sumber sumber energi

26
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan 1.1 Latar belakang PLTA adalah suatu pusat tenaga air yang memiliki peralatan tertentu dan bertujuan merubah (konversi) energi potensial air menjadi energi listrik. Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan air untuk kerjanya. Potensi tenaga air di seluruh Indonesia secara teoretis diperkirakan sekitar 75.000 MW yang tersebar pada 1.315 lokasi. Tenaga air merupakan salah satu potensi sumber energi yang sangat besar, tetapi pemanfaatannya masih jauh di bawah potensinya. Dari potensi tersebut diperkirakan sebesar 34.000 MW dapat dikembangkan untuk pusat pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas cukup besar, yaitu 100 MW ke atas. Tenaga air

Upload: abu-ayyub-al-anshari

Post on 26-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

PLTA adalah suatu pusat tenaga air yang memiliki peralatan tertentu dan

bertujuan merubah (konversi) energi potensial air menjadi energi listrik. Pembangkit

tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam

atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi

mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA

diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak

atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar

orang. PLTA termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini

menggunakan air untuk kerjanya.

Potensi tenaga air di seluruh Indonesia secara teoretis diperkirakan sekitar

75.000 MW yang tersebar pada 1.315 lokasi. Tenaga air merupakan salah satu

potensi sumber energi yang sangat besar, tetapi pemanfaatannya masih jauh di bawah

potensinya. Dari potensi tersebut diperkirakan sebesar 34.000 MW dapat

dikembangkan untuk pusat pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas cukup besar,

yaitu 100 MW ke atas. Tenaga air dibagi dalam tiga kategori yaitu skala besar, mini,

dan mikro. Belum ada ketentuan secara jelas mengenai pembagian skala tersebut.

Tampaknya setiap negara mempunyai ukuran yang berbeda. Namun, secara umum

tenaga air (hidro) skala besar mempunyai kapasitas diatas 10 MW, mini berkapasitas

200 kW sampai 10 MW, dan mikro berkapasitas sampai 200 kW.

Pemanfaatan tenaga air skala besar untuk pembangkit tenaga listrik sampai

dengan tahun 2000 mencapai 4.208 MW atau hanya sekitar 5,6% dari potensi yang

ada. Namun, potensi tenaga air yang berada di Pulau Jawa telah dikembangkan

secara optimal, yaitu telah dikembangkan sekitar 2.389 MW atau 53% dari total

potensi yang ada. Sedangkan mini dan mikrohidro, potensinya sekitar 460 MW, dan

yang sudah dimanfaatkan sekitar 64 MW yang pada umumnya dimanfaatkan untuk

listrik perdesaan.

Saat ini pengetahuan tentang PLTA sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa

sebagai bekal ilmu ketika akan bekerja di PLTA, dimana para pekerja dituntut untuk

benar – benar paham tentang segala sesuatu yg ada di PLTA. Diharapkan dengan

adanya makalah ini mahasiswa dapat memahami segala sesuatu tentang PLTA.

1.2 Rumusan masalah

Masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini meliputi definisi, gambar,

macam – macam (klasifikasi), prinsip kerja, pemasangan. Hal – hal diluar dari yang

disebutkan tadi tidak akan dibahas dalam makalah ini.

1.3 Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan

- Untuk mempermudah mahasiswa dalam memahami tentang PLTA

- Supaya mahasiswa mengerti prinsip kerja PLTA

- Supaya mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan PLTA

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Definisi PLTA

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi

potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin

air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).

Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar

barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh

lebih 1 milyar orang. Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara

mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru

yang dikenal dengan pumped-storage plant .

pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:

Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air

dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.

Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di

lower reservoir sebelum dibuang disungai.

Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir

sehingga cadangan air pada Waduk utama tetap stabil.

2.2 Jenis-Jenis PLTA

1. Berdasarkan Tinggi Terjun PLTA

PLTA jenis terusan air (water way)

Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai

dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengankemiringan (gradient)

yang agak kecil.

Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan

kemiringan sungai.

PLTA jenis DAM (bendungan)

Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang disungai,

pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air

dibagian hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih besar

sebagai pembangkit listrik.

PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)

Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya,

jadi energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.

2. PLTA Berdasarkan Aliran Sungai

PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river)

Banyak dipakai dalam PLTA saluran air/terusan, jenis ini membangkitkan

listrik dengan memanfaatkan aliran sungai itu sendiri secara alamiah.

PLTA dengan kolam pengatur (regulatoring pond)

Mengatur aliran sungai setiap hari atau setiap minggu dengan menggunakan

kolam pengatur yang dibangun melintang sungai dan membangkitkan listrik

sesuai dengan beban.

Disamping itu juga dibangun kolam pengatur di hilir untuk dipakai pada

waktu beban puncak (peaking power plant) dengan suatu waduk yang

mempunyai kapasitas besar yang akan mengatur perubahan air pada waktu

beban puncak sehingga energi yang dihasilkan lebih maksimal.

Pusat listrik jenis waduk (reservoir)

Dibuat dengan cara membangun suatu waduk yang melintang sungai, sehingga

terbentuk seperti danau buatan, atau dapat dibuat dari danau asli sebagai

penampung air hujan sebagai cadangan untuk musim kemarau.

PLTA Jenis Pompa (pumped storage)

Adalah jenis PLTA yang memanfaatkan tenaga listrik yang berlebihan ketika

musim hujan atau pada saat pemakaian tenaga listrik berkurang saat tengah

malam, pada waktu ini sebgian turbin berfungsi sebagai pompa untuk

memompa air yang di hilir ke hulu, jadui pembangkit ini memanfaatkan

kembali air yang dipakai saat beban puncak dan dipompa ke atas lagi saat

beban puncak terlewati.

1. Bendungan

Sesuai dengan kondisi alam, pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis

yaitu : tipe waduk dan tipe aliran langsung. Tipe waduk dapat berupa bendungan

(reservoir) dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan tipe aliran langsung dapat

berupa aliran langsung sungai (run-off river) dan aliran langsung dengan bendungan

pendek (run-off river with low head dam).

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju

air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga

digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.

Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air

yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Sedangkan waduk adalah

kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan. Waduk dapat

terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk buatan dibangun dengan cara

membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut penuh.

Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air

di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik,

menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan

banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau

pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas.

Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama

lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam ketinggian-medium

antara 30 - 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.

Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah

sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi

tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat

sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari

kebanjiran.

Sebuah bendungan Pengukur overflow dam didisain untuk dilewati air. weir

adalah sebuah tipe bendungan pengukur kecil yang digunakan untuk mengukur input

air. Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk

mengurangi dan mengontrol arus soil erosion.

2. Switchyard

Serandang hubung ialah saluran air yang digunakna untuk mengalirkan air yang

berasal dari bendungan. Saluran ini terhubung dengan Gedung sentral. Pada saluran

ini air memiliki energi kinetic yang sangat besar, karena dipenaruhi oleh tekanan air

yang disebabkan ketinggian bendungan. Semakin tinggi bendungan dan semakin

banyak jumlah air, maka semakin besar pula energi kinetic yang dihasilkan.

3. Gedung Sentral

Terdiri atas Turbin dan Generator. Turbin adalah alat yang dapat merubah energi

kinetic air menjadi energi mekanik, sedangkan generator ialah alat yang digunakan

untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.

3.1 Turbin

Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit

tenaga listrik.. Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis.

Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan

prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis,

turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi.

3.1.1 Turbin Impuls

Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar

nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur

sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impulse).

Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin tekanan sama

karena aliran air yang keluar dari nozle tekanannya adalah sama dengan tekanan

atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu

jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.

Turbin Pelton

Pelton wheel from Walchensee, Germany hydro power station.

Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan

yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang

disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien.

Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.

Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian

sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran air tersebut

akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan

membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar,

sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nosel. Dengan demikian diameter

pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil.

Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150

meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.

Turbin Turgo

Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton

turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari

nozle membentur sudu pada sudut 20o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari

turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator

sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan.

Turbin Crossflow

Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-

Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang

merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat

dioperasikan pada debit 20 liter/sec hingga 10 m3/sec dan head antara 1 s/d 200 m.

Turbin Zcrossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan

lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi

energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur sudu dan

memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan

turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang

piringan paralel.

3.1.2 Turbin Reaksi

Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan

terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini

memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat

berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin

reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah

turbin.

Turbin Francis

Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara

sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian

keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air

masuk secara tangensial. Sudu pengarah pad turbin Francis dapat merupakan suatu

sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk

penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat

diatur merupakan pilihan yang tepat.

Turbin Kaplan & Propeller

Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini

tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya mempunyai

tiga hingga enam sudu.

3.2 Generator Listrik

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber

energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini

dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak

kesamaan, tapi motor adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit

listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam

kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang

menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi

mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap, air yang jatuh melakui

sebuah turbin maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin

angin, engkol tangan, energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apa

pun sumber energi mekanik yang lain.

3.3 Jalur Transmisi

berfungsi mengalirkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan pusat

industri.

2.5 Prinsip Kerja

Energi Potensial ↔ Air pada dam yang memiliki ketinggian

Energi Kinetik ↔ Air yang bergerak melalui reservior

Energi Mekanik ↔ Putaran pada turbin

Energi Listrik ↔ Putaran rotor generator

Sementara prinsip kerja suatu PLTA secara umum adalah menghimpun air dalam

waduk atau bendungan atau kolam tando tahunan yang berfungsi dasar untuk

menampung air dan menaikkan tinggi tekan air (head) yang merupakan potensi air

sungai lalu menyalurkannya ke turbin dalam gedung sentral yang terletak lebih

rendah dari waduk. Selanjutnya turbin menyalurkan energi air ke generator yang

akan mengubahnya menjadi energi listrik.

Prinsip dasar pembangkitan energi PLTA adalah pokok hukum

hidrodinamika persamaan Bernoulli—yang merupakan turunan dari hukum

kekekalan energi dalam fluida—yang secara matematis adalah P + ½ V2 + ∫ gh =

konstan, yakni P (pressure) adalah tekanan, ∫ (dibaca: rho) merupakan massa jenis

dan V (velocity) adalah kecepatan aliran, dan g (gravity) yakni gaya gravitasi bumi

dan h (height) adalah tinggi zat cair. Dengan kata lain terdapat hubungan antara

tekanan, kecepatan aliran dan letak (tinggi atau rendah) terhadap aliran air. Sehingga

semakin tinggi letak air maka semakin besar tekanan air yang berefek semakin

tingginya kecepatan air untuk menggerakkan turbin dan energi listrik yang dihasilkan

pun semakin besar.

Dalam hubungan dengan reservoir air maka h (height) adalah beda ketinggian

antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar dari kincir air/turbin air. Total

energi yang tersedia dari suatu reservoir air adalah merupakan energi potensial air.

Adanya udara bertekanan tinggi yang timbul akibat pengisian saluran pelimpah atau

pipa pesat juga diperhitungkan dengan adanya pipa udara atau pipa gelombang yang

diletakkan di ujung saluran pelimpah sebelum pintu masuk pipa pesat. Udara

bertekanan tinggi tersebut dapat merusak turbin bila tidak diserap oleh pipa

gelombang.

Air yang mengalir menuju turbin juga menghasilkan arus balik yang

bergelombang tinggi akibat pengaturan pemasukan air dalam turbin oleh penggerak

turbin sehingga terjadi penolakan sebagian arus air. Arus balik ini dapat

memperlambat arus air menuju turbin dan meningkatkan pukulan tekanan air (over

pressure) terhadap dinding saluran pipa pesat. Dalam kasus seperti ini dibutuhkan

tangki gelombang yang berfungsi sebagai penyangga yang menyerap peningkatan

guncangan tekanan dengan cara menampung arus balik tersebut.

Air yang mengalir melalui pipa-pipa selalu mempunyai head dan tinggi

kinetik. Pada pintu pemasukan ke penggerak turbin (turbine runner), tinggi tekan

dapat secara utuh diubah menjadi tinggi kinetik dalam keadaan tekanan jet air keluar

dari satu atau lebih mulut pipa pemancar (nozzle) dan mengenai sudu-sudu roda.

Pada kondisi seperti ini pancaran jet bebas akan menjadi tekanan atmosfer. Pada jenis

turbin Francis yang digunakan PLTA Cirata yang termasuk turbin tekan atau turbin

reaksi dan bekerja dengan aliran air bertekanan, penggerak turbin langsung

mengubah tenaga kinetik dan tenaga tekanan menjadi tenaga mekanik secara

bersamaan.

Turbin-turbin hidrolik berhubungan erat dengan generator. Poros penggerak

turbin berhubungan langsung dengan generator sehingga tenaga mekanik yang

diproduksi dialirkan ke generator yang memiliki kumparan kawat rotor dan stator

yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Stator adalah susunan rangka

baja yang dipipihkan sebagai inti magnet dan berbentuk medan magnet yang

merupakan kepala rotor. Dengan berputarnya rotor karena perputaran poros turbin

yang dihubungkan dengan poros generator, energi mekanik dari turbin memasuki

medan magnet dan berubah menjadi energi listrik.

Menurut jenis arusnya, sistem tenaga listrik dikenal dengan sistem arus bolak-

balik (AC) dan sistem arus searah (DC). Pada sistem AC, penaikkan dan penurunan

tegangan, medan magnet putarnya mudah dilakukan. Maka berdasarkan kemudahan

tersebut, hampir di seluruh dunia menggunakan sistem tenaga listrik AC, walaupun

sistem DC juga mulai dikembangkan dengan pertimbanganpertimbangan tertentu.

Sementara sistem AC tidak dapat disimpan, sehingga dalam memenuhi permintaan

konsumen, pusat listrik harus dioperasikan sesuai dengan permintaan konsumen yang

berubah dari waktu ke waktu.

Sistem tenaga listrik dibangkitkan dalam pusa-tpusat listrik dan disalurkan ke

konsumen melalui jaringan saluran tenaga listrik. Tenaga listrik dibangkitkan dalam

Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTGU dan PLTD,

kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan

tegangannya oleh transformator penaik tegangan yang ada dipusat listrik. Saluran

tegangan tinggi di Indonesia mem punyai tegangan 150 kV yang disebut sebagai

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV yang disebut sebagai

Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada pula yang berupa

kabel tanah. Karena saluran udara harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan

kabel tanah, maka saluran transamisi kebanyakkan berupa saluran udara. Kerugian

saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah adanya gangguan petir., kena

pohon dan lainlain. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi, maka

sampailah tenaga listrik di Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui

transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau yang juga disebut

tegangan distribusi primer.

Tegangan distribusi primer yang digunakan pada saat ini adalah tegangan 20

kV. Jaringan setelah keluar dari GI disebut jaringan distribusi, sedangkan jaringan

antara Pusat Listrik dengan GI disebut jaringan transmisi. Setelah tenaga listrik

disalurkan melalui jaringan distribusi primer, maka kemudian tenaga listrik

diturunkan tegangannya dalam gardugardu distribusi menjadi tegangan rendah

dengan tegangan 380/220 Volt, kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan

Rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen)

melalui Sambungan Rumah.

Dalam praktek karena luasnya jaringan distribusi, sehingga diperlukan

banyak transformator distribusi, maka Gardu Distribusi seringkali disederhanakan

menjadi transformator tiang. Pelanggan yang mempunyai daya tersambung besar

tidak dapat disambung melalui Jaringan Tegangan Rendah, melainkan disambung

langsung pada Jaringan Tegangan Menengah, bahkan ada pula yang disambung pada

jaringan Transmisi Tegangan Tinggi, tergantung besarnya daya tersambung.

Setelah tenaga listrik melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan

Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Rumah, maka tenaga listrik selanjutnya

melalui alat pembatas daya dan KWH meter. Dari uraian tersebut, dapat dimengerti

bahwa besar kecilnya konsumsi tenaga listrik ditentukan sepenuhnya oleh para

pelanggan, yaitu tergantung bagaimana para pelanggan akan menggunakan alat alat

listriknya, yang harus diikuti besarnya suplai tenaga listrik dari Pusat-pusat Listrik.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan PLTA

Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat

dirangkum secara garis besar sebagai berikut :

1. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban.

Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit

listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di

jaringan.

2. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit

energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh

Indonesia.

3. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.

4. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan

lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.

5. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi

lingkungan.

Selain keunggulan yang telah disebutkan diatas, ada juga efek negatif

pembangunan PLTA pada lingkungan, yaitu:

1. Mengganggu keseimbangan ekosistem sungai/danau akibat dibangunnya

bendungan.

2. Pembangunan bendungan memakan biaya dan waktu yang lama.

3. Disamping itu terkadang, kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan resiko

kecelakaan dan kerugian yang sangat besar.

BAB III

Penutup

Kesimpulan.

1 PLTA adalah sebuah bentuk implementasi pemanfaatan energi terbarukan,

dimana yang digunakan sebagai penggerak mulanya adalah Air yang mengalir.

2 Prinsip kerja PLTA

Energi Potensial ↔ Air pada dam yang memiliki ketinggian

Energi Kinetik ↔ Air yang bergerak melalui reservior

Energi Mekanik ↔ Putaran pada turbin

Energi Listrik ↔ Putaran rotor generator

Ptotal generator = g x h x η turbin x η generator

http://www.ccitonline.com/mekanikal/tiki-view_blog.php?blogId=284

http://milwan.blogspot.com/2009/10/generator-listrik.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Generator_listrik