bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/bab i-v fix.pdf ·...

89
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Landasan asuransi syariah adalah hukum praktik asuransi syariah. Sejak awal asuransi syariah merupakan bisnis pertanggungan yang didasari nilai-nilai Islam, yaitu merujuk pada al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Untuk itu landasan yang digunakan pada asuransi syariah tidak jauh beda dari metodologi yang digunakan oleh ahli hukum Islam karena merujuk pada syariat islam. Landasan asuransi yang dipakai asuransi syariah terdiri dari landasan asuransi Islam dan landasan yuridis (hukum). Landasan operasional asuransi syariah pada dasarnya ada dua macam, yaitu sumber tekstual atau sumber tertulis yang disebut nushush, sumber non-tekstual atau sumber tak tertulis yang disebut ghair al-nushush seperti istishan dan qiyas. 1 Landasan di atas digunakan untuk melegalisasi praktik bisnis asuransi, terdiri dari al-qur’an, Sunah Nabi, Piagam Madinah dan Ijtihad. Menurut Muhammad Syakir Sula ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) pada tahun 2004, ada 20 1 Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis dan Praktis, Jakarta : Kencana, 2013, hlm. 158-159.

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Landasan asuransi syariah adalah hukum praktik asuransi

syariah. Sejak awal asuransi syariah merupakan bisnis pertanggungan

yang didasari nilai-nilai Islam, yaitu merujuk pada al-Qur’an dan

Sunnah Rasulullah SAW. Untuk itu landasan yang digunakan pada

asuransi syariah tidak jauh beda dari metodologi yang digunakan oleh

ahli hukum Islam karena merujuk pada syariat islam. Landasan

asuransi yang dipakai asuransi syariah terdiri dari landasan asuransi

Islam dan landasan yuridis (hukum). Landasan operasional asuransi

syariah pada dasarnya ada dua macam, yaitu sumber tekstual atau

sumber tertulis yang disebut nushush, sumber non-tekstual atau sumber

tak tertulis yang disebut ghair al-nushush seperti istishan dan qiyas.1

Landasan di atas digunakan untuk melegalisasi praktik bisnis asuransi,

terdiri dari al-qur’an, Sunah Nabi, Piagam Madinah dan Ijtihad.

Menurut Muhammad Syakir Sula ketua Umum Asosiasi

Asuransi Syariah Indonesia (AASI) pada tahun 2004, ada 20

1 Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan

Teoritis dan Praktis, Jakarta : Kencana, 2013, hlm. 158-159.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

2

perusahaan asuransi konvensional yang membuka cabang dan unit

layanan syariah. kemudian pada tahun 2005 ada 10 lembaga asuransi

konvensional akan membuat cabang atau unit layanan syariah.2

Asuransi merupakan sarana dalam tata kehidupan rumah

tangga, baik dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki.

Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya

menghadapi risiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan

usahanya. Walaupun banyak metode untuk menangani risiko, namun

asuransi merupakan metode yang banyak dipakai. Asuransi

menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang

dihadapi.3

Jaminan asuransi diberikan berupa penggantian kerugian

sebagai dampak terjadinya risiko (tertentu) pada suatu saat (tertentu)

yang menimbulkan dampak kerugian (tertentu). Risiko tertentu

dimaksud, bisa kerusakan, kecelakaan, kematian, kebakaran,

kebanjiran, kecurian, tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga,

dan risiko-risiko lainnya. Saat tertentu maksudnya sepenggal waktu

yang di perjanjikan, bisa satu kali perjalanan, satu bulan, satu tahun,

2 Hendi Suhendi dan Yusuf, Asuransi Takaful dari Teoretis ke Praktis

(Bandung: Mimbar Pustaka Bandung, 2005), 153. 3 Iswadi Ali Idris, “Permasalahan klaim Asuransi,” Media Hukum

Wiraswasta Indonesia, 27 april 2015, permasalahan klaim Asuransi-Iswadi Ali Idris-

27 April 2015.pdf. (diunduh tanggal 26 oktober 2017)

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

3

lima tahun dan atau selama waktu yang disepakati bersama. Dan

kerugian tertenu artinya, bisa kerugian terhadap individu maupun

institusi, demikian juga bisa property dan bisa liability. Dengan

demikian maka karakteristik asuransi merupakan usaha yang berkaitan

dengan pengelolaan risiko (Risk Management).4

Asuransi sendiri memberikan layanan jasa kepada para

nasabahnya. Sebagaimana bisnis lainnya yang bergerak dalam industri

jasa, asuransi beroperasi atas dasar kepercayaan dan dituntut untuk

menunjukkan kinerja, reputasi, dan pelayanan yang semakin baik. Oleh

karena itu perusahaan asuransi yang bergerak dibidang jasa harus

berorientasi pada kepuasan nasabah, karena nasabah yang puas

merupakan salah satu basis bagi keberlangsungan dan perkembangan

bisnis asuransi sendiri. Semakin banyak orang yang menggunakan jasa

asuransi maka akan semakin menguntungkan bagi perusahaan

asuransi.5

Jumlah perusahaan asuransi di Indonesia sendiri sangat

berkembang yaitu kurang lebih ada 47 nama perusahaan asuransi

syariah baik perusahaan asuransi umum syariah, perusahaan unit

4 Mulyadi Nitisusastro, Asuransi dan Usaha Perasuransian di Indonesia

(Bandung: Alfabeta, 2013), 43-44 5 Fanny Novieta Dahlani Putri, “Pengaruh Pendapatan Premi Hasil Investasi

Beban Klaim dan IFRS Terhadap Laba,” (Skripsi, Program Starta Satu, Universitas

Diponegoro, 2016), 1-2.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

4

asuransi umum syariah, perusahaan asuransi jiwa syariah dan

perusahaan unit asuransi jiwa syariah. Salah satu perusahaan yang

berlandaskan prinsip syariah adalah PT. Asuransi Sinar Mas Syariah

dengan nomor izin usaha KEP-253/KM.6/2004 dengan tanggal izin

usaha 21 juni 2004.

Perusahaan asuransi harus dapat melakukan pengelolaan dana

masyarakat yang telah diwakilkan kepada pihak asuransi baik dalam

mengelola pendapatan dan juga laba bersih agar memberikan hasil yang

optimal, pengendalian terhadap alokasi pendapatan perusahaan agar

sedini mungkin ditetapkannya rencana target perolehan keuntungan

perusahaan karena laba merupakan tujuan utama dalam sebuah

perusahaan, laba bersih (net income) adalah laba bersih adalah jumlah

pendapatan yang diperoleh suatu satuan usahan selama periode tertentu

dan jumlah biaya yang dapat diaplikasikan kepada pendapat, ketika

laba meningkat dan perusahaan bisa mempertahankan laba yang

maksimum maka perusahaan bisa dikatakan berhasil. Laba akan lebih

tinggi jika perusahaan menekan jumlah pendapatan demikian

sebaliknya jika terjadi berkurang jumlah pendapatan akan

mengakibatkan menurunnya laba, selain laba maka jumlah pendapatan

mempunyai hubungan langsung dari kegiatan perusahaan.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

5

Pendapatan meupakan jumlah uang yang didapat atau diterima

oleh perusahaan dari suatu aktivitasnya, hampir semua dari penjualan

produk ataupun jasa kepada pelanggan. Untuk investor, pendapatan

tidak seberapa penting disbanding dengan keuntungan yang merupakan

jumlah dari uang yang telah diterima setelah dikurangi pengeluaran.

Pendapatan dalam asuransi syariah akad utamanya adalah

tolong menolong atau saling membantu. Ketika ada premi yang

dibayarkan, maka peserta telah mengamanahkan perusahaan asuransi

syariah untuk mengelola resiko. Atas pengelolaan resiko tersebut maka

perusahaan hanya akan mendapatkan fee (ujroh). Premi yang Anda

bayar adalah milik Anda, tidak langsung dicatat sebagai pendapatan

pada laporan laba/rugi perusahaan asuransi syariah tetapi sebagai dana

tabarru ( milik peserta asuransi syariah). Apabila terdapat klaim, maka

peserta berhak mendapatkan dana tabarru. Karena premi yang

dibayarkan akad utamanya adalah tolong menolong maka premi

tersebut diakui oleh perusahaan tidak sebagai pendapatan tetapi akan

masuk pada Laporan Surplus Defisit Underwriting (LSDU), tidak

masuk pada laporan laba/rugi perusahaan. Didalam premi tersebut ada

hak (fee) untuk perusahaan maka hak (fee) tersebut akan dicatat sebagai

pengurang dana tabarru (beban ujroh). Dan yang masuk dalam laporan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

6

laba/rugi perusahaan asuransi syariah adalah pendapatan ujrohnya yang

sudah dikurangkan dari premi. Berikut adalah sumber pendapatan

Perusahaan Asuransi syariah :

1. Ujroh(fee)

2. Bagi hasil investasi

3. Surplus (premi 1 periode lebih besar dari claim peserta)

4. Modal sendiri

Apabila dana tabarru tersebut tidak mencukupi claim yang

diajukan para peserta asuransi syariah maka cara yang pertama adalah

dibayarkan dari dana cadangan tabarru periode sebelumnya, apabila

masih belum mencukupi maka akan ditalangkan oleh perusahaan

asuransi syariah dengan Akaq Qord ( pinjaman tanpa return) dan

nantinya akan dikembalikan oleh poeserta dari premi-premi

selanjutnya.

Pendapatan mempunyai pengaruh terhadap laba. Untuk

mengetahui pengaruh antara pendapatan dengan laba dapat dilihat pada

komponen-komponen dalam laporan laba rugi perusahaan yang saling

terkait menyatakan adanya hubungan yang erat mengenai keduanya.

Menurut Mulyadi, degree of operating leverage merupakan

ukuran yang menunjukan presentase perubahan laba sebagai dampak

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

7

terjadinya sekian persen perubahan hasil pendapatan. Misalnya manajer

pemasaran mengajukan usulan untuk memberikan hadiah kepada para

pembeli produk perusahaan dengan harapan terjadi kenaikan

pendapatan, maka manajemen puncak dapat mengetahui dengan cepat

dampak kenaikan pendapatan tersebut terhadap laba perusahaan.6

Menurut teori yang dikemukakan oleh Jopie Jusuf, perusahaan

dapat menekan biaya operasional, maka perusahaan akan dapat

meningkatkan laba bersih. Demikian juga sebaliknya, bila terjadi

pemborosan biaya (Seperti pemakaian alat kantor yang berlebih) akan

mengakibatkan menurunnya laba bersih.7

Teori di atas menunjukkan bahwa untuk meningkatkan laba

bersih, maka pendapatan pada suatu perusahaan harus meningkat juga.

Pendapatan yang meningkat dan laba bersih yang diperoleh meningkat

juga maka akan membawa keuntungan yang sangat besar bagi

perusahaan. Hal ini bisa dilihat dari laba bersih yang didapat oleh suatu

perusahaan dalam setiap tahunnya meningkat seiring dengan perubahan

pendapatan.

6 Mulyadi, Akuntansi Manajemen Cetakan Ke satu, (Jakarta: Salemba

Empat, 2001), hlm. 229. 7 Jopie Jusuf, Analisis Credit Untuk Account Officer, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Umum, 2008), hlm. 35.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

8

Laba bersih merupakan jumlah selisih dari semua pendapatan

yang diperoleh perusahaan dengan semua beban yang dikeluarkan atau

dibayarkan oleh perusahaan”. Kebanyakan penggunaan laporan

keuangan menyadari bahwa laba (rugi) bersih merupakan salah satu

faktor yang sangat penting dalam membuat keputusan. Hal tersebut

disebabkan karena laba (rugi) bersih ini memperhatikan peningkatan

ataupun penurunan ekuitas keseluruhan untuk menghasilkan laba dalam

suatu periode.

Laba kotor adalah harga produk dikurangi total biaya (biaya

langsung dan tidak langsung) dari produksi dan biaya start up bisnis

Anda. Artinya, sisa pendapatan dari produk tersebut setelah

penjualannya digunakan untuk menutupi segala pengeluaran yang

digunakan untuk menjualnya.

Perhitungan pendapatan menjadi laba bersih, langkah pertama

adalah mencari laba kotor terlebih dahulu. Pada dasarnya, laba kotor

adalah selisih dari hasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan untuk

menghasilkan/mendapatkan produk barang/jasa.

Langkah pertama

Rumus Laba Kotor

Laba Kotor = Penjualan Bersih - HPP (Harga Pokok Penjualan)

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

9

Langkah kedua

Laba bersih adalah laba kotor dikurangi oleh semua biaya yang

dikeluarkan seperti biaya operasional dan biaya non operasional.

Ditambah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan non operasional jika

ada. Seperti pendapatan bunga atau pendapatan hasil dari penjualan

aktiva tetap perusahaan. Biaya operasional contohnya adalah biaya

pemasaran, biaya administrasi, biaya penyusutan. Sedangkan biaya non

operasional contohnya adalah biaya bunga (interest), dan pajak (tax).

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

10

Rumus Laba Bersih

Perbedaan laba bersih syariah dan konvensional ada empat

yaitu:

1. Aktivitas

Perbedaan pertama terletak pada aktifitas pembukuan kedua

bank tersebut. bank syariah menerapkan aktivitas meliputi

kewajiban, investasi tidak terikat + ekuitas. Sedangkan pada

bank konvensional menerapan aktivitas berupa utang dan

modal. selain itu pada bank konvensional tidak terlihat

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

11

adanya penambahan investasi tidak terikat yang berupa dana

investasi tidak terikat.

2. Pos Pembukuan

Selanjutnya, pada bank syariah pos pembukuan terdiri dari

piutang murabah, piutang salam, piutang isthisna, serta

piutang qardh. Sedangkan pada bank konvensonal, pos

pembukuan hanya terdiri dato nama pemilik akun piutan

dagang.

3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan bank syariah secara umum sama dengan

laporan keuangan bank konvensional, yakni neraca, laporan

laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan cash flow, akan

tetapi selain itu ada beberapa tambahan erupa laporan

sumber dan penggunaan dana ZIS yang disalurkan melalui

qardh. Inilah yang menjadi pembeda antara laporan

keuangan konvensional dan syariah. Dana qardh pada bank

syariah nantinya digunakan sebagai pengemban social,

sehingga didalamnya terdapat laporan perubahan dana

investasi tidak terikat.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

12

4. Laporan Laba Rugi

Laporan keuangan bank konvensional terdiri dari bunga

bersih, beban operasional, laba operasional, pendapatan non

operasional, beban non operasional, laba seteah pajak, laba

penghasilan, serta laba bersih. Sedangkan laporan keuangan

bank syariah terdiri dari, pendapatan operasional kegiatan

syariah meliputi pendapatan dari penyaluran dana,

pedapatan operasional lainnya, bagi hasil untuk investor

dana terikat, penyisihan dan penghapusan aktivitas beban

estimasi, kerugian dan kontjensi beban operasional lainnya,

pendapatan non operasional, beban operasional, dan masih

banyak lainnya.

Selain itu, bank syariah menerapkan laporan laba rugi berasal

bank syariah berasal dari dana operasional utama yang terdiri dari

pendapatan dari jual belian pendapatan sewa bersih. Sedangkan pada

bank konvensional pendapatan berasal dari pendapatan bunga. Itu tadi

empat perbedaan dalam laporan keuangan bank syariah dan bank

konvensional.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan

laporan keuangan PT. Asuransi Sinar Mas Syariah periode 2011-2015

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

13

untuk mengukur pertumbuhan laba bersih dalam perusahaan asuransi

syariah yang mungkin dapat dipengaruhi oleh variabel jumlah

pendapatan. Berikut tabel laporan keuangan PT. Asuransi Sinar Mas

Syariah periode 2011-2015.

Tabel 1.1

Laporan Keuangan PT. Asuransi Sinar Mas Syariah

Periode 2011-2015

(Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun Jumlah Pendapatan

(X)

Laba Bersih (Y)

2011 13.662.000.000 10.820.000.000

2012 20.661.000.000 17.220.000.000

2013 45.465.000.000 33.144.000.000

2014 49.286.000.000 33.535.000.000

2015 72.455.000.000 45.098.000.000

Sumber : Laporan Keuangan PT. Asuransi Sinarmas Syariah.

Dari tabel 1.1 berdasarkan yang diteliti oleh penulis lakukan

tabel di atas terdapat fenomena dimana jumlah pendapatan selalu

meningkat pada setiap tahunnya begitu pula pada laba bersih selalu

meningkat pada setiap tahunnya. Jadi, jumlah pendapatan selalu

meningkat pada tahun 2011-2015 begitu pula pada laba bersih.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul “

PENGARUH JUMLAH PENDAPATAN TERHADAP LABA

BERSIH PERUSAHAAN PADA PT. ASURANSI SINAR MAS

SYARIAH PERIODE 2011-2015”.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

14

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diuraikan di atas, penulis

mengidentifikasikan beberapa masalah yang akan dijadikan bahan

penelitian yaitu :

1. Adanya pengaruh antara jumlah pendapatan terhadap laba

bersih di PT. Asuransi Sinar Mas Syariah pada periode 2011-

2015

2. Besarnya pengaruh jumlah pendapatan terhadap laba bersih di

PT. Asuransi Sinar Mas Syariah pada periode 2011-2015

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis membatasi

masalah penelitian dengan mengambil beberapa pembatasan

masalah diantaranya :

1. Penulis membatasi penelitian ini hanya menganalisis pengaruh

jumlah pendapatan terhadap laba bersih perusahaan pada PT.

Asuransi Sinar Mas Syariah periode 2011-2015

2. Penulis memberikan batasan masalah hanya mencakup tentang

jumlah pendapatan dan laba bersih.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

15

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah

pendapatan terhadap laba bersih di PT. Asuransi Sinar Mas

Syariah pada periode 2011-2015?

2. Seberapa besar pengaruh jumlah pendapatan terhadap laba

bersih di PT. Asuransi Sinar Mas Syariah pada periode 2011-

2015?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada masalah di atas, maka tujuan penelitian

ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pendapatan terhadap laba

bersih perusahaan pada PT. Asuransi Sinar Mas Syariah

2. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh jumlah pendapatan

terhadap laba bersih perusahaan pada PT. Asuransi Sinar Mas

Syariah

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

16

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari peneliti ini diharapkan dapat memberikan

kegunaan praktis maupun teoritis bagi pihak-pihak sebagai berikut :

1. Bagi Lembaga Perguruan

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai referensi akademisi

khususnya yang terkait dengan variabel yang di teliti.

Hasil penelitian ini akan menambah pembendaharaan skripsi

perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana

Hasanuddin Banten, dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa

Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin

Banten.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai bahan acuan pembelajaran teori maupun

praktek dalam tinjauan data secara langsung maupun tidak

langsung, sehingga berguna bagi penulis untuk dapat

memahami secara mendalam terkait dengan variabel yang

diteliti.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

17

3. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan khazanah ilmiah

bagi pembaca yang erat kaitannya dengan variabel yang penulis

teliti.

G. Penelitian Terdahulu

Pada pembahasan penelitian ini, disajikan secara ringkas

beberapa penelitian sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu

sebagai berikut:

a. Zahra, Luthfiyyah Leoni Tania: “Pengaruh Jumlah Pendapatan

dan Jumlah Beban Terhadap Laba Bersih di PT Asuransi Sinar

Mas Syariah Periode 2014-2016 “ Penelitian ini mengkaji

perkembangan jumlah pendapatan dan jumlah beban pada PT.

Asuransi Sinar Mas Syariah pengaruh terhadap laba bersih PT

Asuransi Sinar Mas Syariah. Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian kuantitatif. Data yang digunakan adalah data

sekunder berupa jumlah pendapatan, jumlah beban dan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

18

lababersih pada PT. Asuransi Sinar Mas Syariah pada tahun

2010-2016.8

Persamaan penelitian yang diteliti dengan penelitian

terdahulu adalah sama-sama meneliti jumlah pendapatan, laba

bersih, dan bedanya adalah dengan penelitian ini variabel

jumlah beban.

b. Cucu, Alwin Apriyana S : “Pengaruh Pendapatan Terhadap Laba

Usaha Pada Pt Securindo Packatama Indonesia (Kawasan

Terpadu Trans Studio Mall) Bandung Periode 2011-2015”

Penelitian ini mengkaji perkembangan Pendapatan Terhadap

Laba Usaha Pada Pt Securindo Packatama Indonesia (Kawasan

Terpadu Trans Studio Mall) Bandung Periode 2011-2015 .

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.

Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laba usaha

pada PT. Securindo Packatama Indonesia. Persamaan penelitian

yang diteliti dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama

8Zahra, Luthfiyyah Leoni Tania: “Pengaruh Jumlah Pendapatan dan Jumlah

Beban Terhadap Laba Bersih di PT Asuransi Sinar Mas Syariah Periode 2014-2016

“Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 2018)

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

19

meneliti pendapatan, dan bedanya adalah dengan penelitian ini

variabel laba usaha.9

H. Kerangka Pemikiran

Menurut Fuad Mohd. Fachruruddin, asuransi itu pada

hakikatnya adalah perjanjian peruntungan.10

yang dimaksud di sini

bahwa peristiwa yang terjadi itu belum menentu dan belum

diketahui secara pasti, baik oleh perusahaan asuransi maupun oleh

peserta asuransi itu sendiri. Kalau peristiwa itu telah diketahui

sebelumnya atau setidaknya direncanakan, khususnya oleh peserta,

maka bagi perusahaan asuransi sebagai asurator tidak berkewajiban

untuk menunaikan kewajibannya. Dengan demikian, peristiwa yang

direncanakan dan telah diketahui oleh sebelumnya bukan

merupakan bagian dari asuransi.

Menurut Baridwan (2009:3) laba (gain) adalah kenaikan

modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau

transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua

transaksi atas kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha

9 Cucu, Alwin Apriyana S : “Pengaruh Pendapatan Terhadap Laba Usaha

Pada Pt Securindo Packatama Indonesia (Kawasan Terpadu Trans Studio Mall)

Bandung Periode 2011-2015” Starta satu, Politeknik Piksi Ganesha Bandung 2017). 10

Fuad Mohd. Fachruruddin, Riba dalam Bank, koperasi, perseroan,dan

Asuransi, (Bandung : Al- Ma’arif,1985), hlm. 198.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

20

selama satu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue)

atau investasi dari pemilik. Menurut Soemarso (2004:230) laba

usaha (income from peration) adalah laba yang diperoleh semata-

mata dari kegiatan utama perusahaan.11

Menurut Smith Skousen (1989:119) Laba Bersih merupakan

perbedaan antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu satuan

usahan selama periode tertentu dan jumlah biaya yang dapat

diaplikasikan kepada pendapat.12

Menurut Zaki Baridwan Pendapatan adalah kenaikan aktiva

suatu badan usaha atau pelunasan utang selama suatu periode yang

berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa

atau dari kerugian lain yang merupakan kegiatan utama suatu badan

usaha.13

TABEL 1.2

Kerangka Pemikiran

11

Baridwan. Laba. (2009:3) 12

Smith Skousen, Laba Bersih. (1989:119) 13

Zaki Baridwan, Pendapatan.

Laba Bersih (Y)

Jumlah

Pendapatan (X)

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

21

I. Hipotesis

Hipotesis terdiri dari dua penggalan kata yaitu hypo dan

thesis. Hypo artinya di bawah, lemah atau kurang, sedangkan thesis

artinya proporsi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Jadi

hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan yang masih lemah

kebenarannya dan perlu dibuktikan melalui penelitian atau hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

dan perlu dibuktikan melalui penelitiannya. Adapun hipotesisnya

adalah:

Ho : tidak terdapat pengaruh antara jumlah pendapatan terhadap

laba bersih di PT. Asuransi Sinar Mas Syariah.

Ha : terdapat pengaruh antara jumlah pendapatan terhadap laba

bersih di PT. Asuransi Sinar Mas Syariah.

J. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

kuantitatif. Disebut metode penelitian kuantitatif karena data

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

22

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

berladaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini terdiri dari dua

variabel, yaitu jumlah pendapatan sebagai variabel independen, laba

bersih sebagai variabel dependen.

K. Sistematika Penulisan

Untuk menyusun peneitian ini, pembahasan dibagi menjadi

lima bab yang memuat ide-ide pokok kemudian dibagi lagi menjadi

sub bab, sehingga secara keseluruhan menjadi satu kesatuan yang

saling menjelaskan sebagai satu pemikiran. Secara garis besar

muatan yang terkandung dalam masing-masing bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

23

manfaat penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,

hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIS

Bab ini membahas tentang pengertian asuransi syariah,

tujuan asuransi syariah, landasan hukum asuransi syariah, prinsip-

prinsip asuransi syariah, jumlah pendapatan, pengertian pendapatan,

sumber-sumber pendapatan, laba bersih, pengertian laba bersih,

tujuan laporan laba, konsep laba, cakupan laba dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang: Tempat dan Waktu

Penelitian, jenis penelitian dan sumber data, Populasi dan Sampel,

Teknis Analisis Data dan Hipotesis Statistik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum objek

penelitian, pengolahan data dengan persamaan regresi berganda, uji

asumsi klasik, uji koefisien determinasi, serta uji t.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

24

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa dan

pembahasan yang telah dilakukan dan berdasarkan kesimpulan

tersebut akan diberikan saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi

perusahaan yang diteliti.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

25

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Asuransi Syariah

1. Pengertian Asuransi Syariah

Dalam bahasa Arab, asuransi disebut “At ta-min” yang

bermakna memberikan perlindungan, ketenangan, rasa aman, serta

bebas dari rasa takut.14

Asuransi syariah adalah suatu pengaturan

pengelolaan risiko yang memenuhi ketentuan syariah, tolong

menolong secara mutual yang melibatkan peserta dan operator.15

Menurut Musthafa Ahmad az-Zarqa asuransi islam adalah

suatu cara atau metode untuk memelihara manusia dalam

menghindari risiko (ancaman) bahaya yang beragam yang akan

terjadi dalam hidupnya dan aktivitas ekonominya.

Selain itu Husain Hamid Hisan medefinisikan asuransi

adalah sikap ta’awun yang telah diatur dengan sistem yang sangat

rapi, antara sejumlah besar manusia yang semuanya telah siap

untuk mengantisipasi sesuatu seperti jika sebagian mereka

mengalami peristiwa tersebut, maka semuanya saling menolong

14

Wirdayaningsih, dkk, bank dan asuransi islam indonesia, 177 15

Waldi Nopriansya, Asuransi Syariah Berkah Terakhir Yang Tak Terduga

(Yogyakarta: CV Andi Offset, 2016), 11.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

26

dalam peristiwa tersebut dengan sedikit pemberian (derma) yang

diberikan oleh masing-masing peserta. Dengan pemberian (derma)

mereka dapat menutupi kerugian-kerugian yang dialami oleh

peserta yang terkena musibah. Jadi asuransi merupakan ta’awun

yang terpuji, yaitu saling menolong dalam berbuat kebajikan dan

takwa dan saling membantu antar sesama.16

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) no. 21 Tahun 2001 tentang Pedoman

Umum Asuransi Syariah bagian pertama menyebutkan pengertian

asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong

menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi

dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola

pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad atau

perikatan yang sesuai dengan syariah.17

Asuransi syariah dikenal juga dengan nama takaful yang

berarti saling memikul risiko di antara sesama orang sehingga

16

Syakir sula, Asuransi Syariah Life and General (Jakarta: Gema Insani

Perss,2004), 29 17

Novi puspitasari, Manajemen Asuransi Syariah (Yogyakarta: UII Press,

2015), 1

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

27

antara satu dan yang lain menjadi penanggung atas risiko yang

lain.18

Menurut UU No.40 tahun 2014 pasal 1 ayat 2 asuransi

syariah adalah kumpulan perjanjian, yang terdiri atas perjanjian

antara perusahaan asuransi syariah dan pemegang polis dan

perjanjian di antara pemegang polis, dalam rangka pengelolaan

kontibusi berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong dan

melindungi dengan cara:

a. Memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis

karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan

keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga

yang mungkin diderita peserta atau pemegang polis karena

terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau

b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada

meninggalnya peserta atau pembayaran yang didasarkan pada

hidupnya peserta dengan manfaat yang besarnya telah

ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.19

18

Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihan di Tengah

Asuransi Konvensional (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006), 5 19

UU No.40 tahun 2014 tentang perasuransian.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

28

2. Tujuan Asuransi Syariah

Adapun yang menjadi tujuan dari pendirian asuransi

syariah, khususnya di Indonesia adalah : (1) menjaga konsistensi

pelaksanaan syariah di bidang keuangan; (2) antisipasi terhadap

makin meningkatnya kemakmuran bangsa; (3) turut meningkatkan

kesadaran berasuransi masyarakat; dan (4) menumbuhkan

kemampuan umat islam di bidang pengelolaan industri asuransi.

Dalam tujuan pertama, menjaga konsistensi pelakasanaan

syariah di bidang keuangan, mengandung pengertian bahawa

pendirian asuransi syariah itu merupakan wujud implementasi dari

nilai-nilai syariah yang terkandung di dalam al-Qur’an dan Al-

Sunnah. Sebagaimana diketahui bahwa dalam asuransi

konvensiaonal disinyalir mengandung unsur gharar, maysir, dan

riba. Oleh karena itu, kehadiran asuransi syariah bisa dijadikan

sebagai satu bentuk lembaga keuangan syariah yang terlepas dari

ketiga unsur yang diharamkan Syara tersebut, yang kemudian

dikedepankan akad atau transaksi yang dibenarkan oleh Syara.

Pada tujuan yang kedua, upaya antisipasi terhadap makin

meningkatnya kemakmuran bangsa, mengandung arti bahwa dalam

masyarakat bangsa yang telah maju, karakter individualistic lebih

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

29

menonjol dibandingkan dengan karakter kolektifisik. Oleh karena

itu, pada masyarakat maju hubungan antar individu dibangun di

atas pertimbangan rasional atau bahkan alasan pertukaran

keuntungan yang akan diterima dari pihak lain. Atas dasar

pertimbangan itu, maka kehadiran asuransi syariah dimaksudkan

untuk mempererat hubungan antar individu dalam menyikapi

musibah atau bencana yang menimpanya dengan hubungan yang

formal, tetapi tetap merealisir kemaslahatan bersama.

Tujuan ketiga dari didirikannya asuransi syariah adalah

untuk ikut serta dalam meningkatkan kesadaran berasuransi

masyarakat, khususnya umat Islam. Berdasarkan data statistic

perasuransian menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat

Indonesia, termasuk umat islam, untuk berasuransi itu relatif

rendah. Sebagaimana dikemukakan dan dideskripsikan Karnaen A.

Perwataatmadja, hingga tahun 1991 masyarakat Indonesia yang

memiliki polis asuransi jiwa itu hanya 9,2 juta orang atau sekitar

4,92 % dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan.20

Kenyataan seperti itu, antara lain, disebabkan oleh faktor masih

adanya keraguan sebagi umat Islam akan keabsahan asuransi dalam

20

Karnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi di Indonesia, (Depok:

Usaha Kami,1996), hlm. 83.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

30

perspektif syariah. Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa

dalam asuransi konvensioanal itu disinyalir mengandung unsur

gharar, maysir, dan riba. Sehubungan dengan itu maka kehadiran

asuransi syariah merupakan satu alternative untuk menghilangkan

keraguan umat Isalam dalam melibatkan dirinya pada dunia

asuransi. Dengan demikian, kehadiran asuransi syariah diharpakan

adapat merekrut umat Islam yang ragu akan keabsahan asuransi

konvensional dan juga dapat merekrut masyarakat lainnya.

Sehingga pada gilirannya, keterlibatan masyarakat terhadap dunia

asuransi semakin hari semakin meningkat.

Sedangkan tujuan yang terakhir dari didirikannya asuransi

syariah adalah untuk menumbuhkan kemampuan umat Islam di

bidang pengelolaan industry asuransi. Hal ini berarti bahwa

industry asuransi yang selama ini ada bukan milik umat Islam atau

orang-orang tertentu sebagai representasi dari sebagian umat Islam.

Dunia asuransi dewasa ini, untuk tingkat dunia lebih banyak

dikuasai oleh masyarakat yang cenderung rasionalis-skuler.

Keterbelakangan umat Islam dalam dunia asuransi antara lain

disebabkan karena sebagian umat Islam masih meragukan

keabsahan asuransi konvensional dalam perspektif syariah. Oleh

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

31

karena itu, kehadiran asuransi syraiah ini diharapkan bisa menjadi

satu peluang bagi umat Islam Indonesia dalam melibatkan dirinya

secara langsung untuk mengelola dan mengembangkan industry

asuransi yang terlepas dari unsur-unsur yang tidak dibenarkan oleh

Syara.

3. Landasan Hukum Asuransi Jiwa Syariah

Landasan asuransi syariah adalah hukum praktik asuransi

syariah. Sejak awal asuransi syariah merupakan bisnis

pertanggungan yang didasari nilai-nilai Islam, yaitu merujuk pada

al-Qur’an. Untuk itu landasan yang digunakan pada assuransi

syariah tidak jauh beda dari metodologi yang digunakan oleh ahli

hukum Islam karena merujuk pada syariat Islam.

1). Al-Quran.

Diantara ayat-ayat al-Qur’an yang mempunyai muatan nilai-nilai

yang ada dalam praktik asuransi adalah:

ولتىظر وفس ما قدمت لغد يا أيها الذيه آمىىا اتقىا للا

خبير بما تعملىن إن للا (۱۸) واتقىا للا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah dibuat untuk

hari esok (masa depan). Dan bertakwalah kepada Allah

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

32

sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang kamu kerjakan”.21

(Q.S. Al-Hasyr 18)

4. Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah

Asuransi harus dibangun dengan pondasi dan prinsip

dasar yang kuat dan kokoh, baik asurannsi kerugian maupun

asuransi jiwa syariah. 22

Dalam asuransi harus tertanam prinsip

dasar sebagai berikut :

1) Tauhid (Unity)

Prinsip tauhid merupakan hal terpenting dalam

melakukan kegiatan ekonomi dan merupakan bagian

dasar utama dalam pondasi menjalankan syari’at Islam.

Asuransi syariah tentu harus mengoperasionalkan nilai-

nilai ketuhanan.

2) Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan dalam menjalankan system asuransi

syariah merupakan jalan keterbukaan dan kepedulian

antara pihak-pihak yang terikat dengan akad.23

21

Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Qur’an dan Terjemah, 548. 22

Syakir Sula, Asuransi Syarriah Life and General, 228. 23

R. Rezky Kun a. dan Z. Syahrida Sholehah S.,Asuransi Syariah,

(Yogyakarta : Parama Publishing, 2016), 90.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

33

3) Tolong-menolong (Ta’awun)

Dalam berasuransi harus didasari kemauan untuk saling

tolong menolong dan saling menghormati antar anggota

yang terikat pada akad.

4) Kerjasama

Prinsip kerjasama merupakan prinsip universal yang

selalu ada pada dunia bisnis. Pada asuransi syariah,

prinsip kerja sama dapat berbentuk akad perjanjian,

yaitu mudharabah dan musyarakah.

Mudharabah merupakan kerja sama di mana pemilik

modal menyerahkan dana (premi) kepada perusahaan

asuransi (mudharib). Dana yang terkumpul akan

diinvestasikan untuk memperoleh keuntungan (provit)

dan pembagian keuntungan sesuai kesepakatan kedua

belah pihak bekerja sama dengan sama-sama

meenyerahkan modalnya untuk diinvestasikan pada

bidang-bidang yang menguntungkan. Keuntungan yang

diperoleh dibagi sesuai porsi nisbah yang disepakati.24

24

R. Rezky Kun a. dan Z. Syahrida Sholehah S.,Asuransi Syariah,

(Yogyakarta : Parama Publishing, 2016), 90.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

34

5) Amanah

Prinsip amanah pada system asuransi syariah berbasis

pada nilai-nilai akuntabilitas. Dalam hal ini perusahaan

asuransi harus memberi kesempatan yang besar bagi

peserta untuk mengakses laporan keuangan. Prinsip

amanah ini akan melahirkan saling percaya. Untuk itu

setiap perusahaan asuransi syariah wajib memberikan

laporan keuangan yang diterima dari peserta karena

transparasi dalam menjalankan usaha ini harus sesuai

dengan syariat Islam.

6) Kerelaan

Prinsip kerelaan pada asuransi syariah diterapkan pada

setiap peserta sehingga tidak ada paksaan antara pihak-

pihak yang terikat dalam akad.

7) Larangan Riba’

Dalam setiap transaksi, seorang muslim tidak

dibenarkan untuk memperkaya diri dengan cara yang

tidak dibenarkan atau secara bathil.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

35

8) Larangan Maisir (judi)

Prinsip larangan maisir’ (judi) dalam system asuransi

syariah untuk menghindari satu pihak yang untung dan

pihak yang lain rugi. Asuransi syariah harus berpegang

teguh menjauhkan diri dari unsur judi.

9) Larang Gharar (ketidak-pastian)

Gharar dalam pandanga ekonomi Islam terjadi apabila

dalam suatu kesepakatan/perikatan antara pihak-pihak

yang terikat terjadi ketidakpastian dalam jumlah provit

(keuntungan) maupun modal yang dibayarkan (premi).

Selain prinsip-prinsip diatas, baik itu asuransi syariah

maupun konvensioanl, dalam praktiknya akan

mempertimbangkan dan berpedoman pada beberapa prinsip

yang mendasari asuransi jiwa.25

1. Insurable Interest (Keterikatan Asuransi)

Yaitu hubungan kepentingan secara hukum dan

financial mengakibatkan kerugian keuangan bagi si pengaju

asuransi. Contoh, orang tua dan anak. Bila orang tua meninggal

25

Materi PRU Fast Start, PT Prudential Life Assurance,2009, hlm 32

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

36

maka anak akan mengalami kerugian ekonomi, karena anak

memiliki ketergantungan finansial kepada orang tua.

Adapun unsur yang terkandung dalam prinsip insurable interest

meliputi :

a. Harus berupa suatu harta, hak, kepentingan, jiwa, atau

tanggung gugat.

b. Keadaan pada butir (a) harus merupakan sesuatu yang

dapat dipertanggungkan (subject matter of insurance).

c. Tertanggung harsu memiliki hubungan hukum dengan

sesuatu yang dapat dipertanggungkan, di mana pihak

tertanggung memperoleh manfaat dari tidak terjadinya

peristiwa kerusakan dan menderita kerugian bila yang

dipertanggungkan mengalami kerusakan.

d. Antara pihak tertanggung dan sesuatu yang

dipertanggungkan harus memiliki hubungan sah menurut

hukum.

2. Utmost Good Faith (Niat Baik)

Prinsip ini di mana peserta untuk mengungkapkan

semua fakta materil yang didasari atau paling tidak diketahui,

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

37

apabila tidak ada pertanyaan khsuus pada formulir pengajuan

asuransi.

3. Riks Sharing (Pembagian Risiko)

Pada pembagian risiko ini pihak asuransi akan

memberikan biaya klaim atas kerugian yang dialami peserta.

Sebagai contoh, apabila peserta mengalami kerugian seperti

cacat kaki permanen akibat kecelakaan, maka perusahaan

memberikan nominal besarnya kerugian yang dialami, dan

pemberian klaim yang sudah disepakati dengan peserta.

B. Jumlah Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup

perusahaan, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka

semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala

pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh

perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap

laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang

perlu diingat lagi, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu

perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba, maka

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

38

tidaka ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak mungkin terlepas

dari pengaruh pendapatan dari hasil operasi perusahaan.26

Menurut Kusnadi dalam buku “Akuntansi Keuangan

Menengah (Intermediate): Prinsip, Prosedur, dan Metode“ (2000;9)

Pendapatan adalah penambahan sejumlah aktiva yang juga

berpengaruh dengan bertambahnya modal melalui penjualan barang

dagang maupun pelayanan jasa kepada pihak lain dan bukan berasal

dari penyertaan penambahan modal dari investor.27

2. Sumber-Sumber Pendapatan

Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan

dapat diklasifikasikan sebagai pendapatan opeerasi dan non operasi.

Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas

uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non opearsi adalah

pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan.

Jumlah nilai nominal aktiova dapat bertambah melalui berbagai

transaksi tetapi tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya

pendapatan. Dalam penentuan laba adalah membedakan kenaikan

26

http://jasapembuatantesis.net/definisi_pendapatan diunduh pada tanggal 11

oktober pukul 12:09. 27

Kusnadi “Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate): Prinsip,

Prosedur, dan Metode“ (2000;9)

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

39

aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan kenaikan

jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:

1) Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan

adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang

saham.

2) Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang

dagangan” seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, atau

penjualan anak atau cabang perusahaan.

3) Hadiah, sumbangan, atau penemuan.

4) Revaluasi aktiva.

5) Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan

produk.28

C. Laba Bersih

1. Pengertian Laba Bersih

Menurut Winardi dalam bukunya yang berjudul Dasar –

Dasar Akuntansi (2000:6) mendefinisikan bahwa :

“Laba bersih merupakan jumlah selisih dari semua pendapatan

yang diperoleh perusahaan dengan semua beban yang

dikeluarkan atau dibayarkan oleh perusahaan”. Kebanyakan

28

Sumarso SR, Definisi Pendapatan.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

40

penggunaan laporan keuangan menyadari bahwa laba (rugi)

bersih merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

membuat keputusan. Hal tersebut disebabkan karena laba (rugi)

bersih ini memperhatikan peningkatan ataupun penurunan

ekuitas keseluruhan untuk menghasilkan laba dalam suatu

periode.29

2. Tujuan Laporan Laba

Tujuan laporan laba adalah memberikan informasi yang

berguna kepada pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan

keuangan seperti investor, pemasok, kreditor, pelanggan, karyawan

dan masyarakat. Secara lebih spesifik, pelaporan laba mempunyai

tujuan sebagai berikut :30

a. Sebagai alat ukur efisiensi manajemen.

b. Untuk membedakan antara modal dan laba.

c. Memberikan informasi yang dapat dipakai untuk

memprediksi dividen (pembagian laba kepada pemegang

saham berdasarkan saham yang dimiliki).

29

Winardi, Dasar-Dasar Akuntansi (2000;6). 30

Winwin Yadiati, Teori Akuntansi Suatu Pengantar (Jakarta: Kencana,

2007), 90.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

41

d. Sebagai alatuntuk mengukur keberhasilan manajemen dan

pedoman bagi pengambilan keputusan manajemen.

e. Sebagai salah satu dasar untuk menentukan pajak.

f. Sebagai dasar untuk pembagian bonus dan kompensasi.

3. Konsep Laba

Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi aktual.

Menurut Hery dalam buku teori akuntansi terdapat pos-pos yang

berhubungan dengan laba atau unsur-unsur utama laporan laba rugi,

diantaranya :31

a. Pendapatan

Adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas

akktiva atau penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi

dari keduanya) dari pengiriman barang, pemberian jasa, atau

aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi

sentral perusahaan.

b. Beban

Adalah arus keluar aktiva atau penggunaan lainnya atas

aktiva atau terjadinya (munculnya) kewajiban entitas (atau

kombinasi dari keduanya) yang disebabkan oleh pengiriman

31

Hery, Teori Akuntan, 145-146.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

42

atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya

yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.

c. Keuntungan

Adalah kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih) entitas

yang ditimbulkan oleh transaksi feriferal (transaksi di luar

operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau transaksi

insidental (transaksi yang keterjadiannya jarang) dan dari

seluruh transaksi lainnya serta peristiwa maupun keadaan-

keadaan lainnya yang memengaruhi entitas, tidak termasuk

yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.

d. Kerugian

Adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) entitas yang

ditimbulkan oleh transaksi feriferal (transaksi di luar operasi

utama atau sentral perusahaan) atau transaksi insidental

(transaksi yang keterjadiannya jarang) dan dari seluruh transaksi

lainnya serta peristiwa maupun keadaan lainnya yang

memengaruhi entitas, tidak termasuk yang berasal dari beban

atau distribusi kepada pemilik.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

43

4. Cakupan Laba

Terdapat dua konsep cakupan laba, yaitu: 1. Current

Operating Concept of Income dan 2. All Inclusive Concept.

Berikut ini penjelasan setiap konsep tersebut:

a. Current Operating Concept.

Menurut konsep ini income hanya meliputi item-item

yang sifatnya regular dan dari elemen-elemen pendapatan dan

beban yang sifatnya berulang (recurring) dan berasal dari

operasi saat ini (current operating). Item-item yang sifatnya

irregular tidak dimasukkan sebagai komponen laba, sehingga

tidak mencerminkan earning power di masa yang akan datang

dari satu kesatuan usaha. Konsep ini relevan dengan

kepentingan manajemen sebagai pengukuran efisiensi, yaitu

berkaitan dengan pemanfaatan semua input dan sumber daya

yang digunakan dalam rangka menghasilkan laba.

b. All Inclusive Concept.

Menurut konsep ini, cakupan laba meliputi semua

perubahan dan kenaikan net as-set selama periode tertentu,

kecuali yang diakibatkan dari investasi oleh pemilik dan

distribusi kepada pemilik (transaksi modal). Dalam konsep ini,

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

44

item-item yang sifatnya dan berasal dari aktivitas baik regular

dan nonreguler, recurring, maupun nonrecurring, termasuk

dalam cakupan laba.32

D. Hipotesis

Hipotesis terdiri dari dua penggalan kata yaitu hypo dan

thesis. Hypo artinya di bawah, lemah atau kurang, sedangkan

thesis artinya proporsi atau pernyataan yang disajikan sebagai

bukti. Jadi hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan yang

masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan melalui

penelitian atau hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap permasalahan penelitian dan perlu dibuktikan melalui

penelitiannya.33

Adapun hipotesisnya adalah:

Ho : tidak terdapat pengaruh antara jumlah pendapatan terhadap

laba bersih di PT. Asuransi Sinar Mas Syariah.

Ha : terdapat pengaruh antara jumlah pendapatan terhadap laba

bersih di PT. Asuransi Sinar Mas Syariah.

32

Winwin Yadiati, Teori Akuntansi Suatu Pengantar, 90. 33

misbahuddin dan Ikbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik

(Jakarta: Bumi aksara, 2013).

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

ini adalah bulan September 2018. Tempat penelitian ini adalah

pada perusahaan asuransi syariah yaitu PT. Asuransi Sinar Mas

Syariah, yang dihimpun dari web resmi perusahaan yakni

www.sinarmas.co.id.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT. Asuransi

Syariah Sinar Mas dan buku-buku serta jurnal-jurnal ilmiah

yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam

penelitian.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

kuantitatif. Disebut metode penelitian kuantitatif karena data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

46

statistik. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian

yang berladaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.34

Penelitian ini

terdiri dari dua variabel, yaitu jumlah pendapatan sebagai

variabel independen, laba bersih sebagai variabel dependen.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Jadi populasi bukan sekedar

jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari tetapi

meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek

atau obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah

pendapatan dan laba bersih PT. Asuransi Sinar Mas Syariah

pada bulan Januari 2011 – Desember 2015.

34

Sugiyino, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 7-8

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

47

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu.35

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

sesuai dengan jumlah populasi yaitu laporan keuangan tahunan

PT. Asuransi Sinar Mas Syariah pada bulan Januari 2011

sampai Desember 2015 yang telah diinterpolasi aplikasi eviews

9 sehingga data menjadi perbulan (5*12 = 60) sehingga n=60.

D. Jenis dan Sumber Data

Dalam riset data merupakan bahan mentah dari

informasi. Jadi, informasi merupakan data yang telah diolah.

Data yang belum diolah tidak dapat memberikan informasi.

Hasil akhir satu riset akan bergantung kepada informasi yang

diperoleh, sedangkan akurasi informasi sangat bergantung pada

data yang dikumpulkan. Kualitas hasil riset akan sangat

bergantung pada kualitas data yang diolah. Oleh karena itu, data

35

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 80-81

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

48

yang dipakai dalam riset haruslah data yang baik. Data yang

baik sangat dipengaruhi oleh instrument riset dan teknik

pengambilan data. Adapun syarat-syarat yang baik adalah harus

akurat, harus relevan, dan harus uptodate.36

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada

pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel

penelitian dengan angka dan melakukan analisis data

dengan prosedur statistik.37

Berupa data jumlah pendapatan

dan laba bersih.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah

data sekunder yaitu data yang diterbitkan atau digunakan

oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Sumber-sumber

sekunder memiliki beberapa macam diantaranya surat-surat

pribadi, buku harian, notulen rapat dan dokumen-dokumen

36

Suliyanto, Metode Riset Bisnis, (Yogyakarta: Andi, 2009), 129. 37

Nur Indrianoro dan Bambang Supomo, Metode Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen cet. Ke 2 (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,2002), 12.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

49

resmi berbagai instansi pemerintah.38

Berdasarkan

sumbernya, data sekunder dapat diklasifikasikan menjadi

data internal dan data eksternal:

a. Data Internal

Yaitu dokumen-dokumen akuntansi dan operasi yang

dikumpulkan, dicatat dan disimpan di dalam suatu

organisasi. Contonya antara lain: faktur penjualan, jurnal

penjualan, laporan penjualan periodik, surat-surat,

notulen hasil rapat dan memo manajemen.

b. Data Eksternal

Yaitu data yang umumnya disusun oleh suatu entitas

selain peneliti dari organisasi yang bersangkutan.39

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data

jumlah pendapatan dan laba bersih PT. Asuransi Sinar

Mas Syariah sesuai dengan topik masalah yang sedang

diteliti. Data tersebut diperoleh melalui website

www.sinarmas.co.id.

38

Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan

Bisnis ( Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2008), 71 39

Nur Indrianoro dan Bambang Supomo, Metode Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen cet. Ke 2, 149.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

50

E. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah sekumpulan informasi biasanya berbentuk

bilangan yang dihasilkan dari pengukuran atau perhitungan.

Dalam riset bisnis, ada beberapa teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Penggunaan masing-masing teknik

disesuaikan dengan kebutuhan data yang diambil. Beberapa

teknik yang dapat digunakan dalam riset bisnis adalah sebagai

berikut.40

1. Teknik Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk lisan, tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang

berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen

yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa

dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya, misalnya

karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan

lain-lain.41

40

Suliyanto, Metode Riset Bisnis, 135. 41

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,240.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

51

Adapun teknik yang digunakan peneliti dalam proses

dalam pengumpulan data ini adalah teknik dokumentasi,

yaitu metode pengumpulan data dengan cara melihat data

yang telah dipublikasikan oleh PT. Asuransi Sinar Mas

Syariah.

F. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut.42

Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari variabel

dependen dan variabel independen.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu sering disebut sebagai variabel

output, kriteria, konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering

disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas. Variabel dependen yang dipilih oleh

peneliti yaitu variabel laba usaha.

42

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, 38.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

52

2. Variabel Independen

Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat).43

Variabel independen yang

peneliti gunakan yaitu modal kerja dan penjualan bersih.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui

dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan

untuk penelitian ini.pengujian ini juga dimaksudkan untuk

memastikan bahwa didalam model regresi yang digunakan tidak

terdapat autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas

serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan

berdistribusi normal. Masing-masing pengujian asumsi klasik

tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

43

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, 39.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

53

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk

memperlihatkan bahwa data sempel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah

residual datanya berdistribusi normal. Jika residual data

tidak terdistribusi normal maka kesimpulan statistik menjadi

tidak valid atau bias. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah

residual data berdistribusi normal ataukah tidak dengan

melihat grafik normal probability plot dan uji statistik One-

Kolmogorov-Smirnov Test.44

Rumus untuk Uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

∑( )

Keterangan

X² = Nilai X²

Oi = Nilai Observasi

44

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS

23, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, 2013), 154.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

54

Ei = Nilai expected/harapan, luasan interval berdasarkan

tabel normal dikalikan N (total frekuensi) = pi x

N.

N = Banyaknya angka pada data (Total Frekuensi).

Apabila pada grafik normal probability plot

tampak bahwa titik titik menyebar berhimpit disekitar

garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal maka

hal ini dapat disimpulkan bahwa residual data memiliki

distribusi normal, atau data memenuhi asumsi klasik

normalitas. Pada uji statistik One-Kolmogorov-Smirnov

Test jika didapat nilai signifikan > 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa data terdistribusi normal secara

multivariate. Untuk menetapkan kenormalan, kriteria

yang berlaku adalah sebagai berikut:

1. Tetapkan taraf signifikansi uji misalnya ɑ = 0,05.

2. Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang

diperoleh.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

55

3. Jika signifikansi yang diperoleh > ɑ, maka sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

4. Jika signifikansi yang diperoleh < ɑ, maka sampel

bukan berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika berbeda

disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

Homoskedatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

yaitu melihat grafik plot antar nilai prediksi variabel terikat

(dependen) yaitu Zpred dengan residualnya Sresid. Deteksi

ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

Sresid dan Zpred dimana sumbu Y adalah Y yang telah

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

56

diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi-Y

sesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar analisis;

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu

Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.45

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya

korelasi dari residual untuk pegamatan satu dengan yang

lain yang disusun menurut runtut waktu. Model regresi yang

baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi.46

45

Imam Ghozali, Aplikasi Analisi Multivariate Dengan Program IBM

SPSS,139. 46

Duwi Priyato, Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data

Penelitian dengan SPSS ( Yogyakarta:Gava Media, 2010), 75.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

57

Uji autokorelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui

apakah terjadi korelasi antara data pengamatan atau tidak.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi salah

satunya menggunakan uji Durbin Watson (DW test). Ada

tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan

menggunakan uji Durbin Watson. Ukuran yang digunakan

untun mengukur ada atau tidaknya autokorelasi yaitu

apabila nilai statistik Durbin Watson mendekati angka 2,

maka dapat dinyatakan data pengamatan tersebut tidak

memiliki autokorelasi dan jika sebaliknya maka dinyatakan

terdapat autokorelasi.47

Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitan ini

adalah uji Durbin Watson (DW test) yang pertama kali

diperkenalkan oleh J. Durbin dan GS.Watson paada tahun

1951, yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya

masalah autokorelasi dari model empiris dan estimasi.

47

Gunawan Sudarmanato, Statistik Terapan Berbasais Compuer dengan

Program IMBM SPSS Statistik 19 (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), 264.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

58

Adapun langkah-langkah untuk pengujian Durbin Watson

adalah:48

1) Tentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif dengan

ketentuan

Ho : Tidak ada autokorelasi (positif/negatif)

Ha : Ada autokorelasi (positif/negatif)

2) Estimasi model dengan OLS (Ordinary Least Squares)

dan hitung nilai residualnya.

3) Hitung DW (Durbin Watson)

4) Hitung DW kritis yang terdiri dari nilai kritis dari batas

atas (du) dan batas bawah (dl) dengan menggunakan

jumlah data (n), jumlah variabel independen (k) serta

tingkat signifikan tertentu.

5) Nilai DW hitung dibandingkan dengan nilai DW kritis

dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis

sebagai berikut :

48

Suliyanto, Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS

(Yogyakarta:CV. Andi, 2011), 126.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

59

Tabel 3.1

Ketentuan Nilai Durbin-Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Ada autokorelasi posistif

Tidak ada autokorelasis positif

Ada autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi

Tolak

Tidak ada keputusan

Tolak

Tidak ada keputusan

Jangan tolak

< d < dl

dl < d < du

4-dl < d < 4

4-du < d < 4-dl

du < d < 4-du

2. Uji Regresi Linear Sederhana

Pada awalnya analisis regresi linear (garis

kecenderungan) dikembangkan oleh Sir Galton (1822-1911)

pada tahun 1877. Analisis ini digunakan untuk menganalisis

penelitian mengenai hubungan variabel independen

(variabel bebas) dengsn variabel dependen (variabel

tergantung/terikat).

Tujuan utama penggunaan regresi ini adalah untuk

memprediksi atau memperkirakan nilai variabel dependen

dalam hubungannya dengan variabel independen dengan

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

60

demikian, keputusan dapat dibuat untuk memprediksi

seberapa besar perubahan nilai variabel dependen bila nilai

variabel dinaikturunkan.49

Bentuk persamaan regresi linear

sederhana sebagai berikut:

Ῡ = a + bX Y

Keterangan:

Ῡ = Variabel dependen sebagai variabelyang

diduga/diprediksi. Y

X = Variabel independen, nilai variabel yang diketahui

a = Koefisien sebagai intersep (intercept); jika nilai X=0

maka niai

Y = a. Nilai a ini dapat diartikan sembagai sumbangan

faktor-faktor lain terhadap variabel Y.

b = Koefisien regresi sebagai slop (kemiringan garis slop).

Nilai b merupakan besarnya perubahan pada variabel Y

apabila variabel X berubah.50

49

Sofar Silaen dan Yaya Heriyanto, Pengantar Statistik Sosial (Jakarta: IN

MEDIA, 2013), 139. 50

Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik

(Jakarta: Bumi aksara) 2013.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

61

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau

menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan

(berbeda nyata). Maksud dari signifikan ini adalah suatu

niai koefisien regresi yang secara staistik tidak sama

dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti

dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk

menyetakan varabel bebas mempunyai pengaruh terhadap

variabel terikat. Untuk kepentingan tersebut, maka semua

koefisien regresi harus diuji. Ada dua jenis uji hipotesis

terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji-F

dan uji-t.51

dan pengujian hipotesis dalam peneitian ini

mengunakan uji t.

1. Pengujian Signifikasi (Uji Hipotesis) Dengan Uji t.

Pengujian signifikasi atau uji statistik regresi

linear sederhana digunakan uji t. Penggunaan uji t adalah

untuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan dua

51

Nacrowi D Nachrowi dan Hardius Usman, Pendekatan Populer dan

Praktisi Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan (Jakarta: Fakulas

Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), 16

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

62

variabel, yaitu hubunga variabel independen dengan

variabel dependen.52

Uji t dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Sb = Standar deviasi koefisien regresi b

Se = Standar deviasi regresi

Prosedur uji statistiknya sebagai berikut:

a. Rumusan hipotesis yang mencakup Ho dan Ha.

contoh:

Ho: b = 0: Tidak ada hubungan variabel X dengan

Variabel Y

1) Ha: b ≠ 0: Terdapat hubungan antara X dengan Y,

atau

52

Sofar Silaen dan Yaya Heriyanto, Pengantar Statistik Sosial, 140.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

63

2) Ha: b > 0: Terdapat hubungan positif antara X

dengan Y, atau

3) Ha: b < 0: Terdapa hubungan negatif antara X

dengan Y

b. Tentukan tingkat signifikan (α). Misalkan α = 0,05

c. Hitung degree of freedom (DF) atau derajat kebebasan

(DK) dengan rumus DF = n-k-1.

d. Pada tabel Student t, cari nilai t tabel atau nilai t krtis

(tα).

e. Kesimpulan: Bandingkan nilai t hitung (th) dengan nai t

tabel (tα).

1) Bila –tα/2 > th > tα/2 maka Ho ditolak, berarti Ha

diterima, yaitu terdapat hubungan antara X dengan

Y. Bila –tα/2 ≤ th ≤ tα/2 maka Ho diterima, berarti

Ha ditolak.

2) Bila th > tα maka Ho ditolak, berari Ha derima,yaitu

terdapat hubungan positif antara X dengan Y. Bila th

≤ tα maka Ho diterima, berarti Ha ditolak.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

64

3) Bila th < -tα maka Ho ditolak, berart Ha diterima,

yaitu terdapat hubungan negatif antara X dengan Y.

Bila th ≥ -tα maka Ho diterima, berarti Ha ditolak

4. Analisis Koefisien Korelasi

Korelasi adalah suatu bilangan yang menyatakan sifat

arah dan kekuatan hubungan antara dua variabel yaitu

variabel X dengan variabel Y. Koefisien (r) menyatakan

apakah suatu variabel mempunyai hubungan yang kuat

dengan suatu variabel yang lain atau tidak. Hubungan dua

variabel dikatakan semakin kuat apabila dua variabel kedua

variabel semakin banyak berubah secara bersama-sama.

Sebaliknya dikatakan semain lemah apabila kecenderungan

berubah bersama semakin itu semakin sedikit. Selain

menyatakan hubungan, korelasi menyatakan sifat arah

hubungan, korelasi disebut “positif” apabila variabel-

variabel tersebut berubah bersama dengan arah yang sama.

Artinya jika suatu variabel bertambah nilainya, variabel lain

juga berambah nilaiya. Begitu juga sebaliknya jika suatu

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

65

variabel berkurang nilainya, variabel lain juga berkurang.

Korelasi disebut “negatif” apabila variabel-variabel itu

berlawanan arah. Artinya, jika suatu variabel bertambah

nilainya, variabel lain berkurang nilainya, begitu juga

sebaliknya jika variabel berkurang nilainya, variabel lain

justru bertambah nilainya.53

Koefisen korelasi menunjukkan

kekuatan hubungan antar variabel X dengan variabel Y.

Angka koefisen yang dihasilkan dalam uji ini berguna untuk

menunjukkan kuat atau lemahnya hubungan antar variabel

independen dengan variabel dependen.

Tabel 3.2

Interprestasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199

0,20-0,399

0,40-0,599

0,60-0,799

0,80-0,1000

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

53

Prapto Yuwono, Pengantar Ekonomerika (Yogyakarta: Andi,2005), 78.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

66

5. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan

dengan R2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam

regresi karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya

model regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain angka

tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi

yang terestimasi dengan data sesungguhnya.

Nilai Koefisien Deteminasi (R2) ini mencerminkan seberapa

besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh

variabel bebas X. Bia nilai Koefisen Determinasi sama

dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat

diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1,

maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis

regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu

persamaan regresi ditentukan oleh R2 -nya mempunyai nilai

antara nol dan 1 (0 dan 1).54

54

Nacrowi D Nachrowi dan Hardius Usman, Pendekatan Populer dan

Praktisi Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, 20

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Gambaran Pendapatan

Tabel 4.I

Jumlah Pendapatan

Tahun Jumlah Pendapatan

2011 13.662.000.000

2012 20.661.000.000

2013 45.465.000.000

2014 49.286.000.000

2015 72.455.000.000

Sumber pendapatan merupakan penghasilan

yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal

dengan sebutan yang berbeda seperti dalam perusahaan

asuransi adalah pendapatan pengelolaan operasi

asuransi, pendapatan pengelolaan portofolio investasi

dana peserta, pendapatan pembagian surplus

underwriting, dan pendapatan investasi.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

68

2. Gambaran Laba Bersih

Tabel 4.2

Jumlah Pendapatan

Tahun Laba Bersih

2011 10.820.000.000

2012 17.220.000.000

2013 33.144.000.000

2014 33.535.000.000

2015 45.098.000.000

Sumber laba bersih biasanya merupakan angka

terakhir pada laporan laba rugi. Laba bersih merupakan

ukuran profitabilitas perusahaan yang jumlah dari

pendapatan asuransi, beban dan laba usaha.

Laporan Keuangan PT. Asuransi Sinar Mas Syariah

Periode 2011-2015

Tahun Jumlah Pendapatan Laba Bersih

2011 13,662,000,000 10,820,000,000

2012 20,661,000,000 17,220,000,000

2013 45,465,000,000 33,144,000,000

2014 49,286,000,000 33,535,000,000

2015 72,455,000,000 45,098,000,000

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

69

Grafik Laporan Keuangan PT. Asuransi Sinar Mas Syariah

Dalam setiap tahunnya perusahaan PT. Asuransi Sinar Mas

Syariah selalu meningkat jumlah pendapatan dan laba

bersih. Pada tahun 2011 sampai dengan 2015.

3. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan asuransi profesional dan

terpercaya dengan memberikan nilai yang berarti kepada

nasabah, perusahan reasuransi, agen, rekanan, karyawan

dan pemegang polis saham.

1 2 3 4 5

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Pendapatan 13,662,00 20,661,00 45,465,00 49,286,00 72,455,00

Laba Bersih 10,820,00 17,220,00 33,144,00 33,535,00 45,098,00

0

1E+10

2E+10

3E+10

4E+10

5E+10

6E+10

7E+10

8E+10A

xis

Titl

e

Laporan Keuangan

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

70

b. Misi Perusahaan

1. Mengenal dan memenuhi kebutuhan nasabah

2. Hasil underwriting yang menguntungkan

3. Mengembangkan bakat, meningkatkan produktivitas

dan efisiensi karyawan

4. Inovasi roduik dan pengembangan teknologi

informasi yang berkesinambungan

4. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

STRUKTUR ORGANISASI55

55

https://www.sinarmas.co.id/tentang-kami/laporan-keuangan diakses pada

tanggal 24 Oktober pukul 07:34 WIB.

Komisaris Utama

Indra Widjaja

Komisaris Independen

1. Sinarta Ginardi

2. Petrus Kiki Andries

Direktur

1. Njoman Sudartha

2. Aryanto Alimin

3. Dumasi Marisina

4. Marten Petrus

5.Ketut Pasek Swastika

Direktur Utama

Howen Widjaja Wakil Komisaris Utama

Ivena Widjaja

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

71

B. Deskripsi Data

Data Laporan Keuangan Tahun 2011-2015 Yang Sudah

Diinterpolasi Oleh Aplikasi Eviews 9 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Laporan Keuangan PT. Sinar Mas Syariah Periode 2011-

2015

(Dalam Rupiah)56

Tahun Bulan Jumlah Pendapatan Laba Bersih

2011 1 1,305.000.000 889.000.000

2 1,240.000.000 873.000.000

3 1,186.000.000 862.000.000

4 1,142.000.000 857.000.000

5 1,108.000.000 857.000.000

6 1,085.000.000 863.000.000

7 1,071.000.000 875.000.000

8 1,068.000.000 892.000.000

9 1,076.000.000 914.000.000

10 1,093.000.000 942.000.000

11 1,121.000.000 975.000.000

12 1,160.000.000 1,014.000.000

2012 1 1,208.000.000 1,059.000.000

2 1,267.000.000 1,109.000.000

3 1,336.000.000 1,164.000.000

4 1,416.000.000 1,225.000.000

56

http://www.sinarmas. Lapran keuangan.co.id

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

72

5 1,506.000.000 1,292.000.000

6 1,606.000.000 1,364.000.000

7 1,716.000.000 1,441.000.000

8 1,837.000.000 1,524.000.000

9 1,968.000.000 1,613.000.000

10 2,109.000.000 1,707.000.000

11 2,261.000.000 1,806.000.000

12 2,423.000.000 1,911.000.000

2013 1 3,130.000.000 2,368.000.000

2 3,290.000.000 2,469.000.000

3 3,438.000.000 2,562.000.000

4 3,574.000.000 2,645.000.000

5 3,698.000.000 2,720.000.000

6 3,809.000.000 2,786.000.000

7 3,909.000.000 2,842.000.000

8 3,996.000.000 2,890.000.000

9 4,071.000.000 2,929.000.000

10 4,134.000.000 2,958.000.000

11 4,185.000.000 2,979.000.000

12 4,224.000.000 2,991.000.000

2014 1 3,694.000.000 2,625.000.000

2 3,732.000.000 2,634.000.000

3 3,780.000.000 2,650.000.000

4 3,841.000.000 2,672.000.000

5 3,912.000.000 2,701.000.000

6 3,994.000.000 2,736.000.000

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

73

7 4,088.000.000 2,777.000.000

8 4,193.000.000 2,825.000.000

9 4,309.000.000 2,880.000.000

10 4,436.000.000 2,940.000.000

11 4,575.000.000 3,008.000.000

12 4,725.000.000 3,082.000.000

2015 1 4,886.000.000 3,162.000.000

2 5,058.000.000 3,249.000.000

3 5,241.000.000 3,342.000.000

4 5,435.000.000 3,442.000.000

5 5,641.000.000 3,548.000.000

6 5,858.000.000 3,660.000.000

7 6,086.000.000 3,779.000.000

8 6,325.000.000 3,905.000.000

9 6,576.000.000 4,037.000.000

10 6,838.000.000 4,176.000.000

11 7,110.000.000 4,321.000.000

12 7,395.000.000 4,472.000.000

Sumber : Laporan Keuangan Asuransi Sinar Mas Syariah

C. Analisis Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi Klasik

Tujuan pengujian asumsi klasik ini untuk memberikan

kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki

ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Uji asumsi

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

74

klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Uji

Normalitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi.

a. Hasil Uji Normalitas

Pengujian tentang normal atau tidaknya data dalam

penelitian ini dilakukan dengan 2 cara yaitu : dengan

analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik bisa dilihat

dengan grafik normal Propability-Plot. Sedangkan dengan

uji statistik dapat dilakukan dengan uji non parametric

Kolmogorov- Smirnov. Dimana taraf signifikansi dari uji

normalitas adalah 5%. Berdasarkan pengujian uji normalitas

dengan menggunakan SPSS 21.0 didapatkan output sebagai

berikut:

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

75

Gambar 4.2

Hasil Uji Probability-Plot

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21.0

Hasil penelitian yang ditunjukkan pada gambar

tersebut bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis

diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal

sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model

regresi dengan uji normalitas terdistribusi secara normal.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

76

Untuk lebih menegaskan hasil uji normalitas

diatas maka peneliti melakukan uji Kolmogorov-

Smirnov dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 60

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1434.10466206

Most Extreme Differences

Absolute .086

Positive .086

Negative -.073

Kolmogorov-Smirnov Z .668

Asymp. Sig. (2-tailed) .763

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21.0

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmorgov-

smirnov nilai uji Asymp.sig.(2-tailed) yang tertera

adalah sebesar 0,763 (ρ = 0.763). karena ρ = 0.763>α =

0.05 maka dari hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukkan

bahwa data pada penelitian ini terdistribusi normal dan

model regresi tersebut layak dipakai dalam penelitian

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

77

ini. Hasil uji ini memperkuat hasil uji normalitas dengan

grafik distribusi dimana keduanya menunjukkan hasil

bahwa data terdistribusi secara normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang

baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Ada beberapa cara mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas, seperti uji grafik, uji Park, uji

Glejser, uji Rank Spearmen’s, Rank Corelation dan uji

Lagrang Multiplier (LM).

Dalam penelitian ini, akan mengatasi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas dengan uji grafik dan uji park.

Berikut ini akan disajikan hasil tabel dari uji

heteroskedastisitas:

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

78

Gambar 4.3

Hasil Uji Scatterplot

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21.0

Dari gambar scatterplot diatas, terlihat bahwa titik-

titik tersebar secara acak dan penyebaran titik-titik tersebut

melebar diatas dan dibawah angka nol (0) pada sumbu Y.

Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas. Untuk lebih meyakinkan hasil dari

gambar diatas maka dapat dilakukan uji park yang dapat

dilihat hasilnya sebagai berikut:

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

79

Tabel 4.5

Uji park

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Toleranc

e

VIF

1

(Constant) 7.447 12.653 .589 .558

LNX_PENDAP

TAN

.691 1.535 .059 .451 .654 1.000 1.000

a. Dependent Variable: LNEI2

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21.0

Berdasarkan tabel diatas dilihat dari nilai P value

yaitu pada kolom sig. apabila nilai sig > dari 0.05 dan thitung

kurang dari ttabel maka tidak ada heteroskedastisitas. Dalam

penelitian ini, nilai sig lebih besar dari 0.05 yaitu 0.283

(0.654 > 0.05), dan thitung lebih kecil dari ttabel (451<2.034).

Maka data dalam penelitian ini dinyatakan tidak terjadi

heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah menguji apakah dalam satu

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

80

t-1 (sebelumnya), jika terjadi autokorelasi maka dinamakan

ada masalah autokorelasi. Hasil uji dari regresi tersebut

yang diolah melalui SPSS 21.0 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .336a .113 .097 1446.41480 .415

a. Predictors: (Constant), Jumlah_Pendapatan

b. Dependent Variable: Laba_Bersih

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21.0

Berdasarkan hasil pengujian diatas, maka dapat dilihat

bahwa nilai Durbin-Watson adalah sebesar 0.415. jumlah

sampel 60 dan jumlah variabel independen 1 (k=1). Nilai dl

(batas bawah) 1.5485 dan nilai batas du (batas atas) sebesar

1.6162, karena nilai DW berada diantara 0 < d < dl. Sehingga

berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat

autokorelasi positif.

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

81

Karena nilai DW (0.415) berada diantara nilai 0 dan DL

maka terjadi autokorelasi positif pada regresi ini.

Karena dalam penelitian ini data yang diuji terjadi

autokorelasi positif, maka untuk mengatasi masalah

autokorelasi tersebut peneliti menggunakan Uji Durbin Watson

(DW) dengan melakukan LAGRES pada data yang terdapat

autokorelasi. Nilai DW kemudian dibandingkan dengan Dtabel.

Hasil perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti

kriteria sebagai berikut:

1. Jika 0 < d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif

(tolak).

2. Jika dl < d < du, berarti tidak ada autokorelasi positif

(tidak ada keputusan).

Ragu

-ragu Ragu

-ragu Autokorelasi

Negatif

Tidak Ada

Autokorelasi Autokorelasi

positif

4-DL DL 4-DU DU

0 1.6162 4 2.4105 2.3543 1.5485

0.415

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

82

3. Jika 4-dl < d < 4, berarti terdapat autokorelasi negatif

(tolak).

4. Jika 4-du < d < 4-dl, berarti tidak ada autokorelasi

negative (tidak ada keputusan).

5. Jika du < d < 4-du, berarti tidak ada autokorelasi (jangan

tolak).

Tabel 4.7

Hasil Uji Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .782a .612 .605 900.94810156 1.905

a. Predictors: (Constant), LagX_Pendapatan

b. Dependent Variable: LagY_LabaBersih

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21.0

Berdasarkan hasil pengujian diatas, maka dapat dilihat

bahwa nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1.905 jumlah

sampel 60 dan jumlah variabel independen 1 (k=1). Nilai DW

1.905 lebih besar dari batas atas (du) 1.6162 dan kurang dari (4-

du) 2.3838 atau 1.6162 < 1.905< 2.3838. sehingga bisa dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

Page 83: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

83

Karena nilai DW (1.905) berada diantara nilai du dan 4-

du maka tidak terjadi autokorelasi pada regresi ini.

2. Analisis Regresi Linear Sederhana

Dari hasil regresi dengan menggunakan program SPSS,

maka didapatkan koefisien regresi yang dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.8

Output Analisis Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 586.562 161.493 3.632 .001

LagX_Pendapata

n

.309 .170 .234 1.815 .005 1.000 1.000

a. Dependent Variable: LagY_LabaBersih

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21.0

Ragu

-ragu Autokorelasi

Negatif

Autokorelasi

positif

Tidak Ada

Autokorelasi

DL 4-DU 4-DL

0 4 1.5485 2.4515 2.3838

Ragu

-ragu

DU

1.6162 1.905

Page 84: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

84

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui hasil

regresi linear sederhana sebagai berikut :

Dari tabel diatas diperoleh regresi linier sederhana

sebagai berikut:

Lag Y=a+b Lag X + e

Lag Y= 586.562 + 0.309 Lag X + e

a. Angka konstan sebesar Rp. 586.562 menunjukkan

bahwa ketika variabel jumlah pendapatan relatif

tidak mengalami perubahan atau sama dengan 0

(nol) maka Laba bersih sebesar Rp. 586.562

b. Koefisien regresi untuk jumlah pendapatan sebesar

0.309% menggambarkan bahwa ketika jumlah

pendapatan kenaikan sebesar 1 Rupiah maka Laba

mengalami kenaikan sebesar 0.309%.

3. Uji Koefisien Korelasi (R)

Analisis koefisien korelasi digunakan untuk menguji

tentang ada dan tidaknya hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi

digunaka untuk mengetahui seberapa besar kekuatan

hubungan yang terjadi antara variabel independen (X) yaitu

Page 85: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

85

pendapatan nasional dan pertumbuhan total asset perbankan

syariah sebagai variabel dependen (Y). Hasil uji koefisien

korelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9

Uji Koefisien Korelasi (R)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .782a .612 .605 900.94810156 1.905

a. Predictors: (Constant), LagX_Pendapatan

b. Dependent Variable: LagY_LabaBersih

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21.0

Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka R (koefisen

korelasi) sebesar 0.782 atau 78,2%. Hal ini menunjukkan bahwa

terjadi hubungan yang kuat antara Jumlah Pendapatan dengan

Laba Bersih. Hal ini berdasarkan pedoman interpretasi koefisien

korelasi sebagai berikut:

Tabel 4.10

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien (Nilai R) Tingat Hubungan (kriteria)

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,02 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Page 86: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

86

4. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen

menjelaskan variabel terikatnya. Dalam analisis korelasi

terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien

determinasi yang mana besarannya adalah kuadrat dari

korelasi (r2). Koefisien ini disebut koefisien penentu. Hasil

dari koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.11

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .782a .612 .605 900.94810156 1.905

a. Predictors: (Constant), LagX_Pendapatan

b. Dependent Variable: LagY_LabaBersih

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21.0

Dari tabel diatas, diketahui nilai koefisien determinasi

(R Square) sebesar 0.612 = 61.2%. Artinya Jumlah Pendapatan

dapat menjelaskan pengaruhnya Terhadap Laba Bersih sebesar

Page 87: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

87

61.2% dan sisanya sebesar 38.8% dipengaruhi oleh variabel lain

misalnya premi, klaim, yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

5. Pengujian Hipotesis (Uji t)

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat signifikansi

dari pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara individual dan menganggap variabel lain

konstan. Hasil dari pengujian hipotesis dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.12

Uji Hipotesis (Uji t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 586.562 161.493 3.632 .001

LagX_Pendapatan .309 .170 .234 1.815 .005 1.000 1.000

a. Dependent Variable: LagY_LabaBersih

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21.0

Dari tabel diatas menunjukkan nilai thitung sebesar 1.815

sedangkan pada nilai ttabel didapat dari tabel distribusi t dicari

pada signifikansi 5% : 2 = 2.5% (uji dua arah) derajat

kebebasan (df) n-k-1 atau 60-1-1 = 58 maka didapat t tabel

sebesar 2.00172. Oleh karena nilai thitung> ttabel = 2.00172>1.815

dengan taraf signifikan 0.005, karena nilai signifikansi lebih

Page 88: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

88

kecil dari 0.050 maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya Jumlah Pendapatan berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Laba Bersih. Berikut ini adalah kurva uji

hipotesis (t) dua arah:

Gambar 4.4

Kurva uji t dua arah

Pada gambar diatas, terlihat bahwa nilai thitung berada

pada daerah

Ditolak Ho. Karena nilai thitung> ttabel (1.815>2.00172), maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Artinya pengaruh antara variabel

Jumlah Pendapatan terhadap Laba Bersih.

1815 2.00172

Page 89: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3253/3/BAB I-V fix.pdf · menjanjikan perlindungan kepada tertanggung terhadap risiko yang dihadapi.3 Jaminan

89

D. Pembahasan

1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai thitung sebesar

1.815 sedangkan pada nilai ttabel didapat dari tabel distribusi

t dicari pada signifikansi 5% : 2 = 2.5% (uji dua arah)

derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 60-1-1 = 58 maka didapat

t tabel sebesar 2.00172 Oleh karena nilai thitung> ttabel =

2.00172>4.739 dengan taraf signifikan 0.005, karena nilai

signifikansi jauh lebih besar dari 0.050 maka dapat

disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Jumlah

Pendapatan berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih.

2. Hubungan antara Jumlah Pendapatan terhadap Laba Bersih

dikategorikan kuat dan besarnya pengaruh Jumlah

Pendapatan terhadap Laba Bersih sebesar 61.2% sedangkan

sisanya 46.8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Jumlah Pendapatan

berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih.