bab i pendahuluan a. latar belakang masalah · 2018. 4. 25. · bab i pendahuluan a. latar belakang...

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran koperasi di Indonesia sangat penting terutama dalam perekonomian nasional. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat (1) yang mengatakan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.” Bangun perusahaan yang sesuai dengan asas kekeluargaan adalah koperasi. Koperasi saat ini sudah banyak didirikan dan menjadi kekuatan ekonomi di masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 yang menjadi dasar hukum koperasi, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang- seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Secara garis besar, tujuan utama koperasi adalah untuk mencapai kesejahteraan hidup bersama. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan orang-orang dan bukan perkumpulan modal. Orang-orang yang kesemuanya menjadi anggota koperasi itu secara bersama-sama bergotong-royong berdasarkan persamaan, bekerja untuk memajukan kepentingan-kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat. 1 Tujuan dari Koperasi harus benar-benar merupakan kepentingan bersama dari semua anggotanya dan dalam hal mencapainya masing-masing anggota menyumbangkan karya dan jasanya, di mana peran serta para anggota tersebut akan memperoleh imbalan yang adil berupa pembagian keuntungan yang diperoleh koperasi. 2 Cita-cita koperasi Indonesia 1Kartasapoetra, dkk, Koperasi Indonesia, Jakarta:PT. RINEKA CIPTA 2007, hlm.3.

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Peran koperasi di Indonesia sangat penting terutama dalam perekonomian nasional.

    Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat (1) yang mengatakan

    bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

    kekeluargaan.” Bangun perusahaan yang sesuai dengan asas kekeluargaan adalah

    koperasi.

    Koperasi saat ini sudah banyak didirikan dan menjadi kekuatan ekonomi di

    masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 yang menjadi dasar hukum

    koperasi, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-

    seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

    prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

    kekeluargaan. Secara garis besar, tujuan utama koperasi adalah untuk mencapai

    kesejahteraan hidup bersama. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan orang-orang dan

    bukan perkumpulan modal. Orang-orang yang kesemuanya menjadi anggota koperasi itu

    secara bersama-sama bergotong-royong berdasarkan persamaan, bekerja untuk

    memajukan kepentingan-kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat.1

    Tujuan dari Koperasi harus benar-benar merupakan kepentingan bersama dari semua

    anggotanya dan dalam hal mencapainya masing-masing anggota menyumbangkan karya

    dan jasanya, di mana peran serta para anggota tersebut akan memperoleh imbalan yang

    adil berupa pembagian keuntungan yang diperoleh koperasi.2 Cita-cita koperasi Indonesia

    1Kartasapoetra, dkk, Koperasi Indonesia, Jakarta:PT. RINEKA CIPTA 2007, hlm.3.

  • menentang individualisme dan kapitalisme secara fundamental. Paham koperasi indonesia

    menciptakan masyarakat Indonesia yang kolektif, berakar pada adat-istiadat hidup

    Indonesia yang asli, tetapi ditumbuhkan pada tingkat yang lebih tinggi, sesuai dengan

    tuntutan zaman modern. Semangat kolektivitas Indonesia yang akan dihidupkan kembali

    dengan koperasi mengutamakan kerja sama dalam suasana kekeluargaan.3

    Faktor penting demi terwujudnya koperasi yang berkualitas adalah dengan melalui

    peranpemerintah dalam bentuk perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan

    terkait koperasi harus ditaati dan dijalankan oleh semua pihak. Kekuasaan tertinggi pada

    koperasi berada di tangan para anggota sebagai pemilik koperasi itu sendiri. Setiap

    anggota pun memiliki hak yang sama dalam setiap keputusan yang sudah dibuat.

    Koperasi dibentuk dengan tujuan menyejahterakan setiap anggotanya, untuk itu koperasi

    harus dijalankan secara terus-menerus. Koperasi yang dikelola harus dilaksanakan secara

    produktif, efektif dan efisien. Sehingga koperasi dituntut untuk memiliki kemampuan

    dalam mewujudkan pelayanan usaha.

    Koperasi yang mempunyai efisiensi yang baik maka akan dapat melayani

    kepentingan anggotanya maupun melayani masyarakat sekitar dengan baik sehingga

    dapat mewujudkan kesejahteraan ekonomi. Ada dua kategori koperasi. Kategori pertama

    adalah koperasi yang masih konsisten setia pada tiga prinsip dasar yaitu dari, oleh dan

    untuk anggota. Sebagai kategori yang pertama, dimana koperasi-koperasi ini tumbuh dan

    berkembang dalam satu lembaga intern dimana para anggotanya berada ataupun dalam

    satu komunitas tertentu. Kategori kedua adalah koperasi-koperasi yang sebenarnya tidak

    menghimpun anggota untuk mendirikan koperasi tetapi koperasi didirikan untuk

    2Ibid., hlm.5.

    3Ninik Widiyanti dan Sunindhia,Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA 2008,hal. 174

  • menghimpun dana layaknya bank, namun dalam skala kecil. Inilah koperasi-koperasi

    yang nampak tumbuh subur dimana-mana dengan papan nama yang besar-besar dan

    keren yang lebih dikenal dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP)4.

    Koperasi Simpan Pinjam banyak mengalami perkembangan yang luar biasa

    mengingat semakin bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini berdasarkan data statistik

    mengenai perkembangan jumlah KSP yaitu pada tahun 2013–2014 KSP sebanyak

    203.701, tahun 2014–2015 KSP sebanyak 209.488 dan tahun 2015–2016 KSP berjumlah

    212.135.5 KSP menjadi satu-satunya lembaga yang cenderung diminati oleh masyarakat

    daripada lembaga keuangan lainnya. Kebanyakan masyarakat berpikir bahwa KSP

    menjadi penyalur pinjaman pada kelompok masyarakat tertentu yang selama ini

    mengalami kesulitan memperoleh pinjaman dari bank. Pemerintah dalam meyalurkan

    kredit lunak pada masyarakat pun mengandalkan KSP. Pentingnya peran KSP dalam

    membantu dan mendorong pertumbuhan usaha kecil inilah, maka KSP harus dijaga

    dengan suatu sistem yang baik juga sehingga tujuannya dapat tercapai dengan sempurna.

    Dinas koperasi adalah salah satu unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

    tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan

    menengah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

    Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang

    adalah Dinas Daerah yang berada di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Dinas

    Koperasi ini merupakan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan

    Tipe A, yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang koperasi, bidang usaha

    mikro, bidang perindustrian dan bidang perdagangan.

    4 Sri Harini, Fragmentasi Pemikiran Hukum Bisnis, BANK DALAM TUBUH KOPERASI, 2009, Salatiga ;Widya Sari, hal. 4

    5BPS, Tabel Perkembangan Koperasi Periode 1967 – 2016. https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1321.Diakses tanggal 20 Maret 2017 jam 14.00 WIB.

    https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1321

  • Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang

    memiliki visi mewujudkan Koperasi yang mandiri, tertib dan sejahtera. Visi utama dalam

    bidang koperasi nya adalah mewujudkan koperasi yang mandiri, tangguh dan berdaya

    saing. Sedangkan misi bidang koperasi dalam Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

    Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang adalah:

    1. Mewujudkan koperasi di Kabupaten Semarang yang berkualitas.

    2. Meningkatkan peran koperasi dalam mendukung perekonomian Kabupaten

    Semarang.

    3. Meningkatkan manfaat dan keunggulan koperasi dalam mendukung perekonomian

    masyarakat.

    Menurut Amin Widjaja,tugas pokok dari dinas koperasi adalah membantu

    merumuskan kebijakan perencanaan operasional program kegiatan koperasi, yaitu

    meliputi:6

    1. Pengelolaan urusan administrasi keuangan

    2. Koordinasi penyusunan program

    3. Pengolahan data dan informasi di bidang perkoperasian, usaha mikro, kecil dan

    menengah

    4. Fasilitasi pembiayaan serta hubungan masyarakat melalui penyuluhan dan pelatihan

    yang searah dengan kebijakan umum daerah dan ketentuan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    Tugas yang dimiliki oleh Dinas Koperasi adalah sebagai wujud tujuan dan strategi

    pemberdayaan koperasi. Dengan kata lain tujuan dan strategi pemberdayaan koperasi

    merupakan hasil akhir yang dicari. Upaya pencapaian tujuan-tujuan koperasi diarahkan

    untuk mewujudkan gerakan koperasi yang sejati, mampu berswadaya atau mandiri, serta

    6Kartasapoetra, dkk, Koperasi Indonesia 2007, Jakarta : PT Rineka Cipta, hal. 176

  • dikelola secara profesional, demokratis, dan otonom dengan tetap memegang teguh jati

    dirinya.7

    Tugas Pokok Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan

    Kabupaten Semarang sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016 adalah

    melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang koperasi, usaha mikro,

    perindustrian dan perdagangan.

    Sedangkan fungsi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustriandan Perdagangan

    Kabupaten Semarang sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016:

    a). Perumusan kebijakan bidang koperasi, usaha mikro, perindustriaan dan

    perdagangan;

    b). Pelaksanaan kebijakan bidang koperasi, usaha mikro, perindustrian dan

    perdagangan;

    c). Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan Pemerintah bidang

    koperasi, usaha mikro, perindustriaan dan perdagangan;

    d). Pelaksanaan administrasi Dinas; dan

    e). Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan

    fungsinya.

    Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 21 Tahun 2016 tentang

    pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Semarang yang dimaksud

    dengan Dinas Daerah adalah Dinas Kabupaten Semarang. Dinas Daerah tersebut terdiri

    dari beberapa dinas, salah satunya adalah Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian

    dan Perdagangan Tipe A, yang menyelanggarakan urusan pemerintah bidang koperasi,

    usaha mikro, bidang perindustrian dan bidang perdagangan (Pasal 2 huruf d nomor 5).

    Salah satu tujuan dari Dinas Koperasi adalah memberikan pedoman kepada gerakan

    7Muslimin Nasution, Koperasi Menjawab Kondisi Ekonomi Nasional, Jakarta: PIP (Pusat InformasiPerkoperasian) 2008, hlm.202.

  • koperasi dan masyarakat agar Koperasi Simpan Pinjam dapat melakukan kegiatan usaha

    simpan pinjam berdasarkan prinsip koperasi secara profesional sesuai dengan prinsip

    kehati-hatian dan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan memberikan

    manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat di sekitarnya.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 13

    Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Bidang Koperasi dan

    Usaha Kecil dan Menengah Pasal 11 Ayat 1 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan

    Menengah Kabupaten/Kota tipe A terdiri atas paling banyak 4 (empat) bidang. Kemudian

    dalam Pasal 12 dipaparkan bahwa Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

    Kabupaten/Kota tipe A terdiri atas 1 (satu) sekretariat yang terdiri atas 3 (tiga) subbagian

    dan paling banyak 4 (empat) bidang yang terdiri atas paling banyak 3 (tiga) seksi.

    Sekretariat Dinas Koperasi terdiri dari subbagian: 1). Tata Usaha, 2). Penyusunan

    Program, 3). Keuangan. Bidang Koperasi terdiri dari bidang: 1). Perizinan dan

    Kelembagaan yang terdiri dari seksi: a). Perizinan, b). Kelembagaan, c). Monitoring,

    evaluasi, pelaporan dan data koperasi. 2). Pengawasan dan Pemeriksaan yang terdiri dari

    seksi: a). Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam, b). Pemeriksaan Kelembagaan

    dan Usaha Koperasi, c). Penerapan Peraturan dan Sanksi. 3). Pemberdayaan Koperasi

    yang terdiri atas seksi: a). Fasilitasi Usaha Koperasi, b). Pengembangan, Penguatan dan

    Perlindungan Koperasi, c). Peningkatan Kualitas SDM Koperasi. 4). Pemberdayaan

    Usaha Kecil yang terdiri atas seksi: a). Fasilitasi Usaha Kecil, b). Pengembangan,

    Penguatan dan Perlindungan Usaha Kecil, c). Peningkatan Kualitas Kewirausahaan.

    Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pemerintah

    menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan serta

    pemasyarakatan koperasi dimana mengandung arti bahwa pemerintah memberikan

    bimbingan, kemudahan dan perlindungan terhadap koperasi-koperasi yang ada di daerah

  • otonomnya. Disamping itu, pertumbuhan dan perkembangan ekonomi terutama di sektor

    koperasi dari waktu ke waktu tentunya didukung oleh kebijakan politik ekonomi yang

    kondusif.

    Dari pemaparan tugas pokok dinas koperasi, peran dari Dinas Koperasi dapat

    disimpulkan sebagai berikut:

    1. Pembinaan, diberikan sejak awal pendirian KSP.Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

    Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang selalu mendampingi KSP.Dinas

    Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

    Semarangmemberikan bimbingan, saran-saran, perintah-perintah, dan instruksi-

    instruksi kepada KSP dalam pelaksanaan tugasnya dengan maksud untuk menciptakan

    iklim dan kondisi seumumnya yang memungkinkan Koperasi akan tumbuh dan

    berkembang. Hal ini dilakukan dengan sosialisasi ataupun penyuluhan dari dinas

    koperasi yang bertujuan untuk pengembangan diri seperti seminar maupun pelatihan

    bagi anggota koperasi . Pembinaan ini dilaksanakan secara merata dan seimbang

    sehingga nantinya koperasi dapat diapresiasi sebagai organisasi ekonomi yang baik,

    yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh masyarakat.

    2. Pengawasan, dilakukan seperti misalnya menerima laporan Rapat Anggota Tahunan

    (RAT) yang diberikan dengan maksud untuk mengamankan dan menyelamatkan

    kepentingan baik bagi perkumpulan Koperasi itu sendiri maupun guna kepentingan

    pihak lain. Jenis pengawasan Koperasi itu meliputi pengawasan aktif dan pasif,

    pengawasan rutin dan sewaktu-waktu, pengawasan bersifat preventif dan

    represif.8Dengan adanya pengawasan maka dinas koperasi dapat memantau kegiatan

    yang dilakukan terhadap penyusunan dan pelaksanaan kegiatan perkoperasian

    sehingga dapat mengoreksi apabila terjadi kesalahan-kesalahan dalam suatu koperasi.

    8Pasal 7 Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor17/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam

  • Disamping itu pengawasan juga ditujukan untuk menyelamatkan dan mengamankan

    kepentingan koperasi, menghindari penyalahgunaan yang sangat mungkin terjadi

    dalam suatu lembaga perkoperasian, dan menetapkan ketentuan-ketentuan tersendiri

    dalam bidang tata niaga dan distribusi dengan tujuan untuk memungkinkan

    perkembangan koperasi.

    3. Evaluasi pelaksanaan dan pelaporan tugas oleh dinas koperasi akan mengidentifikasi

    keberhasilan atau kegagalan dari suatu rencana kegiatan atau program yang berjalan.

    Supaya pelaksanaan koperasi dapat dikendalikan maka dibutuhkan koordinasi pula.

    Koordinasi menjadi salah satu peran dinas koperasi untuk saling memberi informasi

    dan mengatur bersama atau menyepakati persetujuan tertentu sehingga dalam

    pelaksanaan tugasnya dapat terealisasi dengan baik dan tepat sasaran. Koordinasi

    berarti kewenangan untuk menggerakan, menyelaraskan dan menyeimbangkan

    kegiatan yang utama agar terarah pada satu tujuan yang sama. Disamping itu, dengan

    koordinasi maka pembagian kerja akan lebih efektif.

    Peran Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

    Semarang sangat berpengaruh terhadap terwujudnya koperasi-koperasi yang berkualitas

    terutama Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Adanya KSP yang sangat mendorong

    pertumbuhan usaha kecil inilah maka harus dibina, diawasi dan dilakukan evaluasi

    dengan sebaik-baiknya sehingga tujuannya pun dapat tercapai dengan baik.

    Sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2015, di Kabupaten Semarang telah

    beroperasi 34 unit Koperasi Simpan Pinjam berstatus aktif, dengan jumlah anggota

    mencapai 15.942 orang. Sebelumnya, di Kabupaten Semarang terdapat 37 Unit Koperasi

    Simpan Pinjam yang aktif, namun karena adanya beberapa masalah yang timbul, 3

    Koperasi Simpan Pinjam menjadi tidak aktif.9Keberhasilan Dinas Koperasi dalam

    9Rekapitulasi KSP Koperasi dan KJKS Koperasi Kabupaten Semarang Per. 30 September 2016

  • pembinaan, pengawasan serta evaluasi pelaksanaan dan pelaporan tugas dapat

    diwujudkan tergantung dari kualitas sumber daya manusia yang ditunjukkan dengan

    kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan tugasnya. Pembinaan dimaksudkan agar

    koperasi dapat melakukan tugasnya sesuai dengan apa yang diinginkan untuk mencapai

    tujuan utama koperasi. Pembinaan harus dilakukan terus-menerus mengingat pembinaan

    memerlukan pendekatan banyak sehingga diharapkan dengan pembinaan yang rutin maka

    akan menunjang kegiatan perkoperasian dan semakin berhasilnya segala usaha yang telah

    dilakukan maupun akan dilakukan.

    Dengan pembinaan yang baik maka akan memberikan pengaruh besar dalam

    kegiataan perkoperasian. Pengawasan terhadap koperasi dimaksudkan untuk memastikan

    agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan mencegah

    terjadinya penyimpangan, penyelewengan, maupun kelalaian yang dapat menimbulkan

    kerugian serta penyalahgunaan otoritas dan kedudukan.

    Dengan adanya pengawasan diharapkan proses kerja dapat berjalan sesuai dengan

    prosedur yang ditetapkan. Pengawas atau pejabat yang menangani pengawasan terhadap

    koperasi perlu dibekali diklat kompetensi, juga diperlukan adanya regulasi yang mengatur

    tentang sanksi yang tegas terhadap koperasi yang tidak mematuhi peraturan perudang-

    undangan yang meliputi kepatuhan legalitas, usaha dan keuangan serta kepatuhan

    transaksi.

    Kemudian dengan adanya evaluasi pelaksanaan dan pelaporan tugas maka akan

    mengukur sejauh mana kemajuan yang sudah dicapai lalu selanjutnya menilai, sampai

    sejauh manakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan, dan nantinya

    dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk memperbaiki atau melakukan penyempurnaan

    kembali. Evaluasi yang berkesinambungan akan dapat memantau tahapan manakah yang

    sudah dapat diselesaikan, dan mana pula tahapan yang mengalami kendala dalam

  • pelaksanaannya. Sehingga pada dasarnya evaluasi dimaksudkan untuk melakukan

    penyempurnaan usaha. Penyempurnaan usaha tanpa didahului dengan evaluasi adalah

    tidak mungkin, karena dalam melakukan penyempurnaan terlebih dahulu harus tahu apa

    yang harus diperbaiki, dan tahu mengapa hal tersebut harus diperbaiki. Sedangkan

    pelaporan tugas dimaksudkan untuk pertanggungjawaban pelaksanaan suatu tugas yang

    telah dilaksanakan sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana hasil dari suatu

    kegiatan.

    Oleh karena itu, berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

    tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Dinas Koperasi Kabupaten Semarang yang

    dituangkan kedalam skripsi dengan judul “Peran Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

    Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang Terhadap Koperasi Simpan

    Pinjam”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimanakah peran Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan

    Kabupaten Semarang terhadap Koperasi Simpan Pinjam (KSP)?

    2. Hambatan apa saja yang dihadapi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan

    Perdagangan Kabupaten Semarang dalam menjalankan perannya terhadap Koperasi

    Simpan Pinjam (KSP)?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah:

  • 1. Untuk mengetahui peran Dinas Koperasi Kabupaten Semarang dalam perannya

    terhadap Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

    2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

    Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang dalam menjalankan perannya

    terhadap Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

    kontribusi bagi perkembangan ilmu hukum pada khususnya, maupun masyarakat

    pada umumnya mengenai penerapan hukum dan ketaatan hukum Koperasi Simpan

    Pinjam (KSP).

    b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian

    berikutnya yang sejenis.

    2. Manfaat Praktis

    a. Menyebar luaskan informasi serta memberikan masukan bagi semua pihak yang

    terlibat terkait peran Dinas Koperasi di Indonesia terkhusus di Kabupaten Semarang

    dalam perannya terhadap Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

    b. Dapat menambah pengetahuan bagi kita semua mengenai peran Dinas Koperasi

    terhadap Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

    E. Metode Penelitian

    1. Jenis Penelitian

  • Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian empirik. Penelitian empirik

    yaitu cara prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan masalah penelitian dengan

    meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan

    mengadakan penelitian terhadap data primer di lapangan.10

    2. Pendekatan Penelitian

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan hukum

    sosiologis, artinya suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan nyata masyarakat

    atau lingkungan masyarakat dengan maksud dan tujuan menemukan fakta (fact-

    finding), yang kemudian menuju pada identifikasi (problem-identification) dan pada

    akhirnya menuju kepada penyelesaian masalah (problem-solution).11

    3. Sumber Data

    Untuk mendapatkan data yang objektif, maka dalam penelitian ini penulis

    menggunakan:

    a. Data Primer

    Merupakan data yang berasal dari responden secara langsung yang akan merespons

    atau memberi keterangan dalam penelitian yaitu:

    1. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

    Semarang

    2. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori sehat (KSP Arta Bahana).

    3. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori cukup sehat (KSP Sumber Karya

    Makmur).

    10 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Rajawali Press, 1985, hlm.52

    11 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1982, hlm. 10

  • 4. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori dalam pengawasan (KSP Surya Mitra

    Dana).

    5. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori dalam pengawasan khusus (KSP Pandu

    Lestari).

    Dengan topik yang diamati adalah peran Dinas Koperasi terhadap Koperasi

    Simpan Pinjam (KSP).

    b. Data Sekunder

    Data sekunder yang dimaksud adalah bahan yang memberikan penjelasan

    mengenai data primer, seperti dokumen maupun informasi dari artikel-artikel yang

    berkaitan dengan peran Dinas Koperasi terhadap koperasi simpan pinjam dikaitkan

    dengan aturan perundang-undangan, hasil penelitian, dan berbagai sumber lainnya

    seperti buku maupun internet.

    4. Teknik Pengumpulan Data

    a. Studi Kepustakaan

    Terhadap data sekunder dikumpulkan dengan melakukan studi kepustakaan, yaitu

    dengan mencari dan mengumpulkan serta mengkaji Peraturan perkoperasian dan

    beserta pedoman buku-buku lainnya yang menunjang penelitian.

    b. Wawancara

    Wawancara dimaksud untuk memperoleh keterangan, pendirian, pendapat secara

    lisan dari seseorang (yang lazim disebut dengan responden) dengan berbicara

    langsung (face to face) dengan orang tersebut.12 Wawancara ini ditujukan kepada:

    1. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

    Semarang

    12 Suyanto dan Sutinah,(Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan), Penerbit Kencana PrenadaMedia Group, Jakarta, 2007,h.55-56 dan 69.

  • 2. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori sehat (KSP Arta Bahana).

    3. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori cukup sehat (KSP Sumber Karya

    Makmur).

    4. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori dalam pengawasan (KSP Surya Mitra

    Dana).

    5. Koperasi Simpan Pinjam dengan kategori dalam pengawasan khusus (KSP Pandu

    Lestari).