bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/hilda febrianti renasari bab...

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (End Stage Renal Disease/ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)(Smeltzer & Bare, 2008). Penyakit ginjal tahap akhir ( End Stage Renal Disease/ESRD) merupakan tahap akhir dari CKD yang ditunjukkan dengan ketidakmampuan ginjal mempertahankan homeostasis tubuh ( Ignatavicius & Workman,2006). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa pertumbuhan jumlah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat, kejadian dan prevalensi gagal ginjal meningkat 50% di tahun 2014. Data menunjukkan bahwa setiap tahun 200.000 orang Amerika menjalani hemodialisis karena gangguan ginjal kronis artinya sebanyak 1140 dalam satu juta orang Amerika adalah pasien dialisis (Widyastuti, 2014). Pasien yang menderita penyakit ginjal kronik stadium akhir atau end-stage, yaitu pada Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) kurang dari 15 ml/mnt memerlukan terapi pengganti ginjal berupa hemodialisis, peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2014). Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/Hilda Febrianti Renasari BAB I.pdf · dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites. Pengukuran Interdialytic

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (End Stage Renal

Disease/ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan

irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan

metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia

(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)(Smeltzer & Bare, 2008).

Penyakit ginjal tahap akhir ( End Stage Renal Disease/ESRD) merupakan tahap

akhir dari CKD yang ditunjukkan dengan ketidakmampuan ginjal

mempertahankan homeostasis tubuh ( Ignatavicius & Workman,2006).

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa

pertumbuhan jumlah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat

50% dari tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat, kejadian dan prevalensi

gagal ginjal meningkat 50% di tahun 2014. Data menunjukkan bahwa setiap

tahun 200.000 orang Amerika menjalani hemodialisis karena gangguan ginjal

kronis artinya sebanyak 1140 dalam satu juta orang Amerika adalah pasien

dialisis (Widyastuti, 2014). Pasien yang menderita penyakit ginjal kronik

stadium akhir atau end-stage, yaitu pada Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)

kurang dari 15 ml/mnt memerlukan terapi pengganti ginjal berupa

hemodialisis, peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2014).

Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/Hilda Febrianti Renasari BAB I.pdf · dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites. Pengukuran Interdialytic

2

Hemodialisis merupakan suatu cara untuk mengeluarkan produk sisa

metabolisme berupa larutan (ureum dan kreatinin) dan air yang ada pada darah

melalui membran semipermeabel atau yang disebut dengan dialyzer

(Thomas,2003). Menurut Smeltzer & Bare (2010),pada hemodialisa,aliran

darah yang penuh dengan toksin dan limbah nitrogen dialihkan dari tubuh

pasien ke dializer tempat darah tersebut dibersihkan dan kemudian

dikembalikan lagi ke tubuh pasien. Sebagian besar dializer merupakan

lempengan rata atau ginjal serat artificial berongga yang berisi ribuan tubulus

selofan yang halus dan bekerja sebagai membran semipermeabel. Aliran darah

akan melewati tubulus tersebut sementara cairan dialisat bersirkulasi di

sekelilingnya. Pertukaran limbah dari darah ke dalam cairan dialisat akan

terjadi melalui membrane semipermeabel tubulus.

Pasien gagal ginjal kronik harus menjalani terapi hemodialisis

sepanjang hidupnya. Proses hemodialisis dapat dilakukan 2 hingga 3 kali

dalam seminggu dalam 3 hingga 5 jam setiap kali hemodialisis untuk dapat

mempertahankan kadar urea, kreatinin, asam urat, dan fosfat dalam kadar

normal walaupun masih terlihat kelainan klinis berupa gangguan metabolisme

akibat toksis uremik (Smeltzee, et al, 2008). Menurut data dari Persatuan

Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) tahun 2016 di Indonesia, Penderita gagal

ginjal yang menjalani HD reguler meningkat sekitar empat kali lipat dalam 5

tahun terakhir. Pada saat ini diperkirakan gagal ginjal terminal di Indonesia

yang membutuhkan cuci darah atau dialisis mencapai 150.000 orang. Namun

penderita yang sudah mendapatkan terapi dialisis baru sekitar 100.000 orang

Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/Hilda Febrianti Renasari BAB I.pdf · dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites. Pengukuran Interdialytic

3

(Pernefri dalam Kemenkes Indonesia 2016). Menurut laporan Indonesian

Renal Registry (IRR) jumlah pasien yang menjalani hemodialisis di Indonesia

dari tahun 2007 – 2015 tercatat ada sebanyak 51.604 pasien dan di provinsi

Jawa Tengah ada sebanyak 5.651 pasien menjalani hemodialisis yang

semuanya terdiri dari pasien baru dan pasien aktif (IRR,2015)

Berdasarkan profil dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS),

diketahui rumah sakit tersebut memiliki sekitar 30 mesin HD dan telah

memberikan pelayanan hemodialisis yang mencakup penduduk Jawa Tengah

bagian barat dengan jumlah prosedur hingga di atas 14.500 tindakan HD per

tahun. Setiap bulan rumah sakit ini melayani pasien yang membutuhkan

Hemodialisis baik rawat inap maupun rawat jalan hingga diatas 200 pasien

(Profil RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo,2016). Berdasarkan studi

pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 8 Februari 2018 didapatkan

jumlah prosedur tindakan HD di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada

tahun 2017 dari bulan Januari – Desember ada sekitar 13.606 tindakan HD.

Hemodialisis merupakan salah satu jenis terapi pengganti fungsi ginjal

(renal replacement therapy) yang tersedia bagi pasien yang mengalami

penurunan fungsi ginjal atau Penyakit Ginjal Kronik stage 5. Meskipun

hemodialisis dapat memperpanjang usia tanpa batas yang jelas, tindakan ini

tidak akan mengubah perjalanan alami penyakit ginjal yang mendasari dan juga

tidak akan mengembalikan seluruh fungsi ginjal. Pasien tetap akan mengalami

sejumlah permasalahan dan komplikasi (Smeltzer & Bare,2001). Komplikasi

yang sering terjadi pada pasien hemodialisis adalah penambahan berat badan di

Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/Hilda Febrianti Renasari BAB I.pdf · dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites. Pengukuran Interdialytic

4

antara dua waktu hemodialisis (Interdialytic weight gain = IDWG) yang

disebabkan oleh ketidakmampuan fungsi ekskresi ginjal, sehingga berapapun

jumlah cairan yang diasup pasien, penambahan berat badan akan selalu ada.

Dengan kata lain penambahan berat badan sebanyak nol ml tidak mungkin

terjadi. Penambahan nilai IDWG yang terlalu tinggi akan dapat menimbulkan

efek negatif terhadap keadaan pasien, diantaranya hipotensi, kram otot,

hipertensi, sesak nafas, mual dan muntah, dan lainnya (Smeltzer & Bare,

2005). Pace (2007) mengungkapkan komplikasi kelebihan cairan pada pasien

dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites.

Pengukuran Interdialytic Weight Gain (IDWG) diukur berdasarkan

berat badan kering (dry weight) pasien dan juga dari pengukuran kondisi klinis

pasien. Berat badan kering adalah berat badan tanpa kelebihan cairan yang

terbentuk antara perawatan dialisis atau berat badan terendah yang aman

dicapai pasien setelah dilakukan dialisis (Thomas, 2003). Penambahan berat

badan yang melebihi 6% dari berat badan kering dapat menyebabkan berbagai

macam komplikasi seperti hipertensi, hipotensi intradialisis, gagal jantung kiri,

asites, pleural effusiom, gagal jantung kongestif dan dapat mengakibatkan

kematian (Cahyaningsih, 2009). Berat badan melebihi 6% dari berat badan

kering, merupakan peningkatan pada level bahaya dapat menyebabkan

berbagai komplikasi seperti hipotensi (Price & Wilson 1995; Perry & Potter

2005). Ultrafiltrasi (UF) berlebihan, cepat dan dalam waktu 4-5 jam pada saat

HD menyebabkan reaksi hipotensi maupun hipertensi (Mistiaen 2001; Barnet

Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/Hilda Febrianti Renasari BAB I.pdf · dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites. Pengukuran Interdialytic

5

2007). Peningkatan berat badan yang ideal diantara dua waktu hemodialisis

adalah 1,5 kg (Kimmel et al, 2000).

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan Riyanto ( 2011 )

dengan judul “Hubungan Antara Penambahan Berat Badan di Antara Dua

Waktu Hemodialisis ( Interdialysis Weight Gain = IDWG ) Terhadap Kualitas

Hidup Pasien Penyakit Ginjal kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisis di

Unit Hemodialisa IP2K RSUP Fatmawati Jakarta”. Pada penelitian ini

disebutkan bahwa penambahan berat badan diantara dua waktu hemodialisis

(interdialysis weight gain =IDWG) melebihi standart 1,5 kg dapat berdampak

terhadap kualitas hidup pasien CKD. Efek negatif terhadap keadaan pasien,

diantaranya hipotensi, kram otot, hipertensi, sesak nafas, mual, muntah, edema

perifer, ascites. Pada penelitian ini disebutkan bahwa penambahan berat badan

di antara dua waktu hemodialisis ( IDWG) berpengaruh terhadap kualitas hidup

pasien yang menjalani hemodialisa. .

Penelitian yang dilakukan Liani (2016) dengan judul “Hubungan

Penambahan Berat Badan Interdialisis Dengan Hipertensi Intradialisis Pada

Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis di RSD DR.

Soebandi”. Pada penelitian ini menunjukkan angka kejadian hipertensi

intradialisis pada PGK stadium V yang menjalani hemodialisis rutin sebesar

80,4% dan insidensi atau angka kejadian penambahan berat badan interdialisis

(interdialytic weight gain) pada pasien PGK stadium V yang menjalani

hemodialisis sebesar 87,5% dengan nilai rata-rata penambahan berat badan

interdialisis pasien sebesar 2,36 kg. Berdasarkan uji hipotesis yang telah

Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/Hilda Febrianti Renasari BAB I.pdf · dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites. Pengukuran Interdialytic

6

dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

penambahan berat badan interdialisis dengan hipertensi intradialisis pada

pasien PGK yang menjalani hemodialisis.

Penelitian yang dilakukan oleh Atmaja (2013) dengan judul ”Korelasi

Interdialytic Weight Gain (IDWG) Dengan Kejadian Hipotensi Intradialitik

Pada Pasien Gagal Ginjal Stadium Terminal di Unit Hemodialisis Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”. Pada penelitian ini sebanyak 71 orang

responden, 36 orang (50,7%) mengalami hipotensi intradialitik. Berdasarkan

IDWG, Sebagian besar responden memiliki IDWG ringan( 64,85%). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara IDWG dengan

kejadian hipotensi intradialitik. Selain itu, dalam penelitian ini juga disebutkan

bahwa IDWG yang berat sangat berhubungan dengan kejadian hipotensi

intradialitik.

Berdasarkan penjelasan diatas, mengatakan bahwa pasien yang

menjalani hemodialisis biasanya akan mengalami penambahan berat badan

interdialisis atau yang disebut dengan Interdialityc Weight Gain. Penambahan

berat badan interdialisis ini apabila melebihi batas ambang normal maka bisa

berakibat pada kejadian komplikasi intradialisis seperti hipotensi, kram otot,

pusing, sesak nafas, nyeri dada, demam, mual dan muntah serta hipertensi.

Penelitian terdahulu yang telah disebutkan diatas juga menyebutkan bahwa

penambahan Interdialytic Weight Gain berhubungan dengan kejadian

komplikasi intradialisis seperti hipotensi intradialitik.

Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/Hilda Febrianti Renasari BAB I.pdf · dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites. Pengukuran Interdialytic

7

Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti akan melakukan penelitian

tentang Hubungan Interdialytic Weight Gain ( IDWG ) Dengan Kejadian

Komplikasi Intradialisis Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisis di RSUD

PROF. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah di kemukakan di

atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada hubungan

Interdialytic Weight Gain (IDWG) dengan kejadian komplikasi intradialisis

pada pasien yang menjalani hemodialisis?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan

Interdialytic Weight Gain ( IDWG) dengan kejadian komplikasi

intradialisis pada pasien yang menjalani hemodialisis.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik pasien yang mengalami penambahan berat

badan di antara dua waktu hemodialisis ( Interdialytic Weight Gain=

IDWG).

b. Mengetahui penambahan berat badan di antara dua waktu hemodialisis

(Interdialytic Weight Gain= IDWG).

Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/Hilda Febrianti Renasari BAB I.pdf · dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites. Pengukuran Interdialytic

8

c. Mengetahui kejadian komplikasi intradialisis pada pasien yang

menjalani hemodialisis.

d. Mengetahui hubungan antara Interdialytic Weight Gain (IDWG)

dengan kejadian komplikasi intradialisis.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang hubungan

penambahan berat badan di antara dua waktu dialisis (Interdialytic Weight

Gain = IDWG) dengan kejadian komplikasi intradialisis.

2. Manfaat bagi Institusi ( Bidang Keperawatan )

Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi di

bidang kesehatan khususnya tenaga keperawatan dalam memberikan

asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dalam upaya

mempertahankan IDWG pasien dalam batas ambang normal dan

meminimalisir timbulnya komplikasi intradialisis.

3. Manfaat bagi Responden

Diharapkan dari hasil penelitian ini pasien mengetahui hubungan

penambahan berat badan diantara dua waktu dialisis dengan kejadian

komplikasi intradialisis sehingga diharapkan pasien dapat membatasi

konsumsi cairan sesuai dengan yang dianjurkan agar tidak berlebih dan

IDWG dapat berada dalam rentang yang normal.

Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/Hilda Febrianti Renasari BAB I.pdf · dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites. Pengukuran Interdialytic

9

E. Penelitian Terkait

1. Penelitian yang dilakukan Riyanto ( 2011 ) dengan judul “Hubungan Antara

Penambahan Berat Badan di Antara Dua Waktu Hemodialisis ( Interdialysis

Weight Gain = IDWG ) Terhadap Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal

kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisis di Unit Hemodialisa IP2K

RSUP Fatmawati Jakarta”. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif

korelasi dengan pendekatan cross sectional. Hasil analisis menggunakan

one way analysis of variance menunjukkan terdapat hubungan yang

signifikan antara penambahan berat badan diantara dua waktu hemodialisa

dengan kualitas hidup pada semua domain (p = 0,000, ά 0,05). Domain

kesehatan fisik 21,62 (SD 5,18) domain psikologis 18,45 (SD 18,45)

domain hubungan sosial 9,24 (SD 9,24) dan domain lingkungan 25,67 (SD

25,67). Variabel confounding tidak mempunyai kontribusi terhadap kualitas

hidup (p>0,05).

Persamaan dalam penelitian ini adalah variabel independen yang digunakan

yaitu Interdialitic Weight Gain (IDWG) sedangkan perbedaanya terletak

pada variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu

kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2013) dengan judul ”Korelasi

Positif Perubahan Berat Badan Interdialisis dengan Perubahan Tekanan

Darah Pasien Post Hemodialisa”. Penelitian ini bersifat observasional

analitik dan menggunakan design survey cohort yang bertujuan untuk

menganalisis perubahan berat badan interdialisis dengan perubahan tekanan

Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/Hilda Febrianti Renasari BAB I.pdf · dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites. Pengukuran Interdialytic

10

darah pasien post hemodialisis di RSUD Saras Husada Purworejo. Pada

penelitian ini data survey kohort di analisis menggunakan Paired T-Test,

Spearman Rank Test dan Chi Square dan didapatkan karakteristik subyek

sebagai berikut; jenis kelamin p= 0,736, umur p= 0,744, riwayat DM

p=0,311 dan riwayat HT p= 0,185 artinya tidak terdapat hubungan yang

signifikan dengan kenaikan BB interdialisis (p>0,05). Hubungan BB

interdialisis dengan perubahan TD, RR= 2,750 x²= 3,84 dan p=0,050

(p=0,05) terdapat hubungan yang signifikan dengan arah+ positif. Simpulan

dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara perubahan berat badan

interdialisis dengan perubahan tekanan darah. Pada kelompok terpapar

dengan kenaikan BB interdialisis > 8% terjadi hipotensi.

Persamaan dengan penelitian ini yaitu penggunaan perubahan berat badan

interdialisis sebagai variabel independen sedangkan perbedaanya terletak

pada variabel dependen, dimana dalam penelitian ini variabel dependen

yaitu perubahan tekanan darah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Irma,dkk (2017) dengan judul “Faktor –

Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Interdialytic Weight Gain Pasien

Hemodialisa di RSUD Panembahan Senopati Bantul”. Variabel Independen

dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama

hemodialisa sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu

Interdialytic Weight Gain (IDWG). Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional.

Hasil analisis dengan menggunakan regresi linear menunjukkan bahwa

Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/Hilda Febrianti Renasari BAB I.pdf · dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites. Pengukuran Interdialytic

11

tidak ada pengaruh yang signifikan antara usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan dan lama hemodialisa dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG)

dengan nilai p value > 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor

internal seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama hemodialisa

tidak mempengaruhi nilai Interdialytic Weight Gain pasien hemodialisa.

Persamaan dalam penelitian ini adalah penggunaan Interdialytic Weight

Gain sebagai variabel,bedanya peneliti menjadikan Interdialytic Weight

Gain sebagai variabel independen sedangkan dalam penelitian ini sebagai

variabel dependen. Perbedaan lainnya terletak pada variabel

independen,dalam penelitian ini variabel independen adalah usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan dan lama hemodialisa.

4. Penelitian yang dilakukan Lai, dkk (2011) dengan judul “Absolute

interdialytic weight gain is more important than percent weight gain for

intradialytic hypotension in heavy patient”. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu retrospectively reviewed dari 255 pasien baru yang

menerima hemodialisis konvensional setidaknya selama 1 tahun di pusat

HD yang sama. Hasil penelitian ini menunjukkan Nilai IDWG% tetap relatif

konstan pada tahun pertama hemodialisis walaupun kebanyakan pasien

memiliki fungsi ginjal residual tertentu. Untuk hasil hemodialisis, IDWG

absolut dan IDWG% berkorelasi signifikan dengan hipotensi intradialitik

(IDH). Setelah membagi pasien menjadi empat strata, yang menurut jenis

kelamin dan bobot kering rata-rata, analisis regresi linier bertahap

multivariat menunjukkan bahwa IDWG absolut, bukan IDWG%,

Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/Hilda Febrianti Renasari BAB I.pdf · dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites. Pengukuran Interdialytic

12

merupakan faktor risiko independen untuk IDH pada pria (Beta = 0,585, P <

0,001) dan wanita (Beta = 0,458, P <0,001).

Persamaan dalam penelitian ini yaitu terletak pada variabel

independen,dalam penelitian ini variabel independen yaitu Interdialytic

Weight Gain sedangkan perbedaannya terletak pada variabel dependen yaitu

hipotensi intradialitik.

5. Penelitian yang dilakukan Liani (2016) dengan judul “Hubungan

Penambahan Berat Badan Interdialisis Dengan Hipertensi Intradialisis Pada

Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis di RSD DR.

Soebandi”. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Uji hipotesis yang

digunakan adalah uji korelasi Spearmen’s Rho (uji nonparametrik) dengan

derajat kemaknaan α = 0,05.Data yang diperoleh di uji normalitasnya

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan hasil signifikansi (p) =0,001

dan 0,000 yang berarti distribusi data tidak normal, kemudian dilakukan

upaya transformasi data dengan hasil signifikansi (p) = 0,000 dan 0,000

yang berarti distribusi data tetap tidak normal sehingga uji hipotesis yang

dipilih adalah uji korelasi Spearman’s Rho dengan nilai signifikansi (p)

0,307 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara penambahan berat badan interdialisis dengan hipertensi intradialisis

pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember.

Persamaan dalam penelitian ini yaitu kami menggunakan penambahan berat

badan interdialisis sebagai variabel independen dan perbedaan terletak pada

Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8181/1/Hilda Febrianti Renasari BAB I.pdf · dengan CKD adalah hipertensi, edema perifer dan ascites. Pengukuran Interdialytic

13

variabel dependen yang digunakan, dalam penelitian ini variabel dependen

yang digunakan yaitu hipertensi intradialisis.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Atmaja (2013) dengan judul”Korelasi

Interdialytic Weight Gain (IDWG) Dengan Kejadian Hipotensi Intradialitik

Pada Pasien Gagal Ginjal Stadium Terminal di Unit Hemodialisis Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”. Penelitian ini bersifat analitik

korelatif menggunakan desain cross sectional. Data diperoleh dengan

penghitungan IDWG dengan pengukuran berat badan, pengukuran tekanan

darah pradialisis dan intradialisis, serta pencatatan rekam medik. Hasil

penelitian menunjukkan dari 71 orang responden, 36 orang (50,7%)

mengalami hipotensi intradialitik. Berdasarkan kelompok umur, sebagian

besar responden berumur antara 44-65 tahun (60,6%). Berdasarkan jenis

kelamin,sebagian besar responden adalah laki-laki (66,2%). Berdasarkan

penggunaan obat antihipertensi, sebagian besar responden menggunakan

obat antihipertensi lebih dari satu jenis (62%). Berdasarkan IDWG, sebagian

besar responden memiliki IDWG ringan (64,85). Didapatkan hubungan

antara IDWG dengan hipotensi intradialitik dengan p=0.032. Dari penelitian

ini, disimpulkan bahwa IDWG berat berhubungan dengan kejadian

hipotensi intradialitik.

Persamaan dalam penelitian ini yaitu terletak pada variabel

independen,dalam penelitian ini variabel independen yaitu Interdialytic

Weight Gain sedangkan perbedaannya terletak pada variabel dependen yaitu

hipotensi intradialitik.

Hubungan Interdialytic Weight..., Hilda Febrianti Renasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018