bab i pendahuluan a. latar belakang masalaheprints.ums.ac.id/23533/3/bab_i.pdf · membutuhkan tahap...

8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat 3 merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik motorik dan seni untuk siap memasuki Sekolah Dasar. Undang-Undang nomor 21 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai 6 tahun melalui pemberian rangsangan. Tahap pertumbuhan anak merupakan masa emas yang berlangsung secara kontinyu dan setiap perkembangan membutuhkan tahap tahap selanjutnya. Usia dini/pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan kemampuan kognitif dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk salah satunya melalui permainan berhitung. Permainan berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan. Salah satu 1

Upload: voque

Post on 06-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sebagaimana dinyatakan dalam

Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 28 ayat 3 merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur

formal yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai

potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik motorik dan seni untuk siap

memasuki Sekolah Dasar. Undang-Undang nomor 21 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini

adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

6 tahun melalui pemberian rangsangan. Tahap pertumbuhan anak merupakan

masa emas yang berlangsung secara kontinyu dan setiap perkembangan

membutuhkan tahap tahap selanjutnya.

Usia dini/pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk

mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

pengembangan kemampuan kognitif dapat dilakukan dengan berbagai cara

termasuk salah satunya melalui permainan berhitung. Permainan berhitung di

TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan

mental sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus

dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan. Salah satu

1

2

pendidikan prasekolah adalah Taman Kanak-kanak (TK). Pada lembaga

pendidikan tersebut, anak diberikan pendidikan secara berencana dan

sistematis, agar pendidikan yang diberikan lebih bermakna bagi anak. Namun

demikian Taman Kanak-kanak tetap merupakan tempat yang menyenangkan

bagi anak. Tempat tersebut sebaiknya dapat memberikan perasaan aman,

nyaman, penuh inovasi, menyenangkan dan menarik bagi anak, serta

mendorong keberanian dan merangsang bereksplorasi atau menyelidiki dan

memberi pengalaman demi perkembangan secara optimal.

Metode Pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting

terhadap berhasil dan tidaknya tujuan pendidikan karena, tanpa metode

pembelajaran yang menarik maka pembelajaran tidak akan berhasil dengan

baik. Pemilihan metode yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan

penguasaan konsep, transisi dan lambang dengan berbagai variasi materi,

media dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Kemampuan yang

diharapkan dalam permainan berhitung di TK dapat dilaksanakan melalui

penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di semua jalur

matematika, yang meliputi pola, klasifikasi bilangan, ukuran, geometri,

estimasi, dan statitiska.

Belajar huruf dan angka merupakan pembelajaran yang sangat penting

bagi keberhasilan anak di masa yang akan datang. Burns dalam bukunya

Math Solution dan Baratta Lorton dalam bukunya Mathteir Way keduanya

mendasarkan teori Piaget yang menunjukkan bagaimana konsep matematika

terbentuk pada anak. Burns mengatakan kelompok matematika yang sudah

3

dapat diperkenalkan mulai dari usia tiga tahun adalah kelompok bilangan

(aritmetika, berhitung), pola dan fungsinya, geometri, ukuran-ukuran, grafik,

estimasi, probalitas, pemecahan masalah. (Diah Mutiah, 2010:161)

Hj. Anggani Soedono, MA dalam makalahnya pada Seminar

Pembelajaran Terpadu Untuk Anak Usia Dini (TK), menjelaskan bahwa pada

usia 2-7 tahun adalah masa pra operasional ( Piaget,1983) yang berarti anak

usia ini membutuhkan benda konkrit untuk memahami konsep

hitung/bilangan.

Piaget (1896-1980) sangat terkenal dengan teorinya tentang

bagaimana seorang anak belajar melalui tindakan yang dilakukannya.

Menurutnya, pemahaman anak dibangun melalui tindakan. Seorang anak

dapat memahami suatu konsep melalui pengalaman konkrit. Menurut Piaget

anak usia 2 – 7 tahun tahapan perkembangan kognitifnya adalah pra-

operasional, mereka belum dapat berpikir abstrak sehingga memerlukan

simbol yang konkrit untuk menanamkan konsep.

Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan

untuk menumbuh kembangkan ketrampilan berhitung yang sangat diperlukan

dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga

dasar bagi pengembangan kemampuan matematika ketrampilan untuk

mengikuti pendidikan dasar. Permainan berhitung secara umum pada anak

TK bertujuan agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung,

sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran

berhitung pada jenjang selanjutnya. Permainan berhitung adalah kegiatan

4

permainan yang dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar

matematis, sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajaran

Matematika lebih lanjut, melalui berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain

yang menyenangkan. Bagaimana upaya guru untuk menjadikan pembelajaran

berhitung yang menyenagkan dan kreatifitas anak pun tumbuh kembang

secara optimal, sehinga materi matematika akan menjadi permainan berhitung

yang menyenangkan dan menumbuhkan kreatifitas bagi anak.

Ada beberapa manfaat pentingnya perkembangan kognitif untuk anak

yaitu agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa

yang dilihat, dengar dan rasakan. Sehingga anak memiliki pemahaman yang

utuh dan komprehensif. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap

semua peristiwa dan kejadian yang pernah dialaminya. Agar anak mampu

mengembangkan pemikiran – pemikiran dalam rangka menghubungkan satu

peristiwa satu dengan peristiwa yang lainnya. Agar anak memahami berbagai

simbol – simbol yang tersebar di dunia sekitar.

Anak didik di TKIT Mutiara Bunda kelompok A Tangen Sragen pada

Tahun Ajaran 2012/2013, memiliki kemampuan kognitif yang masih belum

optimal. Anak kesulitan menjodohkan lambang bilangan dengan

pasangannya, salah dalam menghitung benda, kesulitan mengurutkan angka

sesuai dengan urutan yang benar. Hal ini disebabkan karena dalam

penyampaian materi pembelajaran tidak menggunakan media atau alat peraga

yang menarik tapi hanya menggunakan metode pemberian tugas berupa

lembar kerja (LK) yang monoton. Guru juga kurang melibatkan siswa secara

5

aktif dan pembelajaran masih berpusat pada guru. Kegiatan pembelajaran

kurang menarik minat mereka, seharusnya hal ini tidak terjadi dalam

pembelajaran anak usia dini yang memiliki prinsip bermain sambil belajar.

Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika di perlukan

untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna

bagi kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar

bagi perkembangan kemampuan matematis. Dengan kata lain, permainan

berhitung bagi anak prasekolah diperlukan untuk megembangkan

pengetahuan dasar matematis, sehingga anak secara mental siap mengikuti

pembelajaran matematika lebih lanjut di sekolah dasar, seperti pengenalan

konsep bilangan, lambang bilangan, warna, bentuk, ukuran, ruang dan posisi.

Melalui berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain yang menyenangkan.

Selain itu permainan berhitung juga diperlukan untuk membentuk sikap logis,

kritis, cermat, kreatif dan disiplin pada diri anak.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian di TKIT Mutiara Bunda Tangen kabupaten Sragen

dengan menggunakan metode pembelajaran permainan berhitung, dengan

media yang variatif dan permainan yang kreatif sangat cocok diterapkan pada

anak usia 4 – 5 tahun,karena sesuai dengan tahap perkembangan mereka yang

konsep pembelajarannya melalui bermain. Bermain dengan segala bentuk

permainan bagi anak merupakan aktivitas yang dilakukan dan merupakan

salah satu cara yang digunakan oleh anak untuk menumbuhkan,

mengembangkan dan melatih seluruh aspek kehidupan. Di sinilah seorang

6

guru TK harus mampu menangkap kemampuan peserta didik dalam proses

pembelajaran apa yang menjadi fokus dalam pembelajaran (berhitung)

sehingga tercapai tujuannya. Eheart dan Leavitt menegaskan bahwa kegiatan

bermain memberi anak kesempatan untuk menguasai berbagai dasar konsep

dan keterampilan fisik, sosial dan intelektual. (Eheart & Leavitt, 2008: 22)

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya atas pada hal-hal berikut:

Kemampuan kognitif terbatas pada kemampuan berhitung yang dilakukan di

sekolah yang diselenggarakan pada tahun ajaran 2012/2013 dan dikhususkan

pada anak TK Kelompok A.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas

didapatkan perumusan masalah di dalam penelitian ini sebagai berikut:

Apakah Metode permainan berhitung mampu meningkatkan

kemampuan kognitif anak kelompok A di TKIT Mutiara Bunda Tangen

kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2012/2013?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui permainan

berhitung. di TKIT Mutiara Bunda Tangen Kabupaten Sragen Tahun

Ajaran 2012/2013.

7

2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan kognitif

melalui Metode permainan berhitung di TKIT Mutiara Bunda Tangen

Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2012/2013.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi berupa

manfaat-manfaat yaitu:

1. Manfaat teoritis

Dapat memberikan wacana keilmuan di bidang pengembangan kognitif

melalui Metode permainan berhitung.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi anak didik

Meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengungkapkan rasa

ingin tahunya dengan menjawab pertanyaan mengapa dan

bagaimana.

b. Bagi sekolah

Sebagai gambaran awal pada Kegiatan belajar mengajar yang

terjadi di sekolah dengan segala permasalahanya sehingga dalam

solusi yang terbaik.

c. Bagi Guru

8

Membantu guru dalam dalam memperbaiki kualitas pembelajaran

terutama dalm meningkatkan kemampuan kognitif anak dan

kemampuan lain pada umumnya.

d. Bagi Peneliti

Memberikan motivasi untuk melakukan penelitian tentang

perkembangan anak lainnya.