bab i pendahuluan a. latar belakang masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan...

24
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia saat ini sedang dihadapkan pada permasalahan global yakni Wabah Corona Virus Disease (COVID 19) atau lebih dikenal dengan Virus Corona. Wabah Covid 19 di Indonesia telah meluas ke berbagai wilayah. Jabodetabek menjadi episentrum penyebaran virus tersebut. Pemerintah memberlakukan social distancing dan beberapa daerah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna memutus mata rantai penyebaran covid-19. Berbagai dampak yang ditimbulkan pandemi Covid-19 ini diantaranya, masalah sektor pengamanan perlindungan kesehatan penduduk, sektor usaha dan sektor kriminalitas. Tingkat kriminalitas di Indonesia semakin meningkat selama pandemi Covid -19. Kita bisa melihat data polda Bali, laporan harian Biro Operasi Polda Bali pada tanggal 10 April mencatat 12 kasus kejahatan dan terus meningkat menjadi 15 kasus kejahatan dalam laporan harian tanggal 20 April . Berikut juga pernyataan dari Karopenmas Mabes Polri , Brigjen Pol Argo Yuwono menyatakan peningkatan kriminalitas sebaar 19,72 persen dari masa sebelum pandemi, semetara Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusril Yunus menyatakan di tengah corona kejahatan yang paling banyak terjadi di Wilayahnya adalah pencurian, penjambretan dan perampokan minimarket. 1 Efek negatif pademi COVID-19 ternyata sangat berdampak juga di kalangan remaja. Terlebih lagi tidak menempuh pendidikan di bangku sekolah (sekolah di liburkan) salah satunya seperti yang terjadi di Kota Palembang kenakalan remaja semakin liar dan brutal. 2 Polisi mengamankan 11 remaja yang melakukan tawuran dan mengamankan pula 17 pasangan remaja di penginapan. 1 Muhammad Ahsan Rido.’’kriminalitas meningkat selama pandemi corona , sebanyak apa’’, katadata.com, (Jakarta, 22 April:2020), 1. 2 Moslim,”Dampak negative covid 19 bagi remaja sudah parah,orang tua harus bertindak, , Detak Palembang.com , ( Palembang,13 Mei 2020),1.

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia saat ini sedang dihadapkan pada permasalahan global yakni Wabah

Corona Virus Disease (COVID 19) atau lebih dikenal dengan Virus Corona.

Wabah Covid 19 di Indonesia telah meluas ke berbagai wilayah. Jabodetabek

menjadi episentrum penyebaran virus tersebut. Pemerintah memberlakukan social

distancing dan beberapa daerah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala

Besar (PSBB) guna memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Berbagai dampak yang ditimbulkan pandemi Covid-19 ini diantaranya, masalah

sektor pengamanan perlindungan kesehatan penduduk, sektor usaha dan sektor

kriminalitas. Tingkat kriminalitas di Indonesia semakin meningkat selama

pandemi Covid -19. Kita bisa melihat data polda Bali, “laporan harian Biro

Operasi Polda Bali pada tanggal 10 April mencatat 12 kasus kejahatan dan terus

meningkat menjadi 15 kasus kejahatan dalam laporan harian tanggal 20 April”.

Berikut juga pernyataan dari Karopenmas Mabes Polri , Brigjen Pol Argo

Yuwono menyatakan “peningkatan kriminalitas sebaar 19,72 persen dari masa

sebelum pandemi, semetara Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusril

Yunus menyatakan di tengah corona kejahatan yang paling banyak terjadi di

Wilayahnya adalah pencurian, penjambretan dan perampokan minimarket” .1

Efek negatif pademi COVID-19 ternyata sangat berdampak juga di kalangan

remaja. Terlebih lagi tidak menempuh pendidikan di bangku sekolah (sekolah di

liburkan) salah satunya seperti yang terjadi di Kota Palembang “kenakalan remaja

semakin liar dan brutal.2Polisi mengamankan 11 remaja yang melakukan tawuran

dan mengamankan pula 17 pasangan remaja di penginapan”.

1Muhammad Ahsan Rido.’’kriminalitas meningkat selama pandemi corona , sebanyak apa’’,

katadata.com, (Jakarta, 22 April:2020), 1. 2 Moslim,”Dampak negative covid 19 bagi remaja sudah parah,orang tua harus bertindak, ,Detak

Palembang.com, (Palembang,13 Mei 2020),1.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

2

“Begitupun yang terjadi di Kota Cimahi, sejumlah anak muda di Kota Cimahi

kepergok petugas gabungan tengah berpesta narkoba, Sabtu (11/4/2020) malam.”3

Selain itu ada beberapa contoh problematika yang menyangkut tatanan nilai dalam

masyarakat yang tak kunjung dapat diselasaikan seperti korupsi, tawuran, antar

sekolah, free sex, nepotisme, budaya sogok menyogok, yang semuanya itu sudah

menjadi karakter dari bangsa kita. Dari karakter-karakter yang mengakar pada diri

bangsa Indonesia tersebut tidak bisa dihindari tanpa melalui pendidikan yang bisa

menumbuhkan nilai-nilai karakter bangsa yang terpuji.

Hal tersebut diatas berimbas pada pendidikan anak Indonesia salah satunya adalah

pendidikan karakter.Pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan

dengan berbagai bentuk, hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal. Hal itu

tercermin dari kesenjangan sosial ekonomi politik yang masih besar, kerusakan

lingkungan yang terjadi di berbagai pelosok negeri, masih terjadinya

ketidakadilan hukum, pergaulan bebas dan pornografi yang terjadi di kalangan

remaja, kekerasan dan kerusuhan, korupsi yang merambah pada semua sektor

kehidupan masyarakat.

Kenakalan remaja pada satuan lembagapendidikanmenunjukkanadanyadegradasi

dan krisis moral yang dialami bangsa ini. Pendidikan di Indonesia belum mampu

menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing unggul dan berkarakter. Lebih

tragis lagi, bila fenomena ini menyasar ke semua lembaga satuan pendidikan,

termasuk madrasah. Salah satu usaha yang dilakukan dalam mengatasi krisis

moral adalah dengan menerapkan pengembangan manajemen pendidikan

karakter. Secara regulatif, UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

3Pandemi Covid-19, Muda-mudi di Cimahi Pesta Narkoba, Ayo Bandung.com.(13 April 2020), 1.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

3

sehat, berilmu,cakap,kreatif,mandiri,danmenjadiwarga negara yang

demokrasi serta bertanggung jawab. 4

Dalam Undang-undang Sisdiknas tersebut dijelaskan mengenai keimanan

dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah inti dari pendidikan bangsa

Indonesia. Akan tetapi, dalam kenyataanya masih menempatkan penguasaan

pengetahuan dan keterampilan sebagai inti pendidikan. “Pendidikan karakter

merupakan bagian dari pendidikan keagamaan dan Pendidikan

Kewarganegaraan”.5 Artinya pendidikan karakter belum menjadi salah satu fokus

pendidikan nasional.

Sejak tahun 2010 “pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional

mencanangkan penerapan pendidikan karakter bagi semua tingkat pendidikan,

baik sekolah dasar hingga perguruan tinggi”.6Program ini dicanangkan bukan

tanpa alasan. Sebab, selama ini dunia pendidikan dinilai kurang berhasil dalam

mengantarkan generasi bangsa menjadi pribadi-pribadi berkarakter dan

bermartabat. Dan bisa juga dikatakan bahwa selama ini pendidikan gagal dalam

aspek karakter, dimana sekolah terlalu mengedepankan target-target akademis,

dan melupakan aspek pendidikan karakter, realitas ini membuat kreativitas,

keberanian menghadapi resiko, kemandirian dan kesabaran dalam menghadapi

ujian menjadi sangat rendah, yang menyebabkan anak mudah frustasi, menyerah,

dan kehilangan semangat juang.

Sebagai generasi penerus bangsa, peserta didik diharapkan mampu

mengoptimalkan segenap potensi fitrahnya untuk melakukan revolusioner bagi

kemajuan bangsa ke depan. Oleh karena itu pendidikan bukan sekedar bertujuan

untuk mengembangkan potensi intelektualitas dan keterampilan peserta didik

dalam setiap proses pembelajaran, melainkan juga harus mampu menanamkan

nilai-nilai etika dan moral yang baik dalam mengarungi kehidupan yang semakin

kompleks.

4Team Pustaka Pelajar. Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2011), 3 5Bambang Samsul Arifin dan Rusdiana, Manajemen Pendidikan Karakter ( Bandung:Pustaka

Setia, 2019), 2 6 Rahmat Rifai Lubis & Miftahul Husni Nasution, Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter

di Madrasah, JIP: Jurnal Ilmiah PGMI, 3:1, (Juni 2017), 1

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

4

Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia sangat penting, baik sebagai

individu maupun masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Akhlak

merupakancakupan moralitas atau perilaku yang baik pada setiap individu dalam

melakukan aktivitasnya agar bisa selamat di dunia dan di akhirat. Dengan

demikian tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa misi utama dari kerasulan

Muhammad saw. Adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan sejarah

mencatat bahwa factor pendukung keberhasilan dakwah nabi antara lain karena

dukungan akhlaknya yang mulia, sehingga Allah SWT. sendiri memuji akhlak

mulia nabi Muhammad SAW. sebagaimana Firman-Nya dalam Al Quran al-

Ahzab/33:21

Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.(Q.S.al-Ahzab

(33:21)

Berdasarkan firman Allah di atas, bahwasanya telah ada suri teladan yang baik

dalam diri Rasulullah baik sifat, perilaku maupun tutur kata. Hal ini dapat dikaji

dalam keteladanan yang dicontohkan Rasulullah menerangi kehidupan umat

manusia menuju cahaya kebenaran dan kemenangan semasa ke khalifahanya di

bumi ini.

Allah SWT telah meletakkan dalam personalitas Nabi Muhammad SAW

dalam gambaran yang sempurna untuk kerakter islami, agar menjadi teladan bagi

generasi ummat selanjutnya dalam kesempurnaan akhlak dan universalitas

keagunganNya. Sebagaimana firman Allah dalam QS al-Qalam/68: 4

Permasalahan karakter telah mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah pusat.

Penyelenggaraan pendidikan Indonesia yang dirasa belum memberikan kontribusi

maksimal terhadap pengembangan karakter nasional menggerakan para pemangku

kebijakan untuk mengeluarkan kebijakan pendidikan yang terfokus pada

pengembangan karakter. Kebijakan tersebut dinamakan dengan Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK). Menurut Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

5

Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan

pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat

karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan

olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan

masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)7

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sangatlah masih jauh dari harapan

karena mutu lulusan saat ini belum mencerminkan karakter yang diharapkan,

karena mereka masih cenderung bersifat pragmatis, sekuler, hedonistic,

materialistic yaitu cerdas secara intelektual dan fisik, namun secara kecerdasan

emosional masih kurang. Karena setiap lembaga pendidikan tidak hanya dituntut

untuk meningkatkan pencapaian akademis saja, melainkan bertanggung jawab

dalam pembentukan karakter yang baik.

Karakter merupakan sifat alamiah manusia dalam merespon situasi secara

bermoral yang diwujudkan dalam tindakan sehari-hari melalui prilaku

jujur, baik, hormat pada orang lain dan nilai-nilai karakter lainnya.

Pendidikan karakter bukan hanya berkaitan dengan benar atau salah, akan

tetapi bagaimana cara menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-hal

yang baik dalam kehidupan. Dengan demikian peserta didik memiliki

kesadaran dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen

untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.8

Pengembangan pendidikan karakter di sekolah/madrasah merupakan upaya

pengembangan yang dilakukan oleh sekolah/madrasah dalam rangka

pembentukan karakter siswa. Istilah yang identik dengan pembinaan adalah

pembentukan, pembudayaan atau pembangunan. Pengembangan karakter memang

dapat dilakukan lewat berbagai kegiatan, namun akan lebih efektif jika dilakukan

melalui jalur pendidikan. Agar pelaksanaan pendidikan karakter di

sekolah/madrasah dapat optimal, efektif dan efisien, maka diperlukan kegiatan

manajemen yang efektif dan efisien juga.9

7 Team penyusun PPK. Panduan Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar dan

Sekolah Menengah Pertam (Jakarta. Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik

Indonesia.2016), 3. 8Samsul Arifin, Manajemen Pendidikan, 3

9Laena Zakiyah, ,: Pola Manajemen Pendidikan Karakter di Madrasah(Penelitian di MTs. Al

Amin Cisarua Kabupaten Bandung Barat dan MTs. Persis Lembang Kabupaten Bandung Barat),

2018.3

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

6

Madrasah menghadapi tantangan yang sama dengan sekolah umum lainnya dalam

pembentukan karakter peserta didik. Sebagai lembaga pendidikan formal yang

sarat dengan muatan keislaman, madrasah memiliki peluang lebih besar dalam

mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada seluruh aktivitas pendidikan di

madrasah, khususnya pada fungsi manajemen.Untuk mengetahui manajemen

pendidikan karakter perlu dilakukan penelitian yang relevan untuk memberikan

kecukupan informasi dan referensi tentang manajemen pendidikan karakter.

Terkait pendidikan karakter, Pemerintah sudah membuat pedoman dalam

penerapan pendidikan karakter yang dikembangkan dari pendekatan integrasi,

sehingga pendidikan tidak hanya diintegrasikan pada setiap bidang studi/mata

pelajaran namun dikembangkan dan diintegrasikan dalam program pengembangan

diri, dan budaya sekolah.

Penerapan pendidikan karakter di sekolah dapat ditempuh melalui empat

langkah strategis yaitu:

Mengintegrasikan konten pendidikan karakter yang telah dirumuskan dalam

semua matapelajaran, Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kegiatan

sehari-hari di sekolah, Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam

kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan, dan Membangun

komunikasi kerjasama antar sekolah dan orang tua peserta didik 10.

Akan tetapi program ini pada kenyataannya tidak berjalan mulus seperti yang

diharapkan.Masih banyak sekolah yang hanya mengintegrasikan pada mata

pelajaran saja, namun itupun hanya sekedar tertera dalam RPP dan silabus. Akan

tetapi dalam proses pembelajaran di kelas masih banyak guru yang tidak

menerapkannya dan mengaplikasikannya.Terkait pengintegrasiannya terhadap

program pengembangan diri dan budaya sekolah juga tidak jauh berbeda, masih

banyak pihak sekolah belum siap dalam mengimplementasikan pendidikan

karakter dengan berbagai faktor-faktor yang menghambat berjalannya proses

pengintegrasian pendidikan karakter tersebut, salah satunya adalah fasilitas yang

tidak memadai, kesadaran diri para guru-guru dan juga pihak sekolah, kurang

sosialisasi bagaimana implementasi pendidikan karakter yang ideal dan masih

banyak lagi.

10Samsul Arifin, Manajemen Pendidikan, 178.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

7

Sebagai subsistem pendidikan formal makakeberadaansekolah/ madrasah

mengacu kepada tujuan pendidikannasionalUntuk mewujudkan mutu lulusan yang

berkarakter diperlukanprofilkualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan

dalam standarnasionalpendidikan (SNP), yang dikenal dengan delapan standar

sebagai acuanutama dalam mengembangkan sekolah/madrasah yang bermutu.

Madrasah merupakan lembaga yang sangat tepat untuk pelaksanaan pendidikan

karakter. Di madrasah pendidikan karakter sudah dilaksanakan dan sudah

tertanam begitu kuat, sebab nilai-nilai pendidikan karakter itu bersumber dari

ajaran agama dan nilai-nilai sosial yang berlaku. Mutu madrasah dari segala lini

manajemen, output, dan outcome tidaklah kalah dari lembaga pendidikan lainnya.

Ini adalah fakta yang menunnjukan bahwa madrasah lebih dapat diandalkan untuk

melahirkan generasi yang memiliki karakter terpuji. Output madrasah adalah para

alumni yang berilmu dan berakhlakul karimah.

Selama ini pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah masih menafikan

karakter, pendidikan kita sibuk menyusun desain pembelajaran dengan

meletakkan pilihan a.b, atau c, sebagai evaluasi terakhir tanpa memperhatikan

bagaimana penddikan itu dapat berdampak terhadap perubahan prilaku.

Agar pelaksanaan pendidikan karakter di madrasah dapat berjalan secara optimal,

efektif dan efisien diperlukan adanya kegiatan manajemen yang efektif dan efisien

pula.

Studi awal yang dilakukan pada tanggal 21 Januari 2020 di Madrasah Ibtidaiyah

(MI) Cerdas Nurani Kota Cimahi hal yang pertama dilihat dari madrasah ini

adalah Visi dan Misi yang tertera di dinding gedung. Visi dari Madrasah

Ibtidaiyah (MI)Cerdas Nurani ini adalah “Terwujudnya Pribadi Dan Masyarakat

Berkarakter Mulia”.11Melihat Visi tersebut jelas bahwa Madrasah tersebut

menerapkan pendidikan karakter sebagai program yang diunggulkan untuk

mencetak lulusan yang berkualitas baik dari keilmuan maupun dalam akhlakul

karimah.

MI Cerdas Nurani dalam manajemen pendidikan karakternya telah mempunyai

Kurikulum Character Building Cerdas Nurani dengan metode HCL (Habit-

11Visi Misi Madrasah Ibtidaiyah Cerdas Nurani Kota Cimahi

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

8

Caracter-Life Skill) yang dilaksanakan dalam program harian, mingguan, bulanan

dan tahunan.12

Studi awal yang dilakukan pada tanggal 22 Januari 2020 di MI Asih Putera . MI

Asih Putera mempunyai slogan yaitu“Mendidik dengan sepenuh hati, itu

mencerminkan sikap tulus mendidik dari guru terhadap peserta didiknya.”13

Berdasarkan informasi yang didapat dari ibu kepala madrasah bahwasanya “MI

Asih Putera merupakan salah satu madrasah terbaik di Kota Cimahi yang

memiliki model pendidikan khas Islami yang dalam proses dan tujuan

pembelajarannya menerapkan pencapaian karakter.”14

Madrasah Ibtidiyah (MI) Asih Putera merupakan madrasah yang berdiri di bawah

naungan Yayasan Asih Putera yang berdiri pada februari 1985. Prestasi MI Asih

Putera telah mengokohkan visinya sebagai madrasah tingkat Internasional yang

Modern, Kompetitif, dan Islami. Oleh karena itu, Madrasah selalu mendorong dan

memberikan kesempatan bagi seluruh peserta didik dan pendidik untuk tetap

berprestasi pada bidang apapun, sehingga setiap even atau kegiatan lomba, MI

Asih Putera selalu mengirimkan duta-duta terbaiknya untuk berlaga di ajang

kompetisi yang sehat untuk membawa citra positif terhadap Madrasah. Beberapa

prestasi telah diraih, di antara prestasi yang monumental adalah “Terpilihnya

mewakili Jawa Barat pada lomba MI berpreastasi Tingkat Nasional, dan MI Asih

Putera mendapat juara kedua. dan di samping itu banyak sekali prestasi lain yang

telah dicapai.”15Dengan bergelimangnya prestasi yang diraih oleh MI Asih Putera,

baik di tingkat kota, provinsi maupun tingkat nasional, maka konsekuensi

logisnya adalah pola pendidikan yang diterapkan selama ini di MI Asih Putera

telah berdampak positif kepada keberhasilan peserta didik, khsususnya

keberhasilan peserta didik melalui program-program yang berkaitan dengan

pembentukan karakter di MI Asih Putera Cimahi.

12wawancara dengan Rini Ismiati Putri (kepala MI Cerdas Nurani), Cimahi, 21 Januari 2020 13wawancara dengan Nursaadah (kepala MI Cerdas Nurani), Cimahi, 22 Januari 2020

14wawancara dengan Nursaadah (kepala MI Cerdas Nurani), Cimahi, 22 Januari 2020

15wawancara dengan Nursaadah (kepala MI Cerdas Nurani), Cimahi, 22 Januari 2020

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

9

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan pengkajian

dan penelitian yang lebih mendalam tentang “Implementasi Manajemen

Pendidikan Karakter di Madrasah Pada Masa Pandemi Covid 19 (penelitian di

Madrasah Ibtidaiyah Cerdas Nurani dan Madrasah Ibtidaiyah Asih Putera Kota

Cimahi”. Kajian ini menjadi penting guna memberikan gambaran tentang

pelaksanaan manajemen pendidikan karakter di sekolah/madrasah. Dengan

terjawabnya permasalahan tersebut, akan sangat membantu bagi pengembangan

pendidikan karakter di sekolah/madrasah khususnya di MI Cerdas Nurani dan MI

Asih Putera Kota Cimahi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi focus penelitian ini

adalah Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter di MI Cerdas

Nurani Kota Cimahi. Sedangkan yang menjadi subfokus yaitu : Integrasi konten

pendidikan karakter yang telah dirumuskan kedalam semua mata pelajaran,

Integrasi pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari di sekolah, Integrasi

Pendidikan karakter dalam kegiatan yang diprogramkan, dan Membangun

komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik.

Dalam mencapai atau mendapatkan sesuatu, pasti adanya ketidaksesuaian dengan

tujuan awal yang diharapkan. “Masalah adalah kesenjangan antara harapan

dengan kenyataan yang ada.”16 Berdasarkan latar belakang, focus dan subfokus

masalah tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter yang terintegrasi dalam seluruh

mata pelajaran di MI Cerdas Nurani dan MI Asih Putera Kota Cimahi pada

masa pandemi COVID-19?

2. Bagaimana pelaksanaanpendidikan karakter yang terintegrasi dalam kegiatan

sehari-hari di sekolah di MI Cerdas Nurani dan MI Asih Putera Kota

Cimahipada masa pandemi COVID-19?

16S.Margono,Penelitian Pendidikan,(Bandung : Rineka Cipta,1990). 54

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

10

3. Bagaimana pelaksanan pendidikan karakter yang terintegrasi dalam kegiatan

Ekstrakurikuler di MI Cerdas Nurani dan MI Asih Putera Kota Cimahi pada

masa pandemi COVID-19 ?

4. Bagaimana membangun komunikasi kerjasama antara sekolah dan orang tua

peserta didik dalam pendidikan karakter di MI Cerdas Nurani dan MI Asih

Putera Kota Cimahi pada masa pandemi COVID-19 ?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi

Manajemen Pendidikan Karakter di MI Cerdas Nurani Kota Cimahi. Secara

khusus penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi :

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan pendidikan karakter

yang terintegrasi dalam seluruh mata pelajarandi MI Cerdas Nurani dan MI

Asih Putera Kota Cimahi pada masa pandemi COVID-19

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pendidikan karakter yang terintegrasi

dalam kegiatan sehari-hari di sekolah di MI Cerdas Nurani dan MI Asih Putera

Kota Cimahi pada masa pandemi COVID-19

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanan pendidikan karakter yang

terintegrasi dalam kegiatan yang diprogramkan di MI Cerdas Nurani dan MI

Asih Putera Kota Cimahi pada masa pandemi COVID-19

4. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan komunikasi kerjasama

antara sekolah dan orang tua peserta didik di MI Cerdas Nurani dan MI Asih

Putera Kota Cimahi pada masa pandemi COVID-19

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

a. Sebagai kontribusi pemikiran sekaligus dalam ranghka memperluas wawasan

bagi kajian ilmu pendidikan dalam meningkatkan pemahaman tentang

manajemen pendidikan Islam terutama dalam Implementasi manajemen

pendidikan karakter.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

11

b. Menambah ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan

penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ikmu dalam Implementasi

manajemen pendidikan Islam.

c. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan wacana ilmu ke-

Islaman, terutama yang berkaitan dengan Implementasi Manajemen

Pendidikan Karakter di lembaga pendidikan Islam.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan berguna untuk:

a. Memberikan informasi mengenai Implementasi Manajemen Pendidikan

Karakter.

b. Dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam Implementasi Manajemen

Pendidikan Karakter.

c. Bagi peneliti lain, untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan tentang

Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter dan penerapannya..

E. Kerangka Berpikir

Pendidikan Karakter dan Akhlak merupakan dua hal yang penting dalam dunia

pendidikan. Tujuan Pendidikan Karakter adalah untuk meningkatkan mutu dan

penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian

pembentukan karakter yang terwujud dari akhlak mulia siswa secara utuh,

terpadu, dan seimbang. Pendidikan Karakter dapat dipahami yaitu segala sesuatu

yang dilakukan oleh guru dan sekolah, yang mampu mempengaruhi karakter

siswa dalam bentuk sikap dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai

dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi

dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama dan lingkungannya

Pendidikan karakter sesuatu hal yang sangat penting dan mendasar bagi

kehidupan manusia. Karena karakterlah yang membedakan antara manusia dengan

hewan. Meskipun manusia diberikan akal pikiran oleh Alloh swt tidak berarti

manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena karakter

juga harus didapatkan dari pembinaan dan pendidikan, oleh karena itu pendidikan

karakter perlu diberikan kepada manusia.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

12

Pendidikan karakter di sekolah maupun madrasah merupakan suatu keharusan

dikarenakan pentingnya moral pada peserta didik, dalam sebuah lembaga

pendidikan yang mengimplementasikan pendidikan karakter tentu tidak luput

dari komponen pendidikan karakter itu sendiri. Pada prinsipnya pendidikan

karakter terdapat tiga komponen yang saling berhubungan yaitu pengetahuan,

perasaan danprilaku.

Selanjutnya berdasarkan betapa pentingnya akhlak atau karakter dalam

pendidikan sehingga Allah mengabadikannya dalam al-Qur’an surah Al-Qalam:

4 yang terjemahnya: Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung.(QS. Al-Qalam: 4).

Ayat diatas menjelaskan betapa pentingnya akhlak dalam kehidupan manusia,

sehingga Allah swt mengutus Nabi Muhammad saw untuk menyempurnakan

akhlak manusia.Dalam keseharian hidup beliau, Nabi Muhammad saw pantas

dijadikan sebagai suri tauladan karena akhlaknya yang tinggi dan agung..

Menurut Sukro Muhab yang dikutip oleh Anas Salahudin dalam bukunya

Pendidikan Karakter, Oleh karena keteladanan dan akhlak Nabi Muhammad

SAW ini sampai menggugah seorang Mahatma Gandi dengan

menyatakan:“Saya lebih dari yakin bukanlah pedang yang memberikan

kesadaran pada Islam pada masanya, Tapi, ia datang dari kesederhanaan,

kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad serta pengabdian luar biasa kepada

teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya serta keyakinannya pada

Tuhan dan tugasnya”Dari fenomena pendidikan akhlak atau karakter di atas,

sehingga banyak dari para ahli yang membahas tentang pendidikan akhlak atau

dikenal sekarang dengan istilah pendidikan karakter, diantaranya al-Ghazali dan

Burhanuddin alZarnuji. Dengan berbagai kitab yang dikarang oleh para ahli

tersebut sehingga menunjukkan akan pentingnya pendidikan karakter yang

merupakan tujuan puncak dari pendidikan dengan membentuk karakter positif

dalam perilaku anak didik. Dan karakter positif itu sendiri tiada lain adalah

penjelmaan sifatsifat mulia Tuhan dalam kehidupan manusia.

Menurut Al-Ghazali Dalam Risalah Ayyuha al-Walad mengenai prinsip

pendidikan karakter yaitu “Menekankan pada pentingnya nilai akhlak yang

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

13

mengarah pada prinsip integrasi spiritualitas.”17Dalam tujuan pendidikan

karakter. Al-Ghazali menganggap bahwa “karakter lebih dekat dengan akhlaq,

yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah

menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan

lagi.”18 Apa yang dikatakan al-Ghazali tersebut merupakan karakter yang telah

mengakar dalam diri seseorang,dimana nilai-nilai yang sebelumnya menjadi

acuan telah dipahami dengan benar dan diaplikasikan dalam kehidupan

bermasyarakat. Karakter bersumber dari nilai-nilai luhur yang secara moral

membentuk pribadi seseorang dan tercermin dalam perilaku.

Sebagaimana pakar pendidikan karakter Thomas Lickona menekankan

“Tiga komponen karakter yang baik dan harus ditanamkan sejak dini yaitu

Pengetahuan tentang moral, perasaan tentang moral, dan perbuatan moral.”19

Tiga komponen ini sangat diperlukan untuk dapat memahami, merasakan, dan

mengerjakan nilai-nilai dalam pendidikan karakter.

Heri Gunawan juga menjelaskan dalam bukunya, bahwa “Tiga komponen

pendidikan karakter harus selalu diberikan kepada peserta didik dengan tahapan

Pengetahuan tentang moral,kecintaan akan moral,dan perbuatan

moral”.20Pengetahuan tentang moral yang disebutkan Heri Gunawan sebagai

tahapan penguasaan tentang nilai-nilai karakter, selanjutnya Kecintaan akan

moraladalah sebagai tahapan pendalaman dan pengetahuan aspek emosi peserta

didik dan yang terakhir adalah perbuatan moralsebagai tahapan aplikatif prilaku

peserta didik dari kedua tahapan sebelumnya yaitu pengetahuan tentang moral

dan kecintaan akan moral.

Ketiga prinsip di atas, dijelaskan sebagai berikut:

1.Tahu Kebaikan

Tahu kebaikanadalah tahapan penguasaan pengetahuan tentang nilai-nilai.

17Ahmad Busroli, “Pendidikan akhlak Ibnu Miskawih dan Imam al-Ghazali dan Relevansinya

dengan Pendidikan Karakter Di Indonesia”.Attulab:IslamicReligion Teaching and Learning

Journal, 4:2 (2019). 4 18Ahmad Busroli, Pendidikan akhlak,4.

19 Thomas Lickona, Educating for Character Mendidik Untuk nmembentuk Karakter, terj

Juma Abdu Wamaungo (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 85-100 20Gunawan, Heri, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, cet. ke-2,

Bandung: Alfabeta, 2012

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

14

Dimensi-dimensi yang termasuk dalam kategori ini adalah ranah kognitif

seperti, kesadaran moral pengetahuan tentang nilai pengambilan perspektif ,

penalaran nilai keberanian mengambil sikap, pengenalan diri. Peserta didik

dalam tahapan ini diharuskan mampu “Membedakan nilai baik dan buruk,

menguasai dan memahaminya secara logis dan rasional bukan secara doktriner

dan dogmatis, mengenal sosok-sosok keteladanan misalnya Nabi Muhammad

Saw dan sahabat-sahabatnya.”21

2. Cinta Kebaikan

Aspek ini merupakan pendamalan dan pengetahuan aspek emosi peserta

didik untuk menjadi manusia yang berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan

sikap yang harus dirasakan oleh peserta didik, yaitu “Kesadaran akan jati diri

(conscience), percara diri (self esieem), kepekaan terhadap orang lain (empathy),

cinta kebenaran (loving the good), pengendalian diri (self control), dan

kerendahan hati (humility).”22Dalam prinsip ini pendidik harus mampu

menyentuh sisi emosional peserta didik sehingga akan tumbuh kesadaran dan

kebutuhan dalam diri siswa dan merasakan apa yang seharusya dan setidaknya

mereka lakukan.

3. Perbuatan Moral

Perbuatan Moralmerupakan “Perbuatan atau tindakan yang merupakan hasil dari

dua prinsip karakter lainnya. Untuk mengetahui apa yang mendorong sesorang

dalam berbuat baik maka harus dilihat dari tiga aspek lain dari karakter yaitu

kompetensi, keinginan, dan kebiasaan .“23

Ketiga prinsip yang dijelaskan di atas, adalah suatu prinsip yang harus

diberikan kepada siswa. Dengan prinsip diatas, maka diharapkan siswa

memahami tiga prinsip tersebut sehingga pendidikan karakter mudah untuk

diterima, dihayati, dan diimplementasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari.

Karena kita menyadari bahwa pendidikan karakter adalah mendidik siswa untuk

praktik dalam kehidupanya dengan diwarnai karakter yang baik. Sebagaimana

21Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, cet. ke-2, (Bandung: Alfabeta,

2012), . 193-195 22Heri Gunawan, Pendidikan Karakter. 193-195

23 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter. 193-195

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

15

yang ditulis Doni Koesoema dalam bukunya yaitu menekankan pada praktisi

atau tindakan siswa itu sendiri, Donimenilai bahwa keberhasilan pendidikan

karakter adalah dari tindakan kebaikan itu sendiri.

“Pendidikan karakter berkaitan dengan praksis, bukan sekedar

pengetahuan dan pemahaman. Pengetahuan memang penting, namun

pengetahuan tidak akan ada artinya dalam pendidikan karakter jika

pengetahuan itu tidak menjaditindakan."24

Berdasarkan gambaran tersebut, kita menyadari bahwa untuk mengaktualkan

sikap yang baik dari nilai-nilai yang telah diajarkan tidak cukup hanya dengan

pengetahuan kebaikan saja, akan tetapi merasakan atau cinta akan kebaikan dan

melakukan kebaikan adalah bentuk keberhasilan. Maka dari itu dalam

pengembangan karakter siswa tidak cukup peran guru dan sekolah saja, akan

tetapi bagaimana peran orang tua yangselalu Merujuk pada Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, pendidikan karakter dapat dilaksanakan melalui

beberapa hal, yaitu pertama melalui mata pelajaran atau proses pembelajaran,

kedua melalui pengembangan diri siswa, dan yang ketiga melalui budaya

madrasah.

Dalam pelaksanaan pendidikan karakter yang telah dirumuskan oleh

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dapat dipahami bahwa pelaksanaan

pendidikan karakter tidak hanya berlaku dalam proses pembelajaran di dalam

kelas saja, akan tetapi pada keseluruhan sekolah atau madrasah sebenarnya

terdapat proses pendidikan karakter yaitu melaui budaya madrasah atau atau

lingkungan sekolah yang terdapat nuansa interaksi sosial dan sebagainya, dalam

pengembangan diri siswa baik kegiatan yang bedada di dalam maupun diluar

sekolah. Oleh karenanya bila dicermati lebih dalam lagi, pelaksanaan

pendidikan karakter juga terdapat dalam pendidikan formal, informal, maupun

non formal.

Permasalahan karakter telah mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah

pusat. Penyelenggaraan pendidikan Indonesia yang dirasa belum memberikan

kontribusi maksimal terhadap pengembangan karakter nasional menggerakan para

24 Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Utuh Dan Menyeluruh, (Yogyakarta: Kanisius,

2012), 158

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

16

pemangku kebijakan untuk mengeluarkan kebijakan pendidikan yang terfokus

pada pengembangan karakter. Kebijakan tersebut dinamakan dengan Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK). Menurut Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017,

Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan

pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat

karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan

olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan

masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).25

Penyelenggaraan PPK dalam pendidikan formal dilaksanakan melalui setiap

aktivitas sekolah dan penyelenggara pendidikan formal lainnya. Dalam lingkup

sekolah, PPK dimaksimalkan dengan mengembangkan lima nilai karakter utama

yang diantaranya sebagai berikut:26

a. Religius, yaitu nilai yang mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa. b. Nasionalis, yaitu nilai yang menempatkan kepentingan

bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. c. Mandiri,

yaitu nilai yang tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan

tenaga dan pikiran serta waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan

cita-cita. d. Gotong royong, yaitu nilai yang mencerminkan tindakan yang

menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan

persoalan bersama. e. Integritas, yaitu nilai yang menjadi upaya untuk

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam setiap

perkataan, tindakkan dan pekerjaan.

Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber

dari nilai moral universal (bersifat absolut) sebagai pengejawantahan nilai-nilai

agama yang biasa disebut the golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki

tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut. Menurut

para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada

Allah dan ciptaan-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan

santun, kasih sayang, peduli, kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, pantang

menyerah, keadilan kepemimpinan, baik, rendah hati, toleransi, cinta damai dan

cinta persatuan.

25

Kokom Komalasari dan Didin Syarifudin, Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasi

Living Values Education (Bandung: PT Repika Aditama, 2017), 16. 26Kokom Komalasari dan Didin Syarifudin, Pendidikan Karakter. 18

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

17

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi

tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, sehingga

akan memiliki nilai. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter merupakan bagian

inti dari pendidikan karakter. Penerapan pendidikan karakter di sekolah

setidaknya dapat ditempuh melalui empat alternatif strategi secara terpadu.

Pertama, mengintegrasikan konten pendidikan karakter yang telah

dirumuskan kedalam seluruh mata pelajaran.Kedua, mengintegrasikan

pendidikan karakter kedalam kegiatan sehari-hari di sekolah.Ketiga,

mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam kegiatan yang diprogramkan

atau direncanakan.Keempat, membangun komunikasi kerjasama antar

sekolah dengan orang tua peserta didik.27

Strategi mengintegrasikan keseluruhan mata pelajaran yaitu pengembangan nilai-

nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa diintegrasikan kedalam setiap pokok

bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Strategi mengintegrasikan ke

dalam kegiatan sehari-hari dengan menerapkan keteladanan. Pembiasaan

keteladanan adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang tidak

diprogramkan karena dilakukan tanpa mengenal batasan ruang dan waktu.

Keteladanan ini merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga pendidikan dan

peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan- tindakan yang baik

sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai

disiplin, kebersihan dan kerapian, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur dan

kerja keras. Kegiatan ini meliputi berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin

membaca, memuji kebaikan dan keberhasilan orang lain,datang tepat waktu.

Strategi pembiasaan rutin yaitu pembinaan rutin merupakan salah satu kegiatan

pendidikan karakter yang terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari di sekolah,

seperti upacara bendera, senam, doa bersama, ketertiban, pemeliharaan kebersihan

(Jumat bersih). Pembiasaan-pembiasaan ini akan efektif membentuk karakter

peserta didik secara berkelanjutan dengan pembiasaan yang sudah biasa mereka

lakukan.

27Samsul Arifin, Manajemen Pendidikan, 178

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

18

Pada penelitian ini peneliti mengkaji implementasi pendidikan karakter dalam

kegiatan belajar mengajar, pembiasaan-pembiasaan dalam kehidupan keseharian

di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan keagamaan di sekolah.

Identifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang terkait dengan implementasi

pendidikan karakter perlu terus dilakukan termasuk kelengkapan administrasinya.

Semua data yang masuk akan diolah dan di cross check sampai memperoleh data

yang benar- benar kredibel.

Penciptaan suasana kondusif yang mendukung pengembangan karakter juga

dimulai dari kerjasama yang baik antara sekolah dengan lingkungan sekitar,

sehinggaterwujud sekolah yang memiliki iklim belajar yang aman, tertib dan

nyaman. Dengan demikian pelaksanaan program pendidikan akan berjalan secara

efektif. Merancang kondisi sekolah yang kondusif salah satu faktor yang

berpengaruh dalam pendidikan karakter adalah lingkungan.Salah satu aspek yang

turut memberikan saham dalam terbentuknya corak pemikiran, sikap dan tingkah

laku seseorang adalah faktor lingkungan dimana orang tersebut hidup. Berangkat

dari paradigm ini, maka menjadi sangat urgen untuk menciptakan suasana,

kondisi, atau linkungan belajar yang nyaman bagi peserta didik misalnya kondisi

toilet yang bersih, ketersediaan tempat sampah yang memadai, halaman yang

hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di dalam kelas. Hal

ini akan mendukung terlaksananya pendidikan karakter. Kerjasama dengan

keluarga dan lingkungan mempengaruhi perkembangan pendidikan karakter bagi

peserta didik, karena pembentukan karakter peserta didik dalam kehidupan sehari-

hari yang mereka temui adalah hal-hal yang ada di sekitarnya. Dengan adanya

kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan tersebut akan menghasilkan

karakter-karakter peserta didik yang diharapkan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Skema kerangka berpikir dibawah ini:

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

19

Gambar 1.1Kerangka Pemikiran

REALITA (1)

1.Globalisasi merupakan salah

satu dampak negatif dalam

dunia pendidikan terutama

mengenai pengembangan pen-didikan karakter;

2.Banyaknya kekerasan dan

perilaku menyimpang lainnya terjadi di kalangan remaja

merupakan salah satu per-

masalahan tersendiri bagi pendidikan karakter;

3.Masih rendahnya kesadaran dan keterampilan guru dalam

menanamkan pendidikan ka-

rakter di sekolah; 4.Masih banyaknya warga se-

kolah yang membudidayakan

sikap ketidakjujuran; 5.Masih banyaknya sekolah

yang mementingkan prestasi

akademik daripada prestasi

non akademik (sikap siswa).

(2)

Landasan Yuridis:

1.UU R.I. No.20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2.PP R.I No.32 Tahun 2013

tentang perubahan atas PP

R.I No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

3.PERMENDIKNAS R.I

No.39 Tahun 2008

tentang Pembinaan

Kesiswaan.

4.PERMENDIKNAS R.I

No.21 Tahun 2006 tetang

Standar Kompetensi

Lulusan Untuk Satuan

Pendidiikan Dasar &

Menengah

5.PERMENDIKBUD R.I

No. 62 Tahun 2014

tentang Kegiatan

Ekstrakurikuler Pada

Pendidikan Dasar &

Menengah.

Teori pendidikan karakter

dan karakter Islami

(3)

STRATEGI

1.Pengembangan diri

siswa yang mencakup

kegiatan rutin, ke-teladanan, pengondisian

ling-kungan, kegiatan

spontan; 2.Pengintegrasian pada

kegiatan yang telah

diprogramkan se-perti pada proses

pembelajaran di kelas;

3.Memberikan kesadaran akan pentingnya nilai

karakter bagi seluruh

warga/civitas lembaga pendidikan;

4.Pengembangan budaya

sekolah.

(4)

Tercapainya

keberhasilan

program pendidikan karakter

siswa dalam rangka

mela-hirkan siswa/lulusan

dengan akhlaqul

ka-rimah.

umpan

input proses context product

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

20

F. Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang manajemen pendidikan

karakter ditemukan berdasarkan sudut pandang yang dilakukan beberapa peneliti,

diantaranya adalah:

1. Sahriani (2017)

Sahriani, (2017)28.melakukan penelitian yang berjudul ”:Implementasi

Manajemen Pendidikan Karakter dalam Pembinaan Akhlak Peserta Didik di SMA

Negeri 1 Burau Kabupaten Luwu Timur. Tesis prodi Manajemen Pendidikan

Islam, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alaudin Makasar. Tujuan penelitian

ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui perencaan, pelaksanaan dan dampak

manajemen pendidikan karakter dalam pembinaan akhlak peserta didik di

SMANegeri 1 Burau Kab. Luwu Timur. Penelitian ini adalah penelitian lapangan

(Field Research) dengan Pendekatan Teologis-Normatif, Pendekatan Pedagogis

dan Pendekatan fenomenlogi. Hasil kajian yang diperoleh dari penelitian ini

adalah; pertama bahwa dalam mengelolah perencanaan manajemen pendidikan

karakter peserta didik, melibatkan semua unsur baik sekolah, stakeholder (camat,

kapolsek, kepala desa, dan tokoh agama) dan masyarakat dalam hal ini orang tua

peserta didik ikut terlibat dalam menetapkan nilai-nilai karakter yang akan

diterapkan di sekolah yang tertuang dalam tata tertib. Kedua, Pelaksanaan

manajemen pendidikan karakter melibatkan semua elemen sekolah baik kepala

sekolah, guru, penjaga sekolah, dan penjaga kantin berperan dalam mengciptakan

kondisi kondusif bagi perkembangan karakter peserta didik. Ketiga, Penilaian

manajemen pendidikan karakter berbentuk observasi, maksudnya semua guru

terlibat dalam menilai karakter peserta didik dengan membuat catatan

perkembangan peserta didik melalui observasi. Dari hasil observasi guru

dilakukan rapat untuk membahas pilar-pilar karakter yang sudah tercapai dan

tindakan apa yang akan dilakukan guru untuk pembinaan karakter yang sudah

ditetapkan dalam aturan sekolah.

28 Sahriani, Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter Dalam Pembinaan Akhlak Peserta

Didik Di Sma Negeri 1 Burau Kabupaten Luwu Timur, Tesis Program Pascasarjana UIN Alaudin

Makasar, (Makasar:UIN Alaudin, 2017)

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

21

Penelitian ini berbeda dengan yang peneliti lakukan, dimana penelitian

diatas dilakukan pada SMA negeri, sementara yang peneliti di Madrasah

Ibtidaiyah Swasta. Disamping itu peneliti hanya mengupas tentang

implementasinya saja di kedua Madrasah Ibtidaiyah.

2. Ngadiyono (2017)

Ngadiyono, (2017)29: Implementasi Pendidikan Karakter di Madrasah

Ibtidaiyah Negeri 2 Sleman Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta: Program

Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2017. Penelitian ini bertujuan (1)

mendeskripsikan perencanaan pendidikan karakter yang dilakukan oleh kepala

sekolah, dan guru MIN 2 Sleman; (2) mengetahui peran kepala sekolah, guru dan

karyawan MIN 2 Sleman dalam implementasi pendidikan karakter; (3)

mengidentifikasi nilai-nilai yang diimplementasikan dalam pendidikan karakter di

MIN 2 Sleman; (4) menghasilkan pola implementasi pendidikan karakter di MIN 2

Sleman; dan (5) menemukan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam

implementasi pendidikan karakter di MIN 2 Sleman.Penelitian kualitatif ini

menghasilkan simpulan sebagai berikut. (1) Kepala madrasah telah melakukan

perencanaan pendidikan karakter secara terprogram dalam visi dan misi MIN 2

Sleman. Guru telah melakukan perencanaan pendidikan karakter dalam membuat

rencana pelaksanaan pembelajaran. (2) Kepala madrasah memiliki peran sebagai

leader dengan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan dan mengawasi

program implementasi pendidikan karakter. Para guru memiliki peran

mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, melakukan transfer of

knowledge dan transfer of value, sebagai teladan, pengawas, dan evaluator

implementasi pendidikan karakter. Karyawan memiliki peran sebagai penyedia

fasilitas sarana dan prasarana. (3) Nilai-nilai pendidikan karakter yang

dikembangkan di MIN 2 Sleman adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja

keras, kreatif, mandiri, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. (4) Implementasi

pendidikan karakter di MIN 2 Sleman dilaksanakan secara terintegrasi pada setiap

29Ngadiyono, 2017, Implementasi Pendidikan Karakter di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Sleman

Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2017.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

22

mata pelajaran dan setiap kegiatan ekstrakurikuler. (5) Faktor pendukung

implementasi pendidikan karakter di MIN 2 Sleman meliputi visi dan misi

madrasah, komitmen kepala madrasah, SDM guru, karyawan, dan orang tua siswa

serta lingkungan masyarakat yang Islami. Sedangkan faktor penghambat

implementasi pendidikan karakter di MIN 2 Sleman meliputi sistem manajerial

madrasah, persepsi yang belum sama, beban kerja guru, siswa yang nakal, wali

siswa yang kurang peduli dan perkembangan media elektronik.

Penelitian ini berbeda dengan yang peneliti lakukan karena penelitian

diatas dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri sementara peneliti melakukannya

di Madrasah Ibtidaiyah swasta dan hanya mengupas implementasinya saja.

3. Laena Zakiyah (2018)

Laena Zakiyah, (2018)30, telah melakukan penelitian dengan judul : Pola

Manajemen Pendidikan Karakter di Madrasah(Penelitian di MTs. Al Amin

Cisarua Kabupaten Bandung Barat dan MTs. Persis Lembang Kabupaten

Bandung Barat)Bandung, Program Pascasarjana UIN Bandung, 2018. Penelitian

ini bertujuan : 1). Untukmembandingkan perencanaan pendidikan karakter di MTs

Al Amin Cisarua Kabupaten Bandung Barat dan MTs Persis Lembang Kabupaten

Bandung Barat. 2). Untuk mengetahui langkah-langkah kongkrit pengembangan

manajemen pendidikan karakter di madrasah tersebut. 3). Untuk menyusun

model/draft manajemen pendidikan karakter di madrasah tersebut 4). Untuk

memperbaiki standar oprasional manajemen pendidikan karakter di madrasah

tersebut. Penelitian Kualitatif yang berisi tentang perbandingan pola manajemen

pendidikan karakter di dua Madrasah Tsanawiah Al Amin Cisaruayang dibawah

naungan Muhammaadiyah dan Madrasah Tsanawiyah Persis Lembang Kabupaten

Bandung Barat.

Penelitian ini menjelaskan perbedaan pola manajemen pendidikan antara

MTs yang berada dibawah naungan Persis dan Mts yang berada dibawah naungan

Muhammadiyah., sementara yang peneliti lakukan di dua Madrasah Ibtidaiyah

30Laena Zakiyah, 201830, telah melakukan penelitian dengan judul : Pola Manajemen Pendidikan

Karakter di Madrasah(Penelitian di MTs. Al Amin Cisarua Kabupaten Bandung Barat dan MTs.

Persis Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

23

yang hanya membahas tentang implementasinya saja.

4. Rahmat Rifai Lubis & Miftahul Husni Nasution (2017)

Rahmat Rifai Lubis & Miftahul Husni Nasution (201731) telah melakukan

penelitian yang berjudul Implementasi Pendidikan Karakter di Madrasah

Ibtidaiyah, Jurnal. JIP: Jurnal Ilmiah PGMI Volume 3, Nomor 1, Juni 2017.

Jurnal ini berisi tentang Beberapa model-model Penerapan Pendidikan Karakter di

Madrasah Ibtidaiyah, 1) Model sebagai mata pelajaran tersendiri (monolitik),

2).Model terintegrasi dalam semua bidang studi, 3).Model di luar pengajaran, 4).

Model gabungan. Kemudian berkenaan dengan implementasi pendidikan karakter

dapat dilakukan melalui implementasi Pendidikan Karakter Terintegrasi, antara

lain:1) Pengintegrasian dalam program pengembangan diri antara lain terintegrasi

pada kegiatan rutin disekolah, terintegrasi pada kegiatan spontan, terintegrasi pada

keteladanan, dan terintegrasi pada pengkondisian. 2). Pengintegrasian Pada Mata

Pelajaran. 3). Pengintegrasian Dalam Budaya Sekolah.

Penelitian diatas berbeda dengan yang peneliti lakukan, dimana peneliti

membahasa tentang implementasi pendidikan karakter di dua Madrasah.

Sementara penelitian diatas menjelaskan tentang model-model implementasi

pendidikan karakter di Madrasah.

Kempat penelitian tersebut diatas menunjukkan bahwa pada umumnya

masyarakat belum memiliki pemahaman yang baik tentang pendidikan karakter.

Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan sikap yang kurang memperdulikan

terhadap karakter anak-anak dan cenderung menyerahkan masalah tersebut pada

pihak sekolah. Hal tersebut yang mendorong Peneliti untuk melakukan penelitian

tentang implementasi pendidikan karakter pada siswa di madrasah terutama pada

masa pandemic covid 19 ini karakter empati pada individu masih kurang.

Pendidikan karakter perlu didukung oleh semua pihak baik kepala sekolah, guru,

karyawan, siswa, orang tua siswa dan masyarakat. Mereka harus bersinergi agar

pendidikan karakter berhasil menjiwai sikap dan tingkah laku siswa yang terbiasa

dengan karakter baik. Dengan demikian, sekolah harus mengimplementasikan

31Rahmat Rifai Lubis & Miftahul Husni Nasution (201731) telah melakukan penelitian yang

berjudul Implementasi Pendidikan Karakter di Madrasah Ibtidaiyah, Jurnal. JIP: Jurnal Ilmiah

PGMI Volume 3, Nomor 1, Juni 2017

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/32884/4/4_bab1.pdfberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 Pandemi Covid-19, Muda-mudi di

24

pendidikan karakter sebagai tanggung jawab sekolah untuk membekali anak-anak

dengan nilai-nilai pendidikan karakter mulia. Karena para peserta didik

merupakan generasi penerus bangsa.