proposal buku water security jakarta 2030

12
PROPOSAL KAJIAN & PENYUSUNAN BUKU PERHITUNGAN ANALISA NERACA AIR JAKARTA & PENYUSUNAN BUKU WATER SECURITY JAKARTA 2030 I. LATAR BELAKANG DKI Jakarta sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia dewasa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk mencapai 14.512 jiwa/km 2 . Jumlah penduduk resmi yang tercatat pada tahun 2010 sudah mencapai 9.6 juta jiwa. Jika ditambah dengan jumlah penduduk tidak resmi yang besarnya dapat mencapai 30% maka DKI Jakarta diperkirakan sedang menampung 12,5 juta beban populasi. Jumlah penduduk yang besar ini tentunya akan menjadi beban pelayanan utilitas publik perkotaan yang harus disediakan oleh Pemprov. DKI Jakarta. Kondisi pertumbuhan kota dalam berbagai aspek sudah melewati daya dukung dan daya tampung lingkungannya (environmental carrying capacity) sehingga menyebabkan timbulnya berbagai masalah ekologi perkotaan. Salah satunya adalah masalah terkait dengan air dan pengelolaan sumber daya air (SDA), khususnya dalam penyediaan air bersih; pengendalian genangan, rob, dan banjir; pengelolaan limbah cair atau air bekas/kotor (used water); dan pengendalian ekstraksi berlebihan air tanah dalam (ATD) yang telah memperburuk kondisi laju turun muka tanah (land subsidence) di banyak tempat di wilayah DKI Jakarta. GAMBAR 1. PETA WILAYAH DKI JAKARTA DAN BATAS ADMINISTRATIF WILAYAH BESERTA PERMASALAHAN LINGKUNGANYA

Upload: anindyolaras

Post on 14-Aug-2015

64 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Proposal

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Buku Water Security Jakarta 2030

 

  

  

PROPOSAL KAJIAN & PENYUSUNAN BUKU 

PERHITUNGAN ANALISA NERACA AIR JAKARTA & PENYUSUNAN BUKU WATER SECURITY JAKARTA 2030 

 I. LATAR BELAKANG 

DKI Jakarta sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia dewasa  ini memiliki tingkat kepadatan penduduk mencapai 14.512 jiwa/km2. Jumlah penduduk resmi yang tercatat pada tahun 2010 sudah mencapai 9.6 juta jiwa. Jika ditambah dengan jumlah penduduk  tidak  resmi  yang  besarnya  dapat  mencapai  30%  maka  DKI  Jakarta diperkirakan  sedang menampung  12,5  juta  beban  populasi.  Jumlah  penduduk  yang besar ini tentunya akan menjadi beban pelayanan utilitas publik perkotaan yang harus disediakan  oleh  Pemprov.  DKI  Jakarta.  Kondisi  pertumbuhan  kota  dalam  berbagai aspek sudah melewati daya dukung dan daya tampung lingkungannya (environmental carrying  capacity)  sehingga  menyebabkan  timbulnya  berbagai  masalah  ekologi perkotaan. Salah satunya adalah masalah terkait dengan air dan pengelolaan sumber daya air (SDA), khususnya dalam penyediaan air bersih; pengendalian genangan, rob, dan  banjir;  pengelolaan  limbah  cair  atau  air  bekas/kotor  (used  water);  dan pengendalian  ekstraksi  berlebihan  air  tanah  dalam  (ATD)  yang  telah memperburuk kondisi  laju  turun muka  tanah  (land  subsidence)  di  banyak  tempat  di  wilayah  DKI Jakarta.   

 GAMBAR 1. 

PETA WILAYAH DKI JAKARTA DAN BATAS ADMINISTRATIF WILAYAH BESERTA PERMASALAHAN LINGKUNGANYA 

Page 2: Proposal Buku Water Security Jakarta 2030

 

 Cakupan layanan air bersih perpipaan yang masih rendah, kurang dari 44%, dan beban  tarif air bersih perpipaan yang  juga  relatif sangat  tinggi,  telah mendorong  terjadinya eksploitasi terhadap cadangan ATD (deep groundwater) secara berlebihan oleh banyak entitas bisnis dan usaha di DKI Jakarta. Kondisi ini terutama terjadi pada saat sebelum keluarnya Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 17 tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah dan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 37 tahun 2009 tentang Nilai Perolehan Air sebagai Dasar Pengenaan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah. Regulasi  tersebut  terkait  dengan  upaya  mengendalian  eksploitasi  ATD  melalui mekanisme pajak dan izin pembatasan pengambilannya. Penurunan muka tanah yang sangat tinggi terus terjadi hampir pada sebagian besar wilayah DKI Jakarta yang salah satunya dipicu dan dipercepat oleh kegiatan ekploitasi ATD secara berlebihan.  

 (SUMBER: DINAS PERTAMBANGAN DKI JAKARTA, 2001) 

 GAMBAR 2. 

PETA PENURUNAN MUKA TANAH  DI DKI JAKARTA PERIODE 1982‐1999 DAN PREDIKSI MUKA AIR LAUT  TAHUN 2050 

 Rendahnya cakupan layanan air bersih perpipaan ini disebabkan oleh beberapa factor. Diantaranya  karena  semakin  terbatasnya  ketersediaan  air  baku  untuk  dapat  diolah menjadi air bersih dan tingkat kebocoran dan kehilangan air (NRW/UFW) yang masih tinggi. Keterbatasan air baku  ini  terjadi dikarenakan 13 sungai/kali  (berserta 76 anak sungainya) yang melewati wilayah DKI  Jakarta berada dalam kondisi  tercemar berat. Satu‐satunya badan  air berupa  sungai/kali  yang masih dimanfaatkan oleh PAM  Jaya sebagai  sumber  air  baku  hingga  saat  ini  hanya  Kali  Krukut  pada  bagian  hulu  saja. Keadaan  ini  sungguh  ironis mengingat  keberadaan  13  sungai  yang  sia‐sia  sehingga tidak  dapat  dimanfaatkan  airnya  sebagai  sumber  air  baku  untuk  pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat ibukota. Keterbatasan air baku ini menempatkan DKI Jakarta, menjadi sangat bergantung pada suplai air baku dan air bersih dalam bentuk air curah (bulk treated water) untuk keperluan air bersih dari luar wilayah DKI Jakarta. Besarnya supplai air dari  luar wilayah DKI Jakarta  ini mencapai 97,8% dimana 83,43% 

Page 3: Proposal Buku Water Security Jakarta 2030

 

berasal  dari Waduk  Jatiluhur,  Jawa  Barat  dan  14,37%  dari  Cisadane  di  Tangerang, Banten. 

 

TABLE 1.  PERHITUNGAN PERKIRAAN KONDISI NERACA AIR (SEMENTARA) DKI JAKARTA 2010‐2025 

                     Sumber: Firdaus Ali, 2010 

 Fungsi DKI Jakarta sebagai Ibukota negara mengharuskan pemerintah daerah memiliki kemampuan  dalam  menyediakan  dan  sekaligus  menjamin  ketersediaan  air  bersih untuk berbagai  keperluan dengan  seminimal mungkin bergantung pada daerah  lain. Penyediaan  air  bersih  sebaiknya  dilakukan  dengan  memanfaatkan  potensi  sumber daya air yang dimiliki secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan daya dukung (carrying capacity) lingkungan. Pemenuhan kebutuhan air yang tidak bergantung pada wilayah  lain dapat mewujudkan tingkat ketahanan air  (water security) yang baik bagi DKI  Jakarta.  Kota  Singapura  merupakan  salah  satu  contoh  sukses  membangun ketahanan air mereka.  Komponen‐komponen di dalam neraca air, pada dasarnya menggambarkan seberapa besar  potensi  sumber  daya  air  yang  dimiliki  DKI  Jakarta.  Beberapa  potensi  sumber daya  air  alternatif  baru  yang  dapat  dimanfaatkan  adalah  air  dari  hasil  pengolahan kembali  air  bekas/limbah  (used water). Air bekas  yang  telah diolah  (reclaimed used water)  kemudian  dapat  dimanfaatkan menjadi  alternatif  tambahan  air  baku  untuk keperluan  air  bersih,  pemadaman  kebakaran,  dan  untuk  penggelontoran  sistem sanitasi  (flushing  water).  Selain  itu,  semakin  berkembangnya  upaya  memanen  air hujan  (rainwater harvesting) al  ini akan dapat membantu  sebagai bagian dari upaya 

 

No.  PARAMETER  PERENCANAAN   SATUAN TAHUN 

2010 2015 2020  2025

1   Jumlah Penduduk Total (1.000)  Jiwa 11.437  12.333  13.272   14.258 

2   Target Cakupan Layanan Air Bersih/Minum Perpipaan 

% 70 80*) 85  100

3   BATAS MAKSIMUM PENGAMBILAN AIR TANAH  %  30  20  15  0 

4   Total Penduduk Terlayani (1.000)  Jiwa 8.006  9.866  11.945   14.258 

5   Tingkat Konsumsi Air B ersih Domestik  L/org/hari 160 175 200  200

6  Kebutuhan Air Bersih Domestik L/dt 14.826 19.983 27.650  33.005

7  Kebutuhan Non‐Domestik  L/dt 4.892 6.594 9.125  10.892

8   Non Revenue Water (NRW)   % 40 35 30  25

9   Total Kebutuhan Air Bersih  L/dt 27.605 35.879  47.808   54.871 

10   Total Kebutuhan Air Baku  L/dt 28.985  37.673  50.199   57.614 

11  Total Kapasitas Produksi PAM Jaya  L/dt  19.328  21.828  21.828  21.828 

12  Suplai Air Bersih Curah dari TKR Tangerang  L/dt 2.800 2.800 0  0

13   DEFISIT AIR (AIR BAKU & AIR BERSIH) L/dt 6.857 13.045 28.370  35.786

Page 4: Proposal Buku Water Security Jakarta 2030

 

pengendalian banjir/genangan dan  sekaligus untuk meningkatkan  cadangan air baku saat musim kemarau. Reclaimed Used water dan  rainwater harvesting adalah bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan ketahanan air Provinsi DKI  Jakarta sebelum pilihan  untuk  mengolah  air  laut  (seawater)  melalui  proses  desalinasi  membrane (SWRO) dijadikan alternatif terakhir, karena pertimbangan biaya energi.  Dengan melihat pertumbuhan kota dan besarnya potensi bencana ekologi yang ada, ketahanan air di wilayah DKI  Jakarta  ini haruslah dibangun dan ditingkatkan dengan menekankan  pada  aspek  konservasi  dan  perlindungan  terhadap  cadangan  air  tanah dalam (ATD) yang merupakan salah satu faktor krusial bagi keberlanjutan kota pinggir pantai yang sangat rentan  terhadap resiko naiknya muka air  laut akibat dampak dari pemasan global dan perubahan iklim.   Penyediaan  air  bersih  sebaiknya diarahkan  kepada upaya  pemanfaatan  potensi  SDA yang  ada  dimiliki  secara  berkelanjutan  dengan  mempertimbangkan  daya  dukung lingkungan. Pemenuhan kebutuhan air yang tidak bergantung pada wilayah lain dapat mewujudkan tingkat ketahanan air (water security) yang baik bagi DKI Jakarta. Tingkat ketahanan air  suatu kawasan  sangat ditentukan oleh kemampuan  kawasan  tersebut dalam  menjaga  keseimbangan  antara  peningkatan  kebutuhan  (demand)  dan kemampuan  penyediaan  air  (supply)  secara  berkelanjutan  dan menyeluruh.  Dalam konsep Neraca Air  (water   balance), keseimbangan  tersebut dapat diperoleh dengan memperhatikan  faktor‐faktor  input dan output dalam  suatu  sistem. Oleh karena  itu, komponen‐komponen di dalam neraca air perlu dikaji secara seksama dan cermat.   Hasil kajian yang menyangkut kondisi neraca air (water balance) sangat esensial dalam menentukan  tingkat  ketahanan  air  (water  security)  bagi  DKI  Jakarta.  Kajian  ini mendesak  untuk  dilakukan  sehingga  dapat  memberikan  gambaran  yang  jelas  dan nyata  tentang  kondisi  ketersediaan  (availability),  kebutuhan  (demand),  kemampuan penyediaan  (supply)  dari  masing‐masing  komponen  neraca  air  (air  permukaan,  air tanah, air hujan, air bekas/limbah, dan gambaran potensi alternatif pemanfaatan air asin/laut/payau) yang ada untuk mendukung perkembangan atau pertumbuhan kota ini  ke  depan.  Tidak  hanya  masyarakat  luas  dan  pemerintah  yang  berkepentingan, tetapi  pelaku  bisnis  (property  dan  utilitas)  akan  sangat  terpengaruh  dalam  upaya mengembangkan dan sekaligus menjamin keberlanjutan aktifitas bisnis mereka. Kota‐kota  besar  di  luar  negeri  yang  berhasil  tumbuh menjadi  kota  yang  nyaman,  sehat, produktif  dan  aktraktif  terbukti  karena  ada  dukungan  yang  kuat  dan  signifikan  dari sistem  neraca  air  yang  seimbang  yang  didukung  dengan  konsep  pengelolaan  yang terpadu dan berkelanjutan.  

 

 II. MAKSUD DAN TUJUAN 

Maksud  dari  kegiatan  ini  adalah  untuk  mendalami  dan  mengevaluasi  seluruh komponen  neraca  air  yang  terdapat  dalam  sistem  sumber  daya  air  di  Provinsi  DKI Jakarta.  Neraca  air  ini  terutama  dikaitkan  dengan  kecenderungan  peningkatan kebutuhan terhadap air bersih dan tentunya juga air baku yang terus terjadi dan perlu upaya  pemenuhannya  secara  sistemik,  terpadu,  dan  berkelanjutan  dalam  rangka membangun dan memperbaiki tingkat ketahanan air (water security level) Provinsi DKI 

Page 5: Proposal Buku Water Security Jakarta 2030

 

Jakarta menuju tahun sasaran 2030. Hal ini sejalan dengan RTRW Provinsi DKI Jakarta 2011‐2030 yang disahkan oleh DPRD Provinsi DKI  Jakarta pada 24 Agustus 2011  lalu untuk menjadi Peraturan Daerah No. 1  tahun 2012  tentang RTRW DKI  Jakarta 2011‐2030.  Hasil kajian  ini kemudian akan dituangkan dalam suatu buku yang berjudul “Menata Siklus  Air  Jakarta: Membangun  Ketahanan  Air  Ibukota  2030; Melalui  Pendekatan Biru, Hijau dam Bersih Kota Kita.” Buku  ini merupakan buku pertama  yang pernah disusun  tentang permasalahan air dan sumber daya air  ibukota NKRI dan akan berisi ulasan  terkait dengan  tantangan serta peluang untuk memperbaiki atau menata dan sekaligus  membangun  sistem  ketahanan  air  Jakarta  (Jakarta  Water  Security Development)  serta  bagaimana  Jakarta  menuju  tahun  2030  yang  akan  melibatkan banyak pakar terkait.    

  

GAMBAR 3. CONTOH COVER BUKU MENATA SIKLUS AIR JAKARTA 

 

 Walaupun akan ditulis dengan dengan gaya  ilmiah‐populer, buku  ini diarahkan akan menjadi  referensi  bagi  banyak  pihak mulai  dari  generasi muda  dan  pelajar,  pelaku bisnis  atau  sektor dunia usaha, penyusun  kebijakan,  lembaga penelitian/pengkajian, dan  pemerintah  (pusat  dan  daerah)  hingga  kelembaga  asing  atau  institusi internasional.  Sasaran  strategis  dari  buku  ini  adalah  generasi  muda,  pelajar,  dan mahasiswa yang diharapkan akan dapat sepenuhnya memahami persoalan air, sumber daya air, dan  lingkungan yang sedang dan akan dihadapi oleh  ibukota NKRI yang kita cintai  ini sehingga menggugah kesadaran kolektif anak bangsa  ini untuk memberikan kontribusi nyata untuk melindungi air, sumber daya air, dan lingkungan Jakarta. 

Page 6: Proposal Buku Water Security Jakarta 2030

 

Untuk  efektifitas  penyampaian  pesan  dan  memiliki  daya  gugah  tinggi,  buku  ini direncanakan  akan  dilengkapi  dengan  video  animasi  tentang  simulasi  masalah  air, sumber daya air, dan  lingkungan di DKI Jakarta dan visi strategis membangun tata air yang berkelanjutan dan  terpadu menuju  tahun 2030. Khusus untuk kalangan pelajar SD dan TK buku ini akan dilengkapi dengan komik animasi yang akan menarik mereka untuk mengetahui pesan‐pesan strategis dalam buku utamanya.     

III. OBYEKTIF DAN SASARAN STRATEGIS Hasil kajian ini akan memetakan kondisi neraca air yang ada saat ini dan memberikan alternatif  penanganan  yang  harus  dilakukan  secara  terpadu,  menyeluruh,  dan berkelanjutan  dari  berbagai  aspek  untuk  dapat  secara  sistematis  dan  bertahap memperbaiki  dan meningkatkan  tingkat  ketahanan  air  (water  security)  DKI  Jakarta dengan  tidak  lagi  tergantung dan  terpengaruh pada suplai air baku dari  luar wilayah DKI Jakarta.   Lebih rinci lagi, sasaran dan keluaran yang diharapkan dari kegiatan kajian strategis ini diantaranya adalah sebagai berikut: a) Teridentifikasinya  besaran  kebutuhan  (demand)  air  bersih  perkotaan  di Wilayah 

DKI Jakarta. b) Teridentifikasinya  besaran  dari  masing‐masing  sumber  air  bersih  yang  saat  ini 

dimanfaatkan oleh masyarakat maupun oleh sektor dunia usaha dan industri yang ada di wilayah DKI Jakarta dan analisis terhadap tingkat keberlanjutannya. 

c) Tersusunnya  suatu  neraca  air  (water  balance)  Provinsi  DKI  Jakarta  yang  lebih akurat dan terkini dengan mencermati kondisi pengembangan dan pembangunan kota. 

d) Dihasilkannya  rekomendasi  strategis  terkait dengan  rencana pengembangan dan pemanfaatan  potensi  masing‐masing  sumber  air  secara  hirarkis  dengan memperhatikan  aspek  keberlanjutan  pemanfaatannya  dengan  resiko  lingkungan yang sekecil mungkin. 

e) Teridentifikasinya besaran potensi  cadangan  sumber daya air  tanah dalam  (deep groundwater) untuk dapat memastikan kapasitas aman pengambilan/pemanfaatan (kapasitas  ekstraksi  amannya)  dalam  rangka  mendukung  tingkat  ketahan  air Provinsi DKI Jakarta. 

f) Dihasilkannya  suatu  peta  spatial  interaktif  tentang  kondisi  tingkat  ketahanan  air (water security condition level) bagi 5 wilayah administratif yang ada di Provinsi DKI Jakarta yang akan dijadikan sebagai media informatif bagi pimpinan di DKI Jakarta terkait dengan tingkat ketahanan air di DKI Jakarta.  

Keluaran dari kegiatan  ini adalah tersusunnya buku terkait dengan kondisi Neraca Air dan  Strategi  Perbaikan  dan  Peningkatan  Ketahanan  Air DKI  Jakarta menuju  horizon 2030 yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan bagi pemerintah dan keputusan strategis bagi pelaku bisnis dan dunia usaha dalam rangka pengembangan bisnis ke depan.      

Page 7: Proposal Buku Water Security Jakarta 2030

 

IV. METODOLOGI DAN PENDEKATAN Secara umum, metoda yang akan digunakan dalam kegiatan kajian strategis ini secara berurutan  adalah  berdasarkan  studi  kepustakaan,  pengumpulan  data  dan  termasuk data pendukung, melakukan telaah (review) dan analisisterhadap komponen neraca air yang  ada, melakukan  proyeksi  besaran  kebutuhan  (demand  projection), melakukan survai dan pengukuran lapangan secara representatif, melakukan kegiatan pengolahan data, analisis dan sintesis, kemudian membuatkan  rumusan strategi, dan kesimpulan serta rekomedasi kebijakan terkait dengan tingkat ketahanan air (water security level). Kegiatan  pendukung  yang  sangat menentukan  akan  keberhasilan  kegiatan  kajian  ini diantaranya  adalah berupa  rangkaian  kegiatan  Focus Group Discusion  (FGD) dengan para pakar terkait  dan segenap pemangku kepentingan yang ada.    

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  GAMBAR 4.  DIAGRAM ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN KAJIAN

PERSIAPAN: 

METODOLOGI DAN RENCANA KERJA 

PENGUMPULAN DATA SEKUNDER 

REVIEW STUDI TERDAHULU DAN STUDI TERKAIT KUNJUNGAN DAN PENGAMATAN LAPANGAN  

PELAKSANAAN KAJIAN: 

PENGUMPULAN DATA PRIMER (PENGAMATAN, SURVEI, DAN PENGUKURAN) TERKAIT POTENSI AIR PERMUKAAN, AIR HUJAN, AIR BEKAS, DAN AIR TANAH  

REVIEW KOMPONEN NERACA AIR PROVINSI DKI JAKARTA 

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA: 

MELAKUKAN PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK DAN KEBUTUHAN AIR 

MENGHITUNG POTENSI KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN, AIR HUJAN, AIR BEKAS, DAN AIR TANAH YANG AMAN UNTUK DIMANFAATKAN DI DKI JAKARTA 

MENGHITUNG KONDISI NERACA AIR MAKRO DKI JAKARTA 

PENYAJIAN HASIL DAN REKOMENDASI STRATEGISNERACA AIR PROVINSI DKI JAKARTA HINGGA 2030 

MENGHITUNG TINGKAT KETAHANAN AIR PROVINSI DKI JAKARTA HINGGA 2030 

PETA SPASIAL KETAHANAN AIR PROVINSI DKI JAKARTA  

SELESAI

MULAI 

BUKU “MENATA SIKLUS AIR JAKARTA: MEMBANGUN KETAHANAN AIR JAKARTA 2030”

DISKUSI LAPORAN 

&KONSEP BUKU 

Page 8: Proposal Buku Water Security Jakarta 2030

 

Kajian  ini  dilakukan menggunakan  pendekatan  teknis,  survei  dan  proyeksi  dinamis terhadap  nilai‐nilai  kuantitatif  dan  kualitatif.  Survei  dilakukan  untuk mengumpulkan data dan  informasi  terkait dengan  ketersediaan  sumber daya  air dan  kebutuhan  air perkotaan  di wilayah  Provinsi  DKI  Jakarta.  Pegumpulan  data merupakan  salah  satu tahapan  kegiatan  yang  penting  dilakukan  karena  data  yang  tersedia  dan  diperoleh, khususnya  terkait dengan aspek hidrologi dan hidrogeologi akan sangat menentukan besaran kuantitatif potensi SDA yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang aktifitas dan pembangunan kota ini setidaknya untuk 20 tahun ke depan.   Pengumpulan  data  dilakukan melalui  studi  kepustakaan,  pengumpulan  data  primer dan  data  pendukung,  review  atau  telaah  ulang  dan  melakukan  analisa  terhadap komponen  neraca  air  yang  ada,  survei  dan  pengukuran  atau  pengamatan  lapangan secara representatif untuk mendapatkan data yang  lebih akurat dan mewakili kondisi sesungguhnya. Data yang diperoleh selanjutnya diolah, dianalisis dan sintesis dengan menggunakan  berbagai  persamaan  yang  sesuai  untuk  mendapatkan  proyeksi ketersediaan dan kebutuhan air di wilayah Provinsi DKI Jakarta hingga 20 tahun yang akan datang. Selanjutnya, hasil analisis ketersediaan sumber daya air dan kebutuhan air perkotaan  ini akan digunakan untuk menyusun neraca air di wilayah Provinsi DKI Jakarta.  Hasil  penyusunan  neraca  air  ini  diharapkan  dapat  memberikan  gambaran bagaimana tingkat ketahanan air untuk 20 tahun ke depan.  

 Perhitungan  neraca  air melibatkan  dua  komponen  utama  yaitu  persediaan  air  dan penggunaan air. Potensi ketersediaan air di wilayah DKI Jakarta yang meliputi sumber‐sumber  air  dinamis  (sungai/kali),  sumber  air  statis  (danau/waduk/situ),  potensi  air tanah  (tertekan/tidak  tertekan),  potensi  air  bekas  perkotaan  yang  dapat  diolah menjadi  air  bersih,  dan  air  dari  sumber  lain  seperti  air  impor  (berupa  bulk  treated water)  dan  air  hasil  filtrasi membrane  terhadap  air  dengan  tingkat  salinitas  tinggi (payau dan asin). Selanjutnya, kebutuhan air perkotaan dihitung berdasarkan berbagai kebutuhan yang terdapat di DKI Jakarta seperti kegiatan domestik, komersial, industri, institusional,  sanitasi  perkotaan,  pemadam  kebakaran  dan  penggunaan  lainnya. Neraca  air  dihitung  dengan mengurangi  jumlah  air  yang  tersedia  dengan  air  yang dibutuhkan. Hasil dari perhitungan neraca air akan menunjukkan kondisi ketersediaan air yang surplus atau defisit. Untuk dapat memberikan gambaran dalam pelaksanaan pekerjaan  ini dengan baik,  tepat waktu dan sasaran sesuai dengan keluaran  (output) akhir  yang  diharapkan,  maka  strategi  yang  dilakukan  adalah  dalam  menyiapkan metodologi pelaksanaan kajian.   

V. TENAGA AHLI YANG TERLIBAT Tenaga ahli professional yang terlibat dalam pelaksanaan kajian dan penyusunan buku neraca air dan ketahanan air DKI Jakarta ini adalah tenaga senior yang berasal dari ITB, IPB,  dan UI  yang mempunyai  keahlian  dan  pengalaman  dalam  bidang  perencanaan kota,  pengelolaan  sumber  daya  air,  hidrogeologi,  hidrologi,  teknik  lingkungan, pemodelan neraca air, dan tenaga pendukung lain. Berikut ini adalah beberapa Tenaga Ahli  yang  akan  terlibat  penuh  dalam  kegiatan  yang  akan  berlangsung  selama  lebih kurang 5 bulan.  

Page 9: Proposal Buku Water Security Jakarta 2030

 

Dr. Ir. Firdaus Ali, MSc. (Teknik Lingkungan UI & IWI) Ketua Team Prof. Dr. Lambok Hutasoit, MSc. (Hidrogeologi ITB) Anggota Dr. Ir. Nyoman Suwartha, MSc. (Hidrologi Hokkaido Univ.) Anggota Ir. Lastyo Kuntoaji, MCP (Teknik Lingkungan ITB & MIT) Anggota Ir. Evy Novita, MS. (Teknik Lingkungan ITB & Damstat) Anggota

 Seluruh tenaga ahli profesional diatas akan didukung oleh tenaga pendukung berupa asisten tenaga ahli dan operator lapangan dan ahli GIS dan CAD dalam bidang sumber daya air perkotaan.   

VI. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Kegiatan  kajian  akan  dilaksanakan  selama  5  (lima)  bulan  termasuk  penulisan  buku sistem neraca dan ketahanan air Jakarta 2030 yang kemudian siap untuk diterbitkan dan didesiminasi  kepada  pemerintah,  dunia  usaha  atau  pelaku  bisnis,  organisasi  non‐pemerintah,  lembaga  penelitian  dan  pengkajian,  perguruan  tinggi,  sekolah‐sekolah dan lembaga asing yang ada di Indonesia. Kegiatan ini akan dilaksanakan awal Oktober 2012  dan diharapkan selesai pada akhir Februari 2013.  TABEL 2. JADWAL KEGIATAN KAJIAN DAN PENYUSUNAN BUKU 

 NO. 

 KEGIATAN 

BULAN (2012‐2013)OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI  FEBRUARI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2  3  4     

1  REVIEW REFERENSI TERKAIT           

2  PENELITIAN LAPANGAN & LAB          

3  PENGOLAHAN DATA & ANALISA          

4  PERHITUNGAN NERACA AIR           

5  PERHITUNGAN TINGKAT KETAHANAN AIR  

         

6  PENULISAN LAPORAN           

7  PENYUSUNAN/PENULISAN BUKU          

8  PELUNCURAN BUKU           

  

VII. RENCANA ANGGARAN   Biaya:

‐ Biaya personil              Rp.   175.000.000 ‐ Biaya operasional &administrasi pendukung     Rp.     50.000.000 ‐ Biaya investigasi/pengukuran lapangan      Rp.   250.000.000 ‐ Biaya samping, analisa lab, dan pengolahan data    Rp.    50.000.000 ‐ Biaya penyusunan laporan dan penulisan naskah buku  Rp.    30.000.000 ‐ Biaya pencetakan buku (1.000 copy x Rp. 70.000/copy)  Rp.    70.000.000 ‐ Biaya peluncuran buku          Rp.    50.00.000 ‐ Biaya lain‐lain              Rp.    50.000.000 

          TOTAL        Rp.  725.00.000    

(Tujuh ratus dua puluh lima juta rupiah)   

Page 10: Proposal Buku Water Security Jakarta 2030

 

Sumber Pendanaan: ‐ Indonesia Water Institute (IWI)         Rp.     50.000.000 ‐ Sponsorship Komersial Korporasi/Lembaga      Rp.   500.000.000 ‐ Donasi korporasi melalui bantuan CSR      Rp.   175.000.000 

          TOTAL        Rp.  725.000.000    

(Tujuh ratus dua puluh lima juta rupiah)     Sebagai  bentuk  apresiasi  dari  dukungan  finansial  yang  diberikan  oleh  donator, simpatisan, dan pelaku bisnis yang  ingin menjadi bagian dari masa depan ibukota DKI Jakarta yang  lebih baik dari yang  sedang kita hadapi  saat  ini dan  sebagai  legacy kita kepada  anak‐cucu  kita  sebagai  generasi  penerus  peradaban  kita  ini,  nama  lembaga atau instansi pendukung beserta logo perusahaan kontributor atau penyumbang akan ada  pada  lembaran  apresiasi  yang  disediakan  pada  buku. Ucapan  terima  kasih  dan apresiasi atas dukungan yang diberikan juga akan dituliskan pada kata pengantar yang akan  diberikan  oleh  Penerbit,  Team  Penulis,  dan  Gubernur  DKI  Jakarta.  Buku  akan ditulis  dengan  gaya  jurnalis  semi  ilmiah‐populer  yang  dibantu  oleh  tenaga  penulis professional. Buku  ini akan  juga diterbitkan  secara  terbatas dalam edisi English yang akan dicetak dengan kualitas terbaik.   

VIII. POLA PARTISIPASI  

Terkait  dengan  kegiatan  strategis  ini,  IWI mengundang  partisipasi  atau  peran  serta 

seluruh  pemangku‐kepentingan  terkait  dengan masa  depan  ibukota  DKI  Jakarta  ini 

dalam  bentuk  dukungan  pendanaan  yang  dibutuhkan  untuk  kegiatan  strategis  ini 

beserta beberapa kegiatan turunannya demi memperbaiki dan sekaligus sebagai upaya 

kolektif kita untuk membangun sistem ketahanan air (water security) ibukota NKRI ini 

demi masa depan kita bersama. 

Partisipasi Pertama adalah berupa donasi dalam bentuk  sumbangan  finansial dalam 

jumlah minimum  Rp.  10  juta  rupiah  yang  akan  kami  kompensasikan  dalam  bentuk 

ucapan terima kasih sebagai tanda apresiasi dalam lembaran khusus yang berisi daftar 

donator  serta  undangan  pada  saat  peluncuran  buku  yang  akan  diliputi  oleh media 

cetak, elektronik, dan online. Donasi  tersebut dapat dikirimkan  langsung ke rekening 

bank Indonesia Water Institute (IWI) di Bank BRI KCP TB. Simatupang, Jakarta Selatan 

dengan No Account # 2075‐01‐000073‐30‐5 dengan mencantumkan kata‐kata “Buku 

Air Jakarta 2030.” 

Partisipasi  Kedua  adalah  berupa  kerjasama  sponsorship  dengan  sistem  imbal  jasa 

dimana  pihak  sponsor disamping mewujudkan  kepeduliannya  terhadap masa depan 

ibukota  yang  kita  cintai  sekaligus  mendapatkan  kesempatan  promosi  dengan 

jangkauan pembaca yang sangat luas dari berbagai lapisan masyarakat pembaca buku 

dengan  perangkat  turunannya.  Kerjasama  sponsorship  ini  dikemas  dalam  rincian 

paket‐paket sebagai berikut: 

Page 11: Proposal Buku Water Security Jakarta 2030

 

A.  PAKET PLATINUM SEBESAR RP. 150.000.000,‐ Paket ini memberikan apresiasi dan kompensasi pada pihak sponsor berupa pemasangan: 

Logo ukuran 40 x 60 mm di cover halaman belakang luar buku 

5 Copi buku edisi lux dan 10 copi edisi biasa.  Profil korporasi ukuran 1 halaman berwarna penuh (full page color) dalam buku 

1 space tayang selama 1 tahun di web indonesiawaterinstitute.org 

logo di paper bag dan backdrop pada saat peluncuran buku  spanduk dan umbul‐umbul pada acara “book launching”.  

B.  PAKET GOLD SEBESAR RP. 100.000.000,‐ Paket ini memberikan apresiasi dan kompensasi pada pihak sponsor berupa pemasangan: 

Logo ukuran 25 x 40 mm di cover halaman belakang luar buku 

3 Copi buku edisi lux dan 5 copi edisi biasa.  Profil korporasi ukuran 1/2 halaman berwarna dalam buku 

1 space tayang selama 1 tahun di web indonesiawaterinstitute.org 

logo di paper bag dan backdrop pada saat peluncuran buku  spanduk dan umbul‐umbul pada acara “book launching”. 

 C.  PAKET SILVER SEBESAR RP. 50.000.000,‐ 

Paket ini memberikan apresiasi dan kompensasi pada pihak sponsor berupa pemasangan: 

Logo ukuran 40 x 60 mm di cover halaman belakang  dalam buku 

1 Copi buku edisi lux dan 3 copi edisi biasa.  Profil korporasi ukuran 1/4 halaman berwarna (full page color) dalam buku 

1 space tayang selama 1 tahun di web indonesiawaterinstitute.org 

logo di paper bag dan backdrop pada saat peluncuran buku  spanduk dan umbul‐umbul pada acara “book launching”. 

 C.  PAKET UTAMA SEBESAR RP. 25.000.000,‐ 

Paket ini memberikan apresiasi dan kompensasi pada pihak sponsor berupa pemasangan: 

Logo ukuran 25 x 40 mm di cover halaman belakang  dalam buku 

1 Copi buku edisi lux dan 3 copi edisi biasa.  Profil korporasi ukuran 1/4 halaman hitam puti (B/W) dalam buku 

1 space tayang selama 1 tahun di web indonesiawaterinstitute.org 

logo di paper bag dan backdrop pada saat peluncuran buku.  

Apapun paket donasi dan kerjasama  sponsorship yang diberikan oleh korporasi atau entitas  sesungguhnya  ini  menunjukan  perhatian  dan  komitmen  yang  tinggi  untuk membentu menyelamatkan  ibukota NKRI  ini dari persoalan  yang  terkait dengan  air, sumber daya air, dan lingkungan secara keseluruhan. Bukti peranserta yang diberikan akan  abadi  terpatri  dalam  buku  yang  akan  didistribusikan  dan  dibaca  oleh  hamper sebagian besar masyarakat di DKI  Jakarta maupun sebagai  referensi bagi masyarakat luas di Indonesia maupun di luar negeri. 

Page 12: Proposal Buku Water Security Jakarta 2030

 

IX. PENUTUP Buruknya  kondisi  pengelolaan  sumber  daya  air  di DKI  Jakarta  tidak  saja  disebabkan oleh tekanan dari perubahan tata ruang wilayah dalam kota dan di daerah hulu, tetapi juga dipicu oleh peningkatan beban populasi yang sangat disayangkan sebagian besar diantara  masyarakat  kita  masih  berlaku  primitif  dalam  menjaga  dan  memelihara sumber daya yang sangat vital tidak hanya bagi kehidupan tetapi bagi keberlangsungan ekosistem dan dunia bisnis.  Untuk menata kondisi neraca air dan tingkat ketahanan air ibukota NKRI ini diperlukan kesadaran dan dukungan semua pihak dan terutama adalah pemilik modal dan pelaku bisnis di DKI Jakarta ini. Partisipasi dan peran serta dunia usaha dalam bentuk bantuan finansial untuk mendukung kegiatan strategis ini sangat menentukan arah penanganan masalah air dan sumber daya air di Jakarta saat ini dan ke depan. Kami para pakar, baik dari  dunia  akademisi maupun  para  peneliti  dan  perencana  professional  akan  dapat memberikan yang terbaik dari kegiatan ini tentunya karena dukungan semua pihak.  

oooOooo 

  NOTE: 

TETANG INDONESIA WATER INSTITUTE (IWI): WWW.INDONESIAWATERINSTITUTE.ORG   

 

IWI DIDIRIKAN AWALNYA PADA TAHUN 2007 OLEH DR. IR. FIRDAUS ALI,MSC. SETELAH BENCANA BANJIR BESAR MELANDA IBUKOTA JAKARTA DAN

JAKARTA MULAI DIHADAPKAN PADA KRISIS AIR YANG MAKIN SERIUS. DALAMWAKTU BERSAMAAN HAMPIR SELURUH WILAYAH INDONESIA DIHADAPKAN

PADA KRISIS AIR, SUMBER DAYA AIR, DAN LINGKUNGAN (BANJIR, KEKERINGAN,DAN PENCEMARAN TERHADAP BADAN‐BADAN AIR KITA). IWI SAAT INI SUDAH

DIKENAL DAN JADI MITRA BEBERAPA LEMBAGA KAJIAN SUMBER DAYA AIR DAN

LINGKUNGAN INTERNATIONAL.

SEBAGAI KONTRIBUSI NYATA IWI UNTUK MEMBANTU MENCARIKAN SOLUSI

TERHADAP MASALAH TERSEBUT DIATAS, IWI MENGAMBIL PRAKARSA DAN

INISIATIF TEROBOSAN MULAI DARI GAGASAN KONSEP TEROWONGAN MULTI

FUNGSI MPDT, SPAM JATILUHUR, KAJIAN DAERAH RAWAN AIR,PENGENDALIAN EKSTRAKSI AIR TANAH DALAM, USULAN MEMBANGUN

FASILITAS LINGKUNGAN TERPADU DI TELUK JAKARTA, PENATAAN KAWASAN

KOTA TUA DAN KALI BESAR JAKARTA SAMPAI PADA INISIATIF AIR BERSIHUNTUK DAERAH KUMUS DAN MISKIN (KUMIS) PERKOTAAN DI JAKARTA.

TAHUN 2011 LALU IWI BERINISIATIF DAN BEKERJASAMA DENGAN DINASPEKERJAAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA, DEWAN SUMBER DAYA AIRPROVINSI DKI JAKARTA, UNIVERSITAS INDONESIA, DAN INSTITUTE TEKNOLOGIBANDUNG UNTUK MELAKUKAN PENGUKURAN VERIFIKASI TETANG KONDISI

REAL TOPOGRAFI JAKARTA RELATIF TERHADAP TINGGI MUKA AIR LAUT RATA‐RATA SEBAGAI GAMBARAN NYATA TERHADAP ANTISIPASI DAMPAK TURUNNYA

MUKA TANAH (LAND SUBSIDENCE) DAN NAIKNYA MUKA AIR LAUT DI WILAYAH

IBUKOTA DKI JAKARTA.