bab i pendahuluan lintang utara dan 96.11repository.utu.ac.id/592/1/bab i_v.pdf1 bab i pendahuluan...

48
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nagan Raya merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang secara geografis terletak pada posisi 03.40 - 04.38 o Lintang Utara dan 96.11 - 96.48 o Bujur Timur, dengan luas wilayah 3.363,74 Km 2 (336,372 Hektar) atau 5,86 % dari luas Provinsi Aceh. Saat ini Kabupaten Nagan Raya terbagi menjadi sepuluh Kecamatan yaitu Beutong, Seunagan Timur, Seunagan, Suka Makmue, Kuala, Kuala Persisir, Tadu Raya, Darul Makmur, Tripa Makmur dan Beutong Banggala. Kabupaten Nagan Raya merupakan suatu daerah pertanian yang memiliki luas area persawahan pada tahun 2012 adalah 30.580 hektar dengan produksi 173.101 ton setara beras selama dua kali masa panen dan mengalami surplus beras sebesar 110.000 ton lebih sesudah dikurangi jumlah konsumsi yang ada di Nagan Raya 1 . Banyaknya sumber daya alam padi di Nagan Raya sehingga timbul industri kecil atau rumah tangga untuk mengolah padi menjadi beras atau disebut kilang padi. Pada saat ini kilang padi di Nagan Raya merupakan suatu industri yang sangat berperan di Nagan Raya dan terus meningkat dari tahun ketahun sehingga dengan adanya peningkatan usaha tersebut jumlah lapangan kerja di Nagan Raya semakin luas. Data Dinas Perindustrian Perdagangan dan Perkoperasian Nagan Raya pada tahun 2012 menunjukkan bahwa kilang padi yang ada di Nagan Raya mempunyai 194 kilang padi yang tersebar diseluruh wilayah kabupaten Nagan Raya dengan jumlah tenaga kerja 389 orang. Berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang ada di masing-masing kilang padi pada kabupaten Nagan Raya, maka untuk mencapai produktivitas secara maksimal diperlukan menjaga kesehatan dan keselamatan kerja, salah satu faktor 1 Dinas Pertanian dan Perternakan Nagan Raya, 2012

Upload: others

Post on 24-Mar-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Nagan Raya merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang

secara geografis terletak pada posisi 03.40 - 04.38o Lintang Utara dan 96.11 -

96.48o Bujur Timur, dengan luas wilayah 3.363,74 Km2 (336,372 Hektar) atau

5,86 % dari luas Provinsi Aceh. Saat ini Kabupaten Nagan Raya terbagi menjadi

sepuluh Kecamatan yaitu Beutong, Seunagan Timur, Seunagan, Suka Makmue,

Kuala, Kuala Persisir, Tadu Raya, Darul Makmur, Tripa Makmur dan Beutong

Banggala.

Kabupaten Nagan Raya merupakan suatu daerah pertanian yang memiliki

luas area persawahan pada tahun 2012 adalah 30.580 hektar dengan produksi

173.101 ton setara beras selama dua kali masa panen dan mengalami surplus beras

sebesar 110.000 ton lebih sesudah dikurangi jumlah konsumsi yang ada di Nagan

Raya1.

Banyaknya sumber daya alam padi di Nagan Raya sehingga timbul

industri kecil atau rumah tangga untuk mengolah padi menjadi beras atau disebut

kilang padi. Pada saat ini kilang padi di Nagan Raya merupakan suatu industri

yang sangat berperan di Nagan Raya dan terus meningkat dari tahun ketahun

sehingga dengan adanya peningkatan usaha tersebut jumlah lapangan kerja di

Nagan Raya semakin luas. Data Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Perkoperasian Nagan Raya pada tahun 2012 menunjukkan bahwa kilang padi

yang ada di Nagan Raya mempunyai 194 kilang padi yang tersebar diseluruh

wilayah kabupaten Nagan Raya dengan jumlah tenaga kerja 389 orang. Berkaitan

dengan jumlah tenaga kerja yang ada di masing-masing kilang padi pada

kabupaten Nagan Raya, maka untuk mencapai produktivitas secara maksimal

diperlukan menjaga kesehatan dan keselamatan kerja, salah satu faktor

1 Dinas Pertanian dan Perternakan Nagan Raya, 2012

2

mepengaruhinya adalah pemenuhan kecukupan gizi pekerja pada saat mereka

bekerja.

Ditinjau dari sisi ergonomi, suatu pekerjaan yang dilakukan oleh

karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya

energi yang dikeluarkan harus seimbang dengan energi yang dimiliki

(dikonsumsi)2. Kebutuhan akan kalori sangat tergantung dari umur, jenis kelamin,

atau jenis pekerjaan yang dilakukan, pada wanita dewasa kalori yang dibutuhkan

berkisar antara 1.600 – 2.000 kilokalori sedangkan pria dewasa membutuhkan

sekitar 2.500 – 3.000 kilokalori setiap hari. Secara umum pengaruh gizi terhadap

manusia sangatlah kompleks, antara lain dapat berpengaruh terhadap

perkembangan mental, perkembangan fisik, produktivitas dan kesanggupan kerja

yang mana kesemua ini sangat berpengruh terhadap perbaikan dan peningkatan

taraf hidup masyarakat3.

Gizi kerja adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada pekerja dengan

tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktivitas kerja

yang setinggi-tingginya. Sedangkan manfaat yang diharapkan dengan pemenuhan

gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta

menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja4.

Beberapa hasil penelitian sebelumnya membuktikan bahwa 63,8%

pekerja mempunyai frekuensi makan 3 kali sehari, 30,77% pekerja mempunyai

pola makan 2 kali sehari dan sisanya 4 kali sehari, pekerja yang pola makan 4 kali

sehari cenderung memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pekerja yang makan dengan pola makan 3 dan 2 kali sehari5. Pemenuhan

kebutuhan kalori berpengaruh terhadap produktivitas kerja buruh angkut.

Perbandingan persentase produktivitas kerja dari sebelum perbaikan 73,99%

menjadi 74,81%, sehingga terjadi peningkatan sebesar 0,81%.6

2 Sastrowinoto, Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas Dengan Ergonomi. PT. Pustaka BinamanPessindo. Jakarta.

3 Maas.T.Linda. 2011 Gizi dan Ketahanan fisik. 20 April 2011. FKM USU digital library. Medan.4 Almatsier, Sunita. 2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta5 Yosiwi. 1999. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja Penebang Tebu diPTPN XI PG Pradjekan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. IPB.6 Dalist Agsari Tisna. 2006. Penentuan Kebutuhan Kalori Buruh Angkut Dengan Analisa DenyutJantung PR.Gedung Biru, Malang ITNM

3

Sehingga dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian tersebut

bahwa semakin baik status gizi maka semakin meningkat produktivitas kerja.

Kelelahan yang dialami pekerja dapat mengakibatkan hal-hal yang

negatif seperti, hilangnya konsentrasi pekerja dalam bekerja, pekerja cenderung

merasa letih dan lemas, kecelakaan kerja dan akhirnya dapat menurunkan

produktivitas kerjanya, maka dari sebab itu penulis inggin meneliti tentang

pengaruh hubungan kalori dengan produktivitas kerja pada Kilang Padi Sumber

Rizki di Nagan Raya. penelitian sudah pernah dilkukan terhadap suatu pekerjaan

yang biasa, tidak terlalu ringan atau berat, produktivitas mulai menurun sudah 4

jam bekerja, keadaan ini terutama sejalan dengan menurunnya kadar gula di

dalam darah7.

Berdasarkan rujukan masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang kebutuhan kalori dan produktivitas kerja operator

dengan judul Analisa Pengaruh Kebutuhan Kalori Berdasarkan Denyut Jantung

Terhadap Produktivitas Kerja Operator (Study Kasus Kilang Padi Sumber Rizki di

Kabupaten Nagan Raya).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dibuat rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah jumlah kebutuhan kalori yang di butuhkan Operator Kilang Padi

Sumber Rizki sudah memenuhi asupan gizi makanan ?

2. Berapakah nilai kalori yang terkandung pada makanan Operator Kilang Padi

Sumber Rizki sesuai dengan standar yang di tetapkan oleh IGI ?

3. Bagaimanakah tingkat produktivitas kerja operator pada Kilang Padi Sumber

Rizki di Kabupaten Nagan Raya ?

7 Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung. Jakarta.

4

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Menentukan beban kerja sesuai dengan klasifikasi beban kerja (%CLV)

operator Kilang padi Sumber Rizki Nagan Raya.

2. Mengukur jumlah kalori yang dibutuhkan oleh operator kilang padi Sumber

Rizki di Kabupaten Nagan Raya berdasarkan katagori beban kerja.

3. Menentukan nilai perbaikan kalori operator kilang padi Sumber Rizki di

Kabupaten Nagan Raya berdasarkan selisih jumlah kalori.

4. Menentukan produktivitas operator berdasarkan jumlah kalori yang

dibutuhkan ketika dibandingkan dengan kondisi sekarang.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan

dapat meberikan dua manfaat, yaitu :

a. Manfaat teoritis

1. Penulis

Menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori

yang telah dipelajari dengan praktek yang diterapkan berdasarkan

pengaruh kalori terhadap produktivitas kerja di Kilang padi Sumber Rizki

di Nagan Raya.

2. Lingkungan Akademik

Hasil penelitian ini diharapakan dapat berguna dalam menambah bahan

bacaan bagi mahasiswa Universitas Teuku Umar Meulaboh, Khususnya

mahasiswa Teknik Industri.

b. Manfaat praktis

1. Dapat mejadi bahan kajian bagi usaha kilang padi untuk memperbaikan

jumlah produksi dan keuntungan dimasa yang akan datang.

2. Salah satu hasil penelitian ini dapat menjadi landasan kebijakan

pemerintah daerah terkait peningkatan produktivitas produksi padi di

Nagan Raya.

5

1.5. Batasan Masalah

Untuk membuat penelitian ini lebih tearah dan tidak melebar, maka

ditentukan batasan masalah sebagai berikut :

1. Pengamatan dilakukan berdasarkan aktivitas kegiatan produksi sesuai dengan

jam kerja di Kilang Padi Sumber Rizki Kabupaten Nagan Raya.

2. Penentuan produktivitas kerja operator Kilang Padi Sumber Rizki Kabupaten

Nagan Raya yang difokuskan pada faktor kebutuhan kalori.

3. Penentuan metode kebutuhan kalori ini menggunakan analisa denyut jantung,

sebagai penentu berat atau ringannya suatu pekerjaan dan produktivitas kerja

operator Kilang Padi Sumber Rizki Kabupaten Nagan Raya.

4. Penentuan peningkatkan produktivitas berdasarkan tipe pekerjaan dengan

kebutuhan kalori perharinya.

1.6. Asumsi

Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda, sehingga kebutuhan akan

kalori juga bisa bervariasi.

2. Aktivitas produksi yang dilakukan oleh operator berjalan secara normal.

3. Kondisi operator yang diukur dianggap dalam keadaan sehat.

1.7. Sistematika Penelitian Laporan

Sistematika Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum

tentang penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika Penelitian adalah sebagai

berikut :

Bab I: Pendahuluan, diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian serta

sistematika Penelitian tugas akhir.

Bab II: Landasan teori, memuat penjelasan tentang konsep dan dasar untuk

memecahkan masalah penelitian dan pedoman untuk pembahasan

masalah, antara lain konsep ergonomi, beban kerja, perhitungan

6

konsumsi kalori, perhitungan kalori yang dibutuhkan pekerja

menggunakan metode pendekatan fisiologis.

Bab III: Metodologi penelitian, menguraikan metode-metode yang dipakai

untuk mencapai tujuan penelitian yang meliputi: metode pengumpulan

data, metode pengolahan data dan tahapan penelitian secara lengkap.

Bab IV: Pengumpulan dan pengolahan data, memuat data penelitian meliputi:

denyut jantung, asupan makanan, berat badan dan umur, sedangkan

pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode fisiologis.

Bab V: Analisis pemecahan masalah, memuat analisa terhadap hasil

pengolahan data dan pemecahan dilakukan terhadap masalah yang

dikaji.

Bab VI: Kesimpulan dan saran, berisi kesimpulan yang dapat diambil dari hasil

penelitian serta saran yang perlu bagi perusahaan secara ringkas dan

padat.

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Ergonomi

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan

informasi-informasi mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia untuk

merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem

tersebut dengan baik yaitu untuk mencapai tujuan yang di inginkan melalui

pekerjaan itu dengan efektif, efesien, aman dan nyaman8. Sistem kerja sebagai

sistem hubungan manusia-mesin yang dipertimbangkan sebagai sistem yang

terpadu (integral sistem).

Manusia merupakan salah satu komponen dalam sistem kerja dengan

segala aspek sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang komplek. Untuk

mempelajari manusia tidak cukup ditinjau dari satu segi ilmu saja. Maka oleh

sebab itulah mengembangkan ilmu ergonomi memerlukan dukungan dari berbagai

disiplin ilmu seperti : Psychology, Antrhopology, Biologi, Faal, dan lain-lain.

Dari uraian singkat diatas maka dapat ditarik beberapa pokok-pokok

persoalan dari disiplin ilmu ergonomi yaitu sebagai berikut:

a. Fokus perhatian dari ergonomi adalah berkaitan dengan aspek-aspek

didalam perancangan fasilitas dan lingkungan kerja.

b. Adapun tujuan dari disiplin ergonomi ialah sebagai berikut:

1. Memperbaiki kinerja kerja, konsistensi atau perubahan manusia

seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja,

dan mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi

kelelahan.

2. Mengurangi waktu perlatihan dan biaya.

3. Memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia melalui

peningkatan keterampilan (skill) yang diperlukan.

8 Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi PertamaCetakan Ketiga.

8

4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan

kerusakan peralatan dan human errors.

5. Memperbaiki kenyamanan manusia didalam bekerja. Dengan

demikian jelas bahwa tujuan ergonomi adalah menimbulkan

efektivitas fungsional dan kenikmatan-kenikmatan pemakaian dari

peralatan, fasilitas maupun lingkungan kerja yang dirancang.

c. Pendekatan khusus yang ada dalam ilmu ergonomi adalah aplikasi yang

sistematis dari segala informasi yang relavan yang berkaitan dengan

karakteristik dan prilaku manusia didalam perancangan peralatan,

fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai9.

2.2. Mengukur Aktivitas Kerja Manusia

Pengukur aktivitas kerja manusia adalah mengukur berapa besarnya tenaga

yang dibutuhkan oleh manusia untuk melaksanakan pekerjaannya. Tenaga yang

dikeluarkan tersebut dihitung dalam satuan kilo kalori10.

Secara umum kriteria pengukuran aktivitas kerja manusia dibagi dalam

dua kelas utama yaitu kriteria fisiologis dan kriteria operasional, yang masing-

masing akan diuraikan sebagai berikut :

a. Kriteria Fisiologis.

Kriteria Fisiologis dari kegiatan kerja manusia biasanya ditentukan

berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukan

besarnya tenaga yang setepat-tepatnya berdasarkan kriteria ini agak sulit, karena

perubahan fisik dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan

melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain, seperti tekanan darah, peredaran

udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang digunakan, jumlah karbon dioksida

yang dihasilkan, temperatur badan, banyaknya keringat dan komposisi kimia

dalam urine dan darah. Secara luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut

jantung dan kecepatan pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan

oleh lingkungan atau oleh tekanan akibat kerja keras, dimana ketiga tekanan

9 Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi PertamaCetakan Ketiga.10 Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB. Bandung. Penerbit Guna widya.

9

tersebut sama pengaruhnya. Sehingga apabila kecepatan denyut jantung seorang

meningkat, kita akan sulit menentukan, apakah meningkatnya ini disebabkan

akibat kerja atau akibat temperatur ruangan yang terlampau panas atau akibat rasa

takut. Dengan demikian pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis ini bisa

digunakan apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut kecil, atau situasi

kerjanya harus ada dalam keadaan normal.

Volume oksigen yang dibutuhkan selama bekerja dipakai sebagai dasar

menentukan jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar persamaan:

satu liter oksigen = 4,7-5,0 kilokal/menit. Volume oksigen yang digunakan

tersebut dihitung dengan cara mengukur volume udara ekspirasi dan kemudian

kadar oksigennya ditentukan dengan teknik sampling. Dengan mengetahui

temperatur dan tekanan udaranya, maka volume oksigen yang diketahui.

Pengukuran berdasarkan kecepatan denyut jantung lebih mudah dilakukan

tetapi pengukuran cara ini kurang tepat dibandingkan dengan konsumsi oksigen

karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor individu, seperti : emosi,

kondisi fisik, kelamin, dan lain-lain.

Sehubungan dengan pekerjaannya sendiri, terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi besarnya pengeluaran tenaga selama bekerja, diantaranya : cara

pelaksanaan kerjanya, kecepatan kerjanya, sikap pekerja, kondisi lingkungan.

b. Kriteria Operasional.

Kriteria operasional melibatkan teknik-teknik untuk mengukur atau

menggambarkan hasil-hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota-anggota

tubuh pada saat melaksanakan gerakan-gerakannya. Secara umum hasil gerakan

yang bisa dilakukan tubuh atau angggota tubuh dapat dibagi dalam berbagai

bentuk yaitu rentangan gerakan, pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan,

ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk mengukur aktivitas-aktivitas tersebut,

bisa digunakan berbagai macam alat ukur seperti : alat pengukur tegangan dan

dinamometer.

Pengukuran fisik berdasarkan range dari gerakan digunakan untuk jenis

pekerjaan yang berulang dengan tetap. Hasil gerakan tubuh dikatakan menurun

atau meningkat jika range gerakan makin kecil atau makin besar. Maka dalam hal

10

(2.1)..........…………60nPerhitungaWaktu

Denyut10itdenyut/menJantungDenyut

ini diperlukan teknik tertentu untuk mengambarkan atau mencatat informasi-

informasi tentang gerakan-gerakan fisik yang terlibat dalam suatu aktivitas.

Teknik yang biasa digunakan untuk mencakup teknik film, pemakaian

chonophoto graphy dan teknik elektronik serta mekanik.

Pengukuran aktivitas fisik berdasarkan kekuatan dan daya tahan pada

hakikatnya tidak hanya di tentukan oleh kekuatan otot saja, tetapi juga dipengaruh

oleh faktor-faktor subjektif lainnya, seperti: besarnya tenaga yang dikeluarkan,

kecepatan kerja, cara dan sikap melaksanakan kerja, kebiasaan olah raga, jenis

kelamin, umur, daya reaksi, stabilitas, letak posisi beban dan arah gerakan dari

anggota tubuh.

Besarnya penggunaan tenaga saat melakukan aktivitas tertentu akan

berpengaruh pada kekuatan dan daya tahan tubuh untuk melaksanakan aktivitas

tersebut. Makin besar tenaga yang dituntut oleh pekerjaan tersebut berarti

kekuatan dan daya tahan tubuh untuk menangani pekerjaan tersebut akan makin

rendah, dan sebaliknya.

2.3. Pengukuran Denyut JantungPengukuran denyut jantung adalah salah satu alat untuk mengetahui

beban kerja11. Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara

antara lain:

1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri pada pergelangan tangan.

2. Mendengarkan denyut dengan Sterthoscope.

3. Menggunakan ECG (electrocardiogram), yaitu mengukur siknal elektrik

yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada. Apabila alat

tersebut tidak ada maka dapat memakai stopwatch dengan metode 10

denyut12.

Dengan menggunakan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja

sebagai berikut:

11 Tarwaka, Solichul H, Bakri A, dan Sudiajeng Lilik. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan dan Keselamatan

Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press. Surakarta.12 Kilbon, A., 1992, Measurement and Assessment of Dynamic Work dalam Wilson, J.R. & Corlet,E.N.eds. Evaluation of Human Work: A Practical Ergonomics Methodology. Taylor &Francis Great Britain: 420-543

11

2.4. Penentuan Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori

Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah kebutuhan akan

oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam

menghasilkan energi13. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh

merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian

setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses

pembakaran.

Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai

indikator untuk menentukan berat ringannya beban kerja yang dilakukan oleh

manusia, dibawah ini ada beberapa tingkat tipe pekerjaan dengan kebutuhan kalori

perharinya sebagai berikut14:

1. Beban kerja ringan sekali: 2400 Kilo kalori/hari

2. Beban kerja ringan : 2700 Kilo kalori/hari

3. Beban kerja sedang : 3000 Kilo kalori/hari

4. Beban kerja berat : 3600 Kilo kalori/hari

Berikut ini adalah sebagai contoh pengelompokan jenis pekerjaan untuk

menentukan kebutuhan akan kalori pada saat beraktifitas15:

1. Pekerjaan Ringan, seperti : menulis, mengetik, pegawai kantor, menjaga toko,

guru, dokter, pengacara, arsitek, dll

2. Pekerjaan Sedang, seperti : pekerja industri sedang, nelayan, pekerja

perkebunan, petani, dll.

3. Pekerjaan Berat, seperti : buruh tani, buruh angkut, pekerja tambang dan baja,

penebang pohon, penarik becak, kuli, tukang kayu, atlit, dll.

13 Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung. Jakarta.14 Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB. Bandung. Penerbit Guna widya.15 Darlis Tisna Agsari. 2006, Penentuan Kebutuhan Kalori Buruh Angkut dengan Analisa DenyutJantung pada Pr. Gedung Biru, Malang.

12

2.5. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi

Penilian beban kerja berdasakan peningkatan denyut nadi kerja yang

dibandingkan dengan denyut nadi maskimum karena beban kardiovaskuler

(cardiovasiculair) = %CVL) dapat dihitung dengan rumus16:

Di mana denyut nadi maksimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan

(200-umur) untuk wanita. Dari perhitungan % CVL kemudian akan dibandingkan

dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut :

< 30% = Tidak terjadi kelelahan

0-<60% = Diperlukan perbaikan

60-<80 = Kerja dalam waktu singkat

80-<100% = Diperlukan tindakan segera

>100% = Tidak diperbolehkan beraktivitas

Selain cara tersebut di atas cardiovasculair strain dapat diestimasi

dengan menggunakan denyut nadi pemulihan (hearth rate recover) atau dikenal

dengan metode ‘Brouha’. Keuntungan dari metode ini adalah sama sekali tidak

mengganggu atau menghentikan aktivitas kegiatan selama bekerja. Denyut nadi

pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik pada menit pertama, ke dua, dan ke

tiga. P1, P2, P3 adalah rata-rata dari ketiga nilai tersebut dan dihubungkan dengan

total cardiac cost dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika P1 P3 ≥ 10, atau P1, P2, P3 seluruhnya < 90, nadi pemulihan normal.

b. Jika rata-rata P1 tercatat ≤ 110, dan P1 – P3 ≥ 10, maka beban kerja tidak

berlebihan.

c. Jika P1– P3 < 10, dan jika P3 > 90 perlu redesign pekerjaan.

Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolut denyut nadi

pada ketergantungan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran

(individual fitness), dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak

segera tercapai maka diperluakan redesign pekerjaan untuk mengurangi tekanan

16Tarwaka, Solichul H, Bakri A, dan Sudiajeng Lilik. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan dan KeselamatanKerja dan Produktivitas. UNIBA Press. Surakarta.

2.2).....(....................istirahatnadiDenyutmaksimumnadiDenyut

istirahat)nadiDenyutkerjanadi(Denyut100%CVL

13

fisik. Redesign tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun keseluruhan dari

variabel bebas (tasks, organisasi kerja, dan lingkungan kerja) yang menyebabkan

beban tugas tambahan.

2.6. Penentuan Konsumsi Energi

Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk

hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan

regresi kuadratis sebagai berikut17:

……………..(2.3)

Dimana:

E = Energi (Kkal/menit) X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit).

2.7. Poduktivitas

Produktivitas adalah efesiensi, dalam arti rasio antara keluaran (output)

dan masukan (input)18. Rasio keluaran dan masukan ini dapat juga untuk

menghampiri usaha yang dilakukan oleh manusia, maka rasio tersebut umumnya

berbentuk keluran yang dihasilkan dalam aktivitas kerja manusia. Sebagai ukuran

efesiensi/Produktivitas kerja, maka rasio tersebut umumnya berbentuk keluaran

yang dihasilkan dalam aktivitas kerja dibagi dalam jam kerja (man-hours) yang

dikontribusikan sebagai sumber masukan dengan rupiah atau unit produksi

lainnya sebagai dimensi tolak ukurnya.

Untuk memperjelas definisi Produktivitas maka hal ini dapat diterangkan

dalam sebuah model umum dari suatu sistem produksi sebagai berikut:

PROSES TRANSFORMASI

Gambar 2.1 Definisi Produktivitas dengan bantuan suatu model umum dari suatusistem produksi (Wignjosoebroto, 2003).

17 Theresia L, Sudri N.M.2006. Penentuan Lamanya Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja. ITI18 Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi PertamaCetakan Ketiga

MACAM INPUT

Labor : PersonilPeralatan

Modal : Bahan bakuEnersiInformasi-

sumber produksi lainnya

MACAM OUTPUT

Tugas & wewenangPenggunaan peralatanProduk akhir dan buangan(waste)Panas, populasi,kebisingan, dllInformasi

PELAKSANAAN KERJADENGANMENGGUNAKAN SEMUAFAKTOR INPUT

MAINTENANCETERHADAP FASILITASPRODUKSI

14

Gambar 2.1 menerangkan bahwa Produktivitas kerja pada dasarnya bisa

diukur atau di hitung besarnya, dalam arti dapat dinilai secara eksak dalam bentuk

nyata dan kuantitatif. Untuk beberapa jenis masukan atau keluaran tentu agak sulit

jika nilai/ukur besarnya karena sifatnya yang astrak. Dalam hal ini ukuran nilai

masukan atau keluaran tersebut bisa dikonversikan kedalam bentuk nilai mata

uang. Disamping ketiga sumber masukan seperti dalam gambar, sebenarnya

masih ada pula sumber masukan lainnya yang tidak bisa atau sulit sekali di nilai

dan di ukur besaranya, akan tetapi cukup penting dalam penentuan tingkatan

Produktivitas kerja. Faktor ini dikenal sebagai masukan bayangan (invisible

input) yang antara lain meliputi :

1. Tingkat pengetahuan (degree of knowledge)

2. Kemampuan teknis (technical skill)

3. Metodologi kerja dan pengaturan organisasi (managerial skill)

4. Motivasi kerja

Berdasarkan hal-hal tersebut maka produktivitas secara umum dapat

diformulasikan sebagai berikut :

...……(2.4)

Dari formulasi ini orang dapat mengukur penambahan atau pengurangan

Produktivitas dengan jalan mehitung rasio indeks keluaran dengan indeks

masukan. Produktivitas akan bertambah bila ada penambahan secara proposional

dari nilai keluaran per masukan. Adapun bila ada masukan dalam keadan konstan,

sedangkan keluaran yang dihasilkan terus bertambah maka hal ini menunjukkan

bahwa sumber-sumber produksi (masukan) telah berhasil dilaksanakan,

dioperasikan, dimanfaatkan, dan dikelola secara efektif dan efisien.

2.7.1. Status Gizi dan Produktivitas Kerja

Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau

sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan

zat gizi makanan. Status gizi seseorang dapat di ukur dan di nilai. Dengan menilai

Produktivitas =Keluaran

Masukan (Terlihat) + Masukan (Tak Terlihat)

15

status gizi atau sekelompok orang maka dapat diketahui apakah seseorang atau

sekelompok orang tersebut status gizinya baik atau tidak baik19.

Gizi yang cukup merupakan masukan yang penting untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan seseorang

lebih rentan terhadap penyakit, kurang motivasi, bereaksi lamban dan apatis.

Selanjutnya rendahnya status gizi dan kesehatan menyebabkan rendahnya

produktivitas kerja20.

Seorang tenaga kerja dengan gizi yang baik akan memiliki kapasitas dan

ketahanan tubuh yang lebih baik yang menunjang produktivitas kerja21.

2.7.1. Metoda Pengukuran Produktivitas Kerja Manusia

Umumnya keluaran dari suatu industri sulit di ukur secara kuantitaitf.

Dalam pengukuran Produktivitas biasanya selalu dihubungkan dengan keluaran

secara fisik, yaitu produk akhir yang dihasilkan. Dengan adanya berbagai macam

ukuran dan tahapan proses yang berbeda akan mendatangkan kusulitan dalam

menetapkan keluaran yang bisa dihasilkan dalam suatu proses produksi. Hal ini

akan menyebabkan kesulitan dalam pelaksanaan Produktivitas kerja manusia.

Untuk mengukur Produktivitas kerja manusia, misalanya pengukuran

Produktivitas kerja operator mesin, maka dapat diformulasi sebagai berikut22:

……………….(2.5)

Dari formulasi diatas, Produktivitas dari tenaga kerja ditunjukkan sebagai

rasio dari jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga kerja yang

dipekerjakan. Masukan (input) disini bisa pula diukur dalam satuan jam-manusia,

yaitu jam yang kerja yang dipakai untuk melakukan pekerjaan tersebut. Tenaga

kerja yang dipekerjakan dapat terdiri dari tenaga kerja langsung ataupun tenaga

kerja tidak langsung akan tetapi biasanya meliputi kedua-duanya.

19 Riadi H.2001, Metode penilian Status Gizi Secara Atropometri. Diklat Jurusan Gizi Masyarakatdan Sumber Daya Keluarga. Fakultas Pertanian.IPB20 Khomsan A, 2000, Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi.Bugor. IPB21 Ravianto R. 1985. Produktivitas dan manusia Indonesia. Jakarta. Lembaga Sarana InformasiUsaha dan Produktivitas22 Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya. Hal 273

16

Selanjutnya bisa dinyatakan bahwa seseorang telah bekerja dengan

produktif kalau ia telah menunjukkan output kerja yang mencapai suatu ketentuan

yang paling minimal. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa disisini

ada dua unsur yang bisa dimasukkan sebagai kriteria Produktivitas, yaitu:

1. Besar/kecilnya keluaran yang dihasilkan.

2. Waktu kerja yang dibutuhkan untuk menyelesikan pekerjaan itu.

Waktu kerja adalah suatu ukuran umum dari nilai masukan yang harus

diketahui guna melaksanakan penelitian mengenai Produktivitas kerja manusia.

Suatu kenaikan Produktivitas dengan nilai masukan konstan atau lebih kecil akan

menunjukkan bahwa pekerja telah melaksanakan tugasnya dengan cara yang lebih

efesien23.

2.7.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Produktivitas

Menurut Wignjosoebroto24, pada hakekatnya Produktivitas kerja akan di

tentukan oleh dua faktor utama yaitu :

1. Faktor Teknis

Faktor teknis adalah suatu faktor yang dihubungkan dengan

pemakaian dan penerapan fasilitas produksi secara lebih baik, penerapan

metoda yang lebih efesien dan efektif dan penggunaan bahan baku yang lebih

ekonomis.

2. Faktor Manusia

Faktor manusia adalah suatu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap

usaha-usaha yang dilakukan manusia didalam menyelesaikan pekerjaan yan

menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Disini ada dua hal pokok yang

menentukan yaitu kemampuan kerja (ability) dari pekerjaan tersebut dan

motivasi kerja yang merupakan dorongan kearah kemajuan dan peningkatan

prestasi kerja atas seseorang.

23 Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi PertamaCetakan Ketiga.24 Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi Pertama Cetakan Ketiga

17

2.8. Hubungan Denyut Jantung Dengan Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu beban kerja

(fisik, mental, sosial), beban tambahan (fisik, kimia, biologi, fisiologis, mental

psikologis) dan kapasitas kerja (jenis kelamin, pendidikan, ketrampilan, usia dan

status gizi), sehingga untuk mendapatkan produktivitas kerja yang optimal, maka

ketiga faktor tersebut harus selalu seimbang25.

Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja

baik berupa fisik maupun mental dan menjadi tanggung jawabnya. Dalam hal ini,

harus ada keseimbangan antara beban kerja dengan kemampuan individu agar

tidak terjadi hambatan ataupun kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan. Seorang

tenaga kerja mempunyai kemampuan tersendiri dalam, hubungan dengan beban

kerja, mungkin diantara pekerjaan ada yang cocok untuk beban fisik, mental atau

sosial, namun sebagai persamaan yang umum, hanya mampu memikul sampai

suatu berat tertentu. Bahkan ada beban dirasa optimal bagi seseorang. Inilah

maksud penempatan yang tepat pada pekerjaan yang tepat26.

Pembebanan fisik yang dibenarkan adalah pembebanan yang melebihi 30-

40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam waktu 8 jam sehari

dengan memperhatikan peraturan jam kerja yang berlaku. Pembebanan yang lebih

berat diperkenakan dalam waktu yang lebih singkat dan ditambah dengan istirahat

yang sesuai dengan bertambah beratnya beban27.

Salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja

adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru

dan suhu inti tubuh. Pada batas tertentu ventilasi paru, denyut jantung dan suhu

tubuh mempunyai hubungan yang linier dengan konsumsi oksigen atau pekerjaan

yang dilakukan28.

25 Anggraini R. 2010, Hubungan Terkanan Panas Terhadap Produktivitas Kerja Di unit ProduksiSNK Katolik ST.Mikael Srakarta Jawa Tengah.USM.26 Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung. Jakarta.27 Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung. Jakarta.28 Grandjean, E., Hünting, W., & Pidermann, M. (1983). VDT workstation design: Preferredsettings and their effects. Human Factors.

18

2.9. Pengujian Data

Pengujian data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang sudah

diambil oleh peneliti layak/dapat digunakan sebagai bahan penelitian. Artinya

data yang diambil benar-benar sudah merata atau tidak terdapat data yang ekstrim

dan jumlah data tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengujian data

ini terdapat dua pengujian yaitu yang pertama adalah Uji Kecukupan Data dan

kedua Uji Keseragaman Data29.

2.9.1. Uji kecukupan Data

Uji kecukupan data ini bertujuan untuk menentukan jumlah sampel

pengamatan yang harus diambil, atau dengan kata lain apakah data yang sudah

diambil sudah memenuhi kebutukan penelitian. Pengujian kecukupan data ini

sangat tergantung pada tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang ditetapkan

peneliti. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

N’ =2

22 )()(40

Xi

XiXiN

Dimana :

N’= Jumlah minimum data

N= Jumlah pengamatan yang dilakukan

X= data pengamatan

Data dikatakan cukup apabila N’< N, akan tetapi jika N’> N maka jumlah

data pengamatan harus ditambah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

tingkat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%. Artinya

bahwa peneliti mengharapkan setidak-tidaknya 95% dari 100% data yang diambil

akan memiliki tingkat penyimpangan tidak lebih dari 15% saja.

29 Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB. Bandung. Penerbit Guna widya.

…………………………………………. (2.6)

19

2.9.2. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu

data terdapat data yang ekstrim atau tidak, dengan cara menentukan batas atas dan

batas bawah dari data tersebut.

Dalam hal ini tingkat kepercayaan sangatlah berpengaruh. Adapun rumus

yang digunakan dalam menentukan batas atas dan batas bawah dari suatu data

adalah sebagai berikut :

BKA = x- + k. SDx_ ……………………………………………………… (2.7)

BKB = x- - k. SDx_ ………………………………………………………… (2.8)

Keterangan:x- = Hasil rata-rata pengukuran data

SD = Standart deviasi dari hasil pengukuran (simpangan baku)

k = Harga indeks kepercayaan

Nilai K untuk 99%=3, untuk 95%=2, untuk 68%=1)

Di mana : ……………………………………………….. (2.9)

…..………………………………… (2.10)

Keterangan:

X = Nilai rata-rata pengamatan

= Jumlah pengamatan yang dilakukan

= Nilai data dikurangi nilai rata-rata

Dipangkat dua bagi jumlah data

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Dalam mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan, maka

peneliti melakukan serangkaian kegiatan dalam penelitian ini, untuk memperjelas

maka dapat dilihat flowchart (langkah/tahapan) penyelesaian Penelitian dapat

dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini :

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian

21

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan pada Kilang Padi Sumber Rizki yang

terletak di Nagan Raya. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dan penyusunan

tugas akhir dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2013 sampai dengan bulan

Oktober 2013, time line penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1. Time Line Penelitian

AKTIVITASBULAN

Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam Ketujuh

Studi Pustaka - - - - - -

Penyusunan

Proposal- - -

Pengumpulan

data dan

Penyusunan

- - - - -

Laporan - - - - -

(Sumber : Data Sekunder, 2013)

3.3. Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh

peneliti, tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :

a. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari data hasil survey dan wawancara dari pihak perusahaan, peneliti

menentukan permasalahan pada perusahaan tersebut yang berhubungan dengan

penelitian.Berdasarkan pada permasalahan yang timbul dari pengolahan data,

maka peneliti dapat merumuskan permasalahan yang ada.

b. Menentukan Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, dapat ditentukan

beberapa tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini bersifat sementara, karena ada

kemungkinan tujuan penelitian ini tidak dapat dicapai atau timbul tujuan yang

baru.

22

c. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan

langsung di lapangan, melakukan wawancara, dan mempelajari dokumentasi

perusahaan. Data-data dalam penelitian dikumpulkan dengan cara:

1. Melakukan pengamatan langsung di lantai produksi.

2. Melakukan wawancara kepada pihak perusahaan yang berkaitan dengan

informasi yang diperlukan.

3. Mengulas buku-buku laporan administrasi serta catatan-catatan pihak

perusahaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan.

Data yang dibutuhkan dalam laporan tugas akhir ini terdiri atas data primer

dan data sekunder, yaitu :

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan

perhitungan secara langsung selama melakukan penelitian yaitu data-data waktu

proses, Data primer ini terdiri dari30:

a. Data kandungan kalori makanan operator.

Data kandungan kalori makanan operator diperoleh dari hasil

pengamatan terhadap makanan yang di konsumsi oleh masing-masing

operator setiap harinya sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Ikatan

Gizi Indonesia pada tahun 2004.

b. Data denyut nadi Operator.

Pengambilan atau pengukuran denyut nadi Operator dengan

menggunakan instrument stetoscop yang diletakkan pada pergelangan tangan

Operator untuk menghitung denyut nadi masing-masing Operator.Sedangkan

stopwatch digunakan untuk menghitung waktu setiap berdenyut 10 kali.

Pengukuran ini dilakukan selama jam kerja berlangsung dengan interval 1

jam.

c. Data berat badan operator.

Data berat badan operator diperoleh dari hasil penimbangan berat badan

masing-masing Operator. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

30 Nazir. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

23

1. Stopwatch dan stetoscop untuk mengukur denyut nadi Operator saat

istirahat dan ketika bekerja di lapangan yang akan dianalisis dan dievaluasi

serta mencatat data yang dibutuhkan dengan menggunakan alat tulis.

2. Timbangan berat badan.

3. Timbangan berat untuk mengukur berat masing-masing menu makanan

para Operator.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan

pimpinan atau karyawan untuk mendapatkan informasi dan data yang

berhubungan dengan penelitian31. Pengumpulan data sekunder berupa pencatatan

historis perusahaan, proses produksi, umur, jam kerja Operator dan jam istirahat

yang diterapkan oleh perusahaan.

d. Pengolahan Data

Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :

Menghitung denyut nadi Operator

1. Hasil dari data waktu 10 denyut nadi Operator kemudian dimasukkan

kedalam metode 10 denyut dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut

nadi kerja dengan menggunakan persamaan 2.132.

2. Menghitung uji kecukupan data.

Uji kecukupan data digunakan untuk untuk menguji apakah data yang

diperoleh sudah cukup atau tidak. Apabila data tidak cukup, maka diperlukan

penambahan data lagi. Penelitian ini menggunakan tingkat ketelitian 5% dan

tingkat keyakinan 95%, untuk menghitung uji kecukupan data digunakan

persamaan 2.6.

3. Menghitung uji keseragaman data.

Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data

yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Apabila

dalam satu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka

data tersebut akan langsung ditolak dan dilakukan revisi data tidak seragam

31 Nazir. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.32 Kilbon, A., 1992, Measurement and Assessment of Dynamic Work dalam Wilson, J.R. & Corlet, E.N.eds.Evaluation of Human Work: A Practical Ergonomics Methodology. Taylor & Francis Great Britain: 420-543

24

dengan cara membuang data yang berada diluar batas kontrol tersebut dan

melakukan perhitungan kembali, dengan menggunakan persamaan 2.7., 2.8.,

2.9. dan 2.10.

4. Menghitung beban kerja berdasarkan denyut nadi

Menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi

kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban

kardiovaskuler (cardiovasculair load = % CVL) dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan 2.2.

5. Menghitung jumlah kalori yang terkandung dalam makanan

Energi yang masuk dari makanan akan digunakan oleh tubuh untuk

memenuhi kebutuhan energi pada saat bekerja. Data di dapat langsung dari

Operator dengan mengisi tabel menu makanan Operator selama 6 (enam) hari

kerja atau sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

6. Menentukan konsumsi kalori yang dibutuhkan Operator

Energi yang di konsumsi Operator dapat dihitung dari data denyut nadi

Operator dengan dengan menggunakan persamaan 2.3.

7. Pengukuran Produktivitas

Produktivitas merupakan suatu pengukuran dimana produksi produktivitas

merupakan rasio atau pembandingan antara output yang dihasilkan dengan input

(sumber daya) yang digunakan. Secara umum rasio Produktivitas merupakan hasil

pembandingan atau presentase antara output dan input dengan menggunakan

persamaan 2.4. Sedangkan Untuk mengukur Produktivitas kerja manusia, maka

dapat dihitung dengan persamaan 2.5.

e. Membuat Kesimpulan

Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang

sudah ada.

25

3.4. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan

oleh peneliti, tahapan-tahapan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Riset Kepustakaan ( Library Research )

Metode penelitian berdasarkan sumber data yang diperoleh dari sejumlah

buku, literatur, majalah ilmiah, data informasi yang terdapat pada perpustakaan

kampus, perpustakaan kota, perpustakaan akademi gizi ataupun yang terdapat

pada instansi tempat penelitian tugas akhir.

2. Observasi

Observaasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan

lansung atau peninjauan secara cermat dan langsung dilapangan atau lokasi

penelitian.

3. Kuisioner

Kuisioner merupakan suata metode dengan mengajukan sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

4. Wawancara

Wawancara merupakan suatu metode pengambilan data melalui tanya

jawab antara pewawancara dengan narasumber.

26

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

Data-data yang harus dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

4.1.1. Data Denyut Nadi Operator

Pengumpulan data denyut nadi yang dilaksanakan pada tanggal 26

Agustus s/d 01 September 2013 dengan metode 10 denyut dapat dilihat pada

tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.1. Waktu 10 Denyut Nadi Operator I

Hari

Jam

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

Detik

Senin 8.45 6.98 5.71 5.04 4.55 7.69 6.12 5.36 4.72 4.41

Selasa 8.22 7.14 5.94 5.13 4.38 7.14 5.56 4.92 4.48 4.23

Rabu 8.57 7.59 6.12 5.41 4.76 7.59 5.36 4.72 4.41 4.20

Kamis 7.89 6.90 5.56 4.88 4.26 6.82 5.26 4.55 4.26 4.08

Sabtu 8.00 7.23 5.66 5.13 4.38 7.59 5.71 5.13 4.72 4.35

Minggu 8.45 7.89 5.88 4.80 4.29 7.32 6.06 5.31 4.96 4.44

(Sumber : Kilang Padi Sumber Rizki Nagan Raya, 2013)

Tabel 4.1 dapat dilihat waktu 10 denyut nadi untuk operator I sedangkan

untuk operator II dan operator III dapat dilihat pada tabel 4.2 s/d 4.3 dilampiran II.

Setelah dilaksanakan perhitungan dengan metode 10 kali denyut,

pengukuran dilakukan selama jam kerja berlangsung dengan interval 1 jam

dengan mengunakan persamaan 2.1, maka dapat dilihat contoh perhitungan

denyut nadi operator dengan metode 10 denyut untuk operator I hari senin jam

08.00 brikut:

= 1.183 x 60

= 71

608.45

Denyut10itdenyut/menJantungDenyut

27

Setelah dilakukan perhitungan denyut nadi operator I dengan

menggunakan persamaan 2.1. maka hasil perhitunagan yang diperoleh dapat

dilihat pada tabel 4.4 sampai dengan tabel 4.6 brikut:

Tabel 4.4. Denyut Nadi Operator I

HariJam

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

Senin 71 86 105 119 132 78 98 112 127 136

Selasa 73 84 101 117 137 84 108 122 134 142

Rabu 70 79 98 111 126 79 112 127 136 143

Kamis 76 87 108 123 141 88 114 132 141 147

Sabtu 75 83 106 117 137 79 105 117 127 138

Minggu 71 76 102 125 140 82 99 113 121 135

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Tabel 4.4 dapat dilihat hasil perhitungan denyut nadi untuk operator I

sedangkan untuk operator II dan operator III dapat dilihat pada tabel 4.5 s/d 4.6

dilampiran III.

4.1.2. Data Jadwal Kerja Operator

Data jadwal kerja operator operator sudah ditentukan oleh Kilang padi

Sumber Rizki Nagan Raya pada bagian lantai produksi adalah sebagi berikut :

1. Waktu kerja : 08.00-17.00

2. Waktu istirahat : 12.00-13.00

Selain waktu istirahat yang telah di tentukan, seorang operator diberi

waktu shalat Ashar masing-masing 15 menit secara bergilir.

4.1.3. Data Umur dan Berat Badan

Data berat badan operator diperoleh melalui hasil penimbangan badan

masing-masing operator pada bagian lantai produksi di Kilang padi Sumber Rizki

Nagan Raya. Data umur dan berat badan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7. Umur dan Berat Badan OperatorOperator Umur (Tahun) Berat Badan (Kg)

Operator I 23 53

Operator II 28 58

Operator III 25 52

(Sumber : Kilang Padi Sumber Rizki Nagan Raya, 2013)

28

4.1.4. Data Asupan Makanan Operator

Data asupan makanan operator diperoleh melalui pengisian koesioner dan

wawancara dengan masing-masing operator setiap harinya selama waktu

penelitian berlangsung. Setiap operator memiliki perbedaan pola makan sesuai

dengan kemampuan dan selera makan masing-masing operator kecuali makan

siang serta makanan salingan yang disediakan oleh kilang padi Sumber Rizki

Nagan Raya. Data asupan makanan masing-masing operator dapat dilihat pada

tabel 4.8 s/d 4.10 berikut :

Tabel 4.8. Data Asupan Makanan Operator IHari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam

Senin 26/8/2013

Nasi putih Nasi putih Nasi putih

Tempe Goreng Talur Asin Rebus Tempe Sambal

Gulai Pakis Gulai Cumi Susu Putih (cangkir)

Kopi (Cangkir) Kuku Bima (Saset)

Pisang goring

Selasa 27/8/2013

Nasi putih Nasi putih Nasi putih

udang Sambal Telur dadar Rendang daging

Ikan teri Gulai bayam rebus Kopi

Kopi (Cangkir) Pepaya Bakwan

Kuku Bima (Saset)

Rabu 28/8/2013

Nasi putih Nasi putih Nasi putih

Telur sambal Mie Istans rebus tahu gareng

Gulai labu siam Telur dadar Bayam rebus

Kopi (Cangkir) Kuku Bima (Saset) Kopi

Mie Goreng

Kamis 29/8/2013

Nasi putih Nasi putih Nasi putih

Telur dadar Gulai Pakis Telur Dadar

Sayur asam Telur mata sapi Bayam rebus

Kopi (Cangkir) Kuku Bima (Saset) Kopi

Tape kentang

Sabtu 29/8/2013

Nasi putih Nasi putih Nasi putih

Tempe Sambal Cah kacang panjang Gulai ikan kembung

Kopi (Cangkir) Ikan lele sambal Kopi

Kuku Bima (Saset) Jouce Pokat (gelas

Bakwan Nasi goring

Minggu 31/8/2013

Nasi putih Nasi putih Nasi putih

Cah kacang panjang Gulai bayam rebus Tumis daun singkong

Telur asin rebus Ikan lele goring Pisang Goreng

Kopi (Cangkir) Pisang Kopi

Kuku Bima (Saset)

(Sumber : Kilang Padi Sumber Rizki Nagan Raya, 2013)

29

Tabel 4.8 daftar menu makanan operator I selama dilaksanakan penelitian

sedangkan untuk operator II dan operator III pada tabel 4.9. s/d 4.10. dilampiran

IV.

4.1.5. Data Produktivitas Kerja Operator

Data Produktivitas kerja operator diperoleh melalui pengamatan lansung

setiap harinya selama waktu penelitian. Data Produktivitas kerja operator pada

kilang padi sumber rizki Nagan Raya dapat dilihat Pada tabel 4.11 beriku :

Tabel 4.11. Data Produktivitas Operator di Kilang Padi Sumber Rizki Nagan RayaWaktu Pengamatan Pada Jam Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Minggu

08.00-09.00 371 384 381 401 378 365

09.00-10.00 381 376 415 370 382 372

10.00-11.00 326 325 331 324 373 372

11.00-12.00 376 312 332 319 307 321

12.00-13.00 - - - - - -

13.00-14.00 356 325 308 380 350 351

14.00-15.00 321 314 315 242 321 351

15.00-16.00 315 317 235 203 276 321

16.00-17.00 311 328 316 303 375 371

(Sumber : Kilang Padi Sumber Rizki Nagan Raya, 2013)

4.2. Pengolahan Data

Tahap-tahap pengolahan data yang harus dilakukan dalam penelitian ini

yaitu :

4.2.1. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data ini bertujuan untuk menentukan jumlah sampel

pengamatan yang harus diambil, atau dengan kata lain apakah data yang sudah

diambil sudah memenuhi kebutukan penelitian. Pengujian kecukupan data ini

sangat tergantung pada tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang ditetapkan

peneliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tingkat kepercayaan sebesar

95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%. Dengan menggunakan persamaan 2.6.

dapat dilihat contoh perhitungan uji keseragaman data untuk operator I pada jam

08.00 selama dilaksanakan penelitiaan sebagai berikut:

X = 71 + 73 + . . . + 71 = 436

2X = 712 + 732 + . . . +712 = 31712

30

( X )2 = (71 + 73 + … + 71)2 = 190096

N’ =

22

436

)190096()31712(640

= 1.481

Data dikatakan cukup apabila N’< N, akan tetapi jika N’> N maka jumlah

data pengamatan harus ditambah.

Sesudah dilakukan perhitungan uji kecukupan data dengan persamaan 2.7.

maka hasil perhitungan yang diperoleh dapat diliahat pada tabel 4.12 sampai

dengan 4.14 berikut :

Tabel 4.12. Hasil Uji Kecupan Data Denyut Nadi Operator I

HariJumlah Denyut Nadi Per MenitWaktu Pengamatan pada Jam

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00Senin 71 86 105 119 132 78 98 112 127 136Selasa 73 84 101 117 137 84 108 122 134 142Rabu 70 79 98 111 126 79 112 127 136 143

Kamis 76 87 108 123 141 88 114 132 141 147

Sabtu 75 83 106 117 137 79 105 117 127 138

Minggu 71 76 102 125 140 82 99 113 121 135X 436 495 620 712 813 490 636 723 786 841

2X 31712 40927 64134 84614 110319 40090 67634 87439 103232 117987

( X )2 190096 245025 384400 506944 660969 240100 404496 522729 617796 707281

N’ 1.481 3.507 1.682 2.336 2.288 2.932 5.174 5.831 4.133 1.450

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Tabel 4.12 dapat dilihat hasil perhitungan Hasil Uji Kecupan Data Denyut

Nadi Operator I sedangkan untuk operator II dan operator III dapat dilihat pada

tabel 4.13 s/d 4.14 dilampiran V.

4.2.2. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu

data terdapat data yang ekstrim atau tidak, dengan cara menentukan batas atas dan

batas bawah dari data tersebut. Dalam hal ini tingkat kepercayaan sangatlah

berpengaruh, tingkat kepercayaan yang digunakan 95% dan tingkat ketelitian 5%

sehingga 95%=k=2 untuk menghitung uji keseragaman data dengan mengunakan

persamaan 2.7. s/d persamaan 2.10. Berikut contoh perhitungan uji keseragaman

data untuk operator I pada jam 08.00 selama penelitian sebagai berikut:

X =71+73+70+76+75+71= 436

31

6436

X

= 72.7

6

... )7.7271()7.7270()7.7273()7.7271(2222

Sx

6

47.31

= 2.29

Jika Xmin > BKB dan Xmax < BKA maka data seragam

Jika Xmin < BKB dan Xmax > BKA maka data tidak seragam

Setelah dilakukan perhitungan uji keseragaman data dengan menggunakan

persamaan 2.7. s/d persamaan 2.10., maka hasil perhitungan yang diperoleh dapat

diliahat pada tabel 4.15 sampai dengan 4.17 berikut :

Tabel 4.15. Hasil Uji Keseragaman Data Denyut Nadi Operator I

HariJam

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00DNI DNK DNK DNK DNI DNK DNK DNK DNK DNK

Senin 71 86 105 119 132 78 98 112 127 136

Selasa 73 84 101 117 137 84 108 122 134 142Rabu 70 79 98 111 126 79 112 127 136 143

Kamis 76 87 108 123 141 88 114 132 141 147

Sabtu 75 83 106 117 137 79 105 117 127 138

Minggu 71 76 102 125 140 82 99 113 121 135

X rata 72.7 82.5 103.3 118.7 135.5 81.7 106.0 120.5 131.0 140.2

Stev 2.29 3.86 3.35 4.53 5.12 3.50 6.03 7.27 6.66 4.22

BKA 77.25 90.22 110.03 127.73 145.75 88.66 118.06 135.05 144.32 148.61

BKB 68.09 74.78 96.63 109.60 125.25 74.67 93.94 105.95 117.68 131.73

DNI rata 77.17

DNK rata 117.21

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Tabel 4.15 dapat dilihat hasil perhitungan Hasil Uji Keseragaman Data

Denyut Nadi Operator I sedangkan untuk operator II dan operator III dapat dilihat

pada tabel 4.16 s/d 4.17 dilampiran VI.

Dari tabel 4.15 hasil perhitungan uji keseragaman data denyut nadioperator I pada jam 08.00 dapat dilihat pada peta kontrol berikut:

32

Gambar 4.1 Peta Kontrol Denyut Nadi Operator I

Gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa tidak ada data yang menunjukan

diluar kontrol atas maupun kontrol bawah, sehingga dapat dikatakan bahwa data

tersebut sudah seragam. buat peta kontrol denyut nadi operator I dapat dilihat

pada lampiran VII.

4.2.3 Penilaian Beban Kerja Operator

Penilian beban kerja berdasakan peningkatan denyut nadi kerja yang

dibandingkan dengan denyut nadi maskimum karena beban kardiovaskuler

(cardiovasiculair) = %CVL).

Dengan mengunakan persamaan 2.2 penilian beban kerja

(cardiovasiculair strain = %CVL) untuk operator I sebagai berikut:

= 33.41%

Perhitungan beban kerja (cardiovasiculair strain = %CVL) untuk operator II

sebagai berikut:

= 35.03%

Perhitungan beban kerja (cardiovasiculair strain = %CVL) untuk operator III

sebagai berikut:

= 32.89%

17.77197

)17.77(117.21100%CVL

62.75192

)62.57(116.42100%CVL

17.80195

)17.80(117.17100%CVL

33

Keterangan :

Di mana denyut nadi maksimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan (200-

umur) untuk wanita.

Setelah dilakukan perhitungan beban kerja sehingga diperoleh nilai %CVL

kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan berikut :

< 30% = Tidak terjadi kelelahan

0-<60% = Diperlukan perbaikan

60-<80 = Kerja dalam waktu singkat

80-<100% = Diperlukan tindakan segera

>100% = Tidak diperbolehkan beraktivitas

Dari hasil perbandingan tersebut untuk lebih jelas kemudian dilakukan

rekapitulasi %CVL dan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk setiap

operator, untuk lebih jelas rekapitulasi nilai %CVL dapat dilihat tabel 4.18

berikut:

Tabel 4.18. Rekapitulasi %CVL dan Kriteria Tindakan Setiap OperatorOperator Umur DNI DNK DNMax %CVL Kategori

I 23 77.17 117.21 197 33.41% Diperlukan perbaikan

II 28 75.72 116.42 192 35.03% Diperlukan perbaikan

III 25 80.17 117.17 195 32.89% Diperlukan perbaikan

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

4.2.4. Perhitungan Jumlah Kalori Makanan OperatorPerhitungan kalori makanan operator diperoleh dari asupan makanan yang

dikonsumsi oleh operator selama penelitian berlansung. Perhitungan jumlah kalori

pada makan operator dapat dilihat pada tabel 4.19 sampai dengan tabel 4.21 yang

sudah diterapakan dengan standar IGI 2004, berikut data perhitungan menu

makanan untuk Operator I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.19. Data Perhitungan Jumlah Kalori dari Asupan Makanan yang diKonsumsi Operator I

HariMenu Makan

Pagi

Berat

(gr)Kal

Menu Makan

Siang

Berat

(kg)Kal

Menu Makan

Malam

Berat

(gr)Kal

Senin

26/8/2013

Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350

Tempe Goreng 50 118 Talur Asin Rebus 75 116 Tempe Sambal 70 119

Gulai Pakis 100 182 Gulai Cumi 100 183 Susu Putih (cangkir) 1 54

Kopi (Cangkir) 1 18 Kuku Bima (Saset) 1 27

Pisang goring 2 pt 205

Jumlah : 351 668s Jumlah : 376 881 Jumlah: 271 523

Jumlah Kalori 1 hari : 2072 Kkal

34

TABEL 4.19. Data Perhitungan Jumlah Kalori dari Asupan Makanan yang diKonsumsi Operator I (lanjutan)

HariMenu Makan

Pagi

Berat

(gr)Kal

Menu Makan

Siang

Berat

(kg)Kal

Menu Makan

Malam

Berat

(gr)Kal

Selasa

27/8/2013

Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350

udang Sambal 50 60 Telur dadar 50 167 Rendang daging 75 285

Ikan teri 50 213 Gulai bayam rebus 50 18 Kopi 1 18

Kopi (Cangkir) 1 18 Pepaya 100 46 Bakwan 100 270

Kuku Bima (Saset) 1 27

Jumlah : 301 641 Jumlah : 401 608 Jumlah : 376 923

Jumlah Kalori 1 hari 2172 Kkal

Rabu

28/8/2013

Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350

Telur sambal 50 134 Mie Istans rebus 50 168 tahu gareng 100 111

Gulai labu siam 100 41 Telur dadar 50 167 Bayam rebus 50 18

Kopi (Cangkir) 1 18 Kuku Bima (Saset) 1 27 Kopi 1 18

Mie Goreng 200 321

Jumlah : 351 543 Jumlah : 301 712 Jumlah : 551 818

Jumlah Kalori 1 hari : 2073 Kkal

Kamis

29/8/2013

Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350

Telur dadar 50 167 Gulai Pakis 100 182 Telur Dadar 50 167

Sayur asam 100 88 Telur mata sapi 60 40 Bayam rebus 50 18

Kopi (Cangkir) 1 18 Kuku Bima (Saset) 1 27 Kopi 1 18

Tape kentang 160 559

Jumlah : 351 623 Jumlah : 521 1158 Jumlah : 301 553

Jumlah Kalori 1 hari : 2334 Kkal

Sabtu

29/8/2013

Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350

Tempe Sambal 50 134 Cah kacang panjang 100 72 Gulai ikan kembung 80 87

Kopi (Cangkir) 1 18 Ikan lele sambal 60 122 Kopi 1 18

Kuku Bima (Saset) 1 27 Jouce Pokat (gelas 1 85

Bakwan 100 270 Nasi goring 100 236

Jumlah : 251 502 Jumlah : 461 841 Jumlah : 382 776

Jumlah Kalori 1 hari : 2119 Kkal

Minggu

31/8/2013

Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350

Cah kacang

panjang172 118 Gulai bayam rebus 50 18

Tumis daun

singkong120 151

Telur asin rebus 75 138 Ikan lele goreng 60 57 Pisang Goreng 2 pt 205

Kopi (Cangkir) 1 18 Pisang 200 236 Kopi 1 18

Kuku Bima (Saset) 1 27

Jumlah: 276 624 Jumlah : 511 688 Jumlah : 321 724

Jumlah Kalori 1 hari : 2036 Kkal

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Tabel 4.19 dapat dilihat kalori yang ada dalam makanan yang di konsumsi

operator I selama penelitian berlansung, sedangkan untuk operator II dan operator

III dapat lihat pada tabel 4.20 s/d 4.21 dilampiran VII.

35

Dari hasil perhitungan kalori makanan yang dikonsumsi operator dapat

dilihat rekatipulasi kalori yang dikonsumsi operator selama dilaksanakan

penelitian dapat dilihat pada tabel 4.22 s/d tabel 4.24, berikut hasil rekapitulasi

jumlah kalori makanan yang dikonsumsi operator I dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.22. Rekapitulasi Jumlah Kalori Makanan yang di Konsumsi Operator I

HariJumlah Kalori (Kkal)

JumlahMakan Pagi Makan Siang Makan Malam

Senin 668 881 523 2072

Selasa 641 608 923 2172

Rabu 543 712 818 2073

Kamis 623 1158 553 2334

Sabtu 502 841 776 2119

Minggu 624 688 724 2036

Rata-rata 2134

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Tabel 4.22 dapat lihat hasil rekapitulasi jumlah kalori makanan yang

dikonsumsi operator I selama penelitian berlangsung, sedangkan untuk operator II

dan operator III dapat lihat pada tabel 4.23 s/d 4.24 dilampiran VIII.

4.2.5. Perhitungan Jumlah Konsumsi Kalori yang Dibutuhkan Operator

Perhitungan jumlah kalori yang di konsumsi oleh operator dapat dihitung

dengan kecepatan denyut jantung operator dengan menggunakan persamaan 2.3.,

berikut contoh perhitungan jumlah kalori yang dibutuhkan operator I pada hari

senin, jam 08.00 sebagai berikut:

E =1.80411 - 0.0229038 X 71 + 4.71733 X 10-4 X 712

= 1.80411 - 0.0229038 X 71 + 4.71733 X 0.001 X 5041

= 2.56 kkal/menit

Dari hasil perhitungan konsumsi kalori yang dikonsumsi operator pada

saat dilakukan pengamatan makan dapat dilihat pada tabel 4.25 s/d tabel 4.27

berikut:

36

Tabel 4.25. Rekapitulasi Jumlah Kalori yang dikeluarkan oleh Operator I perMenit

Hari

Konsumsi Energi(Kkal/menit)

Jam

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

Senin 2.56 3.32 4.30 5.76 7.00 2.89 4.09 5.16 6.50 7.41

Selasa 2.65 3.21 4.09 5.58 7.52 3.21 4.83 6.03 7.21 8.06

Rabu 2.51 2.94 4.83 5.07 6.41 2.94 5.16 6.50 7.41 8.18

Kamis 2.79 3.38 4.68 6.12 7.95 3.44 5.32 7.00 7.95 8.63

Sabtu 2.74 3.15 4.38 5.58 7.52 2.94 4.60 5.58 6.50 7.63

Minggu 2.56 2.79 1.71 6.31 7.84 3.10 4.16 5.24 5.94 7.31

Rata-rata 2.63 3.13 4.00 5.74 7.37 3.09 4.69 5.92 6.92 7.87

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Tabel 4.25 dapat lihat hasil rekapitulasi jumlah kalori per menit yang

dikeluarkan operator I selama penelitian berlangsung, sedangkan untuk operator

II dan operator III dapat lihat pada tabel 4.26 s/d 4.27 dilampiran IX.

Untuk melihat jumlah kalori yang dikeluarkan oleh operator dalam

rentang waktu 1 jam dapat dilihat pada tabel 4.28 s/d tabel 4.30, berikut hasil

rakapitulasi Jumlah Kalori yang dikeluarkan oleh Operator I dapat dilahat pada

tabel berikut:

Tabel 4.28. Rekapitulasi Jumlah Kalori yang dikeluarkan oleh Operator I dalamRentang waktu 1 jam

Hari

Konsumsi Energi Yang Dikeluarkan Operator

(Kkal/menit)

JumlahWaktu Pengamatan Pada Jam

08.00-

09.00

09.00-

10.00

10.00-

11.00

11.00-

12.00

12.00-

13.00

13.00-

14.00

14.00

15.00

15.00-

16.00

16.00-

17.00

Senin 199.4 258.2 345.5 420.0 173.3 245.4 309.4 390.2 444.9 2786

Selasa 192.5 245.4 334.9 451.2 192.5 290.0 361.9 432.3 483.8 2985

Rabu 176.3 290.0 304.4 384.4 176.3 309.4 390.2 444.9 490.5 2967

Kamis 202.9 280.6 367.4 477.2 206.5 319.4 420.0 477.2 517.9 3269

Sabtu 189.2 262.5 334.9 451.2 176.3 276.0 334.9 390.2 457.6 2873

Minggu 167.3 102.9 378.7 470.6 185.9 249.6 314.4 356.4 438.6 2664

Kalori rata-rata yang dikeluarkan Operator I 2924

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)Ket: Jam 12.45 S/d jam 13.00 dan Jam 16.15 S/d 16.30 digunakan untukmelaksanakan shalat zuhur dan ashar secara begantian.

37

Tabel 4.28 dapat lihat hasil rekapitulasi jumlah kalori yang dikeluarkan

operator I dalam rentang waktu 1 jam selama penelitian berlangsung, sedangkan

untuk operator II dan operator III dapat dilihat pada tabel 4.29. s/d 4.30.

dilampiran X.

4.2.6. Menghitung Produktivitas Kerja Operator

Dalam perhitungan Produktivitas kerja operator pada Umumnya keluaran

dari suatu industri sulit di ukur secara kuantitaitf maka oleh sebabnya pengukuran

Produktivitas biasanya selalu dihubungkan dengan keluaran secara fisik, yaitu

produk akhir yang dihasilkan oleh suatu industri, dengan menggunakan

persamaan 2.5. dapat dihitung sebagai berikut:

Produktivitas Kerja Hari Senin =3

2757

= 919 kg

Dari persamaan rumus tersebut maka hasil yang di dapat dapat dilihat pada

tabel 4.31. berikut:

Tabel 4.31. Produktivitas Kerja Operator

WaktuPengamatan Pada

Jam

Jumlah Beras

(kg)

Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Minggu

08.00-09.00 371 384 381 401 378 365

09.00-10.00 381 376 415 37 382 372

10.00-11.00 326 325 331 324 373 372

11.00-12.00 376 312 332 319 307 321

12.00-13.00 - - - - - -

13.00-14.00 356 325 308 380 350 351

14.00-15.00 321 314 315 242 321 351

15.00-16.00 315 317 235 203 276 321

16.00-17.00 311 328 316 303 375 371

Jumlah 2757 2681 2633 2209 2762 2824

Rata/Opertor 919 893 877 736 920 941

Rata/hari 881

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

38

BAB V

ANALISA PEMECAHAN MASALAH

5.1. Penilaian Beban Kerja

Penilaian beban kerja dapat di ukur dengan dengan cara pengukuran

denyut nadi selama bekerja berlansung. Unkuk mengetahui beban kerja dapat di

hitung dengan rumus kardiovaskuler (%CLV), Hasil perhitungan %CLV dengan

metode tidak langsung dapat dilihat pada tabel 5.1. Hasil perhitungan menunjukan

bahwa seluruh operator yang diamati termasuk dalam kategori diperlukan

perbaikan, Secara lengkap rekapitulasi penilian beban kerja sebagai berikut:

Tabel 5.1. Hasil Rekapitulasi Beban Kerja Berdasarkan KardiovaskulerOperator Umur DNI DNK DNMaks %CLV Kategori

I 23 77.17 117.21 197 33.41% Diperlukan perbaikan

II 28 75.67 116.42 192 35.03% Diperlukan perbaikan

III 25 80.17 117.94 195 32.89% Diperlukan perbaikan

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

5.2. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan Kalori yang

Terdapat Dalam Asupan Makanan Operator

Kalori yang terdapat dalam tubuh yaitu asupan makanan Operator setiap

harinya dari pagi, siang sampai malam. Sedangkan jumlah kalori yang

dikeluarkan oleh operator yaitu diukur dari deyut nadi saat bekerja selama 6 hari

kerja.

Berikut perbandingan kalori yang terdapat dalam asupan makanan dengan

kalori yang dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Rekapitulasi Perbandingan Kalori Dalam Asupan Makanan OperatorDengan Kalori yang Dikeluarkan

OperatorPerbandingan Kalori

(Kkal)Kalori Yang Dikeluarkan Dari Asupan Makanan

I 2924 2134

II 2899 2115

III 2967 2096

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

39

Tabel 5.2 menunjukan kalori yang terdapat dalam asupan makanan yang

dikonsumsi oleh operator belum mencukupi terhadap perkerjaan yang dilakukan

oleh operator.

Berdasarkan klasifikasi beban kerja maka kebutuhan kalori dapat

digunakan sebagai indikator untuk menentukan berat ringannya beban kerja yang

dilakukan oleh manusia.

5.3. Perbandingan Hubungan Jumlah Kalori pada Asupan Makanan

Dengan Produktivitas Kerja Operator

Energi yang ada dalam tubuh manusia diperoleh melalui makanan dan

minuman sehari-hari untuk mengerakkan fungsi tubuh dalam kehidupan sehari-

hari, dengan adanya energi yang dalam tubuh sehingga manusia dapat bekerja

dan menghasilkan suatu keluaran dari hasil Operator tersebut.

Berikut perbandingan kalori pada asupan makanan dengan Produktivitas

kerja operator saat ini dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Rekapitulasi Perbandingan Kalori yang Dikeluarkan Operator DenganProduktivitas Kerja Operator

Operator

Perbandingan Kalori(Kkal)

Kalori Rata-rata Kalori YangDikeluarkan (kkal/hari)

Poduktivitas Rata-rata Operator(kg/hari)

I 2924 881

II 2899 881

III 2967 881

(Sumber : Pengolahan data sekunder, 2013)

Berdasarkan tabel rekapitulasi perbandingan kalori dalam asupan makanan

operator dengan Produktivitas kerja operator dapat dilihat hasil perbandingan

kalori dalam asupan makanan dengan Produktivitas kerja di bawah ini:

input

outputtasproduktivi

Berikut perhitungan Produktivitas kerja operator I

kkal

kgtasproduktivi

/2924

/881

= 0,301 kg/kkal

Perhitungan Produktivitas kerja operator II

kkal

kgtasproduktivi

/2899

/881

= 0,303 kg/kkal

40

Perhitungan Produktivitas kerja operator III

kkal

kgtasproduktivi

/2967

/881

= 0,290 kg/kkal

5.4. Pemecahan Masalah

Hasil pengolahan data yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung

jumlah kalori makanan operator termasuk dalam kategori diperlukan perbaikan

upaya menjaga tingkat kelelahan tubuh operator dan untuk mencapai

Produktivitas kerja operator yang lebih maksimal. Peneliti menawarkan atau

mengajukan beberapa usulan untuk menjaga tingkat kelelahan fisik operator serta

meningkatkan Produktivitas, usulan tersebut sebagai berikut:

5.4.1. Usulan Perbaikan Menu Makanan Operator

Kalori yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi Operator tidak

dapat memenuhi kebutuhan energi yang dikeluarkan, hal ini dapat dilihat pada

tabel 5.2., hasil yang diperoleh menunjukan diperlukan menu makanan yang

sesuai dengan kebutuhan energi setiap Operator. Berikut grafik perbandingan

jumlah kalori pada asupan makanan pada Operator sebelum perbaikan pada

gambar 5.1.

Gambar 5.1. Perbandingan Jumlah Kalori Pada Asupan Makanan Pada OperatorSebelum Perbaikan

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa kalori yang dikeluarkan

lebih besar dari kalori yang terdapat pada asupan makanan yang dikonsumsi oleh

operator, sehingga untuk memenuhi kebutuhan kalori operator perlu usulan

makanan Operator. Dalam melakukan usulan menu makanan ada beberapa hal

yang harus dipertimbangkan untuk mempermudah penelitian, dalam hal ini

41

menentukan jumlah kalori pada menu makanan. Adapun pertimbangan-

pertimbangan yang diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Menu makanan yang diusulkan merujuk pada standar IGI (Ikatan Gizi

Indonesia,2004) dengan pertimbangan memudahkan dalam menentukan nilai

kalori pada asupan makanan.

2. Usulan menu makanan yang diusulkan tidak memperhatikan menu makanan

aspek lokal dengan pertimbangan sulitnya mendapatkan nilai kalori pada

makanan lokal tersebut.

3. Usulan menu makanan yang dipilih tidak memperhatikan aspek pendapatan

operator dengan pertimbangan pendapatan yang diperoleh berbeda-beda.

Adapun usulan menu makanan operator dapat dilihat pada Tabel 5.4. berikut:

Tabel 5.4. Usulan Menu Makanan Operator

Hari Waktu Menu MakananBerat

(gr)

Kalori

(Kkal)

Makanan

Salingan

Berat

(gr)Kal

SENIN

Pagi

Nasi putih 200 350 Potato 170 298

Tempe Goreng 50 118 Kuku Bima 1 27

Gulai Pakis 100 182 lupis ketan 125 350

Kopi (Cangkir) 1 18

Jumlah : 351 668 Jumlah : 296 675

Siang

Nasi putih 200 350 Risol 100 247

Talur Asin Rebus 75 116 Kopi (Cangkir) 1 18

Gulai Cumi 100 183

Kuku Bima (Saset) 1 27

Pisang goring 2 pt 205

Jumlah : 376 881 Jumlah : 101 265

Malam

Nasi putih 200 350 Martabak Telur 95 196

Tempe Sambal 70 119Susu Putih

(cangkir)1 54

Ikan tonkol 100 111 Bakwan 100 270

Jumlah: 370 580 Jumlah : 196 520

Jumlah Kalori Pada Hari Senin : 3589 Kkal

SELASA

Pagi

Nasi putih 200 350 Singkong Rebus 100 146

Ayam Goreng Kecap 75 358 Kuku Bima 1 27

Tumis Buncis 100 52 bihung goring 150 296

Kopi (Cangkir) 1 18

Jumlah : 376 778 Jumlah : 251 469

Siang

Nasi putih 200 350 Mie Goreng 200 321

Telur dadar 50 167 Kopi (Cangkir) 1 18

Tempe Bacem 100 147 Bakwan 100 270

Jumlah : 350 664 Jumlah : 301 609

42

Tabel 5.4. Usulan Menu Makanan Operator (Lanjutan)

Hari Waktu Menu MakananBerat

(gr)

Kalori

(Kkal)

Makanan

Salingan

Berat

(gr)Kal

SELASAMalam

Nasi putih 200 350 Kopi 1 18

Rendang daging 75 285 Bakwan 100 270

Telur asin 75 138

Jumlah : 350 773 Jumlah : 101 288

Jumlah Kalori Pada Hari Selasa : 3581 Kkal

RABU

Pagi

Nasi putih 200 350 Bakwan 100 270

Telur sambal 50 134Kuku Bima

(Saset)1 27

Gulai Cumi 100 183 Kue nagasari 70 149

Kopi (Cangkir) 1 18

Jumlah : 351 685 Jumlah : 171 446

Siang

Nasi putih 200 350 Kentang Goreng 150 211

Ikan Kembung Balado 50 168 Kopi (Cangkir) 1 18

Tumis Daun Singkong 120 151 ketupat ketang 120 216

Jumlah : 301 669 Jumlah : 151 229

Malam

Nasi putih 200 350 Mie Bakso 200 302

tahu gareng 100 111 Bakwan 100 270

Bayam rebus 50 18

Gado-gado 150 295

Jumlah : 500 774 Jumlah : 300 572Jumlah Kalori Pada Hari Rabu : 3591 Kkal

KAMIS

Pagi

Nasi putih 200 350 Tape Singkong 150 260

Tahu Sambal 100 129Teh Manis

(Gelas)140 ml 353

Kopi (Cangkir) 1 18

Tempe Bacem 100 147

Jumlah : 401 644 Jumlah : 290 613

Siang

Nasi putih 200 350 Singkong rebus 100 146

Ikan Kembung Balado 125 236 Kopi (Cangkir) 1 18

Kuku Bima (Saset) 1 27 Sop sapi 260 227

Jumlah : 326 613 Jumlah : 101 164

Malam

Nasi putih 200 350 Bihun Goreng 150 296

Telur sambal+terong 140 179Teh Manis

(Gelas)140 ml 353

Bayam rebus 50 18 serabi pandan 60 137

Kopi 1 18

Jumlah : 391 565 Jumlah : 210 786

Jumlah Kalori Pada Hari Kamis : 3612 Kkal

43

Tabel 5.4. Usulan Menu Makanan Operator (Lanjutan)

Hari Waktu Menu MakananBerat

(gr)

Kalori

(Kkal)

Makanan

Salingan

Berat

(gr)Kal

SABTU

Pagi

Nasi putih 200 350 Kentang Goreng 150 211

Ikan Kembung Balado 50 168 Kopi (Cangkir) 1 18

Kopi (Cangkir) 1 18

Jumlah : 251 536 Jumlah : 151 229

Siang

Nasi putih 200 350 Tape kentang 160 559

Cah kacang panjang 100 72The Manis

(Gelas)140 ml 353

Ikan lele sambal 60 122

Kuku Bima (Saset) 1 27

Jumlah : 361 571 Jumlah : 160 912

Malam

Nasi putih 200 350 Bakwan 100 270

Gulai ikan kembung 80 87 Kopi (Cangkir) 1 18

Kopi 1 18 sate kambing 180 729

Jumlah : 281 455 Jumlah : 281 1017Jumlah Kalori Pada Hari Sabtu : 3720 Kkal

MINGGU

Pagi

Nasi putih 200 350Ketupat

Kentang120 216

Danging Balado 50 147Teh Manis

(Gelas)140 ml 353

Bening bayam 50 18 Sop Sapi 260 227

Kopi (Cangkir) 1 18

Jumlah : 301 533 Jumlah : 380 796

Siang

Nasi putih 200 350 Pisang 200 236

Gulai bayam rebus 50 18 Kue naga sari 70 147

Tahu bacem 100 147

Kuku Bima (Saset) 1 27

Jumlah : 351 542 Jumlah : 270 383

Malam

Nasi putih 200 350Bakso danging

sapi100 260

Tumis daun singkong 120 151 Kopi 1 18

Pisang Goreng 2 pt 205 potato chip 170 298

Kopi 1 18

Jumlah : 321 724 Jumlah : 271 576Jumlah Kalori Pada Hari Minggu : 3554 Kkal

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Menu makanan pada Tabel 5.4 hanya sebatas usulan saja, boleh berbeda

asalkan kalori yang dibutuhkan Operator saat bekerja dapat terpenuhi. Berikut

dapat dilihat perbandingan jumlah kalori setelah perbaikan asupan makanan pada

tabel 5.5.

44

Tabel 5.5. Rekapitulasi Perbandingan Kalori Dalam Asupan Makanan OperatorDengan Kalori yang Dikeluarkan Setelah Perbaikan

OperatorPerbandingan Kalori

(Kkal)Kalori Yang Dikeluarkan Dari Asupan Makanan

I 2924 3608

II 2899 3608

III 2967 3608

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Dari tabel 5.5 dapat dilihat grafik perbandingan kalori dalam asupan

makanan operator dengan kalori yang dikeluarkan setelah perbaikan pada gambar

5.2. berikut :

Gambar 5.2. Perbandingan Kalori Dalam Asupan Makanan Operator DenganKalori yang Dikeluarkan Setelah Perbaikan

5.4.2. Analisa Usulan Makanan Untuk Mencukupi Kebutuhan kaloriTerhadap Produktivitas Kerja Operator

Analisa perbandingan kalori makanan dengan kebutuhan kalori yang

dikeluarkan terhadap Produktivitas dapat dilihat pada tabel 5.6. berikut.

Tabel 5.6. Rekapitulasi Perbandingan Kalori yang Dikeluarkan Operator DenganProduktivitas Kerja Operator Sebelum Perbaikan

Operator

Perbandingan Kalori yang Dikeluarkan OperatorDengan Produktivitas Sebelum Perbaikan

Kalori Rata-rata KaloriYang Dikeluarkan

(kkal/hari)

Poduktivitas Rata-rataOperator(kg/hari)

Poduktifitas(kg/kkal)

I 2924 881 0,301

II 2899 881 0,303

III 2967 881 0,290

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh operator termasuk dalam

golongan beban kerja berat yaitu dengan kebutuhan kalori sebesar 3600 kkal/hari

maka dengan demikian dapat dinaikan Produktivitas.

45

Berikut sebagai indikator untuk menentukan berat ringannya beban kerja

yang dilakukan oleh manusia, dibawah ini ada beberapa tingkat tipe pekerjaan

dengan kebutuhan kalori perharinya sebagai berikut:

1. Beban kerja ringan sekali : 2400 Kilo kalori/hari

2. Beban kerja ringan : 2700 Kilo kalori/hari

3. Beban kerja sedang : 3000 Kilo kalori/hari

4. Beban kerja berat : 3600 Kilo kalori/hari

Untuk menghitung Produktivitas kerja operator setelah perbaikan menu

makanan telebih dahulu dihitung kekurangan kalori setelah usulan perbaikan

asupan makanan.

Perhitungan kebtuhan kalori makanan usulan operator I:

Makanan = Kebutuhan Kalori - Kalori dari Asupan Makanan

= 3600-2134

= 1466 kkal

Perhitungan kebutuhan kalori makanan usulan operator II:

Makanan = Kebutuhan Kalori - Kalori dari Asupan Makanan

= 3600-2115

= 1485 kkal

Perhitungan kebutuhan kalori makanan usulan operator III:

Makanan = Kebutuhan Kalori - Kalori dari Asupan Makanan

= 3600-2096

= 1504 kkal

Berdasarkan dari hasil perhitungan kebutuhan kalori operator sehinga hasil

analisa pengaruh pebaikan menu makanan terhadap Produktivitas sebagai berikut:

Berikut hasil analisa perhitungan pengaruh pebaikan menu makanan terhadap

Produktivitas kerja operator I:

Produktivitas = Kebutuhan Kalori makanan Usulan x Produktivitas Awal

= 1466 kkal x 0,301 kg/kkal

= 441,26 Kg

46

Hasil analisa perhitungan pengaruh pebaikan menu makanan terhadap

Produktivitas kerja operator II:

Produktivitas = Kebutuhan Kalori makanan Usulan x Produktivitas Awal

= 1485 kkal x 0,303 kg/kkal

= 449,95 Kg

Hasil analisa perhitungan pengaruh pebaikan menu makanan terhadap

Produktivitas kerja operator III:

Produktivitas = Kebutuhan Kalori makanan Usulan x Produktivitas Awal

= 1504 kkal x 0,290 kg/kkal

= 436,16 Kg

Berikut Rekapitulasi Perbandingan Produktivitas sebelum dan sesudah

usulan perbaikan asupan makanan operator dapat dilihat pada Tabel.5.7.

Tabel 5.7. Rekapitulasi Perbandingan Produktivitas Sebelum Dan Sesudah UsulanPerbaikan Asupan Makanan Operator

OperatorPoduktivitas Rata-rata Operator

(kg)

SebelumPerbaikan

Setelah Perbaikan Total Selisih

I 881 1322.26 441.26

II 881 1330.95 449.95

III 881 1317.16 436.16

Rata-rata 881 1323.46 442.46

(Sumber : Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Berikut dapat dilihat pada gambar 5.3 permbandingan produktivitas sebelum

perbaikan dan sesudah perbaikan.

Gambar 5.3. Perbandingan Produktivitas kerja Operator Sebelum dan SesudahUsulan Perbaikan Menu Makanan

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier dan Sunita. 2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia PustakaUtama. Jakarta.

Almatsier dan Sunita. 2004.Penuntun Diet. PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Anggara dan Radhy.2006. Pengukuran Produktifitas Berdasarkan BebanKerja. Universitas Guna Darma. Grandjean et al., 1983.

Anggraini R. 2010, Hubungan Terkanan Panas Terhadap Produktivitas KerjaDi unit Produksi SNK Katolik ST.Mikael Srakarta Jawa Tengah.USM.

Grandjean, E., Hünting, W., & Pidermann, M. (1983). VDT workstationdesign: Preferred settings and their effects. Human Factors.

Helga Yulanda S.2011. penggaturan kalori yang dikonsumsi untuk kerjakaryawan.3-nov-2011.USU.Medan.

Kilbon, A., 1992, Measurement and Assessment of Dynamic Work dalamWilson, J.R. & Corlet, E.N.eds. Evaluation of Human Work: APractical Ergonomics Methodology. Taylor & Francis Great Britain:420-543

Khomsan A, 2000, Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi.Bugor. IPBNazir. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.Maas.T.Linda. 2011 Gizi dan Ketahanan fisik. 20 April 2011. FKM USU

digital library. Medan.Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit

Guna widya. Edisi Pertama Cetakan Ketiga.Sastrowinoto dan Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas Dengan

Ergonomi. PT. Pustaka Binaman Pessindo. Jakarta.Sastrowinoto dan Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas Dengan

Ergonomi. PT. Pustaka Binaman Pessindo. Jakarta.Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB. Bandung.Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung

Agung. Jakarta.Ravianto R. 1985. Produktivitas dan manusia Indonesia. Jakarta. Lembaga

Sarana Informasi Usaha dan ProduktivitasRiadi H.2001, Metode penilian Status Gizi Secara Atropometri. Diklat

Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. FakultasPertanian.IPB

Tarwaka, Solichul H, Bakri A, Sudiajeng, Lilik. 2004. Ergonomi UntukKesehatan dan Keselamatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press.Surakarta.

Wignjosoebroto dan Sritomo. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. GunaWidya.

Yosiwi. 1999. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap ProduktivitasKerja Penebang Tebu di PTPN XI PG Pradjekan KabupatenBondowoso, Jawa Timur. IPB.