bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.ump.ac.id/2258/2/zico arfian bab i.pdf ·...

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkoba merupakan sebuah permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia, bahkan negara-negara lainnya. Istilah NARKOBA sesuai dengan Surat Edaran Badan Narkotika Nasional (BNN) No. SE/ 03/ IV/ 2002, merupakan akronim dari NARkotika, psiKOtropika, dan Bahan Adiktif lainnya. Narkoba merupakan zat zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukkan ke dalam tubuh dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Istilah narkoba sebenarnya muncul sekitar tahun 1998 karena banyaknya penggunaan maupun pemakaian barang-barang yang termasuk narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya. Di dalam masyarakat sudah banyak mengenal macam-macam narkoba walaupun tidak seluruhnya, antara lain : ganja, heroin, sabu-sabu, inek, putaw dan lain sebagainya (Zulkarnain, 2007). Menurut estimasi Badan Dunia bidang Narkoba (United Nations Office on Drugs and Crime—UNODC) pada World Drug Report (2006), angka prevalensi setahun terakhir penyalahguna narkoba di dunia sebesar 5% dari populasi dunia (kurang lebih 200 juta jiwa) dengan perinciannya yaitu : penyalahguna Ganja 162,4 juta jiwa, ampetamine-type stimulants (ATS) 35 juta jiwa (terdiri dari : Shabu 25 juta jiwa dan Ecstasy 10 juta jiwa), Kokain 13,4 juta jiwa, Opiat 15,9 juta jiwa (dimana heroin sebesar 11,3 juta jiwa). World Drugs Report 2010, melaporkan bahwa Setiap tahun, sekitar 100 ribu Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Upload: vocong

Post on 19-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2258/2/ZICO ARFIAN BAB I.pdf · Narkoba zat zat alami maupun kimiawi yang jika merupakan ... Dari laporan perkembangan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyalahgunaan narkoba merupakan sebuah permasalahan yang dihadapi

oleh pemerintah Indonesia, bahkan negara-negara lainnya. Istilah NARKOBA

sesuai dengan Surat Edaran Badan Narkotika Nasional (BNN) No. SE/ 03/ IV/

2002, merupakan akronim dari NARkotika, psiKOtropika, dan Bahan Adiktif

lainnya. Narkoba merupakan zat zat alami maupun kimiawi yang jika

dimasukkan ke dalam tubuh dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasaan

dan perilaku seseorang. Istilah narkoba sebenarnya muncul sekitar tahun 1998

karena banyaknya penggunaan maupun pemakaian barang-barang yang

termasuk narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya. Di dalam masyarakat

sudah banyak mengenal macam-macam narkoba walaupun tidak seluruhnya,

antara lain : ganja, heroin, sabu-sabu, inek, putaw dan lain sebagainya

(Zulkarnain, 2007).

Menurut estimasi Badan Dunia bidang Narkoba (United Nations Office

on Drugs and Crime—UNODC) pada World Drug Report (2006), angka

prevalensi setahun terakhir penyalahguna narkoba di dunia sebesar 5% dari

populasi dunia (kurang lebih 200 juta jiwa) dengan perinciannya yaitu :

penyalahguna Ganja 162,4 juta jiwa, ampetamine-type stimulants (ATS) 35

juta jiwa (terdiri dari : Shabu 25 juta jiwa dan Ecstasy 10 juta jiwa), Kokain

13,4 juta jiwa, Opiat 15,9 juta jiwa (dimana heroin sebesar 11,3 juta jiwa).

World Drugs Report 2010, melaporkan bahwa Setiap tahun, sekitar 100 ribu

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2258/2/ZICO ARFIAN BAB I.pdf · Narkoba zat zat alami maupun kimiawi yang jika merupakan ... Dari laporan perkembangan

orang tewas, atau setiap hari 300 orang tewas, karena mengkonsumsi Opium.

Setiap tahun negara-negara di seluruh dunia dibanjiri 1000 ton heroin, 1000 ton

kokain, sejumlah besar ganja dan ATS (BNN, 2011)

Dari laporan perkembangan situasi narkoba dunia tahun 2014, diketahui

angka estimasi pengguna narkoba di tahun 2012 adalah antara 162 juta hingga

324 juta orang atau sekitar 3,5%-7%. Perbandingan estimasi prevalensi tahun

2012 (3,5%-7%) dengan estimasi tahun 2010 yang kisarannya 3.5%-5.7%

menunjukkan kecenderungan prevalensi penyalahgunaan narkoba relatif stabil.

Jenis yang paling banyak digunakan adalah ganja, opiod, cocain atau type

amphetamine dan kelompok stimulant (UNODC, 2014).

Di Indonesia diperkirakan jumlah penyalahguna narkoba setahun terakhir

sekitar 3,1 juta sampai 3,6 juta orang atau setara dengan 1,9% dari populasi

penduduk berusia 10-59 tahun di tahun 2008. Hasil proyeksi angka prevalensi

penyalahguna narkoba akan meningkat sekitar 2,6% di tahun 2013, provinsi

DKI Jakarta sebesar 4,73% memiliki angka prevalensi yang paling tinggi

dibandingkan provinsi lainnya, diikuti oleh Kalimantan Timur sebesar 3,07%

dan Kepulauan Riau sebesar 2,94%, sedangkan angka prevalensi terendah

adalah Papua sebesar 1,23% dan angka kejadian di jawa tengah sebesar 1,9%.

(BNN, 2014).

Narkoba disuatu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di

bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan (dalam waktu operasi dan untuk

penenang), akan tetapi di sisi lain penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2258/2/ZICO ARFIAN BAB I.pdf · Narkoba zat zat alami maupun kimiawi yang jika merupakan ... Dari laporan perkembangan

ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa

pengendalian dan pengawasan yang ketat (Taufik, 2007). Penyalahgunaan

narkoba dewasa ini sudah sangat kompleks dan menimbulkan banyak

permasalahan. Dimana permasalahan penyalahgunaan narkoba dan peredaran

gelap narkoba akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang

mengkhawatirkan dan berdampak pada hilangnya suatu generasi muda.

Bermula dari mencoba-coba, iseng, ikut-ikutan teman, stres, pelarian atau

motif lainnya, akhirnya generasi muda ketagihan narkoba (Alatas, 2010).

Pecandu narkoba seringkali stres dan berpikiran negatif karena tertekan

oleh apa yang sedang dihadapinya sehingga sulit untuk mencapai kesembuhan.

Berdasarkan hal tersebut, akan lebih baik bila pada para pecandu ditanamkan

sikap pantang menyerah dengan keadaan yang sedang dihadapi (Primardi,

2010). Banyak dampak yang dialami oleh penyalahguna NAPZA sehingga

diperlukanya program rehabilitasi, rehabilitasi merupakan suatu rangkaian

proses pelayanan yang diberikan kepada pecandu dengan tujuan melepaskan

dari ketergantungan NAPZA hingga dapat menikmati kehidupan bebas tanpa

NAPZA (Martono dan Joewana, 2008).

Dengan rehabilitasi, penyalahgguna narkoba yang mengikuti rehabilitasi

dapat disembuhkan dan dapat dikembalikan keberfungsian sosialnya ke dalam

lingkungan masyarakat selayaknya. Membangun karakter, sifat, sikap, perilaku

dan memberikan keterampilan-keterampilan bagi mereka sebagai modal untuk

berinteraksi maupun bekerja di sektor-sektor usaha yang bersangkutan dengan

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2258/2/ZICO ARFIAN BAB I.pdf · Narkoba zat zat alami maupun kimiawi yang jika merupakan ... Dari laporan perkembangan

keahliannya, misalnya banyak keterampilan yang diberikan seperti

keterampilan otomotif, baik roda dua maupun empat, elektronik, las, desain

grafis dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka

(Fassino et al., 2004)

Praktek rehabilitasi terhadap pasien penyalahgunaan narkoba ini harus

meliputi baik terapi tingkah laku, terapi medis, terapi keagamaan, atau

kombinasi dari semua terapi tersebut. Tingkat keberhasilan dari setiap terapi

yang diberikan tidak selalu memberikan hasil yang sama bagi setiap orang.

Karena itu, setiap proses rehabilitasi harus selalu dievaluasi dan dikaji kembali

efektifitasnya. Dari sekian banyak metode yang digunakan dalam setiap panti

rehabilitasi,terdapat salah satu metode yakni Terapi Komunitas. Metode

pemulihan yang digunakan adalah penggabungan antara Terapi Komunitas

dengan 12 langkah Narcotics Anonymous.

Terapi Komunitas adalah metode terapi yang dilakukan dengan cara

membiasakan pasien untuk hidup berkelompok bersama dalam suatu

komunitas atau lingkungan tertentu. Terapi Komunitas adalah suatu metode

rehabilitasi sosial sekelompok orang yang memiliki prinsip interpersonal yang

cukup tinggi sehingga mampu mendorong orang lain untuk belajar berinteraksi

di suatu komunitas. Terapi komunitas memiliki lima fase pelaksanaan yaitu

Orientation Phase, Core Treatment Phase, Pre – Reentry Phase, Reentry

Phase, Aftercare Phase. Terapis komunitas terdiri dari staf yang pernah

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2258/2/ZICO ARFIAN BAB I.pdf · Narkoba zat zat alami maupun kimiawi yang jika merupakan ... Dari laporan perkembangan

mengalami rasa sakit dan memiliki perilaku yang timbul akibat ketergantungan

narkoba, namun telah mampu dan mengetahui cara mengatasinya (Leon, 2007).

Program TC merupakan salah satu program terapi perubahan perilaku

yang efektif untuk dijalankan. Evaluasi yang dilakukan oleh NIDA di Donovan

California State Prison terhadap narapidana yang menjalani program TC

dengan narapidana yang tidak menjalani program TC, menunjukkan hasil

bahwa narapidana dengan program TC menunjukkan perilaku yang lebih

positif dan tingkat kekerasan yang menurun selama menjalani program (Cullen,

et al, 2007).

Sedangkan 12 langkah Narcotics Anonymous (NA) adalah model 12

langkah program untuk kecanduan obat setelah Alcoholic Anonymous (AA).

Narcotics Anonymous menyebut dirinya sebuah program pemulihan spiritual

dari penyakit kecanduan. 12 langkah dari program NA didasarkan pada

prinsip-prinsip rohani, tiga diantaranya adalah kejujuran, keterbukaan pikiran,

dan kemauan, diwujudkan dalam tiga langkah pertama. Program ini

berorientasi kelompok, dan didasarkan pada 12 langkah dan 12 tradisi yang

diadaptasi dari Alcoholic Anonymous (AA). NA menjelaskan kecanduan

sebagai penyakit progresif dan belum bisa disembuhkan yang mempengaruhi

setiap bidang kehidupan seorang pecandu seperti fisik, mental, emosional, dan

spiritual. Terapi komunitas yang diberikan pada residen diharapkan akan

meningkatkan salah satu faktor internal yang juga mempengaruhi proses

pemulihan residen (Burns, 1993 dalam Kafni, 2012).

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2258/2/ZICO ARFIAN BAB I.pdf · Narkoba zat zat alami maupun kimiawi yang jika merupakan ... Dari laporan perkembangan

Pengendalian emosi dan perbaikan psikologi dalam Terapi Komunitas

dapat mengembangkan persepsi yang positif mengenai diri Residen pada aspek

identitas personal yaitu dapat menyelesaikan masalah dengan pemikiran yang

jernih dan dapat mengendalikan diri. Suasana kekeluargaan yang diciptakan di

Terapi Komunitas akan membuat Residen memiliki rasa dibutuhkan dan

dihargai oleh orang lain, sehingga tingkah laku yang ditimbulkannya pun

menjadi tidak egois dan peduli terhadap orang lain, hal tersebut adalah wujud

dari aspek identitas sosial dan penilaian sosial. Pengembangan intelektual dapat

membentuk aspek tingkah laku personal seperti kemampuan perencanaan masa

depan, pada aspek penilaian keluarga yaitu memahami orang-orang

terdekatnya terutama keluarga dan teman-teman di rumah rehab. Sedangkan

pada segi spiritual, dengan program NA Residen dapat mengembangkan

hubungan baik dengan Tuhan, memiliki kendali norma yang baik pada diri,

sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya, hal tersebut

merupakan wujud dari aspek identitas moral etik, aspek penilaian moral etik

dan aspek penilaian sosial (Kafni, 2012).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di IPWL YPI Nurul

Ichsan Al Islami Desa Karangsari didapatkan data jumlah penyalahgunaan

NAPZA dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan dimana tahun 2013

sebanyak 39 orang, tahun 2014 sebanyak 47 orang dan tahun 2015 sebanyak 54

orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus IPWL diketahui bahwa

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2258/2/ZICO ARFIAN BAB I.pdf · Narkoba zat zat alami maupun kimiawi yang jika merupakan ... Dari laporan perkembangan

program terapi dan rehabilitasi yang telah dilakukan antara lain, terapi herbal,

religious, outbound, mandi malam dan terapi godog.

Berdasarkan latar belakang dan hasil survei diketahui bahwa di tempat

penelitian jumlah penyalahgunaan NAPZA semakin meningkat dan belum

pernah dilakukan terapi komunitas, sehingga peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “Gambaran pelakasanaan tahap orientasi

therapeutic community pada penyalahgunaan napza di IPWL YPI Nurul Ichsan

Al Islami Desa Karangsari Kec. Kalimanah Kab. Purbalingga”.

B. Rumusan Masalah

Penggunaan NAPZA menyebabkan banyak efek samping, baik pada

kondisi fisik maupun mental. Penurunan kondisi fisik dan mental tersebut akan

mempengaruhi kualitas hidup individu yang menggunakan NAPZA. Kualitas

hidup pengguna NAPZA terbukti lebih buruk dibandingkan individu yang

tidak menggunakan NAPZA. Upaya rehabilitasi dilakukan berguna selain

untuk membebaskan ketergantungan pasien menggunakan NAPZA, juga untuk

meningkatkan kualitas hidup pasien. Peningkatan kualitas hidup telah terbukti

bagi pasien yang telah mengikuti program pengobatan atau pun rehabilitasi.

Alternatif penanganan permasalahan akibat penyalahgunaan napza,

antara lain rehabilitasi medis, pendekatan therapeutic community, dan

pendekatan terpadu. Therapeutic Community (TC) merupakan program terapi

rehabilitasi pecandu-pecandu narkoba. Program TC di Indonesia berlangsung

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2258/2/ZICO ARFIAN BAB I.pdf · Narkoba zat zat alami maupun kimiawi yang jika merupakan ... Dari laporan perkembangan

1997, TC adalah program pengobatan yang efektif untuk pecandu narkoba

yang bertujuan mengembalikan pecandu narkoba agar bisa kembali hidup

berorientasi dalam masyarakat dan lingkungan. Orientasi Therapeutic

Community (TC) juga sangat penting dilakukan untuk mengenali bagaimana

program rehabilitasi yang akan dilakukan terhadap pecandu narkoba.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut: “Bagaimanakah gambaran pelaksanaan tahap orientasi

therapeutic community pada penyalahgunaan napza di IPWL YPI Nurul Ichsan

Al Islami Desa Karangsari Kec. Kalimanah Kab. Purbalingga?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pelaksanaan tahap orientasi therapeutic community

pada penyalahgunaan napza di IPWL YPI Nurul Ichsan Al Islami Desa

Karangsari Kec. Kalimanah Kab. Purbalingga

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik responden meliputi umur, jenis

kelamin, pendidikan, dan pekerjaan di IPWL YPI Nurul Ichsan Al Islami

Desa Karangsari Kec. Kalimanah Kab. Purbalingga tahun 2016

b. Mengetahui gambaran pelaksanaan tahap orientasi therapeutic community

bimbingan fisik, bimbingan ketrampilan, bimbingan sosial, bimbingan

kesenian, bimbingan spiritual, oun the spot terapi pada penyalahgunaan

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2258/2/ZICO ARFIAN BAB I.pdf · Narkoba zat zat alami maupun kimiawi yang jika merupakan ... Dari laporan perkembangan

napza di IPWL YPI Nurul Ichsan Al Islami Desa Karangsari Kec.

Kalimanah Kab. Purbalingga

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan dan informasi pengetahuan serta data empiris

guna pengembangan keilmuwan Bimbingan Konseling Islam, khususnya

bagi konseling masyarakat terkait dengan penanganan pecandu narkoba.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Akademis

Secara akademis penelitian ini berguna untuk bahan pertimbangan atau

referensi dalam rangka mengembangkan konsep-konsep, teori-teori,

terutama model pemecahan masalah Program Therapeutic Community.

b. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

lembaga tersebut, khususnya tentang peningkatan kualitas korban

penyalahgunaan napza dengan metode Therapeutic Community (TC),

agar dapat lebih meningkatkan mutu dan kualitas dalam memberikan

pelayanan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan napza

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadikan penambah pengalaman dan wawasan tentang

pendidikan luar sekolah dalam menangani korban penyalahgunaan napza

melalui kegiatan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan napza

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2258/2/ZICO ARFIAN BAB I.pdf · Narkoba zat zat alami maupun kimiawi yang jika merupakan ... Dari laporan perkembangan

E. Keaslian Penelitian

1. Nurhuda (2015) tentang “Pendidikan Karakter bagi Korban Penyalahgunaan

Napza dengan Metode Therapeutic Commuinty (TC) di Panti Sosial Pamardi

Putra (PSPP) Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian, Pengelola, Pekerja

sosial, Conselour addict, dan Korban penyalahgunaan napza (residen) Panti

Sosial Pamardi Putra (PSPP) Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui

wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilengkapi dengan daftar

pertanyaan. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan interpretasi yang

didahului dengan trianggulasi untuk mengetahui keabsahan data. Hasil

penelitian menunjukan bahwa (1) Pendidikan karakter melalui metode TC

dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu Intake proses, entry unit, primary

stage, re-entry unit, dan after care dan dilakukan melalui 4 fokus

pembinaan yaitu pembinaan sifat dan kepribadian, pembinaan dan

pengendalian emosi, pembinaan pola pikir, dan pembinaan keterampilan

dan bertahan hidup. (2) Faktor Pendukung dalam pelaksanaan pendidikan

karakter melalui metode TC antara lain semangat dan kerja keras pekerja

sosial dalam melaksanakan kegiatan rehabilitasi korban penyalahgunaan

napza, adanya motivasi dari residen untuk sembuh total dari pengaruh

penyalahgunaan Napza, saling terbuka satu sama lain antara residen dengan

pengelola PSPP. adanya dukungan dari pihak pemerintah dalam membantu

penyediaan fasilitas di PSPP. Sedangkan faktor penghambatnya adalah

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2258/2/ZICO ARFIAN BAB I.pdf · Narkoba zat zat alami maupun kimiawi yang jika merupakan ... Dari laporan perkembangan

kurangnya jumlah pekerja sosial yang ada, belum tersedianya fasilitas

wisma tamu untuk mendukung penyatuan keluarga dengan residen dalam

proses pemulihan, masih adanya keluarga korban penyalahgunaan napza

yang tidak berperan aktif dalam proses rehabilitasi.

2. Restiana (2015) tentang “Metode Therapeutic Community Bagi Pecandu

Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra Yogyakarta”. Penelitian ini

merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif. Adapun

tujuannyauntuk mengetahui penerapan metode Therapeutic Community

serta untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode Therapeutic

Community. Subjek penelitian ini yaitu 3 orang konselor Therapeutic

Community dan 3 residen PSPP. Metode pengumpulan data dilakukan

dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data

menggunakan deskriptif kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan

untuk menguji keabsahan data yaitu triangulasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penerapan Therapeutic Community dilaksanakan

secara terpadu (one stop center), meliputi: 1) tahap persiapan. 2) tahap

pelaksanaan meliputi tahap rawatan utama (primary stage) dan tahap

resosialisasi (re-entry stage). 3) tahap pembinaan lanjut (aftercare). Secara

teknis, penerapan metode Therapeutic Community dilakukan dengan

program individual dan kelompok. Kelebihan metode Therapeutic

Communitydari segi metodenya mampu merubah aspek kognitif, afektif,

sikap dan perilaku serta spiritual residen menjadi lebih baik. Selain itu

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2258/2/ZICO ARFIAN BAB I.pdf · Narkoba zat zat alami maupun kimiawi yang jika merupakan ... Dari laporan perkembangan

Therapeutic Community merupakan base on knowledge. Kemudian dari segi

terapis yaitu jumlah terapis dan konselor yang seimbang dengan jumlah

residen, tenaga berpengalaman dan profesional.

3. Kafni (2012) tentang pengaruh Terapi Komunitas terhadap Self-Concept

pada Residen di LSM Rumah Cemara. Subjek pada penelitian ini sebanyak

10 orang, yaitu residen yang selama satu bulan secara intensif mengikuti

Terapi Komunitas. Alat ukur yang digunakan adalah TSCS yang diciptakan

oleh William H. Fitts, alat ukur ini terdiri dari 100 buah item. Berdasarkan

hasil pengolahan data menunjukkan peningkatan Self-Concept Residen

meningkat sebesar 19,1%, perubahan terbesar pada dimensi internal yaitu

aspek tingkah laku sebesar 24% dan pada dimensi ekternal yaitu aspek

keluarga sebesar 32,2% dan aspek sosial sebesar 27,3%, sedangkan dengan

menggunakan Uji Wilcoxon diperoleh nilai Z = -2.807 < Z(0,5-α) = -1,645,

dengan demikian dapat dikatakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang

artinya terdapat pengaruh Terapi Komunitas terhadap Self-Concept pada

residen di LSM Rumah Cemara Bandung.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016