bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.upi.edu/23757/4/t_geo_1303351_chapter1.pdf · yang...

14
1 Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan esensial bagi makhluk hidup di bumi baik manusia, hewan, maupun tumbuhan untuk bertahan hidup. Tidak ada makhluk hidup yang dapat bertahan tanpa air. Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari tanpa makan, akan tetapi manusia tidak akan bertahan selama beberapa hari jika tidak minum. Kehidupan yang ada di bumi ini dapat terus berlangsung karena tersedianya air yang cukup. Susana (2003, hlm. 17) mengemukakan “... tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air, karena air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan. ..”. Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi ini. Ketersediaan air diperlukan tidak hanya dari segi kuantitas saja namun juga dari segi kualitas yang harus tetap memenuhi standar sesuai dengan peruntukannya. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia, maka kebutuhan air pun meningkat, sehingga akhir-akhir ini air menjadi barang yang mahal dan pada musim tertentu menjadi barang langka. Di kota-kota besar, tidak mudah mendapatkan sumber air bersih yang dipakai sebagai bahan baku air bersih yang bebas dari pencemaran, karena air banyak digunakan oleh kegiatan industri yang memerlukan sejumlah air dalam menunjang produksinya. Di sisi lain, tanah yang merupakan cadangan air sudah banyak ditutup untuk berbagai keperluan seperti perumahan, dan industri tanpa mempedulikan fungsi dari tanah tersebut sebagai wahana simpanan air untuk masa datang. Jika keseimbangan ketersediaan air terganggu maka air dapat menjadi suatu bencana manakala jumlahnya terlalu besar atau terlalu kecil. Di beberapa tempat ketika musim hujan tiba jumlah air yang terlalu besar mempunyai kekuatan destruktif yang merusak dan mengakibatkan terjadinya bencana banjir, setelah musim berganti kemarau maka bencana kekeringan (drought) melanda. Peristiwa yang ironis ini menjadi penanda adanya ketidakseimbangan antara air

Upload: lythien

Post on 26-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

1

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan esensial bagi makhluk hidup di bumi

baik manusia, hewan, maupun tumbuhan untuk bertahan hidup. Tidak ada

makhluk hidup yang dapat bertahan tanpa air. Manusia mungkin dapat hidup

beberapa hari tanpa makan, akan tetapi manusia tidak akan bertahan selama

beberapa hari jika tidak minum. Kehidupan yang ada di bumi ini dapat terus

berlangsung karena tersedianya air yang cukup. Susana (2003, hlm. 17)

mengemukakan “... tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air,

karena air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan...”. Air merupakan

material yang membuat kehidupan terjadi di bumi ini.

Ketersediaan air diperlukan tidak hanya dari segi kuantitas saja namun

juga dari segi kualitas yang harus tetap memenuhi standar sesuai dengan

peruntukannya. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia, maka

kebutuhan air pun meningkat, sehingga akhir-akhir ini air menjadi barang yang

mahal dan pada musim tertentu menjadi barang langka. Di kota-kota besar, tidak

mudah mendapatkan sumber air bersih yang dipakai sebagai bahan baku air bersih

yang bebas dari pencemaran, karena air banyak digunakan oleh kegiatan industri

yang memerlukan sejumlah air dalam menunjang produksinya. Di sisi lain, tanah

yang merupakan cadangan air sudah banyak ditutup untuk berbagai keperluan

seperti perumahan, dan industri tanpa mempedulikan fungsi dari tanah tersebut

sebagai wahana simpanan air untuk masa datang.

Jika keseimbangan ketersediaan air terganggu maka air dapat menjadi

suatu bencana manakala jumlahnya terlalu besar atau terlalu kecil. Di beberapa

tempat ketika musim hujan tiba jumlah air yang terlalu besar mempunyai

kekuatan destruktif yang merusak dan mengakibatkan terjadinya bencana banjir,

setelah musim berganti kemarau maka bencana kekeringan (drought) melanda.

Peristiwa yang ironis ini menjadi penanda adanya ketidakseimbangan antara air

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

2

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

yang masuk ke dalam tanah dan air yang dikeluarkan dari dalam tanah. Kodoatie

dan Sjarief (2008, hlm. 3) mengemukakan :

Yang memprihatinkan adalah kedua bencana tersebut akhir-akhir ini

cenderung meningkat. Daerah langganan banjir menjadi lebih luas, ada

daerah yang tadinya tidak banjir sekarang mulai merasakan banjir. Di

bagian atas, banjir yang besar dengan kekuatan tinggi menjadikan aliran

air berubah menjadi banjir bandang yang membawa lumpur, batu-batuan

besar dan juga menimbulkan longsor. Dengan bukti nyata peningkatan

bencana sangat dikhawatirkan dampak yang terjadi akibat pembangunan

yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara

membabi buta. Salah satu dampaknya adalah krisis air (baik banjir,

longsor, maupun kekeringan) yang telah menjadi persoalan hidup yang

kompleks yang harus segera dipecahkan.

Terjadinya krisis air akan merugikan manusia sendiri. Masalah kualitas air, banjir,

dan kekeringan pada dasarnya disebabkan oleh aktivitas manusia yang hanya

mementingkan kepentingannya sendiri, sementara alam yang memberikan air

tersebut tidak dipedulikan kelestariannya. Penanganan terpadu dari berbagai unsur

masyarakat dan pemerintah untuk pelestarian air perlu dilakukan dari mulai

sumber mata air di hulu sampai bagian hilirnya.

Salah satu sumber mata air yang merupakan hulu Sungai Citarum adalah

Situ Cisanti. Secara administratif kawasan ini terletak di Desa Tarumajaya

Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Situ Cisanti terletak di kaki Gunung

Wayang yang merupakan Gunungapi aktif di kawasan Bandung pada titik

arboretum 73. Gunung Wayang (2181 mdpl) merupakan Gunung api kembar

dengan Gunung Windu termasuk pada kategori gunung api tipe B atau gunung api

yang berada dalam tingkat kegiatan fumarola/solfatara yang sejak tahun 1600

tidak pernah lagi mengadakan letusan magma. Hendrayana (2010) berpendapat

bahwa :

Sumber mata air yang paling layak dan paling baik dikonsumsi adalah

sumber air yang berasal dari mata air pegunungan vulkanik. Mata air

pegunungan vulkanik memenuhi tiga syarat karakteristik sumber air tanah,

yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Kuantitas dipengaruhi oleh curah

hujan, siklus air dan kondisi hidrogeologis di sekitar sumber daya air

tersebut. Kualitas dipengaruhi faktor alami (kondisi serta komposisi tanah

dan batuan) maupun aktivitas manusia (pertanian, pencemaran rumah

tangga, industri, dan lain sebagainya). Sedangkan kontinuitas memberi

keseimbangan antara pemakaian dan pengisian ulang.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

3

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

Kondisi air yang memenuhi syarat baku mutu merupakan kebutuhan yang utama

pada saat ini, sebagai penampung mata air Situ Cisanti penting sekali untuk dijaga

kualitas dan kuantitasnya. Berikut adalah gambar 1.1 Kawasan Situ Cisanti :

Gambar 1. 1 Kawasan Situ Cisanti

Sumber : Dokumen penulis (2014)

Dari gambar tersebut terlihat Situ Cisanti yang dikelilingi oleh hutan dengan latar

Gunung Wayang. Vegetasi yang rimbun di hutan ini menyebabkan wilayah situ

menjadi sejuk dan nyaman. Situ Cisanti yang berada di hutan lindung Gunung

Wayang merupakan daerah resapan air bagi keberlangsungan pengaliran tujuh

mata air yang dibendung masuk ke dalam situ. Mata air yang mengaliri situ

antara lain berasal dari mata air Pangsiraman, Cikahuripan, Cikawedukan,

Koleberes, Cihaniwung, Cisadane, dan Cisanti. Mata air yang keluar dari tanah ini

terlihat bening dan terasa menyejukkan. Mata air inilah yang akan menentukan

keberlangsungan Situ Cisanti. Pelestarian di sekitar Situ Cisanti mempunyai

hubungan timbal balik yang sinergi dan menguntungkan bagi lingkungan

setempat. Sejalan dengan itu maka rencana pembangunan wilayah ini diharapkan

dapat lebih diarahkan dan difokuskan untuk kepentingan kesejahteraan

masyarakat dan pelestarian fungsi hutan sebagai hutan lindung, hutan wisata dan

daerah resapan air.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

4

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

Kesejukan udara dan pemandangan yang indah menjadikan Situ Cisanti

dijadikan salah satu objek wisata yang memiliki daya tarik yang khas terutama

keberadaan mata air dan kearifan lokal masyarakat sekitar situ. Wisatawan yang

datang ke Situ Cisanti terdiri dari berbagai segmen usia. Selain itu, karena Situ

Cisanti merupakan wilayah hulu Sungai Citarum banyak para pelajar, mahasiswa,

atau ilmuwan datang untuk suatu penelitian atau menjadikan situ sebagai sumber

belajar. Para wisatawan harus memahami bahwa objek wisata Situ Cisanti

berbeda dengan objek wisata yang lain. Wisatawan harus arif dengan tidak

merusak lingkungan sekitar Situ. Senada dengan hal ini Dasmann,et al (1979,

hlm. 114) mengemukakan bahwa :

Tourism development poses special ecological problems not encountered

in other types of economic activity. The environmental resources exploited

for tourism attract visitors because of their outstanding beauty,

recreational possibilities or educational interest. Often, as in high

mountains and islands, the resources of interest for tourism are readily

damaged by disturbances.

Dari keterangan tersebut dijelaskan bahwa pembangunan pariwisata berbeda

dengan tipe aktivitas ekonomi yang lain. Dimana yang dijual dan dieksploitasi

adalah sumberdaya lingkungan yang akan menarik para wisatawan karena

keindahan alamnya, atau hanya untuk berekreasi atau objek wisata tersebut

penting untuk pendidikan. Sumberdaya yang menarik pariwisata sangat rentan

dengan kerusakan karena gangguan dari wisatawan. Dengan demikian wisatawan

diharapkan ikut andil untuk melestarikan lingkungan situ minimal ketika

mengunjungi dan menikmati alamnya tanpa merusak segala sumberdaya yang ada

di dalamnya. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di Kawasan Sekitar Situ

Cisanti diantaranya menggunakan perahu untuk mengitari Situ Cisanti,

memancing ikan, berkemah (camping), atau wisata belajar untuk para pelajar dan

mahasiswa.

Hutan Gunung Wayang yang di dalamnya terdapat Situ Cisanti berstatus

hutan lindung, hutan produksi, dan hutan produksi terbatas yang ditetapkan

melalui Surat Keputusan Menteri Hutan Nomor 195 tahun 2003. Wilayah yang

telah ditetapkan sebagai kawasan lindung menghadapi ancaman dan gangguan

terhadap lahan hutan berupa perambahan, penebangan liar, dan alih fungsi lahan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

5

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor,

baik dari sisi pengelola kawasan hutan yang masih belum optimal dalam

melaksanakan peran masyarakat yang tinggal di sekitar hutan, maupun dari sisi

masyarakat sendiri yang tingkat kesadaran akan nilai-nilai pelestarian masih

sangat minim. Sehingga ketergantungan masyarakat di sekitar kawasan sekitar

sangat tinggi. Gambar 1.2 berikut ini merupakan contoh Kerusakan lahan hutan

karena perambahan oleh petani di sekitar Situ Cisanti:

Gambar 1. 2 Kerusakan lahan hutan karena perambahan oleh petani

Sumber : survey penulis (2014)

Kondisi lahan yang memprihatinkan di beberapa titik lokasi yang seharusnya

hijau, menunjukkan bahwa etika lingkungan belum disadari secara menyeluruh

oleh warga petani sekitar hutan. Disinilah pentingnya penerapan etika lingkungan

yang harus dipahami oleh masyarakat. Keraf (2010, hlm. 15) mengemukakan

bahwa :

Etika merupakan kaidah, norma atau aturan yang ingin mengungkapkan,

menjaga, dan melestarikan nilai tertentu, yaitu apa yang dianggap baik dan

penting oleh masyarakat untuk dikejar dalam hidup ini. Dengan demikian

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

6

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

etika juga berisikan nilai–nilai dan prinsip–prinsip moral yang harus

dijadikan pegangan dalam menuntun perilaku. Secara lebih luas etika

dipahami sebagai pedoman bagaimana manusia harus hidup, dan bertindak

sebagai orang baik. Etika memberi petunjuk orientasi, arah bagaimana

harus hidup secara baik sebagai manusia.

Perlakuan baik pada lingkungan dengan menerapkan nilai dan prinsip moral yang

akan terwujud dalam prilaku akan menguntungkan bagi pelaku bahkan orang

disekitarnya. Aturan-aturan pelestarian alam yang ada di lingkungan sekitar

seharusnya diterapkan dengan penuh kesadaran untuk kepentingan hidup bersama.

Senada dengan pendapat tersebut, Pasya (2007, hlm. 3) mengemukakan bahwa :

Manusia akan mengembangkan sistem nilai budaya yang berhubungan

dengan lingkungan, apabila dirasakan daya dukung sudah semakin

menurun dan berada pada batas yang dianggap dapat menggoyahkan

kehidupan mereka, maka diperlukan usaha untuk menjaga prilaku

masyarakat adat yang dapat merugikan lingkungan dan manusia lainnya.

Dengan demikian kearifan lokal sebagai usaha untuk menjaga dan

melindungi alam sebagai bentuk dari etika lingkungan.

Etika lingkungan yang kita pegang untuk melestarikan Situ Cisanti berupa nilai–

nilai dan prinsip moral yang terwujud dalam pemahaman, kesadaran, dan

kepedulian yang diterapkan secara langsung. Perlu adanya trik jitu agar nilai–nilai

pelestarian menjadi acuan hidup dalam menggunakan lingkungan situ sehingga

menjadi kesadaran dan kepedulian yang utuh untuk diaplikasikan dalam

kehidupan sehari–hari.

Dari sekian banyak warga perambah hutan Gunung Wayang, ternyata ada

seorang warga yang berjuang untuk melestarikan kawasan sekitar Situ Cisanti

dengan mengajak petani perambah turun dari gunung dan tetap mempertahankan

kearifan lokal yang tumbuh di masyarakat. Orang yang mengajak masyarakat

untuk menjaga lingkungan dalam difusi inovasi merupakan agen pembaru (agent

of Change). Agen pembaru mempengaruhi masyarakat agar mau menghentikan

kegiatan alih fungsi lahan, merambah hutan, dan menebang pohon secara liar

dengan tujuan agar pelestarian kawasan sekitar Situ Cisanti khususnya dan

lingkungan yang berada di bagian tengah dan hilir Sungai Citarum secara umum

dapat terwujud.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

7

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

Inovasi yang dilakukan oleh agen pembaru merupakan tauladan nyata

yang dapat dilihat, didengar, dirasa, dan terbukti manfaatnya langsung oleh

masyarakat. Hal ini dapat menjadi contoh positif bagi masyarakat untuk berjuang

menjaga kerimbunan kawasan sekitar Situ Cisanti. Menurut Rohmat (2010)

bahwa :

Selain faktor tingkat pendidikan formal masyarakat sasaran yang rendah,

dan himpitan kebutuhan ekonomi; keterbatasan capaian keberhasilan

upaya ini lebih disebabkan oleh budaya masyarakat atau lebih tepat

“kearifan” masyarakat untuk menerima atau tidak menerima introduksi

inovasi dalam pola pengelolaan lahannya. Masyarakat sasaran yang

umumnya tinggal di pedesaan cenderung bersifat hati-hati dan

memerlukan bukti nyata. Sesuatu yang baru akan mereka implementasikan

jika sudah “kadeuleu” (kelihatan), “kareungeu” (kedengar), “karasa”

(terasa), “karampa” (terbukti) manfaatnya. Di sinilah letak masalahnya,

upaya konservasi SDA, untuk dapat dilihat, didengar, dirasa, dan

dibuktikan hasilnya secara nyata memerlukan waktu yang lama, mungkin

tidak akan dialami oleh generasi mereka saat ini.

Suatu inovasi lebih mudah mendapatkan penerimaan jika difokuskan pada

pendidikan usia sekolah melalui pendidikan, khususnya Mata Pelajaran Geografi.

Maka proses kegiatan pembelajaran mengenai pelestarian suatu kawasan

diimplementasikan ke dalam pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi

peserta didik dengan cara mengamati dan menafsirkan gejala alam dan gejala

sosial yang terjadi dari bahan ajar yang telah disiapkan oleh guru. Bahan ajar yang

digunakan oleh peserta didik dapat mempermudah peserta didik dalam memahami

materi pelestarian lingkungan, selanjutnya diharapkan dapat menginspirasi peserta

didik agar selalu menggunakan prinsip-prinsip lingkungan dalam pemanfaatan

alam, sehingga peserta didik akan tahu, sadar, dan peduli serta melakukan aksi

untuk menyelamatkan kerusakan–kerusakan alam yang terjadi. Pembelajaran

geografi pada akhirnya mengembangkan intelektual, serta mempersiapkan peserta

didik menjadi warga masyarakat yang memiliki persepsi dan prilaku untuk selalu

sadar dan peduli serta mampu berpartisipasi aktif dan positif pada pelestarian

lingkungan sekitarnya. Bahkan harapan yang lebih jauh lagi yaitu dapat menjadi

agen-agen pembaru pelestari lingkungan hidup.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

8

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena ruang yang terjadi di kawasan sekitar Situ Cisanti

maka fokus permasalahan yang akan disajikan berkaitan dengan penelusuran dan

penggalian kerusakan lingkungan dan pelestarian kawasan sekitar situ yang

dilakukan terutama oleh masyarakat termasuk kearifan lokal daerah tersebut

karena biasanya lingkungan masyarakat yang berdekatan dengan gunung, situ atau

danau dan mata air akan memiliki kearifan lokal untuk menjaga kelestariannya.

Kearifan lokal tersebut dapat berupa: pengetahuan, nilai-nilai, etika dan moral,

dan norma-norma yang berupa anjuran, larangan, dan sanksi, serta ungkapan-

ungkapan yang dipakai sebagai pedoman sikap dan perilaku masyarakat dalam

memelihara, menjaga dan melestarikan mata air Situ Cisanti yang akan

mengupayakan pelestarian alam.

Bertambahnya jumlah penduduk menambah permasalahan yang berkaitan

dengan pelestarian sekitar Situ Cisanti ini. Untuk mengurangi tekanan penduduk

kawasan lindung Situ Cisanti oleh masyarakat dalam tataran implementasi dibuat

zonasi–zonasi kawasan sekitar Situ Cisanti. Dari hal ini perlu ditelusuri

bagaimanakah pembagian zonasi di kawasan sekitar Situ Cisanti? Agen pembaru

memiliki andil besar yang merintis cara untuk melakukan upaya–upaya

pelestarian kawasan sekitar situ, dengan berbagai rintangan yang dihadapi. Hasil

penelusuran dilapangan yang menjadi perhatian peneliti berupa tindakan-tindakan

atau prilaku untuk melindungi beberapa mata air dilakukan agen pembaru dan

masyarakat kawasan sekitar situ dalam melakukan pemeliharaan sumber air Situ

Cisanti. Bagaimana usaha agen pembaru untuk memberdayakan masyarakat agar

berperan aktif dalam pelestarian sekitar Situ Cisanti. Dari berbagai upaya yang

dilakukan agen pembaru tentunya akan membuahkan hasil yang dicapai.

Bagaimanakah hasil usaha yang dilakukan agen pembaru dan masyarakat untuk

menjaga kelestarian Situ Cisanti? Perlu ada penelusuran lebih mendalam untuk

mengkaji permasalahan ini dalam sebuah penelitian yang akan dikaitkan dengan

bahan ajar untuk pembelajaran geografi yang diharapkan akan lebih memberikan

pemahaman akan pentingnya pelestarian lingkungan bagi keberlangsungan

kehidupan.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

9

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

Pendidikan yang komprehensif dan terencana akan menghasilkan

pendidikan tepat guna dan efektif, serta mampu menjawab tantangan zaman yang

akan mengembangkan sistem nilai budaya yang berhubungan dengan lingkungan.

Inspirasi dan tauladan dalam aplikasi nilai kearifan lokal sangat tepat untuk

peserta didik di sekolah. Mereka akan mengadopsi langsung ilmu dan learning to

do/belajar melakukan yang dalam pemeliharaan lingkungan yang akan berdampak

positif pada pelestarian alam. Agen pembaru yang telah melakukan berbagai

upaya pelestarian di kawasan sekitar Situ Cisanti akan menginspirasi peserta didik

untuk gigih mempertahankan pelestarian lingkungan alam. Kompetensi

pembelajaran geografi didalamnya mencakup nilai-nilai untuk menjaga dan

melestarikan lingkungan hidup sehingga pemahaman pelestarian lingkungan dapat

diintegrasikan melalui pembelajaran ini. Pembelajaran dengan muatan nilai

tersebut menambah bahan ajar yang lebih aktual dan nyata dari kehidupan yang

dihadapi. Bahan ajar pada materi pelestarian lingkungan meliputi sekumpulan

kompetensi dasar tentang pelestarian lingkungan yang harus diketahui, dipelajari,

dilatih, dan menjadi milik peserta didik dalam rangka mencapai standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan

instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar. Yani

(2009, hlm. 3) mengemukakan bahwa “...Karena terkait dengan upaya pencapaian

standar kompetensi dan kompetensi dasar maka guru harus mengembangkan

bahan ajar secara terencana, oleh karena itu perlu juga mempertimbangkan

komponen yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan bahan ajar...”.

Bahan ajar yang dipersiapkan dapat membuat peserta didik melihat,

merasa, dan mengalami, membuktikan bahwa kerusakan alam akan merugikan

manusia sendiri dan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan merupakan

“harga mati” yang harus dilakukan untuk melestarikan lingkungan kawasan

sekitar Situ Cisanti. Dari hasil penelitian yang akan dilakukan akan menghasilkan

bahan ajar yang sesuai dengan tema materi mengenai pelestarian lingkungan

hidup. Berikut ini adalah gambar 1.3 mengenai gambaran dari latar belakang

permasalahan dalam penelitian ini :

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

10

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

Gambar 1.3 Bagan Latar Belakang Masalah

Sumber : Dokumen penulis (2014)

Bagan tersebut menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang dengan alur

penelitian yang mengangkat tentang tema pelestarian dan peran masyarakat di

kawasan sekitar Situ Cisanti. Dimulai dari keberadaan Situ Cisanti yang

Upaya pelestarian daerah

sekitar situ melalui :

Pemerintah

Peran masyarakat

(agen pembaru dan

masyarakat)

kearifan lokal

Implementasi hasil

penelitian pelestarian Situ

Cisanti dalam

Pembelajaran Geografi

Kerusakan-kerusakan

Kawasan sekitar Situ

Cisanti

Kawasan Sekitar Situ

Cisanti

Pelestarian

Situ Cisanti

Zonasi

Kawasan

Sekitar

Hasil usaha

pelestarian

kawasan

sekitar situ

Bahan ajar

bagi

pembelajaran

Geografi

Kawasan

lindung Situ

Cisanti

Tujuan Pendidikan

Nasional

Pencapaian

Kompetensi

Pembelajaran

Melindungi

kawasan

lindung

Tujuan

Kurikuler

Tujuan

Institusional

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

11

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

mengalami kerusakan lingkungan diantaranya alih fungsi lahan, perambahan

hutan, dan penebangan liar yang mengakibatkan mengeringnya mata air yang

mengairi Situ Cisanti.

Dari fenomena kerusakan lahan tersebut muncul berbagai upaya yang

dilakukan oleh masyarakat melalui kearifan lokalnya dan pemerintah pengelola

Situ Cisanti. Kemunculan Agen pembaru yang berinovasi mengajak masyarakat

untuk kembali menjaga dan memelihara kawasan sekitar situ sehingga menjadi

kawasan yang lestari. Teridentifikasinya hasil usaha yang optimal dari penerapan

zona–zona sebagai kawasan sekitar bagi Situ Cisanti akan tergali dari hasil

penelitian yang akan dilakukan. Dan dapat diimplikasikan untuk menjadi bahan

ajar bagi Mata Pelajaran Geografi yang disesuaikan dengan kompetensi yang

harus dicapai. Diharapkan dengan pembelajaran ini peserta didik dapat menjadi

agen–agen pembaru yang akan melakukan inovasi–inovasi untuk melestarikan

kawasan sekitar situ Cisanti. Peserta didik diharapkan mampu meningkatkan

kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan. Kesadaran untuk berperilaku

bersih, menjaga kelestarian lingkungan yang hijau seharusnya dilakukan melalui

menyayangi tanaman dan pepohonan agar tetap rindang, serta peduli terhadap

kerusakan alam sekitar, sehingga tercapai kompetensi yang diinginkan, tujuan

kurikuler, tujuan institusional, dan bermuara pada tercapainya tujuan pendidikan

nasional.

Dari uraian pada latar belakang, maka penulis tertarik untuk menggali dan

mengangkat judul penelitian “Pelestarian dan Peran Masyarakat di Kawasan

Sekitar Situ Cisanti”. Agar fokus penelitian ini lebih cermat, maka untuk

menjabarkan permasalahan tersebut, penulis merumuskan dalam beberapa

pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah masih ada kearifan lokal yang dilaksanakan oleh masyarakat di

kawasan sekitar Situ Cisanti ?

2. Bagaimana pembagian zonasi di kawasan sekitar Situ Cisanti untuk

mengurangi tekanan penduduk dalam penggunaan lahan kawasan lindung?

3. Bagaimana peran agen pembaru dan masyarakat untuk melestarikan kawasan

sekitar Situ Cisanti?

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

12

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

4. Bagaimanakah hasil usaha agen pembaru dan masyarakat dalam melestarikan

kawasan sekitar Situ Cisanti?

5. Bagaimana implikasi hasil penelitian tentang Pelestarian dan Peran Masyarakat

di Kawasan Sekitar Situ Cisanti untuk bahan ajar pada pembelajaran geografi

di SMA/MA/Sederajat?

C. Fokus Penelitian

Ketika mengkaji pelestarian lingkungan dalam kesatuan ruang sebagai

bagian dari fenomena geosfer tentu erat kaitannya antara keberadaan manusia

(antroposfer) yang saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Situ Cisanti yang

merupakan wilayah lindung Gunung Wayang keberadaannya harus tetap terjaga

dengan baik. Daerah hulu Sungai Citarum dengan tipe perairan tergenang ini

harus dilestarikan melalui pengelolaan yang prima karena akan menentukan

keberlangsungan perjalanan air sungai pada daerah hilirnya. Fenomena yang

terjadi menunjukkan bahwa kawasan sekitar situ telah mengalami kerusakan sejak

diperbolehkannya masyarakat membuka hutan untuk kegiatan. Padahal biasanya

masyarakat yang lingkungan tempat tinggalnya didekat, gunung, hutan, danau,

atau mata air selalu menjaga lingkungan tersebut dengan kearifan lokalnya.

Pengembangan dan pengelolaan kawasan sekitar Situ Cisanti didasarkan pada

aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya masyarakat sekitar dalam bentuk

pembagian wilayah ke dalam zonasi.

Perjuangan agen pembaru untuk mengurangi kerusakan lingkungan

memerlukan kerjasama intensif dengan masyarakat dan pemerintah sehingga

menghasilkan usaha pelestarian yang maksimal. Sejauhmana peran agen pembaru

mengajak masyarakat turut andil dalam mengelola kawasan sekitar Situ Cisanti

perlu kajian yang lebih mendalam pada penelitian ini.

Implikasi dari hasil penelitian yang dilakukan perlu ditelaah sebagai suatu

kajian untuk bahan ajar dalam pembelajaran geografi, yang menyangkut

keterkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai disesuaikan dengan

kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013. Pengintegrasian nilai–nilai

Pelestarian Kawasan Sekitar Situ Cisanti dan upaya agen pembaru untuk

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

13

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

menyelamatkan lingkungan memberikan makna dan inspirasi bagi peserta didik,

sehingga diharapkan adanya pembangunan karakter yang kuat untuk menjadi

agen–agen pelestari lingkungan berikutnya. Bahan pembelajaran yang aktual

mengenai suatu lingkungan tertentu, yang disampaikan secara efisien dan efektif,

bermakna, dan mendatangkan wujud nyata lingkungan sebenarnya disertai

pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) akan membuat pembelajaran

dapat dipahami, menginspirasi dan membuat semangat peserta didik untuk selalu

mempertimbangkan aspek pelestarian lingkungan ketika melakukan suatu

kegiatan dalam kehidupan sehar–hari.

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam mengkaji dan partisipasi

masyarakat di sekitar Situ Cisanti adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui jenis kearifan lokal yang masih dilakukan masyarakat sekitar

untuk melestarikan kawasan sekitar Situ Cisanti

2. Mengetahui pembagian zonasi kawasan sekitar Situ Cisanti untuk

mengurangi tekanan penduduk dalam penggunaan lahan kawasan lindung

3. Mengetahui peran agen pembaru dan masyarakat untuk melestarikan

Kawasan sekitar Situ Cisanti

4. Mengetahui hasil usaha agen pembaru dan masyarakat dalam melestarikan

kawasan sekitar Situ Cisanti

5. Mengkaji bahan ajar pelestarian dan peran masyarakat di kawasan sekitar

Situ Cisanti dalam pembelajaran geografi di SMA/MA/Sederajat

E. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian selalu memiliki kegunaan dan manfaat baik manfaat

secara teoritis maupun manfaat secara secara praktis. Adapun manfaat penelitian

tentang Pelestarian dan Peran Masyarakat di Kawasan Sekitar Situ Cisanti ini

sebagai berikut :

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.upi.edu/23757/4/T_GEO_1303351_Chapter1.pdf · yang cenderung mengeksploitasi sumber-sumber daya alam secara ... etika juga berisikan

14

Dian Diana, 2015 Pelestarian Dan Peran Masyarakat Di Kawasan Sekitar Situ Cisanti Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

1. Manfaat Teoritis

a. Pengembangan materi tentang pelestarian alam yang dapat dimasukkan ke

dalam bahan ajar Mata Pelajaran Geografi pada pokok bahasan tentang

pelestarian lingkungan dan kearifan lokal yang terdapat pada kelas X dan

kelas XI kurikulum 2013

b. Masukan data untuk penelitian selanjutnya mengenai pelestarian

lingkungan dan kearifan lokal dalam pengembangan bahan ajar Mata

Pelajaran Geografi.

2. Manfaat praktis

Penelitian tentang Pelestarian dan Peran Masyarakat di Kawasan Sekitar

Situ Cisanti ini secara praktis diharapkan :

a. Bermanfaat bagi pendidik untuk meningkatkan pembelajaran Geografi

dengan cara menggunakan bahan ajar yang dibuat sesuai dengan kondisi

lingkungan sekitar atau kontekstual sehingga penggunaan bahan ajar tidak

terpaku pada bahan ajar yang sudah ada dari buku penerbit.

b. Bermanfaat bagi peserta didik sehingga mereka memahami tentang

pemanfaatan lingkungan yang sekaligus melestarikan alam.

c. Bahan masukan bagi lembaga/instansi terkait dalam hal pelestarian sekitar

kawasan Situ Cisanti, sehingga dalam pertimbangannya dapat diambil

keputusan yang sesuai terutam bagi para pembuat kebijakan yang hendak

membangun wilayah tersebut.