implementasi program bimbingan konseling islami...

28
IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MANAJEMEN MADRASAH (STUDI KASUS DI KELAS V MI NEGERI JETIS SUKOHARJO TAHUN 2012-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam Oleh: SYAEFUL QOMAR NIM: O 100 110 018 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: others

Post on 02-Jun-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

1

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI UNTUK

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP MANAJEMEN MADRASAH

(STUDI KASUS DI KELAS V MI NEGERI JETIS SUKOHARJO TAHUN 2012-2013)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

SYAEFUL QOMAR

NIM: O 100 110 018

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja
Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja
Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

4

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 3

C. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian . ....................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian. ..................................................................... 5

F. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ............................................... 5

BAB II. IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASI TEHADAP

MANAJEMEN MADRASAH

A. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling ..................... 6

B. Karakteristik Bimbingan konseling Islami................................... 6

C. Kecerdasan Emosi ...................................................................... 7

D. Implementasi Program Bimbingan Konseling Islam

untuk meningkatkan kecerdasan emosi ..................................... 7

E. Manajemen Pendidikan ............................................................... 8

F. Implikasi Program Bimbingan dan Konseling Islami

Pada Manajemen Pendidikan ..................................................... 8

G. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 9

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ....................................................................... 10

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ..................................................... 10

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ..................................... 10

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 11

E. Instrumen Penelitian .................................................................. 11

F. Teknik Analisis Data .................................................................... 11

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Situasi Umum Tentang MI Negeri Jetis Sukoharjo ...................... 12

B. Hasil Penelitian ............................................................................. 12

C. Pembahasan ................................................................................ 13

D. Analisis Hasil Penelitian ............................................................... 15

BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................... 17

B. Keterbatasan .................................................................................. 18

C. Saran ............................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 19

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

ABSTRAK

Implementasi Bimbingan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan

Emosi Dan Implikasinya Terhadap Manajemen Madrasah (Studi Kasus di Kelas V

MI Negeri Jetis Tahun 2012/2013). Tesis Syaeful Qomar. NIM O 100 110 018.

Program Studi Magister Pendidikan Islam. Program Pascasarjana, Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Tahun 2013.

Sebagai suatu lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggungjawab untuk

mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat

dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Namun, di

beberapa sekolah banyak terjadi permasalahan dalam kegiatan pembelajaran yang

muncul seperti; perbedaan kecepatan individu dalam menerima pelajaran, sering

berkelahi, ada yang cerdas, ada yang berbakat dalam bidang tertentu, dan lain

sebagainya. Perbedaan-perbedaan ini sering kali banyak menimbulkan masalah-

masalah baik bagi siswa itu sendiri maupun lingkungan (Surya, 1998: 15). Pada

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis Sukoharjo ditemukan beberapa kasus siswa

yaitu adanya siswa yang memiliki kecerdasan emosi rendah. ekspresi emosi anak

dimunculkan dengan cara marah, gelisah, atau takut dan tidak mampu menahan

emosinya tersebut. Bimbingan dan Konseling Islami merupakan salah satu solusi

untuk meninngkatkan kecerdasan emosi siswa di MI Negeri Jetis Sukoharjo

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1.) Mengetahui profil kecerdasan

emosi siswa kelas V MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013; 2.)

Mengetahui Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami untuk

meningkatkan kecerdasan emosi di kelas V MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun

pelajaran 2012/2013; 3.) Mengetahui implikasi dari implementasi Program

Bimbingan Konseling Islami pada manajemen Madrasah di MI Negeri Jetis,

Sukoharjo tahun 2012/2013

Jenis penelitian ini adalah penelitian field research yang bertempat di MI

Negeri Jetis sebagai kancah studi kasus. Metode penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul maka dilakukan

analisis data, dengan langkah-langkah: reduksi data, kategorisasi data, sintesisasi

data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini adalah: 1.) Dengan adanya Program Bimbingan dan

Konseling Islami membuat siswa mampu mengelola emosi diri dengan baik; 2.) Implemantasi Program Bimbingan dan Konseling Islami di MI Negeri Jetis sukoharjo cukup efektif meningkatkan kecerdasan emosi siswa; 3.) Efektivitas

penerapan program Bimbingan dan Konseling Islami di MI Negeri Jetis

mempunyai implikasi pada manajemen di Madrasah yang mencakup: kebijakan

madrasah, peran Kepala Madrasah, Profesionalitas guru kelas dan guru bidang

studi, pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat, dan kesiapan

siswa dalam belajar.

Kata kunci: Bimbingan Konseling Islami, Kecerdasan Emosi dan Manajemen

Pendidikan

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

ABSTRACT

Implementation of Islamic Guidance Counseling To Improve Emotional Intelligence And Implication on Madrasah Management (Case Study in Class V MI Negeri Jetis 2012/2013). Qomar Syaeful thesis. NIM O 100 110 018. Master of Islamic Education Department. Graduate Program, Muhammadiyah University of Surakarta. In 2013.

As a formal educational institution, the school is responsible for educating and preparing students to successfully adjust to society and is able to solve various problems. However, in some schools in case of problems in many learning activities that appear like; differences in the speed of the individual to accept the lesson, often fighting, there are smart, some are gifted in certain areas, and so forth. These differences often cause a lot of problems both for the students themselves and the environment (Surya, 1998: 15). At the Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis Sukoharjo is found some cases students there are the students who have low emotional intelligence, children's emotional expression is raised by way of anger, anxiety, or fear and is not able to hold their temper. Islamic Guiding and Counseling is one of the solutions at enhancing the emotional intelligence of students at MI Negeri Jetis Sukoharjo

The purposes of this study are to: 1.) Knowing the emotional intelligence profiles of students in class V MI Negeri Jetis Sukoharjo, in year 2012/2013; 2.) Knowing Islamic Guiding and Counseling Program Implementation to improve intelligence emotional class V MI Negeri Jetis Sukoharjo, in year 2012 / 2013; 3.) Knowing the implications of the implementation of Islamic Guiding and Counseling Program in Madrasah Management at the MI Negeri Jetis, Sukoharjo, in year 2012/2013

Type of research is a field of research that took place in the MI Negeri Jetis as a case study. This research method is a method of qualitative research. The data in this study are collected through interviews, observation, and documentation. After the data are collected then analyzed the data, with the steps: data reduction, the data categorization, the synthesis data, and drawing conclusions.

The results of this study are: 1.) With the Islamic Guiding and Counseling Program makes students able to properly manage one's emotions; 2.) Implemantation Islamic Guiding and Counseling Program at MI Negeri Jetis sukoharjo quite effectively enhance students' emotional intelligence; 3.) Effectiveness application of Islamic Guiding and Counseling program at MI Negeri Jetis have implications on the management of the Madrasah that includes: the madrasah policy, the role of Principals, classroom teacher and subject teachers professionalism, utilization of community resources and the environment, and the readiness of students to learn. Keywords: Islamic Guiding and Counseling, Emotional Intelligence, Management Education

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berfungsi menyiapkan para peserta didik untuk kehidupannya

pada masa sekarang dan yang akan datang. Kehidupan sebagai individu yang

utuh dan mandiri, memiliki kemampuan kemasyarakatan, kemampuan untuk

melanjutkan studi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan seterusnya.

Karena tingkat kemajuan masyarakat yang semakin tinggi dan kompleks

(Sukmadinata, 2007:8).

Pendidikan bukan hanya soal kemajuan otak ataupun pengetahuan

kognitif. Pendidikan di Indonesia bertujuan juga untuk mengembangkan pribadi

anak didik agar menjadi manusia yang utuh dengan segala nilai dan

kepribadiannya. Oleh karena itu, pendidikan nilai, pendidikan moral, religius,

akhlak, emosi dan lain-lain perlu diperhatikan. Banyaknya anak lulus sekolah,

tetapi emosinya tidak tertata atau malah masih mudah frustasi dan tidak

mandiri, menujukkan perlunya pendidikan nilai (Drost, 2006:xii).

Sebagai suatu lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggungjawab

untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di

masyarakat dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya.

Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu di antara kegiatan yang

diberikan oleh sekolah. Namun, sesungguhnya kegiatan itu saja belum cukup

memadai dan menyiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat dengan berhasil.

Oleh karena itu, sekolah hendaknya memberikan bantuan secara pribadi kepada

siswa agar mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.

Di sisi lain, di sekolah sering terjadi permasalahan yang muncul seperti;

perbedaan kecepatan individu dalam menerima pelajaran, sering berkelahi, ada

yang cerdas, ada yang berbakat dalam bidang tertentu, dan lain sebagainya.

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

2

Perbedaan-perbedaan ini sering kali banyak menimbulkan masalah-masalah baik

bagi siswa itu sendiri maupun lingkungan (Surya, 1998: 15).

Nana Syaodih Sukmadinata (2007:87) mengemukakan bahwa banyak siswa

yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

melakukannya. Mereka bermasalah karena tidak tahu, bingung, atau salah dalam

mempersepsi, memilih dan melakukan sesuatu. Mereka membutuhkan layanan

dan bimbingan konseling untuk mencegah dan mengatasi kesalahan-kesalahan

yang dilakukannya.

Banyak ditemukan dalam beberapa tayangan berita di televisi maupun

media kumunikasi lainnya tentang permasalahan-permasalahan yang dilakukan

oleh pelajar pada akhir-akhir ini. Banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi oleh

pelajar pada masa sekarang, memacu timbulnya kesulitan-kesulitan emosi pada

diri pelajar. Salah satu kesulitan emosi yang terjadi saat ini adalah kurang mampu

memposisikan emosi sesuai dengan waktu yang tepat dalam mengungkapkan

reaksi emosi.

Pada beberapa kasus yang di temukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis,

Sukoharjo, ekspresi emosi anak dimunculkan dengan cara marah,gelisah, atau

takut dan tidak mampu menahan emosinya tersebut. Pola ekspresi emosi yang

berlebihan membuat anak dijauhi oleh teman sebayanya dan dalam waktu yang

bersamaan kematangan emosi anak akan semakin terhambat. Kecenderungan

anak mengekspresikan perilaku yang berlebihan timbul akibat hal yang

sederhana. Seperti pada saat istirahat, yang terlihat siswa-siswi sedang bermain

bersama tiba-tiba saling mengejek atau hanya tersenggol oleh teman.

Faktor penyebab anak mengekspresikan emosi negatif secara kasar adalah

tidak adanya pembelajaran atau bentuk pelatihan emosi dari kedua orang tua

mereka. Faktor lain yang mempengaruhi seseorang anak untuk mengekpersikan

emosinya secara negatif adalah mulai dari kurang harmonisnya komunikasi anak

dengan orang tua atau orang-orang disekeliling mereka, kemudian faktor

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

3

ekonomi yang tidak memadai (Susanthi, 2008:3). Selain itu kesibukan orang tua

yang menyebabkan intensitas pertemuan anak orang tua terbatas.

Layanan bimbingan dan Konseling Islami merupakan salah satu aspek dari

program pendidikan yang berfungsi mengarahkan peserta didik untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi saat ini serta dapat

merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan dan

kebutuhan sosial (Sukmadinata, 2007:7). Fungsi layanan bimbingan dan

konseling Islami dalam hal ini adalah sebagi fasilitator dalam perkembangan

seluruh aspek peserta didik baik pribadi, psikolog, maupun sosialnya termasuk

tiga pilar dalam pendidikan yang harus teroptimalkan adalah kecerdasan

intelektual, emosional dan spiritual.

Layanan Bimbingan dan Konseling Islami di MI Negeri Jetis Sukoharjo

adalah layanan yang berpegang pada nilai-nilai agama. Agama memberikan dasar

dan pegangan bagi pengendalian hawa nafsu yang merupakan sumber dari

segala permasalahan yang dihadapi manusia terutama anak-anak. Agama juga

memberikan dasar-dasar dan pegangan dalam membina hubungan antar

manusia. Di samping itu contoh dan teladan dari orang tua atau orang yang lebih

tua sangat diperlukan dalam bimbingan dan Konseling Islami.

Hal ini mendorong penulis untuk meneliti “Implementasi Bimbingan

Konseling Islami untuk Meningkatkan kecerdasan emosi dan implikasinya

terhadap manajemen Madrasah( Studi Kasus di kelas V MI Negeri Jetis,

Sukoharjo Tahun 2012/2013”).

B. Identifikasi Masalah

Dilihat dari latar belakang permasalahan di atas, ada beberapa

permasalahan yang dapat diidentifikasi, yang antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana profil kecerdasan emosional subyek penelitian kelas V MI

Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013?

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

4

2. Bagaimana Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami untuk

meningkatkan kecerdasan emosi di MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun

pelajaran 2012/2012?.

3. Apa Implikasi dari Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami

pada manajemen Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis Sukoharjo

tahun pelajaran 2012/2013?

C. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini secara lebih spesifik dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana profil kecerdasan emosional subyek penelitian kelas V MI

Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimana Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami untuk

meningkatkan kecerdasan emosi di MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun

pelajaran 2012/2012?

3. Apa Implikasi dari Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami

pada manajemen Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis

Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui profil kecerdasan emosi siswa kelas V MI Negeri Jetis

Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami

untuk meningkatkan kecerdasan emosi di kelas V MI Negeri Jetis

Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui implikasi dari implementasi Program Bimbingan

Konseling Islami pada manajemen Madrasah di MI Negeri Jetis,

Sukoharjo tahun 2012/2013.

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

5

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari hasil atau temuan penelitian ini

berupa manfaat teoritis maupun praktis, sebagai berikut :

1. Hasil atau temuan penelitian diharapkan bisa menjadi wacana dan

wawasan keilmuan tentang Program Bimbingan Konseling Islami.

2. Bagi guru dan civitas akademika bisa mengetahui hasil penelitian

sehingga bisa menjadi motivasi dalam menangani siswa bermasalah

dengan Bimbingan Konseling Islami.

3. Memberikan kontribusi positif berupa informasi ilmiah untuk

menyempurnakan Implementasi program bimbingan konseling Islami.

F. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian tentang Implementasi Program Bimbingan Konseling

Islami yang relevan telah dilakukan, di antaranya: Isnanik (2012), Haironi (2011),

Pranowo (2011), Aziz (2009).

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

6

BAB II

. IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASI TEHADAP MANAJEMEN

MADRASAH

A. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling

Sukmadinata (2007:144) mengemukakan bahwa Implementasi program

adalah langkah melaksanakan semua jenis layanan dan kegiatan yang sudah

dirancang. Dalam implementasi program bimbingan dan konseling, para konselor

dan guru pembimbing memegang peranan yang sangat penting, mereka

merupakan ujung tombak pelaksana program. Pemberian layanan bimbingan

konseling membutuhkan kerja sama, kekompakan, saling pengertian, saling

membantu, dan saling menunjang di antara para pelaksananya. Meskipun

sesuatu layanan mungkin menjadi tugas dan rencana dari konselor atau guru

pembimbing, tetapi dengan pelaksanaannya sering kali menuntut partisipasi dan

bantuan dari para pelakasana pendidikan lainya.

B. Karakteristik Bimbingan konseling Islami

Amin ( 2010:23) mengemukakan bimbingan konseling Islami adalah proses

pemberian bantuan terarah, kontinu dan sistimatis kepada setiap individu agar ia

dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara

optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al

qur’an dan hadits Rosulullah SAW kedalam dirinya, sehingga ia dapat hidup

selaras dan sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan hadits, serta individu yang

mengalami penyimpangan dalam perkembangan fitrah beragama yang dimiliki.

Sementara itu, Mu’awanah dan Hidayah (2012: 173) mengemukakan nilai

bimbingan yang dapat diterapkan dalam ajaran Al Qur’an dapat digunakan

pembimbing untuk membantu siterbimbing menentukan pilihan perubahan

tingkah laku positif. Prilaku bermasalah dapat dikonselingkan dengan berbasis Al

6

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

7

Qur’an, dalam mengkoseling klien nilai agama yang dibawanya dapat digunakan

sebagai motivasi untuk perubahan tingkah lakunya.

C. Kecerdasan Emosi

Pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika

untuk mengatasi masalah yang ditanamkan secara berangsur-angsur yang terkait

dengan pengalaman dari waktu ke waktu. Kata emosi berawala dari bahasa latin

yaitu movere yang berarti bergerak atau menggerakan dan menjauh. Merujuk

pada perasaan dan pikiran yang khas, suatu rangkaian kecenderungan untuk

bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan

secara berangsur-angsur oleh evolusi (Goleman, 2007:6-7). Emosi tidak selalu

menunjukan perilaku yang cenderung negative, emosi juga menunjukan perilaku

yang positif. Emosi dapat dikendalikan, tergantung pada nuansa kehidupan

individu yang bersangkutan.

D. Implementasi Program Bimbingan Konseling Islam untuk meningkatkan

kecerdasan emosi

Program Bimbingan konseling islami untuk meningkatkan kecedasan

emosional anak-anak adalah sebuah program bimbingan dan konseling yang

dirancang sedemikian baik untuk meningkatkan aspek emosi anak dalam rangka

memberikan rangsangan kepada siswa- siswi untuk mencapai tugas

perkembangan secara optimal.

Adapun tujuan dari program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan

kecerdasan emosional adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengenali berbagai bentuk emosi yang ada pada individu.

b. Mengungkapkan dan mengelola emosi yang terungkap melalui keselarasan

antara emosi diri dan lingkungannya

c. Bersikpak produktif dan efektif dalam menyelesaikan permasalahan emosi.

d. Memiliki sensitifitas terdapat emosi orang lain.

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

8

Program bimbingan dan konseling yang baik adalah program yang terdiri

dari empat komponen, yaitu (1) Layanan Dasar Bimbingan, (2) Layanan

Responsif, (3) Sistem Perencanaan Individual, dan (4) Layanan Dukungan Sistem

E. Manajemen Pendidikan

Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi

dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan

(planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan

mengendalikan (controlling).

F. Implikasi Program Bimbingan dan Konseling Islami Pada Manajemen

Pendidikan

Bimbingan konseling dapat dikatakan berjalan dengan baik, jika proses

pendidikan berlangsung secara menarik dan menantang, sehingga siswa dapat

belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Untuk

mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun dan

dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta

didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal,

diharapkan akan tercapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat

menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang (Toha, 2008:1).

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas tersebut, diperlukan

manajemen pendidikan yang dapat memobilisasi segala sumber daya

pendidikan. Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen siswa yang

isinya merupakan manajemen pembelajaran dan pelaksanaannya (Toha, 2008:1).

Layanan Bimbingan dan Konseling Islami merupakan salah satu aspek dari

program pendidikan yang berfungsi mengarahkan peserta didik untuk

meyesuaiakan diri dengan lingkungan yang dihadapi saat ini serta dapat

merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan, dan

kebutuhan sosialnya (Sukmadinata, 2007 : 7).

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

9

Penerapan program Bimbingan dan Konseling Islami mempunyai berbagai

implikasi pada manajemen pendidikan di Madrasah yang mencakup: Kebijakan

madrasah, peran Kepala Madrasah, Profesionalitas guru kelas dan guru bidang

studi, pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat, dan kesiapan

siswa dalam belajar.

G. Kerangka Pemikiran

Program Bimbingan dan konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan

emosional anak-anak adalah sebuah program Bimbingan dan Konseling Islami

yang dirancang sedemikian baik untuk meningkatkan emosi anak dalam rangka

memberikan rangsangan kepada siswa-siswi untuk mencapai tugas

perkembangan secara optimal.

Adapun tujuan dari implementasi program Bimbingan dan Konseling

Islami untuk meningkatkan kecerdasan emosi adalah agar siswa memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenali berbagai bentuk emosi yang ada pada individu

2. Mengungkapkan dan mengelola emosi yang terungkap melalui

keselarasan antara emosi diri dan lingkungannya.

3. Bersikap produktif dan efektif dalam menyelesaikan permaasalahan

emosi

4. Memiliki sensitifitas terhadap emosi orang lain

5. Diterima dan disukai oleh teman dan lingkungan

Keberadaan bimbingan dan konseling Islami di Madrasah Ibtidaiyah dapat

membantu siswa dalam meningkatkan aspek intelektual (kognitif), emosi

(afektif), dan spiritual (religi) siswa. Bimbingan dan konseling Islami hadir sabagai

upaya pemberian bantuan kepada siswa agar dapat mnegembangkan diri secara

optimal, memahami potensi diri dan lingkungan sehingga siswa dapat memiliki

kompetensi khususnya kompetensi kecerdasan emosional yang diharapkan dan

berguna untuk mencapai kesuksesan hidup.

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalan metode studi kasus,

dengan tujuan mengungkap berbagai permasalahan yang terjadi pada siswa

kelas 5 yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Studi kasus ini juga

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya pada waktu sekarang, sehingga

dapat dijadikan penyelidikan seterusnya terhadapa kasus tersebut.

Pendekatan yang digunakan dalam peneilitian ini adalah pendekatan

kualitatif dengan tujuan memperoleh gambaran faktual tentang keadaan subyek

penelitian di lapangan tanpa melalui uji statistik. Dalam penelitaian ini data

diperoleh melalui observasi dan wawancara.

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di MI Negeri Jetis Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.

Pertimbangan pengambilan subyek penelitian yang sangat terbatas didasarkan

atas tujuan penelitian yang hanya mengungkap kasus siswa kelas 5 yang memiliki

kecerdeasan emosional rendah, sehungga dihasilkan implementasi program

bimbingan dan konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan emoisonal

siswwa tersebut.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Program merupakan seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dirancang

untuk mencapai tujuan. Sedangkan kecerdasan emosional adalah kemampuan

seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our

emotional life with intelligence), menjaga keselarasan emosi dan pengungkapan-nya

(the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran

diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial

Program Bimbingan konseling Islami untuk meningkatkan kecedasan

emosional anak-anak adalah sebuah program bimbingan dan konseling yang

10

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

11

dirancang sedemikian baik untuk meningkatkan aspek emosi anak dalam rangka

memberikan rangsangan kepada siswa- siswi untuk mencapai tugas

perkembangan secara optimal.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan dilakukan secara sistimatis dengan proesdura

terstandar dan data yang dikumpulkan tersebut harus sesuai dengan masalah

yang akan diteliti. Metode-metode yang digunakan oleh peneliti adalah

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan kepada sumber data yang telah ditunjuk yaitu kepala Sekolah, Guru BK

dan siswa kelas 5 MIN Jetis Sukoharjo yang dijadikan subyek penelitian

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, selajutnya dianalisis data. Adapun teknik yang

digunakan adalah analisis kualitatif, yaitu “ data yang digambarkan dengan kata-

kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh

kesimpulan “ (Arikunto, 1998 : 245) dengan tiga langkah : (1) Reduksi data ( Data

Reduction), (2) Penyajian data (data display), (3) penarikan kesimpulan

(verification). Ketiga langkah tersebut bersifat interaktif. Pada tahap reduksi data

akan dilakukan kategorisasi dan pengelompokan data yang lebih penting, yang

bermakna, dan yang relevan dengan tujuan penelitian, sehinggakesimpulan-

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Terakhir, pada tahap penarikan

kesimpulan akan dilakukan pengujian kridibilitas, transferabilitas, dan reliabilitas.

Jadi , penelitian ini dianaliais secara deskriptif analitik, denagn cara berpikir

deduktif dan komparatif. Cara berpikir deduktif adalah” cara berpikir dengan

deduksi berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada

pengetahuan umum itu hendak menilai suatu kejadian khusus “ (Hadi, 1998 : 47).

Sdangkan cara berpikir komparatif adalah cara berpikir yang digunakan untuk

meneliti factor-faktor yang berhubungan dengan situasi yang diselidiki dan

dibandingkan dengan factor-faktor yang lain untuk memperoleh kesimpulan.

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

12

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Situasi Umum Tentang MI Negeri Jetis Sukoharjo

Sejarah singkat berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jetis

Sukoharjo yang bernomor statistik 111331104078 terletak di Kelurahan Jetis,

Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo yang berstatus Negeri dengan Surat

Keputusan SK NO. 224 tanggal 25–10–1993 oleh Menteri Agama, pada mulanya

adalah filial dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sukoharjo yang berdiri pada

tahun 1937 yang bernama Mamba’ul ‘Ulum dan beralih nama Sekolah Rakyat

Islam Negeri (SRIN) dan akhirnya bernama Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN)

Sukoharjo, yang sekarang beralamat di Jl. Seram No. 02 Sukoharjo Telp. (0271)

592103.

Pada tahun 1993 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sukoharjo yang

berlokasi di jetis tersebut oleh pemerintah dirasa sudah memenuhi syarat untuk

berdiri sendiri, maka dikeluarkan SK No. 224 tahun 1993 dan resmi Madrasah

Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jetis Sukoharjo berdiri.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jetis Sukoharjo Tahun Pelajaran

2012/2013, mempuyai siswa keseluruhan berjumlah 1032 siswa yang terdiri dari

485 siswa laki-laki dan 547 siswa perempuan. Adapun agama yang dianut adalah

semuanya beragama Islam’.

B. Hasil Penelitian

Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Islami untuk meningkatkan

kecerdasan emosi dan peluang belajar yang dapat diarahkan dan dibimbing

langsung oleh guru BK sudah cukup baik. Guru BK mengetahui bahwa kondisi

emosi negatif banyak memberikan dampak tidak baik untuk aspek yang erat

kaitanya dengan berhubungan dengan orang lain dan temperament peserta didik

itu sendiri. Dengan memandang bahwa peluang besar dari kecerdasan emosional

ini untuk dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.

12

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

13

Saat mengahadapi kasus yang berkaitan dengan emosi peserta didik

(seperti pertengkaran atau masalah yang membuat hati yang tidak baik dan

peserta didik saat belajar di sekolah), guru BK dapat mengarahkan secara

individual mengenai pentingnya mengendalikan diri saat konflik berlangsung.

Bimbingan keseluruhan yang diberikan guru BK berupa tindakan umum seperti

memisahkan dan menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin dan

diakhiri dengan saling memaafkan antar peserta didik yang mengalami tindakan

yang tidak wajar dari perasaan negatif tersebut. Kemudian Guru BK

mengarahkan kepada siswa akan pelajaran positif dari konflik yang dialami

peserta didik supaya dapat merubah tindakan yang tidak wajar.

Layanan responsif dari guru BK ini mengacu pada tindakan tepat dalam

mengatasi masalah siswa. Hal ini sesuai dengan arahan bimbingan seperti

Sunnah Rosulullah saw saat merasakan amarah dengan rangkaian dari posisi

berdiri ke posisi duduk, lalu berwudlu, mengaji, dzikir, atau pun sholat. Hal ini

dilakukan tidak hanya berupa ceramah umum tetapi benar-benar dilakukan saat

terjadi konflik emosi antar peserta didik.

C. Pembahasan

Subjek penelitian dalam penelitian ini memiliki tingkat kesadaran diri yang

sangat baik, terlihat dalam kemampuan dalam mengungkapkan jenis emosi pada

saat terjadi konflik antar subjek. Subjek mampu menyebutkan jenis emosi dan

menyadari tindakan-tindakan yang dilakukan atas unsure emosi yang dirasakan

berkembang dengan baik.

Hal ini sesuai dengan beberapa teori mengenai rangkaian kerja sebuah

tindakan yang dikelola oleh otak. Otak berpikir tumbuh dari wilayah otak

emosional mengungkapkan banyak hal tentang hubungan antar pikiran dan

perasaan (Baharudin, 1999 :53-61). Seperti yang diungkapkan juga oleh Goleman

(2008 : 416-417), bahwa dalam menanggapi suatu peristiwa hal pertama yang

berfungsi adalah kondisi emosi lalu kemudian berpikir menggunakan otak

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

14

intelektual. Apabila kondisi emosinya terganggu, maka kemampuan untuk

berpikir menggunakan kemampuan intelektual pun terlambat.

Subjek penelitian mampu menyebutkan perasaan mereka, dengan tegas

dan mengungkapkan faktor utama dari penyebab perasaan itu timbul. Hal ini

sejalan dengan definisi kecerdasan emosional dari Cooper dan Awaf (Helma,

2001 :42) yang mengatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan

kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif melakukan tindakan

atas emosinya tersebut.

Mencermati karekteristik bimbingan dan konseling Islami di MI Negeri

Jetis, Sukoharjo, tergambar bahwa intervensi layanan bimbingan di MI Negeri

Jetis lebih banyak dilakukan melalui orang-orang yang berarti dalam kehidupan

anak seperti orang tua dan guru (dalam Dikmeyer dan Caldwell, 1970 : 4-5).

Kerjasama guru dengan orang tua akan berpengaruh terhadap keberhasilan

anak. Oleh karena itu guru Bimbingan dan Konseling di SD/MI memiliki peran

strategis dalam pemberian kegiatan bimbingan yang mengarahkan peserta

didiknya untuk dapat memiliki kecerdasan emosi yang baik.

Dalam kegiatan yang dapat menunjang kecerdasan emosi ini, fokus

bimbingan di SD/MI lebih menekankan kepada pengembangan pemahaman diri,

pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efektif dengan orang

lain. Yaitu peserta didik mampu mengelola emosi dengan baik saat mengalami

kondisi negatif, peserta didik mampu memahami perasaan orang lain saat

mengeksprsikan emosi yang dirasakan, serta peserta didk pun mampu untuk

membina kembali hubungan bersama teman sebaya sesudah mengalami kondisi

emosi negatif tersebut.

Efektivitas penerapan program Bimbingan dan Konseling Islami di MI

Negeri Jetis mempunyai implikasi pada manajemen di Madrasah yang mencakup:

kebijakan madrasah, peran Kepala Madrasah, Profesionalitas guru kelas dan guru

bidang studi, pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat, dan

kesiapan siswa dalam belajar.

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

15

D. Analisis Hasil Penelitian

Secara umum seperti telah disebutkan di atas, prinsip-prinsip manajemen

meliputi perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), penyusunan

personalia (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan

(controlling). Prinsip-prinsip manajemen d iatas secara terintegrasi dalam

pelayanan bimbingan dan konseling akan berkenaan dengan bagaimana secara

umum pelayanan bimbingan dan konseling itu dikelola.

Pertama, perencanaan (planing). Perencanaan dalam bimbingan dan

konselnng akan sangat menentukan proses dan hasil pelayanan bimbingan dan

konseling itu sendiri. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai suatu proses

kegiatan, membutuhkan perencanaan yang matang dan sistematis dimulai dari

penyusunan program hinngga pelaksanaannya. Agar pelayanan bimbingan dan

konseling memperoleh hasil sesuai tujuan yang telah dirumuskan, maka harus

dilakukan perencanaan. Di MI Negeri Jetis fungsi ini dilaksanakan oleh

koordinator BK dan dibantu oleh wali kelas.

Kedua, pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian dalam pelayanan

bimbingan dan konseling berkenaan dengan bagaimana pelayanan bimbinngan

dan konseling dikelola dan diorganisasi. Pengelolaan dan pengorganisasian

pelayanan bimbingan dan konseling berkaitan dengan model atau pola yang

dianut oleh suatu sekolah dan madrsah. Apabila di sekolah dan di madrasah yang

bersangkutan memiliki banyak tenaga bimbingan, maka harus disusun organisasi

pelayanan BK tersendiri yang terdiri atas koordinator, anggota, dan staf

administrasi palayanan BK, fungsi ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan

koordinator layanan BK (apabila sekolah dan madrasah memiliki banyak petugas

bimbingan). Namun, yang terdapat di MIN Jetis hanya ada 1 (satu) Guru BK dan

menangani lebih dari 1000 siswa sehingga pengorganisasian dalam pelayanan

bimbingan dan konseling masih kurang maksimal.

Ketiga, penyusunan personalia (stafing). Prinsip ini dalam pelayanan

bimbingan dan konsling berkenaan dengan bagaimana para personalia atau

orang-orang yang terlibat dalam aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling

ditetapkan, disusun dan diadakan pembagian tugas (job discription) sebagaimana

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

16

telah disebutkan dalam penyusunan program BK di atas. Guru BK akan

memerlukan orang lain dalam memberikan pelayanan BK. Dengan kata lain,

pelayanan BK disekolah dan di madrasah melibatkan banyak orang. Untuk itu

harus disusun para personalia atau oarng-orang yang terlibat dalam layanan agar

pelaksanaanya afektif dan efisien pula. Namun pembagian tugas pelayanan

antara wali kelas dengan guru BK masih kurang terkoordinasi. Hal ini terlihat

ketika ada siswa bermasalah secara bersamaan, tidak cepat langsung ditangani,

Karena hanya 1 (satu) orang guru BK dan lokasi yang terpisah (kelas 1, 2, dan 6 di

Jl. Brigen Katamso sedang kelas 3, 4, dan 5 berada di Jl. Diponegoro, Joho).

Keempat, pengarahan dan kepemimpinan (leading). Prinsip ini berkenaan

dengan bagaimana mengarahkan dan memimpin para personalia layanan

bimbingan dan konseling, sehingga mereka bekerja sesuai dengan job atau

bidang tugasnya masing-masing. Pengarahan dan kepemimpinan diperlukan agar

aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling terarah pada pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan. Fungsi ini dilaksanakan oleh kepala madrasah karena

hanya memiliki satu orang guru BK.

Kelima, pengawasan (controling). dalam pelayanan konseling berkenaan

dengan bagaimana melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kegiatan

bimbingan dan konseling mulai dari penyusunan rencana program hingga

pelaksanaannya. Pengawasan penting dalam pelaksanaan bimbingan dan

konseling agar tidak dapat terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam

pelaksanaannya. Iimplementasi program dalam bentuk aktivitas-aktivitas layanan

BK pu perlu pengawasan dan penilaian atau evaluasi agar tidak terjadi

penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaanya dan dapat diketahui

pencapaian hasil-hasilnya. Fungsi ini dilaksanakan oleh kepala madrasah dan

belum maksimal Karena kesibukan aktifitas kepala madrasah.

Untuk itu diperlukan penambahan personalia guru BK di MI negeri Jetis

agar fungsi layanan Bimbingan dan Konseling di MI Negeri Jetis bisa lebih

terkoordinasi dengan lebih baik lagi

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

17

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan analisis yang telah

dilakukan, maka diperoleh butir-butir kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian subjek penelitian pada awalnya (sebelum ada program

Bimbingan dan Konseling Islami) belum mampu mengelola emosi

yang dialami untuk bertindak secara tepat dan positif pada saat

mengalami kondisi emosi negatif. Setelah adanya program Bimbingan

dan Konseling Islami sebagian besar subjek mampu mengelola emosi

yang dialami untuk bertindak secara tepat dan positif pada saat

mengalami kondisi emosi negative. Dengan adanya bimbingan subyek

emiliki ketrampilan khusus untuk bertindak secara positif sehingga

tindakan tersebut tidak menimbulkan permasalahan baru dari solusi

yang dipilih.

2. Implementasi bimbingan konseling Islami untuk menigkatkan

kecerdasan emosional bagi para peserta didik di MI Negeri Jetis,

menyangkut aspek yang berkaitan dengan interaksi dalam hubungan

sesama teman dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Di

samping itu, Terdapat empat jenis layanan bimbingan dan konseling

Islami yang dirancang dalam penelitian ini, yaitu layanan dasar,

layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan dukungan

system. Dimana layanan tersebut tergabung dalam program layanan

bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kecerdasan emosional

peserta didik MI Negeri Jetis, Sukoharjo.

3. Efektivitas penerapan program Bimbingan dan Konseling Islami di MI

Negeri Jetis mempunyai implikasi pada manajemen di Madrasah yang

mencakup: kebijakan madrasah, peran Kepala Madrasah,

Profesionalitas guru kelas dan guru bidang studi, pendayagunaan

17

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

18

lingkungan dan sumber daya masyarakat, dan kesiapan siswa dalam

belajar

B. Keterbatasan

Dalam penelitian ini ada terdapat keterbatasan yang perlu dikemukakan

yaitu Penelitian ini hanya dilakukan pada satu kelas saja yaitu kelas 5 MI

Negeri Jetis Sukoharjo, sehingga hasil penelitian belum dapat

digeneralisasikan untuk ruang lingkup yang lebih luas

C. Saran

Berpijak pada hasil penelitian dan simpulan di atas, diajukan beberapa

saran, yaitu:

1. Perlu dikembangkan program bimbingan dan konseling Islami yang lebih

menekankan pada kecerdasan emosional siswa. Dalam hal ini bimbingan

dan bantuan dari orang-orang terdekat dan para ahli konseling dapat

membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah

perkembangan dan emosi.

2. Sikap dan kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak,

memberikan warna hidup yang begitu kuat pada perkembangan anak

tersebut. Oleh karena itu, sikap serta kebiasaan dari orang tua pada saat

di rumah seharusnya dicerminkan dalam bentuk yang sebaik-baiknya di

hadapan anak-anaknya. Kecerdasan emosi anak pasti merupakan

cerminan dari kecerdasan emosi orang tua juga. Orang tua harus memiliki

pengetahuan akan tahapan dari kecerdasan emosi yang dialami anak-

anaknya. Karena kecerdasan emosi ini belum memiliki tingkat penilaian

secara kuantitantif yang mampu menggambarkan tingkat pencapaian

kecerdasan emosi

3. Mengingat adanya keberhasilan dalam penelitian ini dalam hal

meningkatnya kecerdasan emosional siswa dengan program bimbingan

dan konseling Islami, maka diharapkan kepada peneliti bidang sejenis

agar mengembangkan metode dan bentuk dari kecerdasan emosional ini

untuk dapat mengoptimalkan potensi peserta didik sesuai dengan

perkembangan IPTEK yang sudah ada

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

19

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an dan terjemahan Aluede, Oyaziwo. 2007, The Infleunce of Personal Characteristics on

Secondary School Teachers’ Beliefs About School Gidance And Counselling Programs. International Journal, China: Ambrose Alli University.

Amin, Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan konseling Islam, Jakarta : Amzah Arikunto, Suharsimi, 2001, Prosedu rpenelitian Suatu pendekatan praktek,

Jakarta: Rineka Cipta Aziz, Mukmin, 2009, Penerapan Bimbingan Konseling Islami(Studi Kasus di

Madrasah Aliyah Keagamaan Al Irsyad Tengaran). Skripsi Tidak diterbitkan UMS

Danim, Sudarwan, 2003, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan,Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Bakran, Hamdani. 2002, Psikoterapi dan Konseling Islam: Penerapan Metode Su-fistik, Editor Ahmad Horma Permata, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.

Dickmeyer dan Caldwell. 1970, Group Conseling: Theory and Practice, Illionis: EE. Peacoeck Publishing.

Faqih, Ainur Rahim 2001, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Jogjakarta: UII Press.

Geldard, Katherny dan David Geldard, 2004,Membantu memecahkan masalah orang lain dengan tehnik konseling, Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Ghaffar, 1989, Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi, Jakarta, P2LPTK.

Goleman, D. 2007, Emotional Intelligence, (Alih Bahasa oleh T. Hermaya), Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gottman, J. dan De Claire. 2005, Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Haironi, Adi.2011, Penerapan Bimbingan Konseling Islam di Pondok Pesantren Imam Bukhari Karanganyar Tahun ajaran 2010/2011, Surakarta:UMS, Skripsi, tidak diterbitkan.

Haring, M.., 2007, Conseling Strategies That Work: Evidene-Based Interventions for School Counselors. International Journal, USA: University of Benin.

Hasan, M Iqbal. 2000. Pokok-pokok Materi Statistik 1 :Statistik Deskriptif, Jakarta : Bumi Aksara

Helma, 2001. Pengembangan alat Ukur Kecerdasan Emosi siswa Sekolah Menengah. Bandung: UPI, Prodi BP Fakultas PPS, Tesis, tidak diterbitkan

19

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

20

Hurlock, Elizabeth B. 2004, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang rentang Kehidupa (alih bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo), Jakarta: Erlangga.

Ingram, Jay. 2011, Emotions, emotional Intelligence and Leadership: A Brief, Pragmatic Perspective, International Journal, USA: Western Kentucky University Bowling Green.

Isnanik, 2012, Pengelolalan Bimbingan dan Konseling berbasis Nilai-nilai Islam di Madrasah Tsanawiyah studi situs MTs N kota Sragen. UMS, Skripsi tidak diterbitkan.

J. Drost, SJ. 2006, Dari KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) sampai MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Kompas.

Lu, Wei Wang, Zhenghong, 2007. Emotional Expressivity, Emotion Regulation, and Mood In College Student, ProQuest Sociology, China: Sxaanxi University.

Marsudi, Saring dkk. 2010, Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah, Jogjakarta : PT Prasetia Widya Pratama

Marzuki, M.M. 2002. MetodologiRiset, Jogjakarta : PT Prasetia Widya Pratama.

Moleong Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif, edisiRevisi. Bandung. PT RemajaRosdakarya

Mu’awanah, Elfi dan Rifa Hidayah, 2012, Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar, Jakarta, PT Bumi Aksara.

Mudhoffir, 1999, Teknologi Instruksional: Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan Program Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E., 2002, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Muro dan Kattman. 1995, Reading In Group Conseling, Pennsylvania: Internation Text Book.

Natamidjaya, Rochman. 1984, Proses Penyusunan Skala Sikap, Bandung: PPB FIP UPI.

Neviyarni S., 2009, pelayanan Bimbingan dan Konseling berorentasi kholifah fil ardh, Bandung : Alfa Beta

Pascasarjana UMS. 2011. Pedoman Penulisan Tesis. Surakarta. Pascasarjana UMS.

Pranowo, Andar Tri, 2011, Bimbingan Konseling Islami Study kasus di MAN 1 Boyolali Tahun pelajaran 2010/2011. UMS. Skripsi, tidak diterbitkan

Putra, Nusa. 2011. Research and Development, Penelitian dan Pengembangan suatu pengantar. Jakarta:Rajawali Press.

Segal, Jeanne. 2001, Meningkatkan Kecerdasan Emosional, Citra Aksara Publishing

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI …eprints.ums.ac.id/26283/10/Naskah_Publikasi_Karya_Ilmiah.pdf · yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja

21

Setiono, K. 1999, Dalam 10 Tahun Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi, Bandung: Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi.

Sudrajat, 2008, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006, Bimbingan dan konseling dalam

praktek mengembangkan potensi dan kepribadian siswa, Bandung: Maestro

____________, 2007.Metode Penelitian Pendidikan, cet. Ketiga, Bandung:Rosdakarya

Sunarto dan Hartono. 1984, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta.

Surya, Muhammad. 1998, Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling), Jakarta: Depdiknas, DIroktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Sushanti, Mira Yuliani. Program Bimbingan dan Konseling Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa SD, Skripsi pada jurusan PPB. Tidak Diterbtkan.

Stephanou, Georgia, 2012, Students School Performance in Language and Mathematics: effects of Hope on Attributions, Emosions, and Performance Expectations. International Journal of Psychological Studies, Greece: University of western Macedonia.

Yusuf, LN. Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika, 2005, Landasan Bimbingan & Konseling, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Cetakan 1. Yogyakarta, percetakanTeras

Thoha, Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, Yogyakarta : UII Press. 1992