bab i pendahuluan a. latar belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/poltekkessby...permenkes...

35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang penting bagi semua manusia di dunia. Air dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, untuk minum, memasak, mencuci, mandi dan untuk keperluan yang lain. Syarat air yang layak digunakan adalah tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Di daerah pedalaman dan pedesaan masih ada keterbatasan untuk memperoleh air bersih terutama air untuk dikonsumsi warga (Mukaromah, 2015) Penggunaan air yang utama bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Terutama untuk mencukupi kebutuhan air didalam tubuh manusia. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5-2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2012) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI. 32 Tahun 2017, tentang syarat-syarat kualitas air disebutkan bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila setelah dimasak. Persyaratan air bersih yang dimaksud adalah persyaratan mikrobiologis, fisik, kimia. Air yang telah tercemar, tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan masyarakat apabila dipergunakan akan menimbulkan akibat yang segera tampak akut dan akibat yang tampak secara perlahan-lahan atau dalam waktu yang lama kronis. (Slamet 2012), menyatakan air berperan dalam terjadinya penyebaran penyakit yaitu : air sebagai penyebar bakteri patogen , air sebagai sarang insekta penyebar penyakit, jumlah air bersih yang tersedia tidak mencukupi, dan air sebagai sarang semestara penyakit. Jenis mikroba yang dapat menyebar melalui air yaitu : virus, bakteri, protozoa dan metazon. (Slamet, 2013). 1

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan yang penting bagi semua manusia di

dunia. Air dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, untuk minum,

memasak, mencuci, mandi dan untuk keperluan yang lain. Syarat air yang

layak digunakan adalah tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Di

daerah pedalaman dan pedesaan masih ada keterbatasan untuk

memperoleh air bersih terutama air untuk dikonsumsi warga (Mukaromah,

2015)

Penggunaan air yang utama bagi kehidupan adalah sebagai air

minum. Terutama untuk mencukupi kebutuhan air didalam tubuh manusia.

Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian

yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu meminum

minimal sebanyak 1,5-2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh

dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2012)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI. 32 Tahun 2017, tentang

syarat-syarat kualitas air disebutkan bahwa air bersih adalah air yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila setelah dimasak. Persyaratan air

bersih yang dimaksud adalah persyaratan mikrobiologis, fisik, kimia.

Air yang telah tercemar, tidak memenuhi syarat untuk

dipergunakan masyarakat apabila dipergunakan akan menimbulkan akibat

yang segera tampak akut dan akibat yang tampak secara perlahan-lahan

atau dalam waktu yang lama kronis. (Slamet 2012), menyatakan air

berperan dalam terjadinya penyebaran penyakit yaitu : air sebagai

penyebar bakteri patogen , air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,

jumlah air bersih yang tersedia tidak mencukupi, dan air sebagai sarang

semestara penyakit. Jenis mikroba yang dapat menyebar melalui air yaitu :

virus, bakteri, protozoa dan metazon. (Slamet, 2013).

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

Agar air tersebut layak sebagai air bersih diperlukan pembubuhan

disinfektan, sehingga kandungan E.coli dapat dihilangkan. Untuk itu

diperlukan disinfektan yang murah, mudah diperoleh dan stabil dalam

penggunaannya. Percobaan Syadikin menggunakan sinar matahari sebagai

disinfektan dapat mengurangi jumlah bakteri menjadi 1.110 sel/ml

(64,71%) pada air tanah dan 185 sel/ml (75,97%) untuk. Jumlah bakteri

tersebut masih belum memenuhi batas baku mutu air minum. Disinfeksi

dengan sinar matahari ini memiliki kelemahan karena bergantung pada

intensitas penyinaran matahari dan keadaan cuaca. Berdasarkan

kesimpulan di atas, dalam penelitian ini peneliti membuat alat tepatguna

mengunakan alat yaitu alat yang sederhana dan mudah di dapat oleh

masyarakat dengan pengoprasian yang mudah untuk desinfeksi air. Sisa

chlor merupakan salah satu indikator yang harus ada pada air bersih yang

sehat. Sisa chlor aktif dipersyaratkan untuk keamanan air bersih menurut

Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh

sisa chlor , tersebut maka penggunaan alat desinfektan perlu dipelajari

bagaimana caranya agar diperoleh hasil yang tepat dan efektif

Berdasarkan latar belakang diatas dan mengingat bahwa saat ini telah

terjadi kasus pencemaran air , maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul:“ DESAIN ALAT DESINFEKTAN PADA AIR

BERSIH

2

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

B. Identifikasi Masalah

1. Identifikasi masalah

a. Chlorin sering digunakan atau ditambahkan dalam pengelolaan air

bersih sebagai bahan untuk membunuh bakteri patogen dalam air.

b. Residu chlorin yang terlalu tinggi dianggap membahayakan

kesehatan

2. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini dibatasi pada kadar sisa chlor.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

“Apakah alat rekayasa ini sudah efektif untuk proses desinfeksi pada air

bersih”

D. Tujuan Model Rancangan

1. Tujuan Umum

Untuk mendesain alat desinfektan dan untuk mengetahui perbedaan sisa

chlor pada air bersih

2. Tujuan Khusus

a. Dapat mendesain alat desinfektan pada air besih

b. Dapat membuat alat uji coba alat desinfektan pada air bersih .

c. Mengukur sisa chlor sebelum melalui alat dan setelah melalui alat

desinfektan.

d. Dapat menganalisis hasil uji coba atau tingkat efektivitas alat

desinfektan pada air bersih sebelum & setelah melalui alat .

E. Manfaat

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan

dilapangan tentang penyediaan air bersih

2. Bagi Masyarakat

Menerapkan model rangcangan membuat desain alat desinfektan untuk

air bersih yang mengalir dengan menggunakan bahan kaporit

3. Bagi peneliti lain

3

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

Sebagai referensi dan informasi peneliti untuk melakukan

pengembangan peneliti selanjutnya.

4

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENELITIAN TERDAHULU

1. Bedasarkan penelitian terdahulu oleh Didik Setiawan1, James Sibarani1*,

Iryanti E. Suprihatin1 Magister Kimia Terapan, Fakultas Pascasarjana,

Universitas Udayana yang berjudul perbandingan efektivitas desinfektan

kaporit , bahwa Efektifitas masing-masing disinfektan ditentukan dengan

cara membandingkan daya bunuh bahan disinfektan pada pengenceran

tertinggi yang mematikan bakteri pada waktu 10 menit tetapi tidak

mematikan bakteri pada waktu 5 menit. Selanjutnya dilakukan penentuan

pH dengan alat pH meter, jumlah oksigen terlarut (DO) dan suhu. bahwa

pengaruh jenis disinfektan memberikan beda yang bermakna terhadap

suhu larutan, sedangkan konsentrasi disinfektan tidak memberikan beda

yang bermakna.

2. Berdasarkan peneliti oleh Puji Rahayu dan Sugito Kinerja kaporit terhadap

penurunan E-COLI pada HIPPAM Tirta sejati di Desa Karangrejo

Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Pengunaan dosis pada treatment

adalah 450 ppm pada instalasi IPA HIPPAM Tirta sejati di Desa

Karangrejo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik sudah memenuhi syarat

percobaan dengen membubuhan kaporit dengan kosentrasi 350, 450, 550

ppm pada bak klorinator. Pemberian dosis kaporit dengan kosentrasi 450

ppm mampu menurunkan E.Coli sampai batas memenuhi baku mutu.

3. Berdasarkan peneliti oleh Tamzil Aziz, Dwi Yahrinta Pratiwi, Lola

Rethiana Pengaruh penambahan tawas Al2 (SO4)3 dan kaporit Ca(CLO)2

terhadap karakteristik fisisk dan kimia air sungai Lambidaro. BOD5 dan

COD dalam air sungai lambidiro melebigi baku mutu, Namun air sungai

ini termasuk normal kareana tidak mengadung senyawa berbahaya seperti

raksa, arsen, selenium, nitrat. Sementara itu penambahan tawas dan

kaporit akan menurunkan nilai TDS, TSS, sianida, fluoride, ammonia,

nitrit, BOD, COD, sulfide, detergen, minyak dan lemak. Dan akan

5

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

menaikan kadar sulfat, serta oksigen terlarut di dalam air sungai

lambidaro. Hasil terbaik di dapat pada penambahan 25 ppm tawas + 10

ppm kaporit . karena pada penambahan 25 ppm tawas + 10 ppm kaporit

didapatkan nilai DO tertingi serta COD dan BOD terendah.

B. Landasan Teori

1. Air

a. Pengertian Air

1) Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi

kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan

tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang

utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum.

Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh

manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan

dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi.

Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5-2

liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu

proses metabolisme (Slamet, 2007).

2) Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup, apabila

manusia, hewan, dan tumbuhan kekurangan air, maka akan mati.

Pengaruh air sangat luas bagi kehidupan, khususnya air digunakan

untuk makan dan minum. Manusia akan dehidrasi atau terserang

penyakit apabila kekurangan cairan dalam tubuhnya. Saat ini

kualitas air minum di kota-kota besar di Indonesia masih

memprihatinkan. Kepadatan penduduk, tata ruang yang salah dan

tingginya eksploitasi sumber daya air sangat berpengaruh pada

kualitas air (Anonimus, 2007).

3) Pengertian air minum adalah air yang mutunya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum harus aman

bagi kesehatan. Oleh karena itu, air minum harus memenuhi

6

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

persyaratan mikrobiologis, kimia, fisika dan radioaktif yang

dinyatakan dalam wajib dan parameter tambahan sebagaimana

ditetapkan dalam Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010

(Suprihatin,dkk,2016).

4) Pengelolaan air dan sumber air adalah upaya serta kegiatan

pengembangan pemanfaatan dan pelestarian sumber daya air

berupa menyalurkan (resdistributing) air yang tersedia dalam

konteks ruang, waktu dan komponen mutu serta komponen

volume (jumlah) pada suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan

pokok kehidupan makluk hidup (Suprihatin,dkk,2016).

b. Kebutuhan Air

1. Air merupakan kebutuhan pokok pada berbagai aktivitas

manusia. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti

minum, memasak, mencuci, mandi, sanitasi air juga dibutuhkan

dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pada aktivitas

ekonomi dan sosial, seperti industri, rumah sakit, perhotelan,

perdagangan, perkantoran, dan pendidikan (sekolah). Jumlah

kebutuhan air bersih berbeda-beda untuk masing-masing

kegiatan tersebut, dan persyaratan mutunya bergantung pada

jenis aktivitas yang bersangkutan.

2. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas

ekonomi masyarakat, kebutuhan air juga mengalami

peningkatan, baik dari sisi jumlah maupun mutu. Kebutuhan air

spesifik per kapita bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak

faktor, antara lain budaya atau kebiasaan, tingkat ekonomi,

tingkat cuaca. Kebutuhan air bersih per kapita rata-rata

penduduk Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi untuk

keperluan perencanaan instalasi pengolahan air bersih untuk

komunitas, perkiraan kebutuhan air bersih sering menggunakan

angka sekitar 125-150 l/orang/hari.

7

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

3. Air bersih untuk keperluan publik umumnya dipasok oleh

Perusahaan Daerah Air Minum Daerah (PDAM). Hingga saat

ini, baru sebagian dari penduduk dapat memperoleh layanan

PDAM tersebut akibat dari keterbatasan kemampuan

perusahaan daerah tersebut. Untuk meningkatkan pelayanan,

dibeberapa kota besar penyediaan air bersih dikelola oleh

perusahaan swasta atau kerjasama antara PDAM dan

perusahaan swasta (Suprihatin,dkk,2016).

c. Sumber Air Baku

Saat ini, air merupakan sumber daya terbatas yang harus

dikelola. Sumber air untuk berbagai keperluan berasal dari air

permukaan (sungai, danau, dan waduk) dan air tanah. Sumber air

tersebut pada hakikatnya berasal dari air hujan. Air hujan yang

masuk melalui lapisan batuan dan membentuk tandon dikenal

sebagai air tanah. Jika air tanah dalam kondisi tekanan tinggi, air

tanah tersebut dapat mengalir ke permukaan tanah secara otomatis

sebagai mata air (spring).

Lokasi sumber air biasanya jauh dari penggunannya.

Saluran/kanal, reservoir, sumur dan menara air merupakan sarana

buatan manusia untuk mengumpulkan dan memindahkan air dari

sumber-sumber air alami ke lokasi air tersebut diperlukan. Air

waduk, sumur dan sungai biasanya harus diolah sebelum

didistribusikan dan digunakan atau dikonsumsikan karena adanya

kemungkinan kontaminasi(Suprihatin,dkk,2016).

d. Proses Pengolahan Air

Pengolahan air pada dasarnya untuk meningkatkan nilai tambah

dengan cara menyisihkan berbagai kontaminan dalam air baku

melalui berbagai tahapan proses hingga mutunya memenuhi tujuan

atau persyaratan tertentu. Untuk keperluan domestik, target

pengolahan air adalah menghilangkan mikroorganisme patogen

atau bahan pengganggu kesehatan, sehingga penyebaran penyakit

8

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

melalui air minum dapat dihindari. Selain aman, air minum juga

harus menyenangkan secara estetik, yaitu air harus jernih, tidak

berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.

Ada lima tahapan kunci dalam perencanaan proses pengolahan

air, yaitu :

1) Karakteristik sumber air baku dan pendefinisian tujuan mutu air

hasil olahan (standart mutu)

2) Pra-perancangan, termasuk pemilihan proses

3) Rancangan detail alternatif terpilih

4) Konstruksi (pekerjaan sipil)

5) Operasi dan pemeliharaan fasilitas pengolahan air

(Suprihatin,dkk,2016).

Karakteristik sumber air baku dan target mutu air hasil olahan

(standart mutu) menentukan jenis satuan operasi atau satuan proses

yang diterapkan. Berdasarkan fungsi utama, satuan operasi dalam

pengolahan air dapat digolongkkan menjadi operasi untuk

menghilangkan bahan partikel (penyaringan, sedimentasi,

koagulasi/flokulasi, filtrasi), desinfeksi (klorinasi, ozonisasi, radiasi

dengan UV, filtrasi membran) dan/atau untuk menghilangkan

bahan terlarut (aerasi, ozonisasi, pelunakan, adsorpsi, reserve

osmosis). Sistem pengolahan air biasanya terdiri atas kombinasi

satuan operasi atau satuan proses tersebut.

Apabila di dalam air tanah mengandung mineral terlarut dalam

jumlah yang berlebih, maka perlu perlakuan dengan kombinasi

proses kimiawi, aerasi, filtrasi, dan perlakuan lainnya untuk

mengurangi kandungan mineral tersebut (Suprihatin,dkk,2016).

9

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

2. Persyaratan Penyediaaan Air Bersih

1) Persyaratan Kualitatif

Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu/kualitas dari air bersih

1) Parameter fisik

Air bersih/minum secara fisik harus jernih, tidak berwarna,

tidak berbau, dan tidak berasa. Syarat lain yang harus dipenuhi

adalah suhu.

a) Bau

Bau disebabkan oleh adanya senyawa lain yang terkandung

dalam air seperti gas H2S, NH3, senyawa fenol, klorofenol

dan lain-lain. Pengukuran biologis senyawa organik dapat

menghasilkan bau pada zat cair dan gas. Bau yang

disebabkan oleh senyawa organik ini selain mengganggu

dari segi estetika, juga beberapa senyawanya dapat bersifat

karsinogenik. Pengukuran secara kuantitatif bau sulit diukur

karena hasilnya terlalu subjektif.

b) Kekeruhan

Kekeruhan disebabkan adanya kandungan Total

Suspended Solid baik yang bersifat organik maupun

anorganik. Zat organik berasal dari lapukan tanaman dan

hewan, sedangkan zat organik biasanya berasal dari

lapukan batuan dan logam. Zat organik dapat menjadi

makanan bakteri sehingga mendukung perkembangannya.

Kekeruhan dalam air minum / air bersih tidak boleh lebih

dari 5 NTU. Penurunan kekeruhan ini sangat diperlukan

karena selain ditinjau dari segi estetika yang kurang baik

juga proses desinfeksi untuk air keruh sangat sukar, hal ini

disebabkan karena penyerapan beberapa koloid dapat

melindungi organisme dan desinfektan.

10

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

c) Rasa

Syarat air bersih/minum adalah air tersebut tidak boleh

berasa. Air yang berasa dapat menunjukkan kehadiran

berbagai zat yang dapat membahayakan kehadiran

berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.

Efeknya tergantung penyebab timbulnya rasa tersebut.

sebagai contoh rasa asam dapat disebabkan oleh asam

organik maupun anorganik sedangkan rasa asin dapat

disebabkan oleh garam terlarut dalam air.

d) Suhu

Air sebaiknya sama dengan suhu udara (250C), dengan

batas toleransi yang diperbolehkan yaitu 250C ± 3

0C.

Suhu yang normal mencegah terjadinya pelarutan zat

kimia pada pipa, menghambat reaksi biokimia pada pipa

dan mikroorganisme tidak dapat tumbuh. Jika suhu air

tinggi maka jumlah oksigen terlarut dalam air akan

berkurang juga akan meningkatkan reaksi dalam air.

e) Warna

Air minum /air bersih sebaiknya tidak berwarna, bening

dan jernih untuk alasan estetika dan untuk mencegah

keracunan dari berbagai zat kimia maupun organisme yang

berwarna. Pada dasarnya warna dalam air dapat dibedakan

menjadi dua jenis yaitu warna semu (apprent colour) yang

disebabkan oleh unsur tersuspensi dan warna sejati (true

colour) yang disebakan oleh zat organik dan zat koloidal.

Air yang telah mengandung senyawa organik seperti daun,

potongan kayu, rumput akan memperlihatkan warna

kuning kecoklatan, oksidasi besi akan menyebabkan air

berwarna kemerah-merahan dan oksidasi mangan

menyebabkan air berwarna kecoklatan atau kehitaman.

11

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

Enam syarat fisik di atas dapat dengan mudah digunakan

untuk mengenali air yang bersih pertama kali. Hanya

dengan melihat, merasakan, mencium, dan mengukurnya

dengan termometer. Cukup menggunakan panca indera

manusia.

2) Parameter Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara

berlebihan oleh zat- zat kimia dan mineral, terutama oleh zat-

zat kimia dan mineral yang berbahaya bagi kesehatan.

Selanjutnya diharapkan pula zat ataupun bahan kimia yang

terdapat didalam air minum, tidak sampai menimbulkan

kerusakan pada tempat penyimpanan air, sebaliknya zat

ataupun bahan kimia dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh,

hendaknya harus terdapat dalam kadar yang sewajarnya dalam

sumber air tersebut.

3) Parameter Biologi

Air minum tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen

dan parasit seperti kuman-kuman thypus, kolera, disentri.

Untuk mengetahui adanya bakteri patogen dapat dilakukan

dengan pengamatan terhadap ada tidaknya bakteri E.coli yang

merupakan indikator pencemar air. golongan coli melebihi

batas-batas yang telah ditetukan yaitu 1 coloni/100 ml air.

Bakteri golongan coli ini berasal dari usus besar dan tanah. Air

yang mengandung golongan coli dengan kadar yang melebihi

batas yang telah ditentukan, dianggap telah terkontaminasi

dengan kotoran manusia. Dengan demikian dalam pemeriksaan

bakteriologi, tidak langsung diperiksa apakah air itu

mengandung bakteri pathogen, tetapi diperiksa dengan

indikator bakteri golongan coli. (Sutrisno,2002).

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang

seratus persen murni dalam air sesuai dengan syarat air yang

12

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

baik untuk kesehatan, oleh karena itu air yang ada dipersyaratan

yang telah ditentukan atau paling tidak mendekati syarat-syarat

yang dikehendaki. Pada umumnya, persyaratan air minum pada

beberapa negara berbeda-beda, tergantung kepada kondisi

negara masing-masing, perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

4) Kehidupan Mikroorganisme dalam Air

Penentuan kualitas biologi ditentukan oleh kehadiran

mikroorganisme terlarut dalam air seperti kandungan bakteri,

algae, cacing, serta plankton. penentuan kualitas

mikroorganisme dilatar belakangi dasar pemikiran bahwa air

tersebut tidak akan membahayakan kesehatan. Dalam konteks

ini maka penentuan kualitas biologi air didasarkan pada

analisis kehadiran mikroorganisme indikator pencemaran

(Kusnadi, 2003).

Menurut Sunu (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat di dalam air

yaitu :

1) Sumber air

Jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air dipengaruhi

oleh sumber seperti air hujan, air permukaan, air tanah, air

laut dan sebagainya.

2) Komponen nutrien dalam air

Secara alamiah air mengandung mineral-mineral yang

cukup untuk kehidupan mikroorganisme yang dibutuhkan

oleh spesies mikroorganisme tertentu.

3) Komponen beracu

Terdapat di dalam air akan mempengaruhi jumlah dan

jenis mikroorganisme yang terdapat di dalam air. Sebagai

contoh asam-asam organik dan anorganik, khlorin dapat

13

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

membunuh mikroorganisme dan kehidupan lainnya di

dalam air.

4) Organisme air

Adanya organisme di dalam air dapat mempengaruhi

jumlah dan jenis mikroorganisme air, seperti protozoa dan

plankton dapat membunuh bakteri.

5) Faktor fisik

Fisik seperti suhu, pH, tekanan osmotik, tekanan

hidrostatik, aerasi, dan penetrasi sinar matahari dapat

mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme yang

terdapat di dalam air.

2) Persyaratan Kuantitatif

Setelah persyaratan kualitatif terpenuhi maka air bersih juga

harus mampu melayani daerah pelayanan. Banyaknya penduduk

yang ada dalam suatu wilayah harus mampu terpenuhi secara

kuantitasnya. Persyaratan kuantitatif ini sangat dipengaruhi sekali

dengan jumlah air baku yanng tersedia, serta kapasitas produksi

dari instalasi pengolahan air. Pada umumnya debit air dari tiap

sumber air akan mengalami perubahan-perubahan dari suatu

waktu ke waktu yang lain.

3) Persyaratan Kontinuitatif

Arti kontinuitatif disini adalah bahwa air baku untuk air bersih

tersebut dapat diambil secara terus menerus dengan fluktuasi debit

yang relatif tetap, baik pada musim hujan maupun musim

kemarau. Sehingga persyaratan kontinuitas ini erat sekali

hubungannya dengan persyaratan kuantitas (Suprihatin,dkk,2016).

4) Desinfeksi

a. Pengertian Desinfeksi

Yang dimaksud dengan desinfeksi adalah pembunuhan terhadap

semua mikroba yang membahayakan. Zat-zat yang

14

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

dipergunakan untuk usaha desinfeksi ini dinamakan desinfektan.

Lebih dari 50 persen bakteri pathogen di dalam air akan mati

dalam waktu 2 hari dan 90 persen akan mati dalam satu minggu.

Oleh karena itu, waduk-waduk penampung sebenarnya cukup

efektif untuk mengendalikan bakteri. Walaupun demikian,

beberapa jenis bakteri patogen mungkin masih tetap hidup

selama dua tahun atau lebih, karena itu dibutuhkan desinfeksi.

Desinfekasi merupakan salah satu proses dari pengolahan air,

yang mana proses desinfeksi adalah suatu proses atau usaha agar

kuman patogen yang ada didalam air punah atau hilang.

Menurut Margono (2010) Desinfeksi merupakan pertahanan

terakhir terhadap masuknya kuman pathogen. Berbagai cara

disinfeksi telah di lakaukan sampai sekarang. Beberapa macam,

bahan yang bersifat desinfektan diantaranya adalah :

1) Penggunaan ozon (ozonisasi)

2) Penyinaran dengan sinar ultra violet

3) Pemanasan

4) Penambahan senyawa klor (klorinasi)

Cara-cara desinfeksi yang dikemukakan diatas tidak semuanya

efektif untuk skala besar, hanya klorinasi yang umum

digunakan, terhadap air secara ekonomis.

b. Klorinasi

1) Pengertian Klorinasi

Klorinasi merupakan desinfeksi yang paling umum

digunakan. Klorin yang digunakan dapat berupa bubuk,

cairan atau tablet. Bubuk klorin biasanya berisi kalsium

hipoklorit, sedangkan cairan klorin, berisi natrium hipoklorit.

Desinfeksi air minum yang mempergunakan gas chlorine

atau preparat chlorine disebut klorinasi. Sasaran klorinasi

terhadap air minum adalah penghancuran bakteri melalui

daya germisidal dari klorin terhadap bakteri.

15

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

Klorinasi adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang

telah menjalani proses filtrasi dan merupakan langkah yang

maju dalam proses purifikasi air. Klorin ini banyak

digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam

renang, dan air minum di negara-negara sedang berkembang

karena sebagai desinfektan, biayanya relatif lebih murah,

mudah dan efektif. Senyawa-senyawa klor yang umum

digunakan dalam proses klorinasi, antara lain, gas klorin,

senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida,

dihidroisosianurate dan kloramin (Chandra, 2007). Senyawa-

senyawa klor yang biasanya digunakan adalah:

a) Gas klor

b) Senyawa hipoklorit, dapat berbentuk :

1) Ca(CIO)2 / kaporit

2) Sifat-Sifat Klor Sifat-

sifat klor adalah :

a) Klor lebih berat dari udara

b) Bersifat racun

c) Bila bereaksi dengan air akan bersifat korosif

d) Klor berbau merangsang dan spesifik

3) Tahap Pelaksanaan Klorinasi

Tahap pelaksanaan klorinasi pada pengolahan air , yaitu :

Tahap Pre Chorinasi adalah tahap pemberian liquid chlorine

yang bertujuan untuk:

a) Menghilangkan polutan dalam air seperti rasa dan bau

b) Semua zat yang dioksidasi teroksidasi seperti besi,

mangan.

c) Mencegah molekul organic seperti warna

d) Mencegah pertumbuhan jamur

e) Mencegah pertumbuhan alga (ganggang)

f) Tahap post Chlorinasi

16

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

Yaitu tahap pemberian liquid chlorine yang bertujuan

untuk membunuh mikroba yang masih terikat dalam air

terutama mikroba pathogen. Konsentrasi klor yang

ditambahkan adalah 0,5 mg/ml. Sisa klor yang diinginkan

dalam reservoir agar memenuhi syarat kesehatan sebagai

air yang layak diminum berkisar antara 0,2 – 0,5 mg/I.

c. Kaporit

Ca(ClO)2 yang dikenal dengan nama kaporit merupakan

senyawa yang banyak digunakan oleh PDAM dalam pengolahan

air minimum karena senyawa ini dapat membunuh bakteri atau

mikroorganisme.Di Indonesia untuk mendensifeksi air banyak

digunakan kaporit. Harga lebih murah selain itu kaporit lebih

stabil dan dapat disimpan lebih lama dari pada serbuk

pengelantang. Pada desinfektan dengan kaporit, pH air yang

didesinfeksikan harus diatur agar desinfeksi dari kaporit dapat

maksimal. Diketahui bahwa dalam larutan kaporit, terdapat

HClO. HClO akan mengeluarkan atom-atom oksigen. Makin

banyak HClO yang terbentuk, makin banyak pula atom oksigen

yang lepas. Ini berarti daya desinfeksi makin besar.

Bila kaporit dilarutkan dalam air maka akan menghasilkan

atom-atom oksigen. Atom-atom oksigen inilah yang sebenarnya

aktif membunuh bakteri-bakteri, karena bakteri-bakteri dioksidasi.

1) Sifat umum kaporit cair

Kaporit cair (NaOCl) merupakan bahan oksidasi yang

kuat, berwarna kuning kehijau-hijauan, berbau, dapat

dilarutkan dalam airdan diuraikan dengan air panas. Biasanya

mengandung kadar khlorin (dalam berat) sebesar 14 – 15 %,

bersama-sama dalam sejumlah kecil kaustik soda. Kaporit

cair berasal dari pengenceran larutan sodium hydroxid

17

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

karena NaOCl tidak stabil dalam udara jika tidak bercampur

dengan sodium hydroxid.

Kaporit cair bersifat korosif yang tinggi pada kulit,

paling banyak pada logam. Senyawa ini harus tersimpan

dalam lubang kaca atau kotak barang pecah belah, dan dalam

ruangan pendingin, ruangan gelap dan jauh dari asam atau

bahan makan, karena dengan perlahan-lahan menguraikan

senyawa dalam tempat penyimpanan dan diubah dengan

mempergunakan cahaya panas, dan juga dari logam dengan

senyawa asam. Kaporit cair digunakan sebagai pembasmi

kuman, menghilangkan bau dan juga sebagai pemutih.

Kaporit cair bersifat korosif yang tinggi pada kulit,

paling banyak pada logam. Senyawa ini harus tersimpan

dalam lubang kaca atau kotak barang pecah belah, dan dalam

ruangan pendingin, ruangan gelap dan jauh dari asam atau

bahan makan karena dengan perlahan-lahan menguraikan

senyawa dalam tempat penyimpanan dan diubah dengan

mempergunakan cahaya panas, dan juga dari logam dengan

senyawa asam. Kaporit cair digunakan sebagai pembasmi

kuman, menghilangkan bau dan juga sebagai pemutih.

Khlorin banyak digunakan pada pengolahan air limbah

sebagai oksidasi dan mengontrol bau dan rasa serta

menghilangkan warna. Pembubuhan kaporit cair bertujuan

membasmi mikroba, diantaranya untuk mencegah akibat

adanya pertumbuhan mikroba.

Khlorin telah terbukti hanya merupakan desinfektan

yang ideal. Bila dimasukkan dalam air akan mempunyai

pengaruh yang segera membinasahkan kebanyakan mikroba.

yang berkurang dalam air. Secara umum kebanyakan air

mengalami desinfeksi yang cukup baik bila residu khlorin

18

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

bebas sebanyak kira-kira 0,2 mg/L diperoleh setelah

khlorinasi selama 10 menit. Residu yang lebih besar dapat

menimbulkan bau yang tidak enak, sedangkan. yang lebih

kecil tidak dapat diandalkan. Khlorin akan sangat efektif bila

pH air rendah.

d. Dampak Negatif Dari Chlorine Di Dalam air

Chlorine merupakan senyawa desinfektan, yang banyak

digunakan dalam proses pengolahan air. Desinfektan ini bekerja

dengan baik untuk membunuh bakteri, fungi dan virus. Namun

desinfektan ini juga dapat menimbulkan efek negative terhadap

kesehatan manusia selain dapat menimbulkan bau dan rasa yang

tidak enak pada air. Sebagai contoh Chlorine dapat bersifat

merusak atau korosif pada kulit dan peralatan, selain itu Chlorine

juga berpotensi merusak sistem pernafasan manusia dan hewan.

d. Sisa Chlor

Klorin adalah unsur kimia ketujuh tertinggi yang diproduksi di

dunia. Digunakan sebagai alat pemutih pada industri kertas, pulp, dan

tekstil. Digunakan untuk manufaktur pestisida dan herbisida, misalnya

DDT, untuk alat pendingin, obat farmasi, vinyl (pipa PVC), plastik ,

bahan pembersih, dan untuk perawatan air dan air limbah. Supaya bisa

dipakai, klorin sering dikombinasikan dengan senyawa organik (bahan

kimia yang mempunyai unsur karbon) yang biasanya menghasilkan

organoklorin. Organoklorin itu sendiri adalah senyawa kimia yang

beracun dan berbahaya bagi kehidupan karena dapat terakumulasi dan

persisten di dalam tubuh makhluk hidup.

Ditemukan pada tahun 1774 oleh Scheele, yang awalnya disangka

oksigen. Diberi nama klor pada tahun 1810 oleh Davy, yang tetap

bersikukuh bahwa zat ini adalah sebuah unsur.Di alam, klor ditemukan

hanya dalam keadaan bersenyawa, terutam,a dengan natrium sebagai

garam (NaCl), karnalit dan silfit. Sifat-sifat

19

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

Klor tergolong dalam grup unsur halogen (pembentuk garam)dan

diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau

lebih sering dengan proses elektrolisis. Merupakan gas berwarna

kuning kehijauan dan dapat bersenyawa dengan hampir semua

unsur. Pada suhu 10 C, ̊ satu volume air dapat melarutkan 3.10

volume klor, sedangkan pada suhu 30 C̊ hanya 1.77 volume. Klor

digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk sehari-hari.

Klor digunakan untuk menghasilkan air minum yang aman hampir

di seluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecil pun sudah

terklorinasi. Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses

pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak

bumi, obat-obatan, antseptik, insektisida, makanan, pelarut, cat,

plastik, dan banyak produk lainnya.

Kebanyakan chlor diproduksi untuk digunakan dalam

pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas,

desinfektan, dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan

untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan

ekstrasi brom. Kimia organik sangat membutuhkan klor, baik

sebagai zat oksidator maupun sebagai subtitusi, karena banyak

sifat yang sesuai dengan yang diharapkan dalam senyawa organik

ketika klor mensubtitusi hidrogen, seperti dalam salah satu bentuk

karet sintetis.

4. Perinsip Kerja Alat

Pada dasarnya prinsip kerja alat ini merupakan penerapan dari

proses chlorinasin atau pemberian zat chlor dalam rangka

memebersihkan air bersih dari kuman-kuman penyakit. Chlorinasi ini

dimaksudkan untuk mencuci hamakan air dengan mengunakan bahan

chlor. Chlorinasi ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas air secara

kimia yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kialitas

bakteriologisnya. Dilakukannya chlorinasi air bersih agar air tersebut

20

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

tidak mengandung atau bebas kuman sesuai dengan standart yang

telah ditetapkan, sebesar 10 kuman setiap 100ml air bersih.

Meskipun sudah ada alat penambahan kaporit namun harus

banyak hal – hal yang harus diperhatikan agar mendapat kan hasil

yang kita ingiakan yaitu:

a. Larutan / konsentrasi kaporit

b. Volume dan kecepatan air yang di tetes si

c. Penyetelan alat terhadap kapurit yang di keluar

d. Oleh karena hal – hal tersebut diatas, ketepatan pengunaan alat

tersebut sebaiknya di coba terlebih dahulu

5. Teknik Pembubuhan Kaporit pada Air

Dalam pembubuhan kaporit perlu diperhatiakan hal – hal sebagai berikut

a. Daya sergap Chlor.

Cara menentukan daya sergap chlor :

1) Ambil air sampel 1 lt, masukan dalam botol.

2) Tambahkan kaporit tablet.

3) Periksa sisa chlor segera.

4) Kemudian periksa sisa chlor setiap 5 menit sampai mendapatkan

sisa chlor yang konstan.

5) Daya sergap chlor (DSC) diperoleh dengan rumus

DSC = jumlah kaporit yang dibutuhkan – sisa chlor

b. Sisa Chlor aktif yang harapkan

Untuk menetukan berapa jumlah yang dibutuhkan dalam

air, hal – hal yang perlu diperhatikan antara lain :

A. Volume air

B. Daya sergap chlor

C. Sisa chlor yang diharapkan

21

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

Rumus untuk menghitung kebutuhan kaporit

Kebutan kaporit

Keterangan :

V : Volume air

DSC : Daya sergap chlor

SL : Sisa chlor aktif yang diharapkan

22

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

C. Kerangka Teori

Sumber Air

pH Zat organik

Suhu Zat anrganik

Debit

1. Debit kecil

2. Debit sedang 3. Debit besar

Lama kontak

Sisa Chlor

Gambar bagan 2.1 Kerangka Teori

23

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

D. Kerangka Konsep

Sampel Air

bakteriologis

Lama kontak

Keterangan :

Kimia

Debit

1) Debit kecil

2) Debit sedang

3) Debir besar

Penurunan sisa chlor

Pemeriksaan hasil

Analisis

Di teliti

Tidak di teliti

Fisik

Sisa chlor

Memenuhi syarat

Tidak memenuhi

24

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS & DESAIN PENELITIAN

1. Jenis penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode eksperimen

dalam bentuk Pra eksperimen yaitu meneliti evektifitas desain alat

rekayasa pada proses desinfeksi pada air bersih yang megalir.

Perlakuan terhadap kelompok sample yaitu melakukan

pengukuran besar kecil debit air yang dapat di kelurkan alat dalam

penurunan dan pemberian sisa chlor 0,2-0,5 mg/l. dan melakukan

pengukuran kadar sisa chlor.

2. Desain Penelitian

Desain atau rancangan dalam penelitian adalah One Group

pre and Posttest. Pada desain ini terdapat pre and posttest setelah

diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui

lebih akurat. Karena dapat membandingkan dengan keadaan

setelah diberi perlakuan (Sugiyono, 2013).

Pretes Perlakuan Postes

Kelompok eksperimen

O1 X O2

Keterangan :

Kel. eksperimen = kelompok penelitian yang diberi perlakuan

O1 = Kadar sisa chlor sebelum perlakuan

X = Perlakuan pada air sampel berupa penambahan kaporit

O2= Sisa chlor sesudah perlakuan

B. Lokasi dan waktu penelitian

1) Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus poltekkes kemenkes surabaya

prodi D-III Kesehatan Lingkungan Kampus Magetan

25

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

2) Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan februari sampai april

Penelitian berlangsung selama 3 bulan

C. Tahapan penelitian

1. Pra penelitian

Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu pra penelitian yang diuraikan

dalam diagram alir penelitian gambar tahap pra penelitian merupakan

tahap awal dimana peneliti melakukan studi literatur tentang materi

yang berkaitan dengan judul. Selanjutnya tahap penelitian yang

merupakan inti dari eksperimen

Tahap Pra

Start

Perancangan

Preparasi alat & bahan

Penampungan Air Fabrikasi alat

Air yang mengandung Pengujian alat

Sisa Chlor

Hasil yang diharapkan

Evaluasi

Laporan penelitian

Penarikan kesimpulan

26

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

2. Permodelan / Rancangan

1. Gambar rangkaian alat dan desain alat

Gambar III. 1

Rangkaian alat dan desain alat

Kran pengatur

debit air yang

Masuk

Tempat /

tandon air

Ukuran tandon

Kran

pengatur

debit yang

keluar P:80cm

Ukuran pil

L:20cm

T:20cm

kaporit 10 gr Aliran air dari

tandon Mengalir Tempat

ke Tempat Kaporit

Tablet kaporit tablet

2. Tahapan Permodelan / Rancangan

a. Tahap Persiapan

Sebelum membuat alat desinfektan, dilakukan persiapan alat

dan bahan.

Alat dan bahan yang digunakan antara lain :

1) Bak tandon

2) Tabung

3) Kran

4) Kaporit

5) Tel pipa / T pipa

6) Lem pipa

27

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

7) Tandon sampel

8) Pipa atau selang

b. Tahap Pembuatan

Pada tahap pembuatan rancangan alat desinfektan langkah-

langkah yang dilakukan dengan rincian sebagai berikut:

1) Menyiapkan bak tandon sebagai alat utama dan bahan bahan

lain.

2) Pasang T pipa pembalik aliran yang di pompa dan lem

menggunakan lem pipa.

3) Setelah T pipa, pasang kran agar dapat menyetel aliran yang

dikeluarkan.

4) Pasang alat atau tandon air yang sudah di beri T pipa dan kran

ke tabung.

5) Lubangi bak tandon dan pasang pipa atau selang pembalik

aliran.

6) Lepaskan alat tabung air yang sudah di modofikasi dari tandon

air.

7) Siapkan kaporit kaporit tablet.

8) Masukkan kaporit tablet ke tabung 10 gr.

9) Pasang alat ( rakit alat ) sesui gambar desain.

10) Tampung air yang akan di beri perlakuan.

c. Uji coba alat / aliran

Uji coba alat / aliran ini dilakukan untuk mengetahui berapa batas

maksimal dan minimal debit aliran yang dapat dikeluarkan alat

dengan mengatur kran.

Tabel III. 1

Uji debit tetesan yang di keluarkan alat dengan pengaturan kran

No Besar kran yang di buka Besar debit tetesan yang di

( putaran kran ) hasilkan ( ml/detik )

1

28

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

2

3

4

1. Pelaksanaan uji coba

a. Uji ketahan alat

1) Alat dan bahan

a) Bak tandon

b) tabung ( aqua ) / tendon kaporit.

2) Prosedur kerja

a) Isi tandon air dengan air atau kaporit tablet .

b) Nyalakan kran hitung debit dan lama kontak

c) Tunggu sampai selesai.

b. Menghitung debit tetesan yg di hasilkan alat

1) Alat dan bahan

a. Bak tandon

b. tabung ( aqua ) / tendon kaporit.

c. Glas ukur

d. Stopwatch / jam

2) Prosedur kerja

a. Isi tandon air dengan air dan isi kaporit tablet .

b. Buka kran.

c. Nyalakan alat tampung tetesan / debit yang keluar

dengan gelas ukur dan hitung waktunya

d. Hitung tetesan dengan rumus

Keterangan:

Q : debit

V : volume

t : waktu

29

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

D. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mendesain alat desinfektan pada

air bersih

2. Sampel

a. Besar sampel

Yang diambil sampel yaitu air bersih yang Mengalir yaitu air

bersih yang dipilih dengan cara purposive sampling

b. Teknis pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah grap sample karena hanya dilakukan satu kali pengambilan

sampel dan langsung diperiksa.

E. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu menurut

identifikasi variabel :

a. Definisi Operasional

Tabel III. 2

DEFINISI OPERASIONAL

No Variabel Definisi Operasional Kategori

1. Kaporit pil Parameter sisa chlor dipakai Berdasarkan Peraturan

atau Sisa Untuk mengetahui chlor Menteri Kesehatan RI

chlor aktif dalam air Nomor 492 tahun 2010

tentang baku mutu sisa

chlor air bersih 0,2-0,5

Ppm

2. Debit aliran Untuk mengetahui jumlah

tetesan yang dihasilkan alat

3. Daya sergap Untuk mengetahui Lama Ppm

chlor kontak air dengan chlor

Lama kontak

30

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

Variabel Dan Definisi Operasional

1. Klasifikasi variabel

a. Variabel bebas

Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas pada

penelitian ini desain alat desinfektan pada air bersih

b. Variabel terikat

Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitin ini adalah

Debit tetesan, Sisa chlor , Lama kontak air dengan chlor

c. Variabel kontrol

Yaitu variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

pengaruh valiabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi

oleh faktor luar yang tidak diteliti. Dalam penelitian ini variabel

kontrol tidak diteliti. Variabel kontrol dalam peneltian ini adalah

umur alat

2. Variabel Penelitian

Sisa chlor aktif yang aktif pada detensi waktu uji ke 1 uji ke 2

uji ke 3 uji ke 4 pada proses fermentasi tersebut.

F. SUMBER DATA DAN JENIS DATA

1. Jenis Data dan Instrumen

a. Data Primer

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan dan pengukuran dengan

pengamatan langsung pada objek yang diteliti meliputi :

Data hasil pengukuran sisa chlor yang aktif pada detensi waktu uji ke

1 uji ke 2 uji ke 3.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang berkaitan

dengan penelitian.

31

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1) Pengambilan sampel air di rumah warga / di

sumur Alat dan bahan

a) Sampel

b) Jerigen air

c) Label

d) Alat tulis

2) Prosedur kerja

a) Jerigen dibilas dengan air sampel yang akan di ambil sebanyak 3

kali.

b) Ambil air dan masukkan ke jerigen tersebut sampai penuh.

c) Jerigen yang sudah penuh diberi label dan segera diperiksa di

laboratorium dan sebagian

isi label :

1) nama pengambil

2) hari/ tanggal pengambil

3) jam

4) pemeriksaan sampel secara

5) lokasi pengambilan

d) Mengukur sisa chlor di laboratorium kesehatan lingkungan kampus

magetan.

e) Pemeriksaan Chlor / CL2

1) Alat dan Bahan :

a) Komparator

b) DPD ( N,N – diethyl – p – phenylenediamine )

2) Cara Kerja :

a. Bilas cuvet dengan air sampel

b. Isi/ kedua cuvet dengan air sampel sampai tanda tera

c. Tambah 1 tablet DPD chlorine pada salah satu cuvet

d. Dicampur hingga homogen dengan cara dibalik

e. Bandingkan dengan warna standart

32

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

3) Cara manual

a. = M = 10 = 0,01 = 0,3125

V 32.000 0,032

b. DT1 = V Ruang

Q1

= 32.000

146,94

= 217,77 = 218 detik

c. DT2 = V Ruang

Q1

= 32.000

189,38

= 168,97 =169 detik

d. DT3 = V Ruang

Q1

= 32.000

193,98

= 164,96 = 165 detik

f) Aplikasi alat

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Pembuatan alat sesuai dengan alurnya

3) Menyiapkan Tampung kaporit tablet ke dalam tendon air.

4) Memasukkan air kedalam tandon agar melewati kaporit tablet.

5) Mengetahui sisa chlor dalam larutan

6) Masukkan sampel pada tendon sampel.

7) Merakit alat dan semua aksesoris alat.

8) Menghitung sisa chlor dalam larutan sebelum di beri perlakuan

desinfeksi ( uji ke 1 )

9) Dengan Debit kecil ( uji ke 2 )

1. Menjalankan alat dan ukur debit / volume air alat.

2. Menghitung lama kontak air dengan kaporit.

3. Menghitung sisa chlor dalam larutan setelah di beri perlakuan

desinfeksi.

10) Dengan Debit Sedang ( uji ke 3 )

1. Menjalankan alat dan ukur debit / volume air alat.

2. Menghitung lama kontak air dengan kaporit

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

3. Menghitung sisa chlor dalam larutan setelah di beri perlakuan

desinfeksi.

11) Dengan Debit Besar ( uji 4 )

1. Menjalankan alat dan ukur debit / volume air alat.

2. Menghitung lama kontak air dengan kaporit.

3. Menghitung sisa chlor dalam larutan setelah di beri perlakuan

desinfeksi.

Tabel III. 3

Aplikasi alat

No. Debit Sisa chlor

Sisa chlor setelah melalui desinfeksi

Aliran sebelum di Ada 3 replikasi

desinfeksi

1 2 3

3) Metode Pengolahan Data

a. Editing

Menyeleksi dan mengoreksi data yang dikumpulkan dari hasil

pengukuran pada setiap kali percobaan

b. Coding

Kegiatan merubah data kualitatif menjadi data numeric (angka)

c. Tabulating

Penyajian data hasil penelitian berupa tabel-

tabel H. Metode Analisis Data

Pada penelitian ini analisa yang digunakan adalah analisa

diskriptif yakni mengambarkan data tentang angka tentang

34

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 adalah 0,2-0,5 mg/l. Untuk memperoleh sisa chlor , tersebut

kandungan chlor sebelum dan sesudah perlakuan hinga 5 kali

dengan media kaporit dengan beda volume ( debit ) air yang

mengalir

Untuk mengetahui uji beda pengaturan kran kaporit terhadap

penambahan chlor aktif di air bersih.Kualitas sisa chlor 0,2-0,5

PERMENKES No 32 Tahun 2017 Tentang Standart kualitas air

bersih.

35