3. metode penelitian 3.1 gambaran umum perusahaan 3.1.1 ... · indonesia. harga yang dipatok...
TRANSCRIPT
19
Universitas Kristen Petra
3. METODE PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Profil Libreria Eatery
Gambar 3.1 Suasana bar & kasir Libreria Eatery
Sumber : Instagram Libreria Eatery
Nama Dagang : Libreria Eatery
Alamat : Jl. Ngaggel Jaya 89-91, Surabaya
Telepon : 083876017077
Instagram : libreriaeatery
Website : www.libreriaeatery.com
Waktu Operasional Kerja: Senin - Minggu pukul 10.00 - 22.00 WIB
Libreria Eatery berasal dari kata Libreria yang diambil dari bahasa
Spanyol dengan arti bookstore (toko buku) sedangkan Eatery diambil dari bahasa
Inggris yang berarti kedai makan / restoran. Jadi Libreria Eatery adalah sebuah
kafe yang bertemakan perpustakaan dengan konsep berkesinambungan dengan
20
Universitas Kristen Petra
toko buku yaitu Toko Buku Uranus, karena salah satu owner dari Libreria Eatery
juga merupakan owner dari Toko Buku Uranus. Kafe yang bertingkat dua lantai
ini telah berjalan hampir tujuh bulan terhitung sejak 10 Oktober 2014 dan
menyediakan ruangan outdoor untuk merokok. Libreria Eatery dikelola oleh tiga
orang kepemilikan dengan spesialisasi sesuai bidangnya masing-masing yaitu
Sinta Gunawan bagian keuangan & desain, Alexander Ryan bagian marketing &
personalia dan Glorio Graciano bagian food & beverage, mereka bertiga dibantu
oleh 17 orang karyawan. Libreria Eatery menyajikan menu makanan barat dan
Indonesia. Harga yang dipatok Libreria Eatery tidak begitu mahal untuk makanan
Rp 19.000,- hingga Rp 55.000,- dan untuk minuman Rp 12.000,- hingga Rp
32.000,-. Tagline dari Libreria Eatery adalah good food, good book, good music,
karena Libreria ingin dikenal sebagai kafe yang menyediakan makanan enak,
buku bagus dan musik yang menyenangkan untuk dijadikan tempat hangout.
Libreria jarang terlihat sepi, kebanyakan yang datang ke Libreria adalah
mahasiswa, anak sekolahan, pekerja kantor, dan juga keluarga. Libreria melayani
jasa valley dan juga reservasi tempat melalui telepon untuk hari Senin-Jumat
namun untuk weekend reservasi hanya bisa dilakukan langsung datang ke Libreria
dengan membayar down payment terlebih dahulu.
3.1.2 Logo Libreria Eatery
Gambar 3.2 Logo Libreria Eatery
21
Universitas Kristen Petra
Logo Libreria Eatery dominasi warna hitam putih dan ditulis seperti
mengunakan mesin ketik kuno dengan jenis huruf konvensional, memberi arti
karena pada jaman dahulu buku pertama kali dibuat masih menggunakan mesin
ketik kuno dan tinta hitam putih. Di dalam rak terdapat buku yang sesuai tema dan
konsep Libreria Eatery.
3.1.3 Seputar Perusahaan
Sejauh ini Libreria Eatery adalah satu-satunya kafe di Surabaya yang
memiliki konsep berkesinambungan dengan toko buku. Sesuai dengan konsep dan
tema yang diangkat, desain interior Libreria Eatery diciptakan seperti tempat
membaca atau perpustakaan yaitu terdapat rak yang berisi buku-buku dari luar
maupun dalam negeri. Buku tersebut tersedia berbagai jenis seperti novel,
majalan, buku dongeng anak-anak, buku pelajaran, buku pengetahuan umum,
buku sejarah dll. Buku-buku yang tersedia tersebut telah disampul rapi, diberi
label dan nomer urut seperti layaknya di perpustakaan dan bisa dibaca ditempat
pada saat makan di Libreria, namun sayang untuk bisa meminjam buku dan
membawa pulang buku tersebut masih belum bisa dilakukan, namun dari sang
owner sedang mengusahakan untuk sampai dalam tahap itu sehingga tema dan
kesesuaian konsep semakin tercipta.
Hal itu memberikan pengalaman unik tersendiri bagi para konsumen yang
datang ke Libreria, karena belum ada kafe di Surabaya yang menyediakan buku
untuk bisa dibaca di tempat. Selain menjual berbagai makanan dan minuman,
Libreria juga menjual beberapa buku kecil yang diletakkan di dekat mesin kasir,
hal ini merupakan bukti lain dari kesesuaian tema dan konsep yang ingin
diciptakan. Dominasi warna untuk interior Libreria adalah cokelat kayu dengan
cahaya kuning terang yang memberikan kesan hangat dan nyaman berada di
dalam ruangan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Libreria, kedepannya akan
ada beberapa goal yang ingin dicapai, salah satunya Libreria akan memperluas
tempat dan terus berfokus menjalankan sinergi dengan Toko Buku Uranus yang
telah berjalan 50%. Namun sebelum mencapai goal tersebut penting bagi Libreria
untuk paham betul apa yang menjadi kelebihannya agar tidak salah langkah dalam
22
Universitas Kristen Petra
menentukan strategi. Ditambah lagi mengingat fenomena ketatnya persaingan di
dunia bisnis resto dan kafe, Libreria harus berfokus pada konsumennya sehingga
dapat bertahan di pasar persaingan dan memberikan kepuasan konsumen yang
berpotensi akan loyal terhadap Libreria.
3.1.4 Profil Produk
Gambar 3.3 Profil produk dan harga Libreria Eatery
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk menganalisa pengaruh antara
variabel store atmosphere dan kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen adalah
penelitian deskriptif kausal. Menurut Malhotra (2007) penelitian deskriptif dapat
23
Universitas Kristen Petra
digunakan untuk menggambarkan karakteristik dari suatu kelompok beserta
persepsi terhadap suatu produk dan sikapnya. Penelitian kausal digunakan untuk
memperoleh hubungan sebab akibat, sehingga manajer pemasaran dapat
melanjutkan kegiatan pengambilan keputusan berdasarkan hasil hubungan
tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan metode survey kuesioner terstruktur yang diberikan kepada sampel dari
sebuah populasi dan didesain untuk memperoleh informasi yang spesifik dari
responden (Malhotra, 2004).
3.3 Gambaran Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah gabungan seluruh elemen, yang memiliki serangkaian
karakteristik yang serupa, dan mencakup semesta untuk kepentingan
permasalahan riset pemasaran (Malholtra, 2007). Populasi dari penelitian ini
adalah orang yang menghabiskan waktu untuk makan di luar rumah dan
nongkrong, dalam hal ini pergi ke Libreria Eatery Surabaya.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian kelompok dari populasi yang dipilih untuk
berpartisipasi dalam penelitian (Malholtra, 2007). Keuntungan dalam
menggunakan sampel yaitu memudahkan peneliti, penelitian lebih efisien, lebih
teliti dan cermat dalam pengumpulan data, serta penelitian lebih efektif.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel Sugiyono (2011). Teknik ini untuk mempermudah pengambilan
sampel yang memiliki jumlah populasi tidak terdata.
Jenis non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling
di mana peneliti melakukan penilaian untuk memilih anggota populasi yang
dinilai paling tepat sesuai dengan kriteria tertentu (Simamora, 2004). Jadi
pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan dalam sampel dilakukan dengan
sengaja, ditambahkan pula sampel harus representatif atau mewakili populasi.
24
Universitas Kristen Petra
Penentuan ukuran sampel responden dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus Slovin dalam Sugiyono (2007), yaitu:
(
)
( )
( ) ( )
→dibulatkan menjadi 100
Dimana :
n = Jumlah sampel
= Angka yang menunjukkan suatu penyimpangan nilai variabel
dari
Meandihitung dalam satuan deviasi standar tertentu (1,96)
p = Probabilitas (0,5)
e = Taraf kesalahan, disarankan 10%
Jumlah sampel yang digunakan adalah 96,04 responden. Untuk
memudahkan perhitungan maka jumlah responden dibulatkan menjadi 100. Oleh
karena itu, kuesioner akan disebarkan kepada 100 responden. Peneliti
menggunakan teknik penarikan kuisioner secara personal, sehingga peneliti dapat
berhubungan langsung dengan responden dan memberikan penjelasan atas
pertanyaan yang ada.Instrumen penelitian menggunakan skala likert. Sampel pada
penelitian ini adalah pengunjung yang saat itu sedang berada di Libreria Eatery
pada saat pembagian kuisoner yaitu bulan Mei sampai awal Juni selama 5 hari
dengan 20 kuisoner setiap harinya.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer
dan data sekunder.
3.4.1 Data Primer
25
Universitas Kristen Petra
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti khusus untuk mengatasi
masalah penelitian (Malhotra, 2012), yaitu berupa angket atau kuesioner yang
disebarkan kepada para konsumen Libreria Eatery.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan untuk mendukung
penelitian (Malhotra, 2012).Data ini dapat diperoleh dari studi kepustakaan, dapat
berupa literatur atau catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.5 Metode dan Prosedur Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah metode atau cara yang digunakan dalam
mengumpulkan sumber data. Beberapa metode diantaranya adalah:
3.5.1 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan sebagai daftar penelitian dalam pembuatan analisis
teori. Studi pustaka perlu dilakukan dengan pertimbangan bahwa studi pustaka
dapat menjadi jembatan antara teori yang telah ada sebelumnya dengan temuan
yang ada di lapangan, sehingga akan membantu penulis mendalami obyek yang
akan diteliti. Penulis melakukan studi kepustakaan tersebut dengan mencari
informasi dari text book, buku populer, jurnal, cuplikan/kliping berita, kutipan
profesional, artikel dan tulisan ilmiah dari berbagai media, seperti majalah dan
internet mengenai informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.5.2 Studi Lapangan
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan secara langsung
kepada obyek yang bersangkutan. Adapun pengumpulan data di lapangan
dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada konsumen dari Libreria Eatery
untuk keperluan menganalisis secara kuantitatif. Menurut Malhotra (2012)
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan tertulis ataupun lisan kepada reponden untuk
dijawabnya.
Format kuesioner dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian (A) bersifat
umum dan berkaitan dengan data pribadi responden, sedangkan bagian (B)
merupakan pernyataan-pernyataan mengenai komponen dari faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian yang diukur dengan menggunakan skala
26
Universitas Kristen Petra
likert. Skala linkert digunakan untuk menghindari kesulitan responden dalam
menjawab kuesioner dan agar nantinya reponden memilih dengan lebih teliti.
Likert menggunakan pilihan Setuju atau Tidak Setuju atas suatu pernyataan. Cara
pengisian kuesioner adalah responden diminta untuk memberi pendapat tentang
serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang sedang diteliti dalam
bentuk nilai sebagai berikut :
1 2 3 4 5
Keterangan :
1 : Sangat tidak setuju
2 : Tidak setuju
3 : Netral
4 : Setuju
5 : Sangat setuju
3.6 Klasifikasi Variabel
Sugiyono (2012) mendefinisikan variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya.
Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi :
a. Variabel Eksogen
Disebut juga variabel bebas yang merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab atau timbulnya variabel dependen (terikat)/
endogen, (Sugiyono, 2012). Pada model SEM, variabel eksogen
ditunjukkan dengan adanya anak panah yang berasal dari variabel tersebut
menuju ke variabel endogen (Santoso, 2012).
b. Variabel Endogen
Disebut juga variabel terikat yang merupakan variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012). Pada
model SEM, variabel endogen ditunjukkan dengan adanya anak panah
menuju variabel tersebut. (Santoso, 2012).
c. Variabel Intervening
27
Universitas Kristen Petra
Menurut Sugiyono (2012) Variabel intervening adalah variabel yang
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen
menjadi hubungan yang tidak langsung dan dapat diamati dan diukur.
3.7 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari 4 variabel, yaitu:
1. Variabel eksogen / independen, yaitu Store Atmosphere (X1)
Didefinisikan suatu penciptaan suasana dengan tujuan memberikan
kenyamanan dan rasa senang pada konsumen saat melakukan transaksi
pembelian di Libreria Eatery. Dimensi dari store atmosphere adalah
sebagai berikut:
- Exterior, yaitu bagian tampak depan dari Libreria yang berfungsi
sebagai identifikasi atau tanda pengenalan. Dimensi ini dapat diukur
dalam indikator sebagai berikut.
X1.1 Papan Nama/Logo Libreria Eatery memiliki desain yang
menarik
X1.2 Akses pintu keluar/masuk Libreria Eatery berfungsi dengan
baik
X1.3 Libreria Eatery memiliki lahan parkir yang luas
- General Interior, yaitu suasana yang didapatkan oleh konsumen saat
memasuki kafe Libreria. Dimensi ini dapat diukur dalam indikator
sebagai berikut.
X1.4 Pencahayaan Libreria Eatery memberikan kenyamanan
X1.5 Suhu udara Libreria Eatery sejuk
X1.6 Musik yang diputar di Libreria Eatery membuat betah untuk
berlama-lama di dalamnya
X1.7 Pegawai Libreria Eatery berpakaian dengan rapi
X1.8 Kondisi ruangan Libreria Eatery secara keseluruhan bersih
X1.9 Libreria Eatery telah menggunakan teknologi canggih untuk
memudahkan transaksi jual beli di Libreria Eatery
28
Universitas Kristen Petra
X1.10 Libreria Eatery memberikan fasilitas yang berfungsi dengan
baik sehingga membuat betah untuk dijadikan tempat berlama-
lama (nongkrong) yang nyaman
X1.11 Dominasi warna di Libreria Eatery memberikan kesan nyaman
- Store Layout, yaitu pengaturan dari jalan/gang di dalam Libreria
Eatery untuk memudahkan orang berlalu lalang. Dimensi ini dapat
diukur dalam indikator sebagai berikut.
X1.12 Tata letak di Libreria Eatery secara keseluruhan memberi
ruang yang cukup untuk berlalu lalang
X1.13 Penataan meja/kursi memberi ruang gerak untuk duduk secara
nyaman
X1.14 Pengelompokkan produk dalam rak display memudahkan
konsumen dalam mencari produk yang diinginkan
- Interior point of purchase display, yaitu tanda-tanda yang digunakan
untuk memberikan informasi dengan tujuan untuk mempengaruhi
suasana lingkungan Libreria Eatery. Dimensi ini dapat diukur dalam
indikator sebagai berikut.
X1.15 Pemasangan tanda info promo di Libreria Eatery mudah dilihat
X1.16 Dekorasi ruangan yang diciptakan sesuai dengan tema Libreria
Eatery
X1.17 Dekorasi dinding yang diciptakan sesuai dengan tema Libreria
Eatery
2. Variabel Intervening, yaitu kepuasan konsumen (Z1)
Kepuasan konsumen adalah suatu tingkat perasaan konsumen yang
dihasilkan setelah membandingkan antara harapan dengan kinerja / hasil
yang didapat setelah melakukan pembelian di Libreria Eatery. Diukur
dalam indikator :
Z1.1 Secara keseluruhan puas dengan store atmosphere yang berada
di Libreria Eatery
Z1.2 Pengalaman yang didapat di Libreria Eatery sesuai dengan
harapan
29
Universitas Kristen Petra
Z1.3 Libreria Eatery memenuhi kebutuhan konsumen sebagai
tempat yang nyaman untuk berlama-lama
3. Variabel endogen / dependen, yaitu Loyalitas Konsumen (Y1)
Loyalitas konsumen adalah komitmen yang mendalam dari konsumen
untuk memiliki hubungan jangka panjang dengan Libreria Eatery.
Loyalitas konsumen dapat diukur dalam indikator sebagai berikut.
Y1.1 Bersedia datang kembali ke Libreria Eatery
Y1.2 Bersedia merekomendasikan Libreria Eatery kepada teman,
rekan, atau kerabat
Y1.3 Libreria Eatery menjadi pilihan utama ketika ingin nongkrong
bersama teman, rekan atau kerabat ataupun seorang diri
3.8 Teknik Analisa Data
3.8.1 Path Analysis
Peneliti menggunakan analisis PLS-SEM karena kondisi yang ditemui
didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bentuk penelitian ini merupakan analisa pengaruh
b. PLS-SEM dapat menganalisa model pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan, dimana
biasanya pendekatan berbasis regresi generasi pertama memiliki batas
penggunaan analisa pengaruh hanya satu lapis saja (Gefen, Straub, &
Boudreau, 2000). Dengan keuntungan ini, peneliti dapat mencari
pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel independen
dengan variabel dependen, seperti pada model pengaruh antara store
atmosphere terhadap kepuasan konsumen, dan loyalitas konsumen.
c. Jumlah sampel kecil
d. Teori yang digunakan hanya sedikit dan lebih spesifik
e. Diasumsikan tidak adanya error atau missing value pada data
f. Tidak adanya masalah multicollinearity pada data yang digunakan.
Adapun struktur penyusunan penggunaan PLS-SEM yang diterapkan
didalam penelitian ini, yang mengacu pada struktur seperti yang dikemukakan
oleh Wong (2013), tahap-tahapnya adalah:
30
Universitas Kristen Petra
a. Dilakukan tahap evaluasi reliability yang terbagi menjadi dua tahap,
yaitu evaluasi indicator reliability, danevaluasi internal consistency
reliability. Evaluasi reliability ini dilakukan untuk melihat apakah data
yang digunakan didalam penelitian ini konsisten atau tidak, karena hal
ini dapat berpengaruh besar terhadap output data yang akan diuji
selanjutnya.
b. Kemudian dilakukan evaluasi validitas data dengan menggunakan
convergent validity dan discriminant validity, dimana evaluasi ini
bertujuan untuk melihat apakah variabel yang digunakan didalam
penelitian ini akurat dalam melakukan pengolahan data.
c. Dilakukan uji path coefficient dan coefficient of determination.
d. Digunakan metode bootstrapping untuk mencari nilai t-statistics yang
penggunaannya adalah untuk pengujian hipotesis.
3.8.2 Indicator Reliability dan Internal Consistency Reliability
Untuk mengukur seberapa reliable indikator yang digunakan, maka
digunakan pengukuran indicator reliability dan internal consistency reliability
dari pengukuran dengan indikator refleksif. Nilai indicator reliablity didapatkan
dari pangkat dua angka outer loading yang merupakan suatu korelasi antara
itemscore/component score dengan construct score yang dihitung dengan analisa
partial least square regression. Suatu indikator dikatakan reliable jika indicator
reliability tersebut setidaknya memiliki nilai lebih dari 0.70 (Hulland, 1999).
Kemudian, dilakukan pengukuran nilai internal consistency reliability
dengan melihat angka dari composite reliability sebagai pengganti skala
pengukuran cronbach alpha yang dahulunya marak digunakan untuk penelitian
ilmu sosial. Nilai composite reliability harus diatas 0,70 agar suatu latent variable
dapat dikatakan reliable (Bagozzi & Yi, 1998).
3.8.3 Convergent Validity dan Discriminant Validity
Untuk mengukur validitas suatu latent variable, maka dilakukan dua uji
validitas yang disebut convergent validity dan discriminant validity. Convergent
validity dilihat berdasarkan nilai average variance extracted (AVE) yang didapat
melalui partial least square regression. Nilai AVE harus lebih besar dari 0.50
31
Universitas Kristen Petra
agar dapat dikatakan valid (Bagozzi & Yi, 1988). Adapun rumus dasar dari AVE
adalah sebagai berikut:
∑i2var F
AVE =
∑i2
var F + ∑Qii
i2, F, dan Qii, adalah factor loading, factor variance, dan unique/error
variance. Apabila F di set 1, maka Qii adalah 1- akar dari i.
Discriminant validity diukur dengan membandingkan angka dari akar
pangkat dua nilai AVE dengan korelasi antar latent variable. Untuk melakukan
hal ini secara terstruktur, maka dibuatlah tabel yang memuat korelasi antar latent
variable dan juga dituliskan nilai akar pangkat dua dari AVE yang bercetak tebal
untuk memudahkan pemeriksaan. Fornell dan Larcker (1981) menyarankan
bahwa nilai AVE yang telah diakar pangkat dua tersebut harus lebih besar dari
korelasi setiap latent variable yang berhubungan agar discriminant validity suatu
variabel dapat dikatakan valid.
3.8.4 Path Coefficient dan Coefficient of Determination
Model structural atau inner model dievaluasi untuk melihat adanya
seberapa kuat pengaruh variabel independen pada variabel dependen dengan
melihat nilai path coefficient antara angka 0 sampai 1. Semakin kuat angka path
coefficient mendekati angka 1, artinya pengaruh variabel independen tersebut
semakin kuat mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan apabila nilai path
coefficient itu mendekati angka -1, maka artinya variabel independen itu semakin
kuat pengaruhnya dalam memperlemah variabel dependennya.
Setelah itu coefficient of determination (R2) yang ada pada setiap variabel
dependen dievaluasi dengan melihat presentase varian yang dijelaskan, yaitu
dengan melihat R2 pada konstruk variabel dependen dengan menggunakan
pengukuran R-square. Pada marketing research, nilai R2 antara 0,25 – 0,50 artinya
lemah, 0,50 – 0,75 artinya sedang, dan 0,75 keatas artinya substansial.
32
Universitas Kristen Petra
3.8.5 T-test
T-test digunakan untuk mendapatkan nilai t-statistics yang diperlukan
apabila peneliti ingin melakukan uji hipotesis, sehingga peneliti dapat mengatakan
pengaruh sebuah variabel dapat dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan atau
tidak. Sementara itu, untuk melihat apakah pengaruh tersebut positif dan negatif,
peneliti dapat melihat nilai original sample yang juga merupakan nilai path
coefficient. Prosedur t-test yang digunakan didalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode bootstrapping. Bootstrapping merupakan suatu proses
pengujian re-sampling yang dilakukan oleh sistem komputer untuk mengukur
akurasi pada sample estimate.
Dengan kata sederhananya, proses bootstrapping digunakan untuk melihat
apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel yang diamati. Nilai
bootstrap>= 1,96 menunjukkan bahwa pengaruh variabel tersebuat signifikan,
sedangkan apabila nilainya dibawah 1,96, maka pengaruhnya lemah.
3.8.6 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan data secara deskriptif
yang memuat tentang jawaban-jawaban responden. Statistik deskriptif digunakan
untuk secara singkat menyimpulkan hasil dari survey yang telah didapat selama
penelitian.