkat dari 43,49%

menjadi 50,89%.

Pola pengeluaran penduduk cenderung bergeser dari yang

sebelumnya sebagian besar untuk pengeluaran makanan menuju

sebagian besar pengeluaran untuk non makanan. Perubahan

pendapatan seseorang diharapkan akan berpengaruh pada pergeseran

pola pengeluaran. Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi

pengeluaran bukan makanan. Dengan demikian, pola pengeluaran

dapat dipakai sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat

kesejahteraan penduduk, sekarang perubahan komposisinya digunakan

sebagai petunjuk perubahan tingkat kesejahteraan.

4) Laju Inflasi

Perkembangan inflasi tahun kalender setiap tahunnya, tren

perubahan yang terjadi di Purbalingga, Jawa Tengah serta nasional

menunjukkan pola yang hampir sama. Pada tahun 2015 inflasi

Kabupaten Purbalingga berada pada 1,62% jauh di bawah nasional dan

provinsi yakni 3,35% dan 2,73%.

Gambar 1.3 Laju Inflasi Tahun Kalender Kabupaten Pubalingga Tahun 2011-2015

Sumber: BPS Kabupaten Purbalingga, 2015

5) Indeks Gini

Pada tahun 2014 Gini Ratio Kabupaten Purbalingga adalah 0,30

yang artinya ketimpangan cukup rendah atau pemerataan cukup tinggi

karena masih di bawah 0,35. Sementara itu gini ratio untuk Provinsi

Jawa Tengah tercatat sebesar 0,38 pada tahun 2014. Perkembangan

2011 2012 2013 2014 2015

Nasional 3.79 4.3 8.38 8.36 3.35

Jawa Tengah 2.68 4.42 7.99 8.22 2.73

Purbalingga 4.47 5.87 8.5 9.08 1.62

3.794.3

8.38 8.36

3.352.68

4.42

7.99 8.22

2.73

4.47

5.87

8.5 9.08

1.62

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 Bab I

I.18

Indeks Gini Kabupaten Purbalingga secara rinci dapat dilihat pada grafik

yang tersaji di bawah ini:

Gambar 1.4 Perkembangan Indeks Gini Kabupaten Purbalingga Tahun 2011-2014

Sumber: BPS Prov Jawa Tengah 2011-2014

6) Pemerataan Pendapatan Versi Bank Dunia

Pada tahun 2014, distribusi pendapatan penduduk Kabupaten

Purbalingga tergolong merata pada ketimpangan rendah. Hal tersebut

ditunjukkan sebesar 22,57% pendapatan dinikmati oleh 40%

masyarakat berpenghasilan rendah, sebesar 37,11% oleh 40%

masyarakat berpenghasilan menengah dan sebesar 40,32% oleh 20%

masyarakat berpenghasilan tinggi. Data dapat dilihat pada tabel 1.10

berikut :

Tabel 1.10 Pemerataan Pendapatan Penduduk Kabupaten Purbalingga

Menurut Kriteria Bank Dunia Tahun 2012-2014

Indikator 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4)

Kriteria Bank Dunia

- 40 % rendah 20,60 21,02 22,57

- 40 % sedang 34,12 37,44 37,11

- 20 % tinggi 45,28 41,54 40,32

Sumber : BPS Prov Jawa Tengah 2012-2014

0.28460.3256 0.32 0.3

0.2

0.3

0.4

2011 2012 2013 2014Purbalingga