bab i pendahuluan -...

71
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu bangsa, karena mempunyai andil besar dalam menyumbangkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Pendidikan tidak hanya membentuk manusia unggul namun juga sebagai landasan yang kuat dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi bangsa. Karena itu, tidaklah heran apabila semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa, maka akan berdampak pula pada semakin baik kualitas bangsa tersebut. Sebagaimana Islam pun telah mengajarkan dalam perintah pertamanya yaitu membaca. Secara luas diartikan bahwa manusia diperintahkan untuk senantiasa meneliti, mengkaji, memahami, melakukan proses pembelajaran dan proses pendidikan dalam kehidupannya. Sesuai dengan firmanNya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena.

Upload: dangbao

Post on 03-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu bangsa, karena mempunyai

andil besar dalam menyumbangkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas.

Pendidikan tidak hanya membentuk manusia unggul namun juga sebagai

landasan yang kuat dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi bangsa.

Karena itu, tidaklah heran apabila semakin baik kualitas pendidikan yang

diselenggarakan oleh suatu bangsa, maka akan berdampak pula pada semakin

baik kualitas bangsa tersebut.

Sebagaimana Islam pun telah mengajarkan dalam perintah pertamanya

yaitu membaca. Secara luas diartikan bahwa manusia diperintahkan untuk

senantiasa meneliti, mengkaji, memahami, melakukan proses pembelajaran

dan proses pendidikan dalam kehidupannya. Sesuai dengan firmanNya:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

2

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq 1-5)1 “Dalam konteks SDM yang handal kita dapat mencermati hasil studi

World Bank (Bank Dunia) terhadap 150 negara, bahwa kemajuan suatu

negara ditentukan oleh empat faktor utama, yaitu: (1) innovation and

creativity 45%; (2) networking 25%; (3) technology 20%; (4) natural

resources 10%.”2 Berdasarkan hasil tersebut, tiga dari empat faktor

menempatkan SDM yang handal sebagai faktor yang sangat strategis.

Dimaksudkan bahwa ke depan sumber daya manusia dituntut: (1) memiliki

daya kreatif dan inovatif; (2) mampu membangun jaringan dan kerjasama; (3)

mampu mengembangkan dan mendayagunakan teknologi; (4) mampu

mengelola sumber daya alam yang dimiliki.

Studi Bank Dunia juga menunjukkan bahwa “investasi pendidikan

sebagai kegiatan inti pengembangan SDM terbukti telah memiliki,

sumbangan yang sangat signifikan terhadap tingkat keuntungan ekonomi

(MC Machon dan Boediono, 1992).”3

Negara berkembang seperti Indonesia semakin menyadari betapa

penting pendidikan bagi bangsa yang terwujud dalam Program Wajib Belajar

9 Tahun. Pendidikan berkualitas akan menyediakan investasi berupa sumber

daya manusia, yang pada akhirnya memberikan sumbangan terhadap

pembangunan sosial ekonomi melalui cara-cara meningkatkan pengetahuan,

keterampilan, kecakapan, sikap dan produktivitas.

Pemerintah memang harus lebih berani menginvestasikan dana yang

cukup besar untuk sektor yang satu ini bila dibandingkan dengan sektor

lainnya. Meskipun investasi dalam sektor ini tidak menjanjikan timbal balik

atau keuntungan dalam waktu cepat bahkan mungkin baru bisa diperoleh

manfaatnya dalam kurun waktu yang cukup lama.

1 DEPAG RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema),

h. 597. 2 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada, 2011), Cet. I, h. 93. 3 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,

2002), Cet. II, h. 79.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

3

Perhatian pemerintah terhadap sektor pendidikan bila dibandingkan

dengan negara lain memang masih jauh tertinggal. Misalnya dalam hal

anggaran pendidikan sesuai amanat UUD 1945 dan UU No.20 Tahun 2003

mensyaratkan anggaran untuk pendidikan alokasi 20 persen atau hanya

sebesar 1,4 persen dari GDP, sedangkan Malaysia sebesar 5,2 persen,

Singapura 3,0 persen, Thailand 4,1 persen bahkan Australia mencapai 5,6

persen.4 Pemerintah memang masih perlu didorong untuk lebih sungguh-

sungguh berupaya melindungi serta memenuhi hak atas pendidikan bagi

warga negaranya.

Dewasa ini, dunia pendidikan Indonesia perlu penataan dan inovasi

dalam rangka mewujudkan manusia-manusia unggul. Sesuai dengan UU No.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab II Pasal

3, menjelaskan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.5

Penyelenggaraan pendidikan dengan menghasilkan output berkualitas

menjadi harapan banyak pihak namun dalam penyelenggaraan pendidikan

membutuhkan komponen-komponen yang dapat mendukung terhadap

penyelenggaraan pendidikan salah satunya yaitu komponen biaya. Komponen

biaya merupakan masukan instrumental yang penting dalam menentukan

terlaksananya proses belajar mengajar di sekolah bersama komponen-

komponen lainnya. Dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan (di

sekolah) tidak akan berjalan karena hampir di setiap item kegiatan pendidikan

4 Joko Suryanto, dkk., Efisiensi Penggunaan APBN di Daerah: Tinjauan Terhadap

Pelaksanaan BOS, (Jakarta: Sekretariat Jenderal DPD, 2010), h. 2. 5 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang

SISDIKNAS, (Jakarta: DEPAG, 2003), h. 37. .

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

4

dan pembelajaran yang dilakukan sekolah menuntut pembiayaan dalam

jumlah yang mencukupi dan efisien penggunaannya.

Pengadaan sumber-sumber pembiayaan bagi pendidikan masih menjadi

masalah yang tengah dihadapi bangsa Indonesia, yang diperparah dengan

krisis ekonomi yang melanda pada tahun 1998. Syaiful Sagala menjelaskan

bahwa keterpurukan ini menimbulkan masalah penganggaran, seperti 1) gaji

pendidik serta biaya operasional pendidikan tidak memadai, 2) dana

pemerintah yang sudah dianggarkan untuk pendidikan digunakan untuk

membayar hutang negara yang membumbung tinggi dan kebutuhan barang-

barang konsumsi, 3) masalah kritis sekolah dalam penyediaan sarana dan

prasarana pendidikan, 4) kesulitan bagi para orang tua dalam memberikan

dukungan finansial terhadap pendidikan anak-anak mereka.6 Keadaan ini

disadari semakin menambah deretan anak-anak putus sekolah.

Peran pemerintah dalam menyelesaikan masalah pendidikan sangat

diharapkan oleh masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang yang

telah ditetapkan pada Pasal 6 ayat 1 bahwa: “Setiap warga negara yang

berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan

dasar.”7 Ditekankan pula melalui PP No. 47 Tahun 2008 Bab VI Pasal 9 Ayat

1:”Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya program

wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.”

8 Tetapi amanat konstitusi tersebut nampaknya masih terkendala dengan

belum meratanya anggaran pendidikan dari pemerintah. Meski pemerintah

telah menyisihkan anggaran 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara dan Daerah (APBN dan APBD) untuk pendidikan tetapi itu masih

perlu dijabarkan lebih rinci.9

6 Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: PT Rakasta

Samasta, 2004), Cet. I, h. 186. 7 Arifin, op.cit., h. 39. 8 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan

Pendidikan, 2014, h. 6, (www.dikdas.kemdikbud.go.id) 9 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 162.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

5

Program sekolah gratis bagi siswa SD, SMP dan sederajat yang mulai

diselenggarakan oleh pemerintah sejak tahun 2005 nampak masih ada

keluhan. Pengertian gratis bukanlah gratis untuk segalanya, namun gratis

yang terbatas.10 Meskipun pendidikan dasar yang telah digratiskan masih

ditemui sekolah-sekolah yang memungut biaya kepada peserta didik, seperti

uang pangkal, uang daftar ulang, uang ujian, dan iuran lain yang

memberatkan orang tua peserta didik. Kebutuhan sekolah yang tidak sedikit,

namun dana tidak mencukupi memaksa sekolah harus mencari sumber dana

lain diantaranya pungutan bagi orang tua murid. Sehingga anak didik dari

keluarga kurang mampu yang tidak sanggup membayar akhirnya memilih

untuk menghentikan pendidikan anak-anak mereka.

Pemerintah sebagai pemangku kewajiban utama mengalami keterbatasan

kemampuan dalam hal pembiayaan pendidikan. Oleh karena itu, diberlakukan

desentralisasi pendidikan demi mewujudkan pemerataan dan mutu

pendidikan, sehingga pembiayaan menjadi tanggung jawab bersama.

Berdasarkan payung hukum Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pada BAB XIII Pasal 46 ayat 1 yaitu:

“Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,

pemerintah daerah dan masyarakat”.11 Dengan kata lain, pemerintah tidak

boleh melepaskan tanggung jawabnya dalam pembiayaan, melainkan

bersama-sama membantu penyediaan sumber dana pendidikan.

Disahkannya konstitusi tersebut, mendorong beberapa pihak swasta turut

ambil bagian dalam penyelenggaraan pendidikan. Jika diperhatikan saat ini

telah menjamur lembaga pendidikan yang mengedepankan proses

pembelajaran menarik, memadukan kurikulum mandiri dengan kurikulum

nasional maupun internasional, melengkapi fasilitas pendidikan untuk

menunjang kegiatan belajar mengajar. Namun, sekolah-sekolah ini hanya

dapat diakses oleh masyarakat kelas atas, sedang masyarakat kelas bawah

hanya dapat mengenyam pendidikan dengan kualitas rendah. Padahal harapan

10 Ibid., h. 166. 11Arifin, op.cit., h. 54.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

6

besar terhadap konstitusi tersebut, pendidikan menjadi lebih murah bahkan

gratis sehingga dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa

diskriminasi.

Pada dasarnya, masyarakat miskin yang menjadi korban dari

komersialisasi pendidikan. Pendidikan menjadi “barang mewah” yang sulit

dijangkau masyarakat luas, khususnya masyarakat kurang mampu. Padahal

seharusnya mereka berhak mendapatkan perlindungan dari negara sesuai UU

No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas BAB IV Pasal 12 ayat 1 berbunyi:

“Setiap peserta didik berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka

yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.”12 Dan untuk

peserta didik yang berprestasi namun tidak mampu juga telah dijamin oleh

pemerintah pada Pasal 12 ayat 1:”setiap peserta didik berhak mendapatkan

beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai

pendidikannya.”13

Namun menjadi lain kondisinya, bila kita melihat keberadaan SD Juara

yang berada di bawah naungan Rumah Zakat. SD Juara merupakan bagian

dari salah satu program Educare milik Rumah Zakat. Sekolah dasar ini

membebaskan dari segala iuran atau gratis kepada peserta didiknya. Sesuatu

yang berbeda antara SD Juara dengan sekolah pada umumnya yaitu sumber

pembiayaannya yang berasal dari zakat, infak, dan shodaqah. Tetapi sayang

biaya satuan siswa (unit cost) belum menjadi prioritas kajian dalam

manajemen pembiayaannya. Padahal sebagai lembaga pendidikan dengan

sumber dana berasal dari zakat, infak, shadaqah maka pengelolaan

pembiayaan dituntut harus transparansi serta dapat dipertanggungjawabkan.

Selain itu, sumber dana pendidikan di sekolah ini hanya mengandalkan dana

dari Yayasan, sehingga tidak jarang mengalami keterbatasan dana untuk

penyelenggaraan pendidikannya.

Tetapi fakta menunjukkan bahwa SD Juara merupakan lembaga

pendidikan yang mampu mengelola pembiayaan pendidikannya tanpa

12 Ibid., h. 38. 13 Arifin., loc.cit.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

7

bantuan dana pemerintah. Meskipun baru didirikan pada tahun 2007, namun

SD Juara sudah tersebar dibeberapa daerah termasuk Bandung, Semarang,

Yogyakarta, Medan, Surabaya dan Jakarta.

Pendidikan dasar merupakan landasan awal peserta didik melanjutkan

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, dengan tidak mengesampingkan

proses pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Apabila pendidikan

dasar tidak bermutu, maka sulit diharapkan penyelenggaraan pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi memiliki peserta didik dengan kemampuan

memadai.

memiliki peran penting sebagai landasan awal peserta didik agar dapat,

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis terdorong untuk

meneliti bagaimana manajemen pembiayaan pendidikan serta kendala yang

dihadapi dalam pembiayaan di Sekolah Dasar Juara Kebagusan-Jakarta

Selatan sehingga mampu mewujudkan sekolah gratis bagi seluruh siswanya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis terdorong untuk

mengadakan penelitian/membahas skripsi yang berjudul “Manajemen

Pembiayaan Pendidikan di Sekolah Dasar Juara Rumah Zakat

Kebagusan-Jakarta Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan

masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini yaitu pembiayaan

pendidikan di SD Juara Rumah Zakat Kebagusan-Jakarta Selatan . Penjabaran

dari hal tersebut adalah:

1. Tingginya biaya pendidikan sehingga tidak dapat dijangkau oleh semua

lapisan masyarakat.

2. Terbatasnya akses pendidikan bagi masyarakat miskin.

3. Belum meratanya anggaran pendidikan dari pemerintah.

4. Terbatasnya anggaran yang tersedia di sekolah.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

8

5. Belum sesuai penerapan manajemen pembiayaan di sekolah dengan

kaidah-kaidah manajemen pembiayaan pendidikan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk lebih mempertajam dan mempermudah analisa serta kajian

selanjutnya, penulis memberikan batasan masalah sehingga kajian skripsi ini

terfokus pada pelaksanaan manajemen pembiayaan pendidikan yang meliputi

proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan

terhadap penggunaan dana demi memperlancar penyelenggaraan pendidikan

serta kendala yang dihadapi dalam manajemen pembiayaan di SD Juara

Rumah Zakat Kebagusan-Jakarta Selatan.

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalah

dalam skripsi ini sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan

pembiayaan pendidikan di SD Juara Rumah Zakat Kebagusan-Jakarta

Selatan?

b. Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam pembiayaan di SD Juara

Rumah Zakat Kebagusan-Jakarta Selatan?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian terhadap pembiayaan pendidikan di Sekolah Dasar Juara

Rumah Zakat Kebagusan-Jakarta Selatan ini diharapkan dapat memberikan

sejumlah manfaat/kegunaan, antara lain:

1. Secara teoritis/akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh

temuan-temuan yang menunjang pengembangan ilmu pengetahuan

dibidang pembiayaan pendidikan.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan

memberikan sumbangan pemikiran:

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

9

a. Bagi sekolah, adanya penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan

manajemen pembiayaan yang lebih baik sehingga mampu

memberikan biaya pendidikan yang lebih optimal.

b. Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

kepekaan sosial dengan berkontribusi biaya pendidikan, baik yang

langsung disalurkan ke lembaga pendidikan atau melalui lembaga

zakat.

c. Bagi Dinas Pendidikan/PEMDA, adanya penelitian ini diharapkan

dapat memberikan acuan dalam pengambilan kebijakan yang lebih

bijak dalam hal pembiayaan pendidikan.

d. Bagi peneliti lainnya, adanya penelitian ini dapat menambah

pengetahuan terkait dengan manajemen pembiayaan serta dapat

dijadikan literatur dalam salah satu referensi untuk menindaklanjuti

penelitian selanjutnya.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen

Istilah manajemen memiliki banyak makna, diantaranya pengelolaan

pengaturan, pengurusan dan lain sebagainya. Untuk menghindari tafsiran

yang berbeda-beda diantara satu dengan lainnya, maka penulis perlu

menjelaskan pengertian secara komprehensif.

Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu kata manus yang berarti

tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata tersebut kemudian

digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Kata

managere diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa Inggris dengan bentuk

kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan orang yang

melakukan kegiatan manajemen disebut manager. Akhirnya, management

diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau

pengelolaan.13F

14

Sedangkan istilah manajemen belum memiliki definisi yang tetap dan

dapat diterima secara universal. Para ahli banyak mengemukakan definisi

yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan dan pendekatannya masing-

masing. Pada hakikatnya istilah manajemen mengandung tiga pengertian,

yaitu:

(1) Manajemen sebagai proses,

(2) Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas

manajemen,

14Husaini Usman, Manajemen: Teori Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), Cet. I, h. 5.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

11

(3) Manajemen sebagai ilmu dan seni.

Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai proses,

berbeda-beda definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Salah satu pendapat

tersebut adalah menurut encyclopedia of the social science dikatakan bahwa

“manajemen adalah suatu proses dengan proses dimana pelaksanaan suatu

tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.”15

Menurut pengertian yang kedua, “manajemen sebagai kolektivitas orang-

orang yang melakukan aktivitas manajemen. Maksud dari definisi di atas

adalah segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam

suatu badan tertentu disebut manajemen.”16

Definisi manajemen yang ketiga, yaitu manajemen sebagai ilmu dan seni.

Mengenai ini pun belum ada keseragaman pendapat di antara para ahli. Ada

yang mengatakan manajemen sebagai ilmu dan ada pula yang berpendapat

manajemen sebagai seni.

Tokoh yang mengatakan manajemen sebagai seni, yaitu Mary Parker

Follet. Definisi yang dikemukakan oleh Follet bahwa “manajemen sebagai

seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (The art of getting

things done through people).”17 Definisi ini menjelaskan bahwa cara yang

dilakukan oleh seorang manajer untuk mengatur dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai tujuan organisasi.

Adapun Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai “suatu bidang

ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami

mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan

membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat untuk kemanusiaan.”18

Definisi di atas menjelaskan bahwa manajemen dapat dikatakan sebagai suatu

15 M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia,1992), Cet. XIII,

h. 14. 16 Ibid. 17 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2008), Cet. VIII, h. 3. 18 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1999), Cet. XIV, h. 11.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

12

ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama dan telah

diorganisasikan menjadi suatu teori.

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan, penulis memberikan

kesimpulan bahwa manajemen merupakan segenap orang yang melakukan

aktivitas manajerial yang diatur dan diawasi oleh seorang manajer untuk

pencapaian tujuan organisasi.

Istilah manajemen baru mulai populer pada tahun 1903 ketika Taylor

mempublikasikan karya ilmiahnya yang berjudul Shop Management. Mulai

saat itu, beberapa negara seperti Amerika dan Inggris lebih banyak

menggunakan istilah tersebut untuk organisasi komersilnya. Dewasa ini,

istilah manajemen telah digunakan hampir di semua organisasi tidak hanya

organisasi komersil namun juga organisasi non-komersil/sosial. Seperti

halnya kata manajemen telah digunakan dalam dunia pendidikan, sehingga

muncul istilah manajemen pendidikan yang pada sekarang sering digunakan.

Adapun definisi pendidikan ditinjau dari sudut hukum, definisi

pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sisdiknas, Pasal 1 ayat (1), yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.19

Sedangkan definisi manajemen pendidikan menurut Husaini Usman

dapat didefinisikan menjadi tiga bagian, yaitu:

Pertama, manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

19 Arifin, loc. cit.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

13

Kedua, manajemen pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Ketiga, manajemen pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengarahan dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. 20

Dari ketiga definisi tersebut terdapat kata-kata yang sama yaitu sumber

daya pendidikan. Yang dimaksud sumber daya pendidikan adalah segala

sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pada

umumnya meliputi antara lain: manusia (man), uang (money), metode

(methods), bahan-bahan (material), mesin (machine), pasar (market) yang

disingkat dengan 6 M.

2. Prinsip-prinsip Manajemen

Manajemen memiliki prinsip-prinsip yang berfungsi sebagai pedoman

umum dalam pelaksanaan aktivitas manajerial. Prinsip-prinsip tersebut tentu

saja akan menjadi penentu berhasil atau tidaknya suatu organisasi. Prinsip-

prinsip umum manajemen menurut pandangan Henry Fayol, yaitu sebagai

berikut:

a. Pembagian kerja (Division of work). b. Wewenang dan tanggungjawab (Authority and responsibility). c. Disiplin (Discipline). d. Kesatuan perintah (Unity of command). e. Kesatuan arah (Unity of direction). f. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi

(Subordination of individual to the general interest). g. Imbalan atau pemberian upah (Remuneration). h. Sentralisasi atau pemusatan (Centralization). i. Jenjang (Hierarchy). j. Keteraturan atau tatatertib (Order). k. Keadilan (Equity). l. Stabilitas masa jabatan personalia (Stability of tenure of personel). m. Prakarsa (Initiative). n. Semangat korps (Esprit’s de corps). 21

20 Usman, op. cit., h. 12. 21 Silalahi, op.cit., h. 96-98.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

14

Menurut Fayol prinsip-prinsip dalam manajemen di atas, perlu diaplikasikan

pada semua bentuk organisasi namun tidak bersifat kaku/luwes. Jadi dengan kata

lain, prinsip-prinsip tersebut perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi

organisasi. Adapun Harrington Emerson melihat masalah yang terjadi pada sistem

industri seperti pemborosan dan ketidak-efisienan. Oleh karena itu Emerson

mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal, sebagai

berikut;

1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas. 2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal. 3. Adanya staf yang cakap. 4. Disiplin. 5. Balas jasa yang adil. 6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg – system

informasi dan akuntansi. 7. Pemberian perintah – perencanaan dan pengurutan kerja. 8. Adanya standar-standar dan skedul-skedul – metode dan waku setiap

kegiatan. 9. Kondisi yang distandardisasi.

10. Operasi yang distandardisasi. 11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar. 12. Balas jasa efisiensi – rencana insentif.22

3. Tujuan Manajemen

Pada dasarnya setiap aktivitas selalu mengarah pada tujuan yang hendak

dicapai. Pencapaian tujuan dengan tepat sasaran harus melewati proses

manajemen. Dalam hal ini tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin

direalisasikan.

Menurut Shrode dan Voich, tujuan utama manajemen adalah produktivitas dan kepuasan. Tujuan ini bersifat jamak, seperti peningkatan mutu pendidikan/lulusannya, keuntungan/profit yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja, tanggung jawab sosial. Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap situasi dan kondisi organisasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman.23

22 Hani Handoko., op. cit., h. 44-45.

23Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, op.cit., h. 15

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

15

Tujuan yang hendak dicapai selalu ditetapkan dalam sebuah rencana,

karena itu tujuan yang telah ditetapkan sebaiknya harus jelas, realitas dan

menantang untuk diperjuangkan bersandar pada kemampuan yang dimiliki.

Jika tujuan yang hendak dicapai jelas, realitas dan cukup menantang maka

usaha yang dilakukan pun cukup besar namun jika tujuan terlalu mudah maka

motivasi untuk melakukan pun akan rendah.

4. Fungsi Manajemen

Kegiatan manajemen selalu mengarah pada pencapaian output organisasi

yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien,

maka manajer dituntut untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen atau

sering disebut dengan fungsi manajerial.

Sama hal dengan definisi manajemen, hingga dewasa ini belum ada

kesepakatan umum mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen.

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan dikemukakan mengenai fungsi-fungsi

manajemen menurut beberapa ahli, di antaranya:

Pertama, Harold Koontz dan O’Donnel berpendapat bahwa fungsi-

fungsi manajemen, meliputi:

1. Planning,

2. Organizing,

3. Staffing,

4. Directing,

5. Controlling.24

Kedua, menurut Henry Fayol menjelaskan fungsi-fungsi manajemen,

sebagai berikut:

1. Planning,

2. Organizing,

3. Commanding,

4. Cordinating,

24 Manullang, op.cit., h. 17.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

16

5. Controlling.25

Ketiga, fungsi-fungsi manajemen sederhana yang sering diterapkan

dalam organisasi yaitu menurut George .R. Terry, meliputi:

1. Planning,

2. Organizing,

3. Actuating,

4. Controlling.26

Keempat, berbeda dengan pendapat para ahli di atas, Luther Gullick

membagi fungsi-fungsi manajemen menjadi tujuh, yaitu:

1. Planning,

2. Organizing,

3. Staffing,

4. Directing,

5. Cordinating,

6. Reporting,

7. Budgeting. 27

Kelima, menurut Lyndak F. Urwick fungsi-fungsi manajemen, sebagai

berikut:

1. Forecasting,

2. Planning,

3. Organizing,

4. Commanding,

5. Cordinating,

6. Controlling.28

Beberapa tokoh di atas berbeda pendapat mengenai fungsi-fungsi

manajemen, namun bila dicermati pada esensinya adalah sama. Dalam

fungsi perencanaan (planning) semua tokoh sepakat dan meletakkan fungsi

25 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2000), Cet. II, h. 3. 26 Usman, op.cit., h. 44. 27 Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, op.cit., h. 13. 28 Manullang, loc.cit.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

17

tersebut pada awal proses manajemen dan fungsi budgeting termasuk di

dalamnya. Fungsi pengorganisasian (organizing) dari beberapa literatur sama

dengan fungsi penyusunan personalia (staffing), dan cordinating. Fungsi

directing dan commanding termasuk bagian dari fungsi pelaksanaan

(actuating). Sedangkan fungsi reporting sama dengan fungsi controlling.

Sehingga dapat disederhanakan menjadi empat fungsi pokok manajemen,

yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating) dan pengawasan (controling). Dari empat fungsi manajemen

tersebut, sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh George .R. Terry

atau biasa disingkat dengan istilah POAC. Fungsi manajemen inilah yang

akan menjadi bahasan dalam penelitian ini.

B. Pembiayaan Pendidikan 1. Pengertian Pembiayaan Pendidikan

Tidak dapat dipungkiri dalam praktek manajemen pendidikan tidak dapat

terlepas dari masalah pembiayaan. Karena itu, pembiayaan pendidikan

merupakan salah satu unsur yang penting dalam kegiataan pendidikan.

Keberadaannya sebagai instrumental input untuk mencapai tujuan pendidikan

berperan sangat dominan bersama komponen-komponen lainnya. Pada

dasarnya pembiayaan pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk

memperoleh dana dan kemudian mengalokasikan dana tersebut untuk

kegiatan pendidikan. Untuk lebih jelas, ada beberapa definisi terkait dengan

pembiayaan pendidikan, yaitu:

Uhar Suharsaputra dalam bukunya Administrasi Pendidikan

mendefinisikan, “pembiayaan pendidikan merupakan kajian tentang

bagaimana pendidikan dibiayai, siapa yang membiayai serta siapa yang perlu

dibiayai dalam suatu proses pendidikan.” 28F

29

29Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010),

Cet.I, h. 261.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

18

Sedangkan Indra Bastian dalam bukunya Akuntansi Pendidikan,

mendefinisikan “pembiayaan pendidikan adalah upaya pengumpulan dana

untuk membiayai operasional dan pengembangan sektor pendidikan.” 30

Apabila dicermati dari dua pendapat di atas, pada dasarnya pembiayaan

pendidikan mencakup dua aspek, yaitu:

1. Sumber pembiayaan pendidikan

2. Alokasi pembiayaan pendidikan

2. Biaya Pendidikan

Kegiatan pendidikan pada lembaga pendidikan formal tidak lepas dari

kebutuhan akan biaya. “Dalam arti yang luas, biaya pendidikan bersifat

budgetair maupun nonbudgetair.”31

Biaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya yang bersifat

budgetair yaitu biaya yang diperoleh dan dibelanjakan oleh sekolah.

Dedi Supriadi mendefinisikan, “biaya adalah semua jenis pengeluaran

yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang

maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).”32

Tidak berbeda dengan pendapat di atas, Syaiful Sagala mendefinisikan

“biaya pendidikan adalah seluruh usaha yang dicurahkan oleh pemerintah dan

masyarakat pendidikan berupa uang atau non moneter.”33

Selanjutnya Nanang Fattah menjelaskan mengenai definisi biaya

pendidikan adalah:

Sebagai jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk keperluan penyelenggaraaan pendidikan sekolah dasar yang mencakup: gaji guru, peningkatan kemampuan profesional guru, pengadaan sarana ruang belajar, perbaikan ruang belajar, pengadaan perabot/mebeler, pengadaan alat-alat pelajaran, pengadaan buku-buku pelajaran, alat tullis kantor, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervisi/pembinaan pendidikan serta ketatausahaan sekolah yang semuanya diselenggaraan dalam RAPBS selama satu tahun anggaran.34

30 Bastian, op.cit., h. 160. 31 Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, op.cit., h. 23. 32Dedi Supriadi, Satuan Biaya pendidikan dan Menengah, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), Cet. VI, h. 3. 33Sagala, op. cit., h. 176. 34Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, op.cit., h. 112.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

19

Menurut penulis berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa biaya

pendidikan adalah mencakup segala potensi baik dalam bentuk moneter/non

moneter yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan demi

pencapaian tujuan yang tentunya telah direncanakan secara sungguh-sungguh.

Dalam teori dan praktek pembiayaan pendidikan dikenal beberapa

kategori biaya pendidikan. Kategori pertama, yaitu: (1) direct cost (biaya

langsung) dan (2) inderect cost (biaya tidak langsung). Pengertian direct cost

(biaya langsung) yaitu segala pengeluaran yang secara langsung dikeluarkan

oleh sekolah untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan. Sedang yang

dimaksud dengan inderect cost (biaya tidak langsung) adalah segala

pengeluaran yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan, seperti

biaya kesempatan yang hilang selama peserta didik mengikuti kegiatan

pendidikan.

Dalam bukunya, Uhar Suharsaputra menjelaskan bahwa biaya langsung

yaitu:

1. Gaji guru dan karyawan 2. Pembelian buku 3. Fasilitas kegiatan belajar mengajar 4. Alat laboratorium 5. Buku pelajaran 6. Buku perpustakaan

Sedang indirect cost (biaya tidak langsung) yaitu meliputi: 1. Biaya hidup 2. Transportasi dan 3. biaya-biaya lainnya. 35

E. Mulyasa berpendapat bahwa “dana/biaya langsung ialah biaya yang

langsung digunakan untuk operasional sekolah dan langsung dikeluarkan

untuk kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar, terdiri atas biaya

pembangunan dan biaya rutin.” 36 Yang dimaksud dengan biaya

pembangunan adalah biaya yang bersifat investasi dan biaya rutin adalah

35Suharsaputra. op.cit. h. 261-262. 36E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006),

Cet. X, h. 168.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

20

biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun. Sedang biaya tidak

langsung ialah “dana berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk

kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh peserta didik selama

mengikuti kegiatan belajar-mengajar.” 37

Kategori kedua, biaya pendidikan lainnya adalah social cost dan private

cost. Pengertian social cost atau biaya publik, yaitu biaya yang dikeluarkan

oleh masyarakat untuk pendidikan baik yang disalurkan langsung ke sekolah

maupun melalui pajak yang dihimpun oleh pemerintah kemudian digunakan

untuk membiayai pendidikan. Sedang private cost atau disebut dengan biaya

pribadi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh keluarga untuk pendidikan

anak-anaknya, dan termasuk didalamnya forgone opportunities (biaya

kesempatan yang hilang).

C. Klasifikasi Sumber-Sumber Biaya Pendidikan Kebutuhan akan biaya dalam pendidikan tidaklah sedikit, karena itu

diperlukan bantuan dana dari berbagai pihak agar penyelenggaraan

pendidikan dapat terselenggara dengan baik. Sekolah perlu berupaya keras

dalam menggali sumber dana pendidikan, yaitu khususnya bagi sekolah-

sekolah swasta.

Sumber dana pendidikan adalah “pihak-pihak yang memberikan bantuan

subsidi dan sumbangan yang diterima setiap tahun oleh lembaga sekolah dari

lembaga sumber resmi dan diterima secara teratur.”38

Dedi Supriadi mengungkapkan sumber-sumber biaya pendidikan pada

tingkat makro, meliputi:

1) Pendapatan negara dari sektor pajak 2) Pendapatan dari sektor non-pajak 3) Keuntungan dari ekspor barang dan jasa 4) Usaha-usaha negara lainnya termasuk saham di BUMN 5) Bantuan dalam bentuk hibah (grant) dan pinjaman luar negeri (loan).39

37Ibid.169. 38 Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, op.cit., h. 113. 39 Supriadi, op.cit., h. 5.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

21

Yang semuanya, dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (RAPBN) setiap tahunnya.

Sedang sumber pembiayaan pada tingkat mikro sesuai dengan PP No. 48

Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Pasal 2 ayat 1:”Pendanaan

pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah

daerah, dan masyarakat.”40

Secara jelas dipaparkan oleh Tim Dosen UPI, bahwa pada lazimnya sumber pembiayaan untuk sekolah mengenal dua macam pembiayaan, yaitu: pembiayaan rutin dan pembiayaan pembangunan. Untuk memperoleh biaya rutin, pimpinan sekolah harus dapat menyusun anggaran sekolah tiap tahunnya. Pimpinan juga harus memotivasi komite sekolah, sekolahnya dan masyarakat setempat dalam rangka pengumpulan dana untuk menunjang pelaksanaan pendidikan yang ditawarkan. Semua dana yang diperoleh harus dikelola secara efektif untuk menjamin agar siswa memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.41 Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sumber

dana pendidikan dapat diperoleh dari berbagai pihak baik dari pemerintah

maupun dari masyarakat. Maka dari itu, pengelola sekolah perlu

mengembangkan kreativitas dalam menggali dana pendidikan tersebut.

Meskipun demikian dalam situasi bagaimanapun negara tidak boleh

melepaskan tanggung jawabnya terhadap pembiayaan pendidikan.

Adapun menurut penulis, usaha-usaha untuk mengembangkan sumber

dana pendidikan yang berasal dari masyarakat, dapat dilakukan dengan cara:

a) Menyewakan tempat usaha di lingkungan sekolah yang ditawarkan

kepada masyarakat seperti kantin, kemudian dari iuran yang mereka

bayar, akan menghasilkan pemasukan bagi sekolah.

b) Bagi sekolah islam khususnya, dapat bekerja sama dengan lembaga zakat

melalui pemberian subsidi dan sumbangan untuk penyelenggaraan

pendidikan, seperti pemberian beasiswa bagi peserta didik yang

berprestasi.

40Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, op.cit., h. 2.

41 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. III, h. 269.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

22

Selain sumber dana pendidikan yang telah diuraikan di atas, Abudin Nata

menjelaskan ada sumber dana lain, yaitu: zakat, sedekah, wakaf, hibah.42

a. Zakat

Sebagai salah satu dari rukun islam, zakat merupakan ibadah yang

berhubungan dengan harta benda dan bernilai kemasyarakatan atau sosial.

Apabila dana zakat dikelola dengan tepat maka dapat mengentaskan

kemiskinan dan mengurangi kesenjangan sosial.

Salah satu yang berhak menerima zakat adalah fiisabilillah (untuk jalan

Allah), menurut Al-Maraghi menegaskan yang dimaksud dengan jalan Allah

ialah “kemaslahatan umum kaum muslimin yang karenanya haruslah urusan

agama dan Negara, bukan urusan individu.”43 Seperti dalam firman Allah

SWT yang berbunyi:

Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil zakat, para yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) budak, untuk (membebaskan) orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajibkan dari Allah, dan Allah mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. At Taubah: 60)44

b. Sedekah

Sedekah merupakan suatu pemberian secara suka rela yang dilakukan

oleh seorang muslim dengan hanya mengharap keridhaan dan pahala semata

42 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 344-353.

43 Ibid., h. 346. 44DEPAG RI, op.cit., h. 196.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

23

dari Allah SWT. Beberapa ulama Fiqh menyebut istilah sedekah memiliki

arti sama dengan zakat. Dengan begitu, sedekah dapat diberikan kepada orang

berhak menerima zakat. Untuk itu, sedekah dapat digunakan sebagai sumber

dana pendidikan yang meliputi gaji guru, sarana dan prasarana, serta

beasiswa.

Tercantum dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan mereka dari orang yang menyuruh (orang)bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberikan pahala yang besar.(Q.S. An Nisa: 114)45

c. Wakaf

Wakaf secara bebas diartikan sebagai sumbangan keagamaan (religious

endowment) yang mengandung makna keshalehan yang digunakan bagi

kepentingan umum dijalan Allah SWT.46 Ayat mengenai wakaf yang

berbunyi:

45 Ibid., h. 97. 46 Nata, op. cit., h. 348-349.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

24

Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha mengetahui.(Q.S. Ali Imron: 92)47

d. Hibah

Hibah adalah pemberian harta benda kepada orang lain semasa hidup

tanpa mengharap imbalan untuk kepentingan seseorang atau untuk badan

sosial, keagamaan, ilmiah.

Ada beberapa fungsi hibah yaitu:

a. Menjembatani kesenjangan antara golongan yang mampu dan yang

tidak mampu,

b. Sarana mewujudkan keadilan sosial,

c. Salah satu upaya untuk menolong golongan yang lemah. 48

Dengan melihat kepada fungsi hibah itu sendiri, jelas bahwa hibah juga

termasuk salah satu sumber pembiayaan dalam pendidikan. Hibah ini dapat

dilihat dalam Ayat Al Qur’an yang berbunyi:

Kebajikan itu bukanlah mengahadapkan wajahmu ke arah timur dan Barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan

47 DEPAG RI, op.cit., h. 62. 48 Nata, op. cit., h. 352-353.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

25

memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Al-Baqarah: 177)49

Sumber-sumber dana tersebut bersifat insidental, sangat dibutuhkan

kreativitas pengelola sekolah. Bagi sekolah negeri mungkin tidak perlu

khawatir bagaimana mendapatkan sumber dana, karena sebagian besar

dibiayai oleh pemerintah pusat maupun daerah. Lain hal dengan sekolah

swasta yang memiliki sumber dana sangat terbatas yaitu hanya bersumber

dari dana iuran siswa dan yayasan, walaupun dalam hal ini pemerintah masih

mungkin membantu.

Padahal menurut data yang dilansir oleh Depdiknas, keberadaan sekolah

dasar swasta mengalami pertumbuhan pesat dibandingkan dengan sekolah

dasar negeri. Keadaan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 50

Tabel 2.1 Jumlah SD Negeri dan SD Swasta

Indikator SD

Negeri Swasta Total

Jumlah Sekolah 2007/2008

132.513

12.054

144.567

Jumlah Sekolah 2008/2009

131.490 12.738 144.228

Jumlah Sekolah 2009/2010

130.563 12.689 143.252

Sumber: Departemen Pendidikan Nasional

49 DEPAG RI, op.cit., h. 27. 50 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar (Kemdikbud), Jumlah Sekolah di Indonesia,

2012, h. 6, (www.dikdas.kemdikbud.go.id).

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

26

D. Alokasi Pembiayaan Pendidikan Alokasi merupakan aspek lain dalam pembiayaan pendidikan. Dalam hal

ini, pembiayaaan terbagi menjadi dua, ada biaya tidak langsung dan biaya

langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh keluarga

untuk membiayai proses pendidikan anak-anaknya, misalnya biaya

transportasi, biaya kesehatan, biaya hidup dan biaya kesempatan. Pembiayaan

ini sulit dihitung, karena tidak ada catatan resmi dan besarnya variatif tiap

siswa.

Sedang pembiayaan langsung adalah biaya yang dikeluarkan sekolah

dalam menunjang proses pendidikan. Pembiayaan jenis ini, lebih mudah

untuk dihitung dan menjadi pokok pokok pembahasan dalam penelitian ini.

Nanang Fattah menjelaskan hal-hal yang termasuk ke dalam biaya

langsung diantaranya:

1. Pembelian alat-alat pengajaran, 2. Sarana belajar, 3. Biaya transportasi, 4. Gaji guru.

Pada dasarnya pengeluaran-pengeluaran sekolah dikategorikan ke dalam

beberapa item, yaitu:

1. Pengeluaran untuk pelaksanaan pengajaran, 2. Pengeluaran untuk tata usaha sekolah, 3. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, 4. Kesejahteraan pegawai, 5. Administrasi, 6. Pembinaan teknis educative, dan 7. Pendataan. 50F

51

Sebagaimana telah diuraikan oleh Nanang Fattah bahwa jumlah

pengeluaran biaya untuk penyelenggaraan pendidikan di SD presentase sangat

besar yaitu (81,46%) dipergunakan untuk gaji dan kesejahteraan pegawai,

selanjutnya disusul pengeluaran untuk sarana dan prasarana yaitu hanya

51 Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, op. cit., h. 23.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

27

(4,92%), pengadaan alat-alat pelajaran (3,72%), pembiayaan profesi guru

(3,18%), dan yang paling kecil adalah pengeluaran sekolah (0,40%).52

Pengalokasian biaya yang sangat besar untuk gaji dan kesejahteraan pegawai

menunjukkan kecenderungan umum biaya tersebut berkontribusi paling

signifikan terhadap mutu pendidikan. Guru sebagai profesi selayaknya

memiliki hak yang sama dengan profesi lainnya. Semboyan pahlawan tanpa

tanda jasa seharusnya tidak melenakan pemerintah untuk tidak

memperjuangkan hak guru berupa gaji yang sesuai standar. Bila dicermati,

guru tidak memiliki standar upah minimum selayaknya profesi lain. Hal

demikian bukan semakin menyampingkan hak-hak mereka untuk dapat

menyejahterakan hidupnya. Bagi guru-guru PNS, mungkin tidak terlalu risau

akan gaji karena sudah mendapat anggaran dari pemerintah sesuai dengan

golongannya. Namun bagaimana dengan nasib para guru bantu yang digaji

hanya Rp. 460.000 perbulan sebelum dipotong pajak penghasilan (PPh) yang

diatur dalam Lampiran 1 Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 034/U/2003 Pasal 2 ayat 2.53 Sebenarnya honorarium guru

bantu belumlah memadai bila dibandingkan dengan beban tugas yang diterima.

Adapun standar pembiayaan yang telah diatur dalam Permendiknas 2006

tentang SI dan SKL Bab IX Pasal 62 adalah:

1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.

2) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya penyediaan sarana dan modal kerja tetap.

3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

4) Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang

melekat pada gaji, b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan

52Ibid., h. 116. 53Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada

Press Jakarta, 2006), Cet. II, h. 38.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

28

c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

d. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.54

Selain itu, dalam PP No. 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan

dijelaskan pada Pasal 3, yaitu:

(1) Biaya pendidikan terdiri atas biaya satuan pendidikan dan biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan, dan biaya pribadi peserta didik.

(2) Biaya satuan pendidikan, meliputi: a. Biaya investasi terdiri atas biaya investasi lahan pendidikan dan

biaya investasi selain lahan pendidikan. b. Biaya operasi yang terdiri atas biaya personalia dan biaya non

personalia. c. Bantuan biaya pendidikan. d. Beasiswa.

(3) Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan, meliputi: a. Biaya investasi terdiri dari biaya investasi lahan pendidikan dan

biaya investasi selain lahan pendidikan. b. Biaya operasi terdiri dari biaya personalia dan biaya nonpersonalia.

(4) Biaya personalia, meliputi: a. Biaya personalia satuan pendidikan terdiri atas: gaji pokok bagi

pegawai, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan struktural bagi pejabat struktural, tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional, tunjangan fungsional bagi guru dan dosen, tunjangan profesi bagi guru dan dosen, tunjangan khusus bagi guru dan dosen, maslahat tambahan bagi guru dan dosen, tunjangan kehormatan bagi dosen yang mmiliki jabatan professor atau guru besar.

b. Biaya personalia penyelenggaran dan/atau pengelolaan pendidikan terdiri atas gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan struktural bagi pejabat struktural, tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional.55

E. Manajemen Pembiayaan Pendidikan

54Redaksi Sinar Grafika, Permendiknas 2006 tentang SI dan SKL, (Jakarta: Sinar Grafika,

2009), Cet. II, h. 202-203. 55 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan

Pendidikan,op.cit., 2-4.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

29

Penyelenggaraan pendidikan membutuhkan investasi dana yang tidak

sedikit. Agar investasi tersebut tepat sasaran membutuhkan pengelolaan

secara efektif dan efisien.

Manajemen pembiayaan pendidikan yaitu semua kegiatan yang

berkenaan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban dana

pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Memahami pengertian di

atas bahwa manajemen memiliki tiga tahapan penting, yaitu tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian. Pada dasarnya

manajemen pembiayaan di lembaga pendidikan diturunkan dari konsep

manajemen yang telah diuraikan sebelumnya. Menurut Thomas H. Jones

manajemen pembiayaan meliputi tiga fase, yaitu financial planning,

implementation involves accounting, dan evaluation involves auditing. 56

Tahap pertama yang lebih dikenal dengan budgeting memiliki fungsi sebagai

kegiatan pengkoordinasian semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai

sasaran yang diinginkan. Tahap kedua memfokuskan pada pelaksanaan

anggaran yaitu kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Tahap ketiga

lebih memfokuskan pada kegiatan pertanggungjawaban penerimaan dan

penggunaan dana.

Berdasarkan pendapat tersebut maka proses pembiayaan pendidikan di

lembaga pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Perencanaan Anggaran

Tahap pertama Financial Planning atau lebih dikenal dengan sebutan

budgeting yaitu kegiatan pengkoordinasian semua sumber daya yang tersedia

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara sistematis.

Budgeting menurut Henry Fayol adalah pendanaan yang dibutuhkan

untuk setiap kegiatan yang biasanya telah ada dalam perencanaan.57

Pendapat lain mengenai anggaran adalah “rencana yang diformulasikan

dalam bentuk rupiah untuk jangka waktu tertentu (periode), serta alokasi

sumber-sumber kepada setiap bagian aktivitas.”58

56Mulyasa, op.cit., h. 48-49. 57Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), Cet. II, h. 18.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

30

Mengutip penjelasan Nanang Fattah, “anggaran merupakan rencana

operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang

yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan

lembaga dalam kurun waktu tertentu. Anggaran memuat tentang kegiatan

atau program yang akan dilaksanakan dinyatakan dalam unit (satuan)

moneter.”59

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa anggaran

merupakan proses perencanaan tentang suatu kegiatan yang akan dilakukan

dalam waktu tertentu dan dinyatakan dalam bentuk uang untuk pencapaian

sasaran yang tepat. Sebenarnya anggaran itu tidak semata-mata berkaitan

dengan moneter, namun juga memberi gambaran terkait dengan program

yang akan dilaksanakan dalam periode tertentu.

Fungsi Anggaran

Keberadaan anggaran dalam lembaga pendidikan memiliki beberapa

fungsi. Nanang Fattah mengungkapkan fungsi-fungsi Anggaran, sebagai

berikut:

1) Fungsi perencanaan

2) Fungsi pengendalian

3) Fungsi alat bantu manajemen mengarahkan suatu lembaga

menempatkannya pada posisi yang kuat atau lemah.60

Anggaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam mencerminkan

kekuatan lembaga/organisasi dalam mencapai tujuan secara efektif dan

efisien.

Anggaran terdiri dari dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.

Yang dimaksud dengan sisi penerimaan adalah sejumlah dana yang diperoleh

lembaga dari beberapa sumber dana, seperti pemerintah, orang tua,

58Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen Pendidikan, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2010), Cet. II, h. 357. 59Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, op.cit., h. 47. 60Suharsaputra, op.cit., h. 265.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

31

masyarakat dan sumber lainnya. Sedang sisi pengeluaran adalah penentuan

besarnya biaya pendidikan untuk setiap komponen yang harus dibiayai.

Asas-asas dalam Anggaran

Uang merupakan benda ekonomi yang cara memperolehnya tidak mudah,

artinya diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya. Begitu pula dalam

sebuah organisasi khususnya pendidikan, uang sebagai sumber pembiayaan

pendidikan perlu dikelola dengan baik. Oleh karena itu, perlu ada ketentuan

atau asas yang dapat mengatur agar uang yang telah dijatahkan dapat

digunakan tepat sasaran. Berpedoman pada ketentuan atau asas-asas

anggaran tersebut adalah:

a) Asas plafond, artinya bahwa anggaran belanja tidak boleh melebihi

jumlah tertinggi yang telah ditentukan. Misalnya anggaran untuk

untuk pelatihan guru tahun ini sebesar delapan juta rupiah, apabila

dana tersebut tidak mencukupi maka dapat diajukan kembali kedalam

anggaran tahun berikutnya.

b) Asas pengeluaran berdasarkan mata anggaran, artinya bahwa

“pengeluaran pembelanjaan harus didasarkan atas mata anggaran yang

telah ditetapkan.”61 Misalnya pembelian ATK sudah dijatahkan

sebesar tiga juta rupiah, jika tidak cukup maka tidak bisa semaunya

menggeser uang pelatihan guru untuk menutupi kekurangan anggaran

pembelian ATK tersebut.

c) Asas tidak langsung yaitu suatu ketetapan bahwa setiap penerimaan

uang tidak boleh secara langsung digunakan untuk suatu keperluan

pengeluaran. Misalnya seluruh uang yang masuk dari sumber-sumber

dana harus disetorkan terlebih dahulu kepada bendahara agar

pengalokasian dana untuk penyelenggraan pendidikan dapat

dipertanggungjawabkan.

61 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi: Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan. (Jakarta: Rajawali Pers, 1993), Cet. II,. h. 92.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

32

Prinsip-prinsip dan Prosedur Penyusunan Anggaran

Prinsip-prinsip penyusunan anggaran apabila dikaitkan dengan anggaran

sebagai alat perencanaan dan pengendalian menurut Nanang Fattah adalah

sebagai berikut:

• Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem manajemen organisasi.

• Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran. • Adanya dukungan dari pelaksana dari tingkat atas sampai tingkat yang

paling bawah.62

Di dalam anggaran yang disusun harus memuat informasi/data minimal

tentang; informasi dan rencana kegiatan, uraian kegiatan program, informasi

kebutuhan, data kebutuhan, jumlah anggaran, dan sumber dana.

Persoalan penting dalam penyusunan anggaran adalah bagaimana

memanfaatkan dana secara efisien dan efektif. Itulah sebabnya dalam

penyusunan anggaran memerlukan tahapan-tahapan yang sistematik. Tahapan

penyusunan anggaran sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. 2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan uang, jasa dan barang. 3. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada

dasarnya merupakan pernyataan finansial. 4. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan

dipergunakan oleh instansi tertentu. 5. Menyusun usulan Anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak

yang berwenang. 6. Melakukan revisi usulan anggaran. 7. Persetujuan revisi usulan anggaran. 8. Pengesahan anggaran.63

Proses penyusunan anggaran membutuhkan data yang akurat dan lengkap

sehingga semua perencanaan kebutuhan untuk masa yang akan datang dapat

diantisipasi dalam rencana anggaran. Proses tersebut melibatkan pimpinan

tiap-tiap unit organisasi. Pada dasarnya, penyusunan anggaran merupakan

kesepakatan antara puncak pimpinan dengan pimpinan dibawahnya untuk

menentukan besarnya alokasi biaya suatu penganggaran.

62Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen, op.cit., h. 260. 63 Fattah, Ekonomi dan Pembiayaann Pendidikan, op.cit., h. 50.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

33

2) Pelaksanaan Anggaran.

Tahap kedua, pelaksanaan anggaran adalah kegiatan berdasarkan rencana

yang telah dibuat dan dapat dilakukan penyesuaian jika diperlukan.

Pelaksanaan baru bisa dilakukan apabila telah mendapat persetujuan

pemimpin. Pelaksanaan anggaran bukan kegiatan yang mudah, setiap

penerimaan dan penggunaan biaya harus dilakukan pembukuan (accounting)

yang tertib sesuai peraturan yang berlaku. Seyogyanya manajer/kepala

sekolah harus bertanggung jawab terhadap jalannya pelaksanaan anggaran

tersebut agar tercipta akuntabilitas.

Accounting atau akuntansi sebagaimana pendapat Arens & Loebbecke

merupakan “proses pencatatan, pengelompokkan pengikhtisaran kejadian-

kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan

menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan

keputusan.”64

Kegiatan akuntansi membutuhkan sistem akuntansi yang benar. Sistem

akuntansi tersebut bertujuan untuk memastikan data keuangan dan transaksi

kegiatan diinputkan secara tepat ke dalam catatan akuntansi, sehingga apabila

laporan keuangan tersebut dibutuhkan dapat lebih akurat dan tepat waktu.

Beberapa hal terkait dengan komponen-komponen yang harus dibiayai

oleh sekolah, terdiri dari:

a. Biaya rutin 1) gaji pegawai, 2) biaya pemeliharaan gedung, 3) biaya operasional, 4) fasilitas dan alat-alat pengajaran (barang habis pakai), 5) dan sebagainya.

b. Biaya pembangunan 1) biaya pembangunan fisik, 2) pembelian tanah, 3) perbaikan gedung, 4) biaya lain untuk pembelian barang-barang tidak habis pakai. 65

64 Tim Dosen Administrasi UPI, op.cit., h. 265. 65 Mulyasa, op.cit., h. 48.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

34

Dana yang telah diterima oleh sekolah harus dialokasikan sesuai dengan

ketentuan pemerintah, seperti SPP, DPP, serta dana BOS.

Berdasarkan SKB Mendikbud dan Menkeu No. 0585/K/1997 dan No.

590/kmk. 03/03/1987, tanggal 24-9-1987 tentang penggunaan SPP

(Sumbangan Pembinaan Pendidikan) dan DPP (Dana Penunjang Pendidikan)

meliputi:

• Untuk pelaksanaan pelajaran sekolah • Untuk tata usaha sekolah • Untuk perbaikan sarana • Untuk kesejahteraan pegawai sekolah • Untuk pekan olahraga dan seni (PORSENI) • Untuk pengadaan buku rapor • Untuk penyelenggaraan EBTA dan STTB • Untuk supervisi • Untuk pembinaan pengelolaan Subsidi/Bantuan • Untuk pendataan 66

Sejak tahun 2005 dana BOS telah dialokasikan baik ke sekolah negeri

maupun sekolah swasta. Alokasi dana BOS pada tahun anggaran 2012 untuk

SD sebesar Rp. 580.000 per siswa per tahun dan SMP sebesar Rp. 710.000,-

per siswa per tahun.67Bagi setiap sekolah dana BOS hanya dapat dialokasikan

sesuai dengan Buku Panduan 2006, yaitu:

1. Pembiayaan kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: Biaya pendaftaran, Penggandaan formulir, Administrasi pendaftaran, Pendaftaran ulang, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut.

2. Pembelian buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan.

3. Pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, gula, kopi dan teh untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah.

4. Pembiayaan kegiatan kesiswaan: program remedial, program pengayaan, olah raga kesenian, karya ilmiah remaja, palang merah remaja dan sejenisnya.

66Jusuf Enoch, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet.

II, h. 192. 67Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Tentang BOS,

2012,(www.bos.kemdikbud.go.id).

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

35

5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa.

6. Pengembangan profesi guru: pelatihan, KKG/MGMP, dan KKKS/MKKS. 7. Pembiayaan perawatan sekolah: pengecatan, perbaikan atap bocor,

perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler dan perawatan lainnya. 8. Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon termasuk untuk

pemasangan baru jika sudah ada jaringan disekitar sekolah. 9. Pembiayaan honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan

honorer sekolah. tambahan insentif untuk kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan sekolah ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah.

10. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah.

11. Khusus untuk pesantren salafiyah dan sekolah agama non Islam dana BOS dapat digunakan untuk biaya asrama/pondokan dan pembelian peralatan ibadah.

12. Pembiayaan pengelolaan BOS: ATK, pengandaan, surat menyurat dan penyusunan laporan.

13. Bila seluruh komponen komponen di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran.68

3) Pengawasan Anggaran

Tahap ketiga dalam manajemen biaya adalah pengawasan anggaran.

Pengawasan adalah proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh

kegiatan organisasi untuk menjamin pekerjaan yang sedang dilakukan

berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Sedang yang dimaksud

dengan “pengawasan anggaran adalah suatu sistem penggunaan bentuk-

bentuk sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi

kegiatan-kegiatan manajerial dengan melakukan perbandingan pelaksanaan

nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.”69

Pada dasarnya, pengawasan anggaran bertujuan untuk mengukur,

membandingkan, menilai alokasi biaya, dan tingkat penggunaannya.

Diharapkan pengawasan anggaran tidak hanya berfungsi untuk menilai

sebuah kegiatan berjalan atau tidak sesuai rencana namun perlu ada timbal

balik (feed back) dari hasil pengawasan. Hal pokok dari pengawasan adalah

68 Suryanto, dkk., op. cit., h. 19-20. 69 Hani Handoko, op.cit., h. 378.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

36

untuk mengetahui sejauhmana tingkat efektifitas dan efisiensi sumber dana

yang tersedia.

Prinsip-Prinsip pengawasan

Dalam kebijakan umum pengawasan Departemen Pendidikan dan

kebudayaan (Rakernas, 1999), dinyatakan bahwa sistem pengawasan harus

berorientasi kepada hal-hal berikut:

a) Sistem pengawasan fungsional b) Hasil temuan pengawasan harus ditindaklanjuti c) Pengawasan hendaknya lebih diarahkan pada bidang-bidang yang strategis d) Pengawasan hendaknya memberi dampak terhadap penyelesaian masalah e) Pengawasan dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten f) Akurat g) Tepat waktu h) Objektif dan komprehensif i) Tidak mengakibatkan pemborosan. j) Pengawasan bertujuan untuk menyamakan rencana atau keputusan yang

telah dibuat. k) Pengawasan harus mampu mengoreksi dan menilai pelaksanaan pekerjaan

sesuai rencana semula. 70

Pendapat Nanang Fattah bahwa proses pengawasan terdiri dari kegiatan

pokok, diantaranya:

1) Memantau

2) Menilai, dan

3) Melaporkan 71

Proses pengawasan anggaran dapat digambarkan sebagai berikut:

INPUT PROSES

Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam proses pengawasan yaitu:

70Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, op.cit.,, h. 65-66. 71Ibid, h. 66

Kinerja Aktual Monitoring- Evaluasi- Laporan Rekomendasi

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

37

1) Membuat patokan yang dipergunakan berupa ukuran kuantitas, kualitas,

biaya dan waktu, sehingga pengawasan fokus pada apa yang ingin dinilai;

2) Mengukur dan membandingkan antara realita yang terjadi di lapangan

dengan standar yang telah ditetapkan;

3) Identifikasi penyimpangan;

4) Menentukan tindakan perbaikan yang kemudian menjadi materi

rekomendasi.

Cara-cara mengawasi

Supaya pengawasan yang dilakukan oleh seorang atasan efektif, maka

haruslah terkumpul fakta-fakta di tangan pemimpin yanag bersangkutan.

Guna pengawasan seperti ini, ada beberapa cara untuk mengumpulkan fakta-

fakta, yaitu:

1. Peninjauan pribadi,

2. Interview atau lisan,

3. Laporan tertulis,

4. Laporan dan pengawasan kepada hal-hal yang bersifat istimewa.72

Pertama, peninjauan pribadi (personal inspection) adalah mengawasi

dengan jalan meninjau secara pribadi sehingga dapat dilihat sendiri

pelaksanaan pekerjaan.

Kedua, lisan yaitu pengawasan yang dilakukan dengan mengumpulkan

fakta-fakta melalui laporan lisan yang diberikan bawahan.

Ketiga, laporan tertulis merupakan suatu pertanggungjawaban kepada

atasan mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya sesuai dengan intruksi dan

tugas-tugas yang diberikan atasan kepadanya.

Keempat, pengawasan kepada hal-hal yang bersifat istimewa adalah

suatu sistem pengawasan yang ditujukan apabila ditemui peristiwa-peristiwa

yang khusus.

72 Manullang, op.cit., h.132

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

38

Dalam pengawasan anggaran biasanya dilakukan oleh pihak luar

lembaga, seperti BPK dan pimpinan langsung terhadap penerimaan dan

pengeluaran biaya yang dilakukan.

KERANGKA BERFIKIR

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu

menghasilkan manusia-manusia berkualitas sehingga kelak dapat

berkontribusi dalam membangun bangsanya. Berbagai sumber daya saling

mendukung dalam menunjang pencapaian tujuan pendidikan yang efektif dan

efisien. Salah satu sumber daya yang memiliki peran penting adalah uang.

Uang sebagai barang ekonomi yang cara perolehannya membutuhkan

pengorbanan perlu pengolaaan atau manajemen yang baik, agar dana-dana

yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal. Manajemen pembiayaan secara

efisien dan efektif merupakan suatu kegiatan yang sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan, karena tahapan pengelolaan pembiayaan yang baik

akan menentukan kegiatan sekolah dapat terselenggara dengan baik.

Salah satu yang paling menentukan dalam manajemen pembiayaan

adalah pengelolaan pembiayaan pendidikan yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Apabila langkah-langkah

manajemen tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka tujuan pendidikan

akan dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.

Lembaga Pendidikan

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

39

Manajemen Pembiayaan

Tujuan Pendidikan

Pelaksanaan Pengorganisasian Perencanaan Pengawasan

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai

melalui penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pelaksanaan manajemen pembiayaan di Sekolah Dasar Juara

Rumah Zakat Kebagusan-Jakarta Selatan.

2. Mengetahui kendala dan upaya yang dilakukan oleh SD Juara Rumah

Zakat Kebagusan-Jakarta Selatan dalam manajemen pembiayaan

pendidikan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Juara Rumah Zakat yang

berlokasi di Jalan Joe Kebagusan Dalam I No. 4 Rt 007/04 Kebagusan Pasar

Minggu-Jakarta Selatan. Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini

sesuai dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No Jenis Kegiatan Keterangan

1. Persetujuan Judul September 2012

2. Konsultasi dengan Pembimbing September 2012

3. Pendekatan ke Sekolah Agustus 2012

4. Meminta Izin ke Sekolah Juli 2013

5. Pengumpulan Data Juli 2013

6. Pengolahan dan Analisis Data September 2013

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

41

C. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

deskriptif. Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini “untuk

memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara

sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.” 73

Digunakannya metode deskriptif dalam penelitian ini dengan tujuan untuk

menggambarkan suatu kegiatan manajemen pembiayaan yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan di SD Juara

Rumah Zakat Kebagusan-Jakarta Selatan.

Agar mendapatkan hasil penelitian yang mendekati akurasi yang baik

maka penulis dalam teknis penelitian menggunakan metode Field Research

(penelitian lapangan). Penelitian lapangan merupakan tindakan penelitian

yang dilakukan dimana peneliti mengamati langsung di lapangan untuk

mendapatkan data yang diperlukan.

D. Sumber Penelitian Agar mendapatkan informasi secara maksimum, penelitian ini diperoleh

dari beberapa sumber yang berkaitan dengan masalah penelitian manajemen

pembiayaan pendidikan, terdiri dari:

1. Kepala SD Juara Rumah Zakat Kebagusan-Jakarta Selatan.

2. Bendahara SD Juara Rumah Zakat Kebagusan-Jakarta Selatan.

3. Perwakilan guru SD Rumah Zakat Kebagusan-Jakarta Selatan.

E. Teknik Pengumpulan Data

73 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2007), Cet. II, h. 47.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

42

Setiap kegiatan penelitian pada akhirnya salalu terjadi proses

pengumpulan data. Teknik/metode pengumpulan data yang tepat akan

berpengaruh terhadap hasil penelitian. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara:

1. Teknik Observasi

Teknik observasi yaitu “kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan

pancaindera lainnya.”74 Dalam penelitian ini penulis melakukan

pengamatan terkait:

a. Lingkungan SD Juara Kebagusan-Jakarta Selatan.

b. Kegiatan siswa di SD Juara Kebagusan-Jakarta Selatan.

c. Proses manajemen pembiayaan di SD Juara Kebagusan-Jakarta

Selatan.

2. Teknik Wawancara

Teknik wawancara yaitu “kegiatan pengumpulan data melalui tanya

jawab secara langsung, bertatap muka antara penanya dengan

responden.”75 Untuk memperoleh informasi dalam penelitian tentang

pelaksanaan manajemen pembiayaan di SD Juara Kebagusan-Jakarta

Selatan. Teknik wawancara ini digunakan untuk menggali proses

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan kendala

pembiayaan di SD Juara Rumah Zakat Kebagusan-Jakarta Selatan.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu “cara mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori,

pendapat, dalil atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan

masalah penelitian.”76 Untuk menggali data tentang profil SD Juara

74Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, (Jakarta:

Kencana, 2009), Cet. III, h. 115. 75Adang Rukhiyat, dkk., Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: Dinas Olah Raga dan

Pemuda, 2003), Cet. III, h. 51. 76Zuriah, op. cit., h. 191.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

43

Kebagusan-Jakarta Selatan, struktur organisasi, buku RAPBS, Anggaran

Pendapatan dan Belanja SD Juara Kebagusan-Jakarta Selatan.

F. Instrument Pengumpulan Data Setiap kegiatan penelitian membutuhkan instrument penelitian, karena

membantu peneliti dalam mengumpulkan data. Pada penelitian kualitatif,

yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.

Sebagaimana peneliti tersebut berfungsi, “menetapkan fokus penelitian,

memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat

kesimpulan atas temuannya.”77

Selain peneliti sebagai instrumen utama, maka untuk mendapatkan data

yang lebih lengkap dibutuhkan alat bantu seperti pedoman wawancara, alat

tulis dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan di lapangan.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah

Variabel Aspek Indikator

Manajemen Pembiayaan Pendidikan

a) Perencanaan Pembiayaan

1. Peran kepala sekolah dalam merencanakan keuangan

2. Langkah awal dalam perencanaan 3. Perencanaan anggaran dalam

pengelolaan pembiayaan

77 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 306.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

44

4. Sumber-sumber pendanaan pendidikan

5. Alokasi dana yang digunakan di sekolah.

b) Pengorganisasian Pembiayaan

1. Pengorganisasian dalam pembiayaan di sekolah

c) Pelaksanaan Pembiayaan

1. Keterlibatan kepala sekolah dalam pembiayaan pendidikan

2. Alokasi dana yang digunakan oleh sekolah sesuai dengan APBS

d) Pengawasan Pembiayaan

1. Pelaksanaan pengawasan di sekolah

2. Pertanggungjawaban ke sekolah

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Bendahara Sekolah

Variabel Aspek Indikator

Manajemen Pembiayaan Pendidikan

a) Perencanaan Pembiayaan

1. Peran bendahara sekolah dalam perencanaan pembiayaan pendidikan

2. Mengetahui prosedur RAPBS

b) Pengorganisasian Pembiayaan

1. Keterlibatan bendahara dalam pengorganisasian

c) Pelaksanaan Pembiayaan

1. Keterlibatan bendahara dalam pelaksanaan pembiayaan

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

45

pendidikan 2. Alokasi dana yang digunakan

sesuai dengan APBS

d) Pengawasan Pembiayaan

1. Pengawasan dan pertanggung jawaban dalam pembiayaan pendidikan

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru

Variabel Aspek Indikator

Manajemen Pembiayaan Pendidikan

Perencanaan Pembiayaan

1. Keterlibatan guru dalam penyusunan RAPBS

Pengorganisasian Pembiayaan

1. Keterlibatan guru dalam pengorganisasian keuangan

Pelaksanaan Pembiayaan

1. Keterlibatan guru dalam pelaksanaan pembiayaan pendidikan

2. Alokasi dana yang digunakan sesuai dengan APBS

Pengawasan Pembiayaan

1. Pengawasan dan pertanggung jawaban dalam pembiayaan pendidikan

G. Teknik Analisa Data Data mentah yang telah terkumpul tidak akan berguna jika tidak

dianalisis. Analisis data menurut Bogdan adalah “proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.”78

78 Ibid., h. 334.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

46

Menurut Miles dan Huberman (1984), tahapan analisis data meliputi

reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. 79 Penjelasan lebih rinci sebagai

berikut:

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti “merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu.” 80

Hasil catatan yang terkumpul dari lapangan berupa hasil observasi,

wawancara dan studi dokumentasi, masih sukar untuk dimengerti. Pada

tahap ini, peneliti mereduksi data yang diperoleh pada waktu penelitian

dengan cara memilah, menyederhanakan dan memfokuskan data tersebut

sehingga diperoleh data yang diperlukan saja. Aktivitas tersebut akan

memudahkan peneliti dalam mengamati lebih dalam terkait dengan

pengamatan yang dilakukan serta memudahkan peneliti untuk

menemukan kembali data tersebut jika diperlukan.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian

data. Peneliti menyajikan data dengan menuangkan data hasil observasi,

hasil wawancara, dan hasil studi dokumentasi secara deskriptif agar data-

data tersebut terorganisasi sehingga akan semakin mudah difahami.

3. Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan sejak awal penelitian ini dimulai.

Hal ini karena peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pada awal

penelitian, kesimpulan masih bersifat sementara dan masih diragukan.

Seiring berjalannya penelitian maka data yang diperoleh akan semakin

bertambah, sehingga dapat ditarik kesimpulan yang lebih objektif.

79 Ibid., h. 337. 80 Ibid., h. 338.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

47

Data yang telah dianalisis untuk selanjutnya ditulis dalam bentuk skripsi.

Apabila terdapat data yang kurang relevan maka peneliti melakukan

pengulangan hingga akhirnya diperoleh data yang lengkap.

H. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data sangat diperlukan agar data yang dihasilkan

dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pengecekan

keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dalam

proses perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas terhadap hasil

akhir dari suatu penelitian.

Oleh karena itu dalam proses pengecekan keabsahan data pada

penelitian ini harus melalui beberapa teknik pengujian data. Adapun teknik

pengecekan keabsahaan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai

berikut:

1. Perpanjangan pengamatan

2. Ketekunan/keajegan pengamatan

3. Trianggulasi/kredibilitas data

Yaitu menguji dengan:

a. Trianggulasi sumber

Menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang diperoleh

melalui beberapa sumber.81

b. Trianggulasi teknik

Menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.82

c. Trianggulasi waktu

Menguji kredibilitas data dengan cara melakukan pengecekan dengan

wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang

berbeda.83

81 Ibid., h. 373. 82 Sugiyono. loc.cit. 83 Ibid., h. 374.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

48

Maka dalam penelitian ini, teknik trianggulasi yang dilakukan peneliti

yaitu dengan membandingkan data yang diperoleh dari lapangan atau yang

disebut dengan data primer dengan data sekunder yang didapat dari beberapa

dokumen-dokumen serta referensi-referensi yang membahas hal yang sama.

Teknik ini berguna untuk mengetahui manajemen pembiayaan di SD Juara

Rumah Zakat Kebagusan-Jakarta Selatan.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Singkat SD Juara Jakarta Selatan

Yayasan Rumah Juara Indonesia adalah lembaga sosial yang

bergerak dibidang pengembangan pendidikan baik secara formal ataupun

non formal yang telah bekerja secara Nasional bersama Rumah Zakat

dalam pengembangan dunia pendidikan.

Dalam rangka memberikan layanan sosial yang lebih luas terutama

di lingkungan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Yayasan Rumah Juara

Indonesia mendirikan Sekolah Dasar Juara Jakarta Selatan pada tahun

2009. SD Juara yang berlokasi di daerah Jakarta Selatan ini merupakan

sekolah ketujuh dari sembilan sekolah serupa yang berada di bawah

naungan Yayasan Rumah Juara Indonesia. Saat ini SD Juara telah tersebar

dibeberapa wilayah, di antaranya; Medan, Pekanbaru, Jakarta Pusat,

Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Bandung, Cimahi,

Yogyakarta, Semarang dan Surabaya.

Sekolah ini didirikan dalam rangka membantu pemerintah,

menuntaskan program wajib belajar 12 Tahun serta membantu masyarakat

yang kurang mampu untuk dapat menikmati pendidikan melalui konsep

pendidikan gratis. Seluruh biaya pendidikan dan kelengkapan sekolah

siswa dan siswi ditanggung oleh Yayasan Rumah Juara Indonesia sebagai

mitra Yayasan Rumah Juara.84

Antusias para orang tua akan hadirnya pendidikan gratis masih

sangat tinggi. Dapat terlihat dari peningkatan jumlah siswa selama tiga

tahun terakhir di SD Juara Jakarta Selatan. Pada tahun ajaran 2011-2012

84 Hasil Studi Dokumentasi SD Juara Jakarta Selatan.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

50

sekitar 60 siswa yang mendaftar, kemudian pada tahun ajaran 2012-2013

meningkat menjadi 82 siswa, dan pada tahun ajaran 2013-2014 berjumlah

110 siswa yang mendaftar. Namun dari seluruh siswa yang mendaftar

tersebut hanya sekitar 25 siswa yang dapat diterima sebagai siswa SD

Juara Jakarta Selatan.

2. VISI dan Misi SD Juara Jakarta Selatan

a) Visi :

Menjadi Lembaga Pendidikan yang berkualitas yang mendorong pada

kemandirian serta terinovasi dalam implementasi ICT.

b) Misi :

1. Mengembangkan pembelajaran berkualitas dengan daya dukung

ICT yang optimal.

2. Mendukung pembelajaran kearah kemandirian peserta didik.

3. Berkontribusi dalam perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia

melalui sinergisitas dengan berbagai pihak. 85

3. Keadaan Guru, Siswa, Tenaga Administrasi, Karyawan dan Sarana

dan Prasarana Sekolah

a) Keadaan Guru dan Siswa

Keadaan guru di SD Juara Rumah Zakat Jakarta Selatan

seluruhnya telah bergelar S1, namun tidak semua guru merupakan lulusan

dari Fakultas Pendidikan. Jumlah guru SD Juara Rumah Zakat Jakarta

Selatan yaitu 11 orang dan jumlah seluruh siswa SD Juara Rumah Zakat

Jakarta Selatan berjumlah 136 orang. Terbagi menjadi 6 rombongan

belajar dengan rincian kelas I berjumlah 25 orang, kelas II berjumlah 24

orang, kelas III berjumlah 24 orang, kelas IV berjumlah 24 orang, kelas V

berjumlah 20 orang, dan kelas VI berjumlah 19 orang. 86

85 Ibid. 86 Ibid.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

51

Tabel 4.1 Daftar Guru SD Juara Jakarta-Selatan

Tahun Ajaran 2013/2014

No. Nama NIP Mata Pelajaran 1. Damsir Besari Rumadianto, S.Pd 1052009015187 - Kepala Sekolah

- Guru PPKN 2. Alamsyah, S.Pd 1052009015189 - Wakil Kepala

Sekolah - Kesiswaan - Olah raga - PLBJ - Matematika

3. Syamsinar, S.Pd 1052009015140 Wali Kelas I 4. Sriwahyuni, S.Pd 109211203264 Wali Kelas II 5. Eutik Masliyah, S.Pd 1072010203197 Wali Kelas III 6. Istiqomah, S.Pd 1102010203297 Wali Kelas IV 7. Tri Hadjiroh Romdhiah, S.Si 1062010203196 Wali Kelas V 8. Rizki Hasanah, S.Si 1112012203240 Wali Kelas VI 9. Emma Yuliasari, S.Psi 1052010203168 Guru BK 10. Syamsuriadi, S.Pd 1022012203128 - Guru Agama

- Olah raga 11. Enggar Pramesinta, S.Pd 1052009015188 Kurikulum

b) Tenaga Administrasi dan Karyawan

Adapun jumlah tenaga administrasi dan keuangan berjumlah 1

orang. Dan karyawan berjumlah yaitu 1 orang sebagai tenaga kebersihan

dan merangkap sebagai penjaga sekolah.87

Tabel 4.2 Daftar Karyawan SD Juara Jakarta-Selatan

Tahun Ajaran 2013/2014

No. Nama NIP Mata Pelajaran/Tugas Lain

1. Melwany, S.E 1092011203270 - TU - Keuangan

2. Muhammad Sholeh 1062009142288 Household

87 Ibid.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

52

c) Sarana dan Prasarana Sekolah

Selain dibutuhkan SDM berkualitas, sekolah perlu dilengkapi

dengan sarana dan prasarana guna menunjang keberhasilan proses belajar

mengajar. Dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di SD Juara

Rumah Zakat Jakarta Selatan, tersedia fasilitas-fasilitas berupa sarana yang

terlampir pada skripsi ini dan prasarana sesuai tabel dibawah ini: 88

Tabel 4.3 Prasarana SD Juara Rumah Zakat Jakarta Selatan

Tahun Ajaran 2013/2014

No. Keterangan Jumlah 1. Rombel/Rombongan Belajar 6 2. Ruang Kepala Sekolah 1 3. Ruang Guru 1 4. Ruang BK 1 5. Ruang TU 1 6. Ruang Perpustakaan 1 7. Kamar mandi/WC Guru 1 8. Kamar mandi/WC Siswa 2 9. Lapangan Sekolah 1 10. Gudang 1 11. Mushola 1 12. Parkiran 1 13. Pagar 1

Berdasarkan lampiran tersebut, SD Juara Jakarta Selatan sudah

dapat dikatakan memenuhi standar sarana dan prasarana sekolah dasar

biasa pada umumnya. Namun sarana dan prasarana sekolah tersebut

88 Ibid.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

53

belum sepenuhnya dapat dikatakan sebagai standar sarana dan prasarana

ideal sekolah dasar yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah sebagai

berikut:

Sarana pendidikan berdasarkan PP. No. 19 Tahun 2005, Pasal 42

(ayat 1) “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi

perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber

belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan

berkelanjutan”.89

Prasarana pendidikan berdasarkan PP. No. 19 Tahun 2005, Pasal

42 (ayat 2) menyatakan:

Setiap satuan pedidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.90

d) Prestasi SD Juara Jakarta Selatan

Keberhasilan sebuah sekolah salah satunya dapat terlihat dari

sejumlah prestasi yang diraih. Prestasi yang sudah diraih oleh SD Juara

Jakarta Selatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, yaitu:91

Tabel. 4.4 Prestasi SD Juara Rumah Zakat Jakarta Selatan

No. Prestasi Tahun

1. Juara I Murottal Putera lomba keterampilan agama (LOKETA) tiangkat wilayah VI Kelurahan Ragunan Kec. Pasar Minggu Jakarta Selatan

2010

2. Juara III (Pria) lomba baca Al Quran anak-anak RRI 2010

89 Yamin, op.cit., h. 99. 90 Ibid., h.100. 91 Damsir Besari Rumadinto, Wawancara, (Jakarta: 1 Agustus 2013)

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

54

Jakarta 3. Juara II lomba menyanyikan Hymne Pramuka Puteri

pada Kegiatan Besar Permainan Siaga Gugus Depan Ki Hajar Dewantara dan Cut Nya’ Dien di sekolah Al Azhar Pd labu

2011

4. Juara III lomba KIM Lihat Atribut Pramuka (Putera) pada Kegiatan Besar Permainan Siaga Gugus Depan Ki Hajar Dewantara dan Cut Nya’ Dien di sekolah Al Azhar Pd labu

2011

5. Juara I Lomba melukis di atas kaos kategori B bersama Faber Castell dan TK Harapan Bunda Beji Depok

2011

6. Hafalan Juz ‘Amma Putera lomba keterampilan Agama LOKETA Tingkat wilayah Juara I Murottal Putera, lomba keterampil;an agama Tingkat wilayah VI Kelurahan Ragunan Kec. Pasar Minggu Jakarta Selatan

2012

7. VI Kelurahan Ragunan Kec. Pasar Minggu Jakarta Selatan

2012

8. Juara III lomba Hafalan Surah Pendek Tingkat SD KIDS Festival and edufair

2012

9. Juara I Murottal Putri Lomba Keterampilan agama LOKETA Tingkat wilayah VI Kelurahan Ragunan Kec. Pasar Minggu Jakarta Selatan

2012

10. Juara I Lomba menyusun Puzzle seminar orang tua Juara

2013

11. Juara II lomba mewarnai seminar orang tua Juara 2013

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Penyusunan Program dan Penganggaran di SD Juara Jakarta

Selatan

Proses penyusunan RAPBS yang dilakukan oleh SD Juara

Jakarta Selatan melalui beberapa tahapan diantaranya, pertama yaitu

diadakan rapat internal yang melibatkan kepala sekolah beserta guru.

Pada tahap ini kepala sekolah dan guru bersama-sama melakukan

identifikasi dan analisis terhadap kebutuhan dan program sekolah

selama satu tahun ajaran mendatang dengan mempertimbangkan

analisa data tahun sebelumnya. Kedua setelah RAPBS selesai dibuat,

maka langkah berikutnya adalah pengajuan RAPBS tersebut ke

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

55

Yayasan Rumah Juara Indonesia yang kemudian akan diajukan

kembali ke Rumah Zakat untuk mendapatkan persetujuan. Apabila

telah disetujui oleh yayasan, kemudian RAPBS tersebut diserahkan

kembali kepada pihak sekolah sebagai penyelenggaraan program

sekolah selama satu tahun ajaran. Perencanaan anggaran di atas sesuai

dengan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah SD Juara

Jakarta Selatan.

Dalam melakukan RAPBS, pertama adalah rapat internal yang melibatkan kepala sekolah dan guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis program serta anggaran selama satu tahun ajaran. Setelah RAPBS selesai dibuat, kemudian langsung diajukan ke Rumah Juara Indonesia. Dari Rumah Juara Indonesia diajukan kembali ke Rumah Zakat. Apabila telah mendapat persetujuan, RAPBS kemudian diserahkan kepada kepala sekolah.92 Kegiatan penyusunan RAPBS rutin dilakukan pada setiap awal

tahun ajaran baru dengan melibatkan unsur kepala sekolah dan guru.

Dalam proses penyusunan RAPBS di SD Juara Jakarta Selatan tidak

melibatkan komite sekolah. Hal ini disebabkan sekolah tidak

membentuk komite sekolah.

“Berdasarkan apa yang telah dikemukakan oleh kepala sekolah

terkait alasan tidak dibentuknya komite sekolah yaitu karena sekolah

tidak menarik biaya apapun dari para orang tua sehingga tidak

memerlukan keterlibatan para orang tua dalam penyusunan RAPBS.”93

Sebagai satuan pendidikan, komite sekolah tidak dapat

dipisahkan dalam penyelenggaraan pendidikan. Sebagai sekolah

swasta yang berkomitmen untuk tidak menarik sumbangan apapun dari

para orang tua murid, SD Juara Rumah Zakat Jakarta Selatan perlu

memberikan ruang bagi para orang tua murid untuk dapat

berpartisipasi terhadap perencanaan program pendidikan anak-anak

mereka. Dengan demikian tujuan terbentuknya komite sekolah tidak

hanya sebagai wadah untuk aspirasi masyarakat guna melahirkan

92 Rumadianto, op.cit. 93 Ibid.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

56

kebijakan operasional serta program pendidikan, juga sebagai alat

kontrol lembaga pendidikan untuk lebih transparan dalam setiap

kegiatannya.

Beberapa tahapan dalam penyusunan anggaran yang

dikemukakan oleh Nanang Fattah dalam buku Ekonomi dan

Pembiayaan Pendidikan, yaitu:

9. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. 10. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan uang, jasa dan

barang. 11. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada

dasarnya merupakan pernyataan finansial. 12. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah

disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu. 13. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari

pihak yang berwenang. 14. Melakukan revisi usulan anggaran. 15. Persetujuan revisi usulan anggaran. 16. Pengesahan anggaran.94

Penyusunan RAPBS yang dilakukan oleh SD Juara Jakarta

Selatan pada dasarnya telah sesuai dengan teori penyusunan anggaran.

Namun dalam RAPBS SD Juara Jakarta Selatan berbeda dengan apa

yang diterapkan di sekolah lain pada umumnya. Pada umumnya dalam

RAPBS dicantumkan komponen gaji guru dan karyawan, tetapi SD

Juara Jakarta Selatan tidak memasukkan komponen tersebut dalam

RAPBS-nya. Hal ini dikarenakan komponen gaji dikelola secara

langsung oleh yayasan Rumah Juara Indonesia sebagai mitra Rumah

Zakat. Seluruh gaji guru dan karyawan akan langsung ditransfer ke

rekening, sehingga satu sama lain baik itu kepala sekolah tidak

mengetahui berapa besaran gaji yang diterima oleh guru dan

karyawan, begitupun sebaliknya. SD Juara Jakarta Selatan tidak

memiliki hak otonomi dalam mengelola komponen gaji, sehingga

penulis tidak dapat menelaah lebih dalam tentang proses pengambilan

kebijakan mengenai komponen gaji tersebut.

94 Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, op.cit., h. 50.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

57

Pada dasarnya mekanisme penyaluran gaji di SD Juara Jakarta

Selatan sama halnya dengan penyaluran tunjangan untuk guru PNSD

(Pegawai Negeri Sipil Daerah). Tunjangan tersebut dibayarkan

melalui dana transfer daerah oleh pemerintah daerah. Anggaran

tunjangan profesi bagi seluruh guru PNSD dianggarkan pada dana

APBD kabupaten/kota yang bersumber dari dana transfer pusat ke

daerah.

2. Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SD Juara Jakarta Selatan

Keuangan memang perlu dimanajemen dengan baik, supaya

tidak terjadi pemborosan disatu sisi dan disisi lainnya mengalami

kekurangan. Manajemen pembiayaan pendidikan adalah semua

kegiatan yang berkenaan dengan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau

lembaga pendidikan. Untuk mengetahui manajemen pembiayaan di SD

Juara Jakarta Selatan penulis telah melakukan penelitian secara

langsung dengan melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru

dan bendahara sekolah.

Berdasarkan penjabaran di atas, bahwa dalam manajemen

pembiayaan pendidikan itu terdapat beberapa tahapan yang terdiri dari:

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

a) Perencanaan Anggaran

Perencanaan dalam proses pembiayaan biasa disebut dengan

istilah budgeting. Anggaran memegang peranan penting dalam

kegiatan pengelolaan keuangan karena mencerminkan kekuatan

lembaga/organisasi dalam mencapai tujuan secara efektif dan

efisien.

Dalam dunia pendidikan, sebelum melakukan kegiatan satu

tahun mendatang pun terlebih dahulu membuat perencanaan

anggaran atau lebih dikenal dengan RAPBS (Rencana Anggaran

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

58

Pendapatan dan Belanja sekolah). Dalam melakukan perencanaan

keuangan sekolah hendaklah dilakukan identifikasi dan analisis

faktor yang mempengaruhi terhadap perencanaan keuangan

sekolah yang meliputi; penyusunan anggaran, strategi anggaran,

sumber pendanaan sekolah, pengeluaran sekolah dan mancari

sumber dana lain. Keuangan sekolah merupakan salah satu faktor

penting keberhasilan penyelenggaraan pendidikan, karena itu

keuangan harus dikelola oleh orang yang bertanggungjawab dan

dapat dipercaya.

RAPBS ini menjabarkan program serta biaya yang

dibutuhkan untuk satu tahun ajaran mendatang sebagai acuan dan

pengendalian dalam penggunaan dana sekolah. Perencanaan ini

dilakukan pada tiap awal tahun ajaran dengan melibatkan pihak

sekolah yang terkait.

Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala sekolah, ada

beberapa hal yang menjadi pertimbangan penyusunan perencanaan

pembiayaan di SD Juara Jakarta Selatan, yaitu:

1. Kebutuhan selama satu tahun mendatang.

2. Hasil evaluasi APBS tahun sebelumnya.

3. Dana yang dialokasikan dari yayasan untuk satu tahun.95

RAPBS pada dasarnya terdiri dari dua sisi, yaitu penerimaan

dan pengeluaran. Apabila sekolah pada umumnya memiliki

perencanaan penerimaan pembiayaan pendidikan yang bersumber

dari siswa, masyarakat dan bantuan pemerintah, lain halnya dengan

SD Juara Jakarta Selatan. Sebagai sekolah swasta yang berada di

bawah naungan Rumah Zakat, tentu sumber-sumber dalam

perencanaan pembiayaan seluruhnya berasal dari lembaga zakat

tersebut tanpa bantuan dana dari pemerintah. Sayangnya, pihak

sekolah tidak mengetahui secara rinci sumber dana yang diperoleh

dari Rumah Zakat. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan

95 Rumadianto, op.cit.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

59

kepala sekolah, pada garis besarnya sumber dana tersebut berasal

dari zakat, infak, shodaqah. Sebagaimana telah dikemukakan oleh

Abuddin Nata, “bahwa sumber dana pendidikan dapat diperoleh

dari zakat, shodaqah, waqaf, dan hibah.”96 Sumber-sumber dana

tersebut menjadi pemasukan yang sangat diandalkan untuk

keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan di SD Juara Jakarta

Selatan.

Pada dasarnya, dana SD Juara Jakarta Selatan berasal dari

masyarakat yang dikelola oleh Rumah Zakat. Sebagai sebuah

lembaga pendidikan, SD Juara Jakarta Selatan belum dapat

dikatakan sebagai lembaga yang mandiri secara financial, karena

sekolah tidak mencari dana sendiri melainkan hanya menerima

dana dari yayasan kemudian menyalurkannya.

Program pembiayaan pendidikan dari pemerintah seperti

dana BOS belum dapat dimanfaatkan oleh SD Juara Jakarta

Selatan. Birokrasi yang sulit menjadi alasan mengapa sekolah tidak

mengajukan dana BOS tersebut.

Sesuatu yang berbeda dapat dijumpai di sekolah ini, yaitu

tidak diperkenankannya pihak sekolah untuk mencari sumber dana

lain. Hal ini dimaksudkan agar pihak sekolah hanya fokus pada

kegiatan mengajar saja. Kondisi seperti ini dapat memberikan

keuntungan bagi pihak sekolah untuk fokus pada pencapaian tujuan

tanpa harus memikirkan bagaimana mencari dana. Namun disisi

lain sekolah harus mampu mengelola keuangan sebaik mungkin,

agar berapapun dana yang diterima dari yayasan harus dapat

mencukupi kebutuhan sekolah. Tentunya keterbatasan dana

tersebut tidak akan mengganggu kegiatan pendidikan yang telah

direncanakan.

Apabila bersandar pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Pasal 46 ayat 1, memang dana pendidikan berasal dari tiga sumber

96 Nata, op.cit., h. 344.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

60

yaitu, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat.97

Meskipun SD Juara Jakarta Selatan hanya mengandalkan dana dari

yayasan Rumah Juara Indonesia sebagai mitra Rumah Zakat tetapi

terbukti mampu mengelola keuangan. Hal ini dapat terlihat dari

banyaknya kegiatan, seperti field trip, cooking class, pekan kreatif,

lomba siswa, dan kegiatan lainnya yang seluruhnya dibiayai oleh

sekolah. Selain itu, sekolah juga memberikan alat tulis, seragam

sekolah secara gratis serta buku paket yang dipinjamkan kepada

seluruh siswa SD Juara Jakarta Selatan. Kegiatan yang dilakukan

sekolah ini bisa jadi tidak dijumpai disemua satuan pendidikan.

Selain perencanaan sumber-sumber penerimaan oleh sekolah,

juga dilakukan perencanaan pengeluaran. Pertimbangan dalam

perencanaan pengeluaran ini didasarkan pada jumlah dana dan

program untuk meningkatkan mutu pendidikan. Perencanaan

pengeluaran SD Juara Jakarta Selatan meliputi biaya rutin dan

biaya berkala. Dalam biaya rutin tidak ada alokasi untuk komponen

gaji. Kalau dibandingkan dengan teori yang dikemukakan oleh

Nanang Fattah tentang pengeluaran disebuah lembaga pendidikan,

maka ada hal yang tidak sama dengan pengeluaran di SD Juara

Jakarta Selatan.

Pada dasarnya pengeluaran-pengeluaran sekolah dikategorikan ke dalam beberapa item, yaitu: (1) Pengeluaran untuk pelaksanaan pengajaran, (2) Pengeluaran untuk tata usaha sekolah, (3) Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, (4) Kesejahteraan pegawai, (5) Administrasi, (6) Pembinaan teknis educative, (7) Pendataan.98

b) Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah keseluruhan proses

pengelompokkan orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan

wewenang untuk menciptakan organisasi yang dapat digerakkan

97Arifin, loc. cit. 98 Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, op. cit., h. 24.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

61

sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditentukan.99

Upaya SD Juara Jakarta Selatan dalam melakukan

pengorganisasian terhadap pemasukan dan pengeluaran dana

diwujudkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Sekolah (RAPBS). Tetapi anggaran yang telah disusun oleh SD

Juara Jakarta Selatan belum memuat standar minimal yang harus

ada di dalam anggaran.

Kegiatan pengorganisasian keuangan diserahkan kepada

seorang bendahara sekolah. Bendahara sekolah tidak hanya

bertanggung jawab pada keuangan saja akan tetapi bertanggung

jawab pula terhadap kegiatan TU (Tata Usaha). Dalam pembagian

tugas oleh bendahara masih terdapat tumpang tindih, dimana

seorang bendahara yang seharusnya fokus pada masalah keuangan

tetapi harus mengurusi kegiatan tata usaha (TU).

Apabila diperhatikan struktur organisasi keuangan SD Juara

Jakarta Selatan bersifat sentralisasi pada yayasan. “Sesuai dengan

penjelasan sentralisasi yaitu proses konsentrasi wewenang dan

pengambilan keputusan pada tingkat atas suatu organisasi.”100

Pencarian sumber-sumber dana untuk SD Juara dilakukan terpusat

oleh Yayasan Rumah Juara Indonesia yang bermitra dengan

Rumah Zakat. Dalam hal ini pihak sekolah hanya menerima dana

saja, kemudian menyalurkan dana tersebut, serta membuat laporan

keuangan. Laporan keuangan tersebut diserahkan kepada pihak

yayasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Bendahara

membuat laporan keuangan secara harian, bulanan dan tahunan

untuk diserahkan kepada yayasan Rumah Juara Indonesia atas

sepengetahuan kepala sekolah.

99 Sedarmayanti, Manajemen Perkantoran, (Bandung: Mandar Maju, 2001), h. 17. 100 Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, op.cit., h. 74

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

62

c) Pelaksanaan

Pelaksanaan Anggaran adalah implementasi terhadap rencana

pembiayaan (RAPBS) yang telah disetujui oleh yayasan. Dalam

tahap ini setiap pengeluaran dan pemasukan sekolah harus

dilakukan pencatatan oleh bendahara dengan teliti. Dalam

pelaksanaan anggaran meliputi kegiatan penerimaan dan

pengeluaran.

1. Penerimaan

Dalam realisasi penerimaan dana SD Juara Jakarta Selatan

seluruhnya bersumber dari Rumah Juara Indonesia yang bermitra

dengan Rumah Zakat. Dana tersebut kemudian baru disalurkan ke

SD Juara Jakarta Selatan. Adapun penerimaan lain yang berasal

dari donatur langsung bersifat insidental yaitu hanya memberikan

sumbangan bukan dalam bentuk uang namun berupa peralatan

sekolah untuk peserta didik. Sumbangan tersebut tidak dapat

dijadikan sumber penerimaan tetap sekolah, sehingga tidak

dimasukkan dalam perencanaan penerimaan pembiayaan

pendidikan.

SD Juara Jakarta Selatan menerima dana perbulan dari

yayasan sebesar Rp. 8.000.000 diluar gaji guru dan karyawan.

Apabila dikalkulasikan selama satu tahun, dana operasional

tersebut berjumlah Rp. 96.000.000. Yayasan juga memberikan

dana berkala atau dana yang tidak rutin dikeluarkan tiap bulannya

seperti biaya pelatihan guru, seragam siswa, buku dan media,

bantuan kegiatan, set up kelas, dan sewa gedung.

Setiap dana yang masuk ke SD Juara Jakarta Selatan selalu

dilakukan pencatatan dalam file Buku Kas Harian oleh bendahara

sekolah sebagai bentuk pertanggungjawaban ke Yayasan Rumah

Juara Indonesia.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

63

2. Pengeluaran

Setelah SD Juara Jakarta Selatan menerima dana dari yayasan

berupa pendapatan rutin dan pendapatan berkala, selanjutnya dana

tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan sekolah.

Pengeluaran dana di SD Juara Jakarta Selatan meliputi pengeluaran

biaya rutin dan biaya berkala.

a) Biaya Rutin

• Telepon

• Listrik

• Sampah

• ATK

• Perawatan inventaris

• Pelatihan dan Dinas

• Lain-Lain

b) Biaya Berkala

• Pakaian seragam siswa

• Buku dan LKS

• Kesehatan

• Kegiatan periodik

• Pengadaan inventaris

d) Pengawasan

Setelah alokasi pembiayaan, maka kegiatan selanjutnya

adalah pengawasan. Pengawasan anggaran bertujuan untuk melihat

sejauh mana efektivitas dan efisiensi sumber-sumber dana yang

tersedia. Melalui pengawasan diharapkan proses penggunaan

anggaran dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah

direncanakan. Dari hasil wawancara penulis dengan kepala

sekolah, guru, dan bendahara sekolah, pengawasan yang dilakukan

oleh SD Juara Jakarta Selatan bersifat internal dan eksternal, yaitu:

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

64

a. Internal

Pengawasan internal ini dilakukan oleh kepala sekolah

sebagai pimpinan. Selaku pimpinan, kepala sekolah

melakukan manajemen terhadap pembiayaan kegiatan di

sekolah. Setiap transaksi yang dilakukan oleh bendahara

harus sepengetahuan kepala sekolah. Sebagai manajer, kepala

sekolah melakukan kegiatan pengawasan dengan melihat

laporan dan proses pemasukan dan pengeluaran dana.

b. Eksternal

Sedangkan pengawasan eksternal dilakukan oleh Yayasan

Rumah Juara Indonesia (RJI) serta Rumah Zakat.

Dalam hal ini pengawasan diwujudkan dalam bentuk laporan

tertulis dan laporan lisan. Laporan keuangan dilakukan dalam tiga

bentuk. Pertama laporan harian yang merupakan laporan

bendahara ke Rumah Juara Indonesia melalui media elektronik

seperti email terkait kondisi keuangan tiap harinya yang telah

diketahui oleh kepala sekolah. Berkas yang perlu dilampirkan

adalah file buku kas harian yang formatnya telah ditentukan oleh

yayasan. Kedua, laporan yang dibuat satu bulan sekali. Laporan

tersebut hanya berupa bukti-bukti pengeluaran atau nota selama

satu bulan beserta pembukuannya. Ketiga, pada akhir tahun

bendahara melaporkan rekapitulasi keuangan selama satu tahun.

Pembukuan keuangan SD Juara Jakarta Selatan sudah

menerapkan sistem komputerisasi sehingga tidak ada pencatatan

secara manual. Setiap transaksi berupa pemasukan dan

pengeluaran keuangan sekolah setiap harinya dicatat pada file

Buku Kas Harian. Sedang Buku Bank Harian digunakan untuk

mencatat semua uang keluar dan uang yang masuk ke Bank.

Kegiatan pengawasan pembiayaan di SD Juara Jakarta

Selatan sejauh ini sudah hampir sesuai dengan teori pengawasan,

dan telah mampu memanfaatkan perkembangan teknologi. Namun

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

65

demi kesempurnaan kegiatan pengawasan, sewaktu-waktu perlu

dilakukan kegiatan peninjauan pribadi atau inspeksi mendadak dari

yayasan ke sekolah untuk melihat kondisi di lapangan yang

sesungguhnya.

Menurut Nanang Fattah konsep dasar pengawasan adalah

untuk memantau, menilai, dan melaporkan 101 Dari pengawasan

anggaran diharapkan diketahui efektifitas dan efisiensi dana-dana

yang tersedia. Pengawasan anggaran yang dilakukan di SD Juara

Jakarta Selatan memiliki alur yang cukup efektif dengan

melakukan pelaporan rutin yang dilengkapi bukti fisik sehingga

dapat meminimalkan penyalahgunaan anggaran.

3. Kendala dalam Pelaksanaan Manajemen Pembiayaan

Pendidikan di SD Juara Jakarta Selatan Dalam proses pembiayaan pendidikan tidak terlepas dari segala

macam hambatan. Hambatan tersebut antara lain: terbatasnya anggaran

yang tersedia, penyusunan skala prioritas, biaya satuan yang berubah serta

alokasi anggaran.102

Dalam bukunya Akuntansi Pendidikan, Indra Bastian

mengungkapkan pula bahwa pendidikan di Indonesia menghadapi dilema

terbatasnya anggaran, di satu pihak, dan tuntutan peningkatan mutu di

pihak lain. Kondisi ini mengharuskan untuk mengefisienkan penggunaan

anggaran yang tersedia.”103

Hal ini dirasakan pula oleh SD Juara Jakarta Selatan. Keunggulan

SD Juara Jakarta Selatan dalam hal keuangan dibandingkan dengan

sekolah pada umumnya adalah sumber dana yang sudah jelas. Meskipun

demikian SD Juara Jakarta Selatan bukanlah lembaga yang bebas dari

segala hambatan dalam pelaksanaan keuangannya. Hambatan keuangan

101Fattah,Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan,op. cit., h. 66 102 Enoch, op. cit., h. 211. 103 Bastian, op.cit., h. 172.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

66

yang dialami oleh sekolah adalah proses pencairan dana dari yayasan

Rumah Juara Indonesia ke SD Juara Jakarta Selatan tidak jarang terlalu

dekat waktunya dengan kegiatan. Tidak hanya itu saja, biasanya anggaran

yang diajukan pihak sekolah ke yayasan tidak seluruhnya disetujui. Maka

dari itu, upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam mengatasi

keterbatasan dana adalah dengan mengajukan proposal kegiatan kepada

yayasan dan mengoptimalkan dana yang ada untuk kegiatan pendidikan.

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

67

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan uraian dan analisis data mengenai “Manajemen Pembiayaan

Pendidikan di SD Juara Kebagusan Jakarta-Selatan” yang telah dibahas, maka

pada bab ini penulis kemukakan kesimpulan dan saran-saran, sebagai berikut:

A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan manajemen pembiayaan pendidikan di SD Juara Jakarta

Selatan telah sesuai dengan teori manajemen pembiayaan yaitu meliputi;

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

2. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah

(RAPBS) SD Juara Jakarta Selatan dilakukan pada setiap awal tahun

ajaran dengan melibatkan kepala sekolah dan dewan guru.

3. Cara pengorganisasian penggalian, alokasi dana di SD Juara Jakarta

Selatan diwujudkan dalam bentuk Rencana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Sekolah (RAPBS).

4. Sumber dana SD Juara Jakarta Selatan hanya mengandalkan dana dari

yayasan Rumah Juara Indonesia yang bermitra dengan Rumah Zakat.

Seluruh dana tersebut diperoleh dari ZIS (Zakat, Infak, dan Shodaqah).

5. Di dalam RAPBS SD Juara Jakarta Selatan tidak dimasukkan komponen

gaji, karena komponen tersebut dikelola langsung oleh yayasan.

6. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan pembiayaan di SD Juara

Jakarta Selatan adalah keterbatasan dana yang diperoleh dari yayasan

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

68

namun disisi lain sekolah tidak diperbolehkan untuk mencari dana

tambahan.

B. Saran-Saran Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa saran yang dapat

dijadikan pertimbangan sekolah dalam kegiatan manajemen pembiayaan

pendidikan, yaitu sebagai berikut:

1. Sekolah seharusnya melibatkan seluruh pihak yang terkait dalam

penyusunan RAPBS, tidak hanya guru dan kepala sekolah saja.

2. Hendaknya SD Juara Jakarta Selatan memiliki sumber dana lain yang

tidak bersumber dari Rumah Zakat. Misalnya memanfaatkan sumber

dana dari pemerintah seperti dana BOS dan BOP, agar sekolah dapat

mengatasi kendala dalam keuangan sekolah.

3. Kegiatan pengawasan pembiayaan di SD Juara Jakarta Selatan,

sewaktu-waktu perlu dilakukan kegiatan inspeksi mendadak dari

yayasan ke sekolah untuk melihat kondisi di lapangan yang

sesungguhnya.

4. Membentuk komite sekolah sebagai pengawasan keuangan sekolah,

sehingga pengawasan bersifat netral karena dilakukan di luar lembaga

sekolah dan lembaga zakat.

5. Agar masyarakat kurang mampu dapat menikmati sekolah gratis

seperti SD Juara Jakarta Selatan, hendaknya ada penambahan

kuota/jumlah penerimaan peserta didik setiap tahun di SD Juara

Jakarta Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam

Undang-Undang SISDIKNAS. Jakarta: DEPAG, 2003. Arikunto, Suharsimi. Organisasi dan Administrasi: Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan. Jakarta: Rajawali Pers, Cet. II, 1993.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

69

Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga, 2006. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik.

Jakarta: Kencana, Cet. III, 2009. DEPAG RI. Al Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: PT Sygma Examedia

Arkanleema. Enoch, Jusuf . Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.

II, 1995. Fattah, Nanang. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, Cet. II, 2002. ---------------------------. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, Cet. VIII, 2008. Handoko, T. Hani. Manajemen. Yogyakarta: BPFE, Cet. XIV, 1999. Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi

Aksara, Cet. II, 2000. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “PP No. 48 Tahun 2008 tentang

Pendanaan Pendidikan”, www.dikdas.kemdikbud.go.id, 10 Januari 2014.

.---------------------,“PP No. 47 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan”, www.dikdas.kemdikbud.go.id, 10 Januari 2014.

---------------------, “Jumlah Sekolah di Indonesia”, www.dikdas.kemdikbud.go.id,

13 Januari 2014.

---------------------, “Tentang BOS”, www.bos.kemdikbud.go.id, 10 Januari 2014. Manullang, M. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia, Cet. XIII,

1992. Muhaimin. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam. Jakarta:

PT Rajagrafindo Persada, Cet. I, 2011. Muhaimin., dkk. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group, Cet. II,

2010. Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

Cet. X, 2006.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

70

Nata, Abuddin. Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Redaksi Sinar Grafika. Permendiknas 2006 tentang SI dan SKL. Jakarta: Sinar

Grafika, Cet. II, 2009. Rohiat. Manajemen Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama, Cet. II, 2009. Rukhiyat Adang., dkk. Panduan Penelitian Bagi Remaja. Jakarta: Dinas Olah

Raga dan Pemuda, Cet. III, 2003. Rumadinto, Damsir Besari. Wawancara, (Jakarta: 1 Agustus 2013). Sagala, Syaiful. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: PT

Rakasta Samasta, Cet. I, 2004. Sedarmayanti. Manajemen Perkantoran. Bandung: Mandar Maju, 2001.

Silalahi, Ulber. Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen. Bandung: Mandar Maju, Cet. II, 2002.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2008. Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama,

Cet.I, 2010. Supriadi, Dedi. Satuan Biaya pendidikan dan Menengah. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, Cet. VI, 2006. Suryanto, Joko., dkk. Efisiensi Penggunaan APBN di Daerah: Tinjauan Terhadap

Pelaksanaan BOS. Jakarta: Sekretariat Jenderal DPD, 2010. Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. Bandung:

Alfabeta, Cet. III, 2010. Usman, Husaini. Manajemen: Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara, Cet. I, 2009. Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung

Persada Press Jakarta, Cet. II, 2006. Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi

Aksara, Cet. II, 2007.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25025/3/SII... · Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 2

71