bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.radenfatah.ac.id/6606/1/2. bab i.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk
mengembangan manusia sebagai makhluk yang mampu bertanggung jawab
terhadap diri sendiri maupun terhadap kesejahteraan masyarakat. Pendidikan
berperan dalam membentuk dan membina kemampuan, kepribadian, watak atau
karakter serta peradabadan bangsa yang bermartabat dengan berbagai aspek
kegiatan positif terhadap generasi penerus bangsa.
Pendidikan karakter merupakan upaya pembentukan karakter yang
dipengaruhi oleh lingkungan. Begitupun juga, tujuan pendidikan karakter ialah
untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pendidikan karakter dan akhlakul karimah yang dimiliki oleh peserta didik
secara utuh berdasarkan hasil yang diharapkan pada setiap satuan pendidikan.1
Karakter merupakan kepribadian seseorang sebagai hasil proses
perbuatan seseorang ke arah kemajuan dan mudah menyesuaikan dengan
keadaan yang terintegrasi dalam pernyataan dan tindakan. Karakter yang
dimaksud sebagai kepribadian mengarah pada tindakan yang baik. Oleh karena
itu, orang yang memiliki karakter baik akan bertindak baik pula sesuai dengan
1Muhammad Ali Ramdani, “Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan
Karakter,” Jurnal Pendidikan 08, no. 01 (2014), hlm. 30.
2
kaidah norma yang berlaku.2 Dalam hal ini, terdapat tujuh rumusan nilai
karakter yang di ambil dari al-asmaul husna yakni, jujur, tanggung jawab,
disiplin, kerja sama, adil, visioner dan peduli.3
Pentingnya pembinaan karakter dalam dunia pendidikan untuk membina
dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam
secara menyeluruh. Pembinaan karakter bertujuan untuk melatih perbuatan,
ucapan, dan pikiran.4 Membina dan mendidik karakter kepada anak, dalam arti
untuk membentuk “positive character” anak bangsa. Agar dapat terbentuk
maka anak perlu dibina dan dilatih karakternya melalui pembiasaan seperti
mandiri, sopan santun, kreatif, rajin bekerja, punya tanggung jawab dan peduli.5
Pembinaan karakter bangsa dalam membina karakter peduli lingkungan
merupakan pembinaan yang sangat baik dan merupakan suatu pembinaan dasar
yang utama bagi seluruh makhluk dalam kehidupan bermasyarakat. Pembinaan
tersebut bertujuan untuk melatih perbuatan anak dalam mencintai dan
melestarikan lingkungan. Agar selalu berbuat kebaikan dan mencegah
kesalahan yang dapat mengasilkan penderitaan dan kerugian bagi diri kita dan
orang lain. Karena banyak dijumpai sekarang masih banyak yang tidak
memperdulikan kebersihan dan kelestarian lingkungan yang ada disekitarnya.
Dengan itu, hal tersebut dapat menyebabkan manusia kehilangan rasa pedulinya
2Atikah Mumpuni, Integrasi Nilai Karakter dalam Buku Pelajaran, Analisis Konten Buku
Teks Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Budi Utama, 2018), hlm. 11. 3Ibid., hlm.18. 4Ibid, hlm. 54. 5Suyanto, Model Pembinaan Pendidikan di Lingkungan Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jend.
Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), hlm. 7.
3
terhadap kebersihan dan kecintaan akan lingkungan. Padahal telah diketahui
diciptakannya bumi dan langit bagi manusia untuk dijaga dan dirawat
sebagaimana mestinya agar dapat dirasakan demi kemaslahatan bersama-sama
sampai ke generasi berikutnya. Senada dengan itu, terdapat firman Allah
Subhanallahu wata’ala dalam al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 22, yaitu:
ٱلذي جعل لكم ٱ فل ا لكم ق ت رز لثمر ٱمن ۦرج به فأخ ء ء ما لسما ٱنزل من وأ ء ء بنا لسما ٱا و ش ض فر ر ل
٢٢لمون تع ا وأنتم علوا لله أنداد تج
Artinya:
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, Padahal kamu mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 22)6
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya Allah Subhanahu
wata’ala telah menciptakan bumi bukanlah tempat kehidupan yang abadi dan
kekal selamanya. Kemudian, diciptakankan-Nya langit sebagai naungan agar
manusia selalu merasa bersyukur atas semua yang diberikan-Nya kepada
makhluk-makhluknya. Lalu diturunkannya hujan dari langit dengan maksud
agar semua yang bercocok tanam seperti tumbuh-tumbuhan dapat
menghasilkan buah-buahan yang baik lagi halal sebagai rezeki bagi mereka
yang mau berusaha. Maka dari itu, janganlah kalian mempersekutukan Allah,
karena tidaklah layak disebut Tuhan selain Allah Subhanahu wata’ala. Dengan
demikian, perlunya pembinaan karakter peduli lingkungan dengan diberikannya
6Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2010), hlm. 4.
4
pengertian dan pemahaman kepada anak betapa pentingnya mencintai dan
melestarikan lingkungan berdasarkan perintah dan larangan-larangan merusak
lingkungan sejak mereka masih kecil, agar tertanam dan terbentuk karakter-
karakter anak terhadap peduli lingkungan di sekitarnya.
Banyak terlihat akhir-akhir ini permasalahan yang timbul di sekolah yaitu
meningkatnya krisis kepedulian terhadap lingkungan seperti membuang sampah
sembarangan, membiarkan sampah dan daun berserakan, bahkan tidak
menyiram tanaman sehingga tanaman menjadi layu. Padahal tugas manusia
sebagai khalifah adalah memakmurkan bumi. Dengan demikian, Pembinaan
karakter memang sangat diperlukan dalam mengembangkan karakter positif
sehingga siswa dapat bersikap dan bertingkah laku sesuai norma-norma.
Melalui pembinaan karakter di sekolah, siswa diharapakan mampu dibina,
dibentuk, diarahkan dan dibimbing untuk memiliki karakter yang baik sehingga
menunjukkan sikap yang baik ketika berkomunikasi dengan orang lain.
Menurut Christina bahwa pembinaan karakter mengajarkan seseorang
suatu kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantunya untuk hidup dan
bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat dan Negara serta membantu
untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.7 Pembinaan
karakter siswa bukan hanya sekedar pentransferan dalam ranah kognitif,
melainkan harus di aplikasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
7Wanda Chrisiana, Upaya Penerapan Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa (Studi Kasus di
Jurusan Teknik Industri UK Petra)
5
Terkait dengan penelitian yang akan di ambil ialah peduli, di sini peneliti
mengambil penelitian tentang peduli lingkungan. Dalam hal ini diharapkan agar
dapat diketahui bagaimana pembinaan karakter peduli seorang peserta didik
terhadap lingkungan di sekitarnya karena melihat semakin merosotnya karakter
peduli lingkungan yang dimiliki oleh peserta didik, kiranya ini mendapatkan
hasil yang signifikan dari pembinaan karakter tersebut.
SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya Kecamatan Pampangan merupakan
salah satu sekolah yang memperdulikan kebersihan dan kelestarian lingkungan
alam di sekitarnya. Tampak terlihat tidak ada sampah-sampah yang berserakan
di halaman sekolah dan banyak tumbuh-tumbuhan yang hidup di sekitar
lingkungan sekolah seperti peserta didik membuang sampah atas kesadaran
sendiri, serta guru yang berperan aktif dalam melakukan program lingkungan
setiap pagi hari di awali dengan peserta didik piket kelas sesuai dengan jadwal
piket yang disepakati bersama. Selain itu juga, ada beberapa peserta didik yang
sedang membersihkan halaman depan kelas, menyiram tanaman dan membuang
sampah yang ada di depan kelas. Dengan itu setiap peserta didik diberikan
tanggung jawab baik secara individu maupun kelompok agar selalu menjaga
dan melestarikan lingkungan di sekitarnya agar tetap bersih, nyaman, sehat dan
indah.8
8Hasil Observasi di SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya, Tanggal 11 Februari 2019, Waktu 08.00
WIB.
6
Berdasarkan dari hasil observasi awal pada tanggal 11 Februari 2019
yang didapatkan peneliti, peneliti melihat peserta didik melakukan kerja bakti
dengan seluruh pihak sekolah dalam rangka kegiatan kebersihan lingkungan.
Tampak terlihat mereka melakukan pembiasaan-pembiasaan kepada peserta
didik dalam melakukan komunikasi yang baik dengan lingkungan hidup seperti
merawat tanaman, menghiasi taman dengan bunga, membersihkan lingkungan
sekolah dan membuang sampah pada tempatnya.9 Sehingga hal tersebut
memberikan keefektifan dalam pelaksanaan pembinaan karakter peduli
lingkungan yang akan memungkinkan warga sekolah mencapai sekolah yang
berpeduli terhadap lingkungan. Maka dari itu, dalam hal pembinaan karakter
peduli lingkungan pihak sekolah menginginkan dapat membentuk dan membina
rasa cinta dan kepedulian peserta didik terhadap kebersihan lingkungan.
Begitupun juga data di atas didukung dengan hasil wawancara awal pada
tanggal 11 Februari 2019 yang dilakukan dengan ibu Fadilah selaku guru mata
pelajaran PAI, beliau memberikan pernyataan bahwa “kami dan seluruh pihak
sekolah berkeinginan agar peserta didik tidak hanya berprestasi di bidang
pelajaran umum tetapi peserta didik mempunyai karakter peduli terhadap
lingkungan di sekitarnya. Di dalam proses pembelajaran untuk menghasilkan
peserta didik yang bisa berprestasi di bidang tersebut, maka baik dari lembaga
9Hasil Observasi di SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya, Tanggal 11 Februari 2019, Waktu 08.30
WIB.
7
sekolah maupun pendidik harus ikut serta dalam melakukan pembinaan
karakter peduli lingkungan”.10
Selain itu, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa peserta didik
terkait dengan karakter peduli lingkungan ini. Ada peserta didik yang
mengatakan bahwa “Kegiatan rutin sepuluh menit untuk lingkungan di sekolah
ini ya misalnya sebelum melaksanakan pembelajaran, kami dibiasakan
membersihkan lingkungan sekolah, dan juga kegiatan rutin mingguan yaitu
Jum’at Bersih dan kegiatan harian dengan melakukan piket kelas perkelompok
secara bergantian”.11 Senada demikian, Okta Maharani sebagai salah satu
peserta didik juga mengatakan bahwa “kami selalu terbiasa melakukan semua
kegiatan yang diberikan oleh guru dan atas kesadaran diri masing-masing untuk
mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, rapi dan indah”.12
Dengan demikian, dari berbagai hasil penelitian di atas disimpulkan
bahwa SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya melakukan pembinaan karakter peduli
lingkungan dengan berbagai kegiatan peduli lingkungan yang dilakukan oleh
seluruh pihak sekolah kepada peserta didik seperti membiasakan membersihkan
lingkungan sekolah, mengikuti kerja bakti sekolah, merawat tanaman dan
menyiram bunga setiap pagi, dan membuang sampah pada tempatnya.
10Wawancara dengan ibu Fadilah, S.Pd.I selaku guru PAI di SMP Syabab Al-Fatih 11
Februari 2019 Pukul 10.00 WIB,. 11Wawancara dengan Duel Diasikal Selaku peserta didik 11 Februari 2019 Pukul 09.00 WIB,. 12Wawancara dengan Okta Maharani Selaku Peserta didik 11 Februari 2019 Pukul 09.15
WIB,.
8
Berdasarkan dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terkait pembinaan karakter peduli lingkungan. Maka dari itu judul
skripsi ini tentang “Pembinaan Karakter Peduli Lingkungan di SMP
Syabab Al-Fatih Sri Mulya Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan
Komering Ilir”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakter peduli lingkungan siswa di SMP Syabab Al-Fatih Sri
Mulya Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir?
2. Bagaimana pembinaan karakter peduli lingkungan di SMP Syabab Al-
Fatih Sri Mulya Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir?
3. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam pembinaan karakter
peduli lingkungan di SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya Kecamatan
Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui karakter peduli lingkungan di SMP Syabab Al-Fatih
Sri Mulya Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
9
b. Untuk mengetahui pembinaan karakter peduli lingkungan di SMP
Syabab Al-Fatih Sri Mulya Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan
Komering Ilir.
c. Untuk mengatahui apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam
pembinaan karakter peduli lingkungan di SMP Syabab Al-Fatih Sri
Mulya Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir?
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara teoritis
1) Memberikan sumbangan pemikiran dalam membentuk arah
kebijakan yang lebih baik sebagai penanaman nilai-nilai
pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter peduli
lingkungan.
2) Sebagai bahan referensi keilmuan dan memperkaya khazanah
perpustakaan di UIN Raden Fatah Palembang.
b. Secara praktis
1) Bagi mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang pada khususnya
dan mahasiswa secara umum akademisi dan para peneliti yang
mempunyai keinginan melaksanakan penelitian dan mengangkat
tema yang sejenis dengan penelitian ini, maka bisa dijadikan
sebagai sumber informasi data pendukung.
10
2) Bagi peneliti, sebagai latihan melakukan penelitian secara ilmiah,
dalam hal ini melakukan penelitian kualitatif guna mendapatkan
pengetahuan tentang pembinaan karakter peduli lingkungan.
D. Tinjauan Kepustakaan
Dalam kajian pustaka ini, peneliti mengambil beberapa penelitian untuk
menunjang teori yang sesuai dengan judul skripsi ini di antaranya:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Wiharyati Deny yang berjudul
“Pembinaan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Pengelolaan Sampah
Anorganik Menjadi Kerajinan di Gugus Depan 03.061-03.062 SMP Negeri 13
Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) manajemen pengelolaan
sampah anorganik menjadi kerajinan dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi; (2) produk kerajinan dari pengelolaan
sampah anorganik terdiri dari bunga, pot, vas, kotak tissue, tas, roket, dan kotak
pensil; (3) cuaca merupakan kendala yang utama dalam pelaksanaan
pengelolaan sampah anorganik menjadi kerajinan. (4) dampak yang
ditunjukkan antara lain motivasi siswa membuat kerajinan dan siswa peduli
terhadap lingkungan.13
13Deny Wiharyati, Pembinaan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Pengelolaan Sampah
Anorganik Menajdi Kerajinan di Gugus Depan SMP Negeri 13 Semarang, (Semarang: Universitas
Negeri Semarang, 2016), hlm. vi
11
Persamaan penelitian di atas dengan skripsi peneliti yaitu sama-sama
mengkaji mengenai pembinaan karakter peduli lingkungan. Adapun perbedaan
skripsi di atas dengan peneliti yaitu skripsi di atas menjelaskan pembinaan
karakter peduli lingkungan melalui pengelolaan sampah anorganik menjadi
kerajinan tangan sedangkan skripsi peneliti hanya menjelaskan tentang
pembinaan karakter peduli lingkungan di SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Shohib Al-Jazuli
dengan judul skripsinya “Pembinaan Karakter Peduli Lingkungan di MAN
Gondangrejo Kabupaten Karangananyar Tahun 2017”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa MAN Gondangrejo melaksanakan program adiwiyata
dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat peduli lingkungan.
Pelaksanaan pembinaan karakter peduli lingkungan terdiri atas: 1. Kegiatan
sosialisasi peduli lingkungan secara langsung maupun tidak langsung; 2.
Kegiatan-kegiatan MAN Gondangrejo berkaitan dengan peduli lingkungan
berupa kegiatan di dalam pembelajaran dan di luar pembelajaran; 3. Sarana dan
prasarana untuk menunjang pembinaan karakter peduli lingkungan meliputi,
greenhouse, bank sampah, lingkungan taman di setiap kelas, tanaman-tanaman,
biopori, tong sampah organik dan non organik.14
14Muhamad Shohib Al Jazuli, Pembinaan Karakter Peduli Lingkungan di MAN Gondangrejo
Kabupaten Karanganyar Tahun 2017 (Surakarta: Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2017), hlm.
xii
12
Persamaan skripsi di atas dengan skripsi peneliti yaitu sama-sama
mengkaji dalam pembinaan karakter peduli lingkungan. Perbedaan skripsi di
atas dengan peneliti yaitu skripsi di atas menjelaskan tentang pembinaan
karakter dengan berbagai kerajinan melalui program adiwiyata sedangkan
skripsi peneliti menjelaskan pembinaan karakter peduli lingkungan di SMP
Syabab Al-Fatih Sri Mulya.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Marzuki, M. Murdiono dan
Samsuri yang berjudul “Pembinaan Karakter Siswa Berbasis Pendidikan
Agama”. Hasil penelitian menunjukkan: 1) model khusus tidak ditemukan pada
pembinaan karakter berbasis pendidikan agama di sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama di Yogyakarta. 2) model pendidikan karakter harus
dikiembangkan di sekolah berdasarkan kepada pendidikan agama untuk
membuat pendidikan agama menjadi mata pelajaran utama yang digunakan
untuk membina karakter siswa. Pendidikan agama harus mengajarkan agama,
sikap, dan perilaku.15
Persamaan skripsi di atas dengan skripsi peneliti yaitu sama-sama
mengkaji dalam pembinaan karakter. Sedangkan terdapat perbedaan skripsi di
atas dengan peneliti yaitu skripsi di atas menjelaskan pembinaan karakter siswa
berbasis pendidikan agama sedangkan skripsi peneliti membahas tentang
pembinaan karakter peduli lingkungan di SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya.
15Marzuki, M. Murdiono dan Samsuri, “Pembinaan Karakter Siswa Berbasis Pendidikan
Agama”, Jurnal Kependidikan 41, no. 1 (2011), hlm. 45.
13
E. Kerangka Teori
1. Karakter
Karakter dapat dipahami sebagai kondisi rohaniah yang belum
selesai. Jadi karakter dapat dikembangkan maupun dilemahkan mutunya.
Dalam Agus Wibowo mengatakan pengertian karakter pada Kemendiknas
adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk
dari hasil internalisasi berbagai kabijakan yang diyakini dan digunakan
sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak.
Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap
individu untuk hidup dan bekerja sama baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
karma, adat istiadat dan estetika.16
Senada dengan itu Muchlas Samani dkk, mengutip dari Jack Corley
dan Thomas Philip menyatakan karakter merupakan sikap dan kebiasaan
seseorang yang memungkinkan dan mempermudah tindakan moral.17
16Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 42 17Ibid, hlm. 42
14
Adapun karakter menurut Simon Philips, karakter adalah kumpulan
data nilai yang menuju pada suatu sistem yang menuju pada suatu sistem,
yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang ditampilkan.
Sedangkan Doni Koesoma memahami bahwa karakter sama dengan
kepribadian. Kepribadian yang dianggap sebagai ciri atau karakter, gaya
atau sifat khas yang dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-
bentukan yang diterima dari lingkungan.18
Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter
dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang
yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap
dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pendidikan Karakter
Menurut Elkind dan Sweet, pendidikan karakter adalah upaya yang
disengaja untuk membantu memahami manusia, peduli dan inti atas nilai-
nilai etis atau susila.19 Di mana kita berpikir tentang macam-macam
karakter yang kita inginkan untuk anak kita, jelas bahwa kita ingin
mereka mampu untuk menilai apa itu kebenaran, sangat peduli tentang
apa itu kebenaran atau hak-hak dan melakukan apa yang mereka percaya
menjadi yang sebenarnya bahkan dalam mengahadapi tekanan.
18Muchlas Samani dan Hariyanto, Op., Cit, hlm. 34 19Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implikasinya (Bandung: Alfabeta, 2017),
hlm. 23
15
Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter adalah hal
positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter
siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan
sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan niali-nilai kepada
para siswanya.20
Pendidikan karakter juga dapat didefenisikan sebagai pendidikan
yang mengembangkan karakter yang mulia (good character) dari peserta
didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan
pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan sesama manusia
maupun dalam hubungan dengan Tuhannya.21
Menurut Scerenko, pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai
upaya yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif
dikembangkan, di dorong, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian
(sejarah dan biografi para ahli dan pemikir besar).22
Pendidikan karakter sering disamakan dengan pendidikan budi
pekerti. Seseorang dapat dikatakan berkarakter atau berwatak jika telah
berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta
digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.23
20Muchlas Samani dan Hariyanto Op., Cit, hlm. 42 21Muchlas Samani dan Hariyanto, Ibid, hlm. 44 22Muchlas Samani dan Hariyanto, Ibid, hlm. 45 23Heri Gunawan, Op., Cit, hlm. 9.
16
Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus
dilibatkan termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan,
penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengeloalaan sekolah,
pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana
prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan
sekolah. Dari berbagai penjelasan di atas pendidikan karakter berhasil
atau tidaknya apabila anak telah menunjukkan kebiasaan berperilaku
baik. Hal ini tentu saja memerlukan waktu, kesempatan dan tuntunan
yang kontinue atau terus-menerus.
3. Pembinaan Karakter
Pembinaan berasal dari kata “bina” artinya mengusahakan supaya
lebih baik (maju, sempurna, dan sebagainya).24 Pembinaan adalah proses,
perbuatan membina, pembaharuan, usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilakukan secara efisien dan efektif untuk hasil yang lebih baik.25
Menurut Sukardi yang menyatakan bimbingan atau pembinaan
adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu, yang dilakukan
secara sadar dan berkesinambungan supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sendiri sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan
24Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 25Muhamad Shohib Al-Jazuli, Op., Cit, hlm. 24
17
bertindak secara wajar atau sesuai dengan tuntunan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat serta kehidupan pada
umumnya.26
Lanjut Prayitno memberikan arti pembinaan atau bimbingan adalah
bantuan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenai lingkungan dan merencanakan masa
depan.27 Dapat dipahami bahwa pembinaan merupakan upaya pembaruan
melalui kegiatan untuk menyempurnakan perilaku menjadi lebih baik
sesuai dengan yang telah disepakati dan dianjurkan oleh agama.
Pembinaan menurut Djauharah adalah suatu usaha yang dilakukan
untuk dapat mengarahkan anak agar mencapai kesadaran. Begitupun juga,
pendapat dari Zakiyah Dradjat menjelaskan bahwa pembinaan adalah
suatu proses belajar mengajar yang dilaksanakan melalui pendidikan, baik
yang bersifat formal maupun informal (keluarga atau masyarakat).28
Beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembinaan adalah suatu proses kegiatan dalam pendidikan yang
dilakukan secara efektif dan efisien. Dengan sebuah proses kegiatan
tersebut menjadikan anak terbiasa dalam berbuat, sehingga tercapainya
kesadaran anak.
26Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Bina Ilmu, 2000), hlm. 2. 27Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar, (Jakarta: Akasara, 2004),
hlm. 23. 28Muhamad Shohib Al Jazuli, Op., Cit, hlm. 24.
18
Selajutnya Imam Ghazali menganggap pengertian karakter lebih
dekat dengan akhlak yaitu spontanitas manusia dalam bersikap atau
melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga
ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi. Karena itu karakter merupakan
watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang secara alamiah yang
diwujudkan dalam sebuah perilaku tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan secara mendalam.
Dari beberapa pengertian di atas pembinaan dan karakter dapat
disimpulkan bahwa pembinaan karakter adalah suatu proses dalam
pendidikan dengan mengusahakan pengembangan dan penyempurnaan
kepribadian secara efektif dan efisien menjadikan berkepribadian secara
sadar tanpa perlu adanya pemikiran dan pengembangan secara mendalam.
4. Peduli Lingkungan
Salah satu nilai karakter yang terkait dengan lingkungan adalah
peduli lingkungan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peduli artinya
menghiraukan, memperhatikan.29 Sedangkan lingkungan artinya sebuah
daerah kawasan atau sebagainya serta yang termaksud di dalamnya. Jadi
peduli lingkungan ialah salah satu cara yang menyayangi dan
memperhatikan lingkungan baik pada lingkungan sekitarnya, lingkungan
masyarakat, maupun lingkungan alam.
29Rizky Maulana dan Putri Amelia, Op. Cit., hlm. 311.
19
Dalam hal ini sistem pendidikan memiliki peran penting agar
tumbuh dan tertanam kesadaran dan kepedulian peserta didik pada
lingkungan, oleh karena itu sekolah diharapkan mampu menjadi media
yang tepat untuk membentuk rasa kesadaran dan peduli terhadap
lingkungan tersebut. Salah satu faktor pencapaian terhadap peduli
lingkungan dapat dilakukan dalam berbagai macam pembelajaran di
sekolah, masyarakat, maupun lingkungan sekitar. Kegiatan peduli
lingkungan yang bisa dilakukan di sekolah seperti menjaga lingkungan
sekitar agar selalu bersih, membersihkan ruangan kelas, merawat
tanaman, dan membuang sampah pada tempatnya. Dan kegiatan lainnya
bisa juga dengan membiasakan anak untuk melakukan kerja bakti sekolah
dengan menanam pohon-pohon atau tanaman bunga lainnya dan
menyiram tanaman setiap pagi agar peserta didik agar tumbuh kesadaran
dan kecintaan terhadap lingkungan alam di sekitarnya.30
Dengan demikian, dari berbagai kegiatan di atas dapat disimpulkan
bahwasanya diharapkan agar peserta didik tahu betapa pentingnya nilai-
nilai karakter yang baik terhadap peduli lingkungan untuk memberikan
kebanggaan bagi orang tua, serta nama baik sekolah sebagai suatu
kemajuan bagi bangsa dari generasi ke satu generasi berikutnya.
30Amirul Mukminin Al-Anwari, “Strategi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan di
Sekolah Adiwiyata Mandiri,” Jurnal Ta’dib 19, no. 02 (2014), hlm. 229.
20
F. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk golongan sebagai penelitian deskriptif
kualitatif. Istilah “deskriptif” berasal dari bahasa Inggris “to describe”
artinya memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal seperti keadaan,
situasi, kondisi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain.31 Bagi peneliti dalam
melakukan penelitian kualitatif harus bisa mengerti maksud dari peristiwa
yang terjadi melalui berbagai interaksi dengan orang yang ada pada
kejadian tersebut. Penelitian kualitatif pada awalnya diharapkan dapat
memberikan data secara kualitatif lalu disampaikan secara naratif.32
2. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif, yaitu data
yang berbentuk pernyataan verbal, simbol, atau gambar. Data
kualitatif merupakan data yang bersifat uraian atau penjelasan agar
tahu bagaimana gambaran tentang pembinaan karakter peduli
lingkungan siswa di SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya Kecamatan
Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
31Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm. 3. 32Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatatif dan Penelitian Gabungan (Jakarta:
Kencana, 2017), hlm. 328.
21
b. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yakni sumber
data primer dan sumber data sekunder. Data primer adalah data
yang didapat melalaui observasi dan wawancara dengan para
informan, sedangkan data sekunder dapat diperoleh melalui
dokumentasi.33 Dalam penelitian, data primer adalah data pertama
yang didapatkan langsung melalui Kepala Sekolah, Guru dan siswa
di SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya Kecamatan Pampangan
Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Sedangkan sumber data sekunder didapatkan melalui rujukan
kepustakaan, berupa media cetak, elektronik maupun internet yang
berhubungan dengan judul penelitian ini. Penelitian ini
menggunakan data sekunder sebagai data pendukung seperti
dokumentasi penting meliputi data sekolah, profil sekolah, buku
arsipan, dan lain sebagainya yang dapat memberitahukan
keterangan bagi peneliti.
33Shanta Rezkita and Kristi Wardani, “Pengintegrasian Pendidikan Lingkungan Hidup
Membentuk Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Dasar,” Jurnal Ke-SD An 4, no. 2 (2018), hlm.
328.
22
3. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan dengan penelitian yang dilakukan, teknik
pengumpulan data ini ialah pengamatan atau observasi, wawancara, dan
dokumentasi.34
a. Observasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono mengemukakan pendapatnya
bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis
proses dan yang terpenting di antara dua tersebut ialah proses
pengamatan dari ingatan.35
Pada penelitian ini, peneliti mengamati secara langsung
pembinaan karakter peduli lingkungan yang dilakukan di sekolah
SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya seperti, karakter peduli lingkungan
siswa, pembinaan karakter yang dilakukan oleh pihak sekolah serta
apa saja fakor penghambat dan pendukung yang mempengaruhi
dalam pembinaan karakter peduli lingkungan di SMP Syabab Al-
Fatih Sri Mulya Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering
Ilir.
34Ibid., hlm. 203. 35Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, R & D
(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 203.
23
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data apabila peneliti
mau melaksanakan pendalaman pengenalan agar mendapatkan
persoalan apa yang mau diteliti, kemudian keadaan para informan
yang ingin diketahui secara lebih mendalam serta banyaknya
jumlah responden.36
Dalam hal ini, peneliti melakukan tanya jawab secara
langsung dengan informan dengan menggunakan pedoman
wawancara tidak terstruktur atau terbuka yang dianggap dapat
memberikan keterangan secara akurat seperti kepala sekolah, guru
Pendidikan Agama Islam (PAI), dan peserta didik di SMP Syabab
Al-Fatih Sri Mulya Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan
Komering Ilir.
Berdasarkan dari wawancara yang dilakukan yaitu ditujukan
kepada kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Dilakukannya hal
tersebut agar mendapatkan data mengenai karakter peduli
lingkungan yang dimiliki peserta didik, bagaimana pembinaan
karakter peduli lingkungan serta faktor penghambat dan pendukung
yang mempengaruhi dalam pembinaan karakter peduli lingkungan
di SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya Kecamatan Pampangan
Kabupaten Ogan Komering Ilir.
36Ibid.
24
c. Dokumentasi
Dokumentasi ialah memeriksa bukti fakta tentang hal-hal atau
variabel seperti cerita, transkip, buku, surat kabar, catatan rapat,
buku catatan dan lain-lain.37 Dalam hal ini untuk melakukan teknik
pengumpulan data ialah melalui pengambilan data sekolah maupun
gambar yang menunjukkan karakter peserta didik yang peduli
terhadap lingkungan dan pembinaan karakter peduli lingkungan di
SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya Kecamatan Pampangan Kabupaten
Ogan Komering Ilir.
Penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui sejauh mana
karakter peduli lingkungan peserta didik dan pelaksanaan
pembinaan karakter peduli lingkungan yang dilakukan oleh semua
pihak sekolah yang berperan dalam hal tersebut serta gambaran
umum sekolah, keadaan sekolah, keadaan guru dan siswa, visi dan
misi sekolah, struktur organisasi serta sarana dan prasarana
sehingga dari data yang didapatkan tersebut peneliti dapat
menemukan dan mengetahui hasil yang akan didapatkan di
lapangan.
37Arikunto, Op. Cit., hlm. 274.
25
4. Teknik Analisis Data
Analisis data ialah sebuah cara yang digunakan untuk mengolah
data yang didapatkan selama penelitian dilakukan sehingga dapat ditarik
kesimpulan.38 Menurut Sopyan Effendi dan Masri Singgarimbun dalam
Saipul Annur, analisis data adalah proses penyederhanaan kata ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.39 Bogdan dalam
Sugiyono memberikan pernyataan bahwa analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah
dipahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain.40
Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif,
yaitu penyusunan data untuk kemudian dijelaskan dan di analisis serta
dilakukan bersama dengan pengumpulan data. Analisis deskriptif ini
dilakukan dengan maksud agar memudahkan peneliti untuk menemukan
dan mendeskripsikan tentang pembinaan karakter peduli lingkungan di
SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya Kecamatan Pampangan Kabupaten
Ogan Komering Ilir.
38Pratama dan Zulhijra, Op. Cit., hlm. 119. 39Saipul Annur, Metode Penelitian Pendidikan Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif
(Palembang: Rafah Press, 2018), hlm. 113. 40Sugiyono, Op. Cit., hlm. 334.
26
Dari berbagai pengumpulan data tersebut, lalu diolah dan dianalisis
menggunakan beberapa langkah, di antaranya:
a. Reduksi data
Reduksi data ialah rangkuman serta pemilihan data yang
dilakukan peneliti yang berkenaan dengan pembinaan karakter
peduli lingkungan di SMP Syabab Al-Fatih Sri Mulya. Kemudian
data yang sudah direduksi dapat disampaikan berbentuk teks yang
sifatnya naratif, dengan begitu dapat memudahkan peneliti
mendapatkan gambaran dari hasil penelitian yang akan dilakukan.
b. Penyajian data (display data)
Penyajian data ialah sebuah pengaturan data yang dilakukan
secara keseluruhan. Data yang telah direduksi kemudian melakukan
mendisplay data. Penelitian kualitatif ini dapat menyajikan data
berupa uraian singkat, hubungan antar kategori dan sejenisnya.41
c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi data
Penarikan kesimpulan atau verifikasi data ialah pembuktian
adanya data yang dapat diukur melalui informasi yang memahami
akan permasalahan yang disampaikan secara mendalam agar
terhindar adanya sifat unsur subjektifitas yang membuat kurangnya
kualitas peneltitian.
41Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2012),
hlm. 246.
27
5. Pengujian Keabsahan Data Penelitian
Keabsahan data ditetapkan pada penelitian kualitatif agar terhindar
dari ketidakvalidan data. Keabsahan data ini dilakukan pengecekan
melalui triangulasi, artinya teknik pemeriksaan data dilakukan
pemanfaatan benda di luar data sebagai pembanding.42 Dengan kata lain,
pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini melalui triangulasi
dengan sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
melakukan pengecekan kembali tingkat kepercayaan sebuah data yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.43
6. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika dalam pembahasan yang digunakan antara lain:
BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan kepustakaan,
kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II Landasan Teori, dalam bab ini akan menjelaskan tentang
pembinaan karakter peduli lingkungan, dan faktor-faktor penghambat dan
pendukung yang mempengaruhi pembinaan karakter peduli lingkungan.
42Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers,
2015), hlm. 258. 43Al Khodry, “Cara Penggunaan Teknik Triangulasi dalam Penelitian,” diakses dari
https://alkhodry.co.id/cara penggunaan-teknik-triangulasi-dalam-penelitian/, pada tanggal 03 Agustus
2019 pukul 17.20 WIB.
28
BAB III Gambaran Umum Sekolah, dalam bab ini berisi
gambaran umum tentang sekolah meliputi letak geografis dan keadaan
sekolah, sejarah berdiri dan perkembangannya, visi dan misi, struktur
organisasi, keadaan guru dan keadaan siswa, serta sarana dan prasarana.
BAB IV Analisis Data, dalam bab ini menyajikan sekaligus
menganalisis data yang berisi tentang pembinaan karakter peduli
lingkungan, faktor-faktor penghambat dan pendukung yang
mempengaruhi pembinaan karakter peduli lingkungan di SMP Syabab Al-
Fatih Sri Mulya Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
BAB V Penutup, dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.