bab i pendahuluan -...

10
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kota merupakan suatu sistem sosial yang kompleks dan sebagian besar memiliki masalah pada sosial, ekonomi dan lingkungan. Kelayakan ekonomi dari suatu kota selalu menjadi isu utama. Kepastian pembangunan yang berkelanjutan dan kualitas hidup juga menjadi perhatian bagi kota kota modern (Komninos dkk, 2012). Berdasarkan data dari United Nations Population Fund, terdapat 50% dari penduduk dunia atau sekitar 3,3 milyar orang tinggal di daerah perkotaan pada tahun 2008. Jumlah ini diperkirakan meningkat hingga lima milyar pada tahun 2030. Peningkatan yang pesat dari populasi perkotaan di seluruh dunia, kota akan menghadapi berbagai kekhawatiran dan masalah. Masalah yang dihadapi berupa masalah fisik seperti infrastruktur dan polusi udara juga masalah ekonomi seperti pengangguran (Nam & Pardo, 2011). Istilah smart city mulai menarik perhatian beberapa tahun terakhir. Saat ini, penggunaan internet bersifat terbuka untuk kepentingan berkomunikasi secara global dan berbagi informasi. Tidak ada batas dalam penggunaan sumberdaya secara online dan alat alat untuk berbagai informasi yang nantinya membawa pemahaman yang lebih mendalam pada topik apapun. Hal ini menunjukkan adanya potensi kota untuk menggunakan sumberdaya internet untuk kepentingan masyarakat karena sifatnya yang efisien, misalnya untuk publikasi terkait perencanaan kota (Komninos dkk, 2012). Hall (2000) menjelaskan bahwa visi dari smart city adalah membentuk pusat perkotaan di masa depan yang memberikan rasa nyaman, aman secara lingkungan dan efisien karena semua struktur yang terdapat didalamnya seperti listrik, air, atau transportasi dirancang, dibangun, dan dipelihara dengan memanfaatkan sensor dan jaringan yang terhubung dengan sistem komputerisasi terdiri dari basis data, pelacakan dan sistem pengambilan algoritma. Kota pintar menjadi lebih pintar karena diperkaya dengan teknologi digital yang digunakan pada berbagai aplikasi seperti penggunaan kamera CCTV untuk sistem keamanan, sensor untuk sistem

Upload: truongtu

Post on 19-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104771/potongan/S1-2016... · penduduk dan mencapai jumlah sepuluh juta penduduk pada tahun 2030

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kota merupakan suatu sistem sosial yang kompleks dan sebagian besar

memiliki masalah pada sosial, ekonomi dan lingkungan. Kelayakan ekonomi dari

suatu kota selalu menjadi isu utama. Kepastian pembangunan yang berkelanjutan

dan kualitas hidup juga menjadi perhatian bagi kota – kota modern (Komninos dkk,

2012). Berdasarkan data dari United Nations Population Fund, terdapat 50% dari

penduduk dunia atau sekitar 3,3 milyar orang tinggal di daerah perkotaan pada

tahun 2008. Jumlah ini diperkirakan meningkat hingga lima milyar pada tahun

2030. Peningkatan yang pesat dari populasi perkotaan di seluruh dunia, kota akan

menghadapi berbagai kekhawatiran dan masalah. Masalah yang dihadapi berupa

masalah fisik seperti infrastruktur dan polusi udara juga masalah ekonomi seperti

pengangguran (Nam & Pardo, 2011).

Istilah smart city mulai menarik perhatian beberapa tahun terakhir. Saat ini,

penggunaan internet bersifat terbuka untuk kepentingan berkomunikasi secara

global dan berbagi informasi. Tidak ada batas dalam penggunaan sumberdaya

secara online dan alat – alat untuk berbagai informasi yang nantinya membawa

pemahaman yang lebih mendalam pada topik apapun. Hal ini menunjukkan adanya

potensi kota untuk menggunakan sumberdaya internet untuk kepentingan

masyarakat karena sifatnya yang efisien, misalnya untuk publikasi terkait

perencanaan kota (Komninos dkk, 2012).

Hall (2000) menjelaskan bahwa visi dari smart city adalah membentuk pusat

perkotaan di masa depan yang memberikan rasa nyaman, aman secara lingkungan

dan efisien karena semua struktur yang terdapat didalamnya seperti listrik, air, atau

transportasi dirancang, dibangun, dan dipelihara dengan memanfaatkan sensor dan

jaringan yang terhubung dengan sistem komputerisasi terdiri dari basis data,

pelacakan dan sistem pengambilan algoritma. Kota pintar menjadi lebih pintar

karena diperkaya dengan teknologi digital yang digunakan pada berbagai aplikasi

seperti penggunaan kamera CCTV untuk sistem keamanan, sensor untuk sistem

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104771/potongan/S1-2016... · penduduk dan mencapai jumlah sepuluh juta penduduk pada tahun 2030

2

transportasi dan sebagainya. Konsep smart city memiliki tujuan menggunakan ICT

dalam membantu masyarakatnya pada kehidupan sehari-hari dengan sumberdaya

yang terbatas (Rathore dkk, 2016).

Rathore dkk (2016) menjelaskan bahwa kunci utama dari konsep smart city

adalah mendapatkan informasi yang tepat, di tempat yang tepat dan pada perangkat

yang tepat untuk membuat keputusan terkait penyelesaian masalah perkotaan

dengan mudah dan dapat membantu masyarakat dengan lebih cepat. Pada smart

city, kita melakukan pegambilan keputusan secara real-time dengan data real-time.

Pada perencanaan kota, kita menggunakan data secara historis yang didapatkan dari

perangkat smart city tersebut untuk merencanakan masa depan. Smart city dan

perencanaan kota memiliki dampak yang besar dalam perkembangan suatu kota.

Usaha ini dapat meningkatkan keberanian dalam pengambilan keputusan pada

masyarakat dengan diberikannya kesempatan untuk memberikan keputusan yang

efektif pada waktu yang tepat. Keunggulan teknologi masih mendominasi pada

penelitian-penelitian terkait smart city. Solusi smart city masih berbasis pada

dorongan dari pihak swasta dibandingkan dari pihak pemerintah. Seharusnya, solusi

dari smart city harus didasari dengan kepentingannya terhadap kota lalu kemudian

terkait dengan kepintarannya (Komninos dkk, 2012).

Boris Johnson (2013) dalam dokumen Smart London Plan menyebutkan dari

tahun 2011-2021 pertumbuhan penduduk London akan bertambah hingga satu juta

penduduk dan mencapai jumlah sepuluh juta penduduk pada tahun 2030. Dengan

proyeksi tersebut, London memiliki tambahan kebutuhan sebanyak 641.000

pekerjaan, 800.000 rumah dan lebih dari 600.000 penumpang menggunakan

transportasi umum saat jam-jam sibuk pada tahun 2031. Ini akan berakibat pada

munculnya tantangan yang berkaitan dengan peningkatan limbah dan tekanan

ekstra pada kesehatan dan penyediaan energi. Dikutip dari The Telegraph, London

terdepan dalam smart technology dan sangat penting untuk menggunakan inovasi

tersebut untuk membawa perkembangan untuk perumahan, transportasi dan

infrastruktur sosial yang dibutuhkan oleh masyarakat.

London menduduki peringkat smart city nomor lima di dunia pada tahun

2012 dan posisi nomor tujuh di Eropa menurut fasctcoexist pada tahun 2014.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104771/potongan/S1-2016... · penduduk dan mencapai jumlah sepuluh juta penduduk pada tahun 2030

3

Disebutkan bahwa London memiliki reputasi yang baik terkait inovasi

berkelanjutan dan sistem transit yang unggul.

“Not surprisingly, London earned first place in the smart economy category. It has

long been considered the financial capital of Europe, but it has also emerged as a

leader in entrepreneurship. The Startup Genome project rated London the 7th best

entrepreneurial ecosystem, number one in Europe.” – (www.fastcoexist.com)

Pada tahun 2015, London dan Brisbol menempati posisi pertama dalam

Huawei Smart Cities Report. Dalam laporan tersebut dijelaskan keunikan London

dalam skala dan potensinya. Investasi pada bidang infrastruktur, inovasi budaya

dan kemampuan untuk menarik investor dianggap sebagi faktor penting dalam

menunjang keberhasilan London untuk menerapkan smart city. Walikota London

dan Greater London Authority memegang peranan penting dalam mempertahankan

konsistesi kerangka pengembangan kota secara menyeluruh yang mencakup

rencana iklim, pencapaian smart city dan rencana infrastruktur London.

Penelitian ini mengkaji bagaimana London menggunakan teknologi dalam

menyelesaikan masalah perkotaannya. Keunggulan yang dimiliki London

kemudian membawa pada berkembanganya konsep smart city pada kota tersebut.

Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara konsep pengembangan smart city

dengan perencanaan kota London dalam mencapai visinya.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang disebutkan di atas, maka disusun pertanyaan

penelitian :

1. Apa saja proyek utama dan aplikasi yang dimiliki oleh Smart London?

2. Bagaimana pengelompokan program dan aplikasi tersebut dilihat dari aspek

permasalahan perkotaan?

3. Melihat dari pengalaman Kota London, Apa hubungan Smart City dengan

perencanaan Kota London.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104771/potongan/S1-2016... · penduduk dan mencapai jumlah sepuluh juta penduduk pada tahun 2030

4

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan program-program yang ada

dalam penerapan smart city London dan bagaimana kaitan program tersebut

terhadap pemecahan permasalahan perkotaan. Selain itu juga dilihat bagaimana

peran smart city dalam perencanaan kota London. Kemudian dari analisis tersebut,

ditarik pembelajaran sebagai bahan pertimbangan kedepannya untuk Indonesia

dalam menerapkan konsep smart city.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi pemerintah sebagai pembelajaran dalam penerapan konsep

smart city di Indonesia.

2. Membuka wawasan terkait smart city dalam kaitannya terhadap

perencanaan kota.

3. Memberikan wawasan kepada masyarakat terkait pengembangan smart city

agar dapat berpartisipasi penuh dalam pembangunan kota.

1.5 Batasan Penelitian

1.5.1 Fokus

Penelitian ini berfokus pada program-program yang diterapkan dalam

pengembangan london menjadi smart city. Bagaimana peran program tersebut

dalam mengatasi masalah perkotaan yang ada di Kota London. Peran tersebut

dilihat dari bagaimana suatu program yang ditawarkan mampu menyelesaikan

atau meringankan masalah perkotaan.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104771/potongan/S1-2016... · penduduk dan mencapai jumlah sepuluh juta penduduk pada tahun 2030

5

1.5.2 Lokus

Lokasi Penelitian ini adalah Kota London, Inggris. London merupakan

pusat pemerintahan Britania Raya dengan luas wilayah sebesar 1.570 km2.

Kota ini dipilih karena keunggulannya dalam bidang teknologi terutama

keterbukaan data yang menjadi dasar dalam smart city.

Gambar 1.1 Peta Kota London

Sumber : www.lahistoriaconmapas.com dan www. londonmap360.com diakses juli 2016

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian terkait London sudah dilakukan beberapa penulis sebelumnya.

Dewi (2011) meneliti tentang penggunaan lima konsep perencanaan yang

berhubungan dengan sustainable development untuk menjaga keseimbangan

perkembangannya. Lima konsep perencanaan terdiri dari peningkatan kualitas dan

kenyamanan Greater London sebagai tempat tinggal, pengembangan

perekonomian menuju kota yang makmur dan memimpin, perhatian pada aspek

kesetaraan untuk mengakses segala kesempatan, peningkatan aksesibilitas menuju

Greater London, dari Greater London dan di dalam Greater London serta

peningkatan kualitas lingkungan untuk menuju kota yang lebih maju. Kelima

konsep perencanaan tersebut diwujudkan melalui beberapa strategi. Strategi

tersebut terbagi menjadi tujuh aspek yaitu aspek fisik, ekonomi, lingkungan, guna

lahan, ruang terbuka, inrastruktur, keamanan, dan bencana. Kesamaan terletak pada

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104771/potongan/S1-2016... · penduduk dan mencapai jumlah sepuluh juta penduduk pada tahun 2030

6

pembahasan mengenai konsep perencanaan kota namun pada penelitian ini

dikaitkan dengan program – program smart city.

Widyaningsih (2013) meneliti tentang perkembangan Kota Surabaya

menjadi Smart City. Proses pembangunan yang dilalui Kota Surabaya bukan

bersifat sektoral namun lebih kepada pendekatan secara holistik. Terdapat empat

fase yang dilalui yaitu fase pembenahan internal pemerintah, fase penguatan modal

sosial, fase pengembangan layanan eksternal pemerintah dan fase pengembangan

layanan kota berbasis teknologi tinggi. Faktor yang mempengaruhi proses

pembangunan kota menuju Smart City dibedakan menjadi dua klasifikasi yaitu

faktor internal pemerintah dan faktor eksternal pemerintah. Faktor internal terdiri

dari faktor leadership, program-program berkelanjutan, sumberdaya pegawai

pemerintah, pendekatan sosial dan anggara biaya. Faktor eksternal pemerintah

terdiri dari faktor prioritas permasalahan kota, partisipasi aktif masyarakat dan

kolaborasi berbagai pihak.

Collena (2014) membahas tentang pengembangan Kota Barcelona menuju

smart city dipengaruhi oleh lima komponen yang memiliki pengaruh langsung dan

tidak langsung. Komponen yang memiliki pengaruh langsung adalah event atau

perencanaan dan forum pengembangan smart city, sedangkan komponen yang

memiliki pengaruh tidak langsung adalah perencanaan regional dan metropolitan

serta perencanaan strategis. Strategi Kota Barcelona menuju smart city merupakan

proses dari komponen langsung yang terdiri dari proses internal dan eksternal.

Proses eksternalnya yaitu GMP, sedangkan proses internalnya adalah

bergabungnya Spayol dengan Eropa, Olimpiade Barcelona 1922, Anugerah medali

emas Model Barcelona, launching first metropolitan strategic plan, forum budaya,

SET-Plan dan prencanaan strategis. Faktor yang mempengaruhi strategi Kota

Barcelona menuju smart city adalah terselenggaranya festival internasional,

kapasitas kepemimpinan, kebijakan Uni Eropa dan tren global, partisipasi

masyarakat, perkembangan inovasi dan TIK serta semangat menjadi leading

metropolis.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104771/potongan/S1-2016... · penduduk dan mencapai jumlah sepuluh juta penduduk pada tahun 2030

7

Oktavia (2014) mendeskripsikan penerapan konsep smart city setelah

penerapan ubiquitous city di Seoul, kemudian mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan dari ubiquitous city ke smart city Seoul dan

mengidentifikasi dampak keruangan dari penerapan ubiquitous city tersebut.

Sayekti (2015) membahas peran proyek Amsterdam smart city sebagai alat utama

dalam mencapai visi Amsterdam untuk menjadi kota yang sustainable. target yang

dapat dicapai melalui peran smart city yaitu tagert ‘energi terbarukan’ dan ‘udara

yang bersih’. Terdapat beberapa faktor yang mendorong munculnya smart city di

Amsterdam, baik faktor langsung maupun faktor tidak langsung. Faktor

langsungnya adalah dampak perubahan iklim, adanya tekad untuk menjadi kota

sustainable dan smart, adanya perkembangan teknologi dan iklim bisnis yang

kondusif, serta meningkatnya biaya pengeluaran terhadap energi. Faktor tidak

langsung adalah kesepakatan Protokol Tokyo, adanya kebijakan Uni Eropa dan

kebijakan Belanda, visi Amsterdam 2020, serta adanya program New Amsterdam

Climate.

Mahardika (2016) membahas mengenai strategi smart city Vienna yang

umumnya berkaitan dengan isu lingkungan dan penghematan energi karena isu

tersebut merupakan fokus utama negara – negara di Eropa termasuk Austria. Faktor

yang mempengaruhi strategi tersebut terbagi atas faktor dominan, yaitu : 1)kondisi

pemerintahan Vienna; 2) perkembangan perhatian dunia terhadap isu lingkungan

dan perubahan iklim; dan 3) modal manusia dan teknologi yang sudah dimiliki

Vienna. Sementara faktor dominan, yaitu: 1) keanggotaan Austria dalam Uni Eropa

dan 2) reputasi internasional Austria dalam hal kualitas hidup yang baik. Kesamaan

keempat penelitian di atas adalah topik pembahasan terkait smart city namun pada

penelitian ini dibahas mengenai hubungan smart city dengan perencanaan kota.

Keenam penelitian di atas berfokus pada penerapan smart city dan

pelaksanaan perencanaan kota di London. Pada penelitian terkait penerapan smart

city umumnya dilihat dari negara – negara maju seperti Barcelona, Seoul dan

Amsterdam. Penelitian terkait perencaan kota membahas konsep, prinsip dan

strategi yang digunakan London setelah revolusi industri. Pada penelitian ini

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104771/potongan/S1-2016... · penduduk dan mencapai jumlah sepuluh juta penduduk pada tahun 2030

8

dibahas program-program yang dikeluarkan oleh pemerintah London untuk

mendukung konsep smart city. selain itu, penelitian ini membahas visi dan misi

perencanaan yang diterapkan oleh London. Melalui keduanya, dilihat hubungan

smart city dalam pelaksanaan perencanaan kota.

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

Judul Tahun Pengarang Fokus Lokus Metode

Konsep,

Prinsip dan

Strategi

Perencaanaan

Greater

London Tahun

2004 - 2026

2011 Aryani

Kartika Dewi

Revolusi

industri,

Perkemba-

ngan Kota,

London,

Konsep

Perencanaan

Greater

London

Deduktif-

Kualitatif

dan

Content

Analysis

Kota Surabaya

menuju Smart

City

2013 Dwita

Widyaningsih

Smart City,

Manajemen

kota

Surabaya Kualitati

Eksploratif

Strategi Kota

Barcelona

Menuju Smart

City

2014 Marry

Colleena

Strategi,

Smart City

Barcelona Kualitatif

Eksploratif

Ubiquitous

City dan

perkembangan-

nya menuju

smart city

(kasus : Kota

Seoul)

2014 Vivi Oktavia Ubiquitous

city, smart

city,

perkemba-

ngan kota

Seoul Deskriptif

Kualitatif

Amsterdam

Smart City

2015 Hikmatul

Sayekti

Smart,

Sustainable

Amsterdam Deskriptif

Kualtitatif

Bersambung...

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104771/potongan/S1-2016... · penduduk dan mencapai jumlah sepuluh juta penduduk pada tahun 2030

9

Judul Tahun Pengarang Fokus Lokus Metode

dalan Konteks

Sustainable

Amsterdam

Strategi Smart

City Vienna

2016 Shabrina

Mahardika

Strategi,

Smart City

Vienna Studi

Kasus,

Content

Analysis

Sumber : Analisis Penulis, 2016

1.7 Sistematika Penulisan

Berikut adalah sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini :

Bab 1 Pendahuluan

Berisi penjabaran latar belakang penelitian tentang urgensi masalah yang diteliti.

Berdasarkan latar belakang tersebut, kemudian disusun pertanyaan, tujuan dan

manfaat penelitian. Selanjutnya dalam batasan penelitian dijabarkan fokus dan

lokus penelitian. Keaslian penelitian menjabarkan penelitian terkait yang memiliki

fokus atau lokus yang sama dengan penelitian yang dilakukan. Bab pendahuluan

kemudian ditutup dengan penjabaran peneliti mengenai sistematika penulisan dari

bab pendahuluan hingga bab kesimpulan dan saran.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Berisi penjabaran mengenai tinjauan pustaka berupa teori yang berkaitan dengan

penelitian. Teori-teori disusun dan dirangkum sesuai dengan kebutuhan peneliti.

Kemudian, kumpulan teori ini dibuat menjadi kerangka teori yang dijadikan acuan

peneliti dalam melakukan analisis.

Lanjutan Tabel 1.1

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/104771/potongan/S1-2016... · penduduk dan mencapai jumlah sepuluh juta penduduk pada tahun 2030

10

Bab 3 Metode Penelitian

Membahas pendekatan/paradigma penelitian yang digunakan, selanjutnya juga

dijabarkan unit amatan dan unit analisis sebagai acuan variabel yang dianalisis.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian dijabarkan dalam cara dan langkah

pengumpulan data. Metode penelitian membahas metode yang digunakan dalam

menganalisis data yang didapatkan berupa data primer atau data sekunder. Bab ini

ditutup dengan penjelasan tahapan penelitian yang terdiri dari 3 tahap yaitu tahap

persiapan, pelaksanaan dan penyusunan.

Bab 4 Deskripsi Wilayah

Berisi deskripsi umum mengenai lokasi penelitian. Membahas profil wilayah

amatan yang berisi tentang kondisi geografis, kependudukan, sosial ekonomi, dan

sarana prasarana.

Bab 5 Pembahasan

Berisi pembahasan tentang data yang didapat penulis dari kumpulan jurnal dan

buku terkait dengan tema penelitian. Data ini kemudian diintrepetasikan kembali

oleh penulis dan selanjutnya dianalisis. Analisis dari data tersebut yaitu untuk

mencari kesamaan sehingga dapat dilihat pola yang baru.

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan pada bab

sebelumnya. Kemudian dari kesimpulan diberikan saran untuk pihak terkait dan

penelitian selanjutnya.