bab i pengertian for pemberantasan penyakit menular
DESCRIPTION
Jilid III Pedoman Kerja Puskesmas - Pemberantasan Penyakit MenularTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang kesehatan
secara umum. Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran telah mencapai taraf yang
sangat memuaskan dalam hal mengatasi penderitaan dan kematian penyakit
tertentu. Namun demikian, masalah kesehatan bagi masyarakat umum masih
sangat rawan. Walaupun pada beberapa tahun terakhir ini sejumlah penyakit
menular tertentu sudah dapat diatasi , tetapi di lain pihak timbul pula masalah
baru dalam bidang kesehatan masyarakat, baik yang berhubungan dengan
penyakit menular dan tidak menular, maupun yang erat hubungannya dengan
gangguan kesehatan lainnya.
Dewasa ini berbagai jenis penyakit menular telah dapat diatasi terutama
pada negara-negara maju, tetapi sebagian besar penduduk dunia yang mendiami
belahan dunia yang sedang berkembang, masih terancam dengan berbagai
penyakit menular tertentu. Dalam hal ini maka penyakit menular dapat
dikelompokan dalam 3 kelompok utama yakni :
1. Penyakit yang sangat berbahaya karena kematiannya cukup tinggi.
2. Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian atau cacat,
walaupun akibatnya lebih ringan dibanding yang pertama.
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian atau cacat, tetapi
dapat mewabah sehingga dapat menimbulkan kerugian waktu maupun
materi/biaya.
Perhatian terhadap penyakit tidak menular makin hari makin meningkat
karena semakin meningkatnya frekuansi kejadiannya pada masyarakat. Dari
sepuluh penyebab utama kematian, dua diantaranya penyakit jantung dan stroke
adalah penyakit tidak menular. Keadaan ini terjadi didunia, baik dinegara maju
maupun dinegara ekonomi rendah-menengah. Bahkan kanker paru sebagai
penyakit kronis, menduduki peringkat ketiga penyebab kematian di negara maju.
Pentingnya pengetahuan tentang penyakit tidak menular (selanjutnya
disingkat PTM) dilatarbelakangi dengan kecenderungan semakin meningkat
prevalensi PTM dalam masyarakat, termasuk kalangan masyarakat indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENYAKIT TIDAK MENULAR
2.2.1. Pengertian
Istilah penyakit tidak menular dipakai dengan maksud untuk membedakan
kelompok penyakit-penyakit lainnya yang tidak termasuk dalam penykit menular.
Istilah PTM kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan
lainnya, seperti :
a. penyakit kronis
b. penyakit non infeksi
c. new communicable diseases
d. penyakit degeneratif
e. penyakit perilaku
Kesamaan penyebutan ini tidaklah sepenuhnya memberi kesamaan penuh
antara satu dengan yang lainnya. Penyakit kronis dapat dipai untuk PTM karena
kelangsungan PTM biasanya bersifat kronis (menahun) atau lama. Namun
demikian ditemukan juga penyakit tidak menular yang kelangsungannya
mendadak/akut, misalnya keracunan.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) sendiri mempergunakan istilah
penyakit kronis (chronic diseases) untuk penyakit-penyakit tidak menular. Yang
dimaksud dengan penyakit kronis ini memang jenis-jenis penyakit yang bersifat
kronis, dan tidak memperhatikannya dari segi apakah menular/tidak.
Nama penyakit non infeksi dipakai karena proses patologi PTM bukanlah
suatu proses infeksi yang dipicu oleh mikroorganisme. Hanya saja tidak berarti
bahwa kejadian PTM tidak ada hubungannya dengan peranan mikroorganisma.
Proses patologi PTM mempunyai karakteristik tersendiri sesuai dengan jenis
penyakit masing-masing.
Disebut juga sebagai penyakit degeneratif karena kejadiannya
bersangkutan dengan proses degenerasi atau ketuaan sehingga PTM banyak
ditemukan diusia lanjut. Dan karena perlangsungannya yang lama itu pulalah yang
menyebabkan PTM berkaitan dengan proses degeneratif yang berlangsung sesuai
waktu/umur.
Sementara itu ada yang secara populer ingin menyebutnya sebagai ‘new
communicable disease’ karena penyakit ini dianggap dapat menular, yakni
melalui gaya hidup. Gaya hidup dalam dunia modern dapat menular dengan
caranya sendiri, tidak seperti penularan klasik penyakit menular yang lewat suatu
rantai penularan tertentu.
2.2.2. Karakteristik PTM
Berbeda dengan penyakit menular, PTM mempunyai beberapa karakteristik
tersendiri seperti:
a. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu.
b. ‘Masa Inkubasi’ yang panjang dan laten
c. Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronis)
d. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis
e. Mempunyai variasi yang luas
f. Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan maupun
penanggulangannya.
g. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal), bahkan tidak jelas.
Tabel Perbandingan Gambaran Umum Penyakit Menular dan Penyakit Tidak
Menular
Penyakit menular Penyakit tidak menular
1. Banyak di temui di Negara
berkembang
2. Rantai penularan yang jelas
3. Perlangsungan aku
4. Etiologi mikroorganisme jelas
5. Bersifat single-kausa
6. Diagnosisi mudah
7. Agak mudah mencari penyebabnya
8. Biaya relative murah
9. Jelas muncul di permukaan
10. Morbiditas dan mortalitasnya
cenderung menurun
1. Di temui di Negara industry
2. Tidak ada rantai penuilaran
3. Perlangsungan kronik
4. Etiologi tidak jelas
5. Biasanya multiple causa
6. Diagnosis sulit
7. Sulit mencari penyebabnya
8. Biaya mahal
9. Ada iceberg phenomen
10. Morbiditas dan mortalitasnya
cenderung meningkat
Perbedaan PTM ini dengan penyakit menular memerlukan pendekatan
epidemiologi tersendiri , mulai dari penentuannya sebagau masalah kesehatan
masyarakat sampai pada usaha pencegahan dan penanggulangannya. Sebagai
contoh observasi PTM di lapangan . mempelajari PTM yang berlangsungnya
kronik, masa laten yang panjang, mempunyai beberapa kesulitan dengan hanya
melakukan pengamatan . observasional yang berdasarkan pengalaman pribadi dari
anggota masyrakat saja ,jika observasiitu dintujukan untuk menentukan hubungan
antara keterpaparan dengan terjadinya penyakit maka beberapa kesulitan dapat di
hadapi. Situasi-situasi dimana pengamatan perorangan di anggap kurang ccukup
untuk menetapkan hubungan antar papapran dengan penyakit dapat di sebabkan
oleh factor-faktor brikut (Fletcher 129)
1. Masa laten yang panjang antara eksposure dengan penyakit.
2. Frekuensi paparan fakor resiko yang tidak teratur.
3. Insiden penyakit yang rendah
4. Resiko paparan yang kecil
5. Penyebab penyakit yang multikompleks
2.2.3. Macam-macam Penyakit Tidak Menular
1. Penyakit Jantung Koroner
PJK merupakan salah satu bentuk utama penyakit kardiovaskuler
(penyakit jantung dan pembuluh darah), menjadi penyebab kematian no
satu di dunia. PJK ini bukan lah penyakit menular tetapi dapat ‘ di
tularkan’. Kemungkinan penularan tersebut adalah melalui suatu bentuk
penularan sosial yang berkaitan dengan gaya hidup (life style )
masyarakat.
Timbulnya PJK walaupun tampak mendadak, sebenarnya melalui
perlangsungan lama( kronis ). Terjadinya PJK berkaitan dengan suatu
gangguan yang mengenai pembuluh darah yang disebut arteriosklerosis.
Hal ini berarti terjadi kekakuan dan penyempitan lubang pembuluh
darah jantung yang akan menyebabkan gangguan atau kekurangan
suplai darah untuk otot jantung. Keadaan ini dapat menimbulkan apa
yang di sebut iskemia miokard.
2. Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi
gejala yang akan berlanjut kesuatu organ target seperti stroke, penyakit
jantung koroner dan hipertropi ventrikel kanan. Dengan target organ di
otak yang berupa stroke, hipertensi menjadi penyebab utama stroke
yang membawa kematian yang tinggi.
3. Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) adalah ganguan kesehatan yang berupa
kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin. Penyakit
ini sudah lama dikenal, terutama dikalangan keluarga, khususnya
keluarga ‘berbadan besar’(kegemukan)bersama dengan gaya hidup
‘tinggi’. Kenyataanya, kemudian, DM menjadi penyakit masyarakat
umum, menjadi beban kesehatan masyarakat, meluas dan membawa
banyak kematian.
4. Kanker Leher Rahim
Kanker leher rahim merupakan jenis keganasan yang paling sering
ditemukan dikalangan wanita indonesia. Kanker serviks merupakan
frekuensi relatif tertinggi ( 25,6 % ) diindonesia. Menurut perkiraan
departeman kesehatan, terdapat sekitar 100 kasus per100ribu penduduk
atau 200ribu kasus setiap tahunnya. Biasanya tanpa gejala pada stadium
dini, tetapi jika ditemukan pada stadium dini, kanker leher rahim dapat
disembuhkan dengan baik. Lebih dari 70% kasus yang datang kerumah
sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut.
5. Kanker Payudara
Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering
menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan
prevalensinya tidak dapat dihindari. Secara umum kanker payudara
lebih banyak ditemukan dinegara maju dibanding negara sedang
berkembang. Hal ini terutama dikaitkan dengan tingkat sosial dan gaya
hidup masyarakat dimasing-masing negara yang berbeda.
2.2.4. Upaya Pencegahan
Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan tetap juga
berlaku dalam PTM. Dikenal juga keempat tingkat pencegahan seperti berikut ini.
a. Pencegahan Primordial
Upaya ini dimaksudkan memberi kondisi kepada masyarakat yang
memungkinkan penyakit itu tidak mendapat dukungan dari kebiasaaan, gaya
hidup, dan faktor resiko lainnya. Upaya pencegahan ini sangat rancu dan
tidak hanya merupakan upaa dari pihak kesehatan saja. Prakondisi harus
diciptakan dengan multimitra. Misalnya menciptakan prakondisi sehingga
masyarakat merasa yakin bahwa rokok itu adalah suatu kebiasaan yang
kurang baik dan masyarakat mampu bersikap positif terhadap bukan perokok.
Pada prinsipnya upaca pencegahan primordial adalah:
- Mempertahankan gaya hidup yang sudah ada dan benar dalam
masyarakat
- Melakukan modifikasi, penyesuaian terhadap resiko yang ada ata
berlangsung dalam masyarakat.
b. Pencegahan Tingkat Pertama, yang meliputi:
1. Promosi kesehatan masyarakat, misalnya:
- Kampanye kesadaran masyarakat
- Promosi Kesehatan
- Pendidikan Kesehatan Masyarakat
2. Pencegahan khusus, misalnya:
- Pencegahan keterpaparan
- Pemberian kemopreventif
c. Pencegahan Tingkat Kedua:
1. Diagnosis dini, misalnya dengan melakukan screening
2. Pengobatan, misalnya kemoterapi atau tindakan bedah
d. Pencegahan Tingkat Ketiga:
Meliputi Rehabilitasi, misalnya Perawatan Rumah Jompo, Perawatan Rumah
Orang Sakit.
2.2. PENYAKIT MENULAR
2.2.1. Pengertian
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang
disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan
disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).
Penyakit menular dapat ditularkan atau menular kepada orang lain, melalui
media tertentu seperti udara seperti penyakit TBC dan Infulenza, tempat makan
dan minum yang kurang bersih pencuciannya seperti penyakit Hepatitis, atau
tifus, dan lain-lain, serta jarum suntik dan transfusi darah seperti HIV Aids dan
Hepatitis
2.2.2. Tiga kelompok utama penyakit menular
1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.
2. Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat,
walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi
dapat mewabah yang menimbulkan kerugian materi.
2.2.3. Tiga sifat utama aspek penularan penyakit dari orang ke orang
1. Waktu Generasi (Generation Time)
Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa
kemampuan maksimal pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Hal ini
sangat penting dalam mempelajari proses penularan.
Perbedaan masa tunas denga wakru generasi yaitu Masa tunas ditentukan oleh
masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat
ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung, waktu generasi ialah
waktu masuknya unsur penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan
penyakit tersebut untuk menularkan kepada pejamu lain walau tanpa gejala klinik
atau terselubung.
2. Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)
Adalah tingkat kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk
tertentu terhadap serangan atau penyebaran unsur penyebab penyakit menular
tertentu berdasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok
tersebut.
Herd Immunity merupakan faktor utama dalam proses kejadian wabah di
masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu.
Wabah terjadi karena 2 keadaan :
1. Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar dapat terjadi jika
agent penyakit infeksi masuk ke dalam suatu populasi yang tidak pernah
terpapar oleh agen tersebut atau kemasukan suatu agen penyakit menular
yang sudah lama absen dalam populasi tersebut.
2. Bila suatu populasi tertutup seperti asrama, barak dimana keadaan sangat
tertutup dan mudah terjadi kontak langsung, masuknya sejumlah orang-
orang yang peka terhadap penyakit tertentu dalam populasi tsb. Ex: Asrama
mahasiswa/tentara.
3. Angka Serangan (Attack Rate)
Adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam satu satuan
waktu tertentu di kalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta
memiliki risiko atau kerentanan terhadap penyakit tersebut.
Formula angak serangan ini adalah banyaknya kasus baru (tidak termasuk
kasus pertama) dibagi dengan banyaknya orang yang peka dalam satu
jangka waktu tertentu.
Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penularan dan
tingkat keterancamam dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep
keluarga, sistem hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan
individu dalam kehidupan sehari-hari pada kelompok populasi tertentu
merupakan unit epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.
4. Manifestasi Klinik Secara Umum
1. Spektrum Penyakit Menular
Pada proses penyakit menular secara umum dijumpai berbagai
manifestasi klinik, mulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai
keadaan yang berat disertai komplikasi dan berakhir cacat atau meninggal
dunia.
Akhir dari proses penyakit adalah sembuh, cacat atau meninggal.
Penyembuhan dapat lengkap atau dapat berlangsung jinak (mild) atau dapat
pula dengan gejala sisa yang berat (serve sequele).
2. Infeksi Terselubung (Tanpa Gejala Klinis)
Adalah keadaan suatu penyakit yang tidak menampakkan diri secara
jelas dan nyata dalam bentuk gejala klinis yang jelas sehingga tidak dapat
didiagnosa tanpa cara tertentu seperti test tuberkulin, kultur tenggorokan,
pemeriksaan antibodi dalam tubuh dll.
Untuk mendapatkan perkiraan besar dan luasnya infeksi terselubung
dalam masyarakat maka perlu dilakukan pengamatan atau survai
epidemiologis dan tes tertentu pada populasi. Hasil survai ini dapa
digunakan untuk pelaksanaan program, keterangan untuk kepentingan
pendidikan.
Gambar Penyebaran Karakteristik Manifestasi Klinik Dari Tiga Jenis
Penyakit Menular.
1. Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik (terselubung)
Kelompok penyakit dengan keadaan lebih banyak penderita tanpa gejala atau
hanya gejala ringan saja, tidak tampak pada berbagai tingkatan, patogenisitas
rendah.
Contoh, Tuberkulosis, Poliomyelitis, Hepatitis A
2. Lebih banyak dengan gejala klinik jelas
Kelompok dengan bagian terselubung kecil, sebagian besar penderuta tampak
secara klinis dan dapat dengan mudah didiagnosa, karena umumnya penderita
muncul dengan gejala klasik.
Contoh :Measles, chickenpox
3. Penyakit yang umumnya berakhir dengan kematian
Kelompok penyakit yang menunjukkan proses kejadian yang umumnya
berakhir dengan kelainan atau berakhirnya dengan kematian,
Contoh: Rabies
6. Komponen Proses Penyakit Menular
1. Faktor Penyebab Penyakit Menular
Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat faktor yang
memegang peranan penting :
• Faktor penyebab atau agent yaitu organisme penyebab penyakit
• Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources
• Cara penularan khusus melalui mode of transmission
Unsur Penyebab Dikelompokkan Dalam :
a. Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis, dll.
b. Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupun cacing perut.
c. Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba, dll.
d. Fungus atau jamur baik uni maupun multiselular.
e. Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia.
f. Virus sebagai kelompok penyebab yang paling sederhana.
Sumber Penularan
1. Penderita
2. Pembawa kuman
3. Binatang sakit
4. Tumbuhan/benda
Cara Penularan
1. Kontak langsung
2. Melalui udara
3. Melalui makanan atau minuman
4. Melalui vector
Keadaan Pejamu
1. Keadaan umum
2. Kekebalan
3. Status gizi
4. Keturunan
Cara keluar dari sumber dan cara masuk ke pejamu melalui :
1. mukosa ataukulit
2. saluran pencernaan
3. saluran pernapasan
4. saluran urogenitalia
5. gigitan, suntikan, luka
6. placenta
Melihat Perjalanan penyakit pada pejamu, bentuk pembawa kuman (carrier) dapat
dibagi dalam beberapa jenis :
1. Healthy carrier (inapparent), “Mereka yang dalam sejarahnya tidak pernah
menampakkan menderita penyakit tersebut secara klinis akan tetapi
mengandung unsur penyebab yang dapat menular kepada orang lain”.
2. Incubatory carrier (masa tunas), “Mereka yang masih dalam masa tunas
tetapi telah mempunyai potensi untuk menularkan penyakit”.
3. Convalescent carrier (baru sembuh klinis), “Mereka yang baru sembuh
dari penyakit menular tertentu tetapi masih merupakan sumber penularan
penyakit tersebut untuk masa tertentu”.
4. Chronis carrier (menahun), “Merupakan sumber penularan yang cukup
lama”.
7. Contoh penyakit menular
1.TBC
Tuberculosis (TBC, MTB atau TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
mycobacterium tuberculosis. Dikenal karena serangannya pada paru-paru,
walaupun sebenarnya bisa menyerang hampir seluruh organ tubuh.
Bakteri ditularkan melalui udara (airborne), yaitu ketika penderita bersin, batuk
dan kemudian bakteri yang keluar terhirup oleh orang sehat lainnya. Oleh karena
mudahnya penyebaran, biasanya penderita TB diisolasi. Penyebaran tidak akan
terjadi hanya dengan menyentuh pakaian penderita.
Penyakit ini bisa fatal akibatnya bila diikuti dengan penyakit diabetes. Gejala pada
penderita TB adalah batuk kronis dan pada stadium berat bisa menjadi batuk
darah, demam, keringat di malam hari, penderita menjadi kurus dan sulit bernafas.
Penyakit ini bisa diobati dengan pemberian antibiotik, walaupun proses
penyembuhannya cukup memakan waktu melalui beberapa kali pemberian
antibiotik.
2.Influenza
Sakit flu terdengar sangat umum dan ringan. Infeksi ini menyebabkan gejala
berupa demam menggigil, bersin, nyeri tenggorokan atas, sakit kepala, nyeri otot,
dan kelelahan.
Penyebaran Flu Burung dan Flu Babi, telah menunjukkan bahwa bahkan flu yang
dianggap kecil bisa menjadi berbahaya.
3.HIV
Human Immunodeficiency Virus atau yang disingkat HIV, tidak mengampuni
setiap tubuh yang terinfeksi. Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, di
mana sistem kekebalan tubuh adalah apa yang membuat kita terhindar dari sakit.
Karena HIV merusak sistem kekebalan tubuh, maka kita akan semakin rentan
terhadap penyakit.
Keadaan statistik terbaru menyatakan bahwa satu dari enam orang memiliki
potensi menginfeksi Anda dengan penyakit seksual menular.
4.Wabah pes
Wabah pes atau yang disebut juga The Black Death, pernah menyapu sepertiga
populasi Eropa pada abad ke 14. Wabah pes disebabkan oleh bakteri yang disebut
Yersinia pestis. Bakteri ini dibawa oleh kutu, sedangkan kutu hidup pada tikus.
Kutu menyebarkan penyakit ketika mengisap darah tikus atau manusia. Penyakit
pes merupakan penyakit menular yang sangat mematikan.
5.Kolera
Kolera adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Vibrio cholera atau biasa
disingkat V. cholera. Bakteri Vibrio cholerae berasal dari air tercemar yang
menginfeksi usus manusia. Kolera kini masih banyak dialami masyarakat di
daerah pedesaan terpencil.
6. Malaria
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit
yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui
gigitan nyamuk Anopheles.
Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di
Amerika, Asia dan Afrika. Hampir 98 persen dari kematian bayi di Afrika terjadi
karena Malaria. Meskipun dapat disembuhkan, hal itu menyebabkan korban
karena tidak terdeteksi dini cukup.
8. Pencegahan Penyakit Menular
1. pencegahan tingkat pertama
a. sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan untuk
mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah
mungkin dengan usaha antara lain : desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi
yang bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme penyebab penyakit,
penyemprotan atau insektisida dalam rangka menurunkan dan
menghilangkan sumber penularan maupun memutuskan rantai penularan,
disamping karantina dan isolasi yang juga dalam rangka memutuskan
rantai penuluran.
b. mengatasi atau modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik
seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan, dan perumahan, serta
bentuk pemungkiman lainya. Perbaikan dan peningkatan lingkungan
biologis seperti pemberantasan serangga, dan binatang pengerat, serta
peningkatan lingkungan sosial, seperti kepadatan rumah tangga, hubungan
antar individu dan kehidupan sosial masyarakat.
c. meningkat kan daya tahan penjamu, yang meliputi perbaikan status gizi,
status kesehatan umum, dan kualitas hidup penduduk, pemberian
imunisasi serta berbagaia penduduk pencegahan khusus lainya,
peningkatan statsus psikologis, persiapan perkawinan serta usaha
menghindari pengaruh faktor keturunan, dan peningkatan ketahan fisik,
serta olahraga kesehatan.
2. Pencegahan Tingkat Kedua
Sasaran pencegahan ini terutama ditujukan pada mereka yang menderita
atau dianggap menderita( suspek ) atau yang terancam akan menderita (masa
tunas). Adapun tujuan usaha pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit
atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk segera mencegah proses
penyakit lebih lanjut, serta mencegah terjadinya akibat samping atau komplikasi.
a. pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha
surveillans penyakit tertentu pemeriksaan berkala serta pemeriksaan
kelompok tertentu (calon pegawai,ABRI, Mahasiswa dan lain sebagainya),
penyaringan (screening), untuk penyakit tertentu secara umum dalam
masyarakat, serta pengobatan dan perawatan yang efektif.
b. pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai
berada pada proses prepatogenesis dan patogenesis penyakit tertentu.
3. Pencegahan tingkat ketiga
Sasaran pencegahan tingkat ketiga adalah penderita penyakit tertentu
dengan tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen,
mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat
penyakit tersebut.
Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah
terjadinya akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu.
4. strategi pencegahan penyakit
a. sasaran yang bersifat umum yang ditujukan kepada individu
maupun organisasi masyarakat, dilakukan dengan pendekatan
melalui usaha setempat/mandiri yang sesuai dengan bentuk dan
tatanan hidup masyarakat setempat (tradisional) maupun malalui
berbagai program pelayanan kesehatan yang tersedia.
b. usaha pencegahan melalui pelaksanaan yang berencana dan
terprogram (bersifat wajib maupun sukarela) seperti pemberian
imunisasi dasar serta perbaikan sanitasi lingkungan dan pengadaan
air bersih, peningkatan status gizi melalui pemberian makanan
tambahan maupun berbagai usaha yang bertujuan untuk
menghentikan/ mengubah kebiasaanyng mengandung resiko tinggi
atau yang dapat mempertinggi resiko penyakit tertentu.
c. usaha yang diarahkan pada peningkatan standar hidup dan
lingkungan pemukiman seperti perbaikan perumahan dan
pemukiman, perbaikan sistem pendidikan serta sosial ekonomi
masyarakat, yang pada dasarnya merupakan kegiatan di luar bidang
kesehatan.
d. usaha pencegahan dan penanggulangan keadaan luar biasa seperti
kejadian wabah, adanya bencana alam/situasi perang serta usaha
penanggulangan melalui kegiatan rawat-darurat.
BAB III
KESIMPULAN
Istilah penyakit tidak menular dipakai dengan maksud untuk membedakan
kelompok penyakit-penyakit lainnya yang tidak termasuk dalam penykit menular.
penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan
oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan
faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).
Tabel Perbandingan Gambaran Umum
Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular
Penyakit menular Penyakit tidak menular
1. Banyak di temui di Negara
berkembang
2. Rantai penularan yang jelas
3. Perlangsungan aku
4. Etiologi mikroorganisme jelas
5. Bersifat single-kausa
6. Diagnosisi mudah
7. Agak mudah mencari penyebabnya
8. Biaya relative murah
9. Jelas muncul di permukaan
10. Morbiditas dan mortalitasnya
cenderung menurun
1. Di temui di Negara industry
2. Tidak ada rantai penuilaran
3. Perlangsungan kronik
4. Etiologi tidak jelas
5. Biasanya multiple causa
6. Diagnosis sulit
7. Sulit mencari penyebabnya
8. Biaya mahal
9. Ada iceberg phenomen
10. Morbiditas dan mortalitasnya
cenderung meningkat