bab i pendahuluan a. latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...orang tahanan...

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan kelompok yang rentan (vulnerable) dalam masyarakat. Kemungkinan untuk menerima resiko diperlakukan buruk, diinterogasi dengan menggunakan kekerasan untuk memperoleh pengakuan, disiksa, penghilangan secara paksa, hingga kepada menerima kondisi tempat tahanan yang tidak manusiawi dan merendahkan martabat manusia, sangat mudah menimpa narapidana, bahwa orang-orang yang sudah hilang kemerdekaannya itu memang sudah tidak mempunyai hak apapun. 1 Orang Tahanan atau Narapidana merupakan kelompok orang yang kebebasannya dirampas oleh negara akibat dari tindak pidana yang dilakukan olehnya. Tindak pidana sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi mungkin tidak akan pernah berakhir sejalan dengan perkembangan dan dinamika sosial yang terjadi dalam masyarakat, masalah tindak pidana ini nampaknya akan terus berkembang dan tidak akan pernah surut baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitasnya, perkembangan ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat dan pemerintah. 2 Berbagai program oleh pemerintah telah dilaksanakan, tetapi kriminalitas tidak bisa diberantas secara tuntas dan hanya bisa dikurangi intensitas dan 1 Lembaga Studi dan Advokasi Mayarakat (Elsam), Hak-Hak Narapidana, (Jakarta: Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam), 1996), hlm. V. 2 Arif Gosita, 1983, Masalah Korban Kejahatan, Jakarta: Akademika Pressindo. Hlm. 3. Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana Wanita Yang Sedang Hamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Jakarta WIDYA LARASTRIANA Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: trinhkien

Post on 19-Jul-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara

atas dasar hukum, merupakan kelompok yang rentan (vulnerable) dalam

masyarakat. Kemungkinan untuk menerima resiko diperlakukan buruk,

diinterogasi dengan menggunakan kekerasan untuk memperoleh pengakuan,

disiksa, penghilangan secara paksa, hingga kepada menerima kondisi tempat

tahanan yang tidak manusiawi dan merendahkan martabat manusia, sangat mudah

menimpa narapidana, bahwa orang-orang yang sudah hilang kemerdekaannya itu

memang sudah tidak mempunyai hak apapun.1

Orang Tahanan atau Narapidana merupakan kelompok orang yang

kebebasannya dirampas oleh negara akibat dari tindak pidana yang dilakukan

olehnya. Tindak pidana sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi

mungkin tidak akan pernah berakhir sejalan dengan perkembangan dan dinamika

sosial yang terjadi dalam masyarakat, masalah tindak pidana ini nampaknya akan

terus berkembang dan tidak akan pernah surut baik dilihat dari segi kualitas

maupun kuantitasnya, perkembangan ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat

dan pemerintah.2

Berbagai program oleh pemerintah telah dilaksanakan, tetapi kriminalitas

tidak bisa diberantas secara tuntas dan hanya bisa dikurangi intensitas dan

1 Lembaga Studi dan Advokasi Mayarakat (Elsam), Hak-Hak Narapidana, (Jakarta: Lembaga

Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam), 1996), hlm. V. 2 Arif Gosita, 1983, Masalah Korban Kejahatan, Jakarta: Akademika Pressindo. Hlm. 3.

Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana WanitaYang SedangHamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan LembagaPemasyarakatanPerempuan Klas IIA JakartaWIDYA LARASTRIANAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan

2

kuantitasnya. Salah satu institusi pemerintah yang menanggulangi kriminalitas

adalah lembaga pemasyarakatan, yang dulu sering disebut dengan penjara.3

Istilah penjara sendiri dalam bahasa Arab disebut “al-habsu” artinya

“menahan” atau penahanan sebagai tindakan pengamanan.4

Penjara juga

mempunyai arti; Bangunan untuk menempatkan para terpidana yang juga disebut

sebagai Lembaga Pemasyarakatan, hal ini kaitannya dengan Pasal 10 Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana karena dalam pasal ini ada pidana pokok (pidana

mati, pidana penjara, pidana kurungan, pidana denda dan pidana tutupan) dan

pidana tambahan (pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang

tertentu, pengumuman keputusan hakim). Akan tetapi pada saat ini istilah penjara

sudah jarang digunakan karena lebih terkesan penghukuman fisik semata, dan

dewasa ini, Indonesia lebih mengenal dengan istilah Lembaga Pemasyarakatan.

Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut dengan LAPAS adalah

tempat untuk melaksanakan pembinaan Narapidana dan Anak Didik

Pemasyarakatan,5 sedangkan yang dimaksud dengan Rumah Tahanan Negara

yang selanjutnya disebut Rumah Tahanan adalah tempat tersangka atau terdakwa

ditahan selama proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang

pengadilan.6

3 P. A. F. Lumintang, 1984, Hukum Penintesir Indonesia, Bandung: Armico, hlm. 56.

4 Ahmad Warson Munawwier, 1984, Kamus Al-Munawwir Aarab-Indonesia Lengkap

Yogyakarya: Yunit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagamaan PP.Al-Munawwir Krapyak,

hlm. 231. 5 Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

6 Pasal 1 Angka 2 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan

Negara

Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana WanitaYang SedangHamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan LembagaPemasyarakatanPerempuan Klas IIA JakartaWIDYA LARASTRIANAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan

3

Pelaksanaan pembinaan narapidana dan tahanan dengan sistem

pemasyarakatan pada kenyataan belum dapat diterapkan secara maksimal. Hal

tersebut disebabkan karena jumlah tahanan dan narapidana yang tidak sebanding

dengan jumlah Lembaga Pemasyarakatan maupun Rumah Tahanan Negara yang

ada, sehingga menimbulkan kelebihan kapasitas di dalam Lembaga

Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan. Kelebihan penghuni di beberapa Rumah

Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan bahkan sudah sampai ke titik

mengkawatirkan. Semakin meningkat populasi penghuni penjara tiap tahunnya,

maka segaris dengan itu angka kelebihan penghuni Rumah Tahanan dan Lembaga

Pemasyarakatan juga meningkat cukup signifikan. Data per Desember 2016

tercatat bahwa jumlah narapidana dan tahanan di Indonesia sebanyak 204.649

orang. Adapun kapasitas yang dapat ditampung hanya 119.020 orang. Berarti

secara keseluruhan Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia memiliki kelebihan

penghuni mencapai 72 persen.7 Hal tersebut jelas menjadi pemicu pembinaan

yang tidak efektif terhadap Narapidana dan Tahanan dan membuat pelaksanaan

hak-hak yang dimiliki oleh tahanan maupun Narapidana menjadi berkurang,

sehingga hak-hak tahanan dan narapidana yang juga masih merupakan warga

negara Indonesia perlu dijaminkan. Hal ini mengingat salah satu identitas dari

negara hukum adalah adanya jaminan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi

manusia yang harus dihormati dan dijunjung tinggi oleh penyelenggara negara

7 Supriyadi Widodo, Overcrowding yang menghantui Lembaga Pemasyarakatan di

Indonesia¸07 Juli 2017, diakses melalui

http://nasional.kompas.com/read/2017/07/07/12130041/.overcrowding.yang.menghantui.Lem

baga Pemasyarakatan.di.indonesia?page=all diakses pada 2 September 2017, pukul 14.25

WIB.

Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana WanitaYang SedangHamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan LembagaPemasyarakatanPerempuan Klas IIA JakartaWIDYA LARASTRIANAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan

4

beserta segenap warga negaranya. Walaupun tentu saja terdapat batasan-batasan

terhadap pemenuhan hak-hak yang dapat diberikan mengingat ketentuan yang

diatur dalam Pasal 28 J Ayat (2) Undang-Undang Negara Republik Indonesia

1945, dimana dinyatakan bahwa dalam menjalankan dan melindungi hak asasi

dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan

dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan

serta penghormatan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai

agama, keamanan dan ketertiban umum.

Pemenuhan hak-hak tahanan dan narapidana yang paling terkonsentrasi

adalah pemenuhan hak atas kesehatan. Terutama bagi tahanan dan narapidana

wanita. Tahanan dan Narapidana wanita tentunya berbeda dengan tahanan dan

Narapidana pria, karena tahanan dan narapidana wanita mempunyai keistimewaan

yang tidak dimiliki oleh tahanan dan narapidana pria, seperti siklus menstruasi,

kehamilan dan menyusui. Tak jarang tahanan wanita yang masuk dalam tahanan

sudah dalam keadaan hamil harus melakukan persalinan saat berada didalam masa

tahanan karena proses persidangan yang belum selesai, begitupula dengan

narapidana wanita yang masih berada dalam masa kehamilan saat dijatuhi putusan

yang berkekuatan hukum tetap oleh hakim. Keadaan ini membuat tahanan dan

narapidana wanita semestinya diberikan fasilitas-fasilitas tertentu guna menjamin

kesehatan ibu dan janin yang sejatinya dijamin oleh Negara melalui Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28H dan Undang-

Undang Negara Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

mengamanatkan bahwa kesehatan merupakan hak fundamental setiap penduduk,

Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana WanitaYang SedangHamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan LembagaPemasyarakatanPerempuan Klas IIA JakartaWIDYA LARASTRIANAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan

5

sehingga setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Tak terkecuali

dengan ibu hamil yang berada dalam masa tahanan.

Selama masa kehamilan, sistem kekebalan tubuh berubah. Ibu hamil

menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi. Permasalahannya, masih

banyak ibu hamil yang janinnya tumbuh dan berkembang tidak terpantau oleh

tenaga kesehatan. Hal ini juga yang berdampak pada tingginya Angka Kematian

Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi.

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

angka kematian masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini

sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390

per 100.000 kelahiran hidup.8

Gambar 1.1 Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 1991-2012

Sumber: SDKI 1991-2012

8

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf diakses pada

20 September 2017 pukul 21.49 WIB

Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana WanitaYang SedangHamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan LembagaPemasyarakatanPerempuan Klas IIA JakartaWIDYA LARASTRIANAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan

6

Penyebab langsung pada kematian ibu adalah saat persalinan dan segera

setelah persalinan.9

Pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan dalam

mengatasi AKI dan AKB salah satunya adalah melalui program Jaminan

Persalinan (Jampersal). Jampersal adalah jaminan pembiayaan pelayanan yang

meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas

termasuk pelayanan KB paska persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. 10

Jampersal merupakan program pemerintah yang sudah dicanangkan sejak 2011

dan dapat dinikmati semua masyarakat yang berhak, tak terkecuali ibu hamil

yang berada pada masa tahanan karena walaupun orang yang berada dalam

tahanan memiliki hak-hak yang dirampas oleh negara, namun negara tetap

berkewajiban dan bertanggung jawan untuk menyediakan dan memberikan

pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat.

Tersangka atau terdakwa yang ditempatkan di Rumah Tahanan memiliki

hak-hak yang harus dipenuhi. Hal tersebut dikarenakan baik narapidana atau

tahanan pada hakikatnya tetaplah manusia sama seperti masyarakat umum yang

memiliki hak asasi yang harus terpenuhi, sehingga apapun yang telah mereka

lakukan harus tetap diperlakukan secara manusiawi. Pengakuan hak-hak

Narapidana dan Tahanan terlihat pada materi muatan yang terkandung dalam

Pasal 14 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, bahwa

narapidana berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak.11

9 BAB I Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

2562/MENKES/PER/XII/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan 10

BAB I Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

903/MENKES/PER/V/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan

Masyarakat 11

Pasal 14 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana WanitaYang SedangHamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan LembagaPemasyarakatanPerempuan Klas IIA JakartaWIDYA LARASTRIANAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan

7

Selanjutnya dirinci lagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999

tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan,

Pasal 14 hingga Pasal 19 yang memberikan kekuatan hukum bagi pemberian hak

atas kesehatan bagi narapidana dan tahanan. Begitu pula dengan hak kesehatan

bagi tahanan dan narapidana wanita baik yang sedang hamil ataupun tidak turut

diberikan perlindungan hukum sebagaimana tercantum pada Pasal 20 Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999, tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan

Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

Pemberian pelayanan kesehatan bagi narapidana dan tahanan wanita yang

sedang hamil tentu bersinggungan pula dengan program pemerintah dalam

meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan dan

pelayanan nifas serta pelayanan-pelayanan lain yang ditujukan untuk ibu hamil

sesuai dengan tujuan dari Jaminan Persalinan itu sendiri. Namun tidak dapat

dipungkuri bahwa pelaksanaan program pelayanan kesehatan yang ada di

lapangan seringkali tidak dapat berjalan sesuai dengan apa yang diatur oleh

peraturan pemerintah. Begitu pula dengan pelayanan kesehatanan khususnya

pelayanan kesehatan pada jaminan persalinan yang dilakukan pada Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Jakarta dan Rumah Tahanan Negara Klas

IIA Pondok Bambu Jakarta Timur, dimana kedua UPT tersebut adalah UPT yang

khusus menampung narapidana dan tahanan perempuan berbasis di wilayah

Jakarta serta mengingat Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Jakarta

adalah Lembaga Pemasyarakatan yang baru berdiri kurang dari 2 tahun sejak

Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana WanitaYang SedangHamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan LembagaPemasyarakatanPerempuan Klas IIA JakartaWIDYA LARASTRIANAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan

8

dilakukan pemisahan administrasi yang dilakukan oleh Rumah Tahana Klas IIA

Pondok Bambu Jakarta Timur.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik mengkaji tentang dunia

Rumah Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan yang menitikberatkan pada

persoalan kesehatan terutama jaminan persalinan untuk tahanan wanita yang

sedang hamil hingga pasca melahirkan, dengan judul “PELAKSANAAN

PROGRAM PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN TERHADAP

TAHANAN DAN NARAPIDANA YANG SEDANG HAMIL DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KLAS IIA JAKARTA DAN RUMAH

TAHANAN NEGARA KLAS IIA JAKARTA TIMUR”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pelaksanaan program jaminan persalinan di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Jakarta dan Rumah Tahanan Negara

Klas IIA Jakarta Timur?

2. Hambatan apa saja yang dialami dalam pelaksanaan program jaminan

persalinan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Jakarta dan

Rumah Tahanan Negara Klas IIA Jakarta Timur?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah di atas,

tujuan dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana WanitaYang SedangHamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan LembagaPemasyarakatanPerempuan Klas IIA JakartaWIDYA LARASTRIANAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan

9

1. Tujuan Subjektif

a. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan penulisan hukum

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada

Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

b. Sebagai sumbangan pemikiran ilmiah kepada pihak-pihak yang terkait

pada khususnya, dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada

umumnya.

2. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan program jaminan

persalinan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Jakarta dan

Rumah Tahanan Negara Klas IIA Jakarta Timur.

b. Untuk mengetahui, menganalisis dan mengkaji hambatan yang dialami

dalam pelaksanaan program jaminan persalinan di Lembaga

Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Jakarta dan Rumah Tahanan Negara

Klas IIA Jakarta Timur.

D. Keaslian Penelitian

Sepanjang penelusuran kepustakaan yang telah penulis lakukan di

perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penulis tidak

menemukan penelitian terkait program jaminan persalinan yang dilaksanakan

dalam Rumah Tahanan maupun Lembaga Pemasyarakatan. Namun penulis

menemukan penelitian yang hanya membahas sebagian unsur penelitian berupa

thesis dan penulisan hukum dengan kajian yang berbeda, yakni:

Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana WanitaYang SedangHamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan LembagaPemasyarakatanPerempuan Klas IIA JakartaWIDYA LARASTRIANAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan

10

1. Implementasi Regulasi Jaminan Persalinan di Kabupaten Sleman (Kajian

Pada Bidan Praktik Yang Melakukan Perjanjian Kerja Sama) yang

merupakan thesis karya Achmad Arifurrohman pada tahun 2012.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian tersebut terkait kesesuaian

implementasi dengan regulasi Jaminan Persalinan serta permasalahan yang

muncul dan cara mengatasinya dalam implementasi regulasi jaminan

persalinan pada bidan praktik yang melakukan perjanjian kerja sama di

Kabupaten Sleman.12

Lokasi penelitian terdahulu mengambil keseluruhan

bidan praktik di Kabupaten Sleman yang mempunyai ijin praktik serta

melakukan Perjanjian Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten

Sleman dalam program Jaminan Persalinan. Kesimpulan dalam penelitian

tersebut menyatakan bahwa implementasi regulasi Jampersal di Kabupaten

Sleman khususnya pada Bidan Praktik telah sesuai dengan aturan yang

berlaku kecuali pada penyediaan alat kontrasepsi yang seharusnya menjadi

kewajiban BKKBN serta kendala implementasi Jampersal adalah kesulitan

merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi seperti ke rumah sakit.

2. Pelaksanaan Perjanjian kerja Sama Pemberian Pelayanan Kesehatan Jaminan

Persalinan (Jampersal) Antara Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri Dengan

Rumah Sakit Bersalin Primasari, yang merupakan Skripsi karya Putri

Nugrahaeni Septyaningrum pada tahun 2012. Permasalahan yang diangkat

dalam penelitian tersebut terkait dengan pelaksanaan serta akibat hukum dari

perjanjian kerjasama pemberian layanan kesehatan Jaminan Persalinan

12

Achmad Arifurrohman, 2012, Implementasi Regulasi Jaminan Persalinan di Kabupaten

Sleman (Kajian Pada Bidan Praktik Yang Melakukan Perjanjian Kerja Sama), Tesis Fakultas

Hukum Universitas Gadjah Mada.

Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana WanitaYang SedangHamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan LembagaPemasyarakatanPerempuan Klas IIA JakartaWIDYA LARASTRIANAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan

11

(Jampersal) antara Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri dengan Rumah

Bersalin Primasari serta menganalisis kedudukan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 256/Menkes/XVII/2011 tentang penyelanggaraan program

Jampersal dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 1 Tahun

2012 di Rumah Bersalin Primasari.13

Lokasi penelitian pada penulisan

tersebut adalah Rumah Bersalin Primasari dan Dinas Kesehatan Kabupaten

Wonosari serta responden dari penelitian tersebut adalah bidan praktek dan

beberapa pasien dari rumah bersalin primasari. Kesimpulan dalam penelitian

tersebut adalah Rumah Sakit Bersalin Primasari tidak melaksanakan program

Jampersal sesuai Perjanjian Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten

Wonogiri yang mengakibatkan Tim Pengelola Jampersal Dinas Kesehatan

Kabupaten Wonogiri dapat meminta klarifikasi dari Rumah Bersalin

Primasari sebagai fasilitas kesehatan penyelenggara Jampersal dan fakta-fakta

penarikan biaya tambahan diluar klaim merupakan suatu pelanggaran,

padahal sebelumnya Rumah Bersalin Primasari sudah mengikatkan diri pada

perjanjian kerja sama yang telah disetujui dan ditandatangani Dinas

Kesehatan Kabupaten Wonogiri. Sehingga Rumah Bersalin Primasari dapat

dikenakan sanksi pembayaran penangguhan pembayaran klaim Jampersal dari

Tim Pengelola Jampersal Kabupaten Wonogiri.

Penelitian ini berbeda dengan kedua penelitian diatas. Dua penelitian

diatas tidak membahas spesifik mengenai pelaksanaan program Jampersal

13

Putri Nugrahaeni Septyaningrum, 2012. Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama Pemberian

Pelayanan Kesehatan Jaminan Persalinan (Jampersal) Antara Dinas Kesehatan Kabupaten

Wonogiri Dengan Rumah Bersalin Primasari, Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Gadjah

Mada.

Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana WanitaYang SedangHamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan LembagaPemasyarakatanPerempuan Klas IIA JakartaWIDYA LARASTRIANAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan

12

terkhususkan bagi ibu hamil yang sedang berada dalam masa binaan atau tahanan.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya

dan sesuai dengan asas-asas keilmuan, yaitu kejujuran, objektif, terbuka dan

rasional. Jika ternyata terdapat penelitian serupa diluar sepengetahuan penulis,

diharapkan penelitian ini dapat saling melengkapi dan bersifat membangun.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Negara

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran ataupun masukan bagi

pemerintah Indonesia terutama dalam pembentukan aturan hukum yang dapat

melindungi hak asasi manusia.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

perkembangan ilmu hukum dalam hukum perdata terutama hukum kesehatan.

3. Bagi Dunia Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan untuk dunia

kesehatan mengenai penelitian kesehatan terutama yang berkaitan dengan

peranan dan tanggung jawab penyelenggara penelitian kesehatan.

4. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran,

informasi dan pengetahuan kepada masyarakat pada umumnya, dokter, pasien

dan paramedis.

5. Bagi Penulis

Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana WanitaYang SedangHamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan LembagaPemasyarakatanPerempuan Klas IIA JakartaWIDYA LARASTRIANAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/156638/po...Orang Tahanan atau Narapidana, yang direngut kebebasannya oleh negara atas dasar hukum, merupakan

13

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan penulis

dalam bidang keperdataan, khususnya terkait dengan hukum kesehatan

tentang pelaksanaan jaminan persalinan pada Rumah Tahanan Negara.

Pelaksanaan Program Pelayanan Jaminan Persalinan Terhadap Tahanan dan Narapidana WanitaYang SedangHamil di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur dan LembagaPemasyarakatanPerempuan Klas IIA JakartaWIDYA LARASTRIANAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/