bab i pendahuluan - · pdf filependahuluan 1.1 ... berbasis cad (computer aided design) ......

38
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT. Kwarsa Hexagon, yang dipimpin oleh Djoko Hartono sebagai Direktur Utama dan dibantu oleh Yoyok Sukari dan Wiwin Winarto masingmasing sebagai Direktur, pada Juli 2007 telah berhasil melewati usia 25 tahun. Perusahaan yang berdomisili di Kota Bandung ini didirikan pada 1 Juli 1982 melalui penetapan Akta Notaris M. Peggy Natanael No. 1, dengan lingkup usaha sebagai perusahaan jasa konsultan teknik. Pada Tahun Usaha 2006/2007 (basis AprilMaret) Perusahaan berhasil membukukan revenue sebesar Rp 35,6 milyar dan laba bersih (net income) Rp 2,1 milyar, sementara itu pada Tahun Usaha 2007/2008 per 29 Februari 2008, Perusahaan telah membukukan revenue sebesar Rp 40,2 milyar dan rencana laba bersih sebesar Rp 3,2 milyar. Ratarata pertumbuhan revenue selama 8 tahun terakhir (Tahun Usaha 2000/2001 – 2007/2008) sebesar 19,1%, dan ratarata pertumbuhan laba bersih 32,6% per tahun. Sumber revenue utama Perusahaan sejak berdiri hingga saat ini berasal dari Departemen Pekerjaan Umum dan PT. PLN, sementara itu sejak 3 tahun terakhir Perusahaan juga telah berhasil mengembangkan potential revenuenya dari Departemen Pertanian dan klien perusahaan swasta. Proyekproyek yang ditangani PT. Kwarsa Hexagon, tidak saja proyekproyek yang berasal dari APBN namun juga proyekproyek yang didanai melalui sumber dana luar negeri seperti World Bank, Asian Development Bank (ADB), dan Japan Bank for

Upload: hoangnhan

Post on 31-Jan-2018

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

1  

 

BAB I 

PENDAHULUAN 

 

1.1.   Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan  

PT.   Kwarsa Hexagon,  yang dipimpin  oleh Djoko Hartono  sebagai Direktur 

Utama  dan  dibantu  oleh  Yoyok  Sukari  dan Wiwin Winarto masing‐masing 

sebagai  Direktur,  pada  Juli  2007  telah  berhasil  melewati  usia  25  tahun.   

Perusahaan yang berdomisili di Kota Bandung  ini didirikan pada 1  Juli 1982 

melalui  penetapan  Akta  Notaris M.  Peggy  Natanael  No.  1,  dengan  lingkup 

usaha sebagai perusahaan jasa konsultan teknik.      

 

Pada  Tahun  Usaha  2006/2007  (basis  April‐Maret)  Perusahaan  berhasil 

membukukan revenue sebesar Rp 35,6 milyar dan laba bersih (net income) Rp 2,1 

milyar,  sementara  itu  pada  Tahun  Usaha  2007/2008  per  29  Februari  2008, 

Perusahaan  telah membukukan  revenue  sebesar  Rp  40,2 milyar  dan  rencana 

laba  bersih  sebesar Rp  3,2 milyar.   Rata‐rata  pertumbuhan  revenue  selama  8 

tahun  terakhir  (Tahun Usaha 2000/2001 – 2007/2008) sebesar 19,1%, dan  rata‐

rata pertumbuhan laba bersih 32,6% per tahun.    

 

Sumber  revenue  utama  Perusahaan  sejak  berdiri  hingga  saat  ini  berasal  dari 

Departemen  Pekerjaan  Umum  dan  PT.  PLN,  sementara  itu  sejak  3  tahun 

terakhir Perusahaan  juga  telah berhasil mengembangkan potential revenue‐nya 

dari Departemen Pertanian dan klien perusahaan swasta.  Proyek‐proyek yang 

ditangani  PT. Kwarsa Hexagon,  tidak  saja  proyek‐proyek  yang  berasal  dari 

APBN  namun  juga  proyek‐proyek  yang  didanai melalui  sumber  dana  luar 

negeri  seperti World Bank, Asian Development Bank  (ADB), dan  Japan Bank  for 

Page 2: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

2  

International  Cooperation  (JBIC).    Dalam  pelaksanaan  di  beberapa  proyek‐

proyeknya, PT. Kwarsa Hexagon dalam upaya menggabungkan  sumberdaya 

juga menjalin  asosiasi,  baik  dengan  perusahaan  konsultan Nasional maupun 

perusahaan konsultan asing yang berasal dari U.S.A., Jepang, Australia, Italia, 

Belanda, dan Jerman,  

 

Di  tengah  persaingan  dalam  bisnis  industri  jasa  konsultan  di  satu  sisi  dan 

keinginan untuk mewujudkan PT. Kwarsa Hexagon sebagai perusahaan yang 

memiliki  ‘going concerns’ berjangka panjang, maka Dewan Direksi dan  jajaran 

manajemen  Perusahaan  pada  tahun  2005  telah  menetapkan  sasaran  jangka 

panjang pengembangan usaha yang dikemas dalam Tahapan Lima Tahunan 

(TLT).   Dalam Tahapan Lima Tahunan tersebut, Perusahaan telah menetapkan 3 

sasaran  utama,  yakni  Pertumbuhan  Revenue,  Pengembangan  Bisnis,  dan 

Pengembangan  Organisasi.    Sebagai  upaya  peningkatan  dayasaing 

Perusahaan,  mulai  tahun  2003,  PT.  Kwarsa  Hexagon  telah  melakukan 

penerapan prosedur sistem manajemen mutu, dan pada Agustus 2003 sistem 

manajemen  mutu  Perusahaan  telah  memperoleh  sertifikasi  ISO  9001:2000 

melalui Badan Sertifikasi SGS yang  terakreditasi pada UKAS  (United Kingdom 

Accreditation System). 

  

1.2. Lingkup Bidang Usaha 

Pada  tahun‐tahun pertama pendiriannya hingga  tahun  1986, bidang  layanan 

inti Perusahaan adalah Survey dan Investigasi di sektor topografi, geoteknik dan 

pengembangan  airtanah.    Bidang  layanan  jasa  konsultan  antara  tahun  1987‐

1995  berkembang  ke  arah  Detailed  Engineering  Design  dan  Construction 

Supervision di sektor pembangunan  jalan dan  jembatan, sistem penyediaan air 

minum, irigasi dan sumberdaya air.   

 

Page 3: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

3  

Seiring dengan bertambahnya pengalaman dan kompetensi Perusahaan, maka 

bidang layanan berkembang menjadi 7 bidang layanan, yaitu : 

• Survey & Investigasi 

• Master Plan 

• Feasibility Study 

• Detailed Engineering Design 

• Construction Management & Supervision 

• Project Benefit Monitoring & Evaluation dan Project Completion Report 

• Community Development 

Sementara  itu,  sektor  pembangunan  yang  ditangani  PT.  Kwarsa  Hexagon 

dewasa ini yang telah memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) kualifikasi Besar 

(Grade 4), mencakup : 

• Topografi, Hidrogeologi, dan Geoteknik 

• Sumberdaya Air (Water Resources Development) 

• Struktur  Bangunan  Pelabuhan,  Gedung,  Jalan  dan  Jembatan  (Civil  & 

Construction Management) 

• Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Agriculture, Fishery & Forestry) 

• Pembangunan Energi Listrik dan Teknologi Informasi (Energy Development 

& IT) 

• Studi‐studi Lingkungan Hidup (Environmental Studies) 

• Pembangunan Perumahan, Permukiman & Prasarana Perkotaan  (Housing, 

Settlements & Urban Infrastructure) 

Pada  Tabel  1.1.  berikut  disajikan  perkembangan  revenue  tahun  2004‐2008 berdasarkan sektor layanan usaha. 

     

Page 4: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

4  

Tabel 1.1.    Perkembangan Revenue PT. Kwarsa Hexagon (2004‐2008)      Berdasarkan Lingkup Layanan Usaha (dalam Rp 000,‐)  

 Sumber :  Laporan Analisis Hasil Operasi dan Keadaan Keuangan PT. Kwarsa Hexagon 

 

Berdasarkan  Tabel  1.1.  tersebut  di  atas memberikan  informasi  bahwa  Sektor 

Pembangunan Perumahan, Permukiman dan Prasarana Perkotaan, serta Sektor 

Pembangunan Energi Listrik selama perioda 2004‐2008 telah menjadi ‘backbone’ 

revenue Perusahaan. 

 

Perkembangan revenue di Sektor Pembangunan Perumahan, Permukiman dan 

Prasarana  Perkotaan  terutama  dipacu  oleh  adanya  kebijakan  Pemerintah  di 

sektor  perumahan  melalui  Kementrian  Negara  Perumahan  Rakyat  dalam 

upaya  memenuhi  kebutuhan  perumahan  bagi  masyarakat  berpenghasilan 

menengah‐kebawah,  serta  transformasi  pembangunan  prasarana  perkotaan 

dan  permukiman  berbasis  masyarakat  melalui  pendekataan  pembangunan 

‘community based development’.   Sementara itu, pertumbuhan revenue di Sektor 

Pembangunan Energi Listrik dipicu oleh adanya kebijakan Pemerintah dalam 

upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik Nasional dan stabilisasi kelangkaan 

tenaga  listrik  pada  sistem  Jawa‐Bali,  yang  tertuang  dalam  RUPTL  (Rencana 

Topography & Geology Survey 3,265,039       8.12% 2,930,949     8.24% 2,150,871     6.92% 7,221,966     26.10% 1,906,674       8.71%

and Geotechnical Investigation

WaterResources 3,223,459       8.02% 4,847,968     13.62% 4,940,095     15.89% 3,879,032     14.02% 3,025,658       13.82%

Development

Civil &Construction 2,949,571       7.34% 266,302         0.75% 1,556,905     5.01% 2,646,574     9.56% 2,870,496       13.11%

Management

Agriculture, Fisheries & 1,320,132       3.28% 152,890         0.43% 1,707,566     5.49% 903,194         3.26% ‐                   0.00%

Forestry

Energy and 11,127,311     27.68% 8,463,715     23.78% 11,660,367   37.51% 5,782,660     20.90% 4,231,740       19.33%

Information Tech. Development

Environmental 569,171           1.42% 2,616,320     7.35% 1,242,293     4.00% 732,261         2.65% 896,367           4.10%

Studies

Housing, Settlements 17,752,179     44.15% 16,308,544   45.83% 7,825,881     25.18% 6,508,424     23.52% 8,957,676       40.92%

and Urban InfrastructureDevelopment

40,206,862   100.00% 35,586,688 100.00% 31,083,979 100.00% 27,674,111 100.00% 21,888,610   100.00%Total

SCOPE OF SERVICES 20042008 2007 2006 2005

Page 5: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

5  

Umum Penyediaan Tenaga Listrik) atau Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya 

Mineral No. 2923 K/30/MEM/2006. 

 

Masuknya  Sektor  Pertanian,  Perikanan,  dan Kehutanan  sebagai  layanan  inti 

Perusahaan  sejak  tahun  2005,  khususnya di  Sektor Pertanian  terutama dipicu 

oleh  adanya  kebijakan  Ketahanan  Pangan  Nasional  yang  dicanangkan  oleh 

Pemerintah  dalam   meningkatkan  produktivitas  tanaman  pangan  di  satu  sisi 

dan  peningkatan  pertumbuhan  ekonomi  Nasional  melalui  peningkatan 

produktivitas komoditas perkebunan. 

 

Perkembangan  bidang  dan  sektor  layanan  inti  Perusahaan  ini  jika  diamati 

berdasarkan pola usaha 8  tahun  terakhir  (tahun 2002‐2008) sangat  tergantung 

pada pola kebijakan Pembangunan Nasional yang ditetapkan Pemerintah. 

 

1.3.   Business Environmental Scanning 

1.3.1. External Environmental Scanning 

1.3.1.1.   Societal Environment 

Economic Forces 

Perkembangan  bisnis  jasa  konsultan  sangat  dipengaruhi  oleh  pertumbuhan 

sektor‐sektor  Gross  Domestic  Product  (GDP).    Revenue  PT.  Kwarsa  Hexagon 

mulai tahun 2006 berdasarkan Tabel 1.1. di atas, didominasi oleh Sektor Layanan 

Pembangunan Energi, Perumahan dan Prasarana Perkotaan, hal  ini berhubungan 

dengan pertumbuhan GDP Sektor Listrik yang  tumbuh  sebesar 6,3% di  tahun 

2005 dan 5,9% di tahun 2006, serta pertumbuhan GDP Sektor Konstruksi sebesar 

7,4% di tahun 2005 dan 9,0% di tahun 2006.  

 

 

Page 6: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

6  

Technological Forces 

Pembaharuan  dan  penyesuaian  terhadap  peralatan  proses  produksi 

berteknologi  digital  dalam  menunjang  akurasi  dan  kecepatan  layanan  inti 

Perusahaan  menjadi  kekuatan  kompetitif  yang  memberikan  keunggulan 

layanan  jasa  konsultansi.    Peralatan  proses  produksi  tersebut  diklasifikasi 

dalam 3 kelompok, yaitu : 

• peralatan  survey  dan  investigasi  data  primer  untuk  bidang  geotechnical, 

hydrometric, topography, bathymetric, water quality test kit, air quality test kit, 

peralatan meteorology (seperti anemometer, hygrometer, thermometer udara) 

• perangkat lunak (software) proses pengolahan data dan tampilan produk 

berbasis CAD (computer aided design) 

• perangkat keras  (hardware) komputerisasi proses pengolahan data dan 

tampilan produk 

         

Management  Information  System  (MIS)  berbasis  Information  Technology  dalam 

upaya  membangun  ‘data  mining’  terhadap  berbagai  data  sekunder  menjadi 

kekuatan  sumberdaya Perusahaan dalam menyajikan  layanan yang memiliki 

keunggulan kompetitif.  

 

Political‐legal Forces 

Beberapa  peraturan  dan  perundangan    yang  terkait  dengan  operasional  PT. 

Kwarsa Hexagon sebagai perusahaan berbadan hukum dapat dikelompokkan 

menurut klasifikasi sebagai berikut : 

 

• Peraturan dan perundang‐undangan  tentang perusahaan dan berusaha 

yang bersifat umum; 

• Peraturan dan perundang‐undangan dalam bidang usaha jasa konsultan 

teknik; 

Page 7: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

7  

• Peraturan  dan  perundang‐undangan  yang  berkaitan  dengan  proses 

pelelangan (tender) pengadaan jasa di lingkungan instansi pemerintah 

 

Peraturan dan perundang‐undangan tentang perusahaan secara umum : 

• Undang‐undang Perseroan Terbatas yang diperbaharui melalui UU No. 40 

Tahun  2007.    Hal  pokok  yang  diatur  dalam  UU  Perseroan  Terbatas, 

meliputi  prosedur  pendirian  perusahaan,  permodalan  dan  saham, 

rencana  kerja  dan  laporan  tahunan  korporasi,  penyelenggaraan RUPS 

(Rapat  Umum  Pemegang  Saham),  susunan  pengurus  perusahaan 

(direksi  dan  komisaris),  dan 

penggabungan/peleburan/pengambilalihan/pemisahan perusahaan; 

• Undang‐undang  dan  Peraturan  Ketenagakerjaan  yang mengatur  sistem 

upah, jaminan dan kesejahteraan pekerja; 

• Undang‐undang  dan  Peraturan  Perpajakan  yang  mewajibkan  kepada 

perusahaan  sebagai wajib pajak untuk melaporkan penghasilan usaha 

tahunannya kepada Kantor Pajak setempat 

 

Peraturan dan perundang‐undangan dalam menjalankan usaha jasa konsultan 

konstruksi yang tertuang dalam UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, 

dimana  mewajibkan  kepada  perusahaan  penyedia  jasa  konstruksi  (termasuk 

perusahaan  konsultan)  untuk  memiliki  Sertifikasi  Badan  Usaha  (SBU)  dan 

Sertifikasi Keahlian (SKA) bagi tenaga ahlinya.   

 

Pelaksanaan  sertifikasi  SBU maupun  SKA  sebagaimana  amanat  UU  No.  18 

Tahun  1999  dilakukan  oleh  LPJK  (Lembaga  Pengembangan  Jasa  Konstruksi).   

Kualifikasi  perusahaan  jasa  konsultan  teknik  dalam  Sertifikasi  Badan  Usaha 

(SBU)  tersebut  didasarkan  pada  2  hal  pokok,  yakni  Tingkat/Kedalaman 

Kompetensi  (berdasarkan  sumberdaya manusia  dan  pengalaman  perusahaan) 

dan  Potensi Kemampuan Usaha (berdasarkan kekayaan bersih perusahaan).    

Page 8: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

8  

 

Penggolongan kualifikasi perusahaan berdasarkan SBU  dibagi dalam : 

• Kualifikasi  Usaha  Besar  (Grade  4),  dengan  batasan  mengikuti  lelang 

proyek  > Rp  400  juta; wajib  berbadan  hukum  Perseroan  Terbatas  (PT); 

Penanggung  Jawab  Teknik  (PJT)  wajib  bersertifikat  keahlian  (SKA) 

minimum  Ahli  Madya;  Penanggungjawab  Bidang  (PJB)  dan 

Penanggungjawab  Layanan  (PJL)  bersertifikat  keahlian  (SKA) minimum 

Ahli  Muda;  Neraca  Keuangan  Perusahaan  wajib  diaudit  oleh  Kantor 

Akuntan Publik; 

• Kualifikasi Usaha Menengah  (Grade 3), dengan batasan mengikuti  lelang 

proyek  >  Rp  400  juta  hingga  Rp  1  milyar;  wajib  berbadan  hukum 

Perseroan Terbatas; PJT, PJB, dan PJL wajib bersertifikat keahlian  (SKA) 

minimum  Ahli  Muda;  Neraca  Keuangan  wajib  diaudit  oleh  Kantor 

Akuntan Publik;  

• Kualifikasi  Usaha  Kecil  (Grade  2),  dengan  batasan  mengikuti  lelang 

proyek maksimum Rp  400  juta; badan usaha berbadan hukum  seperti 

CV, Fa (Firma), dan Biro Teknik; PJT, PJB dan PJL wajib bersertifikat SKA 

minimum Ahli Muda; Neraca Keuangan tidak wajib diaudit oleh Kantor 

Akuntan Publik;  

• Kualifikasi  Konsultan  Perorangan  (Grade  1),  dengan  batasan mengikuti 

lelang  proyek maksimum  Rp  50  juta; wajib memiliki NPWP  (Nomor 

Pokok Wajib Pajak), dan bersertifikat SKA minimum Ahli Muda 

 

Prosedur dalam mengikuti pelelangan proyek‐proyek di  lingkungan  instansi 

Pemerintah  diatur melalui Keputusan  Presiden RI No.  80  Tahun  2003,  dengan 

sistem  2  tahap,  yaitu  Prakualifikasi  dan  Pelelangan.    Pada  tahap  Prakualifikasi 

dilakukan verifikasi  terhadap kesesuaian Kualifikasi SBU, Aspek Pengalaman 

Perusahaan  sejenis dengan proyek yang dilelang, Aspek Tenaga Ahli, Aspek 

ketersediaan  Peralatan  yang  dibutuhkan,  dan  Aspek  Keuangan  Perusahaan 

Page 9: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

9  

dan  Bukti  Pelunasan  Pajak.    Perusahaan  peserta  Prakualifikasi  yang 

dinyatakan  lulus,  selanjutnya diumumkan dalam Daftar Peserta Lelang untuk 

memasukkan  Dokumen  Penawaran,  yang  meliputi  Dokumen  Administrasi 

Perusahaan  (berisi  surat‐surat  pernyataan  dan  Pakta  Integritas);  Dokumen 

Usulan Teknis (berisi Pengalaman Perusahaan 5 tahun terakhir, Metodologi dan 

Rencana  Kerja,  serta  Kualifikasi  Tenaga  Ahli  yang  dinyatakan  dalam 

Curriculum Vitae beserta kelengkapan seperti Fotokopi Ijazah yang dilegalisir, 

NPWP,  SKA,  dan  Referensi  Pengalaman  Bekerja  dari  Pengguna  Jasa 

sebelumnya); dan Dokumen Usulan Biaya. 

 

Sementara  itu,  prosedur  dalam mengikuti  proses  pelelangan  untuk  proyek‐

proyek  Pemerintah  yang  bersumber  dari  dana  Bantuan  Luar  Negeri  (BLN), 

selain  wajib  mengikuti  Keppres  No.  80  Tahun  2003,  juga  wajib  mengikuti 

Guidelines yang ditetapkan oleh Donor, seperti The World Bank Guidelines, ADB 

Guidelines, dan JBIC Guidelines.  

 

Sociocultural Forces 

Meningkatnya  peranserta  masyarakat  dalam  ikut  melakukan  pengawasan 

terhadap ketertiban pelaksanaan konstruksi sehingga kerugian yang mungkin 

dialami  secara  langsung  akibat  penyelenggaraan  pekerjaan  konstruksi  yang 

menyimpang dapat dihindari. 

 

Masyarakat  jasa  konstruksi  yang  terhimpun  dalam  bentuk  asosiasi  sebagai 

anggota  LPJK  (Lembaga  Pengembangan  Jasa  Konstruksi)  hingga  tahun  2007 

terdapat  sebanyak  38  asosiasi  jasa konstruksi, dimana  2  asosiasi diantaranya 

merupakan asosiasi jasa konsultan, yakni INKINDO (Ikatan Nasional Konsultan 

Indonesia)  dan  PERKINDO  (Persatuan  Konsultan  Indonesia).    Asosiasi  jasa 

Page 10: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

10  

konstruksi  inilah  yang  berkewajiban  dalam  melakukan  proses  sertifikasi 

kualifikasi dan pengawasan kepada seluruh anggotanya. 

 

Pertumbuhan  penduduk  memberikan  implikasi  langsung  terhadap 

peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana  seperti perumahan, air minum, 

sanitasi,  jalan,  penataan  bangunan  dan  lingkungan,  penataan  ruang,  dan 

kebutuhan lainnya yang pada akhirnya memerlukan konsep perencanaan yang 

terintegrasi. 

Peningkatan  gaya  hidup  dan  intelektual  di masyarakat  sebagai  konsekuensi 

dari  perkembangan  ekonomi  membawa  implikasi  peningkatan  kebutuhan 

kualitas sarana dan prasarana yang lebih baik. 

 

Tekanan‐tekanan sociocultural tersebut di atas, semakin memberikan dorongan 

kepada  para  pelaku  bisnis  jasa  konstruksi  untuk  lebih  meningkatkan 

kompetensi dan kualitasnya. 

 

1.3.1.2.   Task Environment 

Market Analysis 

 

Kondisi market bisnis  jasa konsultan masih tetap akan tumbuh seiring dengan 

pertumbuhan GDP, dimana dalam  suatu  siklus pembangunan  (Project Cycle), 

yang  meliputi  project  identification  &  preparation;  appraisal;  budgeting; 

implementation;   monitoring;  dan  evaluation  akan  tetap membutuhkan  layanan 

jasa konsultan. 

 

 

 

Page 11: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

11  

Pada  fase  project  identification  &  preparation  dibutuhkan  kajian‐kajian  dalam 

bentuk  Studi  Kelayakan  Teknis,  Studi  Kelayakan  Lingkungan  Hidup, 

Penyusunan Master Plan, dan kegiatan‐kegiatan eksplorasi data primer dalam 

bentuk Survey dan Investigasi Teknis. 

 

Fase  project  appraisal  dan  budgeting membutuhkan  verifikasi  dan  penajaman 

suatu  rencana  pembangunan  terhadap  Kelayakan  Aspek  Finansial  dan 

Struktur Pembiayaannya. 

 

Tahap  project  implementation  diperlukan  kegiatan Detailed  Engineering Design 

dan Implementation Supervision. 

 

Sementara  itu,  pada  tahap  post  project  implementation  masih  diperlukan 

kegiatan  monitoring  dan  evaluasi  terhadap  manfaat  suatu  proyek  (project 

benefit)  yang  dapat  dijadikan  sebagai  pembelajaran  (lesson  learned)  bagi 

kegiatan pembangunan sejenis di masa yang akan datang. 

 

Memperhatikan  kondisi  dan  peluang  market  sebagaimana  diuraikan  di  atas, 

maka bisnis jasa konsultan masih akan tumbuh dan berkembang di masa‐masa 

yang  akan  datang.    Bahkan  dengan  memberikan  perhatian  terhadap 

sociocultural  forces,  dimungkinkan  untuk  dapat  meraih  peluang  market 

international. 

 

Wilayah  Jakarta  masih  menjadi  marketplace  industri  jasa  konsultan  yang 

dominan,  mengingat  posisinya  sebagai  lokasi  Pemerintahan  Pusat,  dimana 

memegang  peranan  utama  dalam  kegiatan  perencanaan  Pembangunan 

Nasional. 

 

 

Page 12: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

12  

Competitor Analysis 

Berdasarkan  data  Lembaga  Pengembangan  Jasa  Konstruksi  (LPJK)  hingga 

tahun 2007 secara nasional  terdapat 4.193  industri  jasa konsultan yang  terdiri 

dari Kualifikasi Kecil  (K)  sebanyak  3.199 perusahaan, Kualifikasi Menengah  (M) 

sebanyak  800 perusahaan dan Kualifikasi Besar  (B)  sebanyak  194 perusahaan.   

Jumlah  industri  jasa  konsultan  di  beberapa wilayah  provinsi  sebagai market 

penting disajikan pada Tabel 1.2. 

 

Tabel 1.2.   Jumlah Industri Jasa Konsultan Tahun 2007 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PT.  Kwarsa  Hexagon  yang  memiliki  SBU  Kualifikasi  Besar  (Grade  4)  harus 

bersaing dengan 193 perusahaan. 

 

 

 

NO. WILAYAH ASOSIASI KECIL MENENGAH BESAR JUMLAH(K) (M) (B)

1. NASIONAL INKINDO 2,965        775               187          3,927        PERKINDO 234           25                 7              266            

3,199         800                 194            4,193          

2 DKI JAKARTA INKINDO 223           66                 128          417            PERKINDO 5                1                    3              9                

228           67                 131          426            

3. JAWA BARAT INKINDO 230           23                 28            281            PERKINDO ‐            ‐                ‐           ‐             

230           23                 28            281            

4. JAWA TENGAH INKINDO 225           2                    3              230            PERKINDO ‐            ‐                ‐           ‐             

225            2                      3                230              

5. JAWA TIMUR INKINDO 253           14                 9              276            PERKINDO ‐            ‐                ‐           ‐             

253           14                 9              276            

6. SUMATERA INKINDO 83              17                 3              103            UTARA PERKINDO 11              3                    2              16              

94              20                 5              119            

7. SULAWESI INKINDO 163           7                    3              173            SELATAN PERKINDO 54              1                    2              57              

217           8                    5              230            

8. KALIMANTAN INKINDO 179           3                    1              183            TIMUR PERKINDO 15              ‐                ‐           15              

194            3                      1                198              

Sumber :  Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK)

KUALIFIKASI SBU

Page 13: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

13  

Supplier Analysis 

Tenaga  Ahli  merupakan  komponen  utama  dalam  industri  jasa  konsultan.  

Dengan  persyaratan  Sertifikasi  Keahlian  (SKA)  yang  diwajibkan  bagi  setiap 

Tenaga Ahli memberikan implikasi meningkatnya bargaining power para Tenaga 

Ahli  dalam  hal  salary  (take  home  pay).    Rata‐rata  para  Tenaga  Ahli  saat  ini 

menuntut  take  home  pay  sebesar  65%  hingga  80%  dari  billing  rate  yang 

disediakan dalam kontrak pekerjaan. 

  

Government Analysis 

Penetapan  dan  pemberlakukan  peraturan/perundang‐undangan  yang 

berkaitan dengan persyaratan sertifikasi Badan Usaha jasa konsultan dan sertifikasi 

keahlian  profesi  tenaga  ahli dapat dijadikan  sebagai  screening  terhadap  industri 

jasa konsultan. 

  

Penegakkan  hukum  oleh Pemerintah  terhadap  segala  bentuk penyimpangan 

maupun  pelanggaran  dalam  penyelenggaraan  pelaksanaan  pekerjaan  jasa 

konsultan  sangat  diperlukan  dalam  rangka  memberikan  pembinaan  secara 

profesional. 

   

Community Analysis 

Meningkatnya  profesionalisme di kalangan masyarakat  pengguna  jasa  konsultan 

memberikan implikasi pada perusahaan jasa konsultan untuk mengalokasikan 

anggaran  dalam  program  peningkatan  kompetensi,  baik  pada  aspek 

kompetensi  sumberdaya  manusia,  peralatan  dan  teknologi  maupun  sistem 

manajemen. 

 

Masa berlaku Sertifikat Badan Usaha yang hanya 3 tahun, memberikan implikasi 

kepada  para  perusahaan  jasa  konsultan  untuk  melakukan  registrasi  dan 

sertifikasi  ulang  kepada  LPJK.    Kondisi  ini  telah  menyita  perhatian  bagi 

Page 14: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

14  

perusahaan  untuk  menyediakan  dan  selalu  meningkatkan  kompetensi 

sumberdaya yang dimilikinya. 

 

Bargaining  power  INKINDO  sebagai  asosiasi  jasa  konsultan  dalam  upaya 

membina dan melindungi anggotanya masih banyak yang perlu ditingkatkan.  

 

Interest Group Analysis 

Asosiasi  keahlian yang  semula hanya dikenal beberapa  saja,  seperti  IAI  (Ikatan 

Arsitek  Indonesia)  dan  PII  (Persatuan  Insinyur  Indonesia),  dewasa  ini  sebagai 

upaya  pembinaan  dan  peningkatan  kompetensi  keahlian,  asosiasi  keahlian 

telah berkembang menjadi berbagai asosiasi keahlian.  

 

Hampir  setiap  asosiasi  keahlian mengambil  peran  dalam melakukan  sertifikasi 

keahlian,  seperti  HATHI  (Himpunan  Ahli  Teknik  Hidraulik  Indonesia),  IATPI 

(Ikatan  Ahli  Teknik  Penyehatan  Indonesia),  HPJI  (Himpunan  Pengawasan  Teknik 

Jalan  Indonesia),  IAP  (Ikatan  Ahli  Planologi),  PERHAPI  (Perhimpunan  Ahli 

Pertambangan Indonesia), IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia), dan ikatan profesi 

lainnya. 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

15  

1.3.1.3.   Industry Analysis 

Threat of New Entrants 

Berdasarkan  persyaratan  sertifikasi  terhadap  kualifikasi  perusahaan  jasa 

konsultan yang ditetapkan oleh LPJK, untuk memenuhi persyaratan Grade 4  di 

segmen market PT. Kwarsa Hexagon, tidaklah mudah.  Oleh karena itu ancaman 

terhadap masuknya  pemain  baru dalam  segmen market  industri  jasa konsultan 

Grade 4 sangat rendah. 

 

Selain ketatnya persyaratan dalam memperoleh Sertifikasi Badan Usaha  (SBU) 

tersebut,  juga  pada  umumnya  sumberdaya  industri  jasa  konsultan memiliki 

karakteristik  yang  spesifik  sesuai  dengan  spesifikasi  segmen  marketnya.  

Spesifikasi  utama  dalam  sumberdaya  tersebut  adalah  sumberdaya  manusia 

(tenaga ahli), pengalaman perusahaan, dan peralatan & teknologi.  Oleh karena itu, 

keragaman  lingkup  bidang  industri  jasa  konsultan menjadi  sangat  terbatas, 

karena  diperlukan  investasi  yang  cukup  tinggi  pada  aspek  sumberdaya 

tersebut. 

 

Rivalry Among Existing Firms 

Kondisi  persaingan  industri  jasa  konsultan  pada  kelompok  segmen  pasar 

proyek‐proyek  Pemerintah  termasuk  sangat  tinggi,  khususnya  terjadi  pada 

industri jasa konsultan kualifikasi Grade 4 dan Grade 3 (kelompok proyek‐proyek 

yang bernilai di atas Rp 1 milyar dan antara Rp 400 juta – Rp 1 milyar). 

 

Di segmen pasar PT. Kwarsa Hexagon, dijumpai rata‐rata untuk setiap proyek 

terdapat  lebih  dari  50  peserta  tender  pada  tahap  prakualifikasi,  dan  7  peserta 

pada tahap pelelangan. 

 

Page 16: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

16  

Persaingan  pada  setiap  tender  proyek  Pemerintah,  tidak  saja  pada  kualitas 

aspek  Proposal  Teknis  yang menawarkan  strategi  pelaksanaan  dan  pelibatan 

sumberdaya yang  terbaik, namun strategi dalam memberikan nilai Penawaran 

Biaya juga menentukan tingkat probabilitas pemenangan. 

 

Pemberlakuan  sistem  evaluasi menggunakan  bobot  nilai Proposal Teknis  80% 

dan  nilai  Proposal  Biaya  20%  (sesuai  Keppres  No.  80/2003),  menjadikan 

persaingan  harga penawaran menjadi  lebih  ketat  lagi, dimana  rata‐rata para 

peserta tender hanya berani menawar dengan nilai penawaran maksimum 90% 

dari pagu anggaran yang disediakan oleh Pemerintah.   Pada beberapa kategori 

proyek bahkan nilai penawaran biaya bisa sampai 75% dari pagu anggaran. 

 

 

Threat of Substitute Services 

Dewasa ini pembangunan konstruksi di Indonesia, baik di instansi Pemerintah  

maupun  instansi  Swasta  telah  terjadi perkembangan mekanisme  baru,  yakni 

dengan adanya model kontrak EPC (Engineering, Procurement, and Construction) 

dan Design & Built (Turkey Contract).  

 

Bentuk‐bentuk kontrak EPC dan Design & Built termasuk dalam model kontrak 

Project Management Services, dimana  lingkup kegiatan dari mulai perencanaan, 

konstruksi, dan commissioning dilakukan oleh satu badan usaha.  Model kontrak 

EPC dan Design & Built terutama diaplikasikan pada proyek‐proyek skala besar 

yang membutuhkan  integrasi  diantara  komponen‐komponen  konstruksinya, 

seperti : 

 

 

 

Page 17: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

17  

• Pembangunan Pembangkit Listrik, seperti PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga 

Air),  PLTU  (Pembangkit  Listrik  Tenaga Uap),  PLTG  (Pembangkit  Listrik 

Tenaga Gas), dan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) 

• Pembangunan Eksploitasi Penambangan (Migas dan non‐Migas) 

• Pembangunan industri manufaktur (pabrik) 

• Pembangunan Perumahan 

• Pembangunan Kawasan Terpadu (Mall dan Superblock) 

 

Apabila  iklim  investasi di  Indonesia  semakin kondusif, dimana  sektor‐sektor 

public utilities diserahkan pengelolaannya kepada swasta, seperti yang umum 

dilakukan  di  negara‐negara  maju,  maka  model‐model  kontrak  Project 

Management  Services  (PMS),  seperti EPC dan Design & Built  akan menggeser 

dunia industri jasa konstruksi (perusahaan konsultan dan kontraktor) yang ada.   

 

Bargaining Power of Buyers 

Pengguna jasa industri konsultan di Indonesia masih didominasi pada proyek‐

proyek  Pemerintah  dimana  ketentuan  anggarannya  sudah  tetap,  sehingga 

penawaran  dari  para  industri  jasa  konsultan  tidak  diperbolehkan  melebihi 

pagu  anggaran  yang  ada,  hal  ini  sebagaimana  diatur  dalam  Keppres No.  80 

Tahun 2003. 

 

Anggaran proyek‐proyek konsultansi dari Pemerintah dikelompokkan menjadi  

2 komponen, yaitu Biaya Langsung Personil (Direct Remuneration Cost) dan Biaya 

Langsung Non Personil  (Direct Reimbursable Cost).   Harga  satuan untuk kedua 

komponen  tersebut  di  atas  telah  ditetapkan  pagunya  dalam  bentuk Owner’s 

Estimation  (OE), sehingga harga satuan Penawaran yang melebihi pagu harga 

satuan  yang  ditetapkan  dalam OE  akan  diturunkan  dalam  proses  negosiasi 

atau  bahkan  akan menjadi  temuan  untuk  dikembalikan  kepada Kas Negara 

dalam proses audit keuangan kelak.  

Page 18: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

18  

 

Bargaining Power of Suppliers 

Komponen  utama  yang  dievaluasi  dalam  suatu  proses  pelelangan  jasa 

konsultan adalah Tenaga Ahli.   Oleh karena itu apabila suatu proyek berhasil 

dimenangkan,  maka  Tenaga  Ahli  yang  diusulkan  dalam  proposal  tersebut 

harus  dimobilisasi  dan  tidak  diperbolehkan  melakukan  penggantian  tanpa 

alasan yang dapat diterima oleh Klien. 

 

Dengan  demikian  Tenaga Ahli memiliki  bargaining  power  yang  tinggi  dalam 

industri jasa konsultan. 

  

Relative Power of Other Stakeholders 

Kelompok  stakeholders  yang  memiliki  power  dalam  memberikan  pengaruh 

terhadap  industri  jasa  konsultan  adalah  LPJK  (Lembaga  Pengembangan  Jasa 

Konstruksi)  yang menentukan  kualifikasi perusahaan dalam  bentuk  Sertifikasi 

Badan  Usaha  (SBU).    Pelanggaran  dan  penyimpangan  praktek  bisnis  jasa 

konsultan dapat berakibat dicabutnya SBU.  

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

19  

1.3.2. Internal Environmental Scanning 

1.3.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan 

 

PT. Kwarsa Hexagon menerapkan struktur organisasi 2 lapis, yang terdiri dari 

Board of Management dan Project Management Unit, sebagaimana Gambar 1.1. 

 

Board of Management terdiri dari : 

• Board of Directors (Djoko Hartono sebagai Direktur Utama; Yoyok Sukari sebagai Direktur dan Wiwin Winarto sebagai Direktur) 

• Manager of Finance (Sumarjono, SE, MM) • Manager of Human Resources (Ir. Ahmad Supriadi, MM) • Corporate Secretary (Dra. Susi Yulianti Lydiana) • Manager of Energy & IT Development (Ir. Winarno) • Manager of Water Resources & Civil Engineering (Ir. Budi Suhartono, MM) • Manager of Housing and Urban Infrastructure (Ir. Apip Nuryadi) • Supervisor of Environmental Studies (M. Anwar, SE) • Supervisor of Geotechnical & Topography (Ir. Hero Pramono) • Supervisor of Agriculture Development (Ir. Suli Suswana, MP) 

   

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1.1.  Struktur Organisasi PT. Kwarsa Hexagon 

 

Board of Commissions

Board of Directors

Manager of Finance Manager ofHuman Resources

Manager ofEnergy & IT Dev’t

Manager ofWater Resources &Civil Engineering

Manager of Housingand Regional Infrastructure

Supervisor of Geotechnical &

Topography

Supervisor of Environmental

Studies

Supervisor of Agricultural; Forestry;

and Fishery

CorporateSecretary

ISO 9001:2000Management Representative

Page 20: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

20  

Tugas pokok masing‐masing unit manajemen teknis dalam konteks penaganan 

proyek adalah sebagai berikut : 

• Management Unit of Energy & IT Development, menangani proyek‐proyek 

kelistrikan  dan  energi  lainnya  serta  proyek‐proyek  yang  berkaitan 

dengan IT (seperti MIS dan Networking) 

• Management  Unit  of  Water  Resources  &  Civil  Engineering,  menangani 

proyek‐proyek  bidang  teknik  sumberdaya  air  (irigasi  dan  bendung), 

teknik jalan raya dan jembatan, dan teknik struktur bangunan 

• Management Unit of Housing and Urban Infrastructure, menangani proyek‐

proyek bidang perumahan,  sarana dan prasarana perkotaan, penataan 

ruang & kawasan, serta pembangunan sosial‐kemasyarakatan 

• Management Unit of Environment Studies, menangani proyek‐proyek studi 

lingkungan  hidup,  seperti  Analisis  Mengenai  Dampak  Lingkungan 

(AMDAL) dan monitoring dan pengelolaan dampak lingkungan 

• Management Unit of Agriculture Development, menangani proyek‐proyek 

bidang  pertanian,  perkebunan,  peternakan,  dan  perikanan,  serta 

kehutanan 

Setiap unit manajemen  teknis mempunyai  beberapa Project Management Unit 

sesuai  dengan  kelompok  bidang  proyek  yang  menjadi  tanggungjawab 

kompetensinya.    Project  Management  Unit  dipimpin  oleh  seorang  Project 

Manager yang dilengkapi dengan Project Administrator. 

 

Fungsi  dan  tugas  pokok  Project  Management  Unit  adalah  melakukan 

pengelolaan  proyek‐proyek  sejak  tahap  tender  hingga  tahap  penyelesaian 

proyek, dengan  tugas pokok menjalankan proses perencanaan, monitoring, dan 

evaluasi terhadap sumberdaya yang diperlukan dalam penanganan proyek. 

 

Page 21: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

21  

Project Administrator berfungsi membantu Project Manager dalam mendukung 

kelancaran  proses  pengadministrasian  proyek  seperti  penyediaan  biaya 

pelaksanaan  proyek,  penyiapan  dan  pelaksanaan  penagihan  (invoicing)  dan 

menjalankan proses‐proses pengadaan logistik untuk keperluan proyek.   

 

Alur komunikasi organisasi PT. Kwarsa Hexagon, sebagaimana disajikan pada 

Gambar 1.2. 

 

Gambar 1.2. Alur Komunikasi Organisasi PT. Kwarsa Hexagon 

Ujung  tombak proses produksi di PT. Kwarsa Hexagon  terletak pada Project 

Management Unit, oleh karena  itu seluruh sumberdaya perusahaan diarahkan 

untuk memberikan dukungan dalam proses pelaksanaan proyek. 

 

Setiap  Project Manager  membawahi  satu  atau  beberapa  proyek  disesuaikan 

dengan  tingkat  kompleksitas  suatu  proyek  dan  tingkat  kompetensi  Project 

Manager.    Susunan  team  pelaksanaan  proyek  (Project  Team) merupakan  hal 

yang  spesifik,  yakni  didasarkan  pada  Kontrak  Proyek  antara  PT.  Kwarsa 

Page 22: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

22  

Hexagon  dengan  Pengguna  Jasa  (Owner),  artinya  setiap  proyek  memiliki 

Project Team yang sama sekali berbeda dengan proyek lainnya. 

 

Project Team  terdiri dari Project Team Leader, Tenaga Ahli, dan Teknisi.    Jenis, 

kualifikasi dan  jumlah Tenaga Ahli maupun Teknisi ditentukan berdasarkan 

ruang lingkup dan cakupan geografis proyek. 

 

Berdasarkan  alur  komunikasi  organisasi  di  PT.  Kwarsa  Hexagon,  Project 

Manager bertanggungjawab secara  langsung kepada Manajer Teknis (Technical 

Managers)  terkait.   Meskipun demikian,  terdapat komunikasi secara  langsung 

antara Project Manager dengan Board of Directors, hal  ini dilakukan mengingat 

Board  of Directors berperan  sebagai Project Director untuk  setiap proyek yang 

ditangani,  sehingga  terjalin  komunikasi  secara  langsung  antara  perusahaan 

dengan para kliennya (customers). 

 

Dengan  adanya  komunikasi  langsung  antara  para  Project  Manager  dengan 

Board  of  Directors,  maka  Board  of  Directors  memahami  perkembangan  dan 

permasalahan dari setiap proyek, sehingga  fungsi‐fungsi marketing  tetap dapat 

dikendalikan oleh Board of Directors. 

  

1.3.2.2. Culture Perusahaan 

Budaya  organisasi  PT.  Kwarsa Hexagon  terbangun  dari  landasan  nilai‐nilai 

(values) yang dijalankan secara konsisten sejak awal pendirian hingga hari ini. 

Terdapat 2 nilai inti (core values) sebagai spirit PT. Kwarsa Hexagon, yakni : 

 

• Tridharma Kwarsa Hexagon 

• Sikap & Watak Orang Kwarsa Hexagon 

Page 23: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

23  

Tridarma Kwarsa Hexagon meliputi : 

• Dharma Kesatu:  Menjadi Manusia Efisien‐Efektif dan Konsekuen 

• Dharma  Kedua:    Bersikap  andal‐tuntas,  berorientasi  pada  tugas  dan 

bertanggungjawab atas peningkatan mutu produk secara berkelanjutan 

• Dharma Ketiga:  Jujur, Profesional dan Inovativ 

Sikap dan Watak Orang Kwarsa Hexagon, yaitu : 

• Sikap:  Sikap tuntas dan tidak asal jalan; Sikap dapat diandalkan 

• Watak:   Tidak berorientasi pada  jam kerja, orientasi pada penyelesaian tugas‐

tanggungjawab secara tuntas, benar‐benar jelas dan selesai 

 

1.3.2.3. Resources Perusahaan 

Aspek Aset dan Keuangan Perusahaan 

 

     

 

 

 

 

 

 

Sumber :  Data Tabel 1.3. 

Gambar  1.3.  Profil Pertumbuhan Usaha PT. Kwarsa Hexagon (2001‐2008) 

 

Profit  margin  bisnis  PT.  Kwarsa  Hexagon  rata‐rata  selama  

8  tahun  terakhir  sebesar 6,8%, dengan Biaya Langsung proyek  (Project Direct 

Cost) sebesar 72,6% dan Biaya Operasional (Operating Expenses) sebesar 18,3%.  

‐5,000,000 

10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000 45,000,000 

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

dalam Rp 00

0,‐

Tahun

Profil Pertumbuhan UsahaPT. KWARSA HEXAGON

Revenue Project Direct Cost Operating Expenses Net Income

Page 24: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

24  

Perkembangan  profit margin  PT.  Kwarsa  Hexagon  dari  tahun  2001  –  2008 

disajikan pada Gambar 1.3. dan Tabel 1.3. 

Tabel 1.3.  Profil Profit Margin PT. Kwarsa Hexagon 

 

Pertumbuhan   revenue PT. Kwarsa Hexagon selama 8  tahun  terakhir rata‐rata 

sebesar 19,1% dan pertumbuhan profit rata‐rata sebesar 32,6%.  Seiring dengan 

kenaikan harga dan  inflasi  tahunan, Biaya Langsung Proyek  juga mengalami 

kenaikan  rata‐rata  18,9%  per  tahun,  serta  Kenaikan  Biaya  Operasional 

(Operating Expenses) rata‐rata sebesar 17,4% per tahun. 

 

Operating expenses terdiri dari biaya‐biaya tidak langsung proyek, seperti biaya 

personalia  dan  biaya  eksploitasi  kantor.      Pada  Tabel  1.4.  disajikan 

pertumbuhan revenue dan net income PT. Kwarsa Hexagon perioda usaha tahun 

2001‐2008. 

 

 

 

 

 

FISCALYEAR31‐Mar

2001 12,235,984          100.0% 9,056,843        74.0% 2,276,811 18.6% 721,026       5.9%2002 14,479,909          100.0% 9,870,596        68.2% 2,926,571 20.2% 928,776       6.4%2003 19,828,976          100.0% 13,529,102      68.2% 3,666,028 18.5% 2,167,984   10.9%2004 21,888,610          100.0% 16,150,515      73.8% 3,884,713 17.7% 1,444,392   6.6%2005 27,674,111          100.0% 20,859,094      75.4% 4,732,618 17.1% 1,524,663   5.5%2006 31,083,979          100.0% 22,936,167      73.8% 5,835,257 18.8% 1,726,889   5.6%2007 35,586,688          100.0% 26,469,022      74.4% 6,775,075 19.0% 2,104,611   5.9%2008 40,206,862          100.0% 29,326,171      72.9% 6,726,937 16.7% 3,160,281   7.9%

 Rata‐rata 100.0% 72.6% 18.3% 6.8%Sumber :   Analisis Hasil Operasi dan Keadaan Keuangan PT. Kwarsa Hexagon

Direct Cost Expenses IncomeRevenue

dalam Rp 000,‐Cost Structure

Project Operating Net

Page 25: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

25  

Tabel  1.4.   Pertumbuhan Revenue dan Net Income PT. Kwarsa Hexagon  

  

Total  asset  PT.  Kwarsa  Hexagon  selama  tahun  2001‐2008  tumbuh  rata‐rata 

sebesar 21,5% pertahun, meskipun  jika dilihat dari pergerakan pertumbuhan 

asetnya memperlihatkan kondisi fluktuatif, akibat fluktuasi pada current assets 

dalam  kelompok  highly  liquid  assets  yang  disebabkan  oleh  derasnya  arus 

deposito  bank.    Sementara  itu,  equity  tumbuh  rata‐rata  sebesar  16,3%.   Pada 

Gambar 1.4. dan Tabel 1.5. disajikan profil asset dan equity PT. Kwarsa Hexagon 

dari tahun 2001‐2008. 

 

       

Sumber:  Data Tabel 1.5. 

Gambar 1.4.  Profil Aset PT. Kwarsa Hexagon 

  

FISCALYEAR31‐Mar

2001 12,235,984         20.8% 9,056,843        20.3% 2,276,811 18.8% 721,026       41.3%2002 14,479,909         18.3% 9,870,596        9.0% 2,926,571 28.5% 928,776       28.8%2003 19,828,976         36.9% 13,529,102      37.1% 3,666,028 25.3% 2,167,984   133.4%2004 21,888,610         10.4% 16,150,515      19.4% 3,884,713 6.0% 1,444,392   ‐33.4%2005 27,674,111         26.4% 20,859,094      29.2% 4,732,618 21.8% 1,524,663   5.6%2006 31,083,979         12.3% 22,936,167      10.0% 5,835,257 23.3% 1,726,889   13.3%2007 35,586,688         14.5% 26,469,022      15.4% 6,775,075 16.1% 2,104,611   21.9%2008 40,206,862         13.0% 29,326,171      10.8% 6,726,937 ‐0.7% 3,160,281   50.2%

 Rata‐rata Growth rate 19.1% 18.9% 17.4% 32.6%Sumber :   Analisis Hasil Operasi dan Keadaan Keuangan PT. Kwarsa Hexagon

Cost Structuredalam Rp 000,‐

Revenue ProjectDirect Cost

OperatingExpenses

NetIncome

5,000,000 

10,000,000 

15,000,000 

20,000,000 

25,000,000 

30,000,000 

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

dalam Rp 00

0,‐

Tahun

Profil Pertumbuhan AsetPT. KWARSA HEXAGON

Assets Liabilities Equity

Page 26: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

26  

Tabel 1.5.  Profil Aset dan Equity PT. Kwarsa Hexagon 

   

Jumlah  saham  PT.  Kwarsa  Hexagon  secara  keseluruhan  55  lembar  dengan 

harga  pari  nominal  sebesar Rp  2.500.000  per  lembar  saham,  dimana  3  lembar 

saham  diantaranya  berada  pada  status  treasury  stock  yang  diperuntukan 

sebagai cadangan bagi anggota Board of Management yang mampu menduduki 

posisi Direktur.   

Indikator kinerja bisnis PT. Kwarsa Hexagon dapat diperhatikan dari Financial 

Ratio selama tahun 2002‐2008, sebagaimana yang disajikan pada Tabel 1.6. 

Financial ratio yang dikur meliputi : 

• Liquidity  Ratio;  untuk  mengukur  kemampuan  perusahaan  dalam 

melunasi kewajiban‐kewajiban jangka pendeknya atau kebutuhan tunai 

secara tiba‐tiba (di luar rencana) 

• Profitability  Ratio;  untuk  mengukur  tingkat  keberhasil  perusahaan 

dalam mencapai income pada periode tertentu 

• Solvency  Ratio;  untuk  mengukur  kemampuan  survival  perusahaan 

dalam jangka panjang 

 

 

FISCALYEAR Highly Liquid Current Fixed Total31‐Mar Assets Assets Assets Liabilities

2001 11,517,896   6,785,977           10,133,525 1,384,371 8,150,237    3,367,659  2002 23,458,215   103.7% 12,142,970         22,200,328 1,257,887 19,516,391 3,941,825   17.0%2003 14,174,168   ‐39.6% 8,524,843           11,718,431 2,455,736 8,582,215    5,591,953   41.9%2004 19,297,680   36.1% 10,381,441         15,675,597 3,622,083 13,167,223 6,130,457   9.6%2005 20,997,789   8.8% 11,266,025         17,485,830 3,511,959 14,456,727 6,541,062   6.7%2006 16,128,728   ‐23.2% 7,277,499           12,870,446 3,258,283 9,563,235    6,565,493   0.4%2007 25,256,983   56.6% 11,657,523         22,205,104 3,051,879 17,629,112 7,627,871   16.2%2008 27,205,581   7.7% 15,080,706         24,194,257 3,011,325 17,879,478 9,326,103   22.3%

 Rata‐rata 21.5% 16.3%Sumber :   Analisis Hasil Operasi dan Keadaan Keuangan PT. Kwarsa Hexagon

ASSETSin Rp 000,‐

EquityTotalAssets

Page 27: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

27  

Liquidity  Ratio  yang  diukur  meliputi  Current  Ratio  dan  Acid‐test  Ratio.  

Profitability  Ratio  meliputi  Profit  Margin;  Return  on  Assets  (ROA);  Assets 

Turnover; Return on Equity  (ROE); Earnings per Share  (EPS); dan Price‐Earnings 

Ratio.  Sementara Solvency Ratio meliputi Debt to Total Assets Ratio. 

Tabel  1.6.  Financial Ratios dan Perkembangan Market Price per Share PT. Kwarsa Hexagon 

   

Current Ratio  pada  tahun  2008  sebesar  1,35  artinya  setiap Rp  1,‐  kewajiban‐

kewajiban  jangka pendek Perusahaan dijamin dengan Rp 1,35.   Acid‐test Ratio 

sebesar  0,84  pada  tahun  2008,  artinya  harta  paling  liquid  Perusahaan  dapat 

melunasi  seketika  84%  dari  jumlah  kewajiban  hutangnya.    Return  on  Assets 

(ROA)  pada  tahun  2008  sebesar  12,05%  artinya  setiap  Rp  100  Total  Aset 

menghasilkan Rp  12,05 Profit  (Net  Income).   Pada  tahun  2008 Assets Turnover 

sebesar 1,53, artinya  setiap Rp 1,‐  investasi di aset, menghasilkan  revenue Rp 

1,53.  Return on Equity (ROE) pada tahun 2008 sebesar 37,28%, artinya setiap Rp 

100 Equity telah menghasilkan profit (net income) sebesar Rp 37,28 atau dengan 

perkataan lain rate of return dari equity adalah sebesar 37,28%.   

Eearnings per Share (EPS) pada tahun 2008 sebesar Rp 61,36  juta, artinya setiap 

lembar  saham menghasilkan  net  income  sebesar  Rp  61,36  juta.    Price‐Earnings 

Ratio  sebesar  1,25  pada  tahun  2008,  artinya  setiap  Rp  1,‐  dari  EPS  telah 

menghasil harga saham (Market Price) sebesar Rp 1,25.  Rasio Debt to Total Assets 

pada tahun 65,72%, artinya 65,75% dari Total Assets Perusahaan bersumber dari 

kewajiban‐kewajiban perusahaan (Libilities). 

FISCAL MarketYEAR Current Acid‐test Return on Assets Debt to Return on Profit EPS Price‐ Price per31‐Mar Ratio (Quick)  Assets Turnover Total Assets Equity Margin Earnings Share of Stock

(Rp 000) (Rp 000,‐)

2002 1.14                0.62                     5.31% 0.83           83.20% 25.41% 6.41% 18,575.53 2.21             41,000              2003 1.37                0.99                     11.52% 1.05           60.55% 45.48% 10.93% 42,509.49 1.08             46,000              2004 1.19                0.79                     8.63% 1.31           68.23% 24.64% 6.60% 27,252.67 1.91             52,000              2005 1.21                0.78                     7.57% 1.37           68.85% 24.06% 5.51% 28,498.38 2.14             61,000              2006 1.35                0.76                     9.30% 1.67           59.29% 26.35% 5.56% 35,242.63 1.87             66,000              2007 1.26                0.66                     10.17% 0.33           69.80% 29.66% 5.91% 43,846.07 1.73             76,000              2008 1.35                0.84                     12.05% 1.53           65.72% 37.28% 7.86% 61,364.68 1.25             77,000              

Sumber :   Analisis Hasil Operasi dan Keadaan Keuangan PT. Kwarsa Hexagon

FINANCIAL RATIOS

Page 28: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

28  

Aspek Sumberdaya Manusia 

Skill dan Comptency 

Jumlah  personil  PT.  Kwarsa  Hexagon  pada  bulan  Maret  2008  sebesar  277 

personil,  terdiri dari  103 personil berstatus karyawan  tetap dan  174 personil 

berstatus karyawan kontrak berbasis proyek. 

Berdasarkan kelompok  skill dan kompetensinya, 277 personil  tersebut  terdiri 

dari : 

• Dewan Direksi : 3 orang 

• Engineering : 219 orang 

• Keuangan : 8 orang 

• Administrasi Umum : 47 orang 

 

Knowledge 

Sumberdaya  manusia  PT.  Kwarsa  Hexagon  yang  memiliki  keragaman 

pengetahuan engineering merupakan kekuatan tersendiri. 

 

Kepemilikan  database  Perusahaan  terutama  yang  berkaitan  dengan  data 

engineering telah menjadi kekuatan dalam melakukan peningkatan kompetensi 

para  personil  engineeringnya.    Berbagai  data  primer  yang  dihasilkan  dari 

layanan  survey  dan  investigasi  topografi  dan  geologi,  hidrologi,  dan 

lingkungan hidup yang dimiliki PT. Kwarsa Hexagon mampu meningkatkan 

produktivitas perusahaan. 

  

 

 

Page 29: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

29  

1.4.  Rencana Strategis PT. Kwarsa Hexagon 

 

1.4.1. Rencana Induk PT. Kwarsa Hexagon 

PT. Kwarsa Hexagon telah memiliki Rencana Induk Perusahaan yang disusun 

dalam  program  Tahapan  Lima  Tahunan  (TLT).    Pada November  2006,  PT. 

Kwarsa Hexagon  telah menetapkan 4  (empat) Tahapan Lima Tahunan  (TLT), 

yang  dikelompokkan  mulai  periode  Tahun  Usaha  2002/2003  –  2006/2007 

sampai dengan Tahun Usaha 2017/2018 – 2021/2022. 

 

Rencana Induk Perusahaan tersebut mempedomani Misi dan Visi PT. Kwarsa 

Hexagon, dimana, 

 

Visi :   

Menjadi Perusahaan Layanan Solusi Pembangunan Unggulan Regional 

 

Misi :   

Menjawab  Tantangan  Pembangunan  di  Bidang  Energi,  Infrastruktur, 

Informatika, Pertanian dan Lingkungan Hidup Secara Bermartabat 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

30  

Sasaran‐sasaran antara yang harus dicapai di sepanjang jalur periode 20 tahun 

ke depan dirancang  secara bertahap dan  terjadwal dalam program 4 Tahapan 

Lima Tahunan, yaitu : 

1. Tahapan Lima Tahunan Kesatu :  

a. Periode Tahun Usaha 2002/2003 sampai dengan 2006/2007 b. Tahapan  perkuatan  fondasi  dan  konsolidasi  pengembangan PT. Kwarsa Hexagon  ke 

depan c. Bidang Usaha :  Jasa Konsultan d. Pangsa Pasar Utama :  2 Instansi Pemerintah e. Geografis Pasar :  Dalam Negeri f. Organisasi :  2 Unit Usaha, 8 Unit Kerja  

2. Tahapan Lima Tahunan Kedua: 

a. Periode Tahun Usaha 2007/2008 sampai dengan 2011/2012 b. Tahapan pemantapan pengembangan PT. Kwarsa Hexagon c. Bidang Usaha :  Jasa Konsultan dan Pengembang (Developer) d. Pangsa Pasar Utama :  lebih dari 4 Instansi Pemerintah e. Pangsa Pasar :  Dalam Negeri f. Organisasi :  3 – 4 Unit Usaha dan 9 – 10 Unit Kerja  

3. Tahapan Lima Tahunan Ketiga: 

a. Periode Tahun Usaha 2012/2013 sampai dengan 2016/2017 b. Tahapan regionalisasi PT. Kwarsa Hexagon c. Bidang Usaha :  Jasa Konsultan, Pengembang dan Investasi d. Pangsa Pasar Utama :  lebih dari 5 Instansi atau Klien Utama e. Geografis Pasar :  Dalam dan Luar Negeri f. Organisasi :  4 – 6 Unit Usaha dan 12 – 14 Unit Kerja  

4. Tahapan Lima Tahunan Keempat: 

a. Periode 2017/2018 sampai dengan 2021/2022 b. Tahapan pemantapan citra perusahaan PT. Kwarsa Hexagon c. Bidang Usaha :  Jasa Konsultan, Pengembang dan Investasi d. Pangsa Pasar Utama :  lebih dari 6 Instansi atau Klien Utama e. Geografis Pasar :  Dalam dan Luar Negeri f. Organisasi :  7 – 9 Unit Usaha dan 15 – 18 Unit Kerja  

 

 

Page 31: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

31  

1.4.2. Model Pengembangan PT. Kwarsa Hexagon 

 

PT.  Kwarsa Hexagon  dirancang  untuk  dikembangkan  secara  bertahap,  dari 

Perusahaan  Jasa  Konsultan  di  bidang  Pengembangan  Energi,  Infrastruktur, 

Teknologi Informasi, Pertanian, serta Lingkungan Hidup, menjadi Perusahaan 

Jasa Konsultan  berskala  besar  sekaligus  sebagai  Pengembang  (developer)  dan 

Investor  di  sektor  Energi,  Infrastruktur,  Teknologi  Informasi,  Pertanian, 

Lingkungan Hidup, dan Sektor Keuangan. 

 

Model  pengembangan  tersebut  ditempuh  melalui  upaya  ekstensifikasi  dan 

intensifikasi pangsa pasar Perusahaan di bidang jasa konsultan, diikuti dengan 

kegiatan  memasuki  peluang  bisnis  baru  di  bidang  Pengembang  (developer), 

diawali dengan usaha perolehan proyek‐proyek EPC (Engineering, Procurement 

& Construction) di  sektor  infrastruktur,  sebagai bekal untuk memasuki  tahap 

berikutnya di bidang investasi. 

 

Untuk memfasilitasi  rancangan  pengembangan  tersebut,  bentuk  dan  fungsi 

Organisasi  Perusahaan,  termasuk  di  dalamnya  penyesuaian  tingkat 

kompetensi personil,  sistem  informasi dan koordinasi dari  semua komponen 

organisasi, perlu diselaraskan terhadap jenis tuntutan penugasan yang sedang 

dan akan dihadapi.   Penetapan perubahan dan penyesuaiannya dibuat secara 

berkala, baik setiap Tahun Usaha maupun setiap Tahapan Lima Tahunan. 

 

Sejalan dengan penerapan program pengembangan Perusahaan, setiap Unit Kerja 

disiapkan  dan  diberi  kesempatan  yang  sama  untuk  berkembang  secara 

bertahap  menjadi  Unit  Usaha  baru,  sesuai  peluang  yang  tersedia  dan 

produktivitas masing‐masing Unit Kerja. 

 

Page 32: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

32  

Setiap personil Perusahaan di setiap Unit Kerja disediakan fasilitas pendidikan 

dan pelatihan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 

mutakhir,  sesuai  prestasi  kinerja  personil  dan  diselaraskan  terhadap 

kebutuhan pengembangan Perusahaan. 

 

Setiap personil Perusahaan dilibatkan dalam seluruh tahapan proses produksi 

Perusahaan, proses pengambilan keputusan sesuai bidang penugasannya dan 

didorong  untuk  meningkatkan  inovasi  dan  kreativitas  individual  secara 

berkelanjutan.    Setiap  personil  Perusahaan  dituntut  untuk  memiliki 

kemampuan multi‐tasking secara profesional. 

 

1.4.3. Pengembangan Bisnis Baru 

Sejalan  dengan  Tahapan  Lima  Tahunan  ‐  Kedua  PT. Kwarsa Hexagon  (Tahun 

Usaha  2007/2008  sampai  dengan  2011/2012),  bidang  usaha  Perusahaan  akan 

dikembangkan tidak saja pada Jasa Konsultan yang selama ini menjadi bidang 

usaha inti, juga menjadi Pengembang (developer) dan Investor pada sektor‐sektor 

sesuai dengan knowledge Perusahaan. 

 

Salah satu sektor bisnis baru dalam bidang usaha Pengembang dan  Investasi 

yang  sedang  dalam  proses  studi  kelayakan  adalah  Pembangkit  Listrik  Tenaga 

Mini  Hidro  (PLTM)  dengan  kapasitas  pembangkitan  rencana  2  x  4,8  MW 

(megawatt) di desa Giri Mukti, Kabupaten Cianjur.   PLTM Girimukti ini akan 

dibangun dan dioperasikan oleh PT. Giri Mukti, yaitu Strategic Business Unit 

(SBU)  yang  dimiliki  oleh  PT.  Kwarsa  Hexagon.    Energi  Listrik  yang 

dibangkitkan melalui  PLTM Girimukti  akan  dijual  kepada  PT.  PLN  dengan 

mekanisme Power Purchase Agreement  (PPA) antara PT. Girimukti dengan PT. 

PLN, untuk memberikan pasokan listrik bagi sebagian wilayah Sukabumi. 

 

Page 33: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

33  

Selain mengembangkan bidang usaha baru sebagai Pengembang dan Investor 

pada  PLTM  Girimukti,  Perusahaan  PT.  Kwarsa  Hexagon  juga  sedang 

menjajagi  kemungkinan  untuk menjadi  pengembang  dan  investor  di  bidang 

usaha industri manufaktur pupuk organik berbahan baku sampah kota. 

 

1.5.  Isu Bisnis Pupuk Organik Berbahan Baku Sampah 

 

1.5.1. Isu Kebutuhan Pupuk Organik 

Kelangkaan  pupuk  secara  nasional  yang  akhir‐akhir  ini  dialami  oleh  para 

petani tanaman pangan dan perkebunan akibat menurunya produksi pupuk kimia 

dari  para  industri  pupuk  kimia  dalam  negeri,  telah memberikan  pelambatan 

terhadap pertumbuhan sektor pertanian dan perkebunan. 

 

Pertumbuhan GDP untuk subsektor tanaman pangan menunjukkan penurunan, 

dimana  pada  tahun  2003  sebesar  3,6%,  tahun  2004 menjadi  2,9%,  dan  pada 

tahun  2005  2,6%.   Demikian  juga  halnya  dengan  pertumbuhan  di  subsektor 

perkebunan,  dimana  pada  tahun  2003  sebesar  4,4%,  turun  pada  tahun  2004 

menjadi 0,4%, mesikupun pulih pada tahun 2005 sebesar 2,5% namun masih di 

bawah  angka  pertumbuhan  tahun  2003.    Penurunan  GDP  sektor  tanaman 

pangan dan perkebunan tersebut, diakibatkan oleh menurunnya produktivitas 

akibat kelangkaan pupuk.   Menurunnya produksi pupuk  kimia yang meliputi 

Urea,  SP‐36, ZA,  dan NPK  diakibatkan  oleh  kelangkaan  gas  alam  cair  (LNG) 

sebagai  bahan  baku merupakan  faktor  utama  penyebab  kelangkaan  pupuk 

secara nasional. 

 

Didorong  dengan  adanya  kampanye  global  dalam  penggunaan  produk‐

produk pangan, sayur dan buah‐buahan  ‘organik’, dan didesak kesulitan para 

industri pupuk kimia dalam memperoleh gas alam cair (LNG) sebagai bahan baku 

Page 34: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

34  

pupuk kimia  (urea, SP‐36, ZA, dan NPK),   sehingga mengakibatkan kelangkaan 

pupuk secara nasional. 

 

Menyikapi  kelangkaan  pupuk  secara  nasional  ini,  maka  Pemerintah  telah 

mengeluarkan kebijakan penting dalam mendorong produksi dan penggunaan 

pupuk  organik  Peraturan Menteri  Pertanian No.  76/Permentan/O.T.140/12/2007 

tertanggal 28 Desember 2007 yang menetapkan untuk mengalokasikan subsidi 

pupuk  organik  bagi  subsektor  tanaman  pangan  sebesar  345  ribu  ton di  tahun 

2008 ini. 

 

Industri pupuk nasional yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk memproduksi 

pupuk organik bersubsidi tersebut adalah PT. Petrokimia Gresik sebesar 300 ribu 

ton, PT. Pupuk Kalimantan Timur sebesar 25 ribu ton, PT. Pupuk Sriwijaya dan 

PT. Pupuk Kujang masing‐masing sebayak 10 ribu  ton.   Sementara  itu, Harga 

Eceran  Tertinggi  (HET)  subsidi  yang  ditetapkan  dalam  Permentan  tersebut 

adalah Rp 1.000/kg yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2008. 

 

PT. Petrokimia Gresik telah menjadi pelopor dalam manufaktur pupuk organik 

skala  industri  yang  diberi merk  Petroganik.    Kapasitas  pupuk  organik  yang 

dapat diproduksi  oleh PT. Petrokimia Gresik, masih  tergolong  rendah, yaitu 

3.000 ton/tahun, atau hanya 1% dari kebutuhan pupuk organik tahun 2008 yang 

dicanangkan Pemerintah. 

 

 

 

 

 

 

Page 35: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

35  

1.5.2. Ketersediaan Teknologi Proses Pupuk Organik 

Komponen proses utama dalam pembuatan pupuk  organik pada prinsipnya 

hanya terdapat 2 (dua) komponen, yakni komponen digester (fermentasi bahan 

yang mengandung senyawa organik menjadi zat organik) dalam waktu yang 

sesingkat mungkin dan komponen lainnya adalah granulasi (pelletizing) untuk 

membentuk zat organik dimaksud dalam bentuk butiran‐butiran kering. 

 

Prinsip  dasar  dari  teknologi  biodegradasi  secara  cepat  adalah  proses 

dekomposisi  senyawa  organic  dengan  memanfaatkan  bakteri  termofilik 

(thermophilic  bacteria) untuk   menguraikan bahan‐bahan organik menjadi  zat‐

zat  organik  dalam  kondisi  beroksigen  (aerobic),  yang  dikenal  dengan  proses 

aerobic digestion. 

 

Teknologi  aerobic  digestion  secara  trademark  telah  diaplikasikan  di  berbagai 

negara maju,    seperti yang diproduksi oleh Fuchs  (Jerman) dengan  trademark 

ATAD  (Autoheated  Thermophilic  Aerobic  Digestion)  dan  AMAD  (Autoheated 

Mesophilic Aerobic Digestion).  Faktor yang membedakan antara teknologi ATAD 

dan AMAD adalah bahan organik yang akan didegradasi dan jenis bakterinya.   

 

Teknologi ATAD  digunakan  untuk menguraikan  bahan‐bahan  organik  yang 

berasal  dari  lumpur  air  limbah  dan  sampah,  dimana  jenis  bakteri  yang 

digunakan  adalah  thermophilic  bacteria  (jenis  bakteri  yang  berkembang 

optimum  pada  temperature  50oC  –  80oC).    Sedangkan  teknologi  AMAD 

digunakan  untuk  menguraikan  bahan‐bahan  organik  dari  kotoran  hewan, 

dengan jenis bakteri yang ditanam adalah bakteri mesofilik (mesophilic bacteria, 

yakni jenis bakteri yang berkembang secara optimum pada termperatur 37oC).  

Trademark  teknologi  aerobic  digestion  lainnya  adalah  EATAD  (Enhanced 

Autogenous  Thermophilic  Aerobic  Digestion)  seperti  yang  dimiliki  oleh  IBR 

Page 36: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

36  

(International  Bio  Recovery),  [http://www.ibrcorp.com],  Canada,  dengan  prinsip 

proses yang sama dengan ATAD Fuchs. 

 

Pupuk organik Petroganik yang diproduksi oleh PT. Petrokimia Gresik, dengan 

paten  teknologi  Mixtro,    sebagai  proses  digestion  dan  bahan  baku  yang 

digunakan  adalah  kotoran  hewan  dan  limbah  tebu  pabrik  gula  (dikenal  di 

Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan istilah: blothong). 

 

Melalui  aplikasi  teknologi  proses  digestion  secara  aerobic  yang menggunakan 

bakteri termofilik, maka proses penguraian bahan organik menjadi zat organik 

hanya  membutuhkan  waktu  3  –  5  hari  saja.    Hal  ini  jauh  lebih  cepat 

dibandingkan  dengan  proses  composting  yang  membutuhkan  waktu  6  –  10 

minggu.    Sehingga  aplikasi  teknologi  proses  digestion  secara  aerobic  sangat 

memberi  peluang  terhadap  pembuatan  pupuk  organik  berskala  industri 

manufaktur. 

 

1.5.3.   Ketersediaan Bahan Organik sebagai Bahan Baku Pupuk 

 

Dibandingkan  dengan  kotoran  hewan  dan  bahan  organik  lainnya  sebagai 

bahan  baku  dalam  pembuatan  pupuk  organik,  sampah  kota  lebih  dapat 

diandalkan  dari  aspek  kuantitas  sebagai  bahan  baku.    Karkteristik  sampah 

kota, sebagai contoh kasus kota Bandung dengan timbulan sebesar 750 ton/hari 

atau  yang  terangkut  sebesar  500  ton/hari  dan  kandungan  bahan  organik 

sebanyak  42%  dan  27%  sisa makanan memiliki  potensi  besar  sebagai  bahan 

baku  pupuk  organik.    Berdasarkan  data  sampah  kota  Bandung  tersebut, 

artinya  69%  atau  345  ton/hari  dari  jumlah  sampah  yang  terangkut  di  kota 

Bandung  sangat  handal  sebagai  bahan  baku  pupuk  organik  dengan 

menerapkan  teknologi  proses  Aerated  Digestion  menggunakan  bakteri 

termofilik. 

Page 37: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

37  

1.5.4. Potensi Industri Pupuk Organik Berbahan Baku Sampah Kota 

Faktor‐faktor  kunci  yang  dapat  menjadi  peluang  terhadap  isu  kebutuhan 

pupuk organik yang meliputi : 

• Kebijakan  Pemerintah  untuk  meningkatkan  produktivitas  subsektor 

tanaman pangan dan perkebunan  yang merupakan  kontributor GDP 

sebesar 8,3% pada tahun 2006; 

• Kelangkaan  pupuk  akibat  menurunnya  produksi  pupuk  kimia  oleh 

para industri pupuk nasional; 

• Kebutuhan  pupuk  organik  berdasarkan  rencana  definitif  Pemerintah 

pada  tahun  2008  sebesar  300.000  ton  sesuai  Peraturan  Menteri 

Pertanian RI No. 76/Permentan/O.T.140/12/2007 tertanggal 28 Desember 

2007; 

• Industri pupuk organik berskala nasional hanya PT. Petrokimia Gresik, 

yang memiliki  kapasitas  produksi  3.000  ton  per  tahun  atau  1%  dari 

kebutuhan Pemerintah; 

• Ketersediaan  teknologi  thermophilic digestion yang dapat mempercepat 

proses dekomposisi sampah menjadi pupuk organik; 

• Permasalahan yang dihadapi oleh kota‐kota besar di Indonesia, seperti 

Bandung, Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan Palembang dalam 

menentukan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah 

Memperhatikan  faktor‐faktor kunci  isu kebutuhan pupuk organik  tersebut di 

atas,  dan  sejalan  dengan  strategi  pengembangan  Perusahaan,  PT.  Kwarsa 

Hexagon  merencanakan  untuk  melakukan  penilaian  awal  (study)  terhadap 

kemungkinan  (feasibility)  menjadikan  Industri  Manufaktur  Pupuk  Organik 

Berbahan  Baku  Sampah  sebagai  upaya  dalam  mewujudkan  Rencana  Induk 

Usaha,  sesuai  amanat  Rencana  Usaha  PT.  Kwarsa  Hexagon  yang  telah 

ditetapkan. 

Page 38: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filePENDAHULUAN 1.1 ... berbasis CAD (computer aided design) ... rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS

38