bab i pendahuluan -...

25
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wafy (2005: 6-7) mengemukan bahwa Schlozer dan Eichhorn, dua orang orientalis Jerman, pada akhir abad ke 18, yang pertama kali mendeklarasikan bahasa Semit. Hal ini didasarkan kepada salah satu dari tiga orang putra Nuh a.s., yaitu Sam, Ham, dan Yafis. Sam memiliki 5 orang anak, yaitu ‟Ilam, Asyur, Arfakasyad, Lud, dan Aram. Dari Arfakasyad terlahir Syilasy yang selanjutnya memiliki anak bernama ‟Abir yang menjadi nenek mo yang bangsa Ibrani. Sam melahirkan bangsa Semit yang kemudian melahirkan bahasa Semit. Namun bahasa Semit tidak sepenuhnya didasarkan pada keturunan Sam secara genetika, tetapi juga didasrkan pada politik, budaya, dan geografis, bahkan ketiga faktor itu lebih dominan daripada faktor hubungan kekerabatan (genetika) dan kebangsaan. (Wafy, 2005:6). Luasnya penyebaran BA ke berbagai wilayah Asia Barat dan sebagian benua Afrika, menyebabkan BA mengalami perkembangan yang cukup pesat, bahkan kini BA dapat dikatakan sebagai bahasa yang mapan (dapat memenuhi berbagai aspek kebutuhan penulis maupun penutur) yang kosa katanya telah mencapai lebih dari 100 ribu kata. Hug Schuchardt (1842 1928 M.) berpendapat bahwa faktor geografis merupakan aspek yang paling penting dalam mempengaruhi perkembangan bahasa. (Alam, 2006:253). Sementara Wafy (2006:249) mengemukakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi oleh A'N-NAQLUL MAKÄ€NY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB ( Kajian Morfosemantik) ABU SUFYAN, DRS. M.HUM Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: doannguyet

Post on 19-Aug-2019

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Wafy (2005: 6-7) mengemukan bahwa Schlozer dan Eichhorn, dua orang

orientalis Jerman, pada akhir abad ke 18, yang pertama kali mendeklarasikan

bahasa Semit. Hal ini didasarkan kepada salah satu dari tiga orang putra Nuh a.s.,

yaitu Sam, Ham, dan Yafis. Sam memiliki 5 orang anak, yaitu ‟Ilam, Asyur,

Arfakasyad, Lud, dan Aram. Dari Arfakasyad terlahir Syilasy yang selanjutnya

memiliki anak bernama ‟Abir yang menjadi nenek moyang bangsa Ibrani.

Sam melahirkan bangsa Semit yang kemudian melahirkan bahasa Semit.

Namun bahasa Semit tidak sepenuhnya didasarkan pada keturunan Sam secara

genetika, tetapi juga didasrkan pada politik, budaya, dan geografis, bahkan ketiga

faktor itu lebih dominan daripada faktor hubungan kekerabatan (genetika) dan

kebangsaan. (Wafy, 2005:6).

Luasnya penyebaran BA ke berbagai wilayah Asia Barat dan sebagian

benua Afrika, menyebabkan BA mengalami perkembangan yang cukup pesat,

bahkan kini BA dapat dikatakan sebagai bahasa yang mapan (dapat memenuhi

berbagai aspek kebutuhan penulis maupun penutur) yang kosa katanya telah

mencapai lebih dari 100 ribu kata. Hug Schuchardt (1842 – 1928 M.) berpendapat

bahwa faktor geografis merupakan aspek yang paling pent ing dalam

mempengaruhi perkembangan bahasa. (Alam, 2006:253). Sementara Wafy

(2006:249) mengemukakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi oleh

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

20

beberapa faktor, yang terpenting adalah faktor 1) alih generasi; 2) interferensi

bahasa; 3) sosial, individual, dan geografis; dan 4) penciptaan/perekaan bahasa

(kosa kata) secara sengaja, misalnya melalui lembaga bahasa atau lembaga

pendidikan. Perkembangan bahasa dapat terjadi pada semua tataran bahasa, baik

tataran bunyi, kata, kalimat, maupun tataran makna.

Kemudahan atas segala sesuatu, pada dasarnya merupakan dambaan setiap

manusia. Manusia berusaha mengembangkan segala sesuatu yang dapat memberi

kemudahan pada dirinya, termasuk dalam penggunaan bahasa. Bunyi-bunyi

bahasa yang sulit artikulasinya, secara alami, sering kali mengalami perubahan

terhadap bunyi-bunyi yang lebih mudahartikulasinya, termasuk dalam berbahasa.

Bahasa Arab sangat terbuka menerima perubahan dan perkembangan,

seperti perubahan dan perkembangan kosa kata, baik bentuk maupun strukturnya.

Satu bentuk kata dapat mengalami banyak perubahan atas bentuk lain, sehingga

terlahir bentuk jadian baru sebagai kata baru, baik verba, nomina, ajektifa,

ataupun adverbia.

Perubahan posisibunyi dalam suatu kataberakibat pada perubahan bentuk

kata itu sendiri. Perubahan ini (mungkin) dapat mempengaruhi perubahan makna.

Bentuk yang baru dapat mem iliki makna yang sama dengan bentuk asalnya atau

memiliki makna baru pula yang mengacu kepada makna umum (ide) yang sama,

atau makna baru yang tidak berhubungan langsung dengan makna asalnya.

Anis (1994:6) mengemukakan ada enam cara untuk pemenuhan kebutuhan

dan pengembangan bahasa dalam pengayaan kosa kata, yaitu:

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

21

-analogi`, yaitu mengkomparasikan kata-kata dengan kata` [al qiyās]جپٷح (1

kata, bentuk dengan bentuk, pemakaian dengan pemakaian, dengan maksud

perluasan bahasa dan menjaga kekosongan gejala bahasa (Anis, 1994:8);

derivasi`, yaitu melahirkan kata dari kata lain atau` [al-`isytiqāq]جإلطٷحٴ (2

bentuk dari bentuk lain; atau melahirkan kata dari kata lain ya ng memiliki

kesesuaian makna dan bunyi (Anis, 1994: 62);

metatesis dan mutasi`, yaitu` [al-qalbu wa`l-`ibdāl]جپٷٿد جإلذىجټ(3

mendahulukan atau mengakhirkan salah satu bunyi kata disertai pemeliharaan

atau sedikit perubahan makna (Zaidan, 1987:33);

4) كص جپن [a`n-naḥ t]`akronim`, yaitu melahirkan sebuah kata dari dua kata atau

lebih (Anis, 1994:86);

inventice/rekaan`, yaitu seorang penutur mengucapkan` [al-`irtijāl]جإلضؿحټ (5

kata dalam makna atau bentuk yang baru (Anis, 1994:95); dan

6) serapan`.Wafy (2005:153) menyebut serapan dengan` [ al-`iqtirād]جإلٶطج

istilah جپىنٽ [a`d-dakhīl], yaitu suatu kata yang masuk ke dalam bahasa Arab

dari kosa kata bahasa asing.

Pertumbuhan dan perkembangan kosa kata dalam suatu bahasa dapat

terjadi, diantaranya, melalui pergantian dan pertukaran (mutasi) posisi, baik

fonem maupun nya. Salah satu proses pertukaran posisi fonem melalui proses a`n-

naqlul makāny, yaitu bertukarnya satu atau beberapa bunyi dari satu posisi ke

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

22

posisi lain dalam satu kata dengan makna tetap atau makna berubah (Zaidan,

1987:33). Dalam bahasa Arab pengembangan kosa kata melalui proses a`n-naqlul

makāny ini pada awal perkembangannya tampak memiliki peranan yang cukup

besar dalam pengayaan kosa kata, terutama dalam verba. Dari verba yang

dilahirkannya akan melahirkan bentuk-bentuk lainsecara derivatif, baik nominal,

ajektifal, ataupun adverbial. Hal ini tampak pada banyaknya kosa kata yang

memiliki fonem yang sama dengan posisi berbeda, seperti ؾر [jabara]

‟memaksa, perkasa, sombong‟ ,mengagungkan, menopang‟ [rajaba]ؾد ,

memukul dg keras‟, ذؽ[rabaja] ‟membanggakan diri, sombong‟,ذؼ[baraja]

‟memikul, mengalahkan, melindungi‟,ذؿ [bajara] ‟kokoh, memecahkan‟,

danؾخ[jaraba] ‟menguji, kerja keras, mencoba‟. Kata-kata tersebut

mengandung makna ز جپٷـزجپى [a`sy-syiddatu wal-quwwatu]`sangat, keras,

kuat`.( Jinny, 2007, Juz 2:132).

Bahasa Arab adalah bahasa konsonantal, artinya konsonan memiliki peran

yang dominan bila dibandingkan dengan vokal (Wafy, 2005:16). Dalam kosa kata

bahasa Arab dapat ditentukan oleh konsonannya, sedangkan vokal (pendek)

berfungsi penentu/pengkhusus makna (ضه جپڃ٫ن[takhṣ īṣ ul ma'nā])

(Muzayyan dan Syarif, 2002:34). Vokal panjang(‘illah) dapat berperan seperti

konsonan, namun dalam wujudnya sering mengalami perubahan, yaitu berubahan

dari satu vokal panjang(‘illah) ke vokal panjang(‘illah) la innya. Posisinya dalam

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

23

kosa kata kadang-kadang mempengaruhi perubahan wujud vokal panjang atau

‘illah itu sendiri. Vokal panjang alif ( ج) tidak pernah menempati posisi awal kata.

Dalam morfologi bahasa Arab, pola kata dianalogikan kepada tiga

bunyi ټ ٨ baik yang seluruh unsur pembentuknya terdiri atas konsonan ,(ٲ٫ٽ)

(ṣ ah īh ) maupun terdiri atas vokal panjang atau semi vokal (‘illah).Karena itu,

unsur pembentuk kata dalam bahasa Arab - apa pun vokal (pendek)-nya -

dihubungkan dengan ketiga konsonan dalam pola kata tersebut, yaitu unsur

pembentuk pertama dinisbatkan denganٲحء جپٳ٫ٽ[fā`ulfi‟li], unsur kedua

dinisbatkan denganڅ جپٳ٫ٽ٪ [‟ainul fi‟li], dan unsur ketiga dinisbatkan dengan الڀ

.[lāmul fi‟li]جپٳ٫ٽ

Atas dasar hal tersebut, penulis menganalogikan K1 K2 K3 kepada ketiga

unsur )٨ ټ ( sebagai unsur dasar dalam setiap kata. Oleh karena itu, fā`ul fi'li

selanjutnya disebut K1, ‘ainul fi'li selanjutnya disebut K2, dan lāmu l fi'li

selanjutnya disebut K3.

Posisi K1dapat berpindah tempat pada posisiK2, atau pada K3; posisi K2

dapat berpindah tempat pada posisiK1 atau K3; demikian pula posisi K3 dapat

berpindah tempat pada posisi K1 atau posisi K2. Pertimbangkan contoh berikut:

,[faraqa]ٲٴ„ [khāża]نحيrobek'dan ,[inkasara]جچٻ„ [khażā]ن (1)

memisahkan,membelah'

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

24

Dalam contoh (1), konsonan ل(K11) tetap dalam posisi yang sama {K12},

konsonanي(K21){K32}, dan ‘illah (K31) {K22}.Dalam hal ini,

konsonan /‟illah yang mengalami pertukaran posisi ada dua, yaitu K21

menempati posisi {K32} dan K21menempati posisi {K22}, sementara K11

tidak mengalami perubahan posisi dalam kata kedua, tetap pada posisi

awal, yaitu {K12}.

ṡ]غ(2) arā] „چى الڄ[nadā walāna], lembek`,جظ[rāṡ a] „پڅ[layyana],

lembek`,dan غ [raṡ āg] „٫ٱ [ḍ a‟ufa], lemah`.

Dalam contoh (2), satu akar kata menjadi tiga kata dengan pertukaran

posisi konsonan sebagai berikut:

Konsonan ظ(K11) {K32} dan {K23}; Konsonan (K21) {K12} dan

{K13}; dan‘illah (K31) {K22} dan {K33}

Dalam contoh (2) tidak semua konsonan /‟illahbertukar posisi dalam

semua kata turunan, tetapi hanya dalam salah satu kata saja. Dalam hal ini,

K11bertukar posisi, yaitudalam kata keduamenempati {K32}, dandalam kata

ketiga menempati posisi {K23};K21bertukar posisidalamkata kedua dan ketiga,

yaitu menempati posisi {K12,3},sementara K31 jugabertukar posisi dalam kata

kedua, yaitu posisi {K22}; namundalam kata ketiga tidak bertukar

posisi,yakni{K33}.

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

25

٪٣ح(3) [„at ā] `نىڀ ٶحڀ خ [khadama wa qāma bi], melaksanakan`, `ضنحټ

[tanāwala], memperoleh, mengambil`ح٠٪ [„āt a] `قڃٽ ٪ٿ [ḥ amala „alā],

membawa`, `ضنحټ ڂح پو ذكٵ[tanāwala mā lahu biḥ aqqin], memperoleh,

mengambil haknya`٫٢ح [ṭ a‟ā] `يټ[ẓ alla], tunduk`, ` ح٪س٢ [ṭ ā‟atun],

taat`٢ح٨ [ṭ ā‟a] `taat`, atau „قد[ḥ abba], mencintai‟, `قحټ[ḥ āwala],

mengambil`.

Konsonan٨ (K11){K12},{K23} , dan {K34}; Konsonan٠(K21) {K32},

{K13}, dan{K14}; dan ‘illah .dan{K33}, dan {K24} {K22}(K31)ج

Dalam contoh (3) tidak semua konsonan/’illah mengalami pertukaran

posisi dalam semua kata turunan, tetapi hanya pada sebagian kata saja. Dalam hal

ini, K11dalam kata kedua tidak mengalami pertukaran posisi, sedangkan dalam

kata ketiga dan keempat menempati posisi {K23} dan {K34}; K21 mengalami

pertukaran posisi dalam semua kata turunan, yaitu menempati posisi {K32} dan

{K13,4};sementara K31 hanya mengalami pertukaran posisi dalam kata kedua dan

keempat, yaitu menjadi {K22 ,4}, sedangkan dalam kata ketiga tidakbertukar

posisi, yakni {K33}.

ؿح(4) [sajā] `ٮ٣ [gaṭ ā], menutupi`, {حؼ} [sāja] `ح ج ىج [sāra

sairan ruwaidan], berjalan pelan-pelan/santai `, ` ىد ؾحءۮ [ẓ ahaba

wajā`a], mundar-mandir` { ؾح} [jāsa] ` ىد ؾحءۮ [ẓ ahaba wajā`a],

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

26

mundar-mandir` { ؾ} [wajasa] `ڃ [ḍ ammara]menyembunyikan`,

{ؽ} ,`menutupi, menyembunyikan,[khafā] نٳ` [wasaza]`ح[sāra],

berjalan`, `ڂ ٫ح[masyiya sarī‟an], berjalan cepat`

Konsonan (K11){K12},{K33}, {K34} dan {K25}; Konsonanؼ(K21)

{K32},{K13}, {K24} dan {K35}; dan ‘Illah dan ,{K14} ,{K23},{K22}(K31)ج

{K15}.

Dalam contoh (4) (K11) pada kata kedua tidak mengalami pertukaran

posisi, sedangakan pada kata ketiga, keempat dan kelima menempati posisi

{K33} ,{K34}, dan {K25}; K21 bertukar posisi dalam tiga kata, yaitu kata kedua,

ketiga, dan ke lima, yakni menempati posisi {K32,5}, dan {K13}, sedangkan dalam

kata keempat tidak bertukar posisi, yaitu{K24};dan K31 bertukar posisi pada

semua kata, yaitu menjadi {K22 ,3}, dan{K14,5}.

٪حٴ (5) [„āqa] `جضٳ٩ [`irtafa‟a], naik, tinggi`, `ٺه [kariha], membenci, tidak

suka`, `ڂ [ramā], melempar`,`الن ٪نىه [lā-khaira ‟indahu], tidak ada

kebaikan padanya (buruk akhlak)`, `پٵ[laṣ iqa], melekat`ٷ٪[„aqā]

ڂ` ,`membenci, tidak suka ,[kariha] ٺه` ,`naik, tinggi ,[irtafa‟a`] جضٳ٩`

[ramā], melempar`ٶ٫ح [qa‟ā]`جضٳ٩ [`irtafa‟a], naik, tinggi`, `ٺه [kariha],

membenci, tidak suka`, `ڂ [ramā], melempar`, `پٵ[laṣ iqa],

melekat`ٶح٨[qā‟a]`ال٪[‟alā], tinggi`ٶ٩[waqa‟a]`ڂ[ramā], melempar`,

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

27

atau `حخ٪[‟āba], tercela‟ ٵ٪ [wa‟aqa]`ٲى[fasada], rusak`, ` ء

`buruk akhlak ,[sayyi`ul khuluqi]جپهٿٵ

Konsonan٨ (K11){K12}, (K23}, {K34}, {K35}, dan {K26}

‘Illah dan {K15,6} ,{K24} ,{K33} ,{K32}(K21)ج

Konsonanٴ(K31){K22}, {K13}, {K14}, {K25}, dan {K36}

Dalam contoh (5) K11pada posisi yang sama dalam kata kedua,

sedangakan dalam kata ketiga dan keenam menempati posisi {K23 ,6}, dan dalam

kata keempat dan kelima menempati posisi{K34,5}; K21 bertukar posisi dalam

kata kedua, ketiga, kelima, dan keenam, yaitu menempati posisi {K32 ,3},

dan{K15,6}, sedangkan dalam kata keempat tidak bertukar posisi;dan K31 bertukar

posisi dalam kata kedua,ketiga, keempat, dan kelima, yaitu menjadi{K22 ,5},

dan{K13,4}; sedangkan dalam kata keenam tidak berubahposisi, yakni {K36}.

Dalam bahasa Arab,melalui a`n-naqlul makāny, kata

dasartrila teral(ṡ ulāṡ iy) dapat menjadi dua sampai enam kata. Kholil bin Ahmad

dalam جپ٫څ (2002, Juz 1: 42) mengatakan:

.......جپٻٿڃس جپػالغس ضط ٪ٿ طس أؾو، ضڃ ڂىس ى

.. چك: خ ر، ذ ذ، د ذ ......

[... wal-kalimatu`ṡ ṡ ulāṡ iyyatu tataṣ arrafu „alā sittati au juhin, wa-tusammā

masdūsatan wa-hiya naḥ wu: d araba d abara, barad a bad ara, rad aba, rabad a.....]

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

28

„…kosa kata trilateral dapat berubah atas enam macam, hal ini disebut masdūsah,

yaitu seperti: خ ر، ذ ذ، د ذ ….‟

Bentuk dan makna memiliki hubungan yang sangat erat. Perubahan bentuk

dapat berakibat pada berubahan makna. Di antara para linguis menjelaskan,

bahwa hubungan antara lafal dan maknanya merupakan hubungan yang abadi dan

alami (Umar, 1992:19, dan Anis, 1986:64). Ibnu Jinny dalam bukunya جپهحت

(2007, Jilid 1: 217) berpendapat:

أ ڂڅ جپهحوڀ، ئال أڄ جپ٫نحس –الٹ –أڄ جألپٳح٤ نىڀ پٿڃ٫حچ، جپڃهىڀ

جپڃ٫ن ضكو ......ذحألپٳح٤ ٪نىه الڂس، ٲرىڄ جألپٳح٤ الڃٻڅ جذج

[`annal `alfāẓ akhadamun lil-ma‟ānī, wal-makhdūm – lā-syakka - `asyrafu minal

khādim, `illā `annal „ināyata bil-`alfāẓ i „indahū lāzimatun, fa-bidūnil `alfāẓ i lā-

yumkinu ibrāzul ma‟nā wa-taud īh uhu...]

„Bahwasannya kata-kata itu digunakan memiliki makna-makna, tidak diragukan

lagi, bahwa makna itu lebih penting daripada kata, hanya saja penggunaan kata-

kata itu suatu keniscayaan, tanpa kata tidak mungkin terjadi kemunculan dan

kejelasan makna….‟

Sibawaih (al-kitābu, editor: Abdus salam Muhammad Harun, tt, juz 1:24)

mengatakan: النطال جپڃ٫نڅ، جنال أ٪ٿځ أڄ ڂڅ ٺالڂيځ جنطال جپٿٳ٧څ

جپٿٳ٧څ، جپڃ٫ن جقى، جضٳحٴ جپٿٳ٧څ، جنطال جپڃ٫نڅ [`a‟lamu `anna min

kalāmihim `ikhtilāfu l lafẓ aini li-`khtilāfil ma‟nayaini, wa-`khtilāfil lafẓ aini, wal-

ma‟nā wāh id, wa`t-tifāqil lafẓ aini, wa-`khtilāfil ma‟nayaini] „Saya tahu bahwa di

antara tuturan mereka itu terdapatdua kata yang berbedadisebabkan perbedaan

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

29

dua makna, dua kata berbeda sementara maknanya satu, dua kata sama tetapi

kedua maknanya berbeda‟.

Turkistani (tt:37) mengemukakan, bahwa kata adalah alat makna; ..... yaitu

satuanan terkecil yang bermakna. Pada abad ke-5 H. Ibnu Rasyiq mengemukakan

sebagai berikut:

أڄ جپٿٳ٥ ؾځ قو جپڃ٫ن ٫ٱ ٺٽ ڂنيڃح ٷ ذ٫ٱ جنٶضو

[`annal lafẓ a jismun wa-rūh uhul ma‟nā yad ‟afu kullun minhumā wa-yaqwā

bid a‟fil `ākhari wa-quwwatihi]

‟Sesungguhnya lafal (kata) adalah materi (bentuk) dan isinya adalah makna, satu

sama lain saling mendukung‟(Muhammad, 2002:207).

Kata-kata yang dibentuk melalui proses a`n-naqlul makāny mungkin

memiliki makna yang sama atau memiliki makna umum/dasar yang sama atau

memiliki makna yang berbeda dengan makna asal namun berhubungan,

misalnyaؾر[jabada] „menarik‟ danؾخ[jadaba] „menarik‟; ؾحخ[ja`aba] ‟keras‟

dan ؾرح[jaba`a] ‟lemah‟.

Memperhatikan beberapa contoh di muka terdapat beberapa permasalahan

baik secara struktur maupun makna. Secara struktur, apakah perubahan posisi

bunyi ( ، ،ج) dalam suatu katamu’tal (yang mengandung ‘illah) dapat

melahirkan kata baru yang memenuhi prinsip-prinsip kata. Secara makna, adakah

pengaruh a`n-naqlul makāny terhadap perubahan makna dan variasinya..

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

30

Berdasarkan uraian di muka, penulis menganggap perlu untuk melakukan

penelitian mengenai a`n-naqlul makāny pada fi’l mu’tall dalam bahasa Arab dan

perannya dalam pengayaan kosa kata dengan memperhatikan perubahan

posisibunyi dan maknanya. Dalam penelitian ini difokuskan pada kosa kata

trilateralmu’tal, tidak menyentuh kosa kata bilateral (ṡ unā`y) atau kuadrilateral

(rubā'y) atau yang lebih dari itu sepertikuinkuelateral(khumāsy)dan sudāsiy atau

lainnya, karena kosa kata bilateral pada umumnya berupa partikel, sedangkan

kosa kata kuadrilateral ke atas umumnya merupakan hasil proses a’n-naḥ t

'(sejenis) akronim'.

Ada beberapa alasan yang mendasari penelitian lingkup a`n-naqlul

makāny ini. Pertama, a`n-naqlul makāny merupakan gejala kebahasaan yang

terjadi pada setiap bahasa. Kedua, a`n-naqlul makāny merupakan proses

pembentukan kata, sangat berperan dalam pengayaan dan pengembangan kosa

kata, terutama dalam pengayaan dan pengembangan kosa kata verba bahasa Arab

pada awal-awal perkembangannya. Ketiga, a`n-naqlul makāny dapat menjadi

alternatif yang produktif dalam pengembangan dan pengayaan kosa kata, karena

itu perlu dirumuskan menjadi suatu form ula yang dapat berguna bagi

pemakai/penutur maupun pembelajar bahasa. Keempat, a`n-naqlul makāny dapat

memberikan gambaran perkembangan kosa kata bahasa Arab sekaligus

membuktikan keunikan setiap bahasa. Kelima, kajian ini dapat melengkapi

penelitian-penelitian sebelumnya, terutama terkait masalah a`n-naqlul makāny .

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

31

1.2 Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang yang diuraikan di muka, penulis dapat

memfokuskan penelitian ini pada perubahan struktur dalam fi’lunmu’tall dan

makna a`n-naqlul makāny yang melahirkan kata baru dalam bahasa Arab. Secara

rinci permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan dan fungsia`n-naqlul makāny dalam

pengembangan dan pengayaan kata dasar/stem/root trilateralmu’tall

dalam bahasa Arab?

2. Adakah bunyi ‘illah dalam fi’lmu’tall mengalami perubahan posisi dan

bentuk ?Bila bunyi ‘illah mengalami perubahan posisi dan bentuk

?Adakah dominasi pola struktur dalam pengembangan dan pengayaan

kosa kata baru yang mu’tall?

3. Bagaimana variasi makna yang dihasilkan akibat a`n-naqlul makāny

dalam fi’lmu’tall?

1.3 Ruang Lingkup

Penelitian ini mengkaji tentang a`n-naqlul makāny dan pengayaan fi’l

mu’tall, yaitu pertukaran posisi bunyi dalam kata (secara fonologis) yang secara

otomatis mengubah struktur bunyi fi’lmu’tall. Umar ( 1991 M / 1411 H : 390 )

mengemukakan a`n-naqlul makāny adalah:

ـــٿس جپــٻالڂس أڄ ضطرحوټ جألـجش جپڃـطؿحز أڂحٺنيح ٲ جپـٿ

[`an tatabādalal `aṣ wātu l mutajāwiratu amākinuhā fi`ssilsilatil kalāmiyyati]

‟Saling bertukar posisi bunyi yang berdampingan dalam struktur kata‟.

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

32

Akan tetapi dalam bahasa Arab tidak terbatas pada tataran fonologis,

tetapi secara morfologis, karena perubahan posisi fonem berakibat pada

perubahansilabe dan bentuk kata. Perubahan silabe dan bentuk kata berakibat pula

pada pembentukan makna. Oleh karena itu, dalam penelitian ini a`n-naqlul

makānybukan saja merupakan proses pertukaran posisi bunyi dalam kata,

melainkan dikaji pula sebagai proses pengayaan kosa kata. Dalam proses

morfemis dikenal proses internal change (akan diuraikan pada Bab II di bawah).

A`n-naqlul makāny merupakan bagian dari proses internal change.

Penelitian ini berjudulA`n-Naqlul Makāny Pada Fi’l Mu’tallDalamBahasa

Arab, Kajian Morfosemantik. Dalam penelitian ini akan dibahas mulai dari

struktur sampai pada maknanya sehingga diketahui bagaimana pengembangan

dan pengayaan kosa kata. Struktur dimaksudkan tatanan wujud yang mencakup

proses a`n-naqlul makāny, dan bentuk (kata) baru yang dihasilkan suatu kata

akibat gejalaa`n-naqlul makāny . Makna di sini mencakup bagaimana pengaruh

perubahan struktur terhadap makna, dan variasi makna baru yang dihasilkan.

Wafy dalam bukunya ٲـٷو جپٿــٳس [fiqhul lugati] ( 1962: 198 ) berpendapat bahwa

a`n-naqlul makāny adalah

رح٢ح جپڃـ٫ـحچ جضـ ٪ـحش غالغــس ڂڅ جألجش ذرـ٫ضضر١ ذ٫ ڂؿڃ

١ ــطىټ ٺٽ ڂؿڃــ٪ــس ڂنيـــحٲڂ٣ٿٷـحٮــڂٷــى ذطضـد ٪ــٿ جپڃ٫ن جپڃضرــ

ذيــح ٺـٳـڃــح جنطٿـٱ ضضـــد جــجضــيــح

[tartabit u ba`d u majmū`atin ṡ ulāṡ iyyatin minal`aṣ wāti biba`d il ma`ānī`irtibāt an

mut laqan gaira muqayyadin bitartībin fa-tadullu kullu majmū`atin minhā „alal

ma‟nal murtabit i bihā kaifama`htalafa tartību `aṣ wātihā]

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

33

`Sebagian satuan bunyi kata trilateral dengan sebagian makna secara mutlak

terkait erat tanpa terikat oleh urutan posisi bunyi, oleh karena itu bagaimanapun

perbedaan urutan bunyi kata trilateral akan menunjukkan keterkaitan bentuk

dengan maknanya`

Dalam bahasa Arab kosa kata terdiridari satu konsonan ( قحوأ [uh ādy]

'monosilabik'), dua konsonan/’illah (غنحت[ṡ unā`y] 'bilateral'), tiga

konsonan/’illah (غالغ[ṡ ulāṡ y] `trilateral'), empat konsonan/’illah

[khumāsy]نڃح) lima konsonan/’illah ,('kuadrilateral' [rubā‟iy]ذح٪)

`kuinkuelateral`), enam konsonan/’illah (ـىج[sudāsy]) atau lebih. Dalam

penelitian ini hanya mengkaji kosa kata yang terdiri atas غالغ[ṡ ulāṡ y] 'trilateral'

yang mengandung bunyi ‘illah, karena kosa kata yang terdiri atas satu konsonan

( قحوأ [uh ādy] 'monosilabik') dan dua konsonan/’illah (غنحت[ṡ unā`y] 'bilateral')

pada umumnya partikel, sedangkan kosa kata yang terdiri atas empat

konsonan/’illah (٪ذح[rubā‟y] 'kuadrilateral') atau lebih, pada umumnya

merupakan hasil bentukan dari yang lain, di antaranya hasil proses جپنكـص

[a`nnah t] '(sejenis) akronim'. Atas dasar itu pula dapat diketahui proses lain dalam

pengembangan kosa kata trilateral.

Dalam penelitian ini Bahasa Arab yang diteliti hanya bahasa Arab fuṣ h ā

(bahasa Arab klasik), karena bahasa Arab fuṣ h ā merupakan bahasa resmi bagi

setiap negara Arab, pada dasarnya dipahami oleh setiap bangsa Arab di berbagai

negara Arab. Di samping itu, bahasa Arab fuṣ h ā merupakan bahasa yang

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

34

dipelajari oleh masyarakat luar Arab, khususnya umat Islam, karena sebagai

bahasa alquran dan alhadis, yakni bahasa sumber hukum agama Islam.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu

sebuah disertasi yang penulis tulis untuk memperoleh gelar doktor di Suez Canal

University Ismailiyah, Mesir. Dalam penelitian tersebut penulis membahas

struktur dan makna a`n-naqlul makāny dalam kosa kata trilateral ṣ ah īh .

1.4 Keaslian Penelitian

Berbagai kajian tentang pembentukan kata telah dilakukan oleh para

peneliti bahasa Arab dari berbagai aspek, baik dilakukan oleh peneliti terdahulu

sejak abad ke dua Hijriah m aupun kajian-kajian yang dilakukan oleh para peneliti

dewasa ini.Kajian tersebut belum menyentuh seluruh aspek yang berperan dalam

pembentukan dan pengayaan kosa kata. Di antara kajian itu lebih berorientasi

pada pembahasan tentang apa yang disebut oleh para ahli bahasa Arab dengan

istilah تتتتتطٷحٴ جپ٫تتتتتحڀ جإل [al-`isytiqāqul ‟ām ] atau تتتتتطٷحٴ جپتتتتتٯ جإل [al-

`isytiqāqu`ṣ ṣ agīru] (Anis, 1994:63).

Mereka membahas pembentukan kata verba menjadi verbal, nomina

menjadi nominal, verba menjadi deverbal, atau nomina menjadi denominal,

termasuk maknanya.Sedikit sekali para peneliti bahasa Arab yang membahas a`n-

naqlul makānyatau yaitu sekelompok kata ,[al-`isytiqāqul kabīru]جإلتطٷحٴ جپٻرت

trilateral yang posisi urutan fonemnya berlainan, namun maknanya berhubungan

(Anis,1994:65).Tawwab (1980:296) menyebutnya dengan istilah تتتتطٷحٴ جإل

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

35

namun pengertian ,[al-`isytiqāqul`akbar]جالٺرتت al-`isytiqāqul] جإلتتطٷحٴ جالٺرتت

`akbar] menurutAnis (1994) dan Wafy(1962) berbeda dengan pengertian yang

dikemukakan oleh Tauwab. Menurut mereka جإل تتتتتتطٷحٴ جالٺرتتتتتت [al-

`isytiqāqul`akbar]adalah pembentukan suatu kata dari dua kata atau lebih dengan

menggabungkan bagian-bagian unsur kata asalnya. Termasuk al-`isytiqāqul

`akbaru atau al-kubbāru (Amin, 1956)adalah a nnah t sejenis akronim. Al-

`isytiqāqul kabīrudalam fonologi bahasa Arabsering disebut juga -al]جپٷٿتد جپڃٻتحچ

qalbul makāny](Tawwab, 1982:35) (sejenis metatesis).

Dalam bahasa Arab belum banyak para peneliti yang membahas a`n-

naqlul makāny secara khusus dan mendalam. Karenanya belum didapati kaidah-

kaidah yang memformulasikan a`n-naqlul makāny yang dapat dijadikan acuan

dalam pembentukan kata baru melalui proses a`n-naqlul makāny ini. Di antara

peneliti yang membahas a`n-naqlul makāny adalah Kholil bin Ahmad El

Farohidiy pada kamus جپ٫تڅ(abad ke-2 H.)dan Ibnu Duraid El Azdiy pengarang

زجپؿڃيتت (abad ke-3 H.). Mereka membahas kata-kata dan maknanya tanpa

membahas hubungan maknanya. Selanjutnya Ibnu Jinny (abad ke-4 H.) dan Ibnu

Faris (abad ke-4 H.) menghubungkan antara makna-maknanya yang memiliki

makna umum yang sama dalam kata-kata yang dibentuknya melalui proses a`n-

naqlul makāny .

Pada tahun 2000, Rosalina dalam skripsinya membahas a`n-naqlul

makāny dengan judul ”Kajian Konstruksi dan Makna Metatesis (Al-istiqaq al-

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

36

kabir) pada Verba Trilateral (at-tulati al-mujarrad) dalam Bahasa Arab”. Dalam

skripsi ini dibahas a`n-naqlul makāny pembentuk satu kata (satu kata menjadi dua

kata) dan hubungan maknanya. Kajian itu dalam bentuknya menghasilkan empat

perubahan posisi konsonan ; dan dari sisi maknanya dikemukan memiliki

hubungan dan tidak berhubungan.

Tahun 2003, Sufyan dalam makalahnya (PINBA III) yang berjudul ”A`n-

naqlul makāny Suatu Alternatif Model Pengembangan Kosa Kata dalam Bahasa

Arab” menjelaskan peran a’n naqlu’l makānydalam pengayaan kosa kata BA

seperti proses lain dalam pengayaan kosa kata BA, misalnya a`nnah t dan al

`isytiqāqu l kubbāru, namun masih memerlukan kajian yang lebih komprehensif

dan mendalam. Selanjutnya pada tahun 2013 Sufyan dalam disertasinya di Suez

Canal University Mesir, yang berjudul ٲ جپٿٯس جپطجٺد جپڃ٫حچ پٿنٷٽ جپڃٻحچ

والپس ضكٿٿس( –جپ٫ذس )وجس ٲس „Structures and Meaning of Metathesis

in Arabic Language: Morphosemantics Analysis‟ membahas tentang struktur kata

akibat a`n-naqlul makāny yang pada dasarnya melahirkan lima pola kata baru

trilateral.An naqlu`l makāny terjadi dipengaruhi artikulasi bunyi dan terkait

dengan kuat tidaknya bunyi. Dalam penelitiannya diidentifikasi bahwa kata yang

dapat mengalami a`n-naqlul makāny adalah yang mengandung, paling tidak, salah

satu bunyi apico-alveodental, apico-alveolar, interdental, dorso velar, atau fronto

palatal. Di samping itu dijelaskan pula bagaimana hubungan makna kata asal

dengan makna kata baru.Dalam penelitiannya kata yang dikaji hanya kata

trilateral ṣ ah īh .

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

37

Oleh karena itu, penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-

penelitian sebelumnya, karena dalam penelitian ini dikaji pula kosa kata mu’tall di

samping peran danfungsinya dalam pengayaan kosa kata.Semua kajian tersebut di

muka, belum membahas bagaimana perana`n-naqlul makāny yang

sesungguhnyadalam pengembangan dan pengayaan kosa kata , fungsinya dalam

pengayaan kosa kata, dan variasi makna yang dihasilkannya, terlebih kosa kata

mu’tall.

Hal ini merupakan kajian yang belum pernah dilakukan, dan terkait

dengan masalah ini belum ada yang mem bahasnya. Namun demikian penulis

menyadari, bahwa penelitian-penelitian terdahulu amatlah penting dan membantu

bagi penulis untuk menopang dan mengembangkan penelitian ini selanjutnya.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal sebagai berikut:

1. Peranan dan fungsia`n-naqlul makāny dalam pengembangan dan

pengayaan kata dasar/stem/root trilateralmu’ta lldalam bahasa Arab.

2. Perubahan posisi dan bentuk bunyi ‘illah dalam fi’l mu’tall, dan pola

struktur yang produktif dalam pengembangan dan pengayaan kosa kata

baru yang mu’tall.

3. Variasi makna yang dihasilkan akaibat a`n-naqlul makāny dalam

fi’lmu’ta ll.

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

38

1.6 Kontribusi Penelitian

1.6.1 Kontribusi Teoretis

Penelitian dengan judulA`n-Naqlul Makāny Pada Fi’l Mu’tall

DalamBahasa Arab, Kajian Morfosemantikmemiliki kontribusi sebagai berikut:

1) Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan

linguistik, khususnya linguistik deskriptif, lebih khusus lagi strukturalisme.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjeleskan keunikan bahasa Arab dari

aspek morfologis dan pengayaan kosa kata secara berkaidah.

3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi inspirasi terhadap

pengembangan kosa kata bahasa lain, terutama bahasa-bahasa yang masih

dalam tahap pengembangan dan perkembangan.

4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan keuniversalan bahasa.

5) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi inspirasi terhadap penelitian

selanjutnya.

1.6.2 Kontribusi Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharap kan memberi kontribusi sebagai

berikut:

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pembelajar

bahasa Arab, membantu memudahkan penguasaan kosa kata bahasa Arab.

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

39

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para pengajar bahasa Arab,

khususnya dalam penguasaan perbendaharaan kosa kata, dalam

menggunakan metode ajar yang lebih tepat, epektif, dan efisien.

3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para pemakai/penutur bahasa

Arab sebagai bahan analogis dalam melahirkan kosa kata baru yang dapat

mengekspresikan pemikiran dan perasaannya.

4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi inspirasi kepada para peneliti

dan pengamat bahasa Arab untuk melakukan penelitian lebih lanjut sehingga

dapat memberikan gambaran yang lebih luas kapada khalayak yang menaruh

perhatian terhadap bahasa Arab.

1.7 Cara Penelitian

Metode dan teknik penelitian ini strateginya dibagi tiga tahap sesuai

dengan yang disarankan oleh Sudaryanto (1993:5-8), yaitu 1) metode dan teknik

pengumpulan data, 2) metode dan teknik analisis data, dan 3) metode dan teknik

penyajian data.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan terhadap sumber data

yang telah ditetapkan, teknik dasar simak, dan teknik lanjutan simak catat

(Sudaryanto, 1988:5). Teknik ini dipilih mengingat sumber datanya berupa data

tulis yang diambil dari kamus Tahdībul Lugati, yang disusun oleh Abu Mansur

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

40

Muhammad bin Ahmad al Azhary pada abad ke-4 Hijriah (282 H. – 370 H.), yang

diterbitkan oleh penerbit a`d-dārul miṣ riyyatu li`t-ta` līfi wa t-tarjamati di Kairo

Mesir; dan kamusal-Munjid fīl Lugati wal-`a’lām, sebagai penyeimbang, yang

disusun oleh Luwis Ma`luf, yang diterbitkan oleh penerbit al-

Maktabatu`sysyarqiyyatu di Bairut tahun 1986. Kamus al-Munjid fīl Lugati wal-

`a’lām ini termasuk kamus mutakhir, khususnya di Indonesia sangat populer.

Meskipun kedua kamus tersebut diterbitkan di dua negara yang berbeda, namun

keduanya memuat bahasa Arab yang sama yaitu bahasa Arab Fuṣ h ā.

Kedua kamus tersebut digunakan bermaksud menguji data secara

kontrastif dan komparatif dengan harapan dapat menguatkan validitas dan

keterujian data. Secara kontrastif dilakukan untuk mencari kesamaan struktur kata

dan maknanya dalam setiap kata yang mengalami gejala a`n-naqlul makāny.

Secara komparatif dilakukan untuk melihat perbedaan struktur kata dan maknanya

serta jumlah kata yang diha silkan akibat gejala a`n-naqlul makāny .

Di samping itu, pengecekan dilakukan pula terhadap kamus-kamus yang

disusun pada abad sebelumnya sekaligus untuk mengetahui kata asal, yaitu abad

ke-2 (kamus bahasa Arab pertama), yaitu جپ٫څ[al-„ain]yang disusun oleh Kholil

bin Ahmad al-Farohidy ( 100 - 170 H.). Pengecekan dilakukan pula melalui

penutur asli bahasa Arab yang sekaligus menjadi informan, yaitu Prof. Dr. Abdur

Rahim El Kurdi, Dr. Sayyid Abid, Prof. Dr. Solah Mator, dan Dr. Ahmad Jamal

Ahmad (semuanya berkebangsaan Mesir dari tiga kota yang berbeda, yaitu

Ismailiyah, Zaqaziq, dan Kairo).

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

41

Karena data yang diteliti berupa data tulis, untuk melihat adakah pengaruh

bunyi terhadap proses a`n-naqlul makāny, maka data dikonversi ke dalam bahasa

lisan bahasa Arab Fuṣ h ā dengan melihat seluruh artikulasi bunyi bahasa Arab

Fuṣ h ā. Hal ini dilakukan, karena bahasa pada dasarnya adalah bahasa lisan.

Bahasa tulis lahir karena faktor keterbatasan dan kebutuhan komunikasi di luar

tatap muka. Bahasa tulis merupakan simbol dari bahasa lisan. Gejalaa`n-naqlul

makāny pada dasarnya terjadi dalam bahasa lisan untuk kemudahan pelafalan dan

harmonisasi bunyi bagi penuturnya. Kamus, di antaranya, berfungsi untuk

mengabadikan kosa kata yang ada dalam bahasa lisan dan mewariskannya kepada

generasi selanjutnya.

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Untuk dapat menjawab masalah dan mencapai tujuan penelitian ini

digunakan metode deskriptif analisis, yaitu membuat gambaran, lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-

fenomena yang diteliti (Djajasudarma, 1993:8). Dengan metode ini diharapkan

penulis dapat menggambarkan a`n-naqlul makānysesuai dengan kealamiahan data

yang ada.

Untuk menganalisis data digunakan metode kajian distribusional dengan

teknik kajian top down. Metode kajian distribusional dimaksudkan bahwa setiap

unsur bahasa berhubungan satu sama lain, membentuk satu kesatuan padu (the

whole unified) (djajasudarma, 1993:60). Teknik kajian top down dimaksudkan

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

42

menggunakan analisis menurun dari bentuk asal sampai pada kata turunan yang

berbeda posisi unsur pembentuknya dengan bentuk asalnya. Dengan teknik ini

diharapkan dapat mengetahuiunsurfonem mana saja yang mengalami pertukaran

posisi dalam kata turunan.

Untuk menganalisis makna digunakan pendekatan analitik atau referensial,

yakni pendekatan yang mencari esensi makna dengan cara menguraikannya atas

unsur-unsur utama atau yang oleh Nida (1975:22) disebut intensional

(djajasudarma, 1999:1-2); dalam bahasa Arab disebut إلحس جپن٧س ج [a`n-

naz ariyatul `isyāriyyatu] (Umar, 2009: 54). Di samping itu digunakan pula

pendekatan lexical field, dalam bahasa Arab disebut جپىالپ أ جپكٷٽ ٧س جپكٷٽ چ

naz ariyyatul ḥ] جپڃ٫ؿڃ aqli`d dilāly awil-ḥ aqlil mu‟jamy], yaitu pendekatan

atas sekelompok kata yang maknanya satu sam a lain berhubungan (Umar,

2009:79).

1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil analisis penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode

informal (Sudaryanto, 1993:145), yaitu perumusan dan penjelasan dengan

menggunakan kata-kata biasa, di samping metode formal, di dalam merumuskan

kaidah-kaidah akan digunakan lambang-lambang atau tanda-tanda.

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

43

1.8 Organisasi Penyajian Laporan

Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk laporan (disertasi) dengan

sistematika sebagai berikut:

Bab I menyajikan pendahuluan sebagai pengantar yang menaungi pokok

bahasan dalam penelitian ini; meliputi alasan yang melatarbelakangi pemilihan

pokok bahasan penelitian; masalah-masalah yang akan diteliti; keaslian

penelitian; kontribusi penelitian baik secara teoretis maupun praktis; cara

penelitian yang memuat mettode dan teknik pengumpulan data, analisis data,

penyajian dan hasil analisis data; dan organisasi penyajian laporan.

Bab II menyajikan tinjauan pustaka, landasan teori, dan hipotesis.

Tinjauan pustaka meliputi pandangan para linguis tentang proses morfemis

dana`n-naqlul makāny; baik dalam tataran morfologi maupun semantik.

Bab III menyajikan proses a`n-naqlul makānydalam fi’l mu’talldan

pengayaan kosa kata, baik yang menurunkan satu, dua, tiga, empat, atau lima kata

turunan.

Bab IV menyajikan variasi makna yang dihasilkan akibat proses a`n-

naqlul makāny.

Bab V menyajikan simpulan dan saran. Disertasi ini akan diakhiri dengan

daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

A'N-NAQLUL MAKĀNY PADAFI’LMU’TALL DALAMBAHASA ARAB( Kajian Morfosemantik)ABU SUFYAN, DRS. M.HUMUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/