bab i pendahuluan -...

62
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan produk budaya yang selalu dinamis dalam perkembangannya. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, seperti adanya interaksi pengguna bahasa tertentu dengan masyarakat pengguna bahasa yang lain. Kontak bahasa yang terjadi antara satu bangsa dan bangsa lain akan berpengaruh pada bahasa yang bersangkutan. Kontak bahasa itu tidak dapat dipisahkan dengan kontak budaya yang terjadi. Intensitas interaksi tersebut menimbulkan saling menyerap dalam penggunaan bahasa sehingga terjadilah serapan bahasa. Sebelum Al-Qur’an diturunkan, bahasa Arab telah dipengaruhi oleh bahasa lainnya, seperti kata khaimah berasal dari bahasa Habsyah, kata fundūq berasal dari bahasa Yunani, kata ṣirāṭ dan dīnār berasal dari bahasa Latin, kata khinzīr dan hānūt berasal dari bahasa Suryani, kata syāi dan zanjabīl berasal dari bahasa India, kata tubbān dan ka’s berasal dari bahasa Persia, kata ablah berasal dari bahasa Turki (At-Tunjī, 2005: 90). Pada masa kekhalifahan Umayyah, ‘Abasiyyah dan Turki ‘Uṡmani, bahasa Arab menjadi bahasa negara dan bahasa ilmu pengetahuan. Pada kurun waktu tersebut bahasa Arab diperkaya dengan kata-kata dari berbagai bahasa, misalnya bahasa Rusia, bahasa Latin, bahasa Itali, bahasa Spanyol, bahasa Yunani, bahasa Turki, bahasa Melayu, bahasa Sanskerta, dan bahasa Perancis.

Upload: vonguyet

Post on 01-Aug-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan produk budaya yang selalu dinamis dalam

perkembangannya. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal, seperti adanya interaksi pengguna bahasa tertentu dengan masyarakat

pengguna bahasa yang lain. Kontak bahasa yang terjadi antara satu bangsa dan

bangsa lain akan berpengaruh pada bahasa yang bersangkutan. Kontak bahasa itu

tidak dapat dipisahkan dengan kontak budaya yang terjadi. Intensitas interaksi

tersebut menimbulkan saling menyerap dalam penggunaan bahasa sehingga

terjadilah serapan bahasa.

Sebelum Al-Qur’an diturunkan, bahasa Arab telah dipengaruhi oleh

bahasa lainnya, seperti kata khaimah berasal dari bahasa Habsyah, kata fundūq

berasal dari bahasa Yunani, kata ṣirāṭ dan dīnār berasal dari bahasa Latin, kata

khinzīr dan hānūt berasal dari bahasa Suryani, kata syāi dan zanjabīl berasal dari

bahasa India, kata tubbān dan ka’s berasal dari bahasa Persia, kata ablah berasal

dari bahasa Turki (At-Tunjī, 2005: 90).

Pada masa kekhalifahan Umayyah, ‘Abasiyyah dan Turki ‘Uṡmani,

bahasa Arab menjadi bahasa negara dan bahasa ilmu pengetahuan. Pada kurun

waktu tersebut bahasa Arab diperkaya dengan kata-kata dari berbagai bahasa,

misalnya bahasa Rusia, bahasa Latin, bahasa Itali, bahasa Spanyol, bahasa

Yunani, bahasa Turki, bahasa Melayu, bahasa Sanskerta, dan bahasa Perancis.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

2

Jadi pada abad ke-9 hingga 13 Masehi, penyerapan istilah asing ini mencerminkan

kontak kultural bangsa Arab dengan bangsa lain. Sebagaimana juga tampak pada

karya-karya filosofi Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Beberapa

istilah serapan dari bahasa ini antara lain: failasūf berasal dari kata philosophos,

nāmūs (nomos), qāmus (okenos), ’iqlīm (klima), qānūn (kanon), biṭāqah

(pittakion). Selain itu banyak juga penyerapan istilah berkaitan dengan sastra dan

budaya material, antara lain sirwāl, jawhar, ustādaż, sijjīl (Holes, 2004:306).

Pada masa modern kontak antara Barat dan Timur berawal dari Libanon

yang mengadakan hubungan dengan dunia Barat sejak awal abad ketujuh belas

dan peristiwa penting dalam sejarah Timur Tengah modern adalah ekspedisi

Napoleon ke Mesir pada tahun 1798. Ekspedisi ini mendorong timbulnya

Egyptology yang menyebabkan berkembangnya kontak-kontak yang

berkelanjutan antara Mesir dan Dunia Arab sejak awal abad kesembilan belas

(Chejne, 1996: 104). Pengaruh bahasa-bahasa Eropa menjadi semakin kuat,

terutama berbentuk kata serapan (loanwords). Para ahli berupaya untuk

menerjemahkan istilah teknis yang berasal dari bahasa-bahasa Eropa.

Penerjemahan ini diawali oleh Rifā‘ah Rāfi‘ Aṭ-Tahṭāwī yang menerjemahkan

kata ‘listrik’ dengan kahrubā-’i (Holes, 2004:308). Penyerapan bahasa Inggris

menempati urutan terbanyak dibandingkan dengan beberapa bahasa lainnya.

Pengaruh dari bahasa Inggris ini banyak terserap di pesisir Teluk Arab dan

diperkirakan mencapai jumlah lebih dari 3.000 kata (Hadi, 2005: 2).

Memasuki akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, banyak istilah politik,

ekonomi, dan sains yang diserap ke dalam bahasa Arab dengan cara transliterasi

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

3

dan kata serapan. Penggunaan istilah-istilah asing ini banyak ditemukan di dalam

kamus dan surat kabar Arab. Contohnya pada surat kabar al-Ahrām dan al-

Jazeera, yaitu istilah الكربوهيدرات ‘carbohydrates’ terdapat dalam kalimat berikut

ini: كما انه يساعد على ارختاء العضالت وهو غىن أيضا �لكربوهيدرات (Al-Ahram, diakses 12 Juli

2011). Selain istilah politik, ekonomi dan sains, penyerapan kata-kata dari bahasa

asing ini banyak terdapat pada yang hal-hal yang berkaitan dengan penemuan-

penemuan baru dan teknologi (Dāwūd, 2006: 20). Hal ini disebabkan istilah yang

digunakan dalam bidang tersebut bersifat universal dan biasanya diambil dari

bahasa Latin atau bahasa Yunani Kuno. Cara itu ditempuh demi kepraktisan

komunikasi antara ahli di satu negara dengan negara lainnya. Bahasa ilmu

universal ini tentu tidak akan mati, karena dipakai terus oleh siapa saja di dunia.

Di dalam teknologi ada kecenderungan untuk memakai ilmu universal itu,

sedangkan di dalam bidang ilmu pengetahuan sosial kecenderungan itu berkurang,

dan kondisi ini semakin berkurang dalam bidang ilmu pengetahuan budaya

(Samsuri, 1994 : 34).

Di lain sisi, sebuah istilah yang digunakan oleh suatu bangsa dalam bidang

tertentu tanpa harus meminjam atau menyerap dari bahasa lainnya, merupakan

indikasi bahwa bangsa tersebut telah atau pernah menguasai suatu bidang

keilmuan tertentu. Sebagai contoh dalam istilah di bidang kedokteran, bahasa

Arab cenderung untuk memiliki istilah atau konsep makna sehingga tidak banyak

menyerap istilah dari bahasa lainnya, contoh istilah abortus (bahasa Inggris)

‘aborsi’ padanannya dalam bahasa Arab yaitu قبل رحم األم، جهيض من اجلنني امللفوظ ,

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

4

anemia : فقر الدم, xerophthalmia: جفاف العني. Hal ini dikarenakan bangsa Arab

memiliki seorang ahli atau tokoh yang handal dalam bidang tersebut, antara lain:

Abū Bakr Muhammad ibn Zakariyyā ar-Rāzī, yang biasa disebut ar-Rāzī. Ia

adalah dokter muslim yang paling produktif, penemu prinsip seton dalam operasi.

Salah satu karya utamanya yang paling terkenal adalah risalah tentang bisul dan

cacar air (al-Judari wal-Haṣbah), dan menjadi karya pertama dalam bidang

tersebut, serta dipandang sebagai mahkota dalam literatur kedokteran Arab. Nama

paling terkenal dalam catatan kedokteran Arab selain ar-Rāzī adalah Ibnu Sina

atau dikenal dengan Avicenna (980- 1037). Di antara karya ilmiahnya adalah

Kitāb asy-Syifā (buku tentang penyembuhan) serta al-Qānūn fīṭ - ṭibb, yang

merupakan kodifikasi pemikiran kedokteran Yunani-Arab. Buku ini membedakan

antara mediastinum dan pleurisy (pembengkakan pada paru-paru) dan mengenali

potensi penularan wabah phthisis (penyakit saluran pernafasan, terutama asma dan

TBC) melalui pernafasan dan penyebaran berbagai penyakit melalui air dan debu.

Buku itu memberikan diagnosis ilmiah tentang penyakit anakylostomiasis, dan

menyebutkan cacing pita sebagai penyebabnya (Hitti, 2002 :459-461).

Kondisi tersebut di atas menunjukkan bahwa bangsa Arab pernah

menguasai ilmu pengetahuan di bidang kedokteran sebagaimana yang tampak

dalam istilah bidang kedokteran yang mereka miliki, yang mana istilah tersebut

adalah bagian dari fenomena perkembangan bahasa dan identitas bangsa

tersebut. Dengan demikian, hal ini sejalan dengan Nababan (1984:38) yang

menggolongkan fungsi bahasa menjadi empat macam, yaitu: fungsi kebudayaan,

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

5

kemasyarakatan, perorangan dan pendidikan. Selanjutnya, fungsi kebudayaan ini

dirinci lagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai sarana pengembangan, jalur

penerus dan inventarisasi ciri-ciri kebudayaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka masalah penelitian dalam

tulisan ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimanakah perubahan bunyi istilah serapan dari bahasa Inggris ke dalam

bahasa Arab?

2) Bagaimanakah perubahan bentuk istilah serapan dari bahasa Inggris ke dalam

bahasa Arab?

3) Bagaimanakah pengaruh budaya Arab terhadap keberadaan istilah sains dan

teknologi baik asli maupun serapan?

4) Apa bidang istilah sains dan teknologi bahasa Inggris yang paling banyak

diserap dan dimiliki dalam bahasa Arab?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian terhadap istilah serapan dari bahasa Inggris dalam bahasa Arab

ini bertujuan untuk:

1) Mendeskripsikan perubahan bunyi istilah serapan dari bahasa Inggris ke dalam

bahasa Arab.

2) Mendeskripsikan perubahan bentuk istilah serapan dari bahasa Inggris ke

dalam bahasa Arab.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

6

3) Memaparkan pengaruh budaya Arab terhadap keberadaan istilah sains dan

teknologi dalam bahasa tersebut, baik istilah yang asli maupun serapan dari

bahasa Inggris.

4) Menjelaskan istilah bahasa Inggris yang paling banyak diserap di dalam

bahasa Arab dalam ranah sains dan teknologi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat memberikan manfaat teoritis,

yaitu memperkaya teori tentang prinsip-prinsip yang menjelaskan kecenderungan

terhadap perubahan bunyi istilah serapan dari bahasa Inggris dalam bahasa Arab,

bentuk nomina dan verba serapan, pola-pola perubahan-perubahan bentuk serta

hal-hal yang mendasari perubahan bentuk tersebut. Selain itu, dapat juga diketahui

pengaruh budaya terhadap istilah bahasa Arab pada ranah sains dan teknologi.

Adapun manfaat praktis penelitian ini yaitu tersedianya rincian lambang

bunyi dari istilah serapan, perubahan bunyi vokal dan konsonan dari bahasa

Inggris dalam bahasa Arab, bentuk nomina dan verba serapan, pola-pola

perubahan-perubahan bentuk serta hal-hal yang mendasari perubahan bentuk

tersebut. Selain itu, rincian penjelasan tentang pengaruh budaya terhadap istilah

bahasa Arab pada ranah sains dan teknologi dimaksudkan untuk menakar

banyaknya istilah yang dimiliki dan diserap oleh bahasa Arab pada ranah tersebut

serta pengaruh budaya Arab yang melingkupinya. Rincian ini dapat digunakan

sebagai pedoman untuk pengembangan dan pemeliharaan sistem bahasa Arab

yang memenuhi standar kaidah bahasa Arab.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

7

1.5 Kajian Pustaka

Penelitian terhadap pengaruh bahasa Inggris dalam bahasa Arab pernah

dilakukan oleh para ahli dan peneliti-peneliti sebelumnya. Hasil penelitian

tersebut berupa laporan penelitian, tesis, artikel, makalah dan buku, antara lain:

Drolet (t.t) dari Cornell University dalam International Journal of Middle East

Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

Evidence. Penelitian ini membahas tentang pengaruh bahasa Akkadia terhadap

bahasa Arab. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa item leksikal

bahasa Arab berasal dari bahasa Akkadia.

Lathamdari (1968) meneliti tentang kata serapan dari bahasa Persia ke

dalam bahasa Arab pada Journal of the Royal Asiatic Society (New Series)

dengan judul Keshtebān: A Persian Loan-Word in Arabic. Artikel pendek ini

membahas bagaimana cara kata ‘keshtebān’ masuk ke bahasa Arab, khususnya

dalam dialek. Literatur yang ditemukan berasal dari dinasti Ayyubid dan Mamluk.

Namun, Latham berpendapat kata ini telah dipungut pada masa Abbasiyah sejak

perpindahan ibukota ke Baghdad pada abad ke-8. Sekalipun tidak dapat dipastikan

kapan kata tersebut memasuki Suriah (Syam) dan Mesir, namun kata ini

merupakan salah satu warisan Abbasiyah. Kata ‘keshtebān’ digunakan di Suriah

dan Mesir sejak berdiri Daulah Abasiyah dan perpindahan ibukota dari Damaskus

ke Baghdad setelah pertengahan abad ke-8. Saat itu kekhalifahan mendapat

pengaruh baru dari lingkaran kultural orang Iran. Dari sisi militer, kelas kesatria

Arab kehilangan pengaruh dari orang-orang Khurasan yang membentuk tentara.

Akhir abad ke 12, Saladin menyatukan Mesir dan Suriah menjadi negara kuat

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

8

berbasis kekuatan militer Kurdo-Turki. Ketika warisan Abbasiyah jatuh ke tangan

Mamluk, keterampilan panah dan pemanah dari provinsi Suriah tampaknya

mengalahkan mereka yang ada di Mesir. Dalam lingkup pemanahan, akar

pengaruh bangsa Iran begitu mendalam. Rujukan hanya ditemukan pada literatur

teknis milik Ayyubid dan Mamluk untuk memahami bagaimana istilah semacam

keshtebān bisa masuk ke dalam dialek Arab Timur. Disebabkan pemanah

membutuhkan panah, dan panah membutuhkan perlengkapan tambahan, tidak

mungkin randaj memasuki Syiria dengan cara yang sama dengan keshtebān.

Holes (2004) mengkaji tentang kata serapan Inggris ke dalam bahasa

Arab dalam bukunya Modern Arabic: Structures, Functions, and Varieties. Kajian

ini memperlihatkan spektrum kepatuhan penutur bahasa Arab dalam arabisasi

istilah asing berdasarkan sistem akar dan pola kata. Dimana penutur bahasa Arab

terdiri dari tiga kelompok, antara lain: kelompok pertama, disebut oleh Holes

sebagai the purist atau pemurni. Mereka adalah akademisi lembaga bahasa.

Mereka secara ketat mencari kosakata baru melalui pola derivasional yang

berpegang pada sistem ‘pola-akar kata’; kelompok kedua adalah kelompok yang

lebih moderat, memperhatikan kaidah tata bahasa namun mempertimbangkan

kebutuhan. Mereka adalah sainstis (khususnya sains terapan). Prinsip-prinsip yang

diajukan oleh lembaga bahasa sulit diterapkan sepenuhnya, sebab sistem akar-pola

kata memiliki keterbatasan, sehingga sulit menemukan padanan kata yang

konsisten, jelas, dan ringkas; kelompok ketiga adalah kelompok yang fleksibel.

Mereka adalah kelompok jurnalis. Arus berita yang cepat menjadi faktor

fleksibilitas ini. Holes menegaskan bahwa penerimaan atau penolakan istilah baru

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

9

sangat bergantung pada tingkat familiaritas dan kejelasan makna istilah.

Disimpulkan dalam kajian ini bahwa penggunaan pola derivasional berdasarkan

sistem pola-akar kata terbukti sulit untuk memenuhi tuntutan sains modern,

konsistensi, kejelasan, dan keringkasan, maka neologisme dapat dijadikan solusi

untuk mengatasi hal ini. Neologisme ini tetap berlandaskan pada tiga kriteria: 1)

tetap menjaga kemurnian bahasa Arab; 2) berada pada kesisteman linguistik Arab;

3) keterpaksaan memungut bahasa Asing akibat adanya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Qinai (2000) dalam jurnal Studies in the Linguistic Sciences dengan judul

“Morphophonemics of Loanwords in Arabic” mengkaji perubahan fonologis dan

morfologis kata serapan dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab. Disimpulkan

dalam penelitiannya bahwa penyesuaian kata serapan dari bahasa asing mengikuti

paradigma fonotaktik dan morfologi bahasa Arab. Penyesuaian morfofonemik

terbilang konsisten, sekalipun terdapat beberapa ketidakteraturan. Perubahan kata

serapan terjadi karena: 1) kesalahan pengucapan (mispronouncation) dalam

ketiadaan diakritik atau kesalahan penerjemah dalam melakukan transliterasi.

Contohnya, etiquette (Perancis) – إتيكيت /Ɂɪtikɜ:t/ sedangkan berdasarkan

pengucapan dalam bahasa Perancis /etikɛt/, sehingga seharusnya إتيكت /Ɂtikɛt/; 2)

pengaruh pola tekanan (stressing) karena bahasa Arab cenderung meletakkan

tekanan utama sebelum silabel terakhir (next to the last syllable), sehingga sering

mengaksentuasi atau memperpanjang bunyi yang ditekan; mengubah vokal

pendek menjadi panjang, contoh: nickel (Inggris) – نيكل, candela (Yunani) – قـنديل;

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

10

penggandaan silabel sebelum silabel akhir, contoh: دكان (Persia) - دكان;

penghilangan segmental medial atau asimilasi, contoh: keramis (Yunani) – قرميد

/qᴧrmid/, vokal ‘a’ medial dihilangkan sehingga tekanan bergeser ke /ɪ/, contoh:

diperpendek sebagai hasil و vokal ,رسداق atau رستاق – rusta/ (Persia)/ روستا

pergeseran tekanan; pada kasus lain, terjadi penggandaan sekaligus asimilasi,

contoh: كريـبان (Persia) – جر�ن, bunyi ب digandakan dan يــــــ diperpendek.

Mustafawi (2002) menulis sebuah artikel dalam Actes de l’ACL 2002/

2002 CLA Proceedings dengan judul Lone English-Origin Nouns in Arabic:

Codeswitching or Borrowing? Kajiannya berupaya mengklasifikasikan, apakah

nomina bahasa Inggris yang digunakan dalam percakapan antar penutur bilingual

Arab atau Inggris termasuk pemungutan atau perpindahan kode. Ia mengadopsi

pandangan ‘nonce borrowing hypothesis’ (hipotesis pemungutan sementara)

dalam kajiannya. Hipotesis ini berpandangan bahwa kata tunggal dalam

percakapan tidak harus melewati proses difusi maupun rekurensi. Sebuah kata

sudah cukup dikatakan melewati proses pemungutan jika kata tersebut

diperlakukan sama dalam tata bahasa, seperti kata asli atau kata serapan yang

telah digunakan secara luas oleh penutur peminjam. Jadi, dasar metodologisnya

adalah keanggotaan gramatikal, bukan etimologis. Mustafawi membagi kata

tunggal bahasa Inggris ke dalam lima kategori yang semuanya dikaji dari tiga

aspek: determinasi, penugasan gender, dan susunan kata. Hasil penelitiannya

memperlihatkan kesesuaian dengan ‘nonce borrowing hypothesis’. Berdasarkan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

11

ketiga aspek yang ia kaji, penggunaan kata tunggal bahasa Inggris dalam wacana

bilingual Arab atau Inggris dikategorikan ke dalam pemungutan.

Hadi (2003) meneliti semua kata serapan dari bahasa Arab yang ada

dalam KBBI Edisi II tahun 1991. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya

perubahan fonologis kata-kata serapan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia

yang berupa: perubahan vokal, seperti lenisi, reduksi konsonan rangkap, aferesis,

apokope, sinkope, kompresi, penguatan fonem, pengenduran fonem, penambahan

fonem-epentesis dan paragog, metatesis, monoftongisasi, asimilasi, pemecahan

vokal, dan penyingkatan dan perubahan konsonan kata-kata serapan dari bahasa

Arab. Penelitian ini juga menemukan adanya perubahan morfologis kata-kata

serapan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Kata serapan dari bahasa Arab

berbentuk simpleks, kompleks, kompleks karena proses penurunan dalam bahasa

Indonesia, majemuk dari bahasa Arab, berbentuk frase dan kalimat. Perubahan

makna meliputi perubahan: jenis kata benda menjadi kerja, aktif menjadi pasif,

makna menyempit, meluas, dan makna jamak menjadi tunggal. Perubahan makna

meliputi perubahan: jenis kata benda menjadi kerja, aktif menjadi pasif, makna

menyempit, meluas, dan makna jamak menjadi tunggal. Perubahan makna terjadi

karena berbagai faktor, seperti kesejarahan, perubahan lingkungan, kebahasaan,

pertukaran tanggapan indera, dan tanggapan pemakai bahasa.

Khalid (2003) menulis tentang Neologisme Bahasa Arab melalui Isytiqāq

dan Pengembangan Semantik. Disimpulkan bahwa neologisme dalam bahasa

Arab adalah sebuah fenomena yang tidak boleh harus dijalani bahasa Arab agar

dapat bertahan dan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

12

teknologi serta peradaban umat manusia. Neologisme dalam bahasa Arab

memiliki kekhasan tersendiri karena sedapat mungkin tetap mengacu pada pola-

pola kebahasan klasik yang sudah ada dalam kaidah tata bahasa Arab klasik

(fusḥah), yakni tetap mengacu pada pola-pola kebahasaan (qawalib lugawiyah),

linguistic modals dengan mengikuti metode kias (analogi) dalam derivasi

(isytiqāq ) dan pengembangan semantik (al-wad’u bil majāz).

Hadi (2005) menulis buku yang berjudul ”Glosarium Kata dan Istilah

Asing dalam Bahasa Arab”. Tulisan tersebut memuat berbagai kata dan istilah

bahasa-bahasa asing seperti: bahasa Perancis, Italia, Latin, Rusia, Sansekerta,

Jepang, Jerman, Spanyol, terutama bahasa Inggris.

Al Jarf (2008) dari King Saud University menulis sebuah artikel dalam

Asian EFL Journal dengan judul The Impact of English as an International

Language (EIL) upon Arabic in Saudi Arabia. Studi ini meneliti pandangan dan

sikap mahasiswa terhadap bahasa Inggris dan bahasa Arab sebagai bahasa

pengantar di Universitas pada abad ke-21. Temuan penelitian ini menunjukkan

bahwa 96% responden menganggap bahasa Inggris lebih unggul sebagai bahasa

internasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di antara alasannya adalah bahasa

Arab tidak memiliki referensi termasuk kosa kata dan istilah yang memadai ketika

berbicara masalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya, buku pelajaran

matematika dan artikel penelitian tidak tersedia dalam bahasa Arab, begitu juga

buku-buku tentang autisme. Di sisi lain, banyak hasil penelitian pertama kali

muncul dalam bahasa Inggris. Hal ini memudahkan mereka untuk mendapatkan

informasi terbaru dan berkomunikasi dengan seluruh dunia. Faktor lain yang

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

13

menjadikan bahasa Inggris lebih unggul dibandingkan bahasa Arab yaitu, alasan

status sosial, kesempatan kerja. Ada 82 % percaya bahwa bahasa Arab lebih tepat

untuk mengajar jurusan agama, sejarah, sastra Arab dan pendidikan. Lebih jauh

disimpulkan bahwa bahasa Arab sedang menghadapi ancaman serius dari

dominasi bahasa Inggris di pendidikan tinggi, karena kurangnya perencanaan

bahasa, kebijakan yang melindungi, mengembangkan dan mempromosikan bahasa

Arab, proses arabisasi yang lambat dan ketidakcukupan materi terjemah dalam

bahasa Arab.

Hafez (1996) meneliti tentang integrasi fonologi dan morfologi kata

serapan ke dalam bahasa Arab Mesir. Secara fonologi dicontohkan perpindahan

ucapan terhadap kata “protein” menjadi /borotīn/, “police” menjadi /bolīs/ dan

“diplôme” menjadi /debloom/, /dabloom/, /dabloon/. Hal tersebut menunjukkan

adanya penggunaan kata serapan yang terintegrasi dalam berbagai dialek Arab.

Lebih jauh penulis menyarankan kepada media dan akademi bahasa untuk

meminimalisir penyerapan kosakata asing dengan cara mencari padanan kosakata

bahasa Arab sebelum kosakata asing tersebut dipinjam dan terintegrasi dalam

bahasa Arab. Penelitian ini merekomendasikan agar penelitian selanjutnya dapat

menyelidiki faktor penyebab penggunaan kosakata serapan yang terintegrasi ke

dalam berbagai dialek Arab.

Stuart Campbell (t.t) dari Western Sydney University meneliti tentang

pengaruh bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu, dengan

judul The Influence of Arabic on Indonesian and Malay – Linguistics,

Historiography, and a Scholarly Journey dalam Versteegh, K. (ed.)

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

14

Encyclopaedia of Arabic Language and Linguistics, Brill, Leiden, 340-345. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia dan Melayu banyak

dipengaruhi oleh bahasa Arab.

Adapun tesis yang membahasa tentang kata serapan bahasa Inggris dalam

bahasa Arab, yakni Mustafa (2008) dengan judul “Neologi dalam Bahasa Arab

(Kajian Morfologis Sintaksis dan Semantik terhadap Istilah Komputer dan

Internet dalam Bahasa Arab Modern)”. Dalam tulisan tesebut, penulis

menunjukkan tumbuh kembang bahasa Arab dalam merespon perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang terlihat pada pembentukan kosa kata atau istilah

baru (neologi), khususnya pada ranah istilah komputer dan internet. Seperti istilah

“ احلاسوب al- ḥāsūb” atau “ احلاسب al- ḥāsib” atau “الكمبيوتر al-kambiyūtar”, sebagai

hasil arabisasi atau terjemahan dari istilah bahasa Inggris ” computer”. Begitu

juga dengan istilah “windows” dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi

“ an-nāfiżah” atau النافذة“ waindūz”. Temuan penelitian ini menunjukkan ويندوز

bahwa pembentukan istilah atau kosakata baru bahasa Arab dalam bidang

komputer dan internet mengikuti kaidah neologi morfologis, neologi semantis dan

neologi penyerapan.

Andriani (2010) menulis tesis yang berjudul “Arabisasi Kosa Kata Asing

(Analisis Fonologi dan Morfologi pada Kosakata Serapan dari Bahasa Inggris

dalam Kamus al-Mawrid: Qāmūs ‘Arabiy Inkilīziy:”. Temuan penelitian ini

menunjukkan bahwa kontak antara bahasa Inggris dan bahasa Arab pada dasarnya

merupakan salah satu wujud interaksi budaya sebagai akibat proses modernisasi.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

15

Interaksi ini selanjutnya berimplikasi pada penyerapan kosa kata dari bahasa

Inggris yang memiliki sistem linguistik sangat berbeda dari bahasa Arab, sehingga

memerlukan penyesuaian atau adaptasi antara lain: adaptasi fonologis dan

adaptasi morfologis.

Ari Nurweni (2013) meneliti bentuk dan fungsi satuan-satuan serapan

dari bahasa Inggris pada teks berbahasa Indonesia dalam ranah olahraga. Hasil

studinya menunjukkan bahwa satuan-satuan serapan dari bahasa Inggris yang

ditemukan dalam teks tulis berbahasa Indonesia dalam ranah olahraga meliputi

kata, frasa, dan klausa. Kata dan frasa serapan merupakan bentuk-bentuk satuan

lingual serapan dari bahasa Inggris yang banyak ditemukan dalam teks berbahasa

Indonesia tesebut. Sedangkan, klausa merupakan satuan lingual serapan dari

bahasa Inggris yang paling sedikit ditemukan. Kata serapan dari bahasa Inggris

yang paling banyak ditemukan adalah yang berkategori nomina, dan sisanya

merupakan kata serapan dari bahasa Inggris dengan kategori ajektiva, verba, dan

satu kata predistribusi. Bentuk ortogafis sebagian kata serapan bahasa Inggris

tersebut tidak mengalami perubahan, tetap seperti bentuk dalam bahasa Inggris

dan sebagian lagi mengalami perubahan. Berdasarkan kategori sudah masuk atau

belum di entri KBBI 2008, kata serapan yang ditemukan dalam penelitian ini

dapat dikategorikan menjadi dua yaitu yang sudah berintegrasi ke dalam bahasa

Indonesia, yang berarti sudah masuk dalam entri KBBI 2008. Tidak semua

makna kata atau pun frasa dari bahasa Inggris mengalami perubahan makna.

Sebagian kata-kata dari bahasa Inggris unsur-unsur makna tetap ketika digunakan

dalam teks berbahasa Indonesia, baik dalam satu bundel maknanya maupun dalam

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

16

bundel makna lainnya. Jenis-jenis perubahan makna yang ditemukan dalam

penelitian ini menegaskan penemuan Marcellino (1990) bahwa beberapa kata

serapan berubah maknanya, hasil penelitian Hadi (2003), yang menemukan

perubahan makna di antaranya yaitu jenis kata benda berubah menjadi kata kerja,

makna menyempit dan makna meluas, dan hasil penelitian Supriyadi (2011)

bahwa makna kata serapan tetap, meluas, menyempit atau berganti ketika

dipinjam.

Dengan demikian, berdasarkan pemaparan tinjauan pustaka di atas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini baru dan secara akademis layak untuk

dilakukan. Penelitian ini mengkaji perubahan bunyi dari istilah sainstek bahasa

Inggris ke dalam bahasa Arab, yang jika digeneralisasi dapat dijadikan kaidah

perubahan bunyi, kaidah pembentukan verba dari istilah bahasa Inggris. Di

samping itu juga memaparkan pengaruh budaya yang melatari keberadaan istilah-

istilah tersebut.

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Teori Sosiolinguistik

Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik bersifat interdisipliner

dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian hubungan antara bahasa dengan

faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur (Chaer dan Leonie Agustina,

1995: 5). Kemudian Kridalaksana (2008: 225) memahami sosiolinguistik sebagai

sebuah kajian yang membahas hubungan dan saling pengaruh antara perilaku

bahasa dan perilaku sosial. Fishman (1972) dalam Chaer dan Agustina (2004:3)

mengemukakan bahwa sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

17

bahasa, fungsi variasi bahasa dan penggunaan bahasa. Di mana ketiga unsur ini

akan saling berinteraksi mempengaruhi satu sama lain dalam satu masyarakat

bahasa, identitas sosial dari masyarakat tersebut, lingkungan sosial tempat

peristiwa serta tingkatan dan variasi ragam linguistik. Salah satu faktor terjadinya

variasi bahasa adalah kontak sosial atau jaringan sosial. Kontak sosial ini dapat

melalui media cetak, seperti surat kabar, majalah, maupun melalui elektronik,

seperti, televisi, internet, sehingga seseorang dapat menggunakan bahasa yang

sama atau berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh mitra kontaknya. Setelah

kontak sosial ini maka terjadi pula kontak bahasa dikarenakan penggunaan dua

bahasa yang berbeda, pengaruh dari media tersebut.

Holmes (2000:376-381) mendefinisikan sosiolinguistik dengan hubungan

antara bahasa dan konteks sosialnya yang terdiri dari empat dimensi, antara lain:

1) jarak sosial atau solidaritas (sosial distance/solidarity), yaitu penggunaan

bahasa dipengaruhi oleh kedekatan hubungan atau persamaan sikap dan nilai yang

dimiliki oleh pembicara dan mitra bicaranya; 2) status atau kewenangan

(status/power yang berarti penggunaan bahasa yang dipengaruhi oleh status sosial

atau kekuasaan); 3) tingkat keformalan (formality), yaitu ragam bahasa yang

digunakan berdasarkan konteks situasi seperti situasi formal atau nonformal; 4.)

fungsi (afektif dan referensial), yaitu jenis pesan yang disampaikan, yaitu apakah

berupa pesan sosial atau afektif atau informatif atau referensial.

1.6.2 Teori Kontak Bahasa

Kontak bahasa merupakan peristiwa pemakaian dua bahasa oleh penutur

yang sama secara bergantian. Dari kontak bahasa itu terjadi transfer atau

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

18

pemindahan unsur suatu bahasa ke dalam bahasa lainnya yang mencakup semua

tataran, termasuk terjadinya penyerapan kata (word borrowing) dari satu bahasa

ke dalam bahasa lainnya (Hockett, 1958: 402-406). Proses pinjam meminjam dan

saling mempengaruhi terhadap unsur bahasa yang lain tidak dapat dihindari.

Pengaruh suatu bahasa ke dalam bahasa lainnya merupakan difusi dan akulturasi

budaya (Weinreich, 1953:5). Jika ditinjau dari gejala akulturasi maka unsur-unsur

dari suatu bahasa asing tadi lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan ke

dalam bahasa itu sendiri tanpa kehilangan kepribadian dari bahasa asing tersebut.

Hal inilah yang menyebabkan perubahan ke dalam kosakata bahasa penerima.

Crowley (1987: 191-200) berpendapat, faktor penyebab terjadinya perubahan

suatu bahasa yaitu: 1) anatomi dan karakter suku (anatomy and etnic character);

2) iklim dan geografi (climate and geography); 3) substratum; 4) identitas/ciri

daerah setempat (local identification); 5) kebutuhan fungsional (fungtional need);

6) penyederhanaan (simplification); dan 7) tekanan struktur suatu kata (structural

pressure). Jika ditinjau dari perkembangan kata serapan bahasa penerima, kontak

bahasa memiliki sifat sebagai berikut: 1) sifat ekspansif: ekspansi dari bahasa

(budaya) pemberi ke dalam bahasa penerima, 2) sifat aditif: kata serapan akan

hidup berdampingan dengan bahasa penerima. Keduanya digunakan secara

bersamaan berdasarkan pilihan masyarakat penerima tetapi terkadang memiliki

perbedaan makna, 3) sifat replansif: bentuk dan kosakata serapan menggantikan

distribusi kosakata lama, 4) penciptaan baru atau neologisme: pembentukan

kosakata baru berdasarkan contoh dan model yang sudah ada, hal ini dikarenakan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

19

terjemahan, terjemah serapan, reproduksi penafsiran dan reproduksi hilaridis

(Parera, 1987: 155).

Berkenaan dengan kata serapan (borrowing) Haugen (1950:286)

mendefinisikan dengan: “attempted reproduction in one language of patterns

previously found in another” (upaya reproduksi suatu pola bahasa yang

sebelumnya ditemukan di dalam bahasa lain). Kemudian ia mengklasifikasikan

hasil penyerapan menjadi loanwords (kata serapan), loanblends (campuran

serapan) atau hybrids (hibrida), dan loanshifts (geseran serapan). Loanshifts

meliputi loan translations dan semantic borrowings. Loanwords (kata serapan),

yaitu hasil importansi morfemis tanpa substitusi morfemis tetapi dengan atau

fonemis. Loanblends (campuran serapan) yaitu gabungan hasil substitusi dan

importansi morfemis, namun strukturnya sesuai dengan bentuk kata asing yang

diserap. Loanblends ini disebut juga sebagai hybrids (hibrida), yaitu campuran

serapan yang strukturnya tidak sesuai dengan bentuk kata asalnya. Loanblends

dapat dibagi menjadi tiga: 1) blended stem/stema tercampur; 2) blended

derivative/ derivatif tercampur (akhiran bahasa asli menggantikan bahasa asing);

dan 3) blended compound/gabungan bercampur (Haugen, 1950: 219).

Loanshifts (geseran serapan), yaitu hasil substitusi morfemis tanpa

importasi atau pergeseran (shift) yang tidak hanya terbatas pada perubahan

fonologis dan gramatikal disebut juga sebagai (a) loan translation (terjemahan

serapan) (b) sebagai semantic loans dan semantic borrowings (serapan semantik).

Serapan terjemahan adalah penerjemahan langsung unsur suatu kata menjadi kata

dalam bahasa yang dipinjam tanpa mengubah makna. Kridalaksana (2008:195)

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

20

menyatakan sebagai ‘pinjam terjemah’ (loan translation) yakni penyerapan atau

penyerapan frasa dengan mempertahankan makna leksikal dan atau makna

gramatikal aslinya, tetapi dengan mengganti morfem dan fonem-fonemnya.

Loanshift dibagi menjadi dua: 1) loan homonym. Makna baru tidak memiliki

kesamaan dengan makna lama, sehingga sebuah kata memiliki dua makna yang

bersifat homonimi; 2) loan synonym. Makna baru tumpang tindih dengan makna

lama. Kategori ini masih dapat dibagi lagi. Jika istilah serapan yang diterapkan

pada fenomena kultural baru kira-kira memiliki kesamaan dengan budaya lama,

maka proses tersebut disebut pergantian semantik (semantic displacement). Jika

perbedaan bahasa asli dihilangkan melalui pengaruh sinonimi antar bahasa yang

bersifat parsial, maka ia disebut kebingungan semantik (semantic confusions),

(Haugen, 1950: 219).

1.6.3 Kaidah Pembentukan Istilah Lembaga Bahasa Arab (Majma‘ al-

Lugah)

Negara-negara Arab memiliki Majma‘ al-Lugah yang secara umum

bertujuan untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan bahasa Arab sebagai

bahasa ilmu dan kajian ilmiah. Sementara itu Majma‘ al-Lugah al-‘Arabiyyah di

Kairo, menetapkan peranannya (Qanibiy, 2000: 102-103) sebagai berikut: 1)

menjaga kemurnian bahasa dan membuatnya sesuai kebutuhan dan tuntutan ilmu

pengetahuan di masa yang akan datang. Contohnya yaitu mengadakan

pembaharuan terhadap kamus-kamus, dari segi metode penyusunan, lafal dan

strukturnya; 2) menyusun dan membuat kamus sejarah bahasa Arab; 3)

meregulasi studi dialek bahasa Arab di Mesir dan negara Arab lainnya; 4)

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

21

melaksanakan kajian dan upaya penjagaan terhadap perkembangan bahasa sesuai

dengan ketetapan Menteri Ilmu Pengetahuan.

Lembaga Bahasa Arab Damaskus menetapkan tujuannya yaitu: 1) the

protection of the Arabic language against dialectical influence (including the

proposal to romanize), which was part of the agenda of some of those who wished

to see one or other of dialects adopted as national language (melindungi bahasa

Arab dari pengaruh dialek yang diusulkan oleh beberapa pihak yang

menginginkan bahasa Arab dialek menjadi bahasa nasional); 2) the maintenance

of linguistic purity by ridding the language of intrusive foreign lexical elements

brought via the press and the radio, and some writers (memelihara kemurnian

linguistik dengan memurnikan bahasa dari unsur-unsur leksikal asing yang

dibawa oleh media, radio, dan beberapa penulis); 3) the adaptation of the

language to modern needs, particularly in the area of science and technology

(penyesuaian bahasa untuk kebutuhan modern, khususnya di bidang sains dan

teknologi) (Holes, 2004: 309).

Berdasarkan keputusan lembaga ini yang dituangkan dalam Majmū‘ah

Qarārāt al-‘Ilmiyyah (Amīn,1984:175-186), metode terjemah untuk pembentukan

istilah baru dalam bahasa Arab sebagai berikut:

1) sufiks ‘logy’ yang mengacu pada ilmu diterjemahkan dengan marbūṭah pada

akhir kata, seperti pada istilah jiyūlūjiyyah جية)(جيولو dan istilah sūsiyūlūjiyyah

)(سوسيولوجية .

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

22

2) huruf ‘p’ diucapkan dengan ب.

3) lebih mengutamakan susunan satu kata daripada dua kata untuk membentuk

suatu istilah baru, jika tidak memungkinkan, maka langkah yang diambil

adalah menggunakan terjemah langsung (harfiah).

4) terjemahan bentuk-bentuk penemuan, pengukuran dan ilustrasi

/penggambaran. Seperti jenis penemuan, maka digunakan pola mif‘āl )مفعال(

‘scope’, untuk pengukuran digunakan pola mif‘āl مفعل ‘meter’ dan

penggambaran dengan pola mif‘alah علةمف ‘graph’.

5) terjemahan prefiks an-, a- dengan ال; prefiks ‘an atau a’ yang mengacu pada

makna negatif (peniadaan) diterjemahkan dengan ال nafiyyah murakkabah

(tersusun) bersama kata yang dimaksud. Seperti istilah الالجفن ‘ablepharia’ dan

.’anophthalmus‘ الالمقلة

6) penerjemahan prefix ‘hyper’ dengan فرط contoh: فرط احلاسية

‘hypersensitiveness’; sedangkan penerjemahan prefix ‘hypo’ dengan هبط

contoh: هبط الضغط ‘hypotension’.

7) terjemahan kata yang berakhiran ‘scope’; penerjemahan kata-kata asing yang

berakhiran ‘scope’ dilihat dari maknanya. Jika memungkinkan diderivasi

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

23

dengan ism al-‘ālah yang berpola مفعال, maka ditambahkan ‘ya’. Jika tidak

memungkinkan derivasi dengan ism al- ‘ālah dari segi makna, maka

pembentukan istilah dengan ism al-‘ālah yang disifati pekerjaan dari alat

tersebut. Contohnya, telescope: مكشاف.

8) kata-kata asing yang berakhiran ‘able’ diterjemahkan dengan menggunakan

bentuk fi‘l muḍāri‘ mabni lil majhūl (kata kerja pasif), dan kata benda dengan

bentuk nomina deverba ṣinā‘iy. Contohnya, eatable:يؤكل, eatability: مأكولية.

9) terjemahan kata berakhiran‘gen’ dengan kata مولدة ‘muwallidah’, contoh:

antigen: املضاض مولدة , precipitinogen: املرسب مولدة .

10) terjemahan sufiks ‘oid’ dengan kata شبه contoh: colloid :شبه غرائى, mucoid: شبه

.شبه ظهارى :epithelioid ,خماطى

11) terjemahan kata yang berakhiran ‘oid’ dihubungkan dengan alif dan nun.

Kata-kata asing yang berakhiran ‘oid’ yang mengacu pada penyerupaan dan

teori yang diterjemahkan ke istilah-istilah ilmiah dengan cara

menguhubungkan kata-kata tersebut dengan alif dan nun. Seperti: غرواىن

‘colloid’ dan مسسماىن, yakni menyerupai lem dan racun.

12) terjemahan kata yang berakhiran ‘oid’, ‘form’ dan ‘like’ dihubungkan dengan

alif dan nun. Menggunakan bentuk kata yang dihubungkan dengan alif dan

nun untuk istilah-istilah kedokteran (Eropa), seperti ‘oid’, ‘form’ dan ‘like’.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

24

13) pola kata untuk unsur-unsur kimia diterjemahkan dengan mengambil huruf-

huruf Arab yang pokok (dasar), dengan tidak meninggalkan pendapat pakar

yang ahli di bidang tersebut.

Adapun metode ta‘rīb menurut lembaga ini (Amīn,1984: 189-195) antara

lain: 1) cara pengucapan/artikulasi kosakata mu’arrab seperti yang diucapkan

orang Arab; 2) jika terjadi perbedaan pendapat dalam pembentukan istilah

mu‘arrab, maka diambil kata yang paling mudah pengucapannya; 3) kata-kata

asing yang berakhiran ‘a’ atau ‘gie’ yang mengacu pada makna ilmu di-ta‘rib-kan

dengan huruf ta di akhir kata; 4) pola untuk harakat asing pada awal nama dengan

hamzah yang diberi tanda baca sesuai dengan pengucapannya, misalnya آدمز :

Adams; 5) harakat ‘a’ pada akhir nama dipadankan dengan ة atau alif mad. Seperti

kata ‘America’ أمريكة atau أمريكا, dan harakat ‘e’ dipadankan dengan ه (ha

marbuthah), seperti نيتشه:Neitzsche; 6) untuk nama-nama geografis tidak

diperkenankan menggunakan ādah at- ta‘rīf (kata sandang). Seperti نيجري� bukan

.النيجري�

Selain kaidah dari Majmū‘ah Qarārāt al-‘Ilmiyyah, at-Tunjī (2005: 136)

menambahkan, kaidah penyerapan istilah asing ( Eropa) dalam bahasa Arab

sebagai berikut: 1) jika istilah asing yang diserap dan diawali dengan huruf

konsonan maka dalam bahasa Arab ditambahkan hamzah waṣl, seperti studio:

,jika istilah ilmiah maka sebagian besar diserap secara keseluruhan (2 ;استوديو

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

25

contoh: 3 ;اتيمولوجي،أمتوسفري، راديو) akan diganti harakah kata asing yang panjang atau

sulit diucapkan seperti kata philosophy :فلسفة, arthritis: الرثية, oxidation :4 ;األكسدة)

akan dilakukan arabisasi kata asing yang aslinya dari bahasa lainnya misalnya

scambiare (bahasa Italia): 5 ;اسكمبيل) kata-kata asing tersebut diderivasi menjadi

fi‘l atau verba seperti: 6 ;تلفن،سوكر، فنش، بند) dikurangi satu huruf bahkan lebih

seperti, dysentery (Inggris): 7 ;ونطارية) dirubah dua kata yang tersusun menjadi satu

seperti kata tramway: 8 ;ترام) ditambahkan turunan dari bahasa Arab seperti ،أكادميية

دبلوماسية، إمرب�لية ; 9) dirubah sedikit maknanya seperti: سكربينية yang bermakna sepatu

(Italia) kemudian maknanya dirubah menjadi sepatu wanita; 10) kata-kata asing

yang aslinya memiliki multi makna diarabisasi hanya memiliki satu makna seperti

kata إكسرتا dalam bahasa Arab maknanya hanya الفاخر sedangkan pada bahasa

sumber bermakna 11 ;إضاىف، فائض) dirubah beberapa harakah seperti appartement:

�ء seperti kata pipe; 13) huruf v diucapkan �ء menjadi الباء dirubah (12 ;أ�رمتان

seperti kata وكاتوأق menjadi kata أبوكات، أبوكاتو ; 14) huruf التاء diucapkan dengan ط

seperti kata aesthetica menjadi kata 15 ;اسطاطيقا) huruf الثاء diucapkan dengan ء�

seperti kata thermometer menjadi kata ترمومرت dan huruf التاء menjadi ء� seperti kata

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

26

tilos: 16 ;ثؤلون) huruf الدال diucapkan dengan ضادا seperti kata moda (Italia) menjadi

seperti kata stamba (Italia) menjadi صادا diucapkan dengan السني huruf (17 ;موضة مبة

arabisasi nama-nama (19 ;فرجنة seperti kata frank menjadi الكاف huruf (18 ;اصطا

unsur kimia yang berakhiran ‘ium’ dengan يوم; seperti: بو�سيوم، كالسيوم ; 20)

diperbolehkan derivasi kata-kata ilmiah yang baku, seperti مهدرج، مكر بن dari kata

كربون، هيدروجني ; 21) kata-kata mu‘arrabah tetap seperti apa adanya, jika dijamakkan

menjadi jam‘u mu’annaṡ as-sālim. Seperti: كيلومرتات -كيلومرت (Qanibiy, 2000: 121-1).

Majma‘ Kairo dalam kongresnya yang ke-26 pada tahun 1959 membuat

23 kaidah untuk memindahkan huruf dan bunyi dari bahasa Yunani dan Latin ke

dalam bahasa Arab dan pada Kongres ke-30 tahun 1963 dibuat kaidah pergantian

huruf konsonan. Adapun pergantian huruf-huruf konsonan dan vokalnya yaitu:

Tabel 1. Daftar Pergantian Huruf-huruf Konsonan

النمرة احلرف الالتيىن اواإلغريقى النطق العريب املوافق

.arcadia: c 1 التجربة السابقة فقالوا: أرقاد� س، ك، نقل (ق) ىف

.d 2 د، ذ

.f 3 ف

.g 4 غ، ج

.h 5 التجربة السابقة ه، (ونقل (أ) ايضاىف

.ch 6 تش (�إلنكليزية)، شباألملانية، ك، خ (�ليو�نية)

.j 7 ي (�ألملانية)، ج (�لفرنسية)، خ (�إلسبانية)

.p 8 پ

.ph-ϕ 9 ف

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

27

.k 10 ك

.qwintus q 11التجربة السابقة فقالوا: قونطوسفى: ك، نقل (ق) ىف

.titus t 12التجربة السابقة، فقالوا : طيطوسفى: ت، نقل (ط) ىف

.th-θ 13 ث، ذ

.s 14 س، ش، ص

.v 15 ڤ

.w 16 ڤو،

.x 17 كس، ك، س، كز، خ

.z 18 تز -ز

.ψ 19 سې

Tabel 2. Daftar Pergantian Huruf-huruf Vokal

أمثلة الكلمة األصوات العربية

املوافقةتينيةاألصوات الال

massignon الفتحة مسينيون a 1.

hugo ي، و هيجو، هوجو u 2.

hugo كسرة جب i 3.

laland ا الالند Ả 4.

louvois و لوقوا ū 5.

ascoli ي أسكوىل i 6.

oxford و (ضمة مفخمة) أكسفورد o 7.

voltaire ي (�ممالة) فولتري ei, ai 8.

nitzshe مة)ة الكلة (ىف �اي نيتثة e 9.

lybia و :لو� y 10.

Pada praktiknya, upaya untuk merealisasikan program dari lembaga-

lembaga bahasa Arab ini sulit untuk dicanangkan, hal ini dikarenakan: 1) bahasa

Arab tidak pernah benar-benar murni atau homogen. Kata asing yang berupa

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

28

serapan langsung selalu masuk ke dalam bahasa Arab, khususnya ketika masa

‘Abbasiyyah; 2) ketidakmampuan sistem akar kata dan pola dalam penyesuaian

istilah sains modern. Kebijakan lembaga bahasa hanya berpedoman pada ulama

nahwu abad pertengahan. Dengan demikian kata baru diturunkan berdasarkan

prinsip derivasi analogis melalui sistem akar dan pola kata atau perluasan lingkup

semantik; 3) hasil dari pembentukan kata yang baru jika tidak secara aktif

digunakan dan bermakna asing maka akan sulit diterima oleh penutur bahasa

Arab. Kasus ini misalnya terjadi ketika lembaga bahasa Kairo mengusulkan

penggantian kata tilifūn menjadi ‘irzīz’ (suara hujan), trām ‘tram’ dengan jammāz

‘swift-footed camel’. Sebaliknya, kata-kata baru lebih mudah diterima jika

diturunkan dari pola siap jadi untuk penerapan secara luas dan sistematik, baik

dalam dunia sains maupun penggunaan sehari-hari, seperti kata instrumen dengan

pola miCCaC, miCCaCa, dan miCCaC ‘miṣ‘ād’ elevator (berasal dari kata ṣa‘ada

menjadi‘ :جهر /memanjat), mijhār ‘mikroskop’ (berasal dari kata jahara :صعد/

terlihat). Dalam kasus ini, makna baru baru lebih mudah diterima jika perluasan

semantik dinilai lebih jelas bagi pengguna bahasa; 4) kurangnya penyesuaian

untuk imbuhan guna menghasilkan perbendaharaan kata yang terstandar dan

koheren. Imbuhan Greko-Latin seperti un-, in-, ultra-, infra-, sub-, proto-, para-,

hypo-, itis-, -pathy, -graph, -scope, -ide, -ite, dan sebagainya tidak memiliki

keserupaan morfologis dengan bahasa Arab. Upaya yang dilakukan adalah dengan

naht, dengan menggabungkan preposisi yang berdiri bebas, yang memiliki makna

serupa seperti under diserap menjadi taḥta/ حتت, ‘infra-: fauqa/ 5 ; فوق)

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

29

penyesuaian komponen morfem asing ke bahasa Arab bisa menjadi frase nomina

yang panjang, seperti indivisibility menjadi ‘adam al-qabiliyah li at-tajzi‘ah; 6)

adanya kesulitan memadankan kata ajektif relasional istilah asing ke bahasa Arab,

sehingga ajektif relasional akar katanya memiliki makna berbeda, seperti

psychological. Penerjemahan kata psychology dilakukan dengan memadankan

kata psycho dengan nafs, dan logy dengan ‘ilm, sehingga menjadi ilmun-nafs.

Sementara telah disepakati bahwa kata adjektif relasional diterjemahkan ke

akhiran ئى (–iyy), seperti kanīsah ‘gereja’ menjadi kanasiy ‘gerejawi’. Adapun

penerjemahan kata psychological, adjektif relasional yang berhubungan dengan

akar katanya telah memiliki makna yang berbeda. Kata nafsiy, bermakna

‘spiritual, kerohanian’, sehingga pemadanan kata psychological menimbulkan

ambiguitas. Ini membuat beberapa ahli sains cenderung tetap menggunakan kata

serapan (Holes, 2004: 311-313).

Media penyerapan istilah asing dengan menggunakan pola derivasional

berdasarkan sistem pola akar kata terkendala dengan persoalan: konsistensi,

kejelasan, dan keringkasan sehingga sulit untuk menyesuaikan dengan istilah

sains, maka para sainstis cenderung untuk lebih pragmatis, yaitu menggunakan

beragam cara naht untuk mengkonstruksi padanan dari Latin ke dalam bahasa

Arab. Cara paling mudah adalah dengan penggabungan tanpa ada penyingkatan.

Misalnya, barr ( بر ) ‘daratan’ + ‘mā’(ماء )‘air’+akhiran relasional -iiy (ئى) sehingga

menjadi barmā’iyy (برمائى) ‘amphibious’. Namun penggabungan dari asal kata

yang sulit dikenali masih kurang diminati, seperti nazwarah (نزورة) ‘defoliation’

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

30

yang berasal dari penggabungan naz’ (نز) ‘removal’ + waraqah’ ( ورقة) ‘daun’, atau

lebih ekstrem zahraja (زهرج) ‘dehydrogenate’ azāla (أزال) ‘remove’ + hīdrūjīn

hydrogen’. Dalam kasus ini, baik ahli bahasa maupun ilmuwan terapan‘ (هيدروجني)

cenderung menerapkan translasi serapan menjadi frase multikata (Holes, 2004:

313-314).

Ide neologisme sebagaimana yang dipaparkan oleh Holes ini senada

dengan pemaparan Khalid (2003:13) bahwasanya pembentukan neologisme

merupakan upaya untuk menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang hidup

untuk mengungkapkan ide-ide dan konsep-konsep baru dengan berpegang pada

qawālib lugawiyyah (linguistic molds) dan prinsip qiyās (analogi). Kekhasan

neologisme bahasa Arab yaitu mengacu pada pola-pola kebahasaan yang sudah

ada dalam kaidah tata bahasa Arab fusḥaḥ, yakni pola-pola isytiqāq (derivasi) dan

pengembangan semantik. Khalid mencontohkan dari pengembangan semantik ini

yaitu, pada kata ṭayara (طري) yang pada mulanya menunjuk pada ‘sesuatu yang

ringan di udara, terbang dan sesuatu yang bergerak cepat’, maka dari kata ini

diderivasi menjadi verba taṭāyara (تطاير) ‘terpisah-pisah, beterbangan’; verba

istaṭāra (استطار), ‘terpencar’; dan taṭīr (تطري) ‘merasa pesimis, menganggap

bernasib sial, mendapat naas, celaka dikarenakan sesuatu atau seseorang. Jika

dikaitkan dengan kata ṭayr ‘burung’, maka ada keterkaitan dengan budaya Arab di

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

31

masa lampau yang selalu mengaitkan kesialan, naas dengan suara burung seperti

gagak dan sejenisnya.

1.6.4 Taulīd atau Neologisme

Secara bahasa taulīd berarti حتصيل شئ من شئ ‘menghasilkan sesuatu dari

sesuatu’. Dalam ilmu bahasa berarti: "ة أخرى أسبق منها وضعا"حتصيل كلمة من كلم atau

menghasilkan sebuah kata dari kata lain yang terlebih dahulu terbentuk (Khasārah,

2008: 97). Neologi terdiri dari 5 macam dan 15 kaidah, yaitu: 1) neologi fonetis

(mencakup neologi penggantian fonem, neologi pertukaran distribusi fonem,

neologi kemiripan fonem, neologi tabayun, neologi instrusi; 2) neologi morfologis

(mencakup neologi derivatif, neologi coinase, neologi distribusi dan neologi

leksikalisasi; 3) neologi semantis (mencakup neologi metaforis (majāz), dan

neologi translasi (tarjamah); 4) neologi spontanitas mencakup neologi spontanitas

hakiki dan neologi imitasi, 5) neologi penyerapan (at-taulīd bil-iqtirāḍ) yang

mencakup neologi loan (ad-dakhīl) dan neologi arabisasi (at-ta‘rīb) (Murad,

1997: 163). Neologi penyerapan (at-taulīd bil-iqtirāḍ) adalah pembentukan kata

baru dengan cara meminjam kosa kata asing yang dijadikan bagian dari kosakata

bahasa Arab. Ada kalanya penyerapan tersebut secara utuh, baik bentuk dan

maknanya, dan ada kalanya disesuaikan dengan kaidah pembentukan atau pola

kata bahasa Arab (Murad, 1997: 161-162).

Neologi penyerapan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: neologi loan (ad-dakhīl

atau al-iqtirāḍ), yaitu pembentukan kata baru dengan cara meminjam kosa kata

asing apa adanya tanpa merubah pola kata tersebut (Murād, 1997:162).

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

32

Muhammad al-Tunjī (2005:13) mendefinisikan ad-dakhīlah sebagai

berikut: العربية" وزانأل ملخالفتها منه يشتق غريأن من العرب كالم أدخل الذى األعجمى اللفظ هو "الدخيلة

“ad-dakhīlah yaitu kata asing yang diserap ke dalam bahasa Arab tanpa diderivasi

dikarenakan perbedaan pola kata dalam bahasa Arab”. Contoh istilah كومبيوتر

berasal dari computer (Inggris). Proses arabisasi ini disebut juga dengan

transliterasi.

Neologi arabisasi (at-ta‘rīb), yaitu pembentukan kata baru dengan cara

meminjam kosakata asing tetapi disesuaikan dengan pola kata bahasa Arab

(Murād, 1997: 163), sedangkan Bakalla (1983:16) mendefinisikan ta‘rīb atau

arabisasi dengan memungut bahasa asing dan disesuaikan dengan pola morfologi

dan fonologi Arab. Contoh: فلم (film) berpola فعل (fa-‘a-la) berasal dari ‘film’, بنك

‘bank’ berasal dari bahasa Inggris.

Proses arabisasi ini termasuk transkripsi. Transkripsi yaitu pengubahan

wicara menjadi bentuk tertulis; biasanya dengan menggambarkan tiap

bunyi/fonem dengan satu lambang (Kridalaksana, 2008: 246). Dalam hal ini

transkripsi diartikan sebagai proses mengubah teks dari suatu ejaan ke ejaan lain

dengan cara mengikuti lafal bunyi. Proses penyerapan melalui cara ini mengalami

penyesuaian pelafalan. Ta‘rīb semacam ini disebut juga at-ta‘rīb al-lafdzī.

Contohnya ويب berasal dari istilah‘web’.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

33

1.6.5 Kaidah Fonotaktik dan Pola Bunyi Bahasa Arab

Menurut Kridalaksana (2008:65) fonotaktik merupakan urutan fonem

yang dimungkinkan dalam suatu bahasa atau pendeskripsian tentang urutan

tersebut. Pada fonotaktik bahasa Arab, semua suku kata dimulai dengan konsonan.

Untuk tekanan, bahasa Arab memilki vokal panjang yang diikuti dengan suatu

konsonan. Vokal tersebut diucapkan lebih keras daripada vokal lainnya. Jika

tidak, maka vokal pertama dari kata tersebut yang ditekan. Jika berupa vokal

pendek yang diikuti oleh 2 konsonan maka vokal tersebut mendapat tekanan

(Abbound, 1996:4). Pembagian suku katanya menurut Holes (1995:49) terdiri dari

suku kata terbuka (berakhiran dengan vokal) dan suku kata tertutup (yang

berakhiran dengan konsonan). Bahasa Arab mempunyai pola suku kata terbuka

KV atau KV; sementara suku kata tertutup KVK, KV:K, KVKK, atau KV:KK).

Dalam bahasa lisan, suku kata bahasa Arab hanya KV, KV; dan KVK (

Hidayatullah, 2012: 49).

Untuk urutan fonem pada setiap kata atau istilah, bahasa Arab memiliki

kaidah, sebagaimana yang dipaparkan oleh Khasasarah (2008: 298) dalam tabel

berikut ini:

Tabel 3. Kaidah Fonotaktik bahasa Arab

No Huruf Tidak disatukan dalam satu kata dengan huruf-huruf berikut (baik diletakkan di awal maupun di akhir kata)

ذ ز ص ض ظ س ث 1

ز ط ظ ص ض س ذ 2

س ث ذ ص ظ س ز 3

ذ ز ط ظ س ض ص 4

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

34

ذ ص ط ظ س ش ض 5

د ذ ض ز ط ص ج س ظ 6

غ ح ع غ خ 7

- - خ غ ح 8

ق ط ظ غ ج 9

ج ح خ ع غ 10

س ظ ض ص ذ ز ث 11

Keterangan:

1. huruf ث tidak dapat disatukan dalam satu kata dengan huruf ز ,ص ,ض ,ظ ,س

dan ذ, baik diletakkan di awal maupun di akhir kata.

2. huruf ذ tidak dapat disatukan dalam satu kata dengan huruf س, ض dan,ط ,ظ, ,ص

.baik diletakkan di awal maupun di akhir kata , ز

3. huruf ز tidak dapat disatukan dalam satu kata dengan huruf ذ ,ص ,ظ ,سdan ث

baik diletakkan di awal maupun di akhir kata.

4. huruf ص tidak dapat disatukan dalam satu kata dengan huruf ز ,ط ,ظ ,س ,ض dan

.baik diletakkan di awal maupun di akhir kata ,ذ

5. huruf ض tidak dapat disatukan dalam satu kata dengan huruf ص ,ط ,ظ ,س ,ش,

dan ذ , baik diletakkan di awal maupun di akhir kata.

6. huruf ظ tidak dapat disatukan dalam satu kata dengan huruf ز ,ط ,ص ,ج ,س ,

.baik diletakkan di awal maupun di akhir kata , د dan ذ ,ض

7. huruf خ tidak dapat disatukan dalam satu kata dengan huruf ح ,ع ,غ dan غ,

baik diletakkan di awal maupun di akhir kata.

8. huruf ح tidak dapat disatukan dalam satu kata dengan huruf غdan خ, baik

diletakkan di awal maupun di akhir kata.

9. huruf ج tidak dapat disatukan dalam satu kata dengan huruf ط ,ظ ,غ danق,

baik diletakkan di awal maupun di akhir kata.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

35

10. huruf غ tidak dapat disatukan dalam satu kata dengan huruf ح ,خ ,ع dan ج,

baik diletakkan di awal maupun di akhir kata.

11. huruf ث tidak dapat disatukan dalam satu kata dengan huruf ظ , ض ,ص ,ذ ,ز ,س

dan س , baik diletakkan di awal maupun di akhir kata.

Pada pola bunyi, bahasa Arab memiliki 6 ketentuan untuk menentukan

ringan atau beratnya pengucapan. Adapun ketentuan pola bunyi sebagaimana

yang dipaparkan oleh Khasārah (2008: 291) sebagai berikut: 1) keberagaman

huruf dalam suatu kata. Khalil Ibnu Ahmad mengatakan dalam nomina atau verba

bahasa Arab terdapat paling banyak 5 huruf meskipun terdapat tambahan dari 5

huruf tersebut. Contohnya, العنكبوت asal katanya adalah 2 ;عنكب) kesesuaian

hurufnya. Syarat fasihnya kosakata bahasa Arab dinilai dari huruf-hurufnya yang

beragam. Hal yang penting dari kesesuaian huruf yaitu adanya jarak yang jauh

antara tempat artikulasi huruf yang satu dengan yang lainnya dalam suatu kata.

Seperti tempat artikulasi antara huruf غ dan خ, huruf ق dan ك, huruf ت dan ص،ض ,

huruf و dan kasrah sebelumnya, huruf ى dan ḍammah sebelumnya.; 3) keselarasan

harakat. Ketidakselarasan harakat dapat terjadi antara harakat dengan harakat dan

antara harakat denga huruf vokal.

Ketidakselarasan antar harakat antara lain: a) ḍammah sebelum waw pada

nomina. Al-Mulukī berpendapat bahwa nomina yang diakhiri dengan waw dan

ḍammah sebelumnya, tidak terdapat dalam kosakata bahasa Arab kecuali pada

verba يدعو, maka kata الربو diganti menjadi �الر.,b) dua harakat yang saling

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

36

berlawanan yaitu kasrah dan dhammah. Oleh karena itu tidak terdapat

perpindahan dari kasrah ke ḍammah karena pengucapannya berat dalam bahasa

Arab, maka dari itu ditiadakanlah pola kata فعل (fi‘ula). Contoh: زئرب . Perpindahan

dari ḍammah ke kasrah itu lebih ringan dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi

hal tersebut tidak terdapat dalam nomina tapi adanya pada verba, c) kasrah

sebelum waw sukun dan ḍammah sebelum ya sukun; 4) tidak mengumpulkan 4

huruf berharakat semua. Jikalau ada, maka hendaknya di-sukun-kan salah satunya.

Ibnu Khaluwiyah menyebutkan dalam bahasa Arab tidak ada nomina berpola فـعلل

kecuali pada kata عرتن. Selain itu, hal yang memberatkan bagi lidah orang Arab

yaitu jika harakatnya banyak kasrah atau ḍammah contoh: أومر atau أوكل tapi jika

banyak fathah tidaklah memberatkan. Contoh: 5 ;مجل) melarang bertemunya dua

sukun dalam satu kata, salah satu kekhasan bahasa Arab yaitu tidak

mempertemukan dua sukun maka untuk mengatasinya diberikan harakah ghairu

lāzimah meskipun pada dua kata contoh: 6 ;قم الليل) diawali dengan huruf yang

berharakat dan diakhiri dengan sukun.

1.6.6 Teori Perubahan Bunyi

Menurut Sloat, istilah perubahan bunyi disebut dengan natural processes

(proses alamiah). Natural processes terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu

assimilatory processes dan nonassimilatory processes. Adapun tipe-tipe

perubahan bunyi menurut Sloat (1978: 112-121) sebagai berikut: 1. assimilatory

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

37

processes: perubahan bunyi yang paling sering terjadi adalah pengasimilasian

suatu bunyi dengan bunyi lain. Asimilasi adalah proses alamiah yang paling

sering terjadi. Berikut ini adalah bermacam-macam tipe asimilasi: a) nasalization

(nasalisasi); b) nasal assimilation (asimilasi nasal); c) palatalization (patalisasi);

d) assibilation; e) intervocalic voicing; f) intervocalic weakening; g) vowel

assimilation; h) umlaut. 2. nonassimilatory processes: ada beberapa proses

perubahan bunyi yang terjadi bukan karena proses asimilasi. Macam tipe

perubahan nonasimilasi yang biasa terjadi yaitu: a) rhotacism (rotasi); b)

breaking; c) vowel reduction (reduksi vokal); d) apocope; e) syncope; f)

prothesis; g) epenthesis; h) metathesis; i) dissimilation. Berbeda dengan Sloat,

Crowley (1992: 38-58) mengklasifikasikan tipe perubahan bunyi sebagai berikut:

1) lenition and fortition yang terdiri dari aphresis, apocope, syncope, cluster

reduction, haplology; 2) sound addition: excrescence, epenthesis, prothesis; 3)

metathesis; 4) fusion; 5) unpacking; 6) vowel breaking); 7) asimilation; 8)

dissimilation; 9) abnormal sound change.

1.6.7 Sistem Kebahasaan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab

Uraian vokal dan konsonan bahasa Inggris dan bahasa Arab berikut ini

bersumber dari IPA (The International Phonetic Alphabet), Nasution (2010: 65)

dan Marsono (1999:63).

1.6.7.1 Vokal Bahasa Inggris

Vokal merupakan bunyi bersuara yang terjadi karena penerobosan

terhadap klep pita suara melalui tekanan, sedangkan dalam pembentukannya

udara yang datang dari paru-paru tidak mendapat hambatan dari kerongkongan

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

38

dan rongga mulut serta tidak mendapatkan penyempitan di saluran udara yang

mengakibatkan adanya geseran (Nasution, 2010: 65).

Vokal dapat diklasifikasikan berdasarkan dari posisi dan gerak lidah,

bentuk bibir, artikulator yang bergerak maupun jumlah vokal. Berdasarkan posisi

lidah, vokal dibagi menjadi vokal tinggi, tengah dan rendah. Jika dilihat dari gerak

lidah, vokal dikategorikan menjadi depan, tengah dan belakang. Jika dilihat dari

bentuk bibir, vokal dikategorikan menjadi vokal bulat, netral dan tak bulat.

Sementara dari jumlah vokal dikelompokkan menjadi vokal tunggal (monoftong)

dan rangkap (diftong).

1.6.7.1.1 Vokal Tunggal (Monoftong)

Bunyi vokal tunggal terbentuk dengan kualitas alat bicara (lidah) tidak

berubah dari awal hingga akhir artikulasinya dalam sebuah suku kata.

Berdasarkan posisi alat ucap dan bentuk rongga mulut yang dibentuk oleh alat

ucap (lidah dan bibir), maka bunyi vokal diurutkan seperti berikut ini:

1.6.7.1.2 Vokal Depan

Bunyi vokal yang terjadi karena posisi lidah berada di depan adalah

sebagai berikut:

1. Bunyi [i] merupakan bunyi yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di

depan dan di atas (tinggi) dengan bibir tertutup (tidak bulat). Contoh seperti

kata: see, heat.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

39

2. Bunyi [ɪ] merupakan bunyi yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di

depan dan tinggi bawah dengan posisi bibir semi tertutup. Seperti dalam

pengucapan kata: hit, sitting.

3. Bunyi [e] merupakan bunyi yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di

depan dan madya atas dengan posisi bibir semi tertutup. Seperti dalam

pengucapan kata: met, bed.

4. Bunyi [ɛ] merupakan bunyi yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di

depan dan madya dengan posisi bibir semi terbuka. Contoh kata: fell, get, led

5. Bunyi [æ] merupakan bunyi yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di

depan dan rendah dengan posisi bibir semi terbuka. Contoh kata: cat, black

1.6.7.1.3 Vokal Tengah

Hanya satu vokal yang dihasilkan ketika posisi lidah berada di tengah,

yakni bunyi vokal ə, vokal ini terjadi karena posisi lidah berada di tengah dan

madya atas dengan bentuk bibir semi tertutup. Seperti pada kata: away, cinema.

1.6.7.1.4 Vokal Belakang

Beberapa vokal yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di belakang

adalah sebagai berikut:

1. Bunyi [u] merupakan bunyi yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di

belakang dan atas sedangkan posisi bibir tertutup supra segmental. Contoh:

blue, food.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

40

2. Bunyi [ʊ] merupakan bunyi yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di

belakang dan tinggi bawah dengan posisi bibir semi tertutup. Seperti kata :

put, could.

3. Bunyi [ʌ] merupakan bunyi yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di

belakang dan madya bawah dengan posisi bibir semi terbuka. Contoh: cup,

luck.

4. Bunyi [ɔ] merupakan bunyi yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di

belakang dan madya bawah dengan posisi bibir semi terbuka. Misal: blue,

food .

5. Bunyi [ɑ] merupakan bunyi yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di

belakang dan bawah dengan posisi bibir terbuka. Contoh pada kata: arm,

father.

6. Bunyi [ɒ] merupakan bunyi yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di

belakang dan bawah dengan posisi bibir terbuka. Seperti pada kata: hot, rock

1.6.7.2 Vokal Rangkap (Diftong)

Diftong dihasilkan ketika pengucapan vokal, posisi lidah yang satu dengan

yang lain saling berbeda, baik tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak

maupun jarak lidah dengan langit-langit (Kridalaksana, 2008: 49). Berdasarkan

kondisi tersebut, maka diftong dikelompokkan menjadi diftong naik dan turun.

1.6.7.2.1 Diftong Naik

Diftong naik dihasilkan jika vokal yang kedua diucapkan dengan posisi

lidah lebih tinggi dari yang pertama. Berikut adalah difong naik dalam bahasa

Inggris:

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

41

1. Bunyi [aɪ] adalah diftong naik-menutup-maju. Contoh: five, eye

2. Bunyi [ɔɪ] adalah diftong naik-menutup-maju. Contoh: boy, join

3. Bunyi [oʊ] merupakan diftong naik-menutup-maju. Contoh: go, home

4. Bunyi [eɪ] merupakan diftong naik-menutup-mundur. Misal: say, eight

5. Bunyi [aʊ] adalah diftong naik-menutup-mundur. Contoh now, out

6. Bunyi [ɔə] merupakan diftong naik-menutup-memusat. Contoh: more, floor

7. Bunyi [ɛə] merupakan diftong naik-menutup-memusat. Contoh kata there.

1.6.7.2.2 Diftong Turun

Sedangkan diftong turun dihasilkan jika vokal yang kedua diucapkan

dengan posisi lidah lebih rendah dari yang pertama. Dalam bahasa Inggris

terdapat 2 diftong turun, yakni:

1. Bunyi [ɪəʳ] adalah diftong turun-membuka-memusat. Contoh: near, here.

2. Bunyi [ʊəʳ] merupakan diftong turun-membuka-memusat. Contoh: pure,

tourist.

1.6.7.3 Konsonan Bahasa Inggris

Konsonan adalah bunyi yang dihasilkan jika aliran udara yang keluar dari

paru-paru mengalami hambatan, atau terjadinya hambatan arus udara pada

sebagian alat bicara. Secara praktis, konsonan dibedakan menurut: 1) cara hambat

(proses artikulasi); 2) tempat hambatan; 3) hubungan posisional antar penghambat

(artikulator aktif dan pasif); 4) bergetar tidaknya pita suara. Berikut adalah uraian

konsonan yang diklasifikasikan berdasarkan proses artikulasinya:

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

42

1.6.7.3.1 Konsonan Letup (Stop, Plosives)

Konsonan letup adalah bunyi yang terjadi dengan hambatan penuh arus

udara yang kemudian dilepaskan secara tiba-tiba (meletup). Berikut konsonan

yang dihasilkan melalui proses ini:

1. Bunyi [p, b] merupakan konsonan yang diartikulasikan dengan menghambat

aliran udara yang keluar melalui kedua bibir, dengan artikulator aktif bibir

bawah, sedangkan yang pasif adalah bibir atas. Karena artikulator kedua

konsonan ini adalah 2 bibir, maka keduanya termasuk konsonan bilabial.

Perbedaannya di antara konsonan tersebut yakni [p] sebagai konsonan keras

tak bersuara, sedangkan [b] konsonan lunak bersuara. Seperti pada kata: bad,

lab, pet, map.

2. Bunyi [d, t] merupakan konsonan yang disebut konsonan hambat letup

apikodental. Konsonan ini terjadi karena artikulator aktifnya ujung lidah, dan

artikulaotr pasifnya gigi atas. Seperti pada kata: did, lady, tea, getting.

3. Bunyi [g, k] merupakan konsonan yang konsonan hambat letup dorsovelar.

Disebut demikian karena karena artikulator aktifnya pangkal lidah, dan

artikulator pasifnya langit-langit. Contoh pada kata: give, flag cat, back.

1.6.7.3.2 Konsonan Geseran (Fricative)

Konsonan ini dibentuk dengan menyempitkan jalan arus udara yang

dihembuskan dari paru-paru, sehingga jalan udara terhalang dan keluar dengan

cara bergeser. Berikut ini bunyi konsonan yang dihasilkan melalui proses tersebut:

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

43

1. Bunyi [f, v] merupakan konsonan geseran labiodental, di mana artikulator

aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya gigi atas.

2. Bunyi [h] merupakan konsonan glottal, geseran laringal. Artikulatornya adalah

sepasang pita suara dan glotis dalam keadaan terbuka.

3. Bunyi [s, z] adalah konsonan lamino-alveolar. Konsonan ini terjadi apabila

artikulator aktifnya daun lidah dan ujung lidah dengan artikulator pasifnya

gusi.

4. Bunyi [ʃ] dihasilkan oleh ujung lidah sebagai artikulator aktif sedangkan yang

pasif adalah gusi bagian belakang, dengan menghasilkan bunyi geseran apiko

prepalatal keras tak bersuara lebih panjang hambatannya. Seperti kata: she,

crash.

5. Bunyi [, ð] merupakan konsonan dental atau apicodental ini terjadi bila

penghambat artikulator aktifnya ialah ujung lidah, sedangkan artikulator

pasifnya gigi atas (Marsono, 1999: 63 ). Contoh: think, they.

6. Bunyi [ʒ] merupakan konsonan post alveolar artikulator aktifnya ujung lidah

dan yang pasif adalah gusi bagian belakang. Contoh: pleasure, vision

1.6.7.3.3 Konsonan Paduan (Affricate)

Konsonan paduan merupakan konsonan hambat jenis khusus yang

dihasilkan oleh ujung lidah dan gusi belakang, sehingga menghasilkan bunyi [dʒ].

Contoh pada kata: just, large.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

44

1.6.7.3.4 Konsonan Sengau (Nasal)

Konsonan ini diproses dengan penutupan rapat jalur udara dari paru-paru

melalui rongga hidung. Sedangkan langit-langit lunak bersama anak tekaknya

diturunkan sehingga udara keluar melalui rongga hidung. Berikut ini bunyi

konsonan yang diproses dengan tahapan tersebut:

1. Bunyi [m] merupakan konsonan nasal bilabial, di mana artikulatornya adalah

dua bibir, bibir bawah berfungsi sebagai yang aktif, dan yang pasif adalah

bibir atas.

2. Bunyi [n] adalah konsonan nasal apiko-alveolar. Konsonan ini terjadi jika

artikulator yang aktif adalah ujung lidah, sedangkan yang pasifnya adalah

gusi.

3. Bunyi [Ŋ] merupakan konsonan nasal medio-palatal. Dihasilkan oleh

artikulator aktif tengah lidah dan yang pasifnya adalah langit-langit keras.

1.6.7.3.5 Konsonan Getar (Trill)

Konsonan ini terjadi dengan menghambat jalan arus udara yang

dihembuskan dari paru-paru secara berulang-ulang dan cepat. Berdasarkan tempat

artikulasinya konsonan tersebut dinamai konsonan getar apiko alveolar, di mana

artikulator aktif yang menyebabkan proses menggetar adalah ujung lidah,

sedangkan artikulator pasifnya gusi. Sehingga bunyi yang dihasilkan adalah [r].

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

45

1.6.7.3.6 Konsonan Sampingan (Lateral)

Konsonan ini dibentuk dengan arus udara di tengah rongga mulut,

sehingga udara keluar melalui kedua samping atau salah satunya. Tempat

artikulasinya ujung lidah dan gusi, sehingga menghasilkan bunyi [l].

1.6.7.3.7 Konsonan Hampiran (Approximant)

Konsonan hampiran terjadi karena hubungan antar penghambat dalam

pengucapannya renggang lebar. Dengan demikian bunyi yang dihasilkan dengan

kondisi adalah:

1. Bunyi [j] merupakan konsonan hampiran medio-palatal, karena artikulator

aktifnya tengah dan artikulator pasifnya langit-langit keras.

2. Bunyi [w] merupakan konsonan hampiran bilabial, yang artikulator aktifnya

bibir bawah dan artikulator pasifnya bibir atas.

1.6.7.4 Vokal Bahasa Arab

Sebagaimana vokal dalam bahasa Inggris, di mana bunyi yang dihasilkan

tanpa adanya hambatan pada alat bicara, demikian juga halnya bahasa Arab. Akan

tetapi vokal dalam bahasa Arab relatif sedikti jika dibandingkan dengan bahasa

Inggris.

1.6.7.4.1 Monoftong

Monoftong adalah bunyi vokal yang dihasilkan tanpa gerakan lidah

(Kridalaksana, 2008: 157). Adapun bunyi yang dimaksud dalam bahasa Arab

adalah : [a],[a:], [i], [i:], u, [u:]. Berdasarkan posisi gerakan lidah, vokal tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

46

1.6.7.4.1.1 Vokal Depan

1. Bunyi [I] merupakan bunyi yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di

depan dan di atas (tinggi) dengan bibir tertutup . Contoh يسيـر

2. Bunyi [ɪ] merupakan bunyi yang dihasilkan dengan posisi lidah berada di

depan dan tinggi bawah dengan posisi bibir semi tertutup. Seperti pengucapan

kata: لك ما

3. Bunyi [a] merupakan vokal yang dibuat dengan bagian terendah dari lidah

pada posisi sedang di rongga mulut. Contoh فـتح

4. Bunyi [a:] merupakan vokal depan, bawah, terbuka panjang. Contoh: فاتح

1.6.7.3.1.2 Vokal Belakang

1. Bunyi [u:] merupakan bunyi yang dihasilkan oleh bagian tertinggi dari lidah

pada posisi belakang di rongga mulut, tak bulat panjang. Contoh يـقوم

2. Bunyi [u] merupakan bunyi yang dihasilkan oleh bagian teringgi dari lidah

pada posisi belakang di rongga mulut, tak bulat. Contoh حسن

1.6.7.4.2 Diftong

Pada bahasa Arab diftong terbentuk dari dua konsonan yang terdekat

bunyinya, ‘ي’ untuk ai dan ‘و’ untuk au.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

47

1.6.7.4.2.1 Diftong Naik

Diftong [aɪ] adalah diftong naik-menutup-maju, yang dilambangkan

dalam bahasa Arab dengan فتحة+ي. Pada saat diucapkan, vokal suku kata /a/

dihasilkan mendekati kata /i/, pergerakan dari vokal suku kata yang membuat

bunyi semi vokal ke atas dan di depan bunyinya.Contoh: عني

1.6.7.4.2.2 Diftong Turun

Diftong [au] disebut diftong menurun, maksudnya bahwa ketika diftong

terdapat vokal suku kata /a/ di ucapkan mendekati /u/, pergerakan vokal suku kata

menuju yang bukan suku kata membuat sebuah semi vokal berakhir ke atas dan di

belakang bunyinya. Contoh: قـوم

1.6.7.5 Konsonan Bahasa Arab

Konsonan adalah bunyi yang dihasilkan jika aliran udara yang keluar dari

paru-paru mengalami hambatan, atau terjadinya hambatan arus udara pada

sebagian alat bicara. Secara praktis, konsonan dibedakan menurut: 1) cara hambat

(proses artikulasi); 2) tempat hambatan; 3) hubungan posisional antar penghambat

(artikulator aktif dan pasif); 4) bergetar tidaknya pita suara. Berikut adalah uraian

konsonan yang diklasifikasikan berdasarkan proses artikulasinya, sebagai berikut:

1.6.7.5.1 Konsonan Letup (Stop, Plosives)

Konsonan letup adalah bunyi yang terjadi dengan hambatan penuh arus

udara yang kemudian dilepaskan secara tiba-tiba (meletup). Berikut konsonan

yang dihasilkan melalui proses ini dalam bahasa Arab:

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

48

1. Konsonan [b] dilambangkan dalam bahasa Arab dengan �ء, diartikulasikan

dengan menghambat aliran udara yang keluar melalui kedua bibir, dengan

artikulator aktif bibir bawah, sedangkan yang pasif adalah bibir atas. Karena

artikulator konsonan ini adalah 2 bibir, maka termasuk konsonan bilabial.

Seperti pada kata: كتاب.

2. Konsonan [d, t] dilambangkan dalam bahasa Arab �ء ,دال, yang diartikulasikan

melalui proses ujung lidah menyentuh gigi atas, maka ujung lidah menjadi

artikulator aktif, sedangkan gigi atas sebagai artikulator pasif. Seperti pada

kata: هيـهات ,مسجد.

3. Konsonan [k] dilambangkan dalam bahasa Arab اف ك , konsonan ini disebut

konsonan hambat letup dorsovelar. Disebut demikian karena karena artikulator

aktifnya pangkal lidah, dan artikulator pasifnya langit-langit. Contoh pada

kata: كيف

4. Konsonan [ʔ]merupakan konsonan yang terjadi dengan menekan rapat yang

satu terhadap yang lain pada seluruh pita suara, langit-langit lunak dan anak

tekak ditekan ke atas sehingga arus udara terhambat beberapa saat. Konsonan

ini dalam bahasa Arab dilambangkan dengan مهزة. Contoh kata: أنف

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

49

5. Konsonan [dˁ] merupakan konsonan yang dibentuk oleh ujung lidah sebagai

artikulator aktif, sedangkan langit-langit atas menjadi artikulator pasif, yang

dalam bahasa Arab dilambangkan ضاد. Contoh: رضي

6. Konsonan [tˁ] dalam bahasa Arab dilambangkan dengan طاء, dihasilkan dengan

cara ujung lidah sebagai artikulator aktif, menyentuh langit-langit atas yang

menjadi artikulator pasif. Contoh: طعام

7. Konsonan [q] merupakan konsonan plosive uvular yang dalam bahasa Arab

رقم :dihasilkan oleh pangkal lidah dan langit-langit lunak. Contoh ,قاف

1.6.7.5.2 Konsonan Geseran (Fricative)

1. Konsonan [f] labiodental dilambangkan dalam bahasa Arab dengan فاء,

dihasilkan dengan cara bibir bawah menyentuh gigi atas. Seperti pada kata: فقه

2. Konsonan [h] glotal dilambangkan dalam bahasa Arab dengan هاء, dihasilkan

dengan cara arus udara keluar melalui jalur sempit yang diikuti dengan suara

mendesis. Contoh pada kata: نـهر

3. Konsonan [s] alveolar dilambangkan dalam bahasa Arab dengan سني,

dihasilkan oleh apabila artikulator aktifnya daun lidah dan ujung lidah dengan

artikulator pasifnya gusi. Misal kata: درس

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

50

4. Konsonan [ʃ] post-alveolar dilambangkan dalam bahasa Arab dengan شني,

dihasilkan oleh ujung lidah sebagai artikulator aktif sedangkan yang pasif

adalah gusi bagian belakang, dengan menghasilkan bunyi geseran apiko

prepalatal keras tak bersuara lebih panjang hambatannya. Seperti kata: بطش

5. Konsonan [θ] dental dilambangkan dalam bahasa Arab dengan ء�, konsonan

dental ini terjadi bila penghambat artikulator aktifnya ialah ujung lidah,

sedangkan artikulator pasifnya gigi atas (Marsono, 1999: 63). Misal kata: ثـعلب

6. Konsonan [ð] labiodental dilambangkan dalam bahasa Arab dengan ذال,

konsonan ini terjadi bila penghambat artikulator aktifnya ialah ujung lidah,

sedangkan artikulator pasifnya gigi atas. Seperti pada kata: نـقذ

7. Konsonan [z] alveolar dilambangkan dalam bahasa Arab dengan زين, apabila

artikulator aktifnya daun lidah dan ujung lidah dengan artikulator pasifnya

gusi. Seperti pada kata: زرع

8. Konsonan [ħ] pharyngeal dilambangkan dalam bahasa Arab dengan حاء,

dihasilkan dengan cara sepasang pita suara dan glotis dalam keadaan terbuka.

Seperti pada kata: حديد

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

51

9. Konsonan [x] velar dilambangkan dalam bahasa Arab dengan خاء, dihasilkan

dengan cara sepasang pita suara dan glotis dalam keadaan terbuka. Seperti

pada kata: شخص

10. Konsonan [sˁ] emphatic alveolar dilambangkan dalam bahasa Arab dengan

dihasilkan oleh ujung lidah sebagai artikulator aktif sedangkan yang pasif ,صاد

adalah gusi bagian belakang. Contoh kata: صالة

11. Konsonan ðˁ emphatic alveolar dilambangkan dalam bahasa Arab dengan ظاء,

dihasilkan dihasilkan oleh ujung lidah sebagai artikulator aktif sedangkan

yang pasif adalah gusi bagian belakang. Seperti pada kata: لفظ

12. Konsonan [ʕ] emphatic alveolar dilambangkan dalam bahasa Arab dengan عني,

dihasilkan dengan cara sepasang pita suara dan glotis dalam keadaan terbuka.

Seperti pada kata: عنكبوت

13. Konsonan [ɣ] emphatic alveolar dilambangkan dalam bahasa Arab dengan غني,

dihasilkan dihasilkan dengan cara sepasang pita suara dan glotis dalam

keadaan terbuka. Seperti pada kata: غفر

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

52

1.6.7.5.3 Konsonan Paduan (Affricate)

Konsonan paduan merupakan konsonan hambat jenis khusus yang

dihasilkan oleh ujung lidah dan gusi belakang, sehingga menghasilkan bunyi [dʒ].

Dalam bahasa Arab, konsonan ini dilambangkan dalam bahasa Arab dengan جيم.

Seperti pada kata: جلد

1.6.7.5.4 Konsonan Sengau (Nasal)

1. Konsonan [m] bilabial dilambangkan dalam bahasa Arab dengan ميم,

dihasilkan dengan proses keluarnya udara tidak melalui mulut, karena kedua

bibir dikatupkan, sehingga udara keluar dari hidung yang menghasilkan bunyi

[m]. Contoh: قـلم

2. Konsonan [n] alveolar dilambangkan dalam bahasa Arab dengan نـون,

diproduksi oleh artikulator yang aktif ujung lidah, sedangkan yang pasifnya

adalah gusi. Misal : نوى

1.6.7.5.5 Konsonan Getar (Trill)

Konsonan ini terjadi dengan menghambat jalan arus udara yang

dihembuskan dari paru-paru secara berulang-ulang dan cepat. Berdasarkan tempat

artikulasinya konsonan tersebut dinamai konsonan getar apiko alveolar, di mana

artikulator aktif yang menyebabkan proses menggetar adalah ujung lidah,

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

53

sedangkan artikulator pasifnya gusi. Sehingga bunyi yang dihasilkan adalah [r].

konsonan ini dilambangkan dalam bahasa Arab dengan راء, contoh: رزق

1.6.7.5.6 Konsonan Sampingan (Lateral)

Konsonan ini dibentuk dengan arus udara di tengah rongga mulut,

sehingga udara keluar melalui kedua samping atau salah satunya. Tempat

artikulasinya ujung lidah dan gusi, sehingga menghasilkan bunyi [l]. Konsonan [l]

dilambangkan dalam bahasa Arab dengan الم, contoh: ليل

1.6.7.5.7 Konsonan Hampiran (Approximant)

Konsonan hampiran terjadi karena hubungan antar penghambat dalam

pengucapannya renggang lebar. Dengan demikian bunyi yang dihasilkan dengan

kondisi adalah:

1. Bunyi [j] merupakan konsonan hampiran medio-palatal, karena artikulator

aktifnya tengah dan artikulator pasifnya langit-langit keras. Dalam bahasa

Arab dilambangkan dengan ي, contoh: يد

2. Bunyi [w] merupakan konsonan hampiran bilabial, yang artikulator aktifnya

bibir bawah dan artikulator pasifnya bibir atas.

1.6.8 Teori Bahasa dan Budaya

Bahasa berhubungan erat dengan budaya. Makuleel (2003: 9) menyatakan

tentang budaya bahwa: it has been no comment for the statement that language is

culture based. Penjelasannya tentang budaya dalam arti luas yaitu orang-orang

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

54

melakukan aktivitas, berfikir, dan mempercayai sesuatu sebagaimana karakteristik

dan segala sesuatu yang ada dikelompok mereka. Sedangkan secara sempit,

budaya merupakan produk masyarakat yang meliputi kebiasan, kepercayaan,

bahasa dan segala sesuatu yang ada secara turun temurun. Oleh karena itu, bahasa

tidak bisa dipisahkan dari budaya.

Bahasa mencerminkan budaya. Begitulah teori yang disampaikan Whorf-

Sapir, yang merupakan dua tokoh linguis Amerika. Hubungan guru dan murid

tersebut melahirkan gagasan yang memperkaya dunia lingusitik setelah

pengamatan panjang mereka terhadap bahasa-bahasa orang Indian. Mereka

kemudian menyatakan bahwa sejarah antara bahasa dan budaya memiliki garis

yang paralel, bahkan dikatakan bahasa tidak hanya menentukan budaya akan

tetapi juga menentukan cara dan jalan pikiran manusia (Chaer, 1995:219).

Thomas (2007: 248-321) memaparkan hubungan bahasa dan budaya

antara lain: 1) identitas budaya sering kali tertumpu pada bahasa yang digunakan.

Sebagai contoh: upaya untuk mempertahankan sebuah sebuah bahasa minoritas di

tengah-tengah budaya lain yang menjadi mayoritas (seperti penggunaan bahasa

Spanyol di AS, bahasa Gujarati di Inggris) sering kali terkait erat dengan

keinginan untuk mempertahankan nilai-nilai dan identitas budaya yang unik dari

para penuturnya. Matinya sebuah bahasa sering kali dikaitkan dengan matinya

identitas budaya; 2) variasi berbahasa dapat memainkan peran dalam

mengekspresikan solidaritas atau menjaga jarak dengan kelompok tertentu

sehingga bahasa terkait dengan identitas budaya. Ada beberapa varian bahasa

yang prestisenya lebih tinggi daripada varian lain dan mana varian yang akan

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

55

dianggap berprestise tinggi akan tergantung pada konteks dan jenis kegiatan

linguistik di mana varian itu digunakan. Salah satu contohnya adalah seperti yang

terjadi pada dunia musik di awal dekade 1960-an, ketika penyayi pop Inggris

seringkali menyanyikan lirik lagunya dengan pengucapan khas Amerika

dikarenakan saat itu budaya Amerika mendominasi pasar musik pop; 3) ada suatu

bahasa yang dianggap lebih cocok digunakan untuk membicarakan topik tertentu

daripada topik lain, atau ada pula bahasa yang dianggap lebih menyenangkan

secara estetik daripada bahasa lain, atau sikap-sikap lain terhadap bahasa dalam

kaitannya dengan identitas sosial dan budaya; 4) bahasa sangat berpengaruh

terhadap penilaian induvidu dan kelompok sosial yang menggunakan bahasa atau

varian bahasa itu. Di mana penilaian-penilaian ini bisa terus melebar dan

mempengaruhi keputusan-keputusan yang dibuat yang berdampak penting

terhadap kehidupan orang lain.

Berdasarkan uraian teori kontak budaya dan bahasa di atas, maka dapat

digambarkan alur serapan bahasa sebagai berikut:

Gambar 1. Alur Serapan Bahasa

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Data dan Sumber Data

Disertasi ini membatasi lingkup penelitiannya pada istilah serapan dari

bahasa Inggris bidang sains dan teknologi. Bidang tersebut dijadikan obyek

Kontak Sosial

Kontak Budaya

Kontak Bahasa Adaptasi Bahasa

Perubahan

Bunyi

Perubahan

Bentuk

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

56

penelitian dikarenakan termasuk bidang yang banyak mengalami perkembangan

istilah pada tiap ranahnya. Berdasarkan kamus istilah A New Dictionary of

Scientific and Technical Terms (Ahmed Sh, 1980: xv), pembahasanya mencakup

bidang agriculture, architecture, astronomy, automobiles, biology, botany,

building, carpentry, chemistry, civil engineering, ecology, electricity, geography,

geology, genetics, geometry, hydraulics, magnetism, mathematics, mecanics,

medicine, metallurgy, meteorology, military science, mineralogy, oceanography,

optics, painting, petroleum engineering, photography, physics, telegraphy,

telephony, zoology.

Objek material penelitian ini adalah kamus Arab antara lain: Al-Mawrid:

A Modern English Arabic Dictionary (2009) karya Munir Ba‘albaky, Munawwir

Digital Program Version 1.1 Al-Wustho Digital Publishing (Munawwir, 2010),

kamus Atlas English-Arabic (Tim Penyusun Kamus Atlas, 2005), surat kabar

digital Al-Ahram dan Al-Jazeera yang terbit dari tanggal 1 sampai 30 Juni 2011.

Kamus ini dijadikan sebagai petunjuk sumber data penelitian dikarenakan memuat

lebih banyak istilah serapan bahasa Inggris dalam bahasa Arab. Dengan demikian,

lingkup cakupannya meliputi pengaruh pada tataran istilah. Adapun penentuan

istilah serapan tersebut berasal dari bahasa Inggris ditelusuri melalui kamus

Merriam Webster’s Cillegiate Dictionary (Merriam, 1993) dan kamus Atlas

English-Arabic (2005). Kedua kamus tersebut merupakan kamus etimologi

sehingga istilah yang bukan berasal dari bahasa Inggris diberi tanda asal istilah

asing. Dengan melihat makna asalnya diyakini bahwa data-data tersebut valid dan

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

57

benar-benar berasal dari bahasa Inggris sehingga dapat dijadikan obyek penelitian

serta dibantu dengan cara pengucapan penutur aslinya.

Adapun objek formalnya adalah istilah sains dan teknologi yang

mencakup 10 bidang, yakni: astronomi, biologi, farmasi, fisika, geografi,

kedokteran, kimia, matematika, pertanian dan teknologi komunikasi dan

informasi. Adapun alasan pemilihan 10 bidang sainstek tersebut yaitu: pertama

bidang pengetahuan tersebut menjadi dasar ilmu sains, seperti: matematika,

biologi, fisika, kimia. Yang kedua, bidang tersebut berkaitan erat dengan

kehidupan manusia secara umum, yakni: astronomi, farmasi, kedokteran,

pertanian, geografi. Alasan ketiga yaitu terkait dengan era globalisasi, di mana

informasi dari belahan bumi manapun dapat diakses melalui teknologi komunikasi

informasi secara cepat, pada tataran ini tampak fungsi bahasa sebagai sarana

komunikasi yang perkembangannya dipengaruhi oleh perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi.

1.7.2 Tahapan Penyediaan Data

Langkah pertama penelitian ini adalah pengumpulan data yakni berupa

istilah serapan di bidang sains dan teknologi yang dibatasi pada bidang astronomi,

biologi, farmasi, fisika, geografi, kedokteran, kimia, matematika, pertanian, dan

teknologi sistem informasi dan komunikasi dan berasal dari bahasa Inggris yang

terdapat dalam sumber data (kamus Arab antara lain: Al-Mawrid: A Modern

English Arabic Dictionary (2009) karya Munir Ba‘albaky, Munawwir Digital

Program Version 1.1 Al-Wustho Digital Publishing, kamus Atlas English-Arabic

(2005) yang disusun oleh Tim Penyusun Kamus Atlas Mesir, surat kabar digital

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

58

Al-Ahram dan Al-Jazeera. Data dari kedua surat kabar tersebut diambil dalam

kurun waktu 1 bulan, dari tanggal 1 sampai 30 Juni 2011.

Adapun jumlah data istilah sains dan teknologi baik serapan maupun yang

tidak serapan, berjumlah 1824 istilah yang terdiri dari: bidang astronomi (320

istilah), geografi (101), pertanian (46 istilah), biologi (282 istilah ), fisika (224

istilah), kimia (149 istilah), kedokteran (258 istilah), matematika (210 istilah),

farmasi (101 istilah), dan teknologi sistem informasi dan komunikasi sebanyak

(133 istilah). Pengumpulan data berdasarkan dugaan bahwa istilah yang

ditemukan berasal dari bahasa Inggris dilakukan dengan metode simak, dengan

teknik catat. Kemudian istilah yang diduga serapan berasal dari bahasa Inggris

tersebut ditelusuri pelafalannya dalam kamus Merriam Webster dan kamus Atlas

English-Arabic (2005). Kedua kamus tersebut merupakan kamus etimologi

sehingga kata yang bukan berasal dari bahasa Inggris diberi tanda asal kata asing.

Dengan melihat makna asalnya diyakini bahwa data-data tersebut valid dan benar-

benar berasal dari bahasa Inggris sehingga dapat dijadikan obyek penelitian.

Untuk mendapatkan data transkipsi fonetis dari istilah-istilah Inggris,

maka digunakan teknik libat cakap dari penutur asli bahasa Inggris dan bahasa

Arab. Kemudian data-data yang ditemukan dicatat dan ditabulasi dalam komputer.

Selain itu data-data tersebut diketik dan diurutkan secara alfabetis untuk

membantu mempermudah proses analisis berupa pengurutan, klasifikasi, dan

perbandingannya dengan data-data yang lain. Adapun alasan dipilihnya surat

kabar menjadi bagian dari objek penelitian ini dikarenakan untuk memperkuat

bahwa istilah tersebut digunakan oleh masyarakat Arab. Al-Ahrām merupakan

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

59

surat kabar tertua yang didirikan setelah al-Wāqi‘ah Al-Maṣriyyah (1828) pada

tahun 1875, diterbitkan di Kairo, Mesir (http://id.wikipedia.org/wiki/Al_Ahram:

22 Oktober 2011). Adapun koran al-Jazeera, selain mengoperasikan situs web

berita berbahasa Arab dan Inggris, al-Jazeera memiliki stasiun televisi berbahasa

Arab dan Inggris yang berbasis di Doha, Qatar dan termasuk stasiun TV yang

independen di Timur Tengah (http://id.wikipedia.org/wiki/Al_Jazeera: 1 April

2012).

1.7.3 Tahapan Analisis Data

Pada tahapan ini, data dianalisis dengan menggunakan metode

distribusional (distributional method) dan metode padan (identiry method).

Metode distribusional adalah metode analisis data yang alat penentunya

merupakan unsur dari bahasa yang bersangkutan atau hubungan antar fenomena

dalam bahasa itu sendiri. Jabaran metode ini terwujud dalam teknik analisis

penguraian satuan-satuan lingual tertentu atas unsur-unsur terkecilnya. Metode ini

digunakan untuk analisis perubahan bunyi istilah serapan Inggris ke dalam bahasa

Arab berdasarkan transkipsi fonetis yang ditetapkan IPA (The International

Phonetic Alphabet), yaitu dengan menguraikan perubahan bunyi dari bahasa

Inggris ke dalam bahasa Arab, penyesuaian prefiks dan sufiks serta bentuk istilah

serapan. Sedangkan transliterasi Latin-Arab dipakai untuk mempermudah penutur

non Arab dalam membaca tulisan Arab.

Untuk mengungkap semua permasalahan yang melibatkan dua bahasa

yaitu bahasa Inggris dan bahasa Arab, maka metode yang digunakan adalah

metode padan translasional. Metode ini digunakan untuk memadankan unsur-

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

60

unsur yang dianalisa dalam bahasa Arab dengan alat pembanding unsur-unsur dari

bahasa Inggris. Contoh pada analisa perubahan bunyi, bentuk istilah dan pengaruh

budaya, yang mana istilah serapan dari bahasa Inggris dipadankan dengan bahasa

Arab dari aspek unsur-unsur perubahan bunyi, bentuk dan konsep makna.

Untuk melihat pengaruh budaya, metode analisis yang dipakai adalah

metode pemadanan atau metode kontekstual, yaitu metode analisis yang

menjelaskan objek kajian dalam hubungannya dengan konteks situasi atau konteks

sosial budaya. Istilah sains dan teknologi dipandang sebagai variabel dependen

atau varibel terikat, sedangkan unsur luar bahasa dalam hal ini konteks situasi dan

konteks sosial budaya yang melatari istilah sains dan teknologi dalam bahasa Arab

dipandang sebagai variabel independen atau variabel bebas. Kemudian dilakukan

pengamatan cara penggunaan istilah tersebut dalam kehidupan masyarakat

berbahasa Arab.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka analisis itu meliputi lima langkah

berikut: 1) tabulasi data dan transkipsi fonetis dari bahasa Inggris dan bahasa Arab

yang konsisten untuk keperluan analisis; 2) analisis data dengan menggunakan

teori dan kaidah yang telah diulas pada landasan teori; 3) membuat hipotesis dari

hasil analisis; 4) verifikasi dan generalisasi; 5) analisis pengaruh budaya terhadap

istilah sainstek di dalam bahasa Arab.

1.7.4 Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian data diusahakan dapat memenuhi tiga prinsip yakni,

descriptive adequacy (kepadaan deskriptif) yaitu penyajian dapat mendeskripsikan

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

61

semua rincian permasalahan penelitian, explanatory adequacy (kepadaan

penjelasan) yaitu penelitian dapat menjelaskan semua permasalahan yang ada, dan

exhaustic adequacy (kepadaan ketuntasan) yaitu analisis data dapat dilakukan

secara tuntas dan komprehensif, sehingga semua permasalahannya dapat dikaji

dan disajikan dengan rinci.

1.9 Sistematika Penyajian

Pemaparan hasil kajian tentang istilah serapan dari bahasa Inggris dalam

bahasa Arab ini disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:

Bab I berisi pemaparan latar belakang perlunya penelitian ini dilakukan,

ruang lingkup dan rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,

kajian pustaka, teori dan metode penelitian, serta sistematika penyajian.

Bab II berisi perubahan bunyi istilah serapan dari bahasa Inggris yang

meliputi perubahan vokal dan konsonan, tipe-tipe perubahan bunyi serta

penyesuaian prefiks dan sufiks bahasa Inggris ke dalam bahasa Arab.

Bab III berisi bentuk istilah serapan bahasa Inggris dalam bahasa Arab

yang terdiri dari nomina maskulin dan feminin, nomina jamak (ismul-jam‘i), pola

nomina, pola partisipal aktif, pola menunjukkan waktu dan tempat, pola nomina

instrumental, nomina memiliki pola yang sama sedangkan verba: proses

pembentukan verba dari bahasa Inggris ke dalam bahasa arab yang sekurang-

kurangnya ada empat cara, yaitu dengan 1) penggantian grafem, 2) penggantian

dan penghilangan grafem, 3) penggantian dan penambahan grafem, 4)

penggantian, penghilangan dan penambahan grafem.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/83422/potongan/S3-2015... · Studies, dengan judul Akkadian Loans in Arabic? The Linguistic and Historical

62

Bab IV berisi pengaruh budaya Arab yang melingkupi keberadaan istilah

sains dan teknologi dalam bahasa Arab yang terdiri dari: istilah di bidang

astronomi, biologi, farmasi, fisika, geografi, kedokteran, kimia, matematika,

pertanian, dan teknologi sistem informasi dan komunikasi.

Bab V berisi kesimpulan dan saran-saran, diikuti dengan daftar pustaka

dan lampiran.