bab i pendahuluan - · pdf filebeban titik individual seperti kolom struktural. ... dari...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebuah bangunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung di atas
permukaan tanah, untuk itu diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang
disebut pondasi. Pondasi adalah bagian dari bangunan yang berfungsi
mendukung seluruh berat dari bangunan dan meneruskannya ke tanah
dibawahnya. Untuk membuat pondasi diperlukan pekerjaan galian tanah.
Pada umumnya lapisan tanah di permukaan setebal ± 50 cm adalah lapisan
tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai daya dukung yang baik.
Oleh karena itu, dasar pondasi tidak boleh diletakkan pada lapisan tanah
humus ini. Untuk menjamin kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung
tanah yang cukup besar, maka dasar pondasi harus diletakkan pada kedalaman
lebih dari 50 cm dari permukaan tanah sampai mencapai lapisan tanah asli
yang keras. Lebar galian tanah untuk memasang pondasi dibuat secukupnya
saja asal sudah dapat untuk memasang pondasi, karena tanah yang sudah
terusik, sama sekali akan berubah baik sifatnya maupun kekuatannya.
Seperti sebuah pensil, kalau ujung yang lancip ditekan pada telapak tangan
akan terasa sakit dan lebih mudah masuk ke dalam daging. Sebaliknya pada
pangkal yang tumpul tidak akan terasa sakit dan tidak mudah masuk ke dalam
daging. Hal ini berlaku juga pada pondasi, bila dasar pondasi lebarnya hanya
sekecil saja, maka daya dukung bangunannya hanya kecil dan lebih mudah
amblas ke dalam lapisan tanah dibawahnya. Sebaliknya dengan lebar pondasi
yang besar, daya dukungnya juga semakin besar dan tidak mudah amblas ke
dalam lapisan tanah dibawahnya. Dengan kata lain, makin berat beban
bangunan yang harus didukung, makin besar pula daya dukung tanah yang
diperlukan dan makin lebar pula dasar pondasinya.
Secara umum terdapat dua macam pondasi yaitu Pondasi Dangkal
(Shallow Foundations) dan Pondasi Dalam (Deep Foundations). Yang
termasuk dalam pondasi dangkal ialah pondasi memanjang, pondasi tapak,
2
pondasi raft, dan pondasi rollag bata. Sedangkan yang termasuk dalam
pondasi dalam ialah pondasi tiang pancang (pile), pondasi dinding diafragma,
pondasi trucuk, dan pondasi caissons.
Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan
terhadap beratnya sendiri, beban-beban bangunan (beban isi bangunan), dan
gaya-gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi, dan sebagainya.
1.2. Rumusan Masalah
1) Jelaskan macam-macam pondasi?
2) Jelaskan beban-beban yang bekerja di atas pondasi?
3) Bagaimanakah cara pelaksanaan pemasangan pondasi di lapangan?
1.3. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui macam-macam pondasi.
2) Untuk mengetahui beban-beban apa saja yang bekerja di atas pondasi.
3) Untuk mengetahui cara pelaksanaan pemasangan atau pembuatan pondasi
di lapangan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Macam-Macam Pondasi
1. Pondasi Dangkal (Shallow Foundations)
Pondasi dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah,
umumnya kedalaman pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi
sampai dengan kedalaman kurang dari 3 m.
Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan yang baku, tetapi
merupakan sebagai pedoman. Pada dasarnya, permukaan pembebanan atau
kondisi permukaan lainnya akan mempengaruhi kapasitas daya dukung
pondasi dangkal. Pondasi dangkal biasanya digunakan ketika tanah
permukaan yang cukup kuat dan kaku untuk mendukung beban yang
dikenakan, dimana jenis struktur yang didukungnya tidak terlalu berat dan
juga tidak terlalu tinggi. Pondasi dangkal umumnya tidak cocok dalam
tanah kompresif yang lemah atau sangat buruk, seperti tanah urug dengan
kepadatan yang buruk, pondasi dangkal juga tidak cocok untuk jenis tanah
gambut, lapisan tanah muda, dan jenis tanah deposito aluvial, dan lain
sebagainya.
Jenis-jenis pondasi dangkal yaitu :
a. Pondasi Tapak (Pad Foundations)
4
Pondasi tapak (pad foundation) digunakan untuk mendukung
beban titik individual seperti kolom struktural. Pondasi pad ini dapat
dibuat dalam bentuk bulatan (melingkar) dan persegi (rectangular). Jenis
pondasi ini biasanya terdiri dari lapisan beton bertulang dengan ketebalan
yang seragam, tetapi pondasi pad dapat juga dibuat dalam bentuk
bertingkat atau haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan
beban dari kolom berat. Selain pondasi tapak diterapkan dalam pondasi
dangkal, dapat juga digunakan untuk pondasi dalam.
Pondasi tapak biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau
bangunan di atas tanah lembek, dengan kedalaman lebih kurang 1 - 2
meter. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang yang dibentuk seperti tapak
dan letaknya tepat di bawah kolom/tiang. Kedalaman pondasi ini
disesuaikan sampai mencapai tanah keras.
Kebutuhan Bahan Pondasi Tapak :
- Batu pecah/split 2 - 3 (ukuran diameter batu = 2 - 3 cm).
- Batu pecah/split tersebut diatas dapat diganti dengan kerikil.
- Pasir beton.
- Semen PC.
- Besi beton.
- Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan).
5
Kelebihan Pondasi Tapak :
- Biaya pondasi ini relatif murah.
- Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja).
- Dapat digunakan untuk bangunan mulai 1 lantai sampai ketinggian 4
lantai.
- Sistem pengerjaannya relatif mudah, apabila proses pengecoran
dilakukan ditempat (di lubang galian pondasi tersebut).
Kekurangan Pondasi Tapak :
- Apabila pembuatan struktur pondasi tapak dibuat diluar lubang galian
pondasi, maka diperlukan waktu pengerjaan lebih lama, karena
pondasi tapak dibuat/dicetak dengan menggunakan bekisting/cetakan
terlebih dulu.
- Diperlukan waktu untuk menunggu beton kering sesuai umur beton,
agar dapat dipindahkan ke posisi lubang pondasi tapak (yang telah
digali sebelumnya).
- Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur, dari segi pembesian
dan desain penulangannya.
- Waktu pengerjaan pondasi ini harus lebih dini, karena memerlukan
waktu pengeringan selama 28 hari agar bisa digunakan.
b. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang (Strip Foundations)
5
Kelebihan Pondasi Tapak :
- Biaya pondasi ini relatif murah.
- Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja).
- Dapat digunakan untuk bangunan mulai 1 lantai sampai ketinggian 4
lantai.
- Sistem pengerjaannya relatif mudah, apabila proses pengecoran
dilakukan ditempat (di lubang galian pondasi tersebut).
Kekurangan Pondasi Tapak :
- Apabila pembuatan struktur pondasi tapak dibuat diluar lubang galian
pondasi, maka diperlukan waktu pengerjaan lebih lama, karena
pondasi tapak dibuat/dicetak dengan menggunakan bekisting/cetakan
terlebih dulu.
- Diperlukan waktu untuk menunggu beton kering sesuai umur beton,
agar dapat dipindahkan ke posisi lubang pondasi tapak (yang telah
digali sebelumnya).
- Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur, dari segi pembesian
dan desain penulangannya.
- Waktu pengerjaan pondasi ini harus lebih dini, karena memerlukan
waktu pengeringan selama 28 hari agar bisa digunakan.
b. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang (Strip Foundations)
5
Kelebihan Pondasi Tapak :
- Biaya pondasi ini relatif murah.
- Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja).
- Dapat digunakan untuk bangunan mulai 1 lantai sampai ketinggian 4
lantai.
- Sistem pengerjaannya relatif mudah, apabila proses pengecoran
dilakukan ditempat (di lubang galian pondasi tersebut).
Kekurangan Pondasi Tapak :
- Apabila pembuatan struktur pondasi tapak dibuat diluar lubang galian
pondasi, maka diperlukan waktu pengerjaan lebih lama, karena
pondasi tapak dibuat/dicetak dengan menggunakan bekisting/cetakan
terlebih dulu.
- Diperlukan waktu untuk menunggu beton kering sesuai umur beton,
agar dapat dipindahkan ke posisi lubang pondasi tapak (yang telah
digali sebelumnya).
- Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur, dari segi pembesian
dan desain penulangannya.
- Waktu pengerjaan pondasi ini harus lebih dini, karena memerlukan
waktu pengeringan selama 28 hari agar bisa digunakan.
b. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang (Strip Foundations)
6
Pondasi jalur/pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi
menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban
memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau
beban kolom, dimana penempatan kolom dalam jarak yang dekat dan
fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga
pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan.
Pondasi jalur/pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam
bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Biasanya
digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk
pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton
tanpa tulangan, dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan
catatan tidak mendukung beban struktural.
Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi
tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80
cm dengan lebar tapak lebih kurang sama dengan tingginya.
Kebutuhan bahan Pondasi Jalur/Memanjang :
- Batu pecah atau batu kali (batu mangga).
- Pasir pasang.
- Semen PC.
Kelebihan Pondasi Jalur/Memanjang :
- Pelaksanaan pondasi mudah.
- Waktu pengerjaan pondasi relatif lebih cepat.
- Biaya pelaksanaan relatif lebih murah, jika menggunakan batu kali
(batu mangga).
- Batu pecah relatif lebih mudah didapat (untuk daerah pulau Jawa).
Kekurangan Pondasi Jalur/Memanjang :
- Pada daerah-daerah tertentu batu pecah susah didapat, tetapi dapat
diganti dengan batu kali.
7
- Membuat pondasi ini memerlukan cost/biaya besar, apabila
menggunakan batu pecah.
- Pondasi ini tidak dianjurkan untuk rumah bertingkat 2 atau lebih.
c. Pondasi Tikar (Raft Foundations)
Pondasi tikar/pondasi raft digunakan untuk menyebarkan beban
dari struktur atas area yang luas, biasanya dibuat untuk seluruh area
struktur. Pondasi raft digunakan ketika beban kolom atau beban struktural
lainnya berdekatan dan pondasi pad saling berinteraksi.
Pondasi raft biasanya terdiri dari plat beton bertulang yang
membentang pada luasan yang ditentukan. Pondasi raft memiliki
keunggulan mengurangi penurunan setempat dimana plat beton akan
mengimbangi gerakan differensial antara posisi beban. Pondasi raft
sering dipergunakan pada tanah lunak atau longgar dengan kapasitas daya
tahan rendah karena pondasi raft dapat menyebarkan beban di area yang
lebih besar.
Pondasi ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal
lainnya, pondasi tapak dan pondasi menerus. Ini disebabkan seluruhnya
terbuat dari beton bertulang. Harganya lebih murah dibandingkan dengan
pondasi batu kali untuk bangunan rumah bertingkat.
Ukuran lebar pondasi ini sama dengan lebar bawah pondasi batu
kali, yaitu 70 - 120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi raft adalah
menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau
memang sudah ada rencana pengembangan rumah ke atas.
Kelebihan Pondasi Raft :
- Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.
- Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat
kolom strukturnya.
8
- Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding
pondasi batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun
gaya horizontal seperti gempa, angin, ledakan, dan lain-lain.
Kekurangan Pondasi Raft :
- Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (persiapan
lebih lama).
- Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton
kering/sesuai umur beton).
- Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
- Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
- Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah
dilakukan galian tanah.
d. Pondasi Rollag Bata
Pada awalnya pondasi rollag bata merupakan pondasi yang
diaplikasikan untuk menopang berat beban pada bangunan. Namun, pada
saat ini pondasi rollag bata telah lama ditinggalkan. Selain mahal,
pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki
kekuatan yang bisa diandalkan. Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakan
untuk menahan beban ringan, misalnya pada teras.
2. Pondasi Dalam (Deep Foundations)
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan di permukaan tanah
dengan kedalaman tertentu dimana daya dukung dasar
pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah,
9
pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah
elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk
pondasi tiang pancang, dinding pancang, dan caissons atau pondasi
kompensasi.
Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke
lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalaman yang tertentu sampai
didapat jenis tanah yang mendukung daya beban struktur bangunan
sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat
dihindari.
Jenis-jenis pondasi dalam yaitu :
a. Pondasi Pile
Pondasi pile merupakan jenis pondasi yang dibuat dalam
berbentuk ramping yang ditujukan untuk mengirimkan beban melalui
jenis lapisan tanah dengan jenis daya dukung rendah hingga tercapai
jenis tanah yang lebih dalam atau lapisan batuan yang memiliki
kapasitas daya dukung yang tinggi. Pondasi pile digunakan ketika dengan
pertimbangan nilai ekonomi, konstruksi, atau tanah yang diinginkan untuk
mengirimkan beban diluar jangkauan praktis dibandingkan menggunakan
jenis pondasi dangkal. Selain mendukung struktur, pondasi pile juga
digunakan untuk menahan beban struktur melawan gaya angkat dan juga
membantu struktur dalam melawan kekuatan gaya lateral dan gaya guling.
Pondasi pile dapat dijumpai dalam berbagai jenis misalnya v pile
dan beton pancang, dimana secara struktural pondasi pile sebelum beban
10
dari kolom diteruskan terhadap pile, maka diatas pile sendiri dibuat
konstruksi penghubung yang biasanya disebut dengan pile cap.
Pondasi pile (tiang pancang) bisa menggunakan tiang beton dan
juga tiang baja. Untuk pondasi tiang pancang yang terbuat dari beton
biasanya penampangnya bisa berbentuk (bujur sangkar, lingkaran, H, dan
segitiga) dan untuk tiang baja biasanya menggunakan pipa baja yang tahan
terhadap korosi tanah.
Pondasi pile ini biasa digunakan untuk bangunan yang memiliki
bobot yang tinggi (bangunan berat atau bertingkat banyak), karena
bangunan berat ini membutuhkan jenis pondasi yang lebih kuat, yang tidak
bisa didapat apabila menggunakan pondasi dangkal.
Dalam pelaksanaannya pondasi pile ini biasanya terdiri dari 2 atau
lebih tiang pancang yang disatukan dengan balok poer (Pile Cap)
diatasnya (seperti gambar di atas). Selanjutnya kolom konstruksi bangunan
dapat didirikan di atas Pile Cap tersebut.
Bentuk Tiang Pancang Segitiga :
Tiang bentuk ini mempunyai luas selumut yang besar, oleh karena
itu cocok untuk tiang yang mengandalkan friksi (geser).
11
Bentuk Tiang Pancang Bujur Sangkar :
Bentuk ini sangat cocok untuk tiang yang dipancang sampai tanah
keras karena efektif memikul beban.
Bentuk Tiang Pancang Bulat :
Bentuk ini sangat cocok untuk tiang yang dipancang sampai tanah
keras karena efektif memikul beban. Selain itu tiang ini mampu memikul
gaya lateral yang besar disebabkan momen inersia yang besar.
12
Bentuk Tiang Pancang H :
Tiang bentuk ini mempunyai luas selumut yang besar, oleh karena
itu cocok untuk tiang yang mengandalkan friksi (geser).
b. Pondasi Piers (Dinding Diafragma)
Pondasi piers adalah pondasi untuk meneruskan beban berat
struktural yang dibuat dengan cara melakukan penggalian dalam,
kemudian struktur pondasi piers dipasangkan ke dalam galian tersebut.
Satu keuntungan pondasi piers adalah bahwa pondasi jenis ini lebih
murah dibandingkan dengan membangun pondasi dengan jenis pondasi
menerus, hanya kerugian yang dialami adalah jika lempengan pondasi
yang sudah dibuat mengalami kekurangan ukuran, maka kekuatan jenis
pondasi tidak menjadi normal. Pondasi piers standar dapat dibuat dari
beton bertulang pre-cast. Oleh karena itu, aturan perencanaan pondasi
piers terhadap balok beton diafragma adalah mengikuti setiap ukuran
ketinggian pondasi yang direncanakan.
Pondasi piers dapat divisualisasikan sebagai bentuk tabel struktur
adalah sistem kolom vertikal yang terbuat dari beton bertulang
ditempatkan di bawah bangunan yang ditanamkan dibawah tanah yang
sudah digali. Lempengan beton diafragma ini mentransfer beban
bangunan terhadap tanah.
Balok dibangun di atas dinding diafragma vertikal (pondasi piers)
yang menahan dinding rumah atau struktur. Banyak rumah didukung
13
sepenuhnya dengan jenis pondasi ini, dimana beton yang dipasang juga
berguna sebagai dinding pada ruang bawah tanah, dimana ruang tersebut
digunakan sebagai gudang penyimpanan atau taman. Beton pondasi piers
biasanya dibuat dalam bentuk pre-cast dalam berbagai ukuran dan bentuk,
dimana sering dijumpai dalam bentuk persegi memanjang dengan
ketinggian sesuai dengan ukuran kedalaman yang diperlukan. Tapi beton
dapat juga dibuat dalam bentuk bulatan. Setelah beton bertulang cukup
kering kemudian dimasukkan ke dalam tanah yang sudah digali dan
disusun secara bersambungan. Setelah tersusun dengan baik kemudian
baru dilanjutkan dengan konstruksi diatasnya.
c. Pondasi Caissons (Bor Pile)
Pondasi caissons (bor pile) adalah bentuk pondasi dalam yang
dibangun di dalam permukaan tanah, pondasi ditempatkan sampai
kedalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lubang dengan
sistem pengeboran atau pengerukan tanah.
Setelah kedalaman sudah didapatkan kemudian pondasi pile
dilakukan dengan pengecoran beton bertulang terhadap lubang yang sudah
di bor. Sistem pengeboran dapat dilakukan dalam berbagai jenis baik
sistem manual maupun sistem hidrolik. Besar diameter, kedalaman galian,
dan juga sistem penulangan beton bertulang didesain berdasarkan daya
dukung tanah dan beban yang akan dipikul. Fungsional pondasi ini juga
hampir sama pondasi pile yang mana juga ditujukan untuk menahan
14
beban struktur, melawan gaya angkat, dan juga membantu struktur dalam
melawan kekuatan gaya lateral dan gaya guling.
Sistem kerja pondasi ini hampir sama dengan Pondasi Pile (Tiang
Pancang), yaitu meneruskan beban struktur bangunan di atas ke tanah
dasar dibawahnya sampai kedalaman tanah yang dianggap kuat (memiliki
daya dukung yang cukup). Untuk itu diperlukan kegiatan Sondir
sebelumnya, agar daya dukung tanah di bawah dapat diketahui pada
kedalaman berapa meter yang dianggap memadai untuk mendukung
konstruksi diatas yang akan dipikul nantinya.
Jenis pondasi ini cocok digunakan untuk lokasi pekerjaan yang
disekitarnya rapat dengan bangunan orang lain, karena proses pembuatan
pondasi ini tidak menimbulkan efek getar yang besar, seperti pembuatan
pondasi pile (tiang pancang) yang pemasangannya dilakukan dengan cara
pukulan memakai Beban/Hammer.
d. Pondasi Trucuk
Pondasi ini digunakan jika ingin mendirikan bangunan diatas tanah
berawa atau tanah bekas timbunan tempat sampah. Trucuk mempunyai
fungsi untuk memadatkan tanah. Trucuk ada berbagai jenis, ada yang dari
bambu, kayu, beton, baja, dan lain sebagainya. Trucuk dari bambu bisa
lebih kuat daripada beton jika sebelum pemasangannya diberi lapisan-
lapisan tertentu.
15
2.2. Beban-Beban yang Bekerja di atas Pondasi
Beban-beban yang bekerja di atas pondasi adalah berat pasangan bata
termasuk kolom praktisnya, berat atap, berat plafon, berat balok sloof dan
balok keliling atas, berat sendiri pondasi, dan berat tanah di atas pondasi.
1. Berat Pasangan Bata Termasuk Kolom Praktisnya
Berat pasangan bata dengan perekat 1 kp : 1 sm : 1 ps adalah 1.700 kg/m3.
Bila dipakai perekat 1 semen : 2 pasir, beratnya = 2.000 kg/m3. Untuk
pasangan bata dengan perekat campuran kapur dan semen atau sebagian
pakai perekat kapur dan sebagian lagi dengan perekat semen dapat dipakai
berat rata-rata = 1.800 kg/m3. Berat ini sudah termasuk plesterannya, jadi
tebal pasangan bata yang dipakai adalah :
- 15 cm untuk pasangan ½ batu, dan
- 30 cm untuk pasangan 1 batu, walaupun mungkin pada kenyataannya
tebal sesungguhnya kurang dari ukuran tersebut. Kolom praktisnya
dapat dianggap sebagai berat pasangan bata.
2. Untuk balok sloof dan balok keliling dari konstruksi beton bertulang
dipakai berat = 2.400 kg/m3.
3. Penutup atap dari genteng + usuk + reng = 50 kg/m2.
Bila termasuk gordingnya diapaki berat = 110 kg/m2.
Penutup atap sirap + usuk + reng = 40 kg/m2.
Penutup asbes + gording = 50 kg/m2.
Berat kuda-kuda kayu = 60 kg/m.
4. Berat plafon eternit + penggantung = 20 kg/m2.
5. Berat pondasi batu kali = 2.200 kg/m3.
6. Tanah kering udara – lembab = 1.700 kg/m3, tanah basah = 2.000 kg/m3,
berat ini berlaku juga untuk pasir.
16
Adapun sebagai tambahan beban-beban yang bekerja di atas pondasi
adalah :
1. Beban Mati
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu bangunan
yang bersifat tetap, termasuk segala bagian tambahan, mesin-mesin serta
perlengkapan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
bangunan itu.
2. Beban Hidup
Beban hidup adalah beban yang sifatnya dapat beubah-ubah atau
begerak sesuai dengan penggunaan bangunan (ruangan) yang bukan
bagian dari konstruksi bangunan. Beban hidup dapat menopang pada
beban mati yang dapat berubah dalam jangka waktu pendek sesuai
pergerakan atau pemindahan benda dan dapat juga berubah dalam jangka
waktu panjang. Adapun jenis beban hidup yang ada pada bangunan
meliputi : manusia, furniture, kendaraan, dan gerakan yang terjadi seperti
ledakan.
3. Beban Angin
Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada bangunan atau
bagian bangunan yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.
Beban angin diperhitungkan karena angin besar dapat menekan bangunan
dan mempengaruhi kekuatannya. Bila kecepatan angin di suatu daerah
rata-rata konstan, maka hal ini dapat disebut statis. Apabila perubahannya
besar maka termasuk tekanan dinamis. Tekanan dinamis ini dipengaruhi
oleh faktor-faktor lingkungan seperti kekasaran dan bentuk kerampingan
bangunan, dan letak bangunan yang berdekatan satu sama lain.
4. Beban Gempa
Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja
pada bangunan atau bagian bangunan yang menirukan pengaruh dari
17
pergerakan tanah akibat gempa itu. Pengaruh gempa pada struktur
ditentukan berdasarkan analisa dinamik, maka yang diartikan dalam beban
gempa yaitu gaya-gaya di dalam struktur tersebut yang terjadi oleh tanah
akibat gempa itu.
5. Berat Additional
Beban additional adalah beban yang memiliki nilai yang lebih
besar dari nilai beban mati atau beban hidup dan merupakan bagian dari
struktur yang harus ditinjau. Diantara beban additional adalah tendon air di
atas bangunan, kuda-kuda, tangga, dan lift.
18
2.3. Cara Pelaksanaan Pemasangan Pondasi di Lapangan
1. Cara Pelaksanaan Pemasangan Pondasi Batu Kali di Lapangan
Pondasi adalah struktur pada bangunan yang terletak paling bawah
yang berfungsi untuk meneruskan beban dari struktur atas ke tanah. Secara
garis besar pondasi ada 2 jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Pondasi dangkal salah satunya jenisnya adalah pondasi batu kali. Ada
beberapa tahapan dalam pelaksanaan pembuatan pondasi batu kali antara
lain :
- Pekerjaan Persiapan.
- Pekerjaan Galian.
- Pekerjaan Urugan Pasir.
- Pekerjaan Pasangan Pondasi.
- Pekerjaan Persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali,
tempat penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar
dari site, juga tempat penimbunan sementara batu-batu kali tersebut
sebelum dipasang.
- Pekerjaan Galian
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian adalah :
a) Siapkan alat-alat yang diperlukan.
b) Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi
bagian bawah dengan kedalaman yang disyaratkan.
c) Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan
yang tepat.
d) Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan.
e) Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.
19
Rencana Galian Pondasi
- Pekerjaan Urugan Pasir
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir
adalah :
a) Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk
mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
b) Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
c) Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua, sehingga didapatkan
tebal pasir urug seperti yang direncanakan.
Pekerjaan Urugan Pasir
- Pekerjaan Pasangan Pondasi
Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan
profil dan pemasangan batu kali.
20
Pembuatan Profil
a) Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap
profil). Profil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
b) Pasang bilah batu datar pada kedua patok, setinggi profil.
c) Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar.
Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang
direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.
d) Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok
dan juga dipaku agar lebih kuat.
e) Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi, dan
ikatkan dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
f) Cek ketegakan/posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika
ada yang tidak tepat, demikian juga peilnya.
Pemasangan Batu Kali
a) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
b) Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm
dari permukaan urugan pasir.
c) Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
d) Susun batu-batu di atas lapisan pasir urug tanpa adukan
(aanstamping) dengan tinggi 25 cm dan isikan pasir dalam celah-
celah batu tersebut, sehingga tak ada rongga antar batu kemudian
siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
e) Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali
dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar
pasangan tersebut rata.
21
Pembuatan Profil Batu Kali
2. Cara Pelaksanaan Pembuatan Pondasi Tiang Bor
- Pengeboran
Ini merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang
bor, kedalaman, dan diameter tiang bor, juga terdapatnya batuan atau
material dibawah permukaan tanah menjadi parameter utama
dipilihnya alat-alat bor. Ini perlu diantisipasi sehingga bisa disediakan
metode dan peralatan yang cocok. Kalau asal ngebor, bisa-bisa mata
22
bor-nya stack dibawah. Ini contoh mesin bor dan auger dengan
berbagai ukuran siap ngebor.
Setelah mencapai suatu kedalaman yang mencukupi untuk
menghindari tanah di tepi lubang berguguran, maka perlu dipasang
casing, yaitu pipa yang mempunyai ukuran diameter dalam kurang
lebih sama dengan diameter lubang bor.
Perhatikan mesin bornya beda, tetapi pada prinsipnya cara
pemasangan casing sama, diangkat dan dimasukkan pada lubang bor.
Tentu saja kedalaman lubang belum sampai bawah, secukupnya. Kalau
menunggu sampai ke bawah, maka tanah berguguran semua dan
lubang bisa tertutup lagi. Jadi pemasangan casing penting.
Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan.
Gambar di atas, mata auger sudah diganti dengan Cleaning Bucket
yaitu untuk membuang tanah atau lumpur di dasar lubang.
23
Cleaning Bucket dan Belling Tools
Setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai
kedalaman rencana maka perlu dipastikan terlebih dahulu apakah
kedalaman lubang bor sudah mencukupi, yaitu melalui pemeriksaan
manual.
Perlu juga diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga
diperiksa dengan data hasil penyelidikan terdahulu. Apakah jenis tanah
sama seperti yang diperkirakan dalam menentukan kedalaman tiang
bor tersebut. Ini perlu karena sampel tanah sebelumnya umumnya
diambil dari satu dua tempat yang dianggap mewakili, tetapi dengan
proses pengeboran ini maka secara otomatis dapat dilakukan prediksi
kondisi tanah secara tepat, satu persatu pada titik yang dibor.
Apabila kedalaman dan lubang bor telah siap, maka selanjutnya
adalah penempatan tulangan rebar.
24
Jika perlu, mungkin karena terlalu dalam, maka penulangan harus
disambung dilapangan sedangkan mengangkatnya bertahap.
Ini kondisi lubang tiang bor yang siap di cor.
- Pengecoran Beton
Setelah proses pemasangan tulangan baja, maka proses selanjutnya
adalah pengecoran beton. Ini merupakan bagian yang paling kritis
yang menentukan berfungsi tidaknya suatu pondasi. Meskipun proses
pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi pada tahapan ini gagal maka
gagal pula pondasi tersebut secara keseluruhan.
Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi
benar dengan beton, misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah
atau segresi dengan air, tanah longsor sehingga beton mengisi bagian
yang tidak tepat.
Adanya air pada lubang bor menyebabkan pengecoran memerlukan
alat bantu khusus, yaitu pipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang
yang sama atau lebih besar dengan kedalaman lubang yang dibor.
25
Foto diatas disebut pipa tremi. Ujung di bagian bawah agak
khusus, tidak berlubang biasa, tetapi ada detail khusus sehingga
lumpur tidak masuk ke dalam, tetapi beton di dalam pipa bisa
mendorong keluar.
Yang teronggok di bawah adalah corong beton yang akan dipasang
di ujung atas pipa tremi, tempat memasukkan beton segar.
Foto di atas ini pekerjaan pengecoran pondasi tiang bor di bagian
lain, terlihat mesin bor (warna kuning) yang difungsikan crane-nya
(mata bornya tidak dipasang, mesin bor non-aktif).
Posisi sama seperti yang diatas, yaitu pipa tremi siap dimasukkan
dalam lubang bor.
Pipa tremi sudah berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan
ujung atas yang ditahan sedemikian sehingga posisinya terkontrol
(dipegang) dan tidak jenuh. Corong beton dipasang. Pada kondisi pipa
seperti ini maka pengecoran beton siap. Truk readymix siap mendekat.
26
Pada tahap pengecoran pertama kali, truk readymix dapat
menuangkan langsung ke corong pipa tremi seperti kasus diatas.
Pipa tremi yang dipasang tadi perlu dicabut lagi. Kalau beton yang
dituang terlalu banyak, maka pencabutan pipa yang tertanam menjadi
susah. Sedangkan jika terlalu dini mencabut pipa tremi, beton pada
bagian bawah belum terkonsolidasi dengan baik, maka bisa-bisa terjadi
segresi, tercampur dengan tanah. Jadi perlu feeling yang tepat untuk
melakukan proses ini. Pengalaman kerja sangat menentukan disini.
Jika salah akan mengakibatkan pondasi gagal, cost atau biayanya akan
bertambah besar.
Jika beton yang dicor sudah semakin ke atas (volumenya semakin
banyak), maka pipa tremi harus mulai ditarik ke atas. Perhatikan
bagian pipa tremi yang basah dan kering. Untuk kasus ini karena
pengecoran beton masih diteruskan, maka diperlukan bucket karena
beton tidak bisa langsung dituang ke corong pipa tremi tersebut.
Adanya pipa tremi tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan
ke dasar lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan
air atau lumpur karena berat jenis beton lebih besar dari berat jenis
lumpur maka beton makin lama, makin kuat untuk mendesak lumpur
27
naik ke atas. Jadi pada tahapan ini tidak perlu takut dengan air atau
lumpur. Gambar foto di atas menunjukkan air/lumpur mulai terdorong
ke atas, lubang mulai digantikan dengan beton.
Proses pengecoran ini memerlukan supply beton continuous,
bayangkan saja bila ada keterlambatan beberapa jam. Jika sampai
terjadi setting, maka pipa treminya bisa tertanam di bawah dan tidak
bisa dicabut. Sedangkan kalau keburu dicabut, maka tiang beton bisa
tidak continue. Jadi bagian logistik/pengadaan beton harus
memperhatikan.
Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka
pada akhirnya beton dapat muncul dari kedalaman lubang. Jadi
pemasangan tremi mensyaratkan bahwa selama pengecoran dan
penarikan, maka pipa tremi tersebut harus selalu tertanam pada beton
segar. Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan
agar tidak terjadi segresi atau tercampur dengan lumpur.
28
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Secara umum terdapat dua macam pondasi yaitu Pondasi Dangkal
(Shallow Foundations) dan Pondasi Dalam (Deep Foundations). Yang
termasuk dalam pondasi dangkal ialah pondasi memanjang, pondasi tapak,
pondasi raft, dan pondasi rollag bata. Sedangkan yang termasuk dalam
pondasi dalam ialah pondasi tiang pancang (pile), pondasi dinding diafragma,
pondasi trucuk, dan pondasi caissons.
Pondasi harus dibuat dan direncanakan pada keadaan yang paling aman
bagi konstruksi bangunan diatasnya, dimana beban konstruksi bangunan yang
didukung oleh pondasi yaitu berat pasangan bata termasuk kolom praktisnya,
berat atap, berat plafon, berat balok sloof dan balok keliling atas, berat sendiri
pondasi, dan berat tanah di atas pondasi, serta beban tambahan atau beban luar
seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain sebagainya.
Cara pelaksanaan pembuatan atau pemasangan pondasi pun harus
diperhatikan baik secara fungsional maupun struktural. Secara fungsional
yaitu mampu mendukung dan menyalurkan dengan baik beban-beban
diatasnya sedangkan secara struktural yaitu tidak amblas dan tidak berubah
bentuk.
3.2. Saran
Untuk melaksanakan pembuatan atau pemasangan pondasi dangkal
maupun pondasi dalam harus dilakukan terlebih dahulu penyelidikan tanah
(soil investigation) supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan pondasi
dan biaya pengerjaannya hemat.
29
REFERENSIAndarias, Art. 2012. “Macam-Macam Pondasi Teknik Sipil”. http://art-
andarias.blogspot.com/2012/03/macam-macam-pondasi-teknik-sipil.html.20 April 2013.
Kiaarch. 2013. “Jenis-Jenis Pondasi”.http://kiaarch02.blogspot.com/2013/04/jenis-jenis-pondasi.html. 20 April2013.
Kompasiana, Edukasi. 2012. “Gaya dan Beban Pada Bangunan”.http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/11/gaya-dan-beban-pada-bangunan-445571.html. 20 April 2013.
Robert. 2012. “Metode Pelaksanaan Pondasi Batu Kali”.http://robertdesignstructure.blogspot.com/2012/12/metode-pelaksanaan-pondasi-batu-kali.html. 20 April 2013.
Sipil, Proyek. 2012. “Pondasi Tapak Biasa Disebut Juga”.http://proyeksipil.blogspot.com/2012/11/pondasi-tapak-biasa-disebut-juga.html. 20 April 2013.
Sipil, Proyek. 2012. “Pondasi Batu Kali Biasa Disebut Juga”.http://proyeksipil.blogspot.com/2012/11/pondasi-batu-kali-biasa-disebut-juga.html. 20 April 2013.
Sipil, Proyek. 2012. “Sekilas Tentang Pondasi Bor Pile”.http://proyeksipil.blogspot.com/2012/11/sekilas-tentang-pondasi-bor-pile.html. 20 April 2013.
Sipil, Proyek. 2012. “Sekilas Tentang Pondasi Piers”.http://proyeksipil.blogspot.com/2012/11/sekilas-tentang-pondasi-piers.html. 20 April 2013.