bab i pendahuluan a. latar belakang · 2020. 9. 11. · 1 bab i pendahuluan a. latar belakang...

55
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna pemberian kewenangan yang seluas-luasnya kepada Daerah untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya lokal secara mandiri. Artinya Daerah diberikan peluang sekaligus tantangan untuk menjadikan daerah maju dan sejahtera yang didukung oleh prinsip-prinsip moralitas yang kuat. Demikian pula bahwa UU Nomor 23 Tahun 2016 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan dengan jelas bahwa aspek yang harus dikedepankan dalam mengelola kewenangan tersebut yakni aspek Pemberdayaan Perempuan. Roh sejatinya dari UU tersebut adalah bagaimana menempatkan masyarakat pada posisi tidak hanya sebagai obyek tetapi sekaligus sebagai subyek pembangunan. Terjemahan lebih khususnya bahwa otonomi daerah menghendaki agar masyarakat diposisikan sebagai perencana, pelaksana, pengendali dan penanggung jawab pembangunan. Dalam kontek ini, maka eksistensi institusi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi NTB sesuai Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Perda Prov. NTB Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi strategis dan relevan untuk berkonsentrasi dalam penyusunan kebijakan program kegiatan yang berpihak pada upaya penguatan masyarakat agar menjadi berdaya dalam melakukan tugas dan fungsi manajemen pembangunan yang lebih baik. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Tenggara Barat 2019-2023 merupakan dokumen perencanaan komprehensif sekaligus sebagai pedoman perencanaan strategis Daerah yang merupakan penjabaran visi dan misiKepala Daerah. Visi Pembangunan Nusa Tenggara Barat adalah ”Terwujudnya Masyarakat Nusa Tenggara Barat yang Beriman, Berbudaya, Berdayasaing dan Sejahtera”, yang dijabarkan dalam tujuh misi sebagai berikut: 1) Mempercepat perwujudan masyarakat yang berkarakter melalui pemantapan ketaatan beragama, peningkatan budi pekerti dan pengembangan toleransi, 2) Mengembangkan Budaya dan Kearifan Lokal untuk pembangunan, 3) Melanjutkan ikhtiar reformasi yang bersih dan melayani penegakan hukum yang berkeadilan dan memantapkan stabilitas keamanan, 4) Meningkatkan mutu sumberdaya manusia yang berdayasaing melalui optimalisasi pelayanan pendidikan, kesehatan, keluarga berencana dan kesejahteraan sosial yang

Upload: others

Post on 17-Sep-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah,

bermakna pemberian kewenangan yang seluas-luasnya kepada Daerah untuk mengelola

dan memanfaatkan sumberdaya lokal secara mandiri. Artinya Daerah diberikan peluang

sekaligus tantangan untuk menjadikan daerah maju dan sejahtera yang didukung oleh

prinsip-prinsip moralitas yang kuat.

Demikian pula bahwa UU Nomor 23 Tahun 2016 tentang Pemerintahan Daerah,

mengamanatkan dengan jelas bahwa aspek yang harus dikedepankan dalam mengelola

kewenangan tersebut yakni aspek Pemberdayaan Perempuan. Roh sejatinya dari UU

tersebut adalah bagaimana menempatkan masyarakat pada posisi tidak hanya sebagai

obyek tetapi sekaligus sebagai subyek pembangunan. Terjemahan lebih khususnya

bahwa otonomi daerah menghendaki agar masyarakat diposisikan sebagai perencana,

pelaksana, pengendali dan penanggung jawab pembangunan.

Dalam kontek ini, maka eksistensi institusi Dinas Pemberdayaan Perempuan

Perindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi NTB

sesuai Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Perda Prov. NTB Nomor 8

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis

Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi strategis dan relevan untuk berkonsentrasi

dalam penyusunan kebijakan program kegiatan yang berpihak pada upaya penguatan

masyarakat agar menjadi berdaya dalam melakukan tugas dan fungsi manajemen

pembangunan yang lebih baik.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Tenggara

Barat 2019-2023 merupakan dokumen perencanaan komprehensif sekaligus sebagai

pedoman perencanaan strategis Daerah yang merupakan penjabaran visi dan misiKepala

Daerah. Visi Pembangunan Nusa Tenggara Barat adalah ”Terwujudnya Masyarakat

Nusa Tenggara Barat yang Beriman, Berbudaya, Berdayasaing dan Sejahtera”, yang

dijabarkan dalam tujuh misi sebagai berikut: 1) Mempercepat perwujudan masyarakat

yang berkarakter melalui pemantapan ketaatan beragama, peningkatan budi pekerti dan

pengembangan toleransi, 2) Mengembangkan Budaya dan Kearifan Lokal untuk

pembangunan, 3) Melanjutkan ikhtiar reformasi yang bersih dan melayani penegakan

hukum yang berkeadilan dan memantapkan stabilitas keamanan, 4) Meningkatkan

mutu sumberdaya manusia yang berdayasaing melalui optimalisasi pelayanan

pendidikan, kesehatan, keluarga berencana dan kesejahteraan sosial yang

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

2

berkualitas, terjangkau dan berkeadilan gender, 5) Meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, mempercepat penurunan kemiskinan dan mengembangkan keunggulan

Daerah melalui industri pariwisata, agroindustri, dan ekonomi kreatif berbasis budaya,

sumberdaya lokal, dan IPTEK. 6) Melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur

dan konektivitas antar wilayah berbasis tata ruang, dan 7) Memantapkan pengelolaan

lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Untuk mendukung keselarasan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) tersebut, maka Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang merupakan

unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu

didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi, misi lembaga. Pendekatan

yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian

rencana program/kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh lembaga

dalam rangka pencapaian tujuan lembaga yang telah ditetapkan sebelumnya. Sesuai

peraturan perundangan, setiap OPD perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) OPD

sebagai dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah di setiap OPD untuk

jangka waktu lima tahun. Renstra OPD disusun sesuai dengan tugas dan fungsi OPD

serta berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif.

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Nusa Tenggara Barat merupakan lembaga yang

mempunyai peran dan fungsi strategis dalam perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan sumberdaya manusiayang berkeadilan gender sesuai dengan misi ke empat

Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2019-2023. Untuk mendukung pelaksanaan

tupoksi DP3AP2KB, diperlukan suatu dokumen rencana strategis yang memberikan arah

kebijakan dan fokus program dalam lima tahun mendatang.

Berkaitan dengan hal tersebut dan mengacu pada potensi perempuan dan anak dalam

mengisi pembangunan, baik sebagai subyek maupun obyek pembangunan maka perlu

dirumuskan strategi pembangunan melalui upaya pemberdayaan perempuan termasuk

pemberian perlindungan pada anak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi DP3AP2KB

sebagai lembaga yang membantu Gubernur dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Nusa Tenggara Barat.

Rencana Strategis DP3AP2KB Provinsi Nusa Tenggara Barat 2019-2023 merupakan

rencana strategis kedua setelahmendapat penyesuaian-penyesuaian seiring adanya

perubahan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat, perubahan kewenangan badan

menjadi dinas dan isu-isu pemberdayaan perempuanperlindungan anak pengendalian

penduduk dan keluarga berencana. Sebagai dokumen perencanaan jangka menengah,

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

3

Renstra DP3AP2KB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019-2023 ini memuat visi,

misi, strategi dan prioritas program pembangunan yang dalam penyusunannya dilakukan

secara partisipatif dengan melibatkan pemangku kepentingan serta mengacu pada

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Renstra DP3APPKB Provinsi NTB Tahun 2019-2023 ditetapkan dengan maksud:

a. Secara umum Renstra ini memberikan arah bagi seluruh pemangku kepentingan

dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan Daerah khususnya bidang

pemberdayaan perempuan, perlindungan anak pengendalian penduduk dan

keluarga berencana.

b. Secara khusus, sebagai pedoman bagi Dinas Pemberdayaan Perempuan

Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di Provinsi

NTB dalam menentukan prioritas program dan kegiatan dalam penyusunan

Rencana Kerja Tahunan DP3AP2KB, dan juga untuk seluruh OPD tingkat

Kabupaten/Kotaterkait pemberdayaan perempuan perlindungan anak

pengendalian penduduk dan keluarga berencana.

2. Tujuan

Adapun tujuan penyusunan Renstra DP3APPKB adalah:

a. Memudahkan dan memahami arah kebijakan dan program serta kegiatan

operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahun.

b. Meningkatkan kualitas perencanaan dalam menunjang tercapainya sasaran dan

tujuan dalam mewujudkan visi dan misi.

C. Landasan Hukum

Landasan hukum dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Perempuan

Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi NTB

Tahun 2019-2023 adalah sebagai berikut:

2. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1984tentangpengesahan konvensi mengenai

penghapusan segala bentuk diskiriminasi terhadap wanita(convention on the

elimination of all forms of discrimination against women)

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

4

Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republik IndoensiTahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4725);

10. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga

11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2016 perubahan atas UU Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1990 tentang pengesahan

Convention on the Rights of the Child (konvensi tentang hak-hak anak)

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

Penerapan Stándar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

5

15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan

Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4593);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintahan

Daerah;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan;

21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

22. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010-2014;

23. Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dalam

pembangunan nasional (PUG);

24. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010-2014;

25. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

26. Permendagri No 67 Tahun 2012 tentang perubahan atas permendagri 15-2008 tentang

pedoman umum pelaksanaan PUG di Daerah;

27. Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tentang perubahan atas permendagri 54 tahun

2010 tentang tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah,

tata cara evaluasi rancangan peraturan daerah tentang rencana pembangunan jangka

panjang daerah dan rencana pembangunan jangka menegah daerah, serta tata cara

perubahan rencana pembangunan jangka panjang daerah, rencana pembangunan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

6

jangka menengah dan rencana kerja pemerintah daerah.

28. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI

Nomor 5 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelengaraan Sistem Data Gender dan

Anak;

29. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2006 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat;

30. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun 2011 tentang

Perubahan Atas Perda Provinsi NTB Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

31. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

2005 -2025;

32. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 41 Tahun 2011 tentang Perubahan

Atas Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 22 Tahun 2008 tentang

Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Cara Kerja Inpektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis

Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

33. Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah NTB 2013-2018.

34. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat No.2 Tahun 2009 tentang

Penyelenggaraan dan Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan.

35. Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2009 tentang Mekanisme Penyelenggaraan

Pencegahan,Penanganan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan pada Pusat

Pelayanan Terpadu dan Pendampingan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan di

NTB.

36. Peraturan No. 30 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Pemotongan Gaji untuk Nafkah

Anak dan Mantan Istri di Lingkungan Pemerintah Provinsi NTB.

37. Perturan Gubernur No. 25 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bidang layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan.

38. Keputusan Gubernur No. 505 Tahun 2010 tentang Pembentukan Pusat Pelayanan

Terpadu Penanganan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan.

39. Keputusan Gubernur No. 604 Tahun 2010 tentang Pembentukan Gugus tugas

Pencegahan dan Peanganan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan di

Provinsi NTB.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

7

D. Sistematika Penulisan

Bab 1. Pendahuluan,

A. Latar Belakang

B. Maksud dan Tujuan

C. Landasan Hukum

D. Sistematika Penulisan

Bab 2. Gambaran Pelayanan DP3AP2KB

A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi DP3AP2KB

B. Susunan Kepegawaian dan Aset Yang Dikelola

C. Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran

Bab 3. Permasalahan dan isu-isu strategis

A. Permasalahan

B. Isu-isu strategis

Bab 4. Tujuan dan sasaran

A. Tujuan

B. Sasaran

Bab 5, Trategi dan Arah Kebijakan

A. Strategi

B. Arah Kebijakan

Bab 6, Rencana Program dan kegiatan serta pendanaan

Bab 7, Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan

Bab 8, Penutup.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

8

BAB II

GAMBARAN PELAYANANPERANGKAT DAERAH

Uraian tugas Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk

dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB sebagai berikut:

I. Jenis Oganisasi Perangkat Daerah, Urusan dan PenggabunganUrusan.

A. JenisPerangkat Daerah

DP3AP2KB merupakan unsur pelaksana urusan pemerintah yang menjadi

kewenangan Pemerintah Provinsi NTB.

B. Urusan

DP3AP2KB merupakan urusan pemerintah wajib yang tidak berkaitan dengan

pelayanan dasar.

C. Penggabungan Urusan

Urusan pemberdayaan perempuan perlindungan anak di gabung dengan urusan

pengendalian penduduk dan keluarga berencana menjadi pemberdayaan perempuan

perlindungan anak pengendalian penduduk dan keluarga berencana.

II. Rincian Tugas Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama,Administrator dan Pengawas

adalah sebagai berikut:

A. Rincian Tugas Kepala Dinas

1. Merumuskan bahan kebijakan strategis pengendalian dan

pembinaan kegiatan Kesetaraan Gender dan Kualitas

Keluarga, Perlindungan Hak Perempuan, Pemenuhan Hak

Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta

Kesekretariatan

2. Merumuskan bahan pelembagaan Pengarusutamaan Gender

(PUG) pada lembaga pemerintah tingkat daerah provinsi;

3. Merumsukan bahan pemberdyaan perempuan bidang politik,

hukum, sosial dan ekonomi pada organisasi kemasyarakatan

tingkat daerah provinsi

4. Merumsukan bahan pemberdyaan perempuan bidang politik,

hukum, sosial dan ekonomi pada organisasi kemasyarakatan

tingkat daerah provinsi

5. Merumuskan bahan penguatan dan pengembangan lembaga

penyediaan layanan pemberdayaan perempuan dan

perlindungan perempuan tingkat daerah provinsi

6. Merumuskan bahan pencegahan kekerasan terhadap

perempuan yang melibatkan para pihak lingkup daerah

provinsi dan lintas daerah Kabupaten/kota

7. Merumuskan bahan penyediaan layanan rujukan lanjutan

bagi perempuan korban kekerasan yang memerlukan

koordinasi tingkat daerah provinsi dan lintas daerah

kabupaten/kota

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

9

8. Merumuskan bahan peningkatan kualitas keluarga dalam

mewujudkan kesetaraan gender (KG) dan hak anak tingkat

daerah provinsi dan lintas daerah Kabupaten/Kota

9. Merumuskan bahan penguatan dan pengembangan lembaga

penyedia layanan peningkatan kualitas keluarga dalam

mewujudkan KG dan hak anak yang wilayah kerjanya lintas

daerah kabupaten/kota

10. Merumuskan bahan penyediaan layanan bagi keluarga dalam

mewujudkan KG dan hak anak yang wilayah kerjanya lintas

daerah Kabupaten/Kota

11. Merumuskan bahan pengumpulan, pengolahan dan penyajian

data gender dan anak dalam kelembagaan data ditingkat

daerah provinsi

12. Merumuskan bahan pelembagaan Pemenuhan Hak Anak pada

lembaga pemerintah, nonpemerintah dan dunia usaha tingkat

daerah provinsi

13. Merumuskan bahan penguatan dan pengembangan lembaga

penyedia layanan bagi anak yang memerlukan perlindungan

khusus dan peningkatan kualitas hidup anak tingkat daerah

provinsi dan lintas daerah kabupaten/kota

14. Merumuskan bahan pencegahan kekerasan terhadap anak

yang melibatkan para pihak lingkup daerah provinsi dan lintas

daerah kabupaten/kota

15. Merumuskan bahan penyediaan layanan bagi anak yang

memerlukan perlindungan khusus yang memerulkan

koordinasi tingkat daerah provinsi

16. Merumuskan bahan pemanduan dan sinkronisasi kebijakan

pemerintah pusat dengan pemerintah daerah provinsi dalam

rangka pengendalian kuantitas penduduk

17. Merumuskan bahan pemetaaan perkiraan pengendalian

penduduk cakupan daerah provinsi

18. Merumuskan bahan pengembangan desain program,

pengelolaan dan pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi

dan edukasi (KIE) pengendalian penduduk dan KB sesuai

kearifan budaya local

19. Merumuskan bahan pemberdayaan dan peningkatan peran

serta organisasi kemasyarakatan tingkat daerah provinsi

dalam pengelolaan pelayanan dan pembinan kesertaan ber

KB;

20. Merumuskan bahan penyelenggaraan urusan Kesekretariatan

21. Merumuskan Rencana Strategis, Rencana Kerja, RKA/DPA

kegiatan Dinas

22. Merumuskan bahan laporan kinerja instansi pemerintah LKPJ,LPPD, RLPPD dan

laporan kegiatan Dinas

23. Merumuskan bahan dan melaksanakan koordinasi, fasilitasi,

monitoring dan evaluasi

24. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan

25. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

10

B. Sekretariat

1. Rincian Tugas Sekretaris

a. Menyusun bahan perumusan kebijakan strategis pengendalian

dan pembinaan kegiatan Program, Keuangan dan Umum;

b. Menyusun bahan pelaksanaan urusan keuangan, surat

menyurat, kearsipan, kepegawaian, pengelolaan asset/barang

daerah, serta urusan rumah tangga Dinas;

c. Menyusun bahan pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan

data informasi publik serta pendokumentasian peraturan

perundang-undangan dan produk hukum;

d. Menyusun bahan Standar Operasional Prosedur kegiatan

Dinas;

e. Menyusun bahan Rencana Strategis, Rencana Kerja, RKA/DPA

kegiatan Dinas;

f. Menyusun bahan laporan kinerja instansi pemerintah, LKPJ,

LPPD, RLPPD dan laporan kegiatan Dinas;

g. Menyusun bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Kesekretariatan;

h. Menyusun bahan usulan laporan kinerja instansi pemerintah,

usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD, dan laporan

kegiatan Kesekretariatan;

i. Menyusun bahan dan melaksanakan koordinasi, monitoring

dan evaluasi;

j. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

2. Rincian Tugas Subbag Program

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis

pengendalian dan pembinaan kegiatan Program

b. Menyiapkan bahan pembuatan Standart Operasional Prosedur

(SOP) program dan Standart Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB

Provinsi NTB;

c. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengumpulan dan

pengolahan data informasi publik serta pendokumentasian

peraturan perundang-undangan dan produk hukum;

d. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analisis beban kerja

lingkup sub bagian program;

e. Menyiapkan rencana aksi kegiatan sub bagian program;

f. Menyiapkan bahan Rencana Strategis, Rencana Kerja,

RKA/DPA kegiatan Dinas;

g. Menyiapkan bahan laporan kinerja instansi pemerintah,LKPJ,

LPPD, RLPPD dan laporan kegiatan Dinas; Menyiapkan bahan laporan

kinerja instansi pemerintah,LKPJ,

LPPD, RLPPD dan laporan kegiatan Dinas;

h. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Program;

i. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Program;

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

11

j. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengendalian,

koordinasi, monitoring dan evaluasi;

k. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

3. Rincian Tugas Subbag Keuangan

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis

pengendalian dan pembinaan kegiatan Keuangan;

b. Menyiapkan bahan pelaksanaan urusan pengelolaan

administrasi keuangan, kenaikan gaji berkala, perjalanan

dinas, keuangan dan pengelolaan aset;

c. Menyiapkan bahan pembuatan standart operasional prosedur

(SOP) sub bagian keuangan;

d. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analisis beban kerja

lingkup sub bagian keuangan;

e. Menyiapkan rencana aksi kegiatan di sub bagian keuangan.

f. Menyiapkan data dan informasi lingkup sub bagian keuangan;

g. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Keuangan;

h. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Keuangan;

i. Menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi, monitoring

dan evaluasi;

j. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi

4. Rincian Tugas Subbag Umum

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis

pengendalian dan pembinaan kegiatan Umum;

b. Menyiapkan bahan pelaksanaan urusan pengelolaan

ketatausahaan, kearsipan, kepegawaian, pemeliharaan

barang/asset, kerumahtanggaan dinas serta pengelolaan data

dan informasi sub bagian umum;

c. Menyiapkan bahan pembuatan standart operasional prosedur

sub bagian umum;

d. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analisis beban kerja

Dinas;

e. Menyiapkan rencana aksi kegiatan sub bagian umum;

f. Menyiapkan data dan informasi lingkup sub bagian umum;

g. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Umum;

h. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Umum;

i. Menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi, monitoring

dan evaluasi;

j. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

12

C. Bidang KGKK

1. Rincian Tugas Kepala Bidang KGKK

a. Menyusun bahan perumusan kebijakan strategis pengendalian

dan pembinaan kegiatan ekonomi, Pendidikan, Kesehatan dan

Pembangunan Keluarga serta Politik, Hukum, Pertahanan

Keamanan, Lingkungan, Data dan Informasi;

b. Menyusun bahan pelembagaan Pengarasutamaan Gender

(PUG) pada lembaga pemerintah tingkat Daerah provinsi;

c. Menyusun bahan pemberdayaan perempuan bidang politik,

hukum, sosial dan ekonomi pada organisasi kemasyarakatan tingkat Daerah

provinsi;

d. Menyusun bahan upaya penguatan dan pengembangan

lembaga penyedia layanan pemberdayaan perempuan di

tingkat daerah provinsi;

e. Menyusun bahan upaya peningkatan kualitas keluarga dalam

mewujudkan kesetaraan gender (KG) dan hak anak tingkat

daerah provinsi dan lintas kabupaten/kota;

f. Menyusun bahan upaya penguatan dan pengembangan

lembaga penyedia layanan peningkatan kualitas keluarga

dalam mewujudkan kesetaraan gender (KG) dan hak anak

yang wilayah kerjanya lintas daerah kabupaten/kota;

g. Menyusun bahan upaya penyediaan layanan bagi keluarga

dalam mewujudkan kesetaraan gender (KG) dan hak anak

yang wilayah kerjanya lintas daerah kabupaten/kota;

h. Menyusun bahan upaya penyediaan layanan bagi keluarga

dalam mewujudkan kesetaraan gender (KG) dan hak anak

yang wilayah kerjanya lintas daerah kabupaten/kota;

i. Menyusun bahan upaya pengumpulan, pengolahan, analisis

dan penyajian data gender dan anak dalam kelembagaan data

ditingkat Daerah provinsi;

j. Menyusun bahan pengkajian, penyajian data dan informasi

kesetaraan gender dan kualitas keluarga;

k. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) kegiatan

Kesetaraan Gender dan Kualitas Keluarga;

l. Menyusun bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Kesetaraan Gender dan

Kualitas Keluarga;

m. Menyusun bahan usulan laporan kinerja instansi pemerintah,

usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan laporan

kegiatan Kesetaraan Gender dan Kualitas Keluarga;

n. Menyusun bahan dan melaksanakan koordinasi, monitoring

dan evaluasi;

o. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

p. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

2. Rincian Tugas Seksi Ekonomi

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis

pengawasan dan pembinaan kegiatan Ekonomi bidang Kesetaraan Gender dan

Kualitas Keluarga;

b. Menyiapkan bahan penyusunan pelembagaan PUG di bidang

ekonomi pada lembaga pemerintah tingkat Daerah provinsi;

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

13

c. Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan kesetaraan gender

di bidang ekonomi pada organisasi kemasyarakatan tingkat

Daerah provinsi;

d. Menyiapkan bahan pelaksanaan penguatan dan

pengembangan lembaga penyedia layanan kesetaraan gender

bidang ekonomi di tingkat daerah provinsi;

e. Menyiapkan bahan Standart Operasional Prosedur (SOP)

lingkup Seksi Kesetaraan Gender bidang Ekonomi;

f. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analsisi beban kerja

lingkup seksi kesetaraan gender bidang ekonomi;

g. Menyiapkan data dan informasi lingkup lingkup kesetaraan

gender dan kualitas keluarga bidang ekonomi;

h. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian bidang

ekonomi pada kesetaraan gender dan kualitas keluarga;

i. Menyiapkan rencana aksi kegiatan kesetaraan gender bidang

ekonomi;

j. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana Kerja,

usulan RKA/DPA kegiatan Seksi Ekonomi;

k. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Seksi Ekonomi;

l. Menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi, monitoring

dan evaluasi;

m. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

3. Rincian Tugas Seksi Pendidikan, Kesehatan dan PK

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis

pengawasan dan pembinaan kegiatan pendidikan, kesehatan,

dan pembangunan keluarga bidang Kesetaraan Gender dan

Kualitas Keluarga;

b. Menyiapkan bahan penyusunan pelembagaan PUG di bidang

pendidikan, kesehatan dan pembangunan keluarga pada lembaga pemerintah

tingkat Daerah provinsi;

c. Menyiapkan bahan pelaksanaan pemberdayaan perempuan

bidang pendidikan, kesehatan, dan pembangunan keluarga

pada organisasi kemasyarakatan tingkat Daerah provinsi;

d. Menyiapkan bahan penguatan dan pengembangan lembaga

penyedia layanan pemberdayaan perempuan bidang

pendidikan, kesehatan, dan pembangunan keluarga di tingkat

daerah provinsi;

e. Menyiapkan bahan standart operasional prosedur lingkup

kesetaraan gender dan kualitas keluarga bidang pendidikan,

kesehatan, dan pembangunan keluarga;

f. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analisis beban kerja

lingkup seksi pendidikan, kesehatan, dan pembangunan

keluarga;

g. Menyiapkan data dan informasi lingkup seksi pendidikan,

kesehatan dan pembangunan keluarga;

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

14

h. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian bidang

pendidikan, kesehatan, dan pembangunan keluarga pada

kesetaraan gender dan kualitas keluarga;

i. Menyiapkan rencana aksi kegiatan kesetaraan gender bidang

pendidikan, kesehatan, dan pembangunan keluarga;

j. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Seksi Pendidikan,

Kesehatan, Dan Pembangunan Keluarga;

k. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Seksi Pendidikan, Kesehatan, Dan

Pembangunan Keluarga;

l. Menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi, monitoring

dan evaluasi;

m. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

4. Rincian Tugas Seksi Data

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis

pengawasan dan pembinaan kegiatan pendidikan, kesehatan dan pembangunan

keluarga bidang Kesetaraan Gender dan

Kualitas Keluarga;

b. Menyiapkan bahan penyusunan Pelembagaan PUG di bidang

politik, hukum, hankam, lingkungan, data dan informasi pada

lembaga pemerintah tingkat Daerah provinsi;

c. Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan kesetaraan gender

bidang politik, hukum, hankam, lingkungan, data dan

informasi pada organisasi kemasyarakatan tingkat Daerah

provinsi;

d. Menyiapkan bahan penguatan dan pengembangan lembaga

penyedia layanan kesetaraan gender bidang politik, hukum,

hankam, lingkungan, data dan informasi di tingkat daerah

provinsi;

e. Menyiapkan bahan standart operasional prosedur lingkup

seksi kesetaraan gender bidang politik, hukum, hankam,

lingkungan, data dan informasi;

f. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analsisi beban kerja

lingkup seksi kesetaraan gender bidang politik, hukum,

hankam, lingkungan, data dan informasi;

g. Menyiapkan data dan informasi lingkup seksi

kesetaraan gender bidang politik, hukum, hankam,

lingkungan, data dan informasi;

h. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian bidang

Politik, Hukum, Pertahanan Keamanan, Lingkungan, Data dan

Informasi pada kesetaraan gender dan kualitas keluarga;

i. Menyiapkan rencana aksi kegiatan kesetaraan gender bidang

politik, hukum, hankam, lingkungan, data dan informasi;

j. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Seksi Politik, Hukum,

Pertahanan Keamanan, Lingkungan, Data dan Informasi;

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

15

k. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Seksi Politik, Hukum, Pertahanan

Keamanan, Lingkungan, Data dan Informasi;

l. Menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi;

m. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

D. Kepala Bidang PHP

1. Rincian Tugas Kepala Bidang PHP

a. Menyusun bahan perumusan kebijakan strategis pembinaan

dan pengawasan kegiatan Perlindungan Tindak Kekerasan,

Perlindungan Situasi Khusus dan Darurat serta Penguatan

Kelembagaan dan Perlindungan;

b. Menyusun bahan pencegahan kekerasan terhadap perempuan

yang melibatkan para pihak lingkup Daerah provinsi dan

lintas Daerah kabupaten/kota;

c. Menyusun bahan penyediaan layanan rujukan lanjutan bagi

perempuan korban kekerasan yang memerlukan koordinasi

tingkat Daerah provinsi dan lintas Daerah kabupaten/kota;

d. Menyusun bahan upaya penguatan dan pengembangan

lembaga penyedia layanan perlindungan perempuan tingkat

darah provinsi;

e. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) kegiatan

Perlindungan Hak Perempuan;

f. Menyusun bahan pengumpulan, pengolahan, analisis,

mengkaji dan penyajian data dan informasi kegiatan

Perlindungan Hak Perempuan;

g. Menyusun bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Perlindungan Hak

Perempuan;

h. Menyusun bahan usulan laporan kinerja instansi pemerintah,

usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan laporan

kegiatan Perlindungan Hak Perempuan;

i. Menyusun bahan dan melaksanakan fasilitasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi;

j. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

2. Rincian Tugas Seksi perlindungan dari tindak kekerasan

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis

pembinaan dan pengawasan kegiatan Perlindungan Tindak Menyiapkan bahan

penyusunan kebijakan strategis

pembinaan dan pengawasan kegiatan Perlindungan Tindak kekerasan.

b. Menyiapkan bahan penyusunan pencegahan kekerasan

terhadap perempuan yang melibatkan para pihak lingkup

Daerah provinsi dan lintas Daerah kabupaten/kota;

c. Menyiapkan bahan penyusunan penyediaan layanan rujukan

lanjutan bagi perempuan korban kekerasan yang memerlukan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

16

koordinasi tingkat daerah povinsi dan lintas daerah

kabupaten/kota;

d. Menyiapkan bahan penyusunan penguatan dan

pengembangan lembaga penyedia layanan perlindungan

perempuan tingkat daerah provinsi;

e. Menyiapkan bahan standart operasional prosedur lingkup

seksi perlindungan tindak kekerasan;

f. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analisis beban kerja

lingkup seksi perlindungan tindak kekerasan;

g. Menyiapkan data dan informasi lingkup lingkup seksi

perlindungan tindak kekerasan;

h. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian

perlindungan tindak kekerasan;

i. Menyiapkan rencana aksi kegiatan seksi perlindungan

perempuan dari tindak kekerasan;

j. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Perlindungan

Tindak Kekerasan; Menyiapkan bahan penyusunan pencegahan kekerasan

terhadap perempuan yang melibatkan para pihak lingkup

Daerah provinsi dan lintas Daerah kabupaten/kota;

k. Menyiapkan bahan penyusunan penyediaan layanan rujukan

lanjutan bagi perempuan korban kekerasan yang memerlukan

koordinasi tingkat daerah povinsi dan lintas daerah

kabupaten/kota;

l. Menyiapkan bahan penyusunan penguatan dan

pengembangan lembaga penyedia layanan perlindungan

perempuan tingkat daerah provinsi;

m. Menyiapkan bahan standart operasional prosedur lingkup

seksi perlindungan tindak kekerasan;

n. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analisis beban kerja

lingkup seksi perlindungan tindak kekerasan;

o. Menyiapkan data dan informasi lingkup lingkup seksi

perlindungan tindak kekerasan;

p. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian

perlindungan tindak kekerasan;

q. Menyiapkan rencana aksi kegiatan seksi perlindungan

perempuan dari tindak kekerasan;

r. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Perlindungan

Tindak Kekerasan;

s. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Perlindungan

Tindak Kekerasan;

t. Menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi;

u. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

v. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

17

3. Rincian Tugas Seksi perlindungan situasi darurat dan kondisi khusus

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis

pengawasan dan pembinaan kegiatan Perlindungan Situasi khusus dan darurat.

b. Menyiapkan bahan penyusunan pencegahan kekerasan

terhadap perempuan dalam situasi khusus dan darurat yang

melibatkan para pihak lingkup Daerah provinsi dan lintas

Daerah kabupaten/kota;

c. Menyiapkan bahan penyusunan penyediaan layanan rujukan

lanjutan bagi perempuan korban kekerasan dalam situasi

khusus dan darurat yang memerlukan koordinasi tingkat

daerah povinsi dan lintas daerah kabupaten/kota;

d. Menyiapkan bahan penyusunan penguatan dan

pengembangan lembaga penyedia layanan perlindungan

perempuan dalam situasi khusus dan darurat tingkat daerah

provinsi;

e. Menyiapkan bahan standart operasional prosedur lingkup

seksi perlindungan situasi khusus dan darurat;

f. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analsisi beban kerja

lingkup seksi perlindungan situasi khusus dan darurat;

g. Menyiapkan data dan informasi lingkup lingkup seksi

perlindungan perempuan dalam situasi khusus dan darurat;

h. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian

perlindungan perempuan dalam situasi khusus dan darurat;

i. Menyiapkan rencana aksi kegiatan seksi perlindungan

perempuan dalam situasi khusus dan darurat;

j. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Perlindungan Situasi Khusus

Dan Darurat;

k. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Perlindungan Situasi Khusus Dan Darurat;

l. Menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi;

m. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

4. Rincian Tugas Seksi Penguatan Kelembagaan dan Perlindungan (PKP)

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis kegiatan penguatan

kelembagaan dan perlindungan;

b. Menyiapkan bahan penyusunan penguatan dan

pengembangan lembaga penyedia layanan perlindungan

perempuan dan anak tingkat provinsi;

c. Menyusun bahan standart operasional prosedur lingkup Seksi

Penguatan Kelembagaan dan Perlindungan;

d. Menyusun bahan analisis jabatan dan analsisi beban kerja

lingkup seksi penguatan kelembagaan dan perlindungan;

e. Menyiapkan data dan informasi lingkup lingkup seksi

penguatan kelembagaan dan perlindungan;

f. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian penguatan

kelembagaan dan perlindungan;

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

18

g. Menyiapkan rencana aksi kegiatan seksi penguatan

kelembagaan dan perlindungan;

h. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Penguatan Kelembagaan Dan

Perlindungan;

i. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Penguatan Kelembagaan Dan Perlindungan;

j. Menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi;

k. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

E. Bidang Pemenuhan Hak Aanak (PHA)

1. Rincian Tugas Kepala Bidang PHA

a. Menyusun bahan perumusan kebijakan strategis pengawasan

dan pembinaan kegiatan Pemenuhan Hak Anak, Perlindungan

Anak Dari Kekerasan dan Eksploitasi serta Perlindungan Anak

dalam Situasi Khusus dan Darurat;

b. Menyusun bahan pelembagaan Pemenuhan Hak Anak (PHA)

pada lembaga pemerintah, nonpemerintah dan dunia usaha

tingkat Daerah provinsi;

c. Menyusun bahan upaya penguatan dan pengembangan

lembaga penyedia layanan peningkatan kualitas hidup anak tingkat Daerah

provinsi dan lintas Daerah kabupaten/kota;

d. Menyusun bahan pencegahan kekerasan terhadap anak yang

melibatkan para pihak lingkup Daerah provinsi dan lintas

Daerah kabupaten/kota;

e. Menyusun bahan penyediaan layanan bagi anak yang

mengalami kekerasan dan eksploitasi serta memerlukan

perlindungan khusus yang memerlukan koordinasi tingkat

Daerah provinsi;

f. Menyusun bahan upaya penguatan dan pengembangan

lembaga penyedia layanan bagi anak yang mengalami

kekerasan dan eksploitas serta memerlukan perlindungan

khusus tingkat Daerah provinsi dan lintas Daerah

kabupaten/kota;

g. Menyusun bahan Standar Operasional Prosedur kegiatan

Pemenuhan Hak Anak;

h. Menyusun bahan pengumpulan, pengolahan, analisis,

mengkaji dan penyajian data dan informasi kegiatan

Pemenuhan Hak Anak tingkat Daerah provinsi dan lintas Daerah

kabupaten/kota;

i. Menyusun bahan pencegahan kekerasan terhadap anak yang

melibatkan para pihak lingkup Daerah provinsi dan lintas

Daerah kabupaten/kota;

j. Menyusun bahan penyediaan layanan bagi anak yang

mengalami kekerasan dan eksploitasi serta memerlukan

perlindungan khusus yang memerlukan koordinasi tingkat

Daerah provinsi;

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

19

k. Menyusun bahan upaya penguatan dan pengembangan

lembaga penyedia layanan bagi anak yang mengalami

kekerasan dan eksploitas serta memerlukan perlindungan

khusus tingkat Daerah provinsi dan lintas Daerah

kabupaten/kota;

l. Menyusun bahan Standar Operasional Prosedur kegiatan

Pemenuhan Hak Anak;

m. Menyusun bahan pengumpulan, pengolahan, analisis,

mengkaji dan penyajian data dan informasi kegiatan

Pemenuhan Hak Anak;

n. Menyusun bahan pengumpulan, pengolahan, analisis,

mengkaji dan penyajian data dan informasi kegiatan

Pemenuhan Hak Anak;

o. Menyusun bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Pemenuhan Hak Anak;

p. Menyusun bahan usulan laporan kinerja instansi pemerintah,

usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan laporan

kegiatan Pemenuhan Hak Anak;

q. Menyusun bahan dan melaksanakan fasilitasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi;

r. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

s. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

2. Rincian Tugas Seksi PHA

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis

pengawasan dan pembinaan kegiatan Pemenuhan Hak Anak;

b. Menyiapkan bahan penyusunan pelembagaan Pemenuhan

Hak Anak (PHA) pada lembaga pemerintah, nonpemerintah,

dan dunia usaha tingkat Daerah provinsi;

c. Menyiapkan bahan penyusunan penguatan dan

pengembangan lembaga penyedia layanan peningkatan kualitas hidup anak

tingkat Daerah provinsi dan lintas Daerah

kabupaten/kota;

d. Menyiapkan bahan standart operasional prosedur lingkup

seksi Pemenuhan Hak Anak;

e. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analisis beban kerja

lingkup seksi Pemenuhan Hak Anak;

f. Menyiapkan data dan informasi lingkup seksi Pemenuhan Hak

Anak;

g. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian Pemenuhan

Hak Anak;

h. Menyiapkan rencana aksi kegiatan seksi pemenuhan hak

anak;

i. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Pemenuhan Hak Anak;

j. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Pemenuhan Hak Anak;

k. Menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi;

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

20

l. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

3. Rincian Tugas Seksi perlindungan anak dari kekerasan dan exploitasi

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis

pengawasan dan pembinaan kegiatan Perlindungan Anak Dari

Kekerasan Dan Eksploitasi;

b. Menyiapkan bahan penyusunan pencegahan kekerasan dan

eksploitasi terhadap anak yang melibatkan para pihak lingkup

Daerah provinsi dan lintas Daerah kabupaten/kota;

c. Menyiapkan bahan penyusunan penyediaan layanan bagi

anak yang memerlukan perlindungan dari kekerasan dan

eksploitasi yang memerlukan koordinasi tingkat daerah

provinsi;

d. Menyiapkan bahan penyusunan penguatan dan

pengembangan penyedia layanan bagi anak yang memerlukan

pelindungan dari kekerasan dan eksploitasi tingkat daerah provinsi dan lintas

daerah kabupaten/kota

e. Menyiapkan bahan standart operasional prosedur lingkup

seksi perlindungan anak dari kekerasan dan eksploitas;

f. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analsisi beban kerja

lingkup seksi perlindungan anak dari kekerasan dan

eksploitasi;

g. Menyiapkan data dan informasi lingkup seksi perlindungan

anak dari kekerasan dan eksploitasi;

h. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian

perlindungan anak dari kekerasan dan eksploitasi;

i. Menyiapkan rencana aksi kegiatan perlindungan anak dari

kekerasan dan eksploitas;

j. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Perlindungan Anak Dari

Kekerasan Dan Eksploitasi;

k. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Perlindungan Anak Dari Kekerasan Dan

Eksploitasi;

l. Menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi;

m. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

4. Rincian Tugas Seksi perlindungan anak situasi khusus dan darurat

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis

pengawasan dan pembinaan kegiatan Perlindungan Anak

Dalam Situasi Khusus Dan Darurat;

b. Menyiapkan bahan penyusunan pencegahan kekerasan

terhadap anak dalam situasi khusus dan darurat yang

melibatkan para pihak lingkup daerah kabupaten/kota;

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

21

c. Menyiapkan bahan penyusunan penyediaan layanan bagi

anak yang memerlukan perlindungan khusus dan darurat

yang memerlukan koordinasi tingkat Daerah provinsi;

d. Menyiapkan bahan penyusunan penguatan dan

pengembangan lembaga penyedia layanan bagi anak yang memerlukan

perlindungan khusus dan darurat tingkat Daerah

provinsi dan lintas Daerah kabupaten/kota;

e. Menyiapkan bahan standart operasional prosedur lingkup

seksi Perlindungan Anak Dalam Situasi Khusus Dan Darurat;

f. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analsisi beban kerja

lingkup seksi Perlindungan Anak Dalam Situasi Khusus Dan

Darurat;

g. Menyiapkan data dan informasi lingkup lingkup seksi

Perlindungan Anak Dalam Situasi Khusus Dan Darurat;

h. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian

Perlindungan Anak Dalam Situasi Khusus Dan Darurat;

i. Menyiapkan rencana aksi kegiatan seksi perlindungana anak

dalam situasi khusus dan darurat;

j. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Perlindungan Anak Dalam

Situasi Khusus Dan Darurat;

k. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Perlindungan Anak Dalam Situasi Khusus

Dan Darurat;

l. Menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi;

m. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

F. Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

1. Rincian Tugas Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

a. Menyusun bahan perumusan kebijakan strategis pengawasan

dan pembinaan kegiatan Pengendalian Penduduk, Keluarga

Berencana dan Kesehatan Reproduksi serta Keluarga

Sejahtera;

b. Menyusun bahan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan

Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah provinsi dalam

rangka pengendalian kuantitas penduduk;

c. Menyusun bahan pemetaan perkiraan pengendalian penduduk

cakupan Daerah provinsi;

d. Menyusun bahan pengembangan desain program, pengelolaan dan

pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi

(KIE) pengendalian penduduk dan KB sesuai kearifan budaya

lokal;

e. Menyusun bahan pemberdayaan dan peningkatan peran serta

organisasi kemasyarakatan tingkat Daerah provinsi dalam

pengelolaan pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-KB;

f. Menyusun bahan pengelolaan pelaksanaan desain program

pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan

kesejahteraan keluarga;

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

22

g. Menyusun bahan pemberdayaan dan peningkatan peran serta

organisasi kemasyarakatan tingkat Daerah provinsi dalam

pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan

kesejahteraan keluarga;

h. Menyusun bahan standart operasional prosedur lingkup

kegiatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

i. Menyusun bahan analisis jabatan dan analsisi beban kerja

lingkup Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana;

j. Menyusun bahan pengumpulan, pengolahan, analisis,

mengkaji dan penyajian data dan informasi kegiatan

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

k. Menyusun bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana;

l. Menyusun bahan usulan laporan kinerja instansi pemerintah,

usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan laporan

kegiatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

m. Menyusun bahan dan melaksanakan fasilitasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi;

n. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

o. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

2. Rincian Tugas Seksi Pengendalian Penduduk

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis

pengawasan dan pembinaan kegiatan Pengendalian Penduduk;

b. Menyiapkan bahan penyusunan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan

Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah

provinsi dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk;

c. Menyiapkan bahan penyusunan pemetaan perkiraan

pengendalian penduduk cakupan Daerah provinsi;

d. Menyiapkan bahan standart operasional prosedur lingkup

seksi Pengendalian penduduk;

e. Menyiapkan analisis jabatan dan analsisi beban kerja lingkup

seksi Pengendalian penduduk;

f. Menyiapkan data dan informasi lingkup seksi Pengendalian

Penduduk;

g. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian

Pengendalian Penduduk;

h. Menyiapkan rencana aksi kegiatan seksi Pengendalian

penduduk;

i. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Pengendalian Penduduk;

j. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Pengendalian Penduduk;

k. Menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi;

l. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

23

3. Rincian Tugas Seksi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategis

pengawasan dan pembinaan kegiatan Pengendalian Penduduk;

b. Menyiapkan bahan penyusunan pengembangan desain

program, pengelolaan dan pelaksanaan advokasi, komunikasi,

informasi dan edukasi (KIE) pengendalian penduduk dan KB

sesuai kearifan budaya local;

c. Menyiapkan bahan penyusunan pemberdayaan dan

peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat

Daerah provinsi dalam pengelolaan pelayanan dan pembinaan

kesertaan ber-KB;

d. Menyiapkan bahan standart operasional prosedur lingkup seksi keluarga

berencana dan kesehatan reproduksi;

e. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analsisi beban kerja

lingkup seksi keluarga berencana dan kesehatan reproduksi

f. Menyiapkan data dan informasi lingkup seksi keluarga

berencana dan kesehatan reproduksi;

g. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian keluarga

berencana dan kesehatan reproduksi;

h. Menyiapkan rencana aksi kegiatan seksi keluarga berencana

dan kesehatan reproduksi;

i. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Keluarga Berencana dan

Kesehatan Reproduksi;

j. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi;

k. Menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi;

l. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

4. Rincian Tugas Seksi Keluarga Sejahtera

a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan strategispengawasan dan

pembinaan kegiatan Keluarga Sejahtera;

b. Menyiapkan bahan penyusunan pengelolaan pelaksanaan

desain program pembangunan keluarga melalui pembinaan

ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

c. Menyiapkan bahan penyusunan pemberdayaan dan

peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat

Daerah provinsi dalam pembangunan keluarga melalui

pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

d. Menyiapkan bahan standart operasional prosedur lingkup

seksi keluarga sejahtera;

e. Menyiapkan bahan analisis jabatan dan analsisi beban kerja

lingkup seksi keluarga sejahtera;

f. Menyiapkan data dan informasi lingkup lingkup seksi seksi keluarga sejahtera;

g. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian keluarga

sejahtera;

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

24

h. Menyiapkan rencana aksi kegiatan seksi keluarga sejahtera;

i. Menyiapkan bahan usulan Rencana Strategis, usulan Rencana

Kerja, usulan RKA/DPA kegiatan Keluarga Sejahtera;

j. Menyiapkan bahan usulan laporan kinerja instansi

pemerintah, usulan LKPJ, usulan LPPD, usulan RLPPD dan

laporan kegiatan Keluarga Sejahtera;

k. Menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi;

l. Mendistribusikan tugas dan menilai kinerja bawahan;

m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

pimpinan sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

25

A. Struktur Organisasi DP3APPKB Provinsi NTB

KEPALA DINAS

SUB BAGIAN

PROGRAM

SEKRETARIS

KELOMPOK

JAFUNG

PERENCANA

ANALIS JABATAN

SUB

BAGIAN

UMUM

SUB BAGIAN

KEUANGAN

ARSIPARIS

BIDANG

PENGENDALIAN

PENDUDUK DAN

KELUARGA

BERENCANA

BIDANG

PEMENUHAN

HAK ANAK

BIDANG

PERLINDUNGAN HAK

PEREMPUAN

BIDANG KESETARAAN GENDER DAN

KUALITAS KELUARGA

SEKSI

PENGENDALIAN

PENDUDUK

SEKSI

PEMENUHAN

HAK ANAK

SEKSI PERLINDUNGAN

DARI TINDAK KEKERASAN

SEKSI

EKONOMI

SEKSI KELUARGA

BERENCANA DAN KESEHATAN

REPRODUKSI

SEKSI PERLINDUNGAN

ANAK DARI KEKERASAN DAN EKPLOITASI

SEKSI PERLINDUNGAN SITUASI KHUSUS DAN DARURAT

SEKSI

PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN PEMBANGUNAN

KELUARGA

SEKSI

KELUARGA

SEJAHTERA

SEKSI PENGUATAN

KELEMBAGAAN DAN PERLINDUNGAN

SEKSI POLITIK, HUKUM,

PERTAHANAN ,KEAMANAN,

LINGKUNGAN, DATA DAN INFORMASI

SEKSI PERLINDUNGAN

ANAK DALAM SITUASI KHUSUS DAN DARURAT

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

26

B. Jenis Kepegawaian

1. Susunan Kepegawaian

a. SDM berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis kelamin

NO TINGKAT

PENDIDIKAN

JENIS KELAMIN

JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 Starata 2 1 7 8

2 Starata 1/

Diploma IV

6 5 11

3 Diploma III 0 0 0

4 Diploma 1 0 0 0

5 SMA/sederajat 15 19 34

6 SMP 1 0 1

7 SD 0 0 0

Jumlah 23 31 54

b. SDM berdasarkan jenjang jabatan

NO JABATAN JENIS KELAMIN JUMLAH

PEREMPUAN LAKI-LAKI

1 Pimpinan Tinggi

Pratama

0 1 1

2 Administrator 4 0 4

3 Pengawas 5 5 10

4 Pelaksana 22 17 39

Jumlah 31 23 54

c. SDM berdasarkan Pangkat/Golongan

NO TINGKAT

PENDIDIKAN

JENIS KELAMIN

JUMLAH PEREMPUAN LAKI-LAKI

1 Pembina Utama

Madya/Ivd

0 1 1

2 Pembina TK.I / Ivb 3 0 3

3 Pembina / Iva 1 0 1

4 Penata TK.I / IIId 11 9 20

5 Penata/IIIc 4 1 5

6 Penata Muda TK.I / IIIb 2 2 4

7 Penata Muda / IIIa 1 2 3

8 Pengatur TK.I/ Iid 3 2 5

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

27

9 Pengatur/IIc 6 5 11

10 Pengatur Muda TK.I / IIb 0 0 0

11 Pengatur Muda/ Iia 0 0 0

12 Juru TK.I/Id 0 0 0

13 Juru / Ic 0 0 0

Jumlah 31 23 54

C. Aset Daerah pada DP3APPKB Provinsi NTB

NO AKUN NERACA NILAI BMD

SALDO MUTASI SALDO

AKHIR TAMBAH KURANG

A Aset lancar

1 Persediaan 3.027.500 24.715.475 25.439.425 2.303.550

Jumlah 3.027.500 24.715.475 25.439.425 2.303.550

B Aset tetap

1 Tanah 750.000.000 - - 750.000.000

2 Peralatan dan

mesin

1.935.718.100 - - 1.935.718.100

3 Gedung dan

bangunan

1.120.325.000 - - 1.120.325.000

4 Jalan, irigasi dan

jaringan

-

-

-

-

5 Aset tetap lainnya 2.520.000 - - 2.520.000

6 Konstruksi dalam

pengerjaan

- - - -

Jumlah 3.808.563.100 - - 3.808.563.100

C Aset Lainnya

1 Tuntutan ganti rugi - - - -

2 Aset tidak terwujud - 7.500.000 - 7.500.000

3 Aset lain-lain 4.400.000 - - 4.400.000

4 Hibah

kemasyarakat

- - - -

5 Kemitraan dengan

pihak ketiga

- - - -

Jumlah 4.400.000 7.500.000 - 11.900.000

D. Jenis Pelayanan DP3AP2KB

DP3APPKB merupakan urusan pemerintah wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan

dasar dan fungsinyaadalahsebagai eksekusi dari pelaksanaan program dan kegiatan,

maka dinas pemberdayaan perempuan perlindungan anak pengendalian penduduk dan

keluarga berencana melaksanakan pelayanan langsung kepada masyarakat berupa

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

28

penanganan kasus rujukan pelayanan dari Kabupaten/Kota bagi korban kekerasan

terhadap perempuan dan anak.

1. Penanganan kekerasan terhadap perempuan

2. Penanganan kekerasan terhadap anak

3. Pelayanan kontrasepsi terhadap pasangan usia subur

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

29

BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

A. Permasalahanpemberdayaan perempuan perlindungan anak pengendalian

penduduk dan keluarga berencana (P3APPKB)

1. Urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

a. Kualitas hidup perempuan

1) Rendahnya kualitas hidup perempuan (Kesehatan, pendidikan dan daya

beli)

Tabel 3.1.Pertumbuhan Indeks PembangunanGender (IPG)

Sumber, BPS NTB

2) Rendahnya keterwakilan perempuan dalam bidang politik, ekonomi dan

pengambilan keputusan.

Tabel 3.2.Pertumbuhan Indeks PemberdayaanGender (IDG)

Sumber, BPS NTB

NTB

2013 : 58,54

2014 : 57,49

2015 : 58,69

2016 : 60,06

2017 : 59,95

INDONESIA

2013 : 70,46

2014 : 70,68

2015 : 70,83

2016 : 71,39

2017 : 71,74

PERTUMBUHAN

NTB : 2,41

INDONESIA: 1,45

NTB

2013 : 89,44

2014 : 90,02

2015 : 90,23

2016 : 90,05

2017 : 90,36

INDONESIA

2013 : 90,19

2014 : 90,34

2015 : 91,03

2016 : 90,82

2017 : 90,96

PERTUMBUHAN

NTB : 1,02

INDONESIA: 0,85

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

30

Tabel 3.3.Nilai Capaian Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Th. 2017

Sumber, BPS NTB

Tabel 3.4 Bimbingan manajemen usaha bagi perempuan Tahun 2019-

2019

NO TAHUN JUMLAH PEKKA,

MKDRT DAN MTKW

LOKASI KEGIATAN

1 2009 0 Orang -

2 2010 20 Orang Kota Mataram

3 2011 25 Orang Kab. Lobar

4 2012 30 Orang Kab. Loteng

5 2013 30 Orang Kab. Lotim

6 2014 30 Orang Kota Mataram

7 2015 150 Orang Kota Mataram, Lombok

Utara, Lobar, Loteng dan

Lotim

8 2016 150 Orang Kota Mataram, Lombok

Utara, Lobar, Loteng dan

Lotim

9 2017 400 Orang 10 Kabupaten/Kota Se-NTB

10 2018 250 Orang 10 Kabupaten/Kota Se-NTB

11 2019 30 Orang Kota Mataram

Jumlah 1.115 Orang

Data: DP3APPKB NTB 2014-2018

Keterlibatan

perempuan di

parlemen

17,23

9,23

Perempuan

sebagai tenaga

profesional

44,10 46,31

Sumbangan

pendapat

perempuan

36,62

32,69

NTB INDONESIA

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

31

b. Perlindungan perempuan

1) Meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan

DATA KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

NO KAB/KOTA 2015 2016 2017 2018

1 Lobar 70 49 89 44

2 Loteng 54 66 48 117

3 Lotim 74 90 90 114

4 Sumbawa 33 22 76 56

5 Dompu 128 86 90 175

6 Bima 38 14 13 34

7 KSB 30 21 42 15

8 LU 7 0 52 58

9 KBM 43 0 27 20

10 MTR 63 62 44 120

11 P2TP2A Provinsi 108 0 0 0

12 RS Bhayangkara 0 0 0 81

NTB 658 932 635 834

Sumber, DP3AP2KB NTB

c. Kualitas keluarga

Sub urusan kualitas keluarga menggambarkan pembangunan ketahanan

keluarga dengan hasl kinerja seperti pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

DATA INDIKATOR KETAHANAN KELUARGA TAHUN 2015

5

DIMENSI

24 INDIKATOR KINERJA

NILAI

20 OPD PELAKSANA

KETAHANAN

KELUARGA

Landasan

legalitas dan

keutuhan

keluarga

1 % RT yang KRT/pasanganya

memiliki buku nikah

58,83 Kemenag RI

2 % RT yang seluruh ART umur

0-17 tahun memiliki akte

kelahiran

63,46 DPMPD dan KPS

3 % RT yang KRT tinggal

serumah dengan pasangan.

88,64 DPMPD dan KPC

4 % RT mempunyai waktu

bersama keluarga minimal 14

jam dalam seminggu

26,22 DP3AP2KB

5 % RT yang KRT dan pasangan

melakukan kegiatan mengurus

RT

16,64 DP3AP2KB

6 % istri umur 15-49 tahun yang

penentuan keputusan

penggunaan penghasilan suami

dilakukan secara bersama oleh

suami istri.

51,50 Biro Kesra

7 % RT yang penentuan jumlah

anak dilakukan secara

bersama oleh suami – istri

60,60 DP3AP2Kbdan

BKKBN

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

32

Ketahanan

fisik

8 % RT yang seluruh ART nya

makan makanan pokok dengan

lauk pauk nabati/hewani

minimal 14 kali dalam

seminggu.

26,22 Dinas Perdagangan dan

Dinas kelautan dan

perikanan

9 % balita dengan status gizi baik

berdasarkan kriteria BB dan

usia.

71,50 Dinkes dan Bappeda

1

0

% RT yang tidk terdapat KRT/

pasangan bukan penderita

penyakit kronik dan disabilitas.

84,13 Dinkes dan Biro Kesra

1

1

% RT yang KRT –nya memiliki

tempat tidur dan digunakan

minimal 3 orang.

70,57 Dinas perumahan dan

pemukiman dan Dinas

perumahan dan

pemukiman

Ketahanan

ekonomi

1

2

% RT kepemilikan bangunan

tempat tinggalnya milik sendiri.

87,85 Dinas perumahan dan

pemukiman

1

3

% RT yang rata-rata

pengeluaran perkapita per-bulan

minimal Rp. 500.000

87,85 DP3AP2KB, Dinas

Kop. UMKM, DKP,

Dinas Kelautan dan

perikanan, Dinas

pertanian dan

perkebunan, Dinas

Perdagangan, Dinas

peternakan dan keswan,

Dinas Perindustrian,

Dinas pemuda dan OR

1

4

RT kecukupan pendapatan

rumah tangga untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari.

47,73 DP3AP2KB, Disna-

kertrans, Dinas

peternakan dan

kesehatan hewan, Dinas

Kelautan dan perikanan

dan Dinas lingkungan

hidup dan kehutanan

1

5

% ART usia 7-8 tahun

bersekolah.

91,56 Dikbud

1

6

% RT yang ART usia 7-12

tahun tidak putus sekolah/TPS

15,89 Dikbud dan

DP3AP2KB

1

7

% RT yang mempunyai

tabungan/ simpanan berupa uang

49,83 Dinas Perdagangan

1

8

% RT yang seluruh ART

memiliki jaminan kesehatan

33,55 Dinkes

Ketahanan

sosial

psikologis

1

9

% RT dengan sikap KRT/

pasangan tidak membenarkan

tindakan suami memukul istri

dengan alasan apapun.

45,61 DP3AP2KB dan Dinsos

2

0

% RT yang KRT / pasangannya

tidak menggunakan kekerasan

dalam mendidik anak.

43,35 DP3AP2KB dan Dinsos

2 % RT menurut provinsi dan

keberadaan ART yang tidak

96,06 Biro Hukum

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

33

1 pernah menjadi korban tindak

pidana.

Ketahanan

sosial

budaya

2

2

% RT dengan keberadaan lansia

yang tinggal bersama ART lain.

86,62 Dinkes

2

3

% RT berpartisipasi dalam

kegiatan sosial kemasyarakatan

di lingkungan sekitar tempat

tinggal.

51,24 Dinas PUR, DPMPD

dan KCS dan Dinas

lingkungan hidup dan

kehutanan

2

4

% RT berpartisipasi dalam

kegiatan keagamaan di

lingkungan sekitar tempat

tinggal.

93,40 Biro Kesra

Total Nilai 65,00% Kategori rendah

Data BPS Pusat

Perhitungan nilai indikator ketahanan keluarga diperoleh dari penjumlahan secara

tertimbang terhadap setiap indikator. Nilai yang dijumlahkan adalah nilai setiap

indikator yang sudah ditimbang/dikalikan dengan bobot masing-masing indikator

dibagi jumlah bobot.

Nilai batas kelompok menurut skenario pengklasifikasian indikator kinerja yaitu

kategori sangat kurang dengan nilai kurang dari 61,16, kategori kurang dengan

nilai 61,16-65,76, kategori cukup dengan nilai 65,76-70,36, kategori tinggi dengan

nilai 70,36-74,96, dan ketegori sangat tinggi dengan nilai lebih dari 74,96%.

Kondisi ketahanan keluarga di 34 Provinsi di Indonesia terdiri dari 17 Provinsi

memiliki nilai diatas rata-rata nasional dan 23 provinsi pada kategori tinggi dan

sangat tinggi. Provinsi dengan kategori sangat tinggi yaitu Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY)dengan nilai 78,50, sedangkan kategori paling rendah

yaitu Provinsi Papua dengan nilai 57,00. Selanjutnya 2 Provinsi dengan kategori

rendah yaitu Provinsi NTB dengan nilai 65,00 dan NTT dengan nilai 62,50.

d. Sistem data gender dan anak

1) Belum semua data yang dibutuhkan pada OPD dapat diakomodir oleh BPS

2) Pada OPD sendiri belum mampu menyediakan data sesuai dengan

kebutuhan

e. Pemenuhan hak anak

1) Tingginya kasus putus sekolah

2) Masih terdapat anak dengan stunting

3) Sebagian anak belum mempunyai akte kelahiran

4) Kurangnya tempat-tempat layak anak

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

34

f. Perlindungan khusus anak

1) Tingginya kasus kekerasan terhadap anak

DATA KEKERASAN TERHADAP ANAK

NO KAB/KOTA 2015 2016 2017 2018 1 Lobar 71 40 0 9

2 Loteng 45 43 53 26

3 Lotim 104 135 0 34

4 Sumbawa 39 17 28 55

5 Dompu 91 97 35 52

6 Bima 37 20 25 73

7 KSB 45 22 48 21

8 LU 7 0 25 32

9 KBM 21 0 22 60

10 MTR 21 22 0 39

11 P2TP2A Prov. 60 0 128 0

12 RS Bhayangkara 0 0 55 0

NTB 541 412 419 439

Sumber, DP3AP2KB NTB

2) Tingginya kasus perkawinan anak perempuan

Anak yaitu usia mulai dalam kandungan sampai di bawah 18 tahun

NO KABUPATEN/KOTA

10-14 TH

(%)

15-17 TH

(%)

1 Lobar 2,43 23,96

2 Loteng 4,38 30,32

3 Lotim 2,19 29,81

4 Sumbawa 1,83 13,85

5 Dompu 1,63 12,39

6 Bima 0,66 13,63

7 KSB 2,67 17,95

8 KLU 1,63 22,23

9 Mataram 0,90 20,95

10 KTB 0,34 13,01

NTB 2,30 23,60

Data BPS NTB Tahun 2018

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

35

3) Masih ada perempuan dan anak penyandang disabilitas

Data Penyandang Disabilitas Tahun 2017

NO JENIS DISABALITAS JUMLAH

1 Kelainan Fisik 663

2 Kelainan Fisik dan Mental 235

3 Gangguan Penglihatan (Buta) 321

4 Gangguan Wicara 557

5 Gangguan Mental (Jiwa) 542

6 Lainnya 178

Jumlah 2.496

Data Dukcapil NTB 2017

2. Urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana

a. Pengendalian penduduk

1) Pertumbuhan penduduk

DATA PENDUDUKTAHUN 2015-2017 NO KABUPATEN/KOTA 2015 2016 2017

1 Lobar 654.892 665.132 675,222

2 Loteng 912.879 922.088 930,797

3 Lotim 1.164.018 1.173.781 1,183,204

4 Sumbawa 441.102 445.503 449,680

5 Dompu 238.386 241.888 245,387

6 Bima 468.682 473.890 478,967

7 KSB 133.391 137.072 140,890

8 LU 212.265 214.393 216,515

9 KBM 159.736 459.314 166,407

10 MTR 450.226 459.314 468,509

NTB 4.835.577 4.896.162 4,955,578

Sumber : NTB DALAM ANGKA (Penurunan jumlah penduduk yaitu 1,169 Jiwa)

2) Tingginya kasusperkawinan pertama yang berisiko bagi perempuan

DATA PERSENTASE USIA KAWIN PERTAMA PEREMPUAN

USIA 10-20 TH (USIA MUDA YANG BERISIKO)

NO KABUPATEN/

KOTA

2014

(10-19)

2015

(10-19)

2016

(10-19)

2017

(10-20)

2018

(10-20)

1 Lobar 51,98 38,37 51,11 63,74 67,57

2 Loteng 60,72 36,57 60,13 71,69 70,92

3 Lotim 62,81 40,80 61,17 72,58 71,19

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

36

4 Sumbawa 42,82 41,56 40,77 51,53 50,44

5 Dompu 39,83 28,23 44,48 54,12 52,18

6 Bima 32,49 23,60 36,82 51,87 49,58

7 KSB 40,66 30,07 33,57 47,54 50,49

8 KLU 53,94 22,86 51,18 65,41 63,58

9 Mataram 40,79 23,49 38,57 51,04 54,73

10 KTB 32,83 26,32 33,34 43,99 49,27

NTB 51,88 34,90 51,19 63,14 63,11

Sumber Data: BPS NTB 2017

RATA-RATA USIA KAWIN PERTAMA PEREMPUAN (USIA 10 TAHUN KEATAS)

NO KABUPATEN/

KOTA 2014 2015 2016 2017 2018

1 Lobar 19.83 20,02 20.24 20.15 19,80

2 Loteng 19.14 19,82 19.57 19.59 19,39

3 Lotim 19.12 19,82 19.14 19.41 19,49

4 Sumbawa 20.89 21,19 21.21 21.35 21,54

5 Dompu 20.72 20,79 20.75 20.83 21,13

6 Bima 21.28 21,19 21.23 21,11 21,50

7 KSB 20.90 21,03 21.39 22,02 21,28

8 KLU 19.81 20,33 20.25 20.27 20,26

9 Mataram 20.96 20,97 21.09 21.28 20,97

10 KTB 21.69 21,20 21.41 22,01 22,00

NTB 19.94 20,32 20.15 20.27 20,23

Data: NTB Dalam Angka, BPS NTB

b. Keluarga berencana

1) PUS menjadi akseptor KB

JUMLAH PUS DAN KB AKTIF (KBA) TAHUN 2017-2018

KAB/KOTA 2017 2018

PUS KBA %

Lobar 148,252 114,614 77,31

KLU 230,220 166,967 72,52

Loteng 279,694 194,530 69,56

Lotim 85,827 68,915 80,30

KSB 38,216 30,641 80,18

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

37

SBW 96,993 77,726 80,13

Dompu 72,960 56,275 77,13

Bima 29,003 24,356 83,96

KTB 23,532 810,866 79,29

MTR 45,475 57,638 126,74

NTB 1.050,172 810,311 77,16

Data: NTB Dalam Angka

2) PUS tidak terlayani KB

JUMLAH PUS TIDAK TERLAYANI KB TAHUN 2017-2018

KABUPATEN/

KOTA

2017 2018

PUS KBA % PUS KBA %

Lobar 148,252 15.276 10,30

KLU 230,220 6.752 14,85

Loteng 279,694 33.250 14,44

Lotim 85,827 45.709 16,34

KSB 38,216 2.221 9,44

SBW 96,993 9.291 10.83

Dompu 72,960 3.688 9.65

Bima 29,003 8.461 8,72

KTB 23,532 2.489 8,58

MTR 45,475 7.967 10,92

NTB 1.050,172 135.104 12,86

Data: NTB Dalam Angka

c. Keluarga sejahtera

Pelaksanaan keluarga sejahtera yaitupenguatan keluarga melalui kelompok bina

keluarga balita (BKB) bina keluarga lansia (BKL) dan bina keluarga remaja

(BKR). Orientasi kegiatan meliputitumbuh kembang anak yaitu dengan memantau

status gizi anak dan anggota bina keluarga untuk mendukung pelaksanaan program

keluarga berencana.

B. Isu-isu Strategis

1. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

a. Rendahnya kualitas hidup perempuan

b. Meningkatnyakasus kekerasan terhadap perempuan

c. Meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

38

2. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana

a. Lambannya penurunanjumlah penduduk

b. Tingginya kasus perkawinan pertama perempuan

c. Rendahnya peserta KB aktif

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

39

BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN

Visi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2019-2023 yaitu “Membangun NTB

yang gemilang” dan terdiri dari 6 (enam) misi yaitu:

1. NTB tangguh dan mantap

Melalui penguatan mitigasi bencana dan pengembangan infrastruktur serta kontivitas

wilayah

2. NTB bersih dan melayani

Melalui tranformasi birokrasi yang berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dari KKN dan

berdedikasi.

3. NTB sehat dan cerdas.

Melalui peningkatan kualitas SDM sebagai fondasi daya saing daerah.

4. NTB asri dan lestari

Melalui pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan

5. NTB sejahtera dan mandiri

Melalui penanggulangan kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan pertumbuhan

ekonomi inklusif bertumpu pada pertanian, pariwisata dan industrilisasi.

6. Misi 6 yaitu NTB aman dan berkah

Melalui perwujudan masyarakat madani yang beriman, berkarakter dan penegakan

hukum yang berkeadilan.

Dari 6 (enam) misi tersebut terdapat 3 (tiga) misi yang sesuai dengan tugas dan

wewenang DP3AP2KB Provinsi NTB. Berikut ini menguraikan tujuan dan sasaran

seperti pada tabel 6.1 berikut:

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

40

TABEL 6.1

TUJUAN DAN SASARAN DP3AP2KB PROVINSI NTB TAHUN 2019-2023

MISI RPJMD TUJUAN INDIKATOR

TUJUAN

SASARAN INDIKATOR

SASARAN

INDIKATOR PROGRAM PROGRAM

Misi 3 yaitu NTB

sehat dan cerdas.

Melalui peningkatan

kualitas SDM sebagai

fondasi daya saing

daerah

Meningkatnya

kualitas

keluarga

bahagia dan

sejahtera

Rata-rata usia

kawin pertama

perempuan

Terwujudnya

pendewasaan usia

perkawinan (PUP)

Persentase perka-

winan perempuan

berisiko

Cakupan remaja yang

memiliki wawasan tentang

kespro

Kesehatan reproduksi

remaja

Cakupan PIK-R yang aktif Pengembangan pusat

pelayanan informasi dan

konseling KRR

Rata-rata

jumlah anak

per- keluarga

Terwujudnya

penggunaan

metode keluarga

berencana

Persentase

akseptor KB

Cakupan PUS yang ingin

ber-KB tidak terpenuhi

(Unmet need)

Keluarga berencana

Persentase peserta KB

mandiri

Pembinaan peran serta

masyarakat dalam

pelayanan KB/KR yang

mandiri Cakupan BKR, BKL dan

BKB ber-KB

Promosi kesehatan ibu,

bayi dan anak melalui

kelompok kegiatan

dimayarakat

Persentase Tenaga PLKB

/PKB yang berwawasan

tribina

Penyiapan tenaga

pendamping kelompok

bina keluarga

Terwujudnya

pemenuhan hak-

hak anak

Persentase anak

yang mendapat-

kan hak-haknya.

Persentase siswa tidak

menggunakan narkoba,

HIV/ AIDS dan PMS

Peningkatan penang-

gulangan narkoba, PMS

termasuk HIV/ AIDS

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

41

Cakupan anggota BKB

menggunakan KKA

Pengembangan model

operasional BKB-

Posyandu-PAUD

Misi 6 yaitu NTB

aman dan berkah.

Melalui perwujudan

masyarakat madani

yang beriman,

berkarakter dan

penegakan hukum

yang berkeadilan

Meningkatnya

kualitas

perlindungan

perempuan dan

anak

Ratio

perempuan

dan anak

korban

kekerasan

terhadap

jumlah

penduduk

Tertanganinya

perempuan dan

anak akibat tindak

kekerasan

Persentase

perempuan dan

anak korban

kekerasan

Cakupanpendamping

korban yang mem

iliki pengetahuan dan

ketrampilan tentang pena-

nganan kasus kekerasan

Peningkatan kualitas

hidup dan perlindungan

perempuan/anak

Cakupan unit pelayanan

kekerasan perempuan dan

anak

Penguatan kelembagaan

pengarusutamaan gender

dan anak (16)

Persentase Kab/Kota yang

memiliki peraturan

perundang-undangan yang

mendukung PUG dan

PUHA

Penguatan kelembagaan

pengarusutamaan gender

dan anak (19)

Meningkatnya

partisipasi

perempuan

dalam bidang

politik, ekonomi

dan

Indeks

pemberdayaan

gender (IDG)

Terbinanya

perempuan dalam

mengelola usaha

Persentase

perempuan

kelompok sasaran

yang bekerja

Cakupan perempuan yang

memiliki wawasan dan

keterampilan tentang

manajemen usaha

Peningkatan peran serta

dan kesetaraan gender

dalam pembangunan

Terdidiknya

perempuan

Persentase partisi-

pasi perempuan

Cakupan perempuan yang

memiliki wawasan tentang

Peningkatan peran serta

dan kesetaraan gender

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

42

pengambilan

keputusan

tentang urusan

pemerintahan

pada lembaga

pemerintahan

urusan pemerintah dalam pembangunan

Persentase OPD yang

mengintegrasikan PPRG

Program keserasian

kebijakan peningkatan

kualitas anak dan

perempuan

Cakupan Pelayanan

Administrasi Perkantoran

Pelayanan Administrasi

Perkantoran

Cakupan Ketersediaan dan

Kelayakan Sarana

Prasarana Aparatur

Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

Cakupan Pembinaan

Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

Peningkatan kapasitas

Sumber Daya Aparatur

Dokumen Pelaporan Peningkatan penge-

mbangan sistem pelaporan

capaian kinerja dan

keuangan

Manajemen Aset Peningkatn kapasitas

pengelolaan keuangan

daerah

Sasaran dan tujuan

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

43

BAB V

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Untuk mencapai tujuan dan sasaran diperlukan penetapan arah kebijakan dan untuk

mendukung dalam melaksanakan arah kebijakan tersebut diperlukan strategi. Arah

kebijakan dan strategiadalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan kualitas pengendalian penduduk, dengan strategi adalah sebagai

berikut:

a. Sinkronisasi pengendalian kuatitas penduduk antara Pemerintah dengan

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

b. Penguatan dalam rangka pemberdayaan organisasi kemasyarakatan dalam

pengelolaan pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-KB

c. Penguatan kelompok dialog warga di masyarakat dalam mencegah perkawinan

usia muda.

d. Meningkatnya kualitas kesehatan reproduksi bagi remaja usia 10-20 Tahun

e. Meningkatnya kualitas pelayanan kontrasepsi terhadap pasangan usia subur

(PUS)

f. Penguatan sistem data dan informasi, mencakup data pertumbuhan penduduk,

perkawinan usia muda dan keluarga berencana (PUS) Peseta KB aktif dan PUS

tidak terlayani (Unmet Need) KB)

2. Meningkatkan kualitas pemberdayaan perempuan, dengan strategi adalah sebagai

berikut:

a. Penguatan lembaga penyedia layanan pemberdayaan perempuan

b. Percepatan perangkat daerah untuk mengintegrasikan PPRG dalam perencanaan

c. Penguatan partai politik sehingga perempuan berpatisipasi dalam parlemen

d. Meningkatnya kualitas ekonomi perempuan

e. Meningkatnya kuantitas dan kualitas perempuan dalam pengambilan keputusan

3. Meningkatkan kualitas perlindungan perempuan dan anak, dengan strategi adalah

sebagai berikut:

a. Penguatan lembaga penyedia layanan bagi perempuan dan anak yang

memerlukan perlindungan khusus

b. Penguatan gerakan masyarakat anti kekerasan (Germak) terhadap perempuan

dan anak.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

44

c. Peningkatan kualitas pelayanan kekerasan terhadap perempuan dan anak

termasuk tindak pidana perdagangan orang (TPPO), dengan penekanan pada

upaya pencegahan, penanganan, rehabilitasi sosial, reintegrasi dan pemulangan

korban kekerasan.

d. Penguatan sistem data dan informasi, mencakup data kekerasan perempuan dan

anak antara lain jenis kekerasan, tempat kejadian dan jenis penanganannya

4. Meningkatkan kualitas pemenuhan hak anak, dengan strategi adalah sebagai berikut:

a. PerwujudanProvinsi layak anak, mencakup penguatan layanan ramah anak.,

akses dasar bagi seluruh anak., penguatan jejaring media massa, dunia usaha dan

lembaga masyarakat dalam upaya pemenuhan hak anak., peningkatan partisipasi

anak dalam pembangunan., peningkatan hak kesehatan reproduksi,

b. Penguatan sistem data dan informasi, mencakup data pemenuhan hak-hak anak

c. Optimalisasi fungsi pengawasan terhadap pemenuhan hak anak

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

45

BAB VI

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

A. Rencana Program/Kegiatan dan pendanaan

Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang

dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah dalam rangka kerja sama

dengan masyarakat guna mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Agar tujuan

dan sasaran dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan, maka berdasarkan arah

kebijakan dan kebijakan umum DP3AP2KB Provinsi NTB sehinggaditetapkan

Program/kegiatan yang didukung oleh pendanaan/pagu yang bersifat indikatif.

Rencana program, kegiatan, indikator kinerja dan kelompok sasaran tahun 2019-

2023 di bagi tigayang tertuang pada rencana strategis DP3AP2KB Provinsi NTB

adalah sebagai berikut.

TABEL 6.1

RENCANA PROGRAM/KEGIATANDAN PENDANAAN

TAHUN 2019-2023

NO PROGRAM DAN

KEGIATAN TAHUN

2019 2020 2021 2022 2023 I BTL + BL 14.047.160.726 14.047.160.726 29.861.658.952 29.861.658.9

52

29.861.658.9

52

II Belanja Tidak Langsung

(BTL)

5.230.700.000 5.230.700.000 5.230.700.000 5.230.700.000 5.230.700.000

III Belanja Langsung (BL) 8.816.460.726 9.867.500.000 14.343.838.226 14.343.838.226 14.343.838.226

A Pemberdayaan

perempuan dan

perlindungan anak

5.094.920.726 7.613.500.000 10.287.120.726 10.307.120.726 10.307.120.726

1 Program keserasian

kebijakan peningkatan

kualiats anak dan

perempuan

204.104.000 206.000.000 363.717.000 363.717.000 363.717.000

a Penguatan Kelembagaan

PUG:

Bimtek Penguatan

Kelembagaan PUG dalam

peningkatan kapasitas

PPRG berbasis Gap GBS

69.469.000 69.469.000 173.672.000 175.000.000 180.000.000

b Bimtek Penguatan

Kelembagaan PUG dalam

peningkatan kapasitas

PPRG berbasis Gap GBS

79.225.000 79.225.000 79.225.000 80.000.000 82.000.000

c Bimtek Penguatan

Kelembagaan PUG dalam

peningkatan kapasitas

PPRG berbasis Gap GBS

55.410.000 55.410.000 110.820.000 110.820.000 110.820.000

2 Program penguatan

kelembagaan PUG dan

anak (16)

777.967226 777.967.226 1.006.392.226 180.000.000 180.000.000

a Sosialisai dan KIE 180.000.000 180.000.000 1.006.392.226 1.100.00.000 1.110.000.000

b Advokasi percepatan KLA 51.575.000 51.575.000 420.000.000 430.000.000 440.000.000

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

46

di 6 Kab/Kota bagi 20

OPD dan 10 LSM

pemehati anak

c Pertemuan forum anak

Kab/Kota tingkat Provinsi

182.130.742 182.130.742 40.000.000 42.000.000 45.000.000

d Pembekalan forum anak

prov. NTB untuk forum

anak nasional

182.130.742 182.130.742 182.130.742 185.000.000 188.000.000

e Hari anak nasional tingkat

provinsi

182.130.742 182.130.742 182.130.742 187.000.000 188.000.000

3 Upaya peningkatan

kualiats hidup dan

perlindungan

perempuan.

1.108.955.500 1.108.955.500 4.537.843.500 4.537.843.5

00 4.537.843.5

00

a Fasilitasi pembentukan

desa percontohan Three

Ends

141.117.500 141.117.500 705.587.500 720.000.000 750.000.000

b Pelatihan satgas TPPO 327.450.000 327.450.000 1.637.250.000 1.650.000.0

00

1.700.000.0

00

c Pelatihan kapasitas

pengasuhan anak pada

pusat pembe-lajaran

keluarga (PUSPAGA) di

Mtr

65.428.000 65.428.000 327.140.000 350.000.000 400.000.000

d Pelatihan manajemen

penanganan kasus di

Mataram

69.600.000 69.600.000 348.000.000 380.000.000 400.000.000

e Pelatihan bagi edukator

sekolah perempuan di

MTR

109.000.000 109.000.000 545.000.000 550.000.000 600.000.000

f Peningkatan kapasitas

(bimtek) tentang PATBM

220.700.000 220.700.000 662.100.000 680.000.000 700.000.000

g Sosialisasi upaya

perlindungan anak di

sekolah

115.660.000 115.660.000 192.766.000 200.000.000 220.000.000

h Perlindungan perempuan

dan anak dengan

disabilitas

0 250.000.000 300.000.000 350.000.000 400.000.000

i Perlindungan perempuan

dan anak dengan

HIV/AIDS

0 200.000.000 250.000.000 300.000.000 350.000.000

j Perlindungan perempuan

dan anak korban bencana

0 300.000.000 350.000.000 400.000.000 450.000.000

k Perlindungan perempuan

hamil dan anak dengan

stunting

0 0 220.000.000 250.000.000 270.000.000

l Falidasi data kekerasan

perempuan dan anak

60.000.000 60.000.000 120.000.000 130.000.000 140.000.000

4 Program peningkatan

peran serta dan kesetaraan

gender dalam

pembangunan

2,639.894.000 2,639.894.000 3,458.168.000

3,978.168.00

0

3,978.168.00

0

a Bimbingan manajemen

usaha bagi perempuan

2,268.000.000 2,268.000.000 2,786.000.000 3,350.000.00

0

3,800.000.00

0

b Bimbingan keterampilan

bagi remaja dalam

menunjang PUP

0 0 800.000.000 900.000.000 1.000.000.00

0

b Pertemuan koordinasi 82.165.000 82.165.000 164.330.000 165.000.000 166.000.000

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

47

c Pelatihan Enumerator 88.215.000 88.215.000 176.430.000 177.000.000 179.000.000

d Penentuan Index

Ketahanan Keluarga

31.915.000 31.915.000 63.830.000 64.000.000 65.000.000

e Rencana Aksi bagi OPD

Pokja PUG

60.315.000 60.315.000 60.284.000 61.000.000 62.000.000

f Monev 19.284.000 19.284.000 19.284.000 19.500.000 20.00.000

g Temu Renaksi PUSPA

Daerah (Bagi Ngo Peduli

Peningkatan peran serta

Perempuan dalam Dunia

Usaha)

90.000.000 90.000.000 180.000.000 182.000.000 185.000.000

5 Program penguatan

kelembagaan PUG dan

anak (19)

265.000.000 450.000.000 476.000.000 526.000.000 531.000.000

a Workshop peningkatan

peran serta perempuan

dalam pengambilan

keputusan

0 120.000.000 125.000.000 130.000.000 135.000.000

b Pemberdayaan lembaga

perempuan yang

berbasis gander

0 120.000.000 125.000.000 125.000.000 125.000.000

c Rakor perencanaan bagi

petugas Kab/Kota Se-NTB

255.000.000 255.000.000 260.000.000 260.000.000 260.000.000

d DESK perencanaan dan

anggaran tahun 2021-2022

bagi petugas perencanaan

lingkup DP3AP2KB NTB

10.000.000 10.000.000 11.000.000 11.000.000 11.000.000

6 Program pelayanan

Administrasi Perkantoran

927.500.000 927.500.000 927.500.000 927.500.000 927.500.000

a Penyediaan jasa surat

menyurat

1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000

b Penyediaan jasa komuni

kasi, dan listrik

94.000.000 94.000.000 94.000.000 94.000.000 94.000.000

c Penyediaan jasa

administrasi keuangan

83.000.000 83.000.000 83.000.000 83.000.000 83.000.000

d Penyediaan jasa

kebersihan kantor

275.000.000 275.000.000 275.000.000 275.000.000 275.000.000

e Penyediaan barang cetakan 22.000.000 22.000.000 22.000.000 22.000.000 22.000.000

f Penyediaan peralatan,

perlengkapan kantor.

214.000.000 214.000.000 214.000.000 214.000.000 214.000.000

g Penyediaan bahan bacaan

dan peraturan

perundangan.

17.000.000 17.000.000 17.000.000 17.000.000 17.000.000

h Penyediaan makan

minuman

21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000 21.000.000

i Rapat koordinasi dan

konsultasi luar daerah

80.000.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000

j Rapat koordinasi dalam

daerah

80.000.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000

k Penyediaan jasa

administrasi dan teknik

perkantoran

40.000.000 40.000.000 40.000.000 40.000.000 40.000.000

7 Program peningkatan

sarpras aparatur

390.000.000 390.000.000 390.000.000 390.000.000 390.000.000

a Pemeliharaan rutin gedung

kantor

160.000.000 160.000.000 160.000.000 160.000.000 160.000.000

b Pemeliharaan rutin/berkala

kendaraan dinas.

150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

48

c Pemeliharaan rutin

peralatan dan

perlengkapan kantor.

80.000.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000

8 Program peningkatan

kapasitas SDA

31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000

a Pembinaan mental dan

fisik aparatur

31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000

10 Program peningkatan

pengembangnan sistem

pelaporan capaian kinerja

dan keuangan.

364.000.000 129.000.000 152.000.000 421.000.000 152.000.000

c Penyusunan LKjIP 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000

d DESK PK, RKT, Renaksi,

Cascading dan BSC tahun

2020

7.000.000 7.000.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000

e Penyusunan Renstra dan

Renja (DPA/DPPA)

54.000.000 54.000.000 73.000.000 73.000.000 73.000.000

f DESK DPA Tahun 2020 7.000.000 7.000.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000

g DESK DPPA Tahun 2020 7.000.000 7.000.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000

h Penyusunan laporan

tahunan

18.000.000 18.000.000 18.500.000 18.500.000 18.500.000

i Penyusunan Lap.

Keuangan

18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000

11 Program peningkatan

kapasitas pengelolaan

Keuangan daerah

23.000.000 23.000.000 23.000.000 23.000.000 23.000.000

a Peningkatan manajemen

asset daerah

23.000.000 23.000.000 23.000.000 23.000.000 23.000.000

B Pengendalian Penduduk

dan KB

700.000.000 2.504.000.000 3.184.717.000 3.800.000.0

00 3.800.000.0

00 1 Program keluarga

berencana (KB)

350.000.000 350.000.000 480.000.000 320.000.000 320.000.000

a Pemasangan KB gratis

bagi PUS yang berisiko

350.000.000 350.000.000 480.000.000 480.000.000 480.000.000

2 Program Kesehatan

reproduksi remaja

486.000.000 636.000.000 939.096.000 2.685.000.0

00

2.685.000.0

00

a Advokasi dan KIE tentang

kesehatan reproduksi

remaja

150.000.000 150.000.000 440.000.000 440.000.000 450.000.000

b Pengembangan metode

pada beberapa kelompok

masyarakat

236.000.000 237.000.000 180.000.000 180.000.000 190.000.000

c Perkawinan usia ideal

bagi perempuan (21

Tahun)

0 250.000.000 300.000.000 350.000.000 400.000.000

3 Program pembinaan peran

serta masyarakat dalam

pelayanan KB/KR yang

mandiri

355.000.000 354.610.000 390.071.000 390.000.000 390.000.000

a Fasilitasi kelompok

masyarakat peduli KB

355.000.000 356.000.000 390.000.000 390.000.000 390.000.000

4 Program promosi

kesehatan ibu, bayi dana

anak melalui kelompok

kegiatan di masyarakat

199.000.000 198.300.000 220.000.000 199.000.000 199.000.000

a Bimtek pola asuh dalam

keluarga

179.000.000 178.300.000 200.000.000 220.000.000 220.000.000

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

49

b Konsultasi ke Pusat

tentang BKB HI

20.000.000 20.000.000 20.000.000 200.000.000 200.000.000

5 Program Pengembangan

pusat pelayanan informasi

dan konseling KRR

199.700.000 199.700.000 220.000.000 259.396.500 259.396.500

a Penguatan pusat informasi

dan konseling remaja

179.700.000 179.700.000 200.000.000 220.000.000 220.000.000

b Konsultasi ke pusat

tentang PIK-R

20.000.000 20.000.000 20.000.000 200.000.000 200.000.000

6 Program peningkatan

penanggulangan narkoba,

HIV/AIDS dan PMS

155.715.000 155.715.000 170.000.000 375.000.000 375.000.000

a Advokasi perlindungan

anak dari bahaya penyalah-

gunaan narkoba,

HIV/AIDS dan PMS di

sekolah

135.715.000 135.715.000 150.000.000 170.000.000 170.000.000

b Konsltasi ke pusat seksi

PASKD

20.000.000 20.000.000 20.000.000 195.000.000 195.000.000

7 Program penyiapan tenaga

pendamping kelompok

bina keluarga

94.650.000 94.650.000 150.000.000 20.000.000 20.000.000

a Bimtek tenaga pen-

damping kelompok bina

keluarga di kecamatan

94.650.000 94.650.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000

8 Program pengembangan

model operasional BKB-

Posyandu-PAUD

513.800.000 513.800.000 515.000.000 524.000.000 524.000.000

a Bimtek pengembangan

BKB HI

182.000.000 182.000.000 250.500.000 250.500.000 250.500.000

b Konsultasi ke pusat 20.000.000 20.000.000 20.000.000 250.000.000 250.000.000

c Pembekalan tentang pola

asuh anak dan remaja bagi

penyuluh

311.800.000 311.800.000 23.500.000 23.500.000 23.500.000

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

50

BAB VII

KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

DP3AP2KB TAHUN 2018-2023

Kinerja adalah capaian dari output, outcome dan impact dari kegiatan/program/sasaran

sehubungan dengan penggunaan sumber daya pembangunan. Pada bab ini menguraikan

ukuran yang digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil yang telah dicapai

berupa tujuan dan sasaran strategis. Dari 29 indikator kinerja tujuan, sasaran dan

program di tetapkan 1 indikator yaitu indeks pemberdayaan gender (IDG) sebagai

indikator kinerja utama (IKU), berikut ini menyajikan kinerja seperti pada tabel7.1

berikut ini.

TABEL 7.1

INDIKATOR KINERJA DP3AP2KB PROVINSI NTB TAHUN 2019-2023

Indikator Kinerja

JENIS

INDIKATOR

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TERGET KINERJA

2019 2020 2021 2022 2023

Indikator

Tujuan 1 Rata-rata usia kawin

pertama perempuan

Tahun 20,42 20,57 20,72 20,87 21,00

2 Rata-rata jumlah anak

per-keluarga

Orang 2,20 2,15 2,10 2,05 2,00

3 Ratio perempuan dan

anak korban kekerasan

terhadap jumlah

penduduk

% 36,26 35,98 35,69 35,40 35,12

4 Indeks pemberdayaan

gender (IDG)

% 55,81 57,81 59,81 61,16 61,40

Indikator

Sasaran 5 Persentase perkawinan

perempuan berisiko

% 63,10 63,05 63,00 62,95 62,90

6 Persentase akseptor KB % 0 82,38 84,03 85,71 87,42

7 Persentase anak yang

mendapatkan hak-haknya.

% 10,00

12,00 14,00 16,00 18,00

8 Persentase perempuan dan

anak korban kekerasan

% 56,74 62,41 68,65 75,52 83,07

9 Persentase perempuan

kelompok sasaran yang

bekerja

% 0,086 0,110 0,135 0,159 0,183

10 Persentase partisipasi

perempuan di lembaga

pemerintahan

% 0 0,45 0,50 0,55 0,60

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

51

Indikator

Program

11 Cakupan remaja yang

memiliki wawasan

tentang kesehatan

reproduksi

Orang 1000 1200 1400 1600 2000

12 Cakupan PIK-R yang

aktif

% 1,89 1,89 1,89 1,89 1,89

13 Cakupan PUS yang ingin

ber-KB tidak terpenuhi

(Unmet need)

% 12,60 12,50 12,40 12,30 12,20

14 Persentase peserta KB

mandiri

% 0 21,83 22,78 23,73 24,83

15 Cakupan BKR, BKL dan

BKB ber-KB

% 66,92 67,87 68,67 69,92 71,42

16 Persentase tenaga PLKB

/PKB berwawasan tribina

% 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80

17 Persentase siswa tidak

menggunakan narkoba,

tidak menderita PMS dan

HIV/ AIDS

% 0 1,37 1,34 1,30 1,25

18 Cakupan anggota BKB

menggunakan KKA

% 0 19,20 20,00 20,70 21,50

19 Cakupan pendamping

korban yang memiliki

pengetahuan dan

ketrampilan tentang

penanganan kasus

kekerasan

Orang 0 30 40 50 60

20 Cakupan unit pelayanan

kekerasan perempuan dan

anak

% 75,00 80,00 85,00 90,00 100,00

21 Persentase Kab/Kota yang

memiliki peraturan

perundang - undangan

yang mendukung PUG

dan PUHA

% 50,00 60,00 70,00 80,00 100

22 Cakupan perempuan yang

memiliki wawasan dan

keterampilan tentang

manajemen usaha

(Sasaran 223.107 orang)

Orang 212 266 322 375 429

23 Cakupan perempuan yang

memiliki wawasan

tentang urusan pemerintah

Orang 0 30 35 40 45

24 Persentase OPD yang

menitegrasikan PPRG

% 51,11 62,22 75,56 88,88 100

25 Cakupan Pelayanan

Administrasi Perkantoran % 100 100 100 100 100

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

52

26 Cakupan Ketersediaan

dan Kelayakan Sarana

Prasarana Aparatur

% 100 100 100 100 100

27 Cakupan Pembinaan

Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

100 100 100 100 100 100

28 Dokumen Pelaporan Dok 6 6 6 6 6

29 Manajemen Aset Dok 1 1 1 1 1

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

53

BAB VIII

PENUTUP

Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengenalian

Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB Provinsi NTB tahun 2019 –

2023merupakan intisari dari terjemahan fungsi dinas yaitu:

a. Penjabaran dari visi dan misi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan

Keluarga Berencana Provinsi NTBdalam rangka pencapaian sasaran pembangunan

pemberdayaan perempuan perlindungan anak dan keluarga berencana.

b. Panduan bagi setiap bidang diBadan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi NTBdalam mengukur

akuntabilitas dari kinerja yang telah dilakukan sehingga seluruh pemangku kepentingan

dapat menilai tingkat keberhasilan pembangunan pemberdayaan perempuan perlindungan

anak pengendalian penduduk dan keluarga berencana dengan baik.

Untuk maksud tersebut di atas, perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan rencana strategis

sebagai berikut:

1. Renstra DP3AP2KB Provinsi NTB Tahun 2019 - 2023 menjadi acuan dan pedoman bagi

pelaksanaan kegiatan di seluruh bidang baik dalam menyusun kebijakan, fasilitasi

pelaksanaan kebijakan, pemantauan dan evaluasi;

2. Dalam pelaksanaan Renstra DP3AP2KB Provinsi NTB selalu mengupayakan

keterpaduan, sinkronisasi dan harmonisasi dalam pencapaian setiap output dan outcome

kinerja DP3AP2KB antar bidang;

3. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan Renstra DP3APPKB Provinsi NTB harus

memperhatikan nilai-nilai: Kesetaraan Gender, Perlindungan Perempuan dan Anak serta

keluarga berencana;

4. Masyarakat luas, lembaga masyarakat, dunia usaha, dan masyarakat akademisi, dan

instansi terkait berperan serta seluas-luasnya dalam pelaksanaan rencana aksi dari

dokumen Renstra DP3AP2KB Provinsi NTB.

5. Apabila terdapat perubahan strategis dan dinamika pembangunan yang belum

diakomodasikan dalam pelaksanaan Renstra DP3AP2KB tahun 2019-2023 dapat

dilakukan revisi/perbaikan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) bidang

Pembangunan Pemberdayaan perempuan Perlindungan anak dan keluarga berencana;

6. Secara berkala pada setiap akhir tahun, setiap Bidang wajib melakukan evaluasi

pelaksanaan kegiatan yang meliputi evaluasi terhadap output, outcome maupun dampak

terhadap pencapaian sasaran kegiatan.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

54

Untuk menjaga efektivitas pelaksanaan program, setiap Bidang wajib melakukan pemantauan

pelaksanaan kegiatan, tindakan koreksi yang diperlukan dan pemantauan secara berkala 3

(tiga) bulanan dalam bentuk laporan tertulis kepada Kepala Dinas.

Renstra 2019-2023, Revisi

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 2020. 9. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna

55