bab i pendahuluan - repo unpasrepository.unpas.ac.id/44965/3/6) bab i.pdf · 2019. 10. 1. · 1...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Usaha kuliner merupakan salah satu kegiatan usaha yang banyak dilakukan
oleh perseorangan maupun perusahaan di Kota Bandung karena berdasarkan
struktur geografis berada di ketinggian dan cuacanya yang cenderung dingin
membuat usaha kuliner selalu dicari. Selain itu produk kuliner atau makanan dan
minuman juga akan selalu dibutuhkan oleh setiap orang karena makanan dan
minuman merupakan kebutuhan pokok selain sandang dan pangan. Oleh karena itu,
para pelaku usaha kuliner belomba-lomba untuk menyusun strategi pemasaran yang
tepat untuk dapat meraih pangsa pasar. Usaha kuliner yang meliputi usaha jasa
makanan dan minuman diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Keparawisataan yang tertuang pada pasal 18
yang menyebutkan bahwa usaha jasa makanan dan minuman merupakan usaha
penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan
perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan atau penyimpanannya.
Usaha jasa makanan dan minuman tersebut meliputi : restoran, rumah makan,
restoran waralaba, bar, kafe, pusat penjualan makanan dan minuman (pujasera),
jasa boga, dan usaha jasa makanan dan minuman lainnya yang ditetapkan oleh
Walikota.
Beragamnya usaha kuliner di Kota Bandung memberikan daya tarik yang
cukup tinggi bagi para pemburu kuliner yang berada di dalam kota maupun luar
2
kota. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Ketua Jaringan Pengusaha
Nasional Jawa Barat, Iwan Gunawan yang mengatakan bahwa pertumbuhan
permintaan produk kuliner di Kota Bandung rata-rata melampaui 10% per tahun.
Tingginya pertumbuhan tersebut ditunjang oleh kuatnya brand Kota Bandung
sebagai pusat wisata kuliner (https://m.republika.co.id, diakses tanggal 19 Maret
2019 ). Perputaran pada usaha kuliner di Kota Bandung sejauh ini telah memberikan
kontribusi pada industri pariwisata daerah. Hal tersebut sejalan dengan yang
disampaikan oleh Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan Bekraf, Abdur Rohim
Boy yang mengatakan bahwa Bandung kini telah menjadi rumah bagi banyak
aktivis kreatif yang kemudian memberikan kontribusi bagi peningkatan ekonomi
kota (https://koran-jakarta.com, diakses tanggal 19 Maret 2019).
Di Kota Bandung terdapat 16 (enam belas) subsektor yang telah ditetapkan
oleh Departemen Perdagangan sebagai industri kreatif yang berkontribusi terhadap
perekonomian Kota Bandung sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun
2015 perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan
Ekonomi Kreatif. Cakupan 16 (enam belas) subsektor industri kreatif yaitu
periklanan; arsitektur; desain; fashion; film, animasi dan video; fotografi; kerajinan;
kuliner; layanan komputer dan piranti lunak; musik; pasar barang dan seni;
penerbitan dan percetakan; permainan interaktif; aplikasi dan game developer; seni
pertunjukan; televisi dan radio. Kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kota
Bandung pada tahun 2016 hingga tahun 2018 didominasi oleh 3 (tiga) subsektor
industri kreatif diantaranya yaitu yang paling mendominasi adalah industri fashion,
yang kedua yaitu industri kerajinan, dan yang ketiga yaitu industri kuliner. Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai kontribusi subsektor industri kreatif terhadap
3
perekonomian di Kota Bandung, berikut ini peneliti sajikan data kontribusi 16
(enam belas) subsektor industri kreatif terhadap perekonomian di Kota Bandung
tahun 2016 hingga tahun 2018 :
Tabel 1.1
Kontribusi Subsektor Industri Kreatif Terhadap Perekonomian
di Kota Bandung Tahun 2016-2018
No Industri
Kreatif
2016 2017 2018
Kontribusi PDB Kontribusi PDB Kontribusi PDB
1 Periklanan Rp 95.717.220.000 Rp 108.101.493.000 Rp 120.180.198.000
2 Arsitektur Rp 43.507.827.000 Rp 49.137.042.000 Rp 54.627.363.000
3 Desain Rp 93.541.829.000 Rp 105.644.641.000 Rp 117.448.830.000
4 Fashion Rp 593.462.047.000 Rp 650.709.497.000 Rp 709.523.063.000
5 Film, Animasi
dan Video Rp 1.123.981.000 Rp 1.232.404.000 Rp 1.343.794.000
6 Fotografi Rp 11.239.811.000 Rp 12.324.044.000 Rp 13.437.937.000
7 Kerajinan Rp 382.868.881.000 Rp 432.405.973.000 Rp 480.720.793.000
8 Kuliner Rp 179.836.984.000 Rp 197.184.696.000 Rp 215.006.989.000
9
Layanan
Komputer dan
Piranti Lunak
Rp 5.619.906.000 Rp 6.162.022.000 Rp 6.718.968.000
10 Musik Rp 11.239.811.000 Rp 12.324.044.000 Rp 13.437.937.000
11 Pasar dan Barang
Seni Rp 8.701.565.000 Rp 9.827.408.000 Rp 10.925.472.000
12 Penerbitan dan
Percetakan Rp 37.091.378.000 Rp 40.669.344.000 Rp 44.345.191.000
13 Permainan
Interaktif Rp 2.809.953.000 Rp 3.081.011.000 Rp 3.359.484.000
14 Aplikasi dan
Game Depelover Rp 4.495.925.000 Rp 4.929.617.000 Rp 5.375.175.000
15 Seni Pertunjukan Rp 2.360.360.000 Rp 2.588.049.000 Rp 2.821.967.000
16 Televisi dan
Radio Rp 11.239.811.000 Rp 12.324.044.000 Rp 13.437.937.000
Total Rp 1.484.857.289.000 Rp 1.648.645.329.000 Rp 1.812.711.098.000
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2019
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa seluruh sub sektor industri
kreatif memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kota Bandung dari tahun
2016 hingga tahun 2018 selalu mengalami peningkatan, hal ini membuktikan
bahwa industri kreatif di Kota Bandung mengalami perkembangan setiap tahunnya.
4
Namun dari ke enam belas subsektor industri kreatif diatas menunjukkan bahwa
industri fashion memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kota
Bandung yaitu pada tahun 2016 sebesar Rp. 593.462.047.000, pada tahun 2017
sebesar Rp. 650.709.497.000, dan pada tahun 2018 sebesar Rp. 709.523.063.000,
yang kemudian diikuti oleh industri kerajinan yang memberikan kontribusi
terhadap perekonomian Kota Bandung sebesar Rp. 382.868.881.000 pada tahun
2016, pada tahun 2017 sebesar Rp. 432.405.973.000, dan pada tahun 2018 sebesar
Rp.480.720.793.000, dan selanjutnya diikuti oleh industri kuliner yang
memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kota Bandung pada tahun 2016
sebesar Rp. 179.836.984.000, pada tahun 2017 sebesar Rp. 197.184.696.000, dan
pada tahun 2018 sebesar Rp. 215.006.989.000. Dari data tersebut menunjukkan
bahwa industri fashion, industri kerajinan dan industri kuliner sama-sama memiliki
potensi yang besar untuk berkembang di Kota Bandung. Walaupun industri kuliner
masih kalah dari industri fashion dan industri kerajinan dalam memberikan
kontribusi terhadap perekonomian Kota Bandung, namun industri kuliner tetap
memberikan peluang bagi para pelaku usaha di bidang kuliner, mengingat Kota
Bandung terkenal dengan wisata kuliner yang beragam mulai dari restoran, rumah
makan, restoran waralaba, kafe, bar hingga jasa boga, sehingga situasi tersebut
sangat tepat dijadikan peluang untuk memperoleh laba usaha yang besar dan
memenangkan pangsa pasar di bidang kuliner. Maka dari itu, persaingan usaha
kuliner yang terjadi sangatlah ketat sehingga menuntut para setiap pelaku usaha
kuliner untuk dapat berfikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan
diferensiasi, keunikan serta keunggulan bagi perusahaannya. Hal ini sejalan dengan
yang disampaikan oleh Vino G Bastian yang menyatakan bahwa produk kuliner
5
akan mampu bertahan di pasaran bahkan bukan tidak mungkin menjadi pemimpin
pasar jika produknya memiliki keunikan (https://m.republika.co.id, diakses tanggal
19 Maret 2019).
Usaha kuliner menjadi salah satu bidang usaha yang memiliki peluang besar
di Kota Bandung, maka dari itu banyak pelaku usaha yang berupaya
mengembangkan usaha kuliner seperti dengan mendirikan restoran, rumah makan,
restoran waralaba, kafe, pujasera, bar dan jasa boga seperti yang disebutkan dalam
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Kepariwisataan pada pasal 18 ayat 2. Para pelaku usaha kuliner harus memiki
konsep yang menarik untuk membuat konsumen mendatangi tempat usahanya
sebagai upaya kebutuhan dan keinginan konsumen serta dapat menghasilkan laba
bagi perusahaan. Demikian juga di Kota Bandung yang kini banyak yang membuka
usaha dengan memanfaatkan usaha kuliner ini. Hal tersebut ditunjukkan oleh data
perkembangan usaha dari setiap jenis industri kuliner di Kota Bandung dari tahun
2016 hingga 2018 sebagai berikut :
Tabel 1.2
Jenis Industri Kuliner di Kota Bandung Tahun 2016-2018
No Jenis Industri
Kuliner
Tahun
2016 2017 2018
1 Restoran 127 155 197
2 Rumah Makan 93 126 140
3 Restoran Waralaba 68 77 89
4 Kafe 267 339 394
5 Pujasera 42 59 65
6 Bar 13 32 45
7 Jasa Boga 18 26 32
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2019
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa setiap jenis industri kuliner di
Kota Bandung dari tahun 2016 hingga tahun 2018 selalu mengalami peningkatan,
6
hal ini membuktikan bahwa industri kuliner di Kota Bandung mengalami
perkembangan dari tahun ke tahunnya. Namun pada jenis industri kuliner diatas
menunjukkan bahwa industri kuliner kafe memiliki jumlah yang paling banyak
dibandingkan dengan industri kuliner lainnya. Dari data diatas menunjukkan bahwa
industri kuliner restoran masih kalah berkembang dari industri kuliner kafe. Para
pelaku usaha kuliner restoran harus berupaya untuk memberikan sentuhan inovasi
yang berbeda dan memiliki ciri khas untuk dapat bersaing dengan usaha kuliner
lainnya dalam memberikan daya tarik kepada konsumen dan memenangkan pangsa
pasar serta mengoptimalkan profit perusahaan.
Pada blog Nourva Vidya (https://www.zetizen.com, diakses tanggal 19
Maret 2019) menjelaskan mengenai restoran sebagai tempat makan yang memiliki
aturan dan standar tertentu. Misalnya standar kualitas menu, standar pelayanan,
standar penampilan karyawan dan lain-lain. Rumah makan biasanya dikelola dan
dimiliki oleh sebuah keluarga, sehingga tidak dikelola secara profesional, serta
tidak ada sistem manajemen dan aturan-aturan baku yang mengikat. Selanjutnya
kafe identik dengan tempat minum kopi dan menu yang ditawarkan berupa
makanan kecil sebagai pendamping kopi. Maka dari itu, kafe sangat cocok untuk
dijadikan tempat nongkrong.
Restoran waralaba adalah restoran yang berjalan antara pemilik merek
dengan pemodal, pemilik merek memberikan hak menjalankan usahanya termasuk
penggunaan mereknya kepada pemodal sesuai dengan ketentuan yang telah
disepakati bersama Pujasera adalah suatu tempat yang berisikan banyak gerai yang
menawarkan aneka ragam kuliner, baik itu makanan ataupun minuman
(https://infopeluangusaha.org/, diakses tanggal 19 Maret 2019).
7
Bar adalah setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya
menghidangkan minuman, baik minuman yang mengandung alkholol maupun
tidak, untuk umum ditempat usahanya (https://barthaisite.wordpress.com, diakses
tanggal 19 Maret 2019). Dan jasa boga adalah usaha pengelolaan makanan yang
disajikan diluar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan
ataupun badan usaha (https://kotabogor.go.id, diakses tanggal 19 Maret 2019).
Restoran pada mulanya hanya menyediakan tempat untuk menikmati
makanan dan minuman saja, akan tetapi seiring dengan meningkatnya pertumbuhan
restoran di Kota Bandung kini restoran juga menyediakan menu lain seperti kopi
dan dessert dengan suasana yang santai, tempat yang nyaman dan dilengkapi
dengan musik baik lewat pemutar musik ataupun live music, desain interior yang
khas, pelayanan yang ramah serta adapun beberapa yang menyediakan internet. Hal
tersebut dilakukan untuk dapat menarik perhatian konsumen untuk berkunjung
hingga melakukan pembelian dan memenangkan pangsa pasar. Dengan semakin
berkembangnya teknologi informasi, kini masyarakat untuk mencari dan
menentukan lokasi atau tempat makan sangat mudah dilakukan, salah satunya dapat
dilakukan dengan melakukan pencarian (searching) melalui media internet.
Berikut ini adalah daftar restoran di Kota Bandung beserta ulasan dan
ratingnya berdasarkan situs https://zomato.com. Adapun rating yang didapat oleh
restoran ini diukur berdasarkan empat variabel utama dari ulasan pengunjung, yaitu
food (tingkat kualitas hidangan yang ditawarkan), service (tingkat pelayanan yang
diberikan), price (nilai dari hidangan dengan harga yang harus dibayarkan), dan
store atmosphere (suasana tempat yang dirasakan). Berikut ini peneliti sajikan
penilaian konsumen dari beberapa restoran yang ada di Kota Bandung :
8
Tabel 1.3
Daftar Restoran Beserta Ratingnya di Kota Bandung
No Nama Restoran Ulasan Rating
1 Gormeteria 676 4,7
2 Miss Bee Provide 535 4,7
3 Hummingbird Eatery 291 4,5
4 Kalpa Tree 518 4,4
5 Shabu Kojo 333 4,3
6 The Restaurant Padma 67 4,3
7 Karnivor 353 4,2
8 Please Please Please Cafe And
Resto 345 4,1
9 Kampung Daun 167 4,1
10 Dakken Restaurant 150 4,0
11 Cocorico 152 4,0
12 Skyline Best View Resto 219 4,0
13 Raja Rasa 62 4,0
14 Atmosphere Resort 101 3,9
15 Foodbar and Coffee Restaurant 60 3,0
Sumber : https://zomato.com diakses taggal 19 Maret 2019
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa Geometeria mendapatkan rating
tertinggi yaitu 4,7/5 dari 676 ulasan, sedangkan Foodbar and Coffee Restaurant
mendapatkan rating terendah yaitu 3,0/5 dari 60 ulasan. Hal tersebut menandakan
adanya masalah pada Foodbar and Coffee Restaurant, maka dari itu peneliti
memilih Foodbar and Coffee Restaurant sebagai lokasi penelitian. Penelti
beranggapan bahwa dengan semakin sedikitnya ulasan yang diberikan oleh
pengunjung maka menunjukkan sedikitnya konsumen yang mengunjungi restoran
tersebut. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jumlah konsumen Foodbar and
Coffee Restaurant setiap bulannya, peneliti melakukan wawancara dengan manajer
restoran. Pada halaman selanjutnya peneliti sajikan data jumlah konsumen Foobar
and Coffee Restaurant dari bulan Januari - Desember 2018 sebagai berikut.
9
Tabel 1.4
Jumlah Konsumen Foodbar and Coffee Restaurant Tahun 2018
Bulan Jumlah Pengunjung Keterangan
Januari 815
Februari 927 (+) 112
Maret 880 (-) 47
April 840 (-) 40
Mei 1.256 (+) 416
Juni 1.487 (+) 231
Juli 960 (-) 527
Agustus 1.108 (+) 148
September 920 (-) 188
Oktober 760 (-) 160
November 718 (-) 42
Desember 640 (-) 78
Total 11.311
Sumber : Foodbar and Coffee Restaurant, 2019
Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa Foodbar and Coffee Restaurant
pada tahun 2018 memiliki total konsumen sebanyak 11.311 orang dan setiap
bulannya memiliki jumlah konsumen yang sangat fluktuatif. Terhitung dari bulan
januari ke februari, bulan april hingga juni dan bulan juli ke agustus mengalami
peningkatan, namun pada bulan februari hingga april, bulan juni ke juli dan bulan
agustus hingga desember mengalami penurunan. Dari data diatas menunjukkan
bahwa bulan desember merupakan jumlah konsumen terendah di Foodbar and
Coffee Restaurant pada tahun 2018 dengan jumlah konsumen 640 orang. Hal ini
terbukti bahwa dari dampak pesatnya pertumbuhan pesaing berpengaruh secara
langsung terhadap rendahnya jumlah pengunjung hingga penurunan hasil penjualan
pada Foodbar and Coffee Restaurant. Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan kondisi
hasil penjualan pada Foodbar and Coffee Restaurant di halaman selanjutnya.
10
Gambar 1.1
Perbandingan Target Penjualan dan Hasil Penjualan
yang Diperoleh Foodbar and Coffee Restaurant Tahun 2018
Sumber : Foodbar and Coffee Restaurant , 2019
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa terdapat perbandingan antara
target penjualan dengan hasil penjualan yang diperoleh Foodbar and Coffee
Restaurant dari bulan januari sampai bulan desember tahun 2018. Target penjualan
yang ditetapkan Foodbar and Coffee Restaurant yaitu sebesar Rp. 150.000.000,-
setiap bulannya. Gambar diatas menunjukkan bahwa penjualan pada Foodbar and
Coffee Restaurant cenderung mengalami penurunan. Namun terlihat pada bulan
januari ke februari, bulan april hingga juni dan bulan juli ke agustus mengalami
peningkatan bahkan pada bulan mei, juni dan agustus melebihi target penjualan.
Berkenaan dengan hal tersebut terlihat pula bahwa pada bulan februari hingga april,
bulan juni ke juli dan bulan agustus hingga desember penjualan Foodbar and Coffee
Restaurant pun mengalami penurunan. Bahkan bulan januari hingga april, bulan
juli, dan bulan september hingga desember tidak mencapai target penjualan
sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat masalah pada Foodbar and
Coffee Restaurant ini. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
Rp-
Rp50,000,000
Rp100,000,000
Rp150,000,000
Rp200,000,000
Rp250,000,000
Hasil Penjualan Target Penjualan
11
penurunan pendapatan Foodbar and Coffee Restaurant, peneliti melakukan
penelitian pendahuluan pada tanggal 14 januari sampai dengan 30 Januari 2019 di
Foodbar and Coffee Restaurant dengan menyebarkan kuesioner kepada 30 (tiga
puluh) responden yang merupakan konsumen dari Foodbar and Coffee Restaurant.
Berikut ini hasil penelitian pendahuluan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi penuruan penjualan pada Foodbar and Coffee Restaurant :
Tabel 1.5
Hasil Penelitian Pendahuluan Mengenai Penuruan Penjualan
Pada Foodbar and Coffee Restaurant
No Variabel Pernyataan
Jawaban Rata-
Rata Kriteria SS
(5)
S
(4)
KS
(3)
TS
(2)
STS
(1)
1. Kepuasaan
Konsumen
Pelayanan yang
diberikan di
FB&CO
memuaskan
2 14 13 1 0 3,567 Baik
Produk yang
ditawarkan di
FB&CO
memuaskan
1 17 9 2 1 3,5 Baik
2. Keputusan
Pembelian
Makanan dan
minuman yang
ditawarkan FB &
CO sesuai
kebutuhan
konsumen
2 9 12 3 4 3,067 Kurang
Baik
Pembelian
dilakukan oleh
konsumen
berdasarkan
kepercayaan
terhadap produk
FB & CO
1 12 11 4 2 3,2 Kurang
Baik
Pembelian
dilakukan
konsumen
berdasarkan harga
di FB & CO yang
murah
3 8 11 5 3 3,1 Kurang
Baik
Pembelian
dilakukan oleh
konsumen satu kali
dalam seminggu di
FB & CO
0 9 12 6 3 2,9 Kurang
Baik
12
No Variabel Pernyataan
Jawaban Rata-
Rata Kriteria SS
(5)
S
(4)
KS
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Pembelian
dilakukan oleh
konsumen FB &
CO lebih dari satu
menu
2 11 16 1 0 3,466 Baik
Tekonologi yang
digunakan dalam
melakukan
pembayaran di FB
& CO sangat baik
1 17 9 2 1 3,5 Baik
3. Loyalitas
Melakukan
pembelian ulang di
FB&CO
4
15
11
0 0 3,76 Baik
Merekomendasikan
FB&CO kepada
teman dan keluarga
8
16
8
0 0 4,26 Sangat
Baik
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2019
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan pada Tabel 1.5 di atas, dapat
dilihat dari hasil penelitian pendahuluan pada konsumen Foodbar and Coffee
Restaurant dari pernyataan mengenai kepuasaan konsumen, keputusan pembelian,
dan loyalitas. Hasil penelitian pendahuluan yang diberi tanda dengan warna kuning
diindikasikan yang bermasalah. Tabel tersebut menyimpulkan bahwa terdapat
permasalahan pada variabel keputusan pembelian (purchase decision) Foodbar and
Coffee Restaurant yang ditunjukkan melalui pernyataan “Makanan dan minuman
yang ditawarkan FB & CO sesuai kebutuhan konsumen” yang memperoleh nilai
rata-rata 3,067 dikategorikan memiliki kriteria kurang baik, selanjutnya pada
pernyataan “Pembelian dilakukan oleh konsumen berdasarkan kepercayaan
terhadap produk FB & CO” yang memperoleh nilai rata-rata 3,2 dikategorikan
memiiki kriteria kurang baik, kemudian pada pernyataan “Pembelian dilakukan
konsumen berdasarkan harga di FB & CO yang murah” yang memperoleh nilai
rata-rata 3,1 dikategorikan memiliki kriteria kurang baik, dan pada pernyataan
13
“Pembelian dilakukan oleh konsumen satu kali dalam seminggu di FB & CO” yang
memperoleh nilai rata-rata 2,9 dikategorikan memiliki kriteria kurang baik. Hasil
penelitian pendahuluan tersebut menjadikan Foodbar and Coffee Restaurant perlu
mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembeliannya. Pendapatan yang tidak stabil mencerminkan terjadinya volume
penjualan yang tidak stabil pula. Volume penjualan yang tidak stabil biasanya
menunjukkan lemahnya hasrat beli konsumen. Hal tersebut selaras dengan
pendapat Fandy Tjiptono (2014:5) yang menyatakan bahwa “volume penjualan
yang menurun diindikasikan terdapat keputusan pembelian konsumen yang
rendah”.
Keputusan pembelian (purchase decision) merupakan hal yang sangat
penting dalam kegiatan pemasaran, keputusan pembelian yang dilakukan oleh
konsumen pun tidak terlepas dari perilaku konsumennya itu sendiri sehingga setiap
konsumen memiliki kebiasaan yang berbeda dalam melakukan keputusan
pembeliannya. Philip Kotler dan Gary Armstrong yang dialih bahasakan oleh Bob
Sabran (2014:188) menjelaskan mengenai teori tentang konsumen dalam
melakukan keputusan pembeliannya, yang dimana teori tersebut menjelaskan
bahwa suatu keputusan konsumen dalam memutuskan melakukan pembelian
meliputi 6 (enam) sub keputusan yang diantaranya meliputi pemilihan produk,
pemilihan merek, pemilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian, serta
metode pembayaran yang digunakan dalam pembelian tersebut. Hal ini berarti
konsumen dalam melakukan keputusan pembeliannya didasari akan produk,
apakah produk yang ditawarkan menarik dan sesuai kebutuhan sehingga konsumen
melakukan keputusan pembelian pada perusahaan atau tidak. Oleh karena itu
14
perusahaan harus menciptakan produk yang beragam dan tentunya memiliki
kualitas yang baik. Setelah menentukan produknya biasanya konsumen
mempertimbangkan akan melakukan pembelian produk yang telah dipilih tersebut.
Mengingat konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian dihadapkan pada
berbagai pilihan alternatif baik pilihan merek, pilihan penyalur, kapan mereka akan
melakukan pembelian, berapa banyak yang akan dibeli, dan metode pembayaranya
yang digunakan dalam pembeliannya mudah atau tidak.
Pertimbangan mengenai pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur dan
waktu pembelianlah yang mengindikasikan meningkat atau menurunnya keputusan
pembelian pada Foodbar and Coffee Restaurant. Seiring dengan banyaknya usaha
restoran tentunya menjadikan terdapat beberapa pilihan alternatif dari proses
keputusan pembelian konsumen. Ketika konsumen telah melakukan keputusan
pembeliannya pada salah satu produk yang telah mereka pertimbangkan dari sekian
produk yang mana produk yang dipilih tersebut tentunya telah dipertimbangkan
dari berbagai produk yang ada diusaha restoran lainnya. Hal tersebut merupakan
kesempatan bagi para pelaku usaha untuk bersaing guna dapat menjadi nilai tambah
bagi konsumen untuk memilih dan menentukan pembeliannya untuk dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Tidak mudah bagi usaha restoran
seperti Foodbar and Coffee Restaurant bersaing ditengah banyaknya usaha sejenis
dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Maka dari itu Foodbar and Coffee
Restaurant harus lebih memperhatikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
konsumen agar dapat memenuhi hal tersebut.
Keputusan pembelian (purchase decision) secara umum adalah suatu proses
pemilihan salah satu alternatif dari beberapa alternatif yang tersedia. Sejalan dengan
15
hal tersebut pilihan terbaik individu untuk melakukan keputusan pembelian juga
memiliki arti yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan, karena keputusan
pembelian berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup dan masa depan
perusahaan. Adanya keputusan pembelian (purchase decision) juga menjadikan
perusahaan dapat mengetahui seberapa besar ketertarikan konsumen pada produk
yang ditawarkan. Keputusan pembelian dalam hal ini belum tentu menjadi satu-
satunya masalah dari turunnya hasil penjualan pada Foodbar and Coffee
Restaurant, melainkan ada pula beberapa faktor lain yang memberikan dampak
yang tidak baik bagi perusahaan.
Berdasarkan fenomena yang telah peneliti uraikan, peneliti melakukan
penelitian pendahuluan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keputusan pembelian di Foodbar and Coffee Restaurant, hal ini ditujukan untuk
mengetahui permasalahan lain dari turunnya hasil penjualan di Foodbar and Coffee
Restaurant. Rambat Lopiyoadi (2015:58) menyatakan bahwa “faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian adalah bauran pemasaran itu sendiri”. Seperti
diketahui bahwa bauran pemasaran ada dua yaitu bauran pemasaran produk dan
bauran pemasaran jasa. Namun pada penelitian ini peneliti menggunakan bauran
pemasaran jasa yang terdiri dari produk (product), harga (price), lokasi/tempat
(place), promosi (promotion), orang/sumber daya manusia (people), proses
(process), dan bukti fisik (physical evidence).
Berkenaan dengan fenomena yang telah dipaparkan diatas dan teori yang
dijelaskan oleh Rambat Lupiyoadi tersebut, maka dari itu peneliti juga telah
melakukan penelitian pendahuluan pada tanggal 14 januari sampai dengan 30
Januari 2019 di Foodbar and Coffee Restaurant kepada 30 (tiga puluh) responden
16
yang merupakan konsumen Foodbar and Coffee Restaurant mengenai faktor-
faktor yang menyebabkan rendahnya keputusan pembelian (purchase decision)
yang berakibat pada turunnya hasil penjualan di Foodbar and Coffee Restaurant .
Berikut ini peneliti akan menyajikan hasil penelitian pendahuluan mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian (purchase decision) dari bauran
pemasaran jasa di Foodbar and Coffee Restaurant :
Tabel 1.6
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Purchase
Decision) dari Bauran Pemasaran Jasa di Foodbar and Coffee Restaurant
No Variabel Pernyataan
Jawaban Rata-
Rata Kriteria
SS
(5)
S
(4)
KS
(3)
TS
(2)
STS
(1)
1
Produk
Makanan dan
minuman yang
ditawarkan FB & CO
lebih beragam
daripada restoran lain
2 12 10 3 3 3,233 Kurang
Baik
2
FB & CO
menawarkan banyak
jenis varian yang
beragam dari
masing-masing
produknya
2 10 9 6 3 3,0667 Kurang
Baik
3
Makanan dan
minuman yang
ditawarkan FB & CO
memiliki jumlah
yang banyak
1 17 9 2 1 3,5 Baik
4
Makanan dan
minuman yang
diinginkan konsumen
mudah didapatkan di
FB & CO
3 8 11 5 3 3,1 Kurang
Baik
5
Harga
Daftar harga yang
ditawarkan FB & CO
sangat terjangkau
2 16 8 3 1 3,5 Baik
6
Harga yang
ditawarkan FB & CO
lebih terjangkau
dibanding pesaing
3 15 9 2 1 3,5667 Baik
7
Harga yang
ditawarkan FB & CO
sesuai dengan
kualitasnya
4 19 6 0 1 3,8333 Baik
17
No Variabel Pernyataan
Jawaban Rata-
Rata Kriteria
SS
(5)
S
(4)
KS
(3)
TS
(2)
STS
(1)
8
Promosi
FB & CO
memberikan
potongan harga atau
pemberian diskon
belanja pada periode
tertentu
5 16 7 1 1 3,7667 Baik
9
Tersedianya paket
makanan dan
minuman yang
terjangkau
3 15 10 2 0 3,6333 Baik
10
Promosi yang
dilakukan FB & CO
melalui brosur dan
media sosial
(Facebook &
Instagram) sangat
menarik perhatian
anda
4 17 8 1 0 3,8 Baik
11
Tempat
Lokasi FB & CO
mudah ditemukan 5 12 9 3 1 3,5667 Baik
12 FB & CO memiliki
lokasi yang strategis 8 10 12 0 0 3,8667 Baik
13 Lokasi FB & CO
mudah dijangkau 6 14 9 1 0 3,8333 Baik
14
Orang
Karyawan FB & CO
selalu berpenampilan
rapih dan menarik
1 20 6 2 1 3,6 Baik
15
Karyawan FB & CO
memberikan
perhatian secara
penuh dalam
melayani konsumen
2 8 12 5 3 3,0333 Kurang
Baik
16
Karyawan FB & CO
memberikan
pelayanan dengan
cepat terhadap
konsumen
0 9 12 6 3 2,9 Kurang
Baik
17
Karyawan FB & CO
mengantarkan
makanan dan
minuman sesuai yang
dipesan konsumen
3 14 13 0 0 3,6667 Baik
18
Karyawan FB & CO
sangat ramah dan
sopan dalam
melayani konsumen
1 12 11 4 2 3,2 Kurang
Baik
19 Proses Proses memesan
makanan dan 3 18 8 1 0 3,7667 Baik
18
No Variabel Pernyataan
Jawaban Rata-
Rata Kriteria
SS
(5)
S
(4)
KS
(3)
TS
(2)
STS
(1)
minuman di FB &
CO sangat mudah
20
Waktu penyajian
makanan dan
minuman dilakukan
sangat cepat
0 21 5 4 0 3,5667 Baik
21
Bukti
Fisik
Fasilitas (meja, kursi
dan pendukung
lainnya) yang
tersedia di FB & CO
sangat baik
3 18 7 1 1 3,7 Baik
22 Penataan ruangan di
FB & CO sangat baik 2 15 11 2 0 3,5667 Baik
23
FB & CO
menyediakan tempat
parkir yang luas
2 14 13 1 0 3,5667 Baik
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2019
Tabel 1.6 merupakan hasil penelitian pendahuluan mengenai bauran
pemasaran jasa di Foodbar and Coffee Restaurant. Hasil penelitian pendahuluan
yang diberi tanda dengan warna kuning diindikasikan yang paling bermasalah.
Tabel tersebut menyimpulkan bahwa terdapat permasalahan pada variabel produk
Foodbar and Coffee Restaurant yang ditunjukkan melalui pernyataan “makanan
dan minuman yang ditawarkan FB & CO sangat beragam daripada restoran lain”
yang memperoleh nilai rata-rata 3,233 dikategorikan memiliki kriteria kurang baik,
kemudian pernyataan “FB & CO menawarkan banyak jenis varian yang beragam
dari masing-masing produknya” yang memperoleh nilai rata-rata 3,0667
dikategorikan memiliki kriteria kurang baik, dan pernyataan “makanan dan
minuman yang diinginkan konsumen mudah didapatkan di FB & CO” yang
memperoleh nilai rata-rata 3,1 dikategorikan memiliki kriteria kurang baik. Selain
itu, terdapat juga masalah pada variabel orang (people) Foodbar and Coffee
Restaurant yang ditunjukkan melalui pernyataan “Karyawan FB & CO
19
memberikan perhatian secara penuh dalam melayani konsumen” yang
memperolehnilai rata-rata 3,033 dikategorikan memiliki kriteria kurang baik,
kemudian pada pernyataan “karyawan FB & CO memberikan pelayanan dengan
cepat terhadap konsumen” yang memperoleh nilai rata-rata 2,9 dikategorikan
memiliki kriteria kurang baik, dan juga pada pernyataan “karyawan FB & CO
sangat ramah dan sopan dalam melayani konsumen” yang memperoleh nilai rata-
rata 3,2 dikategorikan memiliki kriteria kurang baik. Dengan data yang telah
dikumpulkan oleh peneliti dalam penelitian pendahuluan dapat disimpulkan bahwa
keragaman produk (product assortment) dan kualitas pelayanan (service quality)
memiliki kemungkinan yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian (purchase
decision) konsumen pada Foodbar and Coffee Restaurant.
Hasil penelitian pendahuluan diatas mengindikasikan bahwa konsumen
menilai keragaman produk (product assortment) yang dimiliki Foodbar and Coffee
Restaurant belum sesuai dengan keinginan konsumen dan kualitas pelayanan
(service quality) pada Foodbar and Coffee Restaurant belum sesuai dengan harapan
yang ada dibenak konsumen. Hal tersebut mengakibatkan keputusan konsumen
untuk melakukan pembelian produk di Foodbar and Coffee Restaurant menurun
yang berpengaruh terhadap penurunan penjualan. Responden mengeluhkan
keragaman produk yang dimiliki Foodbar and Coffee Restaurant saat ini kurang
menarik perhatian konsumen karena masih minimnya pilihan menu makanan berat,
hal ini dapat mengakibatkan mempengaruhi proses keputusan pembelian.
Responden juga berpendapat kualitas pelayanan yang diberikan dirasa kurang baik.
Salah satu cara yang mampu untuk memikat konsumen melakukan keputusan
pembelian adalah dengan memberikan konsumen berbagai macam keragaman
20
produk yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Keragaman
produk bisa dilakukan dengan menambah produk yang berbeda dari para pesaing
atau memberikan berbagai inovasi dalam produk yang dihasilkan. Hal tersebut
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Farli Liwe (2013) dengan judul
penelitian Kesadaran Merek, Keragaman Produk, dan Kualitas Produk
Pengaruhnya Terhadap Pengambilan Keputusan Konsumen Membeli Di Kentucky
Fried Chicken Manado dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa
keragaman produk berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan
konsumen yang membeli di KFC MTC Manado.
Hasil penelitian pendahuluan juga menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
di Foodbar and Coffee Restaurant bermasalah. Untuk restoran sangat dibutuhkan
kualitas pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen hal tersebut
dikarenakan kualitas pelayanan memiliki peran untuk mengarahkan konsumen agar
nyaman dan tertarik untuk memutuskan membeli produk tersebut sehingga
konsumen merasa nyaman melakukan pembelian di restoran tersebut dan tidak
pindah ke restoran yang lain. Kualitas pelayanan merupakan upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam
mengimbangi harapan konsumen. Pada dasarnya setiap orang yang menggunakan
layanan cenderung mengharapkan adanya suatu pelayanan yang baik dan akan
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Namun apabila kualitas
pelayanan yang diberikannya tidak sesuai dengan harapan konsumen maka akan
berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian. Hal tersebut diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan oleh Alfredo Dwitama Soenawan dan Edward Stephen
Malonda (2014) dengan judul penelitian Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas
21
Pelayanan dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen D’stupid Baker
Spazio Graha Family Surabaya dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan
bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen D'Stupid Baker Surabaya.
Berdasarkan fenomena yang terjadi saat ini dan masalah yang peneliti
temukan setelah melakukan penelitian pendahuluan, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dan menjadikan permasalahan yang terjadi sebagai topik
penelitian dengan mengangkat judul “Pengaruh Keragaman Produk dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada Konsumen
Foodbar and Coffee Restaurant Jl. Aria Jipang No.1-3 Bandung).
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian
Penelitian pada dasarnya dilakukan untuk memperoleh data yang digunakan
untuk memecahkan masalah, maka dari itu setiap penelitian yang dilakukan dimulai
dengan adanya masalah. Dalam sebuah penelitian dibutuhkan adanya identifikasi
masalah untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti. Identifikasi masalah
merupakan proses pengkajian dari permasalahan-permasalahan yang akan diteliti,
sedangkan rumusan masalah menggambarkan permasalahan yang tercakup didalam
penelitian terhadap variabel keragaman produk, kualitas pelayanan, dan keputusan
pembelian. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka
peneliti dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah dalam penelitian ini.
1.2.1 Identifikasi Masalah Penelitian
Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah peneliti paparkan, maka
22
peneliti mengidentifikasikan masalah yang terjadi pada Foodbar and Coffee
Restaurant adalah sebagai berikut :
1. Industri kuliner masih kalah berkembang dari industri fashion dan industri
kerajinan
2. Restoran kalah bersaing dengan cafe di Kota Bandung
3. Foodbar and Coffee Restaurant menduduki posisi rating terendah
4. Jumlah konsumen Foodbar and Coffee Restaurant pada tahun 2018 cenderung
mengalami penurunan
5. Hasil penjualan Foodbar and Coffee Restaurant selama tahun 2018 cenderung
mengalami penurunan
6. Tidak tercapainya target penjualan Foodbar and Coffee Restaurant setiap
bulannya kecuali bulan Mei, Juni, dan Agustus
7. Kurangnya pembelian berdasarkan makanan dan minuman yang ditawarkan
Foodbar and Coffee Restaurant sesuai kebutuhan konsumen
8. Kurangnya pembelian berdasarkan popularitas Foodbar and Coffee Restaurant
9. Kurangnya pembelian berdasarkan harga di Foodbar and Coffee Restaurant
yang murah
10. Kurangnya pembelian yang dilakukan satu kali seminggu di Foodbar and
Coffee Restaurant
11. Kurang beragamnya makanan dan minuman yang ditawarkan Foodbar and
Coffee Restaurant
12. Kurang beragamnya jenis varian dari masing-masing produk yang ditawarkan
Foodbar and Coffee Restaurant
13. Tidak semua makanan dan minuman yang diinginkan oleh konsumen tersedia
23
di Foodbar and Coffee Restaurant
14. Kurangnya perhatian yang diberikan karyawan Foodbar and Coffee Restaurant
dalam melayani konsumen
15. Rendahnya tingkat kecepatan yang diberikan karyawan Foodbar and Coffee
Restaurant dalam memberikan pelayanan kepada konsumen
16. Kurangnya keramahan dan kesopanan karyawan Foodbar and Coffee
Restaurant dalam memberikan pelayanan kepada konsumen
1.2.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah
peneliti paparkan maka permasalahan sebenarnya yang ingin diteliti adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai keragaman produk di Foodbar and
Coffee Restaurant.
2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai kualitas pelayanan di Foodbar and
Coffee Restaurant.
3. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai keputusan pembelian di Foodbar
and Coffee Restaurant.
4. Seberapa besar pengaruh keragaman produk dan kualitas pelayanan terhadap
keputusan pembelian di Foodbar and Coffee Restaurant secara simultan dan
parsial.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti paparkan maka peneliti
menekankan hasil yang akan dicapai pada tujuan penelitian ini yaitu untuk
24
mengetahui dan menganalisis :
1. Tanggapan konsumen mengenai keragaman produk di Foodbar and Coffee
Restaurant.
2. Tanggapan konsumen mengenai kualitas pelayanan di Foodbar and Coffee
Restaurant.
3. Tanggapan konsumen mengenai keputusan pembelian yang dilakukan oleh
konsumen di Foodbar and Coffee Restaurant.
4. Besarnya pengaruh keragaman produk dan kualitas pelayanan terhadap
keputusan pembelian di Foodbar and Coffee Restaurant secara simultan dan
parsial.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi kegunaan teoritis
dan kegunaan praktis. Kegunaan teoritis menunjukkan bahwa hasil dari penelitian
ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
objek penelitian. Sedangkan kegunaan praktis bermanfaat untuk memecahkan
masalah praktis bagi pihak-pihak yang memerlukannya.
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran,
menambah konsep teori mengenai bidang kajian pemasaran khususnya tentang
keragaman produk dan kualitas pelayanan yang dapat mempengaruhi keputusan
pembelian.
25
1.4.2 Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Peneliti
a. Dapat mengetahui tingkat keragaman produk yang ada pada Foodbar and
Coffee Restaurant.
b. Dapat mengetahui tingkat kualitas pelayanan pada Foodbar and Coffee
Restaurant.
c. Dapat mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian pada Foodbar and Coffee Restaurant.
2. Bagi Perusahaan
a. Sebagai upaya untuk mengembangkan keragaman produk pada Foodbar
and Coffee Restaurant.
b. Sebagai upaya untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh
Foodbar and Coffee Restaurant.
c. Sebagai upaya untuk mengevaluasi dan menjadi bahan pertimbangan dalam
mengembangkan unsur-unsur yang dipilih oleh konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian pada Foodbar and Coffee Restaurant.
3. Bagi Peneliti Lain
a. Menjadi bahan atau referensi untuk mengetahui dan memahami mengenai
pengaruh keragaman produk dan kualitas pelayanan terhadap keputusan
pembelian.
b. Hasil penelitian ini dijadikan informasi yang bermanfaat untuk para
pembaca yang akan melakukan penelitian pada bidang yang sama.