bab i pendahuluan a. latar belakang masalah · pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang...

23
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan pertama-tama sebuah imitasi. Sang seniman menciptakan sebuah dunia baru, meneruskan proses penciptaan di dalam semesta alam, bahkan menyempurnakannya. Sastra terutama merupakan luapan emosi yang spontan (Luxemburg, 1984:5). Sastra merupakan sebuah sarana yang sering digunakan untuk mencetuskan pendapat-pendapat yang hidup di dalam masyarakat kita. Ini tidak berarti bahwa pendapat-pendapat itu bermutu. Sastra dapat disalahgunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang tidak diinginkan atau untuk membela pendirian- pendirian yang amoral. Akan tetapi, seseorang yang ingin mengetahui nilai-nilai apa saja yang hidup di tengah-tengah suatu lingkungan masyarakat dan kebudayaan, hendaknya mempelajari dengan seksama sastra yang dihasilkan oleh masyarakat (pengarang) dan kebudayaan tersebut (1984:12). Genre utama karya sastra yaitu puisi, prosa, dan drama. Berdasarkan pembagian ketiga genre tersebut, prosalah (khususnya novel), yang dianggap lebih dominan dalam menampilkan unsur-unsur sosial. Alasan yang dapat dikemukakan, di antaranya: a) novel menampilkan unsur-unsur cerita yang lengkap, memiliki media yang luas, menampilkan masalah-masalah kemasyarakatan yang juga luas, b) bahasa novel cenderung menggunakan bahasa sehari-hari, bahasa yang umum digunakan dalam masyarakat. Sesuai dengan

Upload: others

Post on 23-Oct-2019

10 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan pertama-tama

sebuah imitasi. Sang seniman menciptakan sebuah dunia baru, meneruskan proses

penciptaan di dalam semesta alam, bahkan menyempurnakannya. Sastra terutama

merupakan luapan emosi yang spontan (Luxemburg, 1984:5).

Sastra merupakan sebuah sarana yang sering digunakan untuk

mencetuskan pendapat-pendapat yang hidup di dalam masyarakat kita. Ini tidak

berarti bahwa pendapat-pendapat itu bermutu. Sastra dapat disalahgunakan untuk

mengungkapkan hal-hal yang tidak diinginkan atau untuk membela pendirian-

pendirian yang amoral. Akan tetapi, seseorang yang ingin mengetahui nilai-nilai

apa saja yang hidup di tengah-tengah suatu lingkungan masyarakat dan

kebudayaan, hendaknya mempelajari dengan seksama sastra yang dihasilkan oleh

masyarakat (pengarang) dan kebudayaan tersebut (1984:12).

Genre utama karya sastra yaitu puisi, prosa, dan drama. Berdasarkan

pembagian ketiga genre tersebut, prosalah (khususnya novel), yang dianggap

lebih dominan dalam menampilkan unsur-unsur sosial. Alasan yang dapat

dikemukakan, di antaranya: a) novel menampilkan unsur-unsur cerita yang

lengkap, memiliki media yang luas, menampilkan masalah-masalah

kemasyarakatan yang juga luas, b) bahasa novel cenderung menggunakan bahasa

sehari-hari, bahasa yang umum digunakan dalam masyarakat. Sesuai dengan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

2

uraian tersebut, dikatakan bahwa novel merupakan genre yang sosiologis dan

responsif sebab peka terhadap fluktuasi sosiohistoris (Ratna, 2010:335).

Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang

manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses sosial. Selanjutnya

dikatakan, bahwa sosiologi berusaha menjawab pertanyaan mengenai bagaimana

masyarakat dimungkinkan, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana masyarakat

itu bertahan hidup (Faruk, 2012:1). Aspek sosiologi dipandang sesuai untuk

mengkaji gambaran kehidupan manusia atau masyarakat luas baik mengenai

kegiatan ekonomi, agama, sosial, maupun adat-istiadat. Berkaitan dengan

pendekatan sosiologi sastra, Wellek dan Warren (1990:111) mengklasifikasikan

sosiologi sastra menjadi tiga bagian, yakni (1) sosiologi pengarang; (2) sosiologi

karya sastra; dan (3) sosiologi pembaca.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti memilih pendekatan sosiologi

karya sastra untuk mengetahui nilai-nilai kemanusiaan serta sikap budaya

pengarang yang ada di dalam novel „Ushfu>r min a„sy-syarqi karya Tau>fi>q Al-

Chaki>m. Novel ini menceritakan tentang kehidupan seorang pemuda yang tinggal

di sebuah desa kecil yang berada di negara Paris. Ketika mendengar nama Paris,

hal pertama yang terlintas di benak orang-orang adalah menara Eiffel. Bangunan

yang terdiri atas kumpulan besi baja yang disusun ke atas ini memang tampak

menjulang di antara bangunan-bangunan lainnya di kota Paris (Kaka, 2011:102).

Selain itu, masih ada dua bangunan tinggi lainnya yang menghiasi langit

kota Paris. Pertama, menara Montparnasse (sebuah gedung pertokoan dan

perkantoran berlantai 60 yang terletak di sisi kiri Sungai Seine, yang membelah

Paris menjadi dua bagian). Kedua, Basilique de Sacre Coeur (sebuah gereja yang

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

3

terletak di puncak Butte Monmartre, daerah tertinggi di ibu kota Prancis). Dari

atas kubah gereja tersebut, pemandangan aerial view kota Paris terlihat begitu

jelas. Jika cuaca sedang bagus, para wisatawan bahkan bisa melihat menara Eiffel

dan menara Montparnasse dari kejauhan (2011:102).

Tidak terlalu jauh dari Basilique de Sacre Coeur, terdapat sebuah

perkampungan seniman lukis terkenal yang disebut Place du Tertre. Para pelukis

dan karikaturis dari berbagai negara sering kali berkumpul di tempat tersebut

sambil memamerkan dagangan sekaligus menawarkan jasa kepada para

wisatawan untuk dilukis, dengan biaya bervariasi sekitar 10-15 euro untuk satu

lukisan, tergantung pintarnya mereka menawar (2011:103).

Sementara itu, kawasan Avenue des Champs Elysees dipenuhi oleh toko-

toko fashion papan atas, beberapa gerai pamer mobil mewah serta hotel-hotel

berbintang di kiri-kanan jalannya. Pada malam hari, daerah ini senantiasa

bermandikan cahaya, sehingga disebut-sebut sebagai salah satu jalan paling indah

dan gemerlap di dunia (2011:106).

Namun, dalam novel „Ushfu >r min a„sy-Syarqi karya Tau>fi>q Al-Chaki>m

semua kenyataan itu berbanding terbalik dengan apa yang kita ketahui selama ini.

Novel tersebut menceritakan bahwa terdapat sebuah desa kecil yang mayoritas

penduduknya bekerja sebagai buruh pabrik dengan keadaan ekonomi yang cukup

memprihatinkan, gaji yang mereka terima tidak sesuai dengan lamanya jam kerja

yang mereka lakukan sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Mereka harus makan siang hanya dengan roti dan daging bagi yang memiliki uang

lebih, karena takut uang mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan selama

sebulan sampai mendapatkan gaji lagi. Padahal desa tersebut masih menjadi

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

4

bagian dari kota Prancis yang terkenal akan kemewahan, keindahan serta

kekayaannya dalam berbagai bidang. Setelah membaca novel tersebut kita dapat

melihat sisi lain dari Perancis dan kehidupan masyarakat yang ada disekitarnya .

Berdasarkan penjelasan di atas, Peneliti sengaja memililih judul “Nilai-

nilai Kemanusiaan dan Sikap Budaya Pengarang dalam Novel „Ushfu >r min a„sy-

Syarqi karya Taufi >q Al-Chaki >m (Analisis Sosiologi Sastra)” agar mampu

mengungkapkan nilai-nilai kemanusiaan serta sikap budaya pengarang yang

terdapat dalam tersebut.

Novel „Ushfu>r min a‟sy-Syarqi karya Tau>fi>q Al-Chaki>m adalah salah satu

novel yang paling populer, selain karya-karyanya yang terkenal lainnya seperti

„Audah a‟r-Rūch “kembalinya ruh”, dan novel Yaumiya Naibin fil Aryaf “hari-

hari seorang hakim di desa-desa” (Salad, 2003:vi). Selain novel-novel tersebut

pada tahun 1922 dia menulis beberapa naskah drama yang dipentaskan oleh

penggiat seni teater Ukasyah di gedung teater Al-Azbekiyah. Di antaranya Al-

Mar‟atul-Jadidatu, Al-„Ari>s, dan Khatam Sulaima >n. Karya-karya tersebut tidak

diterbitkan karena dianggap masih banyak kekurangan (Atho‟illah, 2007:145).

Selain menjadi seorang sastrawan di Mesir, Tau>fi>q Al-Chaki>m juga

bekerja sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dia mengabdi pada

negara sampai sekitar tahun 1934. Pengabdiannya tidak cukup sampai disini,

setelah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dia dipindah

menjadi Direktur pelaksanaan pada Kementrian Pendidikan Pengajaran sampai

tahun 1939. Lalu pindah ke Kementrian Sosial dengan jabatan sebagai Direktur

pada Departemen Pelayanan Sosial. Meskipun sibuk dengan kegiatan yang

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

5

berkaitan dengan jabatannya, ia masih aktif menulis, baik cerpen, novel, maupun

naskah drama (Atho‟illah, 2007:146).

Berdasarkan pengamatan peneliti, novel „Ushfu>r min a‟sy-Syarqi pernah

diteliti oleh Fauzi (2014) mahasiswa Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

dalam skripsinya yang berjudul “Uslub At-Tashbiyyah fi Riwa>yah „Ushfu>r min

a‟sy-Syarqi li at Tau >fi >q Al-Chaki>m (Dirasah Tahliliyah Balaghiyyah)”.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian tersebut adalah jumlah tasybih dan

macamnya, serta tujuan tasybih yang ada dalam novel „Ushfu>r min a‟sy-Syarqi.

Dalam hal ini, peneliti fokus pada alat penyamaan antara dua benda yang disebut

dengan tasybih. Tasybih terdiri dari empat unsur: musyabbah, musyabbah bihi,

adat tasybih, wajhu syibhi. Peneliti berasumsi bahwa terdapat jenis-jenis tasybih

didalamnya dan terdapat kalimat-kalimat yang menggunakan uslub tasybih, hasil

penelitian ini ditemukan 33 kasus tentang uslub tasybih. Diantaranya tasybih

mursal mujmal berjumlah 9, tasybih mursal mufassal ada 7, tasybih baligh ada 7,

tasybih mufassal muakad ada 5 dan tasybih dzamni ada 4. Kemudin tujuannya

adalah (1) menjelaskan kemungkinan terjadinya suatu hal pada musyabbah, (2)

menjelaskan keadaan musyabbah, (3) menjelaskan kadar keadaan musyabbah (4)

menegaskan keadaan musyabbah, (5) memperindah musyabbah, (6) memperburuk

musyabbah.

Selain itu, ada juga tesis yang membahas tentang objek yang sama dengan

judul “Persepsi Timur tentang Barat dalam Novel „Ushfu>r min a‟sy-Syarqi dan

mausim Al-Hijrah ila > As-Syima>l” oleh Luthfi (2006) mahasiswa Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya, Program Studi Sastra Universitas Indonesia. Masalah yang

diangkat dalam novel tersebut adalah konteks sosial apa saja yang

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

6

melatarbelakangi timbulnya persepsi Timur tentang Barat serta bagaimana

persepsi Timur tentang Barat, sehingga dapat memaparkan perbedaan yang

mendasar di antara keduanya.

Setelah dilakukan penelitian, didapatkan sebuah hasil bahwa

permasalahan yang diangkat tersebut menampilkan berbagai persepsi Timur

tentang Barat, yang berkaitan dengan konteks-konteks sosial yang

melatarbelakangi. Namun, bukan hanya menyajikan berbagai persepsi tersebut,

tetapi sekaligus mengevaluasi clan melakukan investigasi berdasarkan realita dan

pengalaman pengarang yang pernah bermukim di negara Barat. Persepsi-persepsi

yang timbul di Timur tentang bangsa Eropa lebih didominasi oleh subjektifitas

Timur, sebagai akibat dari misi kolonialiasi Barat. Persepsi yang berkembang

cenderung ke arah negatif. Barat dikonstruksikan sebagai bangsa modern, namun

memiliki ambiguitas dalam menyikapi kehidupan dan norma-norma kemanusiaan.

Terlepas dari segala wacana yang ada, Barat memiliki sisi-sisi positif yang

mampu membawa kemajuan terhadap bangsa mereka. Bahkan, hingga saat ini

Barat menjadi sebuah kekuatan yang mendominasi kehidupan masyarakat dunia,

dan nyaris tidak tergoyahkan. Superioritas Barat menjadi sangat besar, sehingga

bangsa manapun yang ingin maju, paling tidak harus melewati salah satu gerbang

yang telah mereka bangun. Ketergantungan Timur kepada Barat seakan telah

menjadi suatu hal yang mutlak.

Penelitian dengan menggunakan analisis sosiologi sastra juga pernah

dilakukan oleh Utafiya (2011) mahasiswa sastra Daerah UNS dengan judul

“Aspek Kriminalitas dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya Pakne

Puri (Tinjauan Sosiologi Sastra)”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

7

ini yakni tentang unsur-unsur struktural yang meliputi tema, alur, penokohan,

latar, dan amanat yang terdapat dalam cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi

Karya Pakne Puri, kemudian tindak kriminalitas dan faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya kriminalitas serta relevansi cerbung Salindri Kenya

Kebak Wewadi karya Pakne Puri.

Hasil dari analisis dalam penelitian tersebut yaitu unsur-unsur struktural

yang membangun dalam cerbung yaitu tema, alur, penokohan, setting, dan amanat

saling berkaitan satu dengan yang lain, sehingga membentuk satu kesatuan cerita

yang utuh. Tema mempunyai kaitan dengan unsur amanat, unsur alur mempunyai

kaitan dengan unsur penokohan dan unsur penokohan terkait dengan unsur latar

atau setting. Dari segi sosiologi sastra cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi

karya Pakne Puri menampilkan problem sosial yaitu aspek kriminalitas yang

meliputi pembunuhan serta penyuapan. Kriminalitas adalah hal wajar yang

muncul dalam kehidupan masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan sosial

sehingga rentan akan kejahatan. Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi karya

Pakne Puri sebagian masih relevan dengan keadaan masyarakat sekarang. Seperti

halnya problem-problem sosial yang terdapat di dalamnya dapat dipakai sebagai

cermin sosial budaya masyarakat karena pada dasarnya karya sastra diciptakan di

dalam kandungan masyarakat yang sangat kompleks dengan bermacam-macam

interaksi dan budaya.

Handayani (2009) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP

UNS juga pernah melakukan penelitian menggunakan analisis sosiologi sastra

dengan judul “Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman el

Shirazy (Tinjauan Sosiologi Sastra)”, permasalahan yang dibahas dalam

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

8

penelitian ini adalah unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam novel Pudarnya

Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy, masalah sosial yang

terkandung didalamnya serta latar belakang penciptaan novel Pudarnya Pesona

Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy dan tanggapan komunitas pembaca

terhadap novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy.

Setelah diadakan penelitian simpulan penelitian ini adalah unsur-unsur

intrinsik dalam novel tersebut meliputi tokoh, alur, amanat, latar, sudut pandang,

bahasa. Kemudian masalah sosial yang terdapat di dalamnya yaitu kemiskinan,

kejahatan, disorganisasi keluarga, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat.

Adapun yang melatar belakangi terciptanya novel tersebut adalah cara pandang

anak remaja sekarang yang memilih jodoh dengan melihat fisik. Terakhir,

pembaca menanggapi bahwa di dalam novel tersebut terdapat ajaran-ajaran agama

yang mampu menggugah hati setiap pembaca serta penuh dengan pesan moral

yang bisa diambil dari cerita tersebut sehingga layak dibaca oleh siapa saja.

Selain kedua penelitian tersebut, Taufiq (2011) Mahasiswa UNS jurusan

sastra Indonesia juga pernah melakukan penelitian dengan judul “Problem-

problem Sosial dalam Naskah Lakon „Aum‟ Karya Putu Wijaya”, permasalahan

yang dibahas dalam penelitian tersebut yaitu tentang gambaran struktural naskah

lakon Aum dan gambaran problem-problem sosial yang terdapat dalam naskah

lakon Aum. Penelitian terhadap naskah lakon ini dilakukan berdasarkan kerangka

pendekatan struktural dan sosiologi sastra. Dari analisis tersebut dapat

disimpulkan beberapa hal: Berdasarkan strukturalnya, naskah lakon Aum

memperlihatkan perpaduan hubungan atas unsur-unsurnya. Unsur-unsur yang

dimaksud adalah alur, latar, serta tema dan amanat. Problem-problem sosial yang

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

9

terkandung di dalam naskah lakon Aum meliputi: kekuasaan, penindasan,

ketidakadilan, dan kemiskinan. Kekuasaan yang dipegang oleh penguasa bersifat

menindas dan tidak adil kepada seluruh elemen masyarakat menyebabkan

masyarakat tidak bebas untuk menyalurkan aspirasi yang mereka miliki.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, penelitian dengan judul “Nilai-nilai

Kemanusiaan dan Sikap Budaya Pengarang dalam Novel „Ushfu>r min a‟sy-Syarqi

Karya Taufiq Al-Chaki>m (Analisis Sosiologi Sastra)” belum pernah diteliti,

sehingga perlu diadakan penelitian tentang hal tersebut agar mampu menambah

khasanah ilmu pengetahuan bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi peneliti

sendiri.

Penelitian pada novel „Ushfu>r min a‟sy-Syarqi ini memiliki dua manfaat,

yaitu manfaat praktis dan manfaat teoretis. Manfaat praktisnya yaitu untuk

mengetahui nilai-nilai kemanusiaan dan sikap budaya pengarang yang ada dalam

novel „Ushfu>r min a‟sy-Syarqi serta mengenal sisi lain dari kota Paris. Penelitian

ini juga dapat dijadikan data bagi penelitian lain, baik untuk bidang yang sama

maupun bidang yang lainnya. Adapun manfaat teoretisnya yaitu diharapkan

mampu menambah pengetahuan dan wawasan serta memperkaya khasanah

penelitian sastra, khususnya dalam telaah novel melalui pendekatan sosiologi

sastra.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dari

penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana unsur-unsur struktural yang terdapat dalam novel „Ushfu>r min

a‟sy-Syarqi karya Tau>fi>q Al-Chaki>m?

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

10

2. Bagaimana deskripsi nilai-nilai kemanusiaan yang ada dalam novel

„Ushfu>r min a‟sy-Syarqi karya Tau>fi>q Al-Chaki>m?

3. Bagaimana sikap budaya pengarang yang terdapat dalam novel „Ushfu>r

min a‟sy-Syarqi karya Tau>fi>q Al-Chaki>m ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan unsur-unsur struktural yang terdapat dalam novel

„Ushfu>r min a‟sy-Syarqi karya Tau>fi>q Al-Chaki>m.

2. Mendeskripsikan nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat dalam novel

„Ushfu>r min a‟sy-Syarqi karya Tau>fi>q Al-Chaki>m.

3. Mendeskripsikan sikap budaya pengarang yang terdapat dalam novel

„Ushfu>r min a‟sy-Syarqi karya Tau>fi>q Al-Chaki>m.

D. Pembatasan Masalah

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada deskripsi unsur intriksik

dalam novel „Ushfu>r min a‟sy-Syarqi karya Tau >fi >q Al-Chaki >m yang meliputi

tema, cerita, plot, tokoh, latar, sudut pandang, bahasa dan moral. Kemudian

deskripsi nilai-nilai kemanusiaan dalam novel „Ushfu>r min a‟sy-Syarqi karya

Tau>fi >q Al-Chaki >m dan sikap budaya pengarangnya dengan menggunakan analisis

sosiologi karya sastra.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

11

E. Teori

1. Landasan Teori

Sebuah penelitian diperlukan teori dan pendekatan yang tepat agar

sesuai dengan objek penelitian. Teori digunakan untuk membongkar objek

penelitian, maka dalam penelitian diperlukan teori pendekatan yang sesuai

dengan objek yang akan dikaji.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, masalah yang akan diteliti

oleh peneliti adalah nilai-nilai kemanusiaan dan sikap budaya pengarang

dalam novel „Ushfu>r min a‟sy-Syarqi. Penelitian ini mencoba

mendeskripsikan gambaran nilai-nilai kemanusiaan yang ada didalamnya.

Penulis menggunakan teori sosiologi sastra untuk meneliti permasalahan

tersebut. Analisis dengan sosiologi sastra ini, sebelumnya dijembatani dengan

menggunakan teori struktural untuk menghantarkan pada sosiologi karya

sastra yang diteliti.

2. Strukturalisme

Karya sastra berupa fiksi dalam pandangan kaum strukturalisme

merupakan sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai

unsur pembangunnya. Karena itu, sebuah karya fiksi dapat diartikan sebagai

sebuah susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang

menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan (totalitas)

yang indah (Kasnadi dan Sutejo, 2010:3).

Jika membaca cerita fiksi, kita akan bertemu dengan sejumlah tokoh,

berbagai peristiwa yang dilakukan atau dikenakan kepada para tokoh, tempat,

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

12

waktu, dan latar belakang sosial budaya di mana cerita itu terjadi

(Nurgiyantoro, 2013:58).

a. Tema

Tema adalah gagasan (makna) dasar umum yang menopang sebuah

karya sastra sebagai struktur semantis dan bersifat abstrak yang secara

berulang-ulang dimunculkan lewat motif-motif dan biasanya dilakukan

secara implisit (Nurgiyantoro, 2013:115). Tema merupakan aspek cerita

yang sejajar dengan „makna‟ dalam pengalaman manusia, sesuatu yang

menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Ada banyak cerita yang

menggambarkan dan menelaah kejadian atau emosi yang dialami manusia

seperti cinta, derita, rasa takut, kedewasaan, keyakinan, pengkhianatan

manusia terhadap diri sendiri, disilusi, atau bahkan usia tua (Stanton, 2007:

36-37).

Tema dalam penulisan sebuah fiksi merupakan pengejawantahan

dari ide yang ditemukan oleh pengarangnya. Karena itu, tema sering

diformulasikan sebagai ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang

melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Karena karya sastra merupakan

refleksi dari kehidupan masyarakat (Kasnadi dan Sutejo, 2010:6).

Kemudian Sangidu (2007:32) menjelaskan bahwa tema adalah isu yang

diangkat cerita. Dia tersebar di sela-sela kejadian dan tokoh. Kita tidak

akan menemukannya hanya dalam satu ungkapan, atau pada bagian

tertentu, akan tetapi kita baru bisa memahaminya setelah membaca cerita

tersebut secara tuntas.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

13

b. Cerita

Menurut Nurgiyantoro (2013: 143-144) cerita adalah peristiwa

yang berlangsung sesudah terjadinya peristiwa yang lain, kaitan waktu dan

urutan antar peristiwa bersifat kronologis dan bersebab akibat sehingga

jelas urutan awal, tengah, dan akhirnya. Adapun menurut Sangidu

(2007:30) peristiwa adalah kejadian-kejadian yang dipaparkan cerita.

Sumbernya bisa diambil dari kehidupan pribadi penulis, ataupun apa yang

disaksikan dan didengarnya. Dalam cerita-cerita panjang dan novel

terdapat rangkaian kejadian yang disusun dengan pola tertentu, sementara

cerita pendek hanya memuat satu kejadian.

Stanton (2007:22) menambahkan bahwa karakter, alur, dan latar

merupakan fakta-fakta cerita. Elemen-elemen ini berfungsi sebagai catatan

kejadian imajinatif dari sebuah cerita. Jika dirangkum menjadi satu, semua

elemen ini dinamakan „struktur faktual‟ atau „tingkatan faktual‟ cerita.

Struktur faktual bukanlah bagian terpisah dari sebuah cerita. Struktur

faktual merupakan salah satu aspek cerita. Struktur faktual adalah cerita

yang disorot dari satu sudut pandang.

c. Plot atau Alur

Secara umum, plot atau alur merupakan rangkaian peristiwa-

peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada

peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal

merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari

berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan berpengaruh

pada keseluruhan karya. Peristiwa kausal tidak terbatas pada hal-hal yang

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

14

fisik saja seperti ujaran atau tindakan, tetapi juga mencangkup perubahan

sikap karakter, kilasan-kilasan pandangannya, keputusan-keputusannya,

dan segala yang menjadi pengubah dalam dirinya (Stanton, 2007:26).

Kasnadi dan Sutejo (2010:17) juga mengatakan bahwa alur cerita

atau plot merupakan hal yang tidak bisa dipandang remeh dalam kajian

fiksi. Penguasaan akan alur merupakan kunci penting, karena hanya

melalui alurlah, peristiwa dapat dirunut dan hubungan antar tokoh dapat

ditelusuri lebih intensif. Sedangkan menurut Sangidu (2007:31) alur cerita

atau plot adalah gaya artistik (uslub fanni) yang menjadi pondasi bangunan

cerita dan jalan yang menjadi acuan gerak kejadian dan tokoh.

Plot adalah berbagai peristiwa yang diseleksi dan diurutkan

berdasarkan hubungan sebab akibat untuk mencapai efek tertentu dan

sekaligus membangkitkan suspense dan surprise pada pembaca

(Nurgiyantoro, 2013:168).

d. Tokoh

Menurut Nurgiyantoro (2013:247) istilah tokoh menunjuk pada

orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan:

“siapakah tokoh utama novel itu?”, atau “ada berapa orang jumlah tokoh

novel itu?”, dan sebagainya. Tema „karakter‟ biasanya dipakai dalam dua

konteks. Konteks pertama, karakter merujuk pada individu-individu yang

muncul dalam cerita. Konteks kedua, karakter merujuk pada percampuran

dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari

individu-individu tersebut (Stanton, 2007:33).

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

15

Menurut Sutejo dan Kasnadi (2010:12) tokoh dalam cerita fiksi

menunjuk pada pertanyaan-pertanyaan macam “Siapakah pelaku dalam

cerita fiksi itu?”, “Ada berapa tokoh dalam ceritanya?”, “Siapakah yang

termasuk pelaku antagonis dan protagonisnya?”. Dengan demikian,

pengertian tokoh merujuk pada aktor yang ada dalam cerita fiksi. Sangidu

(2007:31) juga menambahkan bahwa, tokoh adalah orang-orang yang

mengalami kejadian tersebut dan terpengaruh olehnya.

Berdasarkan uraian di atas, tokoh menurut peneliti sendiri adalah

seseorang yang terdapat dalam sebuah cerita sehingga membuat cerita

tersebut menjadi hidup dan mampu menarik perhatian pembaca untuk

mengetahui apa isi dari cerita yang mereka baca.

e. Latar

Secara umum, latar atau setting merujuk pada pengertian tempat,

hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang

diciptakan. Nurgiyantoro (2013:303) menambahkan bahwa sebuah latar itu

harus memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas sehingga mampu

memberikan kesan realitas kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu

yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.

Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam

cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang

berlangsung. Latar dapat berwujud dekor seperti sebuah cafe di Paris,

pegunungan di California, sebuah jalan buntu di sudut kota Dublin dan

sebagainya. Latar juga dapat berwujud waktu-waktu tertentu (hari, bulan,

dan tahun), cuaca, atau satu periode sejarah (Stanton, 2007:35).

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

16

Menurut Kasnadi dan Sutejo (2012:45) setting atau latar merujuk

pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa yang diciptakan.

f. Sudut Pandang

Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat,

yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan

cerita (Nurgiyantoro, 2013:338). Pusat kesadaran tempat kita dapat

memahami setiap peristiwa dalam cerita, dinamakan „sudut pandang‟.

Tempat dan sifat „sudut pandang‟ tidak muncul serta-merta. Pengarang

harus memilih sudut pandangnya dengan hati-hati agar cerita yang

diutarakannya menimbulkan efek yang pas (Stanton, 2012:53).

Masih menurut Stanton (2012:53) dari sisi tujuan, sudut pandang

terbagi menjadi empat tipe utama. Pada „orang pertama-utama‟, sang

karakter utama bercerita dengan kata-katanya sendiri. Pada „orang

pertama-sampingan‟, cerita dituturkan oleh satu karakter bukan utama

(sampingan). Pada „orang ketiga-terbatas‟, pengarang mengacu pada

semua karakter dan memposisikannya sebagai orang ketiga tetapi hanya

menggambarkan apa yang dapat dilihat, di dengar, dan dipikirkan oleh satu

orang karakter saja. Pada „orang ketiga-tidak terbatas‟, pengarang

mengacu pada setiap karakter dan memposisikannya sebagai orang ketiga.

Pengarang juga dapat membuat beberapa karakter melihat, mendengar,

atau berfikir atau saat ketika tidak ada satu karakterpun hadir.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

17

g. Bahasa

Menurut Nurgiyantoro (2013:364) bahasa dalam seni sastra dapat

disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya merupakan unsur

bahan, alat, dan sarana yang diolah untuk dijadikan sebuah karya yang

mengandung “nilai lebih” daripada sekadar bahannya itu sendiri. Bahasa

juga bisa dikatakan sebagai sarana pengungkapan sastra.

Dalam sastra, gaya adalah cara pengarang dalam menggunakan

bahasa. Meski dua orang pengarang memakai alur, karakter, dan latar yang

sama, hasil tulisan keduanya bisa sangat berbeda. Perbedaan tersebut

secara umum terletak pada bahasa dan menyebar dalam berbagai aspek

seperti kerumitan, ritme, panjang-pendek kalimat, detail, humor,

kekonkretan, dan banyaknya imaji dan metafora. Campuran dari berbagai

aspek di atas (dengan kadar tertentu) akan menghasilkan gaya (Stanton,

2012:61).

h. Moral

Menurut Nurgiyantoro (2013:429) moral merupakan sesuatu yang

ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna

yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita.

3. Sosiologi Sastra

Menurut pandangan Wolff (dalam Endraswara, 2013:77) sosiologi

sastra merupakan disiplin yang tanpa bentuk, tidak terdefinisikan dengan

baik, terdiri dari sejumlah studi-studi empiris dan berbagai percobaan pada

teori yang agak lebih general, yang masing-masingnya hanya mempunyai

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

18

kesamaan dalam hal bahwa semuanya berurusan dengan hubungan sastra

dengan masyarakat.

Pendekatan sosiologi sastra atau telaah sosiologis terhadap karya

sastra terdapat dua kecenderungan yang utama. Pertama, pendekatan yang

beranggapan bahwa sastra merupakan cermin proses sosial ekonomi belaka.

Pendekatan ini dalam membicarakan sastra bergerak dari faktor-faktor di luar

sastra itu sendiri. Kedua, pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai

bahan penelaahaan. Pendekatan ini biasanya menggunakan metode analisis

teks untuk mengetahui strukturnya, kemudian digunakan untuk memahami

gejala sosial yang ada diluar teks itu sendiri (Kasnadi dan Sutejo, 2010:58).

Sosiologi dapat dipakai sebagai ilmu bantu dalam pendekatan karya

sastra, karena baik sosiologi maupun sastra mempunyai bidang yang sama

yaitu kehidupan manusia dalam masyarakat. Pendekatan yang umum terhadap

hubungan karya sastra dengan masyarakat adalah mempelajari karya sastra

sebagai dokumen sosial, sebagai potret kenyataan sosial. Ada semacam potret

sosial yang bisa ditarik dari karya sastra karena sedikit banyak dalam karya

sastra tercermin kehidupan manusia dalam kehidupan masyarakat pada suatu

zaman (Wellek dan Werren, 1990:122).

Wellek dan Werren (1990:111) membagi telaah sosiologi menjadi tiga

klasifikasi yaitu:

a. Sosiologi pengarang

Masalah yang berkaitan dengan sosiologi pengarang adalah dasar

ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial, status pengarang dan

ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang di luar

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

19

karya sastra. Keterlibatan sosial, sikap dan ideologi pengarang dapat

dipelajari tidak hanya melalui karya-karya mereka tetapi juga dokumen

biografi. Pengarang adalah seorang warga masyarakat yang tentunya

mempunyai pendapat tentang masalah-masalah politik dan sosial ynag

penting serta mengikuti isu-isu zamannya.

b. Sosiologi karya sastra

Masalah yang berkaitan dengan sosiologi karya sastra adalah isi

karya sastra dan tujuan karya sastra. Hal-hal yang tersirat dalam karya

sastra dan yang berkaitan dengan masalah sosial. Dalam hal ini sosiologi

karya sastra dapat mencangkup: (1) Aspek sosial (sosial ekonomi, sosial

politik, sosial pendidikan, sosial religi, sosial budaya, sosial

kemasyarakatan), (2) Aspek adat istiadat (tentang perkawinan, tentang

“tingkeban”, tentang perawatan bayi, tentang kematian, tentang sabung

ayam, tentang judi, tentang pemujaan, dan sebagainya, (3) Aspek religius

(keimanan, ketakwaan, ibadah, hukum, muamalah), (4) Aspek etika

(pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan, pertemanan, bertamu,

berkunjung), (5) Aspek moral (pelacuran, pemerasan, penindasan,

perkosaan, dermawan, penolong, kasih sayang, korupsi, ketabahan), (6)

Aspek nilai (nilai kepahlawanan, nilai religi, nilai persahabatan, nilai

moral, nilai sosial, nilai perjuangan, nilai didaktik).

c. Sosiologi pembaca

Masalah yang dibahas dalam sosiologi pembaca ini adalah masalah

pembaca dan dampak sosial karya sastra terhadap masyarakatnya. Dalam

kaitannya dengan sosiologi pembaca ini dapat dikaji dari (jenis kelamin

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

20

pembaca, umur pembaca, pekerjaan pembaca, kegemaran pembaca,

tendensi pembaca).

Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis novel „Ushfu>r min

a‟sy-Syarqi karya Tau>fi>q Al-Chaki>m secara sosiologi sastra adalah teori

yang dikemukakan oleh Rene Wellek dan Austin Warren dalam bukunya

Theory of Literature (1990), yaitu pendekatan sosiologi karya sastra.

F. Sumber Data dan Data

1. Sumber Data

Menurut Arikunto (2002:107) yang dimaksud dengan sumber data

dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Darmo (dalam

Sangidu, 2004:63) mengungkapkan bahwa ditinjau dari manapun, titik pusat

pada studi sastra adalah karya sastra itu sendiri. Karena itu, dalam studi sastra

sumber datanya terletak pada bacaan yang berupa karya sastra. Semakin

banyak seseorang membaca karya sastra, maka semakin banyak pula ia

memiliki data dan pada umumnya semakin besar kemampuannya untuk

menguasai masalah-masalah sastra.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kepustakaan yakni berupa buku, novel, skripsi, tesis. Sumber data yang

digunakan ada dua macam yakni sumber data primer yang berupa novel

„Ushfu>r min a‟sy-Syarqi karya Tau>fi>q Al-Chaki>m, kemudian sumber data

sekunder yang berupa buku-buku acuan dan referensi-referensi yang

berhubungan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

21

2. Data

Data penelitian adalah sumber informasi yang akan diseleksi sebagai

bahan analisis (Siswantoro, 2010:70). Adapun data dalam penelitian ini

adalah data primer yang diperoleh dari teks novel yang berupa kata-kata,

kalimat, maupun paragraf yang ada di dalam novel „Ushfu>r min a‟sy-Syarqi.

Kemudian data sekunder yang diperoleh dari skripsi, tesis, novel, buku-buku,

maupun hal-hal apa saja yang terkait dengan novel „Ushfu>r min a‟sy-Syarqi

karya Tau>fi>q Al-Chaki>m.

G. Metode dan Teknik

1. Metode

Metode penelitian sastra adalah cara yang dipilih oleh peneliti dengan

mempertimbangkan bentuk, isi, dan sifat sastra sebagai subjek kajian

(Endraswara, 2013:8). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bekmaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan memanfaatkan berbagai metode (Moleong, 2010:6).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode document (content

analysis) yaitu penelitian yang berusaha menganalisis dokumen untuk

diketahui isi dan makna yang terkandung dalam dokumen tersebut. Macam

dokumen antara lain: karangan tertulis, gambar, grafik, lukisan, karton,

biografi, fotografi. Laporan buku teks, surat, surat kabar, film, drama, buku

harian, majalah, dan buletin (Jabrohim, 2003:5-6).

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

22

2. Teknik

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik pustaka

(studi pustaka), yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode

pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah

penelitian (Zed, 2004:3).

Kumpulan-kumpulan data tersebut berupa kutipan yang didapat

dengan cara membaca, menyimak, mencatat, dan mengelompokkan ke

dalam dua kategori. Kategori yang pertama didapatkan dengan cara

mengungkapkan unsur-unsur struktural yang berupa tema, cerita, plot,

tokoh, latar, sudut pandang, bahasa dan moral. Kategori yang kedua

adalah analisis sosiologi sastra, meliputi sosiologi karya sastra. Sosiologi

karya sastra didapat dengan cara mengungkapkan isi karya sastra terutama

isi yang terkait dengan nilai-nilai kemanusiaan dan sikap budaya

pengarang yang ada dalam novel „Ushfu>r min a‟sy-Syarqi karya Tau>fi>q

Al-Chaki>m.

b. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik yang

ditawarkan oleh Sangidu (2004:73), yakni meliputi reduksi data, sajian

data, dan verifikasi serta simpulan. Berikut pemaparannya:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah merampingkan data dengan memilih data

yang dipandang penting, menyederhanakan, dan mengabstraksinya

(Sangidu, 2004:73).

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · Pengertian sosiologi sendiri adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses

23

2. Sajian Data

Sajian data adalah menyajikan data secara analitis dan sintesis

dalam bentuk uraian dari data-data yang terangkat disertai dengan

bukti-bukti tekstual yang ada (Sangidu, 2004:74). Sajian data dalam

penelitian ini merupakan pemaparan hasil dari kegiatan menganalisis

secara sistematik unsur-unsur intrinsik serta nilai-nilai kemanusiaan dan

sikap budaya pengarang yang terdapat dalam novel „Ushfu>r min a‟sy-

Syarqi.

3. Verifikasi dan Simpulan

Verifikasi dan Simpulan adalah mengecek kembali (diverifikasi)

pada catatan-catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan selanjutnya

membuat simpulan-simpulan sementara (Sangidu, 2004:74).

Berdasarkan pembagian teknik analisis data di atas, peneliti

memanfaatkan teknik sajian data serta verifikasi dan simpulan.

H. Sistematika Penyajian

Secara garis besar, dalam penelitian ini penulis membagi beberapa bab,

dan setiap babnya terdiri atas beberapa sub bab sebagai berikut.

Bab pertama: pendahuluan, latar belakang masalah, tinjauan pustaka,

manfaat penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah,

teori, sumber data, metode dan teknik, dan sistematika penyajian.

Bab kedua: deskripsi unsur-unsur struktural serta nilai-nilai kemanusiaan

dan sikap budaya pengarang dalam novel „Ushfu>r Min a‟sy-Syarqi karya Tau>fi>q

Al-Chaki>m.

Bab ketiga: penutupan yang meliputi kesimpulan dan saran.