bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh...

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan adalah penyakit sosial yang sangat berbahaya dan laten, kemiskinan selalu berkaitan dengan minimnya akses hidup yang lebih layak untuk masyarakat. Berbagai opini yang berkembang selalu satu kata mengenai kemiskinan sebagai akibat dari pembangunan yang tidak merata. Mahatma Gandi seorang tokoh sosial asal India mengatakan kemiskinan sebagai bentuk terburuk dari kekerasan 1 . Akar kemiskinan setidaknya bisa dilacak dengan dua pendekatan yakni pendekatan struktural dan kultural. Pendekatan kultural melihat bahwa dasar kemiskinan karena sifat manusia yang malas dan spirit untuk bekerja lebih keras lagi. Pikiran manusia yang tidak kreatif akhirnya kenyataan akan kelayakan hidup lebih baik. Perpaduan antara sikap malas dan kerja keras inilah yang membuat percepatan ekonomi manusia menuju taraf yang lebih maju menjadi terhambat. Kultur manusia yang lebih dominan pada sikap antipati pada kehidupan yang lebih layak menjadikan kemiskinan sebagai sebuah keadaan yang rumit dan mustahil dirubah. Hal ini sejalan dengan keyakinan para penganut teori modernisasi yang menyimpulkan bahwa akar kemiskinan kontemporer terletak pada minim atau bahkan tiadanya modal kultural manusia pada transformasi corak kehidupan yang lebih modern 2 . Masyarakat miskin kurang punya kultur disiplin tinggi, etos kerja tinggi, budaya malas, orientasi kedalam dan fatalistik, sehingga tidak mampu menjadi 1 Maria Hartiningsih. 2011. Korupsi Yang Memiskinkan. Kompas; Jakarta. Hlm 21 2 Ibid. hlm 165

Upload: others

Post on 17-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan adalah penyakit sosial yang sangat berbahaya dan laten,

kemiskinan selalu berkaitan dengan minimnya akses hidup yang lebih layak untuk

masyarakat. Berbagai opini yang berkembang selalu satu kata mengenai

kemiskinan sebagai akibat dari pembangunan yang tidak merata. Mahatma Gandi

seorang tokoh sosial asal India mengatakan kemiskinan sebagai bentuk terburuk

dari kekerasan1. Akar kemiskinan setidaknya bisa dilacak dengan dua pendekatan

yakni pendekatan struktural dan kultural.

Pendekatan kultural melihat bahwa dasar kemiskinan karena sifat manusia

yang malas dan spirit untuk bekerja lebih keras lagi. Pikiran manusia yang tidak

kreatif akhirnya kenyataan akan kelayakan hidup lebih baik. Perpaduan antara

sikap malas dan kerja keras inilah yang membuat percepatan ekonomi manusia

menuju taraf yang lebih maju menjadi terhambat. Kultur manusia yang lebih

dominan pada sikap antipati pada kehidupan yang lebih layak menjadikan

kemiskinan sebagai sebuah keadaan yang rumit dan mustahil dirubah. Hal ini

sejalan dengan keyakinan para penganut teori modernisasi yang menyimpulkan

bahwa akar kemiskinan kontemporer terletak pada minim atau bahkan tiadanya

modal kultural manusia pada transformasi corak kehidupan yang lebih modern2.

Masyarakat miskin kurang punya kultur disiplin tinggi, etos kerja tinggi, budaya

malas, orientasi kedalam dan fatalistik, sehingga tidak mampu menjadi

1 Maria Hartiningsih. 2011. Korupsi Yang Memiskinkan. Kompas; Jakarta. Hlm 21

2 Ibid. hlm 165

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

2

masyarakat transformatif ke sektor modern. Meskipun teori ini banyak dikritik

karena terlalu terburu-buru dalam mengambil kesimpulan, namun dalam konteks

indonesia bisa berlaku dan dibenarkan.

Pendekatan stuktural yang diwakili oleh kaum strukturalis memandang

bahwa kemiskinan terjadi akibat struktur sistem sosial kehidupan yang eksploitatif

dan tidak adil. Jadi bukan lagi masalah hambatan fisik, kemalasan atau faktor lain

seperti yang diyakini oleh kaum modernis. Kemiskinan jenis ini dikenal dengan

istilah kemiskinan struktural yang artinya kemiskinan yang timbul dari ciptaan

sistem buatan manusia itu sendiri. Struktur tersebut bisa berupa struktur ekonomi,

politik, sosial, dan struktur budaya. Kemiskinan struktural ialah kemiskinan yang

diderita oleh suatu golongan masyarakat, karena struktur sosial masyarakat itu

tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya

tersedia bagi mereka. Kemiskinan jenis ini secara teoritis terjadi akibat

ketimpangan sosial. Struktur sosial inilah yang berhasil mengurung mereka terus-

menerus dalam kemiskinan, hal seperti ini biasanya tumbuh subur dalam negara

yang korup. Struktur sosial yang hanya menguntungkan segelintir orang atau

pemilik modal menciptakan sebuah situasi kemelaratan dalam masyarakat yang

akut3.

Persepektif ini persis seperti yang dikemukakan oleh penganut teori

Marxian yang melihat kemiskinan sebagai masalah struktural akibat dari struktur

yang ekploitatif4. Dalam iklim kapitalisme yang serakah sistem yang ekplotatis,

3 David Harvey. 2009. Neoliberalisme dan Restorasi Kelas Kapitalis. Resist Book: Yogyakarta.

Hlm 25 4 George Ritzer & Douglas J. Goodman. 2004. Teori Sosiologi Moderen. Terjemahan Alimandan.

Yogyakarta: Prenada Media. Hlm 171

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

3

sistem sosial tersebut bisa dijumpai dari misalnya maraknya penggusuran, konflik

tanah, korupsi, birokrasi yang korup, dan aneka kebijakan pemerintah yang anti

rakyat miskin. Pembangunan berkelanjutan yang menerapkan prinsip kesetaraan

yang merupakan sumber utama keadilan negara berubah menjadi petaka karena

menempatkan masyarakat miskin menjadi obyek penindasan. Pertumbuhan

ekonomi berdasarkan penafsiran model ini hanya mengejar pertumbuhan ekonomi

yang tinggi namun tidak merata. Sehingga wajar seperti Indoensia walaupun

angka pertumbuhan ekonominya tinggi namun kesenjangan antara si miskin dan si

kaya semakin lebar. Penguasaan aset-aset berharga ekonomi hanya dimonopoli

oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan.

Fakir miskin merupakan sumber persoalan terbesar setiap daerah karena

berhubungan dengan permasalahan kesejahteraan hidup masyarakat dan sebagai

penghambat keberhasilan pembangunan pemerintah. Kemiskinan merupakan

peristiwa yang kita selalu ditemui di negara-negara berkembang termasuk

Indonesia. Dalam kemiskinan nilai kemanusiaan menjadi sia-sia, masa depan

menjadi suram, dan hidup mereka selalu bergulat dengan kekurangan.

Kemiskinan ialah pembodohan terbesar dalam sejarah dan pemerintah harus

bertaggungjawab untuk menangani itu5. Satu hal yang paling sulit dipenuhi dalam

kemiskinan yakni kebahagiaan ekonomi. Kebahagiaan diyakini sebagai momen-

momen indah dalam kehidupan dengan kecukupan standar minimum dasar berupa

kebutuhan sandang, pangan, dan rumah yang layak.

5 Eko Prasetyo. 2008. Kaum Miskin Bersatulah. Resist Book: Yogyakarta. Hlm 29

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

4

Sebagai negara yang telah merdeka, Indonesia menjadi potret kemiskinan

yang tak pernah selesai diselesaikan. Paham pembangunan yang berkeadilan

seperti dicita-citakan dalam pancasila sebagai landasan bernegara belum mampu

menekan angka kemiskinan pada batas ideal. Ironi kemiskinan dalam negara yang

secara geografi memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Pada tahun 2012

data dari Badan Pusat Statistik (BPS) nasional memperkirakan angka kemiskinan

Indonesia berkisar antara 32, 5 Juta jiwa atau sekitar 12,5% dari total penduduk

nasional6. Angka yang sungguh mencengangkan dan pemerintah terkesan lepas

tanggungjawab. Padahal dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 dengan

tegas menyatakan bahwa kaum miskin merupakan tanggungjawab pemerintah.

Dengan hadirnya otonomi daerah memberikan harapan baru dalam

penyelesaiaan fenomena kemiskinan. Semangat otonomi daerah yang membangun

pembangunan masyarakat secara utuh, mengharuskan persoalan kemiskinan

menjadi prioritas. Kehadiran otonomi daerah setidaknya menambah optimisme

masyarakat miskin untuk memperoleh perbaikan nasib atau keluar dari jurang

kemiskinan, sebuah impian yang dari dulu diinginkan. Dalam otonomi daerah

kemiskinan mutlak harus segera disudahi. Otonomi daerah adalah kesepakatan

politik yang diciptakan agar kemajuan di daerah bisa terwujud dengan baik.

Logika ini bisa memperkuat anggapan sebagian orang yang optimis dengan

keyakinan bahwa otonomi daerah identik dengan kemajuan.

Otonomi daerah memiliki beberapa keunggulan seperti otonomi daerah

akan memperkuat sarana demokratisasi di daerah, Otonomi daerah dapat

6 Kompas, 10 Januari 2013

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

5

membantu meningkatkan kualitas dan efisiensi pemerintahan, Otonomi daerah

dapat mendorong stabilitas dan kesatuan nasional dan Otonomi daerah

memajukan pembangunan daerah7. Maka wajar jika kehadiran otonomi daerah

sangat diharapkan dalam membuka harapan kesejahteraan yang lebih manusiawi.

Berbagai nada optimisme di atas lahir dari sikap protes mereka para pengagum

otonomi daerah terhadap sentralisasi kekuasaan yang penuh ketimpangan.

Sentralisasi kekuasaan yang berhasil menciptakan kegaduhan politik yang

mengendap pada jaman orde baru yang kemudian ketika sudah memuncak

berhasil mencipatakan instabilitas politik. Jatuhnya rezim orde baru juga sedikit

banyak disebabkan oleh hal tersebut.

Genderang otonomi daerah seolah-olah pertanda kemerdekaan. Pada saat

ini kehadiran otonomi daerah serasa pelipur lara daerah-daerah yang selama ini

kurang mendapat perhatian. Gejolak sosial yang telah lama mengendap kini bisa

diatasi dengan otonomi daerah. Perspekif ini menjadi semangat integrasi yang

sedemikian hebatnya, terjadi di daerah-daerah akibat distribusi pembangunan

yang tidak merata.

Tujuan pemerintah memberikan otonomi daerah ialah demi mempermudah

akses masyarakat pada kesejahteraan8. Semakin dekatnya jalur birokrasi

diharapkan mempercepat pembangunan di daerah. Sarana demokratisasi akan

berjalan beriringan dengan reformasi birokrasi dan layanan publik yang benar,

pengentasan kemiskinan dan kesehatan yang tepat sasaran serta penciptaan

7 Said, Mas’ud. 2008 (cet 2). Arah Baru Otonomi Daerah di Indonesia. Malang : UMM Press. Hlm

22 8 Bungaran Antonius Simanjuntak (ed). 2011. Otonomi Daerah, Nasionalisme, dan Masa Depan

Indonesia. Jakarta: Pustaka Obor. Hlm 241

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

6

stabilitas politik yang mengakar. Dengan kemandirian yang diberikan, daerah

diberikan keleluasaan memaksimalkan potensi lokalnya dalam memajukan

daerahnya masing-masing.

Salah satu harapan besar otonomi daerah ialah mengentaskan kantong-

kantong kemiskinan yang tersebar disegala penjuru daerah. Otonomi daerah

memiliki keperdulian untuk menciptakan lingkungan hidup bersama bebas dari

kemiskinan. Sebuah transformasi ideal melalui pelaksanaan praktek otonomi

daerah yang pastinya bersahabat pada kaum miskin. Peran daerah yang produktif

dalam menyusun kerangka kebijakan kesejahteraan yang menggerakan kekuatan

ekonomi masyarakat agar terbebas dari jeratan kemiskinan. Inilah cita-cita ideal

otonomi daerah yang secara nyata masih sebatas utopia.

Salah satu indikator untuk melihat keberhasilan rangkaian proses otonomi

daerah yang telah dijalankan ialah melalui angka kemiskinan. Pemaknaan ini sah-

sah saja dilakukan sebagai penunjuk keseriusan pemerintah daerah dalam

memenuhi layanan dasar masyarakatnya. Kemiskinan menjadi ukuran

pembangunan di daerah yang paling mendasar karena berkaitan langsung dengan

kesejahteraan masyarakat. Dalam arti singkatnya keberhasilan pembangunan

daerah sangat bergantung pada kemajuan pemberantasan kemiskinan di daerah.

Maka, indikator ini perlu diukur secara cermat agar terlihat jelas dalam mengukur

keberhasilan program pembangunan di daerah.

Pengingkaran pemerintah daerah terhadap masalah kemiskinan adalah

kejahatan politik. Jenis kejahatan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang

memiliki kuasa dan otoritas. Dalam hal ini pemerintah sebagai pemegang otoritas

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

7

yang dimaksud. Rasa berlebihan pada kekuasaan yang dipegang memunculkan

keserakahan dan upaya mengendalikan kekuasaan secara terus-menerus dan

berlebihan. Pemerintah yang dikuasai oleh elit-elit yang menggunakan

kewenanganya bukan untuk kemaslahatan rakyatnya namun demi kepentingan

sendiri. Kejadian seperti ini bisa kita saksikan secara nyata dari banyaknya

birokrasi di daerah yang terjebak kasus korupsi dan masalah kemiskinan yang

tidak pernah tuntas justru makin kompleks saja.

Kemiskinan kerap diasumsikan sebagai kesulitan manusia dalam

mengakses kebutuhan–kebutuhan dasarnya secara layak. Kemiskinan menjadi

penyiksaan sistematis manakala pemerintah daerah yang sebetulnya memiliki

kekuasaan justru diam seribu bahasa. Kalaupun ada program yang dilakukan

untuk mengentaskan kemiskinan hanya bersifat karitatif, simbolis, dan setengah

hati. Pembenaran yang dipakai oleh pemerintah biasanya berpijak pada logika

formalistik berupa kekurangan dana misalnya. Padahal jika dana daerah dikelola

secara benar maka pengentasan kemiskinan akan dengan sendirinya menjadi

efektif. Kemiskinan biasanya ketika masuk ranah politik dalam logika pemerintah

daerah yang korup menjadi komoditas politik yang dieksploitasi. Eksploitasi

kemiskinan biasanya berupa pembiaran pada nasib kaum miskin, anggaran

kemiskinan yang dikorupsi. Akhirnya munculah kesenjangan yang begitu besar

antara simiskin dan si kaya. Kesenjangan tersebut menandakan distribusi keadilan

pembangunan sangat tidak merata.

Kabupaten Kutai Timur merupakan daerah otonom yang berdiri tahun

1999. Secara geografis dan potensi alam daerah ini tergolong daerah yang kaya

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

8

akan sumberdaya alam seperti tambang Batu Bara, Minyak Bumi dll. Maka,

dengan logika yang sederhana persoalan kemiskinan di Kutai Timur semestinya

dapat diurai dengan baik. Dengan kemampuan dana yang cukup memadai

sekiranya dengan mudah disusun rekayasa kebijakan pengentasan kemiskinan

melalui pemberdayaan ekonomi dan sosial. Tinggal bagaimana kepedulian

pemerintah saja. Sebab pembangunan berkelanjutan khususnya tentang

kemiskinan tidak mungkin terjadi tanpa adanya komitmen kuat dari pemerintah

yang menuntut perhatian, keberanian, kehendak dan kemampuan

mengorganisasikan seluruh aparatur daerah dengan baik9. Menghidupkan sebuah

harapan akan terbebas dari himpitan kemiskinan di Kutai Timur perlu dinyatakan

sebagai sebuah langkah yang revolusioner. Walaupun sumberdaya dana yang

cukup memadai sekitar 2 Triliun lebih pada tahun 201210

, namun menghapus

virus kemiskinan tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba dan cepat. Diperlukan

langkah jangka panjang secara sistematis dan berkelanjutan agar proses kebijakan

yang diambil bisa berjalan dengan efektif.

Sebagai daerah yang berkembang Kabupaten Kutai Timur memandang

persoalan kemiskinan menjadi persoalan yang ironis karena terjadi pada daerah

yang secara ekonomi relatif mapan. Dengan demikian upaya-upaya

meniminamilisir angka kemiskinan perlu dimaksimalkan. Kerangka kebijakan

yang berpijakk pada perhatian serius akan nasib kaum miskin sangat dibutuhkan.

Jadi kaum miskin bukanlah komoditas ekonomi yang dianggap sebagai ajang

mencari keuntungan. Mereka bukanlah penyakit sosial yang harus dibenci.

9 Tim Peneliti PSIK Universitas Paramadina. 2008. Negara Kesejahteraan & Globalisasi.

Jakarta:PSIK. Hlm 285 10

Dokumen APBD Kutai Timur 2012

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

9

Mereka adalah bagian dari masyarakat yang harus diberdayakan dan dihapuskan.

Memberdayakan mereka secara tepat otomatis akan mengangkat perekonomian

daerah secara nyata.

Menghapus kemiskinan di Kutai Timur seperti telah diulas sebelumnya

membutuhkan waktu yang panjang. Pada tahun 2011 Angka kemiskinan Kutai

Timur sekitar 8,03%, angkanya cenderung turun setiap tahun yakni tahun 2008

sebesar 11,59%, 2009 sebesar 9,3%, dan 2010 sebesar 8,62%. Dinas Sosial

sebagai lembaga yang bertugas pada wilayah itu memilki tugas yang berat11

.

Kemiskinan merupakan fakta sosial yang selalu muncul dalam kehidupan.

Kemiskinan merupakan efek alami dari pembangunan. Pembebasan manusia

Kutai timur dari kemiskinan merupakan cerminan penyelenggaraan daerah yang

adil. Meski hanya sebagai kaum yang kadang dianggap tak memiliki nilai

malahan justru jadi beban, kaum miskin di Kutai Timur tetaplah identitas daerah

yang mutlak diperhatikan secara serius.

Selama ini dalam kurun waktu empat tahun yakni antara tahun 2008-2011

Pemerintah Kutai Timur sudah memperlihatkan keseriusan pada upaya

pengentasan kemiskinan. Rentang waktu empat tahun ini ideal untuk

mengevaluasi program pembangunan kesejahteraan di Kutai Timur. Keseriusan

tersebut bisa terlihat dari beberapa terobosan seperti pelaksanaan paket ekonomi

terpadu buat masyarakat miskin dan pemberian rumah singgah bagi anak jalanan.

Kebijakan lain masih tetap dilakukan Pemerintah Kutai Timur. Skema tersebut

telah berjalan cukup lama dan menampakan hasil yang secara statistik bisa

11

Selayang Pandang Kutai Timur 2012. Sekretaris Daerah Bidang Hubungan Masyarakat Pemkab

Kutai Timur.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

10

dianggap baik. Namun kemiskinan bukanlah masalah statistik, apalagi terkadang

statistik bisa menipu. Faktanya dibeberapa tempat kemiskinan masih tetap ada dan

justru malah lebih akut. Menurut pemerintah melalui angka statistik kemiskinan

yang terus turun dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, program-program

tersebut setidaknya sudah cukup mampu menekan angka kemiskinan di Kutai

Timur yang bisa direkam dari presentasi angka kemiskinan di Kutai Timur

semakin tertekan.

Sebagai masyarakat akademis diperlukan sebuah analisa kritis yang

komprehensif untuk menguji klaim keberhasilan tersebut. Jangan sampai klaim

tersebut tidak berdasar dan hanya sebagai pencitraan belaka. Maka melakukan

penelitian mengenai kebijakan yang menyangkut terobsan–terobosan yang

dilakukan pemerintah Kutai Timur (Dinas Sosial) dalam pengentasan kemiskinan

menjadi menarik dilakukan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kebijakan yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kutai Timur

dalam menangani kemiskinan dalam kurun waktu 2008-2011?

2. Apa saja faktor pendukung & pengambat kebijakan Dinas Sosial Kutai

Timur dalam menyelesaikan masalah kemiskinan?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis peran Dinas Sosial Kutai

Timur dalam menyelesaikan persoalan rumitnya kemiskinan yang dari tahun

ketahun fenomenanya semakin kompleks saja, serta mengetahui faktor pendukung

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

11

& pengambat kebijakan Dinas Sosial Kutai Timur dalam menyelesaikan masalah

kemiskinan.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara praksis, penelitian ini diharapkan bermanfaat secara pribadi

bagi penyusun dan orang-orang lain yang memiliki kepentingan

yang serupa sehingga lahir sebuah kesadaran baru yang mengenai

pentingnya menyelesaikan persoalan kemiskinan didaerah.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan menambah refensi

ilmiah untuk kepentingan pengetahuan. Tidak terbatas pada

mahasiswa saja namun terbuka kepada siapa saja yang memiliki

concern pada isu-isu kemiskinan yang tentunya membutuhkan

solusi yang tepat. Masukan ini juga diharapakan memberi

tambahan solusi pada pemerintah Kutai Timur agar lebih maksimal

lagi dalam menangani kemiskinan di Kutai Timur.

E. Definisi Konseptual

1. Kebijakan

Kebijakan dipandang sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang

diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu.

Kebijakan Publik merupakan suatu aturan-aturan yang dibuat oleh

pemerintah dan merupakan bagian dari keputusan politik untuk mengatasi

berbagai persoalan dan isu-isu yang ada dan berkembang di masyarakat.

Kebijakan publik juga merupakan keputusan yang dibuat oleh pemerintah

untuk melakukan pilihan tindakan tertentu untuk tidak melakukan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

12

sesuatu maupun untuk melakukan tidakan tertentu. Dalam konteks ini kebijakan

publik bisa dimaknai sebagai respon politik pemerintah terhadap beberapa

fenomena sosial politik yang terjadi. Kebijakan publik merupakan sebuah pilihan

rasional mengenai sebuah hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak/

masyarakat.

2. Kemiskinan dan pengentasanya

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk

memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,

pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat

pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan

pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami

istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya

dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut

ilmiah yang telah mapan,dll.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan

sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan

dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan

pelayanan dasar.

Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,

ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam

masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan

sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

13

masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang

ekonomi.

Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.

Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian

politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:

Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai

akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;

Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan

keluarga;

Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan

dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan

sekitar;

Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang

lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;

Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan

merupakan hasil dari struktur sosial.

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah

sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per

kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai

pekerja miskin yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik,

namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.

Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

14

Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang

miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak

zaman pertengahan.

Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang

dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan,

termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.

Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara

langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan

bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih

mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan,

atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan

perawatan kesehatan.

F. Definisi Operasional

Sering dikenal sebagai proses yang dilakuan oleh peneliti untuk mengurangi

tingat abstraksi konsep sehingga konsep tersebut dapat diukur dengan jelas12

.

Operasional dalam judul penelitian ‘’Kebijakan Pemerintah Daerah Kutai Timur

Dalam Pengentasan Kemiskinan (Studi Pada Dinas Sosial Kabupaten Kutai Timur

Periode 2008-2011)’’ adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan Pengentasan Kemiskian di Kutai Timur. Dalam kebijakan

terkandung cara-cara atau mekanimse kerja yang teratur untuk menyelesaikan

persoalan kemiskinan di Kutai Timur. Dinas Sosial dalam Pengentasan

kemiskinan membutuhkan kebijakan yang jitu agar kemiskinan dapat betul-

12

Zulganef, 2008, Metode Penelitian Sosial dan Bisnis, Yogyakarta, Garaha Ilmu, Hlm. 84

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

15

betul ditekan. Kebijakan yang dimaksud hendaknya bersifat menyeluruh dan

terpadu. Agar persoaan kemiskinan dapat terselesaikan dengan baik.

Kebijakan yang baik hendaknya mampu memberdayakan kaum miskin untuk

lebih mandiri agar tidak terlalu bergantung pada pemerintah selanjutnya.

Melalui kebijakan yang digunakan juga dapat dievaluasi mengenai tingkat

keberhasilan pembangunan masyarakat miskin selama ini di Kutai timur. Ada

beberapa strategi yang dipakai seperti pemberian ekonomi terpadu, rumah

singga buat kaum miskin, pelatihan skill kerja dan lain-lain. Beberapa

kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kutim melalui Dinas Sosial dan

maupun instansi-instansi lainya yakni :

1) Alokasi Anggaran Pendidikan 20%.

2) Pembangunan Ekonomi Kerakyatan Melalui Grand Strategi

Gerdabangagri.

3) Puskesmas 24 jam untuk seluruh kecamatan.

4) 1 genset 1 desa.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dari program pemerintah Kutim ialah :

1) Faktor Pendukung :

a) Kemauan dan kesiapan aparatur birokrasi.

b) Dukungan akademisi dan tokoh masyarakat dan lain-lain.

c) Respon masyarakat yang tergolong aktif.

2) Faktor Penghambat :

a) Ketersediaan dana

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

16

b) Kendala data

c) Keterbatasan kesempatan kerja

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah strategi menyeluruh dan mendetail untuk dapat

menemukan data yang diperlukan, sehingga ada kontiniusitas dalam satu kesatuan

utuh dan konsisten antara metode yang digunakan13

.

Metode penelitian juga pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yang

dimaksud berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu

rasional, empiris, dan sistematis.14

Maka penelitian ini berusaha menelaah dengan data yang sebisa mungkin

valid dan lengkap tentang Kebijakan Dinas Sosial Kutai Timur dalam

Pengentasan Kemiskinan di Kutai Timur.

H. Jenis Penelitian

Metode penelitian deskriptif dengan maksud berusaha untuk memberikan

gambaran keadaan obyek atau permasalahan tanpa ada maksud membuat

kesimpulan atau generalisasi. Gambaran tersebut dikolaborasi dengan teori-teori

yang memadai agar diperoleh analisas kritis yang seilmiah mungkin tanpa

bermaksud mengklaim ini sebagai kebenaran tunggal15

.

13

Soheartono, Irawan, 2008, Metode Penelitian Sosial, Bandung, Remaja Rosdakarya, Hlm. 70 14

Sugiyono, 2009 (ed 8), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta.

Hlm. 2 15

Endang Poerwanti,1998, Dimensi-Dimensi Riset Ilmiah, Malang, UMM Press, Hlm. 27

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

17

I. Teknik Pengambilan Data

Menurut Irawan Soehartono, teknik pengambilan data ialah upaya khusus

yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data yang menunjang penelitiannya.

Penelitian ini menggunakan beberapa cara untuk mendapatkan data penunjang

yakni16

1. Observasi

Observasi ialah kegiatan pengamatan tanpa harus mengajukan pertanyaan

untuk mendapatkan data-data yang terukur. Observasi bisa memberikan

data yang diperoleh ialah data segar dalam arti data yang dikumpulkan

diperoleh dari subjek pada saat terjadinya tingkah laku serta keabsahan alat

ukur dapat diketahui langsung.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan

mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut

dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun

tidak langsung. Wawancara memiliki keuntungan berupa kita dapat

mengecek langsung kebenaran jawaban responden dengan mengajukan

pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik

responden.

16

Irawan Soehartono, 2008 (ed 7), Metode Penelitian Sosial, Bandung, Remaja Rosdakarya, Hlm.

67-71

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

18

3. Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan

kepada subyek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai

macam, tidak hanya dokumen resmi.

J. Subyek Penelitian

Subyek penelitian berkaitan dengan sumber informasi yang dianggap

relevan dalam artian mampu memberikan informasi secara lengkap dan ilmiah

mengenai penelitian yang dilakukan. Sebab itu, penelitian ini mengambil subyek

penelitian sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Sosial Kutai Timur dengan asumsi bahwa

narasumber ini cukup kompeten dan tepat untuk mampu

memberikan sumber informasi yang akurat dan tepat.

2. Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kutai Timur

3. 2 orang Akademisi, yang nantinya diharapkan memberikan

landasan teoritis yang diterjemahkan dalam analisa kritis, obyektif

dan netral mengenai judul penelitian yang dilakukan. Akademisi

yang notabene memiliki pengetahuan yang mumpuni akan sangat

berperan terhadap analisa fenomena melalui keakuratan data yang

dielaborasi dengan teori yang memadai. Sebagai perbandingan dan

menambah khazanah pengetahuan yang telah dianalisa maka

dipilih 1 orang akademisi yang memang benar-benar menaruh

perhatian lebih pada judul penelitian yang dilakukan.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

19

4. Tokoh Masyarakat yang nantinya bisa memberikan gambaran

netral tentang fenomena kemiskinan di Kutai Timur.

5. Lima (5) Rumah tangga miskin yang diasumsikan menjadi obyek

prorgam pengentasan kemiskinan dari pemerintah.

K. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kutai Timur kemudian untuk

lebih mendetail peneliti melakukan penelitian langsung Dinas Sosial Kutai

Timur dan lokasi lain yang dianggap perlu di Kutai Timur.

L. Sumber Data

1. Data Primer

Ialah dokumen yang didapatkan langsung dari obyek penelitian atau yang

secara langsung mengalami peristiwa yang akan diteliti. Sumber data

primer memiliki kekuatan karena diperoleh secara langsung oleh

narasumber sehingga keakuratan datanya bisa terjamin.

2. Data Sekunder

Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data primer atau

lebih melengkapi data penelitian. Data sekunder bisa didapatkan dari

buku-buku ilmiah, dokumen-dokumen resmi, koran, internet atau sumber-

sumber lain yang kira-kira bisa memberikan penjelasan tambahan

mengenai penelitian yang dilakukan.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

20

M. Analisis Data

Analisis data ialah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.

Penelitian ini menggunakan beberapa model analis data yang bertujuan

menguraikan data secara sistematis dalam penyajian yang sederhana agar mudah

dipahami dalam pengambilan kesimpulan selanjutnya. Penelitian ini memakai

analisis data kualitatif dengan tetap menyertakan teori-teori pendukung sebagai

bahan analisis kritisnya. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi sebagai

berikut:

1. Reduksi data, yaitu proses menganalisa data dengan jalan mempertegas

dan mempertajam sajian data yang terkumpul dengan judul penelitian

sebagai batasanya. Reduksi data juga bermaksud melakukan proses

pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

lapangan. Dengan demikian reduksi data merupakan suatu bentuk analisis

yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang

tidak perlu dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya

dapat ditarik dan diverifikasi17

.

2. Display Data, yakni sekumpulan informasi yang disusun dalam kerangka

sistematis yang berfungsi memberikan kemudahan bagi peneliti dalam

menarik kesimpulan berdasarkan logika ilmiah dan obyektif.

17

http://www.scribd.com/doc/50994862/17/Reduksi-Data, diakses pada tanggal 10 November

2012 pukul 07.57 Wib.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27509/1/jiptummpp-gdl-siswanto09... · oleh kelas atas yang masa bodoh dengan kemiskinan. ... Salah satu harapan besar otonomi

21

3. Pegambilan Keputusan yakni proses penemuan benang merah lewat

pemahaman yang utuh dan komprhenesif tentang penelitian yang

dilakukan. Hal ini penting agar data yang diperoleh semakin mudah

dipahami serta ada arah jelas mengenai kemana penelitian ini akan

diarahan secara fokus.