bab i pendahuluan - repository.uph.edurepository.uph.edu/4386/3/chapter1.pdf · pendahuluan . pada...

6
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, pernyataan masalah, pernyataan tujuan, pertanyaan, hipotesis dan manfaat penelitian 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kecenderungan meningkat jumlah lansia. Pernyataan ini didukung oleh Kemenkes RI 2015 yang menyatakan bahwa Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Bahkan berdasarkan Depkes RI 2013, penambahan jumlah lansia indonesia 7,59% tahun 2012 menjadi 8.9% tahun 2015 dan 11,34% pada tahun 2020. Berdasarkan laporan Kemenkes RI 2014, jumlah usia harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia dari tahun 2010-2015 sekitar (71,7), tahun 2010-2025 (72,7), dan pada tahun 2095-2100 mendatang di perkirakan akan menjadi 84,5. Artinya jumlah lansia di Indonesia 4 tahun kedepan lagi terjadi secara signifikan. Adapun faktor yang mendukung jumlah lansia yaitu UHH di Indonesia yang semakin tinggi yaitu dari 70,7- 84,5. Selain itu di dukung oleh tingginya angka fertilitas total (TFR), dan penurunan angka mortalitas pada kelompok tua. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia menetapkan bahwa batasan umur lansia di Indonesia adalah usia 60 tahun ke atas (Kemenkes 2013). Lansia yang mengalami gangguan fungsi tubuh terutama pada organ otak yang mengatur fungsi kognitif menampilkan sindrom dementia. Lansia-lansia yang mengalami dementia juga

Upload: others

Post on 06-Mar-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.uph.edurepository.uph.edu/4386/3/Chapter1.pdf · PENDAHULUAN . Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, pernyataan masalah, ... Berdasarkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, pernyataan masalah,

pernyataan tujuan, pertanyaan, hipotesis dan manfaat penelitian

1.1 Latar Belakang

Indonesia mempunyai kecenderungan meningkat jumlah lansia. Pernyataan

ini didukung oleh Kemenkes RI 2015 yang menyatakan bahwa Indonesia termasuk

dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Bahkan

berdasarkan Depkes RI 2013, penambahan jumlah lansia indonesia 7,59% tahun

2012 menjadi 8.9% tahun 2015 dan 11,34% pada tahun 2020. Berdasarkan laporan

Kemenkes RI 2014, jumlah usia harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia dari

tahun 2010-2015 sekitar (71,7), tahun 2010-2025 (72,7), dan pada tahun 2095-2100

mendatang di perkirakan akan menjadi 84,5. Artinya jumlah lansia di Indonesia 4

tahun kedepan lagi terjadi secara signifikan. Adapun faktor yang mendukung

jumlah lansia yaitu UHH di Indonesia yang semakin tinggi yaitu dari 70,7- 84,5.

Selain itu di dukung oleh tingginya angka fertilitas total (TFR), dan penurunan

angka mortalitas pada kelompok tua.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998

tentang Kesejahteraan Lanjut Usia menetapkan bahwa batasan umur lansia di

Indonesia adalah usia 60 tahun ke atas (Kemenkes 2013). Lansia yang mengalami

gangguan fungsi tubuh terutama pada organ otak yang mengatur fungsi kognitif

menampilkan sindrom dementia. Lansia-lansia yang mengalami dementia juga

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.uph.edurepository.uph.edu/4386/3/Chapter1.pdf · PENDAHULUAN . Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, pernyataan masalah, ... Berdasarkan

2

mengalami permasalahan pada pendengaran. Penyataan ini di dukung oleh Dini,

2013 yang menyatakan bahwa Prevalensi gangguan pendengaran sedang atau berat

meningkat dari 21% pada kelompok usia 70 tahun sampai 39% pada kelompok usia

85 %. Bahkan lansia yang mengalami gangguan fungsi pendengaran cenderung

mengalami penurunan fungsi kognitif, dengan fenomena yang ditampilkan yaitu

mengalami kesulitan untuk mempelajari atau mamahami hal-hal yang baru

(Situmorang, 2010)

Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa proses

penuaan berhubungan dengan penurunan fungsi pendengaran. Ini terlihat dari

sebuah studi prospektif dari 639 peserta Baltimore Longitudinal Study of Aging,

menilik dari kemampuan pendengarannya, hazard ratio untuk kehilangan

pendengaran yang ringan 1,89, untuk pendengaran kehilangan sedang 3.00 dan

untuk kehilangan pendengaran berat 4,94 (Gotama at all, 2014). Dalam penelitian

Link., at all (2013) mengatakan bahwa orang dengan gangguan pendengaran yang

berat akan mengalami penurunan fungsi mental yang lebih tajam. Penelitian ini

melibatkan hampir 2000 pria dan wanita berusia 70 hingga 80-an tahun yang

dimulai pada akhir 1990-an. Pendengaran diuji pada tahun kelima penelitian,

dimana para pria dan wanita mengikuti serangkaian tes selama enam tahun ke depan

untuk menilai penurunan daya ingat dan daya pikir. Hal ini terbukti dari para pria

dan wanita dengan gangguan pendengaran menunjukkan bukti dari penurunan

tersebut sebanyak 30 hingga 40 persen lebih cepat dibandingkan dengan orang yang

pendengarannya normal.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.uph.edurepository.uph.edu/4386/3/Chapter1.pdf · PENDAHULUAN . Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, pernyataan masalah, ... Berdasarkan

3

Deal, (2015) melakukan suatu tes uji hipotesis bahwa gangguan pendengaran

dengan menggunakan audiometri pada tahun 2013 berhubungan dengan fungsi

kognitif yang buruk pada komunitas neurokognitif dengan resiko aterosklerosis.

Jumlah partisipan 253 pria dan wanita yang berasal dari negara Washington dan

Maryland dengan usia rata-rata 76,9 tahun. Tiga tes kognitif yang dalam 1990-

1992, 1996-1998, dan 2013. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan peserta

dengan gangguan pendengaran sedang/berat ke peserta tanpa gangguan

pendengaran. Lintasan perubahan 20 tahun dari penurunan memori dengan standar

deviasi -0,47 (P=0,002). Diperkirakan penurunan yang terbesar dalam peserta yang

tidak memakai alat bantu.

Demikian pula dijumpai data berdasarkan literature review yang dilakukan

oleh Taljaard tahun 2015, dengan menggunakan Meta-analisis menunjukkan bahwa

gangguan pendengaran berhubungan dengan masalah kognitif. Penelitian ini

menggunakan 33 study termasuk 40 sampel yang berkontribusi. Dengan total 602

partisipan dengan gangguan pendengaran yang tidak diobati, 672 partisipan dengan

gangguan pendengaran diobati, 176 kesehatan yang dikontrol dan 4.260 individu

dengan berbagai gangguan pendengaran dengan /tanpa pengobatan. Hasil

menunjukkan bahwa kognitif yang buruk lebih signifikan pada individu dengan

pendengaran yang tidak diobati dan gangguan pendengaran yang diobati tetap

buruk dibandingkan dengan pendengar normal.

Berdasarkan data empirik yang di jumpai penulis di Panti Sosial Tresna

Wredha (PSTW) di lingkungan Jakarta bahwa banyak lansia yang mengalami

gangguan pendengaran selama melakukan asuhan keperawatan pada gerontik.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.uph.edurepository.uph.edu/4386/3/Chapter1.pdf · PENDAHULUAN . Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, pernyataan masalah, ... Berdasarkan

4

Yang diakibatkan karena banyak lansia yang tidak care pada kebersihan telinganya

sehingga berdampak pada proses pendegarannya dan berpengaruh pada proses

kognitifnya.

Proses menua pada lansia merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan

karena semakin tinggi kesejahteraan hidup, maka makin tinggi pula usia harapan

hidup, sehingga jumlah lansia pun bertambah. Semakin bertambahnya usia maka

kondisi kesehatan juga akan mengalami penurunan seperti pada pendengaran. Saat

terjadi penurunan pada fungsi pendengaran hal itu akan berdampak pada fungsi

kognitif sehingga salah satu tanda yang di tampilkan ialah sulitnya mengingat

informasi baru.

Berdasarkan uraian di atas yang mengacu pada data fenomena, evidance

based practice, dan bukti-bukti empirik yang dijumpai di masyarakat, maka penulis

memandang penting di lakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara

Penurunan Fungsi Pendengaran Terhadap Gangguan Kognitif Pada Lansia”.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang seperti di atas, maka peneliti merumuskan

masalah yang diteliti adalah :

Proses penuaan dapat menurunkan kemampuan fungsi sensori seperti

mendengar, sehingga dapat timbul gejala gangguan pendengaran. Penurunan fungsi

pendengaran dapat mempengaruhi terhadap penerimaan informasi dari eksternal

sehingga kualitas tersebut akan berpengaruh terhadap hantaran informasi pada

kognitif. Pada gilirannya kemampuan kognitif yang sudah mengalami penurunan

akan menerima informasi yang kurang pula. Oleh karena dapat disimpulkan bahwa

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.uph.edurepository.uph.edu/4386/3/Chapter1.pdf · PENDAHULUAN . Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, pernyataan masalah, ... Berdasarkan

5

penurunan fungsi pendengaran dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kognitif

pada lansia.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui adanya hubungan antara gangguan pendengaran dengan

penurunan fungsi kognitif pada lansia.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mendapatkan gambaran umum demografik lansia.

1.3.2.2 Mengidentifikasi tingkat pendengaran lansia.

1.3.2.3 Megidentifikasi tingkat kognitif lansia.

1.3.2.4 Menganalisis hubungan antara tingkat pendengaran dengan

tingkat fungsi kognitif pada lansia.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk :

1.4.1 Manfaat Teorotis

1.4.1.1 Memberikan informasi yang berguna untuk menambah ilmu

pengetahuan.

1.4.1.2 Hasil penelitian ini dapat mendorong dan membantu penelitian

lebih lanjut dalam hal pengembangan metode penelitian.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi lansia

Kelompok lansia dapat merasakan langsung pemberian

pelayanan prima terkait dengan pemeriksaan kesehatan melalui

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.uph.edurepository.uph.edu/4386/3/Chapter1.pdf · PENDAHULUAN . Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, pernyataan masalah, ... Berdasarkan

6

pendekatan screening kesehatan di PSTW. Keuntungan lain yang dapat

diterima secara langsung oleh responden yaitu mendapatkan hasil

screening sebagai data preventif, sehingga angka prevalensi dan

kejadian dapat dihindari.

1.4.2.2 Fakultas Ilmu Keperawatan

Informasi penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai

tambahan referensi untuk bahan belajar-mengajar di akademik.

1.5 Pertanyaan Peneliti dan Hipotesis

1.5.1 Pertanyaan Peneliti

Berdasarkan tujuan khusus yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

pertanyaan penelitian adalah “Apakah ada hubungan antara gangguan

pendengaran terhadap fungsi kognitif pada lansia?”

1.5.2 Hipotesis

1.5.2.1 Ho : menyatakan tidak ada hubungan antara gangguan

pendengaran terhadap fungsi kognitif pada lansia.

1.5.2.2 Ha : menyatakan adanya hubungan antara gangguan

pendengaran terhadap fungsi kognitif.