bab i pendahuluan lintang utara dan 96.11repository.utu.ac.id/592/1/bab i_v.pdf1 bab i pendahuluan...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Nagan Raya merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang
secara geografis terletak pada posisi 03.40 - 04.38o Lintang Utara dan 96.11 -
96.48o Bujur Timur, dengan luas wilayah 3.363,74 Km2 (336,372 Hektar) atau
5,86 % dari luas Provinsi Aceh. Saat ini Kabupaten Nagan Raya terbagi menjadi
sepuluh Kecamatan yaitu Beutong, Seunagan Timur, Seunagan, Suka Makmue,
Kuala, Kuala Persisir, Tadu Raya, Darul Makmur, Tripa Makmur dan Beutong
Banggala.
Kabupaten Nagan Raya merupakan suatu daerah pertanian yang memiliki
luas area persawahan pada tahun 2012 adalah 30.580 hektar dengan produksi
173.101 ton setara beras selama dua kali masa panen dan mengalami surplus beras
sebesar 110.000 ton lebih sesudah dikurangi jumlah konsumsi yang ada di Nagan
Raya1.
Banyaknya sumber daya alam padi di Nagan Raya sehingga timbul
industri kecil atau rumah tangga untuk mengolah padi menjadi beras atau disebut
kilang padi. Pada saat ini kilang padi di Nagan Raya merupakan suatu industri
yang sangat berperan di Nagan Raya dan terus meningkat dari tahun ketahun
sehingga dengan adanya peningkatan usaha tersebut jumlah lapangan kerja di
Nagan Raya semakin luas. Data Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Perkoperasian Nagan Raya pada tahun 2012 menunjukkan bahwa kilang padi
yang ada di Nagan Raya mempunyai 194 kilang padi yang tersebar diseluruh
wilayah kabupaten Nagan Raya dengan jumlah tenaga kerja 389 orang. Berkaitan
dengan jumlah tenaga kerja yang ada di masing-masing kilang padi pada
kabupaten Nagan Raya, maka untuk mencapai produktivitas secara maksimal
diperlukan menjaga kesehatan dan keselamatan kerja, salah satu faktor
1 Dinas Pertanian dan Perternakan Nagan Raya, 2012
2
mepengaruhinya adalah pemenuhan kecukupan gizi pekerja pada saat mereka
bekerja.
Ditinjau dari sisi ergonomi, suatu pekerjaan yang dilakukan oleh
karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya
energi yang dikeluarkan harus seimbang dengan energi yang dimiliki
(dikonsumsi)2. Kebutuhan akan kalori sangat tergantung dari umur, jenis kelamin,
atau jenis pekerjaan yang dilakukan, pada wanita dewasa kalori yang dibutuhkan
berkisar antara 1.600 – 2.000 kilokalori sedangkan pria dewasa membutuhkan
sekitar 2.500 – 3.000 kilokalori setiap hari. Secara umum pengaruh gizi terhadap
manusia sangatlah kompleks, antara lain dapat berpengaruh terhadap
perkembangan mental, perkembangan fisik, produktivitas dan kesanggupan kerja
yang mana kesemua ini sangat berpengruh terhadap perbaikan dan peningkatan
taraf hidup masyarakat3.
Gizi kerja adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada pekerja dengan
tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktivitas kerja
yang setinggi-tingginya. Sedangkan manfaat yang diharapkan dengan pemenuhan
gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta
menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja4.
Beberapa hasil penelitian sebelumnya membuktikan bahwa 63,8%
pekerja mempunyai frekuensi makan 3 kali sehari, 30,77% pekerja mempunyai
pola makan 2 kali sehari dan sisanya 4 kali sehari, pekerja yang pola makan 4 kali
sehari cenderung memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pekerja yang makan dengan pola makan 3 dan 2 kali sehari5. Pemenuhan
kebutuhan kalori berpengaruh terhadap produktivitas kerja buruh angkut.
Perbandingan persentase produktivitas kerja dari sebelum perbaikan 73,99%
menjadi 74,81%, sehingga terjadi peningkatan sebesar 0,81%.6
2 Sastrowinoto, Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas Dengan Ergonomi. PT. Pustaka BinamanPessindo. Jakarta.
3 Maas.T.Linda. 2011 Gizi dan Ketahanan fisik. 20 April 2011. FKM USU digital library. Medan.4 Almatsier, Sunita. 2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta5 Yosiwi. 1999. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja Penebang Tebu diPTPN XI PG Pradjekan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. IPB.6 Dalist Agsari Tisna. 2006. Penentuan Kebutuhan Kalori Buruh Angkut Dengan Analisa DenyutJantung PR.Gedung Biru, Malang ITNM
3
Sehingga dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian tersebut
bahwa semakin baik status gizi maka semakin meningkat produktivitas kerja.
Kelelahan yang dialami pekerja dapat mengakibatkan hal-hal yang
negatif seperti, hilangnya konsentrasi pekerja dalam bekerja, pekerja cenderung
merasa letih dan lemas, kecelakaan kerja dan akhirnya dapat menurunkan
produktivitas kerjanya, maka dari sebab itu penulis inggin meneliti tentang
pengaruh hubungan kalori dengan produktivitas kerja pada Kilang Padi Sumber
Rizki di Nagan Raya. penelitian sudah pernah dilkukan terhadap suatu pekerjaan
yang biasa, tidak terlalu ringan atau berat, produktivitas mulai menurun sudah 4
jam bekerja, keadaan ini terutama sejalan dengan menurunnya kadar gula di
dalam darah7.
Berdasarkan rujukan masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang kebutuhan kalori dan produktivitas kerja operator
dengan judul Analisa Pengaruh Kebutuhan Kalori Berdasarkan Denyut Jantung
Terhadap Produktivitas Kerja Operator (Study Kasus Kilang Padi Sumber Rizki di
Kabupaten Nagan Raya).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah jumlah kebutuhan kalori yang di butuhkan Operator Kilang Padi
Sumber Rizki sudah memenuhi asupan gizi makanan ?
2. Berapakah nilai kalori yang terkandung pada makanan Operator Kilang Padi
Sumber Rizki sesuai dengan standar yang di tetapkan oleh IGI ?
3. Bagaimanakah tingkat produktivitas kerja operator pada Kilang Padi Sumber
Rizki di Kabupaten Nagan Raya ?
7 Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung. Jakarta.
4
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan beban kerja sesuai dengan klasifikasi beban kerja (%CLV)
operator Kilang padi Sumber Rizki Nagan Raya.
2. Mengukur jumlah kalori yang dibutuhkan oleh operator kilang padi Sumber
Rizki di Kabupaten Nagan Raya berdasarkan katagori beban kerja.
3. Menentukan nilai perbaikan kalori operator kilang padi Sumber Rizki di
Kabupaten Nagan Raya berdasarkan selisih jumlah kalori.
4. Menentukan produktivitas operator berdasarkan jumlah kalori yang
dibutuhkan ketika dibandingkan dengan kondisi sekarang.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan
dapat meberikan dua manfaat, yaitu :
a. Manfaat teoritis
1. Penulis
Menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori
yang telah dipelajari dengan praktek yang diterapkan berdasarkan
pengaruh kalori terhadap produktivitas kerja di Kilang padi Sumber Rizki
di Nagan Raya.
2. Lingkungan Akademik
Hasil penelitian ini diharapakan dapat berguna dalam menambah bahan
bacaan bagi mahasiswa Universitas Teuku Umar Meulaboh, Khususnya
mahasiswa Teknik Industri.
b. Manfaat praktis
1. Dapat mejadi bahan kajian bagi usaha kilang padi untuk memperbaikan
jumlah produksi dan keuntungan dimasa yang akan datang.
2. Salah satu hasil penelitian ini dapat menjadi landasan kebijakan
pemerintah daerah terkait peningkatan produktivitas produksi padi di
Nagan Raya.
5
1.5. Batasan Masalah
Untuk membuat penelitian ini lebih tearah dan tidak melebar, maka
ditentukan batasan masalah sebagai berikut :
1. Pengamatan dilakukan berdasarkan aktivitas kegiatan produksi sesuai dengan
jam kerja di Kilang Padi Sumber Rizki Kabupaten Nagan Raya.
2. Penentuan produktivitas kerja operator Kilang Padi Sumber Rizki Kabupaten
Nagan Raya yang difokuskan pada faktor kebutuhan kalori.
3. Penentuan metode kebutuhan kalori ini menggunakan analisa denyut jantung,
sebagai penentu berat atau ringannya suatu pekerjaan dan produktivitas kerja
operator Kilang Padi Sumber Rizki Kabupaten Nagan Raya.
4. Penentuan peningkatkan produktivitas berdasarkan tipe pekerjaan dengan
kebutuhan kalori perharinya.
1.6. Asumsi
Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda, sehingga kebutuhan akan
kalori juga bisa bervariasi.
2. Aktivitas produksi yang dilakukan oleh operator berjalan secara normal.
3. Kondisi operator yang diukur dianggap dalam keadaan sehat.
1.7. Sistematika Penelitian Laporan
Sistematika Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum
tentang penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika Penelitian adalah sebagai
berikut :
Bab I: Pendahuluan, diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian serta
sistematika Penelitian tugas akhir.
Bab II: Landasan teori, memuat penjelasan tentang konsep dan dasar untuk
memecahkan masalah penelitian dan pedoman untuk pembahasan
masalah, antara lain konsep ergonomi, beban kerja, perhitungan
6
konsumsi kalori, perhitungan kalori yang dibutuhkan pekerja
menggunakan metode pendekatan fisiologis.
Bab III: Metodologi penelitian, menguraikan metode-metode yang dipakai
untuk mencapai tujuan penelitian yang meliputi: metode pengumpulan
data, metode pengolahan data dan tahapan penelitian secara lengkap.
Bab IV: Pengumpulan dan pengolahan data, memuat data penelitian meliputi:
denyut jantung, asupan makanan, berat badan dan umur, sedangkan
pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode fisiologis.
Bab V: Analisis pemecahan masalah, memuat analisa terhadap hasil
pengolahan data dan pemecahan dilakukan terhadap masalah yang
dikaji.
Bab VI: Kesimpulan dan saran, berisi kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
penelitian serta saran yang perlu bagi perusahaan secara ringkas dan
padat.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Ergonomi
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi-informasi mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia untuk
merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem
tersebut dengan baik yaitu untuk mencapai tujuan yang di inginkan melalui
pekerjaan itu dengan efektif, efesien, aman dan nyaman8. Sistem kerja sebagai
sistem hubungan manusia-mesin yang dipertimbangkan sebagai sistem yang
terpadu (integral sistem).
Manusia merupakan salah satu komponen dalam sistem kerja dengan
segala aspek sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang komplek. Untuk
mempelajari manusia tidak cukup ditinjau dari satu segi ilmu saja. Maka oleh
sebab itulah mengembangkan ilmu ergonomi memerlukan dukungan dari berbagai
disiplin ilmu seperti : Psychology, Antrhopology, Biologi, Faal, dan lain-lain.
Dari uraian singkat diatas maka dapat ditarik beberapa pokok-pokok
persoalan dari disiplin ilmu ergonomi yaitu sebagai berikut:
a. Fokus perhatian dari ergonomi adalah berkaitan dengan aspek-aspek
didalam perancangan fasilitas dan lingkungan kerja.
b. Adapun tujuan dari disiplin ergonomi ialah sebagai berikut:
1. Memperbaiki kinerja kerja, konsistensi atau perubahan manusia
seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja,
dan mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi
kelelahan.
2. Mengurangi waktu perlatihan dan biaya.
3. Memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia melalui
peningkatan keterampilan (skill) yang diperlukan.
8 Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi PertamaCetakan Ketiga.
8
4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan
kerusakan peralatan dan human errors.
5. Memperbaiki kenyamanan manusia didalam bekerja. Dengan
demikian jelas bahwa tujuan ergonomi adalah menimbulkan
efektivitas fungsional dan kenikmatan-kenikmatan pemakaian dari
peralatan, fasilitas maupun lingkungan kerja yang dirancang.
c. Pendekatan khusus yang ada dalam ilmu ergonomi adalah aplikasi yang
sistematis dari segala informasi yang relavan yang berkaitan dengan
karakteristik dan prilaku manusia didalam perancangan peralatan,
fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai9.
2.2. Mengukur Aktivitas Kerja Manusia
Pengukur aktivitas kerja manusia adalah mengukur berapa besarnya tenaga
yang dibutuhkan oleh manusia untuk melaksanakan pekerjaannya. Tenaga yang
dikeluarkan tersebut dihitung dalam satuan kilo kalori10.
Secara umum kriteria pengukuran aktivitas kerja manusia dibagi dalam
dua kelas utama yaitu kriteria fisiologis dan kriteria operasional, yang masing-
masing akan diuraikan sebagai berikut :
a. Kriteria Fisiologis.
Kriteria Fisiologis dari kegiatan kerja manusia biasanya ditentukan
berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukan
besarnya tenaga yang setepat-tepatnya berdasarkan kriteria ini agak sulit, karena
perubahan fisik dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan
melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain, seperti tekanan darah, peredaran
udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang digunakan, jumlah karbon dioksida
yang dihasilkan, temperatur badan, banyaknya keringat dan komposisi kimia
dalam urine dan darah. Secara luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut
jantung dan kecepatan pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan
oleh lingkungan atau oleh tekanan akibat kerja keras, dimana ketiga tekanan
9 Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi PertamaCetakan Ketiga.10 Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB. Bandung. Penerbit Guna widya.
9
tersebut sama pengaruhnya. Sehingga apabila kecepatan denyut jantung seorang
meningkat, kita akan sulit menentukan, apakah meningkatnya ini disebabkan
akibat kerja atau akibat temperatur ruangan yang terlampau panas atau akibat rasa
takut. Dengan demikian pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis ini bisa
digunakan apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut kecil, atau situasi
kerjanya harus ada dalam keadaan normal.
Volume oksigen yang dibutuhkan selama bekerja dipakai sebagai dasar
menentukan jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar persamaan:
satu liter oksigen = 4,7-5,0 kilokal/menit. Volume oksigen yang digunakan
tersebut dihitung dengan cara mengukur volume udara ekspirasi dan kemudian
kadar oksigennya ditentukan dengan teknik sampling. Dengan mengetahui
temperatur dan tekanan udaranya, maka volume oksigen yang diketahui.
Pengukuran berdasarkan kecepatan denyut jantung lebih mudah dilakukan
tetapi pengukuran cara ini kurang tepat dibandingkan dengan konsumsi oksigen
karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor individu, seperti : emosi,
kondisi fisik, kelamin, dan lain-lain.
Sehubungan dengan pekerjaannya sendiri, terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi besarnya pengeluaran tenaga selama bekerja, diantaranya : cara
pelaksanaan kerjanya, kecepatan kerjanya, sikap pekerja, kondisi lingkungan.
b. Kriteria Operasional.
Kriteria operasional melibatkan teknik-teknik untuk mengukur atau
menggambarkan hasil-hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota-anggota
tubuh pada saat melaksanakan gerakan-gerakannya. Secara umum hasil gerakan
yang bisa dilakukan tubuh atau angggota tubuh dapat dibagi dalam berbagai
bentuk yaitu rentangan gerakan, pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan,
ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk mengukur aktivitas-aktivitas tersebut,
bisa digunakan berbagai macam alat ukur seperti : alat pengukur tegangan dan
dinamometer.
Pengukuran fisik berdasarkan range dari gerakan digunakan untuk jenis
pekerjaan yang berulang dengan tetap. Hasil gerakan tubuh dikatakan menurun
atau meningkat jika range gerakan makin kecil atau makin besar. Maka dalam hal
10
(2.1)..........…………60nPerhitungaWaktu
Denyut10itdenyut/menJantungDenyut
ini diperlukan teknik tertentu untuk mengambarkan atau mencatat informasi-
informasi tentang gerakan-gerakan fisik yang terlibat dalam suatu aktivitas.
Teknik yang biasa digunakan untuk mencakup teknik film, pemakaian
chonophoto graphy dan teknik elektronik serta mekanik.
Pengukuran aktivitas fisik berdasarkan kekuatan dan daya tahan pada
hakikatnya tidak hanya di tentukan oleh kekuatan otot saja, tetapi juga dipengaruh
oleh faktor-faktor subjektif lainnya, seperti: besarnya tenaga yang dikeluarkan,
kecepatan kerja, cara dan sikap melaksanakan kerja, kebiasaan olah raga, jenis
kelamin, umur, daya reaksi, stabilitas, letak posisi beban dan arah gerakan dari
anggota tubuh.
Besarnya penggunaan tenaga saat melakukan aktivitas tertentu akan
berpengaruh pada kekuatan dan daya tahan tubuh untuk melaksanakan aktivitas
tersebut. Makin besar tenaga yang dituntut oleh pekerjaan tersebut berarti
kekuatan dan daya tahan tubuh untuk menangani pekerjaan tersebut akan makin
rendah, dan sebaliknya.
2.3. Pengukuran Denyut JantungPengukuran denyut jantung adalah salah satu alat untuk mengetahui
beban kerja11. Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain:
1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri pada pergelangan tangan.
2. Mendengarkan denyut dengan Sterthoscope.
3. Menggunakan ECG (electrocardiogram), yaitu mengukur siknal elektrik
yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada. Apabila alat
tersebut tidak ada maka dapat memakai stopwatch dengan metode 10
denyut12.
Dengan menggunakan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja
sebagai berikut:
11 Tarwaka, Solichul H, Bakri A, dan Sudiajeng Lilik. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan dan Keselamatan
Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press. Surakarta.12 Kilbon, A., 1992, Measurement and Assessment of Dynamic Work dalam Wilson, J.R. & Corlet,E.N.eds. Evaluation of Human Work: A Practical Ergonomics Methodology. Taylor &Francis Great Britain: 420-543
11
2.4. Penentuan Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori
Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah kebutuhan akan
oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam
menghasilkan energi13. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh
merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian
setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses
pembakaran.
Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai
indikator untuk menentukan berat ringannya beban kerja yang dilakukan oleh
manusia, dibawah ini ada beberapa tingkat tipe pekerjaan dengan kebutuhan kalori
perharinya sebagai berikut14:
1. Beban kerja ringan sekali: 2400 Kilo kalori/hari
2. Beban kerja ringan : 2700 Kilo kalori/hari
3. Beban kerja sedang : 3000 Kilo kalori/hari
4. Beban kerja berat : 3600 Kilo kalori/hari
Berikut ini adalah sebagai contoh pengelompokan jenis pekerjaan untuk
menentukan kebutuhan akan kalori pada saat beraktifitas15:
1. Pekerjaan Ringan, seperti : menulis, mengetik, pegawai kantor, menjaga toko,
guru, dokter, pengacara, arsitek, dll
2. Pekerjaan Sedang, seperti : pekerja industri sedang, nelayan, pekerja
perkebunan, petani, dll.
3. Pekerjaan Berat, seperti : buruh tani, buruh angkut, pekerja tambang dan baja,
penebang pohon, penarik becak, kuli, tukang kayu, atlit, dll.
13 Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung. Jakarta.14 Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB. Bandung. Penerbit Guna widya.15 Darlis Tisna Agsari. 2006, Penentuan Kebutuhan Kalori Buruh Angkut dengan Analisa DenyutJantung pada Pr. Gedung Biru, Malang.
12
2.5. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi
Penilian beban kerja berdasakan peningkatan denyut nadi kerja yang
dibandingkan dengan denyut nadi maskimum karena beban kardiovaskuler
(cardiovasiculair) = %CVL) dapat dihitung dengan rumus16:
Di mana denyut nadi maksimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan
(200-umur) untuk wanita. Dari perhitungan % CVL kemudian akan dibandingkan
dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut :
< 30% = Tidak terjadi kelelahan
0-<60% = Diperlukan perbaikan
60-<80 = Kerja dalam waktu singkat
80-<100% = Diperlukan tindakan segera
>100% = Tidak diperbolehkan beraktivitas
Selain cara tersebut di atas cardiovasculair strain dapat diestimasi
dengan menggunakan denyut nadi pemulihan (hearth rate recover) atau dikenal
dengan metode ‘Brouha’. Keuntungan dari metode ini adalah sama sekali tidak
mengganggu atau menghentikan aktivitas kegiatan selama bekerja. Denyut nadi
pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik pada menit pertama, ke dua, dan ke
tiga. P1, P2, P3 adalah rata-rata dari ketiga nilai tersebut dan dihubungkan dengan
total cardiac cost dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika P1 P3 ≥ 10, atau P1, P2, P3 seluruhnya < 90, nadi pemulihan normal.
b. Jika rata-rata P1 tercatat ≤ 110, dan P1 – P3 ≥ 10, maka beban kerja tidak
berlebihan.
c. Jika P1– P3 < 10, dan jika P3 > 90 perlu redesign pekerjaan.
Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolut denyut nadi
pada ketergantungan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran
(individual fitness), dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak
segera tercapai maka diperluakan redesign pekerjaan untuk mengurangi tekanan
16Tarwaka, Solichul H, Bakri A, dan Sudiajeng Lilik. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan dan KeselamatanKerja dan Produktivitas. UNIBA Press. Surakarta.
2.2).....(....................istirahatnadiDenyutmaksimumnadiDenyut
istirahat)nadiDenyutkerjanadi(Denyut100%CVL
13
fisik. Redesign tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun keseluruhan dari
variabel bebas (tasks, organisasi kerja, dan lingkungan kerja) yang menyebabkan
beban tugas tambahan.
2.6. Penentuan Konsumsi Energi
Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk
hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan
regresi kuadratis sebagai berikut17:
……………..(2.3)
Dimana:
E = Energi (Kkal/menit) X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit).
2.7. Poduktivitas
Produktivitas adalah efesiensi, dalam arti rasio antara keluaran (output)
dan masukan (input)18. Rasio keluaran dan masukan ini dapat juga untuk
menghampiri usaha yang dilakukan oleh manusia, maka rasio tersebut umumnya
berbentuk keluran yang dihasilkan dalam aktivitas kerja manusia. Sebagai ukuran
efesiensi/Produktivitas kerja, maka rasio tersebut umumnya berbentuk keluaran
yang dihasilkan dalam aktivitas kerja dibagi dalam jam kerja (man-hours) yang
dikontribusikan sebagai sumber masukan dengan rupiah atau unit produksi
lainnya sebagai dimensi tolak ukurnya.
Untuk memperjelas definisi Produktivitas maka hal ini dapat diterangkan
dalam sebuah model umum dari suatu sistem produksi sebagai berikut:
PROSES TRANSFORMASI
Gambar 2.1 Definisi Produktivitas dengan bantuan suatu model umum dari suatusistem produksi (Wignjosoebroto, 2003).
17 Theresia L, Sudri N.M.2006. Penentuan Lamanya Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja. ITI18 Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi PertamaCetakan Ketiga
MACAM INPUT
Labor : PersonilPeralatan
Modal : Bahan bakuEnersiInformasi-
sumber produksi lainnya
MACAM OUTPUT
Tugas & wewenangPenggunaan peralatanProduk akhir dan buangan(waste)Panas, populasi,kebisingan, dllInformasi
PELAKSANAAN KERJADENGANMENGGUNAKAN SEMUAFAKTOR INPUT
MAINTENANCETERHADAP FASILITASPRODUKSI
14
Gambar 2.1 menerangkan bahwa Produktivitas kerja pada dasarnya bisa
diukur atau di hitung besarnya, dalam arti dapat dinilai secara eksak dalam bentuk
nyata dan kuantitatif. Untuk beberapa jenis masukan atau keluaran tentu agak sulit
jika nilai/ukur besarnya karena sifatnya yang astrak. Dalam hal ini ukuran nilai
masukan atau keluaran tersebut bisa dikonversikan kedalam bentuk nilai mata
uang. Disamping ketiga sumber masukan seperti dalam gambar, sebenarnya
masih ada pula sumber masukan lainnya yang tidak bisa atau sulit sekali di nilai
dan di ukur besaranya, akan tetapi cukup penting dalam penentuan tingkatan
Produktivitas kerja. Faktor ini dikenal sebagai masukan bayangan (invisible
input) yang antara lain meliputi :
1. Tingkat pengetahuan (degree of knowledge)
2. Kemampuan teknis (technical skill)
3. Metodologi kerja dan pengaturan organisasi (managerial skill)
4. Motivasi kerja
Berdasarkan hal-hal tersebut maka produktivitas secara umum dapat
diformulasikan sebagai berikut :
...……(2.4)
Dari formulasi ini orang dapat mengukur penambahan atau pengurangan
Produktivitas dengan jalan mehitung rasio indeks keluaran dengan indeks
masukan. Produktivitas akan bertambah bila ada penambahan secara proposional
dari nilai keluaran per masukan. Adapun bila ada masukan dalam keadan konstan,
sedangkan keluaran yang dihasilkan terus bertambah maka hal ini menunjukkan
bahwa sumber-sumber produksi (masukan) telah berhasil dilaksanakan,
dioperasikan, dimanfaatkan, dan dikelola secara efektif dan efisien.
2.7.1. Status Gizi dan Produktivitas Kerja
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau
sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan
zat gizi makanan. Status gizi seseorang dapat di ukur dan di nilai. Dengan menilai
Produktivitas =Keluaran
Masukan (Terlihat) + Masukan (Tak Terlihat)
15
status gizi atau sekelompok orang maka dapat diketahui apakah seseorang atau
sekelompok orang tersebut status gizinya baik atau tidak baik19.
Gizi yang cukup merupakan masukan yang penting untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan seseorang
lebih rentan terhadap penyakit, kurang motivasi, bereaksi lamban dan apatis.
Selanjutnya rendahnya status gizi dan kesehatan menyebabkan rendahnya
produktivitas kerja20.
Seorang tenaga kerja dengan gizi yang baik akan memiliki kapasitas dan
ketahanan tubuh yang lebih baik yang menunjang produktivitas kerja21.
2.7.1. Metoda Pengukuran Produktivitas Kerja Manusia
Umumnya keluaran dari suatu industri sulit di ukur secara kuantitaitf.
Dalam pengukuran Produktivitas biasanya selalu dihubungkan dengan keluaran
secara fisik, yaitu produk akhir yang dihasilkan. Dengan adanya berbagai macam
ukuran dan tahapan proses yang berbeda akan mendatangkan kusulitan dalam
menetapkan keluaran yang bisa dihasilkan dalam suatu proses produksi. Hal ini
akan menyebabkan kesulitan dalam pelaksanaan Produktivitas kerja manusia.
Untuk mengukur Produktivitas kerja manusia, misalanya pengukuran
Produktivitas kerja operator mesin, maka dapat diformulasi sebagai berikut22:
……………….(2.5)
Dari formulasi diatas, Produktivitas dari tenaga kerja ditunjukkan sebagai
rasio dari jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga kerja yang
dipekerjakan. Masukan (input) disini bisa pula diukur dalam satuan jam-manusia,
yaitu jam yang kerja yang dipakai untuk melakukan pekerjaan tersebut. Tenaga
kerja yang dipekerjakan dapat terdiri dari tenaga kerja langsung ataupun tenaga
kerja tidak langsung akan tetapi biasanya meliputi kedua-duanya.
19 Riadi H.2001, Metode penilian Status Gizi Secara Atropometri. Diklat Jurusan Gizi Masyarakatdan Sumber Daya Keluarga. Fakultas Pertanian.IPB20 Khomsan A, 2000, Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi.Bugor. IPB21 Ravianto R. 1985. Produktivitas dan manusia Indonesia. Jakarta. Lembaga Sarana InformasiUsaha dan Produktivitas22 Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya. Hal 273
16
Selanjutnya bisa dinyatakan bahwa seseorang telah bekerja dengan
produktif kalau ia telah menunjukkan output kerja yang mencapai suatu ketentuan
yang paling minimal. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa disisini
ada dua unsur yang bisa dimasukkan sebagai kriteria Produktivitas, yaitu:
1. Besar/kecilnya keluaran yang dihasilkan.
2. Waktu kerja yang dibutuhkan untuk menyelesikan pekerjaan itu.
Waktu kerja adalah suatu ukuran umum dari nilai masukan yang harus
diketahui guna melaksanakan penelitian mengenai Produktivitas kerja manusia.
Suatu kenaikan Produktivitas dengan nilai masukan konstan atau lebih kecil akan
menunjukkan bahwa pekerja telah melaksanakan tugasnya dengan cara yang lebih
efesien23.
2.7.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Produktivitas
Menurut Wignjosoebroto24, pada hakekatnya Produktivitas kerja akan di
tentukan oleh dua faktor utama yaitu :
1. Faktor Teknis
Faktor teknis adalah suatu faktor yang dihubungkan dengan
pemakaian dan penerapan fasilitas produksi secara lebih baik, penerapan
metoda yang lebih efesien dan efektif dan penggunaan bahan baku yang lebih
ekonomis.
2. Faktor Manusia
Faktor manusia adalah suatu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap
usaha-usaha yang dilakukan manusia didalam menyelesaikan pekerjaan yan
menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Disini ada dua hal pokok yang
menentukan yaitu kemampuan kerja (ability) dari pekerjaan tersebut dan
motivasi kerja yang merupakan dorongan kearah kemajuan dan peningkatan
prestasi kerja atas seseorang.
23 Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi PertamaCetakan Ketiga.24 Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi Pertama Cetakan Ketiga
17
2.8. Hubungan Denyut Jantung Dengan Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu beban kerja
(fisik, mental, sosial), beban tambahan (fisik, kimia, biologi, fisiologis, mental
psikologis) dan kapasitas kerja (jenis kelamin, pendidikan, ketrampilan, usia dan
status gizi), sehingga untuk mendapatkan produktivitas kerja yang optimal, maka
ketiga faktor tersebut harus selalu seimbang25.
Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja
baik berupa fisik maupun mental dan menjadi tanggung jawabnya. Dalam hal ini,
harus ada keseimbangan antara beban kerja dengan kemampuan individu agar
tidak terjadi hambatan ataupun kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan. Seorang
tenaga kerja mempunyai kemampuan tersendiri dalam, hubungan dengan beban
kerja, mungkin diantara pekerjaan ada yang cocok untuk beban fisik, mental atau
sosial, namun sebagai persamaan yang umum, hanya mampu memikul sampai
suatu berat tertentu. Bahkan ada beban dirasa optimal bagi seseorang. Inilah
maksud penempatan yang tepat pada pekerjaan yang tepat26.
Pembebanan fisik yang dibenarkan adalah pembebanan yang melebihi 30-
40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam waktu 8 jam sehari
dengan memperhatikan peraturan jam kerja yang berlaku. Pembebanan yang lebih
berat diperkenakan dalam waktu yang lebih singkat dan ditambah dengan istirahat
yang sesuai dengan bertambah beratnya beban27.
Salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja
adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru
dan suhu inti tubuh. Pada batas tertentu ventilasi paru, denyut jantung dan suhu
tubuh mempunyai hubungan yang linier dengan konsumsi oksigen atau pekerjaan
yang dilakukan28.
25 Anggraini R. 2010, Hubungan Terkanan Panas Terhadap Produktivitas Kerja Di unit ProduksiSNK Katolik ST.Mikael Srakarta Jawa Tengah.USM.26 Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung. Jakarta.27 Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung. Jakarta.28 Grandjean, E., Hünting, W., & Pidermann, M. (1983). VDT workstation design: Preferredsettings and their effects. Human Factors.
18
2.9. Pengujian Data
Pengujian data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang sudah
diambil oleh peneliti layak/dapat digunakan sebagai bahan penelitian. Artinya
data yang diambil benar-benar sudah merata atau tidak terdapat data yang ekstrim
dan jumlah data tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengujian data
ini terdapat dua pengujian yaitu yang pertama adalah Uji Kecukupan Data dan
kedua Uji Keseragaman Data29.
2.9.1. Uji kecukupan Data
Uji kecukupan data ini bertujuan untuk menentukan jumlah sampel
pengamatan yang harus diambil, atau dengan kata lain apakah data yang sudah
diambil sudah memenuhi kebutukan penelitian. Pengujian kecukupan data ini
sangat tergantung pada tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang ditetapkan
peneliti. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
N’ =2
22 )()(40
Xi
XiXiN
Dimana :
N’= Jumlah minimum data
N= Jumlah pengamatan yang dilakukan
X= data pengamatan
Data dikatakan cukup apabila N’< N, akan tetapi jika N’> N maka jumlah
data pengamatan harus ditambah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
tingkat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%. Artinya
bahwa peneliti mengharapkan setidak-tidaknya 95% dari 100% data yang diambil
akan memiliki tingkat penyimpangan tidak lebih dari 15% saja.
29 Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB. Bandung. Penerbit Guna widya.
…………………………………………. (2.6)
19
2.9.2. Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu
data terdapat data yang ekstrim atau tidak, dengan cara menentukan batas atas dan
batas bawah dari data tersebut.
Dalam hal ini tingkat kepercayaan sangatlah berpengaruh. Adapun rumus
yang digunakan dalam menentukan batas atas dan batas bawah dari suatu data
adalah sebagai berikut :
BKA = x- + k. SDx_ ……………………………………………………… (2.7)
BKB = x- - k. SDx_ ………………………………………………………… (2.8)
Keterangan:x- = Hasil rata-rata pengukuran data
SD = Standart deviasi dari hasil pengukuran (simpangan baku)
k = Harga indeks kepercayaan
Nilai K untuk 99%=3, untuk 95%=2, untuk 68%=1)
Di mana : ……………………………………………….. (2.9)
…..………………………………… (2.10)
Keterangan:
X = Nilai rata-rata pengamatan
= Jumlah pengamatan yang dilakukan
= Nilai data dikurangi nilai rata-rata
Dipangkat dua bagi jumlah data
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Penelitian
Dalam mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan, maka
peneliti melakukan serangkaian kegiatan dalam penelitian ini, untuk memperjelas
maka dapat dilihat flowchart (langkah/tahapan) penyelesaian Penelitian dapat
dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini :
Gambar 3.1. Kerangka Penelitian
21
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan pada Kilang Padi Sumber Rizki yang
terletak di Nagan Raya. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dan penyusunan
tugas akhir dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2013 sampai dengan bulan
Oktober 2013, time line penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1. Time Line Penelitian
AKTIVITASBULAN
Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam Ketujuh
Studi Pustaka - - - - - -
Penyusunan
Proposal- - -
Pengumpulan
data dan
Penyusunan
- - - - -
Laporan - - - - -
(Sumber : Data Sekunder, 2013)
3.3. Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh
peneliti, tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dari data hasil survey dan wawancara dari pihak perusahaan, peneliti
menentukan permasalahan pada perusahaan tersebut yang berhubungan dengan
penelitian.Berdasarkan pada permasalahan yang timbul dari pengolahan data,
maka peneliti dapat merumuskan permasalahan yang ada.
b. Menentukan Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, dapat ditentukan
beberapa tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini bersifat sementara, karena ada
kemungkinan tujuan penelitian ini tidak dapat dicapai atau timbul tujuan yang
baru.
22
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
langsung di lapangan, melakukan wawancara, dan mempelajari dokumentasi
perusahaan. Data-data dalam penelitian dikumpulkan dengan cara:
1. Melakukan pengamatan langsung di lantai produksi.
2. Melakukan wawancara kepada pihak perusahaan yang berkaitan dengan
informasi yang diperlukan.
3. Mengulas buku-buku laporan administrasi serta catatan-catatan pihak
perusahaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan.
Data yang dibutuhkan dalam laporan tugas akhir ini terdiri atas data primer
dan data sekunder, yaitu :
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan
perhitungan secara langsung selama melakukan penelitian yaitu data-data waktu
proses, Data primer ini terdiri dari30:
a. Data kandungan kalori makanan operator.
Data kandungan kalori makanan operator diperoleh dari hasil
pengamatan terhadap makanan yang di konsumsi oleh masing-masing
operator setiap harinya sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Ikatan
Gizi Indonesia pada tahun 2004.
b. Data denyut nadi Operator.
Pengambilan atau pengukuran denyut nadi Operator dengan
menggunakan instrument stetoscop yang diletakkan pada pergelangan tangan
Operator untuk menghitung denyut nadi masing-masing Operator.Sedangkan
stopwatch digunakan untuk menghitung waktu setiap berdenyut 10 kali.
Pengukuran ini dilakukan selama jam kerja berlangsung dengan interval 1
jam.
c. Data berat badan operator.
Data berat badan operator diperoleh dari hasil penimbangan berat badan
masing-masing Operator. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
30 Nazir. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.
23
1. Stopwatch dan stetoscop untuk mengukur denyut nadi Operator saat
istirahat dan ketika bekerja di lapangan yang akan dianalisis dan dievaluasi
serta mencatat data yang dibutuhkan dengan menggunakan alat tulis.
2. Timbangan berat badan.
3. Timbangan berat untuk mengukur berat masing-masing menu makanan
para Operator.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
pimpinan atau karyawan untuk mendapatkan informasi dan data yang
berhubungan dengan penelitian31. Pengumpulan data sekunder berupa pencatatan
historis perusahaan, proses produksi, umur, jam kerja Operator dan jam istirahat
yang diterapkan oleh perusahaan.
d. Pengolahan Data
Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :
Menghitung denyut nadi Operator
1. Hasil dari data waktu 10 denyut nadi Operator kemudian dimasukkan
kedalam metode 10 denyut dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut
nadi kerja dengan menggunakan persamaan 2.132.
2. Menghitung uji kecukupan data.
Uji kecukupan data digunakan untuk untuk menguji apakah data yang
diperoleh sudah cukup atau tidak. Apabila data tidak cukup, maka diperlukan
penambahan data lagi. Penelitian ini menggunakan tingkat ketelitian 5% dan
tingkat keyakinan 95%, untuk menghitung uji kecukupan data digunakan
persamaan 2.6.
3. Menghitung uji keseragaman data.
Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data
yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Apabila
dalam satu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka
data tersebut akan langsung ditolak dan dilakukan revisi data tidak seragam
31 Nazir. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.32 Kilbon, A., 1992, Measurement and Assessment of Dynamic Work dalam Wilson, J.R. & Corlet, E.N.eds.Evaluation of Human Work: A Practical Ergonomics Methodology. Taylor & Francis Great Britain: 420-543
24
dengan cara membuang data yang berada diluar batas kontrol tersebut dan
melakukan perhitungan kembali, dengan menggunakan persamaan 2.7., 2.8.,
2.9. dan 2.10.
4. Menghitung beban kerja berdasarkan denyut nadi
Menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi
kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban
kardiovaskuler (cardiovasculair load = % CVL) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.2.
5. Menghitung jumlah kalori yang terkandung dalam makanan
Energi yang masuk dari makanan akan digunakan oleh tubuh untuk
memenuhi kebutuhan energi pada saat bekerja. Data di dapat langsung dari
Operator dengan mengisi tabel menu makanan Operator selama 6 (enam) hari
kerja atau sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
6. Menentukan konsumsi kalori yang dibutuhkan Operator
Energi yang di konsumsi Operator dapat dihitung dari data denyut nadi
Operator dengan dengan menggunakan persamaan 2.3.
7. Pengukuran Produktivitas
Produktivitas merupakan suatu pengukuran dimana produksi produktivitas
merupakan rasio atau pembandingan antara output yang dihasilkan dengan input
(sumber daya) yang digunakan. Secara umum rasio Produktivitas merupakan hasil
pembandingan atau presentase antara output dan input dengan menggunakan
persamaan 2.4. Sedangkan Untuk mengukur Produktivitas kerja manusia, maka
dapat dihitung dengan persamaan 2.5.
e. Membuat Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang
sudah ada.
25
3.4. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan
oleh peneliti, tahapan-tahapan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Riset Kepustakaan ( Library Research )
Metode penelitian berdasarkan sumber data yang diperoleh dari sejumlah
buku, literatur, majalah ilmiah, data informasi yang terdapat pada perpustakaan
kampus, perpustakaan kota, perpustakaan akademi gizi ataupun yang terdapat
pada instansi tempat penelitian tugas akhir.
2. Observasi
Observaasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan
lansung atau peninjauan secara cermat dan langsung dilapangan atau lokasi
penelitian.
3. Kuisioner
Kuisioner merupakan suata metode dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
4. Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengambilan data melalui tanya
jawab antara pewawancara dengan narasumber.
26
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data
Data-data yang harus dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
4.1.1. Data Denyut Nadi Operator
Pengumpulan data denyut nadi yang dilaksanakan pada tanggal 26
Agustus s/d 01 September 2013 dengan metode 10 denyut dapat dilihat pada
tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.1. Waktu 10 Denyut Nadi Operator I
Hari
Jam
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
Detik
Senin 8.45 6.98 5.71 5.04 4.55 7.69 6.12 5.36 4.72 4.41
Selasa 8.22 7.14 5.94 5.13 4.38 7.14 5.56 4.92 4.48 4.23
Rabu 8.57 7.59 6.12 5.41 4.76 7.59 5.36 4.72 4.41 4.20
Kamis 7.89 6.90 5.56 4.88 4.26 6.82 5.26 4.55 4.26 4.08
Sabtu 8.00 7.23 5.66 5.13 4.38 7.59 5.71 5.13 4.72 4.35
Minggu 8.45 7.89 5.88 4.80 4.29 7.32 6.06 5.31 4.96 4.44
(Sumber : Kilang Padi Sumber Rizki Nagan Raya, 2013)
Tabel 4.1 dapat dilihat waktu 10 denyut nadi untuk operator I sedangkan
untuk operator II dan operator III dapat dilihat pada tabel 4.2 s/d 4.3 dilampiran II.
Setelah dilaksanakan perhitungan dengan metode 10 kali denyut,
pengukuran dilakukan selama jam kerja berlangsung dengan interval 1 jam
dengan mengunakan persamaan 2.1, maka dapat dilihat contoh perhitungan
denyut nadi operator dengan metode 10 denyut untuk operator I hari senin jam
08.00 brikut:
= 1.183 x 60
= 71
608.45
Denyut10itdenyut/menJantungDenyut
27
Setelah dilakukan perhitungan denyut nadi operator I dengan
menggunakan persamaan 2.1. maka hasil perhitunagan yang diperoleh dapat
dilihat pada tabel 4.4 sampai dengan tabel 4.6 brikut:
Tabel 4.4. Denyut Nadi Operator I
HariJam
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
Senin 71 86 105 119 132 78 98 112 127 136
Selasa 73 84 101 117 137 84 108 122 134 142
Rabu 70 79 98 111 126 79 112 127 136 143
Kamis 76 87 108 123 141 88 114 132 141 147
Sabtu 75 83 106 117 137 79 105 117 127 138
Minggu 71 76 102 125 140 82 99 113 121 135
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Tabel 4.4 dapat dilihat hasil perhitungan denyut nadi untuk operator I
sedangkan untuk operator II dan operator III dapat dilihat pada tabel 4.5 s/d 4.6
dilampiran III.
4.1.2. Data Jadwal Kerja Operator
Data jadwal kerja operator operator sudah ditentukan oleh Kilang padi
Sumber Rizki Nagan Raya pada bagian lantai produksi adalah sebagi berikut :
1. Waktu kerja : 08.00-17.00
2. Waktu istirahat : 12.00-13.00
Selain waktu istirahat yang telah di tentukan, seorang operator diberi
waktu shalat Ashar masing-masing 15 menit secara bergilir.
4.1.3. Data Umur dan Berat Badan
Data berat badan operator diperoleh melalui hasil penimbangan badan
masing-masing operator pada bagian lantai produksi di Kilang padi Sumber Rizki
Nagan Raya. Data umur dan berat badan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7. Umur dan Berat Badan OperatorOperator Umur (Tahun) Berat Badan (Kg)
Operator I 23 53
Operator II 28 58
Operator III 25 52
(Sumber : Kilang Padi Sumber Rizki Nagan Raya, 2013)
28
4.1.4. Data Asupan Makanan Operator
Data asupan makanan operator diperoleh melalui pengisian koesioner dan
wawancara dengan masing-masing operator setiap harinya selama waktu
penelitian berlangsung. Setiap operator memiliki perbedaan pola makan sesuai
dengan kemampuan dan selera makan masing-masing operator kecuali makan
siang serta makanan salingan yang disediakan oleh kilang padi Sumber Rizki
Nagan Raya. Data asupan makanan masing-masing operator dapat dilihat pada
tabel 4.8 s/d 4.10 berikut :
Tabel 4.8. Data Asupan Makanan Operator IHari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
Senin 26/8/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Tempe Goreng Talur Asin Rebus Tempe Sambal
Gulai Pakis Gulai Cumi Susu Putih (cangkir)
Kopi (Cangkir) Kuku Bima (Saset)
Pisang goring
Selasa 27/8/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
udang Sambal Telur dadar Rendang daging
Ikan teri Gulai bayam rebus Kopi
Kopi (Cangkir) Pepaya Bakwan
Kuku Bima (Saset)
Rabu 28/8/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Telur sambal Mie Istans rebus tahu gareng
Gulai labu siam Telur dadar Bayam rebus
Kopi (Cangkir) Kuku Bima (Saset) Kopi
Mie Goreng
Kamis 29/8/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Telur dadar Gulai Pakis Telur Dadar
Sayur asam Telur mata sapi Bayam rebus
Kopi (Cangkir) Kuku Bima (Saset) Kopi
Tape kentang
Sabtu 29/8/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Tempe Sambal Cah kacang panjang Gulai ikan kembung
Kopi (Cangkir) Ikan lele sambal Kopi
Kuku Bima (Saset) Jouce Pokat (gelas
Bakwan Nasi goring
Minggu 31/8/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Cah kacang panjang Gulai bayam rebus Tumis daun singkong
Telur asin rebus Ikan lele goring Pisang Goreng
Kopi (Cangkir) Pisang Kopi
Kuku Bima (Saset)
(Sumber : Kilang Padi Sumber Rizki Nagan Raya, 2013)
29
Tabel 4.8 daftar menu makanan operator I selama dilaksanakan penelitian
sedangkan untuk operator II dan operator III pada tabel 4.9. s/d 4.10. dilampiran
IV.
4.1.5. Data Produktivitas Kerja Operator
Data Produktivitas kerja operator diperoleh melalui pengamatan lansung
setiap harinya selama waktu penelitian. Data Produktivitas kerja operator pada
kilang padi sumber rizki Nagan Raya dapat dilihat Pada tabel 4.11 beriku :
Tabel 4.11. Data Produktivitas Operator di Kilang Padi Sumber Rizki Nagan RayaWaktu Pengamatan Pada Jam Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Minggu
08.00-09.00 371 384 381 401 378 365
09.00-10.00 381 376 415 370 382 372
10.00-11.00 326 325 331 324 373 372
11.00-12.00 376 312 332 319 307 321
12.00-13.00 - - - - - -
13.00-14.00 356 325 308 380 350 351
14.00-15.00 321 314 315 242 321 351
15.00-16.00 315 317 235 203 276 321
16.00-17.00 311 328 316 303 375 371
(Sumber : Kilang Padi Sumber Rizki Nagan Raya, 2013)
4.2. Pengolahan Data
Tahap-tahap pengolahan data yang harus dilakukan dalam penelitian ini
yaitu :
4.2.1. Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data ini bertujuan untuk menentukan jumlah sampel
pengamatan yang harus diambil, atau dengan kata lain apakah data yang sudah
diambil sudah memenuhi kebutukan penelitian. Pengujian kecukupan data ini
sangat tergantung pada tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang ditetapkan
peneliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tingkat kepercayaan sebesar
95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%. Dengan menggunakan persamaan 2.6.
dapat dilihat contoh perhitungan uji keseragaman data untuk operator I pada jam
08.00 selama dilaksanakan penelitiaan sebagai berikut:
X = 71 + 73 + . . . + 71 = 436
2X = 712 + 732 + . . . +712 = 31712
30
( X )2 = (71 + 73 + … + 71)2 = 190096
N’ =
22
436
)190096()31712(640
= 1.481
Data dikatakan cukup apabila N’< N, akan tetapi jika N’> N maka jumlah
data pengamatan harus ditambah.
Sesudah dilakukan perhitungan uji kecukupan data dengan persamaan 2.7.
maka hasil perhitungan yang diperoleh dapat diliahat pada tabel 4.12 sampai
dengan 4.14 berikut :
Tabel 4.12. Hasil Uji Kecupan Data Denyut Nadi Operator I
HariJumlah Denyut Nadi Per MenitWaktu Pengamatan pada Jam
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00Senin 71 86 105 119 132 78 98 112 127 136Selasa 73 84 101 117 137 84 108 122 134 142Rabu 70 79 98 111 126 79 112 127 136 143
Kamis 76 87 108 123 141 88 114 132 141 147
Sabtu 75 83 106 117 137 79 105 117 127 138
Minggu 71 76 102 125 140 82 99 113 121 135X 436 495 620 712 813 490 636 723 786 841
2X 31712 40927 64134 84614 110319 40090 67634 87439 103232 117987
( X )2 190096 245025 384400 506944 660969 240100 404496 522729 617796 707281
N’ 1.481 3.507 1.682 2.336 2.288 2.932 5.174 5.831 4.133 1.450
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Tabel 4.12 dapat dilihat hasil perhitungan Hasil Uji Kecupan Data Denyut
Nadi Operator I sedangkan untuk operator II dan operator III dapat dilihat pada
tabel 4.13 s/d 4.14 dilampiran V.
4.2.2. Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu
data terdapat data yang ekstrim atau tidak, dengan cara menentukan batas atas dan
batas bawah dari data tersebut. Dalam hal ini tingkat kepercayaan sangatlah
berpengaruh, tingkat kepercayaan yang digunakan 95% dan tingkat ketelitian 5%
sehingga 95%=k=2 untuk menghitung uji keseragaman data dengan mengunakan
persamaan 2.7. s/d persamaan 2.10. Berikut contoh perhitungan uji keseragaman
data untuk operator I pada jam 08.00 selama penelitian sebagai berikut:
X =71+73+70+76+75+71= 436
31
6436
X
= 72.7
6
... )7.7271()7.7270()7.7273()7.7271(2222
Sx
6
47.31
= 2.29
Jika Xmin > BKB dan Xmax < BKA maka data seragam
Jika Xmin < BKB dan Xmax > BKA maka data tidak seragam
Setelah dilakukan perhitungan uji keseragaman data dengan menggunakan
persamaan 2.7. s/d persamaan 2.10., maka hasil perhitungan yang diperoleh dapat
diliahat pada tabel 4.15 sampai dengan 4.17 berikut :
Tabel 4.15. Hasil Uji Keseragaman Data Denyut Nadi Operator I
HariJam
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00DNI DNK DNK DNK DNI DNK DNK DNK DNK DNK
Senin 71 86 105 119 132 78 98 112 127 136
Selasa 73 84 101 117 137 84 108 122 134 142Rabu 70 79 98 111 126 79 112 127 136 143
Kamis 76 87 108 123 141 88 114 132 141 147
Sabtu 75 83 106 117 137 79 105 117 127 138
Minggu 71 76 102 125 140 82 99 113 121 135
X rata 72.7 82.5 103.3 118.7 135.5 81.7 106.0 120.5 131.0 140.2
Stev 2.29 3.86 3.35 4.53 5.12 3.50 6.03 7.27 6.66 4.22
BKA 77.25 90.22 110.03 127.73 145.75 88.66 118.06 135.05 144.32 148.61
BKB 68.09 74.78 96.63 109.60 125.25 74.67 93.94 105.95 117.68 131.73
DNI rata 77.17
DNK rata 117.21
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Tabel 4.15 dapat dilihat hasil perhitungan Hasil Uji Keseragaman Data
Denyut Nadi Operator I sedangkan untuk operator II dan operator III dapat dilihat
pada tabel 4.16 s/d 4.17 dilampiran VI.
Dari tabel 4.15 hasil perhitungan uji keseragaman data denyut nadioperator I pada jam 08.00 dapat dilihat pada peta kontrol berikut:
32
Gambar 4.1 Peta Kontrol Denyut Nadi Operator I
Gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa tidak ada data yang menunjukan
diluar kontrol atas maupun kontrol bawah, sehingga dapat dikatakan bahwa data
tersebut sudah seragam. buat peta kontrol denyut nadi operator I dapat dilihat
pada lampiran VII.
4.2.3 Penilaian Beban Kerja Operator
Penilian beban kerja berdasakan peningkatan denyut nadi kerja yang
dibandingkan dengan denyut nadi maskimum karena beban kardiovaskuler
(cardiovasiculair) = %CVL).
Dengan mengunakan persamaan 2.2 penilian beban kerja
(cardiovasiculair strain = %CVL) untuk operator I sebagai berikut:
= 33.41%
Perhitungan beban kerja (cardiovasiculair strain = %CVL) untuk operator II
sebagai berikut:
= 35.03%
Perhitungan beban kerja (cardiovasiculair strain = %CVL) untuk operator III
sebagai berikut:
= 32.89%
17.77197
)17.77(117.21100%CVL
62.75192
)62.57(116.42100%CVL
17.80195
)17.80(117.17100%CVL
33
Keterangan :
Di mana denyut nadi maksimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan (200-
umur) untuk wanita.
Setelah dilakukan perhitungan beban kerja sehingga diperoleh nilai %CVL
kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan berikut :
< 30% = Tidak terjadi kelelahan
0-<60% = Diperlukan perbaikan
60-<80 = Kerja dalam waktu singkat
80-<100% = Diperlukan tindakan segera
>100% = Tidak diperbolehkan beraktivitas
Dari hasil perbandingan tersebut untuk lebih jelas kemudian dilakukan
rekapitulasi %CVL dan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk setiap
operator, untuk lebih jelas rekapitulasi nilai %CVL dapat dilihat tabel 4.18
berikut:
Tabel 4.18. Rekapitulasi %CVL dan Kriteria Tindakan Setiap OperatorOperator Umur DNI DNK DNMax %CVL Kategori
I 23 77.17 117.21 197 33.41% Diperlukan perbaikan
II 28 75.72 116.42 192 35.03% Diperlukan perbaikan
III 25 80.17 117.17 195 32.89% Diperlukan perbaikan
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
4.2.4. Perhitungan Jumlah Kalori Makanan OperatorPerhitungan kalori makanan operator diperoleh dari asupan makanan yang
dikonsumsi oleh operator selama penelitian berlansung. Perhitungan jumlah kalori
pada makan operator dapat dilihat pada tabel 4.19 sampai dengan tabel 4.21 yang
sudah diterapakan dengan standar IGI 2004, berikut data perhitungan menu
makanan untuk Operator I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.19. Data Perhitungan Jumlah Kalori dari Asupan Makanan yang diKonsumsi Operator I
HariMenu Makan
Pagi
Berat
(gr)Kal
Menu Makan
Siang
Berat
(kg)Kal
Menu Makan
Malam
Berat
(gr)Kal
Senin
26/8/2013
Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350
Tempe Goreng 50 118 Talur Asin Rebus 75 116 Tempe Sambal 70 119
Gulai Pakis 100 182 Gulai Cumi 100 183 Susu Putih (cangkir) 1 54
Kopi (Cangkir) 1 18 Kuku Bima (Saset) 1 27
Pisang goring 2 pt 205
Jumlah : 351 668s Jumlah : 376 881 Jumlah: 271 523
Jumlah Kalori 1 hari : 2072 Kkal
34
TABEL 4.19. Data Perhitungan Jumlah Kalori dari Asupan Makanan yang diKonsumsi Operator I (lanjutan)
HariMenu Makan
Pagi
Berat
(gr)Kal
Menu Makan
Siang
Berat
(kg)Kal
Menu Makan
Malam
Berat
(gr)Kal
Selasa
27/8/2013
Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350
udang Sambal 50 60 Telur dadar 50 167 Rendang daging 75 285
Ikan teri 50 213 Gulai bayam rebus 50 18 Kopi 1 18
Kopi (Cangkir) 1 18 Pepaya 100 46 Bakwan 100 270
Kuku Bima (Saset) 1 27
Jumlah : 301 641 Jumlah : 401 608 Jumlah : 376 923
Jumlah Kalori 1 hari 2172 Kkal
Rabu
28/8/2013
Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350
Telur sambal 50 134 Mie Istans rebus 50 168 tahu gareng 100 111
Gulai labu siam 100 41 Telur dadar 50 167 Bayam rebus 50 18
Kopi (Cangkir) 1 18 Kuku Bima (Saset) 1 27 Kopi 1 18
Mie Goreng 200 321
Jumlah : 351 543 Jumlah : 301 712 Jumlah : 551 818
Jumlah Kalori 1 hari : 2073 Kkal
Kamis
29/8/2013
Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350
Telur dadar 50 167 Gulai Pakis 100 182 Telur Dadar 50 167
Sayur asam 100 88 Telur mata sapi 60 40 Bayam rebus 50 18
Kopi (Cangkir) 1 18 Kuku Bima (Saset) 1 27 Kopi 1 18
Tape kentang 160 559
Jumlah : 351 623 Jumlah : 521 1158 Jumlah : 301 553
Jumlah Kalori 1 hari : 2334 Kkal
Sabtu
29/8/2013
Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350
Tempe Sambal 50 134 Cah kacang panjang 100 72 Gulai ikan kembung 80 87
Kopi (Cangkir) 1 18 Ikan lele sambal 60 122 Kopi 1 18
Kuku Bima (Saset) 1 27 Jouce Pokat (gelas 1 85
Bakwan 100 270 Nasi goring 100 236
Jumlah : 251 502 Jumlah : 461 841 Jumlah : 382 776
Jumlah Kalori 1 hari : 2119 Kkal
Minggu
31/8/2013
Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350
Cah kacang
panjang172 118 Gulai bayam rebus 50 18
Tumis daun
singkong120 151
Telur asin rebus 75 138 Ikan lele goreng 60 57 Pisang Goreng 2 pt 205
Kopi (Cangkir) 1 18 Pisang 200 236 Kopi 1 18
Kuku Bima (Saset) 1 27
Jumlah: 276 624 Jumlah : 511 688 Jumlah : 321 724
Jumlah Kalori 1 hari : 2036 Kkal
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Tabel 4.19 dapat dilihat kalori yang ada dalam makanan yang di konsumsi
operator I selama penelitian berlansung, sedangkan untuk operator II dan operator
III dapat lihat pada tabel 4.20 s/d 4.21 dilampiran VII.
35
Dari hasil perhitungan kalori makanan yang dikonsumsi operator dapat
dilihat rekatipulasi kalori yang dikonsumsi operator selama dilaksanakan
penelitian dapat dilihat pada tabel 4.22 s/d tabel 4.24, berikut hasil rekapitulasi
jumlah kalori makanan yang dikonsumsi operator I dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.22. Rekapitulasi Jumlah Kalori Makanan yang di Konsumsi Operator I
HariJumlah Kalori (Kkal)
JumlahMakan Pagi Makan Siang Makan Malam
Senin 668 881 523 2072
Selasa 641 608 923 2172
Rabu 543 712 818 2073
Kamis 623 1158 553 2334
Sabtu 502 841 776 2119
Minggu 624 688 724 2036
Rata-rata 2134
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Tabel 4.22 dapat lihat hasil rekapitulasi jumlah kalori makanan yang
dikonsumsi operator I selama penelitian berlangsung, sedangkan untuk operator II
dan operator III dapat lihat pada tabel 4.23 s/d 4.24 dilampiran VIII.
4.2.5. Perhitungan Jumlah Konsumsi Kalori yang Dibutuhkan Operator
Perhitungan jumlah kalori yang di konsumsi oleh operator dapat dihitung
dengan kecepatan denyut jantung operator dengan menggunakan persamaan 2.3.,
berikut contoh perhitungan jumlah kalori yang dibutuhkan operator I pada hari
senin, jam 08.00 sebagai berikut:
E =1.80411 - 0.0229038 X 71 + 4.71733 X 10-4 X 712
= 1.80411 - 0.0229038 X 71 + 4.71733 X 0.001 X 5041
= 2.56 kkal/menit
Dari hasil perhitungan konsumsi kalori yang dikonsumsi operator pada
saat dilakukan pengamatan makan dapat dilihat pada tabel 4.25 s/d tabel 4.27
berikut:
36
Tabel 4.25. Rekapitulasi Jumlah Kalori yang dikeluarkan oleh Operator I perMenit
Hari
Konsumsi Energi(Kkal/menit)
Jam
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
Senin 2.56 3.32 4.30 5.76 7.00 2.89 4.09 5.16 6.50 7.41
Selasa 2.65 3.21 4.09 5.58 7.52 3.21 4.83 6.03 7.21 8.06
Rabu 2.51 2.94 4.83 5.07 6.41 2.94 5.16 6.50 7.41 8.18
Kamis 2.79 3.38 4.68 6.12 7.95 3.44 5.32 7.00 7.95 8.63
Sabtu 2.74 3.15 4.38 5.58 7.52 2.94 4.60 5.58 6.50 7.63
Minggu 2.56 2.79 1.71 6.31 7.84 3.10 4.16 5.24 5.94 7.31
Rata-rata 2.63 3.13 4.00 5.74 7.37 3.09 4.69 5.92 6.92 7.87
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Tabel 4.25 dapat lihat hasil rekapitulasi jumlah kalori per menit yang
dikeluarkan operator I selama penelitian berlangsung, sedangkan untuk operator
II dan operator III dapat lihat pada tabel 4.26 s/d 4.27 dilampiran IX.
Untuk melihat jumlah kalori yang dikeluarkan oleh operator dalam
rentang waktu 1 jam dapat dilihat pada tabel 4.28 s/d tabel 4.30, berikut hasil
rakapitulasi Jumlah Kalori yang dikeluarkan oleh Operator I dapat dilahat pada
tabel berikut:
Tabel 4.28. Rekapitulasi Jumlah Kalori yang dikeluarkan oleh Operator I dalamRentang waktu 1 jam
Hari
Konsumsi Energi Yang Dikeluarkan Operator
(Kkal/menit)
JumlahWaktu Pengamatan Pada Jam
08.00-
09.00
09.00-
10.00
10.00-
11.00
11.00-
12.00
12.00-
13.00
13.00-
14.00
14.00
15.00
15.00-
16.00
16.00-
17.00
Senin 199.4 258.2 345.5 420.0 173.3 245.4 309.4 390.2 444.9 2786
Selasa 192.5 245.4 334.9 451.2 192.5 290.0 361.9 432.3 483.8 2985
Rabu 176.3 290.0 304.4 384.4 176.3 309.4 390.2 444.9 490.5 2967
Kamis 202.9 280.6 367.4 477.2 206.5 319.4 420.0 477.2 517.9 3269
Sabtu 189.2 262.5 334.9 451.2 176.3 276.0 334.9 390.2 457.6 2873
Minggu 167.3 102.9 378.7 470.6 185.9 249.6 314.4 356.4 438.6 2664
Kalori rata-rata yang dikeluarkan Operator I 2924
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)Ket: Jam 12.45 S/d jam 13.00 dan Jam 16.15 S/d 16.30 digunakan untukmelaksanakan shalat zuhur dan ashar secara begantian.
37
Tabel 4.28 dapat lihat hasil rekapitulasi jumlah kalori yang dikeluarkan
operator I dalam rentang waktu 1 jam selama penelitian berlangsung, sedangkan
untuk operator II dan operator III dapat dilihat pada tabel 4.29. s/d 4.30.
dilampiran X.
4.2.6. Menghitung Produktivitas Kerja Operator
Dalam perhitungan Produktivitas kerja operator pada Umumnya keluaran
dari suatu industri sulit di ukur secara kuantitaitf maka oleh sebabnya pengukuran
Produktivitas biasanya selalu dihubungkan dengan keluaran secara fisik, yaitu
produk akhir yang dihasilkan oleh suatu industri, dengan menggunakan
persamaan 2.5. dapat dihitung sebagai berikut:
Produktivitas Kerja Hari Senin =3
2757
= 919 kg
Dari persamaan rumus tersebut maka hasil yang di dapat dapat dilihat pada
tabel 4.31. berikut:
Tabel 4.31. Produktivitas Kerja Operator
WaktuPengamatan Pada
Jam
Jumlah Beras
(kg)
Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Minggu
08.00-09.00 371 384 381 401 378 365
09.00-10.00 381 376 415 37 382 372
10.00-11.00 326 325 331 324 373 372
11.00-12.00 376 312 332 319 307 321
12.00-13.00 - - - - - -
13.00-14.00 356 325 308 380 350 351
14.00-15.00 321 314 315 242 321 351
15.00-16.00 315 317 235 203 276 321
16.00-17.00 311 328 316 303 375 371
Jumlah 2757 2681 2633 2209 2762 2824
Rata/Opertor 919 893 877 736 920 941
Rata/hari 881
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
38
BAB V
ANALISA PEMECAHAN MASALAH
5.1. Penilaian Beban Kerja
Penilaian beban kerja dapat di ukur dengan dengan cara pengukuran
denyut nadi selama bekerja berlansung. Unkuk mengetahui beban kerja dapat di
hitung dengan rumus kardiovaskuler (%CLV), Hasil perhitungan %CLV dengan
metode tidak langsung dapat dilihat pada tabel 5.1. Hasil perhitungan menunjukan
bahwa seluruh operator yang diamati termasuk dalam kategori diperlukan
perbaikan, Secara lengkap rekapitulasi penilian beban kerja sebagai berikut:
Tabel 5.1. Hasil Rekapitulasi Beban Kerja Berdasarkan KardiovaskulerOperator Umur DNI DNK DNMaks %CLV Kategori
I 23 77.17 117.21 197 33.41% Diperlukan perbaikan
II 28 75.67 116.42 192 35.03% Diperlukan perbaikan
III 25 80.17 117.94 195 32.89% Diperlukan perbaikan
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
5.2. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan Kalori yang
Terdapat Dalam Asupan Makanan Operator
Kalori yang terdapat dalam tubuh yaitu asupan makanan Operator setiap
harinya dari pagi, siang sampai malam. Sedangkan jumlah kalori yang
dikeluarkan oleh operator yaitu diukur dari deyut nadi saat bekerja selama 6 hari
kerja.
Berikut perbandingan kalori yang terdapat dalam asupan makanan dengan
kalori yang dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Rekapitulasi Perbandingan Kalori Dalam Asupan Makanan OperatorDengan Kalori yang Dikeluarkan
OperatorPerbandingan Kalori
(Kkal)Kalori Yang Dikeluarkan Dari Asupan Makanan
I 2924 2134
II 2899 2115
III 2967 2096
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
39
Tabel 5.2 menunjukan kalori yang terdapat dalam asupan makanan yang
dikonsumsi oleh operator belum mencukupi terhadap perkerjaan yang dilakukan
oleh operator.
Berdasarkan klasifikasi beban kerja maka kebutuhan kalori dapat
digunakan sebagai indikator untuk menentukan berat ringannya beban kerja yang
dilakukan oleh manusia.
5.3. Perbandingan Hubungan Jumlah Kalori pada Asupan Makanan
Dengan Produktivitas Kerja Operator
Energi yang ada dalam tubuh manusia diperoleh melalui makanan dan
minuman sehari-hari untuk mengerakkan fungsi tubuh dalam kehidupan sehari-
hari, dengan adanya energi yang dalam tubuh sehingga manusia dapat bekerja
dan menghasilkan suatu keluaran dari hasil Operator tersebut.
Berikut perbandingan kalori pada asupan makanan dengan Produktivitas
kerja operator saat ini dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Rekapitulasi Perbandingan Kalori yang Dikeluarkan Operator DenganProduktivitas Kerja Operator
Operator
Perbandingan Kalori(Kkal)
Kalori Rata-rata Kalori YangDikeluarkan (kkal/hari)
Poduktivitas Rata-rata Operator(kg/hari)
I 2924 881
II 2899 881
III 2967 881
(Sumber : Pengolahan data sekunder, 2013)
Berdasarkan tabel rekapitulasi perbandingan kalori dalam asupan makanan
operator dengan Produktivitas kerja operator dapat dilihat hasil perbandingan
kalori dalam asupan makanan dengan Produktivitas kerja di bawah ini:
input
outputtasproduktivi
Berikut perhitungan Produktivitas kerja operator I
kkal
kgtasproduktivi
/2924
/881
= 0,301 kg/kkal
Perhitungan Produktivitas kerja operator II
kkal
kgtasproduktivi
/2899
/881
= 0,303 kg/kkal
40
Perhitungan Produktivitas kerja operator III
kkal
kgtasproduktivi
/2967
/881
= 0,290 kg/kkal
5.4. Pemecahan Masalah
Hasil pengolahan data yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung
jumlah kalori makanan operator termasuk dalam kategori diperlukan perbaikan
upaya menjaga tingkat kelelahan tubuh operator dan untuk mencapai
Produktivitas kerja operator yang lebih maksimal. Peneliti menawarkan atau
mengajukan beberapa usulan untuk menjaga tingkat kelelahan fisik operator serta
meningkatkan Produktivitas, usulan tersebut sebagai berikut:
5.4.1. Usulan Perbaikan Menu Makanan Operator
Kalori yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi Operator tidak
dapat memenuhi kebutuhan energi yang dikeluarkan, hal ini dapat dilihat pada
tabel 5.2., hasil yang diperoleh menunjukan diperlukan menu makanan yang
sesuai dengan kebutuhan energi setiap Operator. Berikut grafik perbandingan
jumlah kalori pada asupan makanan pada Operator sebelum perbaikan pada
gambar 5.1.
Gambar 5.1. Perbandingan Jumlah Kalori Pada Asupan Makanan Pada OperatorSebelum Perbaikan
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa kalori yang dikeluarkan
lebih besar dari kalori yang terdapat pada asupan makanan yang dikonsumsi oleh
operator, sehingga untuk memenuhi kebutuhan kalori operator perlu usulan
makanan Operator. Dalam melakukan usulan menu makanan ada beberapa hal
yang harus dipertimbangkan untuk mempermudah penelitian, dalam hal ini
41
menentukan jumlah kalori pada menu makanan. Adapun pertimbangan-
pertimbangan yang diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Menu makanan yang diusulkan merujuk pada standar IGI (Ikatan Gizi
Indonesia,2004) dengan pertimbangan memudahkan dalam menentukan nilai
kalori pada asupan makanan.
2. Usulan menu makanan yang diusulkan tidak memperhatikan menu makanan
aspek lokal dengan pertimbangan sulitnya mendapatkan nilai kalori pada
makanan lokal tersebut.
3. Usulan menu makanan yang dipilih tidak memperhatikan aspek pendapatan
operator dengan pertimbangan pendapatan yang diperoleh berbeda-beda.
Adapun usulan menu makanan operator dapat dilihat pada Tabel 5.4. berikut:
Tabel 5.4. Usulan Menu Makanan Operator
Hari Waktu Menu MakananBerat
(gr)
Kalori
(Kkal)
Makanan
Salingan
Berat
(gr)Kal
SENIN
Pagi
Nasi putih 200 350 Potato 170 298
Tempe Goreng 50 118 Kuku Bima 1 27
Gulai Pakis 100 182 lupis ketan 125 350
Kopi (Cangkir) 1 18
Jumlah : 351 668 Jumlah : 296 675
Siang
Nasi putih 200 350 Risol 100 247
Talur Asin Rebus 75 116 Kopi (Cangkir) 1 18
Gulai Cumi 100 183
Kuku Bima (Saset) 1 27
Pisang goring 2 pt 205
Jumlah : 376 881 Jumlah : 101 265
Malam
Nasi putih 200 350 Martabak Telur 95 196
Tempe Sambal 70 119Susu Putih
(cangkir)1 54
Ikan tonkol 100 111 Bakwan 100 270
Jumlah: 370 580 Jumlah : 196 520
Jumlah Kalori Pada Hari Senin : 3589 Kkal
SELASA
Pagi
Nasi putih 200 350 Singkong Rebus 100 146
Ayam Goreng Kecap 75 358 Kuku Bima 1 27
Tumis Buncis 100 52 bihung goring 150 296
Kopi (Cangkir) 1 18
Jumlah : 376 778 Jumlah : 251 469
Siang
Nasi putih 200 350 Mie Goreng 200 321
Telur dadar 50 167 Kopi (Cangkir) 1 18
Tempe Bacem 100 147 Bakwan 100 270
Jumlah : 350 664 Jumlah : 301 609
42
Tabel 5.4. Usulan Menu Makanan Operator (Lanjutan)
Hari Waktu Menu MakananBerat
(gr)
Kalori
(Kkal)
Makanan
Salingan
Berat
(gr)Kal
SELASAMalam
Nasi putih 200 350 Kopi 1 18
Rendang daging 75 285 Bakwan 100 270
Telur asin 75 138
Jumlah : 350 773 Jumlah : 101 288
Jumlah Kalori Pada Hari Selasa : 3581 Kkal
RABU
Pagi
Nasi putih 200 350 Bakwan 100 270
Telur sambal 50 134Kuku Bima
(Saset)1 27
Gulai Cumi 100 183 Kue nagasari 70 149
Kopi (Cangkir) 1 18
Jumlah : 351 685 Jumlah : 171 446
Siang
Nasi putih 200 350 Kentang Goreng 150 211
Ikan Kembung Balado 50 168 Kopi (Cangkir) 1 18
Tumis Daun Singkong 120 151 ketupat ketang 120 216
Jumlah : 301 669 Jumlah : 151 229
Malam
Nasi putih 200 350 Mie Bakso 200 302
tahu gareng 100 111 Bakwan 100 270
Bayam rebus 50 18
Gado-gado 150 295
Jumlah : 500 774 Jumlah : 300 572Jumlah Kalori Pada Hari Rabu : 3591 Kkal
KAMIS
Pagi
Nasi putih 200 350 Tape Singkong 150 260
Tahu Sambal 100 129Teh Manis
(Gelas)140 ml 353
Kopi (Cangkir) 1 18
Tempe Bacem 100 147
Jumlah : 401 644 Jumlah : 290 613
Siang
Nasi putih 200 350 Singkong rebus 100 146
Ikan Kembung Balado 125 236 Kopi (Cangkir) 1 18
Kuku Bima (Saset) 1 27 Sop sapi 260 227
Jumlah : 326 613 Jumlah : 101 164
Malam
Nasi putih 200 350 Bihun Goreng 150 296
Telur sambal+terong 140 179Teh Manis
(Gelas)140 ml 353
Bayam rebus 50 18 serabi pandan 60 137
Kopi 1 18
Jumlah : 391 565 Jumlah : 210 786
Jumlah Kalori Pada Hari Kamis : 3612 Kkal
43
Tabel 5.4. Usulan Menu Makanan Operator (Lanjutan)
Hari Waktu Menu MakananBerat
(gr)
Kalori
(Kkal)
Makanan
Salingan
Berat
(gr)Kal
SABTU
Pagi
Nasi putih 200 350 Kentang Goreng 150 211
Ikan Kembung Balado 50 168 Kopi (Cangkir) 1 18
Kopi (Cangkir) 1 18
Jumlah : 251 536 Jumlah : 151 229
Siang
Nasi putih 200 350 Tape kentang 160 559
Cah kacang panjang 100 72The Manis
(Gelas)140 ml 353
Ikan lele sambal 60 122
Kuku Bima (Saset) 1 27
Jumlah : 361 571 Jumlah : 160 912
Malam
Nasi putih 200 350 Bakwan 100 270
Gulai ikan kembung 80 87 Kopi (Cangkir) 1 18
Kopi 1 18 sate kambing 180 729
Jumlah : 281 455 Jumlah : 281 1017Jumlah Kalori Pada Hari Sabtu : 3720 Kkal
MINGGU
Pagi
Nasi putih 200 350Ketupat
Kentang120 216
Danging Balado 50 147Teh Manis
(Gelas)140 ml 353
Bening bayam 50 18 Sop Sapi 260 227
Kopi (Cangkir) 1 18
Jumlah : 301 533 Jumlah : 380 796
Siang
Nasi putih 200 350 Pisang 200 236
Gulai bayam rebus 50 18 Kue naga sari 70 147
Tahu bacem 100 147
Kuku Bima (Saset) 1 27
Jumlah : 351 542 Jumlah : 270 383
Malam
Nasi putih 200 350Bakso danging
sapi100 260
Tumis daun singkong 120 151 Kopi 1 18
Pisang Goreng 2 pt 205 potato chip 170 298
Kopi 1 18
Jumlah : 321 724 Jumlah : 271 576Jumlah Kalori Pada Hari Minggu : 3554 Kkal
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Menu makanan pada Tabel 5.4 hanya sebatas usulan saja, boleh berbeda
asalkan kalori yang dibutuhkan Operator saat bekerja dapat terpenuhi. Berikut
dapat dilihat perbandingan jumlah kalori setelah perbaikan asupan makanan pada
tabel 5.5.
44
Tabel 5.5. Rekapitulasi Perbandingan Kalori Dalam Asupan Makanan OperatorDengan Kalori yang Dikeluarkan Setelah Perbaikan
OperatorPerbandingan Kalori
(Kkal)Kalori Yang Dikeluarkan Dari Asupan Makanan
I 2924 3608
II 2899 3608
III 2967 3608
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Dari tabel 5.5 dapat dilihat grafik perbandingan kalori dalam asupan
makanan operator dengan kalori yang dikeluarkan setelah perbaikan pada gambar
5.2. berikut :
Gambar 5.2. Perbandingan Kalori Dalam Asupan Makanan Operator DenganKalori yang Dikeluarkan Setelah Perbaikan
5.4.2. Analisa Usulan Makanan Untuk Mencukupi Kebutuhan kaloriTerhadap Produktivitas Kerja Operator
Analisa perbandingan kalori makanan dengan kebutuhan kalori yang
dikeluarkan terhadap Produktivitas dapat dilihat pada tabel 5.6. berikut.
Tabel 5.6. Rekapitulasi Perbandingan Kalori yang Dikeluarkan Operator DenganProduktivitas Kerja Operator Sebelum Perbaikan
Operator
Perbandingan Kalori yang Dikeluarkan OperatorDengan Produktivitas Sebelum Perbaikan
Kalori Rata-rata KaloriYang Dikeluarkan
(kkal/hari)
Poduktivitas Rata-rataOperator(kg/hari)
Poduktifitas(kg/kkal)
I 2924 881 0,301
II 2899 881 0,303
III 2967 881 0,290
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh operator termasuk dalam
golongan beban kerja berat yaitu dengan kebutuhan kalori sebesar 3600 kkal/hari
maka dengan demikian dapat dinaikan Produktivitas.
45
Berikut sebagai indikator untuk menentukan berat ringannya beban kerja
yang dilakukan oleh manusia, dibawah ini ada beberapa tingkat tipe pekerjaan
dengan kebutuhan kalori perharinya sebagai berikut:
1. Beban kerja ringan sekali : 2400 Kilo kalori/hari
2. Beban kerja ringan : 2700 Kilo kalori/hari
3. Beban kerja sedang : 3000 Kilo kalori/hari
4. Beban kerja berat : 3600 Kilo kalori/hari
Untuk menghitung Produktivitas kerja operator setelah perbaikan menu
makanan telebih dahulu dihitung kekurangan kalori setelah usulan perbaikan
asupan makanan.
Perhitungan kebtuhan kalori makanan usulan operator I:
Makanan = Kebutuhan Kalori - Kalori dari Asupan Makanan
= 3600-2134
= 1466 kkal
Perhitungan kebutuhan kalori makanan usulan operator II:
Makanan = Kebutuhan Kalori - Kalori dari Asupan Makanan
= 3600-2115
= 1485 kkal
Perhitungan kebutuhan kalori makanan usulan operator III:
Makanan = Kebutuhan Kalori - Kalori dari Asupan Makanan
= 3600-2096
= 1504 kkal
Berdasarkan dari hasil perhitungan kebutuhan kalori operator sehinga hasil
analisa pengaruh pebaikan menu makanan terhadap Produktivitas sebagai berikut:
Berikut hasil analisa perhitungan pengaruh pebaikan menu makanan terhadap
Produktivitas kerja operator I:
Produktivitas = Kebutuhan Kalori makanan Usulan x Produktivitas Awal
= 1466 kkal x 0,301 kg/kkal
= 441,26 Kg
46
Hasil analisa perhitungan pengaruh pebaikan menu makanan terhadap
Produktivitas kerja operator II:
Produktivitas = Kebutuhan Kalori makanan Usulan x Produktivitas Awal
= 1485 kkal x 0,303 kg/kkal
= 449,95 Kg
Hasil analisa perhitungan pengaruh pebaikan menu makanan terhadap
Produktivitas kerja operator III:
Produktivitas = Kebutuhan Kalori makanan Usulan x Produktivitas Awal
= 1504 kkal x 0,290 kg/kkal
= 436,16 Kg
Berikut Rekapitulasi Perbandingan Produktivitas sebelum dan sesudah
usulan perbaikan asupan makanan operator dapat dilihat pada Tabel.5.7.
Tabel 5.7. Rekapitulasi Perbandingan Produktivitas Sebelum Dan Sesudah UsulanPerbaikan Asupan Makanan Operator
OperatorPoduktivitas Rata-rata Operator
(kg)
SebelumPerbaikan
Setelah Perbaikan Total Selisih
I 881 1322.26 441.26
II 881 1330.95 449.95
III 881 1317.16 436.16
Rata-rata 881 1323.46 442.46
(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Berikut dapat dilihat pada gambar 5.3 permbandingan produktivitas sebelum
perbaikan dan sesudah perbaikan.
Gambar 5.3. Perbandingan Produktivitas kerja Operator Sebelum dan SesudahUsulan Perbaikan Menu Makanan
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier dan Sunita. 2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia PustakaUtama. Jakarta.
Almatsier dan Sunita. 2004.Penuntun Diet. PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Anggara dan Radhy.2006. Pengukuran Produktifitas Berdasarkan BebanKerja. Universitas Guna Darma. Grandjean et al., 1983.
Anggraini R. 2010, Hubungan Terkanan Panas Terhadap Produktivitas KerjaDi unit Produksi SNK Katolik ST.Mikael Srakarta Jawa Tengah.USM.
Grandjean, E., Hünting, W., & Pidermann, M. (1983). VDT workstationdesign: Preferred settings and their effects. Human Factors.
Helga Yulanda S.2011. penggaturan kalori yang dikonsumsi untuk kerjakaryawan.3-nov-2011.USU.Medan.
Kilbon, A., 1992, Measurement and Assessment of Dynamic Work dalamWilson, J.R. & Corlet, E.N.eds. Evaluation of Human Work: APractical Ergonomics Methodology. Taylor & Francis Great Britain:420-543
Khomsan A, 2000, Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi.Bugor. IPBNazir. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.Maas.T.Linda. 2011 Gizi dan Ketahanan fisik. 20 April 2011. FKM USU
digital library. Medan.Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit
Guna widya. Edisi Pertama Cetakan Ketiga.Sastrowinoto dan Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas Dengan
Ergonomi. PT. Pustaka Binaman Pessindo. Jakarta.Sastrowinoto dan Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas Dengan
Ergonomi. PT. Pustaka Binaman Pessindo. Jakarta.Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB. Bandung.Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung
Agung. Jakarta.Ravianto R. 1985. Produktivitas dan manusia Indonesia. Jakarta. Lembaga
Sarana Informasi Usaha dan ProduktivitasRiadi H.2001, Metode penilian Status Gizi Secara Atropometri. Diklat
Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. FakultasPertanian.IPB
Tarwaka, Solichul H, Bakri A, Sudiajeng, Lilik. 2004. Ergonomi UntukKesehatan dan Keselamatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press.Surakarta.