bab i pendahuluan a. latar belakang masalah/pengaru… · ketat pada industri telekomunikasi...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan teknologi dan arus informasi yang semakin maju dan cepat
mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha. Telepon seluler atau
disebut juga hand phone merupakan wujud dari kecanggihan teknologi yang
memerlukan beberapa perangkat salah satunya adalah kartu seluler/ kartu sim
(subscriber identity module/ modul pengenal pelanggan) agar hand phone dapat
digunakan sebagai penghubung antara satelit, perusahaan, dan konsumen/
pengguna hand phone.
Kemajuan teknologi yang sangat pesat memberikan pengaruh yang besar
bagi perusahaan jasa komunikasi di Indonesia. Awal kelahiran industri seluler di
Indonesia di dominasi oleh dua operator seluler besar yang berbasis GSM (Global
System for Mobile Communications), yaitu PT. Telkomsel (Telekomunikasi
Seluler Indonesia) dan PT. Satelindo (Satelit Palapa Indonesia). Beberapa tahun
kemudian hadir operator seluler dengan nama Exelcomindo Pratama dan sekarang
bertambah lagi dengan adanya dua kartu GSM baru yaitu Three dan Axis.
Adanya beberapa operator seluler menimbulkan persaingan yang semakin
ketat pada industri telekomunikasi seluler, produk telekomunikasi seluler di
Indonesia semakin bertambah dan beraneka ragam, kartu seluler yang berbasis
GSM ialah Telkomsel, Indosat, XL dan Lippo Telecom. Sedangkan yang berbasis
CDMA (Code Devision Multiple Access) adalah Mobile-8, Neo-n, Bakrie
Telecom (Esia), Telkom (Flexy), dan Indosat (Star-one). Beragamnya kartu
seluler dengan berbagai macam keunggulan menimbulkan keinginan konsumen
untuk mencoba produk dalam berbagai merek.
Perekonomian di Indonesia yang masih fluktuatif dan mayoritas
masyarakatnya termasuk golongan ekonomi menengah ke bawah dengan
pendapatan yang minimum sehingga daya beli mereka rendah yang dampaknya
menginginkan kebutuhannya terpenuhi dengan harga yang relatif terjangkau. Hal
ini dimanfaatkan oleh perusahaan operator seluler untuk menarik konsumen yaitu
dengan memberikan promo pelayanan yang baik disertai tarif murah baik telepon
maupun SMS (Short Message Service).
Konsumen yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian dan
tidak berpindah-pindah atau beralih merek walaupun dihadapkan pada banyak
alternatif merek produk pesaing. Namun sebaliknya konsumen akan berpindah
merek apabila pelanggan merasa tidak puas dengan produk yang mereka gunakan
saat ini.
Keputusan pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen
sering kali berubah-ubah dan tidak mudah untuk memahami begitu saja apa yang
mereka lakukan, maka banyak pendekatan terhadap konsumen yang dilakukan
pemasar agar memperoleh hasil yang optimal. Para pelaku usaha baik yang
berskala kecil maupun besar dengan melihat kenyataan di atas mulai
mengembangkan strategi pemasarannya untuk menarik perhatian dan minat
konsumen terhadap produk-prodduknya. Kepuasan konsumen adalah slah satu hal
yang sangat penting untuk diperhatikan. Sebab kepuasan konsumenakan
mendorong untuk melakukan pembelian dan pembelian ulang terhadap suatu
produk.
Konsumen melakukan pembelian tentunya tidak untuk kepuasan
sementara saja, tetapi juga untuk kepuasan dan kesejahteraan dalam jangka
panjang. Oleh karena itu perlu adanya usaha dari perusahaan operator seluler
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang mampu memberikan
kepuasan tersebut.
Mahasiswa merupakan bagian dari konsumen. Fenomena yang terjadi
pada Mahasiswa khususnya Pendidikan Ekonomi FKIP UNS adalah sebagian
besar dari mahasiswa tersebut melakukan peralihan merek dengan berbagai alasan
antara lain ingin mencoba merek baru, merek baru lebih bermanfaat dan
kemasannya menarik, merek baru lebih murah, merek baru promosinya menarik,
merek yang biasa dibeli tidak tersedia isi ulangnya dan sebagainya.
Bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan distribusi) merupakan
salah satu pertimbangan bagi konsumen menuju keputusan pembelian. Setelah
konsumen memutuskan melakukan pembelian, konsumen akan merasakan
manfaat dari produk yang dibeli. Konsumen akan loyal apabila produk tersebut
sesuai yang diharapkan namun konsumen akan berpindah merek apabila tidak
sesui dengan harapan atau manfaat produk yang dibeli.
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, penulis ingin memperoleh
fakta apakah variabel bauran pemasaran mempengaruhi peralihan merek kartu
seluler serta variabel manakah dari bauran pemasaran yang paling dominan dalam
mempengaruhi peralihan merek kartu seluler, sehingga judul yang akan diangkat
dalam penelitian ini adalah “PENGARUH BAURAN PEMASARAN
TERHADAP PERALIHAN MEREK PADA PENGGUNA KARTU
SELULER GSM PRABAYAR TAHUN 2009 (Studi Pada Mahasiswa
Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta)
B. Identifikasi Masalah
Suatu fenomena dapat dipandang sebagai masalah bilamana terdapat suatu
kesenjangan antara sesuatu yang diinginkan dengan realitas saat penelitian
dilakukan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
maka akan muncul berbagai masalah. Masalah-masalah tersebut dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Adanya persaingan yang ketat antar operator seluler, perusahaan dituntut
untuk menggunakan strategi-strategi yang tepat agar menarik dan
mempertahankan konsumen sehingga konsumen memilih produk mereka.
2. Suatu produk akan diterima di pasaran apabila sesuai dengan selera,
kebutuhan dan kemampun konsumennya, namun konsumen masih ragu dalam
memilih suatu produk karena minimnya informasi tentang suatu produk.
3. Perusahaan operator seluler menginginkan laba yang maksimal namun di lain
pihak konsumen menginginkan kebutuhannya terpenuhi dengan biaya yang
seminimal mungkin, sehingga perusahaan harus jeli dalam penetapan harga.
4. Faktor penentu keberhasilan penjualan adalah promosi, akan tetapi promosi
yang besar-besaran tidak menjamin penjualan juga meningkat pasat karena
konsumen sekarang sudah pandai menilai promo tersebut sesuai produk atau
hanya didramatisir saja.
5. Ketersediaan dan pendistribusian produk yang merata akan mempermudah
konsumen mendapatkan produk, namun di beberapa tempat konsumen susah
untuk mendapatkan produk tersebut.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian dapat terfokus pada suatu
masalah dan dapat dikaji lebih mendalam. Pembatasan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini terfokus pada permasalahan variabel bauran pemasaran yang
mempengaruhi peralihan merek pada pengguna kartu seluler. Kartu seluler yang
dijadikan penelitian hanya kartu seluler jenis GSM (Global System for Mobile
Communications) prabayar.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi fokus masalah untuk
diteliti. Obyek dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas : Variabel bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi,
dan distribusi.
b. Variabel terikat : Peralihan merek pada pengguna kartu seluler GSM
prabayar.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2006 yang melakukan peralihan merek kartu
seluler GSM Prabayar.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang akan
diambil dalam dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara produk terhadap peralihan merek
pada pengguna kartu seluler GSM Prabayar ?
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara harga terhadap peralihan merek
pada pengguna kartu seluler GSM Prabayar ?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara promosi terhadap peralihan
merek pada pengguna kartu seluler GSM Prabayar ?
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara distribusi terhadap peralihan
merek pada pengguna kartu seluler GSM Prabayar?
5. Variabel bauran pemasaran manakah yang paling berpengaruh terhadap
peralihan merek pada pengguna kartu seluler GSM Prabayar?
E. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian pasti mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai
yaitu untuk memecahkan masalah. Suharsimi Arikunto (2002: 19) menjelaskan
“Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menjelaskan adanya suatu hal
yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh produk (product) terhadap peralihan merek pada
pengguna kartu seluler GSM prabayar.
2. Untuk mengetahui pengaruh harga (pricing) terhadap peralihan merek pada
pengguna kartu seluler GSM prabayar.
3. Untuk mengetahui pengaruh promosi (promotion) terhadap peralihan merek
pada pengguna kartu seluler GSM prabayar.
4. Untuk mengetahui pengaruh distribusi (place) terhadap peralihan merek pada
pengguna kartu seluler GSM prabayar.
5. Untuk mengetahui variabel bauran pemasaran mana yang paling berpengaruh
terhadap peralihan merek pada pengguna kartu seluler GSM Prabayar.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis adalah manfaat yang berhubungan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan secara konsep atau teori. Manfaat teoritis penelitian ini adalah :
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan tentang
peralihan merek pengguna kartu seluler.
b. Diharapkan dapat mendukung teori yang telah ada yaitu tentang bauran
pemasaran dan peralihan merek sesuai dengan masalah yang dibahas dalam
penelitian ini.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah:
a. Bagi perusahaan
Memberikan informasi atau bahan masukan yang berguna bagi perusahan
penyedia kartu seluler, dalam hal ini yakni para pemasar di dalam
merumuskan strategi pemasaran yang tepat.
b. Bagi Universitas
Sebagai sumbangan pemikiran bagi Universitas Sebelas Maret dalam
kaitannya studi kasus yang berkaitan dengan implementasi bauran pemasaran
dalam kehidupan sehari - hari.
c. Bagi penulis
Penelitian ini sebagai studi pembanding antara teori yang diperoleh di bangku
kuliah dengan keadaan senyatanya yang ditemui di pangsa pasar kartu seluler.
BAB II
LANDASAN TEORI
Tinjauan pustaka ini akan membahas tentang teori – teori yang relevan
dengan masalah yang telah dirumuskan antara lain : pemasaran, bauran
pemasaran, pengambilan keputusan konsumen, peralihan merek dan kartu seluler.
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Pemasaran
a. Pengertian pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok dalam suatu perusahaan
agar dapat tetap berjalan, berkembang dan memperoleh laba yang semaksimal
mungkin. Kegiatan pemasaran harus diupayakan sebaik mungkin sehingga
konsumen merasa puas terhadap produk yang ditawarkan perusahaan.
Menurut William J. Staton yang dikutip oleh Basu Swastha dan Irawan
(2001: 5) mendefinisikan pemasaran sebagai “Suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan - kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”. Pengertian
lain dikemukakan oleh Kotler (2004: 7) “Pemasaran sebagai suatu proses sosial
dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan penukaran timbal balik
produk dan nilai dengan orang lain”.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat diambil pemahaman bahwa
pemasaran mencakup kegiatan perusahaan yang dimulai dari mengidentifikasi
keinginan pembeli, baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial,
menentukan produk apa yang akan diproduksi, menentukn harga, selanjutnya
menentukan cara-cara berpromosi dan mendistribusikan produk tersebut kepada
pembeli. Jadi kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan dengan satu sistem yang terjadi secara terus - menerus selama
perusahaan masih berproduksi.
b. Strategi Pemasaran
Menurut Tull dan Kahle dalam Fandy Tjiptono (1997: 7) “Strategi
Pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambunngan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang
digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut”. Sedangkan penjelasan yang
terdapat dalam www.wordpress.com “Strategi pemasaran adalah pengambilan
keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi
pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan
kondisi persaingan”. Menurut Corey dalam Fandy Tjiptono (1997: 12) “Strategi
pemasaran terdiri dari lima elemen yang sangat terkait yaitu pemilihan pasar,
perencanaan produk, penetapan harga, sistem distribusi dan komunikasi
pemasaran (promosi)”. Penjelasan lima elemen adalah sebagai berikut :
1) Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Pemilihan pasar
dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar
sasaran yang paling memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan
2) Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini
produk dan disain penawaran individual pada masing-masing llini. Produk itu
sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan
melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama
merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi dan
bantian teknis yang disediakan penjual, serta hubungan personal yang
mungkin terbentuk diantara pembeli dan penjual.
3) Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
4) Sistem distribusi, yaitu saluran wholesale dan retail yang dilalui produk
hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.
5) Komunikasi pemasaran (promosi), yaitu meliputi periklanan, personal selling
dan public relation.
Penjelasan yang ada dalam www.wordpress.com, ada tiga faktor utama
yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu :
a) Daur hidup produk, Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup,
yaitu tahap perkenalan tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap
kemunduran
b) Posisi persaingan perusahaan di pasar, Strategi pemasaran harus disesuaikan
dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang,
mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.
c) Situasi ekonomi, Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi
ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi
makmur atau inflasi tinggi.
2. Bauran Pemasaran
Kotler (2000:57) mendefinisikan bahwa “Bauran pemasaran adalah
kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran
pemasarannya dalam pasar sasaran”. Sedangkan menurut Angipora, (1999: 21)
“Marketing mix adalah perangkat variabel - variabel pemasaran terkontrol yang
digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam
pasar sasaran (target market)”. Dari berbagai definisi di atas dapat disampaikan
bahwa bauran pemasaran atau marketing mix adalah alat dari pemasaran yang
terdiri dari elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
implementasi strategi pemasaran yang telah diterapkan dapat berjalan sukses.
Konsep bauran pemasaran (marketing mix) merupakan segala usaha yang
dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Orang
membeli kartu seluler tidak semata – mata hanya membeli kartu perdananya saja
namun yang utama adalah pembelian isi ulang pulsanya. Sehingga peneliti akan
memasukkan variabel bauran pemasaran jasa dalam penelitian ini
Masing – masing variabel bauran pemasaran diuraikan sebagai berikut : 1) Produk (product)
Kebutuhan dan keinginan manusia menimbulkan suatu konsep produk
yaitu sesuatu yang dianggap mampu mamuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen sesuai dengan selera yang mereka inginkan. Fandy Tjiptono (2000:
76), “Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan”. Serta
menurut Rambat L. (2001: 58) bahwa “Produk adalah merupakan keseluruhan
konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada
konsumen”. Produk merupakan unsur yang utama dan paling penting dalam
marketing mix sebab menurut Staton dalam Buchari Alma (1998: 94), “Produk
adalah seperangkat atribut baik yang berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk di dalamnya masalah warna, harga nama baik pabrik, nama baik
toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer
yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya”.
Pada saat konsumen akan melakukan pembelian, konsumen akan
mempertimbangkan atribut produknya. ”Atribut produk adalah unsur-unsur
produk yang dipandang penting leh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian” (Fandy Tjiptono, 2000: 103). Atribut
produk meliputi merek, kemasan, pemberian merek, jaminan (garansi)
pelayanan dan sebagainya. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
a) Merek
Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/ lambang, desain,
warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang
diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap
produk pesaing. Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan,
yaitu
i. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam
deferensiasi atau pembedaan produk suatu
perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini akan
memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat
melakukan pembelin ulang.
ii. Alat promosi yaitu sebagai daya tarik produk.
iii. Untuk membina citra, yatu dengan memberikan
keyakinan, jaminan kualitas pada konsumen.
iv. Untuk mengendalikan pasar.
b) Kemasan
Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan
perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu
produk. Tujuan penggunaan kemasan adalah:
i. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari
kerusakan, kehilangan, berkuranngnya kadar/ isi,
dan sebagainya.
ii. Untuk memberikan kemudahan dalam
penggunaan (operating), misalnya supaya tidak
tumpah, sebagai alat pemegang dan sebagainya.
iii. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable),
misalnya untuk diisi kembali (refill).
iv. Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek
artistik, warna, bentuk maupun desainnya.
v. Sebagai identitas (image) produk, misalnya
berkesan kokoh/ awet, lembut atau mewah.
vi. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun,
dihiting dan ditangani.
vii. Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi,
pemakaian dan kualitas.
viii. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan
kemajuan teknologidan daur ulang.
c) Pemberian label (labelling)
Pemberian label berkaitan erat dengan pengemasan. Label
merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan
informasi mengenai produk dan penjual. Menurut Stanton dalam
Fandy Tjiptono (2000:107), yaitu :
i. Brand label, yaitu nama merek yang diberikan
pada produk atau dicantumkan pada kemasan.
ii. Descriptive label, yaitu label yang memberikan
informasi obyektif mengenai penggunaan,
kontruksi/ pembuatan, perawatan/ perhatian dan
kinerja produk.
iii. Grade label, yaitu label yang mengidentifikasi
penilaian kualitas produk dengan suatu huruf,
angka atau angka.
d) Layanan pelengkap
Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau
layanan., baik itu jasa sebagai produk inti maupun jasa sebagai
pelengkap. Layanan pelengkap diklasifikasikan menjadi delapan
kelompok (Lovelock dalam Fandy Tjiptono, 2000: 17), yaitu :
i. Informasi, misalnya jalan/ arah menuju tempat
produsen, jadwal penyampaian produk atau jasa
dan sebagainya.
ii. Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing,
konseling pribadi, dan konsultasi manajemen.
iii. Order taking, meliputi aplikasi, order entry, dan
reservasi.
iv. Hospitality, diantaranya toilet dan kamar mandi,
food and beverages,fasilitas menunggu,
transportasi dan skuriti.
v. Caretaking, terdiri dari perhatian dan
perlindungan atas barang milik pelanggan yang
mereka bawa serta perhatian dan perlindungan
atas barang yang dibeli pelanggan.
vi. Exceptions, meliputi permintaan khusus
sebelumnya penyampaian produk, menangani
komplain/ pujian/ saran, pemecahan masalah dan
sebagainya.
vii. Billing, meliputi laporan rekening periodik, faktur
untuk transaksi individual, laporan verbal
mengenai jumlah rekening dan lainya.
viii. Pembayaran beerupa swalayan oleh pelanggan,
pelanggan berinteraksi dengan personil
perusahaan yang menerima pembayaran,
pengurangan otomatis atas rekoning nasabah.
e) Jaminan (garansi)
Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas
produknya kepada konsumen, dimana konsumen akan dibeeri ganti
rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang
diharapkan atau dijanjikan. Jaminan bisa meliputi kualitas produk,
reparasi, ganti rugi dan sebagainya.
2) Harga (price)
Harga merupakan satu-satunya variabel bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan sedangkan ketiga
variabel lain (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya
(pengeluaran). Selain itu harga juga merupakan variabel bauran pemasaran
yang bersifat fleksibel artinya dapat diubah dengan cepat. Menurut Fandy
Tjiptono (2000: 118) menjelaskan bahwa “Harga merupakan komponen yang
berpengaruh langsung terhadap laba perusahan.” Sedangkan menurut Swastha
(1991: 241) “Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya”.
Secara umum ada dua faktor yang perlu dipertimbangkn dalam
penetapan harga (Kotler dan Amstrong, 1994 dalam Fandy Tjiptono, 2002),
yaitu faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal.
Faktor lingkungan perusahaan, meliputi :
a) Tujuan pemasaran perusahaan
Tujuan pemasaran adalah faktor utama dalam penetapa harga. Tujuan bisa
berupa maksimalisasi harga, mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan
dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab
sosial.
b) Strategi bauran pemasaran
Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasara sehingga perlu
dikoordinasikan dan saling medukung dengan produk, promosi dan
distribussi.
c) Biaya
Biaya merupakan faktor penentu harga minimal yang harus ditetapkan
agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
d) Orgaisasi
Dalam industri di mana penetapan harga merupakan faktor kunci ,
biasanya perusahaan memiliki departemen penetapan harga tersendiri yang
bertanggung jawab kepada departemen pemasaran atau menejeme puncak.
Pihak lain yang berpengaruh terhadap penetapan harga adalah manajer
pejulan, manajer produksi, manajer keuangan dan akutan.
Faktor lingkungan eksternal
a) Sifat pasar dan permintaan
Perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapi
apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik,
ologopoli atau moopoli.
b) Persaingan
Perusahaan perlu mempertimbangkan dan menganalisis karakteristik
persaingan yang dihadapi meliputi jumlah perusahaan dalam industri,
ukuran relatif setiap anggota dalam industri, deferesiasi produk dan
kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutan
c) Unsur-unsur lingkungan eksternal lainnya
Perusahaan perlu mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi, kebijakan
dan peraturan pemerintahdan aspek sosial.
Harga dari sudut pandang konsumen, seringkali digunakan sebagai indikator
nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan
atas suatu barang dan jasa subtitusi.
Menurut Fandy Tjiptono (157: 2002) menyebutkan ”metode penetapan harga
dapat dikelompokkan menjadi kategori utama, yaitu metode penetapan harga
berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba dan berbasis persaingan”.
Metode yang akan peneliti bahas dalam penelitian ini hanya sebatas pada
metode penetapan harga berbasis permintaan karena berkaitan erat dengan
permasalahan dalam penelitian ini.
Metode penetapa harga berbasis permintaan lebih menekakan faktor-faktor
yanng yang mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan daripada faktor-
faktor seperti biaya, laba dan persaingan, antara lain adalah :
i. Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli)
ii. Kemauan para pelangga untuk membeli
iii. Posisis suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni menyangkut
apakah produk tersebut merupakan simbol status atau hanya produk yang
digunakan sehari-hari.
iv. Manfaat yang diberika produk tersebut kepada pelanggan.
v. Harga produk-produk subtitusi.
vi. Pasar ptensial bagi produk tersebut.
vii. Sifat persaigan non-harga
viii. Perilaku konsumen secara umum.
ix. Segmen-segmen dalam pasar.
3) Promosi (promotion)
Promosi mempunyai peranan yang besar terhadap suatu program
pemasaran. Sebagus apapun suatu produk, bila konsumen belum pernah
mendengar dan tidak yakin produk tersebut akan berguna bagi konsumen,
maka konsumen tidak akan membelinya. Promosi berkaitan dengan upaya
bagaimana orang dapat mengenal produk perusahaan lalu memahaminya,
berubah sikap, menyukai, yakin, akhirnya membeli dan selalu ingat produk
tersebut. Fandy Tjiptono (2000: 220) menjelaskan bahwa :
Promosi pada hakekatnya adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran untuk memberi informasi kepada pasar sasaran, untuk memberi innformasi tentang keistimewaan, kegunaan dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya, untuk megubah sikap ataupun untuk mendorong orang untuk bertindak (dalam hal ini membeli).
Fandy Tjiptono (2001: 108) menjelaskan ”Promosi mempunyai tujuan
yang utama yaitu menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta
mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran
pemasarannya”. Tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
i. Menginformasikan (informing), berupa :
- menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru
- memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk
- menyampaikan perubahan harga kepada pasar
- menjelaskan cara kerja suatu produk
- menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan
- meluruskan kesan yang keliru
- mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli
- membangun citra perusahaan
ii. Membujuk pelanggan sasaran (persuading), agar :
- Membentuk pilihan merek
- Mengalihkan pilihan ke merek tertentu
- Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk
- Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga
- Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga
iii. Mengingatkan (reminding), yaitu :
- Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan
dibutuhkan dalam waktu dekat
- Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk-
produk perusahaan
- Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan
- Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk
perusahaan.
Strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan kartu seluler GSM
Prabayar sangat bervariasi seperti yang dijelaskan Philip Kotler dan A. B.
Susanto (2001: 774) ”Promotional Mix terdiri dari lima variabel, diantaranya
: Periklanan, pemasaran langsung, promosi penjualan, hubungan masyarakat
dan publisitas, penjualan pribadi”. Penjelasan lima variabel di atas adalah
sebagai berikut :
a) Pengiklanan : semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide,
barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
b) Pemasaran langsung : penggunaan surat, telepon dan alat penghubung non
personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon
dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu
c) Promosi penjualan : intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan
mencoba atau pembelian produk atau jasa
d) Hubungan masyarakat dan publisitas : suatu stimulasi nonpersonal
terhadap permintaan suatu produk, jasa atau unit dagang dengan
menyebarkan berita – berita komersial yang penting mengenai kebutuhan
akan produk tertentu di suatu media yang disebarluaskan atau
menghasilkan suatu sosok kehadiran yang menarik mengenai produk itu di
radio, televisi atau panggung yang tidak dibayar oleh pihak sponsor.
e) Penjualan pribadi : penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu
arah atau beberapa potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan.
4) Distribusi (place)
Place dalam service merupakan gabungan antara dan keputusan atas
saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan cara penyampaian jasa kepada
konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Keputusan tentang penempatan
produk berkaitan dengan usaha-usaha untuk menyediakan produk dalam
jumlah yang sesuai di lokasi yang tepat pada saat diinginkan konsumen.
Dalam pelaksanaan keputusan tersebut perusahaan harus sering bekerja sama
dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran distribusi (distribution
channel) untuk menawarkan produk ke pasar.
Alex Nitisemito Arif dalam buku Isnaini (2005: 54) menjelaskan
“Saluran pemasaran adalah lembaga - lembaga penyalur yang mempunyai
kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang dan jasa dari
produsen ke konsumen”. Pengertian lain mengenai distribusi menurut
Gultinan dan Paul (1994: 311) “Saluran distribusi adalah seperangkat unit
organisasi seperti produsen, pedagang besar dan pengecer yang melaksanakan
semua kegiatan yang diperlukan untuk menyampaikan suatu produk dari
penjual kepada pembeli akhir”. Distribusi meliputi saluran distribusi,
jangkauan, lokasi penjualan, persediaan dan cadangan, keseluruhan tersebut
saling berhubungan dan bertujuan agar produk dapat mudah disampaikan pada
konsumen akhir.
Marketing mix pada produk barang berbeda dengan marketing mix untuk
produk jasa. Marketing mix pada produk barang mencakup 4P yaitu product
,price, place, dan promotion. Sedangkan untuk pemasaran jasa, Rambat L.
(2001:58) menjelaskan “Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi yaitu
people, process dan customer service”. Ketiga unsur ini terkait dengan sifat jasa
yaitu produksi / operasi hingga konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak
dapat dipisahkan dengan empat variabel marketing mix (4P) yang
mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung. Berikut ini
merupakan penjelasan tentang tiga unsur tambahan bauran pemasaran jasa, yaitu :
a) Sumber Daya Manusia (people)
Pentingnya people dalam pemasaran jasa berkaitan erat dengan
internal marketing. “Internal Marketing adalah interaksi atau hubungan antara
setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan”, (Rambat L, 2001:
63). Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah untuk mendorong people
dalam kinerja memberikan kepuasan kepada konsumen.
Rambat L. (2001: 63) menjelaskan empat kriteria peranan atau
pengaruh dari aspek people yang mempengaruhi konsumen, yaitu peran :
i. Contactors, people di sini berinteraksi langsung dengan konsumen dalam
frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli.
ii. Modifier, mereka tidak langsung mempengaruhi konsumen tetapi cukup
sering berhubungan dengan konsumen, misalnya: resepsionis.
iii. Influencers, mereka ini mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk
membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen.
iv. Isolateds, people di sini tidak secara langsung ikut serta dalam marketing
mix dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen. Misalnya, karyawan
bagian administrasi penjualan, SDM, dan data processing.
b) Proses (process)
Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari
prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktifitas dan hal – hal rutin, pada saat
jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Rambat L. (2001 : 54),
membedakan proses menjadi dua cara yaitu :
i. Complexity, hal ini berhubungan dengan langkah – langkah dan tahap
dalam proses.
ii. Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah
atau tahap proses.
Sehubungan dengan dua cara tersebut terdapat empat pilihan yang dapat
dipilih oleh marketer, yaitu :
i. Reduced Divergence, berarti terjadi pengurangan biaya, peningkatan
produktivitas dan kemudahan distribusi.
ii. Increased Divergence, berarti memperbanyak kustomisasi dan
fleksibilitas dalam produksi yang dapat menimbulkan naiknya harga.
iii. Reduced Complexity, berarti cenderung lebih terealisasi.
iv. Increased Complexity, berarti lebih cenderung ke penetrasi pasar
dengan cara menambah service yang diberikan.
c). Layanan konsumen (customer service)
Customer service pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai
outcome dari kegiatan distribusi dan logistik, pelayanan diberikan kepada
konsumen untuk mencapai kepuasan. “Customer service meliputi aktivitas
untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat (time and plate utilities)
termasuk pelayanan pra-transaksi, saat transaksi dan paska-transaksi”
(Rambat L, 2001: 64). Philip Kotler dan A.B Susanto (2001: 627)
menyebutkan “Barang berwujud yang disertai jasa. : penawaran terdiri dari
barang berwujud yang disertai dengan satu atau lebih jasa untuk
mempertinggi daya tarik konsumennya”.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa barang pun membutuhkan
jasa berupa pelayanan dan kemudahan agar memelihara loyalitas
pelanggan. Sehingga perusahaan harus merencanakan rancangan produk
dan keputusan bauran jasa secara bersamaan.
3. Pengambilan Keputusan Pembelian
Dalam mempelajari perilaku konsumen, salah satu pendekatan yang
digunakan adalah proses pengambilan keputusan konsumen. Pendekatan ini
menitik beratkan pada pandangan bahwa mencapai suatu keputusan pembelian
seorang konsumen melalui suatu proses. Menurut Kotler (2000: 251) pendekatan
proses pengambilan keputusan pembelian konsumen ada lima tahap penting yaitu
Gambar 1. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Penilaian alternatif
Keputusan membeli
Perilaku Purnabeli
Penjelasan dari gambar tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tahap Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali suatu masalah atau
kebutuhan. Di sini para pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang
memicu kebutuhan tertentu. Banyak variabel – variabel penting dan atau
situasi – situasi yang menimbulkan dan mempengaruhi pembelian yang
menyebabkan seseorang mencari produk sesuai dengan keinginan yang
berbeda-beda.
b. Tahap Pencarian Informasi
Tahap ini berkaitan dengan pencarian tentang sumber-sumber informasi pokok
yang akan diperhatikan konsumen. Perhatian pemasar adalah sumber
informasi utama yang akan dicari konsumen dan kepentingan relatifnya
terhadap keputusan pembelian berikutnya.
c. Tahap Evaluasi Alternatif
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model yang terbaru
memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi
kognitif, yaitu mereka menganggap konsumen membentuk penilaian atas
produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasio. Beberapa konsep dasar
akan membantu pemasar memahami proses evaluasi konsumen yaitu :
1). Konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan
2). Konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk
3). Konsumen memandang tiap produk memiliki kemampuan berbeda dalam
memuaskan kebutuhan.
Konsumen memiliki sikap berbeda-beda dalam memandang atribut - atribut
yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian
terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicari.
d. Tahap Keputusan Pembelian
Setelah melalui tahap – tahap tersebut diatas, maka konsumen akan melakukan
pembelian, konsumen dapat membuat lima sub keputusan pembelian yaitu
keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu
dan keputusan metode pembayaran.
Keputusan untuk membeli merupakan proses pembelian yang nyata. Setiap
perusahaan dapat mengusahakan untuk menyederhanakan pengambilan
keputusan yang akan dilakukan oleh para konsumen. Untuk memasarkan
dengan cara yang lebih baik, pemasar harus mengetahui berapa banyak usaha
yang harus dilakukan konsumen dalam pemilihan konsumen, kesan terhadap
lokasi, kesetiaan konsumen terhadap satu merek tertentu.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Tugas pemasar tidak terhenti saat produk terbeli, melainkan berlanjut hingga
periode pasca pembelian. Pemasar perlu memantau beberapa hal yaitu :
1). Kepuasan Pasca Pembelian
Kepuasan pembelian adalah “Fungsi seberapa dekat harapan atas suatu
produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut”
(Kotler, 2000: 42). Pembeli akan kecewa jika produk tidak sesuai harapan
dan akan puas jika kinerja produk melebihi harapannya. Keadaan inilah
yang nantinya akan mempengaruhi konsumen tentang pembelian ulang
pada produk tersebut.
2). Tindakan Pasca Pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan
mempengaruhi perilaku selanjutnya. Pemasar dapat dan harus mengambil
langkah langkah untuk meminimalkan jumlah ketidak puasan pasca
pembelian konsumen. Komunikasi pasca pembelian dengan konsumen
akan dapat menunjukkan hasil dalam mengurangi pembelian produk dan
pembatalan pesanan.
3). Pemasar harus memantau bagaimana pembeli memakai dan membuang
produk. Jika ada konsumen menemukan kegunakan baru produk tersebut,
pemasar mengiklankan kegunaan tersebut.
4. Peralihan Merek (Brand Switching)
Beragamnya produk baik barang maupun jasa yang ditawarkan perusahaan
dalam berbagi merek , bisa menyebabkan konsumen tidak loyal kemudian akan
beralih dari satu merek ke merek yang lain. Menurut A. Aker dalam Humdiana
(2005: 50), bahwa “ loyalitas merek merupakan satu ukuran keterkaitan seorang
pelanggan pada sebuah merek”. Sehingga apabila tingkat loyal/ kesetiaan
pelanggan rendah akan berpotensi untuk berpindah merek.
a. Merek
Merek (brand) menurut AB. Susanto dan Wijanarko (2004 : 1) awalnya
hanyalah sebuah tanda bagi konsumen agar dapat membedakan suatu produk
dengan produk yanng lainnya tetapi suatu brand. Brand menurut A. B Susanto dan
Wijanarko awalnya hanya sebuah tanda agar konsumen dapat membedakan suatu
produk dengan produk yang lainnya, tetapi suatu brand juga membantu konsumen
agar lebih mengingat serta mempermudah konsumen dalam proses pengambilan
keputusan ketika melakukan pembelian. Jadi brand yang kuat membangun
loyalitas konsumenterhadap brand, maka keuntungan masa depan dapat diperoleh
dan cenderung dapat terus meningkat. Tidak dapat dipungkiri bahwa loyalitas
konsumen terhadap suatu brand sangat penting, Loyalitas konsumen sangat
diperlukan dalam bisnis ritel makanan karena produknya mempunyai masa
kadaluwarsa karena itulah loyalitas konsumen diperlukan dalam keterlangsungan
bisnis tersebut.
b. Pengertian Peralihan Merek
Peralihan/ perpindahan merek disebut juga dengan istilah brand swiching.
“Brand switching adalah perpindahan merek yang digunakan pelanggan untuk
setiap waktu penggunaan. Tingkat perpindahan merek (brand switching)
menunjukkan sejauh mana sebuah merek mempunyai pelanggan yang loyal.”
(www.swa.co.id). Pengertian lain yang terdapat dalam www.wartaekonomi.com
menyebutkan “Brand switching adalah perpindahan merek yang dilakukan oleh
konsumen untuk setiap waktu penggunaan.” .
Konsumen beralih dari satu merek pada dasarnya disebabkan karena empat
hal, www.wartaekonomi.com menyebutkan :
Pertama karena kebutuhannya tidak terpenuhi dengan produk yang sebelumnya digunakan (core product problem), kedua tidak puas dengan layanan yang diberikan oleh pemilik merek (augmented product problem),
ketiga karena ada merek lain yang memberikan benefit yang lebih baik (tidak berarti dissatisfied terhadap produk sebelumnya), dan yang keempat karena ada keinginan untuk mencoba sesuatu yang lain (variety).
Penyebab lain terjadinya brand switching disebabkan oleh beberapa faktor,
disebutkan dalam (www.swa.co.id) adalah ”faktor harga, kualitas, kepusan,
munculnya produk – produk baru, promosi penjualan dan distribusi.”
penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Faktor harga dan kualitas
Semakin produk yang ditawarkan oleh brand mendekati harapan
konsumen, maka akan memepengaruhi konsumen agar tetap loyal
terhadap brand tersebut.
b. Kepuasan
Konsumen yang puas cenderung melakukan pembelian ulang juga
bersedia menganjurkan lingkungan sekitarnya untuk membeli produk
dari brand yanng sama bila membutuhkannya, serta memiliki
kepercayaan (trust) untuk selalu membeli pada masa yang akan
datang.
c. Munculnya produk – produk baru (attraction by competitors)
Semakin banyak produk – produk sejenis yang ditawarkan maka
semakin besar kemungkinan konsumen untuk berpindah merek.
d. Promosi penjualan (sales promotion)
Semakin gencar promosi penjualan yang dilakukan oleh produsen
maka akan menarik minat konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkan.
e. Distribusi
Penjelasan di sini adalah yang berkaitan dengan ketersediaan produk
di otletnya. Apabila pada saat konsumen datang pada suatu otlet untuk
membeli pruduk yang diinginkan namun produk tersebut tidak
tersedia, maka hal ini membuat konsumen pindah ke merek yang lain
yang menjual produk sejenis.
Tingkat brand switching biasanya diukur dengan brand yang dibeli
konsumen dalam beberapa kurun waktu terakhir, misalnya 3 bulan sampai 12
bulan terakhir dari sini dapat diketahui seberapa sering konsumen berpindah
brand. Contoh yang terdapat dalam www.swa.co.id menyebutkan ”konsumen
yang menggunakan kartu seluler (sim card), setelah membeli sim card dengan
merek X maka jika pada saat pembelian berikutnya konsumen tersebut membeli
sim card dengan brand Y maka disitulah terjadi perpindahan merek atau brand
switching”. Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan apabila konsumen
memakai kartu seluler X beberapa waktu kemudian membeli kartu seluler merek
Y meskipun merek X masih tetap digunakan, konsumen tersebut dinyatakan telah
melakukan peralihan merek.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peralihan merek
ternyata tidak hanya dipengaruhi dari hasil penyuguhan produk dari konsumen
namun persaingan perusahaan lain serta perilaku konsumen juga berpengaruh
besar terhadapa loyalitas merek..
5. Sejarah dan Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Saat ini kebutuhan akan teknologi, baik itu teknologi informasi maupun
telekomunikasi sangat tinggi dari mulai golongan menengah kebawah dan
golongan menengah ke atas. Semua individu sangat membutuhkan teknologi
untuk mempercepat perkembangan atau meningkatkan pembangunan baik
pembangunan individu maupun kelompok.Perkembangan teknologi yang saat ini
sangat cepat adalah teknologi telekomunikasi, yang menghadirkan beragam
pilihan bentuk teknologi dan kecanggihannya.
Saat ini terjadi persaingan yang ketat antara 2 teknologi komunikasi yaitu
selular dan FWA (fixed Wireless Access). ”Perkembangan teknologi komunikasi
terutama teknologi selular sudah di mulai sejak pertengahan tahun 90 an dengan
mengusung teknologi 1G (Generasi Pertama) dengan menggunakan teknologi
AMPS (Advance Mobile Phone System)” yang dipergunakan oleh pihak militer di
Amerika Serikat”. (www.alexvanrachman.blogspot.com)
Kurun waktu 10 tahun sejak lahirnya AMPS sudah terjadi perkembangan
yang sangat pesat dengan berbagai penemuan atau inovasi teknologi komunikasi
dan , ”akhir tahun 90an muncullah teknologi 2G (Generasi Kedua)”.
(www.alexvanrachman.blogspot.com) Perbedaan utama dari teknologi G1 dan G2
adalah G1 masih menggunakan sistem Analog sedangkan G2 sudah menggunakan
sistem Digital.
Teknologi 2G dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu TDMA
(time division multiple access) dan CDMA (code division multiple access).
TDMA sendiri berkembang ke dalam beberapa versi, yaitu GSM di Eropa, IDEN
di Amerika, PDC di Jepang. Sedangkan CDMA berkembang pesat di AS dan
Kanada. Kemampuan mencolok teknologi 2G adalah tidak hanya dapat digunakan
untuk telpon,(voice) tetapi juga untuk mengirim SMS (Short Message Service)
yaitu mengirim pesan singkat dengan menggunakan text.
Adanya kehadiran teknologi generasi kedua, maka muncullah teknologi
selular yang baru, yaitu, Suatu sistem komunikasi wireless 2G yang dinamakan
GSM (Global System for Mobile communications). Generasi selular kedua yang
mempebaharui generasi pertama dalam bidang teknologinya yaitu digital, yang
pada teori dasarnya merupakan pembaharukan dalam bidang transfer data,
contohnya adalah GSM (menggunakan protokol CSD, HSCSD, GPRS dan
EDGE) dan cdmaOne. Adanya teknologi Generasi Kedua ini membuat
perkembangan teknologi semakin cepat dengan menghadirkan berbagi kelebihan
yang ditawarkan teknologi generasi kedua ini selain mengirim SMS dan voice.
Awal tahun 2000an muncullah teknologi generasi 2.5 (2.5 G) yang
mempunyai kemampuan transfer data yang lebih cepat. Yang terkenal dari
generasi ini adalah GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced
Data rates for GSM Evolution), yaitu suatu protokol yang mengatur cara kerja
transfer data pada sistim wireless GSM. Ciri khas teknologi 2.5G (generasi dua
setengah) adalah teknologi GPRS (global package radio service) yang dapat
digunakan untuk berkirim data dalam jumlah besar, tidak seperti SMS yang hanya
dapat mengirim dan menerima alfa numerik saja. Teknologi 2.5G (atau 2.75G) ini,
di sistem GSM disebut sistem EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution)
sedang pada sistem CDMA disebut dengan CDMA 2000 1x. Keduanya memiliki
kecepatan transfer data mendekati 144KB/detik.
Evolusi dan perkembangan teknologi komunikasi tidak berhenti sampai di
sini. Negara-negara besar di Dunia baik itu Eropa, Asia & Amerika secara
berlomba-lomba mengembangkan inovasi dan penelitian untuk menghadirkan
teknologi yang mutakhir. Setelah adanya teknologi Generasi Pertama, Kedua dan
teknologi 2.5 G, maka disusul kemudian dengan Generasi Ketiga (3G) yang
menawarkan kelebihan yg lebih baik lagi baik dari segi kemampuan fitur dan
transfer data dengan memiliki kecepatan transfer data lebih cepat dari sebelumnya
dalam menghadirkan layanan yang sangat dibutuhkan oleh pelanggan.
Kini konsumen bisa menikmati akses Internet pita-lebar nirkabel di ponsel
tanpa harus mencari hotspot–sentra akses wireless fidelity (Wi-Fi) yang tak selalu
mudah ditemukan.. Teknologi ini disebut teknologi evolution data optimized (EV-
DO), yaitu evolusi terbaru dari teknologi seluler CDMA2000 1x. Layanan
multimedia, seperti video streaming, video sharing, tele-conference, hingga
mobile TV, akan dapat dinikmati dengan mudah di ponsel–semudah
menggunakannya di laptop.
B. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk sampai pada
pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka
pemikiran ini berguna untuk mewadahi teori – teori yang kadang terlepas satu
sama lain menjadisuatu rangkaian yang utuh mengarah pada jawaban sementara.
Dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian tentang pengaruh bauran
pemasaran terhadap peralihan merek pada pengguna kartu GSM Prabayar yang
sebagai populasinya adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi BKK PTN angkatan
2006 yang melakukan peralihan merek kartu seluler GSM Prabayar.
Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan di pasar untuk
memuaskan keinginan konsumen. Produk merupakan unsur pertama dan unsur
pokok dalam bauran pemasaran. Tanpa adanya produk, kegiatan pemasaran tidak
akan terjadi, salah satu alas an konsumen merasa puas apabila produk yang
ditawarkan sesuai dengan keinginan konsumen. Dalam menghadapi persaingan
perusahaan harus menerapkan berbagai strategi dan inovasi untuk
mengembangkan pruduk.
Harga merupakan satu – satunya variabel bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan. Harga juga merupakan salah satu variabel bauran
pemasaran yang paling fleksibel, harga dapat diubah dengan cepat. Srategi
penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian value pada konsumen dan
dapat mempengaruhi image produk serta keputusan konsumen untuk membeli.
Promosi atau bauran komunikasi pemasaran merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Perusahaan tidak dapat
menghindari peranan sebagai komunikator dan promotor sebagai media
komunikasi pelangggan yang ada dan pelanggan potensial.
Distribusi sebagai suatu strategi yang menentukan di mana dan bagaimana
perusahaan menjual suatu produk tertentu. Yang terpenting adalah memberikan
kemudahan untuk mendapatkan merek yang diinginkan oleh konsumen di mana
konsumen berada, yang kemudian hal tersebut diharapkan menimbulkan
keloyalan.
Pentingnya people dalam pemasaran jasa berkaitan erat dengan internal
marketing. Adanya internal marketing adalah untuk mendorong people dalam
kinerja memberikan kepuasan kepada konsumen. Peranan atau pengaruh dari
aspek people dalam mempengaruhi konsumen, yaitu sebagai contactors, modifier,
influencers dan isolateds.
Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari
prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktifitas dan hal – hal rutin, pada saat
jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Proses dibedakan menjadi dua
cara yaitu complexity dan divergence.
Layanan konsumen pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome dari
kegiatan distribusi dan logistik, pelayanan diberikan kepada konsumen untuk
mencapai kepuasan. Customer service meliputi aktivitas untuk memberikan
kegunaan waktu dan tempat (time and plate utilities) termasuk pelayanan pra-
transaksi, saat transaksi dan paska-transaksi. Dalam kenyataanya, pelayanan lebih
penting untuk memenangkan pelanggan daripada produknya.
Dengan demikian diduga bauran pemasaran yang terdiri dari produk,harga,
promosi, dan distribusi berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk beralih
merek kartu seluler.
Dari uraian tersebut di atas maka disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2. Kerangka Berpikir
Keterangan :
Variabel bebas (independen) merupakan variabel bauran pemasaran yang
mempengaruhi keputusan konsumen untuk beralih merek kartu seluler GSM
Prabayar. Variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu :
1. Produk (Product)
2. Harga ( Price)
3. Distribusi (Place)
4. Promosi (Promotion)
Adapun variabel terikat (dependen) adalah Peralihan merek (Brand Switching)
C. Perumusan Hipotesis
Peralihan Merek
(Brand
Switching)
Produk
Harga
Promosi
Distribusi
Keputusan
Pembelian
“Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian” (Sugiyono, 2001: 51). Hipotesia yang dikemukakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Ada pengaruh secara signifikan antara produk terhadap keputusan konsumen
untuk beralih merek kartu seluler GSM Prabayar.
2. Ada pengaruh secara signifikan antara harga terhadap keputusan konsumen
untuk beralih merek kartu seluler GSM Prabayar.
3. Ada pengaruh secara signifikan antara promosi terhadap keputusan konsumen
untuk beralih merek kartu seluler GSM Prabayar.
4. Ada pengaruh secara signifikan antara distribusi terhadap keputusan
konsumen untuk beralih merek kartu seluler GSM Prabayar.
5. Ada variabel bauran pemasaran yang paling berpengaruh terhadap peralihan
merek pada pengguna kartu seluler GSM Prabayar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian digunakan untuk mendapatkan data, informasi,
keterangan dan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan penelitian. Sesuai
dengan judul penelitian ini yaitu Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Peralihan
Merek Pada Pengguna Kartu Seluler GSM Prabayar Tahun 2009 (Studi Pada
Mahasiswa Pendidiksn Ekonomi BKK PTN Universitas Sebelas Maret Surakarta).
Maka penulis mengambil lokasi penelitian ini di Universitas Sebelas Maret
Surakarta Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta 52716. Alasan dipilih lokasi tersebut
sebagai tempat penelitian karena tersedianya data yang diperlukan dalam
penelitian dan lokasinya mudah dijangkau.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2009 sampai selesai.
Alasan penetapan waktu ini dimaksudkan agar data dan informasi yang diperlukan
dalam penelitian benar-benar lengkap dan laporan penelitian dapat dilakukan
secara cermat dan teliti.
B. Metode Penelitian
Penelitian akan berhasil dengan baik apabila menggunakan metode yang
sesuai dengan apa yang akan diteliti. Metode penelitian menurut Sutrisno Hadi
(2002 : 4) merupakan “Usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
suatu pengetahuan, usaha mana yang dilakukan dengan menggunakan metode-
metode ilmiah”. Berdasarkan penelitian di atas dapat dipahami bahwa dalam
melakukan penelitian diperlukan metode-metode ilmiah.
Moh Nasir (1999: 54) menyebutkan ada 5 (lima) tipe penelitian yaitu : ”1)
Metode histioris, 2) Metode deskripsi/ survei, 3) Metode Eksperimental dan 4)
Metode Grounded Research, 5) Metode Penelitian Tindakan.”
Pendapat tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
1) Metode Historis adalah penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan,
perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara
cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber sejarah serta
interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
2) Metode Deskripsi adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mencapai diskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
3) Metode Eksperimental adalah observasi di bawah kondisi buatan (artificial
condition), dimana kondisi tersebut dibuatoleh peneliti. Dengan demikian,
penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta adanya kontrol.
4) Metode Grounded Research adalah suatu metode penelitian yang mendasarkan
diri kepada fakta dan menggunakan analisa perbandingan bertujuan untuk
mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep berjalan pada
waktu yang bersamaan.
5) Metode tindakan adalah suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama
antara peneliti dan decision maker tentang variabel-variabel yang dapat
memanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan masalah,
membuat desain serta melaksanakan program-program tersebut.
Metode deskriptif menurut Sutrisno Hadi (1994: 97) adalah ”Metode
penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada pada masa
sekarang (yang aktual) dengan jalan pengumpulan data, menyusun atau
mengklasifikasikan data, menganalisa dan menginterpretasikan”. Alasan mengapa
peneliti menggunakan metode deskripsi adalah sebagai berikut :
a) Permasalahan yang dihadapi merupakan permasalahan yang aktual dan
masih ada pada masa sekarang, yaitu berkaitan dengan peningkatan
produktifitas.
b) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisa.
c) Dalam penelitian deskriptif menjelaskan suatu hubungan atau pengaruh
antara unsur yang satu dengan unsur yang lain.
d) Data yang telah dianalisa selanjutnya disajikan hasilnya yang merupakan
gambaran hasil penelitian yang sistematis, nyata dan cermat.
Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan
dalam meneliti serta tempat dan waktu penelitian yang dilakukan, maka Moh.
Nazir (1999: 65) membagi penelitian deskriptif menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Metode Survei
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta –
fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual,
baik tentanng institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok
ataupun suatu daerah.
2. Metode Deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive)
Metode Deskriptif berkesinambungan adalah kerja meneliti secara deskriptif
yang dilakukan terus-menerus atas suatu objek penelitian.
3. Penelitian Studi Kasus
Studi kasus atau penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan
denngan suatu spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.
4. Penelitian Komparatif
Penelitian Komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari
jawab secara mendasar tentang sebab akibat dengan menganalisa faktor-faktor
penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.
5. Penelitian analisa pekerjaan aktifitas
Analisa kerja dan aktifitas, merupakan peelitian yang ditujukan untuk
menyelidiki secara terperinci aktifitas dan pekerjaan manusia dan hasil
penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untu
keperluan yang akan datang.
6. Studi Waktu dan Gerakan (time and motion study)
Studi Waktu dan Gerakan adalah penelitian dengan metode deskriptif yang
berusaha untuk menyelidiki efisiensi produksi dengan mengadakan studi yang
mendetail tentang penggunaan waktu serta perilaku pekerja dalam proses
produksi.
Berdasarkan teori di atas, maka peneliti akan menggunakan
penelitian deskriptif dengan metode survei, karena penelitian ini diadakan
untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan secara faktual. Winarno Surakhmad (1998: 139)
menjelaskan bahwa metode penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan
masalah yang ada pada masa sekarang, karena banyak sekali macam
penyelidikan demikian, metode penelitian deskriptif lebih merupakan istilah
umum yang mencakup teknik deskriptif. Diantaranya ialah penyelidikan yang
menuturkan, menganalisa dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan teknik
survey, dengan teknik interview, angket, observasi atau dengan tes, studi
kasus, studi komparatif, studi waktu dan gerak, analisis kuantitatif, studi
kooperatif dan operasional. Informasi dan data yang diperoleh dari responden
adalah dengan menggunakan kuesioner.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Suatu penelitian tidak terlepas dari adanya populasi dan sampel, karena populasi
dan sampel merupakan subyek penelitian yang harus ditetapkan. Menurut M.
Iqbal Hasan (2003: 84) “Populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek atau
individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti
(bahan penelitian). Pengertian populasi diperjelas oleh Sugiyono (2005: 55) yaitu
: “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai nilai dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Pengertian lain didefinisikan oleh Suharsimi Arikunto
(2006: 130) "Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian". Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta angkatan 2006 yang melakukan peralihan merek kartu seluler GSM
Prabayar sejumlah 119 mahasiswa.
2. Sampel
Apabila jumlah populasi sangat tidak mungkin bagi peneliti untuk meneliti
keseluruhan populasi tersebut, sehingga peneliti seringkali hanya meneliti
sebagian saja dari populasi tersebut. Pengertian sampel menurut M. Iqbal Hasan
(2003: 84) ialah “Bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu
yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa
mewakili populasi”. Pengertian lain “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti”. (Suharsimi Arikunto, 2002: 109). Sugiyono (2006: 73) menjelaskan
bahwa ”Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi
Menurut Guidfort (1987) dalam buku J. Supranto (2001: 239), “…semakin
besar sampel (makin besar n = banyaknya elemen sampel) akan memberikan hasil
yang akurat”. Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dikembangkan dari
Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10% dalam bukunya
Sugiyono (2006: 98). Berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi
tertentu dengan taraf kesalahan 5% maka dapat dihitung jumlah sampel dari
mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2006 yang melakukan peralihan merek
kartu seluler GSM Prabayar dengan populasi 119 mahasiswa dan tingkat
kesalahan sebesar 5% maka akan diperoleh sampel sebanyak 88 mahasiswa.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Sugiyono (2001: 73) menjelaskan ”Teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel”. Teknik pengambilan sampel digunakan dalam suatu
penelitian mempunyai keuntungan – keuntungan dibandingkan dengan
pencacahan lengkap disebutkan oleh William. G. Cochtan (1991: 2) yaitu “
mengurangi biaya, kecepatan lebih besar, cakupan lebih besar, dan tingkat
ketelitian lebih besar”. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu ”Probability sampling dan Non-probability
sampling”(Sugiyono, 2001: 73).
Penjelasan dari dua jenis metode sampling tersebut adalah sebagai berikut
:
a. Probability sampling
Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan
sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi :
1) Simple Random Sampling
Dikatakan simpel (sederhana) karena pengambilan sampel anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi tersebut. Cara demikian dilakukan apabila anggota
populasi dianggap homogen.
2) Proportionate Stratified Random Sampling
Apabila unsur populasi tidak homogen (dengan kata lain unsur-
unsur populasi bersifat heterogen), proses pengambilan sampel dengan
menggunakan metode Simple Random Sampling akan menimbulkan bias
karena masing-masing anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang
sama dan ada kemungkinan tidak mewakili semua unsur yang ada dalam
populasi. Untuk mengurangi pengaruh faktor heterogenitas iersebut, dapat
dilakukan pembagian unsur-unsur atau anggota-anggotanya populasi ke
dalam kelompok-kelompok kecil (sub kelompok) yang disebut strata.
Stratifikasi atau pembagian ini dapat dilakukan berdasarkan ciri tertentu
dari populasi untuk keperluan penelitian.
3) Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila
populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai
perusahaan X mempunya 4 orang lulusan S3, 5 orang lulusan S2, 50
oranng lulusan S1, 500 orang lulusan SMU, dan 400 orang lulusan SMP,
maka empat orang lulusan S3 dan lima orang lulusan S2 itu diambil
semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila
dibandingkan dengan kelompok SMU dan SMP.
4) Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling jenis ini digunakan untuk menentukan sampel
bila obyek yang diteliti atau sumber daya sangat luas, misal penduduk dari
suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentuukan penduduk
mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sumber
datanya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Teknik
sampling ini sering digunakan melalui dua tahap yaitu tahap pertama
menentukan sampel daerah dan tahap menentukan orang-orang yang ada
pada daerah tersebut secara sampling juga.
b. Non-probability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi :
1) Sampling Sistematis
Yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang
terdiri dari 100 orang. Semua anggota diberi nomor urut yaitu nomor 1
sampai nomor 100. pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor
ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilanngan tertentu.
2) Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
3) Sampling Aksidental
Adalah teknik penentuan sampel berdasakan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
4) Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangn
tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif.
Disebut juga sampel bertujuan. Subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-
sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan
ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya
5) Sampling Jenuh
Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Teknik ini sering digunakan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang.
6) Snowball Sampling
Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Cara penentuan sampelnya pertama-tama dipilih satu
atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman-temannya
untuk dijadikan sampel dan seterusnya.
Dari beberapa teknik penentuan sampel di atas teknik penentuan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah simpel random sampling,
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut karena anggota
populasi homogen.
D. Sumber Data
Menurut penjelasan Suharsimi Arikunto (2002: 99) “Data adalah segala
fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi,
sedangkan informasi adalah pengolahan data yang dipakai untuk keperluan”. Data
merupakan faktor yang sangat penting karena melalui data dapat diperoleh
keterangan –keterangan yang diperlukan untuk membuktikan suatu kebenaran.
Jenis data menurut Sugiarto, dkk (2001: 16) ada dua yaitu :
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan seperti hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain yang pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel – tabel atau diagram – diagram.
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer berasal dari kuesioner yang sebarkan oleh
peneliti. Sedangkan data sekunder berasal dari data primer yang telah diolah oleh
peneliti, dari studi pustaka dan sumber-sumber lain yang relevan dengan
penelitian ini yaitu buku -buku referensi, jurnal, internet dan referensi lain yang
berkaitan dengan isi penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam
penelitian ilmiah, karena data yang dikumpulkan merupakan bahan untuk menguji
hipotesis yang telah dirumuskan dan untuk menarik kesimpulan. Data yang
dikumpulkan harus akurat dan teliti, dapat dipercaya dan valid (tepat dan relevan).
Untuk memperoleh data tersebut di atas perlu adanya teknik, keterampilan dan
peralatan yang memadai.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data
yang dapat diterapkan dalam penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 127)
metode tersebut adalah :
a. Tes, adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat ukur lain yang
sifatnya terstandar (standardized)
b. Kuesioner, adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal – hal yang diketahui.
c. Interview, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewe) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer)
d. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung
e. Skala bertingkat (rating) atau Rating scale) adalah satuan ukuran subjektif
yang dibuat berskala
f. Dokumentasi, adalah pengumpulan data dengan mengambil data yang sudah
tercatat dalam dokumen.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah metode angket/ kuesioner. Penjelasan akan diuraikan sebagai berikut :
“Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon
sesuai dengan permintaan pengguna”. (Suharsimi Arikunto, 2002: 128). Menurut
Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono (2002: 71) ”Kuesioner dimaksudkan untuk
memperoleh data berupa jawaban-jawaban responden yang kemudian dijadikan
informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan pemasaran”.
Alasan peneliti mengunakan teknik pengumpulan data yang berupa angket
adalah sebagai berikut :
1). Dapat dibagikan secara serentak kepada para responden.
2). Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan
waktu senggang responden.
3). Dapat dibuat anonim sehingga responden responden bebas jujur dan tidak
malu-malu menjawab.
4). Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
Sehubungan dengan penelitian ini, kuesioner yang digunakan berbentuk rating
scale dengan menggunakan skala likert. Menurut Riduwan (2003: 38) ”Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial”. Seseorang dihadapkan pada
pertanyaan yang mempunyai alternatif jawaban yang harus dipilih responden.
Bentuk skala likert yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Sangat Setuju (SS) : bobot nilai 4
b. Setuju (S) : bobot niali 3
c. Kurang Setuju (KS) : bobot nilai 2
d. Tidak Setuju (TS) : bobot nilai 1
Untuk mengetahui apakah angket itu baik atau tidak maka harus diadakan uji
validitas dan reliabilitas.
1). Validitas
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen”. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 144). Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya
instrumen yan kurang valid berarti mempunyai validitas yang rendah. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkapkan data yang diteliti dengan tepat. Rumus yang digunakan
untuk menguji validitas tersebut adalah dengan rumus korelasi product moment
dari Pearson dengan angka kasar seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto, yaitu :
rxy = ( )( )
( ) ( )( )( )å å ååå åå
--
-2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi yang dicari
N = jumlah responden/ subjek yang diteliti
X = skor total tiap – tiap item
Y = skor total
(Suharsimi arikunto, 2002 : 146)
Kemudian hasil dari rxy dikonsultasikan dengan table harga kritis product
moment, apabila hasil yang diperoleh rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5%,
maka angket tersebut dinyatakan valid.
2). Reliabilitas
Menurut Suharsimi arikunto (2002: 154) bahwa “reliabilitas menunjuk pada
satu pengertian bahwa sesuatu cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrument tersebut adalah baik”. Suatu alat ukur
mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika alat tersebut dikenakan pada
kelompok yang sama memberikan hasil yang sama, meskipun pada saat atau
waktu yang berbeda. Untuk menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini yaitu
menggunakan rumus alpha sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto
sebagai berikut :
r11 = ( ) úúû
ù
êêë
é-ú
û
ùêë
é-
å21
2
11 s
s b
kk
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
å 2bs = jumlah varian butir
21s = varian total
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 171)
Kemudian hasil dari r11 dikonsultasikan dengan table product momen, apabila
hasil yang diperoleh rhitung > rtable dengan taraf signifikan 5% maka angket
tersebut reliabel.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasarat
Uji prasarat analisis digunakan untuk mengetahui apakah yang dianalisis
sudah memenuhi syarat atau belum. Uji prasarat yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Uji Normalitas
Maksud dari uji normalitas adalah digunakan untuk mengetahui
apakah residu berdistribusi normal atau tidak. Data untuk setiap variabel
dalam penelitian ini diuji normalitasnya. Hasil uji normalitas dapat diketahui
dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik.
Menurut Singgih Santoso (2001: 214) menetapkan dasar pengambilan
keputusan yang digunakan adalah :
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi hubungan
yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas sehingga sulit
untuk memisahkan pengaruh antara variabel – variabel itu secara individu
terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel
bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkoreasi.Pada bukunya
Singgih Santoso yang dikutip oleh Duwi Priyatno (2008: 39) menjelaskan
”Pedoman suatu model regresi yang bebas dari multikolinieritas ialah: Nilai
VIF (Varians Inflation Factor) haruslah kurang dari 5, maka variabel tersebut
bebas dari multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya”.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Regresi Linear Ganda
Untuk menganalisis sumbangan masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat, baik secara serentak maupun parsial digunakan
digunakan analisis model Regresi Linier Ganda. Jika variabel terikat
dihubungkan dengan beberapa variabel bebas maka persamaan regresi linier
bergandanya dituliskan :
Y = a + 44332211 XbXbXbXb +++
Iqbal Hasan (2003: 255)
Keterangan :
Y = Peralihan merek (Brand Switching)
1X = Produk
2X = Harga
3X = Promosi
4X = Distribusi
a, 4,321 ,, bbbb = Koefisien regresi linear berganda
a = Nilai Y , apabila 1X = 2X = 3X = 4X = 0
1b = Besarnya kenaikan/ penurunan Y dalam satuan jika 1X naik/
turun satu satuan dan 2X 3X 4X konstan
2b = Besarnya kenaikan/ penurunan Y dalam satuan jika 2X naik/
turun satu satuan dan 1X , 3X , 4X konstan
3b = Besarnya kenaikan/ penurunan Y dalam satuan jika 3X naik/
turun satu satuan dan 1X 2X 4X
4b = Besarnya kenaikan/ penurunan Y dalam satuan jika 4X
naik/
turun satu satuan dan 1X 2X 3X
+ atau - = Tanda yang menunjukkan arah hubungan antara Y dan 1X
atau 2X 3X 4X
b. Uji t
Untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan maka diperlukan
adanya pengolahan data selama penelitian, dalam penelitian ini digunakan
teknik analisis Uji t :
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent secara parsial
terhadap variabel dependen. Sutrisno Hadi (2001: 39) menjelaskan rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
ti = i
i
Sb
b
Prosedur menghitung t adalah sebagai berikut :
1) Menghitung jumlah kuadrat regresi JKreg dan JKres
JKreg = b1 å x1 y + b2 å x2 y + b3 å x3 y
JKres = å y2 - JKreg
2) Menghitung kekeliruan baku taksiran
2yS …. k = ( )1-- kn
JKres
3) Menghitung koefisiensi regresi ganda
R2 = å 2Y
JKres
4) Menghitung kekeliruan baku koefisiens b
Sbi = ( )( )21
2
2
1
....
Rx
kS
y
y
-å
5) Menghitung t
tt = i
i
Sb
b
Kesimpulan :
Jika dari hasil perhitunngan diperoleh angka untuk mengetahui ada
atau tidaknya suatu pengaruh maka harus dikonsultasikan dahulu dengan t tabel.
Jika t hitung. > t tabel atau t hitung < t tabel maka Ho ditolak. Sebaliknya jika t hitung. <
t tabel maka Ho diterima. Jika Ho ditolak berarti bauran pemasaran berpengaruh
terhadap peralihan merek tetapi jika diterima maka bauran pemasaran tidak
berpengaruh terhadap peralihan merek.
c. Uji F
“ Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara serempak dari variabel
variabel dependen”. (Sutrisno Hadi, 2001 : 39). Adapun langkah – langkah
pengujiannya adalah sebagai berikut :
1). Menghitung RKreg
RKreg = reg
reg
db
JK
dbreg = m
2). Menghitung RKres
RKres = res
reg
db
JK
Dbres = N – m-1
3). Menghitung F
Freg = reg
reg
RK
RK
4). Kesimpulan
Apabila dari hasil perhitunngan diperoleh angka untuk mengetahui ada
atau tidaknya suatu pengaruh maka harus dikonsultasikan dahulu
dengan F tabel. Jika F hitung. > F tabel atau F hitung < F tabel maka Ho
ditolak. Sebaliknya jika F hitung. < F tabel maka Ho diterima. Jika Ho
ditolak berarti bauran pemasaran berpengaruh terhadap peralihan
merek tetapi jika diterima maka bauran pemasaran tidak berpengaruh
terhadap peralihan merek.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Peralihan
Merek
Deskripsi data merupakan gambaran hasil kumpulan data dari tiap-tiap
variabel yang diteliti. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah : Bauran
Pemasaran (X) , yang meliputi produk, harga, promosi dan distribusi, serta
Peralihan merek (Y).
Pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan angket dan
dokumen. Data angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang bauran
pemasaran (X) dan perelihan merek (Y). Adapun deskripsi data dalam penelitian
ini adalah :.
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Peralihan
Merek Pada Pengguna Kartu Seluler GSM Prabayar Tahun 2009 (Studi pada
mahasiswa pendidikan ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta)”,
menggunakan empat variabel bebas dan satu variabel terikat. Empat variabel
bebas tersebut yaitu produk, harga, promosi dan distribusi, satu variabel terikatnya
adalah peralihan merek.. Berdasarkan data induk penelitian penyebaran angket
kepada mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2006 yang melakukan peralihan
merek, maka deskripsi data produk (Xl), harga (X2), promosi (X3), distribusi
(X4) dan peralihan merek (Y) diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel : 1. Deskripsi Skor Variabel Independen dan Dependen
Descriptive Statistics
88 15 35 26,39 ,404
88 12 27 19,52 ,339
88 13 30 22,31 ,327
88 7 18 13,33 ,241
88 13 34 22,11 ,421
88
Produk
Harga
Promosi
Distribusi
Peralihan Merk
Valid N (listwise)
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
N Minimum Maximum Mean
Tujuan tabel di atas adalah untuk memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari jumlah responden, rata-rata, maksimum, minimumdan
standar eror. Data di atas menunjukkan jumlah pengamatan dalam penelitian ini
adalah 88 mahasiswa dari seluruh populasi. Berdasarkan deskripsi data tersebut
dapat diketahui skor variabel produk berada di antara 15 sampai dengan 35, untuk
variabel harga berada di antara 12 sampai dengan 27, variabel promosi pada 13
sampai 30 dan variabel berikutnya yaitu variabel distribusi berada pada 7 sampai
18. Sedangkan untuk variabel peralihan merek memiliki skor yang berada di
antara 13 sampai dengan 34. Dari lima variabel di atas variabel independent
(produk) mempunyai nilai minimum, maksimum dan mean yang terdiri dari
statistik dan standar eror paling besar apabila dibandingkan dengan variabel
lainnya (harga, promosi, distribusi dan peralihan merek) yaitu nilai minimum 15,
nilai maksimum 35 dan statistic 26,39 serta standar eror 0,404. Tabel tersebut
menunjukkan bahwa variabel distribusi (13,33) memiliki nilai pengaruh yang
paling kecil dibandingkan dengan variabel lainnya, variabel harga sebesar 19,52 ,
promosi dan peralihan merek masing-masing 22,31 dan 22,21 sedangkan variabel
produk nilai pengaruhnya paling tinggi yaitu 26,39.
A. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk
analisis statistik dengan teknik regresi ganda harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas menggunakan analisis grafik normal plot seperti tergambar di bawah
ini :
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Dependent Variable: Peralihan Merk
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Grafik 1. Distribusi Kelayakan Data Bauran Pemasaran dan Peralihan Merek
untuk Digunakan dalam Penelitian
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal/ tidak. Apabila
normal berarti layak digunalan dalam penelitian. Dengan melihat tampilan grafik
normal plot di atas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta
penyebarannya mengikuti garis diagonal, sehingga menunjukkan bahwa data ini
layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Uji ini berarti
adanya hubungan linier antara beberapa variabel bebas dari suatu model regresi.
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai VIF (Varians Inflation Factor). Apabila VIF < 5 maka tidak
ada gejala multikolinieritas, dan sebaliknya apabila VIF > 5 berarti ada gejala
multikolinieritas.
Tabel 2. Hasil uji multikoleniaritas
Coefficientsa
-2,216 4,535 -,489 ,626
,221 ,098 ,213 2,269 ,026 ,988 1,012
,384 ,117 ,309 3,277 ,002 ,974 1,027
,364 ,121 ,283 3,013 ,003 ,984 1,017
,216 ,163 ,124 1,322 ,190 ,990 1,010
(Constant)
Produk
Harga
Promosi
Distribusi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Peralihan Merka.
Berdasarkan uji multikolinieritas di atas diperoleh hasil sebagai berikut,
diketahui koefisien VIF untuk produk adalah 1,012, harga berada pada 1,027,
promosi 1,017 dan distribusi adalah 1,010, maka tidak ada hubungan antar
variabel bebas.
B. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan
yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila
data yang terkumpul dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan
ditolak apabila data tidak mendukung.
1. Pengujian Hasil Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linier ganda. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh persamaan garis regresi Y =
–2,216 + 0,221 X1 + 0,384 X2 + 0,364 X3 + 0,216 X4
Tabel 3. : Besarnya Nilai Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Peralihan
Merek
Model Summary b
,528a ,279 ,244 3,430Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Distribusi, Produk, Promosi,Harga
a.
Dependent Variable: Peralihan Merkb.
Perhitungan pada model summary diperoleh angka R square adalah
sebesar 0,279. Hal ini berarti 27,9% peralihan merek dapat dijelaskan oleh
keempat variabel bauran pemasaran. Sedangkan sisanya (100% - 27,9% = 72,1%)
dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.
a Uji Hipotesis Pengaruh Variabel Independent Secara Parsial (sendiri-sendiri)
Terhadap variabel Dependent (Uji t)
Uji statistik t berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel bebas/ independent secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Ketentuan pada uji t ini adalah jika probabilitas < 0,05
maka ho ditolak (sehingga variabel independent berpengaruh terhadap
variabel dependent).
Tabel 5. : Hasil Uji t (Pengaruh Secara Sendiri-Sendiri)
Coefficientsa
-2,216 4,535 -,489 ,626
,221 ,098 ,213 2,269 ,026 ,988 1,012
,384 ,117 ,309 3,277 ,002 ,974 1,027
,364 ,121 ,283 3,013 ,003 ,984 1,017
,216 ,163 ,124 1,322 ,190 ,990 1,010
(Constant)
Produk
Harga
Promosi
Distribusi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Peralihan Merka.
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa konstanta sebesar -2,226,
menyatakan bahwa jika tidak ada produk, harga, promosi dan distribusi maka
besarnya peralihan merek adalah -2,226.
Hasil pengujian uji t dijelaskan sebagai berikut:
1). Hasil uji menunjukkan bahwa variabel produk (X1) memiliki thitung 2,269
dan koefisien regresi 0,221 dengan tingkat signifikansi 0,026. Karena thitung
> ttabel yaitu 2,269 > 1,989 maka dapat dikemukakan bahwa variabel
produk (X1) secara parsial berpengaruh terhadap peralihan merek (Y).
2). Hasil uji menunjukkan bahwa variabel harga (X2) memiliki thitung 3,227 dan
koefisien regresi 0,384 dengan tingkat signifikansi 0,002 Karena thitung >
ttabel yaitu 3,227 > 1,989, maka dapat dikemukakan bahwa variabel harga
(X2) secara parsial berpengaruh terhadap peralihan merek (Y).
3). Hasil uji menunjukkan bahwa variabel promosi (X3) memiliki thitung 3,013
dan koefisien regresi 0,364 dengan tingkat signifikansi 0,003 Karena thitung
> ttabel yaitu 3,013 > 1,989, maka dapat dikemukakan bahwa variabel
promosi (X3) secara parsial berpengaruh terhadap peralihan merek (Y).
4). Hasil uji menunjukkan bahwa variabel distribusi (X4) memiliki thitung 1,332
dan koefisien regresi 0,216 dengan tingkat signifikansi 0,190 Karena thitung
< ttabel yaitu 1,332 < 1,989, maka dapat dikemukakan bahwa variabel
distribusi (X4) secara parsial tidak berpengaruh terhadap peralihan merek
(Y).
5). Dengan melihat perhitungan dari uji hipotesis antara variabel produk (X1)
dengan peralihan merek (Y) diperoleh hasil koefisien regresi sebesar
0,221, variabel harga (X2) dengan peralihan merek (Y) diperoleh hasil
koefisien regresi sebesar 0,384, variabel promosi (X3) dengan peralihan
merek (Y) sebesar 0,364 sedangkan antara distribusi (X4) dengan
peralihan merek (Y) diperoleh hasil koefisien regresi sebesar 0,216. Dari
nilai keempat koefisien regresi tersebut dapat dikemukakan bahwa
variabel harga (X2) paling banyak memberikan pengaruh terhadap
produktivitas(Y) dibanding variabel lainnya (produk (X1), promosi(X3)
dan distribusi(X4).
b. Uji Hipotesis Pengaruh Variabel Independent Secara Simultan (bersama)
Terhadap variabel Dependent (Uji F)
Tabel 5 : Hasil Uji F ( Pengaruh Secara Bersama-sama) ANOVAb
378,153 4 94,538 8,034 ,000a
976,711 83 11,768
1354,864 87
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Distribusi, Produk, Promosi, Hargaa.
Dependent Variable: Peralihan Merkb.
Uji statistik F berfungsi untuk menunjukkan apakah semua variabel
bebas/ independent yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat/ dependen. Ketentuan pada uji
F ini adalah apabila Fhitung > Ftabel maka variabel independent berpengaruh
terhadap variabel dependent. Hasil uji F diperoleh nilai Fhitung > Ftabel yaitu
8,034 > 2,482, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh variabel
independen produk, harga, promosi dan distribusi secara bersama-sama
terhadap peralihan merek..
2. Penafsiran Hasil Uji Pengujian Hipotesis
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik
analisis regresi linier ganda, maka untuk hipotesis dengan uji t, produk (X1)
mendapatkan hasil t hitung 2,269. Sedangkan nilai koefisien regresinya sebesar
0,221 dengan arah hubungan positif. Artinya variabel bebas (produk) mempunyai
arah hubungan yang positif terhadap variabel terikat (peralihan merek). Dengan
kata lain, jika produk ”A” mengalami peningkatan inovasi, kualitas dan
sebagainya, maka akan menyebabkan peningkatan peralihan merek ke produk
”A”. Sebaliknya jika produk ”A” tidak mengalami peningkatan inovasi, kualitas
dan sebagainya, maka akan menyebabkan penurunan peralihan merek ke produk
”A”.
Nilai t hitung untuk variabel harga (X2) mendapatkan hasil t hitung 3,227.
Sedangkan nilai koefisien regresinya sebesar 0,384 dengan arah hubungan positif.
Artinya variabel bebas (harga) mempunyai arah hubungan yang positif terhadap
variabel terikat (peralihan merek). Dengan kata lain, jika perusahaan merek ”A”
melakukan peningkatan kepuasan harga pada konsumen , maka akan
menyebabkan naiknya peralihan merek ke merek ”A”. Sebaliknya jika perusahaan
merek ”A” tidak melakukan peningkatan kepuasan harga pada konsumen , maka
akan menyebabkan turunnya peralihan merek ke merek ”A”.
Nilai t hitung untuk variabel promosi (X3) mendapatkan hasil t hitung 3,013.
Sedangkan nilai koefisien regresinya sebesar 0,364 dengan arah hubungan positif.
Artinya variabel bebas (promosi) mempunyai arah hubungan yang positif terhadap
variabel terikat (perlihan merek). Dengan kata lain, jika perusahaan merek ”A”
meningkatkan promonya, maka akan menyebabkan naiknya peralihan merek ke
merek ”A”. Sebaliknya jika perusahaan tidak meningkatkan promonya, maka akan
menyebabkan turunnya v peralihan merek ke merek ”A”.
Nilai t hitung untuk variabel distribusi (X4) mendapatkan hasil t hitung 1,332.
karena t hitung <t table yaitu 1,332 < 1,989 sehingga variabel distribusi tidak
berpengaruh terhadap peralihan merek.
Secara parsial seluruh variabel bebas kecuali variabel distribusi
berpengaruh terhadap variabel terikat. Jadi, dapat disampaikan bahwa hipotesis
yang berbunyi “Ada pengaruh secara signifikan antara produk terhadap keputusan
konsumen untuk beralih merek kartu seluler GSM Prabayar”, “Ada pengaruh
secara signifikan antara harga terhadap keputusan konsumen untuk beralih merek
kartu seluler GSM Prabayar” Ada pengaruh secara signifikan antara promosi
terhadap keputusan konsumen untuk beralih merek kartu seluler GSM Prabayar ,
dapat diterima. Sedangkan hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh secara
signifikan antara distribusi terhadap keputusan konsumen untuk beralih merek
kartu seluler GSM Prabayar”, tidak diterima.
Di antara variabel-variabel bebas, ada perbedaan di dalam memberikan
pengaruh tehadap variabel terikat. Variabel harga (X2) mempunyai kontribusi
yang paling dominan dibandingkan dengan variabel produk, promosi dan
distribusi yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,384. Sehingga
hipotesis yang berbunyi “Ada variabel bauran pemasaran yang paling berpengaruh
terhadap peralihan merek pada pengguna kartu seluler GSM Prabayar”, dapat
diterima.
C. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien regresi untuk variabel
produk (X1) sebesar 0,221 dengan arah hubungan positif, berarti jika nilai variabel
produk ditingkatkan, maka akan menyebabkan naiknya variabel peralihan merek.
Sebaliknya menurunnya produk menyebabkan turunnya variabel peralihan merek.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien regresi untuk variabel harga
(X2) sebesar 0,384 dengan arah hubungan positif. Hal ini berarti jika nilai variabel
harga ditingkatkan, maka akan menyebabkan naiknya peralihan merek.
Sebaliknya menurunnya upah menyebabkan turunnya variabel peralihan merek.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien regresi untuk variabel
promosi (X3) sebesar 0,364 dengan arah hubungan positif. Hal ini berarti jika nilai
variabel promosi ditingkatkan, maka akan menyebabkan naiknya variabel
peralihan merek. Sebaliknya menurunnya upah menyebabkan turunnya variabel
peralihan merek
Berdasarkan hasil analisis t hitung untuk variabel distribusi (X4)
mendapatkan hasil t hitung 1,332. karena t hitung <t tabel yaitu 1,332 < 1,989 sehingga
variabel distribusi tidak berpengaruh terhadap peralihan merek.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien regresi untuk variabel
produk (X1) sebesar 0,221 dengan arah hubungan positif, variabel harga (X2)
sebesar 0,384 variabel promosi arah hubungan positif, (X3) sebesar 0,364 dengan
arah hubungan positif, variabel distribusi (X4) sebesar 0,216 dengan arah
hubungan positif. Hal ini berarti variabel produk (X1) lebih banyak memberikan
pengaruh terhadap variabel peralihan merek (Y) karena memiliki nilai koefisien
regresi yang paling besar.
D. Permasalahan yang dihadapi perusahaan dan solusi untuk mengatasinya
Dari analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa permasalahan
yang dihadapi oleh perusahaan operator seluler kartu GSM Prabayar berkaitan
dengan poduk, harga, promosi dan distribusi pengaruhnya terhadap peralihan
merek, serta solusi daripermasalahan yang harus dilakukan perusahaan adalah
sebagai berikut :
1. Konsumen menginginkan kualitas produk yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhannya. Perusahaan mengatasinya antara lain dengan perbaikan
jaringan, waktu download yang singkat serta meningkatkan layanan operator
terutama pada saat hari-hari besar.
2. Perusahaan operator seluler dalam menetapkan harga seharusnya
memperhatikan keinginan dan kemampuan konsumen. Bisa dengan
memberikan tarif sehemat mungkin dengan mekanisme yang tidak ribet dan
efisien.
3. Dilihat dari promosi yang dilakukan perusahaan, konsumen mengalami
kesalahan atau mempunyai gambaran yang keliru pada saat produk tersebut
diiklankan. Perusahaan sebaiknya memberikan informasi produk yang jelas
kepada masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar konsumen dapat memperoleh
gambaran yang benar tentang suatu produk. Adanya informasi yang jelas
maka konsumen dapat memilih produk yang diingikan/ sesuai kebutuhan serta
terhindar dari kerugian akibat
4. Di beberapa tempat konsumen mengalami kesulitan dalam memperoleh kartu
seluler yang diinginkan sehingga perusahaan harus lebih memperhatikan
pendistribusian produk agar konsumen mudah mendapatkannya. Bisa dengan
menambah jumlah agen penyedia kartu seluler ke pelosok daerah.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
1. Analisis Teori
a. Berdasarkan hasil penelitian variabel harga merupakan variabel yang paling
berpengaruh terhadap peralihan merek kartu seluler GSM Prabayar. Dalam
variabel ini menjelaskan tentang harga perdana, tarif, daya beli konsumen
terhadap harga yang ditawarkan, dan sebagainya.
b. Setelah variabel harga, variabel produk menempati urutan yang kedua dalam
mempengaruhi peralihan merek. Dalam kajian variabel produk diperoleh data
mengenai kualitas sinyal, fasilitas/ fitur serta inovasi produk.
c. Variabel yang berpengaruh terhadap peralihan merek kartu seluler GSM
Prabayar berikutnya adalah variabel promosi. Variabel promosi menjelaskan
tentang penyampaian pesan iklan, pemberian hadiah, promo gratis telepon dan
sms, promo masa aktif selamanya, promo ganti kartu gratis, serta diskon
besar-besaran.
d. Berdasarkan hasil penelitian, variabel distribusi tidak mempengaruhi peralihan
merek pada pengguna kartu seluler GSM Prabayar. Dalam variabel distribusi
ini menjelaskan tentang kemudahan memperoleh merek baru dan ketersediaan
produk.
e. Secara bersama-sama, variabel bauran pemasaran yang terdiri dari harga,
produk, promosi dan distribusi berpengaruh terhadap peralihan merek kartu
seluler kartu seluler GSM Prabayar.
2. Hasil uji statistik
Berdasarkan hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah
dilakukan dengan teknik analisis regresi linier ganda, uji t, dan uji F, maka dapat
disimpulkan :
1. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel harga (X2) memiliki thitung 3,227 dan
koefisien regresi 0,384 dengan tingkat signifikansi 0,002 Karena thitung > ttabel
yaitu 3,227 > 1,989, maka dapat dikemukakan bahwa variabel harga (X2)
secara parsial berpengaruh terhadap peralihan merek (Y).
2. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel produk (X1) memiliki thitung 2,269 dan
koefisien regresi 0,221 dengan tingkat signifikansi 0,026. Karena thitung > ttabel
yaitu 2,269 > 1,989 maka dapat dikemukakan bahwa variabel produk (X1)
secara parsial berpengaruh terhadap peralihan merek (Y).
3. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel promosi (X3) memiliki thitung 3,013 dan
koefisien regresi 0,364 dengan tingkat signifikansi 0,003 Karena thitung > ttabel
yaitu 3,013 > 1,989, maka dapat dikemukakan bahwa variabel promosi (X3)
secara parsial berpengaruh terhadap peralihan merek (Y).
4. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel distribusi (X4) memiliki thitung 1,332
dan koefisien regresi 0,216 dengan tingkat signifikansi 0,190 Karena thitung <
ttabel yaitu 1,332 < 1,989, maka dapat dikemukakan bahwa variabel distribusi
(X4) secara parsial tidak berpengaruh terhadap peralihan merek (Y).
5. Hasil uji F diperoleh nilai Fhitung > Ftabel yaitu 8,034 > 2,482, sehingga dapat
disimpulkan secara bersama-sama terdapat pengaruh antara variabel
independen produk, harga, promosi dan distribusi terhadap peralihan merek.
6. Hasil perhitungan pada model summary diperoleh angka R square sebesar
0,279. Hasil ini dapat diinterpretasikan sebagai berikut: produk, harga,
promosi dan distribusi menjelaskan 27,9% dari variabel peralihan merek, atau
27,9% mempengaruhi peralihan merek sedangkan sisanya sebesar 72,1%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka dapat dibuat
implikasi hasil penelitian, yaitu :
1. Harga merupakan variabel yang paling berpengaruh bagi konsumen untuk
beralih merek. Harga perdana dan harga isi ulang yang relatif murah sangat
berpengaruh bagi calon konsumen untuk memilih suatu produk kartu seluler
GSM Prabayar.
2. Penciptaan produk kartu seluler GSM Prabayar yang berkualitas dan menarik
akan mendorong calon konsumen untuk membeli produk tersebut. Antara lain
sinyal kuat, suara jernih, kemasan dan warna yang menarik.
3. Bahwa konsumen sangat tertarik dengan promo-promo dan hadiah-hadiah
yang ditawarkan oleh perusahaan kartu seluler GSM Prabayar, hal ini menjadi
kunci keberhasilan suatu perusahaan, karena apabila konsumen telah terbujuk,
mereka akan melakukan pembelian sehingga tujuan yang diharapkan suatu
perusahaan dapat tercapai.
4. Bahwa pendistribusian yang lancar dan penyedian produk akan memudahan
konsumen untuk mendapatkan kartu perdana dan isi ulangnya, sehingga
permasalahan tentang pendistribusian dapat teratasi.
5. Peralihan merek tidak hanya disebabkan puas atau tidak puasnya konsumen
terhadap suatu merek, namun rasa ingin tahu atau ingin mencoba serta iklan
yang menarik dari merek lain bisa mempengaruhi konsumen untuk melakukan
peralihan merek. Oleh sebab itu perusahaan kartu seluler harus selalu kreatif
berinovasi terhadap keempat variabel bauran pemasaran agar para
konsumennya tetap loyal.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran
mempengaruhi peralihan merek pengguna kartu seluler GSM Prabayar. Dengan
demikian peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel harga merupakan variabel yang
paling mempengaruhi peralihan merek kartu seluler GSM Prabayar.
Seperti kebanyakan mahasiswa lainnya, mahasiswa di lingkungan UNS
uang saku mereka digunakan untuk membayar kos, kebutuhan kampus dan
makan, hanya menyisakan puluhan ribu rupiah untuk pulsa dan hiburan.
Menanggapi fenomena tersebut operator seluler sebaiknya menjual
perdana dan isi ulang dengan harga nominal yang kecil bisa dibuat harga
pecahan Rp. 2.000,00, Rp. 3.000,00 hingga pecahan Rp. 5.000,00 dengan
masa aktif selamanya.
Saat ini tarif paling murah yang diberikan salah satu operator seluler
adalah Rp. 0,00000001/ sms, Rp. 0,1/ detik dan Rp. 1,00/ Kb, namun
mahasiswa masih mengeluh karena tarif tersebut dibatasi sampai siang
hari, pada malam hari kembali lagi dengan tarif yang mahal sehingga
operator seluler sebaiknya memberikan tarif murah untuk 24 jam agar para
mahasiswa tidak mengeluh akibat borosnya penggunaan kartu seluler.
2. Secara umum sinyal yang tersedia di lingkungan FKIP UNS sudah
mencukupi untuk berkomunikasi, namun sinyal untuk beberapa operator
seluler masih ada yang lemah bahkan kadang tiba-tiba menghilang
sehingga menyebabkan komunikasi terputus, operator seluler seharusnya
menambah menara pemancar di lingkungan FKIP UNS agar sinyal selalu
kuat dan komunikasi dapat berjalan lancar. Agar konsumen tertarik dan
tetap loyal dengan operator seluler maka operator seluler harus selalu
meningkatkan kualitas dan inovasi produk, antara lain dengan
menciptakan fitur pembayaran elektronik. Sekarang ini pembayaran SPP,
rekening listrik, telephon dan air bisa menggunakan cara online, alangkah
lebih efisien apabila setiap konsumen (mahasiswa khususnya) bisa
melakukan pembayaran melalui fasilitas kartu seluler mereka, cukup dari
rumah tidak pelu pergi ke tempat pembayaran.. Bisa juga kartu seluler
menciptakan fasilitas semacam kartu kredit sehingga konsumen tidak perlu
membawa dompet tebal dan kartu kreditnya untuk berbelanja, cukup
dengan membayar lewat ponsel mereka.
3. Pada promosi, operator seluler perlu mengadakan promo goes to campus,
dengan acara seminar tentang komunikasi yang diselingi dengan
mengiklankan produk mereka serta dipandu oleh MC yang menarik,
memberikan hadiah-hadiah bagi peserta serta peserta dimasukkan menjadi
member yang akan mendapatkan potongan harga dan hadiah lainnya. Hal
ini diharapkan akan mampu menarik mahasiswa menggunakan operator
seluler tersebut.
4. Pada pendistribusian, semua produk operator seluler tersedia di
lingkungan kampus UNS, namun pengisian pulsa melalui elektrik ada
yang masih lambat sampai ke pembeli pulsa sehingga operator seluler
harus lebih meningkatkan sistem pengiriman pulsa agar cepat sampai
tujuan sehingga keluhan mahasiswa tentang lambatnya pengiriman pulsa
dapat teratasi.
5. Apabila perusahaan operator seluler menyajikan harga, produk, promosi
serta distribusi secara bersama-sama dengan mempertimbangkan
keinginan konsumen, maka akan mudah menarik para calon konsumen
untuk berpindah ke operator seluler tersebut.